Anda di halaman 1dari 44

MACROECONOMICS

Robert S. Pindyck • Daniel L. Rubinfeld


BUKU PENGANTAR EKONOMI MIKRO
Tim PENUYUSUN, 2019

Disusun Oleh :
Boy mangasi tua siregar

DOSEN PENGAMPU: Muamar rinaldi M.Si


MATA KULIAH : Pengantar Ekonomi Makro

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada saya, sehingga berhasil menyelesaikan tugas ini tepat
pada waktunya yang berjudul “Critical Book Report”.

Dalam penyusunan tugas ini banyak kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu
kritik yang membangun dari semua pihak sangat saya harapkan demi kesempurnaan
tugas ini, dan Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu dan secara khusus saya berterimakasih kepada bapak
Muamar rinaldi, M.Si selaku Dosen pengampu mata kuliah Pengantar Ekonomi
Makro karena telah memberikan bimbinganya kepada saya untuk menyelesaikan tugas
CBR ini hingga selesai.

Medan, 15 oktober 2019

Boy mangasi tua siregar

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................iii

BAB I................................................................................................................................1

PENDAHULUAN............................................................................................................1

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR.................................................................................1

B. Tujuan Penulisan CBR.............................................................................................1

C. Manfaat CBR............................................................................................................1

D. Identitas Buku..........................................................................................................1

BAB II..............................................................................................................................3

RINGKASAN BUKU......................................................................................................3

A. Ringkasan Isi Buku..................................................................................................3

BAB III...........................................................................................................................32

PEMBAHASAN.............................................................................................................32

A. Kelebihan...............................................................................................................32

B. Kekurangan............................................................................................................32

BAB IV...........................................................................................................................33

PENUTUP......................................................................................................................33

A. Kesimpulan............................................................................................................33

B. Rekomendasi..........................................................................................................33

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................34
BAB I
PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi Pentingnya CBR
Melakukan Critical Book Review pada suatu buku dengan membandingkan nya
dengan buku lain sangat penting untuk dilakukan, dari kegiatan ini lah kita dapat
mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu buku. Dari mengkritik inilah kita jadi
mendapatkan informasi yang kompeten dengan cara menggabungkan informasi dari buku
yang lain. Hal ini adalah salah satu upaya KKNI untuk benar benar menjadikan
mahasiswa yang unggul dalam segala hal, salah satu nya yaitu mengkritik buku.

B. Tujuan Penulisan CBR


 Mengulas isi sebuah buku.
 Mengetahui informasi sebuah buku.
 Melatih individu agar berfikir kritis dalam mencari informasi yang ada disetiap buku.
 Melatih mahasiswa untuk teliti meriview buku dalam dua bahasa.

C. Manfaat CBR
 Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ekonomi Makro.
 Untuk menambah pengetahuan tentang Pengantar Ekonomi Makro.
 Untuk mengetahui banyak hal tentang buku, dan melatih mahasiswa untuk gemar
membaca.

D. Identitas Buku
1) Identitas Buku Utama

1. Judul : Modul Pengantar Ekonomi Makro


2. Penulis : Tim penyusun
3. Penerbit & Kota : Universitas Negeri Medan
4. Tahun terbit 2019
5. Tebal buku : 127 halaman

1
2) Identitas Buku Pembanding
1. Judul : Macroeconomics
2. Penulis : Robert S. Pindyck • Daniel L. Rubinfeld
3. Penerbit & Kota : Cranford, New Jersey
4. Tahun terbit ; 2009
5. Tebal buku ; 512

A. Ringkasan Isi BAB II


Buku
RINGKASAN BUKU

MODUL I
Pendahuluan
KONSEP DASAR EKONOMI MAKRO

Teori dasar dalam ilmu ekonomi dibedakan menjadi dua kumpulan teori yaitu:
teori ekonomi mikro dan makro. Teori ekonomi mikro adalah menganalisis perilaku
masing- masing komponen seperti industri, perusahaan dan rumah tangga. Teori ekonomi
makro adalah pembahasan yang berkenaan dengan kegiatan-kegiatan ekonomi sebagai
keseluruhan (agregat).

Sejarah Perkembangan Analisis Makro Ekonomi

Ahli-ahli ekonomi yang tergolong mazhab klasik yaitu menganut pasar bebas
(kekuatan pasar) akan mewujudkan tingkat kegiatan ekonomi yang efisien dalam jangka
panjang. Penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu tercapai dan perekonomian akan
mengalami pertumbuhan yang teguh.

Great Depression tahun 1929-1933, terjadi kemunduran ekonomi di seluruh dunia


yang berdampak pada tingginya pengangguran serta menurunnya output secara terus
menerus, hal ini menimbulkan kesadaran ahli-ahli ekonomi bahwa mekanisme pasar
tidak dapat secara otomatis meciptakan pertumbuhan ekonomi secara teguh dan tingkat
penggunaan tenaga kerja penuh, ahli- ahli ekonomi John Keynes tahun 1936 dalam
bukunya General Teori of Employment, Interest and Money dan sekaligus menjadi
landasan kepada teori-teori ekonomi makro. Isi buku tersebut adalah:

1. Mengemukakan beberapa kritik atas pandangan klasik mengenai kemampuan


mekanisme pasar untuk selalu menggunakan tenaga kerja penuh.
2. Menciptakan suatu teori baru yang menjelaskan tentang faktor-faktor yang akan
menunjukkan tingkat kegiatan ekonomi dan tingkat penggunaan tenaga kerja
penuh.

Masalah dan Kebijakan Makro Ekonomi

Masalah yang dihadapi setiap perekonomian adalah pengangguran, kenaikan


beberapa harga, pertumbuhan perekonomian yang tidak teguh yang akan berakibat buruk
pada masyarakat. Masalah ini harus dihindari dengan suatu kebijakan makro ekonomi,
yaitu:

1. Kebijakan fiskal, yaitu: bidang perpajakan dan pengeluarannya.


2. Kebijakan moneter, yaitu: bidang pengaturan uang dan penawaran tingkat suku
bunga.

Masalah Pengangguran dan Inflasi

Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam


angkatan kerja yang ingin mendapatkan pekerjaan tapi belum dapat memperolehnya.

Inflasi adalah gejala dalam suatu perekonomian menunjukkan gejala kenaikan


harga-harga berlaku:

1. Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahaan-perusahaan


untuk menghasilkan barang dan jasa (AD/AS). (Demand Push Inflation).
2. Pekerja menuntut kenaikan upah sehingga biaya produk atau ongkos produksi
naik yang akan memicu kenaikan harga-harga (Cost Push Inflation)..

Neraca Perdagangan dan Neraca Pembayaran (Ekonomi Terbuka)

Eksport adalah membuka memperluas pasar berarti dituntut untuk lebih


mengembangkan produk bagi perusahaan- perusahaan dalam negeri yang otomatis akan
menambah kesempatan kerja berarti pendapatan naisonal naik.

Neraca perdagangan dan pembayaran akan memberikan beberapa informasi


penting mengenai nilai perkembangan eksport dan import. Demikian juga gambaran yang
disajikan oleh neraca pembayran adalah aliran modal jangka panjang dan jangka panjang.

Tujuan Kebijakan Makro Ekonomi

Kebijakan ekonomi makro yang dilakukan oleh setiap negara secara bersama-
sama dilakukan oleh pemerintah dan swasta bertujuan untuk mengnatasi masalah-
masalah yang timbul dan yang mungkin timbul dalam perekonomian semasa. Diharapkan
akan dapat tercapai keadaan perekonomian yang diidam- idamkan sebagai berikut:

1. Tingkat Output Riil Nasional dan Pertumbuhan Ekonomi yang Tinggi


2. Tingkat Kesempatan Kerja yang Tinggi
3. Kapasitas Produksi Nasional yang tinggi
MODUL 2
PERMINTAAN DAN PENAWARAN AGREGAT
Permintaan Agregat (AD)

Permintaan agregat (AD) adalah kuantitas output total atau agregat yang ingin
dibeli pada tingkat harga tertentu, dimana hal lain konstan. AD merupakan pengeluaran
yang diinginkan di seluruh sektor produk: konsumsi, investasi domestik swasta,
pengeluaran pemerintah untuk barang dan jasa dan ekspor neto terhadap empat
komponen:

1. Konsumsi (C) ditentukan oleh pendapatan disposable, yaitu pendapatan


perseorangan dikurangi pajak.
2. Investasi (I) mencakup pembelian bangunan, peralatan, dan akumulasi persediaan.
3. Pengeluaran pemerintah, pembelian untuk barang-barang seperti tank, peralatan
pembuatan jalan juga jasa hakim ataupun sekolah negeri.
4. Ekspor neto, komponen terakhir permintaan agregat yang nilainya sama dengan
nilai ekspor dikurangi nilai impor.

Kurva AD Miring Ke Bawah

Kita melihat bahwa kemiringan ke bahwa kurva AD mengindikasikan bahwa


output riil yang diminta turun karena adanya peningkatan tingkat harga. Alasan utama
kurva AD miring ke bawah adalah efek penawaran uang, karena itu tingkat yang lebih
tinggi yang beroperasi pada penawaran uang nominal yang tetap menghasilkan uang ketat
dan pengeluaran agregat yang lebih rendah.

