Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu ekonomi sudah mendarah daging dalam kehidupan manusia.
Tidak hanya ilmunya saja melainkan praktek dalam keseharian kehidupan
manusia juga tidak luput dari kegiatan ekonomi. Awal mula pengertian
ekonomi sendiri sudah muncul lama beberapa abad sebelum Masehi. Ini
membuktikan ekonomi merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan
ini.
Ini menandakan bahwa sebagai insan yang terlahir di dunia harus
memahami dan mengetahui sejarah akan ekonomi tersebut. Sebagai insan
yang berpedoman utama pada al-Quran dan al-Hadis, seharusnya faham dan
mengerti prinsip-prinsip kerja ekonomi Islam ini. Sebelum membahas dan
mengkaji sejarah pemikiran ekonomi Islam, akan lebih baik jika kita juga
memahami sejarah pemikiran ekonomi konvensional. Oleh karena itu, pada
pembahasan di bawah ini akan dikaji mengenai sejarah pemikiran ekonomi
konvensional. Pada pembahasannya akan dikaji mengenai sejarah pemikiran
ekonomi konvensional dari masa klasik hingga kontemporer.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah pemikiran ekonomi konvensional zaman klasik?
2. Bagaimana sejarah pemikiran ekonomi konvensional zaman kapitalis?
3. Bagaimana sejarah pemikiran ekonomi konvensional zaman sosialiskomunis?
4. Bagaimana sejarah pemikiran ekonomi konvensional zaman neo klasik?
5. Bagaimana sejarah pemikiran ekonomi konvensional zaman kontemporer?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Pemikiran Ekonomi Konvensional Zaman Klasik
Awal mula pengertian ekonomi, berasal dari kata Yunani kuno oikos dan
nomos, hal tersebut sudah berlangsung beberapa abad sebelum Masehi. 1
Namun dalam sejarah ilmu pengetahuan umum diakui bahwa ilmu ekonomi
(economics) lahir di Barat yang ditandai oleh karya Adam Smith yang
berjudul an inquiry into the nature and cauces of the wealthof nation (sering
disebut the wealth of nation saja) pada tahun 1776.
Pemikiran-pemkiran tentang ekonomi sudah sangat berkembang pada
abad ke-XV, saat terjadi revolusi pertanian di Eropa. Akan tetapi pengakuan
terhadap ilmu ekonomi sebagai cabang ilmu tersendiri baru diberikan pada
abad ke-XVIII, setelah Adam Smith muncul dalam percaturan ekonomi.
Adam Smith (1729-1790) tidak disangsikan lagi merupakan tokoh utama
aliran ekonomi yang di kenal sebagai aliran klasik.
Aliran atau mazhab yang dikembangkan Adam Smith disebut mazhab
klasik sebab gagasan-gagasan yang ia tulis sebetulnya sudah banyak dibahas
dan dibicarakan oleh pakar-pakar ekonomi jauh sebelumnya. Misalnya, soal
paham individualisme tidak banyak berbeda dengan paham hedonisme yang
dikembangkan oleh Epicurus masa Yunani kuno. Begitu juga dengan
pendapatnya agar pemerintah melakukan campur tangan seminimal mungkin
dalam perekonomian (Laissez faire laissez passer) sudah dibicarakan oleh
Francis Quesnai sebelumnya. Karena gagasan-gagasan Smith banyak yang
sudah klasik, oleh musuh bubuyutannya, Karl Marx, aliran yang
dikembangkan kembali oleh Smith ini disebut sebagai mazhab klasik.2
1. Tokoh Aliran Ekonomi Klasik

a. Adam Smith (1729-1790)

Nur Chamid, Jejak Langkah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (Yogyakarta:


Pustaka Pelajar,
2010), 6.
2
Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi,(Jakarta:PT Raja Grafindo
Persada,2014),27.

Smith lahir di Kirkcaldy kota kecil dekat Eddinburg, Scotlandia


tahun 1723. Ayahnya adalah pengacara dan pengawas keuangan bea
nasabah. Ayahnya meninggal tak lama setelah Smith lahir, sehingga ia
debesarkan ibunya dan dijaga orang kepercayaan ayahnya. Smith
memasuki Glasgow University pada usia 14 tahun setelah meneruskan
studinya di Kirkcaldy. Di Universitas ini Smith mempelajari ilmu etika
hukum-alamiah dan ekonomi dari Francis Hutcheson (1694-1746).
Mereka berasal dari daerah yang sama yaitu Scotlandia. Hutcheson
sebagai guru besar dalam filsafat moral mengajarkan bahwa individu
sendirilah yang dapat menentukan apa yang baik menurut etis bagi
dirinya, tanpa memperoleh pengetahuan terlebih dulu dari Tuhan, dan
kebahagiaan individu merupakan ukuran tentang kebaikan. Sebagai
perintis gagasan itu, Hutcheson mendapat tuduhan subversi doktrin
gereja. Dia mendapatkan hukuman dari Dewan Gereja lokal, tetapi
kemudian dibebaskan dan diijinkan untuk melanjutkan ajarannya.3
Selanjutnya, Smith melanjutkan studinya ke Oxford University
dengan besiswa selama 6 tahun (sampai tahun 1746). Di sini, Smith
mengenal David Hume (1711-1776) melalui kelompok intelektual
Eddinburg karena ia mengajar di Eddinburg University (1748-1751).
Hume adalah seorang filsuf dan ekonom yang melanjutkan ajaran John
Locke, yang bersifat empirik tentang sebab dan akibat. Melalui Hume,
pendekatan Smith tentang konsep hukum-alamiah berubah. Hume pula
yang merangsangsangnya untuk melakukan generalisasi tentang
perilaku manusia dengan mempelajari sejarah. Pada tahun 1751 hingga
1763 Smith kembali mengajar di Universitas Glasgow. Dia guru besar
dalam filsafat moral menggantikan Hutcheson. Materi pengajaran yang
diberikan pada setiap kuliah itulah yang menjadi sumber dua buah
bukunya yang terkenal yaitu,

pertama The Theory of Moral

https://www.scribd.com/doc/184609930/Sejarah-Pemikiran-Ekonomi-Klasik
diakses pada 23 Feb 2015.

