PROFESI KEPENDIDIKAN
DISUSUN OLEH:
DINO ALFINDO
ALBERT NOVELIS
LOLA MONICA
PENI ASTIANAWATI
TRIA JULIYANTI
FAKULTAS TEKNIK
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi
pendidikan dalam profesi keguruan.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang.Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun Kelompok 4
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...................................................................................................1
C. TUJUAN PENELITIAN....................................................................................................2
D. MANFAAT PENELITIAN................................................................................................2
G. HIPOTESIS PENELITIAN.............................................................................................13
A. JENIS PENELITIAN....................................................................................................14
B. LANGKAH PELAKSANAAN....................................................................................14
A. HASIL PENELITIAN..................................................................................................17
B. DESKRIPSI DATA..........................................................................................................17
C. PEMBAHASAN...........................................................................................................22
A. KESIMPULAN............................................................................................................23
2
B. SARAN........................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................24
3
BAB I
PENDAHULUAN
1
B. RUMUSAN MASALAH
Bedasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian
sebagai berikut : Bagaimanakinerja tenaga pendidik sekolah di SMK NEGERI 2 MEDAN
melalui para dewan guru ? yang meliputi:
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jawaban atas
pertanyaan Bagaimana kinerja tenaga pendidik di SMK NEGERI 2 MEDAN melalui para
dewan guru ?
D. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Dewan guru di sekolah dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang sesuai dan
tepat juga dengan keefektifan di lingkungan sekolah
2. Dewan guru mengetahui keluh kesah yang dihadapi oleh santri-santri dan juga mengubah
hal yang belum sesuai dengan lingkungan sekolah
b. Untuk penulis
1. Memenuhi tugas (tanggung jawab) dan mendapatkan nilai terhadapat tugas yang telah
dibuat ini
2. Menambah wawasan dalam mengerjakan laporan ini
3. Menjadi pengalaman untuk obeservasi selanjutnya
2
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN
Husnul Chotimah (2008) Guru dalam pegertian sederhana adalah orang yang
memfasilitasi proses peralihan ilmu pengetahuan dari sumber belajar ke peserta didik.
Dri Atmaka (2004: 17) pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab
memberikan pertolongan kepada anak didik dalam perkembangan baik jasmani maupun
rohaninya.Agar tercapai tingkat kedewasaan mampu berdiri sendiri memenuhi tugasnya
sebagai mahluk Tuhan, mahluk sosial dan mahluk individu yang mandiri.
E. Mulyasa (2003: 53) pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi
sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1993: 288) guru adalah orang yang pekerjaannya,
mata pencahariannya, dan profesinya mengajar.
Drs. Moh. Uzer Usman (1996: 15) guru adalah setiap orang yang bertugas dan
berwenang dalam dunia pendidikan dan pengajaran pada lembaga pendidikan
formal. Guru sekolah dasar adalah guru yang mengajar dan mengelola administrasi di sekolah
3
itu. Untuk melaksanakan tugasnya prinsip-prinsip tentang tingkah laku yang diinginkan dan
diharapkan dari semua situasi pendidikan adalah berjiwa Pancasila.Berilmu pengetahuan dan
keterampilan dalam menyampaikan serta dapat dipertanggungjawabkan secara didaktis dan
metodis. Sebagai profesi, gurumemenuhi ciri atau karakteristik yang melekat pada guru,
yaitu:
1. Memiliki fungsi dan signifikasi sosial bagi masyarakat, dirasakan manfaatnya bagi
masyarakat.
2. Menurut ketrampilan tertentu yang diperoleh melalui proses pendidikan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
3. Memiliki kompetensi yang didukung oleh suatu disiplin ilmu tertentu (a sytenatic bady of
knowledge).
4. Memiliki kode etik yang dijadikan sebagai satu pedoman perilaku anggota beserta saksi
yang jelas dan tegas terhadap pelanggaran kode eti tersebut.
5. Sebagai konsekwensi dari layanan dan prestasi yang diberikan kepada masyarakat, maka
anggota profesi secara perorangan atau kelompok berhak memperoleh imbalan finansial
atau material.
