Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Barisan (sequence) adalah suatu susunan bilangan yang dibentuk menurut
suatu urutan tertentu (Kalangi, 2004:223). Bilangan-bilangan yang tersusun
tersebut disebut suku. Barisan bila dilihat dari segi perubahan di antara suku-suku
yang berurutan mempunyai tiga jenis, yaitu barisan aritmatika, barisan geometri
dan barisan harmonic.Deret (series) adalah jumlah dari bilangan dalam suatu
barisan. Bila dilihat dari perubahan di antara suku-suku yang berurutan, maka
deret dapat dibagi menjadi dua, yaitu deret aritmatika dan deret geometri. Deret
ukur adalah deret yang suku-sukunya dibedakan dengan perbandingan suku per
urutan yang memiliki nilai tetap yang sering dinamakan dengan perbandingan
atau rasio (r).
Di bidang bisnis dan ekonomi, teori atau prinsip-prinsip deret sering
diterapkan dalam kasus-kasus yang menyangkut perkembangan dan pertumbuhan.
Jika pertumbuhan variabel-variabel tertentu dalam kegiatan usaha misalnya output
produksi, biaya, pendapatan, atau penggunaan tenaga kerja yang berpola seperti
deret hitung, maka prinsip-prinsip deret hitung dapat digunakan untuk
menganalisis perkembangan variabel tersebut. Oleh karena itu, mahasiswa tertarik
membahas topik aplikasi barisan dan deret di bidang ekonomi untuk dikaji
ataupun diulas dari dua buah buku (modul/diktat) dari Universitas yang berbeda,
dalam hal ini, mahasiswa mengulas diktat Matematika Ekonomi Universitas
Negeri Medan dan Universitas Gunadarma.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana perbandingan dari penyajian materi Aplikasi Barisan dan Deret
diantara kedua buku ?
2. Apa saja yang menjadi kelebihan dan kelemahan kedua buku ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui perbandingan dari penyajian materi Aplikasi Barisan dan
Deret diantara kedua buku.
2. Mengetahui hal apa saja yang menjadi kelebihan dan kelemahan kedua
buku.
BAB II
RINGKASAN BUKU
2.1 Identitas Buku
Buku/Diktat Universitas Negeri Medan (seterusnya disebut Buku I)
Judul : Bahan Ajar Mahasiswa Matematika Ekonomi
Penulis :Tim Dosen FMIPA Unimed
Tebal Buku : 183 Halaman
Penerbit : Unimed Press
Tahun Terbit : 2019
Kota Terbit : Medan
ISBN :-

Buku/Modul Universitas Gunadarma (seterusnya disebut Buku II)


Judul : Matematika Ekonomi 1
Penulis : Anggita Azizah A. dkk.(Tim Litbang)
Tebal Buku : 103 Halaman
Penerbit : Laboratorium Manajemen Dasar
Tahun Terbit : 2018
Kota Terbit : Depok
ISBN :-
2.2 Ringkasan Buku
2.2.1 Ringkasan Buku I
MODUL 2 APLIKASI BARISAN DAN DERET
A. Model Pertumbuhan Penduduk
Robert Malthus menyatakan bahwa pertumbuhan penduduk mengikuti deret ukur,
sedangkan pertumbuhan pangan mengikuti deret hitung. Secara sistematis dapat
dirumuskan sebagai berikut :

