Anda di halaman 1dari 26

LEMBAGA KEUANGAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan
Dosen: Bolean Silalahi, Drs., MM

DISUSUN OLEH:

1. Delvia Febiana 041701503125036


2. Novia Asmiyatih 041701503125110
3. Tantri Sultani 041701503125040

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN BISNIS

UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA

2019
Universitas Satya Negara Indonesia Bank dan Lembaga Keuangan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Lembaga Keuangan” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami
berterimakasih pada Bapak Bolean Silalahi, Drs., MM. selaku Dosen mata kuliah Bank dan
Lembaga Keuangan yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam menambah wawasan serta
pengetahuan kita terhadap materi tentang “Lembaga Keuangan”. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah
kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya dan
dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon
maaf apa bila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenandan kami memohon kritik serta
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

i
Universitas Satya Negara Indonesia Bank dan Lembaga Keuangan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................................. i


BAB I ..................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................................ 3
BAB II .................................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 4
A. Pengertian dan Fungsi Lembaga Keuangan .................................................................................. 4
B. Sejarah Perbankan di Indonesia .................................................................................................... 6
B.1 Sejarah Perbankan di Indonesia ................................................................................................. 8
C. Klasifikasi Lembaga Keuangan .................................................................................................. 12
C.1 Lembaga Keuangan Bank ........................................................................................................ 12
C.2 Lembaga Keuangan Bukan Bank ............................................................................................. 14
C.3 Perbedaan Lembaga Keuangan Bank dan Bukan Bank ............................................................. 16
D. Peran Lembaga Keuangan dalam Intermediasi ........................................................................... 17
E. Faktor Pendorong Meningkatnya Peranan Lembaga Keuangan ................................................... 18
BAB III ................................................................................................................................................. 21
PENUTUP ............................................................................................................................................ 21
A. KESIMPULAN ......................................................................................................................... 21
B. SARAN ..................................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 23

ii
Universitas Satya Negara Indonesia Bank dan Lembaga Keuangan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem keuangan merupakan suatu sarana penting dalam peradaban masyarakat modern.
Tugas utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tersebut
kepada peminjam untuk kemudian digunakan untuk ditanamkan pada sektor produksi atau
investasi, di samping digunakan untuk aktivitas membeli barang dan jasa-jasa sehingga aktivitas
ekonomi dapat tumbuh dan berkembang serta meningkatkan standar kehidupan. Oleh karena itu,
sistem keuangan memiliki peranan yang sangat mendasar dalam perekonomian dan kehidupan
masyarakat.

Sistem keuangan dapat menentukan tingkat bunga kredit dan berapa besar jumlah kredit
yang akan tersedia untuk membiayai berbagai jenis produksi barang dan jasa dalam aktivitas
perekonomian. Sistem ini akan memberi dampak terhadap kelancaran perekonomian. Apabila
tingkat bunga kredit menjadi lebih tinggi dan dana yang tersedia terbatas, total pengeluaran
untuk barang dan jasa akan mengalami penurunan. Hal ini akan berakibat penurunan aktivitas
produksi dan pada sektor produksi akan mengurangi aktivitas tenaga kerja sehingga perusahaan-
perusahaan akan mengurangi karyawannya dan akhirnya menimbulkan banyak pengangguran.
Pengangguran akan meningkat dan pertumbuhan ekonomi menurun karena unit usaha
mengurangi produknya dan memberhentikan pekerjanya. Sebaliknya, apabila bunga kredit
rendah jumlah dana di bank mencukupi, total pengeluaran dalam perekonomian akan meningkat.
Produsen meningkatkan kapasitas produksinya. Terjadilah penyerapan tenaga kerja dan ekonomi
dapat terakselerasi dengan baik. Dengan demikian, sistem keuangan merupakan bagian integral
dari sistem ekonomi suatu negara.

Perkembangan perbankan atau lembaga keuangan di Indonesia mengalami peningkatan


yang cukup pesat disebabkan oleh adanya serangkaian deregulasi di bidang perbankan dan
moneter yang berpengaruh terhadap perkembangan jumlah bank dan kantor bank, perkembangan
dana dan kredit bank dan manajemen perbankan. Sebelum deregulasi, bank negara mendominasi

1
Universitas Satya Negara Indonesia Bank dan Lembaga Keuangan

dengan saham terbesar dari seluruh aset total bank, dana deposito, dan kredit dalam jumlah
besar. Kini, bank-bank swasta mendapatkan bagian yang sama dalam tiap kategori. Ekspansi
sektor swasta merefleksikan sasaran pemerintah untuk mencapai mobilisasi sumber dana
perbankan agar lebih efektif, demi memenuhi kapasitas pinjaman yang terus membesar, terutama
dari sektor industri dan jasa yang tumbuh dengan cepat.

Lembaga keuangan perbankan mempunyai peran penting dalam menentukan tingkat


pertumbuhan perekonomian suatu negara terutama di dalam era perdagangan bebas dewasa ini.
Peluang pasar internasional yang terbuka tersebut perlu dimanfaatkan oleh bank-bank domestik
yang besar, kompetitif dan sehat untuk menghadapi tantangan dan peluang baru dari unsur
internal dan eksternal sehingga mampu bersaing pada tingkat global dengan lembaga keuangan
internasional.

Lembaga keuangan di Indonesia terdiri dari lembaga keuangan bank dan lembaga
keuangan bukan bank. Fungsi bank secara umum adalah menghimpun dana dari masyarakat luas
(funding) dan menyalurkan dalam bentuk pinjaman atau kredit (lending) untuk berbagai tujuan.
Melihat peran bank yang penting maka pemerintah perlu memastikan bahwa bank dalam kondisi
yang sehat sehingga bagi masyarakat yang menyimpan dananya di bank akan merasa aman dan
bank juga dalam kondisi yang siap untuk memberikan pinjaman ataupun melakukan jasa lainnya.
Selain itu dengan kondisi yang sehat, bank dapat menunjang perekonomian Indonesia lebih baik
(Haryanto dan Hanna, 2012).

Lembaga keuangan sebagai lembaga perantara baik bank maupun lembaga keuangan
bukan bank, mempunyai peran yang penting bagi aktivitas perekonomian. Bank dan lembaga
keuangan bukan bank merupakan lembaga perantara keuangan sebagai prasarana pendukung
yang amat vital untuk menunjang kelancaran perekonomian. Menurut Pasal 1 Undang-Undang
No. 14/1967 yang kemudian diganti dengan Undang-Undang No. 7/1992 tentang perbankan di
Indonesia bahwa lembaga keuangan merupakan badan atau lembaga yang kegiatannya menarik
dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada masyarakat (http://ekonomi.kabo.biz).

Bank merupakan industri yang dalam kegiatan usahanya mengandalkan kepercayaan


masyarakat sehingga tingkat kesehatan bank perlu dipelihara. Pemeliharaan tingkat kesehatan
bank antara lain dilakukan dengan tetap menjaga likuiditasnya sehingga bank dapat memenuhi
kewajiban kepada semua pihak yang menarik atau mecairkan simpanannya sewaktu-waktu.

2
Universitas Satya Negara Indonesia Bank dan Lembaga Keuangan

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian, fungsi dan manfaat dari lembaga keuangan?
2. Bagaimana sejarah perkembangan perbankaan di Indonesia?
3. Apa saja bentuk dari lembaga keuangan itu?
4. Bagaimana peranan lembaga keuangan dalam proses intermediasi?
5. Apa saja faktor yang menyebabkan meningkatnya peranan lembaga keuangan?

C. Tujuan Penulisan
1. Pembaca dapat menjelaskan pengertian, fungsi dan manfaat dari lembaga
keuangan.
2. Pembaca dapat mengetahui sejarah perkembangan perbankan di Indonesia.
3. Pembaca dapat mengklasifikasikan bentuk lembaga keuangan.
4. Pembaca dapat menganalisis peranan lembaga keuangan dalam proses
intermediasi.
5. Pembaca dapat menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan meningkatnya
peranan lembaga keuangan.

3
Universitas Satya Negara Indonesia Bank dan Lembaga Keuangan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Fungsi Lembaga Keuangan


Pengertian Lembaga Keuangan Menurut Para Ahli, yaitu:

1. Pasal 1 UU No. 14/1967 dan diganti dengan UU No. 7/1992


Menurut Pasal 1 UU No. 14/1967 dan diganti dengan UU No. 7/1992 menyatakan bahwa
lembaga keuangan ialah suatu badan ataupun lembaga yang kegiatannya untuk menarik
hasil dana dari masyarakat yang kemudian menyalurkannya kepada masyarakat kembali.
2. Keputusan SK Menkeu RI No.792 Th 1990
Menurut keputusan SK Menkeu RI no. 792 Th 1990menyatakan bahwa lembaga
keuangan ialah semua badan usaha yang berada di suatu bidang keuangan yang
melakukan penghimpunan dana, menyalurkan dana kepada masyarakat yang paling
utama dalam memberikan biaya investasi pembangunan.
3. Kasmir (2005:9)
Menurut kasmir menyatakan bahwa Lembaga keuangan ialah untuk semua perusahaan
yang berada dibidang keuangan dimana suatu kegiatannya, ataukah hanya menghimpun
dana atau hanya untuk menyalurkan dana atau mungkin kedua-duanya.
4. Dahlan Siamat
Menurut Dahlan Siamat menyatakan bahwa lembaga keuangan ialah suatu badan usaha
yang kekayaannya terutama yaitu dalam berbentuk suatu aset keuangan yang
dibandingkan dengan suatu aset nonfinansial atau aset Riil.
5. Ahmad Rodoni
Menurut Ahmad Rodoni menyatakan bahwa Lembaga keuangan ialah suatu badan usaha
yang kekayaannya terutama didalam suatu bentuk-bentuk aset keuangan (Financial
assets) maupun non-finansial asset.

Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa Lembaga Keuangan
adalah lembaga yang menghubugkan antar pelaku ekonomi. sektor rumah tangga dan sektor
perusahaan dalam melakukan interaksi ekonomi. Sektor rumh tangga melakukan hubungan

4
Universitas Satya Negara Indonesia Bank dan Lembaga Keuangan

dengan lembaga keuangan karena kebutuhan sekor rumah tangga untuk mengalokasikan
sebagian pendapatan untuk ditabung dilembaga keuangan. Sedangkan sektor perusahaan
membutuhkan dana dari lembaga keuangan untuk membiayai kegiatan investasi perusahaan.

Fungsi-fungsi lembaga keuangan sendiri adalah sebagai berikut:

1. Menjadi perantara untuk kemudahan antara penjualan atau pembelian dengan bentuk jasa
keuangan. Hal ini bisa saja bertujuan agar transaksi jual beli bisa dengan mudah terjadi.
2. Menjadi lembaga yang menampung dana dari beberapa pihak yang diharapkan bisa
disalurkan kembali dalam bentuk pembiayaan bagi yang membutuhkan.
3. Menjadi lembaga informasi bagi pengguna jasa keuangan yang tujuan nya untuk meraih
suatu keuntungan di kemudian hari.
4. Menjadi sebuah oenjamin bagi pengguna jasanya, biasanya jaminan ini bisa
dipertanggungjawab nya di mata hukum.
5. Membuat likuiditas sehingga di kemudian hari dana tersebut dapat dipergunakan sesuai
waktunya.

Fungsi Lembaga Keuangan dalam perekonomian


1. Menjadi perantara apabila terjadinya transaksi dari pelaku-pelaku ekonomi atau lebih
disebut dengan transmission role.
2. Menjadi perantara dan informan bagi pelaku yang memiliki dan berlebih dengan pelaku
yang kekurangan dana atau disebut intermediation role.
3. Menjadi penjaga dan mencegah resiko yang berefek buruk bagi pemilik dana serta
penabung.

Manfaat Lembaga Keuangan:


1. Perusahaan Pegadaian untuk memberikan peminjaman kepada yang memerlukan dana
2. Untuk memberikan jaminan suatu risiko yang mungkin terjadi yang sesuai dengan jasa
yang ditawarkan oleh perusahaan
3. Untuk memberikan suatu kesejahteraan kepada karyawan perusahaan yang terutama yang
telah pensiun

5
Universitas Satya Negara Indonesia Bank dan Lembaga Keuangan

4. Untuk memberikan suatu pinjaman kepada masyarakat dalam hal pendanaan suatu
kegiatan konsumsinya.
5. Untuk memberikan suatu manfaat kepada semua anggota dalam hal kebersamaan dan sisa
hasil usaha.

