Anda di halaman 1dari 42

BKPM

(BUKU KERJA PRAKTEK MAHASISWA)

AKUNTANSI BIAYA
(SEMESTER III)

Disusun oleh :
ENDRO SUGIARTONO, S.E, M.M
BERLINA YUDHA PRATIWI, S.E, M.SA, Ak, CA

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


JURUSAN MANAJEMEN AGRIBISNIS
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
TAHUN 2017
2
Akuntansi Biaya

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


POLITEKNIK NEGERI JEMBER

LEMBAR PENGESAHAN

BKPM AKUNTANSI BIAYA

Mengetahui,
Ketua Program Studi Penulis,

Dr. Sumadi, S.E., MM Berlina Yudha Pratiwi, S.E, M.SA, Ak


NIP. 19570313 199403 1 001 NIK. 19920820 201708 2 001

Menyetujui,
Ketua Jurusan

R. Alamsyah Sutantio, SE., M.Si


NIP. 19680202 200012 1 002

Akuntansi Sektor Publik Semester III


3
Akuntansi Biaya

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirobilalamin, segala syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Buku Praktek Kerja Mahasiswa (BKPM)
Akuntansi Biaya.
BKPM Akuntansi Biaya ini disusun sebagai buku praktik mahasiswa dalam mata kuliah
Akuntansi Biaya. Dalam penyusunan BKPM Akuntansi Biaya ini, penulis mendapat banyak
bantuan, masukan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, melalui kesempatan
ini penulis menyampaikan terima kasih yang tulus kepada:
1. Direktur Politeknik Negeri Jember
2. Ketua Jurusan Manajemen Agribisnis Politeknik Negeri Jember
3. Ketua Program Studi Akuntansi Sektor Publik Politeknik Negeri Jember
4. Tim Dosen Akuntansi Biaya
Penulis menyadari bahwa BKPM Akuntansi Biaya ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
dengan senang hati dan tangan terbuka penulis menerima saran dan kritik yang berguna untuk
menyempurnakan BKPM ini.
Akhir kata, Semoga BKPM Akuntansi Biaya ini dapat bermanfaat dan memberikan
tambahan pengetahuan bagi yang membacanya.

Jember, 13 September 2017

Penulis

Akuntansi Sektor Publik Semester III


4
Akuntansi Biaya

DAFTAR ISI

Acara 1 : Akuntansi Biaya: Informasi untuk Pengambilan Keputusan ...................... 5


Acara 2 & 3 : Konsep dan Perilaku Biaya ........................................................................ 8
Acara 4 & 5 : Akuntansi Biaya Bahan Baku dan Biaya Tenaga Kerja............................. 12
Acara 6 : Akuntansi Biaya Overhead Pabrik .............................................................. 16
Acara 7 : Job Order Costing ....................................................................................... 22
Acara 9 & 10 : Activity Based Costing (ABC).................................................................... 25
Acara 11 & 12 : Perhitungan Biaya Berdasarkan Proses...................................................... 28
Acara 13 : Sistem Biaya Just In Time ........................................................................... 33
Acara 14 : Sunk Cost..................................................................................................... 36

Akuntansi Sektor Publik Semester III


5
Akuntansi Biaya

ACARA 01
POKOK BAHASAN : Akuntansi Biaya: Informasi untuk Pengambilan Keputusan
TEMPAT : Lab. Akuntansi
ALOKASI WAKTU : 1 x 2 Jam

1. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK)


Mahasiswa diharapkan mampu:
1.1 Menjelaskan cara manajer menggunakan informasi akuntansi untuk menciptakan nilai dalam
organisasi
1.2 Membedakan antara penggunaan dan pengguna informasi akuntansi biaya dan akuntansi
keuangan
1.3 Menjelaskan penggunaan informasi akuntansi biaya dalam pengambilan keputusan dan
evaluasi kinerja suatu organisasi
1.4 Menentukan tren terkini dalam akuntansi biaya
1.5 Memahami masalah-masalah etika yang dihadapi oleh para akuntan dan cara yang
digunakan untuk menguraikan masalah etika

2. Dasar Teori
Tujuan dalam mempelajari akuntansi biaya adalah untuk membantu manajer dalam
mencapai nilai maksimum bagi perusahaan yang dikelolanya melalui konsep penciptaan nilai
(value creation) dan rantai nilai (value chain). Salah satu hal yang mendasar dalam akuntansi
biaya adalah menilai pengaruh/dampak dari setiap keputusan yang diambil terhadap nilai suatu
perusahaan. Rantai nilai (value chain) adalah serangkaian aktivitas yang mengubah sumber
daya mentah menjadi barang dan jasa yang dibeli dan dikonsumsi oleh pengguna akhir,
misalnya rumah tangga. Rantai nilai juga mencakup perlakuan atau pembuangan limbah yang
dilakukan oleh pengguna akhir. Tujuan dari akuntansi biaya dalam rantai nilai adalah untuk
memastikan bahwa seluruh rantai nilai bekerja seefisien mungkin. Oleh karena itu, sangat
diperlukan dalam mempertimbangkan cara-cara untuk menentukan rantai nilai yang paling
efisien dalam menjalankan suatu aktivitas.
Salah satu caranya dengan aktivitas bernilai tambah (value-added activities) yang
dilakukan perusahaan dalam rantai nilainya. Aktivitas bernilai tambah merupakan aktivitas-
aktivitas yang dirasakan oleh pelanggan sebagai hal yang dapat memberikan nilai tambah pada
barang atau jasa yang dibeli. Rantai nilai terdiri atas aktivitas-aktivitas dari penelitian dan
pengembangan melalui proses produksi hingga pelayanan pada pelanggan. Manajer

Akuntansi Sektor Publik Semester III


6
Akuntansi Biaya

mengevaluasi aktivitas-aktivitas tersebut untuk menentukan cara yang akan dilakukan agar
aktivitas tersebut dapat berkontribusi terhadap pelayanan, kualitas, dan biaya produk akhir.
Ketika rantai nilai digunakan sebagai referensi, bagaimana informasi biaya dapat memberi
nilai tambah pada organisasi? Jawabannya tergantung pada apakah informasi yang disediakan
tersebut dapat memperbaiki keputusan manajer atau tidak. Seluruh sistem akuntansi dirancang
untuk menyediakan informasi bagi pengambil keputusan. Seluruh informasi akuntansi
keuangan dirancang bagi para pengambil keputusan yang tidak secara langsung dilibatkan
dalam manajemen perusahaan sehari-hari, yaitu pihak eksternal perusahaan. Karakteristik
penting dari data akuntansi keuangan adalah bahwa data tersebut dapat dibandingkan
antarperusahaan. Sedangkan informasi akuntansi biaya dirancang bagi para manajer itu sendiri,
sehingga tidak memerlukan informasi yang dapat dibandingkan dengan informasi serupa dari
perusahaan lainnya. Kriteria pentingnya adalah informasi tersebut menitikberatkan pada
penggunaannya oleh manajer untuk pengambilan keputusan. Semakin baik keputusan-keputusan
yang diambil, semakin baik pula kinerja perusahaan.
Sistem akuntansi biaya tidak didesain secara terpisah. Sistem akuntansi biaya merupakan
hasil dari keputusan-keputusan yang diambil oleh para manajer dalam suatu organisasi dan
lingkungan bisnis tempat para manajer tersebut mengambil keputusan. Rancangan sistem biaya
pada akhirnya berkaitan dengan pembebanan biaya pada berbagai aktivitas, produk, proyek, unit
perusahaan, dan orang-orang yang terlibat di dalamnya. Hal tersebut akan memengaruhi harga,
ganti rugi, dan pembayaran. Desain sistem akuntansi biaya berpotensi disalahgunakan untuk
melakukan kecurangan pada pelanggan, karyawan, atau pemegang saham.

3. Alat dan Bahan BKPM


 Folio Bergaris
 Alat Tulis
 BKPM
 Literatur yang Menunjang

4. Prosedur Kerja
 Mahasiswa bekerja secara perorangan
 Setiap mahasiswa wajib membuat rumusan hasil dan laporan praktikum

5. SOAL
1. Identifikasikan komponen-komponen rantai nilai beserta contoh aktivitas untuk masing-
masing komponen, serta jenis biaya yang terkait dengan aktivitas-aktivitas tersebut!
Akuntansi Sektor Publik Semester III
7
Akuntansi Biaya

2. Jelaskan perbedaan utama antara akuntansi keuangan dan akuntansi biaya!


3. Jelaskan pernyataan “tugas akuntansi bukan untuk menentukan strategi. Akuntansi hanya
digunakan untuk mengukur hasilnya”!
4. Maskapai penerbangan sangat dikenal dengan penggunaan struktur penetapan harga yang
kompleks. Sebagai contoh biaya penerbangan sering kali (tidak selalu) lebih murah jika
membeli tiket lebih awal daripada membeli tiket pada hari penerbangan. Namun, jika
maskapai penerbangan menawarkan tariff yang lebih rendah (diskon) untuk semua kursi,
perusahaan tidak akan dapat bertahan dalam bisnisnya. Mengapa perusahaan menawarkan
tariff dengan harga yang berbeda?
5. Apa potensi konflik yang mungkin muncul antara manajer pemasaran dan staf controller?
Bagaimana potensi konflik tersebut dapat diselesaikan dengan intervensi minimum dari
CEO?

