Anda di halaman 1dari 6

Belajar Akuntansi

Selasa, 31 Juli 2012


Perhitungan Persediaan Dengan Metode FIFO
PERHITUNGAN NILAI PERSEDIAAN DENGAN METODE FIFO DAN LIFO

Pengertian dan Klasifikasi Persediaan


Persediaan adalah suatu jenis aktiva atau barang yang dimiliki oleh suatu perusahaan atau
badan usaha (saat) tertentu, yang akan dijual kembali atau akan dikonsumsi (dipakai) dalam
operasi normal perusahaan. (F.X. Sudarsono ; 1996,106).
Persediaan adalah pos harta yang ditahan untuk dijual dalam kegiatan usaha yang biasa atau
barang yang dikonsumsi dalam produksi barang yang akan dijual. (Kieso dan Weygandt ;
1995,491).
Sedangkan menurut Radiks Purba (1995,159) dilihat dari segi neraca, persediaan adalah barang
atau bahan yang masih tersedia pada tanggal neraca, yang dapat segera dijual atau digunakan
(dikonsumsi) atau diolah dahulu (manufaktur) kemudian dijual.
Pengertian persediaan untuk jenis barang tertentu bagi perusahaan yang satu tidak sama dengan
perusahaan yang lain, misalnya aktiva berupa : mobil, mesin-mesin pabrik merupakan aktiva
tetap bagi perusahaan manufaktur namun bagi perusahaan perdagangan mobil dan mesin-mesin
pabrik aktiva jenis tersebut merupakan persediaan.
Persediaan barang diklasifikasikan sesuai dengan jenis usaha perusahaan tersebut. Dalam
perusahaan perdagangan persediaan barang merupakan aktiva dalam bentuk siap dijual kembali
dan yang paling aktif dalam operasi usahanya. Sedangkan dalam perusahaan pabrikasi atau
manufaktur, persediaan barang dapat diklasifikasikan sebagai berikut : persediaan bahan baku,
barang dalam proses, dan barang jadi. Terdapatnya klasifikasi persediaan yang berbeda antara
perusahaan perdagangan dengan perusahaan manufaktur adalah karena fungsi dua perusahaan itu
memang berbeda. Fungsi perusahaan perdagangan adalah menjual barang yang diperolehnya
dalam bentuk sudah jadi. Dengan kata lain, tidak ada proses pengolahan seandainya terjadi
pengolahan maka pengolahan tersebut terbatas pada pembungkusan atau pemberian kemasan
agar barang lebih menarik selera konsumen. Sedangkan fungsi perusahaan manufaktur adalah
mengolah bahan mentah menjadi produk selesai.

Sistem Pencatatan Persediaan


Sistem pencatatan persediaan yang lazim digunakan ada dua macam yaitu:
Sistem fisik (physical inventory system)
Sistem Perpetual (perpetual inventory system).

Sistem Fisik (Physical Inventory System)


Sistem persediaan fisik atau periodik adalah sistem dimana harga pokok penjualan dihitung
secara periodik dengan mengandalkan semata-mata pada perhitungan fisik tanpa
menyelenggarakan catatan hari ke hari atas unit yang terjual atau yang ada ditangan. Sistem fisik
digunakan untuk menentukan jumlah kuantitas persediaan barang dan dilakukan pada akhir
periode akuntansi. Cara perhitungan harga pokok penjualan dilakukan seperti berikut ini :
Pesediaan Awal xxx
Pembelian xxx +
Barang tersedia untuk dijual xxx
Persediaan Akhir xxx
Harga Pokok Penjualan xxx
===
Ciri-ciri sistem fisik atau periodik adalah sebagai berikut :
Pemasukan dan pengeluaran persediaan tidak dicatat dan tidak diperhitungkan dalam suatu
catatan tertentu.
Pembelian barang dicatat dengan mendebit rekening pembelian bukan persediaan barang.
Perhitungan persediaan akhir sekaligus digunakan untuk perhitungan harga pokok penjualan
dengan menggunakan jurnal penyesuaian.

