PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Teori ekonomi makro adalah bidang ilmu ekonomi yang mengkaji fenomena
perekonomian secara menyeluruh atau luas misalnya inflasi, pengangguran dan
pertumbuhan ekonomi. Ekonomi makro merupakan pengetahuan ekonomi yang
bersifat agregatif dan me-nampilkan teori-teori ekonomi makro yang sangat
mendasar. Ilmu ekonomi makro mempelajari variabel-variabel ekonomi secara
agregat (keseluruhan). Variabel-variabel tersebut antara lain : pendapatan nasional,
kesempatan kerja dan atau pengangguran, jumlah uang beredar, laju inflasi,
pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pem-bayaran internasional. Dalam ekonomi
makro, dikenal adanya masyarakat konsumen, masyara-kat produsen, dan pasar
agregatif yang terbentuk dari permintaan agregatif dan penawaran agregatif. Selain
itu, kita mengenal variable pengeluaran konsumsi nasional yang dilakukan seluruh
konsumen, variable pengeluaran investasi nasional, dan juga harga-harga umum atau
indeks harga.
Ilmu ekonomi makro mempelajari masalah-masalah ekonomi utama sebagai berikut :
1. Sejauh mana berbagai sumber daya telah dimanfaatkan di dalam kegiatan
ekonomi. Apabila seluruh sumber daya telah dimanfaatkan keadaan ini
disebut full employment. Sebaliknya bila masih ada sumber daya yang belum
dimanfaatkan berarti perekonomian dalam keada-an under employment atau
terdapat pengangguran/belum berada pada posisi kesempatan kerja penuh.
2. Sejauh mana perekonomian dalam keadaan stabil khususnya stabilitas di
bidang moneter. Apabila nilai uang cenderung menurun dalam jangka panjang
berarti terjadi inflasi. Sebalik-nya terjadi deflasi.
3. Sejauh mana perekonomian mengalami pertumbuhan dan pertumbuhan
tersebut disertai dengan distribusi pendapatan yang membaik antara
pertumbuhan ekonomi dan pemerata-an dalam distribusi pendapatan
terdapat trade off maksudnya bila yang satu membaik yang lainnya cenderung
memburuk.
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah:
1. Pengertian konsep dasar dan kerangka ekononomi makro
2. Kebijakan ekonomi makro
1
C. Tujuan Permasalahan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui pengertian konsep dasar dan kerangka ekononomi makro
2. Mengetahui Kebijakan ekonomi makro
BAB II
2
KEUNGGULAN BUKU
Buku I
Judul Buku : PENGANTAR EKONOMI MAKRO
Penulis : N. Gregory Mankiw, Euston Quah, dan Peter Wilson
Tahun Terbit : 2013
Penerbit : Salemba Empat
Kota Terbit : Jakarta
Halaman : 360 hlmn
Ukuran Buku : 21 x 28 cm
Jumlah BAB : 14 Bab
Buku II
Judul Buku : MAKRO EKONOMI TEORI PENGANTAR
Penulis : Sadono Sukirno
Tahun Terbit : 2006
Penerbit : PT RajaGrafindo Persada
Kota Terbit : Jakarta
Halaman : xiv, 454 hlmn
Ukuran Buku : 25 cm
Jumlah BAB : 440 hlmn
3
pengetahuan ekonomimakro dan penjelasan yang diberikan buku ini sangat
lengkap.
Buku III
Judul Buku : EKONOMI MAKRO Edisi 4
Pengarang : Dr. Boediono Dosen Fakultas Ekonomi Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta
Tahun Terbit : 2014
Penerbit : BPFE-YOGYAKARTA
Kota Terbit : Yogykarta
Halaman : 171 hlmn
Ukuran Buku : 16 x 23 cm
Jumlab BAB : 8 Bab
BAB III
KELEMAHAN BUKU
Buku I
Judul Buku : PENGANTAR EKONOMI MAKRO
Penulis : N. Gregory Mankiw, Euston Quah, dan Peter Wilson
4
Tahun Terbit : 2013
Penerbit : Salemba Empat
Kota Terbit : Jakarta
Halaman : 360 hlmn
Ukuran Buku : 21 x 28 cm
Jumlah BAB : 14 Bab
Buku ini terlalu berfokus pada perekonomian Amerika Serikat saja. Walaupun
judul buku ini terdapat kata edisi Asia, namun ternyata hal itu hanya
meliputi aspek bahasa saja. Sehingga, pembahasan-pembahasan yang ada,
terkadang kurang cocok jika diterapkan di benua yang berjulukan Atap Dunia
ini. Buku ini kurang cocok bagi golongan yang sudah memahami kerangka
berpikir ekonom secara garis besar.