6. Rubrik Penilaian
Adapun rubrik penilaian yang digunakan adalah:
Huruf Mutu Skor Penilaian Kriteria
A >80 Istimewa
AB 76 – 80 Sangat baik
B 71 – 75 Baik
BC 66 – 70 Cukup baik
C 56 – 65 Cukup
D 46 – 55 Kurang
E < 46 Gagal

Akuntansi Sektor Publik Semester III


8
Akuntansi Biaya

ACARA : 02 & 03
POKOK BAHASAN : Konsep dan Perilaku Biaya
TEMPAT : Lab. Akuntansi
ALOKASI WAKTU : 2 x 2 Jam

1. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK)


Mahasiswa diharapkan mampu :
1.1 Menjelaskan konsep dasar tentang biaya
1.2 Menjelaskan cara penyajian biaya dalam laporan keuangan
1.3 Menjelaskan proses alokasi biaya
1.4 Memahami penambahan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead dalam
setiap produk pada masing-masing tahapan proses produksi
1.5 Mendefinisikan dasar perilaku biaya, termasuk biaya tetap, biaya variabel, biaya
semivariabel, dan biaya tahapan
1.6 Menentukan komponen-komponen biaya suatu produk

2. Dasar Teori
Biaya (cost) dapat diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi baik yang berwujud
maupun tidak berwujud yang dapat diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau akan
terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Selain itu, biaya dapat diartikan sebagai suatu
pengorbanan yang dapat mengurangi kas atau harta lainnya untuk mencapai tujuan, baik yang
dapat dibebankan pada saat ini maupun pada saat yang akan datang, misalnya akan membuat
barang atau bepergian atau menyelesaikan suatu kegiatan pelayanan tertentu akan mengeluarkan
uang. Uang yang akan atau telah digunakan untuk kegiatan tersebut dikategorikan sebagai biaya
(cost). Biaya yang akan dikeluarkan disebut dengan anggaran (budget).
Beban (expense) adalah biaya yang telah terjadi yang dikurangkan dari penghasilan atau
dibebankan pada periode yang bersangkutan, dimana pengorbanan terjadi. Untuk ini dapat
berupa uang yang telah dikeluarkan, atau harta/fasilitas yang telah digunakan dalam rangka
memperoleh pendapatan yang diperhitungkan dalam satu periode akuntansi dimana pendapatan
diperhitungkan atau diakui. Misalnya, pengeluaran uang untuk transportasi (beban transportasi)
yang diperhitungkan dalam periode akuntansi, fasilitas sewa asset atau bunga, iklan, pegawai
(beban sewa, beban bunga, beban iklan, beban gaji dan upah), yang telah dinikmati walaupun
belum dibayar, nilai asset tetap yang diperhitungkan dan dibebankan (beban asuransi, beban
penyusutan) pada periode akuntansi.

Akuntansi Sektor Publik Semester III


9
Akuntansi Biaya

Harga Pokok adalah biaya yang telah terjadi yang belum dibebankan atau dikurangkan dari
penghasilan. Harga pokok ini membentuk suatu harta (asset). Istilah lain untuk harga pokok
adalah nilai/harga perolehan. Harga pokok suatu asset adalah semua nilai uang yang
mencakup harga barang dan biaya-biaya yang telah dikeluarkan atau diperhitungkan, misalnya
biaya angkut, biaya asuransi, bea masuk, pajak, baiaya perijinan, dll, sampai asset tersebut dapat
digunakan atau dijual kembali.
Pembagian biaya dapat dihubungkan dengan suatu proses produksi dalam perusahaan
industri baik yang mempunyai hubungan langsung maupun tidak langsung, yaitu berhubungan
dengan:
1. Produk
a. Biaya Produksi
Biaya produksi dilaporkan dalam laporan laba rugi dibawah pos harga pokok
penjualan, dengan kata lain biaya produksi merupakan salah satu unsur harga
pokok penjualan (cost of goods sold). Biaya Produksi terdiri dari:
- Biaya Bahan Baku Langsung (direct cost)
- Biaya Tenaga Kerja Langsung (direct labor)
- Biaya Overhead Pabrik (factory overhead cost)
- Biaya Utama (gabungan antara biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja
langsung).
- Biaya Konversi (gabungan antara biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead
pabrik).
b. Biaya Komersial
Biaya komersial dilaporkan dalam laporan laba rugi dibawah pos biaya
operasional. Biaya komersial ini langsung dibebankan pada periode terjadinya atau
pada periode diperhitungkan, sehingga langsung ditandingkan dengan pendapatan.
Oleh karena itu, biaya komersial langsung disebut sebagai beban (expenses). Biaya
Komersial terdiri dari:
- Biaya Pemasaran
- Biaya Administrasi dan Umum
c. Biaya Operasional terdiri dari Biaya Produksi dan Biaya Komersial.
2. Volume Produksi
a. Biaya Variabel (variable cost)
Biaya variabel mempunyai karakteristik diantaranya: 1) Secara total, biaya variabel
berubah sesuai dengan perubahan volume produksi, 2) Biaya per unit (satuan) tetap, 3)
Dapat ditelusuri ke setiap produk yang dihasilkan, dan 4) Dapat dikendalikan oleh

Akuntansi Sektor Publik Semester III


10
Akuntansi Biaya

tingkat manajemen yang paling bawah, bahkan oleh tingkat operasional. Biaya
Variabel terdiri dari:
- Semua biaya bahan baku langsung;
- Semua biaya tenaga kerja langsung;
- Biaya overhead pabrik: perlengkapan, bahan bakar, penerimaan barang,
royalty, lembur, dan telepon.
b. Biaya Tetap (fixed cost)
Biaya tetap mempunyai karakteristik diantaranya: 1) Secara total, biaya ini tetap
pada tingkatan volume produksi (range) tertentu, 2) Biaya per unit (satuan) selalu
berubah sesuai dengan perubahan volume produksi atau jumlah produk yang
dihasilkan, 3) Pengakuan biaya didasarkan pada kebijaksanaan manajemen atau
metode alokasi biaya, dan 4) Tanggung jawab pengendalian terletak pada tingkat
manajemen tertentu. Biaya Tetap terdiri dari:
- Biaya overhead pabrik: gaji manajer produksi, penyusutan asset tetap, pajak
bumi dan bangunan, asuransi pabrik, gaji mandor dan gaji tenaga administrasi
pabrik, sewa, dan pemeliharaan dan perbaikan gedung.
c. Biaya Semi Variabel (semi variable cost)
Ada beberapa jenis biaya yang mengandung biaya tetap dan biaya variabel, namun
yang bersifat tetap relative kecil bila dibandingkan dengan sifat variabelnya. Biaya
Semi Variabel terdiri dari:
- Biaya listrik dan air;
- Biaya pengawasan dan inspeksi;
- Gaji departemen jasa/pelayanan;
- Pemeliharaan dan perbaikan mesin;
- Asuransi kesehatan;
- Pajak penghasilan karyawan yang ditanggung oleh pemberi kerja.
Dalam memisahkan suatu biaya yang mengandung biaya variabel dan biaya tetap
(semi variabel) dapat dilakukan dengan cara antara lain:
- High and Low Point Method
- Scattergraph Method
- Method of Least Squares
3. Departemen Manufaktur
a. Departemen Produksi
b. Departemen Jasa/Pelayanan
4. Periode Akuntansi

Akuntansi Sektor Publik Semester III


11
Akuntansi Biaya

a. Pengeluaran Modal
b. Pengeluaran Pendapatan
Biaya juga dapat diklasifikasikan dalam hubungannya dengan operasi perusahaan,
yaitu biaya operasional (biaya penjualan dan biaya administrasi umum) dan biaya non-
operasional (biaya bunga).
Biaya juga dapat diklasifikasikan berdasarkan tercapainya tujuan atau kesempatan,
misalnya sunk cost, opportunity cost, out of pocket cost, biaya diferensial dan lainnya.

3. Alat dan Bahan BKPM


 Folio Bergaris
 Alat Tulis
 BKPM
 Literatur yang Menunjang

4. Prosedur Kerja
 Mahasiswa bekerja secara perorangan
 Setiap mahasiswa wajib membuat rumusan hasil dan laporan praktikum

5. SOAL
1. Jelaskan pengertian istilah berikut dengan memperlihatkan perbedaannya dan berikan
contoh masing-masing:
a. Biaya
b. Beban
c. Harga Pokok
2. Jelaskan pengklasifikasian biaya!
3. Jelaskan direct and indirect materials dan direct and indirect labor dengan disertai contoh
masing-masing!
4. Berikan contoh perusahaan industri dengan menjelaskan bentuk jenis biaya sesuai dengan
unsur biaya produksi!
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan producing department dan service department!

6. Rubrik Penilaian
Adapun rubrik penilaian yang digunakan adalah:

Akuntansi Sektor Publik Semester III


12
Akuntansi Biaya

Huruf Mutu Skor Penilaian Kriteria


A >80 Istimewa
AB 76 – 80 Sangat baik
B 71 – 75 Baik
BC 66 – 70 Cukup baik
C 56 – 65 Cukup
D 46 – 55 Kurang
E < 46 Gagal

Akuntansi Sektor Publik Semester III


13
Akuntansi Biaya

ACARA : 04 & 05
POKOK BAHASAN : Akuntansi Biaya Bahan Baku dan Biaya Tenaga Kerja
TEMPAT : Lab. Akuntansi
ALOKASI WAKTU : 2 x 2 Jam

1. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK)


Mahasiswa diharapkan mampu :
1.1 Menentukan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja dalam suatu proses produksi.
1.2 Mencatat biaya bahan baku baik dalam metode perpetual maupun metode fisik.
1.3 Melakukan pembebanan biaya tenaga kerja secara tepat.

