Anda di halaman 1dari 17

TUGAS

SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI

Disusun Oleh:

Hidayatus Sholekah (B300170160)


Wahyu Ria Setyoawati (B300170162)
Alma Frida (B300170177)
Silmi Kaffah (B300170179)
Kelas C/ Ekonomi Pembangunan

Universitas Muhammadiyah Surakarta


BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah:

System ekonomi yang dianut oleh suatu bangsa tergantung dari doktrin, mazhab, atau
aliran pandangan ekonomi, yang pada gilirannya juga dipengaruhi oleh seperangkat nilai (set
of value)yang dianut oleh bangsa tersebut (seperti kebiasaan, kepercayaan, ideology, dll)
Setiap kelompok masyarakat di suatu tempat menganut aliran ekonomi yang
berbeda.Variasinya sangat banyak, mulai dari doktrin ekonomi yang dikembangkan pada
masa Yunanikuno, aliran Fisiokrat, Klasik, Neo Klasik, Sosialisme, sampai yang terakhir
Ekonomi Klasik Baru (New Classical Economics). Akan tetapi, jika suatu saat timbul
masalah baru dikemudian hari maka akan diperlukan teori-teori dan konsep-konsep yang baru
pula. Sejarah pemikiran-pemikiran ekonomi secara sederhana merupakan salah satu cabang
ilmu ekonomi yang khusus mempelajari perkembangan pemikiran-pemikiran ekonomi sejak
awal peradaban manusia hingga masa sekarang seperti Keynesian, monetaris, sisi penawaran 
danRatex. Pemikiran-pemkiran tentang ekonomi sudah sangat berkembang pada abad ke-XV,
saat terjadi revolusi pertanian di Eropa. Akan tetapi pengakuan terhadap ilmu ekonomi
sebagaicabang ilmu tersendiri baru diberikan pada abad ke-XVIII, setelah Adam Smith
muncul
dalam percaturan ekonomi. Adam Smith (17291790) tidak disangsikan lagi merupakan tokoh 
utamaaliran ekonomi yang di kenal sebagai aliran klasik.

Aliran atau mazhab yang dikembangkan Adam Smith disebut mazhab klasik sebab
gagasan-gagasan yang ia tulis sebetulnya sudah banyak dibahas dan dibicarakan oleh pakar-
pakarekonomi jauh sebelumnya. Misalnya, soal paham individualisme tidak banyak berbeda
dengan paham hedonisme yang dikembangkan oleh Epicurus masa Yunani kuno. Begitu juga 
dengan pendapatnya agar pemerintah melakukan campur tangan seminimal mungkin dalam p
erekonomian (Laissez faire laissez passer) sudah dibicarakan oleh Francis Quesnai
sebelumnya.Karena gagasan-gagasan Smith banyak yang sudah klasik, oleh musuh
bubuyutannya, KarlMarx, aliran yang dikembangkan kembali oleh Smith ini disebut sebagai
mazhab klasik.
BAB II
ISI

A. SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI YUNANI-ROMAWI


Pemikiran-pemikiran ekonomi yang berkembang saat ini telah mengalami suatu
proses yang panjang. Salah satu corak perkembangan pemikiran ekonomi pada masa 
lampau adalah kegiatan bisnisnya yang menggunakan sistem bunga. Para pakar sejarah
pemikiran ekonomi menyimpulkan bahwa kagiatan bisnis dengan sistem bunga telah ada
sejak tahun 2500 sebelum masehi, baik di Yunani kuno, Romawi kuno, dan Mesir kuno.
Pemikiran ekonomi dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu :
 Pramodern (Yunani-Romawi, India, Persia, Arab, dan Tiongkok)
 Modern awal (Merkantilisme, fisiokrat), dan
 Modern (dimulai dengan pemikiran Adam Smith dan ekonomi klasik pada akhir abad
ke-18).
Teori ekonomi yang sistematis telah berkembang sejak awal era modern. Saat ini
sebagian besar ekonom mengikuti pendekatan yang disebut dengan ekonomi arus utama
(ekonomi ortodoks).