Sentiment(1759) yang banyak menghubungkan masalah ekonomi dan


moral.
1) Pemikiran Ekonomi Adam Smith

a) Hakikat manusia serakah : Pada hakikatnya manusia adalah


serakah, egoistis, selalu mementingkan dirinya sendiri.4 Dengan
sifat-sifat tersebut nantinya akan memamacu pertumbuhan
ekonomi dan pembangunan secara keseluruhan. Sifat tersebut
tidak akan mendatangkan kerugian bagi pihak lain dengan
asumsi bahwa seseorang tidak akan pernah manaikakan harga
diatas harga pasar.
b) Mekanisme pasar bebas : Smith menghendaki agar pemerintah
sedapat mungkin tidak campur tangan mengatur pemerintahan.
Biarkan sajalah perekonomian berjalan denagn wajar tanpa
campur tangan pemerintah, nanti akan ada suatu tangan tak
terlihat ( invisible hands) yang akan membawa perekonomian
tersebut kearah keseimbangan. Banyaknya campur tangan
pemerintah justru akan megakibatkan distorsi, ketidak-efisien-an
dan ketidakseimbangan pasar5
c) Teori nilai (value) : Barang mempunyai 2 nilai, yaitu nilai
guna dan nilai tukar. Nilai tukar ditentukan dengan jumlah
tenaga (labor) yang diperlukan untuk menghasilkan barang
dengan menggunakan ukuran harga labor sebagai alat ukur
yaitu upah. Nilai guna ditentukan dari manfaat yang dapat
diambil dari barang tersebut. Terkadang barang yang mempunyai
nilai guna yang tinggi malah justru tidak mempunyai nilai tukar,
contohnya air.6
d) Pembagian kerja ( Division of Labor ) : Pembagian tugas
menyebabkan tiap orang ahli dalam bidangnya ( terspesialisir )
dan dengan demikian produktivitas pun meningkat sehingga
produksi total pun turut meningkat. Adanya spesialisais ini
4
5
6

Deliarnov, Perkembangan Pemikiran,31.


Ibid, 32
Ibid,35

mengakibatkan tiap orang hanya menghasilkan satu jenis barang


yang kelebihannya akan dipertukarkan di pasar.7
e) Teori akumulasi kapital : Setiap orang pasti ingin meningkatkan
kesejahteraannya. Peningkatan itu bisa diperoleh dengan
memaksimalkan laba. Maksimalisasi laba dapat ditempuh dengan
jalan investasi, yaitu membeli mesin-mesin dan peralatan yang
canggih. Sebab dengan hal itu maka produktivitas labor akan
meningkat yang berujung pada peningkatan produsi perusahaan.8
b. Thomas Robert Malthus (1766-1834)
Thomas Robert Malthus dilahirkan tahun 1766 di Inggris,
sepuluh tahun sebelum Adam Smith menerbitkan The Wealth of
Nations dan meninggal tahun 1834. Malthus adalah seorang ilmuwan
di bidang teologi yang kemudian memusatkan perhatiannya kepada
masalah-masalah ekonomi dalam perkembangan masyarakat.
Selain politik ekonomi, Malthus juga sangat fokus terhadap
perbandingan perkembangan umat manusia dengan hasil pertanian
guna memenuhi kebutuhan hidup. Menurutnya, pertumbuhan manusia
lebih cepat ( deret hitung geometrik ) ketimbang hasil pertanian (deret
hitung aritmatik ), sehingga apabila tidak dicegah akan menimbullkan
bencana di kemudian hari. Maka dari itu, ia menganjurkan adanya
kontrol

kelahiran,

pembatasan

atau

pengawasan

pertumbuhan

penduduk (yang lebih dikenal dengan program KB). Pembatasan


kelahiran tersebut ia namakan Pembatasan Moral.9
c. David Ricardo ( 1772-1823 )
David Ricardo lahir di London pada tahun 1722 dari keluarga
Yahudi yang kaya. Pendidikannya disiapkan untuk membuat dirinya
mengikuti jejak ayahnya dalam dunia perdagangan dan keuangan.
Sesuai dengan harapan usia 14 tahun Ricardo memasuki perusahaan
perdagangan perantara milik ayahnya. Ia diakui sebagai negosiator
7
8
9

Ibid, 36
Ibid, 37
Ibid, 49.

yang ahli dan mahir dalam operasi-operasi sulit seperti arbitrage atau
jual beli mata uang.
Ia adalah seorang yang banyak bergelut dibidang pasar modal. Ia
aktif menulis beberapa buku, di antaranya The High Price of Bullion
dan The Principles of Political Economy and Taxtation. Dalam
masalah labor, Ricardo sependapat dengan Smith yang menyatakan
bahwa labor memegang peranan penting dalam perekonomian, selain
unsur kapital. Perbedaan antara ia dan Smith adalah Smith
menekankan pada terciptanya proses kemakmuran dan pertumbuhan,
sedangkan Ricardo menekankan pada pemerataan pendapatan dalam
masyarakat Ia mengembangkan beberapa teori di antaranya teori harga
relatif, tori tentang sewa tanah, teori nilai kerja dan upah alami dan
teori keuntungan komparatif. Ia menyatakan bahwa nilai tukar suatu
barang ditentukan oleh ongkos yang dikeluarkan ( bahan mentah dan
labor ) untuk menghasilkan barang tersebut.
d. Jean Baptise Say ( 1767-1832 )
Jean Baptist Say merupakan seorang ahli ekonomi klasik
berkebangsaan Perancis. Say adalah tokoh ekonomi yang pertama kali
berbicara tentang Enterpreuner. Tema pokok pemikiran pemikiran J.B
Say dalam mazhab klasik adalah supply create its own demand
(pasokan menciptakan permintaan sendiri). Asumsinya adalah bahwa
nilai produksi selalu sama dengan pendapatan. Setiap ada produksi,
akanada pendapatan yang besarnya sama persis dengan nilai produksi
tadi. Jadi, dalam keadaan keseimbangan produksi cenderung
menciptakan permintaannya sendiri akan barang bersangkutan. Atas
dasar inilah, para ekonom klasik percaya bahwa dalam kondisi
penggunaan tenaga kerja penuh, keseluruhan penawaran produksi
selalu sama besar dengan keseluruhan permintaan akan produksi. Say
juga mengklasifikasikan faktor produksi menjadi 3 bagian, yaitu
tanah, labor dan kapital.
e. John Stuart Mill ( 1806-1873 )
6

