udara
zee
Daerah Pabean
Landas kontinen
Batam,
sabang,
bintan
karimuam
perairan
DAERAH PABEAN
Daerah Pabean adalah wilayah Republik
Indonesia yang meliputi wilayah darat,
perairan, dan ruang udara di atasnya, serta
tempat-tempat tertentu di Zona Ekonomi
Eksklusif dan landas kontinen yang di
dalamnya berlaku Undang-Undang yang
mengatur mengenai kepabeanan.
Daerah pabean di Indonesia adalah Batam,
Bintan, Sabang, dan Karimun.
BKP
JKP
Suatu perjanjian
secara konsinyasi
rangka perjanjian pembiayaan yang dilakukan
berdasarkan prinsip syariah, yang
penyerahannya dianggap langsung dari PKP
kepada pihak yang membutuhkan BKP
persediaan dan/atau aktiva yang menurut tujuan
semula tidak untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa
pada saat pembubaran perusahaan;
kepada makelar sebagaimana dimaksud
dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang
Contoh:
PT Amara sebagai PKP menjual tunai BKP
dengan Harga Jual Rp 100.000.000. Hitunglah
PPNnya
PPN yang terhutang
10% x 100.000.000 = Rp 10.000.000
Pengusaha Kena Pajak WY melakukan ekspor
Barang kena pajak dengan nilai ekspor Rp
80.000.000.hitunglah PPN terhutangnya?
Jawabannya:
Karena Barang Ekspor maka tarif PPNnya
adalah 0% sehingga PPN yang terhutang
adalah
80.000.000 X 0% = Rp 0
DALAM HAL PENYERAHAN BKP
HANYA TERHUTANG PPN
10 x jumlah pembayaran
110
Atauuuu
100 x jumlah pembayaran
110
PPN = 10% x DPP
CONTOH
PT Dua sebagai pengusaha kena pajak menjual
Barang Kena Pajak Pada PT Tiga sebesar Rp
100.000.000. Harga jual sudah termasuk PPN,
maka PPN yang terhutang adalah
10 x jumlah pembayaran
110
= Rp 909.090,9
DALAM HAL BKP ADLH BARANG
MEWAH
Disamping terhutang PPN juga terhutang
PPnBM
PPN = 10 x jumlah pembayaran
110 + tarif PPn BM
PPnBM = Tarif PPnBM x jumlah pembayaran
110 + tarif PPnBM
ATAUUUU
DPP = 100 x jumlah pembayaran
110+ tarif PPnBM
PPN = 10% x DPP
PPnBM = tarif PPnBM x DPP
DALAM HAL PEMBAYRAN PLH BYK RP 1.000.000
MRPK JUMLAH YG TAK DIPECAH PECAH
Jika
Harga jual Rp 900.000
PPN 10% x 900.000 Rp 90.000
PPn BM (misal tarif 20%) Rp 180.000 +
harga jual termasuk
PPN dan PPN BM Rp 1.170.000
Meskipun harga jual Rp 900.000 tetapi karena
total pembayaran adalah Rp 1.170.000 (lbh dr
1 juta) maka PPN dan PPnBM yang terutang
harus dipungut oleh bendaharawan
pemerintah atau KPKN
Harga jual Rp 800.000
PPN 10% x 900.000 Rp 80.000
PPn BM (misal tarif 20%) Rp 80.000 +
harga jual termasuk
PPN dan PPN BM Rp 960.000
karena total pembayaran adalah Rp 960.000
(krg dr 1 juta) maka PPN dan PPnBM yang
terutang tidak perlu dipungut oleh
bendaharawan pemerintah atau KPKN, tetapi
harus dipungut dan disetor oleh PKP rekanan
pemerintah dan faktur pajak tetap harus
dibuat
SAAT PEMBUATAN FAKTUR
PAJAK
Menurut peraturan dirjen per 24/pj/2012 silahkan dilihat
kembali di mbaahhhhh
Pasal 2
a. saat penyerahan Barang Kena Pajak dan/ atau Jasa Kena
Pajak;
b. saat penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan
pembayaran terjadi sebelum penyerahan Barang Kena Pajak
dan/ atau sebelum penyerahan Jasa Kena Pajak;
c. saat penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan
sebagian tahap pekerjaan;
d. saat PKP rekanan menyampaikan tagihan kepada Bendahara
Pemerintah sebagai Pemungut Pajak Pertambahan Nilai;
atau
e. saat. lain yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan
PASAL 2
Faktur Pajak Gabungan harus dibuat paling
lama pada akhir bulan penyerahan Barang
Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak.
FAKTUR PAJAK
Faktur Pajak adalah bukti pungutan pajak
yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak yang
melakukan penyerahan Barang Kena Pajak
atau penyerahan Jasa Kena Pajak.
Faktur Pajak Gabungan adalah Faktur Pajak
yang meliputi seluruh penyerahan yang
dilakukan kepada pembeli Barang Kena Pajak
dan/ atau penerima Jasa Kena Pajak yang
sama selama 1 (satu) bulan kalender.
