Anda di halaman 1dari 18

TUGAS BESAR MIKROEKONOMI - BW184102

ANALISIS OPERASI BISNIS LOKAL “GREEN JUS” DENGAN PRINSIP


MIKROEKONOMI

DISUSUN OLEH:

Rasendriya Zahra Nabilah 09111740000058


Rofifah Rohadatul ‘Aisy 09111840000045
Josua Hasiholan Munthe 09111840000105
Mohamad Baihaqi Hakim 09111840000117

DOSEN PENGAMPU :

Geodita Woro Bramanti, ST,MengSc

NIP 198001062005012005

DEPARTEMEN MANAJEMEN BISNIS

FAKULTAS BISNIS DAN MANAJEMEN TEKNOLOGI

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA

2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan kami rahmat serta hidayah-Nya berupa kesehatan, kesempatan dan
kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas besar mata kuliah
manajemen keuangan ini berupa analisis operasi bisnis lokal “Green Jus” dengan
prinsip mikroekonomi untuk memenuhi penilaian tugas besar mata kuliah
mikroekonomi.
Penyelesaian penyusunan tugas ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan
dan partisipasi semua pihak, untuk itu penulis menyampaikan terima kasih pada :
1. Ibu Geodita Woro Bramanti, ST,MengSc. selaku dosen mata kuliah
ekonomi mikro C
2. Keluarga dan teman-teman yang turut memberikan dukungan.
Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna, karena itu penulis
mengharapkan kritik, saran dan masukan yang bersifat membangun. Penulis juga
berharap tugas ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada kita untuk
sekarang dan di masa mendatang. Terima kasih.

Surabaya, 6 Desember 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ekonomi mikro (sering juga ditulis mikroekonomi) adalah cabang dari ilmu
ekonomi yang mempelajari perilaku konsumen dan perusahaan serta
penentuan harga-harga pasar dan kuantitas faktor input, barang dan jasa yang
diperjual-belikan. Mikro ekonomi didasarkan pada studi kumulatif tentang
bagaimana individu dan perusahaan, atau kombinasi keduanya, membuat
keputusan mengenai alokasi sumber daya, biasanya di pasar tempat barang
dan jasa dibeli dan dijual. Pembahasan dalam mikro ekonomi antara lain
meliputi prinsip-prinsip mikro ekonomi, struktur struktur pasar, dan teori-teori
mengenai pasar dan perilaku konsumen serta biayaproduksi.
Green Jus merupakan sebuah bisnis lokal yang yang berpusat di Surabaya.
Green Jus didirikan pada tahun 2012 dan merupakan Usaha Kecil Menengah
yang menjual jus dengan beraneka buah dan sup buah. Dalam makalah ini,
penulis akan membahas mengenai penerapan 10 prinsip mikro ekonomi,
faktor produksi, jenis pasar di mana perusahaan berada , dan faktor-faktor
yang memengaruhi keputusan perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana penerapan 10 prinsip mikroekonomi terhadap bisnis lokal
“Green Jus”?
1.2.2 Apa saja faktor produksi yang dibutuhkan oleh bisnis lokal “Green Jus”?
1.2.3 Di dalam pasar mana bisnis lokal “Green Jus” bersaing?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui bagaimana penerapan 10 prinsip mikroekonomi
terhadap bisnis lokal “Green Jus”
1.3.2 Untuk mengetahui apa saja faktor produksi yang dibutuhkan oleh bisnis
lokal “Green Jus”
1.3.3 Untuk mengetahui di dalam pasar mana bisnis lokal “Green Jus” bersaing

