Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PENGANGGARAN MODAL 4

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Keuangan Lanjutan


Dosen Pembina :Drs. Rudy Lizwaril, S.E., MM, Ak, MOS, CA, CPMA, CTA, CPAI

Disusun oleh :
ERSA KUSUMAWARDANI/ 0115103003
DEVI PARAMITA/ 0115103057
HANDRIYAN CHANDRA/ 0115104008

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
berkenan memberi petunjuk dan kekuatan kepada penulis sehingga makalah,
“PENGANGGARAN MODAL 4” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun dan dibuat berdasarkan materi -materi yang ada. Materi-materi yang
disajikan bertujuan agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa dalam
memahami mata kuliah Manajemen Keuangan Lanjutan khususnya mengenai penjatahan
modal (capital rationing).
Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Ibu Novi Susyani selaku dosen
pengampu mata kuliah Manajemen Keuangan Lanjutan yang telah memberi tugas untuk
menyusun makalah ini, sehingga membuat penulis lebih memahami materi Penjatahan Modal
(Capital Rationing).
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan maupun pengkajiannya masih banyak
kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak yang sifat-
sifatnya membangun sangat penulis harapkan, demi untuk perbaikan di masa yang akan
datang.

Bandung, Oktober 2017

Penulis

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................... 1
BAB I ................................................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN ............................................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 3
BAB II ............................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ................................................................................................................................. 4
2.1. Pengertian Capital Rationing ................................................................................................ 4
2.2 Analisis Waktu Tunggal dan Waktu Ganda............................................................................ 7
2.3 Proses menentukan proyek-proyek yang dapat direalisasi ................................................ 11
2.4 Penganggaran Modal Dalam Keadaan Inflasi ...................................................................... 15
BAB III ............................................................................................................................................ 18
PENUTUP ....................................................................................................................................... 18
3.1 KESIMPULAN ........................................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................... 19

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam pemilihan usulan investasi, manajemen memerlukan informasi akuntansi sebagai


salah satu dasar penting untuk menentukan investasi.Informasi akuntansi dimasukkan dalam
suatu model pengambilan keputusan yang berupa criteria penilaian investasi untuk
memungkinkan manajemen memilih investasi terbaik di antara alternative investasi yang
tersedia.
Secara prinsip perusahaan akan melakukan investasi dalam proyek-proyek independen
yang menghasilkan NPV positif. Dengan demikian, perusahaan ini dalam jangka panjang akan
memperoleh dana yang cukup untuk menutup investasi awal. Dalam jangka pendek, kadang-
kadang perusahaan tidak memiliki cukup dana untuk investasi dalam proyek-proyek investasi
yang menjanjikan NPV positif.
Dengan kondisi tersebut, perusahaan harus melakukan kajian dan pemilihan proyek-proyek
dengan kendala dana untuk menghasilkan nilai maksimum bagi perusahaan. Salah satu
pendekatan yang dapat dilakukan disebut capital rationing, yaitu merupakan pendekatan
dalam pemilihan berbagai alternatif proyek investasi apabila perusahaan memiliki dana
terbatas. Oleh karena itu, pencatatan modal (capital rationing) akan dibahas dalam makalah
ini.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Capital Rationing?


2. Apa jenis-jenis proyek berdasarkan sifatnya?
3. Apa jenis-jenis proyek berdasarkan analisis waktu?
4. Bagaimana proses menentukan proyek-proyek yang dapat direalisasi berdasarkan
analisis waktu dan keterbatasan dana?
5. Bagaimana penganggaran modal dalam keadaan inflasi?