B. Sejarah Perbankan di Indonesia

Praktik perbankan sebenarnya sudah ada sejak zaman Babilonia, Yunani dan Romawi.
Praktik perbankan saat itu sangat membantu lalu lintas perdagangan. Pada awalnya, praktik
perbankan pada saat itu terbatas pada tukar-menukar uang. Lama-kelamaan praktik tersebut
berkembangan menjadi usaha menerima tabungan, menitipkan, ataupun meminjamkan uang
dengan memungut bunga pinjaman.

Pada awal era perbankan modern, pengaturan kredit dibagi menjadi tiga yaitu pinjaman
penjualan, wesel, dan pinjaman laut. Pinjaman penjualan dikhususkan untuk membantu
pembelian hasil-hasil panenan dan membantu produsen. Wesel digunakan untuk pengiriman
uang ke luar negeri. Pinjaman laut ditunjukan utnuk para pembuatan kapal. Jenis-jenis kredit ini
biasanya berjangka pendek kecuali untuk kredit pembuatan kapal. Perkambangan perbankan
menunjukkan dinamika dalam kehidupan ekonomi. Sebelum sampai pada praktik-praktikyang
terjadi saat in, ada banyak permasalahan yang terkait dengan masalah-masalah perbankan ini.
Masalah utama yang muncul dari praktik perbankan ini adalah pengaturan sistem keuangan yang
berkaitan dengan mekanisme penentuan volume uang yang beredalm dalam perekonomian.
Sehingga muncul beberapa paham seperti paham merkantilisme, dan paham liberalism ekonomi.

Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan yang umumnya didirikan dengan
kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau
yang dikenal sebagai banknote. Menurut undang-undang perbankan, bank adalah badan usaha
yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak. Industri perbankan telah mengalami perubahan besar dalam beberapa tahun
terakhir. Industri ini menjadi lebih kompetitif karena deregulasi peraturan. Saat ini, bank

6
Universitas Satya Negara Indonesia Bank dan Lembaga Keuangan

memiliki fleksibilitas pada layanan yang mereka tawarkan, lokasi tempat mereka beroperasi, dan
tarif yang mereka bayar untuk simpanan deposan.

Kata bank berasal dari bahasa Italia banque atau Italia banca yang berarti bangku tempat
penukaran uang. Para bankir Florence pada masa Renaisans melakukan transaksi mereka dengan
duduk di belakang meja penukaran uang. Hal ini berbeda dengan pekerjaan kebanyakan orang
yang tidak memungkinkan mereka untuk duduk sambil bekerja.Pengertian bank, menurut UU RI
Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, dapat disimpulkan bahwa
usaha perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana, dan
memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan
kegiatan pokok bank, sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung.
Kegiatan menghimpun dana berupa mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas jasa yang menarik,
seperti bunga dan hadiah sebagai rangsangan bagi masyarakat. Kegiatan menyalurkan dana
berupa pemberian pinjaman kepada masyarakat. Sementara itu, jasa-jasa perbankan lainnya
diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan utama bank.

Terlepas dari fungsi-fungsi perbankan yang utama atau turunannya, yang perlu
diperhatikan untuk dunia perbankan ialah tujuan secara filosofis dari eksistensi bank di
Indonesia. Hal ini sangat jelas tecermin dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998
yang menjelaskan, ”Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan
nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional
ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.” Meninjau lebih dalam terhadap kegiatan
usaha bank, bank (perbankan) Indonesia dalam melakukan usahanya harus didasarkan atas asas
demokrasi ekonomi yang menggunakan prinsip kehati-hatian karena secara filosofis bank
memiliki fungsi makro dan mikro terhadap proses pembangunan bangsa.

Bank pertama kali didirikan dalam bentuk seperti sebuah firma pada tahun 1690. Pada
saat itu, Kerajaan Inggris berkemauan merencanakan membangun kembali kekuatan armada
lautnya untuk bersaing dengan kekuatan armada laut Prancis. Akan tetapi, Pemerintahan Inggris
saat itu tidak mempunyai kemampuan pendanaan. Kemudian, berdasarkan gagasan William
Paterson yang kemudian oleh Charles Montagu direalisasikan dengan membentuk sebuah

7
Universitas Satya Negara Indonesia Bank dan Lembaga Keuangan

lembaga intermediasi keuangan yang akhirnya dapat memenuhi dana pembiayaan tersebut hanya
dalam waktu 12 hari. Sejarah mencatat asal mula dikenalnya kegiatan perbankan adalah pada
zaman kerajaan tempo dulu di daratan Eropa. Kemudian, usaha perbankan ini berkembang ke
Asia Barat oleh para pedagang. Perkembangan perbankan di Asia, Afrika, dan Amerika dibawa
oleh bangsa Eropa pada saat melakukan penjajahan ke negara jajahannya, baik di Asia, Afrika,
maupun Amerika. Apabila ditelusuri, sejarah dikenalnya perbankan dimulai dari jasa penukaran
uang. Maka itu, dalam sejarah perbankan, arti bank dikenal sebagai meja tempat penukaran uang.

Dalam perjalanan sejarah kerajaan pada masa dahulu, penukaran uangnya dilakukan
antarkerajaan yang satu dengan kerajaan yang lain. Kegiatan penukaran ini sekarang dikenal
dengan nama pedagang valuta asing (money changer). Kemudian, dalam perkembangan
selanjutnya, kegiatan operasional perbankan berkembang lagi menjadi tempat penitipan uang
atau yang disebut sekarang ini kegiatan simpanan. Berikutnya, kegiatan perbankan bertambah
dengan kegiatan peminjaman uang. Uang yang disimpan oleh masyarakat, oleh perbankan,
dipinjamkan kembali kepada masyarakat yang membutuhkannya. Jasa-jasa bank lainnya
menyusul sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat yang semakin
beragam.

B.1 Sejarah Perbankan di Indonesia

Sejarah perbankan di Indonesia tidak terlepas dari zaman penjajahan Hindia Belanda.
Pada masa itu, De javasche Bank, NV didirikan di Batavia pada 24 Januari 1828, kemudian
menyusul Nederlandsche Indische Escompto Maatschappij, NV pada tahun 1918 sebagai
pemegang monopoli pembelian hasil bumi dalam negeri dan penjualan ke luar negeri serta
terdapat beberapa bank yang memegang peranan penting di Hindia Belanda. Bank-bank yang
ada itu antara lain:

A. De Javasce NV
B. De Post Poar Bank
C. Hulp en Spaar Bank
D. De Algemenevolks Crediet Bank
E. Nederland Handles Maatscappi (NHM)

8
Universitas Satya Negara Indonesia Bank dan Lembaga Keuangan

F. Nationale Handles Bank (NHB)


G. De Escompto Bank NV
H. Nederlansche Indische Handelsbank.

Di samping itu, terdapat pula bank-bank milik orang Indonesia dan orang-orang asing,
seperti dari Tiongkok, Jepang, dan Eropa. Bank-bank tersebut antara lain:

a. NV Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank


b. Bank Nasional Indonesia
c. Bank Abuan Saudagar
d. NV Bank Boemi
e. The Chartered Bank of India, Australia and China
f. Hongkong & Shanghai Banking Corporation
g. The Yokohama Species Bank
h. The Matsui Bank
i. The Bank of China
j. Batavia Bank

Pada zaman kemerdekaan, perbankan di Indonesia bertambah maju dan berkembang lagi.
Beberapa bank Belanda dinasionalisasi oleh pemerintah Indonesia. Bank-bank yang ada di
zaman awal kemerdekaan sebagai berikut:

a). NV Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank (saat ini Bank OCBCNISP)
didirikan 4 April 1941 dengan kantor pusat di Bandung.
b). Bank Negara Indonesia yang didirikan pada 5 Juli 1946 yang sekarang dikenal dengan
BNI '46.
c). Bank Rakyat Indonesia yang didirikan pada 22 Februari 1946. Bank ini berasal dari
De Algemenevolks Crediet Bank atau Syomin Ginko.
d). Bank Surakarta Maskapai Adil Makmur (MAI) tahun 1945 di Solo.
e). Bank Indonesia di Palembang tahun 1946.
f). Bank Dagang Nasional Indonesia tahun 1946 di Medan.

9
Universitas Satya Negara Indonesia Bank dan Lembaga Keuangan

g). Indonesian Banking Corporation tahun 1947 di Yogyakarta, kemudian menjadi Bank
Amerta.
h). NV Bank Sulawesi di Manado tahun 1946.
i). Bank Dagang Indonesia NV di Samarinda tahun 1950 kemudian merger dengan Bank
Pasifik.
j). Bank Timur NV di Semarang berganti nama menjadi Bank Gemari. Kemudian, merger
dengan Bank Central Asia (BCA) tahun 1949.

Di Indonesia, praktik perbankan sudah tersebar sampai pelosok pedesaan. Lembaga


keuangan berbentuk bank di Indonesia berupa bank umum, bank perkreditan rakyat (BPR), bank
umum syariah, dan juga bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS). Masing-masing bentuk
lembaga bank tersebut berbeda karakteristik dan fungsinya.
Sebagaimana diketahui bahwa Indonesia mengenal dunia perbankan dari bekas
penjajahnya, yaitu Belanda. Oleh karena itu, sejarah perbankan pun tidak lepas dari pengaruh
negara yang menjajahnya, baik untuk bank pemerintah maupun bank swasta nasional. Pada
1958, pemerintah melakukan nasionalisasi bank milik Belanda mulai dengan Nationale
Handelsbank (NHB), selanjutnya pada tahun 1959 diubah menjadi Bank Umum Negara
(BUNEG kemudian menjadi Bank Bumi Daya). Selanjutnya, pada 1960, secara berturut-turut
Escomptobank menjadi Bank Dagang Negara (BDN) dan Nederlandsche Handelsmaatschappij
(NHM) menjadi Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN), kemudian menjadi Bank Expor
Impor Indonesia (BEII).
Berikut ini akan dijelaskan secara singkat sejarah bank-bank milik pemerintah sebagai
berikut:
a. Bank sentral
Bank sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia (BI) berdasarkan UU Nomor 13 Tahun
1968. Kemudian, ditegaskan lagi dengan UU Nomor 23 Tahun 1999. Bank ini
sebelumnya berasal dari De Javasche Bank yang dinasionalkan tahun 1951.
b. Bank Rakyat Indonesia dan Bank Expor Impor Bank
Bank ini berasal dari De Algemene Volkscrediet Bank. Kemudian dilebur setelah
menjadi bank tunggal dengan nama Bank Nasional Indonesia (BNI) Unit II yang
bergerak di bidang rural dan ekspor impor (exim). Lalu, dipisahkan lagi menjadi :