1.4 Manfaat
1.4.1 Mengetahui bagaimana penerapan 10 prinsip mikroekonomi terhadap
bisnis lokal “Green Jus”
1.4.2 Mengetahui apa saja faktor produksi yang dibutuhkan oleh bisnis lokal
“Green Jus”
1.4.3 Mengetahui di dalam pasar mana bisnis lokal “Green Jus” bersaing
BAB II
LANDASAN TEORI
Pasar (market) adalah sekelompok penjual dan pembeli dari sebuah produk atau
jasa tertentu. Pada dasarnya, pasar dibedakan menjadi empat, yaitu pasar kompetisi
sempurna, pasar monopoli, pasar oligopoli, dan pasar kompetitif monopolistik.
Keempat jenis pasar tersebut, memiliki karakteristik berbeda. Pendorong adanya
pasar adalah karena adanya penawaran (supply) dari penjual dan permintaan
(demand) dari pembeli. Jumlah permintaan dan jumlah penawaran sangat
berpengaruh pada kondisi pasar. Sehingga, penggolongan usaha dalam jenis pasar
sangat diperlukan karena mempengaruhi pengambilan keputusan dalam usaha
tersebut agar mampu terus berkembang dan tidak tertinggal oleh usaha lainnya.
Apapun jenis pasar, jumlah permintaan dan penawaran akan selalu
diperhatikan, karena akan sangat berhubungan dengan harga sebuah produk
ataupun jasa yang dijualkan. Jumlah penawaran (quantity supplied) adalah
sejumlah barang dan jasa yang tersedia di pasar untuk dijual pada berbagai tingkat
harga dan waktu tertentu. Sedangkan, jumlah permintaan (quantity demanded)
adalah sejumlah barang dan jasa yang diinginkan pembeli dengan disertai atau tidak
disertai dengan kemampuan untuk membeli.
Masing- masing baik penawaran (supply) maupun permintaan (demand)
memiliki hukum masing masing. Hukum penawaran (law of supply) mengatakan
bahwa jika hal-hal yang lain tetap (ceteris paribus), jumlah penawaran dari suatu
barang meningkat ketika harga barang atau jasa tersebut naik. Sedangkan, apabila
harga barang atau jasa tersebut mengalami penurunan, maka jumlah penawaran
akan berkurang.

Gambar 1. Kurva Penawaran


Sebaliknya, dengan menganggap faktor-faktor lain bersifat tetap (ceteris
paribus), hukum permintaan menyatakan bahwa ketika harga suatu barang atau jasa
mengalami penurunan, maka jumlah permintaan akan barang atau jasa tersebut
akan naik. Namun sebaliknya ketika harga barang atau jasa mengalami
peningkatan, maka jumlah barang atau jasa yang diminta akan berkurang.
Gambar 2. Kurva Permintaan
Penentuan harga secara efisien ditentukan melalui perpotongan antara kurva
permintaan (supply) dan penawaran (demand) atau yang disebut dengan titik
ekuilibrium. Keseimbangan atau ekuilibrium pasar adalah suatu kondisi di mana
jumlah barang yang ditawarkan sama dengan jumlah barang yang diminta. Pada
titik ini tidak ada kecenderungan perubahan harga (harga cenderung tetap). Apabila
digambarkan ke dalam grafik, titik keseimbangan adalah titik perpotongan antara
kurva permintaan dengan kurva penawaran. Harga pada titik potong ini disebut
dengan harga keseimbangan dan jumlah barang pada titik potong ini disebut dengan
jumlah barang keseimbangan

Gambar 3. Kurva Ekuilibrium


Penawaran maupun permintaan tidak selamanya berjalan sebagaimana
mestinya. Kurva dari pernawaran (supply) dan permintaan (demand) dapat bergeser
karena beberapa faktor yang mempengaruhi. Faktor- faktor yang yang
mempengaruhi pergeseran pada kurva pernawaran (supply) dan permintaan
(demand) berbeda. Faktor yang mempengaruhi pergeseran kurva permintaan
(demand) antara lain:
a. Jumlah pendapatan,
b. harga barang-barang terkait,
c. jumlah pembeli
d. intensitas kebutuhan
e. ekspektasi, dan
f. jumlah pembeli.
Semantara hal-hal yang mempengaruhi pergeseran kurva penawaran
(supply) antara lain:
a. Harga input atau harga bahan baku,
b. teknologi,
c. perkiraan atau ekspektasi,
d. jumlah penjual,
e. subsidi,
f. pajak, dan
g. upah
Pada pasar kompetisi sempurna (competitive market) terdapat banyak
penjual dan banyak pembeli sehingga baik penjual maupun pembeli, masing-
masing hanya memiliki dampak yang kecil terhadap pasar. Dalam pasar kompetitif
sempurna, harga sebuah produk atau jasa tidak ditentukan oleh penjual atau
pembeli. Penjual dan pembeli hanyalah penerima harga (price taker) dalam pasar
kompetitif sempurna. Jika penjual menaikkan harga secara sembarangan, pembeli
dapat dengan mudah beralih ke penjual lain sehingga penyebabkan penjual tersebut
kehilangan pembeli. Hal tersebut secara tidak langsung mampu memicu
kebangkrutan usaha tersebut. Sebuah pasar dapat tergolong dalam pasar kompetitif
sempurna (competitive market) jika:
a. Terdapat banyak penjual dan pembeli di pasar tersebut
b. Barang yang ditawarkan banyak pembeli dan penjual sama jenisnya
c. Penjual bebas keluar masuk pasar.

