MANAJEMEN KEUANGAN
(BAB 14 RISIKO PEMILIHAN MANAJERIAL PENGANGGARAN MODAL )
OLEH :
RIZKI PUJA KHUMERAH
B1C1 14 048
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015
A. EVALUASI DAN PEMILIHAN PROYEK : BERBAGAI METODE
ALTERNATIF
Modal (Capital) menunjukkan aktiva tetap yang digunakan untuk produksi. Anggaran
(budget) adalah sebuah rencana rinci yang memproyeksikan aliran kas masuk dan aliran kas
keluar selama beberapa periode pada saat yg akan datang. Capital budget adalah garis besar
rencana pengeluaran aktiva tetap. Penganggaran modal (capital budgeting) adalah proses
menyeluruh menganalisa proyek-proyek dan menentuan mana saja yang dimasukkan ke
dalam anggaran modal.
Dalam pemilihan usulan investasi, manajemen memerlukan informasi akuntansi sebagai
salah satu dasar penting untuk menentukan pilihan investasi. Informasi akuntansi dimasukkan
dalam suatu model pengambilan keputusan yang berupa kriteria penilaian investasi untuk
memungkinkan manajemen memilih investasi terbaik di antara alternatif investasi yang
tersedia.
Ada beberapa metode untuk menilai perlu tidaknya suatu investasi atau untuk memilih
berbagai macam alternatif investasi atau bisa disebut metode untuk menentukan capital
budgeting (penganggaran modal).
Pada dasarnya metode ini sama dengan metode present value, perbedaanya adalah dalam
present value tarif kembalian sudah ditentukan lebih dahulu, sedangkan dalam discounted
cash flow justru tarif kembalian yang dihitung sebagi dasar untuk menerima atau menolak
suatu usulan investasi. Penentuan tarif kembalian dilakukan dengan metode trial and error,
dengan cara sebagai berikut :
Mencari nilai tunai aliran kas masuk bersih pada tarif kembalian yang dipilih secara
sembarang di atas atau dibawah tarif kembalian investasi yang diharapkan.
Mengiterpolasikan kedua tarif kembalian tersebut untuk mendapatkan tarif kembalian
sesungguhnya.
Contoh:
Suatu tawaran investasi sebesar Rp. 45.000.000,- Proceeds tahunan selama 3 tahun sebesar Rp.
22.500.000,- Berapa IRR dan apa pendapat anda jika cost of capital 10 % ?
Keterangan DF 20 % DF 23 % DF 24 %
PV PROCEEDS 2,106xRp.22.500.000 2,011xRp.22.500.000 1,981xRp.22.500.000
=Rp.47.385.000,- =Rp.45.247.500,- =Rp. 44.572.500,-
PV INVESTASI Rp.45.000.000.- Rp.45.000.000,- Rp. 45.000.000,-
NPV Rp. 2.385.000,- Rp. 247.500,- Rp. 427.500,-
Jika tidak memperhatiakn time fulue of money maka proceeds yang diperoleh selama 3 tahun
adalah Rp. 30.000.000,-
Jika memperhatikan time falue of money maka proceeds yang diperoleh selama 3 tahun
adalah Rp. 24.860.000,-
4. Profitabilitas Indeks
Nilai tunai semua kas masuk yang diterima sesudah investasi awal dibagi dengan investasi
awal.Bila ada beberapa alternatif proyek, manajemen sebaiknya memilih proyek yang
memiliki PI lebih besar dari satu dan yang paling tinggi.
Kriteria:
-Diterima: PI > 1, ditolak < 1 (mutually exclusive)
- Ditolak : PI > 1 dan dana mencukupi (independent)
Merupakan hal yang pentig untuk diingat bahwa satu atau lebih dari berbagai perbedaan
dalam proyek diatas membentuk kondisi masalah dalam pemeringkatan yang penting,
walaupun tidak selalu demikian. Jadi, merupakan hal yang mungkin terjadi bahwa berbagai
proyek yang saling lepas dapat berbeda dalam semua dimensi (skala, pola, dan umur) tetapi
tidak memperlihatakan dalam masalah apapun untuk pemeringkatan dengan metode IRR,
NPV, dan PI.
a. Perbedaan Skala
Masalah akan muncul jika arus kas keluar awal berbeda dalam berbagai proyek yang
saling lepas.Sebagai contoh Pimpinan perusahaan akan mengganti mesin lama dengan mesin
baru karena mesin lama tidak ekonomis lagi, baik secara teknis maupun ekonomis.