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Capital Rationing

Suatu Perusahaan harus melakukan efisiensi dalam penggunaan uang karena


terbatasnya dana atau modal yang dimiliki perusahaan. Dalam manajemen keuangan yang
konservatif (hati-hati), maka investasi aktiva tetap lebih aman menggunakan modal sendiri.
Namun, modal sendiri ini sifatnya terbatas, sehingga diperlukan prioritas dalam
penggunaannya. Karena terbatasnya dana, maka usulan investasi yang akan dilaksanakan
perusahaan perlu dinilai secara rasional dengan melihat present value tiap-tiap usulan
investasi tersebut. Pemilihan usulan investasi dengan melihat terbatasnya modal yang
tersedia dinamakan “capital rationing”. Oleh karena itu, capital rationing terjadi ketika
perusahaan menghadapi pilihan beberapa usulan investasi yang menghasilkan return yang
berbeda-beda, sedangkan perusahaan memiliki keterbatasan dana yang akan digunakan
untuk investasi tersebut.
Sebagai contoh, perusahaan menghadapi lima alternatif proyek investasi yang
semuanya menjanjikan NPV positif dan dana yang dibutuhkan untuk lima proyek tersebut
Rp 100.000.000.000,00. Namun, perusahaan hanya memiliki dana sebesar Rp
60.000.000.000,00. Dengan kondisi tersebut, perusahaan harus melakukan kajian dan
pemilihan proyek-proyek dengan kendala dana untuk menghasilkan nilai maksimum bagi
perusahaan.
Di samping memilih investasi yang menghasilkan profit tertinggi, pemilihan usulan
investasi juga perlu memperhatikan sifat hubungan antar usulan-usulan investasi yang
ditawarkan. Hubungan antar usulan investasi meliputi investasi yang bebas atau tidak
saling tergantung (independent), investasi yang saling terkait atau saling tergantung
(dependent) investasi yang bersifat saling meniadakan (mutually exclusive).

4
Contoh pemilihan investasi berkaitan dengan keterbatasan dana yang tersedia:
Suatu perusahaan pengolahan kayu menghadapi 6 tawaran investasi yang menjanjikan
keuntungan cukup besar. Dana yang tersedia sebanyak Rp 500 juta. Keenam tawaran
investasi tersebut mempunyai profitability index (benefit cost ratio) sebagai berikut:

Usulan Nilai Investasi yang Profitability Index Rangking


Investasi diperlukan
A Rp. 160.000.000 1,12 4
B Rp. 100.000.000 1,01 5
C Rp. 140.000.000 1,22 3
D Rp. 120.000.000 1,24 2
E Rp. 80.000.000 1,34 1
F Rp. 170.000.000 0,98 6

Untuk memilih usulan investasi yang ditawarkan kita perlu memperhatikan


hubungan masing-masing usulan investasi yang satu dengan lainnya. Apabila keenam
usulan investasi tersebut bersifat independent (tidak saling tergantung). Maka kita memilih
usulan investasi yang memberikan present value aliran kas masuk yang tertinggi. Kita
membuat rangking usulan investasi yang dimulai dari usulan investasi yang memiliki
profitability index tertinggi hingga seluruh dana yang tersedia dapat digunakan. Dengan
demikian kita membuat suato portofolio (penganekaragaman) investasi dari dana yang
tersedia. Dari rangking berdasarkan profitability index tersebut, maka kita akan memilih
usulan investasi dengan urutan investasi E, D, C, A, B, dan F. Namun karena dana yang
tersedia hanya Rp 500 juta, maka akan dipilih berdasarkan urutan profitability index-nya
yaitu investasi E, D, C, dan A dengan total nilai investasinya sebesar : Rp 80.000.000 + Rp
120.000.000 + Rp 140.000.000 + Rp 160.000.000 = Rp 500.000.000.