Ia adalah seorang anak dari James Mill pengarang buku


Elements of Political Economy. JS Mill menulis beberapa buku
ekonomi, yaitu : A System of Logic (1834) dan On the Liberty ( 1859).
JS mill mengungkapakna teori tentang return to scale dan elastisitas
permintaan . Dalam hal peranan pemerintah dalam aktifitas ekonomi,
ia berpendapat bahwa campur tangan pemerintah dibolehkan dalam
bentuk kebijaksanaan dan peraturan yang dapat membawa ke arah
peningkatan efisiensi dan penciptaan iklim ekonomi yang lebih baik.
Pada akhir hayatnya, JS Mill menyebut dirinya sebagai Sosialis.
B. Sejarah Pemikiran Ekonomi Konvensional Zaman Kapitalis
Sejarah manusia mengenal Revolusi Perancis (1789-1793) yang
dipandang sebagai puncak kegelisahan dari rakyat yang tertindas dan dirampas
hak miliknya. Dengan dendam yang sangat dalam dan kemarahan yang sangat
luar biasa, mereka menghancurkan universalisme yang mengikat batang leher
mereka selama ini. Namun, akibatnya buruk. Bukan saja mereka memusuhi
kaum agama dan kaum feodal, tetapi juga menjatuhkan nama suci Tuhan yang
sealalu dipergunakan sebagai kedok oleh kedua golongan di atas.
Revolusi Perancis diikuti oleh revolusi di segala lapangan pengetahuan,
misalnya Revolusi Industri di Inggris sehingga manusia yang menjadi hamba
sahaya di kebun-kebun dan membangun perusahaan secara besar-besaran.10
Dari kaum hamba sahaya di zaman pertengahan, lahirlah orang-orang
kota (poorters) yang pertama, dan dari orang-orang kota tersebutlah tumbuh
benih-benih yang pertama dari kaum borjuis. Kaum borjuis ini akhirnya
menimbulkan suatu system kapitalis. Pada mulanya mereka disambut dengan
gembira karena mereka dapat memenuhi hajat hidup manusia, dan
memperhubungkan satu benua dengan benua yang lain. Akan tetapi, kemudian
kegembiraan itu tertukar dengan air mata darah yang sangat memilukan
setelah nafsu kapitalisme memengaruhi jiwa mereka.
Kaum kapitalis yang mengganas tersebut

dengan

semboyan

kemerdekaan hak milik telah memeperkosa dan merenggut hak milik dari
tangan rakyat yang miskin dan melarat, yang terkenal dengan proletar dan
10

Addullah Zaky Al Kaaf, Ekonomi dalam Prespektif Islam (Bandung: CV


Pustaka Setia, 2002), 39.

marhaen. Bukan saja hak milik mereka yang dirampas, tetapi diri mereka,
titik peluh, tenaga jasmani mereka pun diperas dengan paksa dan habishabisan. Kemudian mereka dipisahkan pula dari alat-alat produksi yang
menjadi kepunyaan kaum modal belaka.
Kaum kapitalis memegang monopoli atas ketiga rencana dari ekonomi.
Merekalah yag menguasai segala sumber produksi. Mereka pula yang
memegang kekuasaan atas segala pekerjaan

distribusi, bahkan di tangan

mereka terdapat hak untuk menentukan dan membatasi pembagian konsumsi.


Di dalam prosesnya, nafsu serakah kapitalisme telah mewujudkan:
1. Revolusi dalam perindustrian;
2. Penumpukan kapital;
3. Pemuasan kapital (organisasi-organisai);
4. Munculnya kaum proletar.
Bagian ke-1 dan ke-4 (revolusi perindusrian dan munculnyna kaum
proletar) menimbulkan bencana yang maha-dahsyat di kalangan rakyat yang
banyak, yaitu adanya kaum fuqaha wal massakin proletar yang tidak
mempunyai pa-apa semata-mata menggantungkan hidupnya pada belas
kasihan kaum kapitakis belaka.
Adapun bagian ke-2 dan ke-3 (penumpukan dan pemusatan kapital)
adalah senjata yang menikam tuannya sendiri, dan membunuh kaum kapital
tersebut. Penumpukan kapital menyebabkan matinya kapitalis-kapitalis kecil
yang tidak sanggup bersaing dan berjuang menghadapi kapitalis-kapitalis
raksasa. Kemudian perumusan kapital pula yang mempersatukan kapitaliskapitalis raksasa ini.
Mereka mengadakan kartel, trust, dan concern. Dengan kartel, mereka
mencapai persatuan dalam memperjuangkan barang (persatuan harga: prize
kartel, persatuan daerah penjualan: raion kartel, dan persatuan penghasilan:
production kartel). Dengan trust mereka mempersatukan pengeluaran jenis
barang. Dengan concern, mereka mendirikan organisasi-organisasi raksasa
untuk menguasai jalannya suatu perekonomian (persatuan modal, persatuan
organisasi, dan persatuan keuntungan).
Oleh sebab itu, kapitalisme bukan saja membunuh rakyat banyak,
menyengsarakan kaum fuqaha wal masakin serta proletar, tetepi juga dengan
tidak ada ampun, telah membunuh dirinya sendiri. Dengan cara yang sangat
8