Untukmenggantimesin lama dibutuhkan dana investasi sebesar Rp 75.000.000,. Mesin
barumempunyai umur ekonomis selama 5 tahun dengan salvage value berdasarkan
pengalaman pada akhir tahun kelima sebesar Rp. 15.000.000,. Berdasarkan pengalaman
pengusaha, cash in flows setiap tahun diperkirakan sebesar Rp 20.000.000, dengan biaya
modal 18% per tahun. Apakah penggantian mesin ini layak untuk dilakukan apabila dilihat
dari PV dan NPV?
Penyelesaian :
DF 18%
P = P + A (P/A,i,n) + F (P/F, i, n)
P = -75.000.000 + 20.000.000 (P/A, 18%, 5) + 15.000.000 (P/F, 18%, 5)
P = -75.000.000 +62.544.000 + 6.556.500
P = -5.899.500
DF 14%
P = 20.000.000 + 20.000.000 + 20.000.000 + .. + 20.000.000 + 15.000.000
(1 +0,14) (1 + 0,14)2 (1 + 0,14)3 (1 + 0,14)5 (1 + 0,14)5
P = 1.754.3859 + 15.389.350 + 13.499.430 + 11.841.605 + 10.387.373 + 7.790.529
P = 76.452.146 75.000.000 = 1. 452.146
DF 24%
P = 20.000.000 + 20.000.000 + 20.000.000 + .. + 20.000.000 + 15.000.000
(1 +0,24) (1 + 0,24)2 (1 + 0,24)3 (1 + 0,24)5 (1 + 0,24)5
P = 16.129.032 + 13.007.284 + 10.489.745 + 8.459.471 + 6.822.154 + 5.116.616
P = 60.024.302 75.000.000
P = 14.975.698
Sebagai gambaran sifat dari masalah yang ditimbulkan oleh perbedaan dalam pola arus
kas, asumsikan bahwa perusahaan menghadapi dua proposal investasi yang saling lepas
dengan pola arus kas sebagai berikut :
Perhatikan bahwa kedua proyek tersebut (proyek D dan proyek I), mensyaratkan arus kas
keluar awal yang sama dan memiliki masa manfaat yang sama. Akan tetapi pola arus kas
kedua proyek tersebut berbeda. Arus kas proyek D menurun dengan berjalannya waktu,
sementara proyek I arus kasnya akan meningkat.
Akhit Tahun
1 2 3
(a) arus kas pompa baru $-1.600 $20.000 0
(a) arus kas pompa lama 0 $10.000 $10.000
Arus kas bersih karena pergantian
$-1.600 $10.000 $10.000
pompa baris (a) - baris (b)
Jadi dengan dasar penambahan, arus kas bersih hasil dari peningkatan efesiensi pompa
baru adalah -$1.600+$10.000-$10.000. jikq menghitung IRR untuk aliran arus kas, akan
tampak bahwa tidak terdiri atas satu IRR, ttapi dua yaitu 25% dan 400%.
Contoh lainnya dari penjatahan modal terjadi ketika suatu divisi perusahaan yang besar
diizinkan melakukan pengeluaran modal hanya sebesar plafon anggaran tertentu, dimana
batasan ini sendiri tidak dapat dikendalikan oleh divisi tersebut. Dengan batasan dalam
penjatahan modal, perusahaan mencoba untuk memilih gabungan berbagai proposal investasi
yang akan memberikan kenaikan nilai terbesar bagi perusahaan selama tidak melebihi batasan
plafon anggarannya.
Audit pascapenyelesaian yaitu perbandingan formal biaya dan manfaat sesungguhnya dari
suatu dari suatu proyek dengan estimasi awalnya. Elemen utama dalam audit adalah umpan
balik, dengan kata lain hasil dari audit yang diberikan kepada karyawan yang relevan agar
pengembalian keputusan di masa mendatang dapat diperbaiki.
Proses penganggaran modal tidak harus dengan keputusan untuk menerima suatu proyek.