10
Universitas Satya Negara Indonesia Bank dan Lembaga Keuangan

 yang membidangi rural/pertanian menjadi Bank Rakyat Indonesia dengan UU


Nomor 21 Tahun 1968;
 yang membidangi exim dengan UU Nomor 22 Tahun 1968 menjadi Bank Expor
Impor Indonesia.
c. Bank Negara Indonesia (BNI '46)
Bank ini menjalani BNI Unit III dengan UU Nomor 17 Tahun 1968 berubah menjadi
Bank Negara Indonesia '46.
d. Bank Dagang Negara (BDN)
BDN berasal dari Escompto Bank yang dinasionalisasikan dengan PP Nomor 13 Tahun
1960. Namun, PP (peraturan pemerintah) ini dicabut dan diganti dengan UU Nomor 18
Tahun 1968 menjadi Bank Dagang Negara. BDN merupakan satu-satunya bank
pemerintah yang berada di luar Bank Negara Indonesia Unit.
e. Bank Bumi Daya (BBD)
BBD semula berasal dari Nederlandsch Indische Hendles Bank, kemudian menjadi
Nationale Hendles Bank. Selanjutnya bank ini menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV
dan berdasarkan UU Nomor 19 Tahun 1968 menjadi Bank Bumi Daya.
f. Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo)
g. Bank Pembangunan Daerah (BPD)
Bank ini didirikan di daerah-daerah tingkat I. Dasar hukumnya adalah UU No 13
Tahun 1962.
h. Bank Tabungan Negara (BTN)
BTN berasal dari De Post Paar Bank yang kemudian menjadi Bank Tabungan Pos
tahun 1950. Selanjutnya, menjadi Bank Negara Indonesia Unit V dan terakhir menjadi
Bank Tabungan Negara dengan UU Nomor 20 Tahun 1968.
i. Bank Mandiri
Bank Mandiri merupakan hasil merger antara Bank Bumi Daya (BBD), Bank Dagang
Negara (BDN), Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo), dan Bank Expor Impor
Indonesia (Bank Exim). Hasil merger keempat bank ini dilaksanakan pada tahun 1999.

11
Universitas Satya Negara Indonesia Bank dan Lembaga Keuangan

C. Klasifikasi Lembaga Keuangan


Menurut surat keputusan menteri keuangan repubil Indonesia No. 792 tahun1990 tentang
“Lembaga Keuangan”, lembaga keuangan diberi batasan sebagai semua badan yang kegiatannya
dibidang keuangan, melakukan penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama
guna membiayai inventasi perusahaan. Meskipun dalam peraturan tersebut lembaga keuangan
diutaman untuk membiayai investasi perusahaan, namun peraturan tersebut tidak berarti
membatasi kegiatan pembiayaan lembaga keuangan hanya untuk invenstasi perusahaan. Dalam
pernyataanya, kegiatan pembiayaan lembaga keuangan bisa diperuntukan bagi investasi
perusahaan, kegiatan konsumsi, serta kegiatan distribusi badang dan jasa. Secara umum lembaga
keuangan dapat dikelompokan dalam dua bentuk, bank dan bukan bank. Mengingat kegiatan
utama dari lembaga keuangan adalah menghimpun dan menyalurkan dana, perbedaan antara
bank dan lembaga keuangan bukan bank dapat dilihat melalui kegiatan utama mereka tersebut.

C.1 Lembaga Keuangan Bank


Pengertian lembaga keuangan Bank adalah suatu lembaga intermediasi keuangan
umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang,
dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote.
Lembaga keuangan bank yang termasuk dalam siklus akuntansi perusahaan jasa secara
garis besar terdiri dari 2 jenis antara lain:
A. Berdasarkan cara melakukan kegiatannya bank dibagi menjadi 2 (dua), yaitu:
1. Bank Umum Konvensional
Maksud bank umum konvensional ini yaitu bank yang memberikan seluruh pelayanan
dari perbankan yang ada. Kegiatan yang dilakukan bank ini antara lain:
 Mengumpulkan Dana Masyarakat
Bank umum konvensional mengumpulkan dana masyarakat dalam bentuk Simpanan
Giro, Simpanan Tabungan, maupun Simpanan deposit. Biasanya bank akan
menawarkan bunga yang akan diberikan atas tabungan tersebut agar masyarakat
tertarik untuk menyimpan dananya di bank tersebut. Bahkan ada beberapa bank yang
memberikan hadiah dengan ketentuan tertentu demi menarik minat masyarakat.
 Menyalurkan dana ke masyarakat
Selain mengumpulkan dana dari masyarakat, bank juga menyalurkan dana ke
masyarakat lain yang memang sedang membutuhkan dana untuk keperluannya. Dana

12
Universitas Satya Negara Indonesia Bank dan Lembaga Keuangan

tersebut disalurkan dalam bentuk pinjaman berupa kredit investasi, kredit modal
kerja, dan juga kredit konsumsi. Namun, bagi yang mengambil kredit tersebut di
bank tentu akan dikenakan biaya administrasi oleh bank. Itulah tujuan dari bank
menyalurkan dana tersebut agar bank juga bisa memperoleh keuntungan dari
menyalurkan dana tersebut.
 Memberikan jasa bank lainnya
Maksud dari jasa lainnya yang diberikan bank disini ialah nasabah dapat mentransfer
uang ke nasabah lainnya baik dalam satu bank yang sama maupun berbeda. Selain itu
juga ada jasa kliring, jual beli surat-surat berharga, dan sebagainya.
Jadi, bank umum konvensional memperoleh keuntungan dari hasil menyalurkan dana
kepada nasabah dengan adanya biaya administrasi tersebut.
2. Bank Umum Syariah
Tidak jauh berbeda halnya dengan bank umum konvensional, bank umum syariah juga
melakukan kegiatan perbankan pada umumnya hanya saja bank ini berdasarkan pada prinsip
syariah yaitu perjanjian berdasar pada hukum islam antara bank dengan para nasabahnya.
Berikut adalah kegiatan yang dilakukan oleh bank umum syariah:
 Menerima simpanan dana dari masyarakat
Sama halnya dengan bank umum konvensional, bank umum syariah juga menerima
simpanan dana dari masyarakat hanya saja dalam bentuk giro berdasarkan prinsip
wadi’ah, tabungan berdasarkan prinsip wadi’ah atau mudharabah, deposito berjangka
berdasarkan prinsip mudharabah, atau simpanan simpanan dalam bentuk lain yang
berdasarkan prinsip wadi’ah ataupun mudharabah.
 Menyalurkan dana
Bank syariah juga dapat menyalurkan dana kepada masyarakat seperti halnya bank
umum konvensional, namun penyaluran dana tersebut dalam bentuk piutang yang
berdasarkan prinsip mudharabah, isthishna, ijarah, dan salam. Selain itu juga
menyalurkan dana dalam bentuk pembiayaan dengan prinsip bagi hasil, dan
pembiayaan lainnya berdasarkan prinsip qardh.
 Memberikan jasa lainnya berdasarkan prinsip dalam hukum islam

13
Universitas Satya Negara Indonesia Bank dan Lembaga Keuangan

Jasa jasa lain yang diberikan bank umum syariah seperti menjual atau membeli surat-
surat berharga berdasarkan prinsip jual beli atau hiwalah, melakukan kegiatan dalam
valas berdasarkan prinsip sharf, dan lain sebagainya.
Dalam bank umum syariah, terdapat beberapa kegiatan yang dilarang untuk dilakukan
oleh bank tersebut, antara lain:
 Melakukan penyertaan modal
 Melakukan usaha perasuransian
 Melakukan kegiatan usaha yang tidak berdasar pada prinsip dalam hukum islam
 Melakukan kegiatan usaha secara konvensional
Jadi, semua kegiatan yang dilakukan oleh bank umum syariah ini berdasarkan pada
prinsip-prinsip yang ada dalam hukum islam. Dan bank ini juga memperoleh keuntungan tidak
dengan memberikan bunga, namun dengan sistem bagi hasil dengan masyarakat yang meminjam
dana pada bank syariah tersebut.

C.2 Lembaga Keuangan Bukan Bank


Pengertian Lembaga Keuangan Bukan Bank adalah lembaga keuangan yang memberikan
berbagai jasa keuangan dan menarik dana dari masyarakat secara tidak langsung (non
depository).
Kegiatan moneter yang berhubungan dengan uang dan keuangan bisa dilakukan oleh
lembaga keuangan bukan bank karena bank memiliki keterbatasan untuk melakukan kegiatannya
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan.
LKBB berperan untuk membantu dunia usaha agar produktivitas barang atau jasa meningkat,
melancarkan distribusi barang, dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
1. Perusahaan Asuransi
Perusahaan yang menawarkan berbagai jasa untuk menanggulangi risiko atas kerugian,
kehilangan manfaat, dan tanggung jawab hukum pada pihak ketiga karena ketidakpastian di
masa yang akan datang. Ada 2 hal terkait usaha asuransi yaitu polis asuransi dan premi
asuransi. Pengertian Polis Asuransi adalah surat kontrak penerapan asuransi berupa kesepakatan
kedua belah pihak yaitu pemilik dana asuransi dan penyedia jasa asuransi. Pengertian Premi
Asuransi adalah uang pertanggungan yang dibayar oleh tertanggung kepada pihak penanggung.
2. Perusahaan Dana Pensiun (TASPEN)

14
Universitas Satya Negara Indonesia Bank dan Lembaga Keuangan

Badan hukum atau perusahaan yang menerapkan prinsip-prinsip akuntansi untuk


mengelola dana dan menyediakan program yang menjanjikan manfaat pensiun bagi orang yang
sudah tidak produktif (lanjut usia). Manfaat keberadaan perusahaan dana pensiun yaitu
menghimpun dana dari iuran peserta sebagai modal bagi dunia usaha dan memberikan jaminan
pendapatan di hari tua bagi para nasabah (pengguna jasa). Kegiatan utama dari perusahaan ini
adalah pengelolaan dana pensiun pada suatu perusahaan yang dipotong dari gaji karyawan setiap
bulan. Dana yang telah terkumpul akan diusahakan dengan menginvestasikannya ke sektor-
sektor yang menguntungkan perusahaan. Manfaat taspen bagi perusahaan yaitu menjaga loyalitas
karyawan, kewajiban moral, dan kompetisi dalam pasar tenaga kerja. Sedangkan manfaat bagi
karyawan yaitu rasa aman dan kompensasi yang lebih baik.
3. Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi dalam bentuk simpan pinjam memiliki kegiatan berupa penghimpunan dana
dari masyarakat yang umumnya sudah menjadi anggota koperasi dan meminjamkan kembali
kepada anggota. Modal koperasi berasal dari simpanan pokok yang dibayar satu kali sebagai
syarat awal menjadi anggota, simpanan wajib yang dibayar selama menjadi anggota dengan
jangka waktu tertentu sesuai keputusan rapat anggota, dan simpanan sukarela yang dibayar
dalam jangka waktu yang tidak ditentukan. Keuntungan menjadi anggota koperasi yaitu
peminjaman uang tidak memakai jaminan namun berdasarkan asas kekeluargaan dan
kepercayaan, anggota koperasi terhindar dari rentenir, dan anggota memperoleh sisa hasil usaha
(SHU) pada akhir tahun.
4. Bursa Efek / Pasar Modal
Bursa efek atau pasar modal merupakan tempat jual beli surat-surat berharga berupa
saham dan obligasi. Saham adalah surat berharga yang diterbitkan oleh pemilik perusahaan.
Obligasi merupakan surat berharga yang menjadi instrumen utama perusahaan untuk
memperoleh tambahan modal, pemilik obligasi bukan pemilik perusahaan. Manfaat pasar modal
bagi beberapa pihak terkait akan dijelaskan sebagai berikut. Manfaat bagi investor yaitu
pemegang saham mendapat keuntungan berupa deviden, capital gain jika harga saham naik, dan
bunga bagi pemegang obligasi. Pemegang saham memiliki hak suara dalam Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) dan bisa mengganti instrumen investasi.

15
Universitas Satya Negara Indonesia Bank dan Lembaga Keuangan

5. Pegadaian
Pegadaian merupakan bentuk usaha yang memberikan pinjaman bagi nasabah dengan
jaminan barang bergerak. Pegadaian diciptakan untuk mengurangi atau meniadakan ijon, riba,
dan pinjaman tidak wajar yang dilakukan oleh rentenir serta menunjang kebijakan program
pemerintah di bidang ekonomi.
6. Perusahaan Sewa Guna (Leasing)
Perusahaan ini melakukan pembelian secara angsuran, namun sebelum angsurannya
selesai atau lunas maka hak barang yang diperjualbelikan masih dimiliki oleh penjual. Kontrak
leasing ditandatangani oleh kedua belah pihak. Segala fasilitas dan kegunaan barang boleh
digunakan oleh pembeli. Leasing bertujuan untuk menghemat modal, menciptakan sumber-
sumber pembiayaan yang beraneka ragam, persyaratan pinjaman uang yang lebih mudah dan
biaya menjadi lebih murah.

