Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MAZHAB KLASIK DAN NEO-KLASIK

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Individu

Mata Kuliah: Ekonomi

Dosen Pengampu: RM. Riadi M.Si

Disusun Oleh :

Miftahul Jannah

2005114427

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS RIAU

2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugrah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul
mazhab klasik dan neo klasik.

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Makalah ini selain untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Dosen pengajar, juga untuk lebih
memperluas pengetahuan para mahasiswa khususnya bagi penulis.

Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun Makalah ini dengan baik, namun
penulis pun menyadari bahwa kami memiliki akan adanya keterbatasan kami
sebagai manusia biasa. Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan
baik dari segi teknik penulisan, maupun dari isi, maka kami memohon maaf dan
kritik.

serta saran dari dosen pengajar bahkan semua pembaca sangat diharapkan oleh
kami untuk dapat menyempurnakan makalah ini terlebih juga dalam pengetahuan
kita bersama.

Pekanbaru, Desember 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep Utama Mazhab Ekonomi Klasik.............................................................2


2.2 Perkembangan Pemikiran Tokoh-Tokoh Ekonomi Aliran Klasik.......................3
2.3 Mazhab Ekonomi Klasik......................................................................................6
2.4 Kritik atas Pemikiran Neo-Klasik........................................................................8
2.5 Kekurangan dan Kelebihan Mazhab Klasik dan Neo-Klasik...............................9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..........................................................................................................12
3.2 Saran.....................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Teori klasik atau bisa juga disebut aliran klasik akhir abad ke-18 dan
permulaan abad ke-19. Pada umumnya para ahli ekonomi yang
mengemukakan teorinya pada sekitar abad tersebut, dinamakan kaum klasik.
Aliran klasik sendiri dalam sejarahnya ada dua yaitu: aliran klasik dan aliran
neo klasik. Yang termasuk aliran klasik adalah mereka yang mengemukakan
teorinya sebelum tahun 1870-an, yang termasuk dalam golongan ini adalah
Adam Smith, Robert Malthus, David Ricardo, dan John Stuart Mill.
Para pakar neo klasik dalam membahas ramalan Marx menggunakan konsep
analisis marginal (marginal analysis) atau Marginal Revolution. Pada intinya,
konsep ini merupakan pengaplikasian kalkulus diferensial terhadap tingkah
laku konsumen dan produsen, serta penentuan-penentuan harga di pasar.
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep utama mazhab ekonomi klasik?

2. Bagaimana perkembangan pemikiran tokoh-tokoh ekonomi aliran klasik?


3. Apa itu mazhab ekonomi neo klasik?
4. Bagaimana kritik atas pemikiran neo-klasik?
5. Apa kekurangan dan kelebihan mazhab ekonomi klasik dan neo-klasik?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk memenuhi tugas individu mata kuliah Ekonomi


2. Untuk memberikan penjelasan mengenai mazhab klasik
3. Untuk memberikan penjelasan mengenai mazhab neo-klasik
4. Untuk membantu penulis memahami materi mazhab klasik dan neo-klasik