Gambar 4. Kurva Permintaan Pasar Kompetitif Sempurna


Perusahaan yang termasuk ke dalam contoh pasar kompetitif sempurna
adalah pasar beras. Tidak dapat dipungkiri bahwa pembeli beras di Indonesia
sangatlah banyak. Beras menjadi makanan pokok di Indonesia, tidak heran jika
pembeli beras di Indonesia sangat banyak begitu pula penjual beras. Penentuan
harga beras tidak dapat dilakukan sembarangan. Misal harga ekuilibrium beras
adalah Rp 9.000/kg. Toko A memasang harga Rp 9.500/kg. Toko B memasang
harga Rp 9.100/kg. Sedangkan, toko C memasang harga Rp 15.000. Hal ini
menyebabkan toko C akan kehilangan banyak pelanggan. Konsumen beras akan
memilih penjual A atau penjual B atau penjual beras lain yang harganya lebih
murah dibandingkan dengan penjual C. Pemasangan harga yang tidak semestinya
seperti ini, akan memicu bangkrutnya sebuah perusahaan.
Jenis pasar yang kedua adalah pasar monopoli, yang merupakan kebalikan
dari pasar kompetitif sempurna. Monopoli (monopoly) adalah perusahaan tunggal
suatu produk tanpa adanya barang substitusi yang mirip. Jika pada pasar kompetitif
sempurna pembeli dan penjual menjadi penerima harga (price taker), dalam pasar
monopoli penjual adalam pembuat harga (price maker) sementara pembeli menjadi
penerima harga (price taker). Hal tersebut dikarenakan penjual merupakan
penyedia tunggal sebuah produk sehingga pembeli mau tidak mau harus
mengeluarkan uang sesuai dengan harga yang ditentukan perusahaan, karena tidak
ada produk pengganti yang mirip yang dihasilkan perusahaan lain. Sebuah pasar
dapat tergolong dalam pasar monopoli jika:
a. Di dalam pasar hanya terdapat satu penjual
b. Jenis barang yang diproduksi tidak ada pengganti atau subtitusi yang
mirip atau sejenis
c. Perusahaan susah keluar masuk pasar
d. Penjual menjadi pembuat harga (pricemaker)
e. Perusahaan monopoli tidak memerlukan iklan untuk mempromosikan
produk mereka.