2. Dasar Teori
Unsur-unsur biaya bahan baku terdiri dari harga bahan, ongkos angkut bahan, biaya
asuransi pembelian bahan, pajak yang tidak dapat dikreditkan, biaya unit yang terkait
dengan proses pembelian bahan, dan biaya lain yang terkait dengan pengadaan dan
pemeliharaan bahan. Biaya bahan baku dapat diketahui nilainya sesuai dengan metode
pencatatan persediaan, yaitu:
a. Metode Perpetual
Biaya bahan baku dapat diketahui atau dikumpulkan setiap saat, karena setiap mutasi
yang terjadi selalu dicatat dalam kartu persediaan. Umumnya metode ini digunakan untuk
biaya bahan yang nilai satuannya cukup besar dan jenisnya relatif sedikit, akan tetapi dengan
bantuan teknologi informasi, metode ini dapat dilaksanakan tanpa batas. Metode ini
merupakan metode yang lebih baik dibandingkan dengan metode lainnya, karena akan dapat
mengontrol persediaan melalui perbandingan pencatatan dan keadaan fisik persediaan.
b. Metode Fisik
Biaya bahan baku dapat diketahui atau dikumpulkan pada akhir periode tertentu. Mutasi
persediaan baik saat terjadi pembelian atau pemakaian tidak dilakukan pencatatan pada
kartu persediaan. Perusahaan hanya akan mencatat mutasi persediaan secara fisik, dalam
kartu gudang, dan tidak mencantumkan harga persediaan yang bersangkutan. Umumnya
metode ini digunakan untuk bahan yang jenisnya relative banyak, dengan nilai per
satuannya relatif kecil. Nilai persediaan bahan yang tercantum dalam neraca hanya
berdasarkan keadaan fisik persediaan yang ada.
Nilai persediaan bahan baku dapat dinilai berdasarkan harga standar, harga pasar, harga
perolehan atau dasar lainnya. Berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan, dasar
penilaian persediaan yang diperkenankan adalah at cost. Sedangkan, berdasarkan standar

Akuntansi Sektor Publik Semester III


14
Akuntansi Biaya

akuntansi keuangan Indonesia, dapat saja berdasarkan biaya standar, at cost, nilai pengganti
yang dapat direalisasikan, dan harga pokok atau harga pasar mana yang lebih rendah. Dalam
menghitung biaya bahan baku berdasarkan at cost (harga perolehan), metode yang digunakan
sama dengan metode yang digunakan dalam menghitung harga pokok persediaan.
a. Metode FIFO (First In First Out)
b. Metode Average
Biaya-biaya yang terkait dengan bahan baku adalah sebagai berikut:
- Biaya Angkut Pembelian
- Biaya-biaya Proses Pengadaan, seperti biaya komunikasi, biaya tenaga kerja yang
mempersiapkan order pembelian, pajak impor yang tidak dapat dikreditkan, biaya asuransi
pengangkutan, biaya penerimaan, biaya perlengkapan penerimaan, biaya administrasi
umum, biaya keamanan, dan lain-lain.
Biaya tenaga kerja dapat digolongkan menjadi dua, yaitu biaya tenaga kerja langsung
dan biaya tenaga kerja tidak langsung. Biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya
tenaga kerja yang langsung berhubungan dengan proses produksi, misalnya tukang dan pekerja
pabrik, sedangkan biaya tenaga kerja tidak langsung merupakan biaya tenaga kerja yang
tidak langsung berhubungan dengan produksi, misalnya gaji direktur produksi, pengawas,
administrasi produksi. Dalam job order costing, biaya tenaga kerja tidak langsung diperlukan
sebagai biaya overhead pabrik, sedangkan dalam process costing dapat digabungkan dengan
biaya tenaga kerja langsung. Khusus untuk premi lembur dapat diperlakukan dua macam, yaitu:
- Dianggap biaya tenaga kerja jika lembur tersebut karena pesanan.
- Dapat dianggap sebagai biaya overhead pabrik jika lembur disebabkan ketidakefisienan
faktor produksi.
Premi lembur diberikan akbiat adanya pekerjaan yang terbengkalai atau pekerjaan yang
harus diselesaikan sesegera mungkin untuk memenuhi pesanan yang diterima. Pada umumnya
upah yang diberikan kepada tenaga kerja akan melebihi dari upah normal. Kelebihan upah di
atas upah normal disebut dengan premi lembur, yang diakibatkan tenaga kerja bekerja di atas
jam yang telah ditentukan dalam satu hari kerja. Misalnya, jam tenaga kerja normal atau standar
dalam satu hari adalah 8 (delapan) jam. Jika pekerja dalam satu hari bekerja sepuluh jam, maka
dua jam kerja merupakan jam lembur.
Insentif tenaga kerja diberikan atas prestasi kerja yang ditunjukkan oleh tenaga kerja yang
disebabkan oleh kedisiplinan, kinerja hasil yang melebihi dari standar yang ditetapkan atau
karena pesanan tertentu yang bersifat spesifik. Uang insentif yang diberikan kepada tenaga kerja
dapat diperlakukan sebagai biaya tenaga kerja langsung, jika diakibatkan oleh pesanan.
Namun, apabila diberikan bukan akibat dari pesanan tertentu, artinya akibat adanya pengerjaan

Akuntansi Sektor Publik Semester III


15
Akuntansi Biaya

beberapa pesanan atau selama bekerja untuk pesanan yang tidak dapat ditentukan maka insentif
diperlakukan sebagai biaya overhead pabrik sesungguhnya.
Tunjangan hari raya dan sejenisnya merupakan biaya yang hanya bersifat pemenuhan
kebijakan pemerintah, dan bersifat sosial sebagai rasa toleransi kepada kesejahteraan yang
diberikan para pemberi kerja secara temporer, biasanya hanya satu kali dalam satu tahun fiskal.
Biaya ini tidak diperlakukan sebagai biaya tenaga kerja, namun dimasukkan dalam biaya
periodik pada pos beban administrasi dan umum.
Biaya tenaga kerja sebelum proses produksi artinya biaya tenaga kerja yang terjadi
sebelum proses pembuatan produk sebagai hasil utama perusahaan, misalnya biaya instalasi
mesin, biaya penelitian, biaya perancangan produk, biaya gambar, dan lainnya. Biaya ini
diperlakukan sebagai biaya tenaga kerja yang langsung dibebankan kepada pesanan apabila
biaya-biaya tersebut tidak memengaruhi pesanan yang lainya. Apabila biaya-biaya tersebut
hasilnya akan digunakan untuk kegiatan pesanan lainnya atau merupakan biaya untuk produksi
yang bersifat process costing, maka diperlakukan sebagai biaya overhead pabrik.
Pajak penghasilan karyawan ada dua kebijakan terhadap pajak penghasilan karyawan di
Indonesia, yaitu pajak penghasilan sebagai tunjangan, dan pajak penghasilan yang ditanggung
oleh perusahaan yang bukan merupakan tunjangan. Menurut peraturan perundang-undangan
perpajakan, tunjangan pajak dapat dijadikan biaya, sedangkan pajak penghasilan yang tidak
termasuk dalam daftar gaji karyawan yang ditanggung sepenuhnya oleh perusahaan tidak dapat
diperlakukan sebagai biaya.
Pajak penghasilan sebagai tunjangan artinya uang yang diberikan kepada karyawan dalam
pos pajak penghasilan sehingga akan dimasukkan dalam perhitungan penghasilan karyawan,
dengan kata lain akan masuk dalam daftar gaji dan diikutsertakan dalam perhitungan pajak
penghasilan yang akan ditanggung oleh karyawan yang bersangkutan. Tunjangan pajak
penghasilan ini dapat dianggap sebagai biaya, sehingga diperlakukan sebagai biaya tenaga kerja.

3. Alat dan Bahan BKPM


 Kalkulator
 Folio bergaris
 Penggaris dan Alat Tulis
 BKPM
 Literatur yang Menunjang

4. Prosedur Kerja
 Mahasiswa bekerja secara perorangan
Akuntansi Sektor Publik Semester III
16
Akuntansi Biaya

 Setiap mahasiswa wajib membuat rumusan hasil dan laporan praktikum

5. SOAL
1. Diketahui:
Persediaan Bahan Baku – Awal Rp 60.000,-
(hasil inventarisasi pada periode sebelumnya)
Pembelian Bahan Rp 300.000,-
Bahan siap digunakan Rp 360.000,-
Persediaan Bahan Baku – Akhir
(hasil inventarisasi fisik) Rp 130.000,-
Biaya Bahan Baku (bahan yang digunakan) Rp 230.000,-
a. Buat jurnal menggunakan metode perpetual untuk mencatat biaya bahan baku!
b. Buat jurnal menggunakan metode fisik pada akhir periode untuk mencatat persediaan
awal, pembelian bahan baku, dan persediaan akhir!
2. Berikut data bahan baku selama Juni tahun 2009:
1 Juni Saldo 1.600kg @ Rp 1.200,- per kg
6 Juni Pembelian 400 kg @ Rp 1.400,- per kg
9 Juni Pembelian 400 kg @ Rp 1.600,- per kg
11 Juni Pemakaian 2.000 kg
15 Juni Pembelian 800 kg @ Rp 1.800,- per kg
25 Juni Pemakaian 1.000 kg
Instruksi:
a. Hitung dengan menggunakan FIFO dan Average dan catat persediaan bahan baku
menggunakan metode perpetual!
b. Hitung dengan menggunakan FIFO dan Average dan catat persediaan bahan baku
menggunakan metode fisik!
3. PT. XYZ mengeluarkan biaya tenaga kerja sebesar Rp 15.000.000,- untuk gambar ruko yang
akan dibangun. Tentukan perlakuan biaya tenaga kerja tersebut dan buat jurnalnya!
4. CV. Gunawan menerima pesanan untuk membuat 30 unit almari dan harus selesai selama 15
hari. Perusahaan mempunyai standar jam tenaga kerja untuk satu almari dapat diselesaikan
dalam satu hari kerja (8 jam). Perusahaan memiliki 8 orang tenaga kerja. Tentukan biaya
tenaga kerja untuk pesanan tersebut dan buatlah ayat jurnalnya!

6. Rubrik Penilaian
Adapun rubrik penilaian yang digunakan adalah:

Akuntansi Sektor Publik Semester III


17
Akuntansi Biaya

Huruf Mutu Skor Penilaian Kriteria


A >80 Istimewa
AB 76 – 80 Sangat baik
B 71 – 75 Baik
BC 66 – 70 Cukup baik
C 56 – 65 Cukup
D 46 – 55 Kurang
E < 46 Gagal

Akuntansi Sektor Publik Semester III


18
Akuntansi Biaya

ACARA : 06 & 07
POKOK BAHASAN : Akuntansi Biaya Overhead Pabrik
TEMPAT : Lab. Akuntansi
ALOKASI WAKTU : 1 x 2 Jam

1. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK)


Mahasiswa diharapkan mampu :
1.1 Menghitung tarif tunggal dan mengerjakan akuntansi biaya overhead pabrik.
1.2 Membuat anggaran biaya overhead pabrik per departemen produksi.
1.3 Menentukan tarif biaya overhead pabrik per departemen produksi.
1.4 Menjelaskan akuntansi alokasi biaya overhead pabrik.