Buku II
Judul Buku : MAKRO EKONOMI TEORI PENGANTAR
Penulis : Sadono Sukirno
Tahun Terbit : 2006
Penerbit : PT RajaGrafindo Persada
Kota Terbit : Jakarta
Halaman : xiv, 454 hlmn
Ukuran Buku : 25 cm
Jumlah BAB : 12 Bab
Buku ini mempunyai kelemahan yaitu buku ini masih agak bingung dibaca
karena terdapat Bahasa yang masih belum dipahami atau bisa dibbilang terlalu
baku.
Buku III
Judul Buku : EKONOMI MAKRO Edisi 4
Pengarang : Dr. Boediono Dosen Fakultas Ekonomi Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta
Tahun Terbit : 2014
Penerbit : BPFE-YOGYAKARTA
Kota Terbit : Yogykarta
Halaman : 171 hlmn
Ukuran Buku : 16 x 23 cm
Jumlab BAB : 8 Bab
5
Buku ini juga memiliki beberapa kelemahn diantara nya pada buku ini tidak
adanya kuis, dan study kasus serta pada buku ini banyak sekali bahasa-bahasa
ilmiah dan tidak adanya istilah-istilah penting yang di terakan sehingga
bahasanya sulit untuk di pahami,jika di bandingkan seperti pada buku
sebelumnya meskipun menggunakan bahasa ilmiah namun tetap di sertakan
artinya pada tabel istillah-istilah penting di akhir bab. Jadi menurut kami ini
menjadi suatu kelemahan. Tidak dilengkapi dengan gambar untuk menambah
ketertarikan pembaca untuk membaca buku tersebut.
BAB IV
IMPLIKASI
A. TEORI KONSEP
BAGIAN 8: DATA EKONOMI MAKRO 1
BAB XXIII MENGUKUR PENDAPATAN SUATU NEGARA
PENDAPATAN DAN PENGELUARAN DALAM PEREKONOMIAN
6
Dalam menilai apakah perekonomian berjalan dengan baik atau buruk,
merupakan hal alamiah untuk melihat pendapatan total yang diperoleh semua orang
dalam perekonomian tersebut. Inilah fungsi dari Produk Domestik Bruto (PDB).
PDB mengukur dua hal sekali gus, yaitu pendaapatan total semua orang dalam
perekonomian dan jumlah pembelanjaan untuk membeli barang dan jasa hasil dari
perekonomian. Pendapatan ekonomi sama dengan pengeluarannya karena stiap
transaksi melibatkan dua pihak, yakni penjual dan pembeli. Setiap uang yang
dibelanjakan oleh pembeli merupakan pendapatan bagi penjual.
PENGUKURAN PRODUK DOMEDTIK BRUTO
Produk Domedtik Bruto (PDB) adalah nilai pasar dari seluruh barang dan
jasa jadi yang di produksi di suatu negara pada periode tertentu.
KOMPONEN-KOMPONEN PDB
Konsumsi
Konsumsi (consumption) adalah pembelanjaan rumah tangga untuk barang
dan jasa.barang merupakan pembelanjaan rumah tangga untuk barang awet, seperti
mobil dan alat rumah tangga, dan barang tidak awet, seperti makanan dan pakaian.
jasa meliputi barang-barang tidak kasat mata, potong rambut dan layanan
kesehatan.
Investasi
Investasi (investment) pembelian barang yang akan di gunakan pada masa
depan untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih banyak. Investasi adalah
jumlah pembelian peralatan modal, persediaan, dan bangunan atau struktur.
Belanja Pemerintah
Belanja pemerintah (government purchases) meliputi pengeluaran untuk
barang dan jasa yang dilakukan oleh pemerintah.
Ekspo Neto
Ekspo neto (net exports) sama dengan pembelian barang produksi domestik
oleh warga asing (ekspor) dikurangi dengan pembelian barang asing oleh warga
domestik (impor).