𝑃𝑡 = 𝑃1 . (1 + 𝑟)(𝑡 – 1)
Keterangan :
𝑃𝑡= total penduduk pada periode t
𝑟= tingkat pertumbuhan
𝑃1 =total penduduk pada periode awal periode (%) pertahun
𝑡= periode waktu (tahun)
B. Model Perkembangan Usaha
Jika pertumbuhan variabel-variabel tertentu dalam kegiatan usaha misalnya output
produksi, biaya, pendapatan, atau penggunaan tenaga kerja yang berpola seperti
deret hitung, maka prinsip-prinsip deret hitung dapat digunakan untuk
menganalisis perkembangan variabel tersebut.Berpola seperti deret hitung
maksudnya di bahwa variable yang bersangkutan bertambah secara konstan dari
satu period eke periode berikutnya.
C. Model Perhitungan Bunga
Bunga dipengaruhi 4 faktor : besarnya modal, tingkat bunga yang dikenakan, lama
waktu investasi, metode perhitungan bunga.
1. Bunga Tunggal (Sederhana)
Adalah bunga yang hanya dikenakan pada jumlah pinjaman atau simpanan
(sebagai pokok).
Bunga sederhana : 𝐼 = 𝑃. 𝑟. 𝑡
Jumlah akumulatif setelah 𝑛 tahun: 𝐹𝑛 = 𝑃 + 𝐼
Sehingga: 𝐹𝑛 = 𝑃(1 + 𝑟. 𝑡)
Keterangan :
𝐼= Besar Bunga
𝐹𝑛 = Nilai akumulasi (Nilai Akhir) setelah 𝑛 tahun
𝑃= Modal awal (pokok)
𝑟= Tingkat bunga (rate of interest)
𝑡= Time/Lama Waktu
2. Bunga Majemuk
Merupakan penerapan deret ukur (geometri) dalam kasus simpan pinjam
dan kasus investasi. Jika misalnya modal pokok sebesar 𝑃 dibungakan
secara majemuk dengan suku bunga per tahun setingkat i , maka jumlah
akumulatif modal tersebut di masa dating setelah n tahun (𝐹𝑛 ) dapat
dihitung :
Setelah 1 tahun : 𝐹1 = 𝑃 + 𝑃. 𝑖 = 𝑃(1 + 𝑖)
Setelah 2 tahun : 𝐹2 = 𝑃(1 + 𝑖) + 𝑃(1 + 𝑖)𝑖 = 𝑃(1 + 𝑖)2
Setelah n tahun : 𝐹𝑛 = (… ) + (… ) = 𝑃(1 + 𝑖)𝑛
Transaksi dengan model ini disebut kredit.
Rumus : 𝐹𝑛 = 𝑃 + (1 + 𝑖)𝑛
Rumus ini untuk kredit system pembayaran suku bunga yang dibayarkan
setahun sekali. Jika suku bunga dibayarkan lebih dari satu kali dalam
setahun rumusnya menjadi :
𝑖 𝑚𝑛
𝐹𝑛 = 𝑃 + [1 + ( ) ]
𝑚
Dimana :
𝐹𝑛 = jumlah nilai kredit dengan n periode
𝑖= suku bunga kredit
𝑃= jumlah nilai kredit awal periode
𝑛= banyaknya tahun
𝑚=frekuensi pembayaran suku bunga dalam setahun

3. Present Value
Present Value (Nilai Sekarang) adalah sejumlah uang yang akan diperoleh
di masa mendatang. Present Value (Nilai Sekarang) juga biasanya ada
kaitannya dengan suatu pinjaman (hutang).
Rumus nilai akhir metode bunga tunggal adalah :
𝐹𝑛 = 𝑃(1 + 𝑟. 𝑡)
Nilai sekarang dengan bunga tunggal :
𝑃 = 𝐹𝑛 /(1 + 𝑟. 𝑡)
Keterangan :
𝑃= nilai sekarang
𝐹𝑛 = nilai di masa depan
𝑟= tingkat bunga (rate of interest)
𝑡= lama waktu
Formula dari compound value (nilai majemuk) adalah :
𝐹𝑛 = 𝑃(1 + 𝑖)𝑛
Nilai sekarang sama dengan : 𝑃 = 𝐹𝑛 /(1 + 𝑖)𝑛

4. Diskonto
Adalah sejumlah potongan atau bunga yang harus dibayarkan oleh
seseorang atau badan usaha yang mencairkan surat berharga seperti
wesel/surat dagang belum pada waktunya. Nota perjanjian tertulis antara
debitur dan kreditur dikenal dengan istilah promes. Mencairkan promes ke
bank disebut mendiskontokan promes/wesel, bank akan mengambil
bunganya dimuka.
𝐷𝑖𝑠𝑘𝑜𝑛𝑡𝑜 ∶ 𝐷 = 𝑆. 𝑑. 𝑡
𝑃𝑟𝑜𝑐𝑒𝑒𝑑 ∶ 𝑃 = 𝑆 − 𝐷
𝑆𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 ∶ 𝑃 = 𝑆(1 − 𝑑. 𝑡)
Keterangan :
𝐷= diskonto bank
𝑆= nilai jatuh tempo
𝑃= Proceed (jumlah uang yang diterima)
𝑑= Tarif diskonto
𝑡= jangka waktu diskonto
Dengan manipulasi matematis, diketahui nilai sekarang (present value)
untuk bunga majemuk :
1 1
𝑃 = (1+𝑖)𝑛 . 𝐹 atau 𝑃 = (1+𝑖/𝑚)𝑚𝑛 . 𝐹
Suku 1/(1 + 𝑖)𝑛 dan (1 + 𝑖/𝑚)𝑚𝑛 dinamakan “faktor diskonto” yaitu
suatu bilangan lebih kecil dari 1 yang dapat dipakai untuk menghitung
nilai sekarang dan suatu jumlah dimasa mendatang.

