Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

BAB I
PENDAHULUAN
Aliran klasik muncul pada akhir abad ke 18 dan permukaan abad ke 19 yaitu dimasa revolusi
industri dimana suasana waktu itu merupakan awal bagi adanya perkembangan ekonomi.
Pada waktu itu sistem liberal sedang merajalela dan menurut aliran klasik, ekonomi liberal itu
disebabkan oleh adanya pacuan antara kemajuan teknologi dan perkembangan jumlah
penduduk. Mula-mula kemajuan teknologi lebih cepat dari pertambahan jumlah penduduk,
tetapi akhirnya terjadi sebaliknya dan perekonomian akan mengalami kemacetan. Kemajuan
teknologi mula-mula disebabkan oleh adanya akumulasi kapital atau dengan kata lain
kemajuan teknologi tergantung pada pertumbuhan kapital.
Teori-teori mengenai pembangunan ekonomi telah dikemukakan oleh beberapa para ahli
ekonomi baik yang berasal dari aliran kalsik, neo klasik, maupun sesudahnya.  Pada
umumnya teori-teori pembangunan ekonomi yang dikemukakan pada tahun sekitar 1950 an
atau sebelumnya dikenal dengan teori ekonomi aliran klasik dan neo klasik, sedang teori
ekonomi yang dikemukakan sesudah tahun 1950 an dinamakan aliran Post Keynesian. Yang
akan dibahas dalam makalah ini adalah teori dasar klasik tentang pembangunan ekonomi.
Teori-teori perkembangan dari beberapa pengamat aliran klasik, diantaranya adalah : 1.
Adam Smith, 2. David Ricardo, 3. Thomas Robert Malthus, 4. John Stuart Mill
B.  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana teori dasar klasik dalam pembangunan ekonomi ?
2.      Bagaimana inti dari teori dasar klasik dalam pembangunan ekonomi ?
C.  Tujuan
1.      Untuk mengetahui teori dasar klasik dalam pembangunan ekonomi!
2.      Untuk mengetahui inti dari dasar teori klasik dalam pembangunan ekonomi!
BAB II
PEMBAHASAN
A.  Teori Dasar Klasik Tentang Pembangunan Ekonomi
Teori klasik atau bisa juga disebut aliran klasik muncul akhir abad ke 18 dan permulaan abad
ke 19.  Pada umumnya para ahli ekonomi yang mengemukakan teorinya pada sekitar abad
tersebut, dinamakan kaum klasik.  Aliran klasik sendiri dalam sejarahnya ada dua yaitu:
alioran Klasik dan aliran Neo Klasik. Yang termasuk aliran klasik adalah mereka yang
mengemukakan teorinya sebelum tahun 1870 an, yang termasuk dalam golongan ini adalah
Adam Smith, Robert Malthus, David Ricardo dan John Stuart Mill.
1.    Teori pembangunan Adam Smith
Teori Adam Smith
Adam smith adalah ahli ekonomi klasik yang dianggap paling terkemuka. Karyanya yang
sangat terkenal, adalah sebuah buku yang berjudul An Inquiry the nature and cause of the
wealth of nations yang diterbitkan 1776, terutama menyangkut permasalahan pembangunan
ekonomi.
Dasar falsafah adalah bahwa tata susunan masyarakat agar didasarkan atas hukum alam yang
secara wajar berlaku dalam dunia nyata. Perlu pembagian bidang kegiatan dan spesialisasi.
Kebebasan individu dan kemandiriannya akan membawa keserasian ekonomi dan
kesejahteraan masyarakat. Smith adalah seorang guru besar dalam ilmu filsafat yang
kemudian tertarik dengan paham naturalis. Pengalamannya, dari sekolah yang dilaluinya,
maupun dari perkenalan dengan cendekiawan besar pada zamannya (terutama dalam
perjalanannya ke Eropa), makin mematangkan gagasannya tentang filsafat ekonomi yang
dikembangkannya kemudian. Menurut Smith perilaku manusia mempunyai motif cinta
terhadap diri sendiri, simpati, ingin merdeka, rasa sopan- santun, senang bekerja dan senang
untuk saling tukar-menukar.
Inilah landasan pembahasan teori-teoriAdam   Smith. Sistem ekonomi yang
mengoperasionalkan dasar-dasar itu adalah ekonomi dengan persaingan bebas, yang diatur
oleh tangan yang tersembunyi. Pemerintah bertugas dalam bidang keamanan yang
melindungi rakyatnya, menegakkan keadilan, dan menyiapkan prasarana dan kelembagaan
umum.
Proteksi dalam berbagai kegiatan ekonomi ditiadakan, monopoli dihapuskan, dan setiap
orang tahu apa yang terbaik untuk dirinya dan apa yang sebaiknya dipertukarkan bagi orang
lain, sehingga kekayaan bangsa dapat meningkat. Teori nilai yang digunakan Smith adalah
teori biaya produksi, walaupun semula dia menggunakan teori nilai-nilai tenaga kerja. Barang
mempunyai nilai guna dan nilai tukar. Biaya produksi menentukan harga relatif barang,
sehingga tercipta dua macam harga, yakni harga alamiah dan harga dasar. Dalam jangka
panjang harga pasar akan cenderung menyamai harga alamiah. Namun demikian, dengan
teori nilai tersebut, timbul persoalan diamond-water paradox.
Adam Smith telah merintis teori produksi dan distribusi fungsional. Sumber kekayaan bangsa
adalah lahan, tenaga kerja yang keterampilannya berbeda-beda dan modal. Dengan demikian,
timbul persoalan pembagian pendapatan yakni upah untuk pekerja, laba bagi pemilik modal
dan sewa untuk tuan lahan. Namun, dalam pembahasan Smith belum terlihat masalah konflik,
oleh karena dasar persaingan yang harmoni. Dalam pembahasan telah disinggung