2. Dasar Teori
Biaya overhead pabrik merupakan biaya yang terjadi atau dibebankan dalam suatu proses
produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja. Biaya overhead pabrik memiliki
karakteristik yang tidak nampak atau tidak dapat ditelusuri secara langsung baik ke produk itu
sendiri maupun ke volume produksi. Biaya ini mempunyai banyak ragamnya, mulai bahan baku
tidak langsung, biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya penyusutan asset tetap pabrik, biaya
asuransi pabrik, biaya perlengkapan pabrik, biaya telepon, air, dan biaya lainnya yang berkaitan
dengan proses produksi. Sifat lain dari biaya overhead pabrik adalah memiliki perilaku biaya
yang bersifat tetap, variabel dan semi variabel, jika dihubungkan dengan volume produksi.
Biaya overhead pabrik dibebankan pada harga pokok produk berdasarkan tarif ditentukan
di mua. Tarif biaya overhead pabrik dapat diklasifikasikan dalam tiga macam, yaitu:
a. Tarif Tunggal
Penerapan satu tarif untuk satu pabrik, walaupun proses produksi melewati beberapa tahap.
Tarif ini akan lebih tepat digunakan dalam perusahaan yang memiliki struktur sentralisasi.
b. Tarif per Departemen Produksi
Penerapan tarif untuk setiap departemen atau setiap tahap proses produksi. Jadi, dalam satu
pabrik diterapkan beberapa tarif biaya overhead. Tarif ini akan lebih tepat digunakan dalam
perusahaan yang memiliki beberapa tahap proses produksi dan pabrik dibagi dalam
beberapa departemen, serta memiliki struktur desentralisasi.
c. Tarif berdasarkan aktivitas
Penerapan tarif didasarkan pada setiap aktivitas yang ada dalam proses produksi untuk
setiap tahap proses produksi. Tarif ini akan lebih tepat digunakan dalam perusahaan apa

Akuntansi Sektor Publik Semester III


19
Akuntansi Biaya

saja baik yang memiliki struktur sentralisasi maupun desentralisasi, yang terpenting proses
produksi menggunakan teknologi tinggi.
Ada beberapa dasar penggunaan pembebanan dalam penentuan tarif, diantaranya sebagai
berikut:
1. Dasar Biaya Bahan Baku
Dasar biaya bahan baku dalam pembebanan biaya overhead pabrik tepat digunakan apabila
jenis bahan dan nilainya relatif homogen, dan mempunyai hubungan yang signifikan antara
biaya bahan dan biaya overhead pabrik pada masa lalu, misalnya biaya overhead pabrik
didominasi oleh biaya bahan baku tidak langsung.
2. Dasar Biaya Tenaga Kerja atau Jam Tenaga Kerja Langsung
Pada umumnya perusahaan menggunakan dasar jam tenaga kerja langsung untuk
pembebanan biaya overhead pabrik, karena suatu produk dikerjakan oleh tenaga kerja, dan
ini tepat digunakan pada perusahaan yang bersifat padat karya. Biaya tenaga kerja atau jam
tenaga kerja langsung digunakan sebagai dasar pembebanan biaya overhead pabrik dengan
beberapa alasan, antara lain:
a. Biaya tenaga kerja merupakan biaya yang cukup material, dan dibayar berdasarkan jam.
b. Biaya overhead pabrik didominasi oleh biaya tenaga kerja tidak langsung.
c. Pada masa lalu, menunjukkan hubungan yang erat antara biaya overhead pabrik dengan
biaya tenaga kerja atas dasar jam.
3. Dasar Jam Mesin
Jam mesin dijadikan dasar pembebanan biaya overhead pabrik apabila biaya mesin
(penyusutan, pemeliharaan dan perbaikan) mendominasi biaya overhead pabrik, artinya
komponen biaya yang berhubungan dengan mesin mempunyai persentase yang lebih besar
dibandingkan dengan gabungan dari biaya lainnya. Ini tepat digunakan pada perusahaan
yang padat modal, dan menghasilkan produk yang sejenis.
4. Dasar Unit Produk
Unit produk sebagai dasar pembebanan merupakan cara yang paling sederhana, namun
paling tepat digunakan pada unit produk yang bersifat homogen baik dari segi harga,
ukuran dan jenisnya.
Akuntansi biaya overhead pabrik dapat dibagi dalam dua tahap, yaitu:
a. Akuntansi Biaya Overhead Pabrik (BOP) Sesungguhnya
Pencatatan biaya overhead pabrik yang benar-benar terjadi atau diperlukan untuk suatu
proses produksi.
b. Akuntansi Biaya Overhead Pabrik (BOP) Dibebankan

Akuntansi Sektor Publik Semester III


20
Akuntansi Biaya

Pencatatan biaya overhead pabrik yang dibebankan atau diperhitungkan dalam harga
pokok produk. Disini dapat berdasarkan biaya sesungguhnya, dapat pula diperhitungkan
dengan tarif ditentukan dimuka. Untuk kalkulasi harga pokok pesanan sebaiknya
menggunakan tarif.
Biaya overhead yang kurang/lebih dibebankan diperoleh dari perbandingan antara biaya
overhead pabrik sesungguhnya dengan biaya overhead pabrik dibebankan. Jika BOP
sesungguhnya lebih besar dari BOP dibebankan maka disebut BOP kurang dibebankan.
Namun, jika BOP sesungguhnya lebih kecil dari BOP dibebankan maka disebut BOP lebih
dibebankan. BOP yang kurang/lebih dibebankan selama periode akuntansi dicatat dalam akun
“Selisih Biaya Overhead Pabrik”. Apabila pada akhir periode akuntansi masih terdapat selisih
lebih atau kurang, maka dapat dilakukan dua cara yaitu:
1. Dibebankan langsung kea kun “Ikhtisar Laba/Rugi” atau “Harga Pokok Penjualan”,
apabila nilai selisih tidak mempunyai pengaruh besar terhadap interpretasi laporan
kurang..
2. Dialokasikan pembebanannya ke akun “Persediaan Barang Dalam Proses”, “Persediaan
Barang Jadi”, dan “Harga Pokok Penjualan”, apabila nilai selisih relatif besar.
Departementalisasi merupakan pembagian suatu organisasi menjadi bagian-bagian
(departemen). Dalam perusahaan industri, dapat dipisahkan menjadi departemen produksi dan
departemen jasa yang disebut dengan departemen pembantu/penolong. Berikut merupakan
nama-nama departemen produksi dan departemen penolong:

Departemen Produksi Departemen Pembantu


- Potong - Utilitas
- Produksi Cat - Penanganan Bahan
- Asembling - Inspeksi
- Finishing - Pergudangan
- Pembuatan Mesin - Pembelian
- Pencampuran dan lainnya sebagai bagian - Pengamanan Pabrik
yang memproses bahan menjadi barang - Penerimaan
- Pengiriman
- Kesehatan
- Pengendalian Produksi
- Pemeliharaan

Akuntansi Sektor Publik Semester III


21
Akuntansi Biaya

Dalam departementalisasi, biaya overhead pabrik dibagi menjadi dua kelompok besar
sebagai berikut:
1. BOP langsung departemen, yaitu biaya yang timbul langsung dalam departemen yang
bersangkutan, dengan kata lain tidak dinikmati secara bersama-sama.
2. BOP tidak langsung departemen, yaitu biaya yang timbul dan dinikmati oleh beberapa
departemen secara bersama-sama, misalnya penyusutan gedung dan asuransi gedung.
Dalam departementalisasi, penentuan tarif biaya overhead pabrik dilakukan dengan
tahapan sebagai berikut:
1. Menyusun anggaran biaya overhead pabrik untuk setiap departemen produksi dan
departemen pembantu.
2. Menentukan dasar pembebanan biaya overhead pabrik untuk setiap departemen produksi
sebagai dasar perhitungan tarifnya masing-masing.
3. Menentukan tarif biaya overhead pabrik untuk setiap departemen produksi dengan rumus:
Anggaran BOP maing-masing departemen dibagi dengan taksiran dasar
pembebanan masing departemen.
Alokasi biaya overhead pabrik adalah pembagian biaya overhead pabrik dari departemen
pembantu ke departemen-departemen yang menikmatinya baik departemen produksi maupun
departemen pembantu. Dasar alokasi biaya overhead pabrik ditentukan oleh pihak manajemen
secara rasional, misalnya luas lantai, jumlah karyawan atau dasar lainnya. Alokasi biaya
overhead pabrik dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan:
1. Metode Langsung
Biaya overhead pabrik dialokasikan dari departemen pembantu langsung ke departemen
produksi yang menikmatinya. Metode ini menganggap bahwa departemen pembantu yang
menikmati fasilitas dari departemen pembantu lainnya diasumsikan tidak dibebani biaya.
Metode ini merupakan cara yang kerap kali digunakan karena cara yang relatif mudah,
namun masih dapat memberikan konsekuensi yang logis.
2. Metode Bertahap
Biaya overhead pabrik dari satu departemen pembantu dialokasikan ke departemen produksi
maupun departemen pembantu lainnya.

