Anda di halaman 1dari 59

PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN


MENENGAH

(Studi Kasus pada Kedai Kopi AmbilKopi)

Disusun oleh :

JYANNETA PRIAINI

A1C018080

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI dan PEMBANGUNAN

UNIVERSITAS UNRAM
ABSTRAK

Saat ini Indonesia menempati peringkat ke 4 dengan jumlah penduduk terbanyak di


dunia. Hal tersebut, menjadikan Indonesia memiliki sumber daya manusia yang berlimpah.
Salah satu bentuk pemberdayaan di Indonesia adalah pemberdayaan Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) yang secara langsung berpengaruh terhadap pertumbuhan
perekonomian nasional. Laporan keuangan merupakan suatu alat gambar kondisi usaha
(apakah terjadi kemajuan atau kemunduran), pengambil keputusan yang akurat dan tepat
waktu serta pertanggungjawaban pada manajemen serta yang terpenting secara mendasar
adalah pemahaman makna laba atau rugi yang diperoleh dari hasil usahanya. Dengan
adanya laporan keuangan, dapat memberikan gambaran posisi keuangan UKM, karena
laporan keuangan sangat penting dan tujuan dari adanya laporan keuangan tersebut adalah
menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tidak bisa dipungkiri, usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia
merupakan salah satu penggerak utama perekonomian. Maka tak heran jika sektor UMKM
terganggu maka ekonomi nasional juga terganggu. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS)
jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mencapai 64 juta. Angka tersebut
mencapai 99,9 persen dari keseluruhan usaha yang beroperasi di Indonesia.
Selama pandemi Corona Covid-19 ini, sektor UMKM paling terdampak. Banyak
dari pengusaha tersebut yang harus gulung tikar karena permintaan jatuh. “Selama pandemi
ini jujur saja banyak yang terhenti usahanya, sekitar 30 persen yang usahanya terganggu.
Sedangkan yang memang terganggu tapi menciptakan inovasi-inovasi kreatif sekitar 50-70
persen, meskipun mereka terkena dampak,” kata Sekretaris Kementerian Koperasi dan
UKM Rully Indrawan kepada Liputan6.com, Jumat (4/9/2020).
Kendati begitu, ia menyebut beberapa pelaku UMKM sudah mulai bangkit lantaran
mendapatkan bantuan dari pemerintah dalam skema Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)
seperti relaksasi KUR, subsidi bunga, modal kerja, serta Bantuan Presiden (Banpres)
Produktif untuk usaha mikro dalam bentuk hibah. “Banyak program yang saat ini masih
berjalan seperti Banpres produktif untuk usaha mikro, kemudian program-program yang
lain baru dimulai, jadi kita belum ada data berapa jumlah UMKM yang bangkit, tapi
diharapkan pada September kita sudah memiliki data, juga diharapkan September ekonomi
kita bangkit,” ujarnya.
Kementerian Koperasi dan UKM mencatat setidaknya sejak pandemi terjadi,
penjualan di e-commerce naik hingga 26 persen atau mencapai 3,1 juta transaksi per hari.
Oleh karena itu, Kementerian Koperasi dan UKM terus berupaya mendorong dan
mempercepat UMKM agar go digital. Program-program pelatihan dan pendampingan terus
dilakukan Kementerian Koperasi dan UKM bekerjasama dengan berbagai marketplace
besar seperti Shopee, Blibli, Tokopedia, Grab dan lainnya.
Alasan kerja sama tersebut, dari 64 juta UMKM yang ada, ternyata baru 13 persen
atau 8 juta UMKM yang hadir dalam platform digital.

Oleh sebab itu, Kementerian Koperasi dan UKM berkomitmen hingga akhir tahun
2020 menargetkan 10 juta UMKM untuk masuk ke ekosistem digital.Dalam membangun
perekonomian Indonesia, diperlukan kebijakan dan strategi bagi UMKM. Salah satu
kebijakan dan strategi UMKM adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM)
dan peningkatan akses pembiayaan (www.depkop.go.id, diakses pada 11 Desember 2018).
Namun, kendala yang dihadapi oleh UMKM berkaitan dengan kualitas sumber daya
manusia dan pelaporan keuangannya. Pelaporan keuangan yang belum memenuhi standar
adalah kendala utama yang sering dihadapi UMKM serta pelaku UMKM yang kurang
memahami pentingnya laporan keuangan suatu bisnis (Rani, 2018).

Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Rully Indrawan mengatakan definisi


UMKM itu telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah.

“Definisi UMKM adalah skala usaha dari keseluruhan pelaku usaha di Indonesia,
itu diatur di dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2008. UMKM memang usaha yang
diperhatikan pemerintah dan DPR maka keluarlah UU itu di dalam rangka pengembangan
dan pemberdayaan usaha UMKM di Indonesia,” jelas Rully kepada Liputan6.com, Senin
(31/8/2020).

Sebenarnya, definisi UMKM di Indonesia berbeda-beda yang mengacu pada


kriteria lembaga atau instansi maupun peraturan perundang-undangan. Misalnya menurut
Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan definisi UMKM berdasarkan penggunaan jumlah
tenaga kerja pada setiap unit usaha, yakni Usaha kecil merupakan unit usaha yang memiliki
jumlah tenaga kerja lima sampai dengan 19 orang.

Sedangkan, Usaha menengah merupakan unit usaha yang memiliki tenaga kerja 20
sampai dengan 99 orang. Sementara pengertian UMKM menurut UU 20 tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah menetapkan batasan kriteria UMKM sebagai
berikut:

1. Kriteria Usaha Mikro

a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000 tidak termasuk


tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000.

2. Kriteria Usaha Kecil

a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 sampai dengan


paling banyak Rp 500.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000 sampai dengan
paling banyak Rp 2.500.000.000.
3. Kriteria Usaha Menengah

a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000 sampai dengan paling


banyak Rp 10.000.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000 sampai
dengan paling banyak Rp 50.000.000.000.

Selain itu, keterbatasan dihadapi oleh UMKM ialah latar belakang pendidikan
pelaku UMKM yang tidak paham akuntansi, kurang disiplin dalam melakukan pembukuan
akuntansi, serta terbatasnya dana yang dimiliki pelaku UMKM untuk mempekerjakan
akuntan atau membeli sistem informasi akuntansi untuk mempermudah dalam membuat
laporan keuangan usahanya.

Menurut SAK EMKM 2016 (2.1:3), tujuan laporan keuangan adalah untuk
menyediakan informasi posisi keuangan dan kinerja suatu entitas yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak
dalam posisi dapat meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan
informasi tersebut. Oleh karena itu, Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK)
menerbitkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (SAK
EMKM) dan standar ini berlaku efektif tanggal 1 Januari 2018. SAK EMKM merupakan
salah satu standar keuangan yang ditetapkan untuk memenuhi kebutuhan pelaporan
keuangan entitas mikro, kecil, dan menengah dan digunakan oleh entitas yang tidak atau
belum mampu memenuhi persyaratan akuntansi yang diatur dalam SAK ETAP.

Laporan keuangan yang wajib disusun pelaku UMKM menurut SAK EMKM terdiri
dari laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, dan catatan atas laporan keuangan.
Penerbitan SAK EMKM ini adalah bentuk dukungan IAI sebagai organisasi profesi
akuntan, dalam meningkatkan penegakan transparansi dan akuntabilitas pelaporan
keuangan entitas, serta mendorong pertumbuhan sektor UMKM di Indonesia.

Selain itu adanya SAK EMKM ini diharapkan memberi kemudahan bagi UMKM
untuk dapat membuat laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi keuangan
yang kemudian bisa digunakan sebagai alat untuk pengambil keputusan dan upaya
memperoleh modal dari perbankan. Berdasarkan dengan keberadaannya potensi dari
UMKM sendiri di Indonesia adalah sebagai penunjang ekonomi negara. Adapun salah satu
UMKM yang berkembang pesat di Indonesia yaitu kedai kopi, hal ini disebabkan minuman
kopi sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat modern.
Mereka seolah ketinggalan zaman jika belum pernah menginjakkan kaki ke kedai
kopi. Tren ini pun turut meningkatkan konsumsi kopi masyarakat Indonesia dan tercatat
dari data International Coffee Organization (ICO) bahwa pertumbuhan rata-rata konsumsi
kopi di Indonesia lebih besar daripada dunia pada umumnya (www.viva.co.id, diakses pada
19 Desember 2018).

Salah satu kota yang terkena dampak tren kedai kopi yaitu Kota Mataram, Nsa
Tenggara Barat. Di Mataram sendiri pun UMKM sangatlah berkembang pesat dikarenakan
kota Mataram merupakan salah satu tujuan wisata dan kota pelajar yang memiliki peluang
besar bagi para pelaku UMKM untuk menjalankan usahanya.

Mataram (Suara NTB) – Sebanyak 21.305 pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM) di Provinsi NTB mendapatkan bantuan senilai Rp2,4 juta dari pemerintah.
Bantuan cuma-cuma untuk pemulihan ekonomi karena pandemi Covid-19 ini hanya tinggal
dicairkan oleh para penerimanya. “Dananya sudah ada di rekening masing-masing
penerima. Kami tinggal tunggu dokumen dari penerimanya untuk penggunaan dananya ke
usaha-usaha produktif. Petugas bank sedang mengumpulkan dokumennye di lapangan,”
kata Pimpinan Cabang BRI Mataram, Bayu Adiyo di ruang kernya, Senin, 7 September
2020.

Bayu menjelaskan, dari 21.305 UMKM yang sudah dipastikan mendapatkan


bantuan stimulus pemulihan ekonomi nasional ini, nilainya mencapai Rp51.132.000.000.
Seluruh jumlah yang disebutkan ini penyalurannya belalui Bank BRI. “Kita upayakan
minggu ini sudah selesai

Sebelumnya, Pemprov NTB melalui Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi NTB
mengusulkan 57.437 UMKM mendapatkan bantuan uang tunai sebesar Rp2,4 juta ke
Kementerian Koperasi dan UKM, per 28 Agustus 2020. Jumlah UMKM yang diusulkan
tersebut masih bersifat data sementara, karena jumlahnya berpotensi bertambah.