5. Anuitas
Adalah sejumlah pembayaran periodic yang besarnya sama dan menurut
interval waktu yang sama. Misalnya : premi asuransi, pembayaran sewa,
pelunasan hipotik, pembayaran kredit, bunga obligasi, pembayaran.
Apabila jangka waktu anuitas disebut anuitas sederhana (certain anuity).
Apabila pembayaran periodic (R) dibayar pada akhir tiap interval disebut
anuitas biasa (ordinary anuity).
Nilai akumulasi suatu anuitas ordinary dengan n pembayaran sebesar R :
(1 + 𝑖)𝑛 − 1
𝑆 = 𝑅[ ]
𝑖
Rumus nilai diskonto/sekarang adalah :
1
𝑃 = 𝑆 [(1+𝑖)𝑛 ]karena P = A maka:
1
𝐴 = 𝑅 [1 − /𝑖]
(1 + 𝑖)𝑛

6. Depresiasi (Penyusutan)
Faktor Depresiasi
 Harga perolehan : biaya yang dikeluarkan sampai aktiva siap
digunakan
 Nilai sisa : jumlah yang akan diterima pada saat aktiva itu dijual
atau ditarik dari penggunaanya.
 Masa manfaat : jangka waktu pemakaian aktiva yang diharapkan
oleh perusahaan.
Metode Depresiasi
1) Metode garis lurus (Straight Line Method)
Berdasarkan metode ini bagian yang sama dari harga perolehan
aktiva (diatas nilai sisanya) dialokasikan setiap periode yang
menggunakannya. Biaya depresiasi per periode dinyatakan sebagai:
- Harga perolehan – nilai sisa
- Taksiran umur manfaat
Untuk aktiva yang memiliki taksiran umur manfaat lama
formulanya : S = N(N+1)/2
S = jumlah angka tahun
N = umur manfaat

2) Metode Unit Produksi (Unit of Production Method)


Depresiasi dihitung berdasarkan pada unit output atau unit
produksinya missal, jam, kg,
Depresiasi = depresiasi perunit x pemakaian
Depresiasi = harga perolehan – nilai sisa x pemakaian umur
taksiran (per unit)

3) Metode Saldo Menurun Ganda (Double Declining Method)


Dalam menghitung depresiasi dengan metode ini tidak diakui
adanya nilai sisa.
Nilai buku awal tahun x tariff depresiasi= biaya depresiasi
Tarif depresiasi = 100% x 2 taksiran umur manfaat.

4) Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of Year)


Jumlah depresiasi dihitung berdasarkan pada serangkaian angka
pecahan yang denominator atau penebutnya diambil dari jmlah
rentetan angka tahun tersebut. Angka tahun yang tersebar
digunakan sebagai numerator atau pembilang dari angka pecahan
untuk depresiasi tahun pertama.
Harga perolehan – nilai sisa x pecahan angka tahun = biaya
depresiasi.