Sistem ini cukup sederhana dan mudah diterapkan, tetapi kurang baik untuk pengawasan
persediaan, karena kekurangan persediaan yang hilang tidak dapat dideteksi dan manajemen
tidak memiliki alat untuk mengetahui jumlah persediaan setiap saat.

Sistem Perpetual (Perpetual Inventory System)


Sistem persediaan perpetual adalah suatu sistem yang menyelenggarakan pencatatan terus-
menerus yang menelusuri persediaan dan harga pokok penjualan atas dasar harian. Perkiraan
persediaan didukung dalam kartu-kartu pembantu persediaan (kartu persediaan). Kartu
persediaan digunakan untuk mencatat transaksi setiap jenis persediaan, memuat nama barang,
tempat penyimpanan barang, kode barang dan kolom-kolom yang dipakai untuk mencatat
transaksi adalah tanggal, pembelian (pemasukan), penjualan (pengeluaran) dan sisa atau saldo
persediaan. Berikut contoh kartu persediaan :
Nama perusahaan : Jenis barang : Kode barang : Gudang :
Tgl.
Pembelian
Penjualn
Saldo
Unit
Harga
Jumlah
Unit
Harga
Jumlah
Unit
Harga
Jumlah
Ciri-ciri pengelolaan persediaan dengan sistem perpetual adalah sebagai berikut :
Setiap terjadi pembelian barang dicatat dengan mendebit rekening persediaan barang.
Setiap terjadi pengeluaran barang (penjualan) dicatat mengkredit persediaan sejumlah harga
pokok penjualan.
Setiap saat dapat diketahui jumlah kuantitas sisa atau saldo persediaan.

Sistem perpetual memudahkan dalam penyusunan neraca dan laporan perhitungan laba rugi
karena penentuan persediaan akhir tidak perlu lagi menghitung fisiknya tetapi perhitungan
fisiknya tetap dilakukan untuk tujuan pengawasan terhadap persediaan barang.

Metode Penilaian Persediaan


Metode yang dapat dipakai untuk menentukan besarnya nilai persediaan ada beberapa macam.
Nilai persediaan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap penyusunan laporan keuangan
baik dalam neraca maupun laporan perhitungan laba rugi. Nilai persedian yang tercantum dalam
neraca menunjukkan nilai kekayaan yang berdasarkan prinsip hati-hati menghendaki nilai mana
yang terendah. Sedangkan nilai persediaan untuk kepentingan perhitungan laba rugi dihadapkan
kepada kepentingan penentuan laba yang diperoleh perusahaan.
Beberapa metode penilaian persediaan yang ada dapat diuraikan sebagai berikut :
Metode Harga Pokok (cost), dibagi menjadi :
Metode Identifikasi Khusus
Metode Rata-rata, yang dibagi menjadi :
- Sistem Fisik 1) Metode rata-rata sederhana;(2) Metode rata-rata tertimbang.
- Sistem Perpetual : metode rata-rata bergerak
Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (First In First Out)
Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama (Last In First Out)
Metode Harga Terendah diantara Harga Pokok dan Harga Pasar (Lower of cost or market).
Metode Taksiran, yang didasarkan atas :
Metode Laba Kotor
Metode Harga Eceran
Metode Harga Pokok (cost)
Penilaian persediaan barang dagangan dengan menggunakan harga pokok adalah penilaian
persediaan yang besarnya terdiri dari seluruh pengeluaran yang dilakukan atas kewajiban-
kewajiban yang timbul untuk memperoleh barang sampai barang tersebut siap untuk dijual atau
dikonsumsi.
Metode Identifikasi Khusus
Metode harga pokok yang didasarkan atas metode identifikasi khusus adalah suatu metode
penilaian harga yang didasarkan atas nilai perolehan dari barang yang sesungguhnya.
Penggunaan metode ini biasanya dipakai untuk barang yang tidak banyak unitnya (kuantitasnya)
dan harganya pun cukup mahal.
Metode Rata-rata (Average Method)
Metode harga pokok rata-rata adalah suatu metode penilaian persediaan yang didasari atas harga
rata-rata dalam periode yang bersangkutan. Besar kecilnya nilai persediaan yang masih ada dan
harga pokok barang yang dijual, dipengaruhi oleh metode yang dipakai dalam metode rata-rata
adalah : (1) sistem fisik yang dibagi menjadi metode rata-rata sederhana dan metode rata-rata
tertimbang ; (2) sistem perpetual (metode rata-rata bergerak). Rumus yang digunakan pada
metode rata-rata adalah sebagai berikut :
- Metode rata-rata sederhana :

Biaya perunit = Total harga perunit pembelian


Frekuensi pembelian
Nilai persediaan akhir = Persediaan akhir x biaya perunit
Harga pokok penjualan = unit yang dikeluarkan x biaya perunit
- Metode rata-rata tertimbang :

Biaya perunit = Jumlah harga perunit x banyaknya unit


Banyaknya Unit
Nilai persediaan akhir = persediaan akhir x biaya perunit
Harga pokok penjualan = unit yang dikeluarkan x biaya perunit
- Metode rata-rata bergerak :

Metode ini diselenggarakan dengan kartu persediaan dan harga pokok perunit persediaan selalu
berubah setiap terjadi pembelian barang baru.
Harga pokok rata-rata = harga perolehan lama + harga perolehan baru
Unit barang lama + unit barang baru
Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (First In First Out)
Metode First In First Out (FIFO) adalah metode penilaian persediaan yang menganggap barang
yang pertama kali masuk diasumsikan keluar pertama kali pula. Pada umumnya perusahaan
menggunakan metode ini, sebab metode ini perhitungannya sangat sederhana baik sistem fisik
maupun sistem perpetual akan menghasilkan penilaian persediaan yang sama.

Cara menghitung persediaan akhir adalah sebagai berikut :


Persediaan awal xxx
Pembelian xxx +
Tersedia untuk dijual xxx
Penjualan xxx
Persediaan akhir xxx
Metode FIFO yang didasarkan atas sistem fisik, nilai persediaan akhir ditentukan dengan cara
saldo fisik yang ada dikalikan harga pokok perunit barang yang terakhir kali masuk, bila saldo
fisik ternyata lebih besar dari jumlah unit terakhir masuk maka sisanya diambilkan dari harga
pokok perunit yang masuk sebelumnya. Sedangkan pada sistem perpetual pencatatan persediaan
dilakukan secara terus menerus dalam kartu persediaan. Pada sistem ini apabila ada transaksi
penjualan maka akan dijurnal dua kali, pertama mencatat harga pokok penjualan dan yang kedua
mencatat harga pokok barang yang dijual, seperti berikut ini :
Kas/ Piutang Dagang xxx
Penjualan xxx
HPP xxx
Persediaan barang xxx
Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama (Last In First Out)
Metode Last In First Out (LIFO) adalah metode penilaian persediaan yang terakhir masuk
diasumsikan akan keluar atau dijual pertama kali. Metode ini memiliki konsep yang cukup
sederhana namun sulit dilaksanakan. Pengaruh penggunaan metode LIFO terhadap penentuan
laba bersih usaha, jika harga cenderung naik maka laba perusahaan terlalu kecil atau sebaliknya.
Metode LIFO secara sistem fisik ditentukan dengan cara saldo fisik yang ada dikalikan harga
pokok perunit barang yang masuk pada awal periode bila saldo fisik ternyata lebih besar dari
barang yang masuk pada awal periode maka diambilkan dari harga pokok perunit yang masuk
berikutnya. Sedangkan dengan sistem perpetual, setiap kali ada transaksi baik pembelian maupun
penjualan dicatat dalam kartu persediaan.
Indry Prasetya Ning

Anda mungkin juga menyukai