kemungkinan tingkat sewa akan meningkat, sedangkan tingkat upah menurun. Dengan
anggapan berlaku dana-upah dan lahan lama kelamaan menjadi kurang subur, sedang dengan
persaingan tingkat laba menurun akhimya kegiatan ekonomi mencapai tahap stationer.
Smith berpendapat bahwa pembagian kerja sangat berguna dalam usaha meningkatkan
produktivitas. Pembagian kerja akan mengembangkan spesialisasi. Pertambahan penduduk
berarti meningkatkan tenaga kerja, dan hal ini akan meningkatkan permintaan dan perluasan
pasar dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Namun, pembagian kerja juga mempunyai kerugian sosial, oleh karena suasana kerja yang
monoton. Beberapa pemikiran Smith mengalami ketidaktaatan asas, dan justru hal ini
menjadi tugas ahli-ahli dan pemikir berikutnya untuk memperbaiki, dan mengembangkannya.
a.    Hukum alam
Adam Smith meyakini berlakunya doktrin “hukum alam” dalam persoalan ekonomi. Ia
menganggap setiap orang sebagai hakim yang paling tahu akan kepentingannya sendiri yang
sebaiknya dibiarkan dengan bebas mengejar kepentingannya itu demi keuntungannya sendiri.
Dalam mengembangkan kepentingan pribadinya itu, orang akan memerlukan barang-barang
keperluan hidupnya sehari-hari. Dalam melakukan ini, setiap individu dibimbing oleh
suatu”kekuatan yang tidak terlihat “yaitu pasar persaingan sempurna yang merupakan
mekanisme menuju keseimbangan secara otomatis, cenderung untuk memaksimumkan
kesejahteraan nasional.
b.   Pembagian kerja
Pembagian kerja adalah titik permulaan dari teori pertumbuhan ekonomi Adam Smith, yang
meningkatkan daya produktivitas tenaga kerja. Ia menghubungkan kenaikan itu dengan:
1.    Meningkatkan keterampilan kerja.
2.    penghematan waktu dalam memproduksi barang.
3.    penemuan mesin yang sangat menghemat tenaga.
Penyebab yang terakhir dari kenaikan produktivitas ini bukan berasal dari tenaga kerja tetapi
dari modal. Apa yang mengarahkan pada pembagian kerja adalah kecendrungan tertentu pada
sifat manusia, yaitu kecendrungan untuk tukar-menukar, barter dan mempertukarkan suatu
barang dengan barang lainnya. Akan tetapi, pembagian kerja tergantung pada besarnya pasar.
Salah satu pemeo terkenal “pembagian kerja dibatasi oleh luasnya pasar.
c. Proses pemupukan modal
Smith menekankan, pemupukan modal harus dilakukan lebih dahulu daripada pembagian
kerja. Ia menulis: ”karena pemupukan stok dalam bentuk barang harus lebih dulu dilakukan
sebelum pembagian kerja, maka pekerjaan hanya dapat dibagi lebih lanjut secara seimbang,
jika stok lebih dulu diperbesar.” Seperti ahli ekonomi modern, Smith menganggap
pemupukan modal sebagai satu syarat mutlak bagi pembangunan ekonomi; dengan demikian
permasalahan pembangunan ekonomi secara luas adalah kemampuan manusia untuk lebih
banyak menabung dan menanam modal. Oleh karena itu cara yang paling cepat adalah
menanamkan modal sedemikian rupa sehingga dapat memberikan penghasilan yang paling
besar kepada seluruh penduduk agar mereka sanggup menabung sebanyak-banyaknya.
Dengan demikian tingkat investasi akan ditentukan oleh tingkat tabungan dan tabungan yang
sepenuhnya diinvestasikan. Sebagaimana dikatakan Smith; “bagian yang ditabung tiap tahun
oleh seseorang dengan segera dipergunakan sebagai modal.”
Mengapa para pemilik modal menanamkan modal? Menurut Smith, investasi dilakukan
karena para pemilik modal mengharapkan untung, dan harapan masa depan keuntungan
bergantung pada iklim investasi pada hari ini dan pada keuntungan nyata.
d. Agen pertumbuhan
Menurut Smith, para petani, produsen dan pengusaha merupakan agen kemajuan dan
pertumbuhan ekonomi. Adalah perdagangan bebas yang mendorong mereka memperluas
pasar, yang pada gilirannya memungkinkan pembangunan ekonomi. Fungsi ketiga agen ini
saling berkaitan erat. Bagi Smith pembangunan pertanian mendorong peningkatan pekerjaan
konstruksi, dan perniagaan. Pemupukan modal dan pembangunan ekonomi terjadi karena
tampilnya para petani, produsen dan pengusaha.
Proses pertumbuhan. Schumpeter menjelaskan pendekatan pertumbuhan ekonomi Adam
Smith sebagai berikut: “dengan menganggap benar faktor-faktor kelembagaan, politik dan
alam, Smith berangkat dari asumsi bahwa suatu kelompok sosial (atau suatu bangsa) akan
mengalami laju pertumbuhan ekonomi tertentu yang tercipta karena naiknya jumlah mereka
dan melalui tabungan. Ini mendorong “meluasnya pasar” yang pada gilirannya meningkatkan
pembagian kerja dan dengan demikian meningkatkan produktivitas.
Menurut Smith, proses pertumbuhan ini bersifat menggumpal (kumulatif). Apabila timbul
kemakmuran sebagai akibat kemajuan dibidang pertanian, industri manufaktur, dan
perniagaan, kemakmuran itu akan menarik pada pemupukan  modal, kemajuan tekhnik,
meningkatnya penduduk, perluasan pasar, pembagian kerja dan kenaikan keuntungan secara
terus-menerus.

PENILAIAN
Teori Smith memberikan sumbangan yang besar dalam menunjukkan bagaimana
pertumbuhan ekonomi terjadi dan faktor-faktor serta kebijaksanaan apa yang
menghambatnya. Khusus dalam kaitannya dengan petani, pedagang dan produsen, ia
menunjukkan betapa arti penting menabung dan memupuk modal serta pentingnya proses
pertumbuhan yang berimbang.
1.      Pembagian masyarakat secara luas.
2.      Alasan yang tidak adil bagi kegiatan menabung.
3.      Asumsi yang tidak realistis tentang persaingan sempurna.
4.      Pengabaian wiraswasta (pengusaha).
5.      Asumsi yang tidak realistis tentang keadaan stasioner.

2.    Teori pertumbuhan Ricardian


    Teori Ricardo
Seperti halnya Smith, David Ricardo juga mengungkapkan pandangannya mengenai
pembagunan ekonomi dengan cara yang tidak sistematis dalam bukunya the principles of
political economy and taxation diterbitkan 1917. Buku dari David Ricardo adalah “The
Principles of Political Economy and Taxation” (1917).
Asumsi teori Ricardo. Teori-teori Ricardian diasumsikan pada asumsi bahwa:
a)    Seluruh tanah digunakan untuk produksi gandum dan angkatan kerja dalam pertanian
membantu menentukan distribusi industri;
b)   “law of diminishing return”berlaku bagi tanah;
c)    Persediaan tanah adalah tetap;
d)   Permintaan akan tanah benar-benar inelastis;
e)    Buruh dan modal adalah masukan yang bersifat variabel;
f)    Keadaan pengetahuan teknis adalah tertentu (given);
g)   Seluruh buruh dibayar dengan upah yang cukup untuk hidup secara minimal;
h)   Harga penawaran buruh adalah tertentu dan tetap;
i)     Permintaan akan buruh tergantung pada pemupukan modal; dan bahwa baik harga
permintaan maupun penawaran buruh tidak tergantung pada produktivitas marginal tenaga
kerja.
j)     Terdapat persaingan yang sempurna;
k)   Pemupukan modal dihasilkan dari keuntungan.
Berdasarkan asumsi tersebut, Ricardo membangun teorinya tentang saling hubungan antara
tiga kelompok dalam perekonomian yaitu tuan tanah, kapitalis dan buruh. Kepada mereka
inilah keseluruhan hasil tanah dibagi-bagikan.
1.      Pembagian sewa keuntungan dan upah
Dengan hasil gandum tertentu, andil masing-masing kelompok dapat ditentukan. Sewa per
unit buruh adalah perbedaan antara produk rata-rata dan produk marginal. Atau keseluruhan
sewa sama dengan perbedaan antara produk rata-rata dengan produk marginal dikalikan
dengan banyaknya tenaga kerja dan modal yang digunakan dalam pengolahan tanah.
2.      Proses pemupukan modal
Menurut Ricardo, pemupukan modal merupakan keuntungan, sebab keuntungan merupakan
kekayaan yang disisihkan untuk pembentukan modal. Pemupukan modal tergantung pada 2
faktor: pertama,  kemampuan untuk menabung.  Kedua, kemauan untuk menabung
3.      Tingkat keuntungan
Tingkat keuntungan = keuntungan/upah (keuntungan dibagi upah). Tingkat keuntungan sama
dengan rasio keuntungan terhadap modal yang digunakan. Tetapi karena modal hanya terdiri
dari modal kerja, maka keuntungan sama dengan rekening upah. Sepanjang tingkat
keuntungan positif, pemupukan modal akan berlanjut.
4.      Kenaikan upah
Ricardo mencoba menunjukkan bahwa hanya dalam kondisi lain pemupukan modal akan
mengurangi keuntungan. Didalam sistem Ricardo, upah memainkan peranan aktif dalam