Dengan mengingat hal tersebut, maka jelas bahwa upaya-upaya untuk terus
mengembangkan profesi pendidik (Guru) menjadi suatu syarat mutlak bagi kemajuan suatu
bangsa, meningkatnya kualitas pendidik akan mendorong pada peningkatan kualitas
pendidikan baik proses maupun hasilnya.
4
perlindungan hukum dengan standard tertentu yang diharapkan dapat mendorong
pengembangan profesi pendidik.
Perlindungan hukum memang diperlukan terutama secara sosial agar civil effect dari
profesi pendidik mendapat pengakuan yang memadai, namun hal itu tidak serta-merta
menjamin berkembangnya profesi pendidik secara individu, sebab dalam konteks individu
justru kemampuan untuk mengembangkan diri sendiri menjadi hal yang paling utama yang
dapat memperkuat profesi pendidik. Oleh karena itu upaya untuk terus memberdayakannya
merupakan suatu keharusan agar kemampuan pengembangan diri para pendidik makin
meningkat.
Perlindungan hukum penting dalam menciptakan kondisi dasar bagi penguatan profesi
pendidik, namun tidak dapat menjadikan substansi pengembangan profesi pendidik
otomatis terjadi
Perlindungan hukum dapat memberikan kekuasan legal (legal power) pada pendidik,
namun akan sulit menumbuhkan profesi pendidik dalam pelaksanaan peran dan tugasnya
di bidang pendidikan
Pengembangan diri sendiri dapat menjadikan profesi pendidik sadar dan terus
memberdayakan diri sendiri dalam meningkatkan kemampuan berkaitan dengan peran dan
tugasnya di bidang pendidikan
Pengembangan diri sendiri dapat memberikan kekuasaan keahlian (expert power) pada
pendidik, sehingga dapat menjadikan pendidik sebagai profesi yang kuat dan penting
dalam proses pendidikan bangsa.
Oleh karena itu, pendidik mesti terus berupaya untuk mengembangkan diri sendiri
agar dalam menjalankan peran dan tugasnya dapat memberikan kontribusi yang signifikan
dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bagi kepentingan pembangunan
bangsa yang maju dan bermoral sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
5
menghalangi upaya pengembangan tenaga pendidik.Dalam hubungan ini, faktor birokrasi,
khususnya birokrasi pendidikan sering kurang/tidak mendukung bagi terciptanya suasana
yang kondusif untuk pengembangan profesi tenaga pendidik.
Dengan mengingat hal tersebut, maka diperlukan strategi yang tepat dalam upaya
menciptakan iklim kondusif bagi pengembangan profesi tenaga pendidik, situasi kondusif ini
jelas amat diperlukan oleh tenaga pendidik untuk dapat mengembangkan diri sendiri kearah
profesionilisme pendidik. Dalam hal ini, terdapat beberapa strategi yang bisa dilakukan untuk
menciptakan situasi yang kondusif bagi pengembangan profesi pendidik, yaitu :
Strategi perubahan paradigma. Strategi ini dimulai dengan mengubah paradigma birokasi
agar menjadi mampu mengembangkan diri sendiri sebagai institusi yang berorientasi
pelayanan, bukan dilayani.
Strategi debirokratisasi. Strategi ini dimaksudkan untuk mengurangi tingkatan birokrasi
yang dapat menghambat pada pengembangan diri pendidik
6
menurut Roestiyah N.K.,tugas guru adalah sebagai berikut:
Guru adalah sosok arsitektur yang dapat membentuk jiwa dan watak anak didik. Guru
mempunyai kekuasaan untuk membentuk dan membangun kepribadiaan anak didik menjadi
seorang yang berguna bagi agama, nusa, dan bangsa dan negara. Guru harus bertanggung
7
jawab atas segala sikap dan tingkah laku, dan perbuatannya dalam rangka membina jiwa dan
watak anak didik.