Pengawasan terus-menerus atas proyek tersebut adalah langkah penting berikutnya untuk
membantu memastikan keberhasilan proyek tersebut. Oleh karena itu perusahaan seharusnya
melakukan tinjauan kemajuan yang diikuti dengan audit pascapenyeesaian untuk semua
proyek besar terutama proyek-proyek yang penting, berapa pun ukurannya, dan mengambil
sampel untuk sejumlah proyek yang lebih kecil.
Pengawasan suatu proyek juga dapat memberikan pengaruh psikologi yang penting bagi
manajer. Contohnya jika para manajer tahu sebelumnya bahwa keputusan investasi modal
mereka akan diawasi, mereka akan cenderung membuat peramalan yang realistis dan
berusaha agar estimasi awalnya terpenuhi.
Risiko suatu proyek investasi dapat dipandang sebagai variabilitas arus kasnya dari yang
diharapkan. Hasil yang mungkin terjadi untuk suatu proyek investasi dapat dinayatkan dalam
bentuk distribusi probabilitas arus kas, risiko dapat dinyatakan dalam bentuk kuantitatif
sebagai deviasi standar distribusi tersebut. Distribusi probabilitas dapat diringkas dalam dua
parameter distribusi yaitu :
a. Nilai yang Diharapkan ( Expected Value )
Nilai yang diharapkan ( expected value ) dari arus kas adalah rata rata tertimbang arus
kas yang mungkin terjadi dengan bobotnya adalah probabilitas terjadinya.
n
CFt= ( CF ) (P)
xt
Dimana CFxt adalah arus kas untuk memungkinkan ke x dalam periode waktu t, P xt
adalah probabilitas arus kas yang terjadi dan n adalah jumlah kemungkinan arus kas
yang terjadi pada periode t.
b. Deviasi Standar
Ukuran konvensional untuk penyebaran adalah deviasi standar, yang akan melengkapi
deskripsi dua parameter untuk distribusi arus kas. Makin sempit distribusinya, makin
kecil ukuran ini, makin luas distribusinya, makin besar ukurannya. Deviasi Standar
adalah akar dari varians. Deviasi Standar dapat digambarkan secara matematis sebagai
berikut :
Ukuran risiko relatif dari sebuah distribusi adalah koefisien variasinya. Secara matematis ,
didefinisikan sebagai rasio deviasi standar dari suatu distribusi dengan perkiraan nilai
distribusinya.
b. Pendekatan Simulasi
1. Analisa Pasar
Distribusi probabilitas diberikan untuk tiap faktor ini berdasarkan pada penilaian pihak
manajemen atas hasil yang mungkin terjadi. Jadi, hasil-hasil yang mungkin terjadi dibuat
gambarnya untuk tiap faktor sesuai dengan probabilitas terjadinya. Setelah menentukan
distribusi probabilitas, langkah berikutnya adalah menentukan IRR ( atau nilai kini neto yang
dihitung dengan tingkat bebas risiko ) yang dihasilkan dari gabungan acak kesembilan faktor
yang tercantum diatas.
Perkiraan nilai yang diharapkan dan deviasi standar distrbusi probabilitas atas nilai kini neto
NPV yang mungkin terjadi yang didapat dari pohon probabilitas, simulasi, atau cara lainnya,
akan memberikan informasi dalam jumlah yang banyak untuk mengevaluasi risiko proposal
investasi. Contohnya , jika distribusi probabilitas nilai kini neto hampir normal, maka akan
dapat dihitung probabilitas proposal yang memberikan nilai kini neto kurang dari ( atau lebih
besar dari ) jumlah yang ditetapkan. Probabilitas tersebut diperoleh dengan menetapkan area
yang berada dibawah kurva distribusi probabilitas sebelah kiri ( hingga kearah kanan ) untuk
titik yang sedang diteliti .
Masalah Interpretasi walaupun berbagai prosedur yang telah dibahas untuk menghitung
bahwa nilai kini neto akan kurang dari jumlah tertentu ( contohnya nol ), hasilnya mungkin
akan sulit diinterpretasikan. Cara untuk menjawabnya terletak pada penekanan bahwa
probabilitas IRR proyek lebih kecil dari tingkat bebas risiko adalah sama dengan probabilitas
nilai kini neto proyek akan lebih kecil dari nol, dengan menggunakan tingkat bebas risiko
untuk pendiskontoan.