menyedihkan, semua korban kapitalisme menghadapi kesengsaraan sehingga


menimbulkan dendam yang membakar jiwa mereka.11
C. Sejarah Pemikiran Ekonomi Konvensional Zaman Sosial-Komunis
1. Pemikiran Ekonomi Konvensional Sosialis
Jauh berabad-abad di belakang Abu Dzart Al-Ghiffari (wafat 32
H/625 M) yang telah merintis gerakan sosialis kegamaan di kalangan umat
Islam zaman dahulu, muncullah gerakan sosialis dunia Barat. Meskipun
banyak persamaan di dalam tujuan, dasar penggeraknya sangat berlainan
dengan gerakan perintis itu. Kalau Abu Dzar mendasarkannya pada agama,
gerakan sosialis dunia dibangkitakan oleh perbaikan nasib buruh,
persoalan gaji, dan soal-soal meteri yang tidak ada sangkut pautnya
dengan semangat ketuhanan.
Mereka ahli-ahli penmyelidik dunia faham sosialisme dalam
gerakannya yang teratur belumlah lama usianya. Pemakain perkataan
sosialisme yang pertama kalinya masih dipertahankan orang dalam
lingkungan permulaan abad XIX yang baru lalu. Ada yang mengatakan
bahwa perkataan itu pada mulanya dipakai sebagai keterangan Grunberg,
pada tahun 1803, oleh pendeta
pemakaian

pertama

itu,

Italia yang bernama Giulani. Dalam

sosialisme

disamakan

dengan

arti

Khatolicisme sebagai lawan dari Protetanisme. Di Inggris , perkataan


itu dipakai pengikut-pengikut Robert Owen pada tahun 1827. Adapun
Perancis L. Rebaud yang mengarang Etudes sur les reformateurs ou
sosialistes modernes yang pertama kali mendapat perkataan itu.
Sekalipun muda umurnya, yaitu kurang lebih dari satu setengah
abad. Perkataan sosialisme menimbulkan perbedaan pendapat dalam
menndefinisikan perkataan tersebut. Perdebatan yang sengit dalam Majelis
Rendah Inggris

pada tahun 1923 tentang arti perkataan sosialisme

adalah bukti yang setegas-tegasnya atas hal tersebut.


Ada yang memberikan arti bahawa sosialisme adalah pelaksanaan
dari ajaran Yesus Kristus. Ada pula yang mengartikan bahwa sosialisme
ialah pengawasan atas perusahaan-perusahaan rakyat, oleh rakyat dan
untuk rakyat. Karena hebatnya dan pentingnya perdebatan itu, Majelis
11

Ibid., 40-41.

Rendah Inggris memutuskan akan mengumpulkan semua pendapat


tersebut dalam buku yang diberi nama What is sosialisme.
Penulis Perancis, Janet, berpendapat bahwa sosialisme ialah tiaptiap ajaran yang mengajarkan bahwa Negara berhak memberikan ketidak
rataan kekayaan yang ada di antara manusia, dan berhak melaksanakan
keseimbangan menurut hukum, dengan jalan mengambil dari mereka yang
mempunyai kelebihan untuk diberikan kepada mereka yang kekurangan,
dan tindakan ini jangan hanya diambil terus-menerus.12
Begitu sukarnya meberikan pengertian tentang sosialisme tersebut.
Akan tetapi, satu keanehan tentang sosialisme ini ialah walaupun
pemakaian perkataanya dan pemakaiannya masih sangat muda, gerakan
yang menuntut sosialisme, menurut pendapat para ahli penyelidik, sudah
jauh lebih tua umurnya. Ada yang menghubungkannya pada Plato,
Philosof Yunani yang hidup 5 abad sebelum Nabi Isa as. Dengan
karangannya yang terkenal Politea. Ada pula yang menghubungkannya
dengan Tiberius Grachus dari kerajaan Romawi, yang hidup dua abad
sebelum Nabi Isa a.s, yang konon telah berhasil menetapkan undangundang Lex Sempronia untuk membatasi hak milik perseorangan atas
tanah. Kemudian ceritanya diramaikan lagi denggan kabar-kabar kaum
Nasrani yang tidak begiu tegas ceritanya, Morus yang hidup dalam abad
ke-15-ke-16.
Menurut penyeledikan yang lama, faham sosialisme dapat dibagi
dalam tiga zaman:
a. Utopia sosialisme, yaitu cita-cita sosialisme yang masih merupakan
angan-angan dan semata-mata merupakan khayalan yang sukar
dilaksanakan. Zaman ini dimulai dari Thomas Morus atau Sir Thomas
More (1480-1539) yang terkenal dengan Utopianya dan Campanella
(1620) yang terkenal dengan bukunya Civitas Solis (Negara Matahari).
Barulah di tangan tiga pengarang yang terkenal, fantasi itu mulai
dipertegas yaitu:

12

Ibid., 62-63.

10

1) Saint Simon (1760-1825), yang telah menggambarkan cita-cita


sosialisnya dalam bukunya Du System industriel: Le Nouveau
Cristianisme.
2) Fourier (1772-1837) yang terkenal dengan bukunya Teories Des
Quater mouvements.
3) Robert Owen (1771-1885) yang telah menulis buku a New View of
Society.
b. Wetenschappelijke Socialisme, yaitu cita-cita sosialisme yang disusun
menurut ilmu pengetahuan serta hasil dari penyelidik akal yang sehat
walaupun masih susah diwujudkan. Lahirnya zaman kedua ini
diantarkan oleh kaum buruh Inggris pertama Chartist, yang telah
menuntut adanya undang-undang dasar baru yang mereka namakan
Charter Rakyat.
Pada zaman ini muncullah tiga nama baru:
1) William Thomson (1785-1833) yang terkenal dengan bukunya an
Inquiry into the Principles of the Distribution of Wealth Most
Conductive to Human Happiness. (1809-1865)
2) P.J. Proudhon (1808-1865) yang terkenal dengan pahlawan anarcho
socialis, yang telah mengarang buku Questceque la Prioruete? La
propietecest le Von. (1840)
3) Lois Blanc (1811-1882) yang terkenal dengan bukunya Organisation
du Travail. (1839)
c. Modern realistis sosialisme, yaitu cita-cita sosialisme berdasarkan
kenyataan dan teori-toeri yang modern. 13 Pada zaman ketiga inilah
lahirnya Marxisme yang menjadi pegangan hampir seluruh kaum
sosialis dunia pada masa kita sekarang ini. Di bawah ini ada beberapa
nama yang dipandang sebagai penganjur dari sosialis modern tersebut:
1) Fichte (1762-1848), seorang sosialis Jerman yang terkenal dengan
bukunya Der Geschlossene Handelstaat. Pengikutnya yang terkenal
ialah Karl Rodbertus (1805-1875), yang dianggap berhaluan
evolusioner sosialisme, yaitu pengaruh faham sosialisme yang
tumbuh dari evolusi zaman.