Menurut Wens Tanlain dan kawan- kawan sesungguhnya guru yang bertanggung
jawab memiliki beberapa sifat, yaitu :
Tugas seorang guru jika di kelompokkan terbagi menjadi tiga jenis, yakni tugas dalam
bidang profesi, tugas kemanusiaan, dan tugas dalam bidang kemasyarakatan. Guru
merupakan profesi / jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Jenis pekerjaan
ini tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang kependidikan walaupun
kenyataannya masih dilakukan orang diluar pendidikan itulah sebabnya jenis profesi ini palin
mudah terkena pencemaran.tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan
melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai- nilai hidup. Mengajar
berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.sedangkan melatih
berarti mengembangkan keterampilan keterampilan pada siswa.
Tugas guru sebagai suatu profesi menuntut kepada guru untuk mengembangkan
profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mendidik,
mengajar, dan melatih anak didik adalah tugas guru sebagai suatu profesi. Guru hendaklah
dapat membantu anaka didiknya meneruskan dan mengembangkan nilai- nilai hidup,
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan mengembangkan serta
menerapkannya dalam kehidupan demi masa depan mereka.
Tugas guru dalam bidang kemanusian disekolah harus dapat menjadikan dirinya
sebagai orang tua kedua.ia harus mampu menarik simpati sehingga ia menjadi idola para
siswannya. Pelajaran apapun yang diberikan, hendaknya dapat menjadi motivasi bagi
siswanya dalam belajar. Bila seorang guru dalam penampilannya sudah tidak menarik, maka
kegagalan pertama ia tidak akan dapat menanamkan benih pengajaranya itu kepada siswanya.
Para siswa akan enggan mengahadapi guru yang tidak menarik. Pelajaran tidak dapat diserap
8
sehinnga setiap lapisan masyarakat (homo ludens, homopuber, dan homo sapiens) dapat di
mengerti bila mengahadapi guru.
1. Pendidik (nurturer) Peran guru sebagai pendidik (nurturer) merupakan peran-peran yang
berkaitan dengan tugas-tugas memberi bantuan dan dorongan (supporter), tugas-tugas
pengawasan dan pembinaan (supervisor) serta tugas-tugas yang berkaitan dengan
mendisiplinkan anak agar anak itu menjadi patuh terhadap aturan-aturan sekolah dan
norma hidup dalam keluarga dan masyarakat
2. Model, Peran guru sebagai model atau contoh bagi anak. Setiap anak mengharapkan guru
mereka dapat menjadi contoh atau model baginya. Oleh karena itu tingkah laku pendidik
baik guru, orang tua atau tokoh-tokoh masyarakat harus sesuai dengan norma-norma yang
dianut oleh masyarakat, bangsa dan negara. Karena nilai nilai dasar negara dan bangsa
Indonesia adalah Pancasila, maka tingkah laku pendidik harus selalu diresapi oleh nilai-
nilai Pancasila.
3. Peranan guru sebagai pengajar dan pembimbing dalam pengalaman belajar. Setiap guru
harus memberikan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman lain di luar fungsi sekolah
seperti persiapan perkawinan dan kehidupan keluarga, hasil belajar yang berupa tingkah
laku pribadi dan spiritual dan memilih pekerjaan di masyarakat, hasil belajar yang
berkaitan dengan tanggurfg jawab sosial tingkah laku sosial anak.
4. Peran guru sebagai pelajar (leamer). Seorang guru dituntut untuk selalu menambah
pengetahuan dan keterampilan agar supaya pengetahuan dan keterampilan yang
dirnilikinya tidak ketinggalan jaman. Pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai tidak
hanya terbatas pada pengetahuan yang berkaitan dengan pengembangan tugas profesional,
tetapi juga tugas kemasyarakatan maupun tugas kemanusiaan.
5. Peran guru sebagai setiawan dalam lembaga pendidikan. Seorang guru diharapkan dapat
membantu kawannya yang memerlukan bantuan dalam mengembangkan kemampuannya.
Bantuan dapat secara langsung melalui pertemuan-pertemuan resmi maupun pertemuan
insidental.
6. Peranan guru sebagai komunikator pembangunan masyarakat. Seorang guru diharapkan
dapat berperan aktif dalam pembangunan di segala bidang yang sedang dilakukan. Ia dapat
mengembangkan kemampuannya pada bidang-bidang dikuasainya.