AmbilKopi merupakan salah satu kedai kopi di Kota Mataram. UMKM ini berdiri
sejak bulan September tahun 2019 di Mataram dikarenakan pemiliknya pada saat itu
sedang menempuh kuliah di salah satu kampus ternama di kota tersebut. Modal usaha
pertama kali dari kedai kopi ini bersumber dari modal pribadi pemilik yaitu sebesar Rp 30
juta. Omzet pertahun yang didapat oleh AmbilKopi sebesar Rp 300 juta. Selama lima bulan
di awal masa bisnisnya, pemilik kesulitan dalam pencatatan pelaporan keuangannya
terutama dalam membedakan bahan baku utama, kas masuk dan kas keluar, dan
pengitungan Break Event Point (BEP). Sedangkan di sisi lain, manfaat laporan keuangan
sangat dibutuhkan oleh UMKM bukan hanya untuk internal perusahaan tetapi juga untuk
eksternal seperti investor dan peminjam kredit ke bank.

Dari penelitian pendahuluan, AmbilKopi menyelenggarakan laporan keuangan


hanya berupa laporan penjualan dan laporan laba rugi tetapi belum sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (SAK EMKM). Sedangkan
AmbilKopi ingin mengembangkan usahanya dan bekerja sama dengan investor. Maka
penelitian ini bertujuan untuk menyusun laporan keuangan AmbilKopi sesuai dengan
standar akuntansi yang berlaku yaitu SAK EMKM.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin melakukan penelitian yang


bertujuan untuk menggali informasi tentang catatan akuntansi yang sudah dilakukan oleh
AmbilKopi dan membantu AmbilKopi dalam mengimplementasikan catatan akuntansi dan
menghasilkan laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku pada
UMKM yaitu Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (SAK
EMKM).

Dengan tujuan penelitian tersebut, penelitian ini berjudul “PENYUSUNAN


LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (Studi Kasus pada Kedai
AmbilKopi)”.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana catatan akuntansi dan penyajian laporan keuangan yang sudah


dilakukan oleh Kedai AmbilKopi?
2. Bagaimana bentuk penyajian laporan keuangan Kedai AmbilKopi disusun
berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan
Menengah (SAK EMKM)?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui proses pencatatan akuntansi dan penyajian laporan


keuangan yang sudah dilakukan oleh Kedai AmbilKopi.
2. Untuk menyusun dan menyajikan laporan keuangan yang sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (SAK
EMKM).

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan memberikan beberapa manfaat yang antara lain sebagai
berikut:

1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk membuktikan kesesuaian
antara teori-teori yang ada dengan praktik yang sesungguhnya terjadi dan
dijadikan landasan oleh peneliti selanjutnya dalam hal penyusunan laporan
keuangan UMKM berdasarkan SAK EMKM.

2. Manfaat Praktis
Bagi Kedai AmbilKopi
Adanya laporan keuangan yang disusun berdasarkan standar akuntansi
keuangan yang berlaku sehingga dapat digunakan sebagai bahan untuk
menyediakan informasi posisi keuangan dan kinerja suatu entitas yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan
ekonomik. Memberikan masukan yang bermanfaat untuk aktivitas
pelaporan keuangan berdasarkan SAK EMKM yang bisa digunakan oleh
perusahaan untuk mengembangkan usahanya.

3. Sistematika Penulisan
Guna memberikan gambaran secara umum dan agar dapat lebih mudah
dipahami oleh pembaca, maka penelitian ini disusun dalam lima bab yang
saling
berkaitan antar satu sama lain sehingga membentuk satu kesatuan penelitian
yang ilmiah, sistematika dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan yang menjelaskan mengenai latar belakang,
perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II Telaah Pustaka yang menjelaskan mengenai uraian teori-teori dan
hasil-hasil penelitian yang relevan dengan permasalahan dan tujuan
penelitian
yang diangat dalam skripsi.
Bab III Metode Penelitian yang menjelaskan rencana dan prosedur
penelitian
yang dilakukan peneliti untuk memperoleh jawaban yang sesuai dengan
permasalahan dan tujuan penelitian.
BAB II
TELAAH PUSTAKA

Di bawah ini merupakan telaah pustaka yang digunakan dalam penelitian. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui lebih dalam mengenai uraian telaah pustaka dan hasil-hasil
penelitian yang relevan dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang diangkat dalam
skripsi untuk mengurangi risiko salah paham dari pembaca. Berikut ini sub bab telaah
pustaka yang akan dijelaskan sebagai berikut:

2.1 Standar Akuntansi keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (SAK EMKM)

Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (SAK EMKM)
adalah standar akuntansi keuangan yang disusun dan disahkan oleh Dewan Standar
Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) pada tahun 2016 untuk
meningkatkan penegakan transparasi dan akuntabilitas pelaporan keuangan entitas,
sekaligus mendorong pertumnbuhan sektor UMKM di Indonesia. Penerbitan SAK
EMKM ini adalah bentuk dukungan IAI sebagai organisasi profesi akuntansi, dalam
meningkatkan penegakan transparansi dan akuntabilitas pelaporan keuangan entitas.
SAK EMKM ini berlaku efektif pada tanggal 1 januari 2018.

Dalam memperoleh akses pembiayaan dari industri perbankan dan lembaga lain
akan lebih mudah jika UMKM sudah membuat laporan keuangan yang sesuai dengan
standar. Menurut Rani (2018), banyak riset yang menunjukkan bahwa sebagian UMKM
masih belum dapat menerapkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) dengan tepat, karena SAK ETAP dianggap masih
terlalu kompleks dan tidak sesuai dengan kebutuhan pelaporan keuangan. SAK EMKM
ini merupakan standar akuntansi keuangan yang lebih sederhana daripada SAK ETAP
karena mengatur transaksi yang umum dilakukan oleh UMKM. Untuk memudahkan
para pelaku UMKM dalam mendapatkan akses pendanaan dari berbagai lembaga
keuangan maka kehadiran SAK EMKM diharapkan dapat membantu pelaku UMKM di
Indonesia dalam menyusun laporan keuangannya. Hal ini agar UMKM lebih mudah
memperoleh akses pembiayaan dari industri perbankan dan lembaga lain. SAK EMKM
merupakan standar akuntansi keuangan yang lebih mudah dan sederhana untuk
digunakan bagi UMKM dalam pelaporan keuangannya.

2.1.1 Asumsi Dasar

Asumsi-asumsi dasar yang digunakan oleh SAK EMKM dalam penyusunan


laporan keuangannya adalah dasar akrual, kelangsungan usaha, dan konsep
entitas bisnis. Dasar akrual adalah suatu metode akuntansi yang pencatatannya
dilakukan saat terjadi transaksi. Menurut SAK EMKM 2016 (DK16:44), asumsi
dasar akrual konsisten dengan Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan, dan
konsisten dengan asumsi dasar yang digunakan dalam SAK lainnya. Laporan
keuangan yang disusun dengan asumsi dasar akrual akan menghasilkan
informasi keuangan yang lebih mempresentasikan dengan tepat kondisi dan
aktivitas bisnis entitas selama dan pada akhir dari suatu periode pelaporan,
sehingga membantu pengguna laporan keuangan, misalnya kreditor, untuk
menganalisis rasio-rasio keuangan dalam pengambilan keputusan pemberian
kredit.

Pada saat menyusun laporan keuangan, manajemen menggunakan SAK


EMKM dalam membuat penilaian atas kemampuan entitas untuk melanjutkan
usahanya di masa depan (kelangsungan usaha). Entitas mempunyai
kelangsungan usahanya, kecuali jika manajemen bermaksud melikuidasi entitas
tersebut atau menghentikan operasi atau tidak mempunyai alternatif realistis
kecuali melakukan hal-hal tersebut. Jika entitas tidak menyusun laporan
keuangan berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, maka entitas
mengungkapkan fakta mengapa entitas tidak mempunyai kelangsungan usaha
(SAK EMKM 2016, 2.20:6).

Entitas menyusun laporan keuangan berdasarkan konsep entitas bisnis.


Entitas bisnis, baik yang merupakan usaha perseorangan, badan usaha yang tidak
berbadan hukum, maupun badan usaha yang berbadan hukum, harus dapat
dipisahkan secara jelas dengan pemilik bisnis tersebut maupun dengan entitas-
entitas lainnya. Transaksi yang berkaitan dengan bisnis tersebut harus dapat
dipisahkan dari transaksi pemilik bisnis tersebut, maupun dari transaksi entitas
lainnya (SAK EMKM 2016, 2.21:6)

2.1.2 Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan suatu penyajian terstruktur dari posisi


keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas (SAK, 2017). Menurut SAK
EMKM (2016:3), tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi
posisi keuangan dan kinerja suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomik oleh siapapun yang tidak
dalam posisi dapat meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi
kebutuhan informasi tersebut. Pengguna tersebut meliputi penyedia sumber daya
bagi entitas, seperti kreditor maupun investor. Dalam memenuhi tujuannya
laporan keuangan juga menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

2.1.3 Jenis-jenis Laporan Keuangan Menurut SAK EMKM

Menurut SAK EMKM laporan keuangan yang wajib disusun oleh pelaku
UMKM adalah sebagai berikut:

1. Laporan posisi keuangan pada akhir periode

Laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang aset, liabilitas, dan


ekuitas entitas pada setiap akhir periode pelaporan. Pos-pos yang
mencakup laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut: kas dan setara
kas, piutang, persediaan, aset tetap, utang usaha, utang bank, dan ekuitas.
SAK EMKM tidak menentukan format atau urutan terhadap akun-akun
dalam penyajiannya. Meskipun demikian, penyajian pos-pos aset entitas
dapat mengurutkan berdasarkan likuiditas dan pos-pos liabilitas
berdasarkan urutan jatuh tempo. Berikut ini contoh format laporan posisi
keuangan entitas menurut SAK EMKM dapat dilihat pada gambar 2.1.

© Gambar 2.1

Contoh Format Laporan Posisi Keuangan


Sumber: SAK EMKM 2016

1. Laporan laba rugi selama periode

Laporan laba rugi menyediakan informasi kinerja keuangan entitas yang


terdiri dari informasi mengenai penghasilan dan beban selama periode
pelaporannya. Menurut SAK EMKM 2016 (5.1:11), laporan laba rugi
merupakan kinerja keuangan entitas untuk suatu periode. Pos-pos yang
mencakup laporan laba rugi entitas yaitu pendapatan, beban keuangan, dan
beban pajak. Berikut ini contoh format laporan laba rugi entitas menurut
SAK EMKM dapat dilihat pada gambar 2.2.
Gambar 2.2

Contoh Format Laporan Laba Rugi

Sumber: SAK EMKM 2016

1. Catatan atas laporan keuangan

Menurut SAK EMKM 2016 (6.1:13), catatan atas laporan keuangan


memuat suatu pernyataan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai
dengan SAK EMKM, ikhtisar kebijakan akuntansi, dan informasi
tambahan dan rincian pos tertentu yang menjelaskan transaksi penting dan
material sehingga bermanfaat bagi pengguna untuk memahami laporan
keuangan. Jenis informasi tambahan dan rincian yang disajikan bergantung
pada jenis kegiatan usaha yang dilakukan oleh entitas. Setiap pos dalam
laporan keuangan merujuk-silang ke informasi terkait dalam catatan atas
laporan keuangan. Berikut ini contoh format catatan atas laporan keuangan
entitas menurut SAK EMKM dapat dilihat pada gambar 2.3.
Gambar 2.3

Contoh Format Catatan Atas Laporan Keuangan


Sumber: SAK EMKM 2016

2.1.2 Pengakuan Unsur Laporan Keuangan


Menurut SAK EMKM 2016 (2.12:4), pengakuan unsur laporan keuangan
merupakan proses pembentukan suatu pos dalam laporan posisi keuangan
atau
laporan laba rugi yang memenuhi definisi suatu unsur dan memenuhi
kriteria sebagai berikut:
1. Manfaat ekonomik yang terkait dengan pos tersebut dapat dipastikan akan
mengalir ke dalam atau keluar dari entitas. Pengkajian derajat
ketidakpastian yang melekat pada aliran manfaat ekonomik masa depan
dilakukan atas dasar bukti yang terkait dengan kondisi yang tersedia pada
akhir periode pelaporan saat penyusunan laporan keuangan. Penilaian itu
dibuat secara individu untuk pos-pos yang tidak signifikan secara
individual dan secara kelompok dari suatu populasi besar untuk pos-pos
yang tidak signifikan secara individual.
2. Pos tersebut memiliki biaya yang dapat diukur dengan andal dan dalam
kasus lain biaya harus bisa diestimasi.
Pengakuan-pengakuan dalam laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM sebagai
berikut:
1. Aset

Menurut SAK EMKM 2016 (2.22:6), aset diakui dalam laporan posisi
keuangan ketika manfaat ekonomiknya di masa depan dapat dipastikan
akan mengalir ke dalam entitas dan aset tersebut memiliki biaya yang
dapat diukur dengan andal. Aset tidak diakui dalam laporan posisi
keuangan jika manfaat ekonomiknya dipandang tidak mungkin mengalir
ke dalam entitas walaupun pengeluaran terjadi. Sebagai alternatif,
transaksi tersebut menimbulkan pengakuan beban dalam laporan laba rugi.

2. Liabilitas

Menurut SAK EMKM 2016 (2.23:6), liabilitas diakui dalam laporan posisi
keuangan jika pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat
ekonomik dipastikan akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban
entitas dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur secara andal.
3. Penghasilan

Menurut SAK EMKM 2016 (2.24:6), penghasilan diakui dalam laporan


laba rugi jika kenaikan manfaat ekonomik di masa depan yang berkaitan
dengan kenaikan aset atau penurunan liabilitas telah terjadi dan dapat
diukur secara andal.
4. Beban
Menurut SAK EMKM 2016 (2.25:6), beban diakui dalam laporan laba
rugi jika penurunan manfaat ekonomik di masa depan yang berkaitan
dengan penurunan aset atau kenaikan liabilitas telah terjadi dan dapat
diukur secara andal.
2.1.3 Pengukuran Unsur-Unsur Laporan Keuangan

Menurut SAK EMKM (2016:5), pengukuran adalah proses penetapan jumlah


uang untuk mengakui aset, liabilitas, penghasilan, dan beban di dalam laporan
keuangan. Dasar pengukuran unsur laporan keuangan dalam SAK EMKM adalah
biaya historis. Biaya historis suatu aset adalah sebesar jumlah kas atau setara kas
yang dibayarkan untuk memperoleh aset tersebut pada saat perolehan. Biaya
historis suatu liabilitas adalah sebesar jumlah kas atau setara kas yang diterima
atau jumlah kas yang diperkirakan akan dibayarkan untuk memenuhi liabilitas
dalam pelaksanaan usaha normal.
2.1.4 Penyajian Laporan Keuangan

Menurut SAK EMKM (2016:7), penyajian wajar dari laporan keuangan


sesuai dengan persyaratan SAK EMKM dan pengertian laporan keuangan yang
lengkap untuk entitas. Penyajian wajar mensyaratkan penyajian jujur atas
pengaruh transaksi, peristiwa, dan kondisi lain yang sesuian dengan definisi dan
kriteria pengakuan aset, liabilitas , penghasilan, dan beban. Pengungkapan
diperlukan ketika kepatuhan atas persyaratan tertentu dalam SAK EMKM tidak
memadai bagi pemakai untuk memahami pengaruh dari transaksi, peristiwa, dan
kondisi lain atas posisi dan kinerja keuangan entitas. Penyajian wajar laporan
keuangan mensyaratkan entitas untuk menyajikan informasi untuk mencapai
tujuan sebagai berikut:
1. Relevan: informasi dapat digunakan oleh pengguna untuk proses
pengambilan keputusan.
2. Representasi tepat: informasi dalam laporan keuangan mempresentasikan
secara tepat apa yang akan direpresentasikan dan bebas dari kesalahan
material dan bias.
Keterbandingan: informasi dalam laporan keuangan entitas dapat
dibandingkan antar periode untuk mengidentifikasikan kecenderungan posisi dan
kinerja keuangan. Informasi dalam laporan keuangan entitas juga dapat
dibandingkan antar entitas untuk mengevaluasi posisi dan kinerja keuangan.

3. Keterpahaman: informasi yang disajikan dapat dengan mudah dipahami


oleh pengguna. Pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang
memadai serta kemauan untuk mempelajari informasi tersebut dengan
ketekunan yang wajar.
2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu digunakan untuk sebagai sarana memperkaya intelektual


peneliti. Penelitian terdahulu dapat membantu peneliti mengenali secara jelas
wilayah mana yang belum diteliti secara memadai oleh peneliti terdahulu. Berikut
merupakan penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini, yaitu sebagai
berikut:

Arum (2014) melakukan penelitian dengan judul “Penyusunan dan Penyajian


Laporan Keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (Studi kasus pada Perusahaan Rokok Trubus Alami)”.
Penelitian tersebut menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan
studi kasus. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa laporan keuangan yang
disusun oleh Perusahaan Rokok Trubus Alami belum menyajikan laporan
keuangan yang sesuai dengan SAK ETAP tetapi Perusahaan Rokok Trubus
Alami sudah mengakui kas, pendapatan, dan beban secara akrual. Penyusunan
dan penyajian laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP yang dilakukan
peneliti dimulai dari mengumpulkan bukti transaksi, menganalisis transaksi,
mencatat transaksi dalam bentuk jurnal, buku besar, neraca saldo, jurnal
penyesuaian, neraca saldo setelah disesuaikan, kemudian membuat laporan
keuangan dimulai dari laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, neraca,
laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Kendala yang dihadapi
kurangnya sumber daya yang memahami akuntansi dan kesadaran pemilik akan
pentingnya laporan keuangan bagi usahanya. Selanjutnya, Titik (2016) membuat
penelitian dengan judul “Penyusunan dan Pengungkapan Laporan Keuangan
Usaha Kecil dan Menengah Berdasarkan SAK ETAP (Studi kasus pada Multi
Jaya Atsiri dan UD. Wijaya Kusuma di Blitar)”. Penelitian tersebut
menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil
Penelitian ini menunjukkan bahwa Multi jaya Atsiri dan UD. Wijaya Kusuma
belum melakukan pencatatan laporan keuangan yang sesuai dengan SAK ETAP,
hal ini dikarenakan keterbatasan waktu yang dimiliki oleh pemilik usaha dan
kesadaran akan kebermanfaatan laporan keuangan pada kegiatan usaha kecil,
mikro, dan menengah. Penyusunan yang dilakukan peneliti dalam laporan
keuangan berdasarkan SAK ETAP dimulai dari mengumpulkan bukti transaksi,
menganalisis transaksi, membuat jurnal umum atas semua transaksi yang terjadi,
kemudian membuat laporan keuangan.
Di sisi lain, Frilisia dan Wirajaya (2018) membuat penelitian dengan judul
“Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik Pada
PT Aira Nusantara Indah”. Penelitian tersebut menggunakan data kualitatif dan
kuantitatif dengan metode deskriptif komparatif. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa PT Aira Nusantara Indah sudah melakukan proses pencatatan dengan
membuat jurnal khusus terdiri dari catatan penerimaan dan pengeluaran kas,
piutang, penjualan dan kartu persediaan barang dagangan, akan tetapi penyajian
laporan keuangan yang dibuat belum sesuai dengan SAK ETAP.
Rani (2018) melakukan penelitian dengan menganalisis “Kesiapan Usaha
Mirko, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam Mengimplementasikan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (SAK EMKM) Untuk
Meningkatkan Akses Modal Perbankan dan Lembaga Lain di Kota Mataram”.
Hasil penelitian, dari 32 sampel UMKM menunjukkan bahwa 71,875% UMKM
sudah menyelenggarakan catatan akuntansi sederhana, 9,375% UMKM sudah
menyelenggarakan laporan keuangan sesuai dengan SAK ETAP, dan 18,750%
UMKM belum menyelenggarakan catatan akuntansi. Selain itu, UMKM yang
memiliki sumber daya manusia untuk menyelenggarakan laporan keuangan sesuai
SAK EMKM hanya 6,250% dan 93,750% UMKM belum memiliki sumber daya
di bidang akuntansi untuk menyelenggarakan laporan keuangan sesuai SAK
EMKM.
Belum ada kesiapan UMKM dalam mengimplementasikan SAK EMKM dalam
laporan keuangan usahanya meskipun mereka memiliki keinginan untuk
mengimplementasikan SAK EMKM agar dapat meningkatkan akses modal
perbankan dan lembaga lain.
Keterkaitan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah persamaan
objek penelitian dan manfaat penelitian yang dilakukan, yaitu menyusun laporan
keuangan pada UMKM. Akan tetapi terdapat perbedaan dalam penggunaan
standar akuntansi, yang dalam penelitian ini menggunakan standar akuntansi yaitu
SAK EMKM yang berlaku efektif 1 Januari 2018. Penelitian sebelumnya
menggunakan SAK ETAP sebagai standar akuntansi yang dibuat oleh Dewan
Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntansi Indonesia pada Tahun 2009.
Namun, seiring perkembangannya, terdapat kebutuhan mengenai ketersediaan
standar akuntansi yang lebih sederhana karena keterbatasan sumber daya manusia.
SAK EMKM merupakan standar akuntansi yang lebih sederhana dibandingkan
dengan SAK ETAP karena mengatur transaksi yang umum dilakukan oleh
UMKM (SAK EMKM, 2016).
BAB III
METODE PENELITIAN

Di bab ini dibahas tentang rencana dan prosedur penelitian yang dilakukan
oleh peneliti terkait jenis penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknis analisis
data. Hal ini bertujuan untuk memperoleh jawaban yang sesuai dengan
permasalahan dan tujuan penelitian. Penjelasan lebih lanjut akan dibagi ke dalam
sub bab sebagai berikut:

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan metode


studi kasus. Menurut Sugiyono (2017:9), penelitian kualitatif adalah metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme atau enterpretif,
digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti
adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara
trianggulasi (gabungan observasi, wawancara, dokumentasi), data yang diperoleh
cenderung data kualitatif, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil
penelitian kualitatif bersifat untuk memahami makna, memahami keunikan,
mengkonstruksi fenomena, dan menemukan hipotesis.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode studi
kasus. Menurut Sekaran dan Bougie (2018:118), studi kasus berfokus pada
pengumpulan informasi terkait objek tertentu, acara atau kegiatan, seperti unit
atau organisasi bisnis tertentu. Dalam studi kasus, kasus adalah individu,
kelompok, organisasi, acara, atau situasi yang diminati oleh peneliti. Tujuan dari
penelitian studi kasus

adalah untuk mendapatkan gambaran yang lengkap dan akurat mengenai


permasalahan yang akan dibahas oleh peneliti. Dengan demikian, tujuan studi
kasus dalam penelitian ini adalah untuk melakukan penelitian secara mendalam
terhadap Kedai AmbilKopi di Kota Mataram untuk memberikan gambaran yang
lengkap mengenai catatan akuntansi dan laporan keuangan yang sudah dibuat.
Selanjutnya disusunkan laporan keuangan yang sesuai SAK EMKM.

3.2 Sumber data


Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan data
sekunder. Menurut Sugiyono (2017:104), sumber data primer adalah sumber data
yang diperoleh secara langsung dari subjek yang diteliti. Data primer pada
penelitian ini berupa wawancara langsung terhadap pemilik kedai AmbilKopi.
Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data (Sugiyono, 2017:104). Sumber data sekunder berupa
dokumentasi, data-data, table- tabel yang berhubungan dengan topik yang diteliti,
yaitu buku, jurnal penelitian terdahulu dan dokumen yang dimiliki oleh kedai
AmbilKopi terkait dengan laporan keuangannya.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2017:104), teknik pengumpulan data merupakan langkah


yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penelitian ini
adalah sebagai berikut:

1. Wawancara

Esterberg (2002) dalam Sugiyono (2017:114) menyatakan bahwa wawancara


adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik
tertentu. Wawancara dibagi menjadi 3 jenis yaitu wawancara terstruktur,
wawancara semiterstruktur, dan wawancara tak berstruktur. Menurut
Sugiyono (2017:115), wawancara terstruktur adalah dilakukan oleh peneliti
oleh peneliti dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan tertulis yang
alternatif jawabannya pun telah disiapkan, wawancara semiterstruktur lebih
bebas dari wawancara terstruktur dan bertujuan untuk menemukan
permasalahan secara lebih terbuka, dan wawancara tak berstruktur adalah
wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman
wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
pengumpulan datanya. Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini
adalah wawancara semiterstruktur yaitu wawancara dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan tertulis dan melakukan tanya jawab langsung terhadap
pihak-pihak yang bersangkutan seperti pemilik UMKM dan pegawai bagian
keuangan guna untuk mendapatkan data dan keterangan mengenai penerapan
akuntansi dan pengelolaan keuangan kedai AmbilKopi.

2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu (Sugiyono,


2017:124). Dokumentasi pada penelitian ini berupa laporan keuangan, catatan
keuangan, kebijakan, profil perusahaan, dan buku catatan-catatan transaksi
keuangan selama satu periode yang telah dibuat oleh Kedai AmbilKopi ke
dalam Microsoft Excel sehingga dapat memudahkan peneliti dalam menyusun
laporan keuangan yang sesuai dengan SAK EMKM.

3.4 Teknik Analisis Data


Dalam penelitian ini, peneliti menggambarkan keadaan objek penelitian yang
sesungguhnya untuk menganalisis dan mengetahui standar akuntansi apa yang
diterapkan terhadap pelaopran keuangan kedai AmbilKopi. Teknis analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Menganalisa bagaimana catatan akuntansi yang diselengggarakan Kedai
AmbilKopi dan apakah sudah ada laporan keuangan.
2. Menyusunkan laporan keuangan yang sesuai SAK EMKM pada Kedai
AmbilKopi yang dimulai dari siklus akuntansi, yaitu sebagai berikut:
a. Mengumpulkan bukti transaksi berupa nota dan buku catatan keuangan.
Bukti transaksi bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang transaksi-
transaksi yang dilakukan oleh subjek peneliti dalam penjualan,
pengeluaran, pembelian persediaan, transaksi pembelian aset, dan
pengeluaran- pengeluaran lain yang dapat diakui sebagai beban.
b. Membuat jurnal umum merupakan tempat untuk melakukan pencatatan
seluruh transaksi setelah dikumpulkan bukti transaksi.
c. Posting setiap pos ke buku besar.
d. Membuat jurnal penyesuaian. Jurnal penyesuaian dibuat tidak berdasarkan
pada bukti transaksi, melainkan pada informasi tambahan dari aktivitas
yang terjadi pada suatu entitas.
e. Penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM.
3.5 Pencatatan Akuntansi di Kedai AmbilKopi
Pencatatan akuntansi meliputi memasukkan bukti transaksi ke dalam jurnal-
jurnal dan memposting ke dalam buku besar. Dalam hal ini Kedai AmbilKopi
belum memiliki catatan akuntansi berupa jurnal-jurnal maupun buku besar. Kedai
AmbilKopi hanya membuat catatan pengeluaran kas yang terjadi dan penerimaan
kas masuk. Catatan pengeluaran kas diambil dari nota pengeluaran sedangkan
catatan harian pendapatan penjualan diambil dari aplikasi pawoon yang di input
ke dalam microsoft excel. Sistem penjualan Kedai AmbilKopi langsung pesan dan
bayar, tidak ada bukti pesanan tertulis dikarenakan langsung di input oleh aplikasi
pawoon. Contoh yang diberikan dibawah ini diambil dari kios Smanti sedangkan
gerai yang lain juga sama cara pencatatan transaksinya. Contoh pencatatan
pengeluaran harian selama periode Safar tahun 1439 Hijriah bisa dilihat di tabel
3.1.
Tabel 3.1

Bukti Transaksi Kedai Ambil Kopi

Kedai AMBILKOPI – Smanti


BUKTI TRANSAKSI
PERIODE SAFAR (12 Oktober 2018 - 9 NOVEMBER 2018)
Tgl. Keterangan Jumlah Harga Satuan Total Harga Akun Rincian
12-Oct OK 3 Rp 6,000 Rp 18,000 Beban Jatah Beban Jatah - OK
12-Oct Jatah Karyawan 1 Rp 6,000 Rp 6,000 Beban Jatah Beban Jatah Karyawan - Es Kopi
12-Oct Susu Coconut 4 Rp 15,500 Rp 62,000 Bahan Baku
12-Oct SKM Carnation 3 Rp 11,500 Rp 34,500 Bahan Baku
12-Oct Kopi 1 Rp 80,000 Rp 80,000 Bahan Baku
12-Oct Cup 1 Rp 25,000 Rp 25,000 Bahan Baku
12-Oct Susu Diamond 2 Rp 16,500 Rp 33,000 Bahan Baku
12-Oct Es Batu 1 Rp 8,000 Rp 8,000 Bahan Baku
12-Oct Setoran OhWell 1 Rp 45,000 Rp 45,000 Beban Lain-Lain Beban Setoran OhWell
13-Oct kopimart 1 Rp 182,000 Rp 182,000 Bahan Baku
14-Oct Perdana 1 Rp 40,000 Rp 40,000 Beban Lain-Lain Beban Perdana
14-Oct Makan Bagas 1 Rp 20,000 Rp 20,000 Beban Karyawan Beban Makan - Bagas
14-Oct OK 2 Rp 6,000 Rp 12,000 Beban Jatah Beban Jatah - OK
14-Oct Jatah Karyawan 1 Rp 6,000 Rp 6,000 Beban Jatah Beban Jatah Karyawan - Es Kopi
14-Oct FF Coconut 1 Rp 16,000 Rp 16,000 Bahan Baku
14-Oct Ultra Susu UHT 1 Rp 17,400 Rp 17,400 Bahan Baku
14-Oct Es Batu 1 Rp 8,000 Rp 8,000 Bahan Baku
14-Oct Setoran OhWell 1 Rp 45,000 Rp 45,000 Beban Lain-Lain Beban Setoran OhWell
14-Oct Kopimart 1 Rp 148,000 Rp 148,000 Bahan Baku
15-Oct Es Batu 1 Rp 8,000 Rp 8,000 Bahan Baku
15-Oct Belanja Bahan 1 Rp 152,000 Rp 152,000 Bahan Baku
Baku
15-Oct Setoran OhWell 1 Rp 37,500 Rp 37,500 Beban Lain-Lain Beban Setoran OhWell
16-Oct Makan Ahmad 1 Rp 15,000 Rp 15,000 Beban Karyawan Beban Makan - Ahmad
16-Oct Es Batu 1 Rp 8,000 Rp 8,000 Bahan Baku
16-Oct Galon 1 Rp 17,000 Rp 17,000 Bahan Baku
16-Oct Kopimart 1 Rp 244,500 Rp 244,500 Bahan Baku
16-Oct Sedotan 1 Rp 35,000 Rp 35,000 Bahan Baku
16-Oct Makan Bagas 1 Rp 20,000 Rp 20,000 Beban Karyawan Beban Makan - Bagas
16-Oct Setoran OhWell 1 Rp 45,000 Rp 45,000 Beban Lain-Lain Beban Setoran OhWell
17-Oct Makan Billy 1 Rp 20,000 Rp 20,000 Beban Karyawan Beban Makan - Billy
17-Oct OK 3 Rp 6,000 Rp 18,000 Beban Jatah Beban Jatah - OK
17-Oct Jatah Karyawan 1 Rp 6,000 Rp 6,000 Beban Jatah Beban Jatah Karyawan - Es Kopi
17-Oct Kopimart 1 Rp 140,000 Rp 140,000 Bahan Baku
17-Oct Sedotan 1 Rp 35,000 Rp 35,000 Bahan Baku
17-Oct Setoran OhWell 1 Rp 45,000 Rp 45,000 Beban Lain-Lain Beban Setoran OhWell
17-Oct Makan Karyawan 1 Rp 35,000 Rp 35,000 Beban Karyawan Beban Makan - Berdua
18-Oct OK 1 Rp 6,000 Rp 6,000 Beban Jatah Beban Jatah - OK
18-Oct Jatah Karyawan 2 Rp 6,000 Rp 12,000 Beban Jatah Beban Jatah Karyawan - Es Kopi
18-Oct Barter 2 Rp 15,000 Rp 30,000 Beban Jatah Beban Jatah - Barter
18-Oct Es Batu 1 Rp 8,000 Rp 8,000 Bahan Baku
18-Oct Makan Ahmad 1 Rp 15,000 Rp 15,000 Beban Karyawan Beban Makan - Ahmad
18-Oct Kopimart 1 Rp 228,000 Rp 228,000 Bahan Baku
18-Oct Setoran OhWell 1 Rp 45,000 Rp 45,000 Beban Lain-Lain Beban Setoran OhWell
19-Oct Es Batu 1 Rp 8,000 Rp 8,000 Bahan Baku
19-Oct Kopimart 1 Rp 148,000 Rp 148,000 Bahan Baku
19-Oct Setoran OhWell 1 Rp 45,000 Rp 45,000 Beban Lain-Lain Beban Setoran OhWell
20-Oct Es Batu 1 Rp 8,000 Rp 8,000 Bahan Baku
20-Oct Kopimart 1 Rp 198,000 Rp 198,000 Bahan Baku
20-Oct Setoran OhWell 1 Rp 45,000 Rp 45,000 Beban Lain-Lain Beban Setoran OhWell
20-Oct OK 1 Rp 6,000 Rp 6,000 Beban Jatah Beban Jatah - OK
20-Oct Jatah Karyawan 2 Rp 6,000 Rp 12,000 Beban Jatah Beban Jatah Karyawan - Es Kopi
21-Oct OK 1 Rp 6,000 Rp 6,000 Beban Jatah Beban Jatah - OK
21-Oct Fail 1 Rp 6,000 Rp 6,000 Beban Jatah Beban Jatah - Fail
21-Oct Es Batu 1 Rp 8,000 Rp 8,000 Bahan Baku
21-Oct Belanja SKM dll 1 Rp 51,000 Rp 51,000 Bahan Baku

21-Oct Gojek 1 Rp 10,000 Rp 10,000 Beban Transportasi Beban Transportasi - Gosend


21-Oct Susu Origi 1 Rp 35,800 Rp 35,800 Bahan Baku
21-Oct Air Miner 1 Rp 10,000 Rp 10,000 Beban Karyawan Beban Bersama
21-Oct Setoran 1 Rp 45,000 Rp 45,000 Beban Lain-Lain Beban Setoran OhWell
O
22-Oct Es Batu 1 Rp 8,000 Rp 8,000 Bahan Baku
22-Oct Makan Ra 1 Rp 15,000 Rp 15,000 Beban Karyawan Beban Makan - Raka
22-Oct Setoran 1 Rp 36,000 Rp 36,000 Beban Lain-Lain Beban Setoran OhWell
O
22-Oct Kopimart 1 Rp 176,000 Rp 176,000 Bahan Baku
23-Oct Es Batu 1 Rp 8,000 Rp 8,000 Bahan Baku
23-Oct Galon 1 Rp 17,000 Rp 17,000 Bahan Baku
23-Oct OK 1 Rp 6,000 Rp 6,000 Beban Jatah Beban Jatah - OK
23-Oct Jatah 2 Rp 6,000 Rp 12,000 Beban Jatah Beban Jatah Karyawan - Es Kopi
Kary
23-Oct Kopimart 1 Rp 211,500 Rp 211,500 Bahan Baku
23-Oct Setoran 1 Rp 13,500 Rp 13,500 Beban Lain-Lain Beban Setoran OhWell
O
24-Oct OK 2 Rp 6,000 Rp 12,000 Beban Jatah Beban Jatah - OK
24-Oct Barter 1 Rp 15,000 Rp 15,000 Beban Jatah Beban Jatah - Barter
24-Oct Es Batu 1 Rp 8,000 Rp 8,000 Bahan Baku
24-Oct Kancil 1 Rp 11,000 Rp 11,000 Beban Lain-Lain Bayar Ibuk
Bay
24-Oct Kopimart 1 Rp 213,000 Rp 213,000 Bahan Baku
24-Oct Setoran 1 Rp 19,500 Rp 19,500 Beban Lain-Lain Beban Setoran OhWell
O
25-Oct Es Batu 1 Rp 8,000 Rp 8,000 Bahan Baku
25-Oct Kopimart 1 Rp 147,500 Rp 147,500 Bahan Baku
25-Oct Setoran 1 Rp 24,000 Rp 24,000 Beban Lain-Lain Beban Setoran OhWell
O
25-Oct OK 2 Rp 6,000 Rp 12,000 Beban Jatah Beban Jatah - OK
25-Oct Barter 1 Rp 15,000 Rp 15,000 Beban Jatah Beban Jatah - Barter
25-Oct Jatah 1 Rp 6,000 Rp 6,000 Beban Jatah Beban Jatah Karyawan - Es Kopi
Kary
26-Oct kopimart 1 Rp 224,000 Rp 224,000 Bahan Baku
27-Oct kopimart 1 Rp 238,000 Rp 238,000 Bahan Baku
28-Oct Es Batu 1 Rp 8,000 Rp 8,000 Bahan Baku
28-Oct Kopimart 1 Rp 223,000 Rp 223,000 Bahan Baku
29-Oct OK 3 Rp 6,000 Rp 18,000 Beban Jatah Beban Jatah - OK
29-Oct Jatah 1 Rp 6,000 Rp 6,000 Beban Jatah Beban Jatah Karyawan - Es Kopi
Kary
29-Oct Fail 1 Rp 6,000 Rp 6,000 Beban Jatah Beban Jatah - Fail
29-Oct Kopimart 1 Rp 158,000 Rp 158,000 Bahan Baku
29-Oct Galon 1 Rp 17,000 Rp 17,000 Bahan Baku
29-Oct Es Batu 1 Rp 8,000 Rp 8,000 Bahan Baku
30-Oct OK 3 Rp 6,000 Rp 18,000 Beban Jatah Beban Jatah - OK
30-Oct Jatah 2 Rp 6,000 Rp 12,000 Beban Jatah Beban Jatah Karyawan - Es Kopi
Kary
30-Oct Es Batu 1 Rp 8,000 Rp 8,000 Bahan Baku
30-Oct Kopimart 1 Rp 145,000 Rp 145,000 Bahan Baku
30-Oct OK 3 Rp 6,000 Rp 18,000 Beban Jatah Beban Jatah - OK
30-Oct Carnatio 1 Rp 9,000 Rp 9,000 Bahan Baku
n
30-Oct Es Batu 1 Rp 8,000 Rp 8,000 Bahan Baku
30-Oct Kopimart 1 Rp 214,000 Rp 214,000 Bahan Baku
1-Nov OK 1 Rp 6,000 Rp 6,000 Beban Jatah Beban Jatah - OK
1-Nov Jatah 2 Rp 6,000 Rp 12,000 Beban Jatah Beban Jatah Karyawan - Es Kopi
Kary
1-Nov Ahmad Ka 1 Rp 50,000 Rp 50,000 Beban Gaji Beban Gaji - Ahmad
1-Nov Barter 1 Rp 15,000 Rp 15,000 Beban Jatah Beban Jatah - Barter
1-Nov Es Batu 1 Rp 8,000 Rp 8,000 Bahan Baku
1-Nov Kopimart 1 Rp 164,500 Rp 164,500 Bahan Baku
2-Nov Galon 1 Rp 17,000 Rp 17,000 Bahan Baku
2-Nov Es Batu 2 Rp 8,000 Rp 16,000 Bahan Baku
2-Nov Kopimart 1 Rp 213,000 Rp 213,000 Bahan Baku
3-Nov Kopimart 1 Rp 343,000 Rp 343,000 Bahan Baku
3-Nov Ultra 2 Rp 17,900 Rp 35,800 Bahan Baku
Susu
3-Nov Es Batu 1 Rp 8,000 Rp 8,000 Bahan Baku

4-Nov Kopimart 1 Rp 318,500 Rp 318,500 Bahan Baku


4-Nov Es Batu 1 Rp 8,000 Rp 8,000 Bahan Baku
5-Nov Carnatio 3 Rp 9,100 Rp 27,300 Bahan Baku
n
5-Nov OK 3 Rp 6,000 Rp 18,000 Beban Jatah Beban Jatah - OK
5-Nov Jatah 2 Rp 6,000 Rp 12,000 Beban Jatah Beban Jatah Karyawan - Es Kopi
Kary
5-Nov Fail 1 Rp 6,000 Rp 6,000 Beban Jatah Beban Jatah - Fail
5-Nov Ultra 1 Rp 17,900 Rp 17,900 Bahan Baku
Susu
5-Nov FF Coconu 1 Rp 15,600 Rp 15,600 Bahan Baku
5-Nov Es Batu 1 Rp 8,000 Rp 8,000 Bahan Baku
5-Nov Kopimart 1 Rp 177,500 Rp 177,500 Bahan Baku
6-Nov Galon 1 Rp 18,000 Rp 18,000 Bahan Baku
6-Nov Baterai 1 Rp 4,000 Rp 4,000 Beban Rumah Tangga Beban Rumah Tangga - Baterai
6-Nov Carnatio 1 Rp 9,100 Rp 9,100 Bahan Baku
n
6-Nov Ultra 1 Rp 17,900 Rp 17,900 Bahan Baku
Susu
6-Nov Es Batu 1 Rp 8,000 Rp 8,000 Bahan Baku
6-Nov Cup 1 Rp 29,000 Rp 29,000 Bahan Baku
6-Nov Kopimart 1 Rp 214,000 Rp 214,000 Bahan Baku
7-Nov OK 3 Rp 6,000 Rp 18,000 Beban Jatah Beban Jatah - OK
7-Nov FF Coconu 1 Rp 16,000 Rp 16,000 Bahan Baku
7-Nov Carnatio 1 Rp 9,100 Rp 9,100 Bahan Baku
n
7-Nov Kopimart 1 Rp 156,000 Rp 156,000 Bahan Baku

7-Nov Es Batu 1 Rp 8,000 Rp 8,000 Bahan Baku


8-Nov OK 3 Rp 6,000 Rp 18,000 Beban Jatah Beban Jatah - OK
8-Nov Jatah 2 Rp 6,000 Rp 12,000 Beban Jatah Beban Jatah Karyawan - Es Kopi
Kary
8-Nov Barter 1 Rp 15,000 Rp 15,000 Beban Jatah Beban Jatah - Barter
8-Nov Es Batu 1 Rp 8,000 Rp 8,000 Bahan Baku
8-Nov Kopimart 1 Rp 243,500 Rp 243,500 Bahan Baku
9-Nov Es Batu 1 Rp 8,000 Rp 8,000 Bahan Baku
9-Nov Makan Ra 1 Rp 15,000 Rp 15,000 Beban Karyawan Beban Makan - Raka
9-Nov Bagas 1 Rp 810,000 Rp 810,000 Beban Gaji Beban Gaji - Bagas
9-Nov Raka 1 Rp 500,000 Rp 500,000 Beban Gaji Beban Gaji - Raka
9-Nov Ahmed 1 Rp 750,000 Rp 750,000 Beban Gaji Beban Gaji - Ahmad

Sumber: Kedai AmbilKopi

Dilihat dari tabel 3.1, daftar ini merupakan catatan pengeluaran kas yang
terjadi selama periode Safar tahun 1439 Hijriah. Catatan pengeluaran kas diambil
dari nota pengeluaran yang di input ke dalam microsoft excel. Catatan pengeluaran
kas Kedai AmbilKopi meliputi pembelian bahan baku, pemberian minum dan
makan karyawan, pembayaran gaji, dan pengeluaran lain-lain.

AmbilKopi juga sudah membuat catatan hasil penjualan setiap harinya.


Contoh laporan penjualan selama periode Safar tahun 1439 Hijriah bisa dilihat di
tabel 3.2.

Tabel 3.2

Laporan Penjualan Kedai AmbilKopi


AmbilKopi - SMANTI
BUKTI TRANSAKSI
PERIODE SAFAR (12 Oktober 2018 - 9 NOVEMBER
2018)
Tanggal Jumlah
12-Nov Rp 510,000
13-Nov Rp 365,000
14-Nov Rp 450,000
15-Nov Rp 390,500
16-Nov Rp 540,500
17-Nov Rp 624,000
18-Nov Rp 551,000
19-Nov Rp 327,500
20-Nov Rp 633,000
21-Nov Rp 522,000
22-Nov Rp 396,000
23-Nov Rp 393,000
24-Nov Rp 454,000
25-Nov Rp 430,000
26-Nov Rp 650,000
27-Nov Rp 360,000
28-Nov Rp 125,000
29-Nov Rp 318,000
30-Nov Rp 640,000
1-Dec Rp 147,000
2-Dec Rp 533,000
3-Dec Rp 423,800
4-Dec Rp 406,500
5-Dec Rp 747,000
6-Dec Rp 504,000
7-Dec Rp 646,000
8-Dec Rp 396,500
9-Dec Rp 350,000
TOTAL Rp 12,833,300
Sumber: Kedai AmbilKopi

Dilihat dari tabel 3.2, ini merupakan catatan harian penerimaan kas masuk
Kedai AmbilKopi dari kegiatan penjualan selama periode Safar tahun 1439
Hijriah. Dengan pendapatan penjualan sebesar Rp 12.833.300. Selama 1 bulan
catatan harian pendapatan penjualan diambil dari aplikasi pawoon yang di input
ke dalam microsoft excel.

3.6 Penyajian Laporan Keuangan Kedai AmbilKopi


Kedai AmbilKopi belum menyajikan laporan keuangan secara lengkap
menurut SAK EMKM 2018. Laporan keuangan UMKM yang lengkap
berdasarkan SAK EMKM terdiri dari laporan laba rugi, laporan posisi keuangan,
dan catatan atas laporan keuangan. Di Kedai AmbilKopi hanya ada laporan laba
rugi yang dibuat setiap bulan. Contoh laporan laba rugi Kedai AmbilKopi bisa
dilihat di tabel 3.3

Tabel 3.3

Laporan Laba Rugi Kedai AmbilKopi

AMBILKOPI - SMANTI
Laporan Laba/Rugi
Periode Safar (12 Oktober 2018 - 9 November 2018)
Penjualan xxx
Total Penjualan xxx
Harga Pokok Penjualan
Bahan Baku Coffee xxx
Total Harga Pokok Penjualan xxx
Laba Kotor
xxx
Beban Operasional
Beban Gaji xxx
Beban Jatah xxx
Beban Karyawan xxx
Beban Transportasi xxx
Beban Rumah Tangga xxx
Beban Lain-Lain xxx
Total Beban Operasional
Laba Bersih xxx

xxx
Sumber: Kedai AmbilKopi

Dilihat dari tabel 3.3, laporan ini menunjukkan laporan laba rugi yang
digunakan untuk menghitung laba atau rugi pada Kedai AmbilKopi. Laporan

laba rugi ini dibuat setiap bulan oleh Kedai AmbilKopi. Pada saat wawancara,
pemilik Kedai AmbilKopi meminta untuk merahasiakan jumlah nominal yang
berhubungan dengan HPP.

Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Kedai AmbilKopi yang sesuai


dengan SAK EMKM
Kedai AmbilKopi sudah berupaya untuk menyusun laporan keuangannya
meskipun belum sesuai dengan standar akuntansi bagi UMKM, yaitu SAK
EMKM 2018. Meskipun sumber daya manusia yang ada dalam UMKM tersebut
masih belum benar-benar memahami penerapan laporan keuangan sesuai dengan
SAK EMKM, Kedai AmbilKopi perlu menerapkan laporan keuangan sesuai
dengan standarnya. Hal ini dikarenakan agar nantinya Kedai AmbilKopi bisa lebih
berkembang dalam menjalankan usahanya dan juga bisa dengan mudah
mendapatkan investor dengan cara membuat laporan keuangan yang lebih
akuntabel. Dalam sub bab ini akan dijelaskan bagaimana tahapan-tahapan dalam
melakukan rekontruksi model laporan keuangan Kedai AmbilKopi sesuai dengan
SAK EMKM.
3.7 Analisa Transaksi dan Penyusunan Bagan Akun
Dalam melakukan rekontruksi laporan keuangan, hal yang paling dasar harus
dilakukan adalah menganalisa transaksi dan mengidentifikasinya. Pada dasarnya,
setiap UMKM pasti akan memiliki jenis transaksi yang berbeda sesuai dengan
kegiatan operasionalnya. Hal ini akan menjadi dasar mengenai informasi apa saja
yang akan disajikan dalam laporan keuangan. Selain itu, dengan menganalisa dan

mengidentifikasi setiap transaksi yang ada dalam Kedai AmbilKopi, bisa menjadi
dasar untuk mengelompokkan setiap transaksi yang sejenis ke dalam satu akun.
Tabel dibawah ini merupakan jenis-jenis transaksi yang terjadi di Kedai Kopi
AmbilKopi.