Gambar 5. Kurva Permintaan Pasar Monopoli


Perusahan monopoli terjadi karena beberapa sebab, antara lain:
a. Sumber daya penting hanya dimiliki oleh satu perusahaan,
b. pemberian hak eksklusif oleh pemerintah pada perusahaan yang
memproduksi barang atau jasa tersebut, dan
c. biaya produksi yang menyebabkan produsen tunggal lebih efisien.
Sumber daya hanya dimiliki oleh satu perusahaan, jarang sekali terjadi.
Namun, contoh dalam kasus ini adalah ketika misal pada sebuah wilayah hanya ada
satu sumur sebagai sumber mata air, hal tersebut menyebabkan pemilik sumur
menjadi satu-satunya perusahaan. Dalam hal ini, perusahaan tersebut tergolong
pasar monopoli. Pengusaha dapat menentukan harga sesuai kehendaknya, karena
secara pasti masyarakat wilayah tersebut akan membeli air dari perusahaan tersebut.
Selain itu, perusahaan juga tidak perlu takut kehilangan pembelinya karena tidak
ada perusahaan lain yang menjadi kompetitor atau pesaingnya.
Hak eksklusif yang diberikan oleh pemerintah hingga menjadikan sebuah
perusahaan menjadi perusahaan monopoli, disebabkan oleh salah satunya adalah
karena kondisi politik, namun hal ini jarang sekali terjadi. Contohnya pemberian
hak eksklusif oleh pemerintah bagi perusahaan adalah pemberian hak cipta dan hak
paten. Hak cipta biasanya diberikan untuk sebuah karya, baik itu buku, lagu, atau
yang lainnya. Dalam hal ini, novelis atau musisi menjadi pelaku monopoli dalam
penjualan karyanya. Hak paten salah satunya diberikan kepada perusahaan farmasi.
Perusahaan farmasi yang menemukan obat dan memiliki hak paten mampu
memproduksi, menjual, menguasai pasar selama 20 tahun, yaitu hingga masa hak
paten itu berakhir. Pada masa hak paten ini masih berlaku, perusahaan akan
memasang harga dimana perusahan bisa mendapatkan keuntungan.
Monopoli alamiah adalah penyebab yang pada umumnya terjadi. Monopoli
alamiah (natural monopoly) adalah monopoli yang terjadi karena sebuah
perusahaan dapat memasok barang atau jasa untuk seluruh pasar dengan biaya lebih
rendah daripada dua atau lebih perusahan. Monopoli ilmiah ini terjadi pada PDAM
di Indonesia, biaya operasional perusahaan air akan lebih murah pada sebuah
negara jika hanya dilakukan oleh satu perusahaan saja. Pembuatan saluran air akan
lebih efisien jika dibuat oleh satu perusahaan air saja.