7. Guru sebagai administrator. Seorang guru tidak hanya sebagai pendidik dan pengajar,
tetapi juga sebagai administrator pada bidang pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu
seorang guru dituntut bekerja secara administrasi teratur. Segala pelaksanaan dalam
kaitannya proses belajar mengajar perlu diadministrasikan secara baik. Sebab administrasi
9
yang dikerjakan seperti membuat rencana mengajar, mencatat hasil belajar dan sebagainya
merupakan dokumen yang berharga bahwa ia telah melaksanakan tugasnya dengan baik.
Selain memiliki tugas, guru juga memiliki fungsi yang tidak kalah pentingnya dalam
dunia pendidikan. Peran dan kompetensi guru dalam proses belajar mengajar meliputi banyak
hal sebagaimana yang dikemukakan oleh Adam dan Decey dalam Basic Principles Of
Student Teaching, diantaranya adalah :
Dalam perannya sebagai pengelola kelas, guru hendaknya mampu mengelola kelas
sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu
diorganisasikan
Guru hendaknya mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan tercapai atau
belum, dan apakah materi yang telah diajarkan sudah cukup tepat dan dapat di pahami oleh
siswannya.
Disamping fungsi- fungsi yang telah diutarakan diatas, ada beberapa lagi fungsi guru
sebagai pendidik atau siapa saja yang telah menerjunkan diri menjadi guru, yaitu :
a. Korektor
Sebagai korektor, guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan mana nilai
yang buruk. Nilai yang berbeda ini harus betul- betul dipahami dalam kehidupan masyarakat.
10
b. Informator
c. Motivator
Sebagai motivator, guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan
aktif belajar.
d. Inisiator
Dalam fungsinya sebagai inisiator, guru harus dapat menjadi pencetus ide- ide
kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran.
e. Pembimbing
Peran guru yang tidak kalah penting dari semua peran yang telah disebutkan diatas,
adalag sebagai pembimbing. Peranan ini harus lebih dipentingkan, karena kehadiran guru
disekolah adalah untuk membimbing anak didik menjadi manusia dewasa susila yang cakap
f. Supervisor
Sebagai manager guru mempunyai beberapa fungsi umum yang harus dilakukan guru
agar mampu melaksanakan peran sebagai pengelola pembelajaran dengan baik. Sanjaya
(2008: 24) menyebutkan fungsi-fungsi guru secara umum, antara lain yaitu:
11
Kurangnya motivasi, minat, perhatian, kepercayaan diri serta kebiasaan
belajar darisiswa itu sendiri, sehingga guru sulit untuk memahai satu persatu latar belakang
siswa yang berbeda dan juga cara belajar yang sesuai.
2. Fakor eksternal
Tidak adanya dukungan dari orang terdekat, tidak adanya dukungan dari bawahan,
terlalu banyak tekanan. Faktor tersebut mempengaruhi siswa sehingga guru kesulitan dalam
proses belajar mengajar.
G. HIPOTESIS PENELITIAN
Berdasarkan kerangka berpikir dan deskripsi teori diatas, dapat dirumuskan hipotesis
penelitian sebagai berikut :Kinerja tenaga pendidik sekolah di SMK NEGERI 2 MEDAN
melalui para dewan guru
12
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan untuk mengungkapkan kinerja tenaga pendidik di SMK Negeri 2
Medan.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang merupakan desain penelitian yang
bersifat alamiah, dalam arti peneliti tidak berusaha memanipulasi seting penelitian, melainkan
melakukan studi terhadap suatu fenomena.
Alasan menggunakan metode penelitian kualitatif adalah berdasarkan pendapat Alsa
(2003) yaitu penelitian kualitatif umumnya dipakai apabila peneliti tertarik untuk
mengeksplorasi dan memahami satu fenomena sentral, seperti proses atau peristiwa.
Data yang muncul dalam penelitian kualitatif ini berbentuk kata-kata, dan bukan
rangkaian angka.Cara-cara yang digunakan peneliti untuk memperoleh data adalah dengan
melakukan wawancara langsung dan tak langsung.
13
B. LANGKAH PELAKSANAAN
1. Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 2 Medan, Jl. STM No. 12A, Sitirejo II,
Medan Amplas, Kota Medan, Sumatera Utara. Pada tanggal 27 April 2017. Observasi
kesekolah memakan waktu selama 1 hari. Lalu minggu berikutnya dilakukan untuk
menuyusun laporan.
Dalam penelitian ini, pengambil data dari guru mata pelajaran, di sekolah. Dari beliau
lah penulis mendapat penjelasan mengenai tenaga pendidik yang layak dilakukan di
lingkungan sekolah.Penulis menggunakan metode wawancara dan angket agar lancarnya
observasi yang dilaksanakan.
Definisi tenaga pendidik Ahmad Tafsir mengemukakan pendapat bahwa guru ialah
orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik dengan
mengupayakan perkembangan seluruh potensi anak didik, baik potensi afektif, kognitif
maupun psikomotorik.
Sedangkan menurut Hadari Nawawi bahwa pengertian guru dapat dilihat dari dua
sisal. Pertama secara sempit, guru adalah ia yang berkewajiban mewujudkan program kelas,
yakni orang yang kerjanya mengajar dan memberikan pelajaran di kelas. Sedangkan secara
luas diartikan guru adalah orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang
ikut bertanggung jawab dalam membantu anak-anak dalam mencapai kedewasaan masing-
masing.
Pengertian-pengertian diatas menurut Muhibbin Syah masih bersifat umum, dan oleh
karenanya dapat mengundang bermacam-macam interpretasi dan bahkan juga konotasi (arti
lain). Pertama adalah kata seorang (A Person) bisa mengacu pada siapa saja asal pekerjaan
sehari-harinya (profesinya) mengajar. Dalam hal ini berarti bukan hanya dia yang sehari-
harinya mengajar disekolah yang dapat disebut guru, melainkan juga dia-dia yang lainnya
yang berprofesi (berposisi) sebsagai Kyai di pesantren, pendeta di gereja, instruktur di balai
pendidikan dan pelatihan, kedua adalah kata mengajar dapat pula ditafsirkan bermacam-
macam misalnya:
14
Menularkan (menyampaikan) pengetahuan dan kebudayaan kepada orang lain (bersifat
kognitif)
Melaih keterampilan jasmani kepada orang lain (psikomotorik)
Menanamkan nilai dan keyakinan kepada orang lain (afektif)
Akan tetapi terlepas dari bermacam interpretasi tadi guru yang dimaksud dalam
pembahasan ini ialah tenaga pendidik yang pekerjaannya mengajar seperti yang tersebut
dalam UUSPN tahun 1989 Bab VII pasal 27 ayat 3.
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil sebuah konklusi bahwa yang dimaksud
guru adalah seorang atau mereka yang pekerjaannya khusus menyampaikan (mengajarkan)
materi pelajaran kepada siswa disekolah.
4. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode lapangan melalui wawancara dan pengamatan dan
melihat terjadinya konflik serta pemecahan yang dilakuka ole guru BK itu sendiri. Adapun
instrumen yang digunakan adalah :
1. Angket
2. Pertanyaan wawancara
3. Lembar-lembar observasi
5. Analisis Data
Pengumpulan data yang penulis tuliskan dalam laporan bersumber dari guru-guru
yang berada di sekolah tersebut.Di mana memperoleh data mengenai kegiatan belajar yang
dilakukan, perencaan dan tanggung jawab tenaga pendidik untuk melaksanakan tugasnya
dengan baik yang harus dipenuhi sebagai tenaga pendidik.
15
BAB IV
A. HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui kinerja tenaga pendidik dewan guru di
dalam sekolah serta mengetahui apakah cara mengajar, sikap, serta perencanaan sesuai
dengan peraturan dan apakah yang dilakukan itu efektif dilaksanakan di sekolah.
Perencanaan
B.DESKRIPSI DATA
Isi Pentanyaan Wawancara dan Angket
16
Apakah setiap mengajar guru mempersiapkan diri dalam penguasaan materi?
Apakah guru mengoptimalkan dan mengelola proses pembelajaran di kelas untuk
menghasilkan output yang bermanfaat?
Apakah guru membantu siswa yang kesulitan dalam belajar?
Apakah guru mengoptimalkan penggunaan alat/sarana pembelajaran dalam kegiatan
belajar mengajar?