Ekonomi arus utama terbagi menjadi dua aliran, yaitu:

 Aliran air asin (terkait dengan Berkeley, Harvard, MIT, Pennsylvania, Princeton, dan
Yale)
 Pemikiran Laissez-faire dari air tawar (terkait dengan Universitas Carnegei Mellon,
Rochester, Minnesota, dan Eropa).
A.1. Pada Zaman Yunani Kuno
Pemikiran tentang ekonomi pada waktu itu sering dikaitkan dengan rasa keadilan,
kelayakan atau kepatutan yang perlu diperhatikan dalam rangka penciptaan suatu
masyarakat yang adil dan makmur secara merata. Pada masa tersebut, sudah ada teori
dan pemikiran tentang uang, bunga, jasa tenaga kerja manusia dari perbudakan dan
perdagangan.
Tokoh pada masa yunani kuno:
a. Plato (427-347  SM)
Teori Plato tentang fungsi uang yang dijelaskan dalam bukunya Politika,
menyatakan bahwa fungsi uang adalah sebagai alat tukar, alat pengukur nilai, dan alat
penimbun kekayaan Plato menganggap bahwa uang tidak dapat dan tidak layak
dikembangkan (melalui bunga).
b. Aristoteles (384-322 SM)
Kontribusi Aristoteles terhadap ekonomi tampak pada organisasi ekonomi masyarakat
communal dengan private property, nilai dan pertukaran. Kontribusinya yang paling
besar terhadap ilmu ekonomi ialah pemikirannya tentang pertukaran barang (exchange
of commodities) dan kegunaan uang. Pertukaran barang dalam bentuk barter bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan alami, sebab tidak ada laba ekonomi yang diperoleh dari
pertukaran barang dengan barang tersebut. Hal ini dianggap wajar oleh Aristoteles.
c. Xenophone (440-355 SM)
Xenophone merupakan seorang prajurit, sejarawan dan murid Socrates yang
menciptakan kata ekonomi (dari Oikos dan nomos). Seperti halnya Plato dan
Aristoteles, ia memandang bahwa pertanian sebagai dasar kesejahteraan ekonomi. Ia
menganjurkan pelayaran dan perniagaan dikembangkan Negara, modal patungan dalam
usaha, spesialisasi dan pembagian kerja, konsep perbudakan dan sektor pertambangan
menjadi milik bersama.
A.2. Pada zaman Romawi

Kekaisaran Romawi terbentuk dari sebuah komunitas pertanian kecil dengan


perdagangan yang kecil dan strata social yang kaku. Romawi memiliki salah satu sistem
mata uang yang paling maju  di dunia saat itu. Koin-koin dari kuningan, perunggu,
tembaga, perak, dan emas, yang dicetak dan diedarkan berdasarkan peraturan-peraturan
ketat untuk bobot, ukuran, dan komposisi logamnya. Koin-koin ini sangat popular di
dunia saat itu, koinnya indah, penuh detail, dan memiliki nilai seni yang cukup tinggi.
Jatuhnya Romawi diiringi dengan kehancuran ekonomi, meningkatkan inflasi dan
keadaan yang tidak terkendali. Banyak pendapat tentang runtuhnya kekaisaran Romawi,
pendapat-pendapat tersebut ialah tanah yang tidak subur lagi, penurunan populasi di
Italia, meluasnya perbudakan, serta faktor politik. Seperti halnya pemikiran dari Plato
dan Aristoteles kerajaan Romawi Kuno juga melarang keras setiap pungutan atas bunga
dan pada perkembangan selanjutnya mereka membatasi besarnya suku bunga. Kerajaan
Romawi adalah Negara pertama yang menerapkan peraturan tentang bunga untuk
melindungi para konsumen.
Tokoh tokoh pemikir ekonomi pada zaman Romawi:
a. Albertus mangus ( 1206-1208)
Seorang filsuf religius dari jerman pemikiran yang paing terkenal tentang harga yang
adil dan pantas (just price ) yaitu harga yang sama besarnya dengan biaya-biaya dan
tenagga yang dikorbankan untuk memproduksi barang tersebut
b. Thomas Aquinas ( 1225- 1274 )
teolog filsuf italia, ajaran Thomas Aquinas dipengaruhi oleh Aristoteles dan injil.
Pemikiran yang paling terkenal yaitu Thomas mengutuk bunga dan memfonis sebagia
riba, dalam bukunya Thomas mengatakan bahwa memungut bunga sama hanya dengan
menjual barang yang tidak ada.
B. MAHZAB PRAKLASIK
B.1. Merchantilism