Gambar 6. Tingkat Output


Seorang perencana sosial yang ingin memaksimalkan surplus di pasar akan
memilih tingkat tingkat keluaran di titik perpotongan kurva permintaan dan biaya
marginal. Di bawah titik ini, nilai barang bagi pembeli marginal (yang tercermin
pada kurva permintaan) lebih besar daripada biaya marginal pembuatan batang. Di
atas tingkat ini, nilai bagi pembelu marginal lebih kecil dari pada biaya marginal.
Pemerintah sebagai pengendali, menerapkan kebijakan untuk mengatur
pasar monopoli, yaitu dengan :
1. Berupaya menjadikan industry monopoli supaya bersifat lebih kompetitif
2. Meregulasi perilaku perusahaan monopoli
3. Mengubah sebagian perusahaan monopoli swasta menjadi perusahaan
public
4. Tidak melakukan apa-apa.
Pemerintah meningkatkan kompetisi pada perusahaan monopoli dengan
Undang-Undang Antitrust. Undang-undang antitrust merupakan peraturan yang
komprehensif mengenai kebebasan ekonomi yang bertujuan untuk menjamin
persaingan bebas dan tanpa kekangan sebagai aturan perdagangan. Penerapan
undang-undang ini terjadi ketika Microsoft ingin bekerja sama dengan internet
namun pemerintah menolak karena dengan kerjasama itu akan membuat Microsoft
semakin memonopoli perdagangan dan akan merusak usaha-usaha lainnya. Cara
untuk mengatasi persoalan monopoli yang lain adalah dengan meregulasi perilaku
perusahan monopoli. Perusahan monopoli tidak dapat memasang harga sesuai
dengan kehendak mereka. Lembaga pemerintahan meregulasi harga yang akan
dipasang oleh perusahan tersebut contohnya pada perusahan listrik, PLN.
Struktur pasar yang ketiga adalah pasar oligopoly. Oligopoli (oligopoly)
merupakan struktur pasar dimana hanya ada beberapa penjual yang menawarkan
produk yang sama atau serupa. Di dalam pasar oligopoly, jumlah penjual yang
menawarkan produk lebih sedikit dibandingkan dengan pasar persaingan sempurna
dan lebih banyak dari pasar monopoli. Pasar oligopoli memiliki beberapa
karakteristik, yaitu:
1. Ada beberapa penjual dengan produk atau jasa yang sama. Pasar dapat
digolongkan sebagai pasar oligopoli adalah ketika di dalam pasar
terdapat minimal dua dan maksimal 10 perusahaan sebagai penyedia
produk.
2. Produknya homogen atau terdeferensiasi
3. Pengambilan keputusan akan saling memengaruhi. Penentuan jumlah
output yang diproduksi bukan hanya karena mempengaruhi internal
perusahaan namun juga perusahaan lain yang menjual produk sejenis.
4. Kompetisi non harga. Persaingan harga tidak mungkin dilakukan,
apalagi jika perusahaan masuk dalam sebuah kartel. Penentuan harga
yang hanya berdasarkan kehendak akan menlanggar kesepakatan pada
kartel.
Berikut adalah penyebab terbentuknya pasar oligopoly:
1. Efisiensi skala besar. Pasar oligopoly seperti pasar mobil, membutuhkan
biaya produksi yang besar, hal ini menyebabkan adanya barriers untuk
masuk ke pasar oligopoli
2. Kompleksitas managemen penentuan harga produk harus
mempertimbangkan kondisi kompetitor dan manajemen perusahaan
lebih kompleks tentang bagaimana perusahaan mampu bertahan dalam
pasar oligopoli.
Dalam penentuan harga, pasar oligopoly menentukan harga dengan
melakukan kesepakatan bersama para kompetitornya. Hal ini biasa disebut kolusi.
Kolusi (collusion) adalah kesepakatan dimana perusahaan-perusahaan dalam
sebuah pasar tentang jumlah yang akan diproduksi dan harga yang akan ditawarkan.
Kolusi tersebut dibuat oleh sebuah kartel. Kartel sendiri adalah sekelompok
perusahaan-perusahaan yang bertindak secara serempak. Kesepakatan ini dilakukan
untuk menghindari adanya penentuan harga yang membuat kekacauan dalam pasar.
Ketika beberapa perusahan menawarkan produk yang sama namun harganya
berbeda terlalu jauh, akan membuat pembeli cenderung mengonsumsi produk dari
perusahaan yang memasang harga paling murah. Kejadian ini dikhawatirkan akan
membuat adanya perusahaan yang rugi atau kehilangan pembelinya. Pembuatan
kesepakatan harga dan jumlah produk yang ditawarkan adalah jalan terbaik bagi
semua perusahan di pasar oligopoli.
Di Indonesia, salah satu contoh pasar oligopoli adalah maskapai
penerbangan. Maskapai penerbangan menawarkan jasa penerbangan. Dari segi
fasilitas, maskapai penerbangan memiliki fasilitas yang hampir sama. Jika diteliti
harganya pun tak jauh beda. Jumlah perusahaan maskapai penerbangan tidak terlalu
banyak. Sehingga melihat dari karakteristik pasar oligopoli dapat disimpulkan
bahwa perusahaan maskapai penerbangan termasuk dalam pasar ini.
Dalam pasar oligopoli, terdapat beberapa teori, yaitu teori permainan dan
dilema tahanan. Teori permainan (game theory) adalah ilmu yang mempelajari
bagaimana orang berperilaku dalam situasi-situasi strategis, yaitu bagaimana orang
bisa berpikir sebab akibat terhadap tindakan yang ia rencanakan. Sementara dilema
tahanan (prisoner’s dilemma) adalah sebuah permainan khusus diantara kedua
tahanan yang menggambarkan mengapa kerjasama itu sulit dipertahankan, bahkan
ketika kerjasama itu menguntungkan kedua pihak.

Gambar 7. Dilema Tahanan (Prisoner’s Dilemma)