13

Ibid., 64-66.

11

2) Lasalle (1825-1864) yang terkenal dengan bukunya Das Arbriter


Program.
3) Karl Marx (1818-1883) dengan sahabatnya Friedrich Engels,
dengan bukunya Das Kapital, dan semboyan perjuangannya,
Kaum proletar seluruh dunia, bersatulah kamu.
Inilah gambaran ringkas dari zaman-zaman yang telah ditempuh
faham sosialisme sampai pada zaman Karl Marx. Dengan munculnya
Bapak Komunisme terbesar ini, mulailah suatu zaman yang sangat hebat
dari sosialisme, sebagai suatu gerakan internasional yang luar biasa
pengaruh dan kekuasaannya.
2. Pemikiran Ekonomi Konvensional Komunis
Pada tahun 1948, genaplah seratus tahun usianya Marxisme, yang
terhitung dari keluarnya Komunisme Manifesto pada tahun 1848. Pada
awalnya ajaran Marxisme ini dicaci maki, dihina, serta dibenci. Akan
tetapi ketika Lenin pertama kali mendirikan Negara Komunis di Rusia
pada tahun 1979, Marxisme telah menjejakkan kakinya dengan tapak yang
kuat sebagai dasar bagi Negara tersebut.
Menurut Prof. W. Banning dalam Heden daagshe Sociale
Bewegingen pada tahun 1948, dengan terbentuknya Negara Komunis
Rusia, berarti kurang lebih seperenam dari manusia di seluruh dunia
memegang teguh faham dari Karl Marx tersebut. 14 Pada tahun 1979,
dengan berdirinya Republik Rakyat Cina di bawah pimpinan Mao Tze
Tung yang menguasai kurang lebih hampir 700 miliun manusia, jumlah
pengikut Marxisme hampir mencapai sepertiga penduduk dunia. Pada
masa sekarang yang jumlah penduduknya bertambah besar jumlah kaum
komunis sudah meklebihi separuh penduduk dunia.
Namun, pertambahan jumlah pengikut itu bukanlah berarti tidak
menimbulkan perpecahan. Tidak pula bahwa di luar kedua Negara, tidak
ada lagi manusia atau bangsa-bangsa lain yang menganut faham
Marxisme, seperti di Moskow umpamanya. Berbagai organisasi komunis
di dunia mengaku bahwa mereka adalah pengikut Marxisme, sedangkan

14

Ibid., 45.

12

Lenin dan Stalin dengan Negara komunisnya di Rusia, telah menyimpang


dari ajaran Marxisme yang sebenarnya.
Pertengahan-pertengahan faham seperti itu dimulai sejak zaman
Karl Marx, di antatanya:
a. Golongan libertair

sosialisme

yang

mempunyai

pendirian

kemerdekaan orang-orang (pengikut-pengikut Proudhon, Forutier,


Saint Simon, dan lain-lain),
b. Golongan autoritair-sosialisme yang dipimpin oleh Karl Marx yang
mendasarkan

ideologinya

kepada

masyarakat

Marx

mencoba

mengatasi perbedaan pendirian tersebut dengan cara mengadakan


gerakan buruh sedunia yang terkenal dengan Internasional I pada tahun
1864. Kemudian dari kalangannya sendiri, tibul lagi aliran yang
menghutamakan nasional daripada internasional, yaitu dari pengikutpengikut Laselle.
Torpedo yang pertama terhadap orbanisai Internasional I,
diwujudkan oleh Liebknecht dan Bebel pada tahun 1869 dengan suatu
progam yang terkenal dengan sebutan Progam Eisenach.
Kemudian disambung oleh torpedo yang kedua pada tahun 1875,
yaitu lahirnya Progam Gotha. Adapun Internasional I dibubarkan pada
tahun1876.15
Setelah bertahun-tahun barulah dapat dibentuk

Internasional II

pada tahun 1889, yang diperkuat dengan lahirnya Progam Erfurt pada
tahun 1891. Lahirnya aliran baru yang terkenal dengan Revisionisme atau
Reformisme, haluan Marxisme mendapat pukulan yang sehebat-hebatnya.
Mereka menghadapi kelumpuhan di berbagai negeri dalam segala
lapangan. Oleh sebab itu, dalam hakikatnya Internasional II adalah sarang
dari kaum Sosial Demokrat yang semakin lama semakin tegas menentang
Marxisme.
Setelah Negara Sovyet Rusia berdiri pada tahun 1917, kaum
Bolsyewik membentuk Internasional III pada tahun 1919, yang degan
tegas menyatakan sebagai pengikut Marxisme. Sejak itu, Marxisme
berusaha bentuk perjuangannya, bukan lagi sebagai organisasi yang
15

Ibid., 46.