3. Alat dan Bahan BKPM


 Kalkulator
 Folio Bergaris
 Penggaris dan Alat Tulis
 BKPM
Akuntansi Sektor Publik Semester III
22
Akuntansi Biaya

 Literatur yang Menunjang

4. Prosedur Kerja
 Mahasiswa bekerja secara perorangan
 Setiap mahasiswa wajib membuat rumusan hasil dan laporan praktikum

5. SOAL
1. Jelaskan pengertian biaya overhead pabrik tarif tunggal dan tarif per departemen!
2. Jelaskan yang dimaksud pembebanan biaya overhead pabrik berdasarkan dasar biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja, jam mesin, dan unit produk!
3. Jelaskan perbedaan antara BOP sesungguhnya dan BOP dibebankan!
4. Diketahui:
Pada tahun 2009, PT Industri Beras memproduksi beras sebanyak 250.000 kg dengan
rincian biaya sebagai berikut:
- Biaya Bahan Baku Rp 400.000.000,-
- Biaya Tenaga Kerja 250.000.000,-
(150.000 jam tenaga kerja)
- Biaya Overhead Pabrik 350.000.000,-

Pada tahun 2010, diproduksi 20.000 kg beras dengan rincian biaya sebagai berikut:
- Biaya Bahan Baku Rp 23.000.000,-
- Biaya Tenaga Kerja 29.000.000,-
17.000 jam @ Rp 7.000,-

Instruksi: Hitung harga pokok produksi jika biaya overhead pabrik dibebankan
berdasarkan:
a. Biaya bahan baku
b. Biaya Tenaga Kerja dan Jam Tenaga Kerja Langsung
c. Jam Mesin
5. Diketahui:
- Perhitungan pajak bumi dan bangunan sebesar Rp 4.000.000,-
- Beban penyusutan asset tetap pabrik sebesar Rp 7.200.000,-
- Alokasi biaya tenaga kerja tidak langsung sebesar Rp 8.000.000,-
- BOP dibebankan sebesar Rp 20.750.000,-
Instruksi:
Akuntansi Sektor Publik Semester III
23
Akuntansi Biaya

a. Buat jurnal untuk mencatat masing-masing biaya!


b. Buat jurnal untuk mencatat BOP dibebankan jika BOP dibebankan berdasarkan biaya
sesungguhnya!
c. Hitung biaya overhead kurang/lebih dibebankan dan disertakan ayat jurnalnya!
6. PT Nuha Property mempunyai dua departemen produksi, yaitu departemen A dan
departemenn B, serta dua departemen pembantu, yaitu departemen 1 dan departemen 2.
Berikut ini ringkasan data untuk tahun 2016:
A B 1 2
Jumlah Karyawan 3.000 2.000 800 600
(orang)
Luas Lantai (m2) 4.200 1.800 800 600
Jam Mesin (jam) 50.000 40.000 - -
Anggaran Biaya 104.000.000 8.000.000 4.000.000 3.000.000
Overhead
Diketahui:
Biaya departemen 1 dialokasikan langsung ke departemen produksi atas dasar luas lantai,
sedangkan biaya departemen 2 dialokasikan atas dasar jumlah karyawan. Sementara tarif
biaya overhead pabrik ditentukan atas dasar jam mesin.
Instruksi:
Hitung tarif biaya overhead pabrik untuk masing-masing departemen produksi!

6. Rubrik Penilaian
Adapun rubrik penilaian yang digunakan adalah:
Huruf Mutu Skor Penilaian Kriteria
A >80 Istimewa
AB 76 – 80 Sangat baik
B 71 – 75 Baik
BC 66 – 70 Cukup baik
C 56 – 65 Cukup
D 46 – 55 Kurang
E < 46 Gagal

Akuntansi Sektor Publik Semester III


24
Akuntansi Biaya

ACARA 08
POKOK BAHASAN : Job Order Costing
TEMPAT : Lab. Akuntansi
ALOKASI WAKTU : 1 x 2 Jam

1. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK)


Mahasiswa diharapkan mampu :
1.1. Menjelaskan definisi pesanan dan job shop
1.2. Membebankan biaya dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan
1.3. Menghitung biaya overhead menggunakan tarif yang telah ditetapkan sebelumnya
1.4. Menerapkan perhitungan biaya berdasarkan pesanan pada perusahaan jasa
1.5. Memahami permasalahan etis dalam perhitungan biaya berdasarkan pesanan
1.6. Menjelaskan perbedaan antara pesanan dan proyek

2. Dasar Teori
Pesanan (job) hanyalah sebuah produk atau layanan yang dapat dengan mudah dibedakan
dari produk atau jasa lain, sehingga perusahaan menginginkan agar biaya tertentu dicatat untuk
produk atau jasa. Perusahaan yang memproduksi pesanan biasanya disebut job shop. Jika biaya
akan dilaporkan untuk pesanan tersebut, sistem akuntansi biaya harus dapat mencatat dan
melacak biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan pesanan tersebut. Catatan ini disebut sebagai
lembar biaya pesanan atau catatan. Lembar biaya pesanan ini adalah akun buku besar
pembantu yang menyediakan rincian untuk akun Barang dalam Proses, yang merupakan akun
kendali. Akun Piutang dalam Laporan Posisi Keuangan merupakan akun kendali, yang dibantu
oleh akun buku besar pembantu untuk setiap pelanggan.
Dasar dalam perhitungan biaya berdasarkan produk untuk aliran biaya adalah mengikuti
aliran fisik dari sumber daya yang digabungkan untuk menghasilkan produk akhir atau jasa.
Ilustrasi contoh sebagai berikut, InShape, Inc., merupakan produsen peralatan latihan khusus
dan peralatan pelatihan untuk tim atletik professional dan perguruan tinggi, menerima tawaran
untuk menyediakan peralatan untuk ruang latihan beban yang baru di Eastern State Collage.
Tawaran yang diajukan InShape adalah untuk harga tetap dan didasarkan pada desain yang
diajukan untuk peralatan tersebut.
Langkah pertama yang dilakukan InShape, Inc., adalah menetapkan nomor pesanan untuk
pesanan yaitu nomor pesanan 01-01 (dua digit pertama mewakili bulan dan dua terakhir urutan
ketika pekerjaan yang dimasukkan) karena pesanan tersebut merupakan pesanan pertama yang
dimulai pada Januari. Selanjutnya, para staf memeriksa desain dan menentukan komponen-

Akuntansi Sektor Publik Semester III


25
Akuntansi Biaya

komponen (bahan baku langsung) yang akan diperlukan untuk menghasilkan peralatan tersebut.
Komponen-komponen ini akan dibeli dari berbagai pemasok atau, untuk peralatan standar
seperti bangku bobot, akan diambil dari peralatan yang sudah tersedia pada persediaan bahan
baku langsung milik perusahaan.
Ketika sudah tersedia, bahan baku tersebut akan dipindahkan ke area perakitan yang ada di
pabrik. InShape hanya merakit komponen yang dibeli dan tidak memproduksi peralatan apapun.
Di area perakitan, karyawan (tenaga kerja langsung) merakit berbagai komponen menggunakan
berbagai mesin dan alat-alat (overhead pabrik). Segera setelah perakitan selesai, masing-masing
bagian untuk pesanan dipindahkan ke persediaan barang jadi, dan akan disimpan disana hingga
pesanan selesai. Ketika semuanya telah selesai, pesanan diperiksa untuk memastikan bahwa
semua komponen telah dimasukkan, selanjutnya dikirim ke area atletik di kampus Eastern State.
Eastern State menerima pengiriman dan InShape mengirimkan faktur kepada Eastern State.
Pesanan tersebut dianggap terjual.
Akuntansi untuk overhead pabrik cenderung jauh lebih rumit daripada akuntansi untuk
tenaga kerja langsung dan bahan baku langsung. Biaya overhead pabrik biasanya dikumpulkan
ke dalam satu akun, kemudian dialokasikan ke dalam masing-masing pesanan berdasarkan dasar
alokasi yang relatif berubah-ubah (misalnya, jumlah jam kerja mesin atau jam kerja tenaga kerja
langsung). Biaya overhead pabrik, mencakup biaya bahan baku dan tenaga kerja tidak langsung,
biasanya diakumulasi dalam Biaya Overhead Kontrol.

3. Alat dan Bahan BKPM


 Kalkulator
 Folio Bergaris
 Penggaris dan Alat Tulis
 BKPM
 Literatur yang Menunjang

4. Prosedur Kerja
 Mahasiswa bekerja secara perorangan
 Setiap mahasiswa wajib membuat rumusan hasil dan laporan praktikum

5. SOAL
1. Mana yang akan digunakan oleh dokter gigi, arsitek, penata taman, dan pengacara:
perhitungan biaya berdasarkan pesanan atau perhitungan biaya berdasarkan proses?
Jelaskan!
Akuntansi Sektor Publik Semester III
26
Akuntansi Biaya

2. Asumsikan bahwa Anda telah diminta untuk mengecat dinding di bagian dalam suatu
apartemen. Apa saja dasar alokasi yang Anda pertimbangkan? Apa alasan Anda memilih
salah satu dasar alokasi yang Anda gunakan? Nyatakan secara khusus bagaimana Anda akan
memperkirakan biaya untuk pesanan tersebut!

6. Rubrik Penilaian
Adapun rubrik penilaian yang digunakan adalah:

Huruf Mutu Skor Penilaian Kriteria


A >80 Istimewa
AB 76 – 80 Sangat baik
B 71 – 75 Baik
BC 66 – 70 Cukup baik
C 56 – 65 Cukup
D 46 – 55 Kurang
E < 46 Gagal

Akuntansi Sektor Publik Semester III


27
Akuntansi Biaya

ACARA : 09 & 10
POKOK BAHASAN : Activity Based Costing (ABC)
TEMPAT : Lab. Akuntansi
ALOKASI WAKTU : 2 x 2 Jam

1. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK)


Mahasiswa diharapkan mampu:
1.1 Menjelaskan tahapan kalkulasi activity based costing.
1.2 Melakukan perhitungan tarif biaya overhead berdasarkan aktivitas.
1.3 Melakukan perhitungan harga pokok produk berdasarkan pendekatan aktivitas.

