Anda di halaman 1dari 11

Chapter 8

Risk and Return


(Risiko Dan Tingkat Pengembalian)
Dahlia Arikha Iffatussadah/ 19EKS35009

A. Risk (Risiko)
Risiko (risk) didefinisikan dalam kamus Webster sebagai “suatu halangan (gangguan)
eksposur terhadap kerugian atau kecelakaan”. Jadi, risiko diartikan sebagai peluang akan
terjadinya suatu peristiwa yang tidak diinginkan. Risiko suatu aset dapat dianalisa dengan dua
cara, (1) dalam basis berdiri sendiri dimana aset dilihat secara terpisah (Stand-Alone Risk),
dan (2) basis portofolio dimana aset dimiliki sebagai salah satu dari sejumlah aset lainnya
dalam suatu portofolio.
Secara umum, risiko adalah tingkat ketidakpastian akan terjadinya sesuatu atau tidak
terwujudnya sesuatu tujuan, pada suatu kurun atau periode waktu tertentu (time period). Atau
resiko bisa dikatakan sebagai penyimpanan arus kas yang mungkin terjadi dimasa yang akan
datang semakin besar rentang penyimpanan yang mungkin terjadi,maka akan semakin besar
resikonya.jika dipikirkan hal ini merupakan sebuah konsep yang cenderung bersifat intuitif.
Risiko bisa juga diartikan sebagai kemungkinan return aktual yang berbeda dengan
return yang diharapkan. Investor yang mempunyai sikap enggan terhadap risiko disebut
dengan risk averse investor. Investor ini tidak mau mengambil risiko suatu investasi jika
investasi tersebut tidak memberikan harapan return yang layak sebagai kompensasi terhadap
risiko yang ditanggung investor tersebut. Sikap investor terhadap risiko akan tergantung pada
preferensi investor terhadap risiko. Investor yang lebih berani akan memilih risiko investasi
yang lebih tinggi, yang diikuti dengan harapan tingkat return yang tinggi pula. Demikian pula
sebaliknya, investor yang tidak mau menanggung risiko yang tinggi tentunya tidak akan bisa
mengharapkan tingkat return yang tinggi pula.

B. Risiko Berdiri Sendiri (Stand-Alone Risk).


Suatu risiko yang akan dihadapi oleh investor apabila hanya memiliki satu aset.
Sehingga pengukuran resiko hanya berdasar pada satu aktiva yang dimiliki setelah
perbandingan. Salah satu cara mengukur perbandingan dari resiko berdiri sendiri yaitu
menggunakan metode koefisien variasi. Koefisien variasi (CV) menunjukkan risiko per unit
pengembalian dan menghasilkan dasar yang lebih berarti untuk perbandingan, apabila
pengembalian yang diharapkan atas dua alternatif tidak sama. Jika sebuah pilihan harus
diambil diantara dua investasi yang mempunyai standar deviasi yang lebih rendah, maka
ukuran rasio yang lebih tepat adalah koefisien variasi (CV).

Formulasinya:

Koefisien variasi = CV =

Di mana : σ = standar deviasi

ER = expected return

Suatu investasi yang mempunyai koefisien variasi (CV) tingkat pengembalian yang
diharapkan (expected return) lebih rendah, maka investasi tersebut lebih kecil risikonya,
meskipun standar deviasinya lebih tinggi. Sebagai contoh dapat dilihat data estimasi tingkat
pembelian dari empat alternative investasi, seperti dalam table berikut.

Table 8.1 Probability Distributions and Expected Returns

Martin Products U.S. Water


Rate of Rate of
Probabilit Probabilit
Economy, y Return y Return
Which of This if This of This if This
Affects Demand Demand Product Demand Demand Product
Demand Occurring Occurs (2) × (3) Occurring Occurs (5) × (6)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Strong 0,30 80% 24% 0,30 15% 4,5%
Normal 0,40 10% 4% 0,40 10% 4,0%
Weak 0,30 -60% -18% 0,30 5% 1,5%
1,00 Expected return = 10% 1,00 Expected return = 10,0%
Dari tabel diatas, dapat dijelaskan, misalnya Martin Product memproduksi mesin truk
kontainer, dan U.S Water, yang memasok produk penting sehingga penjualan dan profitnya
stabil.

 Tiga kemungkinan keadaan ekonomi ditunjukkan di kolom 1;


 Probabilitas hasilnya diunjukkan di kolom 2 kemudian diulang di kolom 5.
Terdapat 30% kemungkinan perekonomian kuat sehingga permintaan pun tinggi,
40% probabilitas permintaan normal, dan 30% probabilitas permintaan lemah.
 Kolom 3 dan 6 menunjukkan pengembalian dari kedua perusahaan berdasarkan
setiap kondisi ekonomi.
 Kolom 4 dan 7 menunjukkan hasil perkalian probabilitas dengan pengembalian
berdasarkan tingkat pengembalian yang berbeda
 Pengembalian tinggi= permintaan kuat, berlaku sebaliknya.
 Untuk mendapatkan tingkat pengembalian yang diharapkan adalah ketika
menjumlahkan hasil kali dari kolom 4 dan 7

C. Mengukur Risiko Berdiri Sendiri: Standar Deviasi


Standar deviasi digunakan untuk menguantifikasi kerapatan distribusi probabilitas.
Makin kecil standar deviasi, makin rapat distribusi probabilitasnya, dan makin rendah tingkat
resiko sahamnya. Standar deviasi adalah suatu pengukuran tentang sejauh mana
pengembalian aktual akan terdeviasi dari pengembalian yang diharapkan.
Table 8.2 Calculating Martin Products' Standard Deviation

Rate of Deviation:
Economy, Probability Return Actual –
Which of This if This 10% Squared
Affects Demand Demand Expected Deviation Deviation
Demand Occurring Occurs Return Squared × Prob.
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Strong 0,30 80% 70% 0,4900 0,1470
Normal 0,40 10% 0% 0,0000 0,0000
Weak 0,30 -60% -70% 0,4900 0,1470
1,00 Σ = Variance: 0,2940
Standard deviation = square root of
0,5422
Standard deviation expressed as a
54,22%

Calculating U.S. Water's Standard Deviation

Rate of Deviation:
Economy, Probability Return Actual –
Which of This if This 10% Squared
Affects Demand Demand Expected Deviation Deviation
Demand Occurring Occurs Return Squared × Prob.
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Strong 0,30 15% 5% 0,0025 0,0007
Normal 0,40 10% 0% 0,0000 0,0000
Weak 0,30 5% -5% 0,0025 0,0008
1,00 Σ = Variance: 0,0015
Standard deviation = square root of
0,0387
Standard deviation expressed as a
3,87%

CV for Martin 5,42


CV for U.S. Water 0,39

Jika menggunakan data di atas standar deviasi Martin 54,2% sehingga pengembalian
aktualnya cenderung akan cukup berbeda dari 10%. Standar deviasi Water adalah 3,9%
sehingga pendapatan aktualnya lebih dekat ke pengembalian yang diharapkan sebesar 10%.
Sigma rata-rata perusahaan publik adalah sekitar 20-30% dalam beberapa tahun terakhir; jadi
Martin lebih beresiko dibanding sebagian besar saham, sementara Water sebaliknya.
Tingkat pengembalian yang diharapkan juga dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan
yang melukan hal yang sama seperti tabe;l matriks pembayaran.
Tingkat pengembalian yang diharapkan = ȓ = P₁r₁ + P₂r₂ + …. Pᴺrᴺ
= ∑

Dengan menggunakan data untuk Mertin Products, kita mendapatkan tingkat


pengembalian yang diharapkan dengan perhitungan berikut :

ȓ = P₁ (r₁) + P₂r₂ + P₃(r₃)


= 0,3(100%) + 0,4(15%) + 0,3(-70)
= 15%
Tingkat pengembalian yang diharapkan untuk U.S. Water sebesar 15% :
ȓ = 0,3(20%) + 0,4(15%) + 0,3(10%)
= 15%
D. Mengukur Risiko Berdiri Sendiri: Standar Deviasi
Risiko adalah suatu konsep yang sulit dipahami, dan terdapat banyak kontroversi pada
seputar usaha untuk mendefinisikan dan mengukurnya. Agar lebih bermanfaat pengukuran
resiko yang dilakukan sebaiknya memiliki nilai yang pasti, kita perlu menguantifikasikan
kerapatan distribusi probabilitas. Salah satu ukuran tersebut adaah Standar deviasi yang
memiliki symbol σ, dibaca “sigma”. Makin kecil standar deviasi, makin rapat distribusi
probabilitasnya, dan makin rendah tingkat risiko sahamnya.
Langkah-langkah menghitung standar deviasi :
1. Menghitung tingkat pengembalian yang diharapkan:
ȓ= ∑
2. Kurangkan tingkat pengembalian yang diharapkan (ȓ) dari setiap kemungkinan
hasil (rᵢ) untuk mendapatkan satu rangkaian deviasi dari ȓ seperti yang disajikan
dalam kolom table
8-3.
Deviasiᵢ = rᵢ - ȓ
3. Kuadratkan setiap deviasi, kalikan hasilnya dengan probabiitas terjadi, kemudian
jumlahkan hasil-hasil tersebut untuk mendapatkan variansdari distribusi
probabilitas.
Varians = σ² = ∑

Menghitung standar deviasi Martin Products


rᵢ-ȓ (rᵢ-ȓ)² (rᵢ-ȓ)²Pᵢ
(1) (2) (3)
100 – 15 = 85 7.225 (7.225)(0,3) =2.167,5
15 – 15 = 0 0 (0)(0,4) = 0,0
-70 – 15 = -85 7.225 (7.225)(0,3) =2.167,5
Varians = σ² = 4.335,0
Standar deviasi = σ = √ =√ = 65.84%
4. Terakhir, hitunglah akar darivarians untuk mendapatkan standar deviasinya.

Standar Deviasi = σ= √∑

Jadi pada dasarnya standar deviasi merupakan rata-rata tertimbang dari deviasi-
deviasi nilai yang diharapkan, dan nilai ini memberikan gambaran tetnatng seberapa jauh
kemungkinan pengembalian actual dibandingkan pengambilan yang diharapkan.

E. Resiko dalam Konteks Portofolio: CAPM


Portofolio adalah sekumpulan investasi baik berupa aset riil atau real assets maupun
aset keuangan atau financal assets. Pada bagian ini pengertian portofolio menunjukkan
kesempatan investasi pada aset keuangan seperti saham biasa, saham preferen, obligasi
perusahaan, dan surat berharga yang dikeluarkan oleh pemerintah. Tingkat keuntungan yang
diharapkan atas suatu portofolio merupakan rata-rata tertimbang tingkat keuntungan dari
berbagai aset keuangan dalam portofolio tersebut. Sedangkan risiko portofolio ditunjukkan
oleh besar kecilnya penyimpangan tingkat keuntungan yang diharapkan. Semakin besar
penyimpangan tingkat keuntungan yang diharapkan berarti semakin besar tingkat risikonya.
Risiko portofolio dipengaruhi oleh empat faktor: pertama, risiko masing-masing aset
keuangan atau bisa juga disebut dengan sekuritas; kedua, proporsi investasi setiap aset
keuangan dalam portofolio; ketiga, covariance atau korelasi antarkeuntungan investasi aset
keuangan; keempat, jumlah aset keuangan yang membentuk portofolio.

F. Capital Asset Pricing Model (CAPM)


Untuk menentukan harga yang layak bagi sekuritas, tergantung dari tingkat
keuntungan yang diharapkan dari sekuritas yang bersangkutan. Semakin tinggi tingkat
keuntungan yang diharapkan oleh investor akan semakin kecil harga yang bersedia dibayar
investor. Dengan demikian akan muncul pertanyaan, berapa besar tingkat keuntungan yang
layak bagi investor, apakah tidak ada ukuran yang realistis tingkat keuntungan tersebut?
Salah satu model yang digunakan untuk menaksir tingkat keuntungan yang disyaratkan
adalah Capital Asset Pricing Model (CAPM).
CAPM adalah sebuah model yang menggambarkan hubungan antara risiko dan return
yang diharapkan, model ini digunakan dalam penilaian harga sekuritas. Model ini menyatakan
secara tegas bahwa ada hubungan yang positif dan linier antara tingkat keuntungan yang kayak
dengan risiko. CAPM diperkenalkan oleh Treynor, Sharpe, dan Litner. CAPM merupakan
pengembangan teori portofolio yang dikemukakan Markowitz dengan memperkenalkan istilah
baru yaitu risiko sistematik (systematic risk) merupakan bagian risiko yang tidak bisa
dihilangkan, dan risiko spesifik/risiko tidak sistematik (specific/unsystematic risk) yakni
bagian risiko yang bisa dihilangkan dengan menambah jumlah jenis saham yang dimiliki.
Jumlah risiko dari keduanya disebut risiko total.

G. Garis Pasar Modal


Untuk menilai tingkat keuntungan yang disyaratkan atas portofolio sekuritas, bisa
dirumuskan sebagai berikut:

Rp = Rf + [(Rm – Rf) / σm] x

σp di mana:

Rp = Tingkat keuntungan portofolio


Rf = Tingkat keuntungan bebas
risiko Rm = Tingkat keuntungan
pasar
σm = Penyimpangan standar pasar
σp = Penyimpangan standar portofolio

Dari rumusan tersebut tingkat keuntungan yang diharapkan untuk semua portofolio yang efisien
pada dasarnya adalah sama dengan tingkat keuntungan bebas risiko ditambah dengan premium risiko
tingkat keuntungan sebagai kompensasi atas risiko portofolio yaitu sebesar [(Rm – Rf) / σm] dikalikan
dengan penyimpangan standar portofolio (σ p). Bila digambarkan dalam garis pasar modal akan
nampak sebagai berikut:
SML: ri = rRF + (RPM)bi

Key Inputs Beta ri


Riskless
rRF 6,0% asset: 0,0 6,00%
rM 11,0% Stock L: 0,5 8,50%
RPM = rM
— rRF 5,0% Stock A: 1,0 11,00%
Stock H: 2,0 16,00%

H. Perubahan Koefisien Beta suatu Saham


Apabila investor mempunyai sekuritas secara individual, tidak dalam kombinasi
saham atau portofolio, bagaimana mengukur tingkat keuntungan sekuritas secara
individual tersebut. Pada dasarnya kita bisa menerapkan konsep CAPM pada sekuritas
secara individual. Dalam konsep CAPM pada sekuritas secara individual, tingkat risiko
diukur dengan koefisien beta (β), dan hubungan antara risiko dan tingkat keuntungan
sekuritas secara individu dapat digambarkan dalam Garis Pasar Sekuritas (GPS) atau
Security Market Line (SML).
Persamaan tingkat keuntungan sekuritas individual adalah: Ri = Rf + βi(Rm – Rf)

Ri = Tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh


sekuritas i Rf = Tingkat keuntungan bebas risiko
Rm = Tingkat keuntungan yang disyaratkan rata-rata dengan beta = 1 atau tingkat
keuntungan pasar
βi = Koefisien beta sekuritas i

dan digambarkan dalam grafik garis pasar sekuritas.


Garis pasar sekuritas merupakan garis yang menunjukkan hubungan antara tingkat
keuntungan yang disyaratkan dengan risiko sistematis sekuritas.

Contoh: Berapa tingkat keuntungan yang dapat diharapkan dari saham PT. TEKSINDO
bila tingkat keuntungan pasar sebesar 15%, koefisien beta 0,60, dan tingkat keuntungan
bebas risiko sebesar 12%?

Ri = Rf + βi(Rm – Rf)

Ri = 12% + 0,6(15% - 12%) = 13,80%

I. Hubungan Antara Risiko & Tingkat Pengembalian


Di dalam pasar uang di mana saham dan obligasi di jual, para pemakai uang, seperti
perusahaan yang melakukan investasi harus bersaing satu sama lain dalam mencari modal.
Untuk memperoleh pembiayaan atas proyek yang akan bermanfaat bagi pemegang saham
perusahaan, perusahaan harus menawarkan kepada investor, tingkat pengembalian yang
mampu bersaing dengan alternatif investasi lain yang tersedia bagi investor tersebut. Tingkat
pengembalian dari alternatif investasi terbaik berikutnya ini dikenal sbg biaya kesempatan
dana (opportunity cost of fund).

Dalam menjalankan sebuah bisnis, perusahaan kecil lebih berisiko dalam tingkat
pengembalian dari pada perusahaan besar. Mengapa? Karena pengalaman bisnis perusahaan
kecil mengandung risiko operasi yang lebih besar , mereka lebih sensitif terhadap
kecenderungan bisnis yang menurun dan beberapa beroperasi dalam pasar yang kecil yang
dengan cepat muncul dan kemudian dengan cepat lenyap. Selain itu perusahaan kecil
mengandalkan pembiayaan melalui utang dibandingkan perusahaan yang besar. Perbedaan ini
menciptakan variabilitas yang lebih pada jumlah laba dan arus kas, yang diartikan sebagai
risiko yang lebih besar.