13

bersifat oposisi dan revolusioner semata-mata, tetapi merupakan organisasi


Negara yang diperkuat oleh alat-alat senjata modern. Di samping agitasi
dan taktik strategi mereka yang sangat revolusioner serta sangat ditakuti
oleh negara-negara lain, dengan adanya negara-negara yang komunistis
yang mempunyai alat-alat pemerintahan dan propaganda yang luas serta
alat-alat senjata dan diplomasi yang tidak kalah modernnya., faham-faham
Marx dengan komunismenya menjadi suatu kekuatan internassional yang
ikut berlomba dalam menentukan jalannya sejarah dunia.
Inialh kenyataan dunia yang tidak dapat kita kesampingkan begitu
saja. Kita tidak dapat memandang enteng terhadap gerakan-gerakan
komunis yang didasarkan pada faham Marxisme yang menjadi dasar bagi
Negara-negara komunis sekarang, bukanlah sebgaimana kita menghadapi
Negara khayal Utopia dari Thomas Maurus, Home Colonis dari Robert
Owen, Phalansteres dari Charles Fourier, Ikaria dari Cabet, atau sebagai
aterier sosiaux (rumah kerja) yang digambarkan oleh Luis Blanc.
Bukanlah dengan Negara-negara khayal yang tidak mungkin tejadi, tetapi
kita berhadapan dengan negara-negara komunis yang kekuatannya cukup
menggetarkan dunia, dan termasuk dalam bilangan Big Powers (negaranegara besar).16
D. Sejarah Pemikiran Ekonomi Konvensional Zaman Neo Klasik
Teori-teori yang dikembangkan oleh Marx dan Engels mendapat banyak
tanggapan dari pakar-pakar ekonomi, baik dari kaum sosialis sendiri maupun
dari pendukung sistem liberal-kapitalisme. Pemikiran-pemikiran ekonomi dari
pakar pendukung sistem liberal ini kemudian dimasukkan ke dalam suatu
kelompok pemikiran ekonomi tersendiri yang disebut mazhab Neo-Klasik.17
Hal ini terjadi karena analisis yang dipergunakan oleh Karl Marx untuk
meramal kejatuhan sistem kapitalis bertitik tolak dari teori nilai tenaga kerja
dan tingkat upah, maka oleh para pakar ekonomi Neo-Klasik teori-teori
tersebut dipelajari secara mendalam. Dari sekian banyak pakar-pakar NeoKlasik, paling kurang ada empat orang yang melakukan penelitian tentang hal
16

Ibid., 45-46.
Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi (Jakarta: Rajawali Pers, 2014),
105.
17

14

yang sama, yaiti W. Stanley Jevons (1835-1882), Leon Walras (1837-1910),


Carl Menger (1840-1921), dan Alfred Marshall (1842-1924).18
Stanley Jevons dari University of Manchester (Inggris) menulis Theory
of Political Economy tahun 1871. Karl Menger dari Austria menulis
Principles of Economics in Germany pada tahun yang sama. Leon Walras dari
sekolah Lausanne (Swiss) menulis Elements of Pure Economics pada tahun
1874.19 Alfred Marshall dari Cambridge University (Inggris) sebetulnya sudah
menulis Principles of Economics pada awal tahun 1870-an. Akan tetapi, ia
termasuk orang yang sangat hati-hati dalam memberikan pendapat baru,
sehingga buku tersebut baru diterbitkan dua puluh tahun kemudian, yaitu
tahun 1891.
Walaupun mereka melakukan penelitian yang terpisah, akan tetapi
mereka mengemukakan hasil penelitian yang sama bahwa teori nilai lebih
(surplus value) Marx tidak mampu menjelaskan secara tepat tentang nilai
komoditas. Mereka seperti menyepakati bahwa teori Marx tersebut tidak
memberikan sumbangan apapun dalam perkembangan ekonomi dan teori
tersebut dapat diabaikan. Kesimpulan dari keempat tokoh Neo-Klasik yang
disebutkan di atas telah meruntuhkan seluruh bangunan teori sosialis yang
dikembangkan

Marx

dan

Engels,

sekaligus

menyelamatkan

sistem

liberal/kapitalis dari kemungkinan krisis sebagaimana diramal Marx.


Mazhab Neo-Klasik telah mengubah pandangan tentang ekonomi baik
dalam teori maupun dalam metodologinya. Teori nilai tidak lagi dilandaskan
pada nilai tenaga kerja atau biaya produksi, tetapi telah beralih pada kepuasan
marginal (marginal utility).20 Pendekatan ini merupakan pendekatan yang baru
dalam teori ekonomi.
Salah satu pendiri mazhab ekonomi Neo-Klasik yaitu Gossen, dia telah
memberi sumbangan dalam pemikiran ekonomi yang kemudian disebut
sebagai Hukum Gossen I dan II. Hukum Gossen I menjelaskan hubungan
18

Ibid.,
Ibid., 105-106.
20
Ilham Anang, Pemikiran Ekonomi Neo-Klasik, http://Pergunakanlah waktu
sebaik-baiknya Pemikiran Ekonomi Neo-Klasik.htm, diakses pada tanggal 16
Februari 2015.
19

15

kuantitas barang yang dikonsumsi dan tingkat kepuasan yang diperoleh,


sedangkan Hukum Gossen II, bagaimana konsumen mengalokasikan
pendapatannya untuk berbagai jenis barang yang diperlukannya. Salain
Gossen, Jevons, dan Menger juga mengembangkan teori nilai dari kepuasan
marjinal. Jevons berpendapat bahwa perilaku individulah yang berperan dalam
menentukan nilai barang. Dan perbedaan preferences yang menimbulkan
perbedaan harga. Sedangkan Menger menjelaskan teori nilai dari orde dari
berbagai jenis barang, menurut dia nilai suatu barang ditentukan oleh tingkat
kepuasan terendah yang dapat dipenuhinya. Dengan teori orde barang ini
maka tercakup sekaligus teori distribusi.
Pemikiran yang sangat mengagumkan yang disusun oleh Walras tentang
teori keseimbangan umum melalui empat system perkembangan yang
serempak. Dalam teori sistem itu terjadi keterkaitan antara berbagai aktivitas
ekonomi seperti teori produksi, konsumsi, dan distribusi. Asumsi yang
digunakan Walras adalah persaingan sempurna, jumlah modal, tenaga kerja,
dan lahan terbatas, sedangkan teknologi produksi dan selera konsuman tetap.
Jika terjadi perubahan dalam asumsi ini maka terjadi perubahan yang
berkaitan dengan seluruh aktivitas ekonomi.
Dari sekian banyak para pakar eknomi Neo-Klasik masing-masing
mempunyai pencirinya sendiri-sendiri. Dengan pencirinya itu, kemudian oleh
banyak kalangan dikelompokkan ke dalam beberapa aliran atau mazhab yakni
sebagai berikut:
1. Mazhab Austria
Mereka yang tergabung dalam mazhab ini adalah tokoh-tokoh
pemikiran ekonomi handal seperti Carl Menger (1840-1921), Friedrich
von Weiser (1851-1920), dan Eugen Von Bohm Bawerk (1851-1914).
Teori-teori yang dikembangkan oleh ketiga tokoh utama mazhab ini
memiliki pencirinya

sendiri dengan menerapkan kalkulus dalam

pengembangan teori-teori mereka.21 Kelompok penerus mazhab ini adalah

21

Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi., 108.