5
Dalam praktek pelaksanaan anggaran dimungkinkan adanya fleksibilitas. Lagi pula
biaya dari suatu usul investasi tertentu mungkin disebar selama beberapa tahun.
Berhubung dengan itu kita harus mempertimbangkan lebih dari hanya kendala satu waktu
saja. Ini, berarti bahwa kita tidak hanya mengadakan analisis waktu tunggal saja, tetapi
kita perlu juga untuk mengadakan analisis waktu ganda (multi- period -analysis).
Dengan analisis waktu ganda, penundaan dari usul investasi adalah dimungkinkan.
Usulan investasi dalam tahun ini, sedangkan ada batasan anggaran, maka usul-usul
investasi yang mempunyai profitabilitas yang lebih kecil dapat ditunda sampai periode
berikutnya kalau anggaran memungkinkan.
Yang dianggap sebagai biaya atau korban dari pencatuan modal adalah
profitabilitas yang dikorbankan karena proyek tersebut tidak dilaksanakan pada tahun ini.
Kemungkinan terjadi kalau suatu unsur investasi tidak dilaksakan pada tahun ini, dan
ditunda sampai tahun depan, proyek tersebut akan mempunyai profitabilitas yang lebih
rendah dibandingkan kalau dilaksanakan tahun ini.

Contoh:
Suatu perusahaan mempunyai kesempatan investasi di bawah ini yang diurutkan
menurut besarnya profitability-index.

Profitability
Usul Indeks Tahun Profitability
Investasi Ini Dana investasi Index Kalau Ditunda Tahun Depan
6 1,15 2.500.000,00 1,11
7 1,13 2.000.000,00 1,11
3 1,12 5.000.000,00 1,07
2 1,09 3.000.000,00 1,03
1 1,08 2.000.000,00 1,01
5 1,07 2.500.000,00 1,05
4 1,05 3.000.000,00 1,01

6
2.2 Analisis Waktu Tunggal dan Waktu Ganda

Kita menyadari bahwa pelaksanaan anggaran adalah tidak kaku. Dengan demikian
dalam praktik dimungkinkan adanya fleksibilitas. Lagipula biaya dari suatu usul investasi
tertentu mungkin disebar selama beberapa tahun. Berhubung dengan itu kita harus
memperhatikan lebih dari hanya kendala satu waktu saja. Ini berarti bahwa kita tidak
hanya mengadakan analisis waktu tunggal saja, tetapi kita perlu juga untuk mengadakan
analisis waktu ganda.
Dengan analisis waktu ganda, penundaan dari usul investasi adalah dimungkinkan.
Kalau terdapat usulan investasi dalam tahun ini, sedangkan ada batasan anggaran, maka
usul-usul investasi yang mempunyai provitabilitas yang lebih kecil dapat ditunda sampai
periode berikutnya kalau anggaran memungkinkan.
Berhubung dengan itu, kalau kita mengadakan analisis waktu ganda maka usul-usul
investasi yang mempunyai angka kehilangan yang besar diusahakan sedapat mungkin
dilaksanakan tahun ini, sedangkan yang mempunyai angka kehilangan yang kecil dapat
ditunda sampai tahun depan. Tetapi tujuannya adalah tetap yaitu memilih kombinasi usul
investasi yang dapat menghasilkan NPV yang paling tinggi. Hanya kombinasi disini meliputi
usul investasi yang akan dilakukan tahun depan.

1. Analisis Waktu Tunggal


Alternatif 1
Kombinasi dari usul-usul investasi 6,7, 3, 2, dan 5 yang memerlukan dana
investasi sebesar Rp 2,50 + Rp 2,00 + Rp 5,00 + Rp 3,00 + Rp 2,50 = Rp 15,00 (dalam
jutaan rupiah). Keseluruhan NPV dari alternatif ini adalah :
Usul 6 Rp 2.500.000,00 ( 1,15 – 1,0 ) = Rp 375.000,00
7 Rp 2.000.000,00 (1,13 – 1,0 ) = Rp 260.000,00
3 Rp 5.000.000,00 (1,12 – 1,0 ) = Rp 600.000,00
2 Rp 3.000.000,00 ( 1,09 – 1,0 ) = Rp 270.000,00
5 Rp 2.500.000,00 ( 1,07 – 1,0 ) = Rp 175.000,00

