Anda di halaman 1dari 96

ANALISIS TRANSPARANSI PENGELOLAAN

LAZISMU KOTA BANJARMASIN

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh Gelar


Sarjana Terapan pada Program Studi Akuntansi Lembaga Keuangan
Syariah

Oleh:
VIA RAHMITA
D030417027

PROGRAM STUDI AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH


JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
2021
ANALISIS TRANSPARANSI PENGELOLAAN
LAZISMU KOTA BANJARMASIN

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh Gelar


Sarjana Terapan pada Program Studi Akuntansi Lembaga Keuangan
Syariah

Oleh:
VIA RAHMITA
D030417027

PROGRAM STUDI AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH


JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
2021

ii
iii
PENGESAHAN SKRIPSI

iv
PERNYATAAN KEASLIAN

v
MOTTO

Jangan takut sesuatu akan hilang karena kita tahu selain takdir kita maka tidak
akan pernah menjadi milik kita dan tidak perlu gelisah dengan sesuatu yang
kita miliki kemudian kita kehilangan maka sesuatu yang bukan milik kita,
bagaimana pun tidak akan pernah menjadi milik kita. Kita tidak perlu risau
dengan apa yang belum kita dapatkan saat ini, karena kita harus yakin kalau
itu semua yang kita miliki datang dengan cara apapun.
- Umar Bin Khattab

vi
HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi


ini dengan baik. Karya sederhana ini penulis persembahkan untuk :

1. Ibu dan Bapak tersayang, yang senantiasa mendidik dengan penuh kesabaran,
selalu mendoakan dan memberi motivasi kepada penulis agar selalu menjadi
pribadi yang kuat, tabah dan bertanggung jawab atas segala pekerjaan yang
penulis hadapi. Doa terbaik yang Ibu dan Bapak berikan setiap harimembuat
penulis berhasil menyelesaikan pendidikan sarjana ini. Terimakasih atas cinta
kasih yang selama ini diberikan kepada penulis, seribu kata tidak akan bisa
menggambarkan kasih saying penulis kepada Ibu dan Bapak.
2. Seluruh Dosen yang telah mengajar dan membimbing penulis selama
menempuh pendidikan di Program Studi D4 Akuntansi Lembaga Keuangan
Syariah. Keahlian dan kesabaran dalam mendidik membuat penulis yang
awalnya tidak tahu sama sekali dunia akuntansi menjadi orang yang
berkompetensi di bidang akuntansi.
3. Ibu Basyirah Ainun, SE, Ak, MM yang telah membimbing penulis dalam
menyelesaikan skripsi.
4. Ibu Lusiana Handayani,SE.,CIFP.,Ak.,CA.,SAS yang juga telah membimbing
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Anggota group uhuy0505 (Iik, Tutut, Ndy, Yoyon dan Amel) yang selalu
memberikan semangat dan penghilang stress dalam mengerjakan skripsi.
6. Teman-teman ALKS angkatan 2017 yang selalu membantu serta saling
memberi semangat dalam mengerjakan skripsi sehingga dapat selesai tepat
waktu.
7. Almameter Politeknik Negeri Banjarmasin.

vii
ABSTRAK

Via Rahmita (D030417027). Analisis Transparansi Pengelolaan LAZISMU


Kota Banjarmasin. Skripsi, Program Studi Akuntansi Lembaga Keuangan
Syariah, Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Banjarmasin, 2021.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat transparansi dalam


pengelolaan di Lembaga Amil Zakat, Infaq, Sedekah Muhammadiyah Kota
Banjarmasin (LAZISMU Kota Banjarmasin) dengan menggunakan perhitungan
Indeks Transparansi (Itrans) Organisasi Pengelola Zakat (OPZ)berdasarkan
pendekatan ilmiah yang telah dilakukan oleh Pusat Kajian Strategis Badan Amil
Zakat Nasional (Puskas BAZNAS). Itrans memiliki 3 dimensi yaitu transparansi
keuangan, transparansi manajemen dan transparansi program. Jenis penelitian ini
termasuk penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Sumber data yang
digunakan adalah data primer dan data sekunder. Penelitian ini menggunakan
teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dokumentasi dan studi
pustaka. Berdasarkan hasil penelitian dari 3 dimensi indeks transparansi OPZ,
LAZISMU Kota Banjarmasin mendapatkan hasil 0,70 yang berarti cukup
transparansi. Dari hasil tersebut menggambarkan bahwa LAZISMU Kota
Banjarmasin memiliki pengelolaan tingkat transparansi yang cukup baik.

Kata Kunci: Lembaga Amil Zakat, Transparansi, Pengelolaan, Keuangan.

viii
ABSTRACT

Via Rahmita (D030417027). Analysis Of Lazismu Management Transparency


In Banjarmasin City. Thesis. Accounting Study Program For Islamic Financial
Institutions, Accounting Departement, Banjarmasin State Polytechnic, 2021.

This study aimed to describe the level of transparency in the management of


Amil Zakat, SedekahMuhammadiyah Institution in Banjarmasin (LAZISMU
Banjarmasin City). By using the Transparency Index calculation (ITrans) of Zakat
Management Organization (OPZ)Based on a scientific approach that has been
carried out by the Strategic Studies Center of the National Amil Zakat Agency
(Puskas BAZNAS). Itrans own 3 dimensions namely financial transparency,
management transparency, and program transoarency. This type of research with
a descriptive approach. Sources of data used are primary data and secondary
data. This study uses techniques of data collection with interview, observation,
documentation and based on literature. Based on the result of research from 3
dimensions of the Index Transparency OPZ, LAZISMU Banjarmasin city got a
result of 0,70 which is mean that quite transparency. These result illustrate that
LAZISMUBanjarmasin City has a good level of transparency management.

Key note: Amil Zakat Agency, Transparency, Management, Finance.

ix
KATA PENGANTAR

Assalamu’aikum Wr. Wb
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik, Skripsi ini merupakan persyaratan untuk penyelesaian
kuliah DIV jurusan Akuntansi prodi Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah
Politeknik Negeri Banjarmasin. Sholawat dan salam juga tidak lupa penulis
hanturkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat
dan pengikut beliau yang senantiasa menegakkan dakwah Islam yang tak kenal
lelah hingga jiwa memisahkan raga mereka.
Dalam penyusunan ini, penulis menyadari masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penulis selalu terbuka untuk kritik dan saran yang bersifat
membangun. Penulis dapat menyelesaikan Laporan skripsi ini berkat bimbingan
dan bantuan segala pihak oleh karenanya penulis mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Kedua Orang Tua dan saudara yang telah memberikan doa dan dukungan
dengan sepenuh hati sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.
2. Bapak Joniriadi,S. ST,M. Tselaku Direktur Politeknik Negeri Banjarmasin.
3. Ibu Nailiya Nikmah, S.Pd., M. Pd selaku Ketua Jurusan Akuntansi Politeknik
Negeri Banjarmasin.
4. Bapak H. Muhammad Yassir Fahmi,S.Pd.I., M. Si selaku Ketua Program
Studi D-IV Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah (ALKS) Politeknik
Negeri Banjarmasin.
5. Ibu Basyirah Ainun, SE,MM., Ak., CA selaku dosen wali kelas dan dosen
pembimbing 1 yang telah memberikan bimbingan, petunjuk dan saran
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Skripsi ini dengan baik.
6. Ibu Lusiana Handayani,SE.,CIFP.,Ak.,CA.,SAS selaku dosen pembimbing 2
yang telah memberikan bimbingan, petunjuk dan saran sehingga penulis
dapat menyelesaikan Laporan Skripsi ini dengan baik.

x
7. Lembaga Amil Zakat, infaq dan sedekah Muhammadiyah (LAZISMU) Kota
Banjarmasin yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan
penelitian.
8. Bapak dan Ibu dosen jurusan Akuntansi khususnya Program Studi D-IV
Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah Politeknik Negeri Banjarmasin
9. Teman-teman seperjuangan Rika Hapsari, Wizaratu Humaira, Nadya Rezeki
Mustaqqimah, Yoanda Rahmalitha dan Amiliani yang selalu memberikan
dukungan dan saling berjuang bersama.
10. Teman-teman D-IV Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah (ALKS)
angkatan Tahun 2017 yang sama-sama saling berjuang.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
memberikan dukungan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Hal ini
karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Penulis mohon maaf
atas segala kesalahan yang pernah dilakukan. Semoga skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi para pembaca untuk mendorong penelitian-penelitian
selanjutnya.

Banjarmasin, 11 Agustus 2021


Penulis

Via Rahmita
NIM D030417027

xi
DAFTAR ISI

Halaman Sampul ................................................................................................ i


Halaman Judul ..................................................................................................... ii
Halaman Persetujuan .......................................................................................... iii
Halaman Pengesahan ........................................................................................ iv
Halaman Pernyataan Keaslian .............................................................................. v
Halaman Motto ................................................................................................. vi
Halaman Persembahan ...................................................................................... vii
Abstrak .......................................................................................................... viii
Abstrak ............................................................................................................... ix
Kata Pengantar ................................................................................................. x
Daftar Isi.......................................................................................................... xii
Daftar Tabel...................................................................................................... xiv
Daftar Grafik ..................................................................................................... xv
Daftar Gambar .................................................................................................. xvi
Daftar Lampiran............................................................................................... xvii

BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................. 1


A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Permasalahan ............................................................................. 4
C. Rumusan Masalah ...................................................................... 5
D. Tujuan Penelitian........................................................................ 6
E. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 7


A. Landasan Teori ........................................................................... 7
1. Konsep Zakat ......................................................................... 7
2. Konsep Transparansi .............................................................. 8
3. Lembaga Amil Zakat ............................................................ 15
B. Hasil Penelitian Terdahulu........................................................ 16
C. Kerangka Berpikir .................................................................... 18

BAB III : METODE PENELITIAN ................................................................. 20


A. Jenis Penelitian ......................................................................... 20
B. Variabel Penelitian ................................................................... 20
C. Jenis dan Sumber Data ............................................................ 27
1. Jenis Data ............................................................................ 27
2. Sumber Data......................................................................... 27
D. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 27
E. Teknik Analisa Data ................................................................ 28

xii
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 29
A. Hasil Penelitian ....................................................................... 29
B. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................... 44

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 54


A. Simpulan .................................................................................. 54
B. Saran ........................................................................................ 54

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 56


LAMPIRAN – LAMPIRAN .............................................................................. 58

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Hasil Survei Nasional ......................................................................... 3

Tabel 2.1 Rentang Nilai Kategori Penilaian Indeks Transparansi OPZ ............. 14

Tabel 2.2 Hasil Penelitian Terdahulu ................................................................ 16

Tabel 3.1 Skala Likert Indeks Transparansi Lembaga Zakat ............................. 22

Tabel 4.1 Hasil skor skala likert LAZISMU Kota Banjarmasin ........................ 38

Tabel 4.2 Perhitungan Indeks Transparansi Keuangan ...................................... 39

Tabel 4.3 Perhitungan Indeks Transparansi Manajemen ................................... 41

Tabel 4.4 Perhitungan Indeks Transparansi Program ........................................ 42

Tabel 4.5 Hasil Indeks Transparansi LAZISMU Kota Banjarmasin .................. 43

xiv
DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1 Data Peningkatan Penghimpunan LAZISMU Kota Banjarmasin ........ 5

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir .................................................................... 16

Gambar 4.1 Struktur Organisasi LAZISMU Kota Banjarmasin .................... 30

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Laporan Keuangan LAZISMU Kota Banjarmasin ......................... 59

Lampiran 2. Hasil Wawancara LAZISMU Kota Banjarmasin .......................... 64

Lampiran 3. Hasil Skor Skala Likert LAZISMU Kota Banjarmasin ................. 68

Lampiran 4. Surat Izin Penelitian LAZISMU Kota Banjarmasin ...................... 69

Lampiran 5. Lembar Bimbingan Skripsi ........................................................... 70

Lampiran 6 Lembar Saran Penguji Skripsi ...................................................... 72

Lampiran 7. Foto LAZISMU Kota Banjarmasin............................................... 75

Lampiran 8. Peta Daerah Penelitian ................................................................. 76

Lampiran 9. Tampilan Sistem Informasi LAZISMU Kota Banjarmasin............ 77

Lampiran 10. Daftar Riwayat Hidup ................................................................ 78

xvii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia termasuk negara dengan mayoritas penduduk muslim.
Berdasarkan dataBadan Pusat Statistik Indonesiamenyatakan bahwa
penduduk muslim di Indonesia mencapai 87,20% (BPS, 2020). Dengan
potensi penduduk muslim di Indonesia yang cukup besar seharusnya
sebanding dengan potensi penerimaan zakat. Zakat merupakan salah satu
rukun Islam yang hukumnya wajib, dan setiap muslim yang mampu
diwajibkan untuk membayar zakat sesuai dengan ketetapan yang berlaku
dalam Islam. Tujuan utama dari zakat yaitu meningkatkan kesejahteraan dan
mengurangi kesenjangan sosial dalam masyarakat, dimana muslim yang
membayarkan zakat disebut muzakidan pengelolaan untuk pembayaran dan
penyaluran zakat dipercayakan kepada Amil Zakat. Amil Zakat akan
mendistribusikan dana dari muzaki kepada mustahik atau penerima zakat
(Istiqomah, D., & Asrori, 2019). Amil zakat sudah banyak yang berbentuk
lembaga atau organisasi. Lembaga pengelola zakat di Indonesia terdiri dari
dua kelompok institusi yaitu Badan Amil Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil
Zakat (LAZ) (Handayani & Ainun, 2017).
Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan
zakat yaitu Badan Amil Zakat Nasional yang selanjutnya disebut BAZNAS
adalah lembaga yang melakukan pengelolaan zakat secara nasional.
BAZNAS berwenang melakukan pengumpulan zakat melalui UPZ atau
secara langsung. Untuk membantu BAZNAS dalam pelaksanaan
pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat, masyarakat dapat
membentuk LAZ (Lembaga Amil Zakat) dalam membantu BAZNAS untuk
pengumpulan zakat (Undang-Undang RI No.23, 2011).
Lembaga Amil Zakat (LAZ) harus menjalankan pengelolaannya sesuai
ketentuan-ketentuan dalam syariah, salah satunya yaitu pengelolaan yang
dijalankan oleh lembaga amil zakat harus dilakukan secara

