Anda di halaman 1dari 45

“CRITICAL BOOK REVIEW”

MATA KULIAH : PENGANTAR EKONOMI MIKRO

Perbandingan Buku
Buku Utama: Thamrin, Eko wahyu Nugraha, Muhammad Fahmi, Pengantar Ekonomi Mikro
Penerbit Madenatera

Buku Pembanding: Henderson, Richard E.Quandt Microeonomic Theory A Mathematical


Approach Penerbit Tata McGraw-Hill

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Eko Wahyu Nugrahadi M.si
Munzir Phona S.Pd M.si

DISUSUN OLEH
DEWI AMALINA PULUNGAN (7192142003)
KRISTINA SIHOMBING (7191142010)
MEGA SARI GULO (7191142008)
RAMANIA STHEFANY PARHUSIB (7193342024)

PRODI PENDIDIKAN AKUNTANSI


REGULER B
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami ucapkan atas berkah dan rahmat yang telah diberikan oleh Allah
SWT. Tuhan yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan tugas CBR(critical book review)
ini hingga selesai dengan mata kuliah Pengantar Ekonomi Mikro
Penulisan cbr ini kami sajikan secara ringkas dan sederhana sesuai dengan kemampuan
yang kami miliki, dan penyampaiannya penyampaiannya kami usahakan dengan bahasa-bahasa
yang singkat, dan sederhana agar mudah dimengerti/pahami oleh para pembaca.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada bapak Dr. Eko Wahyu
Nugrahadi M.si dan Bapak Munzir Phona S.Pd M.si selaku Dosen pengampu karena telah
memberikan bimbingannya kepada kami untuk menyelesaikan tugas CBR ini hingga tuntas.
Akhir kata kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam penulisan makalah ini
terdapat banyak kesalahan, karena penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan

Medan, 25 November 2019

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2

DAFTAR ISI.............................................................................................................................3

BAB I.........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN................................................................................................................4

A. Latar Belakang.....................................................................................................4

B. Tujuan..................................................................................................................4

C. Manfaat................................................................................................................4

BAB II.......................................................................................................................................5

1.1 IDENTITAS BUKU...............................................................................................5

A. Buku Yang Di Kritik.................................................................................................5

B. Buku Acuan Pemberian Kritik..................................................................................5

1.2 RINGKASAN ISI BUKU......................................................................................6

A. Ringkasan Buku Utama: Thamrin, Eko Wahyu Nugraha, Muhammad Fahmi,


Pengantar Ekonomi Mikro..................................................................................................6

B. Ringkasan Buku Pembanding: Henderson, Richard E.Quandt Microeonomic


Theory A Mathematical Approach....................................................................................23

BAB III....................................................................................................................................39

ANALISIS KELEBIHAN DAN KELEMAHAN..............................................................39

A. Perbandingan isi buku:.......................................................................................39

B. KELEBIHAN dan KELEMAHAN BUKU.......................................................39


BAB IV....................................................................................................................................41

PENUTUP..........................................................................................................................41

Kesimpulan...................................................................................................................41

Saran............................................................................................................................41

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................42
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai seorang Mahasiswa minat belajar dalam dirinya harus tinggi untuk bisa mendapatkan
wawasan yang luas, dan salah satu yang paling utama dalam memperoleh wawasan yang luas
adalah dengan cara banyak membaca. Dengan adanya tugas Critical Book Review (CBR) ini
adalah salah satu cara untuk melatih dan mendorong minat belajar terutama dalam bidang
membaca.
Tidak hanya sekedar membaca saja, dengan tugas CBR ini akan melatih kemampuan
menyimak dan memahami dalam membaca. Karena disini seorang mahasiswa akan dilatih untuk
mengkritik dan membandingkan sebuah buku dimana kelebihan dan kekurangannnya antara buku
yang satu dengan buku yang lainnya. Untuk bisa melakukan itu maka seorang mahasiswa harus
paham dan menyimak setiap kata yang tercantum dalam buku, oleh karena itu dengan adanya
tugas CBR ini maka aka melatih sekaligus membiasakan mahasiswa untuk membaca buku dan
menyimak setiap kata yang tercantum di dalamnya agar bisa di mengerti.

B. Tujuan

Adapun tujuan membuat tugas Critical Book Review (CBR) ini adalah sebagai berikut:
a. Mendorong minat membaca
b. Melatih kemampuan menyimak dan memahami
c. Untuk mengetahui perbandingan buku yang satu dengan yang lainnya

C. Manfaat

Pembuatan Critcal Book Review (CBR) ini agar mahasiswa mampu terbiasa mengkritik atau
mengomentari sesuatu tanpa melakukan peniruan. Dan mampu menguasai suatu buku dengan
cara memahami isi setiap bab.
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 IDENTITAS BUKU
A. Buku Yang Di Kritik
Judul buku : Pengantar Ekonomi Mikro
ISBN : 978-602-8848-85-5
Pengarang : Thamrin, Eko wahyu Nugraha & Muhammad Fahmi
Penerbit : Madenatera
Tahun Terbit : 2016
Tebal buku : 274 halaman
Bahasa Teks : Bahasa Indonesia

B. Buku Acuan Pemberian Kritik


Judul Buku : Microeonomic Theory A Mathematical Approach
No. ISBN : 978-0-07-058247-7
Pengarang : Henderson And Richard E.Quandt
Penerbit : Tata McGraw-Hill
Tahun Terbit : 2003
Tebal buku : 420 halaman
Bahasa Teks : Bahasa Inggris

1.2 RINGKASAN ISI BUKU

A. Ringkasan Buku Utama: Thamrin, Eko Wahyu Nugraha, Muhammad Fahmi,


Pengantar Ekonomi Mikro

BAB 1
KONSEP DASAR EKONOMI MIKRO

 Definisi Ilmu Ekonomi


Ketika kita mendengar kata ekonomi (economy) yakni berasal dari bahasa yunani yang
memilki definisi sederhana yaitu “pengelola rumah tangga”. Menurut sukirno (2001) persoalan-
persoalan mengenai ekonomi yaitu suatu persoalan yang menghendaki seseorang, suatu
perusahaan atau suatu masyarakat membuat keputusan tentang cara terbaik untuk melakukan
suatu kegiatan ekonomi.
Definisi diatas yang menjelaskan tentang definisi ilmu ekonomi sama hal nya menurut
pandangan beberapa ahli ekonomi berikut ini, menurut salvatore (2006) ilmu ekonomi terbagi
menjadi dua yaitu ilmu ekonomi positif dan ilmu ekonomi normatif.

 Masalah Kelangkaan

Sukirno (2001) memberikan beberapa contoh mengenai sumber daya di dalam perekonomian
pada umumnya yaitu :
1. Tanah dan sumber alam, merupakan sumber daya yang disediakan oleh alam, sumber
daya in meliputi tanah, barang tambang, hasil hutan, air dan sebagainya.
2. Tenaga Kerja. Tenaga kerja bukan saja berarti jumlah buruh yang terdapat dalam
perekonomian. Arti tenaga kerja meliputi juga keahlian dan keterampilan yang mereka
miliki. Modal. Sumber daya ini meliputi benda yang diciptakan oleh manusia dan
digunakan untuk memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang mereka butuhka.
Contohnya: sistem pengairan, jaringan jalan raya, bangunan pabrik, mesin, peralatan, dan
sebagainya.

 Nilai guna dan Efesiensi

Ilmu ekonomi (economics) mempelajari bagaimana masyarakat mengelola sumber daya yang
langka tersebut. Sehingga dapat membuat keputusan yang tepat untuk tujuan di dalam
masyararakat dan perusahaan. Tujuan ilmu ekonomi bagi masyarakat adalah bagaimana
membuat suatu pemilihan keputusan di dalam membeli barang dan jasa dengan cara
meningkatkan nilai guna (utility) barang tersebut, semakin tinggi nialai guna barang semakin
tinggi pula tingkat kepuasan dan kenikmatan ketika mengkonsumsi barang dan jasa tersebut.
 Membuat Keputusan Pada Tradeoff

Tradeoff dapat didenifisikan suatu keadaan pertukaran dan merelakan sesuatu untuk satu
tujuan. Masyarakat pada umumnya berhadapan pada kondisi tradeoff. Sebagai contoh seorang
mahasiswa harus memutuskan bagaimana mengalokasikan sumber daya paling berharga yang
dimilikinya yaitu waktu, seorang mahasiswa dapat menghabiskan waktunya untuk belajar
ekonomi dan psikologi.

 Biaya adalah Pengorbanan untuk Memperoleh Pendapatan

Suatu perusahaan harus mempunyai biaya-biaya (misalnya biaya tenaga kerja, biaya
administrasi, biaya sewa gedung), biaya adalah bentuk pengorbanan perusahaan agar dapat
menghasilkan pendapatan. Setelah mengetahui beberapa keputusab untuk memaksimumkan nilai
dan kesejahteraan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwasanya dalam ilmu ekonomi dikatakan
bahwa suatu perekonomian berproduksi secara efisien bila tidak membuat siapa pun secara
ekonomi menjadi lebih baik tanpa membuat yang lain lebih buruk keadaannya.

 Sejarah Perkembangan Ilmu Ekonomi

a. Teori Klasik

Sering kali dikatakan bahwa lebih dari pada sekitar suatu kebetulan bahwa baik the
Declaration of Independence maupun The Wealth of Nationsdiberikan kedunia tahun 1776. Satu
diantaranya adalah suatu deklarasi mengenai kebebasan komersial. Menurut Smith, kemakmuran
perekonomian sebuah negaraa dalah konsekuensi almiah dan spesialis dalam produksi melalui
pembagian tenaga kerja dan perluasan perdagangan yang dihasilkan. Oleh karena itu, ia percaya
bahwa pertumbuhan sebuah negara akan terhenti pada saat kemacetan dan keterbatasan pada
spesialis produksi terjadi.

b. Teori Keynesian
Teori ini menyatakan bahwa trend ekonomi makro dapat dipengaruhi perilaku individu
ekonomi mikro. Berbeda dengan teori ekonomi klasik yang menyatakan bahwa proses ekonomi
didasari oleh pengembangan out put potensial, Kkeynes menekankan pentingnya pemerintahan
argaret sebagai faktor penggerak petekonomian, terutama pada perekonomian yang sedang lesu.

 Sistem Perekonomian dan Peranan Pemerintah

Sistem ekonomi adalah kumpulan berbagai unsur ekonomi, bekerja sama dan berinteraks
dalam mengelola sumber daya, sehingga dapat memberi manfaat secara optimaldan dapat
mencapai suatu kemakmuran.

a) Sistem Ekonomi Kapitalisme

Sistem ekonomi kapitalitas atau sering disebut dengan juga sistem perekonomian bebas
(Free Market Economics System), yaitu suatu sistem yang pengelolaan sumber daya dalam
kegiatan ekonomi dikendalikan oleh pihak swasta melalui kekuatan pasar (mekanisme pasar).

b) Sistem Ekonomi Sosialis

Sistem ekonomi sosialis yaitu suatu sistem yang semua kegiatan ekonomi akan di rencanakan
dan di atur oleh pemerntah. Pengelolaan sumber daya diselenggarakan oleh pemerintah dengan
ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Sistem ekonomi sosiakisme dapat dikatakan sistem ekonomi terpimpin yaitu suatu sistem
ekonomi dimana pemerintah membuat semua keputusan penting mengenai produksi dan
distribusi, sebagaimana berlaku Uni Soviet hampir selama abad kedua puluh, pemerinyah
menguasai semua sarana produksi (tanah dan modal).

c. Sistem Ekonomi Campuran

Sistem ekonomi campuran adalah perpanduan antara sistem ekonomi kapitalisme dan
sosialisme, adapun ciri ciri sistem ekonomi campuran senagai berikut :
a. Negara menguasai bumi, air dan kekayaan alam terkandung didalamnya.
b. Masyarakat memengang peranan penting, Maksudnya, produksi dikerjakan oleh semua
dan dibawah pemimpin atau pengawasan anggota-anggota masyarakat.
c. Sistem ekonomi campuran tidal di dominasi oleh modal dan buruh, sistem ekonomi
didasarkan atas asas kebersamaan anatar hubungan manusia.

 Ekonomi Mikro Suatu Pengantar

Ekonomi mikro terbagi atas dua bagian yaitu ekonomi Mikro (Microeconomics) dari
Ekonomi Mikro (Macroeconomics). Perbedaan yang mendasar ialah Ekonomi Mikro suatu ilmu
yang mempelajari bagaimana rumah tangga dan perusahaan membuat keputusan dan berinteraksi
dipasar. Sedangkan Ekonomi Mikro suatu ilmu yang mempelajari fenomena secara luas,
termasuk inflasi, pengganguran dan juga pertumbuhan ekonomi.

BAB 2
HIMPUNAN ASAL MULA FUNGSI DALAM EKONOMI

 Definisi dan Simbol Fungsi

Menurut Kalamgi (2006) Fungsi adalah suatu hubungan di mana setiap elemen dan wilayah
(domain) saling berhubungan dengan satu dan hanya satu elemen dari jangkauan (range) .
menganalisis bentuk hubungan adalah sebagai berilut :
A∪B = {x|x ∈ A atau x ∈ B}, sehingga himpunan A dan himpunan B tersebut saling
berhubungan disebabkan bahwa himpunana pasangan berurut selalau menghubungkan dua
elemen. Kedua elemen ini masing – masing dapat berbentuk bilangan nyata atau variabel
tertentu.
Penulisan persamaan linier berganda sebagai berikut :
Y = a + b1 X1 + b2 X2

 Fungsi Non Linier

Fungsi NoN Lonier adalah fungsi poloniminal tingkat dua karena hanya mempunyai dua
sampai lebih variabel bebas . variabel bebas berpangkat dua pada variabel bebas adalah sebagai
berikut :
Y = f(X) → Y = a x 2 + Bx + c
Untuk menentukan apakah suatu parabola terbuka diatas dan di bawah dilihat dari nilai a
= intercept (titik potong) apabila a > 0 atau bernilai positif maka parabola akan terbuka keatas,
dan apabila a < 0 atau bernilai negatif maka parabola akan terbuka keatas.

BAB 3
PERMINTAAN,PENAWARAN DAN HARGA KESEIMBANGAN.

 Permintaan dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya.

