1. Pasar Barang
Pasar tenaga kerja tidak berbeda dengan pasar barang dan jasa. Bila
harga (upah) dari tenaga kerja fleksibel maka permintaan dan penawaran
tenaga kerja akan selalu seimbang. Tidak mungkin terjadi pengangguran
secara suka rela (voluntarily unemployed), karena setiap orang akan
bersedia bekerja dan menerima upah yang berlaku di pasar. Pengangguran
hanya akan terjadi bila tenaga kerja sengaja mau menganggur, misalnya
karena tidak mau menerima upah yang berlaku, atau karena ingin
bersenang-senang. Jadi pengangguran yang tidak disengaja tidak mungkin
akan terjadi (involuntarily unemployed). Kenapa orang mau menerima upah
murah dan apakah mereka tidak khawatir dengan upah rendah pendapatan
mereka juga menjadi rendah sehingga tidak cukup untuk keperluan
konsumsi? Sama sekali tidak ,karena seperti yang diterangkan diatas semua
harga adalah fleksibel, jadi bila upah turun karena supply tenaga kerja
melimpah, maka harga barang dan jasa yang dibutuhkan juga ikut turun
(murah) karena volume produksi ikut naik disebabkan naiknya jumlah
pemakaian faktor produksi yang disebabkan oleh upah buruh yang murah.
3. Pasar Uang
Menurut teori klasik supply uang ditentukan oleh pemerintah
berdasarkan pertimbangan ekonomi maupun politik, dengan demikian tidak
dipengaruhi oleh kekuatan ekonomi. Sementara permintaan terhadap uang
ditentukan oleh kebutuhan kuantitas transaksi, tidak ada motive lain selain
dari transaksi. Teori ini disebut juga teori kuantitas (quantity theory).
Karena uang tidak menghasilkan bunga maka jumlah uang yang diminta
ditentukan oleh kebutuhan transaksi konsumen dan produsen dan uang
semata-mata digunakan untuk mempermudah proses jual beli barang dan
jasa atau untuk keperluan transaksi sehari-hari. Sedangkan volume
transaksi menurut teori ini ditentukan oleh tingkat harga dan jumlah barang
yang diminta. Dengan demikian jumlah uang diminta akan sebanding
dengan tingkat harga dan jumlah barang yang diminta (atau sama dengan
yang diproduksi, kenapa?). Semakin besar jumlah barang atau semakin
mahal harga maka semakin besar pula jumlah uang yang diminta. Dalam
bentuk persamaan dapat dinyatakan sebagai berikut:
Md = k PY
Rumus ini bararti bahwa jumlah permintaan uang ditentukan oleh
output atau income (Y) dan harga barang (P) serta konstanta (k). Konstanta
antara lain adalah kecepatan uang digunakan dalam transaksi, dimana k =
1/V (V adalah kecepatan uang digunakan atau turn over). Karena dalam
jangka pendek income (output) dan konstanta adalah tidak berubah (tetap)
maka jumlah permintaan uang akan ditentukan hanya oleh harga. Jadi
permintaan uang (Md) sebanding dengan tingkat harga (P).
Penawaran uang (supply) akan ditentukan oleh kebijakan moneter
yang ditempuh oleh pemerintah, namun mekanisme pasar akan
menyebabkan jumlah uang yang ditawarkan akan sama dengan permintaan,
yaitu:
Md = Ms = k PY
Implikasi Kebijakan
Kenapa kenaikan harga barang dan permintaan uang berkorelasi?
Karena bila jumlah uang yang beredar bertambah maka permintaan barang
akan naik juga. Konsumen atau rumah rangga yang memegang uang lebih
banyak, yang berarti mempunyai income nominal lebih tinggi, akan
terdorong untuk berbelanja lebih banyak. Dalam jangka pendek kapasitas
produksi tidak bertambah karena dibutuhkan waktu yang cukup untuk
menyesuaikan kapasitas produksi dengan naiknya permintaan. Akibatnya
adalah harga barang dan jasa akan naik. Dalam keadaan demikian yang
terjadi adalah inflasi, yaitu naiknya harga-harga umum di pasar
barang.Inilah alasannya kenapa pemerintah memberlakukan uang ketat
yang dimaksudkan untuk menekan laju inflasi.
Kebijaksanaan fiskal dan moneter juga tidak ada pengaruhnya
terhadap output dan employment. Peningkatan pengeluaran pemerintah
misalnya hanya akan menyebabkan crowding out, yaitu naiknya suku bunga
dan selanjutnya investasi akan turun sebanding dengan dengan naiknya
jumlah pengeluaran pemerintah. Kebijaksanaan moneter juga tidak
berpengaruh terhadap output dan employment. Tetapi pemotongan pajak
(tax cut) akan berpengaruh terhadap output.
Pada prinsipnya teori makro klasik ini sama dengan teori pasar bebas
atau pasar bersaing sempurna seperti yang ditemui dalam ekonomi mikro,
dimana campur tangan pemerintah adalah minimal. Hal ini didasarkan pada
asumsi bahwa dalam pasar bebas bila masyarkat dibiarkan berusaha tanpa
diintervensi akan menghasilkan kemakmuran bersama. Dalam situasi yang
demikian apa peran pemerintah? Peran pemerintah terutama adalah
membuat persaingan bebas berjalan secara baik, adil dan fair.Selain itu
adalah melakukan pekerjaan yang tidak bisa dilakukan oleh masyarakat
atau dilakukan oleh kekuatan pasar.
Ada beberapa hal dimana pemerintah disepakati boleh untuk ikut campur.
1. Mengatur industri-industri yang bersifat monopoli agar tidak merugikan
masyarakat. Monopoli adakalanya tidak bisa dihindari, seperti produksi listrik
yang dimonopoli oleh Perusahaan Listrik Negara. Karena listrik adalah
kebutuhan orang banyak maka harganya harus murah karena itu PLN tidak
dibenarkan mencari untung. Investasi yang dibutuhkan untuk
pengembangan harus ditanggung oleh pemerintah. Untuk itu perusahaan
monopoli ini harus dikontrol oleh pemerintah.
3. Memproduksi barang dan jasa yang tidak bisa diproduksi oleh masyarakat.
Ada beberapa barang dan jasa yang tidak diproduksi oleh masyarakat
karena barang dan jasa yang tersebut dapat dinikmati oleh semua orang
dan sulit untuk memisahkan antara konsumen yang membayar dengan yang
tidak membayar sehingga produsen tidak mendapat keuntungan. Misalnya,
membuat taman kota, sekali dibangun maka semua orang akan dapat
menikmati keindahan taman tersebut tetapi sulit untuk meminta bayaran
dari para penikmat taman tersebut. Demikian juga dengan pertahanan
negara (tentara). Sekali tentara telah dibentuk mereka akan melindungi
negara secara keseluruhan; tidak bisa dibedakan antara orang yang
membayar pajak besar (akan mendapat perlindungan lebih istimewa)
dengan masyarakat yang membayar pajak lebih sedikit (dan mendapat
perlindungan lebih kecil). Karena itu masyarakat dan dunia usaha tidak mau
memproduksi barang dan jasa jenis ini karena tidak menguntungkan.
Pemerintahlah yang harus memproduksinya dengan biaya yang dipungut
dari masyarakat melalui pajak.
DAFTAR PUSTAKA
Sukirno,Sadono 2009.Makro Ekonomi Teori Pengantar, Bandung,
Sumber-sumber lain
http://www.google.co.id
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/1931281-pengertian-
organisasi/