PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan untuk memenuhi syarat Ujian Akhir Semester Tahun 2023 matakuliah
Metode Penelitian dari Dosen yang bersangkutan
DISUSUN OLEH:
NIM:12120521195
1
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas
segala rahmat, hidayah dan Karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan Proposal
Penelitian yang berjudul “Analisis Pertumbuhan Deposito Mudharabah,
Kecukupan Modal, Tingkat Keberhasilan Dan Pembiayaan Bermasalah Pada
Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode 2018-2022” ini sesuai dengan
harapan. Proposal ini disusun sebagai syarat untuk memenuhi tugas Ujian Akhir
Semester pada program studi Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum,
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru.
1
kehidupan. Meskipun hanya gagal yang aku temukan, aku tetap tidak
berhenti untuk bertarung pada banyak persaingan. Kepada atap yang
seharusnya menjadi tempat perlindungan tolong jangan menjadi
penghakiman yanng paling kejam yang mematahkan harapan.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................... .................................37
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
v
dan condominium). Segmen kelas menengah di Indonesia tumbuh menjadi sekitar
90 juta orang dengan daya beli tinggi. Tak hanya itu, kebutuhan hunian juga
bertambah banyak terkait pertumbuhan populasi 1.18 persen per tahun. Kemudian
di tahun inilah deposito mudharabah mengalami kenaikan sebesar Rp.
3.958.000.000 Dilihat dari peningkatan jumlah dana deposito mudharabah
menunjukkan Bank Umum Syariah (BUS) sangat mampu memberikan bagi hasil
yang besar terhadap dana deposan. Karna itu keuntungan (profitabilitas) bank
berpengaruh terhadap bagi hasil yang akan diberikan pada nasabah penyimpan
dana.
vi
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.2
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Peran Bank Syariah Indonesia Dalam Pembangunan Ekonomi Nasional, Vol.3 No.2
(2021): Asy-Syirkah Volume 3 Nomor 2 September Tahun 2021
1
terkait seperti pengaruh kinerja keuangan terhadap suku bunga deposito
mudharabah, pengaruh profitabilitas, kecukupan modal, efisiensi
operasional, dan pembiayaan terhadap deposito mudharabah
pertumbuhan, dan faktor-faktor penentu deposito mudharabah,
termasuk tingkat inflasi, tingkat suku bunga, tingkat likuiditas, dan
tingkat bagi hasil.
Deposito mudharabah juga merupakan simpanan pihak ketiga yang
diamanahkan kepada bank yang dimana penarikannya dapat dilakukan
pada waktu-waktu tertentu saja sesuai dengan perjanjian yang telah
disepakati. Selain itu, deposito mudharabah juga memiliki karajter yang
berbeda-beda dengan deposito pada bank=bank konvensional yang
mana pemiliknya mendapatkan bagi hasil dari investasi mereka sendiri.
Dalam penelitian ini, beberapa faktor internal juga dapat
mempengaruhi jumlah deposito mudharabah yang meliputi beberapa hal
berikut ini:
1. Bagaimana bentuk hubungan antara nasabah pemilik dana
dengan bank yang mengelola produk deposito mudharabah?
2. Bagaimana bentuk suatu perlindungn hukum bagi nasabah
pemilik dana dalam produk deposito mudharabah dalam
bank umum syariah?
2
1.2 Identifikasi masalah
Dalam penelitian ini. Beberapa masalah mengenai proposal analisis
pertumbuhan deposito mudharabah, kecukupan modal, tingkat
keberhasilan dan pembiayaan bermasalah pada bank umum syariah di
Indonesia pada periode 2018-2022 yang dapat di Identifikasi meliputi:
1. Kecukupan modal: mudharabah adalah prinsip dimana harta
diterima dari seseorang kepada orang lain sebagai modal usaha
yang akan dijalankan. Meskipun mudharabah memiliki beberapa
keunggulan dalam hal ekonomi, akan tetapi keberhasilan
beberapa proyek mudharabah sangat beruntung juga pada
kecukupan modal yang saat itu tersedia.
2. Likuiditas: likuiditas sendiri merupakan suatu kemampuan
perbankan dalam membayar semua dana dari masyarakat serta
modal sendiri. Rasio dalam likuiditas yang digunakan umumnya
adalah LDR (Loan to Deposito Rasio). Bank harus memastikan
agar likuiditas tetap stabil untuk membantu penjagaan kinerja
dan stabilitas adanya sebuah perusahaan.
3. Risiko kredit: Bank harus memantau risiko kredit pemberian
untuk memastikan bahwa pelanggan mereka memiliki
kemampuan dan kesediaan untuk membayar kembali kewajiban.
4. Kinerja keuangan: Kinerja keuangan bank dapat diukur dengan
menggunakan metrik seperti Return on Asset (ROA) dan Capital
Adequacy Ratio (CAR). Bank harus memastikan agar kinerja
keuangan mereka tetap baik untuk menjaga stabilitas dan
kemampuan terus berinvestasi.
5. Regulasi dan supervisi: Bank harus mematuhi regulasi dan
supervisi sertifikat deposito mudharabah, seperti yang diberikan
oleh Dewan Syariah Nasional MUI
3
6. Pasar dan pesaing: Kesalahan pasar dan pesaing dapat
mempengaruhi keberhasilan proyek mudharabah. Bank harus
memahami dinamika pasar dan mengembangkan strategi yang
tepat untuk menghadapi persaingan dan pesaing.
7. Teknologi dan inovasi: Teknologi dan inovasi sangat penting
dalam sektor finansial, terutama dalam sektor syariah. Bank
harus terus menginovasi dan mengadopsi teknologi terbaru
untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan.