1
2

transparan.Transparansi adalah memberikan informasi keuangan yang


terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa
masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh
atas pertanggungjawaban lembaga amil zakat dalam pengelolaan lembaga
yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-
undangan. Dalam artian, bahwa sebuah lembaga yang
mempertanggungjawabkan segala laporan keuangannya secara transparan
atau terbuka maka muzaki dan masyarakat dapat dengan mudah mengetahui
sirkulasi keuangan dari lembaga tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa
transparansi laporan keuangan menjadi prinsip penting yang dapat
menunjang kepercayaan oleh masyarakat (Cahyaning Putri, 2020). Maka
perlu adanya transparansi pengelolaan yang dilakukan LAZ kepada
masyarakat. Dengan mengetahui tingkat transparansi LAZ hal ini dapat
meningkatkan kinerja LAZ dalam mengelola dana serta meningkatkan
kepercayaan masyarakat untuk menyalurkan dana zakatnya kepada LAZ
(Hadi, 2018).
Pusat Kajian Strategis Badan Amil Zakat Nasional atau Puskas
BAZNAS telah membuat suatu pendekatan ilmiah yang dapat mengukur
tingkat transparansi berdasarkan 18 indikator dengan menentukan skor skala
likert dan menggunakan perhitungan rumus yang sangat relevan yang
dinamakan indeks transparansi OPZ (Itranz). Itranz dapat dijadikan rujukan
oleh otoritas zakat, OPZ, akademisi dan para peneliti dalam sejauh mana
tingkat transparansi yang telah diterapkan pada OPZ (Hilmiah, 2020).
Berdasarkan survei nasional yang dilakukan UIN Jakarta ditemukan
hasil survei yang menunjukkan keinginan masyarakat dalam hal pengelolaan
transparansi lembaga amil zakat dapat terbukti dengan adanya pengelolaan
transparansi yang baik oleh Lembaga Amil Zakat (LAZ). Dapat dilihat pada
tabel hasil survei berikut:
3

Tabel 1.1 Hasil Survei Nasional

Persentasi Hasil Keinginan Responden


97% Responden LAZ bekerja secara transparansi
90% Responden Adanya akses bagi publik untuk
melakukan pengawasan terhadap
dana yang dikelola
92% Responden Adanya pemuatan laporan keuangan
dimedia massa
88% Responden Adanya catatan data mengenai
donator
75% Responden Enggan menyalurkan zakat pada LAZ
yang tidak dikenal baik
transparansinya
63% Responden Adanya kepastian bahwa dana zakat
disalurkan kepada yang berhak
Sumber : Survei Nasional UIN Jakarta

Dari hasil survei diatas dapat dibuktikan bahwa respondenyang ingin


LAZ bekerja secara transparansi sebesar 97% dari total responden yang
artinya masyarakat memiliki keinginan dalam hal pengelolaan transparansi
lembaga amilzakat yang baik. Pengelolaan transparansi yang dilakukan LAZ
dengan baik, akan meningkatkan kepercayaan oleh masyarakat sebagai
muzaki dalam menitipkan zakatnya kepada LAZ,sehingga masyarakat
mengetahui tujuan dari penyaluran zakat tersebut(Mediawati, 2012).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Putri dan Ibrahim (2017) bahwa
Badan Amil Zakat Kota Blitar telah menerapkan prinsip transparansi dengan
indikator, adanya informasi yang mudah dipahami dan mudah diakses oleh
umum yaitu melalui laporan anggaran keuangan dan laporan pendistribusian
dana zakat yang di publikasi melalui media buletin bulanan yang langsung
didistribusikan kepada para muzaki. Sedangkan menurut penelitian yang
dilakukan oleh Lilianita dan Muchlisin (2019) penerapan transparansi yang
dilakukan oleh BAZNAS Kota Bogor salah satunya dengan menerapkan
media SIMBA atau sistem zakat online pada sisi funding, mempublikasikan
laporan keuangan secara mandiri melalui koran atau buku dari sisi keuangan
dan dt-Peduli pada sisi funding sistem yang digunakan adalah sistem ZEIN
4

serta pada sisi keuangan untuk menunjukkan sikap transparansi dengan cara
mempublikasikan laporan keuangan pada majalah SWADAYA. Berdasarkan
beberapa penelitian yang telah disampaikan sebelumnya dapat diketahui
bahwa penerapan transparansi oleh lembaga zakat perlu untuk dilakukan dan
dievaluasi dengan indikator yang relevan.
Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah (LAZISMU)
Kota Banjarmasin merupakan salah satu lembaga pengumpulan dan
pendistribusian dana zakat sesuai dengan prinsip syariah. Seiring
meningkatnya pengelolaan yang dilakukan LAZISMU Kota Banjarmasin
dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat, LAZISMU Kota
Banjarmasin perlu adanya keterbukaan kepada masyarakat mengenai
pengelolaan yang dilakukan LAZISMU Kota Banjarmasin terhadap
transparansi keuangan, transparansi manajemen dan transparansi program.
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap
pengelolaan yang dilakukan LAZISMU Kota Banjarmasin.
Dari uraian diatas penulis tertarik ingin mengetahui bagaimana
transparansi pengelolaan yang ada di LAZISMU Kota Banjarmasin
menggunakan perhitungan rumus indeks transparansi yang ada di Puskas
BAZNAS. Maka dari itu, penulis memilih melakukan penelitian dengan judul
“Analisis Transparansi Pengelolaan LAZISMU Kota Banjarmasin” yang
akan mengeksplorasi lebih lanjut terkait dengan transparansi pengelolaan
LAZISMU Kota Banjarmasin untuk mengetahui tingkat transparansi pada
dimensi transparansi keuangan, transparansi manajemen dan transparansi
program.

B. Permasalahan
Adanya pengukuran tingkat transparansi yang dapat diukur dengan
menggunakan rumus indeks transparansi OPZ yang telah ditetapkan oleh
Puskas BAZNAS, maka penulis perlu untuk mengukur indeks transparansi
pada pengelolaan LAZISMU Kota Banjarmasin, dimana pada LAZISMU
Kota Banjarmasin mengalami peningkatan jumlah penghimpunan zakat yang
5

diterima, menunjukkan bahwa banyak masyarakat yang menitipkan zakatnya


kepada LAZISMU Kota Banjarmasin. Hal ini perlu adanya pengukuran
tingkat transparansi untuk mengetahui pertanggungjawaban pengelolaan
LAZISMU Kota Banjarmasin. Meningkatnya jumlah penghimpunan zakat
yang ada di LAZISMU Kota Banjarmasin setiap tahunnya dapat dilihat pada
grafik sebagai berikut:

Penghimpunan Dana LAZISMU


Kota Banjarmasin

Rp210,000,000

Rp125,000,000
Rp95,000,000

2018 2019 2020

Grafik 1.1 Data Peningkatan Penghimpunan Zakat LAZISMU Kota


Banjarmasin Tahun 2018 – 2020
Sumber : LAZISMU Kota Banjarmasin, dibuat oleh Penulis (2021)

Grafik diatas menunjukkan peningkatan jumlah penghimpunan zakat di


LAZISMU Kota Banjarmasin yang mengalami kenaikan pada tahun 2018 –
2020. Maka, perlu adanya pengukuran tingkat transparansi LAZISMU Kota
Banjarmasin dengan menggunakan perhitungan indeks transparansi OPZ
pada tiga dimensi yaitu dimensi transparansi keuangan, transparansi
manajemen dan transparansi program pengumpulan dan penyaluran dana
zakat di LAZISMU Kota Banjarmasin. Dengan adanya pengukuran
transparansi diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan muzaki terhadap
pengelolaan khususnya di LAZISMU Kota Banjarmasin.
6

C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu Bagaimana Transparansi
dalam pengelolaan LAZISMU Kota Banjarmasin?

D. Tujuan Penelitian
Dari permasalahan yang telah penulis rumuskan, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tingkat transparansi dalam
pengelolaan di LAZISMU Kota Banjarmasin.

E. Manfaat Penelitian
Secara garis besar, manfaat dilakukannya penelitian ini dapat dibedakan
menjadi 2 (dua) macam yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
mengenai tingkat transparansi pada Lembaga Amil Zakat dan sebagai
referensi untuk penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi
masukan bagi para pihak, antara lain:
a. Bagi penulis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan
penulis lebih mengetahui dan memahami mengenai transparansi
lembaga amil zakat di LAZISMU Kota Banjarmasin. Di samping
itu, penelitian ini merupakan upaya mengaplikasikan ilmu yang di
dapat oleh penulis selama perkuliahan.
b. Bagi LAZISMU Kota Banjarmasin, hasil penelitian ini diharapkan
dapat menjadi masukan yang bermanfaat dan referensi untuk
meninjau dan menganalisis transparansi lembaga amil zakat.
c. Bagi pihak lain, hasil penelitian ini diharapkan dapatmenjadi
sumber informasi, sumber ilmu pengetahuan, serta sumber referensi
untuk penelitian selanjutnya.
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Konsep Zakat
a. Pengertian zakat
Zakat menurut bahasa (etimologi) berasal dari kata dasar zakat
yang berarti tumbuh, berkah, bersih dan berkembang. Sedangkan
pengertian zakat menurut terminology adalah sejumlah harta
seseorang tertentu yang diwajibkan oleh Allah SWT untuk
diberikan kepada orang yang berhak menerima zakat (mustahik)
dengan syarat-syarat tertentu.
b. Tujuan dan manfaat zakat
Zakat mempunyai makna sangat penting dalam kehidupan
manusia baik sebagai individu maupun masyarakat. Dengan
demikian lembaga zakat dilaksanakan guna mencapai tujuan-tujuan
yang diinginkan maupun manfaat yang didapatkan. Tujuan dan
manfaat yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1) Mengangkat derajat fakir miskin dan membantunya keluar dari
kesulitan hidup serta penderitaan.
2) Membantu memberikan solusi atas masalah yang dihadapi oleh
para gharim, ibnu sabil dan mustahiq lainnya.
3) Membina dan mengukuhkan tali persaudaraan dan kasih
sayang sesama umat Islam dan manusia pada umumnya.
4) Menghapus sifat kikir.
5) Membersihkan diri dari sifat dengki (kecemburuan sosial)
dalam hati orang miskin.
6) Mempererat silaturahmi antara yang kaya dengan yang miskin
dalam suatu masyarakat.
7) Mengembangkan rasa tanggungjawab sosial pada diri
seseorang, terutama pada mereka yang mempunyai harta
kekayaan.

7
8

8) Mendidik manusia untuk disiplin menunaikan kewajiban dan


menyerahkan hak orang lain yang ada ditangannya.
9) Sarana pemerataan pendapatan (rezeki) untuk mencapai
keadilan sosial(Atabik, 2015).

2. Konsep Transparansi
a. Pengertian transparansi
Transparansi adalah keterbukaan dan kejujuran tanpa di
sembunyikan dari masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa
masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan
menyeluruh atas pertanggung jawaban lembaga dalam pengelolaan
dana yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan
perundang-undangan.
Menurut (Puskas Baznas, 2019) dalam mengukur praktik
transparansi pada OPZ sangat penting bagi OPZ untuk mengukur
sejauh mana prinsip-prinsip transparansi telah diimplementasikan
oleh OPZ. Tingkat transparansi pengelolaan zakat yang tinggi, tidak
hanya dibuktikan dengan jumlah publikasi atas informasi, namun
juga bagaimana data disajikan dapat memberikan informasi yang
valid dengan menggambarkan prediksi atas kondisi dan perform rill
sebuah lembaga zakat. Akuntabilitas dan transparansi laporan
keuangan merupakan kewajiban sebuah organisasi yang
pelaksanaannya mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan.
Dalam Indeks Transparansi OPZ ada tiga dimensi utama yang
diukur yaitu transparansi laporan keuangan OPZ, transparansi
manajemen OPZ, dan transparansi program OPZ. Adapun rumus
pengukuran indeks transparansi OPZ yaitu:
Itrans = (I-TK01) + (I-TM02) + (I-TP03) (1)
Keterangan:
I-TK01 = Indeks Transparansi Keuangan
9

I-TM02 = Indeks Transparansi Manajemen


I-TP03 = Indeks Transparansi Program. (Baznas, 2019).

b. Prinsip-prinsip transparansi
1) Adanya informasi yang mudah dipahami dan diakses seperti
dana, cara pelaksanaan, bentuk bantuan atau program.
2) Adanya publikasi dan media mengenai proses kegiatan dan
detail keuangan.
3) Adanya laporan berkala mengenai pendayagunaan dana muzaki
dalam pendistribusian yang dapat diakses oleh umum.
4) Laporan Tahunan
5) Website atau media publikasi kelembagaan (Jiwandono et al.,
2020).

c. Indikator transparansi
1) Transparansi Keuangan
Laporan Keuangan adalah catatan informasi keuangan
suatu lembaga pada suatu periode akuntansi yang dapat
digunakan untuk menggambarkan kinerja lembaga tersebut dan
mempertanggungjawabkan atas pengelolaan sumber daya yang
dipercayakan kepada lembaga. Transparansi laporan keuangan
berarti pengungkapan kinerja keuangan kepada para pemangku
kepentingan secara tuntas dan jelas, mudah dipahami dan
mudah di akses. Transparansi keuangan diartikan bahwa
pelaporan keuangan secara benar dan reliable dengan merujuk
pada standar akuntansi keuangan yang berlaku secara umum,
ketepatan waktu pelaporan dan kualitas sistem audit baik
terkait pengungkapan maupun pelaporan keuangan.
Pengungkapan keuangan ditentukan oleh pengakuan dan
pengukuran transaksi keuangan berdasarkan standar akuntansi
yang berlaku (Baznas, 2019).
10

Untuk sebuah lembaga zakat, kepercayaan para muzaki


dalam membayarkan kewajiban zakatnya terbentuk dari
persepsi mereka terkait pengelolaan dana zakat. Akuntabilitas
dan transparansi merupakan kunci utama kepercayaan mereka
atas informasi keuangan dan non-keuangan. Transparansi
keuangan terdiri dari :
a) Publikasi laporan keuangan, Lembaga zakat dapat
melakukan publikasi laporan keuangan melalui website
atau media massa lainnya untuk melaporkan laporan
keuangan kepada masyarakat.
b) Laporan keuangan, diukur dengan indikator menggunakan
SIMBA (sebuah sistem yang di kembangkan untuk
keperluan penyimpanan data dan informasi yang dimiliki
oleh BAZNAS secara nasional) akan tetapi pada
LAZISMU menggunakan sistem informasi sendiri yang
dibuat oleh LAZISMU Pusat. Sistem informasi berfungsi
untuk memasukan data dan menginput sesuai dengan
prosedur LAZISMU Pusat, ketepatan waktu serta opini
auditor independen merupakan bagian dari penilaian
laporan keuangan tersebut.
Adapun rumus untuk menghitung indeks transparansi
keuangan sebagai berikut:
Rumus Indeks Transparansi Keuangan (I-TK01)
(01)= D11 (V11 x S + V12 x S) (2)
Keterangan:
(01) = Dimensi Transparansi Keuangan
D11= Bobot 0,39 yang dibutuhkan ke dimensi 01
V11= Bobot 0,55 yang dibutuhkan ke variabel 1 dimensi 01
V12= Bobot 0,45 yang dibutuhkan ke variabel 2 dimensi 01
S = Nilai skala likert diantara 1-5
11