16

Knut Wicksell (1851-1926). Ludwig Edler von Mises (1881-1973), dan


Friedrich August von Hayek (1899-1978).
2. Mazhab Lausanne
Teori-teori yang dikembangkan oleh kelompok ini analisisnya lebih
komprehensif, utamanya tentang teori keseimbangan umum yang
dijelaskan dengan pendekatan matematis. Tokoh pemikir utama yang
dianggap menonjol dan sekaligus pendiri dari mazhab ini adalah Leon
Warlas.22 Karyanya Element of Pure Economic yang terbit pada tahun
1878 dianggap sebagai suatu mahakarya dalam bidang ekonomi.
Model keseimbangan Walras ini ternyata tidak dikembangkan oleh
para pakar ekonomi pada zamannya. Alfred Marshall adalah sosok
ilmuwan dari Cambridge University yang sangat menghargai model
matematika yang menjadikan pemikiran-pemikiran Walras kemudian
dihargai. Ia dianggap sebagai pendiri dan pengembang ilimu ekonomi
matematika, dan kira-kira 60 tahun kemudian dikembangkan oleh
Friedrich dan Tinberge menjadi ekonometrika, dan oleh Wassily Leontief
kemudian dikembangkan analisis input-output atas dasar matematika yang
dikembangkan Walras.

Pemikiran-pemikiran Walras

ini kemudian

diteruskan dan dikembangkan oleh Vilfredo Pareto. Terutama dalam


menjelaskan kondisi-kondisi yang harus dipenuhi agar sumberdayasumberdaya dapat dialokasikan dan memberikan hasil yang optimum
dalam suatu model keseimbangan umum.
3. Mazhab Cambridge
Tokoh pemikir ekonomi yang menonjol karya-karyanya dalam
kelompok mazhab ini adalah Alfred Marshall. Sebagaimana diuraikan oleh
Marshall dalam bukunya, harga barang menurut kaum klasik ditentukan
oleh besarnya pengorbanan untuk menghasilkan barang tersebut. Dengan
demikian, yang menetukan harga adalah sisi penawaran. Pendapat ini
dengan tegas ditentang oleh kelompok Neo-Klasik lain seperti Jevon,
Menger dan Walras. Mereka sepakat bahwa yang menentukan harga
22

Ibid., 110.

17

adalah kondisi permintaan.23 Mereka juga mengkritik para pakar ekonomi


klasik yang gagal membedakan antara utilitas total, utilitas marjinal,dan
utilitas rata-rata.
Bagi Jevons, Menger dan Walras biaya bukan satu-satunya faktor yang
menentukan harga. Yang paling menentukan harga, sesuai dengan teori
utilitas marjinal adalah utilitas yang diterima dari mengkonsumsi satu unit
terakhir dari barang tersebut.24 Ini berarti, teori tentang harga yang
dikembangkan oleh kaum marjinalis sangat berbeda dengan teori yang
dikembangkan oleh kaum klasik. Kaum klasik melihat harga dari sisi
produsen (jumlah pengorbanan yang dikeluarkan), sedangkan kaum
marjinalis melihat dari sisi konsumen, yaitu kepuasan marjinal dari
mengkonsumsi satu unit barang terakhir. Para pakar ekonomi Neo-Klasik
sebagaimana disebutkan diatas dalam menganalisis ramalan Karl Marx
mempergunakan konsep analisis marjinal. Analisis dengan konsep ini
memiliki makna khusus bagi pengembangan ilmu ekonomi, sebab hasil
penelitian mereka telah menciptakan aura baru bagi pengembangan teori
ekonomi modern. Beberapa penulis ekonomi menyebut apa yang sudah
dilakukan oleh pakar ekonomi Neo-Klasik tersebut sebagai Marginal
Revolution, karena telah ditemukan suatu analisis baru yaitu pendekatan
marjinal. Analisis ini pada intinya merupakan aplikasi dari kalkulus
differensial terhadap tingkah laku konsumen dan produsen serta penentuan
harga-harga di pasar.
E. Sejarah Pemikiran Ekonomi Konvensional Zaman Kontemporer
1. Aliran Keynes
John

Maynard

Keynes

(1883-1946)

mula-mula

memperoleh

pendidikan di Eton. Sebagai seorang murid yang pintar, ia banyak


memenangkan hadiah dalam bidang matematika dan bahasa Inggris.25
Pandangan Keynes sering dianggap sebagai awal dari pemikiran ekonomi
modern. Ia banyak melakukan pembaharuan dan perumusan ulang doktrin23
24
25

Ibid., 113.
Ibid.,
Deliarnov, Perkembangan Pemikiran,162.

18

doktrin klasik dan neo klasik. Karena Ia menganggap peran pemerintah


perlu dalam melaksanakan pembangunan, Keynes sering disebut Bapak
Ekonomi Pembangunan, selain itu juga disebut sebagai Bapak Ekonomi
Mikro karena banyak menganalisis masalah-masalah makro serta pada
zaman terdahulu yakni klasik atau neo klasik lebih banyak membahas
masalah ekonomi mikro.
Dari pengamatannya tentang depresi ekonomi awal 30-an, Keynes
merekomendasikan agar perekonomian tidak diserahkan begitu saja pada
mekanisme pasar. Hingga batas tertentu, peran pemerintah justru
diperlukan.