Bentuk pasar yang terakhir adalah pasar kompetisi monopolistik. Pasar
kompetisi monopolistik pada dasarnya adalah pasar yang berada di antara dua jenis
pasar, yaitu pasar persaingan sempurna dan monopoli. Oleh sebab itu, sifatnya
mengandung unsur pasar persaingan sempuran dan unsur pasar monopoli. Pasar
persaingan monopolistik dapat didefinisikan sebagai suatu pasar dimana terdapat
banyak produsen yang menghasilkan barang yang berbeda corak (differentiates
product) (Sukirno, 1992:294). Asumsi-asumsi pasar persaingan monopolistik
terdiri dari hampir semua asumsi unsur pasar persaingan sempurna dan unsur pasar
monopoli (Arsyad, 1997:232). Pada tahun 1933 model pasar persaingan
monopolistik diperkenalkan oleh Chamberlin dan Joan Robinson. Kemiripan
tersebut teradapat pada ciri-ciri pada pasar persaingan monopolistik itu sendiri,
dengan pasar persaingan sempurna kemiripannya adalah terdapat pada banyaknya
penjual yang ada di dalam pasar sedangkan pada pasar monopoli kemiripannya
adalah penjual dapat mempengaruhi harga walaupun hanya sedikit. Berikut
merupakan ciri-ciri dari pasar persaingan monopolistik :
1. Terdapat Banyak Penjual..
2. Karakteristik barangnya berbeda.
3. Penjual mempunyai sedikit kemampuan mempengaruhi harga.
4. Penjual mudah untuk masuk ke dalam pasar dan keluar pasar.
5. Persaingan dalam promosi penjualan sangat aktif.
Kondisi keseimbangan jangka pendek dalam pasar persaingan monopolistik
berada pada posisi MR=MC, yang mana produsen akan memperoleh laba
maksimum, dalam pasar persaingan monopolistik kurva D berada di atas kurva MR
seperti pada pasar monopoli hal ini disebabkan adanya kemampuan produsen dalam
mempengaruhi harga meskipun hanya sedikit.

Gambar 8. Kurva Keseimbangan Jangka Gambar 9. Kurva Keseimbangan Jangka


Pendek Pasar Persaingan Monopolistik Panjang Pasar Persaingan Monopolistik

Kondisi produsen dalam pasar persaingan monopolistik yang memperoleh laba


melebihi normal akan mempengaruhi produsen lain untuk memasuki pasar karena
tidak begitu menghadapi hambatan (barriers). Masuknya produsen lain ke dalam
pasar membuat permintaan produsen menjadi menurun. Proses ini akan
berlangsung terus menerus dan akan berhenti jika produsen hanya memperoleh laba
normal seperti ditunjukan pada persinggungan kurva D dan LAC. Sesuai dengan
ciri-ciri dalam pasar persaingan monopolistik yaitu terdapat banyak penjual,
karakteristik barang yang berbeda, penjual hanya mempunyai sedikit kemampuan
untuk mempengaruhi harga, penjual dapat dengan mudah untuk masuk dan keluar
pasar, dan persaingan dalam promosi penjualan sangat aktif. Ciri-ciri tersebut
cenderung menggambarkan sifat dari pasar tradisional atau warung kelontong, hal
ini dikarenakan jumlah pedagang atau penjual yang relatif banyak dan barang yang
di jual berbeda-beda. Toko kelontong merupakan jenis usaha industri perdagangan
dengan skala kecil dengan kebutuhan modal yang relatif kecil. Penjual toko
kelontong dapat mempengaruhi harga untuk memperoleh keuntungan nya sendiri-
sendiri namun tidak dapat sepenuhnya mengubah harga tersebut mengingat
persaingan yang banyak antar penjual toko kelontong di sekitarnya. Sesuai dengan
yang digambarkan pada teori pasar persaingan monopolistik apabila MR=MC ,
maka keuntungan maksimal atau laba maksimal akan diperoleh para pedagang toko
kelontong tersebut. (ADAM, 2010) (Apandi, 2017) (Drs. Arifin Sitio, 2001)
(Ririhena, 2013)
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Profil Bisnis Lokal
Nama Perusahaan : Green Jus
Nama Pemilik : Marsudiyana
Tahun Berdiri : 2012
Produk : Jus Beraneka Buah
Customer Service : 085748627152

