Anda di halaman 1dari 3

SEJARAH ILMU EKONOMI

Ekonomi berasal dari bahasa Yunani “oikos nomos”, yang diterjemahkan


dalam bahasa Inggris sebagai “management of household of estate” (manajemen
rumah tannga atau pemilikan). Aristoteles (384-322 SM) adalah orang pertama
yang secara tertulis membicarakan masalah ekonomi. Dalam bukunya yang
berjudul Politika dan Ethika Nicomache, Aristoteles membahas topik-topik
seperti dasar-dasar teori nilai dan pertukaran, pembagian kerja, serta teori
tentang uang, bunga, dan riba. Meskipun beberapa pandangan Aristoteles
dianggap terlalu sederhana, beberapa pandangannya masih relevan hingga saat
ini. Ilmu ekonomi sebagai disiplin ilmu lahir ribuan tahun kemudian di
Skotlandia. Ekonomi dikenal sebagai “Queen of Social Sciences” (Maharani
Ilmu-Ilmu Sosial) dan juga sebagai “The Oldest Art” dan “The Newest Scienceí”
(Seni Tertua dan Ilmu Termuda). Sejak zaman prasejarah, manusia sudah harus
berurusan dengan masalah-masalah ekonomi seperti konsumsi, produksi,
tabungan, akumulasi modal, dan pertukaran. Dua ciri pokok dari organisasi
ekonomi pada masyarakat primitif adalah spesialisasi dan pertukaran.
Spesialisasi dan pertukaran ini membuat masyarakat menjadi lebih produktif.

Adam Smith, seorang professor ternama dari Universitas Glasgow dan


Universitas Oxford, merupakan tokoh kunci yang menganjurkan kebebasan
manusia dalam berbagai aspek kehidupan. Pada tahun 1763, ia melakukan
perjalanan ke Prancis dan berdiskusi dengan Francois Quesney dan Jacques
Turgot, tokoh terkemuka dalam aliran pemikiran Fisiokratisme, unutk
mengeksplorasi bentuk ekonomi ideal. Sekembalinya, Smith menerbitkan
idenya pada tahun 1776 dalam sebuah berjudul “An Inquary Into the Nature and
Causes of the Wealth of Nations”, yang memperkenalkan konsep ekonomi
liberal. Smith berpendapat bahwa kekayaan tidak dating dari perdagangan atau
alam, melainkan dari kerja manusia. Ia mengusulkan sistem kebebasan alami, di
mana individu bebas mengejar kepentingannya sendiri, yang mengarah pada
penciptaan kekayaan baik bagi individu maupun masyarakat. Smith
menekankan pentingnya kepentingan pribadi sebagai kekuatan pendorong
utama perekonomian dan juga mengemukakan teori tangan tak terlihat atau the
theory of invisible hand, yang memandu individu dan masyarakat menuju
kesejahteraan. Buku Adam Smith dianggap sebagai pembahasan sistematis
pertama tentang ilmu ekonomi, dan dia sering disebut sebagai Founder of
Modern Economics atau Bapak Ilmu Ekonomi Modern. Selain Adam Smith,
orang-orang ahli ekonomi seperti Thomas Malthus, Jean-Baptiste Say, David
Ricardo, James Mill, dan John Stuart Mill memberikan kontribusi yang
signifikan dalam bidang ini. Abad berikutnya menyaksikan perkembangan
aliran neo-klasik, yang menekankan hubungan antara kelangkaan sumber daya
dan tujuan alternatif. Para ekonom neo-klasik percaya pada efisiensi pasar bebas
(free market) dan perilaku rasional individu dalam memaksimalkan kepuasan
atau keuntungan demi kepentingan mereka sendiri.

Jean-Baptiste Colbert adalah Menteri Keuangan Keuangan Louis XIV


dari Prancis. Dia menerapkan kebijakan ekonomi yang luar biasa, mengingat
perdagangan sebagai sumber kekayaan nasional. Ia mengutamakan perdagangan
luar negeri untuk menciptakan surplus dan membatasi impor. Colbert percaya
pada intervasi aktif pemerintah dalam perekonomian dan membatasi kebebasan
swasta. Pendekatan ini dikenal sebagai merkantalisme atau Colbertisme.
Berbeda dengan paham kaum merkantilis yang menyatakan bahwa sumber
kekayaan negara adalah perdagangan, maka kaum fisiokrat berpendapat bahwa
kekayaan negara bersumber pada alam. Fisiokratisme adalah mazhab ekonomi
yang timbul sesudah mazhab merkantalisme, juga di Prancis. Tokoh utamanya
adalah seorang dokter pribadi Raja Louis XIV yang bernama Francois Quesnay.

Francois Quesnay merupakan seorang ekonom terkenal, memiliki


perspektif unik tentang aliran kekayaan dalam perekonomian. Ia mengibaratkan
aliran darah dalam tubuh manusia, dengan kelas pekerja atau petani sebagai
“Jantung” perekonomian yang dikenal dengan dengan nama Tableau
Economique. Menurut Quesney, petani merupakan pelaku utama
perekonomian, menerima uang upah yang akan meningkat seiring dengan harga
gabah. Berbeda dengan Colbert, yang bertujuan menurunkan upah dan biaya
produksi dengan melarang ekspor biji-bijian, para fisiokrat mengutamakan
kesejahteraan petani, berupaya menaikkan harga hasil pertanian, karena
memang demikian itulah bunyi semboyan mereka: pauvre payans, pauvre
royaume, pauvre roi (petani miskin,negara miskin, rajapun miskin). Pendapat
Quesnay secara keseluruhan berpangkal pada dua anggapan pokok. Pertama, dia
percaya bahwa semua kekayaan datangnya adalah dari proses yang memberikan
kehidupan (live giving process) yang telah diciptakan oleh Tuhan untuk
manusia. Oleh karena pokok anggapannya yang pertama inilah maka aliran
pemikiran yang diperkenalkannya disebut fisiokratisme (dari bahasa Yunani
phios yang berarti alam, dan cratos yang berarti kekuasaan, sehingga perkataan
atau istilah physiocratism atau fisiokratisme berarti dari alamlah bersumber
segala sesuatu). Kedua, Quesnay sangat yakin bahawa kebebasan ekonomi akan
mengakibatkan terciptanya masyarakat yang makmur dan teratur. Dengan
perkataan lain Quesnay sangat menentang adanya campur tangan pemerintah
dalam lapangan perekonomian.

Tokoh lain mazhab Fisiokratisme adalah Jacques Turgot (1727-1781)


menteri keuangan Louis XIV. Hanya dalam masa dua tahun saja ia telah berhasil
mengemukakan pembaharuan-pembaharuan di berbagai segi kehidupan
masyarakat, yang seluruhnya itu mengumandangkan nada pertentangan dna
kecaman terhadap paham merkantilisme. Pemikir ekonomi berikutnya yaitu
seorang Inggris yang bernama John Maynard Keynes (1883-1946) yang menulis
buku berjudul The General Theory of Employment, Interest and Money
(1936). Buku revolusioner ini menyapu bersih hampir seluruh pandangan kaum
klasik. Karena karya besarnya ini, Keynes diberi gelar oleh orang banyak
sebagai Founder of New Economic atau Bapak Ilmu Ekonomi Baru.

Anda mungkin juga menyukai