Anda di halaman 1dari 125

EFEKTIVITAS PROGRAM PENYALURAN DANA

ZAKAT DALAM BENTUK PEMBERIAN BEASISWA


BAGI SISWA MUSLIM OLEH BADAN AMIL ZAKAT
NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Terapan pada Program Studi Akuntansi Lembaga Keuangan
Syariah

Oleh:
RAHMA RIDHANI ARIES KELANA
D030416022

PROGRAM STUDI AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH


JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
2020
EFEKTIVITAS PROGRAM PENYALURAN DANA
ZAKAT DALAM BENTUK PEMBERIAN BEASISWA
BAGI SISWA MUSLIM OLEH BADAN AMIL ZAKAT
NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Terapan pada Program Studi Akuntansi Lembaga Keuangan
Syariah

Oleh:
RAHMA RIDHANI ARIES KELANA
D030416022

PROGRAM STUDI AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH


JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
2020

ii
iii
PENGESAHAN SKRIPSI

iv
v
MOTTO

Terkadang kita diuji bukan untuk menunjukkan kelemahan kita, tetapi


untuk menunjukkan kekuatan kita.

Kesabaran itu menolong segala pekerjaan.

Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga liang kubur.

Sepanjang ada niat dan tekad yang kuat in syaa Allah pasti ada jalan. If
there is a will, there is a way.

vi
ABSTRAK

Rahma Ridhani Aries Kelana (D030416022). Efektivitas Program Penyaluran


Dana Zakat Dalam Bentuk Pemberian Beasiswa Bagi Siswa Muslim Oleh
Badan Amil Zakat Nasional Provinsi Kalimantan Selatan. Skripsi, Program
Studi Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah, Jurusan Akuntansi, Politeknik
Negeri Banjarmasin, 2020.
Pengalokasian dana zakat pada sektor pendidikan oleh lembaga pengelola
zakat meski masih memiliki persentase lebih kecil jika dibandingkan dengan
alokasi untuk pemberdayaan ekonomi berupa pemberian modal tetapi masih sangat
membantu masyarakat miskin dalam mengakses pendidikan, sehingga efektivitas
program tersebut seharusnya masih bisa dioptimalkan. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui efektivitas program penyaluran dana zakat dalam bentuk
pemberian beasiswa bagi siswa muslim oleh badan amil zakat nasional Provinsi
Kalimantan Selatan. Penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 80 responden. Dari hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa program beasiswa BAZNAS Provinsi
Kalimantan sudah efektif dengan skor 88,53% untuk variabel efektivitas
penyaluran dana zakat dan untuk variabel efektivitas program beasiswa BAZNAS
Provinsi Kalimantan Selatan mendapat skor 85,45%.

Kata kunci: Efektivitas, Zakat, Beasiswa

vii
ABSTRACT

Rahma Ridhani Aries Kelana (D030416022). The Effectiveness Of


Distribution Zakat Program In The Form Of Giving Scholarship Muslim
Students by the National Amil Zakat Agency of South Kalimantan Province.
Thesis, Accounting Study Program of Islamic Financial Institution,
Accounting Department, Banjarmasin State Polytechnic, 2020.
The distribution of zakat in the education sector by zakat management
institutions even though it still has a smaller percentage when compared to the
allocation for economic empowerment in the form of capital grants but is still very
helpful for the poor in accessing education, so the effectiveness of the program
should still be optimized. The purpose of this study was to determine the
effectiveness of zakat distribution programs in the form of scholarships for Muslim
students by BAZNAS in South Kalimantan Province. This research using
descriptive statistics analytic and have 80 respondent. From this research we can
concluded that South Kalimantan BAZNAS's scholarship program is effective with
score 88.53% for the variable of the effectiveness of distribution zakat and for the
variable of the effectiveness of the BAZNAS scholarship program in South
Kalimantan Province with score 85.45%.

Keywords: Effectiveness, Zakat, Scholarship

viii
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia- Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian yang disebut skripsi ini dengan judul Efektivitas Program Penyaluran
Dana Zakat Dalam Bentuk Pemberian Beasiswa Bagi Siswa Muslim Oleh Badan
Amil Zakat Nasional Di Provinsi Kalimantan Selatan. Shalawat dan salam juga
tidak lupa penulis haturkan kepada junjungan kita, Nabi besar Muhammad SAW,
keluarga, sahabat dan pengikut beliau yang senantiasa menegakkan dakwah islam
yang tak kenal lelah hingga jiwa memisahkan raga mereka.
Dalam penyusunan ini, penulis menyadari bahwa penelitian ini tidak akan
berhasil dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Penulis berharap
penelitian atau skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
umumnya. Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Joni Riadi, S.ST, MT selaku Direktur Politeknik Negeri Banjarmasin,
2. Ibu Nailiya Nikmah, S.Pd, M.Pd selaku Ketua Jurusan Akuntansi Politeknik
Negeri Banjarmasin.
3. Bapak H. Muhammad Yassir Fahmi,S.PdI, MSI selaku Ketua Program Studi
D IV Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah (ALKS) sekaligus selaku dosen
pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan saran, masukan dan
bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Dra. Hj. Nurhidayati, M.Pd dan Bapak Dr. Mochammad Arif Budiman,
S.Ag, M.E.I selaku dosen penguji yang sudah memberikan masukan demi
kebaikan skripsi ini.
5. Bapak Dr. Mochammad Arif Budiman, S.Ag, M.E.I, Ibu Nailiya Nikmah,
S.Pd, M.Pd dan Ibu Heldalina, S.E.I, M.M selaku tim penyusun pedoman
skripsi.
6. Bapak dan Ibu Dosen/Staf Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin,

ix
7. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah
(ALKS),
8. Orang Tua dan saudara kandung penulis yang senantiasa mendidik dengan
penuh kesabaran, tulus dalam mendoakan, dan memberi semangat dalam setiap
aktivitas yang dijalani.
9. Teman-teman Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah angkatan 2016,
10. Sahabat - sahabat penulis yang mendoakan dan memberikan semangat kepada
penulis.
Penulis menyadari dengan segala kerendahan hati bahwa penelitian atau
skripsi ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun demi kesempurnaan dalam penulisan ini. Akhirnya
penulis berharap semoga penelitian atau skripsi ini bermanfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca umumnya.

Banjarmasin, 2020
Penulis

Rahma Ridhani Aries Kelana


D030416022

x
DAFTAR ISI

Halaman Sampul ..................................................................................... i


Halaman Judul......................................................................................... ii
Halaman Persetujuan ............................................................................... iii
Halaman Pengesahan .............................................................................. iv
Halaman Pernyataan Keaslian................................................................. v
Halaman Motto........................................................................................ vi
Abstrak .................................................................................................... vii
Abstract ................................................................................................... viii
Kata Pengantar ........................................................................................ ix
Daftar Isi.................................................................................................. x
Daftar Tabel ............................................................................................ xi
Daftar Gambar......................................................................................... xiii
Daftar Lampiran ...................................................................................... xiv

BAB I : PENDAHULUAN ................................................................ 1


A. Latar Belakang................................................................ 1
B. Permasalahan .................................................................. 5
C. Rumusan Masalah........................................................... 6
D. Tujuan Penelitian ............................................................ 7
E. Manfaat Penelitian .......................................................... 7

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA....................................................... 8


A. Landasan Teori ............................................................... 8
1. Badan Amil Zakat ..................................................... 8
2. Konsep Manajemen Zakat ........................................ 10
3. Efektivitas ................................................................. 19
4. Beasiswa ................................................................... 26
B. Hasil Penelitian Terdahulu ............................................. 29

BAB III : METODE PENELITIAN ..................................................... 34


A. Jenis Penelitian ............................................................... 34
B. Variabel Penelitian ......................................................... 34
C. Jenis dan Sumber Data ................................................... 35
D. Populasi dan Sampel ....................................................... 36
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................. 37
F. Uji Coba Instrumen Penelitian ....................................... 40
G. Teknik Pengolahan Data ................................................. 40
H. Teknik Analisa Data ....................................................... 41

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................... 46


A. Hasil Penelitian ............................................................... 39
1. Gambaran Umum Badan Amil Zakat Nasional

xi
Provinsi Kalimantan Selatan ..................................... 46
2. Struktur Organisasi ................................................... 48
3. Kegiatan Instansi ....................................................... 48
4. Mekanisme Penyaluran Dana Zakat ......................... 55
B. Pembahasan Hasil Penelitian .......................................... 58
1. Identifikasi Responden.............................................. 58
2. Analisis Statistik Deskriptif ...................................... 66
3. Pembahasan Hasil Analisis Data .............................. 84

BAB V : PENUTUP............................................................................ 88
A. Simpulan ......................................................................... 88
B. Saran ............................................................................... 88

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 90

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Porsi Penyaluran Per Bidang............................................................ 5

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ............................................................... 30

Table 4.2 Rekening Bank BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan ................. 52

Table 4.3 pendistribusian ZIS berdasarkan bidang dan asnafnya .................... 55

Tabel 4.4 Jenis Kelamin Responden ................................................................ 59

Tabel 4.5 Usia Responden................................................................................ 60

Tabel 4.6 Pendidikan Responden ..................................................................... 61

Tabel 4.7 Deskripsi Variabel Penelitian........................................................... 62

Tabel 4.8 Uji Validitas ..................................................................................... 66

Tabel 4.9 Uji Reliabilitas ................................................................................. 68

Tabel 4.10 Statistik Indikator Keberhasilan Program ...................................... 69

Tabel 4.11 Skor Indikator Keberhasilan Program............................................ 70

Tabel 4.12 Statistik Indikator Keberhasilan Sasaran ....................................... 70

Tabel 4.13 Skor Indikator Keberhasilan Sasaran ............................................. 71

Tabel 4.14 Statistik Indikator Kepuasan Terhadap Program ........................... 72

Tabel 4.15 Skor Indikator Kepuasan Terhadap Program ................................. 72

Tabel 4.16 Statistik Indikator Pencapaian Tujuan Menyeluruh ....................... 73

Tabel 4.17 Skor Indikator Pencapaian Tujuan Menyeluruh ............................ 74

Tabel 4.18 Daftar Statistik Deskriptif Variabel ............................................... 75

Tabel 4.19 Kategori Efektivitas Penyaluran Dana Zakat ................................. 76

iii
Tabel 4.20 Statistik Indikator Tepat Sasaran ................................................... 77

Tabel 4.21 Skor Indikator Tepat Sasaran ......................................................... 77

Tabel 4.22 Statistik Indikator Memberikan Dorongan Semangat .................... 78

Tabel 4.23 Skor Indikator Memberikan Dorongan Semangat ......................... 79

Tabel 4.24 Statistik Indikator Meningkatkan Prestasi Baik Akademik maupun

Non-Akademik .............................................................................. 80

Tabel 4.25 Skor Indikator Meningkatkan Prestasi Akademik maupun Non-

Akademik......................................................................................... 80

Tabel 4.26 Program Beasiswa BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan .......... 81

Tabel 4.27 Kategori Efektivitas Program Beasiswa BAZNAS Provinsi

Kalimantan Selatan ........................................................................ 81

Tabel 4.28 Hasil Uji Statistik Deskriptif .......................................................... 84

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1. Struktur Organisasi BAZNAS Provinsi Kalimantan

Selatan................................................................................ 48

Gambar 4.2 Diagram Hasil Efektivitas Penyaluran Dana Zakat............. 76

Gambar 4.3. Diagram Hasil Beasiswa BAZNAS ................................... 83

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Uji Validitas Efektivitas Penyaluran Dana Zakat ........................ 92

Lampiran 2. Uji Validitas Efektivitas Program Beasiswa BAZNAS .............. 93

Lampiran 3. Uji Reliabilitas Efektivitas Penyaluran Dana Zakat .................... 95

Lampiran 4. Uji Reliabilitas Efektivitas Program Beasiswa BAZNAS ........... 95

Lampiran 5. Denah BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan ........................... 96

Lampiran 6. Foto Perusahaan ........................................................................... 97

Lampiran 7. Screenshot Pelaksanaan Sidang Skripsi ...................................... 98

Lampiran 8. Kuesioner Penelitian .................................................................... 99

Lampiran 9. Lembar Bimbingan Skripsi .......................................................... 103

Lampiran 10. Konfirmasi Izin Penelitian ......................................................... 104

Lampiran 11. Konfirmasi Izin Riset................................................................. 105

Lampiran 12. Lembar Saran Penguji 1 ............................................................ 106

Lampiran 13. Lembar Saran Penguji 2 ............................................................ 107

Lampiran 12. Daftar Riwayat Hidup ................................................................ 108

iii
BAB I

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Islam mengendalikan segala aspek yang terdapat dalam kehidupan manusia.
Islam tidak hanya mengendalikan hubungan manusia dengan Allah (hablum
minallah) yang disebut dengan ibadah, namun juga mengendalikan hubungan
manusia dengan manusia (hablum minannas) yang biasa disebut muamalah
(Sanusi, 2019:1). Dalam aktivitas bermuamalah, sehingga manusia bisa
memenuhi kebutuhan ekonomi. Aktivitas ekonomi merupakan upaya untuk
mempermudah manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dalam penuhi kebutuhan hidup manusia, Islam sudah menjamin
keselamatan, kemakmuran serta kesejahteraan hidup masyarakat tentang
muamalah dalam suatu sistem ekonomi yang berlandaskan kepada Al- Qur’an
serta hadits, yang beracuan kepada nilai - nilai keadilan dan keseimbangan
(Sa’diyah, 2019:1). Hal ini menggambarkan bahwa Islam memiliki perhatian
khusus pada kalangan yang lemah. Kalangan lemah yang di maksud salah
satunya merupakan kalangan yang belum mendapatkan kesejahteraan ataupun
belum memperoleh pendidikan yang layak.
Perhatian tersebut diwujudkan salah satunya melalui perintah untuk
berzakat. Zakat diharuskan untuk seluruh muslim yang mempunyai harta serta
sudah memenuhi ketentuan dan syarat sesuai syariah sehingga zakat mempunyai
pengertian yaitu kewajiban yang wajib ditunaikan seseorang muslim/ muslimah
sebagai penerapan rukun Islam keempat di mana keberadaan zakat itu sendiri
mempunyai tujuan penanaman nilai keimanan.
Dapat dipahami juga bahwa zakat dapat membersihkan dan mensucikan
harta juga jiwa dari orang yang mengeluarkan zakat (muzakki). Zakat juga
merupakan hak bagi muzzaki, yang memiliki sifat membantu, menolong serta
membina mereka, terutama kalangan fakir miskin ataupun wirausaha, ke arah
kehidupan yang lebih baik dan lebih sejahtera, sehingga mereka dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya dengan layak, dapat beribadah kepada Allah SWT

1
2

(Sa’diyah, 2019). Tidak hanya itu zakat membawa ketentraman pada hati
manusia agar tidak lagi yang memiliki sifat tercela terhadap harta, seperti rakus
dan kikir kemudian dapat terhindar dari bahaya kekufuran, sekaligus
menghilangkan sifat iri, dengki dan hasad yang mungkin timbul dari golongan
mereka ketika melihat golongan kaya yang berkecukupan hidupnya.
Penerapan pemungutan zakat semestinya dapat mengentaskan kesenjangan
yang mencolok antara kalangan miskin serta kalangan kaya sehingga dapat
menciptakan pembagian ekonomi yang menyeluruh dan juga dapat membantu
menekan laju inflasi. Maka dari itu penanganan zakat yang tepat kemudian dapat
dilakukan secara bertahap dapat menciptakan keadaan ekonomi yang seimbang
yakni adil dan sejahtera. Untuk itu perlu adanya lembaga independen yang
mengatur tentang pola pengumpulan serta penyaluran zakat, infak dan shadakah
atau biasa disebut dengan ZIS (Hermanto, 2009).
Salah satu lembaga keuangan syariah yang bertugas menghimpun dana
masyarakat serta menyalurkannya kembali ialah Badan Amil Zakat. Badan Amil
Zakat merupakan organisasi pengelola zakat yang dimiliki pemerintah
bersumber pada Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 1999
Tentang Pengelolaan Zakat, bahwa pengelolaan zakat adalah kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap
pengumpulan dan pendistribusian serta penyaluran zakat. Yang setelah itu
diperbaharui dengan Undang - undang Nomor 23 tahun 2011 tentang
pengelolaan zakat. Undang - undang tersebut menentukan bahwa pemerintah
berperan secara langsung dalam pengelolaan zakat dengan membentuk Badan
Amil Zakat dari tingkat pusat hingga tingkat daerah (Hasanah, 2010).
Guna penguatan eksistensi kelembagaan BAZ maka proses manajemen
berupa planning, organizing, actuating dan controlling harus diterapkan. BAZ
harus memiliki perencanaan yang bagus dalam pengelolaan dan pendistribusian
dana zakat dengan penyusunan program kerja yang matang dan memiliki titik
fokus yang jelas. BAZ juga harus menyusun pengorganisasian yang tepat dengan
membagi divisi-divisi yang dibutuhkan dan sumber daya manusia yang cocok
dengan posisinya. Selain itu BAZ juga harus memiliki pengkoordinasian yang
3

baik dengan memberikan motivasi, mempertegas kembali tujuan, menerapkan


sikap yang saling terbuka, melihat respon dari semua pengurus yang terlibat
(Ivana Pratiwi, 2017).
Agar dapat memaksimalkan potensi zakat dalam upaya menyejahterakan
masyakarat sehingga pengelolaan zakat dibagi menjadi dua yaitu zakat secara
konsumtif dan zakat secara produktif. Zakat secara konsumtif yakni
pengumpulan dan penyaluran yang dilakukan dengan tujuan memenuhi
kebutuhan dasar ekonomi para mustahik seperti pemberian bahan pangan dan
lain- lain serta pemberian yang dikonsumsi secara langsung. Sebaliknya zakat
secara produktif ialah pengelolaan dengan tujuan pemberdayaan dan biasa
dilakukan dengan pemberian modal pengusaha lemah, pembinaan, pendidikan
gratis dan lain- lain. Penyaluran dana zakat produktif akan lebih mempercepat
perkembangan ekonomi & pendidikan (Teten Kustiawan, 2015).
Dapat disimpulkan jika zakat berpotensi besar untuk mendukung
pembangunan dalam aspek pengembangan peningkatan nilai- nilai moral
keagamaan, pemberdayaan umat dalam sektor ekonomi yang kreatif dan
produktif dengan menyerap banyak tenaga kerja sehingga meningkatkan
kesejahteraan masyarakat ataupun yang lebih utama dalam perihal
pengembangan serta kenaikan kualitas pendidikan. Sebagai salah satu contoh
kemampuan zakat yakni Semenjak 1950- an telah muncul wacana reformasi
zakat di Indonesia, menjadikannya tidak hanya sebagai pranata keagamaan
namun juga pranata sosial dan ekonomi, khususnya peningkatan kesejahteraan
umat. Isu kemiskinan dan pemerataan pembangunan jadi wacana utama yang
senantiasa menghiasi pemberitaan berbagai media di Tanah Air. Grafik
kemiskinan di negara ini masih menampilkan angka yang mengkhawatirkan.
Serupa dengan yang dinyatakan oleh Imron Zawawi dalam Ageng Mei
Dianto kenyataan tersebut didapat data resmi yang dikumpulkan dari 34 Kantor
Komnas Perlindungan Anak di 33 Provinsi, 10,2 juta siswa wajib belajar( SD
serta SMP) tidak sanggup menyelesaikan wajib belajar sembilan tahun.
Sebaliknya sebanyak 3,8 juta tidak sanggup melanjutkan ke jenjang SMA.
Menurut Sekjen Komnas Perlindungan Anak, permasalahan putus sekolah yang
4

sangat menonjol terjadi di jenjang SMP ialah 48%. Ada pula di jenjang SD
tercatat 23%. Sedangkan persentase jumlah putus sekolah di jenjang SMA
adalah 29%. Jika digabungkan kelompok usia pubertas, yaitu anak SMP dan
SMA, jumlahnya mencapai 77%. Dengan kata lain, jumlah anak usia remaja
yang putus sekolah tahun 2007 tidak kurang dari 8 juta orang. Keadaan ini
menimbulkan dampak sosial yang tidak kecil. Salah satunya adalah semakin
banyaknya anak- anak yang berkeliaran di jalanan. Yang mengakibatkan anak -
anak tersebut terdesak untuk membantu ekonomi keluarga (Dianto, 2014)
Pemerataan pendidikan masih menjadi problem klasik di tanah air. Kualitas
pendidikan serta ketiadaan akses menjadi hambatan tertentu untuk masyarakat
marginal. Menurut data 2016,"Hanya 30 persen pelajar Indonesia yang
melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi". Dari sisi kualitas, perbandingan
kualitas sekolah pada jenjang pendidikan menengah berdampak pada
kesempatan siswa melanjutkan ke perguruan tinggi juga keberhasilan
menyelesaikan pendidikan di Universitas.
Mengutip penelitian Fadjrian Imran, di Institut Pertanian Bogor pada tahun
2008 saja terdapat sekitar 10% ataupun kurang lebih 300 mahasiswa yang
terpaksa putus kuliah karena berbagai sebab. Permasalahan ekonomi serta
ketidaksanggupan bidang akademik menjadi faktor penyebabnya. Persentase
drop out mahasiswa yang sangat besar di Indonesia terdapat di Provinsi
Bengkulu (8, 24 persen) atau 3. 947 dari 47. 913 dari total mahasiswa tahun 2017
kemudian. Dari hampir 4 ribu mahasiswa yang putus kuliah tersebut, hanya
terdapat 2 mahasiswa yang berasal dari kampus negeri. Jumlah perguruan tinggi
swasta di provinsi ini memanglah jauh lebih banyak, yakni 18 lembaga.
Sedangkan hanya terdapat satu perguruan tinggi negeri.
Maka dari itu pertimbangan memberi kesempatan kepada kalangan kurang
mampu untuk mendapatkan akses pendidikan menjadi dasar utama
pendayagunaan zakat untuk beasiswa pendidikan dan peran serta zakat untuk
membiayai pendidikan sangat menunjang upaya pemerintah dalam
meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia (Hakim, 2018). Pengalokasian dana
zakat pada sektor pendidikan oleh lembaga pengelola zakat walaupun masih
5

memiliki persentase lebih kecil jika dibandingkan dengan alokasi untuk


pemberdayaan ekonomi berupa pemberian modal, sangat membantu masyarakat
miskin dalam mengakses pendidikan.
Berikut merupakan Tabel Porsi Penyaluran Per Bidang Bersumber pada
Organisasi Pengelola Zakat.