Mankiw (2004) menjelaskan bahwa suatu permintaan (demand) dan penawaran (suply)
adalah dua kata yang sering digunakan oleh para ekonom. Permintaan dan penawaran adalah
kekuatan yang menciptakan ekonomi pasar bekerja dengan baik. Keduanya menentukan jumlah
barang yang dihasilkan dan harga jual barang tersebut. Seorang konsumen dalam melakukan
permintaan terhadap suatu barabg dan jasa akan ditentukan oleh beberapa faktor penenru antara
lain :

a) Harga barang yang bersangkutan (Px = Price Barang x)

Hukum permintaan menyatakan “jika harga suatu barang maupun jasa meningkat maka
jumlah barang dan jasa yang diminta akan berkurang dan jika harga suatu barang maupun jasa
turun maka jumlah barang dan jasa yang diminta akan bertambah”. Dari hukum permintaan ini
dapat diketahui bahwa harga barang yang bersangkutan berpengaruh secara negatif terhadap
jumlah barang yang diminta dengan asumsi faktor – faktor lainya tidak akan berubah.

b) Harga barang lain yang mempunyai hubungan erat dengan barang tersebut. (Py =
harga y yang terkait).

Harga barang lain yang berhungan dengan barang tersebut akan mempebgaruhi jumlah
permintaan terhadap suatu barang. Hubungan suatu barang dengan barang lain dalam ekonomi
berdasarkan sifat dikenal dengan barang komplemen (perlengkap/penggenap) dan barang
subsitusi (Pengganti)dan barang netral.
c) Pendapatan konsumen (Y = Income)

Jumlah barang yang diminta konsumen sangat dipengaruhi oleh tingkat pendapatan
dipengaruhi oleh tingkat konsumen yang bersangkutan. Barang esensial merupakan barang
kebutuhan pokok bagi konsumen yaitu beras, gula, dan pakaian. Permintaan terhjadap barang
esensial ini tidak berubah secara signifikan walaupun pendapatan konsumen bertambah.
d) Selera Konsumen

Selera konsumen juga kan mempengaruhi jumlah permintaan, misalnya di SUMATERA


UTARA jumlah permintaan terhadap beras lebih besar jika dibandingkan dengan Provinsi
Maluku walaupun harganya lebih rendah karena kebiasan masyarakat Maluku menkonsumsi
Sagu.

e) Ekspetasi konsumen tentang perekonomian dimasa depan

Perkiraan konsumen tentang harga dan kondisi perekonomian kemasa depan akan
berpengaruh terhadap permintaan. Misalnya jika konsumen memprediksi akan terjadi kenaikan
terhadap suatu jenis barang maka jumlah permintaan saat ini akan bertambah sebaliknya jika
konsumen memprediksi bahwa akan terjadi penurunan harga pada masa akan datang maka
konsumen menunda pembelianya menunggu harga turun, yang berarti jumlah yang diminta akan
berkurang.

f) Distribusi pendapatan masyarakat

Distribusi permintaan masyarakat akan mempengaruhi tingkat permintaan. Semakin merata


tingkat pendapatan masyarakt jumlah permintaan terhadap suatu barang dan jasa lebih besar
dibandingkan dengan distribusi pendapatan di suatu masyarakat yang kurang merata.

BAB 4
ELASTISITAS

 Elastisitas Permintaan

Elastisitas permintaan yaitu suatu pengukuran kuantitatif yang menunjukkan sampai dimana
besarnya pengaruh perubahan harga keatas perubahan permintaan. Beberapa pandangan
mengenai elastisitas permintan yang dikemukkan oleh beberapa ahli ekonomi, salvatore (2006)
menjelaskan bahwa koefisien elastisitas permintaan yang disimbolkan (e) adalah mengukur
persentase perubahan jumlah baraang yang diminta per unit waktu karena aadanya persentase
perubahan harga tertentu dari barang tersebut.

a) Elastisitas harga permintaan (the price elasticity of demand)

Elastisitas harga permintaan adalaah derajat kepekaan/respon jumlah permintaan akibat


perubahan harga barang tersebut atau dengan kata lain merupakan perbanding dari pada
persentase perubahan jumlah barang yang diminta dengan persentase perubahan pada harga di
pasar. Rumus elastisitas harga permintaan sbb :
E ∆P ∆ p
d=
−∆ Q atau .
∆P ∆Q Q

b) Elastisitas silang (the cross price elasticity of demand)

Elastisitas silang (the cross price elasticity of demand) adalah mengukur respons persentase
perubahan jumlah barang yang diminta karena persentase perubahan harga barang lain.
BAB 5
TEORI PERILAKU KONSUMEN

 Total Utility dan Marginal Utility (Tabel 5.1)

Jumlah Jeruk yang Total Utility (TU) Marginal Utility (MU)


dikomsumsi (Q)
0 - -
1 20 20
2 35 15
3 45 10
4 50 5
5 53 3
6 55 2
7 55 0

Dari tabel 5.1 tersebut terlihat bahwa nilai TU terus bertambah sehingga jeruk ke 6,
sedangkan MU bertambah dengan pola menurun, hingga unit ke 7 nilai MU mencapai 0 yang
berarti TU telah maksimal. Posisi ini dikenal dengan sebagai titik jenuh (saturation point)
 Kendala Konsumen

Garis anggaraan dapat juga dikatakan sebagai garis anggaran pengeluaran, menurut sukirno
(2001) bahwa garis anggaran pengeluaran menujukkan berbagai gabungan barang – barang yang
dapat dibeli oleh sejumlah pendapatan tertentu.

BAB 6
TEORI PRODUKSI

 Teori Produksi

Teori produksi adalah studi tentang produksi atau proses ekonomi untuk mengubah faktor
produksi (input) menjadi hasil produksi (output). Produksi menggunakan sumber daya untuk
menciptakan barang atau jasa yang sesuai untuk digunakan.

 
 Perusahaan Ditinjau dari Sudut Ekonomi.

Tujuan Perusahaan: Memaksimumkan keuntungan


Dalam teori ekonomi, berbagai jenis perusahaan dipandang sebagai unit badan usaha yang
mempunyai tujuan yang sama yaitu “mencapai keuntungan yang maksimum”.
Cara Mencapai tujuan memaksimumkan keuntungan
Keuntungan atau kerugian adalah perbedaan antara hasil penjualan dan biaya produksi.
Keuntungan diperoleh apabila hasil penjualan melebihi dari biaya produksi, dan kerugian akan
dialami apabila hasil penjualan kurang dari biaya produksi. Keuntungan maksimum dicapai
apabila perbedaan di antara hasil penjualan dan biaya produksi mencapai tingkat yang lebih
besar Dalam memperoleh keuntungan maksimum.

 Fungsi produksi
Fungsi produksi adalah suatu persamaan yang menunjukan hubungan ketergantungan antara
tingkat input yang digunakan dalam proses produksi dengan tingkat output yang di hasilkan.
Faktor-faktor produksi dikenal pula dengan istilah input dan jumlah produksi selalu
juga disebut sebagai output.

 Teori Produksi Dengan Satu Faktor Berubah

Teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan diantara tingkat produksi
suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat
produksi barang tersebut. Dalam analisis tersebut bahwa faktor-faktor produksi lainnya adalah
tetap jumlahnya, yaitu modal dan tanah jumlahnya di anggap tidak mengalami perubahan. Satu-
satunya faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya adalah tenaga kerja
Hukum hasil lebih yang semakin berkurang

BAB 7
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

 Pengertian

Persaingan sempurna merupakan struktur pasar yang paling ideal, karena dianggap sistem
pasar ini adalah struktur pasar yang akan menjamin terwujudnya kegiatan memproduksi barang
atau jasa yang tinggi (optimal) efisiensinya.
Maka, dapat didefinisikan bahwa Pasar Persaingan Sempurna adalah struktur pasar atau industri
dimana terdapat banyak penjual dan pembeli, dan setiap penjual ataupun pembeli tidak dapat
mempengaruhi keadaan di pasar.
 

 Ciri-ciri
a) Perusahaan adalah Pengambil Harga
b) Perusahaan Mudah Keluar atau Masuk
c) Menghasilkan Barang Serupa
d) Terdapat Banyak Perusahaan di Pasar
e) Pembeli Mempunyai Pengetahuan Sempurna Mengenai Pasar

 
 Permintaan dan Hasil Jualan

Di dalam menganalisis usaha sesuatu perusahaan untuk memaksimumkan keuntungan, ada 2


hal yang harus diperhatikan yaitu :
a) Biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan
b) Hasil penjualan dari barang yang dihasilkan perusahaan itu

 Pemaksimuman Keuntungan Jangka Pendek

Cara untuk menentukan pemaksimuman keuntungan oleh suatu perusahaan :


a) Membandingkan Hasil penjualan total dengan biaya total-ditentukan dengan menghitung
dan membandingkan hasil penjualan total dengan biaya total.
b) Menunjukan keadaaan dimana hasil penjulan marjinal sama dengan biaya marjinal-
Menggunakan bantuan kurva atau data biaya rata-rata dan biaya marjinal

 Biaya Marjinal dan Kurva Penawaran

Kurva penawaran adalah suatu kurva yang menunjukan perkaitan di antara harga sesuatu
barang tertentu dan jumlah barang tsb yang ditawarkan.

BAB 8
PASAR MONOPOLI

 Pengertian

Pasar Monopoli adalah suatu bentuk pasar dimana hanya terdapat satu perusahaan saja, dan
perusahaan ini menghasilkan barang yang tidak mempunyai barang pengganti yang sangat dekat.

 Ciri-Ciri
a) Tidak Mempunyai Barang Pengganti yang Mirip
b) Barang tsb merupakan satu-satunya jenis barang yang seperti itu dan tidak
terdapat barang mirip (close substitute).
c) Tidak Terdapat Kemungkinan untuk Masuk ke dalam Industri
d) Dapat Mempengaruhi Penentuan Harga

· Faktor-Faktor Timbulnya Monopoli


a) Mempunyai suatu sumber daya tertentu yang unik dan tidak dimiliki oleh perusahaan lain
b) Pemilikan suatu sumber daya yg istimewa dan tidak dimiliki oleh orang / perusahaan lain.
c) Dapat menikmati skala ekonomi (economic of scale) hingga ke tingkat produksi yang
sangat tinggi
d) Monopoli wujud dan berkembang melalui undang-undang
1. Peraturan paten dan Hak Cipta
2. Hak Usaha Ekslusif

 Pemaksimuman Keuntungan dalam Monopoli

Kurva hasil penjualan total (TR), Kurva hasil penjualan rata-rata (D=AR), dan kurva hasil
penjualan marjinal (MR), dalam perusahaan monopoli berbeda dengan di perusahaan yg berada
dalam pasar persaingan sempurna. Dalam monopoli kurva permintaan DD=AR menurun dari
kiri-atas ke kanan-bawah. Akibatnya MR menurun ke bawah dan berada di bawah kurva
DD dan kurva TR berbentuk U yang terbalik.

 Monopoli dan Diskriminasi Harga

Terbuka Kemungkinankepada perusahaan monopoli untuk menjual barangnya di dalam dua


pasar (pasar dalam dan luar negri) yang sangat berbeda sifatnya. Untuk memaksimumkan
keuntungan perusahaan monopoli dapat menjalankan kebijakan Diskriminasi Harga.

 F.    Syarat-Syarat Diskriminasi Harga


a) Barang tidak dapat dipindahkan dari satu pasar ke pasar lain
b) Sifat barang atau jasa itu memungkinkan dilakukan diskriminasi harga
c) Sifat permintaan dan elastisitas permintaan di masing-masing pasar haruslah berbeda
d) Kebijakan diskriminasi harga tidak memerlukan biaya yang melebihi tambahan
keuntugan yang diperoleh tersebut
e) Produsen dapat mengeksploiter beberapa sikap tidak rasional konsumen

 Contoh-Contoh Kebijakan Diskriminasi Harga


a) Kebijakan diskriminasi harga oleh perusahaan monopoli pemerintah
Perusahaan listrik negara yg membedakan tarif antara yang dipakai kegiatan rumah
tangga dengan tarif yang dipakai kegiatan perusahaan
b) Kebijakan diskriminasi oleh jasa-jasa profesional
c) Dokter , guru kursus privat dll , melakukan diskriminasi harga tergantung dari keadaan
ekonomi calon konsumen
d) Kebijakan diskriminasi harga di pasar internasional
e) Perusahaan membedakan antara harga yang dijual di dalam negeri dengan harga untuk
penjualan ke luar negri.

 Pengendalian Harga dalam Monopoli Alamiah

Monopoli alamiah adalah perusahan yg terus menerus menikmati skala ekonomi hingga pada
tingkat produksi yg sangat banyak jumlahnya, berarti AC terus menerus turun hingga ke tingkat
produksi yang sangat tinggi.

 Monopoli Alamiah dan Pemaksimuman Keuntungan

Untuk memaksimumkan manfaat dari kegiatan perusahaan seperti perusahaan listrik, air dan
perusahaan jasa pos dan telepon, campur tangan pemerintah sangat diperlukan untuk menjamin
kegiatan perusahaan tsb agar dapat menguntungkan masyarakat. Dengan cara mengendalikan
dan menetapkan harga barang/jasa yang dihasilkan perusahaan monopoli.

 Perbandingan Efisiensi Monopoli dan Persaingan Sempurna

Perbandingan ini akan dilakukan dengan melihat dua keadaan, yaitu :


a) Biaya produksinya sama
b) Biaya produksinya berbeda

 Kebaikan Perusahaan Monopoli


a) Apabila menikmati skala ekonomi, biaya produksi lebih murah daripada firma
pasarpersaingan sempurna, dan tingkat produksi lebih besar
b) Mutu barang semakin meningkat dan harganya semakin murah apabila perusahaan terus
menerus melakukan pengembangan dan inovasi
c) Kesejahteraan masyarakat dapat ditingkatkan apabila monopoli dapat terus menghasilkan
barang yang lebih murah dan bermutu

 Keburukan Perusahaan Monopoli apabila tidak berkembang


a) Harga barang lebih mahal dan tingkat produksi lebih rendah di pasar persaingan
sempurna
b) Barang yang dihasilkan tidak banyak mengalami perubahan.

BAB 9
PERSAINGAN MONOPOLISTIS

 Pengertian

Pasar persaingan monopolistis mempunyai banyak persamaan dengan pasar persaingan


sempurna, tetapi juga mempunyai cukup perbedaan yang menyebabkan perusahaan di pasar
mempunyai unsur kekuasaan monopoli. Hal itulah yang menyebabkan pasaran seperti itu pasaran
persaingan monopolistis.