Tabel 3.4

Jenis transaksi Kedai AmbilKopi

Penerimaan Pengeluaran

Penjualan 1. Pemberian modal usaha

2. Pembelian bahan baku

3. Pembelian peralatan stan,


meja, kursi, mesin cup, dan
mesin kopi
4. Pembelian lain-lain

5. Pembayaran gaji pegawai

6. Pemberian makan dan minum


karyawan
7. Biaya pesan antar

8. Biaya sewa tempat

9. Beban lain-lain
10. Pengambilan untuk pribadi
pemilik
Sumber: Internal Perusahaan yang diolah, 2019
Dari jenis-jenis transaksi yang ada pada Kedai AmbilKopi, selanjutnya bisa
menjadi dasar bagi peneliti dalam proses pengelompokan dan pembuatan akun-
akun. Kelompok akun dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu kelompok aset,
kelompok liabilitas, kelompok ekuitas, kelompok pendapatan, dan kelompok
beban. Peneliti juga akan memberikan nomor akun sebagai kode untuk setiap
akunnya. Dalam penelitian ini, peneliti memberikan kode setiap akun dengan
menggunakan kode angka desimal agar lebih mudah dipahami dan dimengerti.
Makna dari akun tersebut adalah nomor akun posisi angka 1 di depan untuk
kelompok aset, nomor akun posisi angka 2 di depan untuk liabilitas, nomor akun
posisi angka 3 di depan untuk ekuitas, nomor akun posisi angka 4 di depan untuk
pendapatan, dan nomor akun posisi angka 5 di depan untuk beban. Posisi 4 angka
di belakang menunjukkan nama akun.

3.7 Akun-akun yang ada di Laporan Posisi Keuangan


Meskipun kegiatan transaksi dalam Kedai AmbilKopi masih sedikit, bagan
akun dibuat dengan mempertimbangkan perkembangan organisasi di masa yang
akan datang. Nama-nama akun ini akan digolongkan ke dalam akun riil dan akun
nominal. Akun riil merupakan akun yang berada di laporan posisi keuangan, yaitu
kas, piutang karyawan, persediaan bahan baku, peralatan, akumulasi depresiasi
peralatan, utang usaha, utang gaji, modal, dan prive. Berikut ini merupakan
penjelasan untuk setiap akun riil yang akan direkomendasikan oleh peneliti untuk
diterapkan pada laporan posisi keuangan Kedai AmbilKopi.

3.8 Akun-akun yang ada di Laporan Laba Rugi


Akun nominal merupakan akun yang berada di laporan laba rugi. Nama-nama
akun tersebut meliputi pendapatan penjualan, diskon penjualan, harga pokok
penjualan, beban sewa, beban gaji, beban perlengkapan, beban jatah karyawan,
beban konsumsi karyawan, beban depresiasi peralatan, beban pesan antar, dan
beban lain-lain. Berikut ini merupakan penjelasan untuk setiap akun nominal yang
akan direkomendasikan oleh peneliti untuk diterapkan pada laporan laba rugi
Kedai AmbilKopi.
Tabel 3.4

Chart of Account Kedai AmbilKopi

Kode Nama Akun Saldo Normal


Akun
1.010 Kas D
1.011 Kas di tangan D
1.012 Kas di bank D
1.020 Persediaan bahan baku D
1.030 Piutang karyawan D
1.070 Peralatan stan D
1.080 Akumulasi depresiasi peralatan stan K
1.090 Peralatan meja & kursi D
1.100 Akumulasi depresiasi peralatan meja & kursi K
1.110 Mesin kopi D
1.120 Akumulasi depresiasi mesin kopi K
1.130 Mesin cup D
1.140 Akumulasi depresiasi mesin cup K
2.010 Utang usaha K
2.020 Utang gaji K
2.021 Utang gaji karyawan K
2.022 Utang gaji manajemen K
2.030 Utang Pajak K
2.090 Utang lainnya K
3.010 Modal usaha K
3.020 Prive K
3.030 Ikhtisar laba/rugi K
4.010 pendapatan penjualan K
4.020 diskon penjualan D
5.010 HPP D
5.020 Beban sewa D
5.030 Beban gaji D
5.031 Beban gaji karyawan D
5.032 Beban gaji manajemen D
5.040 Beban jatah karyawan D
5.050 Beban konsumsi karyawan D
5.060 Beban perlengkapan D
5.070 Beban depresiasi D
5.071 Beban depresiasi peralatan stan D
5.072 Beban depresiasi peralatan meja & kursi D
5.073 Beban depresiasi mesin kopi D
5.074 Beban depresiasi mesin cup D
5.080 Beban Penghasilan Pajak D
5.090 Beban pesan antar D
5.100 Beban lain-lain D

Sumber: Internal Perusahaan yang diolah, 2019

3.9 Penjurnalan
Setelah melakukan analisa transaksi dan pengelompokkan akun, langkah
berikutnya yang dilakukan adalah menyusun format jurnal yang akan digunakan
untuk setiap transaksi yang terjadi dan diestimasikan akan terjadi di Kedai
AmbilKopi. Sebelumnya Kedai AmbilKopi sudah melakukan penjurnalan, namun
belum sesuai dengan standar akuntansi. Maka peneliti menggambarkan jurnal
untuk Kedai AmbilKopi berdasarkan standar akuntansi. Jurnal-jurnal yang
disusun untuk Kedai AmbilKopi meliputi jurnal umum, jurnal penyesuaian, dan
jurnal penutup yang memiliki fungsinya masing-masing. Jurnal umum digunakan
untuk mencatat setiap kejadian transaksi dalam Kedai AmbilKopi, jurnal
penyesuaian digunakan untuk menyesuaikan pendapatan dan beban akrual, jurnal
penutup digunakan untuk menutup atau menihilkan akun pendapatan dan beban
selama periode berjalan. Tabel 3.5 di bawah ini merupakan format jurnal untuk
Kedai AmbilKopi.

Tabel 3.5

Format Jurnal untuk Kedai AmbilKopi

Debit Kredit
Tanggal
No. Akun Nama Akun Jumlah No. Akun Nama Akun Jumlah

Sumber: data diolah dengan MS excel


Berikut ini contoh jurnal untuk Kedai AmbilKopi dapat dilihat pada tabel 3.6.

Tabel 3.6

Contoh Jurnal untuk Kedai Kopi AmbilKopi

AMBILKOPI – SMANTI
Jurnal Umum
PERIODE SAFAR (12 Oktober 2018 - 09 November 2018)
Debit Kredit
Tanggal
No. Akun Nama Akun Jumlah No. AkunNama Akun Jumlah
12-Oct-18 1.011 Kas di tangan xxx 4.010 Pendapatan penjualan xxx
5.080 Beban pajak penghasilan xxx 1.011 Kas di tangan xxx

AMBILKOPI - SMANTI
Jurnal penyesuaian
PERIODE SAFAR
Debit Kredit
Tanggal
No. Akun Nama Akun Jumlah No. Akun Nama Akun Jumlah
9-Dec-18 5.073 Beban depresiasi mesin kopi xxx 1.120 Akumulasi penyusutan mesin kopi xxx

Sumber: data diolah dengan MS excel

Dilihat dari tabel 4.8, ini merupakan contoh penjurnalan pendapatan


penjualan dan pembayaran pajak penghasilan oleh Kedai AmbilKopi. Dan contoh
dari jurnal penyesuaian beban depresiasi mesin kopi dengan metode garis lurus
tanpa
Karga peroSehan–niSai recidu (0)
nilai residu yaitu dengan menghitung maka
Naca Nanfaat

diketahui beban depresiasinya.

3.10 Posting Buku Besar


Setelah melakukan penjurnalan disetiap transaksi yang terjadi, maka selanjutnya
harus melakukan posting ke buku besar. Sebelumnya Kedai AmbilKopi belum
membuat buku besar. Buku besar bisa membantu Kedai AmbilKopi untuk
mengetahui setiap kondisi akun-akun yang dimiliki oleh Kedai AmbilKopi. Buku
besar disusun oleh Kedai AmbilKopi harus sesuai dengan akun-akun yang
dimiliki oleh Kedai AmbilKopi. Misalnya seperti buku besar kas di tangan, kas di
bank, persediaan bahan baku, perlengkapan, piutang karyawan, peralatan meja
dan kursi dan lain sebagainya. Dikarenakan Kedai AmbilKopi tidak membuat
buku besar, maka gambar 4.1 merupakan usulan format buku besar untuk Kedai
AmbilKopi.
Gambar 3.7

Format Buku Besar Kedai AmbilKopi

No. Akun:

Nama Akun:

Akun D/K:

Saldo
Keterangan
D K

Total
Sumber: data diolah dengan MS excel

Berikut ini merupakan contoh buku besar untuk Kedai AmbilKopi dapat dilihat
pada gambar 3.8.