menentukan pendapatan antara modal dengan buruh. Tingkat upah meningkat bila harga
barang yang dibutuhkan buruh meningkat.
5.      Berkurangnya keuntungan pada industri lain
Menurut Ricardo “keuntungan petani menentukan keuntungan seluruh usaha yang lain.
Karena itu tingkat keuntungan uang yang diperoleh dari modal harus sama dengan
keseimbangan, baik dalam pertanian ataupun dalam industri.
6.      Sumber lain pemupukan modal
Menurut Ricardo, pembangunan ekonomi tergantung pada perbedaan antara produksi dan
konsumsi. Karena itu ia menekankan pentingnya peningkatan produksi dan pengurangan
konsumsi. Dalam istilah Ricardo”modal dapat dinaikkan dengan cara menaikkan produksi
atau dengan mengurangi konsumsi yang tidak produktif.
1.      Pajak, adalah sumber pemupukan modal yang ada ditangan pemerintah. Menurut
Ricardo, pajak dikenakan hanya untuk mengurangi konsumsi yang berlebihan.
2.      Tabungan, dibanding pajak, Ricardo lebih menyetujui pemupukan modal melalui
tabungan. Tabungan dapat dibentuk dengan cara menghemat pengeluaran, memproduksi
lebih banyak, dan dengan meningkatkan tingkat keuntungan serta mengurangi harga barang.
3.      Perdagangan bebas. Ricardo membela adanya perdagangan bebas. Perdagangan bebas
merupakan faktor penting bagi pembangunan ekonomi suatu Negara. Keuntungan dapat
terus-menerus tinggi.
PENILAIAN
        Ricardo adalah pelopor ahli ekonomi modern dan pendapatnya mengenai pertumbuhan
ekonomi telah dianut oleh banyak kalangan. Pendapat-pendapatnya adalah sebagai berikut:
1.      Pembangunan pertanian.
2.      Tingkat keuntungan.
3.      Pentingnya tabungan.
4.      Perdagangan luar negeri.
5.      Teori dinamis.
3.  Teori Malthus mengenai pembangunan ekonomi
Teori Malthus
Konsep pembangunan. Malthus tidak menganggap proses pembangunan ekonomi terjadi
dengan sendirinya. Malahan proses pembangunan ekonomi memerlukan berbagai usaha yang
konsisten dipihak rakyat. Jadi menurut Malthus proses pembangunan adalah suatu proses
naik turunnya aktivitas ekonomi lebih daripada sekedar lancar-tidaknya aktivitas ekonomi.
Malthus menitikkan perhatian pada “perkembangan kesejahteraan”suatu Negara yaitu
pembangunan ekonomi yang dapat dicapai dengan meningkatkan kesejahteraan suatu Negara.
1.      Pertumbuhan penduduk dan pembangunan ekonomi
Pada bukunya principles of political economy, Malthus lebih realitas dalam menganalisa
pertumbuhan penduduk dalam kaitannya dengan pembangunan ekonomi dibandingkan pada
bukunya essay of population. Menurut Malthus pertumbuhan penduduk saja tidak cukup
untuk berlangsungnya pembangunan ekonomi. Malahan, pertumbuhan penduduk adalah
akibat dari proses pembangunan.
2.      Peranan produksi dan distribusi
Malthus menganggap produksi dan distribusi sebagai “dua unsur utama kesejahteraan”.jika
keduanya dikombinasikan pada proporsi yang benar, ia akan dapat meningkatkan
kesejahteraan suatu Negara dalam waktu singkat.
3.      Faktor-faktor dalam pembangunan ekonomi
Malthus mendefinisikan problem pembangunan ekonomi sebagai sesuatu yang menjelaskan
perbedaan antara gross national product potensial (kemampuan menghasilkan kekayaan) dan
gross national product actual (kekayaan actual).