PDB RILL VERSUS PDB NOMINAL
PDB nominal menggunakan harga saat ini untuk menilai produksi barang dan
jasa dalam perekonomian. PDB rill menggunakan harga tahun basis untuk menilai
produksi barang dan jasa dalam perekonomian.
Deflator PDB
7
Deflator (deflator PDB ) dihitung sebagai berikut :
PDB Nominal
Deflator PDB = 100
PDB Rill
8
MENGOREKSI VARIABEL EKONOMI TERHADAP DAMPAK
INFLASI
Perbedaan Upah dalam dolar tahun 2004 = upah dalam dolar tahun 1968
Tingkat hargatahun2004
Tingkat hargatahun1969
110
=$293 9,7 = $3,310
Indeksasi
Sebagaimana telah kita lihat, indeks harga di gunakan untuk menyesuaikan
(suatu variabel) dengan dampak inflasi ketika membandingkan jumlah uang yang ada
dari waktu-waktu yang berbeda.
Suku Bunga Nominal dan Rill
suku bunga rill = suku bunga nominal laju inflasi
suku bunga rill adalah perbedaan antara suku bunga nominal dengan laju inflasi. Suku
bunga nominal menunjukkan seberapa cepat jumlah dolar di rekening kita naik
sepanjang waktu. Suku bunga rill menunjukkan seberapa cepat daya beli rekening
kita naiksepanjang waktu.
9
PRODUKTIVITAS: PERANAN DAN FAKTOR-FAKTOR
PENENTUNYA
Untuk menjelaskan mengapa tingkat pendapatan suatu negara lebih tinggi
daripada negara lain, kita harus memperhatikan faktor-faktor yang menentukan
produktivitas suatu negara.
Mengapa Produktivitas Sangat Penting
Istilah produktivitas (productivity) merujuk pada banyaknya barang atau jasa
yang dapat dihasilkan oleh seorang pekerja setiap jam kerjanya. Produktivitas adalah
kunci yang menentkan standar hidup dan meningkatnya produktivitas akan
mengakibatkan perubahan standar hidup menjadi lebih baik.
10
BAB XXVI TABUNGAN, INVESTASI DAN SISTEM KEUANGAN
LEMBAGA-LEMBAGA KEUANGAN
Lebaga keuangan dapat dikelompokkan kedalam dua katgori , yaitu pasar
keuangan dan perantara keuangan.
Pasar Keuangan
Adalah lembaga tempat di mana orang yang ingin menyimpan dapat secara
langsung menyediakan dana kepada orang yang ingin meminjam. Dua pasar paling
penting dalam perekonomian adalah pasar obligasi dan pasar saham.
Pasar obligasi
Ketika intel, sebuah perusahaan raksasa membuat chip komputr, untuk
mendanai untuk pembangunan pabrik barunya, intel dapat meminjam langsung dari
publik. Obligasi adalah sebuah instrumen hutang.
Pasar saham
Cara lain bagi intel untuk mengumpulkan dana guna membangun pabrik
baruunya adalah dengan menjual saham perusahaannya. Saham mencerminkan
kepemilikan suatu perusahaan sehingga mewakili hak sebagian atas keuntungan
perusahaan.
Lembaga-lembaga Perantara Keuangan
Bank
Bank adalah peranta keuangan yang paling di kenal oleh masyarakat. Tugas
utama sebuah bank adalah menerima tabungan dari orang-orang yang ingin
menyimpan uang dan menggunakan tabungan tersebut untuk memberikan pinjaman
kepada orang-orang yang ingin meminjam uang.
Raksa dana
Raksa dana adalah sebuah lembaga yang menjual saham kepada publik dan
mengunakan hasilnya untuk membeli seleksi, atau portofolio, berbagai jenis saham,
obligasi atau keduanya.
11
PDB adalah pendapatan total dalam suatu perekonomian dan pengeluaran
total dari hasil barang dan jasa ekonomi PDB (ditunjukkan sebagai Y) dibagi menjadi
empat komponen pengeluaran, yaitu konsumsi(c), investasi (I), belanja pemerintah
(G), dan ekspor neto (NX)
Y = C+ I + G + NX.
MENGELOLA RISIKO
Penghindaran Risiko
Kebanyakan orang lebih senang untuk menghindari risiko.ini berarti orang-
orang lebih dari sekedar tidaak menyukai hal buruk tidak terjadi kepada mereka dan
berarti pula bahwa mereka tidak menyukai hal buruk lebih dari mereka menyukai hal-
hal baik.