2.2.2 Ringkasan Buku II


1. KONSEP DASAR DERET UKUR
Deret ukur adalah deret yang suku-sukunya dibedakan dengan
perbandingan suku per urutan yang memiliki nilai tetap yang sering
dinamakan dengan perbandingan atau rasio (r). Jadi, jika a adalah suku
pertama dan r adalah rasio yang tetap, maka suku ke-2 dan seterusnya
adalah :
U1 = a
U2 = a.r
U3 = U2.r = a.r.r = a.r2
U4 = U3.r = a.r2.r = a.r3
Dengan demikian, bentuk umum untuk mencari suku ke-n dalam barisan
geometri adalah :
Un = a.rn-1
Dimana :
Un = Suku ke-n
a = Suku pertama
r = Rasio yang tetap
n = Banyaknya suku
Untuk mencari r didapat rumus :
𝑈𝑛
𝑟=
𝑈1
Untuk memperoleh jumlah suku ke-n dari suatu deret ukur, didapatkan
rumus sebagai berikut :
a. Deret Ukur Berhingga
𝑎(𝑟 𝑛 − 1)
𝑆𝑛 = , 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑟 > 1
𝑟−1
𝑛
𝑎(1 − 𝑟 )
𝑆𝑛 = , 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑟 < 1
1−𝑟
Keterangan :
Sn = Jumlah sampai suku ke-n
a = Suku pertama
r = Rasio
n = Banyaknya suku

b. Deret Ukur Tak Hingga


𝑎
𝑆𝑛 =
1−𝑟
Keterangan :
n = Banyaknya suku (∞)

2. PENERAPAN EKONOMI DALAM DERET UKUR


Penerapan barisan dan deret ukur dalam ekonomi dan bisnis sering sekali
kita temukan, terutama pada bidang keuangan.
2.1 Model Bunga Majemuk
Model bunga majemuk merupakan penerapan deret ukur dalam kasus
simpan pinjam dan kasus investasi, khususnya bagi hutang piutang.
Dengan model ini dapat dihitung misalnya, besarnya pengembalian kredit
di masa datang berdasarkan tingkat bunganya, atau sebaliknya, untuk
mengukur nilai sekarang dari suatu jumlah hasil investasi yang akan
diterima di masa datang.
o Sistem pembayaran bunga per tahun
𝐹𝑛 = 𝑃 + (1 + 𝑖)𝑛
o Sistem pembayaran bunga lebih dari satu kali dalam setahun (per
triwulan, per caturwulan, per semester)
𝑖 𝑚𝑛
𝐹𝑛 = 𝑃 + [1 + ( ) ]
𝑚
Dimana :
𝐹𝑛 = jumlah nilai kredit dengan n periode
𝑖= suku bunga kredit
𝑃= jumlah nilai kredit awal periode
𝑛= banyaknya tahun
𝑚=frekuensi pembayaran suku bunga dalam setahun
CONTOH KASUS 1
Bu Nana membeli sebuah handphone bermerk “ N ANG” secara kredit
selama 1 tahun seharga Rp5.800.000 dengan bunga 5% per tahun.
Berapakah total uang yang harus dibayarkan Bu Nana untuk melunasi
handphone-nya?
Penyelesaian
Diketahui: P = 5.800.000
i = 5% = 0,05
n=1
Ditanya : F1 ?
Jawab :
Fn = P(1 + i)n
F1 = 5.800.000(1 + 0,05)1
F1 = 5.800.000(1,05)1
F1 = 6.090.000
Analisis :
Jadi, total uang yang harus dibayarkan Bu Nana untuk melunasi
handphone-nya adalah sebesar Rp6.090.000.

CONTOH KASUS 2
Pak Cahyo membeli rumah secara kredit seharga Rp899.551.805 dalam
jangka waktu 18 tahun dengan bunga 10%. Pak Cahyo melakukan
pembayaran bunga per caturwulan. Berapakah uang yang harus dibayarkan
Pak Cahyo pada saat jatuh tempo?
Penyelesaian
Diketahui: P = 899.551.805
i = 10% = 0,1
n = 18
m = 12/4 = 3
Ditanya : F18 ?
Jawab :
𝑖
𝐹𝑛 = 𝑃+[1 + ( ) ]𝑚𝑛
𝑚
3.18
0,1
𝐹18 = 899.551.805 + [1 + ( ) ]
3
Analisis :
Jadi, uang yang harus dibayarkan Pak Cahyo pada saat jatuh tempo adalah
sebesar Rp5.284.572.878.