Mazhab merkantilis berkembang di era negara menjadi kekuatan besar, tempat


masyarakat borjuis dan perekonomian kapitalis tumbuh. Oleh karena itu, negara menjadi
mitra yang kuat untuk tumbuh suburnya kaum borjuis dan paham kapitalisme.
Berdasarkan pada hal tersebut, negara melakukan upaya untuk meningkatkan terus
kekayaan yang bersumber dari pajak yang dibayar oleh rakyatnya dan terlibat langsung
dalam usaha perdagangan dan industri yang menguntungkan.
Istilah “merkantilisme” berasal dari kata merchant, yang berarti “pedagang”.
Menurut paham merkantilisme, setiap negara yang berkeinginan untuk maju harus
melakukan perdagangan dengan negara lain. Jadi, menurut Sastradipoera (2001: 13)
mazhab merkantilis adalah suatu mazhab yang terdiri atas sekelompok orang yang
menganut pemikiran ekonomi dan politik yang berkuasa pada sebagian besar negara-
negara Eropa pada abad ke-16 dan 17. Pemikiran utama dari mazhab ini adalah
pemikiran bahwa untuk meningkatkan kekayaan dan wibawa, negara harus
memprioritaskan kerajinan daripada pertanian, selalu menjamin neraca perdagangan
yang surplus, dan menghimpun logam dan mulia dari para debitur.
Paham merkantilisme banyak dianut oleh negara-negara Eropa pada abad ke XVI
antara lain Portugis, Spanyol, Inggris, Perancis dan Belanda. Tokoh-tokoh
merkantilisme cukup banyak, antara lain Jean Boudin, Thomas Mun, Jean Baptise
Colbert, Sir William Petty dan David Hume. Jean Boudin merupakan orang pertama
yang secara sistematis meletakkan teori uang dan harga. Menurut Boudin, bertambahnya
uang yang diperoleh dari perdagangan luar negeri dapat menaikkan harga barang-
barang. Selain itu, kenaikan harga barang-barang juga dapat disebabkan oleh praktik
monopoli serta pola hidup mewah di kalangan kaum bangsawan dan raja-raja.
Sejarah Konsep:

 Tokoh : Thomas Mun dan Edward Misselden (1571-1641), Colbert (1619-1683),


Wiliiam Petti (1623-1687), David Hume (1711-1776), A Hamilton (1755-1804), F
List (1789-1846), Adam Smith (1776), dll.
 Ulasan dan pemikiran merkantilisme lebih mengutamakan masalah kebijakan
ekonomi daripada usaha sistematis untuk menyusun kerangka analisis (Coleman
1969).
 Sebagian besar penulis merkantilis adalah praktisi (pengusaha, pedagang, dan pejabat
pemerintah).
 Pada jaman itu dianggap sebagai jaman kapitalisme komersial / kapitalisme saudagar
Tokoh Merchantilism:
a. Thomas Mun (1571 – 1641)
 Seorang saudagar kaya dari Inggris yang menulis tentang perdagangan LN dan
perkembangan kurs mata uang dalam lalu lintas niaga antara Inggris dan India.
 Anggota dewan pimpinan dari East India Company, perusahaan dagang
Inggris yang diberi monopoli dalam lalu lintas niaga antara Inggris dan India.
b. Jean Baptist Colbert (1619 -1683)
 Menteri Utama bidang ekonomi dan keuangan dalam pemerintahan Raja Louis
XIV .
 Pada masa itu perdagangan LN dianggap sebagai sumber kemakmuran ®
kedudukan saudagar sangat penting.
c. Adam Smith (1776)
 Menggunakan pemikiran yang beragam tersebut sebagai bahan untuk menulis
buku The Wealth of Nations. Titik temu diantara beragam pemikir adalah
kesepakatan tentang konsep kemajuan dan kemakmuran negara terkait erat
dengan surplus perdagangan (ekspor > import) dan proteksi industri domestik.
Kegiatan impor dilakukan terutama untuk bahan baku produk ekspor.
 Konsep merkantilisme untuk memperoleh net inflow berupa uang (emas dan
perak) sebanyak-banyaknya didukung oleh kebijakan bebas terkendali
(dirigiste) dan proteksi.
 kebijakan bebas terkendali (dirigiste) dan proteksi tidak sesuai dengan konsep
keseimbangan. Net inflow berupa uang (emas dan perak) dalam jumlah yang
berlebihan sangat berpotensi menimbulkan masalah inflasi.
d. Ekelund dan Tollison (1997)
Merkantilisme adalah “rent seeking society”, yaitu memperoleh keuntungan
dari negara lain melalui perdagangan dan penjajahan untuk ekspansi wilayah
perdagangan dan eksploitasi sumber daya alam
e. Gustav Schmoler (1884)
Dirigiste (kebijakan bebas terkendali) melalui proteksi dan tarif sangat relevan
untuk melindungi industri baru agar dapat berkembang.
Pemikiran merkantilisme diintrepretasikan secara terpencar-pencar di
antara kalangan dan tokoh yang beragam. Sehingga sulit digeneralisasi.
Pengusaha, pedagang, dan pemerintah bekerjasama untuk saling menguntungkan.
Pengusaha menghasilkan barang, pedagang melakukan kegiatan ekspor dan
impor, dan pemerintah membuat kebijakan yang menguntungkan pengusaha dan
pedagang. Contoh kebijakan: proteksi dan subsidi industri domestik, tarif impor,
kebijakan moneter (bunga rendah), dan ekspansi wilayah perdagangan ke negara
lain (penjajahan). Kebijakan pemerintah ditujukan untuk kemakmuran para
pengusaha dan kaum saudagar. Sementara masyarakat yang lain (sektor
pertanian) kurang diperhatikan.