Tabel 1.1 Porsi Penyaluran Per Bidang

Bidang Penyaluran (Dalam Milyar Rupiah)


Pengelola Zakat
Ekonomi Pendidikan
Rp % Rp %
BAZNAS Provinsi 71.50 8.10 65.19 6.92
BAZNAS Kab/Kota 536.69 60.81 441.10 46.83
Sumber: Statistik Zakat Nasional 2017 (BAZNAS, 2018).

BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan lahir sebagai implementasi dari


Undang-Undang Nomor 23 tahun 2011 pasal 15 ayat (1) dalam rangka
pelaksanaan pengelolaan zakat pada tingkat provinsi dan kabupaten/kota
sehingga dibentuk BAZNAS provinsi dan BAZNAS kabupaten/kota. Menurut
penelitian Fahmi (2018) Kalimantan Selatan memiliki potensi penghimpunan
dan penyaluran dana ZIS yang besar, walaupun belum didukung oleh
regulasi dari pemerintah daerah. Meskipun demikian BAZNAS Provinsi
Kalimantan Selatan tetap dapat membuat terobosan-terobosan dalam penyaluran
zakat salah satunya adalah program peduli pendidikan yang bertujuan
memberikan bantuan biaya pendidikan berupa beasiswa yang bersumber dari
dana zakat.

Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ima Mutammima


Rohmawaty (2016) menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara pendistribusian dana zakat dalam bentuk beasiswa BAZNAS terhadap
prestasi mahasiswa di Uin Sultan Maulana Hasanuddin Banten. Sedangkan pada
penelitian Syihabuddin dan A’rasy (2019) menyatakan distribusi ZIS pada
6

bidang pendidikan sudah optimal, hanya saja pemahaman masyarakat tentang


bantuan pendidikan masih kurang.

Berdasarkan fenomena yang ada maka penulis tertarik untuk melakukan


penelitian yang berjudul “Efektivitas Program Penyaluran Dana Zakat
Dalam Bentuk Pemberian Beasiswa Bagi Siswa Muslim Oleh Badan Amil
Zakat Nasional Di Provinsi Kalimantan Selatan”.

Permasalahan
Penelitian Husnul H F (2016) menyatakan bahwa tingkat Efektivitas
program penyaluran dana zakat profesi dalam bentuk pemberian beasiswa sudah
berada pada kategori sangat efektif dengan tingkat efektivitasnya sebesar
95,58%. Sedangkan pada penelitian Makhfudl Bayu B (2017) yang menyatakan
efektivitas penyaluran dana zakat di BAZNAS Provinsi Jawa Timur tahun 2013
sebesar 98%, tahun 2014 sebesar 91%, tahun 2015 sebesar 123%, dan tahun
2016 sebesar 92% sehingga masuk kategori ACR highly effective. Artinya bahwa
penyaluran dana zakat di BAZNAS provinsi jawa timur ini sangat efektif (highly
effective), sebab penyaluran dana dari tahun ke tahun mengalami peningkatan
dan terjadi penurunan sekali pada tahun 2015. Hal tersebut memberikan arti
bahwa BAZNAS Provinsi Jawa Timur selalu berusaha meningkatkan dana
penghimpunannya dan efektif disalurkan sampai mencapai >90 % (highly
effective).

Ada beberapa penelitian yang membahas tentang efektivitas penyaluran


dana zakat melalu program beasiswa untuk mahasiswa muslim di BAZNAS di
antaranya adalah (Husnul Hami Fahrini, 2016), (Fadilah; A. Sukma, 2016), (Dini
Selasi, Mokhammad Wahyudin, Zakiyah, 2019), (Dini Fakhriah, 2016),
(Makhfudl Bayu Bahrudin, 2017), (Syihabuddin Arafat & A’rasy Fahrullah,
2019) dengan adanya perbedaan dan hasil yang bermacam-macam. Maka dari
itu penulis tertarik untuk melakukan peneitian yang sama yaitu mengetahui
seberapa efektif penyaluran dana zakat melalu program beasiswa untuk
mahasiswa muslim di BAZNAS.
7

Penulis memberikan batasan terhadap permasalahan yang akan dibahas


dalam penelitian agar dapat dilakukan secara terarah dan mendapatkan hasil
sebaik-baiknya, adapun batasan dari penelitian tersebut ialah hanya pada
program beasiswa yang diberikan BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan.
Penelitian yang dilakukan kepada mustahik BAZNAS.

Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian skripsi ini adalah bagaimana efektivitas
penyaluran dana zakat pada program beasiswa di BAZNAS Provinsi Kalimantan
Selatan?

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian dalam skripsi ialah mengetahui efektivitas
penyaluran dana zakat pada program beasiswa di BAZNAS Provinsi Kalimantan
Selatan.

Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu:
1. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan mendapat pengetahuan dan pemahaman
yang lebih luas mengenai efektivitas program beasiswa yang diberikan oleh
BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan.
2. Bagi kalangan akademik
Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan
informasi serta bahan perbandingan bagi penelitian yang lain. Juga sebagai
sumbangan pemikiran dan penelitian untuk menambah wawasan pembaca
dan juga sebagai bahan referensi untuk peneliti berikutnya.
3. Bagi objek penelitian
Dapat menjadi bahan pertimbangan baik secara langsung maupun tidak
langsung untuk mengetahui seberapa efektif program beasiswa yang
diberikan oleh BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Landasan Teori
Badan Amil Zakat
Badan Amil Zakat merupakan lembaga pemerintah non - struktural
yang bersifat mandiri dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui
Menteri yang bertugas untuk melalukan pengelolaan zakat secara
nasional.
Beasiswa BAZNAS adalah pemberian bantuan berupa uang dari
lembaga Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Serang. Bantuan ini
digunakan untuk membiayai pendidikan orang yang tidak mampu dan
berprestasi. Bantuan beasiswa untuk S1 di perguruan tinggi di Kota
Banjarmasin.
Salah satu gagasan besar penataan pengelolaan zakat yang tertuang
dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun 2011 dan menjiwai keseuruhan
pasalnya adalah pengelolaan yang terintegrasi. Kata “terintegrasi”
menjadi asas yang melandasi kegiatan pengelolaan zakat di Negara kita,
baik dilakukan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) di semua
tingkatan maupun Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang mendapat legalitas
sesuai ketentuan perundang-undangan.
Berdasarkan Undang-Undang No 23 tahun 2011, tujuan
pengelolaan zakat adalah:
a) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan dalam
pengelolaan zakat.
b) Meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan
masyarakat dan penanggulangan kemiskinan.
Konsep Manajemen Zakat
Kegiatan yang inti (mendasar) dalam Badan Amil Zakat ada empat

8
9

yaitu: penghimpunan, pengelolaan, pendayagunaan, dan


pendistribusian.
a. Penghimpunan
Penghimpunan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk
mendapatkan dana ZIS dari muzakki. Peran fungsi dan tugas divisi
atau bidang penghimpunan dikhususkan mengumpulkan dana
zakat, infak, sedekah dan wakaf dari masyarakat. Dalam
melaksanakan aktivitas pengumpulan dana tersebut bagian
penghimpunan dapat menyelenggarakan berbagai macam
kegiatan.
Menurut (Sudewo, 2004) kegiatan penghimpunan ada dua
yaitu galang dana dan layanan donatur:
1) Galang dana
Adapun dalam melakukan penggalangan dana terdapat
beberapa macam kegiatan yang dilakukan, yaitu:
a) Kampanye (dakwah), dalam melakukan kampanye
sosialisasi zakat ada beberapa hal yang harus
diperhatikan yaitu: konsep komunikasi, materi
kampanye, bahasa kampanye, media kampanye;
b) Kerjasama program, galang dana dapat menawarkan
program untuk di kerjasamakan dengan lembaga atau
perusahaan lain. Kerjasama ini tentu dalam rangka
aktivitas fundraising;
c) Seminar dan diskusi, dalam sosialisasi zakat galang dana
juga dapat melakukan kegiatan seminar. Tema seminar
bebas hanya saja masih relevan dengan kegiatan dan
kiprah lembaga zakat;
d) Pemanfaatan rekening bank, pembukaan rekening bank,
ini dimaksudkan untuk memudahkan donatur
menyalurkan dananya. Jumlah dana yang masuk menjadi
strong point (Rachim, 2012).
10

Menurut (Widodo, 2001) ada beberapa cara dana


diterima lembaga zakat di antaranya adalah:
a) Melalui rekening di bank, artinya di bank mana lembaga
membuka rekening penerimaan dana zakat;
b) Counter, di lokasi mana lembaga membuka counter;
c) Jemput bola, wilayah mana saja yang akan dilayani
dengan cara zakat diambil oleh lembaga (Rachim, 2012).
Pendapat Sudewo dan Widodo mengenai bagaimana cara
penggalangan dana zakat sebenarnya tidak jauh berbeda.
Penggalangan bisa dilakukan dengan cara: mengadakan
kegiatan yang berhubungan dengan sosialisasi masalah zakat,
penerimaan dana zakat bisa melalui rekening bank, counter
penerimaan, atau diambil sendiri oleh amil. Model
penerimaan seperti ini di maksudkan untuk memudahkan
muzakki menyalurkan zakatnya.
2) Layanan donatur
Layanan donatur tak lain adalah customer care atau di
dalam perusahaan dinamakan customer service. Tugas yang
dilakukan layanann donatur cukup bervariasi di antaranya:
a) Data donatur, data tentang donatur harus di
dokumentasikan. Data ini diperoleh dari berbagai
sumber, di antaranya dari bukti transfer bank, dari
kuitansi, para donatur yang datang langsung atau surat -
surat. Data yang dihimpun sebaiknya dilengkapi dengan
berbagai informasi. Dengan menguasai semua data
donatur, lembaga zakat akan semakin bisa membuat
donatur untuk tetap terlibat di dalamnya;
b) Keluhan, layanan donatur juga harus sama cermatnya
dalam mendata tentang keluhan dari donatur, mitra kerja
atau masyarakat umum. Keluhan ini harus disusun, di
kompilasi, dan dianalisa. Hasil analisa dari keluhan
11

diserahkan kepada divisi penghimpunan sebagai bahan


untuk pengambilan keputusan;
c) Follow up keluhan, satu hal yang menjadi kebiasaan kita
adalah menghindari penyelesaian keluhan. Mengatakan
bahwa akan ditangani oleh yang berwenang adalah suatu
jawaban yang profesional. Namun bila hanya sekadar
jawaban tanpa follow up ini kebohongan pada publik.
Dengan adanya pelayanan untuk donatur, mereka tidak
merasa kecewa karena merasa tidak diperhatikan. Pendataan
donatur sangat penting karena ini menyangkut hubungan
silaturrahim antara muzakki, amil, dan juga mustahik. Karena
hubungan ini berpengaruh pada potensi zakat yang ada pada
lembaga. Muzakki terkadang merasa tidak puas dengan
kinerja amil, mereka berhak menyampaikan keluhan -
keluhan. Amil (lembaga) harus menindaklanjuti keluhan
muzakki, tidak hanya menerima keluhan tersebut.
b. Pendistribusian
Pendistribusian adalah suatu kegiatan dimana zakat bisa
sampai kepada mustahik secara tepat. Kegiatan pendistribusian
sangat berkaitan dengan pendayagunaan, karena apa yang akan
didistribusikan disesuaikan dengan pendayagunaan. Akan tetapi
juga tidak bisa terlepas dari penghimpunan dan pengelolaan. Jika
penghimpunannya tidak maksimal dan mungkin malah tidak
memperoleh dana zakat sedikitpun maka tidak akan ada dana yang
didistribusikan.
Muhammad berpendapat bahwa distribusi zakat berkaitan
dengan persediaan, saluran distribusi, cakupan distribusi, lokasi
mustahik, wilayah penyaluran, tingkat persediaan, dana zakat dan
lokasi amil, pengiriman, dan keagenan (Rachim, 2012).
Zakat yang dihimpun oleh Lembaga Zakat harus segera
disalurkan kepada para mustahik sesuai dengan skala prioritas
12

yang telah disusun dalam program kerja. Mekanisme distribusi


zakat kepada mustahik bersifat konsumtif dan juga produktif.
Sebagai penegasan sudah seharusnya pemerintah berperan
aktif di dalam membangun kesejahteraan umat Islam yang
mendominasi negara ini, sehingga nantinya di dalam pengelolaan
zakat dan pendistribusiannya dapat dilakukan secara optimal, tepat
sasaran dan profesional. Usaha- usaha pengumpulan zakat
hendaknya lebih dimaksimalkan agar pendistribusiannya
tersalurkan secara terpadu kepada yang berhak secara sistematis
dan optimal.
Ada beberapa ketentuan dalam mendistribusikan dana zakat
kepada mustahik yaitu:
1) Mengutamakan distribusi domestik, dengan melakukan
distribusi lokal atau lebih mengutamakan penerima zakat
yang berada dalam lingkungan terdekat dengan lembaga zakat
(wilayah muzakki) dibandingkan pendistribusiannya untuk
wilayah lain.
2) Pendistribusian yang merata dengan kaidah-kaidah sebagai
berikut:
a) Bila zakat yang dihasilkan banyak, seyogyanya setiap
golongan mendapat bagiannya sesuai dengan kebutuhan
masing-masing;
(1) Pendistribusiannya haruslah menyeluruh kepada
delapan golongan yang telah ditetapkan;
(2) Diperbolehkan untuk memberikan semua bagian
zakat kepada beberapa golongan penerima zakat
saja, apabila didapati bahwa kebutuhan yang ada
pada golongan tersebut memerlukan penanganan
secara khusus;
(3) Menjadikan golongan fakir miskin sebagai golongan
pertama yang menerima zakat, karena memenuhi
13

kebutuhan mereka dan membuatnya tidak


bergantung kepada golongan lain adalah maksud dan
tujuan diwajibkannya zakat;
(4) Seyogyanya mengambil pendapat Imam Syafi‟i
sebagai kebijakan umum dalam menentukan bagian
maksimal untuk diberikan kepada petugas zakat,
baik yang bertugas dalam mengumpulkan maupun
yang mendistribusikannya (Qardawi, 1991).
b) Membangun kepercayaan antara pemberi dan penerima
zakat. Zakat baru bisa diberikan setelah adanya
keyakinan dan juga kepercayaan bahwa si penerima
adalah orang yang berhak dengan cara mengetahui atau
menanyakan hal tersebut kepada orang-orang adil yang
tinggal di lingkungannya, ataupun yang mengetahui
keadaannya yang sebenarnya.
Intermediary system yang mengelola investasi dan
zakat seperti perbankan Islam dan lembaga pengelola
zakat dewasa ini lahir secara masif. Di Indonesia sendiri,
dunia perbankan Islam dan lembaga pengumpul zakat
menunjukan perkembangan yang cukup pesat. Mereka
berusaha untuk berkomitmen mempertemukan pihak
surplus muslim dan pihak defisit muslim. Dengan
harapan terjadi proyeksi pemerataan pendapatan antara
surplus dan defisit muslim atau bahkan menjadikan
kelompok defisit (mustahik) menjadi surplus (muzakki).
Dalam bentuk dan sifat penyaluran zakat jika kita
melihat pengelolaan zakat pada Rasulullah SAW dan
para sahabat, kemudian diaplikasikan pada kondisi
sekarang, maka kita dapati bahwa penyaluran zakat dapat
dibedakan dalam dua bentuk, yakni:
(1) Bantuan Sesaat (Konsumtif)
14

Bantuan sesaat bukan berarti bahwa zakat hanya


diberikan kepada mustahik hanya satu kali atau
sesaat saja. Namun berarti bahwa penyaluran kepada
mustahik tidak disertai target terjadinya kemandirian
ekonomi (pemberdayaan) dalam diri mustahik. Hal
ini dilakukan karena mustahik yang bersangkutan
tidak mungkin lagi mandiri yang dalam aplikasinya
dapat meliputi orang tua yang jompo, orang cacat,
pengungsi yang terlantar atau korban bencana alam.
(2) Pemberdayaan (Produktif)
Pemberdayaan adalah penyaluran zakat
produktif, yang diharapkan akan terjadinya
kemandirian ekonomi mustahik. Pada pemberdayaan
ini disertai dengan pembinaan atau pendampingan
atas usaha yang dilakukan (Hafidhuddin, 2002).
Bentuk inovasi distribusi zakat dalam pendayagunaan dana
zakat dapat dikategorikan dalam empat bentuk berikut:
1) Distribusi bersifat konsumtif tradisional, yaitu zakat dibagikan
kepada mustahik untuk dimanfaatkan secara langsung untuk
kebutuhan konsumsi sehari-hari, seperti pembagian zakat fitrah
berupa beras dan uang kepada fakir miskin setiap idul fitri atau
pembagian zakat mal kepada korban bencana alam.
2) Distribusi bersifat konsumtif kreatif, adalah zakat diwujudkan
dalam bentuk lain dari barang semula, seperti pemberian alat-
alat sekolah dan beasiswa untuk para pelajar, atau bantuan sarana
ibadah seperti sarung dan mukena.
3) Distribusi bersifat produktif tradisional, adalah zakat yang
diberikan dalam bentuk barang-barang produktif, seperti
pemberian bantuan ternak kambing, sapi perahan atau untuk
membajak sawah, alat pertukangan, mesin jahit. Pemberian
dalam bentuk ini akan mampu menciptakan suatu usaha dan
15

membuka lapangan kerja bagi fakir miskin.


4) Distribusi dalam bentuk produktif kreatif, yaitu Pend istribusian
zakat secara produktif kreatif adalah zakat yang diwujudkan
dalam bentuk pemberian modal, baik untuk membangun proyek
sosial atau menambah modal usaha kecil, seperti pembangunan
sekolah, sarana kesehatan atau tempat ibadah maupun sebagai
modal usaha untuk pengembangan usaha para pedagang kecil
(Mufriaini, 2006).
Sebagaimana dilihat dari inovasi di atas maka lembaga
zakat selain mendistribusikan zakat secara konsumtif, saat ini
juga telah mengembangkan sistem distribusi zakat produktif.
Pola distribusi dana zakat produktif menjadi menarik untuk
dibahas mengingat ketentuan syari‟ah menegaskan bahwa dana
zakat yang terkumpul sepenuhnya adalah hak milik dari
mustahik delapan asnaf.
Menurut penelitian Budiman (2009) dana yang dikelola
oleh BAZ secara umum dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu
dana zakat dan dana infaq/shadaqah. Pembagian ini diperlukan
karena ditinjau dari hukum Islam, sumber dan penyaluran kedua
kelompok dana tersebut memang berbeda. Dari aspek
penyalurannya, dana zakat hanya dapat diperuntukkan dan tidak
boleh keluar dari dalam 8 (delapan) ashnaf, sedangkan dana
infaq/shadaqah sifatnya lebih fleksibel dan dapat disalurkan
untuk beragam kegiatan sepanjang untuk tujuan kebaikan
(maslahat). BAZ Kalimantan Selatan kelompok penerima dana
zakat di BAZ Kalimantan Selatan terdiri dari 5
Ashnaf/kelompok, yaitu Fakir & Miskin (disatukan dalam satu
kelompok), Amil/Pengelola, Ibnu Sabil, dan Sabilillah. Selain
itu, ada penyaluran tersendiri dari dana zakat yang tidak
dijelaskan sebagai Ashnaf yang mana, yaitu Beasiswa Sekolah
Luar Biasa (SLB). Dana tersebut sebenarnya dapat dimasukkan
16

ke dalam Ashnaf Ibnu Sabil (karena merupakan beasiswa) atau


dapat juga diambilkan dari dana infaq/shadaqah agar terhindar
dari kesamaran/ keragu-raguan.
Zakat bukan hanya persoalan ibadah mahḍah (ritual murni)
tapi juga persoalan māliyah ijtima’iyyah (harta benda sosial)
oleh karenanya harus ma’qulul ma’na (masuk akal). Ini
merupakan pendapat golongan Hanafiyah dan pendapat ini dapat
diterima karena ma’qulul ma’na dapat diterapkan sesuai
perkembangan zaman. Dan dapat menjawab tuntutan
kemaslahatan umat, kapanpun dan dimanapun (Bahruddin,
2017).
Al-Qur’an sendiri tidak mengatur bagaimana seharusnya
dan sebaiknya membagikan zakat kepada para asnaf. Umar bin
Khattab ra pernah memberikan dana zakat berupa kambing agar
dapat berkembang biak. Nabi pernah memberikannya kepada
seorang fakir sebanyak dua dirham, dengan memberikan anjuran
agar mempergunakan uang tersebut, satu dirham untuk dimakan
dan satu dirham lagi supaya dibelikan kapak sebagai alat kerja.
Berdasarkan pendapat golongan Hanafiyah, dan peristiwa
pada masa Rasulullah dan Umar maka distribusi zakat secara
produktif diperbolehkan demi kemaslahatan umat. Pendapat ini
dikuatkan oleh Yafie bahwa pemanfaatan dana zakat yang
dijabarkan dalam ajaran fiqih memberi petunjuk perlunya suatu
kebijakan dan kecermatan, di mana perlu dipertimbangkan
faktor-faktor pemerataan dan penyamaan, kebutuhan yang nyata
dari kelompok-kelompok penerima zakat, kemampuan
penggunaan dana zakat dari yang bersangkutan yang mengarah
kepada peningkatan kesejahteraannya dan kebebasannya dari
kemelaratan, sehingga pada gilirannya yang bersangkutan tidak
lagi menjadi penerima zakat tetapi menjadi pembayar zakat
(Yafie, 1995).
17