Pergeseran Permintaan Agregat

Kita dapat memisahkan faktor-faktor penentu AD ke dalam dua kategori.


Kategori pertama adalah variabel kebijakan utama dibawah pengawasan pemerintah.
Yaitu kebijakan moneter-moneter langkah-langkah dengan mana bank sentral dapat
mempengaruhi penawaran uang dan kebijakan fiskal dan pengeluaran pemerintah.
Kategori kedua adalah variabel-variabel eksternal, atau variabel yang ditentukan di luar
kerangka AS-AD. Beberapa dari variabel ini (seperti perang atau revolusi) berada di luar
lingkup analisis makro ekonom, beberapa lagi (seperti aktivitas perekonomian luar
negeri)
berada di luar pengawasan kebijakan domestik (dalam negeri), dan lainnya (seperti pasar
saham) memiliki pergerakan bebas yang berarti.

Permintaan Mikroekonomi vs Makroekonomi

Kurva AD makroekonomi berbeda dengan kurva AD di mikroekonomi karena


kura makro melukiskan perubahan harga dan output dalam keseluruhan perekonomian
sementara kurva mikroekonomi menganalisis perilaku komoditi individual. Selain itu,
kemiringan ke bawah kurva AD terutama karena efek penawaran uang, sedangkan
kemiringan ke bawah kurva permintaan mikro karena efek substitusi pada saat
pendapatan dan harga barang lain dianggap konstan.

Tinjauan Alternatif Permintaan Agregat

Kebanyakan para ahli makroekonomi sekarang ini mengikuti pada pendekatan


pemilihan, yaitu beranggapan bahwa berbagai macam variasi kebijakan dan kekuatan/
tekanan eksternal mempengaruhi permintaan agregat. Para ahli makroekonomi eclectik
menyebutkan berbagai kekuatan berbeda yang bergerak dalam suatu perekonomian
selama periode berlainan.

Penawaran Alternatif terhadap Penawaran Agregat

Penawaran agregat berhubungan dengan total output nasional yang ingin


diproduksi dan dijual oleh dunia usaha pada satu tahun tertentu untuk setiap tingkat
harga, dimana hal lain dianggap konstan. Kita dapat membentuk kurva penawaran
agregat atau kurva AS seperti ditunjukkan dalam skedul mengenai tingkat output riil
yang akan diproduksi pada setiap tingkat harga yang mungkin, dimana hal lain dianggap
sama.

Faktor-Faktor Penentu Penawaran agregat

Penawaran agregat pada dasarnya tergantung pada dua rangkaian kekuatan:


output potensial dan perilaku upah harga. Pada dasarnya, ouput potensial
menggambarkan jumlah yang akan ditawarkan apabila permintaan agregat tumbuh secara
lambat dan para pemasok tidak mengalami hambatan. Bagaimanapun juga, karena
adanya goncangan biaya dan
gangguan-gangguan permintaan agregat, dunia usaha akan berproduksi di bawah output
potensial; atau dalam periode yang sangat menekan seperti masa perang, mereka bahkan
memproduksi di atas output potensial.

Permintaan Agregat dan Fungsi Konsumsi

Permintaan agregat merupakan konsumsi masyarakat, pemerintah, dan konsumsi


perusahaan (pengeluaran perusahaan untuk bahan baku) sebagai pelaku-pelaku ekonomi
terhadap barang dan jasa. Permintaan agregat ini menjadi permintaan efektif bila
diwujudkan secara nyata di pasar.

Keynes mengatakan besarnya permintaan efektif nilai yang menentukan luasnya


employment yang terserap dalam aktivitas perekonomian di masyaraka. Permintaan
efektif dapat menentukan employment yang disebabkan adanya pengeluaran untuk
konsumsi dan investasi. Konsep dasar yang mengaitkan pengeluaran untuk konsumsi
dengan tingkat pendapatan dispossible income (pendapatan yang siap untuk dibelanjakan
setelah dipotong pajak). Tergambar adanya hubungan erat dan terkait antara pengeluaran
konsumsi total (aggregat demand) dengan dispossible income.

MODUL 3
PENDAPATAN NASIONAL
Pendapatan Nasional

Perhitungan pendapatan nasional ( national income accounting ) menunjuk


kepada seperangkat pengaturan ( rules ) dan teknik ( techniques ) untuk mengukur aliran
seluruh output barang dan jasa yang dihasilkan dan aliran seluruh input (faktor-faktor
produksi) yang digunakan oleh seluruh perekonomian untuk menghasilkan output barang
dan jasa tersebut.

Arus Perputaran Output dan Pengeluaran

Arus perputaran ouput dan pengeluaran atau yang lebih sering dikenal dengan
arus perputaran kegiatan ekonomi, arus perputaran kegiatan ekonomi adalah suatu
diagram yang menggambarkan bagaimana saling keterkaitan diantara berbagai perilaku
ekonomi seperti sektor rumah tangga, sektor perusahaan, sektor pemerintah, sektor luar
negeri; dan
berbagai pasar yang ada di dalam perekonomian seperti pasar faktor produksi, pasar
produk, dan pasar keuangan atau kredit.

Berbagai Konsep Tentang Pendapatan Nasional

1. Produk Nasional Bruto

Produk nasional bruto adalah total nilai atau harga pasar dari seluruh barang dan
jasa akhir yang dihasilkan oleh suatu perekonomian selama kurun waktu tertentu
(biasanya 1 tahun). Produk nasional bruto merupakan salah satu ukuran atau indikator
yang secara luas digunakan untuk mengukur kinerja atau performansi ekonomi atau
kegiatan makro ekonomi dari suatu negara.

2. Produk Nasional Netto

Produk nasional netto merupakan ukuran dari output netto (barang-barang dan
jasa- jasa) yang dihasilkan oleh suatu perekonomian, dimana hanya memperhitungkan
investasi netto.

3. Pendapatan Nasional

Pendapatan nasional adalah pendapatan agresif yang diperoleh oleh-oleh faktor-


faktor produksi. Dengan perkataan lain, pendapatan nasional mengukur pendapatan
agregat yang diterima oleh faktor-faktor produksi sebelum pajak langsung dan
pembayaran transfer.

4. Pendapatan Perorangan

Pendapatan perorangan merupakan agregat (yang berasal dari berbagai sumber)


yang secara aktual diterima oleh seseorang atau rumah tangga. Langkah pertama di dalam
menghitung pendapatan perorangan adalah mengeluarkan unsur unsur yang termasuk
pendapatan nasional, tetapi tidak diterima oleh rumah tangga.

5. Pendapatan Disposable

Pendapatan disposable adalah jumlah pendapatan yang secara aktual tersedia bagi
seseorang atatu rumah tangga untuk dibelanjakan atau digunakan, baik untuk konsumsi
ataupun tabungan.
Pendekatan Dalam Perhitungan Pendapatan Nasional

1. Pendekatan Pengeluaran

Pendekatan pengeluaran adalah suatu pendekatan dimana produk nasional atau


pdb diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai pasar dari seluruhh permintaan akhir atas
output yang dihasilkan dalam perekonomian, diukur pada harga pasar yang berlaku.
Secara sistematis, dirumuskan sebagai berikut:

Y = C + I + G + (X-M)

2. Pendekatan Pendapatan

Pendekatan pendapatan adalah suatu pendekatan dimana pendapatan nasional


diperoleh dengan cara menjumlahkan pendapatan dari berbagai faktor produksi yang
menyumbang terhadap proses produksi. Secara sistematis, dirumuskan sebagai berikut:

N1 = Yw + Yr + Yi + Yлr + Yлd

3. Pendekatan Produksi

Dengan pendekatan produksi produk nasional atau pdb diperoleh dengan


menjumlahkan nilai pasar dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai
sektor di dalam perekonomian. Secara sistematis, dirumuskan sebagai berikut:
𝑛

Y = ∑ Pi Qi
𝑖=1

Beberapa Identitas Penting Dalam Makroekonomi

1. Model dua sektor

Dalam model makroekonomi dua sektor, yang hanya terdiri atas sektor rumah
tangga dan sektor bisnis, identitas yang dianggap penting adalah

Y = C + I atau Y = C + S

2. Model Makro Empat sektor

Dalam makro empat sektor dimana terdapat sektor pemerintah dan luar negeri.