C.3 Perbedaan Lembaga Keuangan Bank dan Bukan Bank

LEMBAGA KEUANGAN
KEGIATAN
BANK BUKAN BANK
● Hanya secara tidak langsung dari
● Secara langsung berupa simpanan masyarakat (terutama melalui kertas
Penghimpunan
dana masyarakat ( tabunga; giro; berharga; dan bisa juga dari
Dana
deposito), dan pernyataan, pinjaman/kredit dari
lembaga lainnya)
● Secara tidak langsung dari
masyarakat ( kertas berharga;
penyertaan; pinjaman/kredit dari
lembaga lain )
Penyaluran ● Untuk tujuan modal kerja,
● Terutama untuk tujuan investasi
Dana investasi, konsumsi
● Kepada badan usaha dan Individu ● Terutama kepada badan usaha
● Untuk jangka pendek, ● Terutama utnuk jangka menengah
mengnengah, dan panjang dan panjang

16
Universitas Satya Negara Indonesia Bank dan Lembaga Keuangan

Meskipun table tersebut menunjukan adanya dua perbedaan antara lembaga keuangan
bank dan bukan bank, perbedaan yang utama antara kedua lembaga tersebut terletak pada
penghimpunan dana. Dalam hal ini penghimpunan dana, secara langsung maupun secara tidak
langsung dari masyarakat, sedangkan lembaga keuangan bukan bank hanya dapat menghimpun
dana secara tidak langsung dari masyarakat. Dalam hal penyaluran dana table diatas tidak
memberikan pernedaan secara tegas. Dan dapat menyalurkan dana untuk tujuan modal kerja,
investasi, konsumsi, sedangkan lembaga keuangan bukan bank terutama untuk tujuan investasi.
Hal ini tidak berarti bahwa lembaga keuangan bukan bank tidak diperbolahkan menmyalurkan
dana untuk tujuan modal kerja dan konsumsi.
Dalam perkembangannya hingga saat ini, penyaluran dana lembaga keuangan bukan
bank untuk tujuan modal kerja dan konsumsi tidak kala intensifnya dengan tujuan investasi. Hal
yang sama dapat dilihat pada pihak yang menerima penyaluran dana. Penyaluran dana lembaga
keuangan bukan bank dalam kenyaatannya juga tidak hanya kepada badan usaha saja, melanikan
juga kepada individu. Penyaluran tersebut juga tidak hanya untuk jangka menengah dan panjang
saja, tetapi juga untuk jangka pendek.

D. Peran Lembaga Keuangan dalam Intermediasi


Intermediasi keuangan merupakan kegiatan pengalihan dana dari unit ekonomi atau
proses pembelian dana dari penabung untuk disalurkan lagi kepada peminjam, yang terdiri dari
sektor usaha, lembaga pemerintah, dan individu (rumah tangga) yang fungsi dasarnya adalah
mengelola aset-aset keuangan dari unit ekonomi lain dengan tujuan untuk kepentingan binsis dan
individu.
Fungsi lembaga keuangan adalah sebagai perantara keuangan yang menghubungan unit
surplus (yang mengalami kelebihan likuiditas) dengan unit deficit (yang mengalami kekurangan
likuiditas). Hal ini berarti lembaga keuangan memungkinkan adanya aliran dana (atau aliran
likiditas) dari pemberi pinjaman (lender) atau deposan (depositor) atau unit surplus kepada
peminjam atau (borrower) atau entrepenuer atau peminjaman atau unit deposit. Posisi yang
berbeda antara pemberi pinjaman dan peminjam menyebabkan informasi yang dimiliki masing-
masing pihak juga tidak sama.
Lembaga keuangan sebagai lembaga intermediasi memilik peran yang sangat strategis
dalam proses intermidiasi keuangan sebagai berikut:

17
Universitas Satya Negara Indonesia Bank dan Lembaga Keuangan

1. Pengalihan aset.
Lembaga keuangan memiliki aset dalam bentuk janji-janji untuk membayar oleh debitor.
Bentuk janji-janji tersebut pada dasarnya adalah kredit yang diberikan kepada unit defisit dengan
jangka waktu tertentu sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatan dengan peminjam. Lembaga
keuangan sebenarnya hanyalah mengalihkan kewajiban menjadi aset dengan jangka waktu jatuh
tempo sesuai keinginan penabung. Proses pengalihan kewajiban oleh lembaga keuangan menjadi
aset disebut transmutasi kekayaan.
2. Likuiditas
Kemampuan memperoleh uang tunai pada saat dibutuhkan. Sekuritas sekunder seperti
giro, tabungan, sertifikat deposito yang diterbitkan bank memiliki tingkat likuiditas yang tinggi,
dan keamanan di samping tambahan pendapatan.
3. Realokasi pendapatan.
Menyisihkan dan merealokasi penghasilan untuk persiapan menghadapi masa yang akan
datang masa yang akan datang. Untuk merealokasi penghasilan pada dasarnya dapat saja
membeli dan menyimpan barang misalnya rumah, tanah dsb, namun dengan memiliki sekuritas
sekunder yang dikeluarkan lembaga keuangan misalnya simpanan di bank, polis asuransi jiwa,
reksadana, program pensiun dan sebagainya.
4. Transaksi.
Sekuritas sekunder yang diterbitkan lembaga intermediasi keuangan seperti rekening
giro, tabungan, deposito berjangka atau sertifikat deposito dsb, merupakan bagian dari sistem
pembayaran. Rekening giro atau tabungan tertentu yang ditawarkan bank pada prinsipnya dapat
berfungsi sebagai uang. Produk-produk simpanan yang dikeluarkan bank tersebut dan dibeli oleh
unit usaha atau rumah tangga dimaksudkan untuk mempermudah penyelesaian transaksi barang
dan jasa di samping untuk tujuan memperbaikai posisi likuiditas. Dengan demikian peran
lembaga keuangan sebagai lembaga intermediasi adalah untuk memberikan jasa-jasa untuk
mempermudah transaksi moneter.

