UMER
CHAPRA DAN URGENSINYA PADA KEBANGKITAN EKONOMI ISLAM DI
INDONESIA
Proposal Thesis
Untuk Menyusun Tesis S-2 dalam Program Pasca Sarjana Ekonomi Syariah
Diajukan Oleh
17086050012
2020
DAFTAR ISI
ABSTRAK i
DAFTAR ISI v
BAB I
PENDAHULUAN
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
A. Latar Belakang Masalah
Ervin Laszlo dalam bukunya 3rd Millenium, The Challenge and the Vision
mengungkapkan kekeliruan sejumlah premis ilmu ekonomi, terutama rasionalitas
ekonomi yang telah mengabaikan sama sekali nilai-nilai dan moralitas. 1 Menurut mereka
kelemahan dan kekeliruan itulah yang antara lain menyebabkan ilmu ekonomi tidak
berhasil menciptakan keadilan ekonomi dan kesejahteraan bagi umat manusia. yang
terjadi justru sebaliknya, yaitu ketimpangan yang semakin tajam antara negara-negara
berkembang (yang miskin) dengan negara-negara dan masyarakat kaya.
Sistem ekonomi Islam berangkat dari kesadaran tentang etika, sebuah ethical
economy, sedangkan sistem ekonomi lain, baik kapitalisme maupun sosialisme, berangkat
dari kepentingan (interest). Kapitalisme berangkat dari kepentingan perorangan
1
Ervin Laszlo, Millenium Ketiga, Tantangan dan Visi (terj.3Rd Millenium The Challenge
and Vision, Jakarta, Dinastindo, Adiperkasa Internasional, 1999), hal. 34
2
Ketergantungan oleh Dos Santos didefinisikan sebagai suatu situasi di mana ekonomi
sekelompok negara dikondisikan oleh perkembangan dan ekspansi ekonomi lain, di mana ekonomi
sekelompok negara tersebut tunduk kepadanya. Ian Roxborough, Teori-teori Keterbelakangan,
terj. Rohman Achwan (Jakarta: LP3ES, 1986), hal. 70.
3
Issa J. Boullata, Dekonstruksi Tradisi: Gelegar Pemikiran Arab Islam (Yogyakarta:
LkiS, 2001), hal. 140.
(selfishness) dan sosialisme berangkat dari kepentingan kolektif (collectivisme). Dengan
ekonomi bedasar etika itu agama tidak menjadi alat bagi suatu kepentingan. Tugas umat
ialah memikirkan bahwa agamanya menghendaki sebuah ethical economy tetapi tetap
tanggap kepada kepentingan-kepentingan yang nyata. 4
Kondisi ini selaras dengan kiritik M.Umer Chapra tentang sistem Kapitalisme
laissez-faire dan Sosialisme yang gagal merealisasikan pemenuhan kebutuhan dasar,
kesempatan kerja penuh, distribusi pendapatan, dan kekayaan yang merata. Kedua sistem
itu tidak dapat mengantarkan perubahan struktural radikal yang diperlukan untuk
merealisasikan pertumbuhan dengan keadilan dan stabilitas. Oleh karena itu, kedua
sistem itu tidak mungkin dapat berfungsi sebagai contoh bagi negara yang sedang
berkembang, khususnya negara-negara muslim karena komitmen Islam yang tegas
terhadap keadilan sosioekonomi.6
4
Kuntowijoyo, Identitas Politik Umat Islam (Bandung: Mizan, 1997), hal. 135-136
5
Marshall Hodgson, G. S. (1977). The Venture of Islam: Conscience and History in a
World Civilization. Chicago, IL: University of Chicago Press. Vol. 3, hal 441.
6
M. Umer Chapra, Reformasi Ekonomi Sebuah Solusi Perspektif Islam, terj. Ikhwan
Abidin Basri, MA (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal. 24-25
Umer Chapra mengemukakan pandangan hidup Islam yang didasarkan pada tiga
konsep yang fundamental yaitu tauhid (keesaan Allah swt), khilafah, keadilan ('adalah).
Tauhid adalah konsep yang paling penting dari ketiganya. Dua konsep lainnya merupakan
turunan logika. Tauhid mengandung implikasi bahwa alam semesta ini secara sadar atau
sengaja dibentuk dan diciptakan oleh Allah Yang Maha Kuasa, Yang Maha Esa, dan
Unik. Oleh karena itu, mustahil alam raya ini muncul secara kebetulan seperti yang
tecantum dalam Q.S. Ali Imran:19, Q.S. Shad:27, dan Q.S. Al-Mukminun :15.25
“Manusia adalah Khalifah Allah di Bumi” terdapatn dalam Q.S. Al-Baqarah: 30, Al-
An'am: 165, Fathir: 39, Shad: 28, dan Al-Hadid: 7 “dan semua sumber daya yang ada di
tangannya adalah suatu amanah” ada dalam Q.S. al-Hadid : 7. Oleh karena Dialah yang
menciptakan manusia, maka Dialah yang memiliki pengetahuan yang sempurna tentang
makhluk-Nya, kekuatannya, dan kelemahannya. Dialah yang mampu memberikan
petunjuk yang dengan petunjuk tersebut, manusia akan dapat hidup harmonis dengan
alamnya dan kebutuhannya.
Umat manusia diberi kebebasan untuk memilih atau menolak petunjuk itu, meskipun
demikian, mereka hanya dapat mencapai kebahagian (falah) dengan
mengimplementasikan petunjuk tersebut dalam kehidupan mereka sendiri dan dalam
kehidupan bermasyarakat. Sebagai khalifah Allah, manusia bertanggung jawab kepada-
Nya. Mereka akan diberi pahala dan disiksa di hari akhirat kelak berdasarkan kehidupan
mereka di dunia ini.
Ilmu Ekonomi Pembangunan sekarang ini menghadapi masa krisis dan re-evaluasi.
Ia menghadapi serangan dari berbegai penjuru. Banyak ekonom dan perencana
pembangunan yang skeptis tentang pendekatan utuh ilmu ekonomi pembangunan
kontemporer. Menurut Kursyid Ahmad, sebagian mereka berpendapat bahwa teori yang
didapat dari pengalaman pembangunan Barat kemudian diterapkan di negara-negara
berkembang, jelas tidak sesuai dan merusak masa depan pembangunan itu sendiri.8
Paradok yang terjadi di negara Muslim adalah bahwa mereka kaya akan sumber daya
alam, namun ekonominya lemah dan miskin, 9 oleh karena itu, pembangunan ekonomi
Islam sangat dibutuhkan untuk mengubah cara berfikir tentang konsep pembangunan
ekonomi masyarakat secara umum, utamanya di negara Indonesia. Barometer
keberhasilan pertumbuhan ekonomi Islam menurut Beik tidak semata-mata dapat dilihat
dari sisi pencapain materi semata atau hasil dari kuantitas, namun juga ditinjau dari sisi
perbaikan kehidupan agama, sosial dan kemasyarakatan. Jika pertumbuhan ekonomi yang
terjadi justru memicu terjadinya keterbelakangan, kekacauan dan jauh dari nilai-nilai
keadilan dan kemanusiaan, maka dipastikan pertumbuhan tersebut tidak sesuai dengan
ekonomi Islam.10 Sedangkan menurut Khurshid Ahmad, ada beberapa faktor yang akan
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Faktor-faktor tersebut adalah: 1) Sumber daya
yang dapat dikelola (invistible resources), 2) Sumber daya manusia (human resources), 3)
7
Ibid., h. viii
8
Kursyid Ahmad, Pembangunan Ekonomi dalam Perspektif Islam, dalam Etika Ekonomi
Politik, Risalah Gusti, Jakarta, 1977, hal. 9
9
Khurshid, A., Economic Development in an Islamic Framework, (Studies Islamic,
1976)
10
Beik, I. S. Ekonomi Pembangunan Syariah, (Jakarta: Rajagrafindo Persada), 2016.
Wirausaha (entrepreneurship), 4) Teknologi (technology). Ekonomi Islam melihat bahwa
faktor-faktor di atas sangat penting dan diinginkan dalam pencapaian pertumbuhan
ekonomi.11
11
Opcit, Khurshid, A. Economic Development in an Islamic Framework.
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
E. Tujuan penelitan
1. Untuk mengetahui kritik Chapra terhadap dua sistem ekonomi dunia mainstream
yang tidak relevan bagi negara muslim.
2. Untuk mengetahui tantangan yang dihadapi dalam sistem ekonomi islam menurut
Chapra.
3. Upaya untuk menguraikan konsep Chapra tentang reformasi sistem ekonomi
pembangunan islam yang dapat menjadi peluang kebangkitan untuk negara
muslim.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang bisa diperoleh dari hasil penelitian ini baik secara teoritis
maupun praktis sebagai berikut :
a. Secara Teoritis :
1. Memberikan informasi, pemahaman teori dan kepustakaan mengenai konsep
Chapra tentang reformasi sistem ekonomi pembangunan islam yang dapat
menjadi peluang kebangkitan untuk negara muslim
2. Diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran serta pemahaman
tentang adanya solusi alternatif ditengah ketidakadilan yang diciptakan
kapitalisme dan sosialisme dalam sistem ekonomi dunia melalui reformasi
sistem ekonomi pembangunan Chapra.
3. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian bagi peneliti
berikutnya dalam melakukan penelitian lebih lanjut tentang pemikiran
tokoh-tokoh muslim agar literasi ekonomi islam dapat semakin utuh secara
teori.
b. Secara Praktis
Dengan adanya tesis ini dapat djadikan sebagai masukan untuk pihak-pihak
terkait seperti:
1. Bagi Penulis
Sebagai bahan kajian ilmiah dari teori-teori yang pernah didapat dan
mengaplikasikan secara empiris dengan harapan dapat bermanfaat dalam
menjawab tantangan ekonomi dunia global berdasarkan prinsip-prinsip
ekonomi syariah.
2. Bagi Masyarakat
G. Kerangka Teori
12
(2009:67),
13
Widjaja (2011:75),
14
Prasojo (2009:xv)
15
Khan, M. A.). Ajaran Nabi Muhammad SAW tentang Ekonomi (Kumpulan
HaditsHadits Pilihan Tentang Ekonomi). Jakarta: PT. Bank Muamalat Indonesia, 1997
satunya surat Hud Ayat 61.16 Al-Mizan memaparkan bahwa ekonomi
pembangunan pada intinya merupakan turunan dari ilmu ekonomi yang bersifat
terapan (applied economics). Turunan ilmu ekonomi ini lahir setelah terjadinya
perang dunia kedua atau dua abad setelah lahirnya ilmu ekonomi pada tahun
1776 Masehi. Salah satu tujuan utama pembangunan ekonomi tidak lain untuk
membentuk masyarakat yang adil (fair) dan sejahtera (welfare). Pertumbuhan
ekonomi menurut ekonomi Islam, bukan sekedar terkait dengan peningkatan
terhadap barang dan jasa, namun juga terkait dengan aspek moralitas dan kualitas
akhlak serta keseimbangan antara tujuan duniawi (property) dan ukhrawi
(hereafter).17
16
Mth, A, Konsep Pembangunan Ekonomi Islam. Al-Mawarid Journal of Islamic Law,
2003, hal 10. Diambil dari https://www.neliti.com/id/public ations/42590/konseppembangunan-
ekonomi-islam
17
Al Mizan, Pembangunan Ekonomi Dalam Perspektif Ekonomi Islam. Maqdis: Jurnal
Kajian Ekonomi Islam, 01(02), 2016.
18
Kuntowijoyo, Identitas Politik Umat Islam , (Bandung: Mizan, 1997), hlm. 135-136
19
Syed Nawab Haider Nagwi, Etika dan Ilmu Ekonomi: Suatu Sintesis Islami (Bandung:
Mizan, 1985), hlm. 123-125
dan kolektivitas mempunyai kebebasan penuh untuk menentukan nasibnya
sendiri. Dalam ekonomi berarti ada kebebasan penuh untuk mengaplikasikan
kaidah-kaidah Islam. Karena kegiatan ekonomi bukanlah ibadah, tapi mu’amalah,
maka kaidahnya adalah semua boleh, kecuali yang dilarang. Larangan dalam
Islam adalah ketidakadilan dan riba.
Kebutuhan akan suatu konsep baru pembangunan ekonomi dunia saat ini
terasa lebih mendesak dilakukan, terutama dalam era globalisasi. Mark Skousen
dalam bukunya Economic on Trial : Lies, Myths and Reality banyak mengkritik
mainstream ekonomi yang selama ini dianut oleh negara-negara dunia. Dia juga
selanjutnya memberikan beberapa resep bagaimana seharusnya kita memulai
abad baru ini dengan menerapkan 7 (tujuh) prinsip ekonomi yang harus menjadi
acuan dalam bergerak. Prinsip-prinsip tersebut adalah :
2. Pengeluaran defisit dan hutang nasional yanhg terlalu besar merupakan hal yang
membahayakan bagi masyarakat.
20
Mark Skousen, Economics on Trials : Lies, Myths, and Realities, (USA Bussiness One
Irwin, 1991), hal. 292
Lebih lanjut Mark Skousen, yang terkenal dengan kritik-kritiknya
terhadap konsep ekonomi, baik secara mikro maupu makro, menyatakan bahwa
ekonomi baru (new economy) pasti akan terwujud. Oleh karena itu, ia
menegaskan bahwa negara manapun di dunia ini, baik miskin atau kaya, tidak
boleh melupakan prinsip-prinsip di atas.21
21
Ibid..
22
Sumitro Djojohadikusumo, Indonesia dalam Perkembangan Dunia : Kini dan Masa
Datang, (LP3ES, cet,v) hal 413-414.
23
Produk Nasional Bruto (PNB) adalah produk nasional yang diwujudkan oleh warga
negara suatu Negara, sedangkan Produk Domestik Bruto (PDB) adalah produk nasional yang
diwujudkan oleh penduduk dalam suatu Negara.
Sedangkan istilah pembangunan ekonomi (economic development)
biasanya dikaitkan dengan perkembangan ekonomi di negara-negara
berkembang. Sebagian ahli ekonomi mengartikan istilah ini sebagai
berikut, ”economic development is growth plus change” (Pembangunan ekonomi
adalah pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan-perubahan dalam
struktur dan corak kegiatan ekonomi).24
Dalam berbagai literatur tentang ekonomi Islam, kedua istilah ini juga
ditemukan. Ekonomi Islam pada dasarnya memandang bahwa pertumbuhan
ekonomi adalah bagian dari pembangunan ekonomi.25 Pertumbuhan ekonomi
didefenisikan dengan a suistained growth of a right kind of output which can
contribute to human welfare.26 (Pertumbuhan terus-menerus dari factor produksi
secara benar yang mampu memberikan konstribusi bagi kesejahteraan manusia).
3. Wirausaha (entrepreneurship)
4. Teknologi (technology)28
Islam juga melihat bahwa faktor-faktor di atas juga sangat penting dalam
pertumbuhan ekonomi.
27
Munawar Iqbal, Financing Economic Development, buku Abul Hasan Muhammad
Sadeq, hal. 102
28
Abul hasan Muhammad Sadeq, op.cit, hlm.56
Pertumbuhan ekonomi sangat membutuhkan sumberdaya yang dapat
digunakan dalam memproduksi asset-asset fisik untuk menghasilkan pendapatan.
Aspek fisik tersebut antara lain tanaman indutrsi, mesin, dsb. Pada sisi lain, peran
modal juga sangat signifikan untuk diperhatikan. Dengan demikian, proses
pertumbuhan ekonomi mencakup mobilisasi sumberdaya, merubah sumberdaya
tersebut dalam bentuk asset produktif, serta dapat digunakan secara optimal dan
efisien. Sedangkan sumber modal terbagi dua yaitu sumber domestik/internal
serta sumber eksternal.
2.SDM (human resuources)
29
Sumitro Djoyohadikusumo, Perkembangan Pemikiran Ekonomi, Jakarta, Obor
Indonesia, 1991, hal. 384.
a). Suatu kontrak kerja merupakan janji dan kepercayaan yang tidak
boleh dilanggar walaupun sedikit. Hal ini memberikan suatu jaminan moral
seandainya ada penolakan kewajiban dalam kontrak atau pelayanan yang telah
ditentukan.
3. Wirausaha (entrepreneurship)
Karena itu, tidak mengherankan apabila saat ini muncul kesadaran yang
meluas bahwa strategi industrialisasi modern yang berskala besar pada dekade
terdahulu secara umum telah gagal memecahkan masalah-masalah
keterbelakangan global dan kemiskinan.31 Litte, Scietovsky dan Scott telah
menyimpulkan bahwa industri-industri modern yang berkla besar biasanya
kurang dapat menghasilkan keuntungan daripada industri-industri kecil, di
samping itu industri besar lebih mahal dalam hal modal dan lebih sedikit
menciptakan lapangan pekerjaan.32 Karena itulah Usaha Mikro (Industri kecil)
secara luas dipandang sebagai suatu cara yang efektif untuk meningkatkan
konstribusi sektor swasta, baik untuk tujuan-tujuan pertumbuhan maupun
pemerataan bagi negara-negara berkembang. 33 Banyak para sarjana meragukan
konstribusi industri-industri besar dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat
secara signifikan dibanding industrui kecul dan usaha mikro. 34
31
Carl Lidholm dan Donald Mead, Small Scale Enterprise : A Profile, diproduksi
kembali dari Small Scale Industries in Developing Countries : Empirical Epidence and Policy
Implication, Michigan State University Development Paper, dalam Economic Impact,2, 1998, hal.