2) Transparansi Manajemen
Manajemen adalah suatu proses di mana lembaga dapat
mengatur segala sesuatu yang dikerjakan secara berkelompok.
Transparansi di bidang manajemen zakat berarti adanya
keterbukaan dalam mengelola dana zakat yang dihimpun dari
para muzaki mulai dari penghimpunan, pengelolaan dan
pendistribusian. Sesuai dengan UU No. 23 Tahun 2011 dalam
pengelolaan zakat lembaga diberikan kewenangan oleh Negara
untuk mengelola dana zakat, di dalam pasal 7 dan pasal 29
undang-undang tersebut memuat mengenai pelaporan dan
publikasi yang perlu dilakukan oleh lembaga pengelola zakat di
Indonesia untuk menjamin transparansi keuangan yang mereka
kelola. Dalam transparansi manajemen mencakup standar
operating procedure penggunaan sertifikasi ISO, terdapat 4
sertifikasi ISO yang diharapkan dapat diberlakukan oleh
lembaga zakat untuk menjaga tata kelola operasional yang
terstandar. (Puskas Baznas, 2019) Transparansi manajemen
terdiri dari;
a) Tata kelola, manajemen tata kelola pada lembaga zakat
dapat berupa SOP, adanya Rencana Strategis Tahunan
serta Rencana Kerja Anggaran Tahunan (RKAT) juga
dapat mendorong tata kelola manajemen sebuah lembaga
zakat.
b) Struktur organisasi, lembaga zakat seharusnya mempunyai
visi dan misi serta struktur organisasi untuk memudahkan
dalam pembagian tugas dan tanggungjawab.
c) Portal informasi dan dokumentasi publik, portal informasi
dan dokumentasi publik merupakan hal yang penting
sehingga memudahkan masyarakat dalam mengetahui
kegiatan dan pelaporan yang sudah ataupun yang akan
terlaksana pada lembaga tersebut seperti adanya pusat
12

informasi, brosur, papan pengumuman, liputan media


(sosial media) dan website pada lembaga tersebut.
d) Saluran pengaduan, kritik maupun saran perlu adanya bagi
sebuah lembaga untuk terus memperbaiki agar menjadi
sebuah lembaga yang lebih baik lagi untuk itu perlu
adanya saluran pengaduan disetiap lembaga zakat seperti
sosial media
Adapun rumus untuk menghitung indeks transparansi
manajemen sebagai berikut:
Rumus Indeks Transparansi Manajemen (I-TM02)
(02)= D22 (V23x S + V24 x S + V25 x S + V26 x S) (3)

Keterangan:
(02)= Dimensi Transparansi Manajemen
D22 = Bobot 0,29 yang dibutuhkan ke dimensi 02
V23 = Bobot 0,32 yang dibutuhkan ke variabel 3 dimensi 02
V24 = Bobot 0,23 yang dibutuhkan ke variabel 4 dimensi 02
V25 = Bobot 0,21 yang dibutuhkan ke variabel 5 dimensi 02
V26 = Bobot 0,24 yang dibutuhkan ke variabel 6 dimensi 02
S = Nilai skala likert diantara 1-5
3) Transparansi Program
Program adalah kumpulan instruksi, rencana kegiatan,
pedoman, acara ataupun daftar yang berurutan. Transparansi
program zakat berkaitan dengan database para muzaki dan
mustahik serta data program penghimpunan dan penyaluran di
OPZ, dalam indeks pengukuran lembaga zakat
memperhitungkan transparansi program untuk mengukur
efektivitas pelaksanaan program penghimpunan dan
penyaluran secara realtime yang dilakukan lembaga zakat
(Puskas Baznas, 2019). Transparansi program menggambarkan
kinerja penghimpunan dan penyaluran riil sebuah lembaga
zakat. Transparansi program terdiri dari;
13

a) Aktivitas realtime, aktivitas penghimpunan dan aktivitas


penyaluran (realtime) data yang jelas dan dimutakhirkan
sekurang-kurangnya setiap bulan.
b) Database muzaki dan mustahik, sebuah lembaga zakat
wajib memiliki database muzaki serta mustahik untuk
dikelola secara baik. Database tersebut baik berupa
database muzaki badan maupun database muzaki
perorangan serta database mustahik dalam program
penyaluran.
c) Data penghimpunan dan penyaluran, pentingnya data
penghimpunan dan penyaluran bagi sebuah lembaga zakat
merupakan hal yang utama, data tersebut dapat dirinci
menurut jenis dana dan diperbaharui setiap saat.
Adapun rumus untuk menghitung indeks transparansi
program sebagai berikut:
Rumus Indeks Transparansi Program (I-TP03)
(03)= D33 (V37 x S + V38 x S + V39 x S) (4)
Keterangan:
(03)= Dimensi Transparansi Program
D33 = Bobot 0,32 yang dibutuhkan ke dimensi 03
V37 = Bobot 0,52 yang dibutuhkan ke variabel 7 dimensi 03
V38 = Bobot 0,23 yang dibutuhkan ke variabel 8 dimensi 03
V39 = Bobot 0,25 yang dibutuhkan ke variabel 9 dimensi 03
S = Nilai skala likert diantara 1-5
Untuk mengetahui tingkat transparansi Organisasi
Pengelola Zakat, puskas BAZNAS telah mengkategorikan
penilaian dari hasil perhitungan indeks dengan rentang nilai
0,00 – 1,00 yang memiliki arti masing – masing. Jika nilai
indeks yang didapatkan semakin mendekati angka 1,00 itu
menunjukkan semakin baik tingkat transparansi suatu
14

Organisasi Pengelola Zakat. Dibawah ini merupakan klasifikasi


penilaian indeks transparansi:

Tabel 2.1 Rentang Nilai serta Kategori Penilaian pada


Indeks Transparansi OPZ

No Skor Kriteria
1 0,00 - 0,25 Tidak Transparan
2 0,26 - 0.50 Kurang Transparan
3 0,51 - 0.75 Cukup Transparan
4 0,76 - 1,00 Transparan
Sumber: Puskas BAZNAS(2019)

Jika rentang nilai indeks transparansi yang dihasilkan


berada di antara angka 0,00 – 0,25 maka dapat dikatakan
masuk dalam kategori tidak transparan. Jika berada di antara
0,26 – 0,50 maka termasuk dalam kategori kurang transparan.
Lalu jika nilai indeks transparansi yang didapatkan berada di
antara angka 0,51 – 0,75 maka termasuk dalam kategori cukup
transparan dan jika nilai indeks transparansi berada pada
rentang nilai 0,76 – 1,00 maka Organisasi Pengelola Zakat
tersebut dapat dikatakan sudah transparan (Puskas Baznas,
2019).
Dalam buku Pedoman Akuntabilitas Pengelolaan Bantuan
Kemanusiaan di Indonesia (2011:43) dijelaskan mengenai indikator
yang digunakan untuk mengukur transparansi yaitu:
1) Adanya informasi yang mudah dipahami dan mudah diakses (dana,
rentang waktu, cara pelaksanaan, bentuk bantuan/program).
2) Adanya publikasi dan media mengenai proses kegiatan dan detail
keuangan termasuk jumlah donasi dan nama pemberi donasi yang
dapat diakses oleh umum dan khususnya masyarakat penerima
bantuan dan pemangku kepentingan yang lain.
15

3) Adanya laporan berkala mengenai pendayagunaan dana dalam


pendistribusian yang dapat diakses oleh umum dan khususnya
masyarakat penerima bantuan dan memberi bantuan.
Indikator transparansi diatas menggunakan alat ukur yaitu:
1) Dilihat dari Laporan Tahunan
2) Website dan media publikasi lembaga
3) SOP / Pedoman dalam penyebaran informasi atau pelaporan
program(Putri & Ibrahim, 2017).

3. Lembaga Amil Zakat


Lembaga Amil Zakat adalah instusi pengelola zakat yang
sepenuhnya dibentuk oleh masyarakat, dikukuhkan, dibina, dan
dilindungi oleh pemerintah, seperti halnya Badan Amil Zakat, Lembaga
Amil Zakat dapat dibentuk mulai kecamatan. Lembaga Amil Zakat
tingkat pusat dapat dibentuk oleh ormas Islam, yayasan, atau swadaya
masyarakat yang bertaraf nasional dan beroperasi secara nasional dan
dikukuhkan melalui surat keputusan Menteri Agama. Pada tingkat
provinsi, Lembaga Amil Zakat dikukuhkan melalui surat keputusan
Gubernur setelah mempertimbangkan rekomendasi yang diberikan
Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama di Provinsi tersebut.
Lembaga Amil Zakat provinsi dapat berkedudukan di ibu kota provinsi
atau kota/kabupaten lain dalam provinsi tersebut (Alfi, 2019).
Lembaga amil zakat harus melakukan pengelolaan secara
transparansi sebagaimana yang terdapat pada Undang-Undang no 23
tahun 2011 pasal 35 yang menyatakan bahwa masyarakat dapat berperan
serta dalam pembinaan dan pengawasan terhadap LAZ yaitu LAZ harus
memberikan akses informasi terhadap masyarakat tentang pengelolaan
zakat yang dilakukan oleh LAZ dimana masyarakat dapat mengetahui
apabila ada terjadi penyimpangan penyampaian informasi dalam
pengeloaan LAZ, hal ini masyarakat dapat diikut sertakan sebagai
pengawas dalam pengelolaan LAZ (Undang-Undang RI No.23, 2011).
16

Dalam menjalankan tugas mengelola zakat, asas yang dipergunakan


menurut pasal 2 Undang-Undang No. 23 tahun 2011 tentang
Pengelolaan Zakat adalah:
1) Syari’at Islam.
2) Amanah adalah lembaga atau organisasi pengelola zakat harus
dapat dipercaya.
3) Kemanfaatan adalah dalam pengelolaan zakat dilaksanakan agar
mampu memberikan manfaat bagi mustahik.
4) Keadilan adalah pengelolaan zakat dalam pendistribusiannya
dilakukan secara adil.
5) Kepastian Hukum adalah dalam pengelolaan zakat terdapat
kepastian hukum bagi mustahik dan muzaki.
6) Terintegrasi adalah pengelolaan zakat dilaksanakan secara hierarkis
dalam upaya meningkatkan pengumpulan, pendistribusian dan
pendayagunaan zakat.
7) Akuntabilitas adalah pengelolaan zakat dapat
dipertanggungjawabkan dan diakses oleh masyarakat (Alfi, 2019).

B. Hasil Penelitian Terdahulu


Penelitian yang berjudul Analisis Transparansi Pengelolaan LAZISMU
Kota Banjarmasin ini tentu tidak terlepas dari penelitian terdahulu yang
dijadikan sebagai referensi sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 2.2 sebagai
berikut :

Tabel 2.2. Hasil Penelitian Terdahulu

Aspek Syahriani Hilmiah Rizky Gita Sari Putri Arim Nasim dan
(2020) (2017) Muhammad Rizqi
Syahri Romdhon
(2017)
Judul Analisis Tingkat Analisis Implementasi Pengaruh
Transparansi Badan Prinsip Transparansi Transparansi
Amil Zakat Kota dan Akuntabilitas Laporan Keuangan,
Banjarmasin dan Keuangan Pengelolaan Pengelolaan Zakat,
Kabupaten Banjar Zakat pada Badan Amil dan Sikap Pengelola
17

Lanjutan
Zakat Kota Blitar Terhadap Tingkat
Kepercayaan
Muzakki
Institusi yang Badan Amil Zakat Badan Amil Zakat Kota Lembaga Amil
Diteliti Nasional Kota Blitar Zakat Di Kota
Banjarmasin dan Bandung
Kabupaten Banjar
Periode Analisis 2020 2017 2014
Rumusan Masalah 1.Bagaimana tingkat 1. Bagaimanakah Bagaimana
transparansi Badan Implementasi prinsip pengaruh
Amil Zakat Nasional transparansi dalam transparansi
Kota Banjarmasin? pengelolaan zakat di pelaporan keuangan,
2.Bagaimana tingkat Badan Amil Zakat Kota pengelolaan zakat,
transparansi Badan Blitar dan sikap pengelola
Amil Zakat Nasional 2. Bagaimanakah terhadap tingkat
Kabupaten Banjar? Implementasi prinsip kepercayaan
akuntabilitas keuangan muzakki di lembaga
dalam pengelolaan zakat amil zakat kota
di Badan Amil Zakat bandung?
Kota Blitar
Tujuan Penelitian Mengetahui tingkat Menganalisis Mengetahui
transparansi Badan Implementasi Prinsip bagaimana pengaruh
Amil Zakat Nasional Akuntabilitas dan transparansi
(BAZNAS) di Kota Transparansi keuangan pelaporan keuangan,
Banjarmasin dan dalam pengelolaan zakat pengelolaan zakat,
Kabupaten Banjar di Badan Amil Zakat dan sikap pengelola
berdasarkan Kota Blitar terhadap tingkat
pendekatan ilmiah kepercayaan
yang telah dilakukan muzakki
Pusat Kajian Strategis
Badan Amil Zakat
Nasional (Puskas
BAZNAS) dengan
menggunakan
perhitungan indeks
transparansi OPZ pada
3 dimensi yaitu,
transparansi keuangan,
transparansi
manajemen dan
transparansi program.
Dalam penelitian ini Dalam penelitian ini Dalam penelitian ini
digunakan jenis digunakan metode menggunakan
Metode Penelitian penelitian deskriptif deskriptif pendekatan penelitian asosiatif
dengan pendekatan kualitatif kasual
kualitatif
Hasil Penelitian Berdasarkan hasil Badan Amil Zakat Kota Berdasarkan hasil
penelitian dari dimensi Blitar telah menerapkan penelitian terdapat
indeks transparansi, prinsip transparansi pengaruh yang
Badan Amil Zakat dengan indikator adanya signifikan terhadap
Nasional Kota informasi yang mudah tingkat transparansi
Banjarmasin dipahami dan mudah laporan keuangan
mendapatkan hasil diakses oleh umum kepercayaan
0,72 berarti cukup yaitu melalui laporan muzakki, terdapat
transparan sedangkan anggaran keuangan dan pengaruh yang
18

Lanjutan
pada Badan Amil laporan pendistribusian signifikan terhadap
Zakat Nasional dana zakat yang di tingkat kepercayan
Kabupaten Banjar publikasi melalui media terhadap
mendapatkan hasil buletin bulanan yang pengelolaan
0,58 yang berarti juga langsung didistribusikan muzakki zakat, ada
cukup transparan. Dari kepada para muzakki. pengaruh yang
hasil tersebut Selain itu, Badan Amil signifikan terhadap
menggambarkan Zakat Kota Blitar telah tingkat kepercayaan
bahwa BAZNAS Kota menerapkan prinsip manajer terhadap
Banjarmasin maupun akuntabilitas yang sikap muzakki dan
Kabupaten Banjar diukur dengan indikator adanya pengaruh
memiliki tingkat dari Sedarmayanti yaitu signifikan
transparan yang cukup adanya kesesuaian transparansi
bagus. antara pelaksanaan pelaporan keuangan,
dengan standar prosedur pengelolaan zakat
pelaksanaan, membuat dan sikap pengelola
laporan secara simultan
pertanggungjawaban terhadap tingkat
dari kegiatan kepercayaan
pengelolaan zakat muzakki.
belum sesuai dengan
standar yang ada yaitu
PSAK No. 109 tentang
Akuntansi Zakat karena
laporan yang dibuat
masih sederhana yaitu,
hanya laporan
penerimaan zakat dan
laporan anggaran
keuangan selama
periode 2016.
Sumber: diolah oleh penulis (2021)

Penelitian yang penulis lakukan secara umum memiliki kesamaan


dengan penelitian-penelitian terdahulu yaitu membahas tentang bagaimana
transparansi pada lembaga zakat serta tingkat transparansi. Sedangkan
perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu dalam hal objek
penelitian dan periode analisis. Penulis hanya membahas tingkat transparansi
hanya satu objek saja dan juga periode analisisnya dari awal tahun 2018
hingga akhir tahun 2020.

C. Kerangka Berpikir
Penelitian ini difokuskan untuk menganalisis tingkat transparansi
pengelolaan yang ada di LAZISMU Kota Banjarmasin dengan menggunakan
perhitungan indeks transparansi OPZ pada 3 dimensi yaitu transparansi
19

keuangan, transparansi manajemen dan transparansi program. Maka dari itu


dapat dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut:

Pengelolaan LAZISMU Kota Pengaturan PUSKAS


Banjarmasin BAZNAS

Indeks Perhitungan Transparansi OPZ


Berdasarkan PUSKAS BAZNAS

Transparansi Transparansi Transparansi


Keuangan Manajemen Program

Tingkat Transparansi
LAZISMU Kota Banjarmasin

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir


Sumber: diolah oleh penulis (2021)
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalampelaksanaan penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian kuantitatif
adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan data dalam
berbentuk angka dan penafsiran terhadap data tersebut serta menampilkan
dari hasilnya. Sedangkan penelitian deskriptif adalah suatu penelitian untuk
mengumpulkan data dan menggambarkan apa adanya suatu variabel (Putra,
2015).

B. Variabel Penelitian
Variabel yang diteliti mengenai penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Transparansi Keuangan, Pengungkapan keuangan terkait aspek
transparansi ditentukan oleh pengakuan dan pengukuran transaksi
keuangan berdasarkan standar keuangan yang berlaku, ketepatan waktu
pelaporan dan kualitas sistem audit terkait pengungkapan dan pelaporan
keuangan. Adapun indikator dalam transparansi keuangan yaitu:
a. Publikasi Laporan
Publikasi laporan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
Laporan Website dan Publikasi Media Massa yang ada di
LAZISMU Kota Banjarmasin.
b. Laporan Keuangan
Laporan Keuangan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
menggunakan sistem informasi, ketepatan waktu pelaporan dan
opini auditor independen yang ada di LAZISMU Kota Banjarmasin
(Puskas Baznas, 2020).
2. Transparansi Manajemen, adapun Indikator dalam transparansi
Manajemen yaitu:

20
21

a. Tata Kelola
Terdapat Standar Operasional Prosedur (SOP) dan standar operating
procedure penggunaan sertifikasi ISO, sedikitnya terdapat 4
sertifikas ISO yang diharapkan diberlakukan oleh lembaga zakat
dalam menjaga tata kelola operasional yang terstandar, rencana
strategis dan rencana kerja anggaran tahunan.
b. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
adanya profil manajemen, profil member dan sistem kepegawaian.
c. Portal Informasi dan Dokumentasi (PID)
Portal Informasi dan Dokumentasi (PID) yang di maksud dalam
penelitian ini adalah adanya ketersediaan Portal Informasi dan
Dokumentasi (PID).
d. Saluran Pengaduan
Saluran Pengaduan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
terdapat sistem saluran pengaduan yang ada di LAZISMU Kota
Banjarmasin(Puskas Baznas, 2020).
3. Transparansi Program, adapun indikator dalam transparansi program
yaitu:
a. Database Muzaki&Mustahik. Adanya database muzaki individu,
database muzaki badan, database mustahik.
b. Data program penghimpunan dan penyaluran. Adanya data
penghimpunan dan data penyaluran.
Untuk mengetahui hasil dari masing – masing indikator tersebut, maka
dari itu diperlukan skoring skala likert sebagai pendukung penelitian. Berikut
merupakan skoring skala likert dengan rentang 1 – 5 yang mana 1
menggambarkan kondisi yang kurang baik sedangkan 5 merupakan kondisi
paling baik(Puskas Baznas, 2020).
Tabel 3.1 Skala Likert Indeks Transparansi Lembaga Zakat

Skala Likert Pengukuran


No Dimensi Variabel Indikator 1 = Sangat Lemah, 2 = Lemah, 3 = Cukup, 4 = Kuat, 5 = Sangat Kuat
1 2 3 4 5
1 Transparansi Publikasi Laporan Tidak Melakukan Melakukan Melakukan Melakukan
Keuangan (X1) Laporan Melalui melakukan publikasi publikasi publikasi laporan publikasi laporan
Keuangan Website publikasi laporan laporan keuangan melalui keuangan melalui
(X1.1) laporan keuangan keuangan website sekurang- website sekurang-
keuangan melalui website melalui website kurangnya setiap kurangnya setiap
melalui website sekurang- sekurang- 3 bulan sekali bulan
kurangnya 1 kurangnya
tahun sekali setiap 6 bulan
sekali
Publikasi Tidak Melakukan Melakukan Melakukan Melakukan
Media melakukan publikasi publikasi publikasi laporan publikasi laporan
Massa publikasi laporan laporan keuangan melalui keuangan melalui
laporan keuangan keuangan media sosial dan media massa,
keuangan baik melalui media melalui media elektronik media sosial, dan
melalui media massa sosial elektronik
massa, maupun
media elektronik
lainnya

Laporan Menggunak Tidak - - - Menggunakan


Keuangan an SIMBA menggunakan SIMBA /
(X1.2) SIMBA Terkoneksi
SIMBA

22
Lanjutan
Ketepatan Lembaga Zakat Lembaga zakat Lembaga Zakat Lembaga zakat Lembaga zakat
Waktu tidak melakukan melakukan melakukan melakukan
Pelaporan Melaporkan pelaporan tidak pelaporan tidak pelaporan tidak pelaporan tepat
tepat waktu, tepat waktu, tepat waktu, waktu
terlambat dalam terlambat dalam terlambat dalam
kurun waktu 1 kurun waktu 6 kurun waktu 3
tahun bulan tahun

Opini Tidak dilakukan Disclaimer Tidak Wajar Wajar dengan Wajar


Auditor audit eksternal pengecualian
Independen

2 Transparansi Tata Kelola SOP dan Tidak ada SOP Memiliki SOP Memiliki SOP Memiliki SOP Memiliki SOP
Manajemen (X2.1) ISO yang di yang di yang di
(X2) standardisasikan standardisasikan standardisasikan
melalui 1 ISO melalui 2 ISO melalui 3 ISO

Rencana Tidak Memiliki - Memiliki - Memiliki rencana


Strategis Rencana rencana strategis strategis dan
Tahunan Strategis dan tidak dilaporkan ke
dilaporkan ke LAZISMU Pusat
LAZISMU
Pusat

Rencana Tidak memiliki Memiliki Memiliki Memiliki Memiliki


Kerja Rencana Kerja Rencana Kerja Rencana Kerja Rencana Kerja Rencana Kerja
Anggaran Anggaran Anggaran Anggaran Anggaran Anggaran
Tahunan Tahunan Tahunan yang Tahunan yang Tahunan yang Tahunan yang

23
Lanjutan
tidak diturunkan diturunkan dari tidak diturunkan diturunkan dari
dari RENSTRA RENSTRA dan dari RENSTRA RENSTRA dan
dan tidak tidak dilaporkan dan dilaporkan ke dilaporkan ke
dilaporkan ke ke LAZISMU LAZISMU Pusat LAZISMU Pusat
LAZISMU Pusat
Pusat

Struktur Struktur Tidak memiliki Memiliki Visi Memiliki Visi Memiliki Visi Memiliki Visi
Organisasi Organisasi : Visi dan Misi misi dan struktur misi dan misi dan struktur misi dan struktur
(X2.2) Profil organisasi struktur organisasi dan organisasi dan
manajemen, namun tidak organisasi dan profile anggota profile anggota
profil terdokumentasi profile anggota yang serta sistem
member, yang tidak terdokumentasi kepegawaian
sistem terdokumentasi yang
kepegawaia terdokumentasi
n
Portal Informasi Portal Tidak memiliki Tidak memiliki Memiliki Memiliki pejabat Memiliki pejabat
dan Informasi pejabat PID dan pejabat PID pejabat PID, PID, portal PID, portal
Dokumentasi dan tidak memiliki namun memiliki namun tidak informasi dan informasi dan
Publik (X2.3) Dokumenta portal informasi portal informasi memiliki portal dokumentasi dokumentasi
si Publik dan dan informasi dan public, namun public, dan
Dokumentasi Dokumentasi Dokumentasi tidak memiliki memberikan
Publik Publik Publik informasi public informasi public
yang update yang benar,
akurat, mudah
diakses dan up-to
date

24
Lanjutan
Saluran Saluran Tidak ada - Terdapat saluran - Terdapat saluran
Pengaduan Pengaduan saluran pengaduan, pengaduan yang
(X2.4) pengaduan tetapi tidak diumumkan ke
diumumkan ke public
publik
3 Transparansi Aktivitas Aktivitas Tidak Memuktahirkan Memuktahirkan Memuktahirkan Memuktahirkan
Program (X3) Realtime (X3.1) Penghimpu memuktahirkan data data data data
nan (Real- data penghimpunan penghimpunan penghimpunan penghimpunan
time) penghimpunan setiap tahun setiap 6 bulan setiap bulan realtime
Aktivitas Tidak Memuktahirkan Memuktahirkan Memuktahirkan Memuktahirkan
Penyaluran memuktahirkan data penyaluran data penyaluran data penyaluran data penyaluran
(Real-time) data penyaluran setiap tahun setiap 6 bulan setiap bulan realtime
Database Muzaki Tidak memiliki - Memiliki - Memiliki
Muzaki&Mustah Individu database muzaki database muzaki database muzaki
ik individu individu tetapi individu dan di
tidak mutakhirkan
dimuktahirkan
Muzaki Tidak memiliki - Memiliki - Memiliki
Badan database muzaki database muzaki database muzaki
badan badan tetapi badan dan di
tidak mutakhirkan
dimuktahirkan
Mustahik Tidak memiliki - Memiliki - Memiliki
database database database mustahik
mustahik mustahik tetapi dan di
tidak mutakhirkan
dimuktahirkan

25
Lanjutan
Data Data Tidak terdapat - Terdapat data - Terdapat dana
Penghimpunan Penghimpu data penghimpunan penghimpunan
dan Penyaluran nan penghimpunan yang dirinci yang dirinci
yang dirinci menurut jenis menurut jenis
menurut jenis dana namun dana dan di
dana tidak update update

Data Tidak terdapat - Terdapat data - Terdapat dana


Penyaluran data penyaluran penyaluran yang penyaluran yang
yang dirinci dirinci menurut dirinci menurut
menurut jenis jenis dana jenis dana dan di
dana namun tidak update
update
Sumber: Puskas BAZNAS (2019)

Dalam penelitian ini pada variabel laporan keuangan, penulis tidak menggunakan indikator Sistem Informasi Manajemen BAZNAS
(SIMBA) karena SIMBA adalah sistem yang digunakan oleh BAZNAS, sementara untuk LAZISMU menggunakan sistem informasi yang
diatur oleh manajemen LAZISMU Pusat.

26
27

C. Jenis dan Sumber Data


1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan oleh penulis adalah data kualitatif dan
kuantitatif. Data kualitatif dalam penelitian ini meliputi struktur
organisasi, tugas dan tanggung jawab dari masing-masing struktur
organisasi. Data kuantitatif meliputi indeks transparansi OPZ pada
LAZISMU Kota Banjarmasin.

2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan peneliti bersumber dari data yang
didapat adalah data primer dan data sekunder yaitu sebagai berikut:
a. Data primer merupakan data yang diperoleh oleh peneliti secara
langsung dari hasil penelitian lapangan di tempat objek penelitian.
Dalam penelitian ini sumber data primer diperoleh melalui
wawancara langsung antara penulis dan pengurus LAZISMU Kota
Banjarmasin.
b. Data sekunder merupakan data yang pengambilannya dilakukan
oleh peneliti secara tidak langsung, melainkan dari objek penelitian
orang lain atau dari suatu instansi di mana data tersebut sudah
dipublikasikan(Sugiono, 2017).

D. Metode Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pengumpulan data
antara lain sebagai berikut:
1. Wawancara, yaitu merupakan proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai.
Wawancara dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer)
yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (Interviewee) yang
memberi jawaban atas pertanyaan yaitu pihak LAZISMU Kota
Banjarmasin.
28

2. Observasi, yaitu pengamatan dan dengan mengumpulkan data yang


dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik.
Metode ini merupakan pengumpulan-pengumpualan data dengan cara
mengamati langsung terhadap objek tertentu yang menjadi fokus
penelitian serta mencatat sesuatu yang berhubungan tentang transparansi
pengelolaan di LAZISMU Kota Banjarmasin.
3. Dokumentasi, yaitu mengumpulkan data dengan melihat, menganalisis
dokumen-dokumen yang diperlukan sesuai dengan masalah diteliti di
LAZISMU Kota Banjarmasin. Metode ini dilakukan dengan melihat
dokumen-dokumen resmi yang tertulis maupun gambar serta
literatureyang terkait seperti catatan-catatan serta buku peraturan yang
ada.
4. Studi Pustaka, yaitu peneliti melakukan penelitian dengan membaca dan
mempelajariliterature yang relevan seperti jurnal, skripsi, buku dan
media lainnya yang berhubungan dengan penelitian.