2. Dasar Teori
Dalam sistem activity based costing (ABC) dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap pertama
adalah penelusuran biaya overhead pabrik ke aktivitas-aktivitas, bukan ke unit organisasi. Tahap
ini dilakukan setelah teridentifikasi pemicu-pemicu sumberdaya. Tahap kedua yaitu
membebankan biaya overhead pabrik ke harga pokok produk.
Dalam tahap satu, sumber daya dikumpulkan dan diidentifikasi biayanya kemudian
dikelompokkan dalam beberapa kelompok yang mempunyai karakteristik yang sama. Biaya
tersebut ditelusuri berdasarkan aktivitasnya dan diklasifikasikan berdasarkan jenis kegiatan atau
pekerjaan, misalnya: penanganan bahan, peningkatan kualitas produk. Dalam suatu perusahaan
dimungkinkan terdapat berates-ratus aktivitas yang berbeda. Untuk tujuan perhitungan tarif
biaya overhead pabrik, setiap aktivitas harus didefinisikan secara jelas, dengan cara penelusuran
langsung ke pemicu sumberdayanya. Agar tarif overhead tidak terlalu banyak, maka harus
dilakukan pengelompokan berdasarkan karakteristik yang sama. Hasil pengelompokan ini
disebut cost pool, dan tarif biaya overhead dinamakan tarif pool. Penentuan jumlah pool biaya
disesuaikan dengan kondisi dan kebijakan perusahaan (manajemen). Satu perusahaan dengan
perusahaan lainnya dapat berbeda, walaupun kegiatan usahanya sama. Berdasarkan uraian
tersebut, maka tahap satu dalam sistem ABC akan melalui prosedur berikut:
a. Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan.
b. Menentukan biaya atas kegiatan-kegiatan.
c. Mengelompokkan aktivitas-aktivitas yang memiliki karakteristik yang sejenis dalam
beberapa set yang relevan.
d. Menentukan cost pool dari hasil pengelompokan aktivitas.
e. Menghitung tarif biaya overhead untuk masing-masing pool.

Akuntansi Sektor Publik Semester III


28
Akuntansi Biaya

Prosedur tahap dua merupakan tahap pembebanan biaya overhead pabrik ke harga pokok
produk dengan formula tarif pool dikalikan dengan unit sumberdaya yang dikonsumsi oleh
produk yang dihasilkan.
Pada mulanya sistem ABC berkembang pada perusahaan manufaktur yang memiliki
teknologi tinggi, artinya biaya peralatan jauh lebih besar dibandingkan dengan biaya tenaga
kerja, karena mekanisme proses produksi dapat dinyatakan serba otomatis (terkomputerisasi)
atau menggunakan robot. Namun, dapat juga diimplementasikan dalam perusahaan jasa,
misalnya jasa telekomunikasi, rumah sakit, hotel, transportasi, atau perusahaan dagang dan
distribusi. Sistem ABC diterapkan untuk mengidentifikasi keuntungan produk gabungan,
mengembangkan tingkat efisiensi, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
Secara umum, prosedur implementasi sistem ABC dalam perusahaan dagang dan
perusahaan jasa sama dengan perusahaan manufaktur. Biaya dialokasikan atau dibebankan ke
harga pokok masing-masing barang dagang atau jasa atau kepada konsumen berdasarkan
pemicu aktivitas atau dasar alokasi biaya sesuai dengan prinsip hubungan kausalitas dengan
biaya yang ada dalam setiap pool biaya.

3. Alat dan Bahan BKPM


 Kalkulator
 Folio Bergaris
 Penggaris dan Alat Tulis
 BKPM
 Literatur yang Menunjang

4. Prosedur Kerja
 Mahasiswa bekerja secara perorangan
 Setiap mahasiswa wajib membuat rumusan hasil dan laporan praktikum

5. SOAL
1. Mengapa sistem ABC lebih tepat dan lebih berkeadilan dalam kalkulasi?
2. Pada kondisi perusahaan yang bagaimana, sistem ABC lebih tepat dan ekonomis untuk
diimplementasikan?
3. Bemart tahun 2016 mempunyai sebagian data barang dagangan sebagai berikut:
Uraian Minuman Makanan Siap Saji Makanan Dus
Penjualan 258.700.000 520.120.000 341.980.000

Akuntansi Sektor Publik Semester III


29
Akuntansi Biaya

Harga Pokok Penjualan 220.000.000 400.000.000 280.000.000


Biaya Retur Botol 3.400.000 0 0
Jumlah Order Pembelian 46.000 94.000 46.000
Jumlah Angkut Penjualan 400 3.190 760
Jumlah Jam Self Stocking 640 6.400 3.700
Unit yang Terjual 35.200 320.800 71.200

Informasi lain adalah sebagai berikut:


Total Biaya
No Aktivitas Uraian Aktivitas Dasar Pembebanan
(Rp)
1 Retur Botol Pengembalian botol Penelusuran langsung
3.400.000
yang sudah kosong ke setiap produk
2 Order Pemesanan 256.000 order
25.600.000
pembelian barang pembelian
3 Pengangkutan Angkutan pembelian 4.150 angkutan
35.200.000
dan penerimaan
4 Self Stocking Penyimpanan barang 2.728 jam
27.280.000
di toko
5 Pelayanan Konsumen Pelayanan kepada 407.000 item produk
konsumen, termasuk 40.720.000 yang terjual
pembungkus
Instruksi:
a. Dengan menggunakan cara konvensional, hitung laba operasi, termasuk dalam
persentase. Biaya operasional toko dibebankan atas dasar harga pokok penjualan.
b. Dengan menggunakan sistem ABC, hitung laba operasi, termasuk dalam persentase.
c. Beri komentar atas hasil jawaban no 1 dan 2.

6. Rubrik Penilaian
Adapun rubrik penilaian yang digunakan adalah:
Huruf Mutu Skor Penilaian Kriteria
A >80 Istimewa
AB 76 – 80 Sangat baik
B 71 – 75 Baik
BC 66 – 70 Cukup baik

Akuntansi Sektor Publik Semester III


30
Akuntansi Biaya

C 56 – 65 Cukup
D 46 – 55 Kurang
E < 46 Gagal

Akuntansi Sektor Publik Semester III


31
Akuntansi Biaya

ACARA : 11 & 12
POKOK BAHASAN : Perhitungan Biaya Berdasarkan Proses
TEMPAT : Lab. Akuntansi
ALOKASI WAKTU : 2 x 2 Jam

1. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK)


Mahasiswa diharapkan mampu :
1.1 Menyebutkan karakteristik kalkulasi harga pokok.
1.2 Menghitung harga pokok produk per satuan.
1.3 Membuat laporan harga pokok produksi.
1.4 Mencatat biaya produksi dalam jurnal.
1.5 Menghitung harga pokok produksi dengan metode average dan metode FIFO.
1.6 Membuat laporan biaya produksi dengan metode average dan metode FIFO

2. Dasar Teori
Kalkulasi harga pokok proses digunakan pada perusahaan pabrikasi yang berproduksi terus
menerus, misalnya industri plastic, minyak, gula, tekstil, suku cadang, semen, dan industri
komoditas lainnya. Perusahaan ini akan menjual produknya tidak atas dasar pesanan, namun
dilempar langsung ke pasar umum, sehingga harus melakukan sistem persediaan produk jadi.
Dalam kalkulasi harga pokok proses:
1. Biaya produksi dibagi menjadi: bahan baku, bahan pembantu (jika nilainya material),
tenaga kerja, dan biaya overhead.
2. Harga pokok produksi dihitung baik total maupun per satuannya untuk setiap departemen
produksi.
3. Biaya produksi dikumpulkan untuk periode tertentu (harian, mingguan, atau bulanan).
4. Untuk menghitung biaya per satuan pada periode tertentu dilakukan atas dasar unit
ekuivalen.
5. Laporan harga pokok produksi dibuat untuk setiap departemen produksi dan periode
tertentu.
6. Biaya produksi untuk periode tertentu dialokasikan ke unit produk yang ditransfer ke
departemen berikutnya dan unit yang masih dalam proses (barang dalam proses akhir).
7. Biaya overhead pabrik dapat dibebankan berdasarkan biaya sesungguhnya atas dasar tarif
ditentukan di muka.
Semua biaya produksi dibebankan berdasarkan biaya yang telah terjadi. Dalam perusahaan
manufaktur, proses produksi dapat terjadi melalui beberapa bagian (departemen). Produk yang

Akuntansi Sektor Publik Semester III


32
Akuntansi Biaya

dihasilkan dalam departemen pertama akan di proses lebih lanjut oleh departemen ke dua dan
selanjutnya sampai produk tersebut ditransfer ke gudang barang jadi dan siap untuk dijual. Oleh
karena ini, biaya yang melekat pada produk yang dihasilkan dalam departeme pertama
yang ditransfer ke departemen ke dua akan menjadi salah satu unsur harga pokok
produksi.
Setiap departemen akan mencerminkan biaya per satuan, total biaya yang ditransfer ke
departemen berikutnya dan biaya yang masih melekat pada satuan barang dalam proses.
Penyajian biaya dalam laporan ini bukan hanya bertujuan untuk penentuan harga pokok
persediaan sebagai tujuan utama, namun juga untuk tujuan suatu pengendalian biaya. Berikut ini
tiga macam alur produk dalam suatu proses produksi:
1. Alur Produk Tunggal
Proses produksi hanya melalui satu departemen produksi, di mana produk dihasilkan hanya
satu kali proses produksi, yaitu mengolah bahan baku dengan fasilitas tenaga kerja dan biaya
overhead pabrik dalam satu departemen produksi langsung menghasilkan suatu produk.
2. Alur Produk Berangkai
Proses produksi melalui beberapa departemen dalam satu rangkaian di mana produk dari
satu departemen pertama ditransfer ke departemen kedua, begitu pula produk dari
departemen kedua ditransfer ke departemen ketiga, dan seterusnya hingga menjadi barang
jadi.
3. Alur Produk Selektif
Produk dari satu departemen ditransfer ke beberapa departemen berikutnya yang berbeda
untuk diproses lebih lanjut, kemudian ditransfer kembali ke satu departemen berikutnya
hingga menjadi produk jadi yang siap dijual.
Dalam kalkulasi harga pokok proses, biaya produksi dikumpulkan dan dicatat untuk
setiap departemen dalam akun “barang dalam proses”, yang dapat dirinci untuk setiap jenis
biaya produksi sebagai akun pembantu. Pembahasan perhitungan biaya produksi dalam
process costing akan diklasifikasikan dalam tiga kelompok, yaitu:
1. Perhitungan biaya produksi tanpa ada persediaan awal/akhir barang dalam proses.
2. Perhitungan biaya produksi tanpa ada persediaan awal namun ada persediaan akhir barang
dalam proses.
3. Perhitungan biaya produksi ada persediaan awal dan akhir barang dalam proses.
Untuk menghitung biaya produksi per satuan terlebih dulu harus dihitung unit ekuivalen,
yaitu satuan produk yang telah menelan atau dibebani biaya produksi selama periode tertentu
baik produk selesai maupun produk yang masih dalam proses.