Perbandingan Distribusi Probabilitas - Pemahaman Atas NPV dan IRR distribusi probabilitas
dapat sangat berguna terutama dalam penilaian risiko untuk berbagai proyek yang saling
berkompetisi.
Jia mempertimbangkan banyak proposal investasi dapat dipelajari risiko gabungannya, perlu
digunakan prosedur pengukuran yang berbeda untuk proyek tunggal. Pendekatan ini
diaplikasikan dalam proyek investasi modal. Tujuan saat ini hanya menunjukkan cara
mengukur risiko untuk gabungan investasi berisiko, dengan asumsi bahwa pengukuran
semacam ini memang harus digunakan.
Jika sebuah perusahaan menambahkan proyek yang arus kas masa mendatangnya tampaknya
berkorelasi tinggi dengan asset yang ada, risiko total perusahaan akan meningkat lebih banyak
daripada jika perusahaan menambahkan proyek yang rendah korelasinya dengan asset yang
ada. Berdasarkan kenyataan ini, perusahaan mungkin ingin mencari proyek proyek yang
dapat digabungkan hingga bisa mengurangi risiko relatif perusahaan.
Nilai perkiraan untuk nilai neto untuk proyek investasi gabungan ( portofolio )
hanyalah berapa penjumlahan berbagai nilai perkiraan untuk nilai kini neto, dengan
pendiskontoan menggunakan tingkat bunga bebas risiko. Akan tetapi, deviasi standar
distribusi probabilitas untuk nilai kini neto portofolio tersebut )
bukan hanya merupakan penjumlahan dari deviasi standar tiap objek yang membentuk
portofolio tersebut. Angka tersebut merupakan :
m m
= j ,k
j=1 k=1
Dimana m adalah total jumlah proyek dalam portofolio , dan j ,k adalah kovarians antara
berbagai nilai kini neto yang mungkin muncul untuk proyek j dan k. ( Persamaan yang agak
rumit ini akan di ilustrasikan setelah ini)
j ,k = r j ,k j k
Dimana r j,k adalah koefisien korelasi antarberbagai nilai kini neto yang mungkin muncul
untuk proyek j dan k, j adalah deviasi standar untuk proyek j dan k , adalah deviasi
standar untuk proyek k. Deviasi standar untuk distribusi probabiolitas nilai kini neto yang
mungkin muncul bagi proyek j dan k ditentukan melalui metode yang digunakan dalam
bagian sebelumnya. Jika nilai j = k dalam persamaan, nilai koefisien korelasi menjadi 1, dan
2
j k menjadi j ( yaitu , kovarians nilai kini neto proyek dengan variansnya
sendiri).
b. Korelasi Antarproyek
Mengestimasikan korelasi diantara berbagai nilai kini neto yang mungkin munculo
untuk sepasang proyek, dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan kovarians. Korelasi
ini terbukti merupakan bahan utama dalam menganalisa risiko dalam konteks portofolio
perusahaan. Jika berbagai proyek yang prospektif hampir sama dengan berbagai proyek yang
pernah dijalankan perusahaan, mungkin akan layak untuk menghitung koefisien korelasi
dengan munggunakan data historis.
Korelasi antarnilai kini neto berbagai investasi mungkin positif, negatif, atau 0
tergantung dari sifta hubungannya. Korelasi 1 menunjukkan bahwa nilai kini neto kedua
investasi bergerak seiring dengan proporsi yang sama. Koefisien korelasi -1 menunjukkan
bahwa kedua investasi tersebut berbanding terbalik dalam proporsi yang sama. Sedangkan
korelasi 0 menunjukkan bahwa kedua investasi tersebut tidak berhubungan.
Gabungan didefinisikan sebagai semua proyek investasi perusahaan yang ada ditambah satu
atau lebih proyek yang sedang dipertimbangkan. Jadi, diasumsikan bahwa perusahaan telah
memiliki proyek investasi berjalan dan bahwa proyek proyek ini diperkirakan akan
menghasilkan arus kas dimasa mendatang. Jadi, berbagai proyek yang telah ada tersebut
membentuk subrangkaian yang termasuk dalam keseluruhan potensi gabungan masa
mendatang. Diagram Scatter dapat digunakaan untuk menunjukkan rangkaian gabuungan
( portofolio ) yang layak atas proyek.