 Ciri-Ciri Persaingan Monopolistis


a) Terdapat Banyak Penjual
b) Barangnya Bersifat Berbeda Corak
c) Mempunyai Sedikit Kekuasaan Mempengaruhi Harga
d) Kemasukan ke Dalam Industri Relatif Mudah
e) Persaingan Promosi Penjualan Sangat Aktif (bukan harga)

 Keseimbangan Dalam Pasar Persaingan Monopolistis


Kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan dalam persaingan monopolistis adalah
lebih elastis dari yang dihadapi monopoli, tetapi elastisitasnya tidak mencapai elastis sempurna (
kurva permintaan sejajar sumbu datar - yang merupakan kurva permintaan yang dihadapi suatu
perusahaan dalam persaingan sempurna).  Maka pada hakikatnya kurva permintaan ke atas
barang produksi perusahaan dalam persaingan monopolistis adalah bersifat menurun secara
sedikit demi sedikit ( lebih mendatar dan bukan turun dengan curam).

 Penilaian ke Atas Persaingan Monopolistis

Penilaian ke atas efek dari pasar yang bersifat persaingan monopolistis kepada penggunaan
sumber-sumber daya, dorongan untuk mengembangkan teknologi dan inovasi, dan corak
distribusi pendapatan. Promosi penjualan secara iklan adalah merupakan kegiatan yang paling
penting dilakukan oleh perusahaan monopolistis.

 Persaingan Bukan Harga

Mengandung arti usaha-usaha di luar perubahan harga yang dilakukan oleh perusahaan untuk
menarik lebih banyak pembeli ke atas barang yang di produksikannya.
Dengan kata lain, menarik lebih banyak pelanggan bukan dengan cara menurunkan harga
melainkan dengan promosi yang lain.

 F.    Kebaikan dan Keburukan Pengiklanan

Kebaikan :
a)      Mengahasilkan barang yang berbeda corak
Ciri ini meingkatkan kesejahteraan konsumen karena mereka dapat memilih corak barang yang
sesuai dengan selera dan kemampuannya.
b)      Distribusi pendapatan dalam masyarakat lebih merata
Karena perusahaan terdiri dari perusahaan-perusahaan kecil yang memperoleh untung normal,
pemilik modal tidak memiliki kekayaan yang berlebihan dan kesempatan kerja yang diciptakan
lebih besar.
Keburukan :
a)      Operasinya tidak seefisien pasar persaingan sempurna, karena (i) harga lebih tinggi dan (ii)
kuantitas produksi lebih rendah dan (iii) pada keseimbangan tidak tercapai efisiensi produktif
dan efisiensi alokatif.
b)      Perusahaan tidak mempunyai galakan untuk melakukan inovasi. Modal yang lebih terbatas,
pasar yang terbatas dan kecenderungan memperoleh keuntungan normal dalam jangka panjang
menghalang firma untuk menciptakan inovasi.

BAB 10
OLIGOPOLI

 Pengertian

Oligopoli merupakan pasar barang yang terdiri hanya dari beberapa perusahaan uang
mempunyai ukuran dan modal yang relatif besar, adakalanya pasar oligopoli terdiri dari dua
perusahaan saja dan pasar seperti itu dinamakan duopoli.

 Ciri-Ciri

Pasar oligopoli hanya terdiri dari sekelompok kecil perusahaan. Biasanya struktur dari
industri oligopoli adalah terdapat beberapa perusahaan raksasa yang menguasai sebagian besar
pasar oligopoli.

 Penentuan Harga dan Produksi Tanpa Persepakatan

Didalam melihat pemaksimuman keuntungan dalam suatu perusahaan oligopoli, akan


diperhatikan bagaimana tujuan itu akan dicapai apabila perusahaan-perusahaan tidak membuat
persepakatan, Maksudnya setiap tindakan yang dilakukan perusahaan akan menimbulkan
implikasi yang nyata kepada perusahaan-perusahaan lainnya.

 Bentuk-Bentuk Hambatan Kemasukan Oligopoli


Terdapat jumlah perusahaan yang terbatas di dalam pasar merupakan suatu bukti nyata
bahwa perusahaan-perusahaan baru adalah sangat sukar untuk masuk ke pasar oligopoli.

 Penilaian ke Atas Pasar Oligopoli

Di dalam menilai kebaikan pasar oligopoli, ada tiga aspek yang perlu diperhatikan,yaitu :
a) Efisensi dalam menggunakan sumber-sumber daya
b) Perkembangan Teknologi dan Inovasi
c) Keuntungan Perusahaan
B. Ringkasan Buku Pembanding: Henderson, Richard E.Quandt Microeonomic
Theory A Mathematical Approach
Chapter 1
Introduction
If you learn everything in this math handout — text and exercises — you will be able to
work through most of MWG and pass comprehensive exams with reasonably high likelihood.
The math presented here is, honestly, what I think you really, truly need to know. I think you
need to know these things not just to pass comps, but so that you can competently skim an
important Econometrica paper to learn a new estimator you need for your research, or to pick up
a book on solving non-linear equations numerically written by a non-economist and still be able
to digest the main ideas. Tools like Taylor series come up in asymptotic analysis of estimators,
proving necessity and sufficiency of conditions for a point to maximize a function, and the
theory of functional approximation, which touch every field from applied micro to empirical
macro to theoretical micro. Economists use these tools are used all the time, and not learning
them will handicap you in your ability to continue acquiring skills.

 Economic Models

There are five ingredients to an economic model:


a) Who are the agents? (Players)
b) What can the agents decide to do, and what outcomes arise as a consequence of the
agents’ choices? (Actions)
c) What are the agents’ preferences over outcomes? (Payoffs)
d) When do the agents make decisions? (Timing)
e) What do the agents know when they decide how to act? (Information)

 Perfectly Competitive Markets

The foundational economic model is the classical “Marshallian” or “partial equilibrium”


market. This is the model you are probably most familiar with from undergraduate economics. In
a price-taking market, there are two agents: a representative firm and a representative consumer.
The firm’s goal is to maximize profits. It chooses how much of its product to make, q, taking
as given the price, p, and its costs, C(q). Then the firm’s profits are
 Basic questions of economic analysis

After building a model, two mathematical questions naturally arise,


a) How do we know solutions exist to the agents’ maximization problems? (the Weierstass
theorem)
b) How do we find solutions? (first order necessary conditions, second order sufficient
conditions) as well as two economic questions,
c) How does an agent’s behavior respond to changes in the economic environment? (the
implicit function theorem)

Chapter 2
Basic Math and Logic
These are basic definitions that appear in all of mathematics and modern economics, but
reviewing it doesn’t hurt.

 Set Theory

Definition 2.1.1 A set A is a collection of elements. If x is an element or member of A, then


x ∈ A. If x is not in A, then x ∈/ A. If all the elements of A and B are the same, A = B. The
set with no elements is called the empty set, ∅.
We often enumerate sets by collecting the elements between braces, as
F = { Apples, Bananas, Pears }
F ′ = { Cowboys, Bears, Chargers, Colts}
We can build up and break down sets as follows:

 Functions and Correspondences

Definition 2.2.1 Let X and Y be sets. A function is a rule that assigns a single element y ∈
Y to each element x ∈ X; this is written y = f (x) or f : X → Y . The set X is called the
domain, and the set Y is called the range. Let A ⊂ X; then the image of A is the set f (A) = {y
: x ∈ A, y = f (x)}.
 Real Numbers and Absolute Value

The set of numbers we usually work in, (−∞, ∞), is called the real numbers, or R. The
symbols −∞ and ∞ are not in R (they are not even really numbers), but represent the idea of an
unbounded process, like 1, 2, 3, .... and last.