Hal-hal di atas dicontohkan bahwa jika penerima zakat


tersebut tahu dan biasa berniaga maka kepadanya diberikan
modal usaha, atau yang bersangkutan mempunyai keterampilan
pertukangan maka kepadanya diberikan perkakas yang
memungkinkan dia bekerja dalam bidang keterampilannya untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Terhadap dana zakat tersebut
tidak akan menjadi permasalahan yang ilegal dalam pengertian
hukum. Oleh karena itu dana zakat yang digulirkan secara
produktif tentunya tidak dapat menuntut adanya tingkat
pengembalian tertentu sebagaimana halnya sumber dana selain
zakat. Konsep distribusi dana zakat secara produktif yang
dikedepankan sejumlah lembaga zakat biasanya dipadukan
dengan dana terkumpul lainnya yaitu shadaqah dan infak. Hal ini
untuk meminimalisir adanya perbedaan pendapat akan pola
produktif dana zakat.
Aturan syari’ah menetapkan bahwa dana hasil
pengumpulan zakat, sepenuhnya adalah hak milik dari para
mustahik. Dengan demikian pola distribusi produktif yang
dikembangkan pada umumnya mengambil skema qardul hasan
yakni satu bentuk pinjaman yang menetapkan tidak adanya
tingkat pengembalian tertentu dari pokok pinjaman. Namun
demikian bila ternyata si peminjam dana tersebut tidak mampu
mengembalikan pokok tersebut, maka hukum zakat
mengindikasikan bahwa si peminjam tersebut tidak dapat
dituntut atas ketidakmampuannya tersebut, karena pada
dasarnya, dana tersebut adalah hak mereka.
Terlepas dari perbedaan pendapat dalam fiqih dan pola
inovasi pendanaan yang diambil dari dana zakat, skema yang
dikedepankan dari pola qordul hasan sebenarnya sangat brilian,
sebagaimana menurut pendapat Mufraini bahwa:
a) Ukuran keberhasilan sebuah lembaga pengumpul zakat
18

adalah bagaimana lembaga tersebut dapat menjadi salah


satu elemen dari sekuritas sosial yang mencoba
mengangkat derajat kesejahteraan seorang mustahik
menjadi seorang muzakki. Jika hanya pola konsumtif yang
dikedepankan, tampaknya akan sulit tujuan ini bisa
tercapai;
b) Modal yang dikembalikan oleh mustahik kepada lembaga
zakat, tidak berarti bahwa modal tersebut sudah tidak lagi
menjadi haknya mustahik yang diberikan pinjaman. Ini
artinya bisa saja dana tersebut di produktifkan kembali
dengan memberi balik kepada mustahik tersebut yang akan
dimanfaatkan untuk penambahan modal usahanya lebih
lanjut. Dan kalaupun tidak, hasil akumulasi dana zakat dari
hasil pengembalian modal akan kembali didistribusikan
kepada mustahik lain yang juga berhak (Mufriaini, 2006).
c. Pendayagunaan
Sesungguhnya jatuh bangunnya lembaga zakat terletak pada
kreativitas divisi pendayagunaan, yaitu bagaimana amil (lembaga
zakat) mendistribusikan zakat dengan inovasi-inovasi yang baru
dan bisa memenuhi tujuan pendistribusian zakat kepada mustahik.
Pendayagunaan program pemberdayaan mustahik merupakan inti
dari zakat. Ada beberapa kegiatan yang dapat dikembangkan oleh
bidang pendayagunaan. Namun yang terjadi di Indonesia beberapa
lembaga zakat sudah memiliki keseragaman kegiatan. Adapun
kegiatan tersebut adalah:
1) Pengembangan ekonomi

Dalam melakukan pengembangan ekonomi ada


beberapa kegiatan yang dapat dijalankan oleh lembaga zakat
di antaranya:
a) Penyaluran modal;
b) Pembentukan lembaga keuangan;
19

c) Pembangunan industri;
d) Penciptaan lapangan kerja;
e) Peningkatan usaha;
f) Pelatihan;
g) Pembentukan organisasi.
Beberapa kegiatan pengembangan ekonomi seperti yang
disebutkan di atas telah banyak dipraktikan di Indonesia. Jika
pendistribusian dana disalurkan untuk kegiatan pengembangan
ekonomi seperti itu usaha merubah mustahik menjadi muzakki
memiliki peluang yang lebih besar.
2) Pembinaan Sumber Daya Manusia

Pembinaan SDM adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh


lembaga zakat untuk membina mustahik. Program yang paling
mudah dilakukan adalah pemberian beasiswa kepada anak-anak
dari keluarga mustahik. Menurut Sudewo ada beberapa program
pendidikan yang bisa dikembangkan untuk membantu anak-anak
mustahik di antaranya (Rachim, 2012):

a) Beasiswa;
b) Diklat dan kursus keterampilan;
c) Sekolah;
d) Layanan social
Maksud dari layanan sosial adalah layanan yang diberikan
kepada kalangan mustahik dalam memenuhi kebutuhan mereka.
Beberapa kegiatan santunan sosial di antaranya seperti: biaya
kesehatan, santunan anak yatim, bantuan bencana alam, kebutuhan
mendasar seperti pengobatan, pembayaran SPP dan lain-lain.
Layanan sosial merupakan program yang dilakukan hanya pada
kesempatan tertentu oleh lembaga karena dana zakat tersebut
diberikan kepada mustahik ketika ada kebutuhan yang sangat
mendesak (Rachim, 2012).
20

Efektivitas
a. Pengertian Efektivitas
Efektivitas berasal dari kata efektif yang mana memiliki beberapa
makna antara lain, terdapat efeknya (akibatnya, pengaruh dan kesan);
manjur atau mujarab; serta membawa hasil, berhasil guna (usaha
tindakan) dan mulai berlaku (Departemen Pendidikan Nasional, 2007).
Maka dari arti-arti tersebut muncul kata keefektivan yang diartikan
dengan keadaan, berpengaruh, hal terkesan, kemanjuran dan
keberhasilan.
Efektivitas diartikan sebagai pedoman kata yang menunjukkan taraf
pencapaian suatu tujuan, dengan kata lain bahwa suatu usaha dapat
dikatakan efektif apabila usaha tersebut sudah mencapai tujuannya.
Efektivitas merupakan adanya kesesuaian antara orang yang
melaksanakan tugas yang dituju. Berikutnya dijelaskan bahwa efektivitas
adalah berkaitan dengan rencana yang telah disusun sebelumnya, atau
perbandingan hasil nyata dengan hasil yang direncanakan (Mulyasa,
2004).
Efektivitas menunjukkan tingkat tercapainya suatu tujuan, suatu
usaha, dikatakan efektif jika suatu usaha itu mencapai tujuannya. Secara
ideal efektif jika usaha itu mencapai tujuannya.
b. Indikator Efektivitas
Menurut Steers (1985:46-48) menyebutkan beberapa ukuran
efektivitas, yaitu:
1) Kualitas artinya kualitas yang dihasilkan oleh suatu organisasi
tersebut.
2) Produktivitas artinya kuantitas dari jasa yang dihasilkan.
3) Kesiagaan ialah penilaian secara merata sehubungan dengan
kemungkinan dalam hal penyelesaian suatu tugas khusus dengan
baik.
4) Efesiensi merupakan perbandingan sebagian aspek prestasi terhadap
biaya untuk menghasilkan prestasi tersebut.
21

5) Penghasilan yaitu jumlah sumber daya yang masih tersisa setelah


semua biaya dan kewajiban dipenuhi.
6) Pertumbuhan adalah suatu perbandingan mengenai eksistensi
sekarang dan masa lalunya.
7) Stabilitas yaitu pemeliharaan struktur, fungsi dan sumber daya
sepanjang waktu.
8) Kecelakaan yaitu frekuensi dalam hal perbaikan yang berdampak
pada kerugian waktu.
9) Semangat kerja yaitu suatu kondisi perasaan terikat dalam hal
pencapaian tujuan, yang melibatkan usaha tambahan, kebersamaan
dan perasaan memiliki.
10) Motivasi artinya adalah adanya kekuatan yang muncul dari setiap
individu untuk mencapai tujuan.
11) Kepaduan yaitu kenyataan jika para anggota organisasi saling
menggemari satu sama lain artinya adanya kerjasama dengan baik,
berkomunikasi dan dapat mengkoordinasikan dengan baik.
12) Keluwesan adaptasi artinya adanya suatu rangsangan baru untuk
mengubah prosedur yang bertujuan untuk mencegah keterbakuan
terhadap keberlangsungan lingkungan.
13) Pemanfaatan lingkungan merupakan keberhasilan organisasi
berinteraksi dengan lingkungannya dengan memperoleh sumber
daya yang langka dan berharga yang diperlakukan untuk beroperasi
yang efektif.
14) Perputaran atau keluar masuknya pekerja artinya adalah frekuensi
jumlah pekerja dan keluar atas permintaannya sendiri.
15) Kemangkiran artinya frekuensi kejadian-kejadian pekerja bolos dari
pekerjaan.
16) Kepuasan merupakan tingkat kesenangan yang dirasakan seseorang
atas pekerjaannya dalam organisasi. Tingkat rasa puas menunjukan
bahwa mereka mendapat imbalan yang setimpal dari macam-macam
aspek situasi pekerjaan dan organisasi tempat mereka berada.
22

17) Penerimaan tujuan organisasi yaitu diterimanya tujuan-tujuan


organsasi oleh setiap pribadi oleh unit-unit dalam organisasi.
Kepercayaan mereka bahwa tujuan organisasi tersebut adalah benar
dan layak.
18) Penilaian oleh pihak luar merupakan penilaian atau unit organisasi
oleh (individu atau organisasi) dalm lingkungannya, yaitu dengan
pihak mana organisasi ini berhubungan.

Sedangkan, menurut Campbell dalam Stress (1985:46) pengukuran


efektivitas secara umum dan yang paling menonjol adalah:

1) Keberhasilan Program
Efektivitas program dapat dijalankan dengan kemampuan
operasional dalam melaksanakan program-program kerja yang
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Keberhasilan program dapat di tinjau dari proses dan mekanisme
suatu kegiatan dilakukan di lapangan.
2) Keberhasilan Sasaran
Efektivitas ditinjau dari sudut pencapaian tujuan dengan
memusatkan perhatian terhadap aspek output, artinya efektivitas
dapat diukur dengan seberapa jauh tingkat output dalam kebijakan
dan prosedur dari organisasi untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
3) Kepuasan Terhadap Program
Kepuasan merupakan kriteria efektivitas yang mengacu pada
keberhasilan program dalam memenuhi kebutuhan pengguna.
Kepuasan dirasakan oleh para pengguna terhadap kuliatas produk
atau jasa yang dihasilkan. Semakin berkualitas produk dan jasa yang
diberikan maka kepuasan yang dirasakan oleh pengguna semakin
tinggi, maka dapat menimbulkan keuntungan bagi lembaga.
4) Tingkat Input dan Output
23

Pada efektivitas tingkat input dan output dapat dilihat dari


perbandingan antara masukan (input) dengan keluaran (output). Jika
output lebih besar dari input maka dapat dikatakan efisien dan
sebaliknya jika input lebih besar dari output maka dapat dikatakan
tidak efisien.
5) Pencapaian tujuan menyeluruh
Sejauhmana organisasi melaksanakan tugasnya untuk mencapai
tujuan. Dalam hal ini merupakan penilaian umum dengan sebanyak
mungkin kriteria tunggal dan menghasilkan penilaian umum
efektivitas organisasi.
Sehingga efektivitas program dapat dijalankan berdasarkan
dengan kemampuan operasionalnya dalam melakukan program yang
sesuai dengan tujuan yang telah tetapkan sebelumnya, secara
komprehensif, efektivitas dapat diartikan sebagai tingkat
kemampuan suatu lembaga untuk mencapai sasaran atau tujuan yang
telah ditentukan sebelumnya (Campbell, 1989).

Sugiyono dalam Budiani (2007:53) menyebutkan beberapa


indikator yang digunakan untuk mengukur efektivitas adalah sebagai
berikut:

1) Ketepatan sasaran program, yaitu sejauh mana peserta program tepat


yang sudah ditentukan sebelumnya. Menurut Makmur (2011:8)
ketepatan sasaran lebih berorientasi kepada jangka pendek dan lebih
bersifat operasional, penentu sasaran yang tepat baik ditetapkan
secara individu maupun sasaran yang ditetapkan organisasi
sesungguhnya sangat menentukan keberhasilan aktivitas organisasi.
Demikian pula sebaliknya, apabila sasaran yang ditetapkan itu
kurang tepat maka akan menghambat pelaksanaan berbagai kegiatan
itu sendiri.
2) Sosialisasi program, yaitu kemampuan penyelenggaraan program
dalam melakukan sosialisasi program sehingga informasi mengenai
24

pelaksanaan program dapat tersampaikan kepada masyarakat pada


umumnya dan sasaran peserta program pada khususnya. Menurut
Wilcox dalam Mardikonto (2013:86), Memberikan informasi
merupakan langkah awal yang dilakukan untuk mendapatkan hasil
yang lebih optimal serta memperlancar dalam melanjutkan suatu
pekerjaan, karena dengan memberikan informasi dapat
dipergunakan dan meningkatkan pengetahuan bagi orang yang
menerima informasi tersebut
3) Tujuan program, yaitu sejauh mana kesesuaian antara hasil program
dengan tujuan program yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut
Duncan dalam Streers (1985:53) menyebutkan bahwa pencapaian
tujuan adalah totalitas upaya pencapaian tujuan harus dipandang
sebagai suatu proses. Oleh sebab itu, upaya pencapaian tujuan akhir
semakin terjamin, diperlukan pentahapan baik dalam makna
pentahapan pencapaian bagian-bagiannya maupun pentahapan
dalam arti periodesasinya. Pencapaian tujuan terdiri dari beberapa
faktor yaitu: kurun waktu dan sasaran yang merupakan target yang
kongkret.
4) Pemantauan program, yaitu kegiatan yang dilakukan setelah
dilaksanakan program sebagai bentuk perhatian kepada peserta
program. Selanjutnya menurut Winardi (2010:7), pengawasan
meliputi tindakan mengecek dan membandingkan hasil yang dicapai
dengan standar-standar yang telah digariskan. Apabila hasil yang
dicapai menyimpang dari standar yang berlaku perlu dilakukan
tindakan korektif untuk memperbaikinya. Selanjutnya menurut
Bohari (1992:3) pengawasan merupakan suatu bentuk pemeriksaan
atau pengontrolan dari pihak yang lebih kepada bawahannya.
Siagian dalam Situmorang Dkk (1993:19) menyebutkan bahwa
pengawasan merupakan proses pengamatan daripada pelaksanaan
seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar supaya pekerjaan
25

yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah


ditetapkan sebelumnya.
Bersumber pada sebagian pengukuran efektivitas di atas,
peneliti menggunakan indikator-indikator untuk mengukur
efektivitas menurut Campbell dalam Stress (1985:46) karena peneliti
ingin mengetahui ukuran efektivitas dalam program pemberian
beasiswa di Provinsi Kalimantan Selatan melalui keberhasilan
program, keberhasilan sasaran, kepuasan terhadap program, tingkat
input dan output, serta pencapaian tujuan menyeluruh.

c. Pendekatan Efektivitas

Pendekatan efektivitas digunakan untuk mengukur sejauh mana


aktivitas tersebut efektif. Terdapat beberapa pendekatan yang digunakan
terhadap efektivitas yaitu:

1) Pendekatan Sasaran
Pendekatan ini digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu
lembaga berhasil merealisasikan sasaran yang hendak dicapai.
Dalam pendekatan ini pendekatan sasaran menggunakan
pengukuran efektivitas yang dimulai dengan identifikasi sasaran
organisasi dan mengukur tingkat keberhasilan organisasi dalam
mencapai sasaran tersebut. Tidak hanya tercapainya tujuan/sasaran,
faktor waktu pelaksanaan juga selalu digunakan dalam pengukuran
efektivitas. Oleh karena itu dalam efektivitas selalu mengandung
unsur waktu pelaksanaan. Tujuan tercapai dengan waktu yang tepat
maka program tersebut efektif (Starawaji, 2009).
2) Pendekatan Sumber
Pendekatan ini mengukur efektivitas berdasarkan keberhasilan
suatu lembaga dalam mendapatkan berbagai macam sumber yang
dibutuhkannya dan juga memelihara keadaan serta sistem, hal ini
dilakukan agar dapat berjalan efektif. Pendekatan ini berdasarkan
26

pada teori mengenai keterbukaan sistem suatu lembaga terhadap


lingkungannya, karena suatu lembaga mempunyai hubungan yang
merata dengan lingkungannya dimana dari lingkungan dapat
diperoleh sumber-sumber yang merupakan input lembaga tersebut
dan output yang dihasilkan juga dikasihkan pada lingkungannya
(Starawaji, 2009)
3) Pendekatan Proses
Pendekatan ini digunakan sebagai efisiensi dari suatu lembaga
internal. Pada lembaga yang efektif, proses internal berjalan dengan
lancar dimana kegiatan bagian-bagian yang ada dapat berjalan secara
terkoordinasi. Pendekatan ini tidak memperhatikan lingkungan
melainkan memusatkan perhatian terhadap kegiatan yang dilakukan
terhadap sumber-sumber yang dimiliki lembaga yang
menggambarkan tingkat efisiensi lembaga (Starawaji, 2009).
d. Aspek-aspek Efektivitas
Aspek-aspek efektivitas berdasarkan pendapat Muasaroh,
efektivitas dapat dijelaskan bahwa efektivitas suatu program dapat dilihat
dari aspek-aspek diantara lain:
1) Aspek tugas atau fungsi, yaitu lembaga dikatakan efektivitas jika
melaksanakan tugas atau fungsinya dengan baik.
2) Aspek rencana atau program, adalah rencana pembelajaran yang
terprogram jika seluruh rencana dapat dilaksanakan maka rencana
pembelajaran akan terprogram dan dikatakan dengan efektif.
3) Aspek ketentuan dan peraturan, efektivitas suatu program juga dapat
dilihat dari fungsi atau tidaknya ketentuan yang telah dibuat dalam
rangka menjaga kelangsungan proses kegiatannya.
4) Aspek tujuan atau kondisi ideal, suatu program kegiatan dikatakan
efektif dari sudut hasil jika tujuan atau kondisi ideal program
tersebut dapat dicapai. Penilaian aspek ini dapat dilihat dari
presentasi yang dicapai oleh peserta didik.
27

Beasiswa
a. Pengertian Beasiswa

Beasiswa memiliki arti sebagai bantuan yang diberikan pada


mahasiswa dalam bentuk dana atau uang yang akan digunakan untuk
membantu proses pendidikan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) beasiswa adalah tunjangan yang diberikan kepada pelajar dan
mahasiswa sebagai bantuan biaya belajar. Sedangkan menurut istilah
lain beasiswa merupakan tunjangan uang, diberikan kepada pelajar-
pelajar, baik dengan cuma-cuma atau sebagai persekot tidak
berbunga, untuk menyelesaikan pendidikannya (Harahap, 1982).
Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, disebutkan bahwa beasiswa adalah bentuk atau subsidi dan
beasiswa. Beasiswa merupakan bantuan subsidi yang diberikan
pemerintah kepada mahasiswa berupa sejumlah uang. Beasiswa
tersebut diberikan kepada peserta didik warga negara Indonesia yang
akan dan sedang mengikuti pendidikan, baik pada universitas negeri
maupun swasta dengan syarat keadaan ekonomi orang tuanya lemah
atau tidak mampu menyekolahkan anaknya.
Beasiswa dimaksudkan sebagai bantuan yang diberikan pada
mahasiswa dalam bentuk dana atau berupa uang yang dapat
digunakan untuk membantu keperluan proses pendidikan. Beasiswa
dapat diberikan oleh lembaga pemerintah, perusahaan ataupun
yayasan. Pemberian beasiswa dapat dikategorikan pada pemberian
cuma-cuma ataupun pemberian dengan ikatan kerja (biasa disebut
ikatan dinas) setelah selesainya pendidikan. Lama ikatan dinas ini
berbeda-beda tergantung pada lembaga yang memberikan beasiswa
tersebut. Beasiswa juga ditujukan untuk mengantisipasi mahalnya
memperoleh pendidikan yang diharapkan memenuhi segala
kebutuhan dalam proses belajar agar pendidikan dapat dilaksanakan
dengan baik.
Pendapat yang dikemukan oleh M.Fadhli (2013) manfaat dari
28

beasiswa yaitu pertama, membantu peserta didik yang kurang mampu


untuk mendapat kesempatan dalam menempuh pendidikan. Kedua,
mendorong peserta didik untuk saling berlomba dalam hal prestasi
akademik. Ketiga, merangsang semangat belajar atau penerima
beasiswa agar terbebas dari pencabutan beasiswa tersebut. Keempat,
memberikan kesempatan kepada lembaga luar sekolah untuk
berpartisipasi dalam proses peningkatan pendidikan. Berdasarkan
keterangan di atas bahwa beasiswa adalah bantuan yang diberikan
oleh lembaga swasta ataupun negara guna menyejahterakan
pendidikan bantuan bisa berupa uang (dana) ataupun berupa fasilitas
belajar bagi peserta didik dalam menempuh pendidikannya dengan
diberikan beasiswa mahasiswa diharapkan agar menggunakan
beasiswa tersebut untuk kebutuhan fasilitas belajarnya yang berguna
untuk meningkatkan hasil belajarnya sesuai dengan tujuan dari
pendidikan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan beasiswa
berfungsi sebagai bantuan dana bagi mahasiswa yang kurang mampu
maupun yang berprestasi untuk memperoleh pendidikan yang layak
yang diberikan oleh suatu lembaga pemerintah maupun swasta.
b. Jenis – jenis Beasiswa.