Akuntansi Sektor Publik Semester III


33
Akuntansi Biaya

Dalam kalkulasi harga pokok proses, biaya dikumpulkan dalam satu periode tertentu
(biasanya dalam satu bulan) yang disajikan dalam harga pokok produksi. Laporan ini dapat
digunakan sebagai sumber dokumen pencatatan biaya produksi dalam akun-akun yang
bersangkutan. Laporan harga pokok produksi menyajikan informasi tentang:
1. Data produksi, yaitu bahan yang diproses, produk yang dihasilkan, produk dalam proses,
dan produk yang hilang.
2. Biaya produksi yang dibebankan selama periode tertentu dengan merinci jenis biaya
produksi: bahan baku, tenaga kerja dan biaya overhead pabrik baik jumlahnya maupun biaya
per satuannya.
3. Biaya yang diperhitungkan baik untuk produk selesai maupun produk dalam proses akhir.
Kalkulasi harga pokok produksi sebagai akibat adanya persediaan barang dalam proses pada
awal periode. Adanya persediaan awal barang dalam proses mengakibatkan perlunya
penggunaan metode penentuan persediaan. Metode yang dapat digunakan adalah:
1. Metode Rata-Rata (Average)
Perhitungan harga pokok produksi di mana biaya yang melekat pada persediaan barang
dalam proses awal langsung ditambahkan kepada biaya yang terjadi pada periode di mana
proses produksi sedang berlangsung untuk setiap unsur biaya produksi. Dalam metode ini,
biaya yang melekat pada barang dalam proses ditentukan sebagai berikut:
a. Biaya yang melekat pada persediaan awal barang dalam proses ditambahkan pada biaya
yang terjadi pada periode berjalan.
b. Unit ekuivalen diperhitungkan dengan menggabungkan satuan barang dalam proses
awal dalam satuan yang ditambahkan pada proses produksi pada periode berjalan.
c. Biaya per satuan dihitung dengan menambahkan biaya dalam persediaan awal dan
biaya yang ditambahkan dibagi dengan satuan ekuivalen.
2. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (FIFO)
Biaya yang melekat pada barang dalam proses awal dilaporkan terpisah dari biaya
produksi yang terjadi pada periode berjalan, sehingga memungkinkan terjadinya harga
pokok per satuan yang berbeda. Barang yang pertama dihasilkan pada periode sekarang
adalah barang dalam proses awal periode.

3. Alat dan Bahan BKPM


 Kalkulator
 Folio Bergaris
 Penggaris dan Alat Tulis
 BKPM
Akuntansi Sektor Publik Semester III
34
Akuntansi Biaya

 Literatur yang Menunjang

4. Prosedur Kerja
 Mahasiswa bekerja secara perorangan
 Setiap mahasiswa wajib membuat rumusan hasil dan laporan praktikum

5. SOAL
1. Bandingkan antara kalkulasi harga pokok proses dengan kalkulasi harga pokok pesanan.
2. Apa yang dimaksud dengan unit ekuivalen?
3. Mengapa laporan harga pokok produksi dibuat untuk setiap departemen produksi?
4. Pada kenyataan di dunia usaha, metode mana antara metode average dan metode FIFO yang
banyak digunakan? Jelaskan alasannya!
5. Diketahui:
Departemen
Keterangan
A (Rp) B (Rp) C (Rp)
1. Persediaan awal barang dalam
proses:
- Dari departemen terdahulu - 1.080.000 5.760.000
- Biaya bahan baku 800.000 - -
- Biaya tenaga kerja 496.000 364.000 360.000
- Biaya overhead pabrik 480.000 320.000 220.000
2. Biaya yang ditambahkan selama
Januari 2006:
- Biaya bahan baku 7.936.000 - 13.256.000
- Biaya tenaga kerja 9.672.000 13.620.000 7.772.000
- Biaya overhead pabrik 9.032.000 12.007.200 50.400.000
- Dari departemen terdahulu - 26.144.000 -
3. Data produksi dalam proses awal: Unit Unit Unit
- Semua bahan ½ konversi 16.000 - -
- 1/3 konversi - 12.000 -
- ¼ konversi - - 16.000
Ditransfer ke departemen berikutnya 152.000 144.000 -
Ditransfer ke gudang - - 144.000
Unit jadi ditahan 4.000 - -

Akuntansi Sektor Publik Semester III


35
Akuntansi Biaya

Dalam proses akhir:


- Semua bahan 2/3 konversi 12.000 - -
- ½ konversi - 16.000 -
- 1/3 konversi - - 12.000
Hilang dalam proses 8.000 4.000 4.000

Instruksi:
a. Hitung harga pokok proses dan buat laporan biaya produksi berdasarkan metode
average!
b. Hitung harga pokok proses dan buat laporan biaya produksi berdasarkan metode FIFO!
6. Berikut ini data produk dan biaya produksi PT Angkasa Raya selama Januari 2006:
Departemen
Keterangan
A B C
Bahan yang diproses 100.000 kg - kg - kg
Bahan yang ditambahkan - kg - kg 10.000 kg
Produk selesai ditransfer 80.000 kg 6.000 kg 60.000 kg
Produk selesai 4.000 kg - kg - kg
Produk dalam proses
- 100% bahan, 75% konversi 8.000 kg - kg - kg
- 75% konversi - kg 6.000 kg - kg
- 100% bahan, 50% konversi - kg - kg 2.000 kg
Produk hilang awal proses 8.000 kg 8.000 kg - kg
Produk hilang akhir proses - kg - kg 3.000 kg

Berdasarkan catatan akuntansi biaya yang telah dikeluarkan adalah sebagai berikut:
Departemen Bahan Baku Tenaga Kerja Overhead Pabrik
A Rp 184.000,- Rp 270.000,- Rp 180.000,-
B - Rp 153.180,- Rp 103.500,-
C Rp 4.900,- Rp 102.000,- Rp 136.000,-

Instruksi: Hitunglah biaya produksi untuk masing-masing departemen!

6. Rubrik Penilaian
Adapun rubrik penilaian yang digunakan adalah:

Akuntansi Sektor Publik Semester III


36
Akuntansi Biaya

Huruf Mutu Skor Penilaian Kriteria


A >80 Istimewa
AB 76 – 80 Sangat baik
B 71 – 75 Baik
BC 66 – 70 Cukup baik
C 56 – 65 Cukup
D 46 – 55 Kurang
E < 46 Gagal

Akuntansi Sektor Publik Semester III


37
Akuntansi Biaya

ACARA 13
POKOK BAHASAN : Sistem Biaya Just In Time
TEMPAT : Lab. Akuntansi
ALOKASI WAKTU : 1 x 2 Jam

1. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK)


Mahasiswa diharapkan mampu:
1.1 Menjelaskan perbedaan sistem biaya just in time dengan sistem biaya lainnya.
1.2 Menghitung biaya produksi berdasarkan sistem biaya just in time.
1.3 Melakukan pencatatan biaya produksi berdasarkan sistem biaya just in time.

2. Dasar Teori
Just in time (JIT) menggambarkan suatu sistem produksi dan manajemen persediaan yang
menghendaki suatu proses produksi berjalan dan pembelian bahan baku dilakukan hanya untuk
memenuhi kebutuhan konsumen. Proses produksi dan manajemen persediaan dilakukan secara
cepat dan tepat pada waktunya, sehingga tidak ada bahan baku dan barang jadi menumpuk di
gudang.
Dalam konsep JIT, pengelolaan persediaan mengarah pada tingkat biaya yang paling rendah,
bahkan tingkat efisiensinya mendekati 100%. Ini disebabkan karena tujuan konsep JIT dalam
proses produksi adalah mengeliminir tingkat persediaan pada setiap tahapan proses produksi
sejak bahan baku sampai dengan barang jadi tidak ada penumpukan di dalam gudang. Konsep
JIT menekankan pada pembelian bahan baku yang sesuai dengan kebutuhan proses produksi,
tidak kurang dan tidak lebih pada saat bahan-bahan diperlukan untuk membuat produk yang
dipesan konsumen baik melalui pesanan maupun kebutuhan pasar, sehingga tidak ada
persediaan bahan baku di gudang kecuali untuk diproses habis.
Dalam proses produksi, konsep JIT menekankan pada suatu proses produksi untuk
menghasilkan produk yang segera untuk diproduksi selanjutnya tanpa memerlukan waktu yang
lama, sehingga dari suatu tahapan proses produksi tidak terdapat persediaan barang dalam
proses. Begitu pula terhadap produk yang dihasilkan, konsep JIT menekankan agar barang
jadi tersebut segera dikirim/diserahkan kepada konsumen, tanpa ditumpuk dalam gudang
sehingga hamper tidak ada persediaan barang jadi.
Total quality management (TQM) merupakan suatu konsep manajemen modern yang
berusaha untuk memberikan respon secara cepat setiap perubahan yang ada, baik yang didorong
oleh kekuatan eksternal maupun internal organisasi. Tidak seperti halnya manajemen tradisional
yang berfokus pada memaksimalkan laba atau memaksimalkan kemakmuran para pemilik,