Hasil wawancara
17
a. Guru sering mempersiapkan diri dalam penguasaan materi pelajaran sebelum
pembelajaran dimulai agar siwa-siswa mampu aktif dalam proses belajar mengajar dan
dapat mengembangkan potensialnya.
b. Guru Kadang-kadang mengelola proses pembelajaran, dikarenakan banyaknya kelas
untuk mata pelajaran yang berada di sekolah tersebut. Mereka melakukan itu hanya
sesekali, sesuai dengan Kurikulum 2013
c. Guru sering membantu siswa yang kesulitan dalam belajar, dengan melakukan
pendekatan dengan individu tersebut dan memberikan bimbingan sesuai dengan latar
belakang siswa.
d. Guru kadang-kadang menggunakan sarana prasana yang berada di sekolah tersebut,
dikarenakan padatnya aktivitas yang dilakukan oleh siswa-siswi di sana. Sehingga lebih
kurang, mereka melakukan hal-hal yang sesuai dengan peraturan.
Hasil Angket
`Hasil dari angket juga menyangkut tentang kegiatan belajar yang dilakukan oleh
dewan guru di sekolah tersebut. Angket tersebut diisi oleh guru agar penulis mengetahui
mengenai tenaga pendidik di sekolah tersebut.
18
mengembangkan suasana bersahabat?
19
7 Saya melakukan pretest sebelum memulai V
pengajaran
20
pengajaran
C. PEMBAHASAN
Penelitian yang menggunakan jenis penelitian kualitatif ini didapatkan data dari hasil
wawancara dan angket yang telah diisi oleh beberapa guru yaitu responden guru 1,2 dan 3
untuk hasil mempersiapkan diri dalam penguasaan materi pelajaran sebelum pembelajaran
dimulai agar siwa-siswa mampu aktif dalam proses belajar mengajar dan dapat
mengembangkan potensialnya hasil yang didapat sama yaitu sering dan pengelolaan proses
pembelajaran, dikarenakan banyaknya kelas untuk mata pelajaran yang berada di sekolah
tersebut. Mereka melakukan itu hanya sesekali, sesuai dengan Kurikulum 2013 mendapatkan
hasil yang berbeda dari ketiga guru untuk guru 1 kadang-kadang sementara guru 2 sering dan
guru 3 kadang-kadang dan dalam hal ini guru 1,2 dan 3 sangat berperan aktif dalam
membantu siswa yang kesulitan dalam belajar, dengan melakukan pendekatan dengan
individu tersebut dan memberikan bimbingan sesuai dengan latar belakang siswa dalam hal
sarana prasana yang berada di sekolah tersebut, dikarenakan padatnya aktivitas yang
dilakukan oleh siswa-siswi di sana. Sehingga lebih kurang, mereka melakukan hal-hal yang
sesuai dengan peraturan guru terlalu memperhatikannya karena data yang didapat dari hasil
wawancara dan angket dari ketiga guru masih kadang-kadang memperhatikan sarana dan
prasana yang berada disekolah tersebut.
21
BAB V
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian yang dilaksanakan di atas, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Kinerja tenaga pendidik di SMK Negeri 2 Medan di atas rata-rata dan sangat
memperhatikan siswa-siswinya.
2. Tenaga pendidik di sekolah tersebut sangat membantu Siswa-siswinya dalam
pendidikannya.
3. Tenaga pendidik melakukan cara-cara umum yang dilakukan untuk tenaga pendidik pada
umumnya.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh di atas maka dapat diberikan beberapa saran sebagai
berikut :
1. Disarankan kepada dewan guru untuk mengoptimalkan sarana dan prasarana di sekolah
untuk meningkatkan pendidikan yang berkualitas.
2. Disarankan kepala dewan guru agar lebih membuat grafik agar mengetahui siswa yang
sedang stabil atau tidak.
22
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Hadis dan Nurhayati B. (2010). Manajemen Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Isjoni.(2006). Gurukah yang Harus Dipersalahkan? Menakar Posisi Guru di Tengah Dunia
Pendidikan Kita. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Mohammad Uzer Usman. (2006). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya
23
24