Y = C + I + G + Xn ; dimana Xn = X - M
MODUL IV
Fungsi Konsumsi
Konsumsi, Tabungan, Dan Investasi

Konsumsi adalah pengeluaran rumah tangga untuk membeli barang baik barang-
barang tahan lama (durable goods) maupun barang-barang tidak tahan lama (nondurable)
untuk memenuhi kebutuhannya. Faktor yang menentukan besarnya konsumsi (a)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (current disposable income) (b). Pendapatan
permanen (permanent income), yaitu pendapatan setelah menghilangkan pengaruh
sementara dari kenaikan atau penurunan pendapatan (windfall gains or losses). (c).
Pendapatan semasa hidup (life cycle income hypothesis) (d). Kekayaan (wealth) dan
faktor-faktor lainnya. Dalam suatu perekonomian, pendapatan masyarakat suatu negara
secara keseluruhan (pendapatan nasional) dialokasikan ke dalam dua kategori
penggunaan, yaitu untuk keperluan konsumsi dan tabungan.
Fungsi konsumsi adalah fungsi yang menunjukkan hubungan antara konsumsi (C)
dengan pendapatan (Y) Maka C=a+by.

Fungsi Tabungan
Tabungan (saving) merupakan sisa pendapatan yang telah digunakan untuk
pengeluaran-pengeluaran konsumsi.Atau dengan kata lain tabungan adalah sebagian dari
pendapatan yang tidak dikonsumsi,dengan demikian rumah tangga sebagai pelaku
ekonomi hanya mempunyi pilihan untuk merencanakan pendapatan yang diperolehnya.
Pendapatan tersebut dikonsumsikan semuanya, atau untuk ditabung. Fungsi tabungan
dituliskan dalam bentuk persamaan S= -a + MPSY. Faktor –faktor yang mempengaruhi
tabungan (1). Besarnya pendapatan yang diterima artinya Semakin banyak pendapatan
yang diterima seseorang maka semakin banyak pula pendapatan yang disisihkan untuk
ditabung (2). Hasrat untuk menabung ( marginal propensity to save ) artinya Hasrat
seseorang untuk menabung biasanya didorong dengan keinginan masing-masing individu
dalam mengalokasikan pendapatannya untuk ditabung karena pertimbangan keamanan
masa depan. (3). Tingkat suku bunga bank Artinya Tingkat suku bunga bank juga
mmpengaruhi seseorang untuk menabung. Semakin tinggi tingkat suku bunga simpangan
maka semakin banyak ketertarikan masyarakat untuk menabung.
Fungsi tabungan menghubungkan jumlah tabungan dengan penapatan
disporabel.Kecendrungan menbung marjinal (MPS) adalah jumlah tabungan yang
diakibatkan oleh satu unit tabahan pendapatan, MPS merupakan kemiringan (slope)

Investasi
investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pengeluaran penanam - penanam
modal atau perusahaan untuk membeli barang – barang modal dan perlengkapan –
perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang – barang dan
jasa – jasa yang tersedia dalam perekonomian. Bila besarnya konsumsi relatif stabil
tingkat pendapatan nasional akan mengalami kegoncangan.
Faktor – Faktor Yang Menentukan Tingkat Investasi
(1). Tingkat Bunga artinya Para pengusaha hanya akan melaksanakan keinginan untuk
menanam modal apabila tingkat pengembalian modal dan penanaman modalnya itu, yaitu
persentasi kuntungan neto (tetapi sebelum dikurangi bunga uang yang dibayar) modal
yang diperoleh, lebih besar dari tingkat bunga.
(2)Tingkat Pengembalian Modal artinya Menghitung nilai sekarang dari pendapatan yang
diperoleh di masa depan atau menghitung tingkat pengembalian modal (keuntungan)
merupakan cara yang digunakan perusahaan-perusahaan untuk menilai kesesuaian dari
sesuatu investai yang akan dilakukan.
(3) Efisiensi Modal Marginal artinya efisiensi modal marginal dapat didefinisikan
sebagai: suatu kurva yang menunjukkan hubungan di antara tingkat pengembalian modal
dari jumlah modal yang akan diinvestasikan.
(4) Tingkat Bunga Dan Tingkat Investasi artinya Kegiatan investasi hanya akan
dilaksankan apabila tingkat pengembalian modal lebih besar atau sama dengan tingkat
bunga.
(5) Ramalan Keadaan Perekonomian Di Masa Depan artinya kegiatan-kegiatan yang
akan dikemhangkan itu akan memperoleh untung atau akan menimbulkan kerugian, para
pengusaha haruslah membuat ramalan-ramalan mengenai keadaan masa depan.
(6) Perubahan Dan Perkembangan Teknologi artinya melaksanakan pembaruan-
pembaruan, para pengusaha harus mendirikan barang-barang modal yang baru, dan
adakalanya juga harus mendirikan bangunan-bangunan pabrik/industri yang baru. Maka
makin banyak pembaruan yang akan dilakukan, makin tinggi tingkat investasi yang akan
tercapai.
MODUL V
Keseimbangan Pendapatan Nasional

Pendapatan nasional keseimbangan adalah pendapatan nasional yang tidak


satupun kekuatan dari faktor-faktor ekonomi memiliki tendensi untuk mempengaruhinya
atau pendapatan nasional di mana semua pelaku ekonomi memberikan kontribusi pada
batas- batas yang wajar dan sesuai dengan kebutuhan.
Pendapatan nasional keseimbangan adalah merupakan persamaan dari sejumlah
kontribusi pelaku ekonomi, sedangkan pendapatan nasional adalah merupakan
identitasnya.

Model Keseimbangan Pendapatan Nasional Dua Sektor


Perekonomian dua sektor adalah perekonomian yang terdiri dari sektor rumah tangga dan
prusahaan.
Aliran pendapatan mempunyai ciri sebagai berikut :
1. sektor perusahaan menggunakan faktor-faktor produksi yang dimiki oleh rumah
tangga.. Pemilki faktor tersebut memperoleh pendapatan berupa gaji,upah,sewa,bunga
dan laba usaha.
2. Sebagian pendapatan yang diterima oleh pemilik faktor produksi akan digunakan untu
membeli barang-barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.
3. sisa pendapatan rumah tangga yang tidak digunakan untuk konsumsi akan ditabung
daam institusi-institusi keuangan.
4. Pengusaha yang ingin meelakukan investasi akan meminjam tabungan rumah tangga
dari institusi-institusi keuangan.
Pendapatan nasional berada pada keseimbangan atau keadaan ekuilibirium apabila
permintaan agregat sama dengan penawaran agregat (AD=AS).
Dari sumber atau asalnya bahwa pendapatan nasional terdiri dari konsumsi dan investasi.
Jadi C + I = Y. Sedangkan dari sudut penggunaanya adalah bahwa pendapatan nasional
sebagian dipergunakan untuk konsumsi, sedangkan selebihnya merupakan tabungan yaitu
Y = C + S.
Dengan demikian
C+I=Y=C+S
C+I=C+S
Karena ruas kiri dan ruas kanan memliki C, maka I=S
Dengan demikian sarat keseimbangan perekonomian dua ektor adalah jika S=I
Perhitungan Pendapatan Nasional Keseimbangan Pada Perekonomian 2 Sektor
Ada dua pendekatan untuk menghitung tingkat pendapatan nasional keseimbangan yaitu
Cara 1 : dengan menggunakan persamaan keseimbangan dan fungsi konsumsi
Y=C+I atau
Y 1
=
(a+
I)

Cara II : dengan menggunakan persamaan S=I

Y a+
= I
1-
C

a. Angka pengganda (Multiplier)

Multiplier adalahfaktorpelipatganda (angkapengganda) sebagaiakibatperubahan


(tambahanataupengurangan) salahsatufaktorpenyusunvariabel GDP
atauPendapatanNasional (Y). Olehkarenabesarkecilnya GNP atau Y
dipengaruhiolehtingkatkonsumsi (C) danInvestasi (I) (dalamperekonomian 2 sektor),
jugapengeluaranpemerintah (dalamperekonomian 3 sektor)
sertaselisihekspordanimpordalamperekonomian 3 sektor,
makajikasalahsatuataulebihdarifaktor-faktortersebutberubahmakasecaraotomatis Y
akanberubah. Analisis multiplier (pengganda) bertujuan menerangkan pengaruh dari
kenaikan atau kemerosotan dalam pengeluaran agregrat keatas tingkat keseimbangan dan
terutama keatas tingkat Pendapatan Nasional. Angka pengganda (multiplier) adalah
bilangan dengan nama investasi harus kita kalikan, apabila kita ingin mengetahui
besarnya perubahan Pendapatan Nasional keseimbangan yang diakibatkan perubahan
investasi tersebut. jadi kalau k menunjukkan besarnya multiplier maka
∆ Y = k ∆I dan besarnya multiplier adalah :
Δ𝑦
k = Δ𝐼
Tidak hanya perubahan investasi yang dapat mengakibatkan perubahan pendapatan
nasional, perubahan – perubahan pajak, besarnya pengeluaran konsumsi pemerintah (G)
besarnya transfer pemerintah dan sebagainya yang akan mengakibatkan perubahan pada
Pendapatan Nasional. Oleh karenanya, disamping multiplier investasi yang disebut
sebagai investment multiplier atau angka pengganda investasi, masih ada angka – angka
pengganda lain, misalnya angka pengganda pajak, angka pengganda transfer payment
dan lain – lainnya. Perumusan daripada angka pengganda investasi adalah sebesar ∆I
yang akan mengakibatkan Pendapatan Nasional mengalami perubahan dari Y menjadi Y
+ ∆Y, maka akan diperoleh angka pengganda tersebut dengan :
Y= 𝐼
𝐼−𝐶 ( a + I). terjadi perubahan I, maka :
Y + ∆Y= 𝐼
𝐼−𝐶 ( a + I + ∆I ).Disederhanakn
Y + ∆Y = 𝐼
𝐼−𝐶 ( a + I) + 𝐼
(∆I).
𝐼−𝐶

Model Keseimbangan Ekonomi Tiga Sektor

Yang diartikan dengan perekonomian tiga sektor adalah perekonomian yang


terdiri dari sektor-sektor yang berikut : rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah.
Dengan demikian dalam menganalisis pereknomian tiga sektor pada hakikatnya akan
diperhatikan peranan dan pengaruh pemerintah ke atas kegiatan dalam suatu
perekonomian.

Campur tangan pemerintah dalam perekonimian menimbulkan dua perubahan


penting dalam proses penentuan keseimbangan pendapatan nasional, yaitu:

1. Pungutan pajak yang dilakukan pemerintah akan mengurangi pengeluaran agregat


melalui pengurangan ke atas konsumsi rumah tangga.
2. Pajak memungkinkan pemerintah melakukan perbelanjaan dan ini akan
menaikkan perbelanjaan agregat (G).

Aliran Pendapatan dan pengeluaran

Campur tangan pemerintah dalam perekonomian akan menimbulkan tiga jenis


aliran baru dalam sirkulasi aliran pendapatan . ketiga jenis aliran baru tersebut adalah:

1. Pembayaran pajak oleh rumah tangga dan perusahaan kepada pemerintah.


Pembayaran pajak tersebut menimbulkan pendapatan kepada pihak pemerintah.
2. Pengeluaran dari sektor pemerintah ke sektor perusahaan. Aliran ini
menggambarkan nilai pengeluaran pemerintah ke atas barang-barang dan jasa-
jasa yang diproduksikan oleh sektor perusahaan.
3. Pendapatan dari sektor pemerintah ke sektor rumah tangga. Aliran itu timbul
sebagai akibat dari pembayaran ke atas konsumsi faktor-faktor produksi yang
dimiliki sektor rumah tangga oleh pemerintah.

Syarat Keseimbangan

Dalam suatu perekonomian keseimbangan pendaptan nasional akan


dicapai apabila: penawaran agregat adalah sama dengan pengeluaran agregat. Dalam
perekonomian yang tidak melakukan perdagangan luar negeri penawaran agregat adalah
sama dengan pendapatan nasionalnya (Y), yaitu sama dengan nilai barang dan jasa yang
diproduksikan dalam perekonomian dalam suatu periode tertentu. Pengeluaran agregat
meliputi tiga jenis perbelanjaan: konsumsi rumah tangga (C), investasi perusahaan (I),
dan pengeluarann pemerintah membeli barang dan jasa (G). Dengan demikian keadaan
yang menciptakan keseimbangan dalam perekonomian tiga sektor adalah:

Penawaran agregat = Pengeluaran


agregat, Y = AE, → AE= C+I+G
Y=C+I+G

Kegiatan sektor perusahaan untuk memproduksikan barang dan jasa akan mewujudkan
aliran pendapatan ke sektor rumah tangga (gaji, upah, sewa, bunga, dan keuntungan) dan
aliran ini sama nilainya dengan pendapatan nasional (Y). Pendapatan rumah tangga akan
digunakan untuk tiga tujuan : membiayai konsumsi (C), ditabung (S) dan membayar
pajak (T). Dengan demikian, berdasarkan kepada aliran pendapatan dalam perekonomian
tiga sektor berlaku persamaan sebagai berikut: Y = C+S+T

Uraian di atas telah menunjukkan bahwa dalam keseimbangan berlaku


keseimbangan Y = C+I+G, sedangkan pada setiap tingkat pendapatan nasional berlaku
kesamaan: Y = C+S+T. Dengan demikian pada keseimbangan pendapatan nasional
berlaku persamaan berikut: C+I+G = C+S+T

Apabila C dikurangi dari setiap ruas maka: I+G = S+T

Dalam perekonomian tiga sektor I dan G adalah suntikan ke dalam sirkulasi aliran
pendapatan, sedangkan S dan T adalah kebocoran. Dengan demikian keseimbangan tiga
sektor juga berlaku keadaan : suntikan = bocoran. Sebagai kesimpulan dapatlah
dirumuskan bahwa dalam perekonomian tiga sektor yang mencapai keseimbangan akan
berlaku keadaan yang berikut:

1) Y = C+I+G, dan
2) IG = S+T

Cara 1 : Melalui Pendekatan

Keseimbangan Y = C + I + G

C = a + b Yd

Yd = Y + Tr – Tx

Maka keseimbangan pendapatan nasional adalah:

Y=C+I+G

Y = a + b Yd + I + G

Y = a + b (Y + Tr – Tx) + I + G

Y = a + bY + bTr – bTx + I + G

Y – bY = a + bTr – bTx + I + G

(1-b) Y = a + bTr – bTx + I + G

a + bTr – bTx + I + G
Y= 1−b

a. Angka Pengganda (Multiplier) Perekonomian Tiga Sektor


Multiplier atau angka pengganda memberikan gambaran kepada kita tentang intesitas
hubungan kausal antara sebuah variabel tertentu dengan pendapatan nasional. Jika angka
pengganda tersebut menunjukkan angka yang tinggi, maka berarti perubahan yang terjadi
pada variabel tersebut akan besar pengaruhnya terhadap tingkat pendapatan nasional.
Sebaliknya apabila angka pengganda rendah berarti perubahan pada variabel
bersangkutan akan mengakibakan berubahnya tingkat pendapatan nasional. Dengan
kelipatan yang kecil juga. Terdapat lima angka pengganda sebagai berikut :
1. Multiplier Investasi(ki)
Jika Multiplier Investasi disimbolkan dengan ki, sesuai definisinya sebagai
perubahan pendapatan (Y) per perubahan investasi (I), maka
∆𝑌
𝑘𝑖 =
∆𝐼

Kita dapat memodifikasi bahwa Y = C + I kebentuk lain yang tidak


“menghilangkan” nilainya, yaitubahwaY = C + I. Kemudian, kita modifikasi lagi
menjadi:
∆𝑌 𝐶 𝐼
= +
∆𝑌 𝑌 𝑌
Kita tahu bahwa Y/Y=1 dan C/Y = MPC sehingga persamaan dapat ditulis
kembali menjadi:
∆𝐼 𝐼 1
1 = 𝑀𝑃𝐶 + atau = 1 − 𝑀𝑃𝐶 atau ∆𝑌
= .
∆𝑌 𝑌 ∆𝐼 1−𝑀𝑃𝐶

Dengan demikian rumus multiplier investasi adalah


∆𝑌
1
𝑘𝑖 = =
∆𝐼 1 − 𝑀𝑃𝐶

Oleh karena MPC+MPS =1, maka rumus multiplier investasi di atas juga dapat
diltuliskan dalam hubungannya dengan MPS, yaitu bahwa:

𝑘𝑖 = 1 1
=
1 − (1 − 𝑀𝑃𝑆) 𝑀𝑃𝑆

IniberartibahwaseberapaseberapabesartambahanInvestasi ( ΔI) bisa merubah


Pendapatan Nasional (Y) sangat dipengaruhi oleh “multiplier effect” dari tambahan
investasi tersebut (ki). Sedangkan Multiplier Effect sendiri besarnya dipengaruhi oleh
tingkat MPCatau MPS seperti telah dituliskan pada rumus di atas.
BAB VI
KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI

Kebijakan fiskal
Kebijakan fiskal merupakan kebijakan yang bertujuan untuk mengubah besar
kecilnya pengeluaran dan penerimaan negara. Pada praktiknya kebijakan ini merupakan
dasar bagi pemerintah untuk membuat perubahan dalam sistem perpajakan, pengeluaran
pemerintah, dan kebijakan lainnya yang bertujuan untuk mempengaruhi faktor interaksi
penawaran dan permintaan dalam kegiatan ekonomi, meningkatkan pertumbuhan
lapangan pekerjaan bagi masyarakat, mempercepat pertumbuhan ekonomi dalam negeri,
dan memberikan keadilan dalam pemerataan pendapatan di masyarakat. Cara umum yang
sering digunakan oleh pemerintah untuk mewujudkan seluruh tujuan dari kebijakan
tersebut adalah dengan memberikan subsidi atau dengan penurunan pajak. Jadi kebijakan
fiskal mempunyai tujuan yang sama dengan kebijakan moneter.

1. Pajak
Secara ekonomi bahwa pajak sebagai penindakan sumber daya yang ada disekitar rumah
tangga dan perusahaan ke sektor pemerintah melalui mekanisme pemungutan tanpa wajib
balas jasa langsung.Pajak yang nilainya positif akan menyebabkan endaatan riil makin
kecil atau harga barang akan naik.Tapi kalau nilainya negatif (subsidi), pajak akan
meningkatkan pendapatan riil atau menyebabkan harga mejadi lebih murah.
2. Klasifikasi pajak
Ada beberapa klsifikasi pajak secara umum yaitu:
1. pajak objektif yaitu pajak yang dibebankan berdasarkan aktivitas ekonomi para wajib
pajak.
2. pajak subjektif yaitu pajak yang dipungut dengan melihat wajib pajak
3.pajak langsung yaitu pajak yang beebanya tidak dapat digeser kepada wajib pajak lain.
4. pajak tidak langsung yaitu pjak yang bebannya dapat digeser kepada wajib pajak lain.

3.Tarif pajak

Tarif pajak dibagi atas 5 bagian yaitu ; pajak nominal, pajak persentase, pajak proporsial,
pajak progresif, pajak regresif.

Kebijakan moneter
Kebijakan moneter bertujuan untuk menambah atau mengurangi faktor penawaran
uang yang ada dalam masyarakat. Pengendalian faktor penawaran uang atau sering
disebut dengan istilah uang yang beredar akan berdampak pada jumlah total pengeluaran
negara. Penerapan kebijakan moneter bisa dijalankan dengan menaikkan dan
menurunkan tingkat suku bunga, hal ini bertujuan untuk menentukan pemodalan usaha.
Maksud dari tujuan tersebut adalah jika terjadi penurunan tingkat suku bunga maka akan
meningkatkan kegiatan investasi, sebaliknya jika tingkat suku bunga tinggi akan
berpengaruh terhadap menurunnya kegiatan investasi.

Kebijakan ekonomi yang diambil oleh pemerintah menentukan terhadap perubahan


kondisi perekonomian di negara tersebut. Kebijakan tersebut harus terarah agar tidak
berdampak pada merosotnya kegiatan perekonomian negara. Salah satu tujuan dari
kebijakan tersebut adalah untuk menjaga kestabilan harga pasar dan nilai mata uang
dalam negeri. Harga pasar sifatnya dinamis yaitu rentan terhadap perubahan-perubahan
dalam interaksi penawaran dan permintaan yang ada dalam pasar. Harga yang terus
meningkatkan akan mengurangi nilai dari mata uang itu sendiri, sehingga akan
mempengaruhi terhadap menurunnya kurs mata uang terhadap mata uang asing.

MODUL VI
UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN
Pengertian
Uang adalah suatu yang diterima / dipercaya masyarakat sebagai alat pembayaran
atau transaksi. Karena itu uang dapat berbentuk apa saja, tetapi tidak berarti segala
sesuatu itu adalah uang. Misalnya kita mengenal ada menggunakan uang kertas sebagai
transaksi.
1) Uang Fiat ( Fiat Money atau Token Money )
Uang fiat (fiat money atau token money) adalah komoditas yang diterima sebagai uang,
namun nilai nominalnya jauh lebih besar dari nilai komoditas itu sendiri (nilai
intrinsiknya atau intrinsic value-nya).
2) Uang komoditas (Commodity Money)
Uang komoditas (comodity money) adalah uang yang nilainya sebesar nilai komoditas itu
sendiri.
3) Uang Hampir Likuid Sempurna (Near Money)
Salah satu syarat aset untuk dapat digunakan sebagai uang adalah likuiditasnya. Uang fiat
dan uang komoditas adalah uang yang likuid sempurna, sehingga untuk dapat digunakan
tidak perlu ditukarkan atau dicairkan terlebih dahulu.
Fungsi Uang
Uang memiliki empat fungsi penting, yaitu sebagai satuan hitung (unit of account ),
alat transaksi / pembayaran (medium of exchange), pentimpanan nilai ( store of value )
dan standar pembayaran di masa mendatang ( standart of deferred payment ).
1) Satuan hitung (Unit of Account)
Yang dimaksud uang sebagai satuan hitung (unit of account) adalah uang dapat
memberikan harga suatu komoditas berdasarkan satu ukuran umum, sehingga syarat
terpenuhinya double coincidence of wants (kehendak ganda yang selaras) tidak
diperlukan lagi.
2) Alat Transaksi (Medium of Exchange)
Uang juga berfungsi sebagai alat transaksi (medium of change) telah dikatakan, untuk
dapat berfungsi sebagai alat tukar, uang harus diterima/mendapat jaminan kepercayaan.
3) Penyimpanan Nilai (Store of Value)
Fungsi uang sebagai penyimpanan nilai (store of value) dikaitkan dengan kemampuan
uang menyimpan hasil transaksi atau pemberian yang meningkatkan daya beli, sehingga
semua transaksi tidak perlu dihabiskan saat itu juga.
4) Standar Pembayaran Di Masa Mendatang (Standard of Deffered Payment)
Banyak sekali kegiatan ekonomi yang balas jasanya tidak diberikan saat itu juga. Para
pegawai umumnya setelah bekerja sebuan penuh baru mendapat gaji. Contoh lain adalah
transaksi utang piutang, mungkin baru dapat diselesaikan tuntas dalam tempo belasan
tahun.
Permintaan Uang
Teori yang menjelaskan mengenai permintaan uang dapat dibedakan menjadi Teori
Klasik dan Teori Keynesian.
1) Teori Permintaan Uang Klasik
Menurut pandangan ekonom klasik, fungsi uang hanyalah sebagai alat tukar. Karenanya
jumlah uang yang diminta berbanding proporsional dengan tingkat output atau
pendapatan. Bila tingkat output meningkat, maka permintaan uang meningkat, begitu
juga sebaliknya.
2) Teori Permintaan Uang Keynesian
Menurut teori Keynes ada tiga motivasi orang memegang uang, yaitu untuk transaksi
(transaction motive), berjaga – jaga (precautionary motive), dan memperoleh keuntungan
(speculation motive).
a. Motivasi Transaksi (Transaction Motive)
Permintaan uang untuk transaksi dalam teori Keynes adalah sama dengan permintaan
uang dalam teori klasik. Masyarakat memegang uang (holding money) dalam rangka
mempermudah kegiatan transaksi sehari – hari.
b. Motivasi berjaga – jaga (Precautionary Motive)
Hal lain yang juga memotivasi orang memegang uang adalah persiapan untuk
menghadapi hal – hal yang tidak diinginkan dan atau tak terduga. Misalnya sakit atau
mengalami kecelakaan.
c. Motivasi mendapatkan keuntungan (Speculation Motive)
konsenkuensi dari fungsinya sebagai penyimpanan nilai (store of value), uang dapat
digunakan sebagai alat untuk mendapatkan keuntungan. Motivasi menyimpan uang untuk
memperoleh keuntungan disebut sebagai motivasi spekulasi (speculation motive).

Jumlah Uang Beredar (JUB)


Secara teknis, yang dihitung sebagai uang beredar adalah uang yang benar – benar
berada di tangan masyarakat. Uang yang berada di tangan bank (bank umum dan bank
sentral), serta uang kertas dan logam (uang kartal) milik pemerintah tidak dihitung
sebagai uang beredar. Perkembangan jumlah uang beredar mencerminkan atau seiring
dengan perkembangan ekonomi. Biasanya bila perekonomian bertumbuh dan
berkembang, jumlah uang beredar juga bertambah, sedang komposisinya berubah.

Proses Penciptaan Uang


Proses penciptaan uang terjadi di dalam system perbankan, dimana bank yang
pertama kali memperoleh deposito akan menyalurkannya kepada bank berikutnya (bank
kedua) sebagai pinjaman. Bank kedua akan menyalurkan pinjaman yang diperolehnya
dari bank pertama kepada bank ketiga. Begitu seterusnya hingga jumlah tak terhingga.
Besarnya deposito yang dapat diubah menjadi pinjaman tergantung dari ketentuan
besarnya giro wajib minimum, disingkat GWM (reserve requirement ratio, disingkat
RRR). Jika ketentuan giro wajib minimumnya (GWM atau RRR) 10%, maka dari setiap
10 unit deposito yang diterima bank, hanya 90%-nya yang boleh disalurkan sebagai
pinjaman. Bila RRR 20%, maka hanya 80% dari deposito yang dapat disalurkan sebagai
pinjaman.
Dengan segera terlihat bila ketentuan persentase RRR makn rendah, daya ekspansi kredit
perbankan makin besar.

Lembaga Keuangan
Lembaga keuangan adalah Lembaga yang kegiatan utamanya menghimpun dan
menyalurkan dana, dengan motif mendapatkan keuntungan. Porsi terbesar asetnya
merupakan aset finansial. Fungsi utama Lembaga keuangan adalah sebagai perantara
pihak
– pihak yang membutuhkan uang modal (pemakai dana) dengan pihak – pihak yang
memilikinya (pemilik dana). Jika uang dapat dianalogikan sebagai darah yang dibutuhkan
untuk kehidupan ekonomi, maka Lembaga keuangan adalah jantungnya. Sebab melalui
lembaga keuanglah uang yang ada dalam perekonomian dihimpun dan dialirkan ke sector
– sector kegiatan yang membutuhkan.
1. Lembaga Keuangan Perbankan (Banking Financial Instituion)
Berdasarkan Undang – undang nomor 7/1992 (sebagaimana diubah dengan UU No.
10/1998) tentang Perbankan, bank didefenisikan sebagai badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit atau bentuk – bentuk lainnya. Selanjutnya undang – undang tersebut
mengklarifikasikan bank menjadi 2 kelompok,yaitu bank umum dan Bank Prekdikat
Rakyat (BPR).

1) Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
atau berdasarkan prinsip Syariah, yang ada dalam kegiatannya memberi jasa dalam lalu-
lintas pembayaran.

2) Bank Prekditan Rakyat


Bank prekditan rayat(BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip Syariah, yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu-lintas pembayaran.
3) Bank Sentral(Central Bank)
Fungsi utama paling mendasar dalam sebuah bank sentral suatu negara adalah
mengatur jumlah uang beredara dalam perekonomian(to manage nations money
supply).Tetapi dalam praktiknya,,bank sentral menjalankan banyak fungsi dari
penanganan penyelesaian gitro(clearing and collecting check)sampai kepada pemberian
izin,pembinaan dan pengawasan perbankan.
2. Bank Indonesia
Bank Indonesia (BI) adalah bank sentral negara republic Indonesia.Didirikan pada
tahun 1953 dengan mengubah status De Javasche Bank N.V.(yang dinasionalisasikan
pada tahun 1951) menjadi bank sentral Indonesia.Dasar hukum pendirian BI adalah
undang- undang BI no.11/1953.
3.Perusahaan Investasi
Produk yang ditawarkan oleh investasi diversifikasi(diversification).Yang
dimaksud diversifikasi adalah peningkatan kemampuan membeli atau berbagai jenis atau
tipe aset finansial.
4.Perusahaan Pembiayaan
LKBB umumnya menumpulkan dana dari organisasi dalam jumlah-jumlah
kecil,kemudian dalam bentuk pinjaman berskala besar.Pemiayaan melakukan hal yang
sebaliknya,karena dalam bentuk pinjaman skala besar, kemudian dalam bentuk pinjaman
kecil-kecil kepada individu dan unit usaha kecil.
5.Pegadaian
Lembaga pegadaian pada prinsipnya memberi keuangan dengan aset jaminan
peminjam, yang diserahkan kepada lembaga pegadaian.Aset tersebut akan dikembalikan
bila peminjam telah melunasi utang berikut bungnya.Besarnya pinjaman yang diberikan
sekitar 84%-85% dari nilai perkiraan(nilai taksir) aset yang digadaikan.Peminjam dapat
melunasi utangnya setiap saat tanpa harus menunggu jatuh tempo.
3.Lembaga Keuangan Informal
Lembaga keuangan informal adalah lembaga yang menjalankan fungsi lembaga
keuangan namun tidak berdasarkan kekuatan hukum.Di Indonesia lembaga-lembaga ini
terutama beroperasi di pedesaan atau masyarakat kelompo bawah.Umumnya prosedur
dan perjanjian peminjaman cepat,sederhana dan berdasarkan perjanjian lisan atau tertulis
yang sederhana. Bentuk-bentuk usaha lembaga keuangan informal yang ada di Indonesia
antara lain riba dan ijon.
MODUL VII
INFLASI DAN PENGANGGURAN
Inflasi (Inflation)
a. Defenisi dan Pengertian Inlasi
Inflasi adalah gejala kenaikan harga bara ng-barang yang bersifat umum dan terus
menerus. Dari defenisi ini, ada tiga kompanen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan
telah terjadi inflasi :
 Kenaikan harga.
 Bersifat umum.
 Berlangsung terus menerus
1) Kenaikan harga
Harga suatu komoditas dikatakan naik jika menjadi lebih tinggi daripada harga periode
sebelumnya. Misalnya, harga sabun mandi 80 gram perbuah kemarin adalah Rp.
1.000.00. Hari ini menjadi Rp. 1. 100,00. Berarti harga sabun per buah hari ini Rp.
100,00 lebih mahal dibanding harga kemarin. Dapat dikatakan telah terjadi kenaikan
harga sabun. Perbandingan tingkat harga bisa dilakukan dengan jarak walau yang lebih
panjang : seminggu. sebulan, triwulan, dan setahun. Perbandingan harga juga bisa
dilakukan berdasarkan patokan musim misalnya, pada musim paccklik harga beras bisa
mencapai Rp. 3.000,00. per kilogram. Sebab harga gabah telah naik. Tetapi di musim
panen, harganya dapat lebih murah, karena harga gabah juga biasanya lebih murah.
Dengan demikian dapat dikatakan, pada musim paceklik selalu terjadi kenaikan harga
beras
2) Bersifat Umum
Kenaikan harga suatu komoditas belum dapat dikatakan inflasi jika kenaikan tersebut
tidak menyebabkan harga-harga secara umum naik. Harga buah mangga harum manis di
Jakarta, jika belum musimnya dapat mencapai Rp. 10.000,00 per kilogram. Tetapi jika
sudah musimnya, sekitar akhir tahun, dapat dibeli hanya dengan harga Rp. 4.000,00 Rp.
5.000,00 per kilogram adi harga mangga pada periode-periode tertentu akan mengalami
kenaikan dua sampai tiga kali lipat
3) Berlangsung Terus Menerus Kenaikan harga yang bersifat umum juga belum akan
memunculkan inflasi, jika terjadinya hanya sesaat. Karena itu perhitungan inflasi
dilakukan dalam rentang waktu minimal bulanan. Sebab dalam sebulan akan terlihat
apakah kenaikan harga bersifat umum dan terus- menerus. Rentang waktu yang lebih
panjang adalah triwulan dan tahunan . Jika pemerintah melaporkan bahwa inflasi tahun
ini
adalah 10 % , berarti akumulasi inflasi adalah 10 % pertahun . Inflasi tri ulanan rata - rata
2,5 % (10 % : 4), sedangkan inflasi bulanan sekitar 0.83 % (10 % / 12).
b. Inflasi: Analisis Permintaan Agregat dan Penawaran Agregat
Dalam Pengantar Ekonomi Mikro, sudah dipelajari bahwa harga jual suatu komoditas
ditentukan oleh kekuatan pasar, yaitu interaksi antara kekuatan permintaan dan
penawaran. Kenaikan harga barang adalah proses penyesuaian dari gejala terjadinya
peningkatan permintaan. Begitu juga sebaliknya, dengan penurunan harg a barang.
Analogi ini dapat dipakai dalam analisis inflasi. Karena merupakan permintaan dan
penawaran agregat, maka dapat dianggap merupakan permintaan dan penawaran
ekonomi.
c. Inflasi dan Keseimbangan Ekonomi
Secara grafis (Diagram 8.1.) keseimbangan ekonomi dapat tercapai di titik E pada saat
kurva AD dan AS berpotongan. Pada diagram di tingkat output (PDB adalah Yo. tingkat
harga umum adalah Po. Terjadinya inflasi terlihat jika (dalam grafis) tingkat harga umum
dalam keseimbangan baru menjadi lebih tinggi.
d. Inflasi Tekanan Permintaan (Demand-Pull Inflation)
Inflasi tekanan permintaan (Demand-Pull Infjlation) adalah inflasi yang terjadi karena
dominannya tekanan permintaan agregat. Pada diagra permintaan menyebabkan output
perekonomian bertambah, tetapi disert ai inflasi, makin tingginya tingkat harga umum.
Dalam inflasi tekanan permintaan, S) tidak bertambah. Yang pasti, kalaupun tidak selalu
berarti penawaran agregat (A terjadi pertambahan penawaran agregat, jumlahnya lebih
kecil dibanding peningkatan permintaan agregat.

e. Inflasi Biaya Produksi (Cost-Push Inflation)


Inflasi biaya produksi (Cost-Push Inflation) terjadi karena kenaikan biaya produksi.
Biasanya menyebabkan penawaran agregat berkurang. Dalam diagrar ditunjukkan
deengan bergesernya kurva ASo ke ASi. Naiknya biaya produksi disebabkan naiknya
harga input pokok. Misalnya, kenaikan upah minimum regional (UMR) dan BBM akan
menyebabkan biaya produksi barang-barang output sektor industri menjadi lebih mahal.
yang mengurangi penawaran agregat. Jika yang berkurang adalah penawaran agregat,
inflasi akan disertai kontrasi ekonomi, sehingga jumlah output (PDB) menjadi lebih kecil
(Yi<Yo)
f. Stragflasi
Stragflasi nenerangkan kombinasi dari dua keadaan buruk, yaitu stagnasi dan inflasi.
Stagnasi adalah kondisi dimana tingkat pertumbuhan ekonomi sekitar nol persen per
tahun.
Jumlah output relatif tidak bertambah. Sayangnya, kondisi ini disertai inflasi. Secara
grafis dalam diagram 8.4. terlihat staglasi akan terjadi jika permintaan agregat (AD)
bertambah, sedangkan penawaran agregat (AS) berkurang.
g. Beberapa Indikator Inflasi
Ada beberapa indikator ekonomi makro yang digunakan untuk mengetahui laju inflasi
selama satu periode tertentu. Tiga diantaranya akan dibahas dalam uraian berikut ini:
1. Indeks Harga Konsumen (Consumen Price Index)
Indeks Harga Konsumen (IHK) adalah angka indeks yang menunjukkan tingkat harga
dan jasa yang harus dibeli konsumen dalam satu periode tertentu. Angka IHK diperoleh
dengan menghitung harga-harga barang dan jasa utama yang dikonsumsi masyarakat
dalam satu periode tertentu. Masing-masing harga barang dan jasa tersebut diberi bobot
(weighted) berdasarkan tingkat keutamaannya. Barang dan jasa yang dianggap paling
penting diberi bobot yang paling besar.
2. Indeks Harga Perdagangan Besar (Wholesale Price Index)
Jika IHK melihat inflasi dari sisi konsumen, maka Indeks Harga Perdagangan Besar
(IHPB) melihat inflasi dari sisi produsen. Oleh karena itu IHPB sering juga disebut
sebagai Indeks Harga Produsen (Producer Price Index). IHPB menunjukkan tingkat harga
yang diterima produsen pada berbagai tingkat produksi.

3. Indeks Harga Implisit (GDP Deflator)


Walaupun sangat bermanfaat, IHK dan IHPB memberikan gambaran laju inflasi yang
sangat terbatas, sebab, dilihat dari metode penghitungannya, kedua indikator tersebut
hanya melingkupi beberapa puluh atau mungkin ratus jenis barang jara, di beberapa
puluh kota saja. Padahal dalam kenyataan, jenis barang dan jasa yang diproduksi atau
dikonsumsi dalam sebuah perekonomian dapat mencapai ribuan, puluh ribu bahkan
ratusan ribu rupiah. Kegiatan ekonomi juga terjadi tidak hanya di beberapa kota saja,
melainkan di seluruh pelosok wilayah. Untuk mendapatkan gambaran inflasi yang paling
mewakili keadaan sebenarnya, ekonom menggunakan Indeks Harga Implisit (GDP
Deflator), disingkat IHI
4. Alternatif dari Indeks Harga Implisit Mungkin saja terjadi, pada saat ingin menghitung
inflasi dengan menggunakan IHI tidak dapat dilakukan karena tidak memiliki data IHI.
Hal ini bisa diatasi. Sebab prinsip dasar penghitungan inflasi berdasarkan deflator PDB
(GDP deflator) adalah membandingkan tingkat pertumbuhan ekonomi nominal dengan
pertumbuhan riel. Selisih keduanya merupakan tingkat inflasi.
h. Biaya Sosial dari Inflasi
Harus diakui, sampai tingkat tertentu, inflasi dibutuhkan untuk memicu pertumbuhan
penawarab agregat. Sebab kenaikan harga akan memacu produsen untuk meningkatkan
outputnya. Kendatipun belum dapat dibuktikan secara matematis umumnya ekonom
sepakat bahwa inflasi yang aman adalah sekitar 5 % per tahun . Jika terpaksa , maksimal
10 % per tahun . Bagaimana jika inflasi melebihi angka 10 % ? Umumnya sudah mulai
sangat mengganggu stabilitas ekonomi. Apalagi bila yang terjadi adalah hiper - inflasi
( hyper - inflation ) , yaitu yang 2100 % per tahun . Ada beberapa masalah sosial (biaya
sosial) yang muncul dari inflasi yang tinggi ( 210 % per tahun ).
 menurunnya tingkat kesejahteraan rakyat,
 memburuknya distribusi pendapatan,
 terganggunya stabilitas ekonomi

Pengangguran (Unemployment)
Menganggur tidak sama dengan tidak bekerja atau tidak mau bekerja. Orang yang
tidak mau bekerja, tidak dapat dikatakan sebagai pengangguran. Sebab jika dia mencari
pekerjaan (ingin bekerja), mungkin dengan segera mendapatkannya. Kalau begitu,
mengapa dia tidak mau bekerja? Mungkin karena sudah kaya! lah Misalnya tabungannya
mencapai 3 miliar. Jika tingkat bunga deposito bersih (sete dipotong pajak ) 1 % per
bulan ( 12 % per tahun ) , maka tanpa bekerja penghasilannya mencapai Rp. 30 juta per
bulan. Sudah lebih dari cukup. Alasan-alasan lain yang membuat orang tidak (mau)
bekerja antara lain ibu-ibu yang harus mengasuh anak. kawula muda yang harus
sekolah/kuliah dahulu.
a. Defenisi dan Pengertian Pengangguran
Contoh dalam paragraf di atas merupakan pengantar untuk membuat lebih mudah
memahami konsep pengangguran (unemployment). Sebab defenisi ekonomi tentang
pengangguran tidak identik dengan tidak (mau) bekerja. Seseorang baru dikatakan
menganggur bila dia ingi bekerja dan telah berusaha mencari kerja. Namun tidak
mendapatkannya
b. Jenis-Jenis Pengangguran
Dalam studi ekonomi yang lebih lanjut, pembahasan masalah pengangguran akan
dilakukan lebih spesifik dan cermat. Misalnya, akan dibahas apakah pengangguran yang
terjadi merupakan pengangguran sukarela (voluntary unemployment) atau pengangguran
duka lara (involuntary umemployme Pengangguran sukarela adalah pengangguran yang
bersifat sementara seseorang ingin mencari pekerjaan yang terpaksa diterima oleh
seseorang, walaupun sebenarnya dia masih ingin bekerja. Pengangguran sukarela erat
kaitannya dengan jenis-jenis pengangguran di bawah ini.
l) Pengangguran Friksional (Frictional Unemployment)
Pengangguran ini bersifat sementara, biasanya terjadi karena adanya kesenjangan waktu,
informasi maupun karena kondisi geografis antara pencari kerja dan kesempatan
(lowongan) kerja. Mereka yang masuk dalam kategori pengangguran sementara,
umumnya rela menganggur (voluntary unemployment) untuk mendapat pekerjaan.
2) Pengangguran Struktural (Stuctural Unemployment)
Dikatakan pengangguran struktural karena sifatnya yang mendasar. Pencari kerja tidak
mampu memenuhi persyaratan yang dibutuhkan untuk lowongan pekerjaan yang tersedia.
Hal ini terjadi dalam perekonomian yang berkembang pesat Makin tinggi dan rumitnya
proses produksi dan atau teknologi produksi yang digunakan, menuntut persyaratan
tenaga kerja yang juga makin tinggi. Misalnya, lembaga kerja yang dibutuhkan untuk
industri kimia menuntut persyaratan yang relatif berat, yaitu pendidikan minimal sarjana
muda (Program D3), mampu menggunakan komputer dan menguasai minimal bahasa
Inggris.
3) Pengangguran Musiman (Seasonal Unemployment)
Pengangguran ini berkaitan erat dengan fluktuasi kegiatan ekonomi jangka pendek,
terutama terjadi di sektor pertanian. Misalnya, di luar musim tanam dan panen, petani
umumnya menganggur, sampai menunggu musim tanam dan panen berikutnya..
MODUL IX
PERDAGANGAN LUAR NEGERI

Perdagangan Luar Negeri


1. Pengertian dan Penyemodul Terjadinya Perdagangan
Perdagangan luar negeri adalah perdagangan antar negara yang memiliki kesatuan
hukum dan kedaulatan yang berbeda dengan kesepakatan tertentu dan memenuhi
kaidah-kaidah baku yang telah ditentukan dan diterima secara internasional.
Mengapakah sampai terjadinya perdagangan luar negeri? Secara sederhana
jawabannya adalah untuk memenui kebutuhan dalam negeri dan untuk mendapatkan
keuntungan yang lebih. Bila begitu bukankah berarti bahwa dalam perdagangan luar
negeri bila ada negara yang diuntungkan. maka ada negara yang dirugikan?
Jawabannya tentu saja tidak dalam pengertian berimbang.
2. Keuntungan dari Spesialisasi
Keuntungan spesialisasi adalah keuntungan yang diperoleh suatu negara dalam
perdagangan dikarenakan adanya suatu kelebihan dari kemampuan sumberdayanya ya
Keuntungan spesialisasi ini biasanya dimiliki suatu negara karena soal berikut. ng
menyebabkan negara tersebut sangat efisien dalam produksi tertentu. Sumber daya
negara tersebut lebih baik untuk bidang dan hal tertentu. Sebagai akibat pertama,
perkembangan teknologi pemikiran semakin pesat dan produksi lebih efisien.
Keuntungan spesialisasi suatu negara terhadap negara lainnya ada yang bersifat
alamiah, yaitu negara tersebut memiliki sumber daya alam atau kondisi alam yang
memunginkan menghasilkan produk yang lebih baik dibandingkan dengan negara
lainnya, misalnya kapas dan kentang yang memiliki kualitas yang sangat baik dari
daratan AS dan beberapa negara Eropa dibandingkan dengan di negara-negara Asia
(terutama Indonesia).

a. Keuntungan Mutlak (Absolute Advanteges) Keuntungan mutlak adalah keuntungan


yang diperoleh oleh suatu negara baik karena keunggulan atau kelebihan alamiah
(sumber daya alam) negaranya maupun karena kelebihan sumber daya manusianya
sehingga produksi menjadi lebih efisien dibandingkan dengan negara
b. Keuntungan Banding (Comparative Advantages)
Keuntungan banding adalah keuntungan yang dimiliki oleh suatu negara dalam
menghasilkan produk dibandingkan dengan negara lainnya karena perbandingan harga
produk yang dihasilkannya lebih efisien
c. Keuntungan Bersaing (Competitive Advantages)
Keuntungan bersaing adalah keuntungan yang diperoleh suatu negara dibandingkan
dengan negara lainnya karena kemampuan negara tersebut dalam melayani
"kebutuhan pasar," dalam arti meski semua negara bisa menghasilkan produk yang
sama dengan tingkat efisiensi yang relatif sama namun dari segi mutu, pelayanan dan
pemasaran lebih unggul dibandingkan dengan negara lainnya. Dewasa ini
perdagangan internasional lebih banyak didominasi oleh persaingan antarnegara
penghasil produk yang sama dengan memperhatikan daya saing produk tersebut.
A. Valuta Asing (Valas)
Valuta asing (valas) atau foreign exchange (FOREX) atau foreign currency adalah mata
uang asing atau alat pembayaran lainnya yang digunakan untuk melakukan atau
membiayai transaksi ekonomi keuangan internasional dan yang mempunyai catatan kurs
resmi pada
bank sentral (Hamdy, 1998:16). Penggunaan valuta asing atau mata uang asing sebagai
alat pembayaran a yang melakukan jual beli (berdagang) hanya menginginkan
pembayaran atas barang yang diberikannya kepada negara lain dengan menggunakan
mata uang negaranya, atau dalam mata uang lain yang dianggap perlu/yang telah
ditentukan sebagai standar, misalnya Yen, USD dan sebagainya. Setiap negara di dunia
ini umumnya memiliki mata uang yang berbeda dengan negara lain.
a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kurs Valuta
Sebagaimana juga layaknya dengan komoditi lainnya (barang dan jasa) yang kita kenal
selama ini diperdagangkan, maka uang pun demikian juga halnya (Peter Drucker pernah
meramalkan bahwa dalam perekonomian akan ada masa yang mana uang dijadikan
sebagai komoditi untuk diperdagangkan Pen). Sebagai benda ekonomis, maka uang pun
memiliki kriteria yang diperlukan sebagai suatu benda yang dibutuhkan. Bila sebelumnya
uang hanya sebagai perantara, maka kini uang selain tetap sebagai fungsi utamanya juga
sebagai komoditi yang diperdagangkan (di pasar uang tertentu). Akan halnya komoditi
yang sudah lazim diperdagangkan berlku padanya mekanisme pasar yaitu teori-hukum
permintaan dan penawaran (dalam kondisi normal). Secara umum, faktor yang
mempengaruhi kurs valuta asing adalah sebagai berikut.
1. Permintaan dan Penawaran Valas.
Sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran, maka harga valas akan menjadi lebih
mahal dari nilai nominal-harga yang berlaku bila permintaan melebihi jumlah yang
ditawarkan, atau jumlah permintaan tetap sementara penawaran berkurang. Sebaliknya
harga valas akan menjadi murah dari harga nominal atau harga berlakunya bila
permintaan sedikit sementara penawaran banyak, atau permintaan semakin menurun
meskipun jumlah penawaran tetap.
2. Tingkat Inflasi
tingginya angka inflasi yang terjadi pada suatu negara mengindentifika mahalnya harga
barang-barang (tertentu) di negara tersebut. Dalam hal ini dimisalkan dua negara A dan B
yang menghasilkan dan menjual barang yang sama, yaitu negara A inflasi meningkat dari
periode tahun sebelumnya sementara di relatif stabil.
3. Tingkat Bunga
Isu mengenai tingginya tingkat bunga dapat menarik para pemain "uang dengan meman
faatkan selisih nilai bunga pinjaman dan simpanan. Oleh karena itu bagi negara yang
membutuhkan banyak mata uang asing dan berusaha menarik peminat "petualang" uang,
maka tingkat suku bunga simpanan di negaranya dinaikkan pada tingkat tertentu.
Manakala
jumlah mata uang asing banyak yang masuk ke negara tersebut, maka permintaan mata
uang lokal akan semakin tinggisehingga nilai mata uang lokal akan semakin naik,
sedangkan nilai mata uang asing tersebut akan relatif menurun.
4. Tingkat Pendapatan dan Produksi
Bila pada suatu periode tertentu pertumbuhan ekonomi yang relatif pesathinggi yang
mengindikasikan semakin tingginya tingkat pendapatan masyarakat (termasuk tingkat
pendapatan perkapita), maka daya beli masyarakat akan semakin tinggi. Pada kondisi
yang sama kapasitas produksi negara tersebut tidak mampu memenuhi
kebutuhan/permintaan masyarakatnya, maka negara tersebut akan mengimpor dari negara
lain. Semakin besar nilai barang yang diimpor, maka akan semakin besar juga permintan
mata uang asing tersebut, sehingga harganya relatif akan semakin naik dari harga semula
terhadap mata uang lokal.

5. Balance of Payment (Neraca Pembayaran Luar Negeri)


Sebagaimana yang telah anda pelajari bahwa terdapat tiga hal yang sangat penting dalam
melihat isi dari neraca perdagangan yai tu nilai dari current account rjalan (TB), capital
account neraca modal (NM) dan monetary acc memperlihatkan besarnya perubahan
cadangan devisa. Bila TB NM. maka cadangan devisa berkurang sebesar nilai minusnya
(misalnya USD. 100) Sebaliknya, bila TB < NM, maka berarti cadangan devisa
bertambah. Dari cadangan devisa yang bernilai positif akan mengindikasikan bahwa
penawaran mata uang asin besar dari pada permintaannya, dan ini akan memberikan
sentimen positif kepada nilai tukar mata uang lokal, sehingga nilainya akan semakin
menguat. Perkiraan/Spekluasi/Isu/Rumor.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kelebihan

 Buku tersebut sangat menarik untuk dibaca karena memuat berbagai macam informasi
yang berbeda-beda mengenai ekonomi makro.
 Buku tersebut sangat bermanfaat bagi guru/calon guru (mahasiswa) untuk menambah
wawasan dan pengetahuan tentang ekonomi makro.
 Buku tersebut menjelaskan secara rinci dan detail setiap babnya sesuai dengan topik
yang tertera didalam buku.
 Buku tersebut memuat beberapa contoh – contoh yang jelas sehingga pembaca lebih
mudah untuk mengerti.
 Didalam Buku tersebut terdapat beberapa gambar dan table sehingga memudahkan
kita dalam membaca dan memahami.
 Kedua buku tersebut banyak memaparkan pendapat para ahli sehingga informasi yang
dituangkan dalam buku tersebut dapat dipercaya.

B. Kekurangan
 Pada buku tersebut cover yang digunakan kurang menarik.
 Pada buku tersebut ada beberapa kalimat yang berbelit-belit dan nada kata-kata asing
yang sulit dipahami.
 Sistematika pada buku terdapat ada beberapa kata yang kurang seperti kata seseorang
ditulis; seserng dll.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

Setiap keterampilan itu erat sekali dengan keterampilan lainya dengan cara yang
sangat beraneka ragam. Dalam memperoleh keterampilan mengkritisi biasanya adalah
urutan terakhir. Mula mula menyimak bahasa, sesudah itu membaca, menulis dan yang
terakhir mengkritik. Ke-empat keterampilan tersebut merupakan catur tunggal atau
kesatuan keterampilan.
Setiap keterampilan kerap berhubungan dengan proses proses berfikir yang
memberi bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikiran nya, semakin terampil
seseorang berbahasa, semakin cerah dan cerdas pula jalan pikiran nya. Keterampilan
hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktek dan banyak latihan. Seperti
melakukan tugas CBR ini, ini adalah contoh untuk melatih keterampilan kita baik itu
menyimak bahasa buku, membaca, menuis dan mengkritik dengan menggunakan bahasa
yang baik. Melatih keterampilan berbahasa berati pula melatih keterampilan berfikir.

B. Rekomendasi
Menurut yang saya baca dari buku Pengantar Ekonomi Makro, buku tersebut sangat
layak digunakan untuk seorang mahasiswa seperti kami dan menjadi reverensi bagi si
pembaca dan diharapkan agar buku tersebut lebih teliti lagi saat dalam pengetikan agar
tidak ada kesalahan serta memudahkan pembaca untuk mengaplikasikan dalam
kehidupan sehari hari serta perlengkaplah identitas buku tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Stephen L. Slavin. 2009. Macroeconomics. Cranford; New Jersey


Tim KDBK. 2019. Modul Pengantar Ekonomi Makro. Universitas Negeri Medan

Anda mungkin juga menyukai