Pasar asuransi
12
salah satu cara untuk menghindari risiko adalah dengan membeli asuransi.
Fitur kontrak asuransi umum adalah bahwa seseorang yang menghadapi risiko
membayar sejumlah uang pada perusahaan asuransi kemudian perusahaan tersebut
setuju untuk menerima seluruh atau sebagian resiko orang itu.
Diversifikasi Risiko Indiosinkratik
Pasar asuransi merupakan salah satu bentuk diverifikasi. Ketika orang-orang
menggunakan tabungan mereka untuk membeli aset-aset keuangan, mereka juga
dapat mengurangi risiko melalui diversifikasi.
PENILAIAN ASET
Analisis Fundamental
Istilah anilsis fundamental mengacu pada analisis perusahaan secara terperinci
utuk menentukan nilainya. Banyak perusahaan keuangan menyewa analisis saham
untuk melaksanakan analisis fundamental seperti itu dan memberikan saran saham
mana yang harus di beli.
Hipotesis pasar yang efisien
Ada cara lain untuk memilih 20 saham portofolio anda : pilihla sahamnya
secara acak, misalnya, dengan menempelkan halaman pasar saham dari koran di
dinding anda dan melemparkan panah kecil ke halaman tersebut. Hal ini terdengar
absurd. Namun, anda percaya atau tidak, ada sebuah alasan yang membuat anda tidak
akan terlalu dirugikan jika berbuat demikian. Alasan tersebut dinamakan dengan
hipotesis pasar yang efisien.
Bekerja
Pengangguran
13
Tidak termasuk angkatan kerja
Setelah mengelompokkan seluruh individu yang disurvei ke dalam tiga
kategori tersebut, badan statistik negara menghitung berbagai statistik untuk
merangkum kondisi angkatan kerja. Angkatan kerja adalah jumlah orang yang bekerja
dan tidak bekerja.
Angkatan kerja = jumlah orang yang bekerja + jumlah yang tidak bekerja.
PENCARIAN KERJA
Salah satu alasan pengangguran selalu muncul dalam perekonomian adalah
pencarian kerja. Pencarian kerja adalah proses mencocokan pkerja dengan pekerjaan
yang sesuai.
Tunjangan pengangguran
Program ini bertujuan untuk memberikan kompetensi parsial bagi pekerja
akibat kehilangan pekerjaan.
14
PERATURAN UPAH MINIMUM
Upah minimum berpengaruh penting terhadap kelompok tertentu dengan
tingkat pengangguran yang tinggi.
15
Bank sentral bertanggung jawab untuk mengatur sistem moneter dan
melaksanakan sistem moneter.
Bank sentral mengendalikan jumlah uang yang beredar, terutama melalui
operasi pasar terbuka: pembelian obligasi negara meningkatkan jumlah uang yang
beredar, sedangkan penjualan obligasi negara menurunkan jumlah uang yang beredar.
Bank sentral dapat pula meningkatkan jumlah uang yang beredar dengan menurunkan
syarat cadangan minimum atau menurunkan tingkat diskonto dengan meningkatkan
syarat cadangan minimum atau meningkatkan tingkat diskonto.
Ketika bank meminjamkan sebagian simpanannya, mereka meningkatkan
jumlah uang dalam perekonomian. Kaena bank turut berperan dalam menentukan
jumlah uang yang beredaar, pengendalian jumlah uang yang beredar yang dilakukan
oleh bank sentral tidak sempurna.
16
Dikotomi Klasik adalah pemisahan variable menjadi dua kelomopok ini
sekarang. Aplikasi ini dalam hal harga agak rumit. Harga-harga dalam
perekonomian biasanya disebutkan dalam bentuk uang dan karena itu
merupakan variable nominal. Mengapa harus memisahkan variable-variabel
ini menjadi 2 kelompok? Hume berpendapat bahwa dikotomi klasik berguna
untuk menganalisis perekonomin karena berbagai kekuatan memengaruhi
variable-variabel rill dan nominal.
BEBAN-BEBAN INFLASI
Biaya Menu
Biaya menu adalah kerugian penyesuaian harga. Inflasi meningkatkan biaya
menu yang harus ditanggung oleh perusahaan.