1) Beasiswa Penghargaan
Beasiswa ini biasanya diberikan kepada kandidat yang
memiliki keunggulan akademik. Beasiswa ini diberikan
berdasarkan prestasi akademik mereka secara keseluruhan.
Misalnya, dalam bentuk Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Meski
sangat kompetitif, beasiswa ini ada dalam berbagai bentuk.
2) Beasiswa Bantuan
Jenis beasiswa ini adalah untuk mendanai kegiatan akademik
para mahasiswa yang kurang beruntung, tetapi memiliki prestasi.
Komite beasiswa biasanya memberikan beberapa penilaian pada
kesulitan ini, misalnya, seperti pendapatan orang tua, jumlah
29

saudara kandung yang sama-sama tengah menempuh studi,


pengeluaran, biaya hidup, dan lain-lain.
3) Beasiswa Penuh
Banyak orang menilai bahwa beasiswa diberikan kepada
penerimanya untuk menutupi keperluan akademik secara
keseluruhan. Jika anda benar-benar beruntung, tentunya anda akan
mendapatkan beasiswa seperti ini. Beasiswa akan diberikan untuk
menutupi kebutuhan hidup, buku, dan biaya pendidikan. Namun,
banyak beasiswa lainnya menutupi biaya hidup, buku, atau
sebagian dari uang sekolah.
30

Hasil Penelitian Terdahulu


Penelitian yang membahas tentang efektivitas penyaluran dana zakat selama ini telah cukup dilakukan oleh
para peneliti sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 2.1:

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu

Aspek (Dini Fakhriah, 2016) (Husnul Hami Fahrini, 2016) (Dini (Syihabuddin Arafat &
Selasi,Mokhammad A’rasy Fahrullah, 2019)
Wahyudin,Zakiyah,
2019)

Judul Efektivitas Penyaluran Dana Efektivitas Program Implementasi Implementasi


Zakat di BAZNAS Kota Penyaluran Dana Zakat Pengelolaan Zakat Pendistribusian Dana
Bekasi dalam peningkatan Profesi Dalam Bentuk Profesi Terhadap Zakat, Infaq, Dan
pendidikan melalui program Pemberian Beasiswa Bagi Bantuan Beasiswa Shadaqah (ZIS) Pada
Bekasi Cerdas Siswa Muslim Kurang Pendidikan Di Bidang Pendidikan Untuk
Mampu oleh Badan Amil Kementrian Agama Pemberdayaan Pendidikan
Zakat Nasional di Kabupaten Kabupaten Cirebon Di BAZNAS Sidoarjo
Tabanan Tahun 2015 (Studi Kasus Pada
Baznas Kabupaten
Cirebon)

Institusi yang BAZNAS Kota Bekasi BAZNAS Kabupaten Baznas Kabupaten BAZNAS Sidoarjo
diteliti Tabanan Cirebon

Periode 2013-2015 2015 2018 2018


Analisis
31

Lanjutan

(Dini Selasi,Mokhammad (Syihabuddin Arafat &


Aspek (Dini Fakhriah, 2016) (Husnul Hami Fahrini, 2016)
Wahyudin,Zakiyah, 2019) A’rasy Fahrullah, 2019)

Rumusan (1) Bagaimana BAZNAS 1. Bagaimana efektivitas Bagaimana implementasi (1) Bagaimana model
Masalah Kota Bekasi program penyaluran dana pengelolaan zakat profesi pendistribusian ZIS
menyalurkan dana zakat zakat profesi dalam bentuk pegawai Kementrian Agama pada bidang
tersebut? pemberian beasiswa bagi Kabupaten Cirebon di Badan pendidikan di
(2) Bagaimana efektivitas siswa muslim kurang mampu Amil Zakat Kabupaten baznas sidoarjo?
penyaluran dana zakat oleh BAZNAS di Kabupaten Cirebon terhadap beasiswa dan
pada program Bekasi Tabanan tahun 2015? pendidikan pada tahun (2) Bagaimana
Cerdas pada tahun 2013- 2018? pemberdayaan
2015 di BAZNAS Kota 2. Apa saja kendala yang pendidikan yang
Bekasi? dihadapi dalam program dicapai masyarakat
penyaluran dana zakat profesi setelah distribusi
dalam bentuk pemberian ZIS?
beasiswa bagi siswa muslim
kurang mampu oleh
BAZNAS di Kabupaten
Tabanan tahun 2015?
3. Bagaimana upaya yang
dilakukan dalam mengatasi
kendala program penyaluran
dana zakat profesi dalam
bentuk pemberian beasiswa
bagi siswa muslim kurang
mampu oleh BAZNAS di
Kabupaten Tabanan tahun
2015?
32

Lanjutan

(Dini Selasi,Mokhammad (Syihabuddin Arafat &


Aspek (Dini Fakhriah, 2016) (Husnul Hami Fahrini, 2016)
Wahyudin,Zakiyah, 2019) A’rasy Fahrullah, 2019)

Teknik analisis data yang


digunakan dalam penelitian
Metode Penelitian kualitatif dengan Pendekatan deskriptif
Metode Deskriptif Kualitatif ini adalah analisis deskriptif
Penelitian pendekatan normatif. kualitatif
(metode dokumentasi dan
wawancara)
(1) Tingkat efektivitas
program penyaluran dana
zakat profesi dalam Hasil dari penelitian ini kita
bentuk pemberian mengetahui tentang
beasiswa sudah berada implementasi dari
pada kategori sangat pengelolaan zakat profesi
(1) BAZNAS Kota Bekasi efektif dengan tingkat yang disalurkan melalui
Dari hasil penelitian dapat
menyalurkan dana zakatnya efektivitasnya sebesar program Cirebon cerdas
disimpulkan distribusi ZIS
dengan baik- 95,58%, dengan memberikan
pada bidang pendidikan
Hasil Penyaluran dana zak at (2) hambatan yang dialami beasantri yaitu beasiswa
sudah optimal, hanya saja
Penelitian BAZNAS Kota Bekasi dalam menyalurkan dana yang diterima oleh para
pemahaman masyarakat
kurang efektif. Karena tiap zakat profesi dalam santri/santriwati di
tentang bantuan pendidikan
tahunnya mengalami bentuk pemberian lingkungan Kabupaten
masih kurang
penurunan. beasiswa yaitu BAZNAS Cirebon atas kerjasama
Kabupaten Tabanan antara BAZNAS dan UPZ.
belum memiliki tenaga Beasantri itu dialokasikan
kerja profesional, bagi santri/santriwati yang
kurangnya koordinasi kurang mampu, setiap
antar BAZNAS dengan
Unit Pengumpulan Zakat
33

Lanjutan
(Dini Selasi,Mokhammad (Syihabuddin Arafat &
Aspek (Dini Fakhriah, 2016) (Husnul Hami Fahrini, 2016)
Wahyudin,Zakiyah, 2019) A’rasy Fahrullah, 2019)
(UPZ), dan jumlah
pemberian dana beasiswa
belum memenuhi kebutuhan 1 bulan diberi bantuan
pendidikan, - upaya yang sebesar Rp. 300.000.-,
dilakukan untuk mengatasi namun disalurkan selama 3
kendala tersebut dapat bulan sekali, sehingga
dilakukan dengan mereka menerima bantuan
meningkatkan kinerja dan sebesar Rp. 900.000.- per 3
profesionalitas tenaga kerja, bulan. Dari penjelasan di atas
meningkatkan koordinasi Jika dikalkulasikan, maka
antara BAZNAS dengan setiap santri/ santriwati
UPZ, dan memberikan mendapatkan bantuan
pelayanan dan kemudahan sebesar Rp. 3.600.000.-
bagi pemberi zakat. selama 1 tahun.
Sumber: Data diolah Penulis (2020).
Penelitian yang penulis lakukan secara umum memiliki kesamaan dengan
penelitian-penelitian terdahulu dalam beberapa hal: ingin mengetahui tingkat
keefektivan penyaluran dana zakat; program yang ingin penulis teliti adalah
program beasiswa atau dana untuk pendidikan. Sementara itu, penelitian penulis
memiliki perbedaan dengan penelitian-penelitian tersebut dalam hal subyek
penelitian dan periode penelitian. Penelitian penulis dilakukan di BAZNAS
Provinsi Kalimantan Selatan dan dilakukan pada tahun 2020. Mungkin pada
penelitian sebelumnya banyak menggunakan metode kualitatif namun pada
penelitian penulis menggunakan metode yang bersifat deskriptif dengan analisis
kuantitatif yang mana dilakukan wawancara dan kuesioner.
BAB III

METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang bersifat deskriptif
dengan analisis kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang
mementingkan kedalaman data, yang dapat merekam data sebanyak-
banyaknya dari populasi yang luas. Jadi pemecahan masalahnya didominasi
oleh peran statistic (Mashuri & Zainuddin, 2011).
Sedangkan statistik deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data
yang telah terkumpul sebagaimana adanya (Sugiyono, 2015). Statistik
deskriptif juga dapat diartikan analisis data yang digunakan untuk
menggambarkan kondisi variabel penelitian (Widodo, 2017).
Descriptive (Deskriptif) atau analisis deskriptif adalah penggambaran
tentang statistik data seperti mean, sum, standar deviasi, variance, range,
dan lain-lain, serta untuk mengukur distribusi data dengan skewness dan
kurtosis (Machali, 2015).
Sehingga penelitian deskriptif kuantitatif yaitu penelitian analisis data
yang dilakukan secara statistik dengan mendeskripsikan dan
menggambarkan data yang telah direkam atau yang telah terkumpul.

Variabel Penelitian
Dengan rumusan masalah yang telah dibahas dalam penelitian ini, maka
penulis menjabarkan beberapa variabel yang menjadi pokok penelitian ialah
1. Efektivitas, suatu tingkat keberhasilan yang dihasilkan oleh seseorang
atau organisasi dengan cara tertentu sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai. Dengan kata lain, semakin banyak rencana yang berhasil dicapai
maka suatu kegiatan dianggap semakin efektif.

35
36

2. Penyaluran Dana Zakat Dalam Bentuk Beasiswa, Sistem distribusi zakat


yang mempunyai sasaran dan tujuan. Sasaran di sini adalah pihak-pihak
yang diperbolehkan menerima zakat sedangkan tujuannya adalah sesuatu
yang dapat dipakai dari alokasi hasil zakat dalam kerangka sosial
ekonomi, yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam bidang
perekonomian sehingga dapat memperkecil kelompok masyarakat
miskin, yang pada akhirnya akan meningkatkan kelompok muzakki.

Jenis dan Sumber Data


Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan
kuantitatif.
Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang temuan-temuannya
tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya
(Gunawan, 2013).
Sedangkan data kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan
mengumpulkan data yang berupa angka atau data berupa kata-kata atau
kalimat yang dikonversi menjadi data yang berbentuk angka (Martono, 2014).
Pendekatan kuantitatif diterapkan dengan menggunakan rumus statistik
dengan bantuan aplikasi komputer statistika IBM SPSS 21 For Windows
untuk membantu menganalisa data yang diperoleh dari responden.
Dalam sebuah penelitian, data memegang peranan penting yaitu sebagai
alat pembuktian hipotesis serta pencapaian tujuan penelitian. Peneliti harus
mengetahui jenis data apa saja yang diperlukan dan bagaimana
mengidentifikasi, mengumpulkan, serta mengolah data.
Data yang digunakan oleh penulis dalam penyusunan penelitian ini
adalah:
1. Data primer adalah data yang diperoleh melalui data yang telah diteliti
dan dikumpulkan oleh pihak peneliti dan pihak lain yang berkaitan
dengan permasalahan, berupa pemberian kuesioner, wawancara dan
observasi langsung kepada mustahik penerima beasiswa juga bagian
pengelola keuangan dan penyalur BAZNAS Provinsi Kalimantan
Selatan.
37

2. Data sekunder
Data sekunder yang digunakan oleh penulis adalah:
a) Buku-buku penelitian dan statistik.
b) Buku-buku yang berkaitan dengan zakat, beasiswa dan prestasi
mahasiswa.

Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai karakteristik atau kualitas tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sujarweni, 2015).
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang mendapatkan
beasiswa BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan berjumlah 80 orang
mahasiswa dari 3 kampus yang ada di Provinsi Kalimantan Selatan.
2. Sampel
Sampel menurut (Sugiyono, 2012) adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut sampel yang diambil
dari populasi tersebut harus betul-betul representative (mewakili).
Ukuran sampel merupakan banyaknya sampel yang akan diambil dari
suatu populasi.
Menurut (Suharsimi, 2010) jika jumlah populasinya kurang dari 100
orang, maka jumlah sampelnya diambil secara keseluruhan, tetapi jika
populasinya lebih besar dari 100 orang, maka bisa diambil 10-15% atau
20-25% populasinya lebih besar dari 100 orang, maka bisa diambil 10-
15% atau 20-25% dari jumlah populasinya.
Berdasarkan penelitian ini karena jumlah populasinya tidak lebih
besar dari 100 orang responden, maka penulis mengambil 100% jumlah
populasi mustahik BAZNAS yaitu sebanyak 80 orang responden.
Dengan demikian teknik pengambilan sampel dengan menggunakan
metode sampel jenuh. Metode sampel jenuh adalah teknik penentuan
sampel bila semua anggota populasi digunakan menjadi sampel.
38

Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti di antaranya:
1. Wawancara
Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dan
responden. Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya jawab dalam
hubungan tatap muka, sehingga gerak dan mimik responden merupakan
pola letak media yang melengkapi kata-kata secara verbal. Selain dapat
menangkap pemahaman atau ide, wawancara juga dapat menangkap
perasaan, pengalaman, emosi, motif, yang dimiliki oleh responden yang
bersangkutan (W Gulo, 2005).
Wawancara tersebut mengenai hal-hal yang dianggap berkaitan
dengan penyaluran dana zakat, tingkat efektivitas, prestasi mahasiswa,
pengaruh beasiswa terhadap kehidupan serta harapan untuk program
beasiswa kedepannya. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan
wawancara dengan staf pendistribusian di BAZNAS Provinsi
Kalimantan Selatan, staff penanggungjawab program beasiswa
BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan dan mustahik penerima beasiswa
BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan.
2. Kuesioner
Kuesioner (angket) yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2016). Kuesioner ini
sangat efektif apabila peneliti ingin mengetahui dengan pasti variabel
yang akan diukur dan mengetahui apa yang bisa diharapkan dari
responden. Studi ini sudah menyebarkan kuesioner kepada 80 reponden
yang merupakan mustahik yang menerima dana beasiswa BAZNAS
Provinsi Kalimantan Selatan.
Instrumen penelitian yang digunakan adalah berbentuk kuesioner
(daftar pertanyaan). Jenis pertanyaan dapat diklasifikasikan yaitu:
a) Gambaran informasi tentang penyaluran beasiswa
b) Program zakat dari BAZNAS yang diterima oleh mahasiswa
39

c) Prosedur untuk mahasiswa yang mendapatkan program beasiswa


d) Pengaruh beasiswa terhadap kehidupan mahasiswa

Untuk memudahkan responden dalam memahami dan menjawab


pertanyaan, maka kuesioner dibuat sedemikian rupa dengan bahasa yang
jelas, mudah dimengerti, dan mudah dipahami. Pertanyaan terdiri dari 22
item yang merupakan adaptasi dari penelitian sebelumnya oleh (Dede
Tiara Rachmawaty, 2016) yang telah direvisi oleh penulis terhadap
beberapa item yang kemudian terbagi menjadi dua variabel.

Jenis pengukuran kuesioner 80 dalam penelitian ini adalah jenis


skala ordinal, yaitu dengan menggunakan skala Likert. Sedangkan
kuesioner sendiri adalah sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk
memperoleh data dari responden, dalam arti laporan tentang pribadinya
atau hal-hal lain diketahuinya (Hasan, 2002). Kuesioner yang diberikan
mustahik BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan adalah dalam bentuk
skala Likert adalah sebagai berikut:

Untuk pertanyaan bersifat positif maka skala yang diberikan adalah

a) Skala 1 mewakili atribut yang dianggap tidak pernah (TP).


b) Skala 2 mewakili atribut yang dianggap kadang-kadang (K).
c) Skala 3 mewakili atribut yang dianggap sering (SR).
d) Skala 4 mewakili atribut yang dianggap selalu (S).

Sedangkan, untuk pertanyaan bersifat negatif maka skala yang


diberikan adalah

a) Skala 1 mewakili atribut yang dianggap selalu (S).


b) Skala 2 mewakili atribut yang dianggap sering (SR).
c) Skala 3 mewakili atribut yang dianggap kadang-kadang (K).
d) Skala 4 mewakili atribut yang dianggap tidak pernah (TP).
40

3. Observasi
Metode observasi yaitu metode yang digunakan dengan melakukan
pengamatan langsung terhadap suatu objek. Observasi biasa diartikan
sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematis atas fenomena
yang diteliti. Dalam arti luas observasi tidak hanya terbatas kepada
pengamatan yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung
(Hadi, 2004).
Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kelakuan
manusia seperti terjadi dalam kenyataan. Observasi juga dilakukan bila
belum banyak terdapat keterangan tentang masalah yang diselidiki.
Observasi juga berfungsi sebagai eksplorasi, dan dari hasil ini kita dapat
memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang masalahnya dan mungkin
petunjuk-petunjuk tentang cara memecahkannya (Nasution S, 2012).
4. Studi Dokumentasi
Dengan metode dokumentasi, data diperoleh melalui dokumen
seperti otobiografi, memo, catatan harian, surat-surat pribadi, catatan
pengadilan, berita koran, artikel majalah, brosur, buletin, dan foto-foto
(Mulyana, 2010). Dokumentasi adalah salah satu metode yang digunakan
untuk mencari data-data otentik yang bersifat dokumentasi, baik data itu
berupa catatan harian, memori atau catatan penting lainnya. Adapun yang
dimaksud dengan dokumen di sini adalah data atau dokumen yang
tertulis (Wirawan, 2000).
Dalam penelitian ini peneliti juga akan memanfaatkan teknik
dokumentasi untuk merekam dokumen-dokumen penting maupun foto
yang terkait secara langsung dengan penelitian.
5. Studi Pustaka
Studi pustaka yaitu melakukan penelusuran kepustaakaan dan
menelaahnya. Sumber data berupa buku, jurnal, internet dan sebagainya
yang terkait dengan penelitian. Studi pustaka ditujukan untuk
mendapatkan data tentang pengertian, landasan hukum dan lainnya yang
diperlukan untuk penelitian ini.
41

Uji Coba Instrumen Penelitian


Uji coba instrumen pada penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui
tingkat validitas dan reliabilitas instrument.
1. Uji Validitas
Uji validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan tingkat
keandalan atau keabsahan suatu alat ukur. Validitas digunakan untuk
mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam
mendefinisikan suatu variabel (Sugiyono, 2016). Uji validitas dilakukan
dengan membandingkan nilai r hitung (correlated item-total correlation)
dengan nilai r tabel. Jika nilai r hitung > r tabe dan bernilai positif pada
signifikan 5% (0,05) maka data tersebut dapat dikatakan valid.
Sebaliknya, jika r hitung < r tabel maka data tersebut dikatakan tidak
valid.

2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana
suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Sugiyono,
2010). Uji reliabilitas instrumen dapat dilihat dari besarnya nilai
cronbach alpha pada masing-masing variabel. Cronbach Alpha (α)
digunakan untuk mengetahui reliabilitas konsisten antar item atau
menguji kekonsistenan responden dalam merespon seluruh item.
Instrumen untuk mengukur masing-masing variabel dikatakan reliabel
atau handal jika memiliki cronbach alpha lebih besar dari 0,60 (Ghozali,
2005). Ketidakkonsistenan dapat terjadi mungkin karena perbedaan
persepsi responden atau kekurang pahaman responden dalam menjawab
item-item pernyataan.

Teknik Pengolahan Data


Pengolahan data dalam penelitian ini meliputi:

1. Editing

Kegiatan ini dilakukan untuk memeriksa ulang catatan yang


42

diperoleh di lapangan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh


sudah lengkap atau belum, bila belum lengkap maka dapat segera
dilengkapi.

2. Koding

Koding merupakan pemberian kode yang berupa angka-angka


terhadap data yang masuk berdasarkan variabelnya masing-masing,
baik pada jawaban terbuka maupun pada jawaban tertutup. Proses ini
juga meliputi scoring, yaitu pemberian skor terhadap item-item yang
perlu diberi skor.