Dengan memikirkan forgoing (kehilangan peluang yang lebih baik), kita harus
mengharapkan adanya tingkat pengembalian yang berbeda untuk pemilik dari berbagai surat-
surat berharga tersebut. Jika pasar menghargai investor atas risiko yang ditanggungnya, maka
tingkat pengembalian harus meningkat mengikuti peningkatan risiko.

Pada kenyataanya, seorang investor yang netral terhadap risiko cenderung mengambil
posisi agresif maksimum. Ia akan membeli sebanyak mungkin aset yang menjanjikan hasil
tinggi dan menjual sebanyak mungkin aset yang hasilnya lebih rendah. Perilaku inilah yang
menciptakan kondisi paritas suku bunga. Adapun karakteristik tersebut secara umum dapat
dibagi menjadi tiga, yaitu :

1. Takut pada risiko (Risk Avoider)

Karakteristik ini di mana sang decision maker sangat hati-hati terhadap keputusan yang
diambilnya bahkan ia cenderung begitu tinggi melakukan tindakan yang sifatnya mengindari
risiko yang akan timbul jika keputusan diaplikasikan. Karakter pebisnis yang melakukan
tindakan seperti ini disebut dengan safety player.

2. Hati-hati pada risiko (Risk Indifference)

Karakteristik ini di mana sang decision maker sangat hati-hati atau begitu menghitung
terhadap segala dampak yang akan terjadi jika keputusan diaplikasikan. Bagi kalangan bisnis,
mereka menyebut orang dengan karakter seperti ini secara ekstrem disebut sebagai tipe
peragu.

3. Suka pada risiko (Risk Seeker)

Karakteristik ini adalah tipe yang begitu suka pada risiko. Mereka terbiasa dengan
spekulasi dan itu pula yang membuat penganut karakteristik ini selalu saja ingin menjadi
pemimpin dan cenderung tidak ingin menjadi pekerja. Mental risk seeker adalah mental yang
dimiliki oleh pebisnis besar dan juga pemimpin besar. Karakter ini yang paling mendominasi
jika dilihat dari kedekatannya pada risiko.

J. Tingkat Pengembalian Yang Diharapkan Atas Investasi


Secara Berdiri Sendiri atau Portofolio
1. Risiko arus kas aktiva dapat dipertimbangkan atas dasar berdiri sendiri (stand-alone
basis) oleh setiap aktiva itu sendiri atau dalam konteks portofolio di mana investasi
digabungkan dengan aktiva lain dan risikonya dikurangi melalui diversifikasi.
2. Kebanyakan investor yang rasional memiliki portofolio aktiva, dan mereka lebih
memperhatikan risiko portofolionya daripada risiko aktiva individual.
3. Pengembalian yang diharapkan atas investasi adalah nilai rata-rata dari distribusi
probabilitas pengembalian.
4. Semakin besar probabilitas bahwa pengembalian aktual akan jauh di bawah
pengembalian yang diharapkan, semakin besar risiko yang berdiri sendiri (stand-alone)
yang berkaitan dengan aktiva.
5. Tingkat pengembalian yang diharapkan atas saham umumnya sama dengan
pengembalian yang diperlukan
6. Namun, sesuatu dapat terjadi yang menyebabkan tingkat pengembalian yang diperlukan
berubah:

a. Suku bunga bebas risiko dapat berubah karena perubahan inflasi yang diantisipasi.
b. Beta saham dapat berubah.
c. Penolakan investor terhadap risiko dapat berubah.

7. Dengan semakin berkembangnya dunia usaha dan investasi, maka didirikanlah oleh
Pemerintah Pasar Modal Indonesia, dalam hal ini khususnya Bursa Efek Jakarta.

Pasar modal memberikan pilihan investasi yang semakin banyak bagi perusahaan yang
telah go public (emiten) untuk memperoleh dana dalam mengembangkan perusahaannya,
maupun investor untuk memperoleh tingkat pengembalian yang lebih besar dari investasi
yang ditanamkan sebelumnya (capital gain). Tingkat pengembalian yang diharapkan
berkaitan erat dengan risiko yang ditanggungnya, bila tingkat pengembalian yang diperoleh
besar, maka risikonya juga besar, dan sebaliknya bila tingkat pengembalian yang diperoleh
kecil, maka risikonya juga kecil, tetapi semuanya tergantung dari investor itu sendiri dalam
menghadapi risiko.

Anda mungkin juga menyukai