7
Rp 15.000.000,00 Total NPV Rp 1.680.000,00

Alternatif II
Kombinasi dari usul-usul investasi 6,7, 3, 2, dan 5 yang juga memerlukan dana
investasi sebesar 15 juta. Keseluruhan NPV dari alternatif ini adalah :

Usul 6 Rp 2.500.000,00 ( 1,15 – 1,0 ) = Rp 375.000,00


3 Rp 5.000.000,00 ( 1,12 – 1,0 ) = Rp 600.000,00
2 Rp 3.000.000,00 ( 1,09 – 1,0 ) = Rp 270.000,00
1 Rp 2.000.000,00 ( 1,08 – 1,0 ) = Rp 160.000,00
5 Rp 2.500.000,00 ( 1,07 – 1,0 ) = Rp 175.000,00
Rp 15.000.000,00 Total NPV = Rp 1.580.000,00
Dari dua analisis tersebut ternyata alternatif I yaitu yang terdiri dari usul-usul
investasi 6, 7, 3, 2 dan 5 mempunyai total NPV yang lebih besar daripada alternatif II,
sehingga kita harus memilih alternatif I atau kombinasi I.

2. Analisis Waktu Ganda


Dalam analisis waktu ganda kita perlu mengetahui besarnya kehilangan angka
dari masing-masing usul investasi kalau usul tersebut terpaksa ditunda sampai tahun
depan yang ini dapat dilihat sebagai berikut:

Usul Outlay PI PI Kehilangan


Investasi Sekarang Kalau Ditunda angka
Tahun Depan

6 Rp 2,5 juta 1,15 1,11 0,04

7 2,0 juta 1,13 1,11 0,02


3 5,0 juta 1,12 1,07 0,05
2 3,0 juta 1,09 1,03 0,06

8
1 2,0 juta 1,08 1,01 0,07
5 2,5 juta 1,07 1,05 0,02
4 3,0 juta 1,05 1,01 0,04

Kita mencoba untuk menyusun berbagai kombinasi yang terdiri dari usul-usul investasi yang
akan dilakukan tahun ini dan yang akan ditunda sampai tahun depan sebagai berikut:
Kombinasi I
Tahun ini : Usulan 6, 7 , 3, 2, dan 5

Usulan 6 Rp 2.500.000,00 ( 1,15 – 1,0 ) = Rp 375.000,00


7 Rp 2000.000,00 (1,13 – 1,0) = Rp 260.000,00

3 Rp 5.000.000,00 ( 1,12 – 1,0 ) = Rp 600.000,00


2 Rp 3.000.000,00 ( 1,09 – 1,0 ) = Rp 270.000,00
5 Rp 2.500.000,00 ( 1,07 – 1,0 ) = Rp 175.000,00
Rp 15.000.000,00 Rp 1.680.000,00
Ditunda Tahun Depan :
Usulan 4 Rp 3.000.000,00 (1,01 – 1,0 ) = Rp 30.000,00
Rp 18.000.000,00
Total NPV = Rp 1.710.000,00

Dana investasi tahun ini yang digunakan Rp 15 juta dan usul investasi yang ditunda memerlukan
Rp 3 juta sehingga keseluruhan menjadi Rp 18 juta. (Masih dalam batas anggaran investasi
tambahan tahun depan = Rp 2 juta).

9
Kombinasi II
Tahun ini: Usulan 6, 3, 1, 5 dan 4
Usulan 6 NPV = Rp 375.000,00
3 = Rp 600.000,00
1 =Rp 160.000,00
5 = Rp 175.000,00
4 = Rp 150.000,00
NPV proyek tahun ini Rp 1.460.000,00
Ditunda Tahun Depan:
Usulan 7 ( Rp 2.000.000,00(1,11-1.0) = Rp 220.000,00
Total NPV Rp 1.680.000,00

Dana investasi yang digunakan tahun ini Rp 15 juta dan untuk usulan yang ditunda sampai
tahun depan membutuhkan dana investasi sebesar Rp 2 juta sehingga keseluruhan menjadi Rp
17 juta.