12.
32
Ian Litte, Tibor Scietovsky dan Maurice Scott, Industri and Trade in Some Developing
Countries (London , Oxford University Press, 1970, hal.91
33
Mariluz Cortes, Albert Berry dan Asfaq Ishaq, Succses in Small and Medium Scale
Entreprise (diterbitkan untuk bank dunia oleh Oxford university Press, 1987, hal.2
34
Hasan Al-Banna, Majmu’at at-Rasail, Alexandaria, Darud Dakwah, 1989, hlm267
35
Muhammad M.Akram Khan, Economic Message of Quran, (Kuwait, Islamic Book
Published, 1996)
Dari paparan di atas dapat ditegaskan bahwa peran wirausaha dalam
menggerakkan pertumbuhan ekonomi merupakan hal yang tak terbantahkan.
Kelangkaan wirausaha bahkan bisa menyebabkan kurangnya pertumbuhan
ekonomi walaupun faktor-faktor lain banyak tersedia. Dalam hal ini pula Islam
sangat mendorong pengembangan semangat wirausaha untuk menggalakkan
pertumbuhan ekonomi.
4.Teknologi
Karena itu, teknik dan pendekatan baru yang harus dilakukan dalam
pembangunan menurut perspektif ekonomi Islam, adalah bahwa kita harus
meninggalkan penggunaan model-model pertumbuhan agregatif yang lebih
menekankan maksimalisasi tingkat pertumbuhan sebagai satu-satunya indeks
perencanaan pembangunan. Karena itu, pertumbuhan ekonomi dan perkapita
yang tinggi, bukan menjadi tujuan utama. Sebab apalah artinya perkapita tinggi,
tapi berbeda sama sekali dengan kondisi riil, kemiskinan menggurita dan
kesenjangan tetap menganga. Sebagai contoh, kita bisa melihat PDB Indonesia
pada tahun 2000. menurut perhitungan Badan Statistik, selama tahun 2000 itu,
PDB tumbuh 4,8%. Pendapatan perkapita Indonesia, telah meningkat 14,49 %
dari tahun sebelumnya. Berdasarkan perhitungan BPS tersebut, PDB penduduk
Indonesia tahun lalu, mencapai US$.700 perkapita. Bila dirupiahkan angka
tersebut sekitar Rp. 6,3 Juta dalam perkapita pertahun. Dengan peningkatan
perkapita menjadi Rp. 6,3 juta, peringkat Indonesia di Asia Tenggara mengalami
perbaikan dibanding dengan saat krisis ekonomi memuncak. Pendapatan rata-rata
penduduk Indonseia setidaknya masih lebih tinggi dari Vietnam (US$. 370),
Kamboja (US$. 280) dan Laos (US$. 263). Namun peringkat Indonesia masih
dibawah Myanmar (US$. 765), Philipina (US$. 1046), Thailand (US$. 1909) dan
sangat jauh dibawah Malaysia (US$. 3248), Brunai (US$. 20.400) dan Singapura
(US$. 22.710).
Dari data pertemuan ekonomi Indonesia yang tampak membaik itu, kita
tidak boleh langsung bergembira dan menyatakan bahwa pemulihan ekonomi
rakyat Indonesia mulai berhasil. Harus dicatat, meskipun pertumbuhan ekonomi
Indonesia setinggi langit, misalnya mencapai 20%, dan perkapita mencapai US$.
3.200, seperti Malaysia. Hal ini belum tentu menggembirakan kita, bila ditinjau
dari perspektif ekonomi Islam, karena mungkin saja pertumbuhan yang tinggi
berada di tangan segelintir konglomerat tertentu.
H. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu dapat digunakan untuk hipotesis atau jawaban
sementara dalam penelitian ini, selain itu penelitian terdahulu dapat dipakai sebagai
sumber pembanding dengan penelitian yang sedang penulis lakukan. Sejauh ini
penulis tidak mendapatkan tulisan yang membahas konsep reformasi pembangunan
ekonomi M. Umer Chapra dan urgensinya pada kebangkitan ekonomi negara
muslom. Penulis hanya mendapatkan beberapa penelitian terdahulu yang di dapat
dari jurnal dan internet tentang pemikiran Umer Chapra yang lain seperti kebijakan
moneter, inflasi dsb, diantara karya-karya ilmiah tersebut adalah :
I. Metodologi Penelitian
38
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2007), hal. 4
yang berhubungan dengan fokus penelitian dengan tujuan mencoba memahami,
menggali pandangan dan pengalaman mereka untuk mendapat informasi atau data
yang diperlukan.
