Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

MANAJEMEN KEUANGAN

(BAB 13 TEKNIK-TEKNIK PENGANGGARAN MODAL)

OLEH :

RIZKI PUJA KHUMERAH

B1C1 14 048

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2015
A. EVALUASI DAN PEMILIHAN PROYEK : BERBAGAI METODE
ALTERNATIF

Modal (Capital) menunjukkan aktiva tetap yang digunakan untuk produksi. Anggaran
(budget) adalah sebuah rencana rinci yang memproyeksikan aliran kas masuk dan aliran kas
keluar selama beberapa periode pada saat yg akan datang. Capital budget adalah garis besar
rencana pengeluaran aktiva tetap. Penganggaran modal (capital budgeting) adalah proses
menyeluruh menganalisa proyek-proyek dan menentuan mana saja yang dimasukkan ke
dalam anggaran modal.
Dalam pemilihan usulan investasi, manajemen memerlukan informasi akuntansi sebagai
salah satu dasar penting untuk menentukan pilihan investasi. Informasi akuntansi dimasukkan
dalam suatu model pengambilan keputusan yang berupa kriteria penilaian investasi untuk
memungkinkan manajemen memilih investasi terbaik di antara alternatif investasi yang
tersedia.

Ada beberapa metode untuk menilai perlu tidaknya suatu investasi atau untuk memilih
berbagai macam alternatif investasi atau bisa disebut metode untuk menentukan capital
budgeting (penganggaran modal).

1. Periode pembayaran kembali (Payback method)


2. Tingkat pengembalian internal (Internal Rate of Return)
3. Metode nilai sekarang bersih(Net present value)
4. Profitabilitas Indeks (Index Profitability)

1. Payback Method (Periode Pembayaran Kembali)


Dalam metode ini faktor yang menentukan penerimaan atau penolakan suatu usulan
investasi adalah jangka waktu yang diperlukan untuk menutup kembali investasi. Oleh karena
itu, dengan metode ini setiap usulan investasi dinilai berdasarkan apakah dalam jangka waktu
tertentu yang diinginkan oleh manajemen , jumlah kas masuk atau penghematan tunai yang
diperoleh dari investasi dapat menutup investasi yang direncanakan.

Contoh:
Proyek - investasi Rp 120.000
Proceeds - aliran kas
1. 60.000 120.000 - 60.000 = 60.000 --> 1 tahun
2. 50.000 60.000 - 50.000 = 10.000 --> 1 tahun
3. 40.000 10.000/40.000 x 1 tahun = 3 bulan
4. 30.000 2 tahun 3 bulan
5. 20.000
6. 10.000

2. Internal Rate of Return (Tingkat Pengembalian Internal)

Pada dasarnya metode ini sama dengan metode present value, perbedaanya adalah dalam
present value tarif kembalian sudah ditentukan lebih dahulu, sedangkan dalam discounted
cash flow justru tarif kembalian yang dihitung sebagi dasar untuk menerima atau menolak
suatu usulan investasi. Penentuan tarif kembalian dilakukan dengan metode trial and error,
dengan cara sebagai berikut :

Mencari nilai tunai aliran kas masuk bersih pada tarif kembalian yang dipilih secara
sembarang di atas atau dibawah tarif kembalian investasi yang diharapkan.
Mengiterpolasikan kedua tarif kembalian tersebut untuk mendapatkan tarif kembalian
sesungguhnya.

Contoh:
Suatu tawaran investasi sebesar Rp. 45.000.000,- Proceeds tahunan selama 3 tahun sebesar Rp.
22.500.000,- Berapa IRR dan apa pendapat anda jika cost of capital 10 % ?
Keterangan DF 20 % DF 23 % DF 24 %
PV PROCEEDS 2,106xRp.22.500.000 2,011xRp.22.500.000 1,981xRp.22.500.000
=Rp.47.385.000,- =Rp.45.247.500,- =Rp. 44.572.500,-
PV INVESTASI Rp.45.000.000.- Rp.45.000.000,- Rp. 45.000.000,-
NPV Rp. 2.385.000,- Rp. 247.500,- Rp. 427.500,-

