PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Barisan (sequence) adalah suatu susunan bilangan yang dibentuk menurut
suatu urutan tertentu (Kalangi, 2004:223). Bilangan-bilangan yang tersusun
tersebut disebut suku. Barisan bila dilihat dari segi perubahan di antara suku-suku
yang berurutan mempunyai tiga jenis, yaitu barisan aritmatika, barisan geometri
dan barisan harmonic.Deret (series) adalah jumlah dari bilangan dalam suatu
barisan. Bila dilihat dari perubahan di antara suku-suku yang berurutan, maka
deret dapat dibagi menjadi dua, yaitu deret aritmatika dan deret geometri. Deret
ukur adalah deret yang suku-sukunya dibedakan dengan perbandingan suku per
urutan yang memiliki nilai tetap yang sering dinamakan dengan perbandingan
atau rasio (r).
Di bidang bisnis dan ekonomi, teori atau prinsip-prinsip deret sering
diterapkan dalam kasus-kasus yang menyangkut perkembangan dan pertumbuhan.
Jika pertumbuhan variabel-variabel tertentu dalam kegiatan usaha misalnya output
produksi, biaya, pendapatan, atau penggunaan tenaga kerja yang berpola seperti
deret hitung, maka prinsip-prinsip deret hitung dapat digunakan untuk
menganalisis perkembangan variabel tersebut. Oleh karena itu, mahasiswa tertarik
membahas topik aplikasi barisan dan deret di bidang ekonomi untuk dikaji
ataupun diulas dari dua buah buku (modul/diktat) dari Universitas yang berbeda,
dalam hal ini, mahasiswa mengulas diktat Matematika Ekonomi Universitas
Negeri Medan dan Universitas Gunadarma.
𝑃𝑡 = 𝑃1 . (1 + 𝑟)(𝑡 – 1)
Keterangan :
𝑃𝑡= total penduduk pada periode t
𝑟= tingkat pertumbuhan
𝑃1 =total penduduk pada periode awal periode (%) pertahun
𝑡= periode waktu (tahun)
B. Model Perkembangan Usaha
Jika pertumbuhan variabel-variabel tertentu dalam kegiatan usaha misalnya output
produksi, biaya, pendapatan, atau penggunaan tenaga kerja yang berpola seperti
deret hitung, maka prinsip-prinsip deret hitung dapat digunakan untuk
menganalisis perkembangan variabel tersebut.Berpola seperti deret hitung
maksudnya di bahwa variable yang bersangkutan bertambah secara konstan dari
satu period eke periode berikutnya.
C. Model Perhitungan Bunga
Bunga dipengaruhi 4 faktor : besarnya modal, tingkat bunga yang dikenakan, lama
waktu investasi, metode perhitungan bunga.
1. Bunga Tunggal (Sederhana)
Adalah bunga yang hanya dikenakan pada jumlah pinjaman atau simpanan
(sebagai pokok).
Bunga sederhana : 𝐼 = 𝑃. 𝑟. 𝑡
Jumlah akumulatif setelah 𝑛 tahun: 𝐹𝑛 = 𝑃 + 𝐼
Sehingga: 𝐹𝑛 = 𝑃(1 + 𝑟. 𝑡)
Keterangan :
𝐼= Besar Bunga
𝐹𝑛 = Nilai akumulasi (Nilai Akhir) setelah 𝑛 tahun
𝑃= Modal awal (pokok)
𝑟= Tingkat bunga (rate of interest)
𝑡= Time/Lama Waktu
2. Bunga Majemuk
Merupakan penerapan deret ukur (geometri) dalam kasus simpan pinjam
dan kasus investasi. Jika misalnya modal pokok sebesar 𝑃 dibungakan
secara majemuk dengan suku bunga per tahun setingkat i , maka jumlah
akumulatif modal tersebut di masa dating setelah n tahun (𝐹𝑛 ) dapat
dihitung :
Setelah 1 tahun : 𝐹1 = 𝑃 + 𝑃. 𝑖 = 𝑃(1 + 𝑖)
Setelah 2 tahun : 𝐹2 = 𝑃(1 + 𝑖) + 𝑃(1 + 𝑖)𝑖 = 𝑃(1 + 𝑖)2
Setelah n tahun : 𝐹𝑛 = (… ) + (… ) = 𝑃(1 + 𝑖)𝑛
Transaksi dengan model ini disebut kredit.
Rumus : 𝐹𝑛 = 𝑃 + (1 + 𝑖)𝑛
Rumus ini untuk kredit system pembayaran suku bunga yang dibayarkan
setahun sekali. Jika suku bunga dibayarkan lebih dari satu kali dalam
setahun rumusnya menjadi :
𝑖 𝑚𝑛
𝐹𝑛 = 𝑃 + [1 + ( ) ]
𝑚
Dimana :
𝐹𝑛 = jumlah nilai kredit dengan n periode
𝑖= suku bunga kredit
𝑃= jumlah nilai kredit awal periode
𝑛= banyaknya tahun
𝑚=frekuensi pembayaran suku bunga dalam setahun
3. Present Value
Present Value (Nilai Sekarang) adalah sejumlah uang yang akan diperoleh
di masa mendatang. Present Value (Nilai Sekarang) juga biasanya ada
kaitannya dengan suatu pinjaman (hutang).
Rumus nilai akhir metode bunga tunggal adalah :
𝐹𝑛 = 𝑃(1 + 𝑟. 𝑡)
Nilai sekarang dengan bunga tunggal :
𝑃 = 𝐹𝑛 /(1 + 𝑟. 𝑡)
Keterangan :
𝑃= nilai sekarang
𝐹𝑛 = nilai di masa depan
𝑟= tingkat bunga (rate of interest)
𝑡= lama waktu
Formula dari compound value (nilai majemuk) adalah :
𝐹𝑛 = 𝑃(1 + 𝑖)𝑛
Nilai sekarang sama dengan : 𝑃 = 𝐹𝑛 /(1 + 𝑖)𝑛
4. Diskonto
Adalah sejumlah potongan atau bunga yang harus dibayarkan oleh
seseorang atau badan usaha yang mencairkan surat berharga seperti
wesel/surat dagang belum pada waktunya. Nota perjanjian tertulis antara
debitur dan kreditur dikenal dengan istilah promes. Mencairkan promes ke
bank disebut mendiskontokan promes/wesel, bank akan mengambil
bunganya dimuka.
𝐷𝑖𝑠𝑘𝑜𝑛𝑡𝑜 ∶ 𝐷 = 𝑆. 𝑑. 𝑡
𝑃𝑟𝑜𝑐𝑒𝑒𝑑 ∶ 𝑃 = 𝑆 − 𝐷
𝑆𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 ∶ 𝑃 = 𝑆(1 − 𝑑. 𝑡)
Keterangan :
𝐷= diskonto bank
𝑆= nilai jatuh tempo
𝑃= Proceed (jumlah uang yang diterima)
𝑑= Tarif diskonto
𝑡= jangka waktu diskonto
Dengan manipulasi matematis, diketahui nilai sekarang (present value)
untuk bunga majemuk :
1 1
𝑃 = (1+𝑖)𝑛 . 𝐹 atau 𝑃 = (1+𝑖/𝑚)𝑚𝑛 . 𝐹
Suku 1/(1 + 𝑖)𝑛 dan (1 + 𝑖/𝑚)𝑚𝑛 dinamakan “faktor diskonto” yaitu
suatu bilangan lebih kecil dari 1 yang dapat dipakai untuk menghitung
nilai sekarang dan suatu jumlah dimasa mendatang.
5. Anuitas
Adalah sejumlah pembayaran periodic yang besarnya sama dan menurut
interval waktu yang sama. Misalnya : premi asuransi, pembayaran sewa,
pelunasan hipotik, pembayaran kredit, bunga obligasi, pembayaran.
Apabila jangka waktu anuitas disebut anuitas sederhana (certain anuity).
Apabila pembayaran periodic (R) dibayar pada akhir tiap interval disebut
anuitas biasa (ordinary anuity).
Nilai akumulasi suatu anuitas ordinary dengan n pembayaran sebesar R :
(1 + 𝑖)𝑛 − 1
𝑆 = 𝑅[ ]
𝑖
Rumus nilai diskonto/sekarang adalah :
1
𝑃 = 𝑆 [(1+𝑖)𝑛 ]karena P = A maka:
1
𝐴 = 𝑅 [1 − /𝑖]
(1 + 𝑖)𝑛
6. Depresiasi (Penyusutan)
Faktor Depresiasi
Harga perolehan : biaya yang dikeluarkan sampai aktiva siap
digunakan
Nilai sisa : jumlah yang akan diterima pada saat aktiva itu dijual
atau ditarik dari penggunaanya.
Masa manfaat : jangka waktu pemakaian aktiva yang diharapkan
oleh perusahaan.
Metode Depresiasi
1) Metode garis lurus (Straight Line Method)
Berdasarkan metode ini bagian yang sama dari harga perolehan
aktiva (diatas nilai sisanya) dialokasikan setiap periode yang
menggunakannya. Biaya depresiasi per periode dinyatakan sebagai:
- Harga perolehan – nilai sisa
- Taksiran umur manfaat
Untuk aktiva yang memiliki taksiran umur manfaat lama
formulanya : S = N(N+1)/2
S = jumlah angka tahun
N = umur manfaat
CONTOH KASUS 2
Pak Cahyo membeli rumah secara kredit seharga Rp899.551.805 dalam
jangka waktu 18 tahun dengan bunga 10%. Pak Cahyo melakukan
pembayaran bunga per caturwulan. Berapakah uang yang harus dibayarkan
Pak Cahyo pada saat jatuh tempo?
Penyelesaian
Diketahui: P = 899.551.805
i = 10% = 0,1
n = 18
m = 12/4 = 3
Ditanya : F18 ?
Jawab :
𝑖
𝐹𝑛 = 𝑃+[1 + ( ) ]𝑚𝑛
𝑚
3.18
0,1
𝐹18 = 899.551.805 + [1 + ( ) ]
3
Analisis :
Jadi, uang yang harus dibayarkan Pak Cahyo pada saat jatuh tempo adalah
sebesar Rp5.284.572.878.
𝐹𝑛 ≈ 𝑃. 𝑒 𝑖.𝑛
𝐹9 ≈ 550.995 × 2,718280,1.9
𝐹9 ≈ 550.995 × 2,718280,1.9
𝐹9 ≈ 1.355.228
Analisis :
Jadi, jumlah uang Bu Anggun 9 tahun kemudian sebesar Rp1.355.228
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan