Anda di halaman 1dari 43

SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI

DISUSUN OLEH :
 
RAHMAD ALDI YANDA
M.FARID BHASKATA
DENI PRATIWI
NINA KARENA
PUTRA
BAB I PENDAHULUAN

Sejarah adalah ilmu yang membebaskan dirinya untuk diinterprestasi oleh siapapun yang
menelitinya. 1 Lewat penulisan sejarah, antar satu peneliti dengan peneliti lainnya bisa saja
berbeda dalam mengartikan berbagai momen sejarah yang telah terjadi. Sehingga tidak jarang
kita jumpai berbagai artikel sejarah yang seakan tidak menampilkan secara total fakta sejarah
yang terjadi di lapangan. Salah satu yang perlu kita cermati, adalah tentang majunya peradaban
Islam lewat penguasaan ilmu pengetahuan yang seakan hari ini dikaburkan.
Salah satu ilmuan muslim yang berkontribusi besar dalam bidang ekonomi adalah Ya’qub Bin
Ibrahim Bin Sa’at Bin Husein Al-Anshory atau yang akrab di panggil Abu Yusuf. Dan pada
uraiannya selanjutnya, penulis akan menggunakan nama “Abu Yusuf” agar pembahasan lebih
efektif. Abu Yusuf adalah seorang Ilmuan di era Daulah Abbasiyah yang memiliki pengetahuan
luas dalam berbagai persoalan kehidupan. Karya monumental Abu Yusuf dalam bidang ekonomi
adalah Al-Kharaj (Buku tentang perpajakan). Kitab ini mengulas tentang berbagai macam sumber
pendapatan negara dan bagaiamana cara mengumpulkan serta pendistribusiannya.5 Karya besar
ini lahir atas permintaan langsung dari Khalifah Harun Ar-Rasyid agar bisa menjadi rujukan dalam
pengambilan kebijakan publik terkait dengan bidang ekonomi.
BAB II SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI

Sejarah pemikiran ekonomi mengacu pada berbagai inovasi, revolusi dan teori tentang hal-hal
yang kelak menjadi ekonomi politik dan ekonomi dari zaman dahulu sampai saat ini. Studi ini mencakup
banyak pemikiran ekonomi yang berbeda-beda. Filsuf Yunani seperti Aristoteles membahas pemikiran
tentang "seni" memperoleh kekayaan dan mempertanyakan apakah properti sebaiknya berada dalam
kepemilikan swasta atau umum. Pada abad pertengahan, cendekiawan Thomas Aquinas menyatakan
adalah suatu kewajiban moral bisnis untuk menjual barang-barang dengan harga wajar.
Filsuf Britania, Adam Smith, sering disebut-sebut sebagai bapak ekonomi modern karena treatise-
nya The Wealth of Nations (1776). Pemikirannya dibuat berdasarkan berbagai karya dari pendahulunya
pada abad ke-18, terutama pada fisiokrat. Bukunya muncul pada malam Revolusi Industri dengan
perubahan-perubahan besar dalam dunia ekonomi. Penerus Smith meliputi para pakar ekonomi klasik
seperti Rev. Thomas Malthus, Jean-Baptiste Say, David Ricardo, dan John Stuart Mill. Mereka menguji
cara kelas bawah, kapitalis dan buruh memproduksi dan mendistribusikan penghasilan negara dan
menguji efek populasi dan perdagangan internasional. Di London, Karl Marx mengkritik sistem kapitalis
yang ia anggap eksploitatif dan mengasingkan pihak lain. Sejak 1870, ekonomi neoklasik berusaha
menciptakan bidang studi yang lebih positif, matematis dan ilmiah daripada politik normatif.
BAB III TEORI KLASIK ADAM
SMITH

Adam Smith dikenal sebagi pencetus pertama mengenai free-market capitalist, kebijksanaan
laissez-faire sekaligus merupakan Bapak ekonomi modern. An Inquiry into the Nature and Causes of
the Wealth of Nations, atau yang biasa disingkat “The Wealth of Nation” adalah buku terkenal oleh
Adam Smith yang berisi tentang ide-ide ekonomi yang sekarang dikenal sebagai ekonomi klasik.
Inspirasi dari buku ini tidak lain berasal dari gurunya sewaktu menuntut ilmu di Universitas Glasgow
yakni Francis Hutcheson dan teman kuliahnya David Hume (Becker, 2007). Tulisan Smith juga terdiri
dari penjelasan menyeluruh megenai berbagai tulisan merkantilis dan fisokrat yang disentiskannya
dengan baik menjadi satu bahan kajian ekonomi. Perbedaan pendapat antaara Smith dan kamu
merkantilis salah satunya mengenai faktor yang menentukan kemakmuran, dimana kaum merkantilis
percaya bahwa alamlah yang menentukan tingkat kemakmuran. Sedangkan menurut Smith, penentuan
tingkat kemakmuran adalah kemampuan manusia sendiri sebagai faktor produksi. Pembahasan Smith
lebih banyak bersifat mikro dengan penekanan pada penentuan harga yang dilakukan dengan
pendekakatan deduktif beserta dengan penjelasan historisnya. Smith berpandangan optimis tentang
masa depan dunia. Fokus utamanya adalah peningkatan individu melalui kesederhanaan dan prilaku
yang baik, menabung dan berinvestasi, perdagangan dan divisi kerja, pendidikan dan pembentukan
kapital, serta pembuatan teknologi baru. Beliau lebih tertarik untuk meningkatkan kemakmuran
ketimbang membagi-bagi kemakmuran (Becker, 2007).
Ruh pemikiran ekonomi Adam Smith adalah perekonomian yang berjalan tanpa campur tangan
pemerintah. Model pemikiran Adam Smith ini disebut Laissez Faire  yang berasal dari bahasa Perancis
yang digunakan pertama kali oleh para psiokrat di abad ke 18 sebagai bentuk perlawanan terhadap
intervensi pemerintah dalam perdagangan. Laissez-faire menjadi sinonim untuk ekonomi  pasar
bebasyang ketat selama awal dan pertengahan abad ke-19 (Skousen, 2005). Secara umum,istilah ini
dimengerti sebagai sebuah doktrin ekonomi yang tidak menginginkan adanyacampur tangan pemerintah
dalam perekonomian. “ In economics, Laissez-faire means allowing industry to be free of government
restriction, especially restrictions in the formof tariffs and government monopolies.” Adam Smith
memandang produksi dan perdagangan sebagai kunci untuk membuka kemakmuran. Agar produksi dan
perdagangan maksimal dan menghasilkan kekayaan universal, Smith menganjurkan pemerintah
memberikan kebebasan ekonomi kepada rakyat dalam bingkai perdagangan bebas baik dalam ruang
lingkup domestik maupun internasional (Skousen, 2005).
Adam Smith sebagai Bapak ekonomi modern dengan teori klasiknya memiliki pandangan-pandangan
baru yang pada masanya merupakan tahap awal revolusi industri. Pembahasannya terentang dari teori
ongkos produksi, upah, laba, sewa, serta teori pembangunan yang turut memperhitungkan nilai
pembagian kerja dan akumulasi modal. Landasan pandangan ekonomi kalsik adalah kepentingan pribadi
(self-interest) dengan kemerdekan alamiah, sehingga setiap orang dengan tepat mengetahui apa yang
perlu dan menguntungkan bagi dirinya. Bila dibandingkan dengan pemikiran-pemikiran paham
sebelumnya, teori Smith cenderung lebih terpadu, konsisten, mendalam, dan bersifat lebih umum dengan
banyak membicarakan mengenai kekayaan.
Teori ekonomi klasik Adam Smith yang pernah dikemukakan sekitar abad 18 sampai dengan
abad 19 mencetuskan lahirnya teori ekonomi kapitalis. Teori ekonomi Adam Smith kala itu sempat
memengaruhi ekonomi dunia, bahkan hingga saat ini.
Teori Adam Smith terkait dengan sistem ekonomi klasik, secara garis besar mengedepankan
penumpukan modal dengan cara besar-besaran dan mampu masuk pada sistem perekonomian
negara maju seperti Amerika dan Eropa.
Adapun inti dari paham teori ekonomi Adam Smith adalah merkantilisme atau penghilangan
kesejahteraan individu atau Laissez Faire. Adapun merkantilisme juga menuai protes yang
merupakan cikal bakal lahirnya teori ekonomi klasik.
Adam Smith dengan bukunya yang berjudul An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth
of Nations telah memberikan banyak sumbangsih dalam pemikiran ekonomi dan menjadi landasan
pemikiran ekonomi modern kala itu.
Smith juga dijuluki sebagai bapak ekonomi yang pemikiran muncul pada saat yang tepat,
yaitu saat perkembangan industri sedang mengalmi peningkatan pesat. Buku tersebut juga ditulis
saat ia memperoleh inspirasi dari gurunya saat menuntut ilmu di University of Glasgow yakni
Francis Hutcheson bersama dengan teman semasa kuliahnya yakni David Hume.
Ada dua teori ekonomi klasik Adam Smith yang dicetuskan, yakni teori pembangunan ekonomi dan
teori pertumbuhan ekonomi. Kedua sistem kapitalis ini diartikan sebagai kebebasan pelaku usaha,
di mana pemerintah tidak ikut campur dalam perekonomian.
Adapun istilah yang dicetuskan adalah The Invisible Hand, di mana terdapat tangan-tangan
yang tidak terlihat mampu mengatur mekanisme pasar yang kemudian ada pada setiap pelaku
ekonomi, dengan memperoleh pendapatan dan juga kesejahteraan maksimum.
Teori pembangunan ekonomi
a.   Hukum alam

Ekonomi klasik Adam Smith ini memercayai doktrin yang menyebutkan terdapat hukum alam pada
dahulu kala terkait dengan permasalahan ekonomi. Adapun asumsi terkait teori ini adalah setiap orang
berhak dan bebas memenuhi kebutuhan untuk keuntungan individu. 

b.   Pembagian kerja

Dalam pembagian pekerjaan, ekonomi klasik Adam Smith menyebutkan hal ini menjadi sebuah awalan
dari pertumbuhan ekonomi. Adapun dalam teori ini mencakup peningkatan tenaga kerja yang
tentunya akan dihubungkan dengan peningkatan keterampilan tenaga kerja.

c.   Proses menambah modal

Dalam teori ekonomi klasik Adam Smith juga menekankan penambahan modal daripada pembagian
pekerjaan. Adam Smith mengatakan, modal usaha adalah sebuah syarat mutlak dalam membangun
ekonomi.
Teori pertumbuhan ekonomi

Teori ekonomi klasik Adam Smith selanjutnya adalah teori mengenai pertumbuhan ekonomi
yang akan mendorong perkembangan penduduk dan pembangunan ekonomi. Dua hal
tersebut nantinya akan memperluas pasar, di mana pasar tersebut bakal menciptakan
spesialisasi dalam hal perekonomian.

Spesialisasi dalam hal perekonomian juga pada akhirnya akan membuat kegiatan ekonomi
bakalan semakin meningkat. Adam Smith menyebutkan dalam pembangunan yang
berlangsung, maka proses pembangunan akan berlangsung secara konsisten dan stabil.

Dalam teori ekonomi klasik Adam Smith, jumlah tenaga kerja pada akhirnya juga akan
mengalami pengurangan. Ini karena pengusaha mulai mengonversi teknologi untuk lebih
efisien dan berstandar.
 
BAB IV PEMIKIRAN TOKOH TOKOH KLASIK LAINYA

Pokok Pemikiran Klasik Secara Umum


1. Klasik menganjurkan adanya liberalisme dan kebebasan alamiah
Ruang lingkup pemikiran ekonomi klasik meliputi kemerdekaan alamiah, pemikiran pesimistik, individu, dan
negara. Landasan kepentingan pribadi dan kemerdekaan alamiah, mengritik pemikiran ekonomi sebelumnya, dan
kebebasan individulah yang menjadi inti pengembangan kekayaan bangsa, dengan demikian politik ekonomi klasik
pada prinsip laissez faire.
2. Asas pengaturan kehidupan perekonomian didasarkan pada mekanisme pasar
Klasik menginginkan adanya campur tangan yang minimal dari pemerintah dan membiarkan adanya kebebasan
dalam perekonomian dimana perekonomian diserahkan pada mekanisme pasar. Politik ekonomi kaum klasik
merupakan politik ekonomi laissez faire. Politik ini menunjukkan diri dalam tindakan-tindakan yang dilakukan oleh
mazhab klasik, dan dengan keseimbangan yang bersifat otomatis, di mana perekonomian senantiasa secara otomatis
akan mencapai keseimbangan pada tingkat full employment.
3. Teori harga merupakan bagian sentral dari mahzab klasik
Teori harga merupakan bagian sentral dari mazhab klasik, dan mengajarkan bahwa proses produksi dan pembagian
pendapatan ditentukan oleh mekanisme pasar. Melalui mekanisme permintaan dan penawaran itu akan menuju
kepada suatu keseimbangan (equilibrium). Jadi dalam susunan kehidupan ekonomi yang didasarkan atas milik
perseorangan, inisiatif dan perusahaan orang-perorangan.
4. Pembagian pendapatan ditentukan oleh mekanisme pasar.
Tokoh-Tokoh Klasik

1.  Thomas Robert Malthus (1766-1834)


2.  Jean Baptiste Say (1767-1832)
3.  David Ricardo (1772-1823)
4.  Johan Heinrich von Thunen (1780-1850)
5.  Nassau William Senior (1790-1864)
6.  Friedrich Wilhelm von Benedict Herman (1795-1868)
7.  John Stuart Mill (1806-1873)
8.  John Elliot Cairnes (1824-1875)
BAB V SOSIALISME SEBELUM MARX

Kelompok Pemikir Sebelum Marx

Sebelum munculnya sistem ekonomi sosialisme, dunia barat telah mapan menggunakan sistem
ekonomi kapitalis. Tokoh pemikir ekonomi kapitalis, seperti Robert Malthus, David Ricardo, J.B Say, dan
J.S Mill. Mereka dimotori oleh Adam Smith yang tergabung dalam mahzab klasik. Pemikiran mereka
lebih berorientasi kepada sistem kapitalis. Sistem ini menimbulkan banyak kontroversi, karena pada
prakteknya kaum bangsawan yang lebih diuntungkan. Kaum bangsawan menguasai Negara. Negara
mereka jadikan sebagai kekuatan dan alat paksa untuk mengatur organisasi ekonomi politik dan
kemasyarakatan demi memenuhi berbagai kepentingan mereka. Kepemilikan akan modal yang besar
membuat kaum bangsawan bertindak semaunya. Hal ini mendapat tentangan dari kaum buruh, yang
hidupnya semakin tertindas.
Aliran sebelum Marx ini sering dimasukkan kedalam Sosialis, karena pemikirannya yang lebih
bersifat utopis (dalam angan-angan) walau ada beberapa tokoh aliran ini yang berusaha untuk
mewujudkannya menjadi sebuah kenyataan. Untuk itu, pemikiran sebelum Marx ini dibagi atas dua
konsep. Yaitu sosialisme utopis dan sosialisme komunitas bersama.
Pandangan Marx dan Enge

Manifesto Partai Komunis adalah hasil pekerjaan bersama antara Karl Marx dan Frederick Engels.
Dua guru besar dalam ilmu sosialisme dan pemimpin pergerakan kaum buruh modern. Pada tahun
1948 tepat 100 tahun usia manifesto Partai Komunis. Selama itu manusia telah mengalami kemajuan
yang sangat pesat. Ratusan juta umat manusia sudah mulai menginjak alam penghidupan baru yang
bersendi pada sosialisme.
Sebelum mnculnya sistem ekonomi sosialisme, dunia barat telah mapan menggunakan sistem
ekonomi kapitailis banyak bermunculan toko pemikir kapitalis, seperti Robert Malthus, david Ricardo
mereka bergabung kedalam mahzab klasit yang dimotori adam smith pemiiiran meraka lebih
berorientasi kepada sistem ekonomi pasar, atau liberal atau kapitalis.
Sistem liberalisme, kapitalisme banyak menimbulkan kontroversi karena pada prateknya kaum
borjuis (bangsawan)yang lebih diutungkan. Ini terlihat dari penguasaan mereka atas Negara oleh
mereka di jadikan sebagai kekuatan dan alat pemeksa untuk mengatur organisasi ekonnomi politik
dan kemasyarakatan guna memenuhi kepentingan mereka.
Pola Pemikiran Sosialisme Dan Nasional

Pola pemikir nasional adalah merupakan faktor terpenting dalam membentuk dan
mewarnai farian sosilisme awal iggris di kampung halaman mereka sosialisme inggris
muncul dalam 3 varian godwinian dimana owen adalah eksporen luar biasa. Ricardin
terdiri perwakilan yang kurang di kenal mengambil isyarat dan teori klasit dan Kristen
yang pengikutnya termotifasi oleh implus keagamaan.
 
Sosialisme Pramcis

Sosialisme prancis merupakan pemikir bersama sejumlah figur dengan mitranya tapi
memperoleh karateristik terbuka yang menghubungkan revolusi prancis tahun 1789.
Peristiwa penting ini tidak hanya menandakan naiknya terakhir midale selain tempat la
tihan di sediakan.
BAB IV SOSIALISME MARX (MARXISME)

Sosialisme adalah sistem sosial dan ekonomi yang ditandai dengan kepemilikan sosial dari alat-alat
produksi dan manajemen koperasi ekonomi;Sosialisme mencakup gerakan (politik) yang mengarah pada
pembentukan sistem tersebut, misal demo, mogok, dll.Muncul sejak awal abad ke-19 sebagai protes
terhadap kapitalisme.
Istilah sosialisme atau sosialis dapat mengacu ke beberapa hal yang bertalian dengan ideologi atau
himpunan ideologi, sistem ekonomi, dan negara.
Penggunaan istilah sosialisme sering dipakai dalam berbagai konteks yang berbeda-beda oleh
berbagai himpunan, tapi hampir semua sepakat bahwa istilah ini berawal dari pergolakan kaum buruh
industri dan buruh tani pada seratus tahun ke-19 sampai awal seratus tahun ke-20 berlandaskan prinsip
solidaritas dan memperjuangkan warga egalitarian yang dengan sistem ekonomi menurut mereka dapat
melayani warga banyak daripada hanya segelintir elite.
Marxisme merupakan dasar teori komunisme modern Teori ini tertuang dalam buku Manifesto
Komunis yang dibuat oleh Marx dan Friedrich Engels. Marxisme merupakan bentuk protes Marx terhadap
paham kapitalisme. Ia menganggap bahwa kaum kapital mengumpulkan uang dengan mengorbankan
kaum proletar.Kondisi kaum proletar sangat menyedihkan karena dipaksa bekerja berjam-jam dengan
upah minimum, sementara hasil pekerjaan mereka hanya dinikmati oleh kaum kapitalis.Banyak kaum
proletar yang harus hidup di daerah pinggiran dan kumuh
BAB VII PEMABARUAN TERHADAP MARXISME

Leninisme
Vladimir Ilich Lenin (1870-1924) adalah bapak revolusi Rusia. Lenin memiliki prinsip akan lebih baik bila ia
mendirikan negara komunis pertama daripada menunggu kejatuhan kapitalis. Tujuannya ini tercapai dengan
terjadinya Revolusi Bolshevik tahun 1917 di Rusia.

Revisionisme
Sesudah meninggalnya Friedrich Engels tahun 1895, muncul gerakan revisionis yang merevisi pemikiran-pemikiran
Marx dan Engels terutama mengenai revolusi yang dilancarkan kaum proletar. Mereka tidak menginginkan
sosialisme berdiri dengan cara tersebut. Untuk memperbaiki kondisi sosial dan ekonomi masyarakat sebaiknya
dilakukan dengan menegakkan demokrasi. Tokoh-tokoh revisionis yang terkenal diantaranya Bernstein, Tugan-
Baranovsky,Kautsky, dan Luxemburg.

Aliran Kiri Baru


Gerakan kiri baru dipengaruhi berbagai aliran sosialis yang berbeda seperti Marxisme Ortodoks hingga kaum radikal
yang sering mengkritik kapitalisme dan bahkan penulis non-Marxis lainnya. Pemikiran aliran kiri baru yang sering
mendapat sorotan adalah dari kelompok radikal yang sering melakukan serangan terbuka terhadap kapitalisme di
Amerika Serikat tahun 70-an.
BAB VIII ALIRAN SEJARAH (HISTORIS)

Empirisme adalah doktrin yang menyatakan bahwa pengetahuan yang benar hanyalah pengetahuan
yang didasarkan pada pengalaman (experience). John Locke (1632 - 1704) adalah orang yang pertama kali
merumuskan secara sistematis tentang Empirisme. Empirisme melahirkan dua pandangan yang saling
bertyolak belakang. Empirisme, di satu pihak telah melahirkan filsafat Positivisme, yaitu pengalaman dengan
menggunakan metode ilmiah (scientific method), yang kemudian melahirkan juga Positivisme Hukum yang
berpandangan bahwa hukum tidak lain dari pada hukum yang dibuat oleh manusia, yang dengan ini menolak
pandangan metafisika dari teori hukum alam.
Di lain pihak, empirisme, melahirkan kecenderungan mengungkapkan fakta-fakta tentang sejarah
termasuk juga sejarah hukum. Penelitian sejarah menunjukkan bahwa hukum lahir dari kebiasaan-kebiasaan
dalam masyarakat. Abad 19 di Eropa melahirkan aliran-aliran yang memberikan tekanan penting terhadap
sejarah, yaitu aliran sejarah (historical school) atau ilmu hukum bersifat sejarah (historical jurisprudence) dan
Marxisme.
Pengaruh Di awal abad 19, legisme memiliki pengaruh yang kuat di Eropa, tetapi aliran sejarah
menimbulkan pengakuan terhadap kebiasaan sebagai sumber hukum. Buah pikiran von Savigny, yang
kemudian dikembangkan oleh muridnya yang terkenal G. Puchta, mempunyai pengaruh besar di Hindia
Belanda (Indonesia) melalui para ahli hukum Belanda. Demikian besar pengaruhnya sehingga melahirkan
suatu cabang ilmu hukum baru yang kita kenal dengan hukum adat, dengan dipelopori oleh Cornelis van
Vollenhoven, Ter Haar, serta tokoh-tokoh hukum lainnya.
BAB IX ALIRAN INSTUTISIONAL

Aliran institusionalisme ini muncul di daratan Amerika Serikat pada tahun 1920-an . Ada sedikit
persamaan antara aliran institusional dengan aliran sejarah, sebab keduanya sama-sama menolak metode
klasik. Akan tetapi dasar falsafah dan kesimpulan kesimpulan politik kedua aliran tersebut berbeda. Aliran
institusional menolak ide eksperimen sebagaimana yang di anut oleh aliran sejarah. Begitu juga pusat
perhatian aliran institusional terhadap masalah-masalah ekonomi dalam kehidupan masyarakat juga
berbeda.
Orang yang paling berpengaruh dan mempunyai peran dominan terhadap keberadaan aliran
institusional adalah Thorstein Bunde Veblen (1857-1929). Veblen pada intinya mengkritik teori-teori yang
digunakan kaum klasik dan neo-klasik dan model model teoritisnya dan cenderung terlalu
menyederhanakan fenomena-fenomena ekonomi. Pemikiran ekonomi klasik dan neo-klasik juga dikritiknya
karena di anggap mengabaikan aspek-aspek non ekonomi seperti kelembagaan dan lingkungan. Padahal
pengaruh keadaan dan lingkungan sangat besar terhadap tingkah laku ekonomi masyarakat.
Dalam The Theory of Leisure Class Veblen menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan dorongan
dan pola prilaku konsumsi masyarakat. Menurut Veblen, dulu perilaku orang terikat dengan masyarakat
sekeliling, dan orang dalam tingkah lakunya orang berusaha ikut menyumbang terhadap perkembangan
masyarakat. Orang berusaha menghindari perbuatan yang merugikan orang banyak. Tetapi apa yang
dilihatnya sekarang dalam masyarakat kapitalis financial di Amerika ialah orang-orang yang hanya
mementingkan kepentingan diri sendiri saja, dan tidak tertarik dengan kepentingan \ masyarakat banyak.
Yang diperhatikan oleh masyarakat sekarang hanyalah uang.
Ahli Penganut Aliran institusionalisme
1. Thourstein Bunde Veblen

Konsep Pemikiran Dari Teori Veblen:

• Inti pemikiran Veblen dapat dinyatakan dalam beberapa kenyataan ekonomi yang terlihat dalam
perilaku individu dan masyarakat tidak hanya disebabkan oleh motivasi ekonomi tetapi juga karena
motivasi lain (seperti motivasi sosial dan kejiwaan)
• Revolusi perkembangan pemikiran yang dikemukakan Veblen yaitu dengan memperluas lingkup
pengkajian ilmu ekonomi, membawa akibat perluasan dan perubahan dalam metodologi, andaian-
andaian, dan perilaku variabel-variabel ekonomi.
• Pandangan pemikiran Veblen yang utama bahwa teori-teori ekonomi ortodoks, seperti teori
konsumsi, perilaku bisnis, andaian-andaian laba maksimal, persaingan sempurna ditolaknya.
• Selanjutnya pandangan Veblen pada tahap awal sukar dipahami oleh ahli-ahli ekonomi, karena dia
menggunakan istilah-istilah yang datang dari disiplin lain. Namun demikian, pandangan-
pandangannya telah mendorong berkembangnya aliran ekonomi kelembagaan Amerika Serikat.
Murid-muridnya melanjutkan dan melakukan pengembangan terhadap pemikiran- pemikirannya.
2. Wesley Clair Mitchel
Wesley clair mitchel adalah murid, teman dan pengagum Veblen. la berjasa dalam me-
ngembangkan metode-metode kuantitatif dan menjelaskan peristiwa-peristiwa ekonomi

3. Gunnar Karl Myrdal


Gunnar karl myrdal banyak menulis buku, antara lain: An American Dilema,Value in Social
Theory, Challenge to Affluence, dan Asian Drama: An Inquiry into The Poverty of Nations.
Salah satu pesan Myrdal pada ahli-ahli ekonomi ialah agar ikut membuat value judgement.
Jika itu tidak dilakukan struktur-struktur teoritis ilmu ekonomi akan menjadi tidak realistis.
Myrdal percaya bahwa pemikiran Institusional sangat diperlukan dalam melaksanakan
pembangunan di Negara berkembang

4. Joseph A. Schumpeter Joseph A.


Schumpeter di masukkan ke dalam aliran institusional karena ia mengatakan bahwa sumber
utama kemakmuran bukan terletak dalam ekonomi itu sendiri, melainkan berada di luarnya,
yaitu dalam lingkungan dan institusi masyarakat

5. Douglas Nort
Penghargaan terhadap aliran institusional mencapai puncaknya tahun 1993 pada waktu
Douglas North menerima hadia nobel dalam bidang ekonomi.
Kelebihan dan Kekurangan Mahzab Institusionalisme

1. Kelebihan
Veblen menekankan bahwa prilaku manusia di bidang ekonomi dipengaruhi oleh iklim keadaan
sekitar dalam zaman tertentu, iklim dan keadaan itulah yang mempengaruhi kompleks dan cita rasa
dan fikiran naluri dan nalar, persepsi dan perspektif permasalahan ekonomi.

2. Kekurangan
Kemajuan teknologi cenderung mengurangi nilai rill dari barang-barang alat produksi yang sudah
terpasang. Dalam perkembangan teknologi selalu ditemukan yang baru dan alat-alat produksi yang
baru pula, ini meningkatkan jumlah dan memperbaiki mutu dan mengurangi biaya. Namun, ini
mempercepat usangnya alat yang sudah terpasang, sehingga mengurangi nilai intrinsik dari investasi
yang sudah tertanam dalam barang modal itu. Berarti ini merupakan pemborosan terhadap alat-alat
modal yang lama karena dengan adanya teknologi baru,yang lama tidak terpakai lagi.
BAB X PEMIKIRAN PEMIKIRAN KEYNES

Kritik Keynes Terhadap Teori Klasik


Kaum klasik percaya bahwa perekonomian yang dilandaskan pada mekanisme pasar akan selalu
mencapai keseimbangan, sehingga kegiatan produksi akan otomatis menciptakan daya beli terhadap
produk yang dihasilkan. Daya beli itu diperoleh atas balas jasa untuk faktor-faktor produksi seperti upah,
gaji, suku bunga, sewa dan balas jasa atas faktor produksi lainnya. Pendapatan yang diperoleh akan
seluruhnya dibelanjakan.

Dalam posisi keseimbangan tidak terjadi kelebihan maupun kekurangan permintaan. Walaupun
terjadi hanya bersifat sementara karena akan ada tangan tak kentara yang akan membawa
perekonomian kembali pada posisi keseimbangan. Semua tenaga kerja terserap secara penuh (fully
employed). Kalau ada yang tidak bekerja, mereka akan menerima pekerjaan walau dengan gaji kecil dari
pada mereka menganggur dan tidak memperoleh pendapatan. Hal ini mendorong perusahaan
mempekerjakan mereka lebih banyak.
Peran Pemerintah Dalam Perekonomian
Dari hasil pengamatan tentang depresi ekonomi maka Keynes merekomendasikan agar perekonomian tidak
diserahkan begitu saja pada mekanisme pasar. Hingga batas tertentu peran pemerintah justru diperlukan.
Misalnya kalau terjadi pengangguran maka pemerintah bisa memperbesar pengeluarannya untuk proyek-
proyek padat karya sehingga sebagian pengangguran mendapat pekerjaan yang akhirnya akan menambah
pendapatan masyarakat. Dan jika harga-harg naik dengan cepat, maka pemerintah dapat menarik jumlah
uang yang beredar dengan mengenakan pajak yang lebih tinggi sehingga inflasi tinggi tidak akan terjadi.

Keynes menganggap campur tangan pemerintah merupakan keharusan terutama disaat perekonomian
berjalan tidak sesuai seperti yang diharapkan. Dengan kata lain pemerintah bertanggung jawab sebagai
pengendali jalannya perekonomian sehingga dapat berjalan sesuai dengan keinginan.

Pokok-pokok pikiran Keynes tersebut di atas membawa beberapa pembaruan radikal dalam ilmu ekonomi.
Yang pertama, mulai diperhatikannya dimensi global atau agregat (makro) dalam analisis ilmu ekonomi.
Dengan demikian ilmu ekonomi telah berkembang menjadi ilmu ekonomi makro. Kedua, dimasukkannya
peranan pemerintah dalam analisis ilmu ekonomi telah menimbulkan pentingnya peranan analisis
kebijakan (policies analysis). Ketiga, dengan dirasa perlunya analisis kebijakan, maka dirasakan perlunya
studi-studi empiric.
BAB XI NEO-KEYNES & PASCA KEYNES

Teori ekonomi Keynes yang dituangkan dalam bukunya The General Theory yang muncul untuk
memperbaiki teori sebelumnya ternyata masih banyak mengalami perkembangan dan pembaharuan oleh
para penerusnya. Para penerus Keynes yang lebih dikenal dengan sebutan neo Keynes dan Pasca Keynes
(Keynesian). Para ahli ekonomi yang tegolong dalam neo Keynes yang lebih banyak berjasa dalam
mengembangkan teori-teori yang berhubungan dengan usaha menjaga stabilitas perekonomian dengan
menerangkan dan mengantisipasi fluktuasi ekonomi (bussines cycles) dan teori-teori yang berhubungan
dengan pertumbuhan dan pendapatan. Pandangan mereka disebut Keynesian karena teori-teori mereka
diturunkan dari teori determinasi pendapat Keynes. Disebut “neo” karena teori-teori Keynes tersebut sudah
banyak diperbaharui berdasarkan penelitian-penelitian empiris yang lebih baru.

Sementara golongan paska Keynes merupakan sekumpulan ahli ekonomi dengan berbagai pandangan
tentang ekonomi makro modern yang pemikiran-pemikiran ekonomi mereka berakar dari pemikiran
Keynes, akan tetapi sudah berkembang lebih jauh. Teori-teori yang terus dikembangkan oleh para pakar
ekonomi dunia ini akan terus mengalami perkembangan sehingga akan muncul teori ekonomi yang baru
yang akan menyesuaikan dengan kondisi ekonomi yang dihadapi pada masanya masing-masing
Sejarah Perkembangan Neo Keynes dan Pasca Keynes

Setelah dirilisnya buku The General Theory oleh Keynes pada tahun 1936, pandangan-pandangan Keynes
yang ada terus diperbaharui dan dikembangkan oleh para penerus-penerus Keynes, mereka digolongkan
dalam Neo Keynes dan pasca Keynes (post Keynes).  Para penerus ajaran Keynes yang termasuk
golongan neo Keynesian banyak berjasa dalam mengembangkan teori-teori yang berhubungan dengan
usaha menjaga stabilitas perekonomian dengan menerangkan dan mengantisipasi fluktuasi ekonomi
(bussines cycles) dan teori-teori yang berhubungan dengan pertumbuhan dan pendapatan. Pandangan
mereka disebut Keynesian karena teori-teori mereka diturunkan dari teori determinasi pendapat Keynes.
Disebut “neo” karena teori-teori Keynes tersebut sudah banyak diperbaharui berdasarkan penelitian-
penelitian empiris yang lebih baru.

Keynes membangun teorinya dalam rangka kritik terhadap ekonomi mikro dan keterbatasan ilmu
ekonomi. Dalam kritikannya itu, dia membangun ekonomi makro untuk bisa melihat jelas keterbatasan
ilmu ekonomi. Secara makro, peran negara atau politik sangat penting menurutnya karena ekonomi tidak
bekerja secara otomatis, melainkan ada kontrak dalam setiap transaksi. Teori Post Keynesian setuju
dengan pandangan Keynes tersebut dengan mengkritik keterbatasan Keynes, tetapi tetap menganggap
pentingnya peran politik.
Sementara itu, teori produksi Post Keynesian melihat harga ditentukan oleh perusahaan, bukan oleh
pasar. Untuk bisa menentukan tingkat harga, perusahaan yang satu tidak bisa dipisahkan dengan
perusahaan yang lain sehingga bersifat oligopolistik. Dalam sistem ini, perusahaan saling memantau
perusahaan yang lain, mulai dari segi strategi, keuangan, industri, target pasar sampai dengan
legitimasi dari pemerintah. Semakin besar perusahaan, semakin bisa menentukan tingkat harga.
Oleh karena itu, setiap perusahaan akan berusaha mendapatkan kekuasaan, yaitu dengan jalan
memperbesar usahanya atau dengan ekspansi. Dalam pandangan post keynesian, tujuan utama
perusahaan tidak semata-mata profit, tetapi lebih kepada pengembangan perusahaan secara terus-
menerus dan kontinyu.

Kedua, teori ekonomi makro Post Keynesian mengatakan bahwa uang integral dengan produksi
sehingga uang bersifat tidak netral. Uang bukan hanya stok persediaan tetapi mengalir dalam sistem
produksi. Setiap transaksi tidak hanya terdiri dari penjual dan pembeli, tetapi juga bank. Ini berarti
setiap transaksi tidak hanya pertukaran ekonomi, tetapi lebih dari itu ada semacam kontrak dalam
rangka produksi barang-barang perusahaan demi mendapatkan uang kembali. Oleh karenanya, Post
Keynesian tidak setuju dengan politik moneter restriktif karena akan berakibat negatir dalam jangka
pendek, maupun panjang.
Tokoh-Tokoh Keynesian

1. Alvin Harvey Hansen (1887-1975)


Alvin Hansen adalah pakar ekonomi lulusan dan Guru Besar Universitas Harvard. Hansen berhasil
menunjukkan dengan jelas segi-segi pokok pada pemikirannya dalam remifikasinya terhadap
kebijaksanaan Negara baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Dalam buku karyanya yang
pertama (Fiscal Policy and Business Cycles) dan yang kedua ( Business Cycle and National Income),
menjelaskan tentang fluktuasi ekonomi, faktor penyebabnya dan bagaimana cara mengatisipasi faktor
ekonomi tersebut.
2. Simon Kuznets (1901-1985)
Sebenarnya simon Kuznets seorang ahli statistic yang banyak berkecimpung dengan pengumpulan
dan analisis data termasuk didalamnya data ekonomi. Kuznets berhasil menggabungkan ilmu statistik dan
ilmu matematika dengan ilmu ekonomi menjadi satu kesatuan yang padu (ekonometri). 
3.  John R Hicks
Salah satu jasa hicks yang paling besar adalah kemampuannya dalam merangkai teori-teori ekonomi
mikro kedalam kerangka teori makro Keynes melalui pendekatan matematis. Melalui tulisannya “ Mr
Keynes and The Clasic” A suggested Interpretation, Hicks membandingkan ajaran kaum Keynes dan kaum
klasik secara sangat cemerlang, dalam karya ini ia tidak hanya mampu mengungkap kekuatan dan
kelemahan sitem Keynesian, tetapi juga memberikan kemungkinan kepada kita untuk mempelajari teori-
teori pra Keynes secara lebih akurat.
4. Wassily Leontief (1906-1999)
Leontief yang sangat berjasa dalam mengembangkan sebuah teori yang kemudian berguna dalam
melakukan berbagai analisis ekonomi. Sejalan dengan karya Kuznets, akan tetapi dengan cara pandang
yang berbeda Leontief menyusun dan membina suatu kerangka analisis yang disebut sebagai analisis
input-output.
Paul A. Samulson
Paul Samuelson adalah seorang pakar ekonomi yang dianggap sebagai pembina kodifikasi tentang sistem
pemikiran Keynes. Selain itu, Samuelson terus mengembangkannya dan melengkapinya dengan beberapa
alat pemikiran yang baru. Di bawah pengaruh Samuelson kerangka dasar pemikiran dalam sistem Keynes
disempurnakan sampai pada tingkat yang lebih maju dan dalam lingkup yang lebih luas.
5. Paul A. Samulson
Paul Samuelson adalah seorang pakar ekonomi yang dianggap sebagai pembina kodifikasi tentang
sistem pemikiran Keynes. Selain itu, Samuelson terus mengembangkannya dan melengkapinya dengan
beberapa alat pemikiran yang baru. Di bawah pengaruh Samuelson kerangka dasar pemikiran dalam
sistem Keynes disempurnakan sampai pada tingkat yang lebih maju dan dalam lingkup yang lebih luas.
Samuelson juga berjasa mengenai lalu lintas perdagangan dan pembayaran internasional. Samuelson
telah memperjelas hubungan yang kait-mengkait antara kebijakan fiskal (pengelolaan permintaan efektif
untuk menjaga kestabilan pada pendapatan dan kesempatan kerja ) keseimbangan dalam lalu lintas
pembayaran internasional. Dalam hubungan ini ditonjolkan peranan foreign trade multiplier (dampak
multiplier yang berasal dari perdagangan internasional) dan berbagai kemungkinan penyimpangandari
kestabilan/keseimbangan internasional.
TEORI PERTUMBUHAN & PEMBANGUNAN

Banyak pakar yang yakin bahwa Negara-negara berkembang bisa maju dengan melalui
beberapa tahapan pembangunan sesuai dengan teori-teori perencanaan pembangunan. Teori
pembangunan yang paling terkenal dari WW Rostow(1916). Negara-negara berkembang yang ingin
maju melalui tahap-tahap pembangunan sbb :

1.  Tahap tradisional statis.


Tahap ini dicirikan oleh keadaan Iptek yangg masih sangat rendah & belum begitu berpengaruh
terhadap kehidupan. Perekonomian pun masih didominasi sektor pertanian-pedesaan. Struktur
sosial-politik juga masih bersifat kaku.
2.  Tahap Transisi (pra take-off).
Pada tahap ini Iptek mulai berkembang, produktivitas semakin meningkat & industri semakin
berkembang. Tenaga kerja beralih dari sektor pertanian ke sektor industri, pertumbuhan tinggi,
kaum pedagang bermunculan, & struktur sosial-politik semakin membaik.
3.  Tahap lepas landas.
Tahap ini dicirikan oleh keadaan suatu hambatan-hambatan sosial politik yang umumnya dapat
diatasi, tingkat kebudayaan & Iptek semakin maju, investasi & pertumbuhan tetap tinggi, &
mulai terjadi ekspansi perdagangan ke luar negeri.
4. Tahap dewasa (maturing stage).
Dalam tahap ini masyarakat semakin dewasa, dapat menggunakan Iptek sepenuhnya, terjadi perubahan
komposisi angkatan kerja, di mana jumlah tenaga kerja yang skilled lebih banyak dari yangg aunskilled,
serikat-serikat dagang & gerakan-gerakan buruh semakin maju & berperan, pendapatan perkapita tinggi.

5. Tahap konsumsi massa (mass consumption).


Tahap ini merupakan tahap terakhir. Masyarakat hidup serba kecukupan, kehidupan dirasakan aman
tentram, laju pertumbuhan penduduk semakin rendah.
BAB XII ALIRAN MONETARIS
Kritikan terhadap Kebijaksanaan Intervensi Keynesian

Adanya pandangan Keynes yang tidak disukai pakar-pakar ekonomi lain. Pandangan itu antara lain tentang
perlunya campur tangan pemerintah dalam mengarahkan dan membimbing perekonomian pada arah yang
di inginkan. Kritik paling vokal datang dari pakar-pakar ekonomi neo-klasik konservatif. Mereka dapat dibagi
atas dua golongan, yaitu golongan tua dan golongan muda . Golongan tua dapat disebutkan beberapa nama
seperti: Menger, Friedrich August von Lionel Robbins. Semuanya mencela kebijaksanaan campur tangan
pemerintah Keynessama kerasnya dengan celaan mereka terhadap paham sosialisme.
Celaan paling keras datang dari kelompok yang menamakan dirinya libertarian. Mereka ini menempatkan
kebebasan individu di atas segala-segalanya. Mereka pun melihat bahwa intervensi pemerintah dalam
bentuk apapun sebagai ancama kebebasan individu. Alasan penolakan tersebut diwakili oleh pendapat
Friedrich Von Hayek yang tertuang dalam bukunya The Road to Serfdom (1944). Hayek gatakan: “Sekali
pemerintah melakukan intervensi pasar, ini akan mengarah pada sosialisme, yang akhirnya akan
menyebabkan berkurangnya kebeasan”.
            Dari golongan muda muncul Milton Friedman dari University of Chicago. Friedman adalah
pendukung berat perekonomian bebas. Pendapatnya berbeda dengan tokoh-tokoh tua libertarians yang
sama sekali tidak menginginkan campur tangan pemerintah. Friedman melihat, peran pemerintah dalam
batas-batas tertentu justru diperlukan untuk menciptakan suatu perekonomian diaman pasar bebas dapat
berfungsi lebih efektif.
Pokok-pokok Pikiran Aliran Monetaris

Ketidakberhasilan ajaran-ajaran Keynes dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi melahirkan


suatu aliran baru yang disebut “ Aliran Monetaris”, yang mengutamakan kebijaksanaan moneter dalam
mengatasi kemelut ekonomi waktu itu.  Istilah ini pertama kali digunakan oleh Karl Burner untuk
menggambarkan berbagai studi di bidang ekonomi moneter dan kebijaksanaan moneter. Dalam artikelnya:
The Role of Money and Monetary Policy (1968), pada prinsipnya kelompok monetaris mengajukan proposisi.
Proposisi itu adalah perkembangan (kejuta) moneter merupakan unsur penting dalam perkembangan
produksi, kesempatan kerja, dan harga-harga; bahwa pertumbuhan jumlah uang beredar merupakan unsure
yang paling dapat diandalkan dalam perkembangan moneter; dan bahwa perilaku otoritas moneter
menentukan pertumbuhan jumlah uang beredar dalam gelombang konjuktur.

Friedman mengingatkan, walaupun laju pertumbuhan sangat menentukan unjuk kerja GNP, dampaknya
sendiri berlangsung seteleh beberapa waktu (adanya lag). Jangka waktu ini sulit diperkirakan secara pasti.
Lamanya lag tersebut bisa 6 bulan (short lag) dan bisa juga dua tahun (long lag). Karena sukar di prediksi,
Friedman sangat menganjurkan untuk tidak terlalu bermain-main dengan kebijakan moneter. Perekonomian
jangan terlalu sering distel (fine-tunning) seperti yang di anjurkan kubu Keynesian. Hal itu disebabkan
dampak kebijakanmoneter yang berubah-ubah justru bisa membuat perekonomian tidak stabil.
Tokoh-tokoh Aliran Monetaris

Antara Friedman dan monetaris sering dianggap sebagai synonyms. Tetapi ini tidak berarti
ia sebagai satu-satunya. Tokoh-tokoh lain yang dianggap sealiran, atau pendukung-pendukung
aliran monetaris antara lain: Karl Brunner (University of Rochester), Allan Meltzer dan Bennet
McCallum (dari Carnegie Mellon), Thomas Mayer (University of California, Davis), Phillip Cagan
(Columbia University), David Laidler dan Michael Parkin (University of Western Ontario) dan
William Poole (Brown University). Perlu juga dicatat bahwa pendukung aliran moiletaris tidak
terbatas pada ahli-ahli ekonomi dan kalangan akademis saja. Lembaga seperti Federal Reserve
Bank dan St. Louis dan komitekomite kongres juga banyak menganut perspektif monetaris.
Perbedaan Monetaris-Keynesian
Banyak perbedaan pandangan antara kubu Keynesian dan monetaris dalam melihat gejala-gejala ekonomi.
Dalam melihat perekonomian secara agregat kubu Keynesian percaya bahwa perekonomian cenderung
berada dalam posisi keseimbangan tingkat output rendah (low level equilibrium). Ini terjadi karena
pengeluaran agregat cenderung lebih kecil dari penerimaan agregat dan kurang ampuhnya mekanisme. pasar
dalam melakukan penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan, terutama tingkat harga-harga dan tingkat
upah. Hal ini bisa terjadi karena adanya kekuatan serikat buruh dan praktek-praktek oligopolistik dari pihak
perusahaan-perusahaan

Kaum monetaris tidak percaya pda teori Keynesian yang mengatakan bahwa perekonomian cenderung
berada pada keseimbangan tingkat output rendah disebabkan kurang ampuhnya mekanisme korektif untuk
membawa pasar kembali pada posisi keseimbangan pemanfaatan sumber daya penuh. Dalam hal ini kubu
monetaris mengritik bahwa ada kekuatan-kekuatan pasar yang tidak diikutkan dalam model yang
dikembangkan Kubu Keynesian. Dua di antara kekuatan-kekuatan tersebut adalah turunnya suku bunga akan
mendorong investasi dan turunnya tingkat harga akan mendorong konsumsi melalui apa yang disebut
Pigoileffect. Bagi kubu monetanis perekonomian cenderung berada dalam posisi keseimbangan, di mana
sumber daya digunakan penuh.
Perhatian terhadap Ekonomi Mikro
Teori-teori makro Keynes telah berhasil menjelaskan perilaku ekonomi makro. Kebijaksanaan yang dianjurkan
Keynes juga telah berhasil mengatasi masalah-masalah ekonomi di masanya Akan tetapi teori-teori Keynes tidak
berhasil menyelesaikan kesulitan ekonomi pada tahun 60-an dan 70-an. Sehingga orang mulai mepertanyakan dasar-
dasar teori Keynes. Misalnya perlikau mikro yang bagaimana yang diimplikasikan oleh hubungan-hubungan agregat
yang dikembangkan Keynes?, sehingga orang-orang mulai kembali berpaling pada teori-teori dasar ekonomi mikro.
Dua tokoh utama monetaris yaitu Milton Friedman dan Edmund Phelps, kemblai melirik model pasar persaingan
sempurna klasik.

Mereka menyadari bahwa pasar persaingan sempurna murni tidak ada dalam realitas, akan tetapi mereka percaya
kekuatan persaingan dalam perekonomian sangat besar. Dengan demikian , model yang didasarkan pada asumsi pasar
persaingan sempurna dipercaya lebih baik karena mendekati realist daripada teori oligopoly yang lebih diminati oleh
kubu neo-keynesian selama ini. Mereka menganggap harga-harga dan tingkat upah fleksibel menyesuaikan diridengan
keadaan. Dengan begitu pasar cenderung mendekati posisi keseimbangan. Dalam posisi ini pasar di sebut “bersih”,
karena setiap orang dapatmembeli semua barang dan jasa yang ingin dibelinya. Setiap penjual pun dapat menjual
sejumlah barang dan jasa sesuai harga pasar. Pasar seperti ini hanya ada pada pasar persaingan sempurna, sehingga
sumber-sumber daya dapat dimanfaatkan sepenuhnya. Menurut kubu monetaris bias dari pasar tersebut hanya terjadi
jika pelaku-pelaku ekonomi membuat kesalahan-kesalahan sehingga keseimbangan terjadi pada level output yang lebih
rendah dari yang seharusnya.
BAB XIII ALIRAN SISI PENAWARAN (SUPPLY SIDERS)

Pada tahun 1971-1973 perekonomian Amerika Serikat mengalami boom karena kebijaksanaan fiskal
dan moneter yang ekspansif pada periode-periode sebelumnya, sesuai ajaran Keynesian. Akibat
perekonomian yang memanas, pada tahun 1973 harga-harga pangan dan bahan baku mulai naik, dan
kebetulan pada tahun itu juga terjadi guncangan harga minyak akibat politik embargo yang dilakukan oleh
negara-negara penghasil minyak (OPEC) yang menghantam perekonomian Amerika Serikat. Semua ini
menyebabkan terjadinya goncangan pada sisi penawaran. Perekonomian mulai lesu, produksi berkurang,
pengangguran semakin tinggi, dan pada saat yang bersamaan inflasi juga meninggi diiringi oleh naiknya
harga-harga secara umum. a

Menghadapi gejala-gejala seperti disebutkan di atas para ahli ekonomi agak tersentak, sebab belum
pernah menghadapi persoalan seperti ini sebelumnya. Karena gejala-gejala seperti yang diuraikan di atas
agak baru, para ahli ekonomi waktu itu kurang tahu mengenai apa yang mesti diperbuat.
Tokoh- Tokoh Aliran Sisi Penawaran

Menurut Harold McCure dan Thomas Willet (1983) aliran sisi penawaran dapat dibedakanatas dua kelompok, yaitu
"kelompok utama" dan "kelompok radikal". Kelompok aliran utama diwakili oleh Martin Feldstein (dari Harvard University) dan
Michael Boskin (dari Standford University). Kelompok ini menekankan perlunya insentif pajak dalam memacu pertumbuhan
ekonomi lewat dampaknya terhadap tabungan dan investasi. Kelompok aliran utama banyak menganalisis dampak
perubahan pajak terhadap penawaran labor serta dampak program keamanan sosial (social security) terhadap jumlah,
tabungan, Kelompok ini telah banyak memberikan sumbangan pemikiran fewat jurnal-jurnal ilmiah dan sangat berpengaruh
serta aktif dalam profesi ekonomi. Kelompok kedua yang disebut kelompok radiakal adalah kelompok yang mendapat
publisitas lebih banyak. Kelompok ini menyatakan bahwa pemotongan pajak akan memberikan dampak positif terhadap
tabungan, investasi dan penawaran tenaga kerja serta penerimaan total yang lebih banyak dari pajak. Termasuk dalam
kelompok radikal ini adalah Arthur Laffer dan George Gilder serta anggota kongres Jack Kemp. Kelompok aliran sisi
penawaran radikal pada intinya mengajukan dua preposisi :
(1) bahwa pemotongan pajak akan memberi dampak besar terhadap produktivitas kerja sehingga secara total
penerimaan pajak akan meningkat, dan
(2) bahwa program pemotongan pajak akan memberi dampak positif dalam meningkatkan laju pertumbuhan output dan
mengurangi inflasi. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa aliran sisi penawaran muncul tahun 1970-an, dan semakin
populer tahun 80-an dimasa pemerintahan Reagen di Amerika Serikat. Karena pandangan pakar-pakar aliran sisi penawaran
langsung dijalankan oleh Reagan, maka pandangan ekonomi mereka juga sering dijuluki Reagonimics. Bagaimanapun, tidak
ada definisi yang spesifik dari Reaganomics ini selain kebijaksanaan-kebijaksanaan ekonomi yang dijalankan oleh pemerintah
Reagan, terutama tahun 1981-1982.
Perbedaan Pandangan Keynesian dan Monetaris
Dengan meningkatnya produksi maka masalah pengangguran dapat diatasi, dan sekaligus inflasi dapat diredakan.
Perbedaan lain dengan kubu Keynesian ialah dari jangka analisis. Kalau kubu Keynesian menggunakan analisis jangka pendek,
maka tekanan utama aliran penawaran adalah kebijaksanaan perturnbuhan jangka panjang, yang dilakukan dengan
mempromosikan kesempatan kerja penuh dan perubahan teknologi. Dalam hal ini kubu sisi penawaran mirip dengan kubu
monetaris, yang sama-sama cenderung menggunakan analisis jangka panjang. Persamaan lainnya dengan kubu monetaris
adalah dalam penggunaan kebijaksanaan ekonomi, di mana kedua kubu sama-sama tidak menyukai kebijaksanaan yang
bersifat ekspansif, baik dalam kebijaksanaan fiskal maupun moneter. Terakihir, kedua kubu sama-sama kembali melirik ke
teori-teori klasik yang sama sekali ditinggalkan oleh Keynes dan para pendukungnya. Menurut Lipsety dan Steiner (1981)
ajaran yang dikembangkan oleh pemikirpemikir aliran sisi penawaran ini pesisi sarna dengan yang dianjurkan oleh Adam
Smith dengan teori klasiknya, hanya dalam versi yang lebih modern. Persamaan pandangan sisi penawaran dengan ajaran
klasik antara lain:
(1) Dalam menjelaskan inflasi maupun deflasi keduanya sama-sama menekankan pembahasan dari sisi produksi, atau sisi
penawaran ;
(2) Dalam mengontrol inflasi mereka menggunakan pendekatan yang sama, yaitu dengan mendorong kurva penawaran
agregat ke kanan, dimana dengan cara ini produksi (output) akan meningkat, dan pada saat yang sama harga-harga
dapat ditekan ke bawah ; dan
(3) Dalam memperbaiki perekonomian lebih suka mendorong sisi penawaran ke kanan, bukan mengutak-atik sisi permintaan
agregat seperti yang dilakukan kubu Keynesian.
Program Penurunan Pajak Dan Anggaran Berimbang