2.2 Model Bunga Sinambung


Jika frekuensi pembayaran bunga diperhitungkan sangat sering
(terusmenerus) misalkan per detik, per menit, per jam, maka model deret
ukur yang digunakan adalah model deret ukur tak hingga atau sinambung.
𝐹𝑛 ≈ 𝑃. 𝑒 𝑖.𝑛
Keterangan :
Fn = Nilai di masa yang akan datang
P = Nilai sekarang atau pada permulaan periode
i = Tingkat bunga pertahun
e = Eksponensial (2,71828). Angka yang sebenarnya = 2,718281828459...
n = Jumlah tahun
CONTOH KASUS 3
Bu Anggun mempunyai tabungan deposito di salah satu bank swasta
dengan frekuensi pembayaran per menit. Nilai tabungan Bu Anggun
Rp550.995 pada saat pertama kali setoran. Berapakah jumlah uang Bu
Anggun 9 tahun kemudian jika tingkat suku bunganya sebesar 10% per
tahun?
Penyelesaian
Diketahui: P = 550.995
i = 10% = 0,1
n=9
Ditanya : F9 ?
Jawab :

𝐹𝑛 ≈ 𝑃. 𝑒 𝑖.𝑛
𝐹9 ≈ 550.995 × 2,718280,1.9
𝐹9 ≈ 550.995 × 2,718280,1.9
𝐹9 ≈ 1.355.228
Analisis :
Jadi, jumlah uang Bu Anggun 9 tahun kemudian sebesar Rp1.355.228

2.3 Model Present Value


Dari cara model bunga majemuk, dapat pula dihitung besarnya nilai
sekarang apabila diketahui jumlah di masa yang akan datang.
Sistem pembayaran bunga per tahun
𝑃 = 𝐹𝑛 /(1 + 𝑖)𝑛
Sistem pembayaran bunga lebih dari satu kali dalam setahun (per triwulan,
per caturwulan, per semester)
𝑖
𝑃 = 𝐹𝑛 /[1 + ( ) ]𝑚𝑛
𝑚
Keterangan :
Fn = Nilai di masa yang akan datang
P = Nilai sekarang atau pada permulaan periode
i = Tingkat bunga pertahun
n = Jumlah tahun
m = Frekuensi pembayaran bunga dalam setahun
CONTOH KASUS 4
Lucinta menginginkan agar uangnya menjadi Rp90.889.998 pada 8 tahun
yang akan datang. Berapakah jumlah uang yang harus ditabung Lucinta
saat ini apabila bunga yang diberikan sebesar 10%?
Penyelesaian
Diketahui: F8 = 90.889.998
i = 10% = 0,1
n=8
Ditanya : P ?
Jawab :
𝐹𝑛
𝑃=
(1 + 𝑖)𝑛
90889998
𝑃=
(1 + 0,1)8
90889998
𝑃=
(1,1)8
𝑃 = 42400850
Analisis :
Jadi, uang yang harus ditabung Lucinta saat ini apabila bunga sebesar 10%
adalah Rp42.400.850.
2.5 Model Pertumbuhan Penduduk
Penerapan ekonomi yang paling konvensional di bidang ekonomi adalah
dalam hal penaksiran jumlah penduduk. Robert Malthus menyatakan
bahwa pertumbuhan penduduk mengikuti deret ukur.
Pt = P1 . R(t – 1) dimana R = 1 + r
Keterangan : Pt = Jumlah penduduk pada tahun ke-t
P1 = Jumlah penduduk pada tahun basis
r = Persentase pertumbuhan per tahun
t = Indeks waktu (tahun)
CONTOH KASUS 6
Di Kota Semarang pada tahun 2011 total penduduknya sebanyak
5.555.888 jiwa dan menurut historis perhitungan tingkat pertumbuhan
penduduk sebesar 5% per tahun. Berapakah total penduduk di Kota
Semarang pada tahun 2018?
Penyelesaian
Diketahui: P1 = 5.555.888
r = 5% = 0,05
R = 1 + 0,05 = 1,05
t=8
Ditanya : P8 ?
Jawab :
Pt = P1 . R(t – 1)
P8 = 5.555.888 × 1,058 – 1
P8 = 5.555.888 × 1,057
P8 = 7.817.692
Analisis :
Jadi, total penduduk di Kota Semarang pada tahun 2018 adalah sebanyak
7.817.692 jiwa.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Perbandingan penyajian materi antara kedua buku
1. Pada buku I menyajikan materi secara lebih luas bila dibandingkan dengan
buku II, terlihat dari submateri aplikasi barisan dan deret yang disajikan
terdiri dari : Model Pertumbuhan Penduduk, Model Perkembangan Usaha,
Model Perhitungan bunga (bunga tunggal, bunga majemuk), Present
Value, Diskonto, Rente, Anuitas, dan Depresiasi. Sedangkan pada buku II
, submateri aplikasi barisan deret yang disajikan hanya terdiri dari : Model
Bunga Majemuk, Model Bunga Bersinambung, Model Present Value,
Model Pertumbuhan Penduduk.
2. Baik pada buku I maupun buku II menyajikan submateri aplikasi barisan
dan deret dengan contoh-contoh soal yang disertai dengan penyelesaian
yang jelas (sistematis) sehingga mahasiswa mudah memahami submateri
dengan jelas.
3. Pada buku II terdapat aplikasi software yang dapat digunakan pula dalam
perhitungan submateri aplikasi barisan dan deret yang juga disertai dengan
cara penggunaan software dan soal-soal yang dapat diselesaikan melalui
aplikasi software bernama “EC- Math”. Ini sangat membantu mahasiswa
dalam perhitungan guna memanfaatkan IPTEK. Sedangkan, pada buku I
aplikasi software yang dapat membantu perhitungan matematika ekonomi
tidak dibahas.
4. Pada buku II menjelaskan konsep dasar deret ukur terlebih dahulu
kemudian menjelaskan penerapan ekonomi dalam deret ukur yang
memungkinkan si pembaca lebih mudah memahami karena telah
memahami konsep dasar
5. Baik buku I ataupun II, keduanya memiliki bahasa yang mudah dipahami
oleh orang biasanya. Hal ini membuat pembaca lebih mudah mencerna hal
yang akan disampaikan oleh penulis kepada pembaca.
6. Buku I tidak memiliki ISBN
7. Buku I dan buku II, keduanya tidak memiliki latihan soal setelah materi,
sebaiknya ada latihan lebih bagus agar pembaca bisa mengukur
kemampuannya setelah mempelajari tentang materi tersebut.