Misalnya

jika terjadi

pengangguran pemerintah

bisa

memperbesar pengeluarannya untuk proyek-proyek padat karya. Sehingga


pekerja yang menganggur bisa bekerja kembali.26
Keynes dalam mengembangkan teori baru dapat dijelaskan sebagai
reaksi intelektual terhadap masalah-masalah yang dihadapi di masanya.
Sehingga, menurutnya masalah itu tidak bisa diatasi dengan teori-teori dan
pendekatan usang kaum klasik.
Penerus ajaran Keynes yaitu Keynesian banyak berjasa dalam
mengembangkan teori-teori tentang pertumbuhan dan pendapatan. Pakar
pertama yang serius dalam mengembangkan teori pertumbuhan adalah
Schumpeter. Baginya, pelaku utama pertumbuhan ekonomi adalah karena
adanya enterpreneur. Enterpreneur bukan hanya seorang pengusaha atu
manajer malainkan seseorang yang mau mengambil resiko dan
mengintrodusiasi produk-produk dan teknologi baru masyarakat.27
Beberapa pakar , dipimpin oleh Keynes dan para pendukungnya,
menganggap kebijakan moneter yang dilakukan dengan memanipulasi
jumlah

uang

beredar

tidak

efektif

dalam

usaha

menstabilkan

perekonomian. Sebaliknya mereka percaya kebijakan yang ampuh dalam


menstabilkan ekonomi adalah kebijakan fiskal.28
2. Aliran Monetaris
26
27
28

Ibid, 170
Ibid, 186
Ibid, 190

19

Tokoh aliran ini yang terkenal yakni Milton Friedman dari University
of Chicago. Ia merupakan pendukung berat perekonomian bebas.
Monetaris lebih cenderung menggunakan kebijaksanaan moneter untuk
mengatasi masalah ekonomi. Penekanan pokok pandangan monetaris
terletak pada stok uang. Friedman menjelaskan bahwa perubahan jumlah
uang beredar sangat besar pengaruhnya terhadap tingkat inflasi dalam
jangka panjang dan perilaku GNP riil dalam jangka panjang.
3. Aliran Ratex
Dalam pengembangan model-model ekonomi, aliran baru ini
menggunakan proposisi antara lain: bahwa orang atau unit-unit ekonomi
akan membuat perkiraan secara rasional, bahwa orang yang tidak
membuat kesalahan-kesalaha secara sistematis dalam ekspektasi mereka,
bahwa orang akan bereaksi secara rasional terhadap kebijakan-kebijakan
yang dilakukan demi kepentingan pribadi mereka.

20

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Awal mula pengertian ekonomi, berasal dari kata Yunani kuno oikos
dan nomos, hal tersebut sudah berlangsung beberapa abad sebelum Masehi.
Sedangkan sejarah pemikiran ekonomi konvensional sendiri bermula dari
zaman klasik, kapitalis, sosial-komuis, neo klasik, hingga kontemporer.
Smith lahir di Kirkcaldy kota kecil dekat Eddinburg, Scotlandia tahun
1723. Ayahnya adalah pengacara dan pengawas keuangan bea nasabah.
Ayahnya meninggal tak lama setelah Smith lahir, sehingga ia debesarkan
ibunya dan dijaga orang kepercayaan ayahnya. Smith memasuki Glasgow
University pada usia 14 tahun setelah meneruskan studinya di Kirkcaldy.
Pokok pemikiran Adam Smith yaitu mekanisme pasar dan teori nilai.
Kaum kapitalis memegang monopoli atas ketiga rencana dari
ekonomi. Merekalah yag menguasai segala sumber produksi. Mereka pula
yang memegang kekuasaan atas segala pekerjaan distribusi, bahkan di tangan
mereka terdapat hak untuk menentukan dan membatasi pembagian konsumsi.
Pada pembahasan lain, penulis Perancis, Janet, berpendapat bahwa
sosialisme ialah tiap-tiap ajaran yang mengajarkan bahwa Negara berhak
memberikan ketidak rataan kekayaan yang ada di antara manusia, dan berhak
melaksanakan keseimbangan menurut hukum, dengan jalan mengambil dari
mereka yang mempunyai kelebihan untuk diberikan kepada mereka yang
kekurangan, dan tindakan ini jangan hanya diambil terus-menerus.
Pada tahun 1948, genaplah seratus tahun usianya Marxisme, yang
terhitung dari keluarnya Komunisme Manifesto pada tahun 1848. Pada
awalnya ajaran Marxisme ini dicaci maki, dihina, serta dibenci. Akan tetapi
ketika Lenin pertama kali mendirikan Negara Komunis di Rusia pada tahun
1979, Marxisme telah menjejakkan kakinya dengan tapak yang kuat sebagai
dasar bagi Negara tersebut.
Zaman berikutnya adalah Neo Klasik yang merupakan pemikiranpemikiran ekonomi dari pakar pendukung sistem liberal yang kemudian
dimasukkan ke dalam suatu kelompok pemikiran ekonomi tersendiri. Neo21

Klasik telah mengubah pandangan tentang ekonomi baik dalam teori maupun
dalam metodologinya. Teori nilai tidak lagi dilandaskan pada nilai tenaga
kerja atau biaya produksi, tetapi telah beralih pada kepuasan marginal
(marginal utility).
Pandangan Keynes sering dianggap sebagai awal dari pemikiran
ekonomi modern. Ia banyak melakukan pembaharuan dan perumusan ulang
doktrin-doktrin klasik dan neo klasik. Karena Ia menganggap peran
pemerintah perlu dalam melaksanakan pembangunan, Keynes sering disebut
Bapak Ekonomi Pembangunan, selain itu juga disebut sebagai Bapak
Ekonomi Mikro karena banyak menganalisis masalah-masalah makro serta
pada zaman terdahulu yakni klasik atau neo klasik lebih banyak membahas
masalah ekonomi mikro.

22

DAFTAR PUSTAKA
Al Kaaf, Abdullah Zaky. Ekonomi dalam Prespektif Islam. Bandung: CV Pustaka
Setia, 2002.
Chamid,Nur. Jejak Langkah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2010.
Deliarnov. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta: Rajawali Pers, 2014.
https://www.scribd.com/doc/184609930/Sejarah-Pemikiran-Ekonomi-Klasik
diakses pada 23 Feb 2015.
Ilham Anang, Pemikiran Ekonomi Neo-Klasik, http://Pergunakanlah waktu sebaikbaiknya-Pemikiran Ekonomi Neo-Klasik.htm, diakses pada tanggal 16
Februari 2015.

23

Anda mungkin juga menyukai