 Logic and Methods of Proof

It really helps to get a sense of what is going on in this section, and return to it a few times
over the course. Thinking logically and finding the most elegant (read as, “slick”) way to prove
something is a skill that is developed. It is a talent, like composing or improvising music or
athletic ability, in that you begin with a certain stock of potential to which you can add by
working hard and being alert and careful when you see how other people do things. Even if you
want to be an applied micro or macro economist, you will someday need to make logical
arguments that go beyond taking a few derivatives or citing someone else’s work, and it will be
easier if you remember the basic nuts and bolts of what it means to “prove” something.

Chapter 3
Basics of R
Deliberate behavior is central to every microeconomics model, since we assume that agents
act to get the best payoff possible available to them, given the behavior of other agents and
exogenous circumstances that are outside their control.
Some examples are: A firm hires capital K and labor L at prices r and w per unit, respectively,
and has production technology function F (K, L). It receives a price p per unit it sells of its good.
It would like to maximize profits,

 Intervals and Sequences

Intervals are special subsets of the real numbers, but some of their properties are key for
optimiza-tion theory.
Definition 3.2.1 The set (a, b) = {x : a < x < b} is open, while the set [a, b] = {x : a ≤ x ≤
b} is closed. If −∞ < a < b < ∞, the sets (a, b) and [a, b] are bounded (both the endpoints a
and b are finite).

 The Extreme Value Theorem


Up to this point, what are the facts that you should internalize?
a) Sequences are convergent only if they settle down to a constant value in the long run
b) Every bounded sequence has a convergent subsequence, even if the original sequence
doesn’t converge (Bolzano-Weierstrass Theorem)
c) A function is continuous if and only if limn→∞ f (xn) = f (x) for all sequences xn → x

With these facts, we can prove the Weierstrass Theorem, also called the Extreme Value
Theorem.

 Derivatives

As you know, derivatives measure the rate of change of a function at a point, or

df (x) f (x + h) − f (x)

f ′(x) = Dxf (x) = = lim


h→
dx 0 h
The way to visualize the derivative is as the limit of a sequence of chords,

 Partial Derivatives

Most functions of interest to us are not a function of a single variable, but many. As a result,
even though we’re focused on maximization where the choice variable is one-dimensional, it
helps to introduce partial derivatives so we can study how solutions and payoffs vary in terms of
variables outside the agent’s control.
For example, a firm’s profit function

π(q) = pq − 2c q2
is really a function of q, p and c, or π(q, p, c). We will need to differentiate not just with
respect to q, but also p and c.
Chapter 4
Necessary and Sufficient Conditions for Maximization
While existence results are useful in terms of helping us understand which maximization
problems have answers at all, they do little to help us find maximizers. Since analyzing any
economic model relies on finding the optimal behavior for each agent, we need a method of
finding maximizers and determining when they are unique.

 First-Order Necessary Conditions

We start by asking the question, “What criteria must a maximizer satisfy?” This throws away
many possibilities, and narrows attention on a candidate list. This does not mean that every
candidate is indeed a maximizer, but merely that if a particular point is not on the list, then it
cannot be a maximizer. These criteria are called first-order necessary conditions.

 Second-Order Sufficient Conditions

The idea of second-order sufficient conditions is to provide criteria that ensure a critical
point is a maximum or minimum. This gives us both a test to see if a point on the candidate list is
a local maximum or local minimum, as well as provides more information about the behavior of
a function near a local maximum in terms of calculus.

Chapter 4
Necessary and Sufficient Conditions for Maximization
While existence results are useful in terms of helping us understand which maximization
problems have answers at all, they do little to help us find maximizers. Since analyzing any
economic model relies on finding the optimal behavior for each agent, we need a method of
finding maximizers and determining when they are unique.

 First-Order Necessary Conditions

We start by asking the question, “What criteria must a maximizer satisfy?” This throws away
many possibilities, and narrows attention on a candidate list. This does not mean that every
candidate is indeed a maximizer, but merely that if a particular point is not on the list, then it
cannot be a maximizer. These criteria are called first-order necessary conditions.

 Second-Order Sufficient Conditions

The idea of second-order sufficient conditions is to provide criteria that ensure a critical
point is a maximum or minimum. This gives us both a test to see if a point on the candidate list is
a local maximum or local minimum, as well as provides more information about the behavior of
a function near a local maximum in terms of calculus.

Chapter 5
The Implicit Function Theorem
The quintessential example of an economic model is a partial equilibrium market with a
demand equation, expressing how much consumers are willing to pay for an amount q as a
function of weather w,
p = f d(q, w)

 The Implicit Function Theorem

Suppose we have an equation

f (x, c) = 0
Then an implicit solution is a function x(c), so that

f (x(c), c) = 0
We say the variables c are exogenous variables, and that the x are endogenous variables.

Chapter 6
The Envelope Theorema
 The Envelope Theorem

Suppose an agent faces the maximization problem

max f (x, c) x
where c is some parameter. The FONC is
fx(x∗(c), c) = 0
Now, consider the value function or indirect payoff function

V (c) = f (x∗(c), c)
This is the agent’s optimized payoff, given the parameter c. We might want to know how V (c)
varies with c, or V ′(c). That derivative equals

Chapter 7
Concavity and Convexity
At various times, we’ve seen functions for which the SOSCs are satisfied for any point, not
just the critical point. For example,
a) A price-taking firm with cost function C(q) = 2c q2 has SOSCs −c < 0, independent of
q
b) A price-taking consumer with benefit function v(q) = b log(q) has SOSCs −1/q 2 < 0,
which is satisfied for any q
 Concavity

Recall the partial equilibrium consumer with preferences u(q, m) = v(q) + m. Earlier, we
claimed that v′(q) > 0 and v′′(q) < 0 were good economic assumptions: The agent has positive
marginal value for each additional unit, but this marginal value is decreasing. Let’s see what
these economic assumptions imply about Taylor series. The benefit function, v(q), satisfies

 Convexity

Similarly, our cost function C(q), satisfies

C(q) = C(q0) + C′(q0)(q − q0) + C′′(c) (q − q0)2


2

C(q) − C(q0)

q − q0

so that the chord from C(q0) to C(q) is steeper than


the derivative C′(q0). This is a convex function.

Chapter 8
Basics of RN
Now we need to generalize all the key results (extreme value theorem, FONCs/SOSCs, and
the implicit function theorem) to situations in which many decisions are being made at once,
sometimes subject to constraints. Since we need functions involving many choice variables and
possibly many parameters, we need to generalize the real numbers to R N , or N -dimensional
Euclidean vector space.

 Intervals → Topology

In R, we had open sets (a, b), closed sets [a, b], and bounded sets, where a and b are finite. In
multiple dimensions, however, it’s not immediately obvious what the generalizations of these
properties should be. For example, we could define open cells as sets C = (0, 1) × (0, 1) × ...(0,
1), which look like squares or boxes. Or we could define open balls as sets B = {y : ||y|| < 1}.
But then, we’re going to study things like budget sets, defined by inequalities like {(x, y) : x ≥ 0,
y ≥ 0, pxx + pyy ≤ w}, which are neither balls nor cells.