3. Tabulasi

Tabulasi adalah penyusunan data dalam bentuk tabel. Maksud


pembuatan tabel-tabel ini adalah menyederhanakan data agar mudah
melakukan analisis sehingga dapat ditarik kesimpulan.
Teknik Analisis Data
Analisis data diartikan sebagai upaya mengolah data menjadi
informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan
mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah masalah yang
berkaitan dengan kegiatan penelitian. Teknik analisis data dapat diartikan
sebagai cara melaksanakan analisis terhadap data, dengan tujuan mengolah
data tersebut menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat data
datanya dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab
masalah masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian, baik berkaitan
dengan deskripsi data maupun untuk membuat induksi, atau menarik
kesimpulan tentang karakteristik populasi (parameter) berdasarkan data
yang diperoleh dari sampel (statistik). Statistik dapat dibagi menjadi dua,
yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial.

Pada penelitian ini, analisis yang dipakai adalah analisis statistik


deskriptif. Statistik deskriptif menurut (Sugiyono, 2012) adalah statistik
yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau
43

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa


bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Termasuk data
deskriptif dalam penelitian ini antara lain adalah mean, median, standard
deviation, range, maximum, dan minimum.

1. Mean
Mean atau disebut juga dengan rata-rata adalah angka yang
diperoleh dengan membagi jumlah nilai-nilai dengan jumlah individu.
Mean digunakan untuk mencari nilai rata-rata dari skor total
keseluruhan jawaban yang diberikan oleh responden, yang tersusun
dalam distribusi data. Rumusnya adalah sebagai berikut:

(1)

Keterangan:

X : Mean

𝞢X : Jumlah nilai dalam distribusi

n : Jumlah sampel

2. Median
Median adalah salah satu teknik penjelasan kelompok yang
didasarkan atas nilai tengah dari kelompok data yang telah disusun
urutannya dari yang terkecil sampai yang terbesar, atau sebaliknya.
Rumus mencari median:

(2)
Keterangan:
𝐿𝑜 : Tepi bawah dari kelas limit yang mengandung median
𝑀𝑒 : Nilai median
44

n : Banyaknya data
𝑓𝑘 : Frekuensi kumulatif sebelum kelas yang memuat median
𝑓0 : Frekuensi kelas yang memuat median
c : Panjang interval kelas
Median digunakan untuk mencari nilai tengah dari skor total
keseluruhan jawaban yang diberikan oleh responden, yang tersusun
dalam distribusi data.
3. Modus

Modus (Mo) Modus adalah nilai yang sering muncul/nilai yang


frekuensinya banyak dalam distribusi data. Rumus Modus untuk
data bergolong adalah:

(3)

Keterangan:

Mo : modus

b : batas kelas interval dengan frekuensi terbanyak

p : panjang kelas interval

b1 : frekuensi pada kelas modus (frekuensi pada kelas


interval yang terbanyak) dikurangi frekuensi kelas interval
terdekat sebelumnya.

b2 : frekuensi pada kelas modus dikurangi frekuensi kelas


interval terdekat berikutnya.

Dalam penelitian ini, modus digunakan untuk mencari jawaban


yang sering muncul atau nilai yang frekuensinya paling banyak dari
responden.

4. Standar Deviasi
45

Standar deviasi (SD) disebut juga simpangan baku. SD mengukur


seberapa baik mean mewakili data. Semakin kecil SD
mengindikasikan data dekat dengan Mean. Semakin besar SD
mengindikasikan data jauh dari Mean. Jika SD = 0 maka Mean seluruh
data adalah serupa. Rumus SD adalah sebagai berikut:

(4)
Keterangan:
S : Standar deviasi
𝑥𝑖 : Mean data yang diobservasi
𝑥 : Mean data keseluruhan
n : Jumlah sampel
5. Range

Range = nilai maksimum - nilai minimum


(5)
Range adalah selisih antara nilai tertinggi dan nilai terendah.
Tujuan analisis statistik deskriptif ini untuk memberikan gambaran
mengenai data-data yang didapat dari angket yang bersifat
menggambarkan karakteristik tertentu dari responden dan
mengklasifikasikan nilai kategorisasi rata-rata.
46

3.1 Bagan Kerangka Pikir

Efektivitas Efektivitas Program


Penyaluran Dana Beasiswa
Zakat

1. Keberhasilan 1. Tepat Sasaran


program; 2. Memberikan
2. Keberhasilan dorongan
sasaran; semangat
3. Kepuasan 3. Indikator
terhadap Meningkatkan
program; Prestasi
4. Tingkat input Akademik
dan output; maupun Non-
5. Pencapaian Akademik
tujuan
menyeluruh

Efektif Tidak Efektif


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Hasil Penelitian
Gambaran Umum Badan Amil Zakat Nasional Provinsi
Kalimantan Selatan
Badan Amil Zakat Nasional Provinsi Kalimantan Selatan dibentuk
pada tahun 1982 yang di sahkan oleh Gubernur Kalimantan Selatan, H.
M. Said dan bertempat di kawasan Masjid Raya Sabilal Muhtadin
Banjarmasin. Pada awal berdirinya, lembaga ini sebelumnya bernama
Zakat dan Wakaf (ZAWA) yang dipimpin oleh H. M. Rafiie Hamdie
pada tahun 1979, kemudian kepemimpinan ZAWA digantikan oleh H.
Maksid (1994-1997) dan pada tahun 1995, ZAWA berubah nama
menjadi Badan Amil Zakat Infak dan Sedekah (BAZIS).
Kepemimpinan dilanjutkan oleh Prof. Drs. H. Aswadie Syukur,
Lc, (1997-2000), namun karena kesibukan akhirnya beliau
menyerahkan BAZIS kepada H. Umar Yasin, BA sebagai ketua. Pada
tahun 2000 terpilih kembali sebagai ketua untuk periode 2000-2004,
dan berlanjut hingga 2007. Pada masa kepemimpinan H. Umar Yasin,
BA, BAZIS berubah nama menjadi Badan Amil Zakat Daerah
(BAZDA).
Pada periode 2007-2010, BAZDA dipimpin oleh Drs. H.
Rusdiansyah Asnawi, SH. Pada masa kepemimpinan beliau BAZDA
berganti nama menjadi Badan Amil Zakat (BAZ). Pada periode ini
untuk pertama kali diadakan studi banding yang dilaksanakan ke kota
Balikpapan dengan tujuan sebagai referensi dalam memperbaiki
kualitas kinerja BAZ.
Pada tahun 2011 BAZ berubah nama menjadi BAZNAS yang
dipimpin oleh H. Gusti (P) Rusdi Effendi AR periode 2011-2014.
Beliau terpilih kembali menjadi ketua BAZNAS untuk periode 2015-
2020. Di bawah kepemimpinan beliau mulai terlihat beberapa

47
48

perkembangan yang cukup signifikan, seperti melakukan studi banding


pada tahun 2013 ke BAZNAS Provinsi Jatim, 2014 ke BAZNAS
Kabupaten Bandung, dan 2015 ke BAZNAS Kota Padang, serta
melakukan kunjungan ke BAZNAS Pusat di Jakarta. Studi banding ke
Bandung bertujuan untuk menambah pengetahuan mengenai
manajemen Rumah Sehat, hal ini berhubungan dengan rencana
BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan yang akan membangun Rumah
Sehat di Banjarbaru tepatnya di Jalan Trikora. Studi banding ke Padang
bertujuan untuk menggali kiat-kiat yang dilakukan BAZNAS Padang
yang sukses dalam pengumpulan zakat dan juga meninjau pengelolaan
program Zakat Community Development (ZCD) yang dilaksanakan
oleh BAZNAS Padang. Sedangkan studi banding ke BAZNAS Pusat
sebagai referensi untuk memperbaiki kualitas kinerja BAZNAS
Provinsi Kalimantan Selatan serta menjalin silaturahmi.
Pada masa kepemimpinannya, BAZNAS Provinsi Kalimantan
Selatan juga menerbitkan buletin yang berisi tentang uraian di seputar
Zakat, Infak/Sedekah (ZIS). Selain itu, pada tahun 2013 setiap bulan
Ramadhan juga membuka konter zakat di Pasar Wadai, dan meletakkan
kotak infak/sedekah di depan kantor Banjarmasin Post agar
pengumpulan ZIS bisa lebih maksimal selama bulan Ramadhan, serta
menerbitkan iklan untuk menyalurkan zakat, infak/sedekah pada surat
kabar Banjarmasin Post.
BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan didirikan dengan
membawa visi yaitu “Ampih Miskin dengan Sentuhan Zakat”. Adapun
misi dari BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan adalah sosialisasi
yang tepat, pendistribusian dan pendayagunaan yang akurat dan
capacity building.
Pada tahun 2018 BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan
mendapatkan penghargaan BAZNAS AWARD kategori
pendistribusian dan pelaporan keuangan terbaik tingkat Nasional yang
49

diberikan oleh BAZNAS Republik Indonesia yang diselenggaran di


Jakarta.
Struktur Organisasi
Untuk membangun BAZNAS yang amanah, transparan dan
profesional salah satunya adalah pembentukan struktur organisasi.
Adapun setruktur organisasi BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan
dapat dilihat pada bagan di bawah ini:

Gambar 4.1. Struktur Organisasi BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan

Sumber: BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan

Kegiatan Instansi
Kegiatan BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan adalah sebagai
berikut:
a. Pengumpulan Dana Zakat, dan Infak/Sedekah
Jalannya pengumpulan dana ZIS harus diawasi khusus oleh
satu bagian, yaitu bidang pengumpulan. Semua transaksi yang
terjadi diawasi langsung oleh Wakil Ketua I. BAZNAS Provinsi
Kalimantan Selatan bertugas mengumpulkan zakat dari muzakki,
selain zakat juga mengumpulkan infak/sedekah dan dana sosial
50

keagamaan lainnya dengan akad muqqoyadah (terikat) dan


muthlaqah (tidak terikat).
Akad muqqoyadah merupakan akad terikat, yaitu muzakki
dapat menentukan orang yang akan menerima infak/sedekah,
sesuai dengan keinginan, atau dengan kata lain infak/sedekah
diserahkan kepada orang tertentu. Adapun akad muthlaqah
merupakan akad tidak terikat, yaitu muzakki tidak memiliki
subyek khusus atas infak/sedekah yang diserahkan, melainkan
mengikuti aturan BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan untuk
disalurkan kepada 8 (delapan) golongan ashnaf.
Adapun layanan yang disediakan oleh BAZNAS Provinsi
Kalimantan Selatan untuk pengumpulan zakat, infak/sedekah
adalah sebagai berikut:
1) Unit Pengumpul Zakat (UPZ)
BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan menghimbau
beberapa instansi untuk membentuk UPZ, hal ini dilakukan
untuk mengumpulkan dana zakat, infak/sedekah dari para
pegawai instansi melalui pemotongan gaji secara langsung. Ini
bertujuan agar memudahkan BAZNAS untuk melakukan
pengumpulan dana.
2) Sosialisasi
Hal ini dilakukan agar berbagai kalangan baik masyarakat
umum maupun instansi-instansi dapat mengenal dan
mengetahui bahwa BAZNAS adalah sebuah lembaga
pengelola zakat, infak/sedekah dan dana keagamaan sosial
lainnya. Bentuk sosialisasi yang dilakukan oleh BAZNAS
Provinsi Kalimantan Selatan adalah sebagai berikut:
a) Memberikan informasi atau seruan untuk berzakat kepada
masyarakat melalui buku yang diterbitkan dengan slogan
“Ampih Miskin dengan Sentuhan Zakat”, yang dibagikan
ke instansi-instansi tingkat I yaitu seperti kantor
51

Gubernur, Dinas Perdagangan Provinsi Kalimantan


Selatan, Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan,
dan lain sebagainya.
b) Melalui media seperti, menerbitkan buletin BAZNAS
Provinsi Kalimantan Selatan setiap 3 (tiga) bulan sekali
yang mulai diterbitkan sekitar akhir tahun 2011 dan awal
2012 lalu, spanduk atau baliho yang disebarkan
pemasangannya di Provinsi Kalimantan Selatan, dan
dimuat juga surat kabar Banjarmasin Post setiap harinya.
3) Konter Zakat
Pengumpulan zakat bisa dilakukan secara tunai, yaitu
dengan cara muzakki datang secara langsung ke konter zakat.
Konter Zakat BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan yang
bertempat di Kantor Sekretariat BAZNAS Provinsi
Kalimantan Selatan Komplek Masjid Raya Sabilal Muhtadin
yang buka setiap hari kerja dari Senin-Jumat. Tetapi khusus
untuk bulan Ramadhan BAZNAS Provinsi Kalimantan
Selatan juga membuka konter di Pasar Wadai Ramadhan di
depan Banjarmasin Post Group serta di mall. Pembukaan
konter ini bertujuan agar dapat memudahkan para muzakki
menyalurkan zakatnya.
4) Penerimaan Melalui Bank
Selain para muzakki dapat memberikan dana zakatnya
secara langsung ke kantor sekretariat BAZNAS Provinsi
Kalimantan Selatan, dana zakat, infak/sedekah juga dapat
diterima melalui bank. Layanan melalui perbankan ini
dilakukan agar memudahkan para muzakki menyalurkan
zakat apabila tidak mempunyai waktu untuk menyerahkan
langsung ke konter BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan.
Pengumpulan zakat dilakukan melalui 11 (sebelas) rekening
bank diantaranya sebagai berikut:
52

Table 4.3 Rekening Bank BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan

Bank Kalimantan Selatan 001.03.01.31056.8


Bank Mandiri 031-00-0716308-5
BNI 415.114.430
BRI 0003.01.041773.50.9
Bank Muamalat 611.002.5853
BNI Syariah 789.889.9990
BRI Syariah 101.127.8333
BTN 000.100.155.00.00101
Bank Syariah Mandiri 777.999.3088
Kalimantan Selatan Syariah 901.00.01.00284.9
Mega Syariah 100.014.3138
Sumber: BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan
5) Jemput Bola
BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan tidak hanya
berfungsi sebagai penerima dana ZIS tunai dari UPZ,
masyarakat umum maupun melalui bank, tetapi juga
memberikan layanan jemput zakat kepada muzakki dengan
mendatanginya secara langsung (jemput bola) dengan
menghubungi via telepon BAZNAS Provinsi Kalimantan
Selatan, maka pihak BAZNAS akan segera mendatangi pihak
muzakki tersebut.

6) Membuat website melalui situs www.baznasKalimantan


Selatan.co.id sehingga semua orang dapat mengakses dan
memeriksa langsung apakah dana yang disalurkan mereka
(muzakki) pada BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan
tersalurkan dengan benar dengan melihat laporan keuangan
yang tersedia di website tersebut.
53

b. Pendistribusian Dana Zakat, dan Infak/Sedekah


BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan bertugas
mendistribusikan dana yang berhasil dikumpulkan kepada
mustahik sesuai dengan akad penyerahan muqqoyadah (terikat).
Akad muqqoyadah adalah akad terikat, yang dalam hal
pendistribusian akad ini adalah dimana saat melakukan
pendistribusian khususnya dana zakat sasaran penyaluran 8
(delapan) golongan ashnaf, tidak kurang dan tidak lebih yang
diterangkan dalam Al- Qur’an surat At Taubah ayat 60 bahwa yang
berhak menerima zakat yaitu:
1) Fakir
2) Miskin
3) Muallaf
4) Riqab (Hamba Sahaya)
5) Amil (Pengurus Zakat)
6) Gharim (Orang yang berhutang)
7) Sabilillah
8) Ibnu Sabil
Selain 8 (delapan) ashnaf tersebut, penerima dana zakat juga
mereka yang berada dalam kondisi tertentu atau khusus menuntut
pemberdayaan seperti dalam kondisi sebagai berikut:
1) Anak jalanan
2) Gelandangan
3) Pengemis
4) Anak-anak putus sekolah
5) Korban bencana alam
6) Remaja dan pemuda pengangguran
7) Korban kekerasaan
54

c. Pendayagunaan Dana Zakat, dan Infak/Sedekah


BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan bertugas
mendayagunakan dana yang berhasil dikumpulkan kepada
mustahik dengan akad penyerahan muqqoyadah (terikat) dan
muthlaqah (tidak terikat). Akad muqqoyadah dalam
pendayagunaan adalah dimana pihak BAZNAS menginginkan
mustahik untuk melakukan usaha yang ditentukan BAZNAS di
awal perjanjian, sedangkan untuk akad muthlaqah pihak BAZNAS
membebaskan mustahik untuk mengelola dana yang telah
diberikan untuk usaha produktif, namun tidak terlepas dari hal yang
memberikan manfaat kepada mustahik itu sendiri ke depannya.
Pendayagunaan dilakukan melalui berbagai program/kegiatan
yang produktif. Pendayagunaan dana zakat ini berfungsi untuk
mengubah keadaan penerima dari yang terkategori mustahik
menjadi muzakki, namun hal ini tidaklah mudah karena untuk
memberikan pemahaman kepada penerima (mustahik) perlu waktu
agar dana yang disalurkan kepadanya dapat bermanfaat dalam
kehidupan ke depannya.
d. Program Bagian Pendistribusian
Untuk mengentaskan kemiskinan, dilakukan melalui tiga
pendekatan:

1) Memberikan akses bagi mustahik melalui program sosial.


2) Menguatkan kemampuan ekonomi melalui program ekonomi.
3) Memberdayakan mustahik yang tertindas melalui program
dakwah dan advokasi.

Program pendistribusian ZIS dikelompokkan dalam


berdasarkan bidang dan asnafnya sebagai berikut:
55

Table 4.4 pendistribusian ZIS berdasarkan bidang dan asnafnya

Asnaf/ Sosial Ekonomi Dakwah


Program Pendidikan Kesehatan Kemanusiaan
Fakir V V V V
Miskin V V V V V
Muallaf V
Riqab V
Gharimin V V V V
Sabilillah V V V V V
Ibnu
V
Sabil
Sumber: BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan
Pendistribusian secara langsung dilakukan oleh BAZNAS
melalui Pelaksana Program yang dibentuk atas persetujuan Rapat
Pleno, baik yang sudah diputuskan maupun yang akan diputuskan
di masa mendatang antara lain:
1) Bidang sosial: Bantuan Pengobatan, Pemulangan Orang
Terlantar, Bantuan kebutuhan Hidup, Bantuan Hutang
Pendidikan, Peralatan Sekolah Untuk Sahabat, Beasiswa, Ibu
Hamil Sehat, Layanan Aktif, Teras Sehat, Tanggap Pasca
Bencana, Klinik Masjid dan Sanitasi Air Bersih, Klinik Masjid,
BAZNAS Sahabat Difabel, BAZNAS Panca Bencana, Paket
Bahagia Lansia.
2) Bidang Ekonomi: Mustahik Pedagang, Technopreneur, Balai
Temak, Sentra Penggemukan Ternak, Kebun Sehat, Z-Mart,
ZCD, BAZNAS Micro Finance Kalımantan Selatan, Kampung
Kambang dan Sekolah Wira Usaha,
3) Bidang Dakwah Advokasi: Muallaf Center BAZNAS,
Kaderisasi Da'i, Da'i Enterpreneur, Bedah Rumah (Fakir dan
Miskin), Bedah Rumah Marbot (fisabilillah), Bantuan Sarana
Prasarana ibadah, dan Program Ramadhan.
56

Mekanisme Penyaluran Dana Zakat


Pendistribusian atau penyaluran merupakan kegiatan membagikan
harta dari orang yang mampu kepada orang yang berkurangan harta
sebagaimana dalam dalam Alquran disebutkan penyaluran dana zakat
dikhususkan hanya kepada 8 asnaf. BAZNAS Provinsi Kalimantan
Selatan merupakan sebagai mediator muzakki dan mustahik bertugas
untuk menghimpun, mengelolah, dan mendistribusikan. Dengan
hadirnya Badan Amil Zakat Nasional dapat mampu untuk lebih
terorganisir baik dalam penghimpunan pengelolaan dan pendistribusian
sehingga dana yang tersalurkan dapat memberikan efek jangka panjang
khususnya dalam program beasiswa serta dapat meningkatkan
kesejahteraan mustahik dan dapat mengubahnya mustahik menjadi
seorang muzzaki.

BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan memiliki berbagai macam


program dalam pendistribusian dan pendayagunaan dana zakat.
Program beasiswa merupakan salah satu program yang berkaitan
dengan pemberdayaan ekonomi dan social, program beasiswa adalah
implementasi dari penyaluran atau pendistribusian zakat secara
konsumtif kreatif, maka dana zakat tersebut memberikan dampak
jangka panjang bagi mustahik. Pendistribusian zakat pada program
beasiswa sendiri di BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan memiliki
dua jenis yaitu pembayaran uang kuliah tunggal (UKT) ke bidang
akademik lalu dana zakat yang tersisa akan diserahkan kepada
mahasiswa melalui pihak kampus dan yang kedua BAZNAS
menyerahkan langsung kepada mahasiswa tanpa dipotong biaya kuliah.

Dari hasil wawancara dengan Bapak Noor Huda Fitri selaku


penanggungjawab bagian pendistribusian & pendayagunaan serta Pak
Hakim selaku penanggungjawab program beasiswa BAZNAS Provinsi
Kalimantan Selatan bahwa dalam program beasiswa menyalurkan dana
zakat berbentuk konsumtif kreatif artinya adalah BAZNAS Provinsi
57

Kalimantan Selatan memberikan biaya kuliah berupa uang tunai atau


pembayaran UKT kepada mustahik dan melakukan pendampingan
setelah mustahik mendapat dana zakat beasiswa tersebut. Mustahik
yang berhak menerima dana zakat ini adalah mustahik yang
diprioritaskan bagi yang kurang mampu berprestasi, mahasiswa yang
memiliki semangat belajar tinggi namun terhalang karena keterbatasan
biaya dan memiliki tekad yang kuat mengikuti kegiatan pendampingan.
Diharapkan program beasiswa akan meningkatkan pengetahuan
akademik maupun non-akademik, keterampilan, wawasan mustahik
sehingga kesejahteraan mustahik juga meningkat, mendorong lahirnya
para penerus bangsa yang memiliki keluhuran akhlak dan kedalaman
ilmu pengetahuan.