PKP
Pengusaha Kena Pajak yang selanjutnya
disebut PKP adalah pengusaha yang
melakukan penyerahan Barang Kena Pajak
dan/ atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang
dikenai pajak berdasarkan Undang-Undang
Pajak Pertambahan Nilai
PKP PEDAGANG ECERAN
adalah PKP yang dalam kegiatan usaha atau
pekerjaannya melakukan
a. penyerahan Barang Kena Pajak
b. Penyerahan Jasa kena pajak
berdasarkan
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK
NOMOR PER - 58/PJ/2010
BKP PEDAGANG ECERAN
melalui suatu tempat penjualan eceran atau
langsung mendatangi dari satu tempat konsumen
akhir ke tempat konsumen akhir lainnya;
dengan cara penjualan eceran yang dilakukan
langsung kepada konsumen akhir, tanpa
didahului dengan penawaran tertulis,
pemesanan tertulis, kontrak, atau lelang; dan
pada umumnya penyerahan Barang Kena Pajak
atau transaksi jual beli dilakukan secara tunai
dan penjual atau pembeli langsung menyerahkan
atau membawa Barang Kena Pajak yang
dibelinya; atau b annya melakukan
JKP PEDAGANG ECERAN
melalui suatu tempat penyerahan jasa secara
langsung kepada konsumen akhir atau
langsung mendatangi dari satu tempat
konsumen akhir ke tempat konsumen akhir
lainnya;
dilakukan secara langsung kepada konsumen
akhir, tanpa didahului penawaran tertulis,
pemesanan tertulis, kontrak, atau lelang; dan
pada umumnya pembayaran atas penyerahan
Jasa Kena Pajak dilakukan secara tunai.
FAKTUR PAJAK BKP OLEH PKP
PE
paling sedikit harus memuat keterangan :
a. nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak yang
menyerahkan Barang Kena Pajak;
b. jenis Barang Kena Pajak yang diserahkan;
c. jumlah Harga Jual yang sudah termasuk Pajak
Pertambahan Nilai atau besarnya Pajak Pertambahan
Nilai dicantumkan secara terpisah;
d. Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang dipungut;
dan
e. kode, nomor seri dan tanggal pembuatan Faktur
Pajak
Faktur Pajak harus diisi secara lengkap, jelas, dan
benar sesuai dengan keterangan
FAKTUR PAJAK UTK PE BERUPA
a. bon kontan,
b. faktur penjualan,
c. segi cash register,
d. karcis,
e. kuitansi, atau
f. tanda bukti penyerahan atau pembayaran
lain yang sejenis.
FAKTUR PAJAK UTK PE
Lembar ke-1 : disampaikan kepada pembeli
Barang Kena Pajak.
Lembar ke-2 : untuk arsip Pengusaha Kena
Pajak yang membuat Faktur Pajak.
PENGUKUHAN PKP PE
Untuk Pedagang Eceran dengan omzet
penjualan melebihi Rp. 4.800.000.000
(empat milyar delapan ratus juta rupiah)
atau wajib pajak memilih untuk dikukuhkan
sebagai Pengusaha Kena Pajak, maka Wajib
Pajak wajib memungut PPN sebesar 10% dari
nilai penyerahan barang kena pajak.
FAKTUR PAJAK UTK JASA
PEMBORONG
PT Y merupakan pemborong sebuah bangunan
dengan pembayaran secara bertahap sesuai
tahapan penyelesaian pekerjaan, nilai kontrak
yang disepakati Rp 100.000.000. Berikut ini tahap
tahap penyelesaian pekerjaan dan jumlah
pembayaran yang diterima
Tanggal 1 april 2015 , perjanjian pemborongan
dittd, diterima pembayaran uang muka 40% (atau
sebesar Rp 40.000.000) ditagihkan 1 april 2015
Tanggal 1 mei 2015, pekerjaan 50% selesai,
diterima pembayaran tahap II sebsar Rp
10.000.000
PEMBORONG
Tgl 1 juli 2015, pekerjaan 50% selesai, diterima
pembayaran tahap II sebsar Rp 10.000.000
Tgl 1 sept 2015, pekerjaan 80% selesai, diterima
pembayran tahap III sebsar Rp 10.000.000
Tgl 1 nov 2015, pekerjaan 100% selesai, diterima
pembayran tahap IV sebsar Rp 10.000.000
Tgl 1 jan 2016, diterima pembayaran tahap
sebesar Rp 10.000.000
Tgl 1 april 2016, diterima pembayran tahap vi
sebsar Rp 10.000.000
UNTUK PENYERAHAN BARANG
BERTAHAP
Utk penyerahan pekrjaaan bertahap yg penerimaan
pembayrannya per termin dibedakan menjadi
penyerahan kepada non pemungut dan penyerahan
kepada pemungut PPN
Untuk non pemungut
a. Jika dilakukan sebelum penyerahan, maka pajak
terutang terjadi pada saat pembayran dan faktur
pajak dibuat pada saat penyerahan
b. Jika pembayran dilakukan setelah penyeraha,
maka pajak terhutang terjadi pada saat
penyerahan dan faktur pajak dibuat selambat
lambatnya pada akhir bulan berikutnya setelah
bulan dilakukannya penyerahan
UNTUK PENYERAHAHAN KPD
PEMUNGUT PPN
Pajak yerutang pada saat pembayaran
Faktur pajak dibuat pada saat penagihan
SSP diisi pada saat penagihan
SAAT PEMBUATAN FAKTUR
PAJAK
Tanggal Saat pembuatan faktur pajak
pembayran Pemungut PPN Non Pemungut PPN