IRR = 23 % + (247.500,- 675.500,- x 1 %) = 23,37 %


IRR = 24 % + (-427.500,- 675.500,- x 1 %) =23,37 %
Karena IRR=23,37% adalah lebih besar dari Cost of Capital=10%, maka tawaran investasi dapat
diterima.
3. Net Present Value (Metode Nilai Sekarang Bersih)
Teknik net present value (NPV) merupakan teknik yang didasarkan pada arus kas yang
didiskontokan. Ini merupakan ukuran dari laba dalam bentuk rupiah yang diperoleh dari suatu
investasi dalam bentuk nilai sekarang. NPV dari suatu proyek ditentukan dengan menhitung nilai
sekarang dari arus kas yang diperoleh dari operasi dengan menggunakan tingkat keuntungan yang
dikehendaki dan kemudian menguranginya dengan pengeluaran kas neto awal.
Jikalau NPV dari suatu proyek positif, hal ini berarti bahwa proyek tersebut diharapkan akan
menaikkan nilai perusahaan sebesar jumlah positif dari NPV yang dihitung dari investasi tersebut
dan juga bahwa investasi tersebut diharpkan akan menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih
tinggi daripada tingkat keuntungan yang dikehendaki.
Contoh:
Suatu tawaran investasi sebesar Rp. 20.000.000,- diharapkan selama 3 tahun mendatangkan
proceeds Rp. 10.000.000,- per-tahun. Berapa proceeds nya?
a. Jika tidak memperhatikan time value of money :

Tahun Investasi Proceeds


0 20.000.000,- -
1 10.000.000,-
2 10.000.000,-
3 10.000.000,-
Jumlah 30.000.000,-

b. Jika memperhatikan time value of money (DF=10%)

Tahun Investasi DF 10% Proceeds dengan DF 10%


0 20.000.000 1 -
1 0,909 10.000.000,- x0,909= 9.090.000,-
2 0,826 10.000.000,- x0,826= 8.260.000,-
3 0,751 10.000.000,- x0,751= 7.510.000,-
JUMLAH 24.860.000,-

Jika tidak memperhatiakn time fulue of money maka proceeds yang diperoleh selama 3 tahun
adalah Rp. 30.000.000,-
Jika memperhatikan time falue of money maka proceeds yang diperoleh selama 3 tahun
adalah Rp. 24.860.000,-

4. Profitabilitas Indeks
Nilai tunai semua kas masuk yang diterima sesudah investasi awal dibagi dengan investasi
awal.Bila ada beberapa alternatif proyek, manajemen sebaiknya memilih proyek yang
memiliki PI lebih besar dari satu dan yang paling tinggi.
Kriteria:
-Diterima: PI > 1, ditolak < 1 (mutually exclusive)
- Ditolak : PI > 1 dan dana mencukupi (independent)

B. BERBAGAI POTENSI MASALAH


1. Masalah Pemeringkatan
Ketika satu atau lebih proposal investasi saling lepas, sehingga hanya dapat dipilih salah
satu, membuat peringkat proposal berdasarkan metode IRR, NPV, dan PI dapat memberikan
hasil yang berlawanan. Jika proek tersebut diperingkat dengan cara yang berbeda dengan
menggunakan berbagai metode ini, masalah dalam pemeringkatan dapat terjadi karena adanya
satu atau lebih gabungan dari tiga perbedaan berikut :
a. Skala investasi : Biaya proyek dapat berbeda satu sama lain.
b. Pola arus kas : Waktu untuk arus kasnya berbeda. Contohnya arus kas suatu proyek
akan meningkat dengan berjalannya waktu, sementara proyek lainnya akan turun.
c. Umur proyek : Berbagai proyek memiliki masa hidup yang tidak sama

Merupakan hal yang pentig untuk diingat bahwa satu atau lebih dari berbagai perbedaan
dalam proyek diatas membentuk kondisi masalah dalam pemeringkatan yang penting,
walaupun tidak selalu demikian. Jadi, merupakan hal yang mungkin terjadi bahwa berbagai
proyek yang saling lepas dapat berbeda dalam semua dimensi (skala, pola, dan umur) tetapi
tidak memperlihatakan dalam masalah apapun untuk pemeringkatan dengan metode IRR,
NPV, dan PI.