3.2. Analisis “Green Jus” Terhadap Prinsip Ekonomi


a. Prinsip 1: Orang Menghadapi Masalah Trade-Off
Dalam menjalankan usahanya, UKM Green Jus dihadapkan dengan
dua pilihan. pilihan. Membuat keputusan menyebabkan adanya
trade-off (pertukaran kepentingan), yaitu merelakan satu hal untuk
hal yang lain. Green Jus merupakan UKM yang menjual aneka jus
buah yang dihadapkan dengan pilihan pilihan dengan cara
pencetakan gelas (pengemasan) yang berlogokan Green Jus untuk
membedakan Green Jus dengan penjual jus lain. Green Jus dapat
memesan kepada pencetakan gelas dan membayar uang tambahan
yang tentunya memerlukan biaya tinggi atau menggunakan gelas
plastik biasa yang digunakan penjual jus pada umumnya, meski
dengan hasil yang tidak sebanding.
b. Prinsip 2: Biaya adalah Apa yang Anda Korbankan untuk
Mendapatkan Sesuatu
Karena adanya trade-off, dalam mengambilan keputusan UKM
Green Jus perlu membandingkan biaya dan manfaat dari suatu
tindakan. Dalam menjalankan usahanya, Green Jus perlu
mengeluarkan biaya transportasi, pembelian buah dan gelas untuk
dijual.
c. Prinsip 3: Orang Rasional Berpikir pada Batas-batas
Untuk membuat suatu keputusan, perusahaan harus mengetahui
tambahan keuntungan yang akan didapat dan tambahan biaya yang
perlu dikeluarkan. Untuk mendapatkan Rp2.000.000 sampai
dengan 3.000.000 perbulannya, maka Green Jus perlu menjual
sekitar 12kg buah yang terjual. Namun pada kenyataannya, tidak
mudah menjual jus yang berbahan dasar buah untuk bisa
memperkirakan antara pendapatan dan buah yang beli.
Dikarenakan buah tidak dapat bertahan lama dan mudah busuk.
Dengan begitu Green Jus harus mempertimbangkan buah apa saja
yang sekiranya diminati para mahasiswa.
d. Prinsip 4 : Orang Tanggap terhadap Insentif.
Dalam pembuatan keputusan,perlu dilakukan pembandingan
anatara keuntungan dan biaya. Dengan bgitu, suatu perilaku dapat
berubah ketika keuntungan atau biaya juga berubah. Artinya,
orrang menanggapi adanya insentif. Ketika seorang karyawan
dapat menjual lebih banyak dari target yang telah ditentukan, maka
karyawan tersebut akan mendapat insentif berupa tambahan upah.

e. Prinsip 5 : Perdagangan Menguntungkan Semua Pihak.


Green Jus merupakan usaha kecil menengah yang menguntungkan.
Buah yang dipilih oleh Green Jus adalah buah-buah segar dan
selalu dijaga kebersihannya. Alasan adanya Green Jus di
Perpustakaan ITS adalah supaya mahasiswa dapat memenuhi
gizinya dan selalu ingat dengan kesehatnnya. Dengan begitu,
Green Jus menguntungkan para konsumen. Green Jus memiliki
toko buah langganan yang diamana Green Jus selalu menambah
stok buah di toko tersebut. Dengan begitu Green Jus juga
menguntungkan bagi toko buah tersebut.

f. Prinsip 6 : Pasar adalah Tempat yang Baik untuk


Mengorganisasikan Kegiatan Ekonomi.
Pasar adalah suatu tempat terjadinya interaksi antara produsen
(perusahaan) dan konsumen (rumah tangga) dalam melakukan
tawar menawar nilai atau harga atas suatu barang. Green Jus
memiliki hak dalam menentukan siapa saja yang akan dipekerjakan
dan barang apa yang akan diproduksi, dan konsumen memiliki hak
untuk bekerja di perusahaan mana dan akan membeli barang apa
dari penghasilan yangmerekadapat.

g. Prinsip 7 : Pemerintah Kadang Mampu Meningkatkan Hasil


Hasil dari Pasar
Intervensi dibidang ekonomi biasanya dilakukan oleh pemerintah.
Melalui pasar pemerintah bisa membantu pedagang-pedagang di
pasar (floor price), sehingga dapat menguntungkan kedua pihak
(penjual dengan pembeli). Karena hal tersebut, UKM ini dapat
memaksimalkan penghasilan dengan cara menambahkan
pemasukan atas barang atau stok dagang sehingga mendapatkan
hasil yang maksimal.

h. Prinsip 8 : Standar Hidup Suatu Negara Bergantung pada


Kemampuannya Menghasilkan Barang dan Jasa.
Standar akan kehidupan suatu negara berbanding lurus dengan
kemampuannya dalam memproduksi barang dan jasa. Jika
kemampuannya dalam memproduksi barang dan jasa yang tinggi
maka standar akan kehidupan negara tersebut akan tergolong
tinggi, dan sebaliknya. Green Jus merupakan UKM yang masih
memiliki satu pekerja. Namun adanya UKM ini dapat
menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat yang kemudian
diharapkan akan meningkatkan standar hidup negara Indonesia.

i. Prinsip 9 : Harga-harga Meningkat Jika Pemerintah Mencetak


Uang Terlalu Banyak
Tingkat akan peredaran uang yang tinggi terjadi akibat dari
tingginya produksi akan uang tersebut. Hal ini berdampak pada
nilai akan uang tersebut yang menjadi turun. Karena nilai dari uang
menurun, maka harga barang akan naik juga. Jika hal ini terjadi,
maka akan berdampak terhadap harga buah.

j. Prinsip 10 : Masyarakat Menghadapi Trade-Off Jangka


Pendek antara Inflasi dan Pengangguran
Keterkaitan antara inflasi dengan pengangguran digambarkan
dalam Kurva Philips. Semakin tinggi tingkat pengangguran maka
akan semakin rendah laju inflasi. Kurva ini menjelaskan bahwa
tingkat pengangguran yang rendah akan selalu dapat dipantau
dengan cara mendorong sedikit atas laju inflasi di negara tersebut.

10.1. Faktor Produksi “Green Jus”


Pasar faktor produksi adalah pasar yang memperjualbelikan atau menyediakan
faktor produksi. Faktor produksi adalah semua hal yang dibutuhkan sebagai
masukan atau input dalam proses produksi.
Adapun faktor produksi dari “Green Jus” adalah
a. Pasar faktor produksi alam
Faktor produksi tanah atau alam adalah kekayaan alam yang digunakan dalam
proses produksi. Untuk “ Green Jus “ faktor produksi alamnya berupa buah, susu,
gelas yang di dapatkan dari supplier tertentu.
b. Pasar faktor produksi tenaga kerja
Faktor produksi tenaga kerja adalah sumber daya manusia atau pelaku yang
berkaitan dengan proses jalannya bisnis. Untuk “ Green Jus “ memiliki satu
tenaga kerja saja.
c. Pasar faktor produksi kewirausahaan
Kewirausahaan adalah inisiatif untuk mengkoordinir faktor faktor produksi guna
mencapai efesiensi maksimal. Kewirausahaan di perlukan untuk memimpin dan
menjalankan usaha agar berjalan dengan baik demi memperoleh keuntungan
sebanyak banyaknya dengan resiko yang mungkin ditanggung. Untuk “ Green
Jus” memiliki kemampuan dalam mempertahankan pembeli yaitu mahasiswa ITS
agar tetap bersedia membeli produk yang jual dengan inovasi dan kemampuan
lainnya yang dimiliki “ Green Jus”.
d. Pasar faktor produksi modal
Pasar faktor produksi modal adalah pasar yang mempertemukan antara penjual
dan pembeli atas modal yang berjangka waktu panjang. Untuk “ Green Jus “ tidak
memiliki pasar faktor produksi modal, dan untuk pendanaan jalannya bisnis
berasal dari pendapatan pribadi.
10.2. Penggolongan
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Menurut hasil pengamatan kelompok kami, untuk meningkatkan
keuntungan, kami merekomendasikan agar “Green Jus” mendaftarkan
usahanya di platform Go-Food atau GrabFood. Sehingga mahasiswa atau
pembeli yang ingin membeli produk ini dipermudah dalam proses
pembelian. Selain itu, pembeli tidak terbatas dalam lingkup perpustakaan,
sehingga target pasar lebih meluas jangkauannya.
Selain mendaftar di Go-Food atau GrabFood, Green Jus tentunya
harus meningkatkan kualitas dari produk mulai dari packaging, cita rasa,
dan harga. Sehingga, pembeli akan cenderung untuk melakukan pembelian
ulang (repeat order).

Anda mungkin juga menyukai