 Continuity

Having generalized the idea of “[a, b]” to R N , we now need to generalize continuity.
Continuity is more difficult to visualize in RN since we can no longer sketch a graph on a piece of
paper. For a function f : R2 → R we can visualize the graph in three dimensions. A continuous
function is one for which the “sheet” is relatively smooth: It may have “ridges” or “kinks” like a
crumpled-up piece of paper that has been smoothed out, but there are no “rips” or “tears” in the
surface.

 The Extreme Value Theorem

So, what do you have to internalize from the preceding discussion in this chapter?
a) A set is open if it is a union of open balls.
b) A set is closed if it contains all its points of closure. A set is closed if its complement is
open.
c) A set is compact in RN if it is closed and bounded.

In compact sets, all sequences have a convergent subsequence.

 Multivariate Calculus

Note that even through y is not an “infinitesimal vector”, this is the differential change in the
value of f (x) with respect to an infinitesimal change in x in the direction y. In general,
Theorem 8.4.2 The change in f (x) in the direction y is given by the directional derivative
of f (x) in the direction y,

 Taylor Polynomials in Rn

Second-order approximations played a key role in developing second-order sufficient


conditions for the one-dimensional case, and we need a generalization of them for the multi-
dimensional case. Again, however, the right “generalization” is somewhat subtle. The second-
order Taylor polynomials of the one-dimensional case were quadratic functions with an error
term,

Chapter 9
Unconstrained Optimization
We’ve already seen some examples of unconstrained optimization problems. For example, a
firm who faces a price p for its good, hired capital K and labor L at rates r and w per unit, and
pro-duces output according to the production technology F (K, L) faces an unconstrained
maximization problem
max pF (K, L) − rK − wL
K,L

 First-Order Necessary Conditions

Our first step to solving unconstrained maximization problems is to build up a candidate list
using FONCs, just like in the one-dimensional case.

Theorem 9.1.2 (First-Order Necessary Conditions) If x∗ is a local maximum of f and f is


differentiable at x∗, then x∗ is a critical point of f .

 Second-Order Sufficient Conditions

With FONCs, we can put together a candidate list for any unconstrained maximization
problem: Critical points and any points of non-differentiability. However, we still don’t know
whether a given critical point is maximum, minimum or saddle/inflection point

 Comparative Statics

Perhaps if we take a broader perspective, we can see some of the structure behind the
comparative statics exercise we did for the consumer above. The unconstrained maximization
problem

max f (x, c)
x

has FONCs
∇xf (x∗(c), c) = 0

 The Envelope Theorem


Similarly, we can characterize an envelope theorem for unconstrained maximization
problems that shows how an agent’s payoff varies with an exogenous parameter. The generic
unconstrained maximization problem is
max f (x, c)
x

Chapter 10
Equality Constrained Optimization Problems
Optimization problems often come with extra conditions that the solution must satisfy. For
ex-ample, consumers can’t spend more than their budget allows, and firms are constrained by
their technology. Some examples are:
The canonical equality constrained maximization problem comes from consumer theory.
There is a consumer choosing between bundles of x1 and x2. He has a utility function u(x1, x2),
which is increasing and differentiable in both arguments. However, he only has wealth w and the
prices of x1 and x2 per unit are p1 and p2, respectively, so that his budget constraint is w = p1x1 +
p2x2. Then his maximization problem is

 Two useful but sub-optimal approaches

There are two ways of approaching the question of constrained maximization that are
instructive, but not necessarily efficient. If you look at proof of Lagrange’s theorem, these ideas
show up, however, and they give a lot of intuition about how this kind of maximization problem
works.

 First-Order Necessary Conditions

The preferred method of solving these problems is Lagrange maximization. To use this
approach, we introduce a special function:
 Comparative Statics

Our system of first-order necessary conditions

∇xf (x∗) − λ∗∇xg(x∗) = 0

−g(x∗) = 0
is a non-linear system of equations with endogenous variables (x ∗, λ∗), just like any other we
have applied the IFT to. The only “new” part is that you have to keep in mind that λ ∗ is an
endogenous variable, so that it changes when we vary any exogenous variables. Second, the sign
of the determinant of the Hessian is determined by whether we are looking at a maximum or
minimum, and the number of equations.

 The Envelope Theorem

The last tool we need to generalize is the envelope theorem. Since a local maximum of the
La-
grangian satisfies

L(x∗, λ∗) = f (x∗) − λ ′g(x∗) = f (x∗)


we can use it as our value function.

As a start, suppose we are studying the consumer’s problem with utility function u(x, y) and
budget constraint w = px + y. Then the Lagrangian at any critical point is

L(x∗, y∗, λ∗) = u(x∗, y∗) − λ∗(px∗ + y∗ − w)

Let’s consider it as a value function in terms of w,

Chapter 11
Inequality-Constrained Maximization Problems
Many problems — particularly in macroeconomics — don’t involve strict equality
constraints, but involve inequality constraints. For example, a household might be making a
savings/consumption decision, subject to the constraint that savings can never become negative
— this is called a borrowing constraint. As a result, many households will not have to worry
about this, as long as they maintain positive savings in all periods. A simple version is:

 First-Order Necessary Conditions

For simplicity, we’ll work with one equality constraint g(x) = 0 and k = 1, ..., K inequality
con-straints, hk(x) ≤ 0.

As before, we form the Lagrangean, putting a Lagrange multiplier λ on the equality


constraint, and µ = (µ1, µ2, ..., µK ) Kuhn-Tucker multipliers on the inequality constraints:
X
L(x, λ, µ) = f (x) − λg(x) − µkhk(x) = f (x) − λg(x) − µ′h(x)
k

 Second-Order Sufficient Conditions and the IFT

Some good news: Since KT maximization is essentially the same as Lagrange maximization
once you have fixed the set of binding constraints, the SOSCs and implicit function theorem for
an inequality-constrained problem are to those in an equality-constrained maximization problem
where the set of binding constraints are equality constraints, and the slack constraints are
completely ignored.
Remember: KT is just a formal way of working through the process of testing all the possible
combinations of binding constraints. So for a particular set of binding constraints, the problem is
equivalent to an equality constrained problem where these are the only constraints. To check
whether a critical point is a local maximum or compute comparative statics, we use exactly the
same approach as an equality constrained problem.

Chapter 12
Concavity and Quasi-Concavity
Checking second-order sufficient conditions for equality- and inequality-constrained
maximization problems is often outrageously painful. It is time-consuming and error-prone, and
pain increases exponentially in the number of choice variables.
For this reason, it would be very helpful to know when the second-order sufficient conditions
for multi-dimensional maximization problems are automatically satisfied.
There are two classes of function that are useful for maximization: Concave and Quasi-
concave. (The corresponding classes for minimization are Convex and Quasi-convex.)
In the one-dimensional case, strict concavity meant that f ′′(x) < 0 for all x. In the multi-
dimensional case, strictly concavity will similarly mean that y′∇xxf (x)y < 0 for all x and y, and it
follows that the second-order conditions will be satisfied. This is the best case.