1
BAB II

PEMBAHASAN

1.2 Konsep Utama mazhab ekonomi klasik

Mazhab klasik muncul pada kisran tahun 1780-1850. Pemikiran aliran klasik
ini bisa dianggap sebagai dasar munculnya ekonomi kapitalis, dimana campur
tangan pemerintah hanya sebagian kecil pada kepentingan negara atau
pemerintah. Pada dasarnya pemikiran ekonomi aliran klasik menganjurkan
kebebasan alamiah (freedom) atau liberalism, kepentingan diri, dan persaingan
(competition). Asas pengaturan kehidupan perekonomian didasarkan pada
mekanisme pasar dan teori harga merupakan bagian sentral dari pemikiran
mereka dengan pembagian pendapatan ditentukan oleh mekanisme pasar.
a. Kebebasan (freedom) yaitu hak untuk memproduksi dan menukar aau
memperdagangkan produk, tenaga kerja, dan kapital.
b. Kepentingan diri yaitu hak seseorang untuk melakukan usaha sendiri dan
membantu kepentingan diri orang lain.
c. Persaingan adalah hak untuk bersaing dalam produksi dan perdagangan
barang dan jasa.
Kaum klasik mendasarkan diri pada tindakan -tindakan rasional, dan bertolak
dari suatu metode ilmiah. Kaum klasik juga memandang ilmu ekonomi dalam
arti luas dengan kata lain secara normatif.
Salah satu tokoh utama aliran klasik adalah Adam Smith seorang profesor
yang mengajar “filsafat moral” di Universitas Glasgow. Dalam bukunya The
Wealth of The Nation menurut dia kepentingan pribadi akan menghasilkan
masyarakat yang stabil dan makmur tanpa diarahkan oleh negara secara
terpusat.
Politik ekonomo kaum klasik merupakan politik ekonomi laissez faire. Politik
ini menunjukkan diri dalam tindakan –tindakan yang dilakukan oleh mazhab
klasik, dan dengan keseimbangan yang bersifat otomatis, dimana masyarakat

2
senantiasa secara otomatis akan mencapai keseimbangan pada tingkat full
employment.
Ruang lingkup pemukiran ekonomi klasik meliputi kemerdekaan alamiah,
pemikiran pesimistik dan individu secara negara. Landasan kepentingan
pribadi dan kemerdekaan alamiah, mengkritik pemikiran ekonomi
sebekumnya, dan kebebasan individulah yang menjadi inti pengembangan
kekayaan bnagsa, dengan demikian politik ekonomi klasik pada prinsip laissez
faire.
Beberapa tokoh lain yang mendukung pemikiran klasik Adam Smith adalah
Jean Babtiste, David Ricardo, Thomas Robert Malthus dan John Stuart Mill.

2.2 perkembangan pemikiran tokoh-tokoh ekonomi aliran klasik

 Adam Smith (1723-1790)


Sebagai seorang pendukung kebebasan alamiah, Smith percaya pada
pemerintah yang hemat namun kuat. Menurutnya terdapat 3 tujuan
pemerintah yaitu mengangkat negara dari babarisme rendah menuju
tingkat kemakmuran tertinggi dengancara damai, memberikan pajak yang
rendah, memberikan pelayanan administrasi yang adil dan toleran.
Dalam masalah kebijakan fiskal, Smith mendukung adanya anggaran
berimbang dan menentang adanya utang publik yang besar. Dia
mendukung privatisasi, penjualan atau tanah-tanah konglomerat sebagai
cara untuk menaikkan pendapatan dan menciptakan kemakmuran.
Dalam kebijakan moneter, walaupun Smith menolak ide bahwa satu-
satunya sumber kekayaan adalah emas dan perak, namun dia mendukung
sistem moneter yang stabil berdasarkan emas dan perak, dan mendukung
doktrin perbankan yang bebas.
Dalam hal perdagangan internasional, Smith membela perdagangan bebas
dan pasar bebas, sehingga karena pandangan kebebasan alamiahnya dan
pendapatnya tentang sistem usaha bebas yang kompetitif yang mengatur
diri sendiri dan pemerintahan yang terbatas. Dapat disimpulkan bahwa
fokus utama pemikiran smith adalah peningkatan individu melalui

3
kesederhanaan dan perilaku yang baik, menabung dan berinvestasi,
perdagangan dan devisi kerja, pendidikan, pembentukan kapital, dan
pengembangan teknologi baru.
 Jean Baptiste Say (1767-1832)
J. B Say adalah oendukung utama pemikiran Adam Smith tentang
sistem ekonomi, kebebasan alamiah, dan pembatasan campur tangan
pemerintah, dan juga sependapat dengan konsep kapitalisme laisez
faire.
Beberapa kritik Say terhadap pembentukan teori adalah terhadap
pemikiran David Ricardo yang tertuang dalam buku On The Principles
of Political Economy and Taxation (1817), dihasilkan pemikiran
Ricardo dalam buku tersebut dianggap Say “penilaian yang
serampang” dan menyusun “sistem sebelum fakta ditemukan”,
akibatnya ilmu ekonomi terbawa ke konsep yang berbahaya disebut
dengan “kejatahan Ricardian”. (Say 1880 dalam Skoulsen 2009). Say
juga mengkhawatirkan bentuk pemikiran-pemikirannya matematika
ekonomi saat itu, menurut say ekonomi adalah ilmu kualitatif, bukan
kuantitatif, maka tidak tidak tunduk pada “kalkukasi matematika”.
 David Ricardo (1772-1823)
Untuk menjaga stabilitas moneter suatu negara, David Ricardo
berpendapat sistem moneter harus menggunakan “standar nilai tukar
emas”. Dalam bukunya David Ricardo mengatakan secara tegas bahwa
“pihak yang mengeluarkan uang kertas mengatur pengeluarannya itu
berdasarkan harga emas, bukan berdasarkan kuantitas uang kertas yang
beredar”. Dalam konteks perdagangan internasional, David Ricardo
adalah sosok yang sangat mendukung perdagangan bebas dimana
kontribusinya terlihat ketika dia mengembangkan “ hukum keuntungan
komparatif”.
 Thomas Robert Malthus (1766-1834)
Malthus menjelaskan hubungan antara jumlah penduduk dengan upah
riil. Jika jumlah pekerja tumbuh lebih cepat daripada produksi

4
makanan, maka upah rill akan turun. Sumbangan pemikiran Malthus
yang lain adalah Esaay On Rents. Menurut Malthus keuntungan adalah
pengembalian kepada kapitalis karena usahanya memproduksi barang.
Principles of Political Economy sebagai karya yang lain ditulis pada
malthus pada tahun 1820. Malthus berpendapat bahwa pendapatan
kapitalis lebih besar daripada investasi. Kaum kapitalis lebih suka
menyimpan pendapatannya daripada investasi.
 John Stuart Mill (1806-1873)
Mill menjadi pendukung kuat faham laissez faire, namun berbeda
dengan Smith. laissez faire dari Mill adalah bahwa paham itu
diperlukan karena akan menghasilkan perkembangan individu yang
terbesar (Pressman 2000).
Konsep utilirianisme Mill berbeda dengan pemikiran Bentham.
Kualitas dan kuantitas sangat penting pada utilirianisme. Mill sedikit
melonggarkan peran pemerintah dalam perekonomian. Mill
membolehkan peran pemerintah dalam hal penerbitan peraturan dan
kebijakan yang dapat meningkatkan efisiensi usaha dan iklim berusaha
ke arah yang lebih baik. Pemikiran Mill dengan memberikan
kelonggaran ca,pur tangan pemerintah pada perekonomian
bertentangan dengan pemikiran penganut mazhab klasik lainnya
(Deliarnov, 2014).

2.3 Mazhab Ekonomi Neo-Klasik

Mazhab neo-klasik merupakan suatu kelompok tersendiri mengenai pemikiran


ekonomi tersebut berasal dari para pakar pendukung sistem liberal.
Pertumbuhan ekonomi NeoKlasik menekankan terhadap perubahan teknologi
pada pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Teori ini menganggap perubahan
teknologi sebagai variable eksogen. Dengan demikian bahwa kemajuan
teknologi dari waktu ke waktu menyebabkan pertubuhan output perkapita
(pendapatan). Dengan output agregat ini juga akan meningkatkan seiring
waktu sebagai hasil kemajuan teknologi. Teori pertumbuhan NeoKlasik telah

5
berhasil digunakan untuk menjelaskan peningkatan output perkapita dan
standar hidup dalam jangka panjang sebagai hasil kemajuan teknologi dan
akumulasi modal. Mazhab neo-klasik telah mengubah pandangan tentang
ekonomi baik dalam teori maupun dalam metodologinya. Teori nilai tidak lagi
didasarkan pada nilai tenaga kerja, atau biaya produksi tetapi telah beralih
pada kepuasan marjinal. Salah satu pendiri mazhab neo-klasik adalah Gossen,
dia telah memberikan sumbangan dalam pemikiran ekonomi yang kemudian
disebut sebagai Hukum Gossen I dan II. Selain Gossen, ada juga Jevons dan
Menger.
Pendekatan Neo-Klasik Kuno atau pemikiran golongan kanan muncul karena
golongan ini tidak setuju dengan terlampau banyaknya campur tangan
pemerintah dalam kehidupan sosial-ekonomi. Kritik utama mereka tujukan
kepada praktek-praktek negara kesejahteraann (welfare state) yang telah
begitu banyak mengalokasikan belanja pemerintah untuk kepentingan
kesejahteraan sosial. Golongan pemikir ini mengemukakan pemikiran agar
sistem ekonomi suatu negara kembali ke sistem ekonomi kapitalis abad ke-19
di mana kebebasan individu berjalan sepenuhnya, dan campur tangan
pemerintah dalam kehidupan ekonomi hendaklah seminimum mungkin.
Kontrak-kontrak individu yang dilaksanakan di dalam masyarakat, menurut
pandangan golongan pemikiran ini, akan dengan sendirinya menghasilkan
keadilan sosial, asal saja kontrak-kontrak itu dilaksanakan dalam suasana
kebebasan memilih. Milton Friedman seorang tokoh pemikiran ini
mengungkapkan bahwa atas dasar kebebasan memilih, seorang calon pekerja
tidak akan dapat ditekan oleh seorang majikan tertentu oleh karena calon
pekerja ini dapat bebas memilih untuk bekerja dengan majikan lainnya yang
memberikan kondisi kerja yang lebih baik kepada dirinya. Friedman
melupakan satu hal penting, bahwa di negara-negara berkembang dengan
kelembagaan masyarakat yang lemah dan pincang, kelompok yang lemah
dalam masyarakat tidak dapat melakukan apa yang disebut dengan kebebasan
memilih. Sebagai akibat dari penitikberatan kepada kebebasan memilih
(freedom of choice) maka pendukung pemikiran ini tidak mempersoalkan

6
masalah ketimpangan distribusi pendapatan dalam masyarakat. Penganut
pemikiran neoklasik kuno ini memandang bahwa sistem demokrasi politik
diperlukan sepanjang sistem demokrasi politik ini tidak menghalangi
manifestasi kebebasan individu. Menurut pemikiran ini, demokrasi bukanlah
merupakan tujuan tetapi hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan yaitu
memaksimumkan kemerdekaan individu. Konsep demokrasi politik menurut
pemikiran ini adalah sistem politik yang menjamin terlaksananya kebebasan
individu dalam melakukan pilihan-pilihan dalam transaksi pasar dan yang
menjamin tidak adanya kekerasan politik terbuka (over political coercion).
Golongan kanan baru tidak menginginkan demokrasi politik yang terlampau
luas. Malah, seorang tokoh golongan neoklasik kuno William Niskanen
mengemukakan bahwa pemerintah yang terlampau banyak mengutamakan
kepentingan rakyat banyak adalah pemerintah yang tidak diinginkan dan tidak
akan stabil. Bila memang diperlukan atau jika terjadi konflik antara demokrasi
dengan pengembangan usaha yang kapitalistik maka golongan kanan baru
memilih untuk mengorbankan demokrasi.

2.4 Kritik atas Pemikiran Neo-Klasik


Berikut ini adalah tokoh-tokoh yang memberikan kritik atas pemikiran neo-
klasik:
a. Nicholas Kaldor
Kaldor tidak seluruhnya menolak pemikiran neo-klasik, tapi hanya
beberapa aspek saja. Menurut Kaldor, pemikiran neo-klasik secara
berlabihan menekankan betapa pentingnya peranan harga yang terbentuk
di pasar bebas sebagai petunjuk dalam penentuan tingkat output dalam
pengertian alokasi sumber-sumber ekonomi. Secara makro Kaldor
membuat proporsi bahwa perusahaan mempunyai tujuan untuk
memaksimalkan keuntungan, yang mana penentunya dalam proses
produksi ditunjukkan oleh adanya kesamaan antara biaya batas (marginal

7
cost) dengan penghasilan batas (marginal revenue) seperti yang
diformalisasikan dalam neo-klasik.
b. Ian Livingstone
Livingstone menunjukkan berbagai bentuk dimana logika dinamis yang
melatarbelakangi skala ekonomi akan menimbulkan implikasi bagi
formulasi kebijakan pembangunan. Implikasi kebijakan pembangunan ini
berkaitan dengan monopoli yang muncul dan penetrasi perusahaan-
perusahaan multinasional dalam ekonomi negara-negara berkembang,
memanfaatkan skala ekonomi di pasar internasional. Kaldor dan
Livingstone beranggapan bahwa dalam jangka panjang asumsi dasar
pemikiran neoklasik mengenai sistem ekonomi tidak dapat dianggap akan
menghasilkan keseimbangan dan memaksimumkan kesejahteraan rakyat.
c. Amartya Sen
Proposisi pemikiran neo-klasik yang mengantisipasi bahwa akan terjadi
proses tetesan ke bawah dalam proses pembangunan ternyata tidak
menjadi kenyataan. Yang terjadi adalah kenyataan kesenjangan
pendapatan dan kekayaan yang bertambah lebar, di mana peningkatan
pendapatan golongan yang menguasai sumber-sumber ekonomi jauh
melebihi golongan penduduk lemah. Berdasarkan kenyataan ini, Sen
berpendapat bahwa definisi perkembangan ekonomi tidak hanya
mengandung pengertian peningkatan pendapatan per kapita, tetapi juga
meningkatnya kapabilitas rakyat yang ditunjukkan oleh meluasnya
pemilikan harta atau sumbersumber ekonomi di kalangan rakyat. Sen
mengembangkan indikator-indikator pembangunan yang dikenal dengan
Indeks Sen di tahun 1976. Indeks Sen diformulasikan dengan mencakup
pendapatan per kapita riil dan sekaligus indikator ketidakmerataan. Indeks
pembangunan ini secara eksplisit mengandung indikator pemenuhan
kebutuhan dasar manusia, indikator pemerataan pendapatan, serta
indikator tingkat pengangguran (terbuka dan terselubung).
d. Chakravarty

8
Chakravarty memformulasikan pertumbuhan pendapatan perkapita,
distribusi pendapatan yang adil, dan peningkatan kemampuan rakyat untuk
berkreasi sebagai unsur-unsur pokok dalam defenisi perkembangan
ekonomi. Terjadinya peningkatan kualitas keseluruhan sistem sosial yang
mencakup ekonomi, politik dan struktur sosial yang merefleksikan
keadilan sosial dan partisipasi rakyat secara demokratis merupakan ciri-
ciri pokok dalam defenisi perkembangan ekonomi.
e. Dennis Goulet
Goulet mengemukakan dua nilai inti emansipasi kemanusiaan yaitu harga
diri dan kebebasan, dimana dua nilai inti ini harus ada dalam defenisi
perkembangan ekonomi. Goulet merinci kedua inti nilai kemanusiaan ini.
Harga diri diperlukan untuk menimbulkan respek terhadap orang lain, atau
suatu bangsa terhadap bangsa lain. Kebebasan mencakup kebebasan dari
ketakutan, mengeluarkan pendapat, kebebasan dari kebodohan dan dari
ketergantungan, baik dalam hubungan sesama manusia atau kelompok
manusia maupun dalam konteks antarbangsa.
2.4 Kelebihan dan Kekurangan Mazhab Klasik dan Neo-Klasik
a. Kelebihan mazhab klasik
 Mampu mengatur pasar
Analisa kaum Klasik mampu mengatur diri sendiri didalam pasar ini
individu-individu dalam pasar berpean sebagai penjual dan pembeli.
Jika itu sudah terjadi maka komoditas dan uang akan berputar dengan
sendirinya dan pasar bebas telah terjadi.
 Distribusi dan produksi efesien
Kaum Klasik yang tidak mengikut sertakan peran pemerintah sehingga
distribusi dan produksi menjadi lebih efesien karena tidak serumit
yang dilakukan oleh pemerintah.
 Tidak ada masalah pengangguran
Teori ini mampu berjalan dengan kekuatan sendiri, menuju kearah titik
keseimbangan sendiri (proses mekanisme pasar).
 Tidak ada over produksi

9
Pendapat Klasik yang mengelola pasar tanpa adanya campur tangan
pemerintah dan tidak ada over produksi
b. Kekurangan Mazhab Klasik
 Adanya diskriminasi antar masyarakat
Teori ini mengamsusikan tentang adanya pembagian kelas masyarakat
yaitu antara golongan pemilik modal (termasuk tuan tanah) dan para
buruh. Padahal dalam kenyataannya seringkali kelas menengah
mempunyai peran yang sangat penting bagi masyarakat modern.
 Persaingan sempurna
Asumsi persaingan sempurna asumsi ini adalah persaingan sempurna.
Kondisi persaingan sempurna hanya ada abtraksi dan tidak ada
didalam kenyataan. Teori ini mengamsumsikan adanya informasi yang
sempurna dan tidak adanya biaya transaksi dari model persaingan
sempurna kurang realistis.
 Tidak ada perkembangan teknologi
Ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pengembangan kenaikan
produksi timbul dan tambahan modal dan peningkatan pembagian
kerja. Smith berpendapat teknologi menimbulkan pembagian kerja dan
perluasan pasar (M.L
Jhingan,2012).
 Pertumbuhan ekonomi yang gagal
Proses pertumbuhan yang tidak realistis teori Klasik mengamsumsikan
suatu keadaan stations dimana ada perubahan tetapi disekitar titik
ekuilibrium. Kemajuan berjalan mulus dan terus-menerus seperti
sebatang pohon. Hal ini ternyata tidak memuaskan karena seperti yang
terlihat sekarang proses pertumbuhan ekonomi terbukti tidak berjalan
secara mulus dan berkesinambungan.
c. Kelebihan mazhab neo-klasik
 Adanya hak kepemilikan
Teori ini lebih berdasarkan kepada kepuasan marginal dari pada
biaya produksi maupun tenaga kerja selain itu permintaan dan

10
penawaran dalam pasar NeoKlasik harus maksimal. Hak
kepemilikan daam teori ini adalah memiliki, menggunakan dan
menguasai kekuasaan.
 Adanya pasar oligopoly dan monopoli
Pasar monopoli merupakan pasar yang mempunyai hanya satu
barang atau homogeny dan banyak yang membutuhkan produsen
atau perusahaannya juga hanya satu sehingga mereka bebas dalam
mengatur segalanya dan tidak ada pesaing. Pasar oligopoli adalah
pasar yang terdapat barangnya homogeny sedangkan dalam pasar
terdapat dua atau lebih perusahaan yang menjualnya.
 Mampu meningkatkan keuntungan penjual dan pembeli
Meningkatkan keuntungan penjual dan pembeli secaa individual
pencapaian kemajuan ekonomi dengan kepentingan pribadi.
Keuntungan bersama yang diperoleh dari perdagangan
internasional.
d. Kekurangan mazhab neo-klasik
 MPS dan ICOR tidak konstan (jangka panjang)
Kekurangan pada return to scale yang konstan. Asumsi teori
Neoklasik bahwa hanya ada return to scale yang konstan adalah juga
lemah. Faktanya ialah bahwa didalam proses pertumbuhan justru
terdapat return to scale yang konstan.
 Proporsi pengangguran tenaga kerja dan modal tidak tetap
Asumsi demikian tidak realistis karena mengabaikan peranan penting
perdagangan luar negeri dan modal asing dalam pembangunan
ekonomi. Teori ini mengabaikan faktor kelembagaan dalam proses
pembangunan ekonomi (M.L Jhingan,2012).
 Tidak memperdulikan pembangunan ekonomi
Teori ini menganggap inovasi banyak menekankan pentingnya kredit
bank. Kredit bank penting dalam jangka pendek namun dalam jangka
panjang ketika modal semakin besar kredit bank tidak memadai lagi.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mazhab klasik muncul pada kisaran tahun 1780-1850. Pemikiran aliran klasik
ini bisa dianggap sebagai dasar munculnya ekonomi kapitalis, dimana campur
tangan pemerintah hanya sebagian kecil pada kepentingan negara atau
pemerintah. Ada beberapa tokoh ekonomi aliran klasik yaitu Adam Smith
(1723-1790), Jean Baptiste Say (1767-1832), David Ricardo (1772-1823),
Thomas Robert Malthus (1766-1834), dan John Stuart Mill (1806-1873).
Mazhab neo-klasik merupakan suatu kelompok tersendiri mengenai pemikiran
ekonomi tersebut berasal dari para pakar pendukung sistem liberal. Ada
beberapa kritikan untuk mazhab neoklasik yaitu dari Nicholas Kaldor, Ian
Livingstone, Amartya Sen, Chakravarty, dan Dennis Goulet. Dan juga
masing-masing dari mazhab memiliki kelebihan dan kekurangan yang saling
melengkapi.

3.2. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, bentuk
penyusunan maupun materinya mememiliki kekurangan dan masih
memerlukan tambahan dari pembaca, baik itu dari segi referensi ataupun
tulisannya. Maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah selanjutnya.
Khususnya kepada dosen kami mohon selalu bimbingan dan arahannya,
apabila dalam pemaparaan makalah ini masih sangat jauh dari yang
diharapkan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca umumnya, dan
bagi saya pemakalah khususnya. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada kita sekalian.

12
DAFTAR PUSTAKA

Alfaruq, Ubaid dan Edi Mulyanto. 2017. Sejarah teori-teori ekonomi. Tanggerang
selatan : Unpam Press http://eprints.unpam.ac.id/8552/2/PIE0033_MODUL
%20UTUH_SEJARAH%20TEORI-TEORI%20%20EKONOMI
%20%281%29.pdf

Chalid, Pheni (tanpa tahun). Modul 1: teori pertumbuhan

Pujiati, Amin. 2011. Menuju pemikiran ekonomi ideal : tinjauan filosofis dan
empiris. Fokus ekonomi, Vol. 10, No. 2, Hal. 114-124
https//media.neliti.com/media/publications/24459-ID-menuju-pemikiran-
ekonomi-ideal-tinjauan-filosofis-dan-empiris.pdf

Devita, Marselina. 2018. Mazhab neo klasik. http://marselinadevita-wordpress-


com [12/12/2020]

Atmanti, Hastarini dwi. 2017. Kajian teori pemikiran ekonomi mazhab klasik dan
relevansinya pada perekonomian Indonesia. Ekonomi & Bisnis, Vol. 2, No. 2, hal.
511-524. Diakses dari
http://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/JEB17/article/downloadSuppFile/1140/47

Serly, lestari usgia. 2019. Analisis teori-teori pertumbuhan ekonomi : sebuah studi
literatur. Skripsi scholar.unand.ac.id/41270/1/Cover.pdf

13

Anda mungkin juga menyukai