E. Teknik Analisa Data


Dalam penelitian ini penulis melakukan tahapan-tahapan sebagai
berikut:
1. Mengumpulkan data-data penelitian di LAZISMU Kota Banjarmasin
berupa catatan-catatan yang terkait dengan penelitian seperti sejarah,
struktur organisasi, laporan keuangan, manajemen dan program.
2. Melakukan bobot penilaian pada setiap dimensi untuk menyusun indeks
transparansi.
3. Melakukan perhitungan indikator pada transparansi di LAZISMU Kota
Banjarmasinberdasarkan rumus indeks transparansi OPZ dan juga
menganalisis serta menginterpretasikan tingkat transparansi.
4. Membuat kesimpulan dari hasil analisis penelitian mengenai
transparansi di LAZISMU Kota Banjarmasin.
5. Memberikan hasil dan saran dalam meningkatkan transparansi di
LAZISMU Kota Banjarmasin
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum LAZISMU Kota Banjarmasin
a. Sejarah singkat LAZISMU Kota Banjarmasin
LAZISMU merupakan Lembaga Zakat Infaq dan Shadaqah
Muhammadiyah tingkat Nasional yang berkhidmat dalam
pemberdayaan masyarakat melalui pendayagunaan secara produktif
dana zakat, infaq/ sedeqah, wakaf dan kemanusiaan lainnya baik
dari perseorangan, lembaga, perusahaan dan instansi lainnya.
LAZISMU awalnya didirikan oleh Pimpinan Pusat
Muhammadiyah pada tahun 2002, selanjutnya dikukuhkan oleh
Menteri Agama Republik Indonesia sebagai Lembaga Amil Zakat
Nasional melalui SK No. 457/21 November 2002. Dengan
berlakunya UU Zakat nomor 23 tahun 2011, Peraturan Pemerintah
nomor 14 tahun 2014 dan Keputusan Menteri Agama Republik
Indonesia nomor 333 tahun 2015. LAZISMU sebagai Lembaga
amil zakat nasional telah dikukuhkan kembali melalui SK Menteri
Agama Republik Indonesia nomor 730 tahun 2016.
Di Kalimantan Selatan LAZISMU resmi beroperasional
semenjak adanya Surat Keputusan Depag No. 529 Tahun 2019,
maka sejak itu LAZISMU melakukan kegiatan pemberdayaan
masyarakat. Dengan semangat ta’awun, memberi untuk negeri &
berbagi untuk warga banua. LAZISMU berupaya untuk menjadi
lembaga zakat nasional yang terpercaya, transparan dan profesional
dalam pengelolaannya. Sehingga mampu memberikan sumbangsih
dalam masalah masyarakat di Kota Banjarmasin yang semakin
berkembang.
LAZISMU Kota Banjarmasin hadir sejak tahun 2018 dan
secara resmi beroperasional dengan Surat Keputusan No.

29
30

170/KEP/III/O/D/2018, tanggal 21 Dzulkaidah 1439/ 3 Agustus


2018. Sebagai lembaga nirlaba, LAZISMU berkhidmat dalam
pemberdayaan masyarakat, melalui optimalisasi pendayagunaan
dana ZISKA dari masyarakat.

b. Visi dan misi LAZISMU Kota Banjarmasin


LAZISMU merupakan lembaga zakat yang berkhidmat dalam
pemberdayaan masyarakat melalui pendayagunaan secara produktif
dana zakat, infaq/ sedekah, wakaf dan kemanusiaan. Visi
LAZISMU menjadi lembaga amil zakat yang terpercaya. Dalam
mewujudkan visi tersebut LAZISMU mempunyai misi, sebagai
berikut:
1) Optimalisasi pengelolaan ZISKA yang amanah, profesional
dan transparan.
2) Optimalisasi pendayagunaan ZISKA yang kreatif, inovatif dan
produktif.
3) Optimalisasi pelayanan donatur.

c. Sruktur organisasi LAZISMU Kota Banjarmasin

Gambar 4. 1. Struktur Organisasi LAZISMU Kota Banjarmasin


Sumber: LAZISMU Kota Banjarmasin, diolah penulis (2021)
31

Pada LAZISMU Kota Banjarmasin ada terdapat beberapa


kantor layanan (baik dari masjid, sekolah ataupun rumah sakit) yang
sebagai sub unit layanan dari LAZISMU Kota Banjarmasin yaitu
sebagai berikut:
1) Kantor Layanan (KL) Al-Mujahidin cabang 1
2) Kantor Layanan (KL) Masjid Muhammadiyah Kelayan cabang
2
3) Kantor Layanan (KL) Pondok Pesantren Al-Furqon cabang 3
4) Kantor Layanan (KL) Al-Istiqomah Kelayan Timur cabang 6
5) Kantor Layanan (KL) Al-Mukhlisin cabang 9
6) Kantor Layanan (KL) Al-Ummah cabang 11
7) Kantor Layanan (KL) Al-Muhajirin cabang 13
8) Kantor Layanan (KL) LAZISMU Al-Jihad cabang 4
9) Kantor Layanan (KL) LAZISMU Al-Far’u As-Tsamaniyah

d. Program LAZISMU Kota Banjarmasin


Program-program Nasional untuk Penyaluran Dana Zakat dan
Infak/Sedekah (ZIS) yang dilaksanakan oleh LAZISMU Kota
Banjarmasin terbagi masing-masing pilar yaitu:
1) Pilar Pendidikan
a) Program Beasiswa Sang Surya
b) Program Beasiswa Mentari
c) Program Sekolah Cerdas
d) Program Muhammadiyah Scholarship Preparation
Program (MSPP)
e) Program Peduli Guru
f) Program Save Our School
g) Program Goes to Campus
2) Pilar Kesehatan
a) Program Peduli Kesehatan
b) Program Klinik Apung Said Tuhuleley
32

c) Program Indonesia Mobile Clinic


d) Program Timbang (Tingkatkan Kemampuan Gizi
Seimbang)
e) Program Pesantren Bebas Skabies
3) Pilar Ekonomi
a) Program Pemberdayaan UMKM
b) Program Riasa Corner
c) Program Tani Bangkit
d) Program Peternakan Masyarakat Mandiri
4) Pilar Dakwah
a) Program Dai Mandiri
b) Program Pemberdayaan Mualaf
c) Program Da’i Perkotaan
5) Pilar Sosial Kemanusiaan
a) Program Muhammadiyah Senior Care
b) Program Pemberdayaan Difable
c) Program Indonesia Terang
d) Program Indonesia Siaga
e) Program Muhammadiyah Aid
f) Program Sanitasi Untuk Masyarakat
6) Pilar Rutin
a) Program Ramadhan Mencerahkan
b) Program Kado Ramadhan
c) Program Kurban Untuk Kemanusiaan
d) Program Mudikmu Aman
e) Program Kampung Berkemajuan

2. Hasil Penelitian
Aspek transparansi dalam pengelolaan zakat merupakan suatu hal
yang penting karena Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) adalah lembaga
yang mengelola dana zakat, infak serta sedekah dari masyarakat umum,
33

sehingga dalam pengelolaannya membutuhkan praktik transparansi yang


sangat baik dengan cara mengukur sejauh mana prinsip transparansi
diimplementasikan oleh OPZkhususnya bagi lembaga amil zakat. Pusat
Kajian Strategis BAZNAS telah mengeluarkan buku mengenai sebuah
metode mengukur tingkat transparansi di OPZ secara akurat yaitu
menggunakan indeks transparansi OPZ agar mendapat kepercayaan dari
masyarakat luas dan tidak berdampak secara sistematik(Puskas Baznas,
2020).
Mekanisme transparansi dalam pengelolaan LAZISMU Kota
Banjarmasin dalam mengukur indeks transparansi OPZ terdapat 3
dimensi utama yaitu dimensi transparansi keuangan, transparansi
manajemen dan transparansi program. Pada penelitian ini penulis
melakukan pengamatan pada LAZISMU Kota Banjarmasin dengan
melakukan wawancara langsung bersama Bapak Rahmatullah selaku
bagian keuangan LAZISMU Kota Banjarmasin. Penulis telah melakukan
hasil wawancarayang di dapat dengan menentukan skor skala likert yang
diukur menggunakan rumus indeks transparansi OPZ pada masing-
masing variabel dimensi transparansi.Hasil skor skala likert pada setiap
dimensi tersebut berisikan dari semua indikator yang sudah ditentukan
oleh Puskas BAZNAS. Dibawah ini merupakan hasilwawancara penulis
dengan pihak LAZISMU Kota Banjarmasin berdasarkan indikator untuk
menentukan skor skala likert yaitu sebagai berikut :
a. Publikasi laporan keuangan
1) Laporan melalui website, dimana LAZISMU Kota
Banjarmasin mempublikasikan Laporan Keuangan melalui
website yaitu https://lazismubanjarmasin.godaddysites.com
sekurang-kurangnya 3 bulan sekali diwebsite karena
LAZISMU Kota Banjarmasin harus meupdate data secara
internal terlebih dahulu setiap bulan nya. Sehingga dari
penjelasan tersebut LAZISMU Kota Banjarmasin diberi skor
skala likert 4.
34

2) Publikasi media massa, dimana LAZISMU Kota Banjarmasin


tidak melakukan publikasi laporan keuangan baik melalui
media sosial, media massa, maupun media elektronik lainnya
karena LAZISMU Kota Banjarmasin hanya mempublikasi
laporan keuangan hanya melalui website saja dan LAZISMU
Kota Banjarmasin hanya mempublikasi kegiatan yang
dilakukan melalui media sosial, media massa maupun media
elektronik lainnya. Sehingga dari penjelasan tersebut
LAZISMU Kota Banjarmasin diberi skor skala likert 1.
b. Laporan Keuangan
1) Menggunakan sistem informasi, dimana di LAZISMU Kota
Banjarmasin menggunakan sistem informasi yang terkoneksi
dengan LAZISMU Pusat yang berfungsi untuk memasukan
data dan menginput data sesuai petunjuk akuntansi prosedur
LAZISMU Pusat. Sehingga dari penjelasan tersebut LAZISMU
Kota Banjarmasin diberi skor skala likert 5.
2) Ketepatan waktu pelaporan, dimana LAZISMU Kota
Banjarmasin melakukan pelaporan laporan keuangan dilakukan
secara tepat waktu setiap tanggal awal. Sehingga dari
penjelasan tersebut LAZISMU Kota Banjarmasin diberi skor
skala likert 5.
3) Opini auditor independen, dimana LAZISMU Kota
Banjarmasin melakukan audit pada laporan keuangan dan
proses pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor memiliki
kewajaran dimana LAZISMU Kota Banjarmasin memiliki
kewajaran dalam hal persentase telah dilaporkan ke donator
dan sesuai dengan program penghimpunan dan
penyaluran.Sehingga dari penjelasan tersebut LAZISMU Kota
Banjarmasin diberi skor skala likert 5.
35

c. Tata Kelola
1) SOP dan ISO, dimana Standar Operasional (SOP) yang ada di
LAZISMU Kota Banjarmasin ada yaitu mengikuti kebijakan
dari persarikatan muhammadiyah dan pola dari LAZISMU
Pusat sedangkan standarisasi ISO tidak ada di LAZISMU Kota
Banjarmasin tetapi hanya ada di pusat LAZISMU yang
memiliki standardisasi ISO sekitar 4-5 artinya LAZISMU Kota
Banjarmasin hanya memiliki SOP dan ISO hanya ada di pusat
LAZISMU Kota Banjarmasin.Sehingga dari penjelasan
tersebut LAZISMU Kota Banjarmasin diberi skor skala likert
2.
2) Rencana strategi tahunan, dimana LAZISMU Kota
Banjarmasin tidak memiliki rencana strategis tahunan hanya
LAZISMU Pusat saja yang memiliki rencana strategi
tahunan.Sehingga dari penjelasan tersebut LAZISMU Kota
Banjarmasin diberi skor skala likert1.
3) Rencana kerja anggaran tahunan, dimana LAZISMU Kota
Banjarmasintidak memiliki rencana kerja anggaran tahunan
yang diturunkan dari rencana strategis (RENSTRA) tetapi
rencana kerja anggaran secara global sajaseperti RAB
(Rencana Anggaran Bulanan) yang dilaporkan ke wilayah, jadi
dari kantor layanan ke kota dan dari kota ke wilayah dan dari
wilayah ke pusat. Jadi LAZISMU ini bejerjenjang yang
berfokus pada warga muhammadiyah saja yang terikat maupun
tidak terikat. Jadi, LAZISMU Kota hanya bisa mengelola 10%
saja sisanya itu kantor layanan yang mengelola dan tidak
dilaporkan ke LAZISMU pusat.Sehingga dari penjelasan
tersebut LAZISMU Kota Banjarmasin diberi skor skala likert1.
36

d. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi yang ada di LAZISMU Kota Banjarmasin,
memiliki visi misi dan profile anggota serta sistem kepegawaian
yang terdokumentasi dengan baik. Sehingga dari penjelasan tersebut
LAZISMU Kota Banjarmasin diberi skor skala likert5.
e. Portal Informasi dan Dokumentasi (PID) Publik
LAZISMU Kota Banjarmasin tidak memiliki pejabat PID
secara khusus akan tetapi yang mengelola LAZISMU Kota
Banjarmasin dalam bentuk tim maka sebagai orang LAZISMU Kota
Banjarmasin harus siap (fleksibel) dalam portal informasi dan
dokumentasi publik. Portal informasi yang ada di LAZISMU Kota
Banjarmasin ada seperti website,sosial media dan media
lainnya.Sehingga dari penjelasan tersebut LAZISMU Kota
Banjarmasin diberi skor skala likert2.
f. Saluran Pengaduan
LAZISMU Kota Banjarmasin memiliki saluran pengaduan bagi
masyarakat jika ada keluhan atau kritik. Kebanyakan masyarakat
jika ada keluhan atau kritik mereka langsung menemui badan
pengarahdan badan ekskutif yang ada di LAZISMU Kota
Banjarmasin dan tidak ada diumumkan ke publik karena itu secara
internal saja. Akan tetapi ada juga masyarakat yang memberikan
masukan atau saran lewat email LAZISMU Kota Banjarmasin.
Sehingga dari penjelasan tersebut LAZISMU Kota Banjarmasin
diberi skor skala likert3.
g. Aktivitas Realtime
1) Aktivitas penghimpunan realtime, dimanaLAZISMU Kota
Banjarmasin melakukan aktivitas penghimpunan dengan
membuat program open donasi dan memuktahirkan (meupdate)
data penghimpunan dilakukan setiap bulan. Sehingga dari
penjelasan tersebut LAZISMU Kota Banjarmasin diberi skor
skala likert4
37