Pokok Ajaran Merkantilisme:

Pokok-pokok ajaran merkantilisme setidaknya terdiri atas tujuh prinsip (Jacob Oser
dan Stanley L. Brue, 1988: 16-18), ketujuh prinsip itu meliputi:
1. Emas dan perak merupakan bentuk kekayaan yang paling disukai. Negara
membutuhkan kenaikan kekayaan penduduknya, sehingga pajak dapat dipungut
untuk memelihara birokrasi dan militer. Di samping itu, negara dalam
meningkatkan kekayaannya melibatkan diri dalam perdagangan dan industri.
Dalam pemikiran kaum merkantilis, pada saat perdagangan dan industri bisa
bersaing dengan biaya yang rendah otomatis akan mendorong ekspor. Surplus
ekspor diperlukan untuk menghasilkan banyak logam mulia dan logam mulia ini
menjadi komoditas berharga pada masa merkantilis.
2. Nasionalisme, Apa yang dimaksud nasionalisme dalam pemikiran
merkantilisme? Nasionalisme yang dimaksud dalam pemikiran merkantilisme
adalah rasa cinta terhadap bangsanya dengan melakukan segala upaya untuk
meningkatkan pendapatan bangsanya sendiri dengan menaikkan ekspor ke negara
lain. Namun, kekeliruan yang dilakukan oleh mazhab merkantilisme ini adalah
pemikirannya tentang berbagai cara untuk meningkatkan sumber daya negaranya,
meskipun dengan merugikan negara lain. Menurut mazhab ini, hanya negara
kuatlah yang akan menaklukan jajahan, mendominasi rute perdagangan,
memenangkan perang, dan mampu bersaing dalam perdagangan internasional
(Sastradipoera, 2001: 16). Dengan demikian, pemikiran nasionalisme dari mazhab
merkantilisme ini telah bergeser menjadi militeralisme, ekspansionisme, dan
kolonialisme. Dampak dari pemikiran ini pada kenyataannya terjadi sampai pada
abad ke-21, yang menunjukkan bahwa negara-negara maju telah mendominasi
menjadi adikuasa bagi negara-negara pinggiran atau berkembang lainnya.
3. Kebijaksanaan Ekspor–Impor, kaum merkantilis berpendapat bahwa cara
untuk meningkatkan sumber daya hanya dapat dilakukan dengan meningkatkan
ekspor dan mencegah impor. Kebijakan ini tergambarkan dari beberapa
kebijakannya terkait dengan pemberian monopoli, proteksi dan subsidi pada
industri yang bergerak di dalam negeri. Harapan utama dari kaum merkantilis ini
adalah memperoleh emas dan perak melalui perdagangan luar negeri, sebaliknya
ketakutan bagi mereka adalah kehilangan logam mulia akibat perdagangan luar
negeri. Dorongan atas ekspor dan keengganan untuk impor disebut dengan
‘ketakutan akan barang’ atau Fear of goods (Sastradipoera, 2001: 17).
4. Kolonisasi dan monopolisasi perdagangan kolonial. Pemikiran merkantilisme
pada kenyataannya telah mendorong kolonisasi yang dilakukan oleh negara-
negara kapitalis yang secara agresif mengumpulkan kekayaan dari negara yang
dijajahnya dan terus berupaya agar negara jajahannya secara abadi tergantung dan
tunduk pada negara induk. Sebagai contoh dari hal ini adalah kebijakan inggris
yang mengeluarkan undang-undang navigasi pada tahun 1651 dan 1660, dengan
kebijakan tersebut barang-barang yang diimpor ke negara Inggris raya dan koloni-
koloni harus diangkut oleh kapal-kapal Inggris dan harus dijual hanya ke inggris.
5. Penentangan atas bea, pajak dan restriksi intern terhadap gerakan
(mobilitas) barang. Pemikiran ini berdasarkan pada alasan bahwa ketika pajak
dan bea dinaikkan, maka akan menaikkan harga ekspor, yang pada akhirnya
menghalangi masuknya logam mulia. Namun, kebijakan ini bukan berarti
pemerintah memberikan keleluasaan perdagangan kepada semua pelaku usaha.
Sebaliknya, mazhab merkantilime lebih memilih untuk melakukan bantuan
monopoli dan hak-hak istimewa eksklusif kepada pelaku usaha industri tertentu.
6. Pemerintahan pusat yang kuat. Pemikiran-pemikiran mazhab merkantilisme
hanya dapat dilakukan dengan kekuatan pemerintahan yang besar. Hal ini
dilakukan karena para pejabat negara dalam pemerintahan akan terus berupaya
mengerahkan kekuatan militernya untuk memperoleh koloni-koloni baru dan
memperoleh sumber daya di daerah-daerah koloni tersebut. Di samping itu,
pemerintah akan memberikan hak monopoli yang istimewa kepada