Arus kas dalam proyek penganggaran modal terjadi di dalam horizon tertentu dan kemudian
didiskontokan untuk mendapatkan nilai kininya. Akan tetapi, proyek investasi tidak harus
berjalan begitu diterima. Para manajer dapat seringkali melakukan perubahan yang dapat
mempengaruhi arus kas selanjutnya dan/atau umur proyek Keyakinan tanpa dasaratau metode
DCF tradisional seringkali akan mengabaikan fleksibilitas manajerial yaitu fleksibilitas untuk
mengubah keputusan terdahulu jiko kondisi berubah.
1. Implikasi Penilaian
b. Pilihan untuk berhenti, jika suatu proyek memiliki nilai residual, hal ini secara efektif
mewakili pilihan pelepasan ( put option ) bagi pemilik proyek tersebut.
3. Pilihan untuk menunda, bagi beberapa proyek , terdapat pilihan untuk menunggu dan
karenanya untuk mendapatkan informasi baru.
Pilihan kedua adalah menghentikan proyek setelah sempat dilaksanakan. Hal ini dapat
berbentuk penjualan asset proyek atau menggunakan asset di area lain perusahaan. Dalam
kondisi apa pun, nilai pelepasan ( abandonment value ) dapat diperkirakan. Akan tetapi ,
proyek-proyek tertentu tidak memiliki nilai pasar eksternal atau penggunaan alternatif dan
karenanya nilai pelepasannya menjadi nol.
Alasan yang digunakan untuk menentukan apakah akan menghentikan suatu proyek
atau tidak, sama dengan yang digunakan untuk penganggaran modal. Dana harus dipindahkan
atau ditarik dari suatu proyek jika proyek tersebut secara ekonomis tidak dapat menjustifikasi
penggunaan dana tersebut. Secara umum, proyek investasi seharusnya dihentikan jika (1) nilai
pelepasannya melebihi nilai kini arus kas dimasa mendatang selanjutnya proyek tersebut, dan
(2) lebih baik menghentikan proyek pada saat tersebut daripada dihentikan dimasa
Adanya pilihan penghentian dapat memiliki pengaruh yang signifikan atas pemilihan proyek.
Walaupun suatu proyek menguntungkan, meruapakan hal yang wajar untuk menghentikannya
jika nilai pelepasannya cukup tinggi. Waktu optimal untuk menghentikannya dapat ditentukan
dengan mencari mana kombinasi perkiraaan arus kas sisa masa mendatang dan nilai pelepasan
masa mendatang yang memiliki nilai sekarang tinggi. Dalam konteks pembahasan risiko,
banyaknya ketidakpastian dianggap sebagai sesuatu yang negatif. Akan tetapi, dalam pilihan (
pilihan sesungguhnya ) manajerial, makin banyak ketidakpastian dianggap hal yang positif.
Volatilitas membuat pilihan tersebut akan lebih bernilai selama pemilihannya tetap ada.
Bagi proyek investasi tertentu, terdapat pilihan untuk menunggu, yaitu proyek tersebut
tidak harus segera dilaksanakan. Dengan menunggu, perusahaan bisa mendapatkan informasi
baru mengenai pasar, harga, baiaya , dan mungkin hal lainnya juga. Akan tetapi, menunggu
akan menyebabkan perusahaan melepas arus kas jangka pendek dan mungkin juga,
keunggulan sebagai perintis atau produsen pertama. Jika perusahaan menunggu, perusahaan
mungkin dapat melaksanakan peluncuran tersebut dengan cara yang lebih menguntungkan.
Seperti juga dengan pilihan manajerial lainnya, makin besar volatilitas hasil yang mungkin
muncul , makin besar pula nilai pilihan untuk menunda. Akan tetapi, harus dipastikan bhaw
apilihan tersebut tetap tersedia. Umumnya tidak baik untuk menunggu hingga kita
mendapatkan informasi terakhir. Pada saat itu, mungkin perusahaan lain telah memanfaatkan
peluang tersebut , dan margin laba menjadi berkurang.
5. Observasi Akhir