2) Aktivitas penyaluran realtime, LAZISMU Kota Banjarmasin


melakukan aktivitas penyaluran dengan mengadakan rapat
terlebih dahulu ketika mendapatkan dana dari donasi dan
memuktahirkan (meupdate) data penyaluran dilakukan setiap
bulan. Sehingga dari penjelasan tersebut LAZISMU Kota
Banjarmasin diberi skor skala likert4.
h. Database Muzaki dan Mustahik
1) Muzaki individu, dimana LAZISMU Kota
Banjarmasinmemiliki data muzaki secara individudan tidak ada
data muzaki yang tetap, maka dari itu tidak dimuktahirkan
(meupdate) data muzaki.Sehingga dari penjelasan tersebut
LAZISMU Kota Banjarmasin diberi skor skala likert 3.
2) Muzaki badan, dimana LAZISMU Kota Banjarmasin tidak ada
memiliki data muzaki badan karena LAZISMU Kota
Banjarmasin punya persyarikatan di bawah
Muhammadiyah.Sehingga dari penjelasan tersebut LAZISMU
Kota Banjarmasin diberi skor skala likert 1.
3) Mustahik, dimana LAZISMU Kota Banjarmasin memiliki data
mustahik dan dimuktahirkan (terupdate). Sehingga dari
penjelasan tersebut LAZISMU Kota Banjarmasin diberi skor
skala likert 5.
i. Data Penghimpunan dan Penyaluran
1) Data penghimpunan, dimana LAZISMU Kota Banjarmasin
terdapat data penghimpunan yang dirinci menurut jenis dana
dan diupdate. Sehingga dari penjelasan tersebut LAZISMU
Kota Banjarmasin diberi skor skala likert 5.
2) Data penyaluran, dimana LAZISMU Kota Banjarmasin
terdapat data penyaluran yang dirinci menurut jenis dana dan
diupdate. Sehingga dari penjelasan tersebut LAZISMU Kota
Banjarmasin diberi skor skala likert 5.
38

Berdasarkan hasil wawancara diatas yang di dapat penulis dengan


pengurus LAZISMU Kota Banjarmasin. Maka penulis dapat
menentukan skor skala likert indeks transparansi dari ketiga dimensi
transparansi yang ada di LAZISMU Kota Banjarmasin Maka. dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.1 Hasil Skor Skala Likert Indeks Transparansi LAZISMU


Kota Banjarmasin

Variabel Indikator Skor Keterangan


Transparansi Keuangan
Publikasi Laporan Laporan melalui website 4 Kuat
Keuangan Publikasi media masa 1 Sangat Lemah
Menggunakan Sistem
5 Sangat Kuat
Laporan Informasi
Keuangan Ketepatan waktu pelaporan 5 Sangat Kuat
Opini Auditor Independen 5 Sangat Kuat
Transparansi Manajemen
SOP dan ISO 2 Lemah
Tata Kelola Rencana Strategi Tahunan 1 Sangat Lemah
Rencana Anggaran Tahunan 1 Sangat Lemah
Struktur Organisasi:Profil
Struktur
manajemen, profil member, 5 Sangat Kuat
Organisasi
sistem kepegawaian
Portal informasi dan
PID 2 Lemah
Dokumentasi Publik
Saluran
Saluran Pengaduan 3 Cukup
Pengaduan
Transparansi Program
Aktivitas Penghimpunan
4 Kuat
Aktivitas Real- (Real-Time)
Time Aktivitas Penyaluran (Real-
4 Kuat
Time)
Database Muzaki Individu 3 Cukup
Database Muzaki
Database Muzaki Badan 1 Sangat Lemah
dan Mustahik
Database Mustahik 5 Sangat Kuat
Data program Data penghimpunan 5 Sangat Kuat
penghimpunan
dan penyaluran Data penyaluran 5 Sangat Kuat
Sumber: diolah oleh penulis (2021)
39

Dari hasil skor skala likert indeks transparansi di atas yang di dapat
penulis melalui wawancara dengan pihak LAZISMU Kota Banjarmasin.
Maka, dapat dihitung berdasarkan rumus perhitungan indeks
Transparansi OPZ yang ada di Puskas BAZNAS yaitu:
a. Perhitungan indeks transparansi keuangan
Berdasarkan rumus indeks transparansi keuangan untuk
dimensi transparansi keuangan pada variabel publikasi laporan
keuangan terdapat D11dengan bobot senilai 0,39 dan V11 diketahui
bobot dengan nilai 0,55 yang dibutuhkan untuk variabel publikasi
laporan keuangan. Sedangkan untuk variabel laporan keuangan
terdapat D11 diketahui memiliki bobot yang sama senilai 0,39 dan
V12diketahui dengan bobot 0,45. Sedangkan untuk skala yang
diperoleh dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis didapat
skalalikert untuk variabelpublikasi laporan keuangan pada indikator
laporan melalui website diperoleh skor skala likert 4 dan indikator
publikasi media masa diperoleh skor skala likert 1. Selain itu,
variabel laporan keuangan pada indikator menggunakan sistem
Informasi diperoleh skor skala likert 5, indikator ketepatan waktu
pelaporan diperoleh skor skala likert 5 dan indikator opini auditor
independen diperoleh skor skala likert 5. Perhitungan indeks
transparansi keuangan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Perhitungan Indeks Transparansi Keuangan

Indeks Transparansi Keuangan (I-TK01)


D11 0,39 0,39 D11 0,39 0,39 0,39
1 2
V1 0,55 0,55 V1 0,45 0,45 0,45
S 4 1 S 5 5 5
ITK1 0,858 0,2145 ITK2 0,8775 0,8775 0,8775
(01) 0,536 (01) 0,878
I-TK010,283
Sumber: diolah oleh penulis (2021)
40

Dari tabel diatas dapat diketahui hasil perhitungan untuk


variabel publikasi laporan keuangan diperoleh sebesar 0,536 dan
untuk variabel laporan keuangan diperoleh hasil sebesar 0,878.
Maka, dari hasil perhitungan tersebut didapatkan hasil indeks
transparansi keuangan di LAZISMU Kota Banjarmasin sebesar
0,283.

b. Perhitungan indeks transparansi manajemen


Berdasarkan rumus indeks transparansi manajemen untuk
dimensi transparansi manajemen pada variabel tata kelola terdapat
D22 dengan bobot senilai 0,29 dan V23diketahui bobot 0,32 yang
dibutuhkan untuk variabel tata kelola. Sedangkan untuk variabel
struktur organisasi terdapat D22diketahui memiliki bobot yang sama
senilai 0,29 dan V24 diketahui dengan bobot 0,23 yang dibutuhkan
untuk variabel struktur organisasi. Selain itu, untuk variabel portal
informasi dan dokumentasi publik terdapat D22 yang diketahui
memiliki bobot yang sama yaitu 0,29 dan V25 diketahui memiliki
bobot 0,21 yang dibutuhkan untuk variabel portal informasi dan
dokumentasi publik. Kemudian, untuk variabel saluran pengaduan
terdapat D22 yang diketahui memiliki bobot senilai 0,29 juga dan
V26 diketahui memiliki bobot 0,24 yang dibutuhkan untuk variabel
saluran pengaduan.Sedangkan untuk skala yang diperoleh dari hasil
wawancara yang dilakukan oleh penulis didapat skala untuk
variabel tata kelola pada indikator SOP dan ISO diperoleh skor
skala likert2, pada indikator rencana strategi tahunan diperoleh skor
skala likert 1, pada indikator rencana anggaran tahunan diperoleh
skor skala likert 1 dan pada variabel struktur organisasi untuk
indikator profil manajemen, profil member, sistem kepegawaian
diperoleh skor skala likert 5 dan untuk variabel Portal Informasi dan
Dokumentasi Publik diperoleh skor skala likert 2 selain itu, variabel
41

saluran pengaduan dengan diperoleh skor skala likert3. Perhitungan


indeks transparansi manajemen dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3 Perhitungan Indeks Transparansi Manajemen

Indeks Transparansi Manajemen (I-TM02)


2
D2 0,29 0,29 0,29 D22 0,29 D22 0,29 D22 0,29`
V23 0,32 0,32 0,32 V2 4
0,23 V2 5
0,21 V2 6
0,24
S 2 1 1 S 5 S 2 S 3
ITM3 0,186 0,093 0,093 ITM4 0,334 ITM5 0,122 ITM6 0,209
(02) 0,124 (02) 0,334 (02) 0,122 (02) 0,209
I-TM020,158
Sumber: diolah oleh penulis (2021)

Dari tabel diatas dapat diketahui hasil perhitungan untuk


variabel tata kelola diperoleh nilai sebesar 0,124, untuk variabel
struktur organisasi diperoleh nilai sebesar 0,334, untuk variabel PID
diperoleh nilai sebesar 0,122 dan untuk variabel saluran pengaduan
0,209. Maka, dari hasil perhitungan tersebut didapatkan hasil indeks
transparansi manajemen di LAZISMU Kota Banjarmasin sebesar
0,158.

c. Perhitungan indeks transparansi program


Berdasarkan rumus indeks transparansi program untuk dimensi
transparansi program pada variabel aktivitas realtime, aktivitas
penghimpunan dan aktivitas penyaluran (realtime) terdapat
D33dengan bobot senilai 0,32 dan V37diketahui bobot 0,52 yang
dibutuhkan untuk variabel aktivitas realtime, aktivitas
penghimpunan dan aktivitas penyaluran (realtime). Sedangkan
untuk variabel database muzaki dan mustahik terdapat D33diketahui
memiliki bobot yang sama senilai 0,32 dan V38 diketahui dengan
bobot 0,23 yang dibutuhkan untuk variabel database muzaki dan
mustahik. Selain itu, untuk variabel data penghimpunan dan
42

penyaluran terdapat D33 yang diketahui memiliki bobot yang sama


yaitu 0,32 dan V39 diketahui memiliki bobot 0,25 yang dibutuhkan
untuk variabel data penghimpunan dan penyaluran. Sedangkan
untuk skala yang diperoleh dari hasil wawancara yang dilakukan
oleh penulis didapat skala untuk variabel aktivitas realtime pada
indikator aktivitas penghimpunan realtime diperoleh skor skala
likert 4, indikator aktivitas penyaluran realtime diperoleh skor skala
likert 4. Sedangkan pada variabel database muzaki dan mustahik
untuk indikator database muzaki individu diperoleh skor skala likert
3, indikator database muzaki badan diperoleh skor skala likert 1 dan
indikator database mustahik diperoleh skor skala likert 5. Dan pada
variabel data program penghimpunan dan penyaluran untuk
indikator data penghimpunan diperoleh skor skala likert 5 dan
indikator data penyaluran diperoleh skor skala likert 5. Perhitungan
indeks transparansi program dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4 Perhitungan Indeks Transparansi Program

Indeks Transparansi Program (I-TP03)


3 3
D3 0,32 0,32 D3 0,32 0,32 0,32 D33 0,32 0,32
7 8
V3 0,52 0,52 V3 0,23 0,23 0,23 V39 0,25 0,25
S 4 4 S 3 1 5 S 5 5
ITP7 0,666 0,666 ITP8 0,221 0,074 0,368 ITP9 0,4 0,4
(03) 0,666 (03) 0,221 (03) 0,4
I-TP03 0,257
Sumber: diolah oleh penulis (2021)

Dari tabel diatas dapat diketahui hasil perhitungan untuk


varibel aktivitas realtime diperoleh nilai sebesar 0,666, untuk
variabel database muzaki dan mustahik diperoleh nilai sebesar
0,221 dan variabel data program penghimpunan dan penyaluran
diperoleh nilai sebesar 0,4. Maka, dari hasil perhitungan tersebut
43

didapatkan hasil indeks transparansi program di LAZISMU Kota


Banjarmasin sebesar 0,257.
Dari perhitungan indeks 3 dimensi transparansi di atas, maka
hasil indeks transparansi LAZISMU Kota Banjarmasin dapat dilihat
pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.5 HasilIndeks Transparansi LAZISMU Kota Banjarmasin

No Dimensi Variabel Perhitungan Hasil


Publikasi Laporan
0,536
Transpransi Keuangan (X1.1)
1 0,28
Keuangan (X1) Laporan Keuangan
0,878
(X1.2)
Tata Kelola (X2.1) 0,124
Struktur Organisasi
0,334
(X2.2)
Transparansi Portal Informasi dan
2 Manajemen Dokumentasi (PID) 0,122 0,16
(X2) (X2.3)

Saluran Pengaduan
0,209
(X2.4)

Aktivitas Real-time
0.666
(X3.1)
Database Muzaki
Transparansi 0,221
3 dan Mustahik (X3.2) 0,26
Program (X3)
Data Program
Penghimpunan dan 0,4
Penyaluran (X3.3)
Itranz 0,70
Sumber: diolah oleh penulis (2021)

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diperoleh nilai indeks di


LAZISMU Kota Banjarmasin sebesar 0,70. Puskas BAZNAS telah
mengkategorikan penilaian dari hasil perhitungan indeks dengan rentang
nilai indeks transparansi yang dihasilkan berada di antara angka 0,51 –
44

0,75 maka dapat dikatakan masuk dalam kategori cukup transparan,


meskipun harus lebih meningkatkan tingkat transparansinya agar
mencapai tingkat yang transparan.

B. Pembahasan Hasil Penelitian


Lembaga Amil Zakat adalah lembaga yang melayani kepentingan publik
dalam penghimpunan dan penyaluran dana masyarakat. Sebagai organisasi
sektor publik tentu saja Lembaga Amil Zakat memiliki konsekuensi dituntut
untuk dapat memberikan informasi mengenai pengelolaan kepada semua
pihak yang berkepentingan, untuk itu perlu adanya transparansi dalam sebuah
Lembaga Amil Zakat sebagai salah satu pertanggung jawaban Lembaga
terhadap muzakki. Selain itu undang-undang nomor 23 tahun 2011
menyebutkan bahwa Lembaga Amil Zakat harus transparansi mengenai
pengelolaan yang ada di lembaga tersebut. Dalam penelitian ini untuk
mengetahui transparansi dalam Lembaga Amil Zakat perlu adanya
perhitungan tingkat transparansi yang ada di Lembaga Amil Zakat dengan
menggunakan indeks transparansi OPZ yang ada 3 dimensi yaitu transparansi
keuangan, transparansi manajemen dan transparansi program. Dari 3 aspek
tersebut terdapat 9 variabel dan 18 indikator yang dapat diukur untuk
mengetahui tingkat transparansi yang ada di LAZISMU Kota Banjarmasin.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti dengan
menggunakan rumus perhitungan indeks transparansi OPZ yang ada di
Puskas BAZNAS bahwa LAZISMU Kota Banjarmasin yang menjadi objek
penelitian penulis pada saat ini dikategorikan cukup transparansi. Di lihat
secara rinci LAZISMU Kota Banjarmasin memiliki tingkat transparansi yang
lebih tinggi di dimensi transparansi keuangan dan di dimensi transparansi
program dimana LAZISMU Kota Banjarmasin memiliki website resmi untuk
memberikan informasi kepada publik dan juga memiliki media sosial seperti
instagram, facebook dan whatsapp. Hal ini dapat mempermudah masyarakat
mendapatkan informasi ataupun kegiatan yang ada di LAZISMU Kota
Banjarmasin. Sedangkan di dimensi transparansi program pada data program
45