PENILAIAN
            Teori Malthus mempunyai kelemahan tertentu:
1.      Stagnasi sekuler tidak melekat pada akumulasi modal.
2.      Pandangan negatif terhadap akumulasi modal.
3.      Komoditi tidak dipertukarkan dengan komoditi secara langsung.
4.      Konsumen tidak produktif memperlambat kemajuan.
5.      Dasar tabungan bersisi satu.

4.  Teori Mill mengenai pembangunan ekonomi


Teori John Stuart Mill
Pada intinya teori pembangunan ekonomi dari John Stuart Mill ini sependapat dengan Adam
Smith, bahwa spesialisasi atau pembagian kerja akan mempertinggi keahlian pekerja,
memperbaiki organisasi produksi dan mendorong dilakukannya inovasi sehingga akan
mempertinggi tingkat produktivitas dan mempelancar pembangunan ekonomi. Suatu
spesialisasi luas ini dibatasi oleh luas pasar.
Mengenai pandangan penduduk sama dengan Ricardo yaitu penduduk akan semakin
meningkat terus, luas tanah tetap sehingga berlaku hukum hasil lebih yang semakin
berkurang yang selanjutnya mengakibatkan keadaan statinary state. Sumbangan yang penting
dari Mill dalam pembangunan ekonomi ini adalah mengenai faktor-faktor non ekonomi yang
tidak sedikit peranannya dalam pembangunan ekonomi. Faktor-faktor non ekonomi tersebut
antara lain :
1.      Kepercayaan masyarakat.
2.      Kebiasan-kebiasaan berpikir masyarakat.
3.      Adat istiadat.
4.      Corak institusi-institusi dalam masyarakat.
Mill berpendapat bahwa faktor-faktor tersebut merupakan faktor-faktor yang penting yang
menyebabkan ketiadaan pembangunan ekonomi di Asia. Di samping itu tingkat pengetahuan
masyarakat akan mempengaruhi pembangunan ekonomi, sebab tingkat pengetahuan ini akan
menentukan tingkat kemajuan industri yang dapat dicapai.
Mill menganggap pembangunan ekonomi sebagai fungsi dari tanah, tenaga kerja dan modal.
Peningkatan kesejahteraan hanya mungkin bila tanah dan modal mampu meningkatkan
produksi lebih cepat dibandingkan angkatan kerja.

Pengendalian pertambahan penduduk


Mill percaya pada teori yang dikemukakan oleh Malthus, bahwa pembatasan penduduk
merupakan hal yang penting untuk memperbaiki kondisi kelas pekerja sehingga mereka dapat
menikmati hasil kemajuan teknologi dan akumulasi modal.
Menurut Mill, laju akumulasi modal tergantung pada 2 hal, yaitu : Jumlah dana yang dapat
menghasilkan tabungan dan Kuatnya kecenderungan untuk menabung. Modal adalah hasil
dari tabungan dan tabungan berasal dari penghematan konsumsi saat ini demi kepentingan
konsumsi di masa yang akan dating.
Menurut Mill pembangunan ekonomi tergantung pada dua hal, yaitu :
1.      Perbaikan dalam tingkat pengetahuan masyarakat, dan
2.      Perbaikan untuk menghapus penghambat-penghambat dalam pembangunan
ekonomi  yang diciptakan oleh manusia.
Oleh karena itu Mill menekankan pada pentingnya pendidikan ini sebab dengan pendidikan
dapat mempertinggi pengetahuan tehnis masyarakat dan mempertinggi pengetahuan umum
masyarakat, pendidikan dapat juga menciptakan pandangan-pandangan dan kebiasaan yang
lebih modern.
PENILAIAN
1.      Keadaan stasioner bukan suatu realitas.
2.      Pikiran yang salah mengenai cadangan upah.
3.      Teori Malthus salah.
4.      Hukum mengenai hasil yang semakin berkurang tidak berlaku.
5.      Laissez-faire bukan suatu kebijaksanaan praktis.
Mill setuju dengan kebijaksanaan liberal dalam urusan ekonomi. Walaupun begitu,
kebijaksanaan tersebut tidak praktis. Kenyataannya, tidak ada perekonomian yang dapat
berfungsi jika didalamnya terdapat persaingan sempurna.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Teori Smith memberikan sumbangan yang besar dalam menunjukkan, bagaimana
pertumbuhan ekonomi terjadi dan faktor-faktor serta kebijaksanaan apa yang
menghambatnya, Khusus dalam kaitannya dengan petani, pedagang, dan produsen, ia
menunjukkan betapa arti penting menabung dan memupuk modal serta pentingnya proses
pertumbuhan yang berimbang. Sama halnya dengan teori klasik lainya, Robert Malthus,
David Ricardo dan John Stuart Mill.
Asas pengaturan kehidupan perekomonian didasarkan pada mekanisme pasar. Teori harga
merupakan bagian sentral dari mazhab klasik, dan mengajarkan bahwa proses produksi dan
pembagian pendapatan ditentukan oleh mekanisme pasar. Dan dengan melalui mekanisme
permintaan dan penawaran itu akan menuju kepada suatu keseimbangan (ekuilibrium). Jadi
dalam susunan kehidupan ekonomi yang didasarkan atas milik perseorangan, inisiatif dan
perusahaan orang-perongan. Ruang lingkup pemikiran ekonomi klasik meliputi pendekatan
alamiah, mengkritik pemikiran ekonomi sebelumnya dan kebebasan individulah yang
menjadi inti pengembangan kekayaan bangsa.

Saran
            Adapun saran dari makalah ini adalah makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan
untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk memperbaiki
makalah saya selanjutnya selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Chalmers, A.F. 1983. Apa Itu Yang Dinamakan Ilmu ?: Suatu penilaian tentang watak dan
status ilmu serta metodenya. Hasta Mitra. Jakarta.
Susilowati Dwi. 2011. Bahan ekonomi Pembangunan. Surakarta. Universitas Sebelas Maret.
www.google.com/Pemikir Ekonomi Klasik. 2 Maret 2010
http://sahatsijabat22.blogspot.com/2012/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html

Anda mungkin juga menyukai