perusahaanperusahaan yang bergerak dalam perdagangan luar negeri serta
membatasi persaingan usaha yang terjadi di dalam negeri. Jadi, pada dasarnya
pemerintahan dalam pemikiran ekonomi mazhab merkantilisme akan memiliki
pengaruh dan kekuatan yang besar dalam perekonomian dan hal ini hanya dapat
dilakukan pada bentuk pemerintahan yang bersifat otoriter.
7. Kebijaksanaan kependudukan. Kaum merkantilis menganggap bahwa jumlah
penduduk yang banyak dan mampu bekerja keras menjadi pendukung utama
kemajuan perekonomian. Hal ini terjadi karena menurut kaum merkantilis
semakin banyak penduduk, maka tingkat penawaran tenaga kerja dapat
dipertahankan bahkan dapat ditingkatkan, yang pada akhirnya akan berdampak
pada tingkat upah yang rendah. Tingkat upah yang rendah akan menekan biaya
produksi dari barang yang akan diekspor, dengan meningkatnya ekspor dari
jumlah logam mulia yang masuk ke negara tersebut.
Intrepretasi Doktrin Merkantilis
 Intrepretasi Adam Smith sampai Jacob Viner (1930) (1) uang identik dg kekayaan;
(2) Emas dan perak adalah ukuran dagang. Net inflow uang adalah sinyal atau
barometer kekuatan suatu negara dalam perdagangan luar negeri; (3) uang penting
untuk kemajuan ekonomi dan kekayaan negara.
 Intrepretasi Roscher dan Schmoller (abad 19) (1) merkantilisme sebagai teori dan
praktek pembuatan kondisi. Kekayaan merupakan prakondisi kekuatan dan kemajuan
negara; (2) merkantilisme adalah sistem kekuasaan; (3) merkantilis adalah refleksi
dari birokrasi negara modern dan kepentingannya.
 Intrepretasi Hecksher: proteksi perlu dilakukan untuk industri yang belum mampu
bersaing.
 Merkantilisme hanya menyebabkan kenaikan harga (inflasi). Banyaknya uang yang
masuk menyebabkan kenaikan harga. Kenaikan harga domestik menyebabkan ekspor
turun. Turunnya ekspor tergantung dari elastisitas permintaan barang yang di ekspor.
 Intrepretasi Gould (1955) : inflow money tidak menyebabkan inflasi dan ekspor turun
jika peningkatan persediaan uang dapat digunakan sbg modal keuangan untuk
meningkatkan volume perdagangan.
 Intrepretasi Thomas Mun (1664): tanpa inflow money dari perdagangan luar negeri,
maka perdagangan dan industri akan stagnan, harga tanah turun dsb. Oleh karena itu
harus ada keseimbangan antara net inflow dengan peningkatan aktivitas perdagangan
melalui ekspansi ke negara lain. Keseimbangan tenaga kerja pada teori perdagangan
atau teori ekspor tenaga kerja.
 Ekspor yang menguntungkan adalah ekspor barang produksi industri yang
mempunyai nilai tambah besar.
 Inflow money yang diperoleh melalui pemberiaan subsidi pada industri baru akan
membuat negara menjadi kaya.
Kekuatan dan Proteksi
a. Merkantilis sebagai sebuah doktrin dan kebijakan sistem ekonomi mempunyai tujuan
utama yaitu untuk menjadikan negara lebih kaya, kuat dan mulia.
 Thomas Mun (1664): rahasia sukses Belanda yang kemudian dicontoh Inggris
adalah keluar dari kompetisi perdagangan dan mencari daerah lain yang
menguntungkan. Kekurangan ekspor berarti membeli barang dari luar dengan
harga yang lebih mahal.
 Ketidakseimbangan perdagangan Belanda dengan Perancis (abad 17 dan 18)
menjadi fokus utama dengan strategi kebijakan tarif dan dukungan thd industri
domestik.
b. Merkantilisme sbg sebuah idiologi untuk proteksi ekonomi dalam mencapai
pertumbuhan ekonomi domestik. Ide merkantilis yang terkait dengan perdagangan
dan proteksi industri domestik (khususnya industri baru), pada abad 19 juga
diaplikasikan di Inggris, Jerman, dan Amerika. Merkantilis menganggap ekonomi
pertanian lebih rendah daripada ekonomi industri.
 Hamilton dan pengikutnya (abad 19): (1) Pentingnya proteksi industri domestik
(industri baru); (2) perdagangan bebas berbahaya bagi negara kurang berkembang;
(3) teori dan praktek ekonomi harus disesuaikan dengan tahapan suatu negara dari
pertanian, perindustrian, dan perdagangan.
 Negara kaya mempunyai keunggulan kompetitif dalam perdagangan bebas karena
mempunyai kemampuan investasi yang lebih baik.