a. Perbedaan Skala
Masalah akan muncul jika arus kas keluar awal berbeda dalam berbagai proyek yang
saling lepas.Sebagai contoh Pimpinan perusahaan akan mengganti mesin lama dengan mesin
baru karena mesin lama tidak ekonomis lagi, baik secara teknis maupun ekonomis.
Untukmenggantimesin lama dibutuhkan dana investasi sebesar Rp 75.000.000,. Mesin
barumempunyai umur ekonomis selama 5 tahun dengan salvage value berdasarkan
pengalaman pada akhir tahun kelima sebesar Rp. 15.000.000,. Berdasarkan pengalaman
pengusaha, cash in flows setiap tahun diperkirakan sebesar Rp 20.000.000, dengan biaya
modal 18% per tahun. Apakah penggantian mesin ini layak untuk dilakukan apabila dilihat
dari PV dan NPV?

Penyelesaian :

DF 18%
P = P + A (P/A,i,n) + F (P/F, i, n)
P = -75.000.000 + 20.000.000 (P/A, 18%, 5) + 15.000.000 (P/F, 18%, 5)
P = -75.000.000 +62.544.000 + 6.556.500
P = -5.899.500

DF 14%
P = 20.000.000 + 20.000.000 + 20.000.000 + .. + 20.000.000 + 15.000.000
(1 +0,14) (1 + 0,14)2 (1 + 0,14)3 (1 + 0,14)5 (1 + 0,14)5
P = 1.754.3859 + 15.389.350 + 13.499.430 + 11.841.605 + 10.387.373 + 7.790.529
P = 76.452.146 75.000.000 = 1. 452.146

DF 24%
P = 20.000.000 + 20.000.000 + 20.000.000 + .. + 20.000.000 + 15.000.000
(1 +0,24) (1 + 0,24)2 (1 + 0,24)3 (1 + 0,24)5 (1 + 0,24)5
P = 16.129.032 + 13.007.284 + 10.489.745 + 8.459.471 + 6.822.154 + 5.116.616
P = 60.024.302 75.000.000
P = 14.975.698

b. Perbedaan dalam Pola Arus Kas

Sebagai gambaran sifat dari masalah yang ditimbulkan oleh perbedaan dalam pola arus
kas, asumsikan bahwa perusahaan menghadapi dua proposal investasi yang saling lepas
dengan pola arus kas sebagai berikut :
Arus Kas Bersih
Akhir Tahun Proyek D Proyek I
0 -1.200 -1.200
1 1.000 100
2 500 600
3 100 1.080

Perhatikan bahwa kedua proyek tersebut (proyek D dan proyek I), mensyaratkan arus kas
keluar awal yang sama dan memiliki masa manfaat yang sama. Akan tetapi pola arus kas
kedua proyek tersebut berbeda. Arus kas proyek D menurun dengan berjalannya waktu,
sementara proyek I arus kasnya akan meningkat.

c. Perbedaan dalam Umur Proyek

Masa manfaat (umur) proyek yang berbeda dapat mengarah pada masalah dalam
pemeringkatan proyek untuk berbagai proyek yang lepas. Apabila terjadi proyek yang masa
hidupnya lebih pendek, maka perusahaanaka mengganti investasi dengan proyek yang sama
(hampir sama) atau menginvestasikan kembali dananya dalam beberapa proyek lainnya.

2. Lebih dari Satu Tingkat Pengembalian Internal

Aliran arus kas nonkonvensional tertentu mungkin memiliki lebih dari satu IRR. Untuk
mengilustrasikan masalah tersebut, asumsikan bahwa saat ini Anda sedang
mempertimbangkan proposal pompa minyak baru yang lebih efektif, yang akan mengeluarkan
sejumlah minyak dalam jumlah tetap dari tanah secara lebih cepat daripada pompa yang ada
sekarang. Investasi ini akan membutuhkan arus kas keluar awal sebesar $1.600 untuk pompa
baru tersebut. Pompa yang lebih lama dan lamban akan menghasilkan arus kas sebesar
$10.000 tiap tahun untuk dua tahun mendatang. Akan tetapi, pompa baru ini akan
menghasilkan arus kas sebesar $20.000 dalam satu tahun, dan setelahnya persediaan minyak
kita akan habis. Nilai sisa untuk kedua pompa tersebut dapat diabaikan. Perhitungan yang
dibutuhkan untuk menetukan arus kas bersih tambahan yang tepat karena adanya pergantian
pompa adala sebagai berikut.
Akhit Tahun
1 2 3
(a) arus kas pompa baru $-1.600 $20.000 0
(a) arus kas pompa lama 0 $10.000 $10.000
Arus kas bersih karena pergantian
$-1.600 $10.000 $10.000
pompa baris (a) - baris (b)