penghimpunan dan penyaluran tersedia data tersebut secara rinci menurut


jenis dana dan terupdate. Hal ini dapat diketahui bahwa LAZISMU Kota
Banjarmasin menjalankan dana penghimpunan menyalurkannya dengan baik
berdasarkan program yang mereka laksanakan yang ada di LAZISMU Kota
Banjarmasin. Berikut merupakan hasil dari perhitungan tingkat transparansi
yang ada di LAZISMU Kota Banjarmasin yaitu:
1. Transparansi Keuangan
Transparansi keuangan (X1) terdapat 2 variabel yaitu Publikasi
Laporan Keuangan (X1.1) dan Laporan Keuangan (X1.2) serta 5
indikator yang diukur menggunakan skala likert pengukuran indeks
transparansi. Dari hasil perhitungan menggunakan rumus indeks
transparansi keuangan (I-TK01) yang didapatkan melalui wawancara
penulis, pada variabel publikasi laporan keuangan (X1.1) memperoleh
hasil perhitungansenilai 0,536dimana didalamnya terdapat2 indikator
yaitu indikator laporan melalui website dan publikasi media massa.
Indikator laporan melalui website memperoleh skor skala likert 4 yang
artinya kuat dimana LAZISMU Kota Banjarmasin melakukan publikasi
laporan keuangan melalui website resmi LAZISMU Kota Banjarmasin
sekurang-kurangnya tiga bulan sekali karena LAZISMU Kota
Banjarmasin harus meupdate data secara internal terlebih dahulu setiap
bulannya. Seharusnya LAZISMU Kota Banjarmasin dapat melakukan
publikasi laporan keuangan melalui website sekurang-kurangnya setiap
bulan. Hal ini dapat mempermudah masyarakat melihat laporan
keuangan yang dikelola oleh LAZISMU Kota Banjarmasin. Selain itu,
indikator publikasi media massa memperoleh skor skala likert 1 yang
artinya sangat lemah dimana LAZISMU Kota Banjarmasin melakukan
publikasi laporan keuangan hanya di website resmi LAZISMU Kota
Banjarmasin saja dan tidak melakukan publikasi laporan keuangan
melalui media massa maupun media elektronik lainnya, seharusnya
LAZISMU Kota Banjarmasin tetap harus melakukan publikasi laporan
keuangan melewati media massa maupun media elektronik lainnya
46

sehingga masyarakat dapat melihat laporan keuangan LAZISMU Kota


Banjarmasin selain di website resmi LAZISMU Kota Banjarmasin.
LAZISMU Kota Banjarmasin hanya melakukan publikasi kegiatan yang
mereka lakukan di media massa, media sosial ataupun elektronik seperti
kegiatan mereka pada saat pendistribusian.
Selain itu, variabel laporan keuangan (X1.2) memperoleh hasil
perhitungan senilai 0,878 dimana didalamnya terdapat 3 indikator yaitu
indikator menggunakan sistem informasi, ketepatan waktu pelaporan dan
opini auditor independen. Indikator menggunakan sistem informasi
memperoleh skor skala likert 5 artinya sangat kuat dimana LAZISMU
Kota Banjarmasin menggunakan sistem informasi atau terkoneksi
dengan sistem informasi LAZISMU Pusat. Sedangkan indikator
ketepatan waktu pelaporan memperoleh skor skala likert 5 yang artinya
sangat kuat dimana LAZISMU Kota Banjarmasin melakukan pelaporan
laporan keuangan tepat waktu ke pusat LAZISMU dan indikator opini
auditor independen memperoleh skor skala likert 5 juga yang artinya
sangat kuat dimana LAZISMU Kota Banjarmasin melakukan audit pada
laporan keuangan dan proses pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor
memiliki kewajaran dimana LAZISMU Kota Banjarmasin memiliki
kewajaran dalam hal persentase telah dilaporkan ke donator dan sesuai
dengan program penghimpunan dan penyaluran.
Dimensi Transparansi Keuangan (X1) LAZISMU Kota
Banjarmasin memperoleh hasil perhitungan dari ke 2 variabel yang
menunjukkan angka 0,28 yang artinya dapat dilihat dari kategori
penilaian indeks transparansi OPZ maka transparansi keuangan yang ada
di LAZISMU Kota Banjarmasin masuk dalam kategori kurang
transparansi. Dalam 2 variabel yang terdapat 5 indikator transparansi
keuangan,ada 4 indikator yang memiliki skor skala likert yang tinggi
yaitu laporan melalui website, indikator menggunakan sistem informasi,
ketepatan waktu pelaporan dan opini auditor independen. Sedangkan
indikator yang memiliki skor skala likert rendah yaitu indikator
47

publikasi media massa. Hal iniLAZISMU Kota Banjarmasin patut untuk


mempertahankandan meningkatkan lagi indikator yang memiliki skor
skala likert tinggi khususnya laporan melalui website yang memiliki
skor skala likert 4 yang seharusnya lebih bisa meningkatkan lagi dengan
melakukan publikasi laporan keuangan melalu website sekurang-
kurangnya setiap bulan. Hal ini dapat meningkatkan transparansi
keuangan yang ada di LAZISMU Kota Banjarmasin.
Sedangkanindikator yang memiliki skor skala likert yang rendah yaitu
publikasi media massa, LAZISMU Kota Banjarmasin perlu lebih
meningkatkan lagi publikasi laporan keuangan melalui media massa,
media elektronik lainnya agar masyarakat dapat mengetahui laporan
keuangan yang ada di LAZISMU Kota Banjarmasin.

2. Transparansi Manajemen
Transparansi Manajemen (X2) terdapat 4 variabel yaitu tata kelola
(X2.1), struktur organisasi (X2.2), portal informasi dan dokumentasi
publik (X2.3), dan saluran pengaduan (X2.4) yang mempunyai 6
indikator diukur menggunakan skala likert pengukuran indeks
transparansi. Dari hasil perrhitungan menggunakan rumus indeks
transparansi manajemen (I-TM02) yang didapatkan melalui wawancara
penulis, pada variabel tata kelola (X1.2) memperoleh hasil perhitungan
seniai 0,124 dimana didalamnya terdapat 3 indikator yaitu indikator SOP
dan ISO, rencana strategi tahunan dan rencana kerja anggaran tahunan.
Indikator SOP dan ISO memperoleh skorskala likert senilai 2 yang
artinya lemah dimanaStandar Operasional (SOP) yang ada di LAZISMU
Kota Banjarmasin ada yaitu mengikuti kebijakan dari persarikatan
muhammadiyah dan pola dari LAZISMU Pusat sedangkan standarisasi
ISO tidak ada di LAZISMU Kota Banjarmasin tetapi hanya ada di pusat
LAZISMU yang memiliki standardisasi ISO sekitar 4-5 artinya
LAZISMU Kota Banjarmasin hanya memiliki SOP dan ISO hanya ada
di pusat LAZISMU Kota Banjarmasin.Seharusnya LAZISMU Kota
48

Banjarmasin jika memiliki SOP harus distandarisasikan melalui ISO dan


indikator rencana strategis tahunan memperoleh skor skala likert senilai
1 artinya lemah dimana LAZISMU Kota Banjarmasin tidak memiliki
rencana strategi tahunan hanya LAZISMU Pusat saja yang memiliki.
Sedangkan indikator rencana kerja anggaran tahun memperoleh skor
skala likert senilai 1 artinya lemah dimana LAZISMU Kota Banjarmasin
juga tidak memiliki rencana kerja anggaran tahunanyang diturunkan dari
rencana strategis (RENSTRA) tetapi rencana kerja anggaran secara
global saja seperti RAB (Rencana Anggaran Bulanan) dilaporkan ke
wilayah. Dari kantor layanan ke kota dan dari kota ke wilayah dan dari
wilayah ke pusat. Jadi LAZISMU Kota Banjarmasin bejerjenjang yang
berfokus pada warga muhammadiyah yang terikat maupun tidak terikat.
Seharusnya LAZISMU Kota Banjarmasin dapat membuat rencana
strategi tahunan dan rencana kerja anggaran tahunan yang bisa
dilaporkan ke LAZISMU pusat.
Sedangkan variabel struktur organisasi (X2.2) memiliki 1 indikator
yang memperoleh hasil perhitungan senilai 0,334 dengan memiliki skor
skala likert senilai 5 artinya sangat kuat dimana LAZISMU Kota
Banjarmasin memiliki visi misi, struktur organisasi, profile anggota yang
terdokumentasi dan sistem kepegawaian yang terdokumentasi dengan
baik. Kemudian, variabel Portal Informasi dan Dokumentasi (X2.3)
memiliki 1 indikator yang memperoleh hasil perhitungan senilai 0,122
dengan memiliki skor skala likert senilai 2 artinya lemah dimana
LAZISMU Kota Banjarmasin tidak ada pejabat PID akan tetapi hanya
memiliki portal informasi dan dokumentasi publik yang dilakukan oleh
semua anggota LAZISMU Kota Banjarmasin dalam artian LAZISMU
Kota Banjarmasin fleksibel dalam hal portal informasi dan dokumentasi
publik. Seharusnya LAZISMU Kota Banjarmasin dapat memiliki pejabat
PID, portal informasi dan dokumentasi publik dan juga memberikan
informasi publik yang benar, akurat, mudah di akses dan uptodate agar
dapat meningkatkan transparansi manajemen yang ada di LAZISMU
49

Kota Banjarmasin. Selain itu, variabel saluran pengaduan (X2.4)


memiliki 1 indikator yang memperoleh hasil perhitungan senilai 0,209
dengan memiliki skor skala likert senilai 3 artinya cukup dimana
LAZISMU Kota Banjarmasin memiliki saluran pengaduan seperti email,
sosial media dan website yang sudah tersedia tetapi tidak diumumkan ke
publik karena masyarakat lebih memilih untuk langsung ke tempat
LAZISMU Kota Banjarmasin, hal ini membuat pihak LAZISMU Kota
Banjarmasin tidak mengumumkan ke publik karena LAZISMU Kota
Banjarmasin lebih memprivasikan masalah tersebut terhadap masyarakat
diluar sana dan menyelesaikan masalah dengan masyarakat yang
bersangkutan. Seharusnya LAZISMU Kota Banjarmasin dapat
mengumumkan atau mempublikasikan di sosial media atau website yang
mereka miliki agar dapat diketahui masyarakat yang ada diluar sana.
Dimensi Transparansi Manajemen (X2) LAZISMU Kota
Banjarmasin memperoleh hasil perhitungan dari ke 4 variabel
menunjukkan angka 0,16 sehingga, dapat dilihat dari kategori penilaian
indeks transparansi OPZ yang memiliki arti bahwa transparansi
manajemen yang ada di LAZISMU Kota Banjarmasin masuk dalam
kategori tidaktransparan. Dalam 4 variabel yang terdapat 6 indikator
transparansi manajemen, 1 indikator yang memiliki skor skala likert
yang tinggi yaitu indikator struktur organisasi yang ada di LAZISMU
Kota Banjarmasin. sedangkan indikator yang memiliki skor skala likert
rendah yaitu indikator SOP dan ISO, rencana strategi tahunan, rencana
kerja anggaran tahunan dan PID publik dan saluran pengaduan. Hal ini
LAZISMU Kota Banjarmasin pada dasarnya perlu untuk
mempertahankan skor skala likert yang tinggi yaitu indikator struktur
organisasi dan LAZISMU Kota Banjarmasin perlu meningkatkan lagi
indikator yang memiliki skor skala likert yang rendah seperti SOP dan
ISO, rencana strategi tahunan, rencana kerja anggaran tahunan, PID
publik dan saluran pengaduana untuk mencapai tingkat maksimal
transparansi manajemen LAZISMU Kota Banjarmasin.
50

3. Transparansi Program
Transparansi Program (X3) terdapat 3 variabel yaitu Aktivitas
Realtime (X3.1), Database muzakki dan mustahik (X3.2), dan data
penghimpunan dan penyaluran (X3.3) serta 7 indikator yang diukur
dengan menggunakan skala likert pengukuran indeks transparansi. Dari
hasil perhitungan menggunakan rumus indeks transparansi program (I-
TP03) yang didapatkan melalui wawancara penulis, pada variabel
aktivitas realtime (X3.1) memperoleh hasil perhitungan senilai 0,666
dimana di dalamnya terdapat 2 indikator yaitu indikator aktivitas
penghimpunan realtime dan aktivitas penyaluran realtime. Indikator
aktivitas penghimpunan realtime dan aktivitas penyaluran realtime
memperoleh skor skala likert sama yaitu 4 artinya kuat dimana
LAZISMU Kota Banjarmasin melakukan aktivitas penghimpunan
dengan cara membuat program open donasi dan aktivitas penyaluran
dilakukan rapat pelaksanaan penyaluran pada saat dana sudah ada maka
LAZISMU Kota Banjarmasin memuktahirkan (meupdate) data
penghimpunan dan data penyaluran dilakukan setiap bulan. Seharusnya
LAZISMU Kota Banjarmasin dapat memuktahirkan data penghimpunan
dan data penyaluran setiap ada aktivitas penghimpunan dan aktivitas
penyaluran. Hal ini dapat meningkatkan transparansi program yang ada
di LAZISMU Kota Banjarmasin.
Selain itu, variabel database muzaki dan mustahik (X3.2)
memperoleh hasil perhitungan sebesar 0,221 dimana di dalamnya
terdapat 3 indikator yaitu indikator database muzaki individu, database
muzaki badan dan database mustahik.Indikator database muzaki
individu memperoleh skor skala likert 3 artinya cukup dimana
LAZISMU Kota Banjarmasin memiliki data muzaki secara individu dan
tidak ada data muzaki yang tetap, maka dari itu tidak dimuktahirkan
(meupdate) data muzaki. Hal ini seharusnya LAZISMU Kota
Banjarmasin dapat memuktahirkan data muzaki sehingga dapat diketahui
dari siapa saja donasi tersebut. Sedangkan, indikator database muzaki
51

badan memperoleh skor skala likert 1 artinya sangat lemah dimana


LAZISMU Kota Banjarmasin tidak memiliki data muzaki badan karena
LAZISMU Kota Banjarmasin mempunyai persyarikatan di bawah
Muhammadiyah. Seharusnya LAZISMU Kota Banjarmasin lebih baik
memiliki database muzaki badan agar pengelolaan pada LAZISMU Kota
Banjarmasin dapat berjalan dengan baik. Selain itu, indikator database
mustahik memperoleh skor skala likert senilai 5 artinya sangat kuat
dimana LAZISMU Kota Banjarmasin memiliki database mustahik dan
dimuktahirkan. Hal ini patut untuk dipertahankan didalam LAZISMU
Kota Banjarmasin
Selanjutnya, variabel data program penghimpunan dan penyaluran
(X3.3) memperoleh hasil perhitungan senilai 0,4 dimana didalamnya
terdapat 2 indikator yaitu indikator data penghimpunan dan data
penyaluran. Indikator data penghimpunan dan data penyaluran memiliki
skor skala likert yang sama yaitu 5 artinya sangat kuat dimana
LAZISMU Kota Banjarmasin memiliki data penghimpunan dan data
penyaluran yang rinci menurut jenis dana dan terupdate secara baku.
Dimensi Transparansi Program (X3) LAZISMU Kota Banjarmasin
memperoleh hasil perhitungan dari ke 3 variabel yang
menunjukkanangka 0,26 sehingga, dapat dilihat dari kategori penilaian
indeks transparansi OPZ yang memiliki arti bahwa transparansi program
yang ada di LAZISMU Kota Banjarmasin masuk dalam kategori kurang
transparan. Dalam 3 variabel terdapat 7 indikator transparansi
program,ada 5 indikator yang memiliki skor skala likert yang tinggi
yaitu indikator database mustahik, data penghimpunan, data penyaluran,
aktivitas penghimpunan realtime dan aktivitas penyaluran realtime. Hal
ini LAZISMU Kota Banjarmasin patut untuk mempertahankan dan
meningkatkan lagi dari 5 indikator tersebut khususnya aktivitas
penghimpunan dan penyaluran realtime yang dapat memuktahirkan data
penghimpunan dan penyaluran secara realtime agar dapat lebih
mengelola LAZISMU Kota Banjarmasin menjadi lebih baik lagi.
52