B.2. PEMIKIRAN EKONOMI PHISIOKRAT

Mazhab fisiokrat lahir sebagai pertentangan terhadap pemikiran merkantilis yang


sangat berkuasa dan dominan. Oleh karena itu, prinsip laissez faire-laissez passer mulai
berkembang pada fase ini. Mazhab fisiokrat terdiri atas sekelompok orang Perancis, para
negarawan, para filosof, dan para pemikir ekonomi pada abad ke-18 (tahun 1756) yang
mengemukakan bahwa tanah sebagai satu-satunya yang memberikan kehidupan bagi
umat manusia, bagi sektor industri, bagi sektor profesi, dan bagi sektor-sektor lainnya.
Sesuai dengan namanya, fisiokrat berarti ‘fisokrasi’ yang berarti ‘hukum alam’ atau
‘kekuasaan alam’ (Sastradipoera, 2001: 24). Tokoh utama dari mazhab ini adalah
Francois Quesnay. Quesnay banyak mengkritisi kebijakan pemerintahan yang menganut
paham merkantilisme. Menurut Quesnay, merkantilisme telah membuat pemerintah
mengungkung produksi, membatasi eksperimen, metode produksi dan selera konsumen.
Di samping itu, merkantilisme telah melahirkan korupsi dalam skala nasional.
Kaum ini dinamakan kaum physiocratism = physic (alam) dan cratain atau cratos
(kekuasaan). Kaum Phisiokrat percaya bahwa alam diciptakan oleh Tuhan penuh
keselarasan dan keharmonisan. Kaum phisiokrat menganggap bahwa sistem
perekonomian seperti sistem alam yang penuh keharmonian. Yang artinya bahwa biarkan
manusia diberikan kebebasannya mengelolah alam demi memenuhi kebutuhannya
masing2 dan akan selaras dengan kebutuhan masyarakat banyak.

Artinya bahwa pemerintah tidak boleh ikut campur dan biarkan alam yang mengatur.
Inilah yang menjadi cikal bakal doktrin laissez faire-laissez passer” / let do, let pass =
biarkan semua terjadi, biarkan semua berlalu.

Tokoh Utama aliran Phisiokratisme


a. Francis Quesnay (1694-1774)
 Tokoh utama aliran phisiokrat adalah Francis Quesnay (1694-1774). Sebenarnya
profesi awal Quesnay ini adalah sebagai dokter dan sangat ahli dalam ilmu bedah.
Dikemudian hari ia di angkat sebagai anggota “academie des sciences”, sebuah
lembaga ilmiah yang memiliki wibawa sangat tinggi pada masa itu di Prancis.
Sejak itu ia mulai mencurahkan perhatiannya pada masalah masalah ekonomi.
 Pada tahun 1758, Quesnay menulis buku Tableau Economique dengan latar
belakang seorang dokter, tidak heran kalau dalam buku tersebut Quesnay
menggambarkan system perekonomian suatu Negara seperti halnya kehidupan
biologis tubuh manusia. Antara satu bagian dalam tubuh dengan bagian yang
lain membentuk suatu kesatuan yang harmonis. Begitu juga proses dan gejala
kehidupan ekonomi jika dilihat dalam hubungan antara bagian yang satu
dengan dengan yang lain membentuk suatu keseluruhan dengan hokum hukum
tersendiri.
Quesnay membagi masyarakat dalam empat golongan :
1. Kelas masyarakat produktif.
2. Kelas tuan tanah.
3. Kelas yang tidak produktif atau steril, terdiri dari saudagar dan pengrajin.
4. Kelas masyarakat buruh atau labor yang menerima upah dan gaji dari tenaganya.