Format pemberian dana zakat diberikan kepada mustahik setelah


mustahik menyerahkan berkas yang diminta BAZNAS. Tahap yang
pertama adalah pihak kampus menyerahkan nama-nama mahasiswa
yang berhak mendapatkan beasiswa BAZNAS. Selanjutnya BAZNAS
akan melakukan pemilihan terhadap mahasiswa tersebut sebanyak 20
orang setiap kampus.

Secara keseluruhan BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan


memiliki tahapan-tahapan dalam mendistribusikan zakat. Adapun
tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

1) Sosialisasi BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan memiliki


beberapa cara dalam mensosialisasikan terkait program beasiswa
yang dimiliki kepada 3 kampus besar yang ada di Kalimantan
Selatan yang sudah dipilih oleh pimpinan (Hakim, 2020).
2) Pengisian formulir penerima manfaat beasiswa BAZNAS.
Mustahik yang ingin mengajukan beasiswa juga melengkapi
berkas-berkas yang diminta BAZNAS.
3) Pemilahan data dilakukan oleh pihak BAZNAS. Kelengkapan dan
kesesuaian data menjadi bagian seleksi.
58

4) Selanjutnya pihak BAZNAS menghubungi pihak kemahasiswaan


kampus untuk berkoordinasi. Pihak kampus akan memilih nama-
nama sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan terutama kriteria
tidak diperkenankannya mahasiswa yang telah memperoleh
beasiswa dari pihak lain. Kriteria ini disepakati oleh pihak kampus
sebagai upaya untuk memberi peluang mahasiswa lainnya.
5) Penandatanganan perjanjian kerja sama kampus – BAZNAS.
Seluruh pembiayaan beasiswa dilakukan melalui kampus atau
dapat diserahkan langsung ke mustahik, baik dana SPP, uang saku
namun untuk dana pembinaan diberikan setiap adanya kegiatan
pembinaan.
6) Penandatanganan akad ditandatangani peserta beasiswa dengan
diketahui pihak kampus dan pihak BAZNAS sebagai saksi.
7) Pendistribusian beasiswa sesuai perencanaan anggaran,
pendistribusian anggaran dari BAZNAS kepada pihak kampus
dilakukan setiap tahun. Komponen terdiri atas SPP, uang saku, dan
dana pembinaan
8) Pendampingan kelas, ini merupakan pendampingan tahap awal
yaitu dengan mengundang semua mustahik yang diberikan
bantuan. Pada tahun ini BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan
memberikan kegiatan yang bertemakan Sociopreuner menciptakan
pengusaha yang cinta terhadap lingkungan atau sosial. Dengan
memberikan pelatihan-pelatihan tentang sociopreuner dengan
mendatangkan narasumber yang bergerak di bidang tersebut pada
bulan Januari selama 2 hari.

Kemudian juga diberikan tugas untuk praktek lapangan melihat


potensi zakat serta potensi usaha apa yang bisa dikembangkan di desa
atau daerah tersebut dan pada bulan Maret diadakan di beberapa
kelurahan kota Banjarmasin dan 2 desa di kecamatan Aluh-aluh, selain
itu juga melakukan karya tulis ilmiah dengan pemateri Pimpinan
59

Redaksi Serambi Ummah, menganalisis dan mengelola kebun sehat


BAZNAS, menganalisis di kampung-kampung untuk membuat pohon
masalah (mencari solusi untuk permasalahan yang ada di kampung
tersebut), sekolah informal dengan pemateri pemilik Rumah Kreatif
dan Pintar, melakukan tebar manfaat qurban, bedah film yang terdapat
pesan moral, memberikan bantuan sosial untuk warga yang terdampak
kebakaran dan juga meneliti index zakat desa di suatu kelurahan,
sehingga dapat dianalisis apakah bisa diadakan kegiatan penyaluran
zakat.

Dengan pendampingan lapangan ini melakukan kegiatan dari


berbagai masalah yang disampaikan pada tahap pendampingan kelas
serta nantinya harapan upaya dana yang tersalur itu bisa tepat guna dan
bisa efektif sehingga memberikan dampak jangka panjang kepada
mustahik sehingga kesejahteraan mustahik meningkat.

Pembahasan Hasil Penelitian


Identifikasi Responden
Dalam penelitian ini yang menjadi sampel atau responden dalam
penelitian adalah mustahik yang menerima beasiswa BAZNAS
Provinsi Kalimantan Selatan, populasi dalam penelitian ini berjumlah
80 orang yang menjadi mustahik penerima beasiswa BAZNAS
Provinsi Kalimantan Selatan dengan identifikasi sebagai berikut:

a. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


Adapun data dari mustahik penerima beasiswa BAZNAS
Provinsi Kalimantan Selatan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5 Jenis Kelamin Responden

No Keterangan Jumlah Persentase


1 Laki-laki 26 32.5%
2 Perempuan 54 67.5%
Total 80 100%
Sumber: Data Primer (Diolah)
60

Berdasarkan keterangan pada tabel di atas dapat diketahui


tentang jenis kelamin mustahik yang mendapatkan beasiswa
BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan yang diambil dari 80
orang sebagai responden. Jenis kelamin yang paling banyak
adalah jenis kelamin perempuan sebesar 67,5% sejumlah 54
orang dan laki-laki sebesar 32,5% sejumlah 26 orang dengan total
persentase sebesar 100%. Dari keterangan di atas menunjukkan
bahwa sebagian besar mustahik yang menerima beasiswa
BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan yang diambil sebagai
responden dalam penelitian ini adalah perempuan.

b. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia Responden


Data mengenai usia responden dikelompokkan menjadi tiga
kategori, yaitu 19 - 20 tahun, 21 - 22 tahun, 23 - 25 tahun. Adapun
data mustahik yang mendapatkan beasiswa BAZNAS Provinsi
Kalimantan Selatan yang menjadi responden sebagai berikut:

Tabel 4.6 Usia Responden

No Keterangan Jumlah Persentase


1 19 - 20 Tahun 36 45%
2 21 - 22 Tahun 31 38,75%
3 23 - 25 Tahun 13 16,25%
Total 80 100%
Sumber: Data Primer (Diolah)

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mustahik


yang menjadi responden dalam penelitian ini berusia 19 hingga
20 tahun sebanyak 36 orang dengan persentase 45%, mustahik
yang berusia 21 hingga 22 tahun sebanyak 31 orang dengan
persentase 38,75%, mustahik yang berusia 23 hingga 25 tahun
sebanyak 13 orang dengan persentase 16,25%. Dari keterangan di
atas menunjukan bahwa sebagian besar mustahik penerima
beasiswa BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan yang diambil
61

sebagai responden dalam penelitian ini adalah berusia 19 hingga


20 tahun.

c. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Responden


Data pendidikan responden penelitian dibagi menjadi 3
kategori yaitu Universitas Lambung Mangkurat (ULM),
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari
(UNISKA), Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari
Banjarmasin. Adapun data mengenai mustahik penerima
beasiswa BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan yang menjadi
responden sebagai berikut:

Tabel 4.7 Pendidikan Responden

No Keterangan Jumlah Persentase


1 ULM 20 25%
2 UNISKA 20 25%
3 UIN 40 50%
Total 80 100%
Sumber: Data Primer (Diolah)

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, menunjukkan asal pendidikan


responden yang sebagian besar berasal dari Universitas Islam
Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin yaitu sebanyak 40 orang
dengan persentase 50%, sedangkan untuk Universitas Lambung
Mangkurat (ULM) sebanyak 20 orang dengan persentase sebesar
25% sama dengan Universitas Islam Kalimantan Muhammad
Arsyad Al Banjari (UNISKA) sebanyak 20 orang dengan
persentase sebesar 25%.

d. Deskripsi Variabel Penelitian


Deskripsi variabel dalam penelitian ini terdiri dari efektivitas
penyaluran dana zakat dan efektivitas program beasiswa
BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan. Data variabel-variabel
62

tersebut diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner, untuk lebih


jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.8 Deskripsi Variabel Penelitian

Tidak
Variabel Item Pertanyaan Selalu Sering Kadang
Pernah
Mengikuti proses seleksi
64 13 3 -
beasiswa dengan baik
Biaya perkuliahan
dibayarkan langsung
33 10 8 29
oleh bagian
kemahasiswaan
Kesesuaian penyaluran
49 27 4 -
dana beasiswa
Dana zakat yang
diterima dari BAZNAS
51 26 3 -
dapat memenuhi
keperluan pendidikan
Syarat (Prosedur) zakat
untuk pendidikan yang
46 27 7 -
ditetapkan BAZNAS
sulit
Efektivitas
Menggunakan dana
Penyaluran
beasiswa untuk 58 20 2 -
Dana
keperluan kuliah
Zakat
Menerima anggaran
sesuai dengan waktu 33 42 5 -
yang ditentukan
Pengalokasian dana
44 32 4 -
beasiswa rutin diterima
Lamanya tentang jarak
waktu antara
permohonan pengajuan - 1 29 50
zakat dengan pencairan
dana zakat
Menerima anggaran
sesuai dengan yang
68 9 3 -
disebutkan pada saat
tanda terima
Zakat bermanfaat untuk
63 13 4 -
kehidupan sehari-hari
63

Lanjutan
Tidak
Variabel Item Pertanyaan Selalu Sering Kadang
Pernah
Pelaporan
penggunaan dana - - 29 51
beasiswa
Mengikuti
66 14 - -
peraturan beasiswa
Indeks Prestasi
26 53 1 -
Kumulatif <3,00
Beasiswa yang
diberikan
34 29 17 -
berpengaruh
terhadap IPK
Selalu hadir ketika
kegiatan
43 29 8 -
pembinaan
berlangsung
Dengan adanya
beasiswa dapat
44 31 5 -
meningkatkan
semangat belajar
Efektivitas Dengan adanya
Program beasiswa dapat
Beasiswa meningkatkan 38 30 12 -
BAZNAS keterampilan
Provinsi Dengan adanya
Kalimantan beasiswa dapat
Selatan 49 30 1 -
meningkatkan
pengetahuan
Dengan adanya
beasiswa dapat
23 39 18 -
meningkatkan
prestasi akademik
Dengan adanya
beasiswa dapat
meningkatkan 18 29 33 -
prestasi non-
akademik
Berniat
mengundurkan diri
- - 5 75
sebagai mahasiswa
penerima beasiswa
64

Sumber: Data Primer (Diolah)

Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diinterpretasikan sebagai


berikut:

1) Untuk variabel Efektivitas Penyaluran Dana Zakat, item


nomor 1 sebanyak 64 menyatakan selalu bahwa, saya
mengikuti proses seleksi beasiswa dengan baik. Untuk item
pertanyaan nomor 2 sebanyak 33 orang menyatakan selalu
bahwa, biaya perkuliahan dibayarkan langsung oleh
BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan melalui bagian
kemahasiswaan. Untuk item pertanyaan nomor tiga sebanyak
49 orang menyatakan selalu bahwa, dana zakat yang
disalurkan telah sesuai. Untuk item pertanyaan nomor empat
sebanyak 51 orang menyatakan selalu bahwa, saya
menyetujui dana zakat yang diberikan BAZNAS dapat
memenuhi keperluan pendidikan. Untuk item pertanyaan
nomor lima sebanyak 46 menyatakan tidak pernah bahwa
syarat atau prosedur untuk pendidikan yang ditetapkan sulit.
Untuk item pertanyaan nomor enam sebanyak 58 orang
menyatakan selalu, bahwa saya menggunakan dana beasiswa
untuk keperluan kuliah. Untuk item pertanyaan nomor tujuh
sebanyak 42 orang menyatakan sering bahwa, saya
menerima anggaran sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Untuk item pertanyaan nomor delapan sebanyak 44 orang
menyatakan selalu bahwa, saya memahami pengalokasian
dana beasiswa rutin diterima. Untuk item pertanyaan nomor
sembilan sebanyak 50 orang menyatakan tidak pernah
bahwa, lamanya jarak waktu antara permohonan pengajuan
zakat dengan pencairan dana zakat. Untuk item pertanyaan
nomor sepuluh sebanyak 68 orang menyatakan selalu bahwa,
saya menerima anggaran sesuai dengan yang disebutkan
65

pada saat tanda terima. Untuk item pertanyaan nomor sebelas


sebanyak 63 orang menyatakan selalu bahwa, dana zakat
bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari. Untuk item
pertanyaan nomor duabelas sebanyak 51 orang menyatakan
tidak pernah adanya pelaporan bahwa dana beasiswa
digunakan untuk keperluan apa saja.
2) Untuk variabel Efektivitas Program Beasiswa BAZNAS
Provinsi Kalimantan Selatan, untuk item pertanyaan nomor
tiga belas sebanyak 66 orang menyatakan selalu mengikuti
peraturan beasiswa. Untuk item pertanyaan nomor empat
belas sebanyak 53 orang menyatakan sering bahwa indeks
prestasi kumulatif <3.00. Untuk item pertanyaan nomor lima
belas sebanyak 34 orang menyatakan bahwa selalu, beasiswa
yang diberikan berpengaruh terhadap IPK. Untuk item
pertanyaan nomor enam belas sebanyak 43 orang
menyatakan selalu hadir ketika kegiatan pembinaan
berlangsung yaitu satu bulan sekali. Untuk item pertanyaan
nomor tujuh belas sebanyak 44 orang menyatakan selalu
bahwa beasiswa dapat meningkatkan semangat belajar.
Untuk item pertanyaan nomor delapan belas sebanyak 38
orang menyatakan bahwa selalu bahwa beasiswa dapat
meningkatkan keterampilan. Untuk item pertanyaan nomor
Sembilan belas sebanyak 49 orang menyatakan selalu bahwa
adanya beasiswa meningkatkan pengetahuan. Untuk item
pertanyaan nomor duapuluh sebanyak 39 menyatakan sering
bahwa adanya beasiswa meningkatkan prestasi akademik.
Untuk item pertanyaan nomor dua puluh satu sebanyak 33
orang menyatakan bahwa kadang-kadang bahwa adanya
beasiswa dapat meningkatkan prestasi non-akademik. Untuk
item pertanyaan nomor dua puluh dua sebanyak 75 orang
66

menyatakan bahwa tidak pernah berniat mengundurkan diri


sebagai mahasiswa penerima beasiswa.

Analisis Statistik Deskriptif


a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui data ini valid atau
tidak, dengan hasil uji validitas dari 22 pertanyaan dengan setiap
variabel efektivitas penyaluran dana zakat dan efektivitas
program beasiswa BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan.

Uji validitas dilakukan dengan menguji sebanyak 80


responden yang mendapatkan beasiswa BAZNAS Provinsi
Kalimantan Selatan. Nilai r tabel dengan taraf signifikan α = 0,05
dan jumlah responden sebanyak 80 orang sebesar 0,2172. Untuk
menyatakan valid apabila Taraf signifikansi α=5% jika diperoleh
hasil yang lebih besar dari r Tabel pada taraf signifikan α=5%,
berarti butir pertanyaan tersebut valid. Hasil uji validitas sebagai
berikut:

Tabel 4.9 Uji Validitas

Item
Variabel R Hitung R Tabel Ket
Pertanyaaan
1 0.357 0.217 Valid
2 0.500 0.217 Valid
3 0.632 0.217 Valid
4 0.445 0.217 Valid
5 0.466 0.217 Valid
Efektivitas 6 0.492 0.217 Valid
Penyaluran
7 0.630 0.217 Valid
Dana Zakat
8 0.497 0.217 Valid
9 0.297 0.217 Valid
10 0.616 0.217 Valid
11 0.351 0.217 Valid
12 0.296 0.217 Valid
13 0.382 0.217 Valid
67

Lanjutan
Item
Variabel Pertanyaaan R Hitung R Tabel Ket
14 0.352 0.217 Valid
15 0.567 0.217 Valid
Efektivitas 16 0.587 0.217 Valid
Program 17 0.599 0.217 Valid
Beasiswa 18 0.750 0.217 Valid
BAZNAS
19 0.662 0.217 Valid
Provinsi
Kalim 20 0.734 0.217 Valid
antan 21 0.624 0.217 Valid
Selatan 22 0.254 0.217 Valid
Sumber: Data Primer (diolah)

Berdasarkan Tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa nilai r


hitung untuk semua variabel disetiap item pertanyaannya
memiliki nilai r hitung > r tabel, sehingga dapat disimpulkan
bahwa semua item pertanyaan untuk semua variabel dinyatakan
valid. Dengan demikian, penelitian ini dapat dilanjutkan untuk uji
yang selanjutnya untuk mengetahui keefektivitasan penyaluran
dana zakat dalam bentuk program beasiswa BAZNAS Provinsi
Kalimantan Selatan.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat kestabilan dan


konsistensi dari responden dalam menjawab pertanyaan yang
telah disusun dalam suatu bentuk kuesioner. Hasil uji ini akan
mencerminkan dapat atau tidaknya suatu instrumen penelitian
dipercaya, berdasarkan tingkat ketepatan dan kemantapan suatu
alat ukur (Larasati, 2018). Suatu instrument dikatakan reliable
apabila memiliki nilai koefisien Cronbach's Alpha ≥ 0,6. Hasil
output SPSS yang diperoleh untuk uji reliabilitas dari variabel
efektivitas penyaluran dana zakat dan efektivitas program
68

beasiswa BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan yaitu sebagai


berikut:

Tabel 4.10 Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach's Alpha Ket


Efektivitas Penyaluran
0,629 Reliabel
Dana Zakat
Efektivitas Program
Beasiswa BAZNAS
0,763 Reliabel
Provinsi Kalimantan
Selatan
Sumber: Data Primer (diolah)

Dari tabel 4.6 di atas terlihat bahwa semua variabel memiliki


nilai koefisien Cronbach's Alpha ≥ 0,6 sehingga dapat
disimpulkan bahwa semua variabel tersebut adalah reliabel. Hal
ini berarti Dengan demikian, penelitian ini dapat dilanjutkan
untuk uji yang selanjutnya untuk mengetahui efektivitas
penyaluran dana zakat dalam program pemberian beasiswa oleh
BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan.

c. Hasil Analisis Deskriptif


Penelitian ini dalam pengukuran efektivitas menggunakan
deskriptif statistik (frekuensi). Berikut adalah hipotesis yang akan
diuji

1) Efektivnya penyaluran dana zakat yang diberikan oleh


BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan bagi mahasiswa
muslim penerima beasiswa.
2) Tidak efektivnya penyaluran dana zakat yang diberikan oleh
BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan bagi mahasiswa
muslim penerima beasiswa.
Analisis statistik deskriptif ini digunakan untuk memberikan
gambaran suatu data yang dilihat dari mean, median, standard
69

deviation, range, maximum, dan minimum yang merupakan


ukuran untuk melihat apakah variabel terdistribusi secara normal
atau tidak. Variabel tersebut meliputi
1) Efektivitas Penyaluran Dana Zakat dengan beberapa indikator
yaitu indikator keberhasilan program, indikator keberhasilan
sasaran, kepuasan terhadap program dan juga indikator
pencapaian tujuan menyeluruh. Yang mana setiap indikator
memiliki beberapa poin pertanyaan.
2) Efektivitas Program Beasiswa BAZNAS Provinsi Kalimantan
Selatan yang mempunyai indikator tepat sasaran, indikator
memberikan dorongan semangat dan indikator meningkatkan
prestasi mahasiswa dalam bidang akademik maupun non
akademik. Dengan masing-masing indikator memiliki
beberapa pertanyaan.
Sehingga diperoleh hasil sebagai berikut:
1) Efektivitas Penyaluran Dana Zakat
a) Indikator Keberhasilan Program

Tabel 4.11 Statistik Indikator Keberhasilan Program

Statistics
Mengikuti Biaya Syarat untuk
Proses Perkuliahan Mendaftar
Seleksi Dibayarkan Beasiswa yang
Beasiswa Langsung Oleh Ditetapkan
dengan Baik Bagian BAZNAS Sulit
Kemahasiswaan
Valid 80 80 80
N
Missing 0 0 0
Mean 3,76 2,59 3,49
Median 4,00 3,00 4,00
Mode 4 4 4
Std. Deviation ,509 1,347 ,656
Variance ,259 1,815 ,430
Range 2 3 2
Minimum 2 1 2
Maximum 4 4 4
Sum 301 207 279
70

Sumber: SPSS For Windows

Tabel 4.12 Skor Indikator Keberhasilan Program

Efektivitas Penyaluran
Rataan Skor Persentase
Dana Zakat
Mengikuti Proses Seleksi
3,76 94%
Beasiswa dengan Baik
Biaya Perkuliahan
Dibayarkan Langsung
2,59 64,75%
Oleh Bagian
Kemahasiswaan
Syarat untuk Mendaftar
Beasiswa yang
3,49 87,25%
Ditetapkan BAZNAS
Sulit
Rata-rata Skor 3,28 82%
Sumber: Data Primer (diolah)

Dari tabel di atas dapat diartikan bahwa persepsi


responden pada program beasiswa terkait dengan
efektivitas penyaluran dana zakat dengan indikator
keberhasilan program tergolong sangat tinggi yaitu 82%
dari rata-rata skor sebesar 3,28 yang artinya juga bahwa
responden setuju dengan keberhasilan program yang
dilakukan BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan.

b) Indikator Keberhasilan Sasaran

Tabel 4.13 Statistik Indikator Keberhasilan Sasaran

Statistics
Kesesuaian Menerima Anggaran
Penyaluran Sesuai Dengan yang
Dana Disebutkan Pada Saat
Beasiswa Tanda Terima
Valid 80 80
N
Missing 0 0
71

Mean 3,56 3,81


Median 4,00 4,00
Mode 4 4
Std. Deviation ,592 ,480
Variance ,350 ,230
Range 2 2
Minimum 2 2
Maximum 4 4
Sum 285 305
Sumber: SPPS For Windows

Tabel 4.14 Skor Indikator Keberhasilan Sasaran

Efektivitas Penyaluran Rataan


Persentase
Dana Zakat Skor
Kesesuaian Penyaluran
3,56 89%
Dana Beasiswa
Menerima Anggaran Sesuai
Dengan yang Disebutkan 3,81 95,25%
Pada Saat Tanda Terima
Rata-rata Skor 3,685 92,12%
Sumber: Data Primer (diolah)

Dari tabel di atas dapat diartikan bahwa persepsi


responden pada program beasiswa terkait dengan
efektivitas penyaluran dana zakat dengan indikator
keberhasilan program tergolong sangat tinggi yaitu
92,12% dari rata-rata skor sebesar 3,685 yang artinya
juga bahwa responden setuju dengan keberhasilan
sasaran yang dilakukan BAZNAS Provinsi Kalimantan
Selatan.
72

c) Indikator Kepuasan Terhadap Program

Tabel 4.15 Statistik Indikator Kepuasan Terhadap Program

Statistics
Dana Zakat yang Menggunakan Dana Zakat
Diterima dari Dana Bermanfaat
BAZNAS Dapat Beasiswa untuk
Memenuhi untuk Kehidupan
Keperluan Keperluan Sehari-hari
Pendidikan Kuliah
Valid 80 80 80
N
Missing 0 0 0
Mean 3,60 3,70 3,74
Median 4,00 4,00 4,00
Mode 4 4 4
Std. ,565 ,513 ,545
Deviation
Variance ,319 ,263 ,297
Range 2 2 2
Minimum 2 2 2
Maximum 4 4 4
Sum 288 296 299
Sumber: SPPS For Windows

Tabel 4.16 Skor Indikator Kepuasan Terhadap Program

Efektivitas Penyaluran Dana Rataan


Persentase
Zakat Skor
Dana Zakat yang Diterima dari
BAZNAS Dapat Memenuhi 3,6 90%
Keperluan Pendidikan
Menggunakan Dana Beasiswa
3,7 92,50%
untuk Keperluan Kuliah
Dana Zakat Bermanfaat untuk
3,74 93,50%
Kehidupan Sehari-hari
Rata-rata Skor 3,68 92%
Sumber: Data Primer (diolah)
73

Dari tabel di atas dapat diartikan bahwa persepsi


responden pada program beasiswa terkait dengan
efektivitas penyaluran dana zakat dengan indikator
kepuasan terhadap program tergolong sangat tinggi yaitu
92% dari rata-rata skor sebesar 3,68 yang artinya juga
bahwa responden setuju dengan kepuasan terhadap
program yang dilakukan BAZNAS Provinsi Kalimantan
Selatan.

d) Indikator Pencapaian Tujuan Menyeluruh

Tabel 4.17 Statistik Indikator Pencapaian Tujuan Menyeluruh

Statistics
Menerima Pengalok Lamanya Jarak Pelaporan
Anggaran asian Waktu antara Beasiswa
Sesuai Dana Permohonan
Waktu Rutin Pengajuan dengan
yang Diterima Pencairan Dana
Ditentukan Zakat
Valid 80 80 80 80
N
Missing 0 0 0 0
Mean 3,35 3,49 3,61 3,64
Median 3,00 4,00 4,00 4,00
Mode 3 4 4 4
Std. ,597 ,636 ,515 ,484
Deviation
Variance ,357 ,405 ,266 ,234
Range 2 3 2 1
Minimum 2 1 2 3
Maximum 4 4 4 4
Sum 268 279 289 291
Sumber: SPPS For Windows
74

Tabel 4.18 Skor Indikator Pencapaian Tujuan Menyeluruh

Efektivitas Penyaluran Dana Rataan Skor Persentase


Zakat
Menerima Anggaran Sesuai 3,35 83,75%
Waktu yang Ditentukan
Pengalokasian Dana Rutin 3,49 87,25%
Diterima
Lamanya Jarak Waktu antara
Permohonan Pengajuan dengan 3,61 90,25%
Pencairan Dana Zakat
Pelaporan Beasiswa 3,64 91%
Rata-rata Skor 3,52 88%
Sumber: Data Primer (diolah)

Dari tabel di atas dapat diartikan bahwa persepsi


responden pada program beasiswa terkait dengan
efektivitas penyaluran dana zakat dengan indikator
pencapaian tujuan menyeluruh tergolong sangat tinggi
yaitu 88% dari rata-rata skor sebesar 3,52 yang artinya
juga bahwa responden setuju dengan pencapaian tujuan
menyeluruh yang dilakukan BAZNAS Provinsi
Kalimantan Selatan.

Sehingga dapat ditarik kesimpulan mengenai data


persepsi responden tentang variabel efektivitas
penyaluran dana zakat diperoleh melalui kuesioner
dengan responden sebanyak 80 orang pada tabel berikut:
75

Tabel 4.19 Daftar Statistik Deskriptif Variabel


Efektivitas Penyaluran Dana Zakat

Statistics
x
Valid 80
N
Missing 0
Mean 42,34
Median 43,00
Mode 43
Std. Deviation 3,515
Range 19
Minimum 29
Maximum 48
Sum 3387
Sumber: SPPS For Windows

Berdasarkan tabel di atas diperoleh skor tertinggi 48,


skor terendah 29, mean 42,34, median 43,00, modus 43, dan
standar deviasi 3,515. Kategori untuk mengetahui efektivitas
penyaluran dana zakat: sangat tidak baik, tidak baik, cukup
baik, baik dan sangat baik. Yang mana interval nilai didapat
dari perhitungan range dengan rumus nilai maksimum – nilai
minimum maka hasil dari 48 – 29 adalah 19. Karena adanya
5 kategori maka untuk interval nilai di dapat dengan rumus

Interval = Range
Kategori
Interval = 19 = 3,8 (7)
5
Yang kemudian 3,8 dibulatkan menjadi 4. Selanjutnya
untuk frekuensi didapat dari banyaknya data yang termasuk
ke dalam interval kelas tersebut, yang mana data tersebut
hasil dari total item pertanyaan 1 – 12 dengan jumlah
responden 80 orang. Dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
76

Tabel 4.20 Kategori Efektivitas Penyaluran Dana Zakat

Interval Nilai Kategori Frekuensi Persentase


29 – 32 Sangat Tidak Baik 1 1,3%
33 – 36 Tidak Baik 6 7,5%
37 – 40 Cukup Baik 16 20%
41 - 44 Baik 31 38,9%
45 – 48 Sangat Baik 26 32,5%
Jumlah 80 100%
Sumber: Data Primer (diolah)

Berdasarkan di atas diketahui efektivitas penyaluran


dana zakat adalah baik. Data di atas dapat disajikan dalam
bentuk diagram batang sebagai berikut:

Gambar 4.2 Diagram Hasil Efektivitas Penyaluran Dana Zakat

35
30
25
20
15
10
5
0
29 - 32 33 - 36 37 - 40 41 - 44 45 – 48
Sangat Tidak Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik
Tidak Baik

Sumber: Data Primer (diolah)

Dari gambar di atas diketahui bahwa hasil tertinggi


adalah rentang skor 41 – 44 atau 38,9% menunjukkan
bahwa persepsi responden tentang efektivitas penyaluran
dana zakat adalah baik. Sedang yang terendah adalah rentang
29 – 32 atau 1,3 % menunjukkan bahwa persepsi responden
77

tentang efektivitas penyaluran dana zakat adalah sangat tidak


baik.

2) Efektivitas program beasiswa BAZNAS Provinsi


Kalimantan Selatan
a) Indikator Tepat Sasaran

Tabel 4.21 Statistik Indikator Tepat Sasaran

Statistics
Mengikuti Selalu Hadir Berniat
Peraturan Ketika Mengundurkan
Beasiswa Kegiatan Diri Sebagai
Pembinaan Mahasiswa
Berlangsung Penerima
Beasiswa
Valid 80 80 80
N
Missing 0 0 0
Mean 3,83 3,44 3,94
Median 4,00 4,00 4,00
Mode 4 4 4
Std. Deviation ,382 ,672 ,244
Variance ,146 ,452 ,059
Range 1 2 1
Minimum 3 2 3
Maximum 4 4 4
Sum 306 275 315
Sumber: SPPS For Windows
78

Tabel 4.22 Skor Indikator Tepat Sasaran

Efektivitas Program Rataan Skor Persentase


Beasiswa BAZNAS
Provinsi Kalimantan
Selatan
Mengikuti Peraturan 3,83 95,75%
Beasiswa
Selalu Hadir Ketika 3,44 86%
Kegiatan Pembinaan
Berlangsung
Berniat Mengundurkan 3,94 98,5%
Diri Sebagai
Mahasiswa Penerima
Beasiswa
Rata-rata Skor 3,73 93,41%
Sumber: Data Primer (diolah)

Dari tabel di atas dapat diartikan bahwa persepsi


responden pada program beasiswa terkait dengan
efektivitas program beasiswa BAZNAS Provinsi
Kalimantan Selatan dengan indikator tepat sasaran
tergolong sangat tinggi yaitu 93,41% dari rata-rata skor
sebesar 3,73 yang artinya juga bahwa responden setuju
dengan sasaran tepat yang dilakukan BAZNAS Provinsi
Kalimantan Selatan.

b) Indikator Memberikan Dorongan Semangat

Tabel 4.23 Statistik Indikator Memberikan Dorongan Semangat

Statistics
Mening Meningk Meningk Meningk Meningkat
katkan atkan atkan atkan kan
Semang Keteram Pengetah Prestasi Prestasi
at pilan uan Akademi Non-
Belajar k Akademik
Valid 80 80 80 80 80
N
Missing 0 0 0 0 0
79

Mean 3,49 3,33 3,60 3,06 2,81


Median 4,00 3,00 4,00 3,00 3,00
Mode 4 4 4 3 2
Std. Deviation ,616 ,725 ,518 ,718 ,781
Variance ,380 ,526 ,268 ,515 ,610
Range 2 2 2 2 2
Minimum 2 2 2 2 2
Maximum 4 4 4 4 4
Sum 279 266 288 245 225
Sumber: SPPS For Windows

Tabel 4.24 Skor Indikator Memberikan Dorongan Semangat

Efektivitas Program Beasiswa Rataan Skor Persentase


BAZNAS Provinsi Kalimantan
Selatan
Dengan Adanya Beasiswa dapat 3,49 87,25%
Meningkatkan Semangat Belajar
Dengan Adanya Beasiswa dapat 3,33 83,25%
Meningkatkan Keterampilan
Dengan Adanya Beasiswa dapat 3,60 90%
Meningkatkan Pengetahuan
Dengan Adanya Beasiswa dapat 3,06 76,5%
Meningkatkan Prestasi Akademik
Dengan Adanya Beasiswa dapat 2,81 70,25%
Meningkatkan Prestasi Non-
Akademik
Rata-rata Skor 3,258 81,45%
Sumber: Data Primer (diolah)

Dari tabel di atas dapat diartikan bahwa persepsi


responden pada program beasiswa terkait dengan
efektivitas program beasiswa BAZNAS Provinsi
Kalimantan Selatan dengan indikator pemberian
dorongan semangat tergolong tinggi yaitu 81,45% dari
rata-rata skor sebesar 3,258 yang artinya juga bahwa
responden setuju dengan pemberian dorongan semangat
yang dilakukan BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan.
80

c) Indikator Meningkatkan Prestasi Baik Akademik


maupun Non-Akademik

Tabel 4.25 Statistik Indikator Meningkatkan Prestasi


Baik Akademik maupun Non-Akademik

Statistics
Indeks Prestasi Beasiswa yang
Siswa <3.00 Diberikan
Berpengaruh
Terhadap IPK
Valid 80 80
N
Missing 0 0
Mean 3,31 3,21
Median 3,00 3,00
Mode 3 4
Std. Deviation ,493 ,774
Variance ,243 ,600
Range 2 2
Minimum 2 2
Maximum 4 4
Sum 265 257
Sumber: SPPSumber: SPSS For Windows

Tabel 4.26 Skor Indikator Meningkatkan Prestasi


Akademik maupun Non-Akademik

Efektivitas Program Rataan Skor Persentase


Beasiswa BAZNAS
Provinsi Kalimantan
Selatan
Indeks Prestasi Siswa 3,31 82,75%
<3.00
Beasiswa yang 3,21 80,25%
Diberikan Berpengaruh
Terhadap IPK
Rata-rata Skor 3,26 81,5%
Sumber: Data Primer (diolah)

Dari tabel di atas dapat diartikan bahwa persepsi


responden pada program beasiswa terkait dengan
81

efektivitas program beasiswa BAZNAS Provinsi


Kalimantan Selatan dengan indikator meningkatkan
prestasi akademik maupun non-akademik tergolong
tinggi yaitu 81,5% dari rata-rata skor sebesar 3,26 yang
artinya juga bahwa responden setuju dengan
meningkatkan prestasi akademik yang dilakukan
BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan.

Sehingga dapat ditarik kesimpulan mengenai data


persepsi responden tentang variabel efektivitas program
beasiswa BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan
diperoleh melalui kuesioner dengan responden sebanyak
80 orang pada tabel berikut:

Tabel 4.27 Efektivitas Program Beasiswa BAZNAS


Provinsi Kalimantan Selatan

Statistics
y
Valid 80
N
Missing 0
Mean 34,01
Median 34,50
Mode 35a
Std. Deviation 3,484
Range 14
Minimum 26
Maximum 40
Sum 2721
Sumber: SPPS For Windows

Berdasarkan tabel di atas diperoleh skor tertinggi 40,


skor terendah 26, mean 34,01, median 34,50, modus 35, dan
standar deviasi 3,484. Kategori untuk mengetahui efektivitas
penyaluran dana zakat: sangat tidak baik, tidak baik, cukup
baik, baik dan sangat baik. Yang mana interval nilai didapat
82

dari perhitungan range dengan rumus nilai maksimum – nilai


minimum maka hasil dari 40 – 26 adalah 14. Karena adanya
5 kategori maka untuk interval nilai di dapat dengan rumus

Interval = Range
Kategori
Interval = 14
5
=2,8 (8)
Yang kemudian 2,8 dibulatkan menjadi 3. Selanjutnya
untuk frekuensi didapat dari banyaknya data yang termasuk
ke dalam interval kelas tersebut, yang mana data tersebut
hasil dari total item pertanyaan 13-20 dengan jumlah
responden 80 orang.

Tabel 4.28 Kategori Efektivitas Program Beasiswa


BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan

Interval Nilai Kategori Frekuensi Persentase


26 – 28 Sangat Tidak Baik 5 6,25%
29 – 31 Tidak Baik 17 21,25%
32 - 34 Cukup Baik 18 22,5%
35 - 37 Baik 25 31,25%
38 - 40 Sangat Baik 15 18,75%
Jumlah 80 100%
Sumber: Data Primer (diolah)

Berdasarkan di atas diketahui efektivitas program


beasiswa BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan adalah
baik. Data di atas dapat disajikan dalam bentuk diagram
batang sebagai berikut
83

Gambar 4.3 Diagram Hasil Beasiswa BAZNAS

30

25

20

15

10

0
26 – 28 29 - 31 32 - 34 35 - 37 Baik 38 - 40
Sangat Tidak Baik Cukup Baik Sangat Baik
Tidak Baik

Sumber: Data Primer (diolah)

Dari gambar di atas diketahui bahwa hasil tertinggi


adalah rentang skor 35 - 37 atau 31,25% menunjukkan
bahwa persepsi responden tentang efektivitas program
beasiswa BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan adalah
baik. Sedang yang terendah adalah rentang 26 – 28 atau
6,25% menunjukkan bahwa persepsi responden tentang
efektivitas program beasiswa BAZNAS Provinsi
Kalimantan Selatan adalah sangat tidak baik.

Dari hasil uji hipotesis menggunakan pengukuran


efektivitas deskriptif statistik (frekuensi) yang dilakukan
peneliti maka hasil menunjukkan positif bahwa penyaluran
dana zakat yang diberikan oleh BAZNAS Provinsi
Kalimantan Selatan bagi mahasiswa muslim penerima
beasiswa maka hipotesis efektifnya penyaluran dana zakat
yang diberikan oleh BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan
bagi mahasiswa muslim penerima beasiswa diterima.
84

Pembahasan Hasil Analisis Data


a. Efektivitas penyaluran dana zakat pada program beasiswa
Hasil dari pendapat atau persepsi responden yang diberikan
bantuan dari BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan pada
program beasiswa yaitu menunjukan efektif dalam
pendistribusian pada program beasiswa berikut tabel yang
menyatakan terkait efektivitas terhadap program untuk
menyejahterakan mustahik:

Tabel 4.29 Hasil Uji Statistik Deskriptif

Variabel Indikator Skor Persentase


Keberhasilan 3,28 82%
Efektivitas Program
penyaluran Keberhasilan Sasaran 3,685 92,12%
dana zakat Kepuasan Terhadap 3,68 92%
Program
Pencapaian Tujuan 3,52 88%
Menyeluruh
Total 3,54 88,53%
Tepat Sasaran 3,73 93,41%
Efektivitas
Memberikan
Program 3,258 81,45%
Dorongan Semangat
beasiswa
Meningkatkan
BAZNAS
Prestasi Baik
Provinsi 3,26 81,50%
Akademik maupun
Kalimantan
Non-Akademik
Selatan
Total 3,416 85,45%
Sumber: Data Primer (diolah)

Pendapat atau persepsi responden pada program beasiswa


sangat tinggi dengan artian para mustahik setuju dengan adanya
kesejahteraan yang diperoleh melalui program beasiswa dalam hal
ini dapat dikatakan bahwa dalam upaya menyejahterakan mustahik
sudah efektif. BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan data sampai
bulan Mei 2020 sudah mendistribusikan dana sebesar
Rp.666.000.000 untuk program beasiswa, penyaluran zakat untuk
85

bantuan pendidikan (beasiswa) sebesar Rp.540.000.000,


penyaluran beasiswa Rp.9.840.000 hal ini membuktikan sebagian
besar dana yang diberikan BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan
kepada mustahik sudah efektif membantu baik untuk pembayaran
biaya kuliah, pembelian perlengkapan kuliah, tambahan uang saku
atau biaya pembinaan.

Dalam pendistribusian dana zakat, pada masa kekinian dikenal


dengan istilah zakat konsumtif dan zakat produktif. Hampir seluruh
lembaga pengelolaan zakat menerapkan metode ini. Secara umum
kedua kategori zakat ini dibedakan berdasarkan bentuk pemberian
zakat dan penggunaan dana zakat itu oleh mustahik. Program
beasiswa BAZNAS yaitu salah satu cara dalam pendistribusian
yaitu termasuk dalam kategori pendayagunaan zakat secara
konsumtif kreatif dengan memberikan bantuan usaha kepada
mustahik yang dilakukan oleh BAZNAS Provinsi Kalimantan
Selatan.

Zakat konsumtif kreatif yang direalisasikan dalam bentuk


beasiswa memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap prestasi
mahasiswa dan membantu mahasiswa yang tidak mampu
(mustahik zakat) agar tetap bisa kuliah dimana beasiswa tersebut
diberikan persemester atau pertahun yang dapat membantu
mahasiswa dalam membiayai kuliahnya sampai semester terakhir
serta menjadi seorang sarjana yang dapat meningkatkan kualitas
hidup dan mengangkat ekonomi keluarga khususnya dan
masyarakat pada umumnya serta pada akhirnya dapat menjadi
muzakki. Selain itu dengan adanya beasiswa dapat membantu
pemerintah dalam mengatasi kecenderungan mahasiswa putus
kuliah karena keterbatasan biaya.

Suatu program dikatakan efektif apabila hasil yang dicapai,


penerapan outcome program dapat mendukung pencapaian tujuan
86

suatu program dan program dikatakan tidak efektif apabila


pencapaian hasil penerapan outcome tidak mendukung pencapaian
tujuan program. Maka dari pernyataan ini program beasiswa yang
dilakukan oleh BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan sudah
efektif karena melihat outcome pada program beasiswa sudah
seusuai dengan tujuan yaitu menyejahterakan mustahik.
BAB V

PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang dilakukan dalam penelitian ini,
maka dapat disimpulkan bahwa dana zakat yang direalisasikan dalam
bentuk beasiswa menunjukan hasil yang efektif dilihat dari hasil
perhitungan kumulatif pada indikator variabel efektivitas penyaluran dana
zakat 88,53% yang didapat dari total masing-masing indikator setiap
variabel yang kemudian dibagi dengan jumlah indikator tersebut. Begitu
juga dengan variabel efektivitas program beasiswa BAZNAS Provinsi
Kalimantan Selatan yakni sebesar 85,45% yang mana merupakan total
masing-masing indikator setiap variabel yang kemudian dibagi dengan
jumlah indikator tersebut. Karena semakin tinggi tingkat persentase maka
akan semakin baik tingkat efektivitas suatu program yang dilakukan.

Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan juga simpulan di atas, maka sebagai
bahan pertimbangan yang akan dikembangkan ada beberapa saran bagi
Badan Amil Zakat Nasional Provinsi Kalimantan Selatan maupun kepada
peneliti selanjutnya, yaitu:

1. Bagi Badan Amil Zakat Nasional Provinsi Kalimantan Selatan


Agar program beasiswa BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan
terus berjalan sehingga membantu khususnya mahasiswa dalam
memenuhi keperluan kuliah dan juga menunjukkan untuk saling
peduli dan berbagi terhadap orang lain yang membutuhkan.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dalam melakukan penelitian ini tentu masih banyak kekurangan
yang dilakukan oleh peneliti, namun peneliti akan terus berusaha
untuk menjadi lebih baik kedepannya. Bagi peneliti selanjutnya,
penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam

87
88

melakukan penelitian terkait dengan menambahkan dalam hal jumlah


variabel maupun indikator dan semoga kajian peneliti tentang zakat
tidak hanya berhenti sampai disini dan agar dapat meneliti hal-hal lain
yang lebih luas terkait zakat baik dari segi pengumpulan maupun
pendistribusian.
DAFTAR PUSTAKA

Afrizal. 2014. Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung


Penggunaan Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu. Jakarta:
Rajawali Press.

Bahruddin, M. B. 2017. Efektifitas pennyaluran dana zakat di BAZNAS Provinsi


Jawa Timur (Doctoral dissertation, UIN Sunan Ampel Surabaya).

Budiman, Moch Arif. 2009. Pola Distribusi Dana Zakat pada Badan Amil Zakat di
Propinsi Kalimantan Selatan. Intekna, 9 (1). Pp. 84-49.

BAZNAS. 2018. Statistik Zakat Nasional 2017. Jakarta: Bagian Liaison dan
Pelaporan

Campbell. 1989. Riset dalam Efektivitas Organisasi, Terjemahan Sahat Simamora.


Jakarta: Erlangga

Dede Tiara Rachmawaty. 2016. Pengaruh beasiswa Bidikmisi terhadap prestasi


belajar mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. UIN Syarif Hidayatullah.

Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi 3.


Jakarta: Balai Pustaka.

Dianto, A. M. 2014. Peranan Lembaga Amil Zakat Nasional Baitul Maal


Hidayatullah Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Mustahiq Di Kabupaten
Tulungagung. IAIN Tulungagung. repo.iain-tulungagung.ac.id/

Fahmi, Muhammad Yassir, Lusiana Handayani, Manik Mutiara Sadewa. 2018.


Strategi Pengumpulan Dana Zakat, Infaq Dan Shadaqah (ZIS) Pada Badan
Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Provinsi Kalimantan Selatan. Banjarmasin:
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2018.
Ghozali, I. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:
UNDIP.

Gunawan, I. 2013. Metode penelitian kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara, 143.

Hadi, S. 2004. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset.

Hafidhuddin, D. 2002. Zakat dalam perekonomian modern. Jakarta: Gema Insani.

Hakim, M. L. 2018. Implementasi Zakat Untuk Beasiswa Pendidikan Di Badan


Amil Zakat Nasional. IAIN Salatiga.

89
Harahap, S. P., H. A. H. 1982. Ensiklopedi Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung.

Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensif).


Jakarta: Bumi Aksara.

Hasanah, U. 2010. Manajemen zakat modern: Instrumen pemberdayaan ekonomi


umat. Malang: UIN Maliki Malang.

Hermanto, H. 2009. Peran USZ (Unit Salur Zakat) Baznas untuk meningkatkan
kesejahteraan mustahik: Studi BMT Mekar Dakwah Serpong. Jakarta: UIN
Syarif Hidayatullah.

Larasati, S. A. E. 2018. Pengaruh kepercayaan, religiusitas dan pendapatan


terhadap rendahnya minat masyarakat muslim berzakat melalui Badan Amil
Zakat Nasional Kabupaten Labuhanbatu Selatan (studi kasus masyarakat desa
Sisumut). Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.

Machali, I. 2015. Statistik Itu Mudah (Menggunakan SPSS Sebagai Alat Bantu
Statistik). Yogyakarta: Ladang Kata.

Martono, N. 2010. Metode penelitian kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data
Sekunder. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Mashuri & Zainuddin. 2011. Metodologi Penelitian. Bandung: Refika Aditama.

Mufriaini, M. A. 2006. Akuntansi dan Manajemen Zakat. Jakarta: Kencana.

Mulyasa, E. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Nasution S. 2012. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara.

Pratiwi, Ivana, Muhammad Ilyas, dan Mairijani. 2017. Penguatan Eksistensi


Kelembagaan Badan Amil Zakat Di Indonesia Dalam Upaya Pengentasan
Kemiskinan. Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017 Politeknik Negeri
Banjarmasin

Qardawi, Y. 1991. Hukum Zakat: Studi Komparatif Mengenai Status dan Filsafat
Zakat Berdasarkan Quran dan Hadis, (Terj. Salman Harun, et al., Fiqhuz
Zakat). Jakarta: PT Pustaka Litera Antar Nusa.

Rachim, H. 2012. Efektivitas Pelaksanaan Zakat Di Badan Amil Zakat Kota Palopo.
Universitas Islam Pekanbaru.

Sa’diyah, L. 2019. Efektivitas Program Survei Distribusi Zakat Dalam


Meningkatkan Kesejahteraan Mustahik Di Badan Amil Zakat Nasional
Kabupaten Tulungagung. IAIN Tulungagung.

90
Sanusi, A. A. 2019. Pengaruh Distribusi Zakat Maal Terhadap Tingkat
Kesejahteraan Mustahik (Studi Kasus di BAZNAS Kabupaten Lebak). UIN
SMH BANTEN.

Starawaji. 2009. Corporate Social Responsibility dalam Praktek di Indonesia.


Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Sudewo, E. 2004. Manajemen Zakat. Tinggalkan 15 Tradisi Terapkan 4 Prinsip.


Jakarta: Institut Manajemen Zakat.

Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:


Alfabeta.

Suharsimi, A. 2010. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktis). Jakarta:


Rineka Cipta.

Sujarweni, W. 2015. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Teten Kustiawan. Proporsi Penyaluran Zakat Konsumtif dan Produktif Berimbang.


(2015, March 22). Republika Online. https://republika.co.id/berita/dunia-
islam/wakaf/15/03/22/snllqtg-proporsi-penyaluran-zakat-konsumtif-dan-
produktif-berimbang

W Gulo. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Grasindo.

Widodo. 2001. Akuntansi dan Manajemen Keuangan Untuk Organisasi Pengelola


Zakat. Jakarta: Institut Manajemen Zakat.

Widodo. 2017. Metodologi Penelitian Populer & Praktis. Jakarta: PT Raja


Grafindo Persada.

Wirawan, S. 2000. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Yafie, A. 1995. Menggagas Fiqih Sosial. Bandung: Mizan.

91
Hasil Statistik Deskriptif

Lampiran 1. Uji Validitas Variabel Efektivitas Penyaluran Dana Zakat

Correlations
x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10 x11 x12 x
Pearson Correlation 1 ,132 ,365** ,018 -,028 ,111 ,193 ,206 -,066 ,178 -,091 ,109 ,357**
x1 Sig. (2-tailed) ,243 ,001 ,877 ,806 ,325 ,086 ,067 ,563 ,114 ,424 ,338 ,001
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
Pearson Correlation ,132 1 ,057 -,103 -,085 ,148 ,103 ,149 ,059 ,133 ,092 ,098 ,500**
x2 Sig. (2-tailed) ,243 ,618 ,363 ,455 ,189 ,363 ,187 ,606 ,238 ,417 ,388 ,000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
Pearson Correlation ,365** ,057 1 ,416** ,328** ,188 ,367** ,305** ,101 ,510** ,189 ,014 ,632**
x3 Sig. (2-tailed) ,001 ,618 ,000 ,003 ,096 ,001 ,006 ,372 ,000 ,094 ,903 ,000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
Pearson Correlation ,018 -,103 ,416** 1 ,567** ,149 ,233* ,021 ,157 ,234* ,189 -,028 ,445**
x4 Sig. (2-tailed) ,877 ,363 ,000 ,000 ,189 ,038 ,852 ,166 ,037 ,093 ,807 ,000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
Pearson Correlation -,028 -,085 ,328** ,567** 1 ,139 ,302** -,061 ,154 ,334** ,185 ,085 ,466**
x5 Sig. (2-tailed) ,806 ,455 ,003 ,000 ,218 ,006 ,591 ,173 ,002 ,100 ,452 ,000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
Pearson Correlation ,111 ,148 ,188 ,149 ,139 1 ,388** ,260* ,034 ,231* ,122 ,168 ,492**
x6 Sig. (2-tailed) ,325 ,189 ,096 ,189 ,218 ,000 ,020 ,768 ,039 ,280 ,136 ,000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
Pearson Correlation ,193 ,103 ,367** ,233* ,302** ,388** 1 ,444** ,076 ,408** ,091 ,138 ,630**
x7 Sig. (2-tailed) ,086 ,363 ,001 ,038 ,006 ,000 ,000 ,503 ,000 ,421 ,222 ,000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
Pearson Correlation ,206 ,149 ,305** ,021 -,061 ,260* ,444** 1 ,082 ,220* ,045 ,170 ,497**
x8 Sig. (2-tailed) ,067 ,187 ,006 ,852 ,591 ,020 ,000 ,472 ,050 ,691 ,131 ,000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
Pearson Correlation -,066 ,059 ,101 ,157 ,154 ,034 ,076 ,082 1 ,112 ,084 ,039 ,297**
x9 Sig. (2-tailed) ,563 ,606 ,372 ,166 ,173 ,768 ,503 ,472 ,323 ,459 ,733 ,008
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
Pearson Correlation ,178 ,133 ,510** ,234* ,334** ,231* ,408** ,220* ,112 1 ,245* ,140 ,616**
x10 Sig. (2-tailed) ,114 ,238 ,000 ,037 ,002 ,039 ,000 ,050 ,323 ,029 ,216 ,000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
x11 Pearson Correlation -,091 ,092 ,189 ,189 ,185 ,122 ,091 ,045 ,084 ,245* 1 -,077 ,351**

92
Sig. (2-tailed) ,424 ,417 ,094 ,093 ,100 ,280 ,421 ,691 ,459 ,029 ,495 ,001
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
Pearson Correlation ,109 ,098 ,014 -,028 ,085 ,168 ,138 ,170 ,039 ,140 -,077 1 ,296**
x12 Sig. (2-tailed) ,338 ,388 ,903 ,807 ,452 ,136 ,222 ,131 ,733 ,216 ,495 ,008
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
Pearson Correlation ,357** ,500** ,632** ,445** ,466** ,492** ,630** ,497** ,297** ,616** ,351** ,296** 1
x Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,008 ,000 ,001 ,008
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Lampiran 2 Uji Validitas Variabel Efektivitas Program Beasiswa BAZNAS

Correlations
y1 y2 y3 y4 y5 y6 y7 y8 y9 y10 y
Pearson Correlation 1 ,160 ,298** ,351** ,098 ,162 ,281* ,040 ,101 -,119 ,382**
y1 Sig. (2-tailed) ,157 ,007 ,001 ,387 ,151 ,012 ,722 ,374 ,293 ,000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
*
Pearson Correlation ,160 1 ,122 ,155 ,117 ,066 ,149 ,123 ,253 -,046 ,352**
y2 Sig. (2-tailed) ,157 ,280 ,169 ,300 ,558 ,188 ,277 ,024 ,684 ,001
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
** ** * * **
Pearson Correlation ,298 ,122 1 ,184 ,311 ,281 ,246 ,340 ,150 ,071 ,567**
y3 Sig. (2-tailed) ,007 ,280 ,102 ,005 ,012 ,028 ,002 ,183 ,530 ,000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
** ** ** ** *
Pearson Correlation ,351 ,155 ,184 1 ,181 ,354 ,327 ,362 ,231 ,169 ,587**
y4 Sig. (2-tailed) ,001 ,169 ,102 ,107 ,001 ,003 ,001 ,040 ,134 ,000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
** ** ** **
Pearson Correlation ,098 ,117 ,311 ,181 1 ,491 ,341 ,360 ,219 ,206 ,599**
y5 Sig. (2-tailed) ,387 ,300 ,005 ,107 ,000 ,002 ,001 ,051 ,067 ,000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80

93
Pearson Correlation ,162 ,066 ,281* ,354** ,491** 1 ,519** ,569** ,399** ,188 ,750**
y6 Sig. (2-tailed) ,151 ,558 ,012 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,095 ,000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
* * ** ** ** ** **
Pearson Correlation ,281 ,149 ,246 ,327 ,341 ,519 1 ,409 ,344 ,201 ,662**
y7 Sig. (2-tailed) ,012 ,188 ,028 ,003 ,002 ,000 ,000 ,002 ,074 ,000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
** ** ** ** ** **
Pearson Correlation ,040 ,123 ,340 ,362 ,360 ,569 ,409 1 ,473 ,167 ,734**
y8 Sig. (2-tailed) ,722 ,277 ,002 ,001 ,001 ,000 ,000 ,000 ,138 ,000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
* * ** ** **
Pearson Correlation ,101 ,253 ,150 ,231 ,219 ,399 ,344 ,473 1 ,071 ,624**
y9 Sig. (2-tailed) ,374 ,024 ,183 ,040 ,051 ,000 ,002 ,000 ,533 ,000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
Pearson Correlation -,119 -,046 ,071 ,169 ,206 ,188 ,201 ,167 ,071 1 ,254*
y10 Sig. (2-tailed) ,293 ,684 ,530 ,134 ,067 ,095 ,074 ,138 ,533 ,023
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
** ** ** ** ** ** ** ** ** *
Pearson Correlation ,382 ,352 ,567 ,587 ,599 ,750 ,662 ,734 ,624 ,254 1
y Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,023
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

94
Lampiran 3 Uji Reliabilitas Variabel Efektivitas Penyaluran Dana Zakat

Reliability Statistics
Cronbach's Cronbach's N of
Alpha Alpha Based Items
on
Standardized
Items
,629 ,689 12

Lampiran 4 Uji Reliabilitas Variabel Efektivitas Program Beasiswa BAZNAS

Reliability Statistics
Cronbach's Cronbach's N of
Alpha Alpha Based Items
on
Standardized
Items
,763 ,752 10

95
Lampiran 5 Denah BAZNAS

Denah Badan Amil Zakat Nasional Provinsi Kalimantan Selatan


Nama Instansi : Badan Amil Zakat Nasional Provinsi Kalimantan Selatan
Alamat : Gedung Islamic Centre Lt. 2 Komp. Masjid Raya Sabilal Muhtadin
Jl.Jend. Sudirman No. 1 Banjarmasin 70114
Telp : 62 511 336 1333
Email : baznasprov.kalsel@baznas.or.id
Website : kalsel.baznas.go.id
Kordinat : @-3.3172889,114.5884615,16z

96
Lampiran 6 Foto Perusahaan

97
Lampiran 7 Screenshot Pelaksanaan Sidang Skripsi

98
Lampiran 8 Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

Efektifitas Pemberian Beasiswa BAZNAS


* Wajib

Nama Lengkap *

Jawaban Anda

Nama Perguruan Tinggi *

Jawaban Anda

Mengikuti proses seleksi beasiswa dengan baik *


Selalu
Sering
Kadang-Kadang
Tidak Pernah

Biaya perkuliahan dibayarkan langsung oleh bagian kemahasiswaan *


Selalu
Sering
Kadang-Kadang
Tidak Pernah

Kesesuaian penyaluran dana beasiswa *


Selalu
Sering
Kadang-Kadang
Tidak Pernah

Dana zakat yang diterima dari BAZNAS dapat memenuhi keperluan pendidikan *
Selalu
Sering
Kadang-Kadang
Tidak Pernah

Syarat (Prosedur) zakat untuk pendidikan yang ditetapkan BAZNAS sulit *


Selalu
Sering
Kadang-Kadang
Tidak Pernah

99
Menggunakan dana beasiswa untuk keperluan kuliah *
Selalu
Sering
Kadang-Kadang
Tidak Pernah

Menerima anggaran sesuai dengan waktu yang ditentukan *


Selalu
Sering
Kadang-Kadang
Tidak Pernah

Pengalokasian dana beasiswa rutin diterima *


Selalu
Sering
Kadang-Kadang
Tidak Pernah

Lamanya tentang jarak waktu antara permohonan pengajuan zakat dengan pencairan dana
zakat *
Selalu
Sering
Kadang-Kadang
Tidak Pernah

Menerima anggaran sesuai dengan yang disebutkan pada saat tanda terima *
Selalu
Sering
Kadang-Kadang
Tidak Pernah

Zakat bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari *


Selalu
Sering
Kadang-Kadang
Tidak Pernah

Pelaporan penggunaan dana beasiswa *


Selalu
Sering
Kadang-Kadang
Tidak Pernah

Mengikuti peraturan beasiswa *


Selalu
Sering

100
Kadang-Kadang
Tidak Pernah

Indeks Prestasi Kumulatif <3,00 *


Selalu
Sering
Kadang-Kadang
Tidak Pernah

Beasiswa yang diberikan berpengaruh terhadap IPK *


Selalu
Sering
Kadang-Kadang
Tidak Pernah

Selalu hadir ketika kegiatan pembinaan berlangsung *


Selalu
Sering
Kadang-Kadang
Tidak Pernah

Dengan adanya beasiswa dapat meningkatkan semangat belajar *


Selalu
Sering
Kadang-Kadang
Tidak Pernah

Dengan adanya beasiswa dapat meningkatkan keterampilan *


Selalu
Sering
Kadang-Kadang
Tidak Pernah

Dengan adanya beasiswa dapat meningkatkan pengetahuan *


Selalu
Sering
Kadang-Kadang
Tidak Pernah

Dengan adanya beasiswa dapat meningkatkan prestasi akademik *


Selalu
Sering
Kadang-Kadang
Tidak Pernah

Dengan adanya beasiswa dapat meningkatkan prestasi non-akademik *

101
Selalu
Sering
Kadang-Kadang
Tidak Pernah

Berniat mengundurkan diri sebagai mahasiswa penerima beasiswa *


Selalu
Sering
Kadang-Kadang
Tidak Pernah

102
Lampiran 9 Lembar Bimbingan Skripsi

103
Lampiran 10 Konfirmasi Izin Penelitian

104
Lampiran 11 Konfirmasi Izin Riset

105
Lampiran 12 Lembar Saran Penguji 1

106
Lampiran 13 Lembar Saran Penguji 2

107
Lampiran 14 Daftar Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Rahma Ridhani Aries Kelana
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Tempat dan Tanggal Lahir Kediri, 19 April 1998
4 Alamat Jalan Hikmah Banua Komplek Banua Indah
Lestari No. 3b
5 NIM D030416022
6 Program Studi Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah
7 Alamat E-mail Rahmaridhaniak70@gmail.com
8 Nomor Telepon/HP 0895-700-454-198
9 Nama Ayah Wahyu Maulana

B. Riwayat Pendidikan
Nama Sekolah Kota Tahun Lulus
SD SD Negeri Kertak Hanyar 1-1 Banjarmasin 2010
SMP SMP Negeri 7 Banjarmasin 2013
SMA SMA Negeri 5 Banjarmasin 2016

C. Organisasi yang Pernah Diikuti


No Nama Organisasi Jabatan Tahun
1 Komunitas Tari Anggota 2016/2017

D. Kegiatan Kemahasiswaan yang Pernah Diikuti


No Jenis Kegiatan Tempat dan Waktu Status
dalam
Kegiatan
1 OKKMB Politeknik Negeri Peserta
Banjarmasin
2 Bina Desa Batakan, 2016 Peserta
3 Outbound Training Tambang Ulang, Peserta
Pelaihari, 2017

108
4 HSBC Membina’s Guest Lecture Politeknik Negeri
(Preparing Indonesian Youth Banjarmasin, 2018 Peserta
Milleninial For Succesfull Transition
From College To Career & Personal
Financial Management)
5 Tax Center Poliban (Sosialisasi Politeknik Negeri
Perpajakan dan Tata Cara Pengisian Banjarmasin, 2018 Peserta
SPT)
6 Sosialisasi Program Mahasiswa Politeknik Negeri
Wirausaha (PMW) Banjarmasin, 2019 Peserta

7 OJK Mengajar Aula Mastur Jahri, UIN


Antasari Banjarmasin Peserta
8 Kuliah Umum Reguler “Fintech Politeknik Negeri
Layanan Baru atau Ancaman Baru” Banjarmasin, 2019 Peserta
bersama OJK
9 Sosialisasi dan Seleksi Mahasiswa Politeknik Negeri
Baru Prodi S2 Terapan Keuangan & Banjarmasin, 2019 Peserta
Perbankan Syariah POLBAN
10 Seminar “Peran OJK dan Lembaga Politeknik Negeri
Jasa Keuangan Menghadapi Banjarmasin, 2019 Peserta
Digitalisasi Ekonomi”
11 Kuliah Pakar “Masa Depan Ekonomi Politeknik Negeri
Islam di Era Digital” Banjarmasin, 2019 Peserta
12 Seminar Nasional “Literasi dan Politeknik Negeri
Inklusi Keuangan Syariah (Cerdas Banjarmasin, 2019 Peserta
Memanfaatkan Produk Layanan
Keuangan Syariah) bersama KNKS”
13 Seminar Nasional “Membangkitkan Politeknik Negeri
Ekonomi Umat di Era Revolusi Banjarmasin, 2019 Peserta
Industri 4.0”

E. Prestasi/Penghargaan yang Pernah Diraih


No Nama Prestasi/Penghargaan Pihak Tahun
Penyelenggara

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.

Tertanda,

109 Rahma Ridhani Aries Kelana

Anda mungkin juga menyukai