Sedangkan indikator yang memiliki skor skala likert yang rendah yaitu
database muzaki individu dan database muzaki badan. LAZISMU Kota
Banjarmasin perlu meningkatkan lagi indikator tersebut karena pada
dasarnya untuk mencapai tingkat maksimal transparansi program
LAZISMU Kota Banjarmasin harus memiliki database muzaki individu
dan database muzaki badan agar mengetahui siapa saja yang
memberikan zakat di LAZISMU Kota Banjarmasin.
Dari hasil perhitungan indeks transparansi OPZ yang terdiri dari 3
dimensi utama, 9 variabel dan 18 indikator yang menjadi komponen
pengukuran dalam indeks transparansi. LAZISMU Kota Banjarmasin
memperoleh hasil perhitungan senilai 0,70. Puskas BAZNAS telah
mengkategorikan penilaian dari hasil perhitungan indeks dengan rentang nilai
indeks transparansi yang dihasilkan berada di antara angka 0,51 – 0,75 yang
berarti berada pada kategori cukup transparansi artinya nilai dalam dimensi
transparansi keuangan, transparansi manajemen dan transparansi program
mengindikasi bahwa LAZISMU Kota Banjarmasin masih berada dibawah
standar transparan terhadap pengelolaan lembaga amil zakat. LAZISMU
Kota Banjarmasin dapat meningkatkan lagi tingkat transparansi dengan
meningkatkan aspek keuangan untuk dapat melaporkan laporan keuangan
melalui website sekurang-kurangnya setiap bulan dan mempublikasikannya
bukan hanya di media sosial atau website saja tetapi dimedia massa dan
elektronik. Selain itu, LAZISMU Kota Banjarmasin dapat meningkatkan
aspek manajemen dengan memiliki SOP melalui standarisasi ISO yang bukan
hanya ada di pusat LAZISMU saja tetapi di LAZISMU Kota Banjarmasin
juga ada dan memiliki rencana strategi tahunan, rencana kerja anggaran
tahunan. Selain itu, saluran pengaduan dan PID publik sebaiknya
ditingkatkan dengan diumumkan ke publik dan memiliki pejabat PID dengan
memberikan informasi publik yang benar, akurat, mudah diakses. Dan
LAZISMU Kota Banjarmasin dapat juga meningkatkan aspek program
dengan memuktahirkan data penghimpunan dan data penyaluran realtime,
memiliki data muzaki individu dan muzaki badan yang lengkap. Akan tetapi
53

perlu diingat dari semua aspek LAZISMU Kota Banjarmasin perlu berfokus
pada peningkatan transparansi di aspek manajemen.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah di paparkan pada
bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat transparansi
pada LAZISMU Kota Banjarmasin dapat dilihat berdasarkan indeks
perhitungan OPZ yang memiliki 3 aspek transparansi yang berisi 9 variabel
dan 18 indikator dengan hasil berupa transparansi keuangan yang memiliki
nilai 0,28 yang artinya berada pada tingkat kurang transparansi, dan
transparansi manajemen memiliki nilai 0,16 yang artinya berada pada tingkat
yang tidak transparansi sedangkan transparansi program memiliki nilai 0,26
yang artinya berada pada tingkat yang kurang transpransi. Meskipun
demikian, secara keseluruhan perhitungan indeks 3 aspek indeks transparansi
tersebut memperoleh nilai 0,70 yang mana berada di kategori cukup
transparansi yang artinya transparansi yang dilakukan oleh LAZISMU Kota
Banjarmasin sudah cukup baik dalam pengelolaannya hanya perlu dilakukan
peningkatan transparansi pada beberapa aspek variabel yakni pada aspek
keuangan, aspek manajemen dan aspek program.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat diberikan
penulis adalah sebagai berikut :
1. Sebaiknya penelitian ini menjadi bahan pertimbangan untuk lebih bisa
meningkatkan lagi pengelolaan transparansi yang ada di LAZISMU
Kota Banjarmasin khususnya pada aspek keuangan pada variabel
publikasi laporan keuangan dan aspek manajemen variabel tata kelola,
portal informasi dan dokumentasi publik serta saluran pengaduan.
Kemudian, aspek program lebih di tingkatkan lagi pada variabel
aktivitas realtime, database muzaki dan database mustahik. selanjutnya

54
55

bisa dijadikan bahan evaluasi terhadap pengelolaan yang ada di


LAZISMU Kota Banjarmasin.
2. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan literature untuk penelitian
selanjutnya yang membahas mengenai analisis transparansi pengelolaan
lembaga amil zakat, serta dapat mengkomparasi antara dua lembaga atau
lebih terkait indeks transparansi, dan memperluas lingkup penelitian
untuk mendapatkan hasil yang lebih relevan agar menghasilkan
pemetaan tingkat transparansi di Kalimantan Selatan.
3. Selain indikator yang ada di PUSKAS BAZNAS, penerapan PSAK 109
juga bisa menjadi bagian dari indikator penelitian untuk menilai
transparansi keuangan.
4. Penelitian yang dilakukan oleh penulis kemungkinan memiliki
keterbatasan pada hasil penilaian indikator transparansi yang subjektif
dan menjadi kurang reliable.
DAFTAR PUSTAKA

Alfi, M. (2019). Akuntabilitas danTransparansi Lembaga Amil Zakat (Studi Terhadap

Rumah Peduli Nurul Fikri Kota Palangka Raya). EL-Mashlahah, 8(1), 1–112.

https://doi.org/10.23971/el-mas.v8i1.1096

Atabik, A. (2015). Manajemen Pengelolaan Zakat yang Efektif di Era Kontemporer.

ZISWAF, 2(1), 41–62.

Baznas. (2019). Indeks Transparansi Organisasi Pengelolaan Zakat. Puskas Baznas.

Cahyaning Putri, R. (2020). Akuntabilitas dan Transparansi Laporan Keuangan Lembaga

Zakat (Studi Kasus LAZ Insan Madani Jambi). Skripsi Pada Universitas Islam

Indonesia Yogyakarta, 1–25.

Hadi, S. (2018). Pemberdayaan Ekonomi Umat Melalui Wakaf. Jurnal Zakat Dan Wakaf,

1(1), 229–244.

Handayani, L., & Ainun, B. (2017). Evaluasi Laporan Keuangan Lembaga Amil Zakat

(LAZ). Jurnal INTEKNA, 17(2), 79–147.

Hilmiah, S. (2020). Analisis Tingkat Transparansi Badan Amil Zakat Kota Banjarmasin

dan Kabupaten Banjar. Skripsi Pada Politeknik Negeri Banjarmasin, 1–90.

Istiqomah, D., & Asrori. (2019). Pengaruh Literasi Terhadap Kepercayaan Muzaki pada

Lembaga Pengelola Zakat Dengan Akuntabilitas dan Transparansi Sebagai

Variabel Intervening. Economic Education Analysisi Journal, 8(1), 95–109.

Jiwandono, Z. I., Utoyo, B., Duadji, N., & Hermawan, D. (2020). Penerapan Prinsip

Akuntabilitas Lembaga Amil Zakat Dompet Amal Insani (Lazdai) Lampung.

JURNAL SOSIAL EKONOMI DAN HUMANIORA, 6(2), 114–121.

https://doi.org/10.29303/jseh.v6i2.88

56
57

Mediawati, E. (2012). Analisis Akuntabilitas dan Transparansi Laporan Keuangan

Lembaga Amil Zakat di Kota Bandung. Jurnal ASET (Akuntansi Riset), 4(2),

871–881. https://doi.org/10.17509/jaset.v4i2.10087

Puskas Baznas. (2020). Hasil Pengukuran Indeks Transparansi Organisasi Pengelola

Zakat. Puskas Baznas.

Putra, E. A. (2015). Deskriptif Kuantitatif. E-JUPEKhu (Jurnal Ilmiah Pendidikan

Khusus Penelitian), 4 No 3, 71–76.

Putri, R. G. S., & Ibrahim, M. M. (2017). Analisis Implementasi Prinsip Transparansi dan

Akuntabilitas Keuangan Pengelolaan Zakat Pada Badan Amil Zakat Kota Blitar.

Skipsi pada Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 1–161.

Sugiono. (2017). Metode Penelitian Pendidikan.

Undang-Undang RI No.23. (2011). Pengelolaan Zakat. Lembaran Negara, 115


LAMPIRAN-LAMPIRAN
Laporan Keuangan LAZISMU Kota Banjarmasin

59
Lanjutan

60
Lanjutan

61
Lanjutan

62
Lanjutan

63
Hasil Wawancara Penelitian dengan Pihak LAZISMU Kota Banjarmasin

64
65
66
67
Hasil Skor Skala Likert Penelitian LAZISMU Kota
Banjarmasin
Perhitungan Skala
Dimensi Indikator Likert
1 2 3 4 5
Transapansi Keuangan
Publikasi Laporan melalui website √ 
Laporan
Keuangan Publikasi media massa √ 
Menggunakan sistem informasi √
Laporan
Ketepatan waktu pelaporan  √
Keuangan
Opini auditor independen √
Transparansi Manajemen

SOP dan ISO √
Tata Kelola
Rencana strategi tahunan √
Rencana Aggaran Tahunan √

Struktur Struktur Organisasi: profil


Organisasi manajemen, profil member,
sistem kepegawaian  √
Portal Informasi dan Dokumentasi 
PID
Publik √
Saluran 
Pengaduan Saluran pengaduan √
Transparansi Program

Aktivitas Real- Aktivitas penghimpunan real-time √
time 
Aktivitas penyaluran real-time √
Database muzaki individu  √
Database

Muzaki dan
Database muzaki badan √
Mustahik
Database mustahik √
Data Program Data penghimpunan √
Penghimpunan
dan Penyaluran Data penyaluran √
Keterangan :
1 = Sangat Lemah
2 = Lemah
3 = Cukup
4 = Kuat
5 = Sangat Kuat

68
SURAT IZIN PENELITIAN

69
LEMBAR BIMBINGAN SKRIPSI

70
71
LEMBAR SARAN PENGUJI I SKRIPSI

72
73
LEMBAR SARAN PENGUJI II SKRIPSI

74
FOTO LAZISMU KOTA BANJARMASIN

75
PETA DAERAH PENELITIAN

Nama Instansi : Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Sedekah


Muhammadiyah (LAZISMU) Kota Banjarmasin
Alamat : Jl. Pangeran No.76, Pangeran, Kec. Banjarmasin
Utara, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan 70123
Telepon : 0815-4905-0032
Email : lazismuistiqmahkelayan@gmail.com
Website : lazismubanjarmasin.godaddysites.com
Koordinat : -3.301734,114.583672

76
Tampilan Sistem Informasi LAZISMU Kota Banjarmasin

77
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Via Rahmita
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Tempat dan Tanggal Lahir Banjarmasin, 05 Mei 1999
4 Alamat Jl. Tembus Mantuil RT 03 RW 05
Banjarmasin Selatan
5 NIM D030417027
Akuntansi Lembaga Keuangan
6 Program Studi Syariah
7 Alamat E-mail D030417027@akuntansipoliban.ac.id
8 Nomor Telepon/HP 083143649665
9 Nama Ayah Sairaji
10 Nama Ibu Mariana

B. Riwayat Pendidikan
Nama Sekolah Kota Th. Lulus
SD SDN Kelayan Timur 3 Banjarmasin 2011
SLTP MTsN Banjar Selatan 2 Banjarmasin 2014
SLTA MAN 1 Banjarmasin Banjarmasin 2017

C. Organisasi Yang Pernah Diikuti


No Nama Organisasi Jabatan Tahun
1 Kelompok Studi Ekonomi Islam Ketua Divisi Rumah Tangga 2017-2019

D. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Pernah Diikuti


Status dalam
No Jenis Kegiatan Tempat dan Waktu
Kegiatan
1 Orientasi Kehidupan Kampus Banjarmasin, 2017 Peserta
Mahasiswa Baru (OKKMB)
2 Bina Desa Himpunan Mahasiswa Pelaihari, 2017 Peserta
Akuntansi
3 Outbound Training ALKS Pelaihari, 2017 Peserta
Pengabdian Masyarakat
4 Akuntansi Lembaga Keuangan Banjarmasin, 2018 Panitia
Syariah

78
Lomba Karya Tulis Ilmiah
Perkembangan Lembaga
5 Banjarmasin, 2018 Panitia
Keuangan Syariah Bank/Non
Bank
6 Roadshow Asuransi Syariah 2018 Banjarmasin, 2018 Peserta
Batch IV
7 English For Work Banjarmasin, 2018 Peserta

8 Ranking 1 Politeknik Negeri Banjarmasin, 2018 Peserta


Banjarmasin
9 Table Manner Politeknik Negeri Banjarmasin, 2018 Peserta
Banjarmasin
10 Workshop Pasar Modal Syariah Banjarmasin, 2018 Peserta
Seminar Nasional KSEI
11 Banjarmasin, 2019 Panitia
Politeknik Negeri Banjarmasin
Outbound Training Akuntansi
12 Pelaihari , 2019 Panitia
Lembaga Keuangan Syariah
Seminar Kewirausahaan
13 FORDEBI Wilayah Kalimantan Banjarmasin, 2019 Peserta
Selatan
Musabaqah Qur'an Politeknik
14 Banjarmasin, 2019 Peserta
Negeri Banjarmasin
TOEIC Preparation Mahasiswa
15 Banjarmasin, 2019 Peserta
Bidik Misi
16 TOEFL Preparation Mahasiswa Banjarmasin, 2019 Peserta

E. Penghargaan Yang Pernah Diterima


No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
1 Juara 1 Fahmil Qur'an Politeknik Negeri Banjarmasin 2019

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya

Banjarmasin, 11 Agustus 2021

Via Rahmita
D030417027

79

Anda mungkin juga menyukai