17
Bagian 11 : EKONOMI MAKRO PEREKONOMIAN TERBUKA
Bab XXXI KONSEP-KONSEP DASAR
18
Nilai Tukar Rill
Adalah nilai yang digunakan seseorang saat menukarkan barang dan jasa dari
suatu negara dengan barang dan jasa dari negara lain.
19
Partisipan dalam pasar ini mempertukarkan mata uang domestic dengan mata
uang asing.
Kebijakan Perdagangan
20
Kebijakan pemerintah yang secara langsung memengaruhi jumlah barang dan
jasa yang diimpor atau diekspor oleh suatu negara. Kebijakan pemerintah
yang secara langsung memengaruhi jumlah barang dan jasa yang diimpor atau
diekspor oleh suatu negara. Kebijakan perdagangan ada dalam bentuk. Salah
satunya adalah yang umum relative, pajak pada barang immpor. Jenis lainnya
adalah kuota impor, Batasan jumlah barang tertentu yang dapat diproduksi
diluar negeri dan dijual di dalam negeri. Kebijakan-kebijakan perdagangan
lazim diberlakukan diseluruh dunia meskipun terkadang bentuknya
tersembunyi.
21
1. Pergeseran yang timbul dari konsumsi: Kejadian yang membuat
konsumen menghabiskan dan mengurangi uangnya pada tingkat harga
tertentu.
2. Pergeseran yang timbul dari investasi: -Kejdian yang membuat perusahaan
menginvestasikan lebih dan mengurangi pada tingkat harga tertentu.
3. Pergeseran yang timbul dari belanja pemerintah: Peningkatan dan
penurunan dalam blanja pemerintah terhadap barang dan jasa
4. Pergeseran yang timbul dari ekspor neto: kejadian yang meningkatkan dan
mengurangi belanja atas ekspor neto pada tingkat harga tertentu.
22
- Pengaruh kekayaan: tingkat harga yang lebih rendah menaikan nilai riil
uang yang dipegang oleh rumah tangga, sedangkan kesejahteraan lebih
tinggi ini mendorong belanja konsumen
- Pengaruh suku bunga: tingkat harga yanglebih rendah menurunkan suku
bunga karena orang berusaha untuk meminjamkan kelebihan uang yang
mereka pegang, sedangkan suku bunga yang lebih rendah mendorong
pengeluaran untuk investasi.
- Pengaruh nilai tukar: apabila tingkat harga lebih rendah menurunkan
tingkat suku bunga, investor meminddahkan sebagian dana dari mereka ke
luar negeri dan menyebabkan mata uang domestic mengalami depresiasi
relatif dengan mata uang asing.
23
Ketika mengubah jumlah uang yang beredar atau tingkat pajak, pemerintah
mengubah kurva permintaan agregat dengan memengaruhi kepuusan belanja
perusahaan atau rumah tangga. Sebaliknya, ketika mengubah belanja barang
dan jasanya sendiri, pemerintah mengubah kurva permintaan agregat secara
langsung.
Efek Penggandaan
Adalah setiap dollar yang dibelanjakan oleh negara dapat meningkatkan
permintaan agregat barang dan jasa sebesar lebih dari satu dollar, belanja
pemerintah dikatakan menimbulkan efek penggandaan terhadap permintaan
agregat.
24
Penentang Kebijakan Stabilisasi Aktif
Sebagian ekonom berpendapat bahwa pemerintah seharusnya tidak
menggunakan kebijakan moneter dan fiskal aktif untuk menstabilkan
perekonomian. Mereka menyatakan bahwa kedua perangkat kebijakan itu
searusnya dibuat untuk mencapai tujuan-tujuan jangka panjang. Meskipun
para ekonom ini mengakui bahwa kebijakan moneter dan fiskal secara teoritis
dapat menstabilkan perekonomian, mereka meragukan.
Stabilisator Otomatis
Adalah perubahan-perubahan kebijakan fiskal yang mendorong permintaan
agregat ketika perekonomian mengalami resesi yang tidak mengharuskan
pemerintah melakukan tindakan yang disengaja.
25
sementara waktu, tetapi pada akhirnya pengangguran kembali pada tingkat
alamiahnya dan kebijakan moneter yang lebih meluas hanya mengarah pada
inflasi yang lebih tinggi.
26
jangka pendek antara inflasi dan pengangguran. Pengalaman ini menunjukkan
bahwa infflasi yang rendah tidak megharuskan bank sentral terikat pada
aturan kebijakan.
27
B. Program Pembangunan Indonesia
Pembangunan infrastruktur diyakini menjadi akselerator pembangunan
ekonomi di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia dipengaruhi oleh
infrastruktur, seperti penyediaan listrik, jalan beraspal dan bersih air.
Pembangunan di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Peran pemerintah sebagai fasilitator dan mobilisator
pembangunan sangat strategis dalam mendukung peningkatan kesejahteraan
rakyat serta pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah
satu indikator untuk melihat hasil pembangunan yang telah dilakukan dan
juga berguna untuk menentukan arah pembangunan di masa yang akan
datang.
Pertumbuhan ekonomi yang positif menunjukkan adanya peningkatan
perekonomian. Secara teoritis, pertumbuhan ekonomi suatu negara -
dipengaruhi oleh akumulasi modal (investasi pada tanah, peralatan, prasarana
dan sarana dan sumber daya manusia), sumber daya alam, sumber daya
manusia baik jumlah maupun kualitasnya, kemajuan teknologi, akses terhadap
informasi, keinginan untuk melakukan inovasi dan mengembangkan diri serta
budaya kerja. Sejauh ini, dari berbagai literatur pemerintah Indonesia dalam
melaksanakan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia mengeluarkan
sejumlah kebijakan untuk meringankan beban dunia usaha.
Prioritas pertama, pemerintah meminta pemerintah daerah (pemda)
memberikan fasilitas dan kemudahan agar usaha bisa tetap berjalan baik.
Prioritas kedua adalah peningkatan pembangunan proyek infrastruktur di
seluruh Indonesia untuk mengatasi gelombang pengangguran, seperti jalan,
jembatan, pelabuhan, dermaga, energi, serta perhubungan dan perumahan.
Selain menyerap tenaga kerja, proyek infrastruktur juga membuat
perekonomian akan bergerak jauh lebih dinamis. Pembangunan infrastruktur
pun memberikan signal pemerintah serius menggerakkan perekonomian
sehingga akan direspon positif oleh pelaku usaha dan pelaku pasar. Untuk itu
anggaran infrastruktur harus diprioritaskan pengalokasiannya baik dalam
APBN maupun APBD. Diharapkan dengan cara tersebut pengangguran dapat
teratasi dan dikurangi, serta infrastruktur perekonomian yang diperlukan
untuk menggerakkan sektor riil bisa ditingkatkan lebih baik lagi. Prioritas
ketiga adalah upaya pemerintah pusat dan daerah melindungi dan membantu
meringankan beban golongan menengah kebawah yang mengalami kesulitan
di bidang perekonomian. Berdasarkan prioritas-prioritas pemerintah tersebut,
maka cukup relevan dilakukan kajian mengenai pengaruh pembangunan
infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hasil yang diperoleh
diharapkan dapat mendukung penentuan prioritas pembangunan infrastruktur.
28
Lantaran pembangunan infrastruktur bersifat padat modal dan padat karya,
maka penyerapan tenaga kerja akan lebih efektif dalam peningkatan
pertumbuhan ekonomi. Infrastruktur dasar mempunyai pengaruh positif
terhadap perekonomian di Indonesia karena sarana dan prasarana infrastruktur
mempunyai peranan paling penting dalam proses produksi, distribusi dan
pemasaran. Oleh sebab itu kebijakan pembangunan infrastruktur untuk
meningkatkan perekonomian Indonesia dalam menghadapi perlembatan
ekonomi sangatlah tepat dan perlu mendapatkan dukungan dari berbagai
pihak.
Dalam hal ini modal fisik (physical capital) dan sumber daya manusia (human
capital) berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi. Ketersediaan modal
fisik sangat terkait dengan ketersediaan dana investasi.
Pada kasus perekonomian Indonesia, meski kinerja pertumbuhan belum
mencapai rata-rata prakrisis Asia, namun fundamental perekonomian yang
cukup kuat, disertai dengan perbaikan risiko makro dan mikro perekonomian,
telah mendorong berbagai lembaga internasional untuk memberikan penilaian
positif terhadap prospek perekonomian Indonesia.