3.2 kelebihan dan kekurangan buku


Kelebihan buku I Kekurangan Kelebihan buku Kekurangan
buku I II buku II
Menyajikan Tidak memiliki Menyajikan Cakupan
materi lebih luas ISBN contoh soal dan keluasan buku
terlihat dari juga lebih sedikit
submateri tentang penyelesaiannya dibanding buku
rente,anuitas, I
depresiasi,model
perkembangan
usaha, diskonto .
Memberikan Dalam buku ini Memberikan Terdapat
contoh soal tidak terdapat penjelasan aplikasi
beserta contoh soal tentang konsep software yang
penyelesaiannya dasar deret ukur dapat
untuk digunakan
memudahkan dalam
pembaca dalam perhitungan
memahaminya materi
Bahasa nya Tidak terdapat Bahasa nya tidak Dalam buku ini
mudah untuk aplikasi, hanya sulit untuk juga tidak
dipahami materi saja dipahami terdapat latihan
yang dijelaskan soal yang
berfungsi
memperkuat
pemahaman
pembaca

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dengan membandingkan kedua buku, penulis mampu


mengkrtitisi/membandingkan Materi aplikasi barisan dan deret dalam dua
buku yang berbeda, menjadi terlatih dalam mengkiritisi buku, mampu melihat
kekuatan dan kelemahan setiap buku, dan menarik kesimpulan
Setelah membandingkan ke dua buku tersebut, buku I lebih luas
cakupannya disbanding dengan buku II. Pada buku II terdapat aplikasi
software yang dapat digunakan dalam perhitungan aplikasi barisan dan deret,
memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kedua buku tersebut
bahasanya mudah dipahami namun tidak terdapat latihan soal.
4.2 saran
Buku ini sudah baik adanya menurut kami,. Setelah mengetahui aplikasi-
aplikasi barisan dan deret beserta contohnya, maka kita sebagai pembaca dapat
menerapkan materi tersebut dalam pembelajaran maupun kehidupan kita
sebagai panduan/referensi. Sebaiknya ada latihan soal setelah selesai materi
untuk memperkuat si pembaca dalam memahami materi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai