Disusun oleh :
JYANNETA PRIAINI
A1C018080
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS UNRAM
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Tidak bisa dipungkiri, usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia
merupakan salah satu penggerak utama perekonomian. Maka tak heran jika sektor UMKM
terganggu maka ekonomi nasional juga terganggu. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS)
jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mencapai 64 juta. Angka tersebut
mencapai 99,9 persen dari keseluruhan usaha yang beroperasi di Indonesia.
Selama pandemi Corona Covid-19 ini, sektor UMKM paling terdampak. Banyak
dari pengusaha tersebut yang harus gulung tikar karena permintaan jatuh. “Selama pandemi
ini jujur saja banyak yang terhenti usahanya, sekitar 30 persen yang usahanya terganggu.
Sedangkan yang memang terganggu tapi menciptakan inovasi-inovasi kreatif sekitar 50-70
persen, meskipun mereka terkena dampak,” kata Sekretaris Kementerian Koperasi dan
UKM Rully Indrawan kepada Liputan6.com, Jumat (4/9/2020).
Kendati begitu, ia menyebut beberapa pelaku UMKM sudah mulai bangkit lantaran
mendapatkan bantuan dari pemerintah dalam skema Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)
seperti relaksasi KUR, subsidi bunga, modal kerja, serta Bantuan Presiden (Banpres)
Produktif untuk usaha mikro dalam bentuk hibah. “Banyak program yang saat ini masih
berjalan seperti Banpres produktif untuk usaha mikro, kemudian program-program yang
lain baru dimulai, jadi kita belum ada data berapa jumlah UMKM yang bangkit, tapi
diharapkan pada September kita sudah memiliki data, juga diharapkan September ekonomi
kita bangkit,” ujarnya.
Kementerian Koperasi dan UKM mencatat setidaknya sejak pandemi terjadi,
penjualan di e-commerce naik hingga 26 persen atau mencapai 3,1 juta transaksi per hari.
Oleh karena itu, Kementerian Koperasi dan UKM terus berupaya mendorong dan
mempercepat UMKM agar go digital. Program-program pelatihan dan pendampingan terus
dilakukan Kementerian Koperasi dan UKM bekerjasama dengan berbagai marketplace
besar seperti Shopee, Blibli, Tokopedia, Grab dan lainnya.
Alasan kerja sama tersebut, dari 64 juta UMKM yang ada, ternyata baru 13 persen
atau 8 juta UMKM yang hadir dalam platform digital.
Oleh sebab itu, Kementerian Koperasi dan UKM berkomitmen hingga akhir tahun
2020 menargetkan 10 juta UMKM untuk masuk ke ekosistem digital.Dalam membangun
perekonomian Indonesia, diperlukan kebijakan dan strategi bagi UMKM. Salah satu
kebijakan dan strategi UMKM adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM)
dan peningkatan akses pembiayaan (www.depkop.go.id, diakses pada 11 Desember 2018).
Namun, kendala yang dihadapi oleh UMKM berkaitan dengan kualitas sumber daya
manusia dan pelaporan keuangannya. Pelaporan keuangan yang belum memenuhi standar
adalah kendala utama yang sering dihadapi UMKM serta pelaku UMKM yang kurang
memahami pentingnya laporan keuangan suatu bisnis (Rani, 2018).
“Definisi UMKM adalah skala usaha dari keseluruhan pelaku usaha di Indonesia,
itu diatur di dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2008. UMKM memang usaha yang
diperhatikan pemerintah dan DPR maka keluarlah UU itu di dalam rangka pengembangan
dan pemberdayaan usaha UMKM di Indonesia,” jelas Rully kepada Liputan6.com, Senin
(31/8/2020).
Sedangkan, Usaha menengah merupakan unit usaha yang memiliki tenaga kerja 20
sampai dengan 99 orang. Sementara pengertian UMKM menurut UU 20 tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah menetapkan batasan kriteria UMKM sebagai
berikut:
Selain itu, keterbatasan dihadapi oleh UMKM ialah latar belakang pendidikan
pelaku UMKM yang tidak paham akuntansi, kurang disiplin dalam melakukan pembukuan
akuntansi, serta terbatasnya dana yang dimiliki pelaku UMKM untuk mempekerjakan
akuntan atau membeli sistem informasi akuntansi untuk mempermudah dalam membuat
laporan keuangan usahanya.
Menurut SAK EMKM 2016 (2.1:3), tujuan laporan keuangan adalah untuk
menyediakan informasi posisi keuangan dan kinerja suatu entitas yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak
dalam posisi dapat meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan
informasi tersebut. Oleh karena itu, Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK)
menerbitkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (SAK
EMKM) dan standar ini berlaku efektif tanggal 1 Januari 2018. SAK EMKM merupakan
salah satu standar keuangan yang ditetapkan untuk memenuhi kebutuhan pelaporan
keuangan entitas mikro, kecil, dan menengah dan digunakan oleh entitas yang tidak atau
belum mampu memenuhi persyaratan akuntansi yang diatur dalam SAK ETAP.
Laporan keuangan yang wajib disusun pelaku UMKM menurut SAK EMKM terdiri
dari laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, dan catatan atas laporan keuangan.
Penerbitan SAK EMKM ini adalah bentuk dukungan IAI sebagai organisasi profesi
akuntan, dalam meningkatkan penegakan transparansi dan akuntabilitas pelaporan
keuangan entitas, serta mendorong pertumbuhan sektor UMKM di Indonesia.
Selain itu adanya SAK EMKM ini diharapkan memberi kemudahan bagi UMKM
untuk dapat membuat laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi keuangan
yang kemudian bisa digunakan sebagai alat untuk pengambil keputusan dan upaya
memperoleh modal dari perbankan. Berdasarkan dengan keberadaannya potensi dari
UMKM sendiri di Indonesia adalah sebagai penunjang ekonomi negara. Adapun salah satu
UMKM yang berkembang pesat di Indonesia yaitu kedai kopi, hal ini disebabkan minuman
kopi sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat modern.
Mereka seolah ketinggalan zaman jika belum pernah menginjakkan kaki ke kedai
kopi. Tren ini pun turut meningkatkan konsumsi kopi masyarakat Indonesia dan tercatat
dari data International Coffee Organization (ICO) bahwa pertumbuhan rata-rata konsumsi
kopi di Indonesia lebih besar daripada dunia pada umumnya (www.viva.co.id, diakses pada
19 Desember 2018).
Salah satu kota yang terkena dampak tren kedai kopi yaitu Kota Mataram, Nsa
Tenggara Barat. Di Mataram sendiri pun UMKM sangatlah berkembang pesat dikarenakan
kota Mataram merupakan salah satu tujuan wisata dan kota pelajar yang memiliki peluang
besar bagi para pelaku UMKM untuk menjalankan usahanya.
Mataram (Suara NTB) – Sebanyak 21.305 pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM) di Provinsi NTB mendapatkan bantuan senilai Rp2,4 juta dari pemerintah.
Bantuan cuma-cuma untuk pemulihan ekonomi karena pandemi Covid-19 ini hanya tinggal
dicairkan oleh para penerimanya. “Dananya sudah ada di rekening masing-masing
penerima. Kami tinggal tunggu dokumen dari penerimanya untuk penggunaan dananya ke
usaha-usaha produktif. Petugas bank sedang mengumpulkan dokumennye di lapangan,”
kata Pimpinan Cabang BRI Mataram, Bayu Adiyo di ruang kernya, Senin, 7 September
2020.
Sebelumnya, Pemprov NTB melalui Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi NTB
mengusulkan 57.437 UMKM mendapatkan bantuan uang tunai sebesar Rp2,4 juta ke
Kementerian Koperasi dan UKM, per 28 Agustus 2020. Jumlah UMKM yang diusulkan
tersebut masih bersifat data sementara, karena jumlahnya berpotensi bertambah.
AmbilKopi merupakan salah satu kedai kopi di Kota Mataram. UMKM ini berdiri
sejak bulan September tahun 2019 di Mataram dikarenakan pemiliknya pada saat itu
sedang menempuh kuliah di salah satu kampus ternama di kota tersebut. Modal usaha
pertama kali dari kedai kopi ini bersumber dari modal pribadi pemilik yaitu sebesar Rp 30
juta. Omzet pertahun yang didapat oleh AmbilKopi sebesar Rp 300 juta. Selama lima bulan
di awal masa bisnisnya, pemilik kesulitan dalam pencatatan pelaporan keuangannya
terutama dalam membedakan bahan baku utama, kas masuk dan kas keluar, dan
pengitungan Break Event Point (BEP). Sedangkan di sisi lain, manfaat laporan keuangan
sangat dibutuhkan oleh UMKM bukan hanya untuk internal perusahaan tetapi juga untuk
eksternal seperti investor dan peminjam kredit ke bank.
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk membuktikan kesesuaian
antara teori-teori yang ada dengan praktik yang sesungguhnya terjadi dan
dijadikan landasan oleh peneliti selanjutnya dalam hal penyusunan laporan
keuangan UMKM berdasarkan SAK EMKM.
2. Manfaat Praktis
Bagi Kedai AmbilKopi
Adanya laporan keuangan yang disusun berdasarkan standar akuntansi
keuangan yang berlaku sehingga dapat digunakan sebagai bahan untuk
menyediakan informasi posisi keuangan dan kinerja suatu entitas yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan
ekonomik. Memberikan masukan yang bermanfaat untuk aktivitas
pelaporan keuangan berdasarkan SAK EMKM yang bisa digunakan oleh
perusahaan untuk mengembangkan usahanya.
3. Sistematika Penulisan
Guna memberikan gambaran secara umum dan agar dapat lebih mudah
dipahami oleh pembaca, maka penelitian ini disusun dalam lima bab yang
saling
berkaitan antar satu sama lain sehingga membentuk satu kesatuan penelitian
yang ilmiah, sistematika dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan yang menjelaskan mengenai latar belakang,
perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II Telaah Pustaka yang menjelaskan mengenai uraian teori-teori dan
hasil-hasil penelitian yang relevan dengan permasalahan dan tujuan
penelitian
yang diangat dalam skripsi.
Bab III Metode Penelitian yang menjelaskan rencana dan prosedur
penelitian
yang dilakukan peneliti untuk memperoleh jawaban yang sesuai dengan
permasalahan dan tujuan penelitian.
BAB II
TELAAH PUSTAKA
Di bawah ini merupakan telaah pustaka yang digunakan dalam penelitian. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui lebih dalam mengenai uraian telaah pustaka dan hasil-hasil
penelitian yang relevan dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang diangkat dalam
skripsi untuk mengurangi risiko salah paham dari pembaca. Berikut ini sub bab telaah
pustaka yang akan dijelaskan sebagai berikut:
2.1 Standar Akuntansi keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (SAK EMKM)
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (SAK EMKM)
adalah standar akuntansi keuangan yang disusun dan disahkan oleh Dewan Standar
Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) pada tahun 2016 untuk
meningkatkan penegakan transparasi dan akuntabilitas pelaporan keuangan entitas,
sekaligus mendorong pertumnbuhan sektor UMKM di Indonesia. Penerbitan SAK
EMKM ini adalah bentuk dukungan IAI sebagai organisasi profesi akuntansi, dalam
meningkatkan penegakan transparansi dan akuntabilitas pelaporan keuangan entitas.
SAK EMKM ini berlaku efektif pada tanggal 1 januari 2018.
Dalam memperoleh akses pembiayaan dari industri perbankan dan lembaga lain
akan lebih mudah jika UMKM sudah membuat laporan keuangan yang sesuai dengan
standar. Menurut Rani (2018), banyak riset yang menunjukkan bahwa sebagian UMKM
masih belum dapat menerapkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) dengan tepat, karena SAK ETAP dianggap masih
terlalu kompleks dan tidak sesuai dengan kebutuhan pelaporan keuangan. SAK EMKM
ini merupakan standar akuntansi keuangan yang lebih sederhana daripada SAK ETAP
karena mengatur transaksi yang umum dilakukan oleh UMKM. Untuk memudahkan
para pelaku UMKM dalam mendapatkan akses pendanaan dari berbagai lembaga
keuangan maka kehadiran SAK EMKM diharapkan dapat membantu pelaku UMKM di
Indonesia dalam menyusun laporan keuangannya. Hal ini agar UMKM lebih mudah
memperoleh akses pembiayaan dari industri perbankan dan lembaga lain. SAK EMKM
merupakan standar akuntansi keuangan yang lebih mudah dan sederhana untuk
digunakan bagi UMKM dalam pelaporan keuangannya.
Menurut SAK EMKM laporan keuangan yang wajib disusun oleh pelaku
UMKM adalah sebagai berikut:
© Gambar 2.1
Menurut SAK EMKM 2016 (2.22:6), aset diakui dalam laporan posisi
keuangan ketika manfaat ekonomiknya di masa depan dapat dipastikan
akan mengalir ke dalam entitas dan aset tersebut memiliki biaya yang
dapat diukur dengan andal. Aset tidak diakui dalam laporan posisi
keuangan jika manfaat ekonomiknya dipandang tidak mungkin mengalir
ke dalam entitas walaupun pengeluaran terjadi. Sebagai alternatif,
transaksi tersebut menimbulkan pengakuan beban dalam laporan laba rugi.
2. Liabilitas
Menurut SAK EMKM 2016 (2.23:6), liabilitas diakui dalam laporan posisi
keuangan jika pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat
ekonomik dipastikan akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban
entitas dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur secara andal.
3. Penghasilan
Di bab ini dibahas tentang rencana dan prosedur penelitian yang dilakukan
oleh peneliti terkait jenis penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknis analisis
data. Hal ini bertujuan untuk memperoleh jawaban yang sesuai dengan
permasalahan dan tujuan penelitian. Penjelasan lebih lanjut akan dibagi ke dalam
sub bab sebagai berikut:
1. Wawancara
2. Dokumentasi
Dilihat dari tabel 3.1, daftar ini merupakan catatan pengeluaran kas yang
terjadi selama periode Safar tahun 1439 Hijriah. Catatan pengeluaran kas diambil
dari nota pengeluaran yang di input ke dalam microsoft excel. Catatan pengeluaran
kas Kedai AmbilKopi meliputi pembelian bahan baku, pemberian minum dan
makan karyawan, pembayaran gaji, dan pengeluaran lain-lain.
Tabel 3.2
Dilihat dari tabel 3.2, ini merupakan catatan harian penerimaan kas masuk
Kedai AmbilKopi dari kegiatan penjualan selama periode Safar tahun 1439
Hijriah. Dengan pendapatan penjualan sebesar Rp 12.833.300. Selama 1 bulan
catatan harian pendapatan penjualan diambil dari aplikasi pawoon yang di input
ke dalam microsoft excel.
Tabel 3.3
AMBILKOPI - SMANTI
Laporan Laba/Rugi
Periode Safar (12 Oktober 2018 - 9 November 2018)
Penjualan xxx
Total Penjualan xxx
Harga Pokok Penjualan
Bahan Baku Coffee xxx
Total Harga Pokok Penjualan xxx
Laba Kotor
xxx
Beban Operasional
Beban Gaji xxx
Beban Jatah xxx
Beban Karyawan xxx
Beban Transportasi xxx
Beban Rumah Tangga xxx
Beban Lain-Lain xxx
Total Beban Operasional
Laba Bersih xxx
xxx
Sumber: Kedai AmbilKopi
Dilihat dari tabel 3.3, laporan ini menunjukkan laporan laba rugi yang
digunakan untuk menghitung laba atau rugi pada Kedai AmbilKopi. Laporan
laba rugi ini dibuat setiap bulan oleh Kedai AmbilKopi. Pada saat wawancara,
pemilik Kedai AmbilKopi meminta untuk merahasiakan jumlah nominal yang
berhubungan dengan HPP.
mengidentifikasi setiap transaksi yang ada dalam Kedai AmbilKopi, bisa menjadi
dasar untuk mengelompokkan setiap transaksi yang sejenis ke dalam satu akun.
Tabel dibawah ini merupakan jenis-jenis transaksi yang terjadi di Kedai Kopi
AmbilKopi.