Kombinasi III
Tahun ini: Usulan 6, 2, 3, 1, dan 5
Usulan 6 NPV = Rp 375.000,00
2 = Rp 270.000,00
3 =Rp 600.000,00
1 = Rp 160.000,00
5 = Rp 175.000,00
NPV proyek tahun ini Rp 1.580.000,00
Ditunda Tahun Depan:
Usulan 7 ( Rp 2.000.000,00(1,11-1.0) = Rp 220.000,00

Total NPV Rp 1.800.000,00

10
Dari hasil perhitungan di atas tampak jelas bahwa kombinasi III adalah kombinasi yang
menghasilkan keseluruhan atau total NPV yang paling besar dibandingkan dengan kombinasi I
dan kombinasi II sehingga sebaiknya perusahaan memilih kombinasi III.1

2.3 Proses menentukan proyek-proyek yang dapat direalisasi


Seringkali manajemen dihadapkan pada pengambilan keputusan investasi pada beberapa
proyek secara bersamaan, sementara dana yang tersedia untuk membiyayai proyek tersebut
terbatas. Dengan keterbatasan dana yang dimiliki oleh perusahaan, menyebabkan usulan
investasi yang ada tidak dapat dilaksanakan semuanya, sehingga perusahaan harus memilih
usulan investasi yang paling menuntungkan berdasarkan tingkat profibality indexnya.
Pengurutan usulan investasi yang akan dilaksanakan dilakukan dengan mempertimbangkan
jenis jenis usulan investasi yaitu:
1. Usulan investasi yang bersifat mutually exclusive
Dilakukan dengan memilih salah satu proyek yang PI nya tinggi
2. Usulan investasi yang bersifat independent
Dilakukan dengan mengurutkan usulan investasi dari tingkat PI yang paling tinggi sampai
paling rendah.
3. Usulan investasi yang bersifat contigent
Dilakukan dengan terlebih dahulu menentukan besarnya PI gabungan dari kedua proyek
yang saling bergantung

Dari beberapa usulan investasi yang akan dipilih beserta sifat sifat usulan investasi dan
keterbatasan dana, maka untuk memilih proyek mana saja sebaiknya dilaksanakan, perlu
mempertimbangkan juga tentang pelaksanaan proyek sebagai berikut:
1. Usulan investasi yang dapat ditunda digunakan Analisis Waktu ganda unuk
menyelesaikan perhitungan ini dilakukan dengan langkah sebeagai berikut
a. Menghitung selisih PI saat ini dengan PI tahun depan
b. Pilih hasil selisih PI yang paling kecil ditunda
c. Tentukan besarnya NPV

11
d. Hitung PI gabungan dari proyek yang diusulkan
2. Usulan investasi yang tidak dapat ditunda digunakan analisis waktu tunggal dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mengurutkan usulan investasi berdasarkan PI
b. Menghitung NPV
c. Menentukan pemilihan proyek berdasarkan keterbatasan dana perusahaan
d. Hitung PI gabungan dari usulan-usulan proyek yang akan dilaksanakan

Contoh soal
Perusahaan NAYZA sedang mempertimbangkan bebeapa usulan investasi dengan data
sebagai berikut:
Usulan Investasi Kebutuhan Investasi Profitability Index
A 400.000.000 1.12
B 250.000.000 1.15
C 300.000.000 1.22
D 600.000.000 1.09
E 400.000.000 1.10
F 200.000.000 1.07
G 300.000.000 0.98

Usulan investasi B dan E bersifat mutually exclusive, usulan investasi C dan G bersifat
kontingensi sedangkan lainnya bersifat independen. Dana yang tersedia untuk
melaksanakan investasi sebesar Rp 1.800.000.000. Proyek proyek mana saja yang sebaiknya
dipilih perusahaan