Gambar 3.8

Contoh Buku Besar untuk Kedai AmbilKopi

Kode Akun: 1.011

Nama Akun: Kas di Tangan


Akun D/K: D

Saldo
Keterangan
Saldo xxx
5.050 xxx
5.090 xxx
5.090 xxx
Total Rp - Rp -
Rp -
Sumber: data diolah dengan MS excel

Dilihat dari gambar 3.8, ini merupakan contoh buku besar kas di tangan pada
Kedai AmbilKopi. Dengan memasukan kode akun di kolom kode akun dan kolom
keterangan secara otomatis akan terisi nama akun.

3.11 Laporan Keuangan Kedai AmbilKopi Berdasarkan SAK EMKM

Laporan keuangan yang harus dibuat oleh UMKM sesuai dengan SAK
EMKM yaitu meliputi laporan laba rugi, laporan posisi keuangan, dan catatan atas
laporan keuangan. Sumber data laporan laba rugi dari catatan pengeluaran kas dan
penerimaan kas dan data akrual, sedangkan sumber data laporan posisi keuangan
dari hasil wawancara. Dalam sub bab ini akan diberikan contoh penerapan laporan
keuangan sesuai dengan SAK EMKM berdasarkan data keuangan bulan Safar
ditahun hijriah yang dimiliki oleh Kedai AmbilKopi. Tabel 3.9 di bawah ini
merupakan contoh laporan laba rugi pada bulan Safar untuk Kedai AmbilKopi.
Angka-angka sebenarnya tidak dicantumkan karena permintaan dari pihak Kedai
AmbilKopi.

Tabel 3.9

Laporan Laba Rugi Kedai AmbilKopi Berdasarkan SAK EMKM

AMBILKOPI – SMANTI
Laporan Laba/Rugi
Periode Safar (12 Oktober 2018 - 9 November 2018)
Penjualan Xxx
Diskon penjualan (xxx)
Total Penjualan bersih xxx

Harga Pokok Penjualan xxx


Laba Kotor xxx

Beban-beban
Beban sewa xxx
Beban gaji karyawan xxx
Beban gaji manajemen xxx
Beban jatah karyawan xxx
Beban konsumsi karyawan xxx
Beban perlengkapan xxx
Beban depresiasi xxx
Beban depresiasi peralatan stan xxx
Beban depresiasi peralatan meja & kursi xxx
Beban depresiasi mesin kopi xxx
Beban depresiasi mesin cup xxx
Beban Pajak Penghasilan xxx
Beban pesan antar xxx
Beban lain-lain xxx

Total Beban xxx


Laba Bersih xxx

Sumber: Internal Perusahaan yang diolah, 2019


Dilihat dari laporan laba rugi sebelumnya masih sedikit beban operasional
dalam laporan laba rugi yaitu hanya terdapat beban gaji, beban jatah, beban
karyawan, beban transportasi, beban rumah tangga, dan lain-lain. Setelah
menganalisis dan mengklasifikasikan akun berdasarkan SAK EMKM yang
dilakukan oleh peneliti terdapat banyak akun baru dan perbedaan dalam
pencatatan terutama pada beban operasional, akun beban tersebut yaitu beban
sewa, beban depresiasi – jenisnya, beban perlengkapan, dan beban pajak
penghasilan yang menyebabkan laba bersih menjadi turun pada laporan laba rugi
berdasarkan SAK EMKM. Setelah laporan laba rugi selesai, maka selanjutnya
yang disusun ialah laporan posisi keuangan. Laporan posisi keuangan ini disusun
setiap bulannya dan Kedai AmbilKopi sebelumnya tidak membuat laporan posisi
keuangan. Laporan posisi keuangan ini digunakan untuk mengetahui informasi
mengenai aset, liabilitas, dan ekuitas Kedai AmbilKopi pada setiap akhir periode
pelaporan maka dari itu Kedai AmbilKopi membutuhkan laporan posisi keuangan.
Dengan ini peneliti memberikan contoh laporan posisi keuangan berdasarkan
SAK EMKM untuk Kedai AmbilKopi. Gambar 3.10 di bawah ini merupakan
contoh laporan posisi keuangan 30 Safar 1439.

Gambar 3.10

Laporan Posisi Keuangan Kedai AmbilKopi Berdasarkan SAK EMKM

AMBILKOPI - SMANTI
LAPORAN POSISI KEUANGAN
30 SAFAR 1439
ASET SAFAR

Kas dan Setara Kas


Kas di Tangan Xxx
Kas di Bank Xxx
Jumlah kas dan setara kas

Piutang karyawan Xxx


Peralatan Xxx
Akumulasi depresiasi peralatan Xxx

Jumlah Aset

xxx
LIABILITAS
Utang usaha xxx
Utang gaji manajemen xxx
Utang gaji karyawan xxx
Utang Pajak xxx
Utang Lain-lain xxx

Jumlah Liabilitas xxx

EKUITAS
Modal xxx

Jumlah Ekuitas xxx

Jumlah Liabilitas & Ekuitas

xxx

Sumber: Internal Perusahaan yang diolah, 2019

Laporan keuangan terakhir yang harus disajikan adalah catatan atas laporan
keuangan. Catatan atas laporan keuangan ini menjelaskan mengenai gambaran
umum, kebijakan akuntansi dan rincian angka yang sudah ada dalam akun apabila
memerlukan rincian. Gambaran umum menjelaskan mengenai entitas secara garis

besar misalnya bergerak dalam bidang apa dan produk seperti apa. Kebijakan
akuntansi biasanya menjelaskan mengenai dasar penyusunan dan metode apa yang
digunakan dalam laporan keuangan tersebut. Rincian angka dalam sebuah akun
bisa dijabarkan dalam catatan atas laporan keuangan jika memang benar-benar
dibutuhkan. Berikut ini merupakan catatan atas laporan keuangan yang perlu
disajikan oleh Kedai AmbilKopi.

1. Umum

AmbilKopi merupakan salah satu UMKM yang berada di daerah Mataram


yang bergerak dalam bidang usaha Food and Beverages. AmbilKopi didirikan
di Mataram pada bulan September tahun 2019. AmbilKopi memenuhi kriteria
sebagai entitas mikro, kecil, dan menengah sesuai dengan UU Nomor 20 Tahun
2008. Entitas ini berdomisili di Jalan Gunung Tambora, Dasan Agung Baru,
Kec. Selaparang, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat.

Ikhtisar Kebijakan Akuntansi

Ikhtisar kebijakan akuntansi AmbilKopi dalam pernyataan kepatuhan laporan


keuangannya telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas
Mikro, Kecil, dan Menengah. Dasar penyusunan laporan keuangan AmbilKopi
adalah biaya historis sehingga AmbilKopi cukup mencatat aset dan liabilitas
sebesar biaya perolehannya dan menggunakan asumsi dasar akrual. Mata uang
penyajian yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan AmbilKopi
adalah Rupiah. AmbilKopi menggunakan sistem penjualan take away sehingga
penjualan langsung dibayar tunai tidak ada kredit atau piutang usaha. Kas
dalam AmbilKopi dibagi menjadi dua bagian yaitu kas di tangan dan satu
akun kas di bank atas nama pemilik AmbilKopi. Piutang di dalam AmbilKopi
hanya terjadi pada piutang karyawan yang disajikan sebesar jumlah tagihan.
Entitas ini berasumsi bahwa seluruh piutang dapat tertagih sehingga tidak perlu
membuat cadangan kerugian piutang. Biaya persediaan bahan baku meliputi
biaya pembeliaan bahan baku yang dicatat dalam akun sebagai persediaan
bahan baku. Nilai aset tetap diakui sebesar harga perolehan yang dikurangi
dengan nilai akumulasi penyusutan. Aset tetap AmbilKopi yaitu stan, mesin
kopi, mesin cup, meja, dan kursi. Harga perolehan merupakan seluruh biaya
yang dikeluarkan untuk mendapatkan aset tetap. Aset tetap disusutkan
menggunakan metode garis lurus tanpa nilai residu. Pendapatan penjualan
diakui ketika tagihan diterbitkan atau pengiriman delivery order dilakukan
kepada pelanggan dan beban diakui pada saat terjadi transaksi. Pengukuran
beban pajak penghasilan berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23
Tahun 2018 dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 46 Tahun 2013.

Dari ketiga laporan keuangan Kedai AmbilKopi yang sesuai dengan SAK
EMKM, yaitu laporan laba rugi, laporan posisi keuangan, dan catatan atas laporan
keuangan jika dilihat dari laporan laba rugi terdapat perbedaan pada beban
operasionalnya. Laporan laba rugi yang dibuat oleh AmbilKopi lebih sedikit
dibandingkan laporan laba rugi yang dibuat oleh peneliti dengan sesuai SAK
EMKM. Hal ini terjadi karena sebelumnya Kedai AmbilKopi tidak mencatat
beban sewa, beban perlengkapan, dan beban depresiasi. Dan untuk laporan posisi
keuangan dan catatan atas laporan keuangan Kedai AmbilKopi sebelumnya tidak
membuat laporan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Frilisia & Wirajaya. (2018). Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas


Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Pada PT. Aira Nusantara Indah.
E-jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Volume 23, No 1, Halaman 787-
812.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2016). Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro,
Kecil, dan Menengah. Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2017). Standar Akuntansi Keuangan Efektif per 1


Januari 2017. Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia.

Kebijakan Antisipasi Krisis Tahun 2012 Melalui Program Kredit Usaha


Rakyat. Diakses dari
https://kemenkeu.go.id/sites/default/files/laporan_tim_kajian_kebijakan_antisipasi
krisis_tahun_2012_melalui_kur.pdf.

Kedai AmbilKopi , Mataram (2020)

http://diskop.ntbprov.go.id/datacenter/

https://www.liputan6.com/bisnis/read/4346352/berapa-jumlah-umkm-di-indonesia-ini-

hitungannya

https://www.suarantb.com/21-305-umkm-di-ntb-dapat-bantuan-rp24-juta/

https://idcloudhost.com/pengertian-umkm-menurut-undang-undang-kriteria-dan-ciri-ciri-

umkm/

Anda mungkin juga menyukai