MAKALAH
Oleh :
Kelompok 4
Dosen :
A. Syathir Sofyan. S.EI., M.E
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah swt. karena Rahmat dan Karunia-Nya
sehingga kami mampu untuk menyusun makalah dengan judul “Ideologi dan Isme
dalam Sistem Ekonomi” ini dengan tepat waktu. Salawat dan salam selalu kita ucapkan
dan curahkan untuk junjungan nabi agung kita, Nabi Muhammad saw. yang sudah
menyampaikan petunjuk dari Allah swt. untuk kita semua, sebuah petunjuk paling
benar yakni syariah agama Islam yang sempurna dan satu-satunya karunia paling besar
masalah yang termasuk dari tugas Perbandingan Sistem Ekonomi “Ideologi dan Isme
dalam Sistem Ekonomi”. Kami menyampaikan terima kasih yang banyak terhadap
makalah ini sampai bisa terselesaikan. Begitulah yang bisa kami haturkan, kami
Kelompok IV
ii
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................... 1-3
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak manusia mengenal hidup bergaul, tumbuhlah suatu masalah yang harus
dipenuhi oleh dirinya sendiri. Makin luas pergaulan mereka, bertambah kuatlah
ketergantungan antara satu sama lain untuk memenuhi kebutuhan itu. Kebutuhan hidup
ekonomi.1
dihadapi semua orang tanpa terkecuali. Hal ini dikarenakan permasalahan ekonomi
aktivitas ekonomi, dari yang sangat sederhana kepada aktivitas ekonomi yang modern,
masalahnya tidak lagi sekedar pada bagaimana manusia memenuhi kebutuhannya yang
tak terbatas dengan alat-alat pemenuh kebutuhan yang tersedia (terbatas), tetapi juga
Rabiatul Adawiah, “Perspektif Beberapa Ideologi Tentang Ekonomi (Sebuah Kajian Filsafat
1
1
2
orang lain. Untuk menjawab permasalahan tersebut, parpemikir dari berbagai kalangan,
mulai dari filosof, politikus, sosiolog dan tentunya ekonom sendiri telah
ekonomi.2
Dua aliran besar pemikiran yang mewarnai sistem ekonomi dunia hingga saat
ini adalah kapitalisme dan sosialisme. Aliran-aliran pemikiran tersebut berbeda satu
sama lain dalam hal-hal yang bersifat ideologis hingga mempengaruhi pola dan
ideologi yang memberi landasan dan tujuannya di satu pihak dan aksioma-aksioma
Adam Smith muncul dengan mendasarkan pemikiran ekonominya pada etika hukum
alam dengan mengajukan konsep pasar bebas. Namun dalam perkembangannya sangat
Rabiatul Adawiah, “Perspektif Beberapa Ideologi Tentang Ekonomi (Sebuah Kajian Filsafat
2
Pada sisi lain, Karl Marx muncul dengan mengibarkan bendera sosialisme.
hak milik pribadi atas alat-alat produksi dan penghapusan kelas-kelas sosial. Dalam
B. Rumusan Masalah
Rabiatul Adawiah, “Perspektif Beberapa Ideologi Tentang Ekonomi (Sebuah Kajian Filsafat
4
PEMBAHASAN
1. Liberalisme Kapitalis
dalam bentuk yang murni menghendaki adanya kebebasan individu yang mutlak dan
tidak dibenarkan pengaturan ekonomi oleh pemerintah kecuali dalam hal-hal yang
tidak diatur sendiri oleh individu (Soepangat dan Gaol, 1991:7). Kapitalisme pada
dasarnya bersumber dan berakar pada pandangan filsafat ekonomi klasik, terutama
ajaran Adam Smith. Selain Adam Smith, tokoh lainnya yang disebut sebagai perintis
pandangan ekonomi klasik adalah David Ricardo, James Mill, Jeremy Bentham,
Thomas Robert Malthus, dan J.B. Say. Keseluruhan filsafat pemikiran ekonomi klasik
tersebut dibangun di atas dasar filsafat liberalisme. Mereka percaya pada kebebasan
individu (personal liberty), kepemilikan pribadi (private property), dan inisiatif serta
Kapitalisme itu sendiri, seperti ditulis Austin Ranney (1996), bukan ideologi politik,
5
Syamsul Ma'arif, “Dinamika Peran Negara Dalam Proses Liberalisasi Dan Privatisasi”, Jurnal
Kebijakan Dan Administrasi Publik, Vol. 10, No. 2 (November 2006): h. 100.
4
5
melainkan suatu sistem ekonomi di mana cara produksi, distribusi, serta pertukaran
barang dan jasa dimiliki dan dioperasikan oleh pihak swasta (Ranney, dalam Choirie,
2004: 22). Sedangkan liberalisme merupakan filsafat politik dan juga ideologi politik.
kebebasan individu dalam setiap aspek kehidupan. Hal ini dimaksudkan sebagai
langkah awal dalam usaha memberikan jaminan terhadap hak asasi manusia. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa kapitalisme adalah "tangan” liberalisme yang bekerja
disebut laissez faire (Hari Cahyono, 1991: 136). Gregorio S. Miranda (1979: 12)
mendefinisikan laissez faire sebagai doktrin yang menuntut campur tangan minimum
faire, masyarakat yang ideal dicirikan oleh adanya persaingan antar individu
2. Sosialisme Komunisme
sebelumnya yaitu sistem ekonomi kapitalis. Karena system ekonomi kapitalis dituding
6
Syamsul Ma'arif, “Dinamika Peran Negara Dalam Proses Liberalisasi Dan Privatisasi”, Jurnal
Kebijakan Dan Administrasi Publik, Vol. 10, No. 2 (November 2006): h. 100.
7
Syamsul Ma'arif, “Dinamika Peran Negara Dalam Proses Liberalisasi Dan Privatisasi”, Jurnal
Kebijakan Dan Administrasi Publik, Vol. 10, No. 2 (November 2006): h. 101.
6
Sistem ekonomi sosialis merupakan kebalikan dari sistem ekonomi kapitalis, yang
mana menyerahkan segala siklus ekonomi sepenuhnya kepada mekanisme pasar yang
ada. Sedangkan untuk system ekonomi sosialis, di mana pemerintah sangat memiliki
peran sangat besar di dalam mengelola roda perekonomian dari hulu hingga hilir dalam
kebebasan dalam melakukan aktivitas ekonomi tetapi sangat terbatas sekali, serta
dengan adanya campur tangan pemerintah yang sangat besar. Pemerintah melakukan
campur tangan demi terwujudnya kemakmuran masyarakat bersama, tetapi di sisi lain
bersama. Karena system ekonomi sosialis ini memiliki pandangan bahwa suatu
ialah penguasaan dan kepemilikan atas aset-aset ekonomi maupun terhadap faktor-
faktor produksi yang ada sebagian besarnya adalah kepemilikan untuk social.8
Pada dasarnya sosialisme mewarisi tujuan pokok yang sama dari kapitalisme,
yakni melestarikan kesatuan faktor tenaga kerja dan pemilikan. Pada abad ke-17 dan
8
Dicky Sumarsono, “Sistem Perekonomian Negara-Negara Di Dunia”, Jurnal Akuntansi Dan
Pajak, Vol. 16, no. 02 (Januari 2016): h. 26.
7
ke-18, saat kapitalisme melewati tahap awal perkembangannya, kesatuan itu menjadi
kenyataan. Inggris di zaman John Locke masih hidup dan Amerika di zaman Thomas
dalam skala kecil keluarga saja. Tenaga kerja dan pemilik berada dalam keseiringan.
Ancaman utama dalam kesatuan ini justru datang dari negara, yang berusaha untuk
dalam urusan ekonomi. Akan tetapi, tatkala ekonomi kapitalis mengalami kemajuan,
serta pengaturan tenaga kerja perlahan-lahan digantikan oleh system ekonomi dalam
mana perusahaan besar mengambil alih fungsi-fungsi tersebut. Ketika bentuk usaha
industri tumbuh semakin besar, tanggungjawab tenaga kerja semakin beralih ke tangan
masalah ekonomi adalah: Pertama, pemerataan sosial, salah satu kekuatan pendorong,
yakni penentangannya terhadap ketimpangan kelas sosial yang diterim oleh negara
Eropa (maupun bagian dunia yang lain) dari zaman feodal dimasa lalu. Kedua,
9
Nur Sayyid Santoso, Sejarah Ideologi Dunia: Kapitalisme, Sosialisme, Komunisme, Fasisme,
Anarkisme, Anarkisme Dan Marxisme, Konservatisme (Cet. I; Yogyakarta: Eye on The Revolution Press,
2010), h. 34.
10
Nur Sayyid Santoso, Sejarah Ideologi Dunia: Kapitalisme, Sosialisme, Komunisme, Fasisme,
Anarkisme, Anarkisme Dan Marxisme, Konservatisme (Cet. I; Yogyakarta: Eye on The Revolution Press,
2010), h. 34.
8
kapitalisme, maka bagi sosialisme; ‘tidak ada hak milik pribadi atas alat-alat produksi,
solidaritas sosial dan kerjasama sebagai sarana untuk mengembangkan ekonomi dan
membangun suatu jaringan ikatan sosial dan ekonomi yang kuat guna membantu
membentuk kepaduan nasioal. Karena, begitu jauhnya kenyataan ekonomi dan politis
oleh pemerintah. Semua unit bisnis mulai dari yang kecil hingga yang besar dimiliki
oleh pemerintah dengan tujuan pemerataan ekonomi dan kebersamaan. Namun tujuan
sistem komunis tersebut belum pernah sampai ke tahap yang maju, sehingga banyak
Lenin dalam melihat kemakmuran ekonomi yang menjadi syarat utama untuk
mencapai cita-cita komunis. Ia bersandar kepada tiga prinsip untuk mencapai tujuan
11
Nur Sayyid Santoso, Sejarah Ideologi Dunia: Kapitalisme, Sosialisme, Komunisme, Fasisme,
Anarkisme, Anarkisme Dan Marxisme, Konservatisme (Cet. I; Yogyakarta: Eye on The Revolution Press,
2010), h. 35.
12
Nur Sayyid Santoso, Sejarah Ideologi Dunia: Kapitalisme, Sosialisme, Komunisme, Fasisme,
Anarkisme, Anarkisme Dan Marxisme, Konservatisme (Cet. I; Yogyakarta: Eye on The Revolution Press,
2010), h. 49.
9
kehidupan anggota masyarakat secara seksama oleh suatu organisasi tehnik birokratis
(kita harus meniru kapitalis); Ketiga, perlembagaan persaingan sebagai cara untuk
model dan rangsangan bagi usaha individu dan kolektif, melalui pemberian
rangsangan bagi kepentingan pribadi dalam bentuk gaji serta imbalan yang tidak sama,
dan insentif material dan jabatan untuk mereka yang ahli secara tehnis dan cakap secara
administrative.13
diktatur dan otoriter penguasa dan partai terhadap rakyatnya. Dalam bidang ekonomi,
telah menciptakan kelas baru antara pemegang kekuasaan dengan rakyat, yakni
Dibidang sosial budaya telah menciptakan manusia yang tidak lagi memiliki harkat
Ekonomi)
Dua aliran besar pemikiran yang mewarnai sistem ekonomi dunia hingga saat
ini adalah kapitalisme dan sosialisme. Aliran-aliran pemikiran tersebut berbeda satu
13
Nur Sayyid Santoso, Sejarah Ideologi Dunia: Kapitalisme, Sosialisme, Komunisme, Fasisme,
Anarkisme, Anarkisme Dan Marxisme, Konservatisme (Cet. I; Yogyakarta: Eye on The Revolution Press,
2010), h. 49.
14
Nur Sayyid Santoso, Sejarah Ideologi Dunia: Kapitalisme, Sosialisme, Komunisme, Fasisme,
Anarkisme, Anarkisme Dan Marxisme, Konservatisme (Cet. I; Yogyakarta: Eye on The Revolution Press,
2010), h. 50.
10
sama lain dalam hal-hal yang bersifat ideologis hingga mempengaruhi pola dan
ideologi.15
meninggalkan nilai-nilai etika yang ada didalamnya. Namun pada sisi lain Karl Max
terhadap self respect manusia dan menawarkan sistem ekonomi sosialis dengan
karakteristik penghapusan hak milik pribadi atas alat-alat produksi dan penghapusan
adapun ekonomi Islam muncul belakangan dan tampak lebihmengedepanan sisi etika
1. Liberalisme Kapitalis
Adam Smith (173-1790) di Inggris. Paham ini bukanlah soal pertanian atau
15
Hj.Rabiatul Adawiah, “Perspektif Beberapa Ideologi Tentang Ekonomi (Sebuah Kajian Filsafat
Ekonomi)”, Jurnal Studi Ekonomi, Vol. 3, No.2 (2012), h. 174
16
Ahmad Tafsir. Filsafat Umum: Akal dan Hati Sejak Thales sampai Capra. (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, (2000). h. 28
11
ekonomi yang diletakkan kepada pekerjaan dan kepentingan diri. Jika seseorang
dirinya. Oleh karena itu ajaran ini merdeka berbuat dan merdeka bertindak. Paradigma
liberalisme kapitalis berangkat dari keinginan manusia untuk hidup bebas, penertiban
dan peraturan oleh kelompok liberalis dianggap cenderung sentralis dan kurang
manusiawi, tidak menghargai demokratisasi dan hak azasi manusia, lebih jauh mereka
Kapitaslime pada dasarnya bersumber dan berakar bersumber dan berakar pada
pandangan filsafat ekonomi Klasik, terutama ajaran Adam Smith. Selain Adam Smith
tokoh lainnya yang disebut sebagai perintis pandangan ekonomi klasik adalah David
Ricardo, James Mill, Jeremy Bentham, Thomar Robert Malthus dan J.B Say.
Keseluruhan filsafat pemikiran ekonomi klasik tersebut dibangun di atas dasar filsafat
liberalism. Kapitalis seperti ditulis Austin Ranney tahun 1996 bukan ideology politik
melainkan suatu sistem ekonomi dimana cara produksi, distribusi serta pertukaran
barang dan jasa dimiliki dan dioperasikan oleh pihak swasta. Sedangkan liberalisme
17
Hj.Rabiatul Adawiah, “Perspektif Beberapa Ideologi Tentang Ekonomi (Sebuah Kajian Filsafat
Ekonomi)”, Jurnal Studi Ekonomi, Vol. 3, No.2 (2012), h.176
18
Syamsul Maarif, “Dinamika Peran Negara Dalam Proses Liberalisasi Dan Privatisasi”, Jurnal
Kebijakan Dan Administrasi Publik, Vol. 10, No.2 (2006), h. 100
12
Menurut Adam Smith sebagai Bapak Ekonomi Liberal melihat bahwa campur
tangan ekonomi melalui peraturan negara akan menyebabkan konflik dan kemunduran.
Pada pendekatan liberalis ekonomi, individu sebagai konsumen dan produsen menjadi
actor utama. Peran negara didalamnya hanya berfungsi untuk mencegah kegagalan
pasar atau sebagai penyedia public saja. Namun terbebas paham manusia dari paham
univerlisme untuk memasuki kebebasan yang seluas luasnya bukan berarti ekonomi
dunia selamat dari marabahaya yang mengancamnya. Jika paham universalisme dapat
kota yang pertama dan dari orang-orang kota tersebutlah tumbuh benih-benih pertama
dan dari orang orang tersebutlah tumbuh benih dari kaum borjuis. Kaum borjuis ini
2. Sosialisme Komunisme
ilmu pengetahuan serta hasil dari penyelidikan akal sehat walaupun masih susah
diwujudkan
Hj.Rabiatul Adawiah, “Perspektif Beberapa Ideologi Tentang Ekonomi (Sebuah Kajian Filsafat
19
teori-teori yang modern. Pada zaman ketiga inilah lahirnya Marxisme yang menjadi
pegangan hampir seluruh kaum sosialis dunia pada masa kita sekarang ini.
Pada tahun 1948, genaplah seratus tahun usianya Marxisme, yang terhitung dari
keluarnya Komunisme Manifesto pada tahun 1848. Pada awalnya ajaran Marxisme ini
dicaci maki, dihina serta dibenci. Akan tetapi ketika Lenin pertama kali mendirikan
negara komunis18 di Rusia pada tahun 1917, Marxisme telah menjejakkan kakinya
dengan tapak yang kuat sebagai dasar bagi negara tersebut. Pada tahun 1948, dengan
terbentuknya negara Komunis Rusia, berarti kurang lebih seperenam dari manusia
diseluruh dunia memegang teguh paham dari Karl marx tersebut. Pada tahun 1979
dengan berdirinya Republik Rakyat Cina di bawah pimpinan Mao Tze Tung yang
menguasai kurang lebih hampir 700 miliun manusia, jumlah pengikut Marxisme
hampir mencapai sepertiga penduduk dunia. Pada masa sekarang yang jumlah
penduduk dunia.20
macam kekerasan dalam menjalankan taktik dan strateginya yang radikal dan
kesusilaan kelas-kelas sebagai penjagaan diri dari kelas itu dengan kesusilaan. Ajaran
20
Hj.Rabiatul Adawiah, “Perspektif Beberapa Ideologi Tentang Ekonomi (Sebuah Kajian Filsafat
Ekonomi)”, Jurnal Studi Ekonomi, Vol. 3, No.2 (2012), h.. 179
14
ini mendasarkan segala sesuatunya pada materi, materialisme yang dimaksud oleh Karl
Marx di sini ialah ekonomi. Dalam ekonomi berpusat segala masalah, berakhir segala
sedangkan egala soal selain itu menjadi sekunder. Karena kebutuhan ekonomi dalam
suatu masa, manusia dapat membentuk hasil-hasil rohani, seperti ilmu pengetahuan,
falsafah, agama, dan sebagainya. Bahkan, susunan ekonomi juga, yang menyebabkan
gaib. Selanjutnya, untuk memaksakan kepentingan suatu golongan yang lebih besar
melihat adanya dua kelas yang tercipta, yaitu borjuis dan proletar.21
Hj.Rabiatul Adawiah, “Perspektif Beberapa Ideologi Tentang Ekonomi (Sebuah Kajian Filsafat
21
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dua aliran besar pemikiran yang mewarnai sistem ekonomi dunia hingga saat
ini adalah kapitalisme dan sosialisme. Aliran-aliran pemikiran tersebut berbeda satu
sama lain dalam hal-hal yang bersifat ideologis hingga mempengaruhi pola dan
ideologi.
dalam bentuk yang murni menghendaki adanya kebebasan individu yang mutlak dan
tidak dibenarkan pengaturan ekonomi oleh pemerintah kecuali dalam hal-hal yang
tidak diatur sendiri oleh individu. Sedangkan, ekonomi sosialis di mana pemerintah
sangat memiliki peran sangat besar di dalam mengelola roda perekonomian dari hulu
15
DAFTAR PUSTAKA
16