Hasilnya, Indonesia kembali dikategorikan pada peringkat layak investasi
(investment grade) oleh beberapa lembaga internasional. Di tengah
perkembangan positif tersebut, perekonomian Indonesia jangka menengah
dihadapkan pada tantangan pokok yakni masih terkendalanya pembangunan
faktor produksi komplementer yang menghambat pencapaian pertumbuhan
ekonomi yang lebih tinggi dan berkualitas. Dalam laporan terbarunya, World
Economic Forum (WEF) mengungkapkan bahwa tingkat daya saing Indonesia
masih tertinggal terutama pada pilar infrastruktur, pilar kesiapan teknologi,
dan pilar inovasi. Penilaian WEF itu menunjukkan kendala struktural yang
dihadapi Indonesia (the most binding constraints) masih di seputar ketiga pilar
tersebut dalam beberapa tahun terakhir. Secara lebih spesifik, kendala pilar
infrastruktur antara lain bersumber dari masih rendahnya kualitas jalan,
pelabuhan, bandara, kereta hingga kualitas pasokan listrik. Sementara,
kendala pilar kesiapan teknologi dan inovasi di antaranya berasal dari tingkat
penguasaan teknologi dan kegiatan inovasi yang masih rendah.
Terkait perbaikan kondisi infrastruktur, selama ini kendala yang dihadapi
adalah masalah pendanaan dan permasalahan hukum. Alokasi belanja
pemerintah untuk pembangunan infrastruktur pemerintah dalam beberapa
tahun terakhir rata-rata baru sekitar 1,6% dari produk domestik bruto (PDB).
Rasio ini relatif rendah jika dibandingkan dengan negara lain seperti Tiongkok
dan India, yang masing-masing mencapai 5,3% dan 7,3% dari PDB.
Upaya pembenahan kondisi infrastruktur disadari peran penting dalam
29
mengurangi kesenjangan pendapatan dan dampak jangka panjangnya bagi
PDB per kapita. Perbaikan infrastruktur memiliki kontribusi dalam
meningkatkan produktivitas dan diharapkan mampu mendukung pertumbuhan
ekonomi dalam jangka panjang.
Kesimpulannya, pertumbuhan ekonomi berhubungan positif dan signifikan
dengan stok dan kualitas infrastruktur di suatu wilayah. Di Indonesia, banyak
penelitian yang mendalami pengaruh infrastruktur terhadap perekonomian
dengan hasil yang bervariasi.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ekonomi makro adalah bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari masalah
ekonomi secara keseluruhan ( totalitet / aggregatif ). Alat utama ekonomi
makro adalah pendapatan nasional dan analisa pendapatan nasional. Analisa
pendapatan nasional berguna untuk mengukur secara statistik tentang
besarnya pendapatan nasional, konsumsi nasional, tabungan dan investasi
nasional. Secara garis besar, permasalahan kebijaksanaan makro mencakup
dua permasalahan pokok yaitu masalah stabilisasi inflasi, pengangguran dan
ketimpangan dalam neraca pembayaran, Masalah jangka panjang atau
masalah pertumbuhan. Setelah kita mengetahui duduk persoalan mengenai
masalah -masalah pokok apa yang dikaji dalam ekonomi makro, maka
pertanyaan selanjutnya adalah mengetahui bagaimana mengkaji masalah-
masalah tersebut sehingga bisa diperoleh jawaban yang diinginkan.Terdapat
dua aspek utama dan kerangka analisa ini. Yang pertama adalah aspek
mengenai apa yang disebut kegiatan ekonomi makro dan di mana
kegiatan tersebut dilakukan. Yang kedua adalah aspek mengenai siapa
pelaku-pelakunya.
30
B. Saran
Telah kita ketahui bersama bahwa kita diberikan kebebasan dalam melakukan
kegiatan ekonomi apapun, maka dari itu diharapkan kita bisa merubah
perekonomian kita yang kurang baik ini, meskipun dalam lingkup yang kecil,
sepertikeluarga. Dan disamping itu kita ketahui juga bahwa dalam melakukan
kegiatan ekonomi itu tentunya tidak akan terlepas dari permasalahan-
permasalahan, seperti: Masalah Pertumbuhan Ekonomi, Masalah
Ketidakstabilan Kegiatan Ekonomi, Masalah Kenaikan Harga (Inflasi),
Masalah Pengangguran dls, tetapi untuk mencapai tujuan dari itu semua
diperlukan kebijakan-kebijakan, seperti: kebijakan fiskal, moneter dan
kebijakan segi penawaran.
DAFTAR PUSTAKA
31