Tabel 3.4
Penerimaan Pengeluaran
9. Beban lain-lain
10. Pengambilan untuk pribadi
pemilik
Sumber: Internal Perusahaan yang diolah, 2019
Dari jenis-jenis transaksi yang ada pada Kedai AmbilKopi, selanjutnya bisa
menjadi dasar bagi peneliti dalam proses pengelompokan dan pembuatan akun-
akun. Kelompok akun dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu kelompok aset,
kelompok liabilitas, kelompok ekuitas, kelompok pendapatan, dan kelompok
beban. Peneliti juga akan memberikan nomor akun sebagai kode untuk setiap
akunnya. Dalam penelitian ini, peneliti memberikan kode setiap akun dengan
menggunakan kode angka desimal agar lebih mudah dipahami dan dimengerti.
Makna dari akun tersebut adalah nomor akun posisi angka 1 di depan untuk
kelompok aset, nomor akun posisi angka 2 di depan untuk liabilitas, nomor akun
posisi angka 3 di depan untuk ekuitas, nomor akun posisi angka 4 di depan untuk
pendapatan, dan nomor akun posisi angka 5 di depan untuk beban. Posisi 4 angka
di belakang menunjukkan nama akun.
3.9 Penjurnalan
Setelah melakukan analisa transaksi dan pengelompokkan akun, langkah
berikutnya yang dilakukan adalah menyusun format jurnal yang akan digunakan
untuk setiap transaksi yang terjadi dan diestimasikan akan terjadi di Kedai
AmbilKopi. Sebelumnya Kedai AmbilKopi sudah melakukan penjurnalan, namun
belum sesuai dengan standar akuntansi. Maka peneliti menggambarkan jurnal
untuk Kedai AmbilKopi berdasarkan standar akuntansi. Jurnal-jurnal yang
disusun untuk Kedai AmbilKopi meliputi jurnal umum, jurnal penyesuaian, dan
jurnal penutup yang memiliki fungsinya masing-masing. Jurnal umum digunakan
untuk mencatat setiap kejadian transaksi dalam Kedai AmbilKopi, jurnal
penyesuaian digunakan untuk menyesuaikan pendapatan dan beban akrual, jurnal
penutup digunakan untuk menutup atau menihilkan akun pendapatan dan beban
selama periode berjalan. Tabel 3.5 di bawah ini merupakan format jurnal untuk
Kedai AmbilKopi.
Tabel 3.5
Debit Kredit
Tanggal
No. Akun Nama Akun Jumlah No. Akun Nama Akun Jumlah
Tabel 3.6
AMBILKOPI – SMANTI
Jurnal Umum
PERIODE SAFAR (12 Oktober 2018 - 09 November 2018)
Debit Kredit
Tanggal
No. Akun Nama Akun Jumlah No. AkunNama Akun Jumlah
12-Oct-18 1.011 Kas di tangan xxx 4.010 Pendapatan penjualan xxx
5.080 Beban pajak penghasilan xxx 1.011 Kas di tangan xxx
AMBILKOPI - SMANTI
Jurnal penyesuaian
PERIODE SAFAR
Debit Kredit
Tanggal
No. Akun Nama Akun Jumlah No. Akun Nama Akun Jumlah
9-Dec-18 5.073 Beban depresiasi mesin kopi xxx 1.120 Akumulasi penyusutan mesin kopi xxx
No. Akun:
Nama Akun:
Akun D/K:
Saldo
Keterangan
D K
Total
Sumber: data diolah dengan MS excel
Berikut ini merupakan contoh buku besar untuk Kedai AmbilKopi dapat dilihat
pada gambar 3.8.
Gambar 3.8
Saldo
Keterangan
Saldo xxx
5.050 xxx
5.090 xxx
5.090 xxx
Total Rp - Rp -
Rp -
Sumber: data diolah dengan MS excel
Dilihat dari gambar 3.8, ini merupakan contoh buku besar kas di tangan pada
Kedai AmbilKopi. Dengan memasukan kode akun di kolom kode akun dan kolom
keterangan secara otomatis akan terisi nama akun.
Laporan keuangan yang harus dibuat oleh UMKM sesuai dengan SAK
EMKM yaitu meliputi laporan laba rugi, laporan posisi keuangan, dan catatan atas
laporan keuangan. Sumber data laporan laba rugi dari catatan pengeluaran kas dan
penerimaan kas dan data akrual, sedangkan sumber data laporan posisi keuangan
dari hasil wawancara. Dalam sub bab ini akan diberikan contoh penerapan laporan
keuangan sesuai dengan SAK EMKM berdasarkan data keuangan bulan Safar
ditahun hijriah yang dimiliki oleh Kedai AmbilKopi. Tabel 3.9 di bawah ini
merupakan contoh laporan laba rugi pada bulan Safar untuk Kedai AmbilKopi.
Angka-angka sebenarnya tidak dicantumkan karena permintaan dari pihak Kedai
AmbilKopi.
Tabel 3.9
AMBILKOPI – SMANTI
Laporan Laba/Rugi
Periode Safar (12 Oktober 2018 - 9 November 2018)
Penjualan Xxx
Diskon penjualan (xxx)
Total Penjualan bersih xxx
Beban-beban
Beban sewa xxx
Beban gaji karyawan xxx
Beban gaji manajemen xxx
Beban jatah karyawan xxx
Beban konsumsi karyawan xxx
Beban perlengkapan xxx
Beban depresiasi xxx
Beban depresiasi peralatan stan xxx
Beban depresiasi peralatan meja & kursi xxx
Beban depresiasi mesin kopi xxx
Beban depresiasi mesin cup xxx
Beban Pajak Penghasilan xxx
Beban pesan antar xxx
Beban lain-lain xxx
Gambar 3.10
AMBILKOPI - SMANTI
LAPORAN POSISI KEUANGAN
30 SAFAR 1439
ASET SAFAR
Jumlah Aset
xxx
LIABILITAS
Utang usaha xxx
Utang gaji manajemen xxx
Utang gaji karyawan xxx
Utang Pajak xxx
Utang Lain-lain xxx
EKUITAS
Modal xxx
xxx
Laporan keuangan terakhir yang harus disajikan adalah catatan atas laporan
keuangan. Catatan atas laporan keuangan ini menjelaskan mengenai gambaran
umum, kebijakan akuntansi dan rincian angka yang sudah ada dalam akun apabila
memerlukan rincian. Gambaran umum menjelaskan mengenai entitas secara garis
besar misalnya bergerak dalam bidang apa dan produk seperti apa. Kebijakan
akuntansi biasanya menjelaskan mengenai dasar penyusunan dan metode apa yang
digunakan dalam laporan keuangan tersebut. Rincian angka dalam sebuah akun
bisa dijabarkan dalam catatan atas laporan keuangan jika memang benar-benar
dibutuhkan. Berikut ini merupakan catatan atas laporan keuangan yang perlu
disajikan oleh Kedai AmbilKopi.
1. Umum
Dari ketiga laporan keuangan Kedai AmbilKopi yang sesuai dengan SAK
EMKM, yaitu laporan laba rugi, laporan posisi keuangan, dan catatan atas laporan
keuangan jika dilihat dari laporan laba rugi terdapat perbedaan pada beban
operasionalnya. Laporan laba rugi yang dibuat oleh AmbilKopi lebih sedikit
dibandingkan laporan laba rugi yang dibuat oleh peneliti dengan sesuai SAK
EMKM. Hal ini terjadi karena sebelumnya Kedai AmbilKopi tidak mencatat
beban sewa, beban perlengkapan, dan beban depresiasi. Dan untuk laporan posisi
keuangan dan catatan atas laporan keuangan Kedai AmbilKopi sebelumnya tidak
membuat laporan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
http://diskop.ntbprov.go.id/datacenter/
https://www.liputan6.com/bisnis/read/4346352/berapa-jumlah-umkm-di-indonesia-ini-
hitungannya
https://www.suarantb.com/21-305-umkm-di-ntb-dapat-bantuan-rp24-juta/
https://idcloudhost.com/pengertian-umkm-menurut-undang-undang-kriteria-dan-ciri-ciri-
umkm/