Jadi dengan dasar penambahan, arus kas bersih hasil dari peningkatan efesiensi pompa
baru adalah -$1.600+$10.000-$10.000. jikq menghitung IRR untuk aliran arus kas, akan
tampak bahwa tidak terdiri atas satu IRR, ttapi dua yaitu 25% dan 400%.

3. Penjatahan Atau Pembatasan Modal

Kesulitan terakhir yang berhubungan dengan implementasi berbagai metode alternative


evaluasi dan pemilihan proyek berkaitan dengan penjatahan atau pembatasan modal (capital
rationing). Penjatahan modal terjadi tiap kali suatau plafon anggaran, atau batasan, atas
jumlah dana yang dapat diinvestasikan selama satu periode tertentu, contohnya setahun.
Batasan semacam ini sering ditemui dalam beberapa perusahaan, terutama yang memiliki
banyak kebijakan pendanaan internal untuk semua pengeluaran modalnya.

Contoh lainnya dari penjatahan modal terjadi ketika suatu divisi perusahaan yang besar
diizinkan melakukan pengeluaran modal hanya sebesar plafon anggaran tertentu, dimana
batasan ini sendiri tidak dapat dikendalikan oleh divisi tersebut. Dengan batasan dalam
penjatahan modal, perusahaan mencoba untuk memilih gabungan berbagai proposal investasi
yang akan memberikan kenaikan nilai terbesar bagi perusahaan selama tidak melebihi batasan
plafon anggarannya.

4. Estimasi Titik Tunggal

Analisis penganggaran modal tradisional, memberi penekanan pada serangkaian estimasi


titik tunggal untuk berbagai input seperti perubahan tahunan dalam pendapatan operasional
bersih, biaya instalasi, nilai sisa akhir dan lain-lain. Mengetahui sensitivitas nilai suatu proyek
terhadap variable input penganggaran modal informasi yang lebih baik serta dapat
memutuskan mengenai estimasi membutuhkan perbaikan atau peninjauan, estimasi yang tidak
berguna untuk diteliti lebih jauh sebelum memutuskan untuk menerima atau menolak proyek
tersebut. Selain itu, bagi proyek-proyek yang telah diterima, analisis sensitivitas dapat
membantu mengidentifikasi variable-variabel mana yang perlu diawasi.

C. PENGAWASAN PROYEK : TINJAUAN KEMAJUAN DAN AUDIT PASCA


PENYELESAIAN

Audit pascapenyelesaian yaitu perbandingan formal biaya dan manfaat sesungguhnya dari
suatu dari suatu proyek dengan estimasi awalnya. Elemen utama dalam audit adalah umpan
balik, dengan kata lain hasil dari audit yang diberikan kepada karyawan yang relevan agar
pengembalian keputusan di masa mendatang dapat diperbaiki.
Proses penganggaran modal tidak harus dengan keputusan untuk menerima suatu proyek.
Pengawasan terus-menerus atas proyek tersebut adalah langkah penting berikutnya untuk
membantu memastikan keberhasilan proyek tersebut. Oleh karena itu perusahaan seharusnya
melakukan tinjauan kemajuan yang diikuti dengan audit pascapenyeesaian untuk semua
proyek besar terutama proyek-proyek yang penting, berapa pun ukurannya, dan mengambil
sampel untuk sejumlah proyek yang lebih kecil.
Pengawasan suatu proyek juga dapat memberikan pengaruh psikologi yang penting bagi
manajer. Contohnya jika para manajer tahu sebelumnya bahwa keputusan investasi modal
mereka akan diawasi, mereka akan cenderung membuat peramalan yang realistis dan
berusaha agar estimasi awalnya terpenuhi.

Anda mungkin juga menyukai