Jawab
1. Mengurutkan usulan investasi
- Untuk proyek B dan E dipilih proyek yang PI nya paling tinggi yaitu proyrk B
- Untuk proyek C dan G dihitung PI gabungannya

12
Proyek Investasi PI NPV

C 300.000.000 1.22 66.000.000

G 300.000.000 0.96 -6000.000

Tota 600.000.000 60.000.000

60.000.000+600.000.000
PI gabungan C&G = 600.000.000

PI gabungan C& G = 1.10

Urutan usulan usulan investasi:

Urutan Kebutuhan Profability


Proyek Investasi Index
B 250.000.000 1.15
A 400.000.000 1.12
C&G 600.000.000 1.10
D 600.000.000 1.09
F 200.000.000 1.07

2. Tentukan NPV dari masing masing proyek

Urutan Kebutuhan Profability


Proyek Investasi Index NPV
B 250.000.000 1.15 37.500.000
A 400.000.000 1.12 48.000.000
C&G 600.000.000 1.10 60.000.000
D 600.000.000 1.09 54.000.000
F 200.000.000 1.07 14.000.000

13
3. Pemilihan proyek

Jumlah dana
perusahaan 1.800.000.000
Proyek B 250.000.000
1.550.000.000
Proyek A 400.000.000
1.150.000.000
Proyek C & G 600.000.000
550.000.000
Proyek F 200.000.000
Sisa dana perusahaan 350.000.000

Proyek yang sebaiknya dilaksanakan perusahaan adalah proyek B,A,C,G dan F

4. Perhitungan PI gabungan dari proyek yang dipilih

Kebutuhan Profability
Urutan Proyek
Investasi Index NPV
B 250.000.000 1.15 37.500.000
A 400.000.000 1.12 48.000.000
C&G 600.000.000 1.10 60.000.000
F 200.000.000 1.07 14.000.000
Jumlah 1.450.000.000 159.500.000

159.599.000+1.450.000.000
PI gabungan = 600.000.0001.450.000.000

PI gabungan = 1.11

14
2.4 Penganggaran Modal Dalam Keadaan Inflasi

Inflasi merupakan suatu keadaan adanya kecenderungan naiknya harga barang-barang


dan jasa. Inflasi ini akan mempengaruhi kegiatan ekonomi baik secara makro maupun mikro
termasuk kegiatan investasi. Bagaimana pengaruh inflasi terhadap keputusan investasi?

Contoh Soal :
Perusahaan “SINCO” akan mengadakan investasi senilai Rp 250.000.000 selama 5 tahun.
Investasi tersebut akan didepresiasi dengan metode garis lurus tanpa nilai residu. Marjin
laba dari investasi tersebut sebesar Rp 80.000.000 per tahun. Apabila pajak yang dikenakan
40% dan tingkat inflasi sebesar 6%, bagaimana pola aliran kas sebelum dan sesudah ada
pengaruh inflasi?

Penyelesaian
Kita buat aliran kasnya (dalam Rp 000)

IRR usulan invesstasi diatas (sebelum ada inflasi) adalah :


NPV 10%, 5 tahun = -250.000.000 + 68.000.000 (3,791) = Rp 7.788.000
NPV 20%, 5 tahun = -250.000.000 + 68.000.000 (2,991) = Rp 46.612.000
IRR = 10% + (7.788.000/54.400.000) x 10% = 10% + 1.43% = 11.43%

Apabila terdapat inflasi sebesar 6% per tahun, maka harga akan naik sebesar 6% yang berarti
penjualan juga akan naik sebesar 6%. Oleh karena itu, pola aliran kasnya menjadi