However, recall that if x∗ is a local maximum of f (x), then for any strictly increasing function
g(), x∗ is also a maximum of g(f (x)). This is nice, because it means that the “units” of f (x) are
irrelevant to the set of maximizers. But concavity and convexity are not preserved under
monotone transformations. For example, log(x) is one of our prototype concave functions. But if
we take the strictly increasing transformation g(y) = (ey )2, we get

g(log(x)) = x2

 Some Geometry of Convex Sets

For analyzing maximization problems, it is helpful to consider the behavior of the “better
than” sets:
Definition 12.1.1 The upper contour sets of a function are the sets

U C(a) = {x : f (x) ≥ a}

Now, we need to be careful about the difference between convex sets and convex functions,
since we’re about to use both words side by side quite a bit.
 Concave Programming

Concave functions are the best-case scenario for optimization, since they imply that
first-order necessary conditions are sufficient for a critical point to be a global maximum
(this makes checking second-order sufficient conditions unnecessary, and life is much
easier).

 Quasi-Concave Programming

Concavity is a cardinal property, not an ordinal one, and we would like to have a
generalization of concavity that is merely ordinal.
For example, if we consider xαyβ and compute the Hessian, we get
α−1yβ−1
αβx β(β − 1)xαyβ−2
α(α − 1)xα−2yβ αβxα−1yβ−1

which is not concave if α + β > 1. But f (x, y) = xy still has convex upper contour sets, so we
would expect it to be well-behaved for maximization purposes, even if it isn’t concave.

 Convexity and Quasi-Convexity

The set of convex and quasi-convex functions play a similar role in minimization
theory as concave and quasi-concave functions play in maximization theory.
Definition 12.4.1 The following are equivalent:
f (x) is convex
For all x′ and x′′ and all λ ∈ [0, 1],

λf (x′) + (1 − λ)f (x′′) ≤ f (λx′ + (1 − λ)x′′)


For all x′ and x′′,
f (x′) − f (x′′) ≥ Df (x′′)(x′ − x′′)
 Comparative Statics with Concavity and Convexity

There are some common tricks to deriving comparative statics relationships under the
assumptions of concavity and convexity.
BAB III

ANALISIS KELEBIHAN DAN KELEMAHAN


A. Perbandingan isi buku:
- Buku Utama
Didalam buku utama karya thamrin dan eko wahyu nugraha ini banyak membahas
tentang persoalan-persoalan mengenai ekonomi yaitu suatu persoalan yang menghendaki
seseorang, suatu perusahaan atau suatu masyarakat membuat keputusan tentang cara
terbaik untuk melakukan suatu kegiatan ekonomi.
Salvatore menjelaskan bahwa ilmu ekonomi menjadi dua bagian penting yaitu ilmu
ekonomi positif (positif economic) membahas atau mempelajari tentang apa atau
bagaimana masalah-masalah ekonomi yang dihadapai suatu masyarakat diselesaikan
secara actual, sebaliknya ikmu ekonomi normatif (normative economcis) berkaitan
dengan atau mempelajari tentang apa yang seharusnya atau begaimana masalah masalah
ekonom yang dihadapi suatu masyarakat seharusnya diselesaikan.

- Buku Pembanding
Didalam buku pembanding karya henderson dan richard ini banyak membahas
tentang
Model-model ekonomi, teori-teori menurut para ahli dan buku ini juga banyak membahas
soal maupun contoh soal disertai teorema-teorema dari para ahli. etika pada dasarnya,
sebagaimana menurut Kreitner (1992), adalah studi mengenai tanggung jawab moral
terkait dengan apa yang dianggap benar dan apa yang dianggap salah. Griffin (2000)
secara ringkas menyatakan bahwa etika adalah beliefs of what is good and what is bad,
keyakinan akan sesuatu yang dianggap baik dan buruk. Akan tetapi lebih jauh lagi,
Kreitner mengingatkan bahwa etika dalam ekonomi tidak saja berbicara apa yang baik
dan buruk, apa yang benar dan apa yang salah, sehingga yang diperlukan dalam ekonomi
adalah orang baik dan bukan orang buruk.
B. KELEBIHAN dan KELEMAHAN BUKU
- Thamrin,Eko Wahyu Nugraha,dan Muhammad Fahmi
Kelebihan
Menurut saya yang menjadi kelebihan buku ini adalah keseluruhan sudah dapat
memaparkan setiap judul dengan jelas dan pemberian contoh yang dapat memudahkan
pembaca untuk membaca memahami dan menjelaskan. Penulis seakan-akan mengajak
pembaca untuk ikut dalam keadaan yang sebenarnya. Setiap bab penulis membuat satu
kesimpulannya yang dapat dimengerti. Dan terdapat juga soal latihan setiap babnya.
Kelemahan
Menurut saya yang menjadi kelemahan buku ini adalah kurangnya pendapat para
ahli dan tokoh dunia tentang pemahaman mikro ekonomi. Penjelasan yang kurang
dipahami karna Pengertian dari setiap kata banyak yang dibuat berulang-ulang, dan
pengertiannya itu banyak menggunakan kata-kata pemborosan. penulisan ciri-ciri dari
pasar persaingan sempurna di kiri (left) bukan di kanan seperti judul sub-bab pada buku
ini sehingga tidak menyulitkan bagi pembaca untuk mengetahui tulisan tersebut
merupakan bagian dari pembahasan atau judul pembasan lain. Pada pembahasan
mengenai jenis-jenis pasar seharusnya terdapat keterangan mengenai kelebihan dan
kelemahan pasar.
- Henderson And Richard E.Quandt
Kelebihan
Menurut saya yang menjadi kelebihan buku ini adalah terdapat banyaknya
pendapat para ahli, dilengkapi dengan pembahasan soal dan latihan. Terdapat ringkasan
materi pada akhir BAB yang membantu pembaca untuk mereview kembali materi yang
telah dibaca. Di akhir pembahasan atau setelah BAB akhir penulis mencantumkan soal
latihan.Desain buku lebih menarik dibandingkan dengan buku acuan.
Kelemahan
Menurut saya yang menjadi kelemahan buku ini adalah Terkadang terdapat istilah
dan persamaan yang menggunakan simbol yang tidak umum dan sulit dimengerti
dibandingkan dengan buku acuan.Terdapat beberapa kata yang salah ketik.Terkadang
penulis tidak mencantumkan analisis pada gambar kurva. Sulit untuk dimengerti karena
bahasa yang digunakan adalah bahasa inggris.
BAGIAN IV

PENUTUP
Kesimpulan
Buku ini memiliki beberapa kelemahan dan kelebihan sebagai buku teks bagi para
mahasiswa, akan tetapi hal itu dianggap wajar karena memang sulit untuk menemukan
hal yang nyaris sempurna di muka bumi ini. Buku ini juga ditulis oleh salah satu dosen
tetap fakultas ekonomi dari salah satu universitas di Indonesia yaitu Universitas Negeri
Medan. Beliau adalah bapak thamrin dan bapak eko wahyudi Nugraha yang telah banyak
menulis berbagai buku mengenai ekonomi seperti Ekonomi mikro, peramalan bisnis,
ekonomi pembangunan, dan lain sebagainya.

Saran
Saran saya terhadap buku ini yaitu semoga akan terbit edisi revisi yang
memperbaiki mengenai tulisan yang salah ketik yang sering dijumpai pada beberapa
pembahasan, selain itu juga menggunakan rumus atau persamaan ekonomi umum agar
mudah bagi pembaca khususnya mahasiswa untuk memahami materi yang dibaca pada
buku yang luar biasa ini.
DAFTAR PUSTAKA
Thamrin, Eko wahyu Nugraha dan Muhammad Fahmi.2016. Medan: Penerbit Madenatara
Henderson And Richard E.Quandt.2003.London: Tata McGraw-Hill

Anda mungkin juga menyukai