E. Faktor Pendorong Meningkatnya Peranan Lembaga Keuangan


Faktor-faktor yang mendorong meningkatnya peranan dari lembaga keuangan, yaitu :
a) Peningkatan pendapatan masyarakat.
Seseorang dalam pengalokasian pendapatannya digunakan untuk saving atau konsumsi.
Jika pendapatan masyarakat meningkat, memungkinkan saving yang dilakukan juga akan

18
Universitas Satya Negara Indonesia Bank dan Lembaga Keuangan

meningkat, maka disini peranan lembaga keuangan sangat diperlukan. Besarnya peningkatan
pendapatan masyarakat kelas menengah Keluarga dan individu dengan pendapatan yang cukup
terutarna dan kalangan menengah memiliki sejumlah bagian pendapatan untuk ditabung setiap
tahunnya. Lembaga keuangan menyediakan sarana yang menguntungkan untuk tabungan
mereka.
b) Perkembangan teknologi dan industry
Pesatnya perkembangan industri dan teknologi : Lembaga keuangan telah
memperlihatkan dan merniliki kemampuan untuk memenuhi sernua kebutuhan modal alan dana
sektor industri yang hiasanya dalain jumlah besar yang bersumber dan para penabung.
c) Kebutuhan variasi satuan nilai (denominasi) instrument keuangan yang besar.
Besarnya denominasi instrumen keuangan menyebabkan sulitnya penabung kecil
memperoleh akses. Ada beberapa jenis surat berharga yang menarik dan pinjaman di pasar uang
tidak dapat dimasuki atau diperoleh penabung kecil akibat denominasinya yang demikian besar.
Namun demikian dengan menghimpun dana dan banyak penabung, lembaga keuangan dapat
memberikan kesempatan bagi penabung kecil untuk memperoleh instrumen keuangan yang
menarik tersebut.
d) Skala ekonomi
Skala ekonomi dan ruang lingkup dalam produksi dan distribusi jasa-jasa keuangan
Dengan mengkombinasikan sumber-sumber dalam memproduksi herbagai jenis jasa-jasa
keuangan dalam jumlah besar, maka biaya jasa per unit dapat ditekan serendah mungkin, yang
memberikan lembaga keuangan suatu keunggulan kompetitif (competitif advantage) terhadap
pihak-pihak lain yang menawarkan jasa keuangan.
e) Kebutuhan jasa-jasa likiuditas dari unit usaha
Lembaga keuangan menjual jasa-jasa likuiditas yang unik, mengurangi biaya likuiditas
bagi nasahahnya. Ketidakpastian arus kas unit usaha perusahaan dan individu-individu, akan
membahayakan kondisi mereka bila tidak dalam keadaan likuid saat kas sangat dibutuhkan,
sehingga dapat dikenakan denda (penalty cost). Untuk inernenuhi kebutuhan tersebut lembaga
keuangan menjual jasa-jasa likuiditas, misalnya deposito.
f) Keuntungan jangka panjang pada lembaga keuangan (adanya spread)
Keuntungan jangka panjang Lembaga keuangan dapat memperoleh sumber dana atau
meminjam uang dan penabung dengan tingkat bunga yang relatif lebih rendah kernudian

19
Universitas Satya Negara Indonesia Bank dan Lembaga Keuangan

meminjamkannya dengan tingkat hunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang Iebih
panjang kepada nasahah debitur, Keuntimgan atau spread antara biaya dana di satu pihak dan
tingkat bunga kredit cenderung bergerak bersamaan, naik atau turun.
g) Resiko lebih kecil karena ada prudential regulation.
Risko yang lebih kecil: Pengawasan dan pengattiran pemerintah dan adanya program
asuransi menyebabkan risiko atas simpanan pada lembaga keuangan menjadi lcbih kecil dan
investasi lain.

20
Universitas Satya Negara Indonesia Bank dan Lembaga Keuangan

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Lembaga Keuangan adalah lembaga yang menghubugkan antar pelaku ekonomi. sektor
rumah tangga dan sektor perusahaan dalam melakukan interaksi ekonomi. Sektor rumh tangga
melakukan hubungan dengan lembaga keuangan karena kebutuhan sekor rumah tangga
untuk mengalokasikan sebagian pendapatan untuk ditabung dilembaga keuangan. Sedangkan
sektor perusahaan membutuhkan dana dari lembaga keuangan untuk membiayai kegiatan
investasi perusahaan.

Lembaga keuangan di Indonesia terdiri dari lembaga keuangan bank dan lembaga
keuangan bukan bank. Fungsi bank secara umum adalah menghimpun dana dari masyarakat luas
(funding) dan menyalurkan dalam bentuk pinjaman atau kredit (lending) untuk berbagai tujuan.
Melihat peran bank yang penting maka pemerintah perlu memastikan bahwa bank dalam kondisi
yang sehat sehingga bagi masyarakat yang menyimpan dananya di bank akan merasa aman dan
bank juga dalam kondisi yang siap untuk memberikan pinjaman ataupun melakukan jasa lainnya.
Selain itu dengan kondisi yang sehat, bank dapat menunjang perekonomian Indonesia lebih baik.

Lembaga keuangan sebagai lembaga perantara baik bank maupun lembaga keuangan
bukan bank, mempunyai peran yang penting bagi aktivitas perekonomian. Bank dan lembaga
keuangan bukan bank merupakan lembaga perantara keuangan sebagai prasarana pendukung
yang amat vital untuk menunjang kelancaran perekonomian. Menurut Pasal 1 Undang-Undang
No. 14/1967 yang kemudian diganti dengan Undang-Undang No. 7/1992 tentang perbankan di
Indonesia bahwa lembaga keuangan merupakan badan atau lembaga yang kegiatannya menarik
dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada masyarakat

B. SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Namun penulis berharap
isi makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca, dan penulis sendiri tentunya. Untuk
saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap

21
Universitas Satya Negara Indonesia Bank dan Lembaga Keuangan

kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan. Untuk bagian terakhir dari makalah
adalah daftar pustaka.

22
Universitas Satya Negara Indonesia Bank dan Lembaga Keuangan

DAFTAR PUSTAKA

Kasmir, Dr, 2012, Bank dan Lembaga Keuangan, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Kasmir, Dr, 2015, Dasar-dasar Perbankan, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Martono, SU, Drs, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Ekonisia, Yoguakarta.
https://www.academia.edu/11822504/Makalah_Lembaga_Keuangan_Bukan_Bank

23

Anda mungkin juga menyukai