15
Dari kedua hasil perhtiungan aliran kas pada tabel terlihat bahwa dengan adanya inflasi maka
aliran kas selama umur ekonomis menjadi lebih besar, yaitu sebesar Rp 386.815.000 dibanding
tanpa inflasi sebesar Rp 340.000.000.
Namun demikian secara rill belum tentu keadaan inflasi lebih baik dibanding sebelum inflasi
karena secara teoritis keadaan investasi dengan inflasi yang tinggi justru akan lebih jelek. Untuk
membuktikannya kita deflasikan aliran kas Investasi tersebut dengan tingkat deflasi sebesar
tingkat inflasi nya yaitu 6% sebagai discount rate nya yaitu :

IRR usulan investasi setelah adanya inflasi 6% adalah :


Untuk discount rate 7%
Investasi Rp 250.000.000
PV aliran kas tahun 1 = Rp 66.839.480 x 0.935 = Rp 62.495.250
PV aliran kas tahun 2 = Rp 65.800.370 x 0.873 = Rp 57.443.723
PV aliran kas tahun 3 = Rp 64.821.960 x 0.816 = Rp 52.894.719
PV aliran kas tahun 4 = Rp 63.834.408 x 0.763 = Rp 48.705.653

16
PV aliran kas tahun 5 = Rp 62.923.545 x 0.713 = Rp 44.864.488
Jumlah PV aliran kas Rp 260.403.833
NPV aliran kas, DR = 7% Rp 16.403.833

Untuk discount rate 10%


Investasi Rp 250.000.000
PV aliran kas tahun 1 = Rp 66.839.480 x 0.909= Rp 60.757.415
PV aliran kas tahun 2 = Rp 65.800.370 x 0.827= Rp 54.416.906
PV aliran kas tahun 3 = Rp 64.821.960 x 0.751= Rp 48.681.292
PV aliran kas tahun 4 = Rp 63.834.408 x 0.683= Rp 43.598.901
PV aliran kas tahun 5 = Rp 62.923.545 x 0.621= Rp 39.075.521
Jumlah PV aliran kas Rp 246.530.035
NPV aliran kas, DR = 7% (Rp 3.469.965)
IRR = 7 % + (16.403.833/19.873.798) x 3% = 7% + 2.48% = 9.48 %
Dari perhitungan present value diatas ternyata nilai usulan investasi dengan adanya inflasi
sebesar 6% adalah Rp 324.220.123 lebih kecil dibanding sebelum inflasi yaitu sebesar Rp
340.000.000. Demikian pula besarnya IRR sebelum inflasi yaitu 11.43% lebih besar dibanding
IRR setelah inflasi yaitu 9.48%.
Hal in berarti bahwa inflasi akan menurunkan return yang diharapkan perusahaan.

17
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

1. Capital rationing merupakan Pemilihan usulan investasi dengan melihat terbatasnya


modal yang tersedia .
2. Analisis waktu tunggal dan waktu ganda
a. Analisis waktu tunggal
b. Analisis waktu ganda
kita perlu mengetahui besarnya kehilangan angka dari masing-masing usul investasi
kalau usul tersebut terpaksa ditunda sampai tahun depan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Bambang Riyanto, DASAR-DASAR PEMBELANJAAN PERUSAHAAN, BPFE YOGYAKARTA:


Yogyakarta, 1995

Krismiaji, DASAR-DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN, AMP YKPN: Yogyakarta, 2002

Lukman Syamsudin, Manajemen Keuangan Perusahaan, Rajawali: Jakarta, 2011

Martono dan D. Agus Harjitno, Manajemen Keuangan, EKONISIA: Yogyakarta, 2001

Siti Amaroh, Manajemen Keuangan, STAIN Kudus: Kudus, 2008

Suad Husnan, MANAJEMEN KEUANGAN TEORI DAN PENERAPAN (KEPUTUSAN JANGKA


PANJANG), BPFE-Yogyakarta: Yogyakarta, 1985

https://www.academia.edu/23956546/CAPITAL_BUDGETING_PENGANGGARAN_MOD
AL

https://www.academia.edu/12306491/capital_rationing

19

Anda mungkin juga menyukai