Kebijaksanaan yang dilancarkan negara-negara penghasil minyak yang tergabung dalam OPEC telah
menggoncang perekonomian Amerika Serikat dua kali. Goncangan pertama terjadi pada tahun 1973/1974.
Pada goncangan pertama ini harga-harga minyak naik sampai empat kali lipat dalam sekejap. Akibatnya
perekonomian di negara-negara Industri mengalami resesi yang sangat parah, terburuk sesudah depresi
besar-besaran tahun 30-an. Goncangan kedua terjadi tahun 1979/1980, juga oleh kenaikan harga-harga
minyak. Akibat dari goncangan di sisi penawaran tersebut harga-harga jadi naik, dan inflasi melambung.
Kedua goncangan tersebut membuat orang takut pada goncangan yang terjadi pada sisi penawaran, yang
didorong oleh kenaikan biaya-biaya. Jika kurva penawaran bergeser ke kiri, output berkurang dan pada saat
yang bersamaan harga-harga melambung. Dalam situasi seperti ini, kalau seandainya dilakukan
kebijaksanaan ekspansif, baik kebijaksanaan fiskal maupun moneter, maka harga-harga akan semakin tinggi
dan inflasi tentu akan semakin membubung, Oleh karena itu timbul pemikiran bahwa yang sebaiknya diutak-
atik adalah sisi penawaran (supply shocks).
Dengan mendorong penawaran agregat ke kanan maka output akan bertambah, dan bersamaan dengan
itu harga-harga akan semakin menurun. Ini jelas merupakan hal yang sangat menarik. Ibarat pepatah, sambil
menyelam minum air, sambil memaju pertumbuhan output nasional, tingkat inflasi dapat ditekan. Sekarang
apa kebijaksanaan dan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mendorong kurva penawaran ke sebelah
kanan dalam upaya mempromosikan peningkatan output nasional sekaligus membuka kesempatan kerja serta
menekan laju inflasi tersebut? Cara yang dianjurkan untuk ditempuh cukup banyak, antara lain: (1)
mendorong masayarakat untuk lebih rajin menabung ; (2) menurunkan tingkat pajak; (3) mendorong
masyarakat untuk lebih berani mengambil resiko dalam berusaha ; (4) mendorong mobilisasi angkatan kerja,
dan (5) mendorong masyarakat untuk lebih banyak bekerja di sektor riil. Langkah pertama yang mendorong
masyarakat untuk lebih rajin menabung, kalau diperhatikan sangat berbeda dengan pandangan kubu
Keynesian
Kubu Keynesian menganggap kegiatan menabung hanya baik untuk segolongan orang, tetapi jika hal ini
dilakukan oleh semua orang, akan memberikan dampak negatif terhadap perekonomian nasional atau
masyarakat secara keseluruhan (paradox of thrift). Kubu sisi penawaran justru melihat aktivitas menabung
dari sisi positifnya, di mana dengan semakin besarnya tabungan masyarakat maka akan terkumpul dana
untuk kegiatan investasi, dan selanjutnya hal ini akan mendorong peningkatan dalam produksi dan sekaligus
peningkatan dalam pendapatan nasional serta pembukaan lapangan kerja baru. Kedua, dengan menurunkan
tingkat pajak, maka produksi akan meningkat sebab orang akan terdorong untuk bekerja lebih rajin.
Pendapat ini betul-betul "asli" dari pemikir-pemikir aliran sisi penawaran. Bagaimanapun, pendapat ini sedikit
kontroversil, dan karenanya perlu akan dibahas lebih detil kemudian.
BAB XIV ALIRAN “ RATEX” (RATIONAL EXPECTATIONS)

Waktu perdebatan antara aliran monetaris dengan kubu keynesian tentang teori , masalah dan
kebijaksanaan makro masih berlangsung , selain aliran sisi penawaran (supply side) sebelumnya juga muncul
aliran pemikiran ekonomi baru yang lain , yang disebut aliran gelombang baru (new wave). Aliran ini timbul
karena kebijaksanaan-kebijaksanaan ekonomi sesuai ajaran Keynes yang selama ini ampuh , telah gagal total
dalam menghadapi masalah-masalah ekonomi pada tahun 70-an dan 80-an.
Menurut aliran Ratex , deviasi dari keadaan kesempatan kerja penuh hanya terjadi karena adanya
kesalahan dalam memperkirakan peristiwa-peristiwa ekonomi masa datang. Tetapi kesalahan tidak terjadi
secara sistematis dan persisten , melainkan hanya secara acak (random). Karena kesalahan-kesalahan tidak
terjadi secara sistematis , maka pakar-pakar aliran baru percaya bahwa perekonomian cenderung pada
keseimbangan.
Aliran Ratex di satu sisi mempunyai kemiripan dengan aliran monetaris dan aliran sisi penawaran ,
sebab teori-teori yang dikembangkan mereka sama-sama dilandaskan pada pandangan-pandangan klasik
yang bersifat non-interventionis , dan dalam penggunaan kebijaksanaan sama-sama bersifat konservatif
Tokoh-Tokoh Ratex
Tokoh-tokoh Ratex cukup banyak, antara lain: Robert Lucas dari Universitas of Chicago , Thomas
Sargeant , Nail Wallace dari Universitas of Minnesota , Robert Barro dari Universitas of Rochester , Leonard
Rapping ,Edwin Prescott , David Begg , Steven Sheffin , Jhon Muth dan banyak lagi lainnya. Robert Lucas
dianggap sebagai tokoh utama. Bagaimanapun , Lucas tidak dapat dikatakan sebagai orang pertama ,
sebab ide tentang ekspektasi rasional ini sudah dikembangkan oleh John Mult sejak tahun 1961, yang dapat
diikuti dari tulisannya: Rational Expectations and The Theory of Price Move-ments.
Dalam pengembangan model-model ekonomi , pakar-pakar aliran Ratex ini menggunakan beberapa
preposisi , antara lain: bahwa orang atau unit-unit ekonomi akan membuat perkiraan(ekspektasi) ; bahwa
orang menggunakan informasi yang ada padanya secara efisien ; bahwa orang tidak membuat kesalahan-
kesalahan secara sistematis dalam ekspektasi mereka ; dan bahwa orang akan bereaksi secara rasional
terhadap kebijaksanaan-kebijaksanaan demi kepentingan pribadi masing-masing.
Unsur Ekspektasi Dalam Perekonomian

Unsur ekspektasi memegang peran cukup penting dalam penentuan-penentuan aktifitas


ekonomi. Karena adanya unsur ekspektasi dari pelaku-pelaku ekonomi maka Robert Lucas dan
Leonard Rapping mendukung sifat netral uang dan ketidakefektifan kebijaksanaan pemerintah
sebagaimana yang pernah dilansir oleh Milton Friedman dari aliran monetaris. Ekpektasi atau
ramalan tentang masa depan dibuat berdasarkan segala informasi yang ada padanya , apakah
itu dari informasi pasar, kebijaksanaan pemerintah perkembangan internasional dan
sebagainya.
Dalam hal ini pakar-pakar Ratex mengakui bahwa untuk memasukkan factor
ekspektasi tentang masa depan memang tidak mudah. Akan tetapi dengan semakin banyaknya
informasi , dan semakin canggihnya teknik dan sarana analisis , makin mudah menyusun
ekspektasi tersebut. Setelah ekspektasi disusun , maka unit-unit ekonomi akan menggunakan
informasi yang mereka peroleh untuk mengantisipasi setiap perubahan kebijaksanaan demi
menyelamatkan kepentingan mereka masing-masing. Dalam hal ini tidak mudah bagi
pemerintah menduga reaksi masyarakat terhadap suatu perubahan kebijaksaan.
Implikasi Kebijaksanaan

Runtuhnya kredibilitas masyarakat di mata masyarakat baik bagi baik pelaku-pelaku ekonomi
tersebut untuk mtlakukan bisnis di Negara-negara yang lebih transparan kebijaksanaan-
kebijaksanaan ekonominya , dari pada menghadapi resiko dikeluarkannya jurus-jurus rahasia oleh
pemerintahan di negaranya sendiri. Sikap rasional dari para pelaku ekonomi secara agregatif dapat
membentuk suatu kekuatan “kontra-kebijaksanaan” , dimana berbagai kebijaksanaan yang akan
diambil menjadi tumpul seandainya kebijaksanaan-kebijaksanaan tersebut sudah diantisipasi secara
tepat oleh mereka.
Pakar-pakar Ratex pada umumnya meragukan bahwa para ahli ekonomi cukup tahu
bagaimana masyarakat akan bereaksi terhadap perubahan-perubahan kebijaksanaan yang
dilakukan , sebab reaksi masyarakat akan sangat tergantung pada ekspektasi mereka. Pakar-pakar
Ratex percaya bahwa teori-teori atau kebijaksanaan-kebijaksanaan apapun untuk menghadapi
masalah-masalah ekonomi tidak pernah komplit. Untuk itu pemerintah tidak terlalu sering
mengeluarkan kebijaksanaan yang macam-macam , sebab dampaknya akan di counter oleh para
pelaku ekonomi yang dampaknya justru bisa merugikan.

Anda mungkin juga menyukai