Adapun metode pengumpuluan data penelitian ini diambil dari sumber data,
yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat
diperoleh. Apabila peneliti menggunakan dokumentasi, maka dokumen atau
catatanlah yang menjadi sumber data, sedangkan isi catatan subjek penelitian atau
variable penelitian.40
Dalam penulisan tesis ini sumber data yang akan peneliti gunakan yaitu :
a. Sumber Primer
39
Anwar Sanusi, Metodologi Penelitian Bisnis (Jakarta: Salemba Empat, 2016), 32
40
Suharsimi Arikuntoro, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rieneka
Cipta, 2006), 26
41
Nasution, Metode Reseach Penelitian Ilmiah (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), Cet. IV, 150.
Islam dan Tantangan Ekonomi, terj. Ikhwan Abidin Basri. (2000), Sistem Moneter
Islam, terj. Ikhwan Abidin Basri (2000).
b. Sumber Sekunder
Sumber sekunder adalah sumber-sumber yang diambil dari sumber yang lain
yang tidak diperoleh dari sumber primer. Dalam tesis ini sumber-sumber sekunder
yang dimaksud adalah buku-buku lain berupa: buku, artikel, jurnal, atau berupa hasil
penelitian terdahulu yang relevan dengan pokok kajian ini yang berhubungan dengan
permasalahan yang menjadi pokok bahasan tesis ini.
J. Sistematika Penulisan
Sebagai langkah selanjutnya dari penyusunan tesis ini yaitu tentang pembahasan
sistematika penulisan yang terdiri dalam lima bab antara bab satu dengan bab-bab
berikutnya merupakan rangkaian yang tidak dapat dipisahkan. untuk mendapatkan
gambaran mengenai isi tesis ini penulis akan menguraikan sistematika
pembahasannya, yaitu :
Bab I Pendahuluan, dalam bab ini akan diuraikan tentang latar belakang
masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penelitan, tinjauan pustaka,
metode penelitian dan sistematika penulisan yang berkaitan dengan judul tesis.
42
Afifudin, Et.al, Metodeologi Penelitian Kualitatif ( Bandung: Pustaka Setia, 2012),165.
Bab II Metode Pemikiran, Pada bab ini menguraikan tentang pemikiran
ekonomi pembangunan islam secara teoritis dan historis.
Bab IV Penutup dan Kesimpulan, pada bab terakhirnya ini berisi tentang
kesimpulan dari isi tesis dan saran-saran yang berkaitan dengan judul tesis.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad , Kursyid, 1977, Pembangunan Ekonomi dalam Perspektif Islam, dalam Etika Ekonomi
Al Mizan, , 2016, Pembangunan Ekonomi Dalam Perspektif Ekonomi Islam. Maqdis: Jurnal
Arikuntoro , Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rieneka
Boullata, Issa J. , 2001, Dekonstruksi Tradisi: Gelegar Pemikiran Arab Islam (Yogyakarta: LkiS,)
Chapra, M. Umer, 2008 Reformasi Ekonomi Sebuah Solusi Perspektif Islam, terj. Ikhwan Abidin
Cortes, Mariluz Albert Berry dan Asfaq Ishaq, 1987,, Succses in Small and Medium Scale
Press.
Hasan, Abdul M.Sadeq dan Aidit Ghazali, 1992, Readings in Islamic Economic Thought,
Khan, M. A, 1997. Ajaran Nabi Muhammad SAW tentang Ekonomi (Kumpulan HaditsHadits
dari Small
Litte, Ian, Tibor Scietovsky dan Maurice Scott, 1970, Industri and Trade in Some Developing
Moleong , Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007),
hal. 4
Mth, A., 2003 Konsep Pembangunan Ekonomi Islam. Al-Mawarid Journal of Islamic Law.
Diambil dari
https://www.neliti.com/id/public ations/42590/konseppembangunan-ekonomi-islam
Published.
Nawab , Syed Haider Nagwi, , 1985, Etika dan Ilmu Ekonomi: Suatu Sintesis Islami (Bandung:
Mizan)
Roxborough, Ian, 1986, Teori-teori Keterbelakangan, terj. Rohman Achwan , (Jakarta: LP3ES)
Skousen,Mark, 1991Economics on Trials : Lies, Myths, and Realities, (USA Bussiness One Irwin
(LP3ES, cet,v)
Yunus, Muhammad, 1988, The Poor as the Engine of Development, dalam Economic Impact, 2