Akuntansi Sektor Publik Semester III


38
Akuntansi Biaya

TQM lebih berfokus pada tujuan perusahaan untuk melayani kebutuhan pelanggan dengan
memasok barang atau jasa yang memiliki kualitas setinggi mungkin. Implementasi TQM
mengakibatkan pengurangan terhadap apa yang disebut dengan biaya kualitas, yaitu biaya-
biaya yang berkaitan dengan pencegahan, pengidentifikasian, perbaikan dan pembetulan produk
yang berkualitas rendah. Biaya kualitas ini diakibatkan adanya bahan yang rendah kualitasnya,
kegagalan proses produksi atau kegagalan proses pengiriman produk kepada pelanggan. Berikut
ini merupakan rangkuman perbandingan filosofi TQM dan JIT menurut Propparsd J & Rowland
P, 1995):
No Unsur Just In Time Total Quality Management
1 Fokus Pengurangan persediaan dan Kualitas dan sikap terhadap
peningkatan throughput pelanggan
2 Skala perbaikan Terus menerus dan incremental Terus menerus dan incremental
3 Organisasi Sel dan kerja tim Sasaran yang sama di antara
fungsi-fungsi
4 Fokus pada pelanggan Pencetus tindakan produksi Kepuasan internal dan eksternal
pulls (hanya berproduksi jika (pelanggan)
ada pesanan dari pelanggan)
5 Fokus pada proses Aliran kerja/efisiensi Penyederhanaan, perbaikan,
throughput pengukuran untuk pengendalian
6 Teknik Validitas, kanban, batch kecil, Peta proses, benchmarking,
dan setup yang cepat. penilaian diri, dan standard
process control dan diagram

Supply chain merupakan arus barang, jasa dan informasi dari awal sampai akhir aktivitas
dalam organisasi yang sama atau dalam organisasi lain. Banyak keuntungan untuk perusahaan
dari pengkoordinasian aktivitas-aktivitas dan saling pertukaran informasi antar supplier,
manufaktur, distributor dan konsumen. Supply chain merupakan salah satu cara bagi
perusahaan manufaktur untuk mulai mengelola persediaan secara lebih baik, tentu saja
memulainya untuk memproduksi barang yang berkualitas tinggi, pada tingkat biaya yang dapat
bersaing. Setiap aktivitas yang ada dalam supply chain akan menimbulkan biaya, baik harga
barang, biaya yang berhubungan dengan pemesanan, biaya carrying, maupun biaya kualitas.
Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis biaya secara seksama dalam arus barang, jasa dan
informasi. Dalam perusahaan manufaktur, dapat dilakukan dengan menggunakan sistem
manajemen persediaan dan perencanaan permintaan bahan.

Akuntansi Sektor Publik Semester III


39
Akuntansi Biaya

3. Alat dan Bahan BKPM


 Kalkulator
 Folio Bergaris
 Penggaris dan Alat Tulis
 BKPM
 Literatur yang Menunjang
4. Prosedur Kerja
 Mahasiswa bekerja secara perorangan
 Setiap mahasiswa wajib membuat rumusan hasil dan laporan praktikum

5. SOAL
1. Jelaskan bahwa konsep JIT dapat mereduksi biaya yang terkait dengan persediaan!
2. Uraikan pengaruh konsep JIT terhadap kalkulasi harga pokok dan pencatatan transaksinya!
3. Jelaskan hubungan ssistem JIT dengan TQM!
4. Uraikan model analisis supply chain!
5. Uraikan mengapa sistem JIT dalam perusahaan manufaktur dapat mereduksi biaya produksi!

6. Rubrik Penilaian
Adapun rubrik penilaian yang digunakan adalah:
Huruf Mutu Skor Penilaian Kriteria
A >80 Istimewa
AB 76 – 80 Sangat baik
B 71 – 75 Baik
BC 66 – 70 Cukup baik
C 56 – 65 Cukup
D 46 – 55 Kurang
E < 46 Gagal

Akuntansi Sektor Publik Semester III


40
Akuntansi Biaya

ACARA 14
POKOK BAHASAN : Produk Sampingan dan Produk Bersama
TEMPAT : Lab. Akuntansi
ALOKASI WAKTU : 1 x 2 Jam

1. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK)


Mahasiswa diharapkan mampu:
1.1 Membedakan produk utama dan produk sampingan.
1.2 Membedakan produk bersama dan produk sekutu.
1.3 Menentukan harga pokok per jenis produk bersama.
1.4 Mencatat transaksi yang berhubungan dengan produk sampingan.

2. Dasar Teori
Produk yang memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan dan menjadi tujuan utama
perusahaan merupakan produk utama, sedangkan produk yang tidak terelakkan untuk
dihasilkan dan tidak menjadi tujuan utama perusahaan dapat dikategorikan menjadi dua macam:
1. Produk yang tidak mempunyai nilai ekonomis, sehingga tidak dapat dijual. Produk ini
dikenal dengan istilah limbah industri.
2. Produk yang mempunyai nilai ekonomis berapapun besarnya: apakah akan menjadi bahan
baku produk lain, atau dijual langsung ke pasaran. Produk ini dapat dikategorikan sebagai
produk sampingan.
Terkadang suatu proses produksi menghasilkan lebih dari satu jenis produk utama. Apabila
beberapa jenis produk dihasilkan dari satu kali proses produksi dengan biaya produksi yang
sama, maka produk utama ini disebut produk bersama. Sedangkan jika hanya menggunakan
fasilitas yang sama, namun dengan bahan baku yang berbeda untuk menghasilkan berbagai jenis
produk utama, maka produk ini disebut dengan produk sekutu.
Produk sampingan adalah produk yang tidak terelakkan untuk dihasilkan, namun bukan
merupakan tujuan utama perusahaan, misalnya serbuk kayu dalam industri penggergajian kayu,
dedak dalam penggilingan padi, ampas dalam industri gula pasir, dan bungkil dalam industri
minyak goreng dari kacang tanah. Karakteristik produk sampingan antara lain:
a. Nilai jualnya relatif lebih rendah dari produk lain yang dihasilkan bersamanya sebagai
produk utama apabila dapat dijual.
b. Produk sampingan merupakan produk yang bukan tujuan utama usaha perusahaan.
c. Jika tidak laku dijual, produk sampingan dikategorikan sebagai limbah industri.

Akuntansi Sektor Publik Semester III


41
Akuntansi Biaya

Produk bersama adalah beberapa jenis produk yang dihasilkan dari bahan baku, tenaga
kerja, dan biaya overhead yang sama dengan satu kali proses produksi, misalnya pabrik gula
pasir yang menghasilkan beberapa jenis gula dari segi kualitas/kadar gula maupun bentuknya.
Karakteristik produk bersama antara lain:
a. Dihasilkan dari biaya produk yang sama.
b. Dihasilkan dalam satu kali proses produksi.
c. Pada umumnya merupakan produk yang menjadi tujuan utama usaha perusahaan.
d. Produk-produk tersebut mempunyai nilai ekonomi yang relatif seimbang sesuai dengan
kualitasnya.
e. Tidak dapat dinyatakan sebagai limbah industri apabila produk tersebut tidak laku dijual.
Produk gabungan adalah beberapa jenis produk yang dihasilkan dengan fasilitas yang
sama, namun bahan baku yang berbeda secara serentak atau dalam periode tertentu, misalnya
industri furniture dengan menghasilkan meja, almari, tempat tidur, dan lainnya; percetakan dan
penerbitan menghasilkan berbagai barang cetakan dari bahan yang berbeda, dan buku-buku dari
terbitan yang berbeda. Karakteristik produk gabungan antara lain:
a. Nilainya relatif sama.
b. Merupakan produk utama sebagai tujuan usaha perusahaan.
c. Dihasilkan dari bahan baku yang berbeda, namun dengan fasilitas yang sama.
Biaya bersama atau dikenal dengan biaya produksi bersama adalah biaya produksi yang
terdiri dari bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang sama dalam satu
kali proses produksi menghasilkan berbagai jenis produk utama. Permasalahan yang timbul
dalam akuntansi biaya untuk biaya bersama adalah “menentukan harga pokok produksi”
untuk masing-masing jenis produk yang telah teridentifikasi pada saat titik pisah dalam suatu
proses produksi. Penentuan harga pokok produksi untuk masing-masing jenis produk yang
dihasilkan dalam satu kali proses produksi dapat dilakukan dengan cara alokasi dengan
menggunakan salah satu dari metode-metode berikut:
1. Metode nilai jual masing-masing jenis produk.
2. Metode rata-rata biaya per satuan.
3. Metode rata-rata tertimbang.
Metode satuan fisik.

3. Alat dan Bahan BKPM


 Kalkulator
 Folio Bergaris
 Penggaris dan Alat Tulis

Akuntansi Sektor Publik Semester III


42
Akuntansi Biaya

 BKPM
 Literatur yang menunjang

4. Prosedur Kerja
 Mahasiswa bekerja secara perorangan
 Setiap mahasiswa wajib membuat rumusan hasil dan laporan praktikum

5. SOAL
1. Jelaskan perbedaan akuntansi produk sampingan dan produk bersama!
2. Metode alokasi biaya bersama yang mana yang dianggap paling tepat menurut Anda?
Jelaskan!
3. Adakah perbedaan antara produk sampingan dan produk utama? Jelaskan!
Adakah dalam proses produksi bersama akan terjadi juga produk sampingan? Jelaskan!

6. Rubrik Penilaian
Adapun rubrik penilaian yang digunakan adalah:
Huruf Mutu Skor Penilaian Kriteria
A >80 Istimewa
AB 76 – 80 Sangat baik
B 71 – 75 Baik
BC 66 – 70 Cukup baik
C 56 – 65 Cukup
D 46 – 55 Kurang
E < 46 Gagal

Akuntansi Sektor Publik Semester III

Anda mungkin juga menyukai