Bagi Quesnay, hukum ekonomi yang berkesesuaian dengan hukum alam ini
menjadikan alam, dalam hal ini tanah, sebagai satu satunya sumber kemakmuran rakyat.
Temasuk pula didalamnya kegiatan pertanian, peternakan dan pertambangan. Kelas tuan
tanah dianggapnya sebagai pengisap belaka sebab memperoleh hasil tidak melalui kerja.
Kegiatan industri hanya mengubah bentuk atau sifat barang. Kegiatan perdagangan pun
dianggap tidak produktif. Hal ini karena ia melihat para pedagang hanya memindahkan
barang dari satu tempat ketempat lain. Karena kaum petani yang paling produktif dari ke
empat golongan tersebut, Quesnay menganjurkan agar kebijakan kebijakan yang diambil
oleh pemerintah harus ditujukan terutama untuk meningkatkan taraf kehidupan para
petani. Bukan sebaliknya, memberi hak hak khusus pada pemilik tanah dan para
saudagar seperti yang selama ini dinikmati dibawah pemerintahan yang mengagungkan
merkantilisme.
Dengan dasar pandangan diatas, kaum merkantilis yang menganggap bahwa sumber
utama kemakmuran Negara adalah dari surplus yang diperoleh dari perdagangan luar
negeri, dianggap sebagai pandangan yang keliru oleh kaum fisiokrat.
Kaum phisiokrat juga mengkritik kaum merkantilis yang menciptakan berbagai regulasi
perdagangan ketika yang seharusnya dibebaskan dari control. Kaum merkantilis dituduh
telah membuat barang barang menjadi lebih mahal dengan menetapkan pajak yang
tinggi.
Dibandingkan dengan dengan pemikiran pemikiran ekonomi yang sudah disebutkan
terdahulu, pemikiran Quesnay lebih maju. Pola dan garis pemikiran yang dikemukakan
oleh ia sudah tersusun dalam suatu kerangka dasar analisis tertentu mengenai gejala
gejala, peristiwa peristiwa dan masalah msalah ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat.
b. Jaques Turgot
Turgot ialah seorang ahli filsafat dan ekonomi yang menjabat Menteri Keuangan
Prancis dalam pemerintahan Raja Louis XVI. Pemikirannya tentang ekonomi sejalan
dengan F. Quesnay, bahwa sumber kemakmuran berasal dari alam terutama usaha
bidang pertanian. Oleh karena itu, J. Turgot memberikan dorongan agar usaha
pertanian dapat ditingkatkan. Sumbangan pemikiran yang sangat berharga untuk
pengembangan ilmu pengetahuan ekonomi tersebut antara lain :
 Teori pembentukan modal
Pada dasarnya teori Turgot bertolak pada urusan pertanian. Nilai
tambah yang pada hakikatnya merupakan awal pembentukan modal
masyarakat. Nilai tambah tersebut berasal dari laba pengusaha dan sewa tanah
 Teori hukum hasil lebih yang makin berkurang.
Tambahan modal untuk meningkatkan usaha pertanian ada bataasnya.
Menurut pengamatan Turgot, jika sebidang tanah terus menerus ditambahkan
modal, mulai titik tertentu akan memperoleh hasil yang lebih yang makin
berkurang. Gejala tersebut kemudian dirumuskan menjadi the law of
demishing returns (hukum hasil lebih yang semakin berkurang)
Dampak Pemikiran Ekonomi Phisiokratisme
 Hubungan tertutup Phisiokrat dengan pengadilan Prancis dan dukungan mental
dari monarki absolut berhasil untuk membuat sesuatu impresi yang sangat besar
ke luar negri, khususnya pada ‘kebenaran raja yang lalim’ pada saat itu. Saat itu
dunia melihat peradaban Prancis dan semua tentang Prancis sebagai model yang
paling jelek dari kekaguman dan emulasi. Ada pertimbangan bunga dalam doktrin
physiokrat pada negara asing, tapi mengumumkan individualisme dari pemikiran
mereka yang tidak semuanya cocok yang kemudian mengalami wilayah
‘underdevelopment’ dari pusat dan Eropa bagian timur.
 Pernyataan tambahan mereka mengenai laissez faire, Phisiokrat berani pada
kepercayaan mereka akan kebaikan monarki absolut sebagai bentuk pemerintahan
yang terbaik. Mereka juga ingat dengan baik tentang penekanan pada pertanian
yang akhirnya menyebabkan munculnya revolusi industri. Oposisi mereka pada
ekspor manufaktur melawan trend perekonomian Perancis yang telah
memproduksi ekspor dalam kelebihan pertanian sejak pertengahan abad 18.
 Teknik ekonomi fisiokrat berbeda dari kebijakan dan filosofi mereka, didesak
pengaruh gagasan ekonomi di masa depan. Pemikiran Adam Smith telah
dipengaruhi oleh ini, khususnya kontribusi Turgot, walaupun dia tidak
mengembangkan usaha selanjutnya pada suatu bentuk teori subjektif nilai. Marx
yang memberikan banyak perhatian pada tableau menemukan dalam hal ini dan
pada penekanan fisiokrat pada surplus produksi oleh pada suatu kelas penting
menginspirasikan pada sistem miliknya dari pemikiran yang pusatnya adalah
suatu surplus.
Pokok Ajaran Fisiokrat:

Adapun pokok-pokok ajaran fisiokrat terdiri atas lima prinsip utama (Jacob Oser dan
Stanley l. Brue, 1988: 35), yaitu:
1. Ordo natural. Mazhab fisiokrat memiliki pandangan bahwa hukum alam itu
dapat mengatur manusia. Jadi, seluruh kegiatan manusia harus dibawa ke dalam
harmoni dengan hukum alam.
2. Laissez-faire, laissez-passer. Ungkapan ini berasal dari Vincent de
Gournay yang artinya adalah ‘biarkanlah orang berbuat seperti yang mereka sukai
tanpa campur tangan pemerintah’. Dengan prinsip ini, maka kaum fisiokrat
mengharapkan pemerintah tidak memperluas intervensinya dalam perekonomian
melebihi yang minimum dan bertujuan hanya untuk melindungi kehidupan dan
hak milik masyarakat umum. Pada intinya fisiokrat menyetujui kebebasan
berusaha di dalam negeri dan perdagangan bebas di luar negeri (Sastradipoera,
2001: 24). Doktrin Laissez-faire, laissez-passer berarti biarkan semua ini terjadi,
biarkan semua berlalu (let to do, let, pass).
3. Tekanan pada sektor pertanian. Dalam pemikiran fisiokrat sektor primer,
seperti pertanian dan pertambangan merupakan sektor yang paling produktif
dalam perekonomian, karena hanya sektor itu yang dianggap memproduksi suatu
surplus atau produk neto di atas nilai sumber daya yang digunakan. Sebaliknya,
menurut pemikiran fisiokrat industri hanya mengubah bentuk dan perdagangan
hanya memindahkan barang dari suatu waktu ke waktu lain atau dari satu tempat
ke tempat lain.
4. Pajak tunggal atas pemilik tanah. Kaum fisiokrat yang berpendapat bahwa
sektor pertanian yang merupakan sektor ekonomi produktif, maka hanya pemilik
tanahlah yang harus dibebani pajak.
5. Antar hubungan sektor ekonomi. Kaum fisiokrat telah berhasil menganalisis
arus barang dan uang dalam perekonomian dalam Tableau Economique (1759).
Dalam menjelaskan hal ini, Quesnay membagi penduduk ke dalam tiga golongan,
yaitu: classe productive yang terdiri
atas petani, classe des proprietaries yang terdiri atas pemilik tanah, dan classe
sterile atau classe stipendiee yang terdiri atas pedagang dan industriawan. Ketiga
golongan penduduk ini merupakan golongan penduduk yang aktif. Adapun
golongan keempat yang terdiri dari para buruh (classe passieve) hanya berarti
dalam hubungan konsumsi bukan produksi.
BAB III
KESIMPULAN

Di zaman Yunani Kuno di mana saat itu di Athena masih mencerminkan pola berpikir
tradisi kaum ningrat, para tokoh ekonomi (Plato, Aristoteles, dan Xenophone) sependapat
bahwa pertanian merupakan dasar dari kesejahteraan ekonomi. Selain itu pada dasarnya
mereka menolak pinjam meminjam uang dengan bunga. Pemikiran mereka yang
dituangkan dalam buku, nantinya bakal dijadikan rujukan oleh para ahli ekonomi
selanjutnyaDi era kerajaan Romawi Kuno perkembangan ekonomi menjadi lebih maju hal
itu ditandai mata uang Romawi yang telah memiliki standar mata uang yang diedarkan
berdasarkan peraturan-peraturan ketat untuk bobot, ukuran, dan komposisi logamnya.
Kerajaan Romawi adalah Negara pertama yang menerapkan peraturan tentang bunga
untuk melindungi para konsumen.

Anda mungkin juga menyukai