Dalam menghadapi masalah-masalah ini, bank harus
memastikan kecukupan modal, likuiditas, risiko kredit, kinerja
keuangan, regulasi dan supervisi, pasar dan pesaing, serta
teknologi dan inovasi. Selain itu, bank juga perlu
mempertimbangkan dinamika ekonomi dan politik kebijakan
pemerintah yang mempengaruhi sektor syariah.
4
1.3 Pembatasan Masalah
Adanya keterbatan masalah mengenai adanya pertumbuhan sistem
mudharabah, kecukupan modal serta adanya tingkat risiko yang tinggi
dalam suatu perbankan syariah telah ada dan dipelajari sejak penelitian-
penelitian terdahulu. Dimana studi-studi ini telah digunakan untuk
menguji beberapa dampak atau faktor-faktor yang ada seperti tingkat
bagi hasil, pembiayaan bermasalah, adanya kecukupan modal yang
memadai, likuiditas yang berpengaruh dan juga biaya operasional yang
berpengaruh terhadap pembiayaan akad mudharabah serta ke
profitabilitasannya.
Hasil dari penelitian ini dapat menunjukkan bahwa menjaga struktur
permodalan yang memadai, mengelola adanya tingkat risiko yang tinggi
dan mengantisipasi adanya risiko likuiditas merupakan hal yang dapat
mmengurangi pembiayaan operasional untuk meningkatkan
profitabilitas serta pertumbuhan Bank Syariah.
Dalam akad mudharabah, tentunya ada beberapa hal yang dapat
membatasi permasalahan dalam penelitian diantaranya adanya
penetapan modal yang mana dalam hal ini proses penetapan modal awal
dalam pertumbuhan mudharabah merupakan titik penentuan modal dari
segi kebutuhan riil usaha.
Dalam pemantauan kinerja usaha juga juga dilakukan gunanya
untuk memastikan bahwa modal yang disalurkan tetap terkelola secara
efisien serta sesuai dengan tujuan investasi. Penelitian ini juga bertujuan
untuk memberikan beberapa pemahaman yang lebih baik mengenai
adanya kecukupan modal dalam akan mudharabah serta memberikan
rekomendasi untuk meningkat efektivitas serta keberlanjutan perjanjian
yang telah dibuat dalam akad mudharabah serta dapat menjadi referensi
bagi pelaku uasaha, lembaga keuangan syariah serta pihak terkait
lainnya dalam mengoptimalkan kecukupan modal yang diterimanya.
5
1.4 Perumusan Masalah
Dalam penelitian yang penulis lakukan ini, terdapat tantangan dalam
mencapai tingkat keberhasilan secara optimal, terutama dalam hal yang
terkait dengan pembiayaan bermasalah. Oleh karena itu, perlu sekali
dilakukan analisis yang mendalam untuk memahami beberapa faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi adanya tingkat keberhasilan dan
menyebabkan pembiayaan bermasalah di Bank Umum Syariah (BUS).
Dalam hal ini permasalahan yang terkait yakni sebagai berikut:
1. Bagaimana faktor internal serta eksternal yang dapat
mempengaruhi tingkat keberhasilan di Bank Umum Syariah
(BUS) di Indonesia?
2. Sejauh manakah kualitas pembiayaan tersebut diukur dari segi
keberlanjutan dan risiko pembiayaan bermasalah di Bank Umum
Syariah?
3. Bagaimana perubahan kondisi ekonomi sehingga dapat
mempengaruhi adanya tingkat keberhasilan serta risiko
pembiayaan bermasalah di Bank Umum Syariah (BUS)?
6
1.5 Tujuan Dan Manfaat
Dalam penelitian ini, ada beberapa tujuan dari sistem pertumbuhan
deposito mudharabah, tingkat keberhasilan, kecukupan modal serta
pembiayaan bermasalah yang ada di Bank Umum Syariah yakni sebagai
berikut:
1. Mendorong adanya pengembangan Ekonomi Umat melalui
prinsip-prinsip ekonomi syariah dengan memberikan dukungan
kepada pengusaha dan pelaku ekonomi serta sistem ini juga
membantu pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
2. Memberikan alternatif investasi yang sesuai dengan prinsip-
prinsip syariah bagi individu mauoun lembaga keuangan, hal ini
juga dapat memungkinkan adanya partisipasi dalam kegiatan
ekonomi tanpa melanggar hukum Islam.
3. Melalui pertumbuhan deposito mudharabah, sistem ini juga
diharapkan dapat memberikan dampak yang positif kepada
kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan dan dana yang
digunakan untuk mendukung proyek-proyek produktif yang
memberikan manfaat kepada masyarakat.
4. Merangsang adanya pengembangan usaha mikro kecil dengan
memberikan akses mudah terhadap pembiayaan syariah. Hal ini
juga dapat membantu UMK untuk terus tumbuh dan
berkembang, dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan juga
dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Selain itu, dalam penelitian ini ada beberapa manfaat yang penulis
temukan sesuai dengan penelitian yang ada, diantaranya sebagai
berikut:
7
antara Pihak Bank dan Nasabah. Sehingga risiko dan juga
keuntungan dibagi secara adil berdasarkan kesepakatan awal.
2. Sistem pertumbuhan deposito mudharabah memberikan peluang
untuk mengembangkan model pembiayaan yang berkelanjutan.
Dana yang digunakan dari deposito mudharabah juga dapat
dialokasikan untuk proyek-proyek yang lebih berkelanjutan dan
memiliki dampak yang positif dalam jangka panjang.
3. Melalui pembiayaan mudharabah, bank umum syariah juga
dapat memberdayakan ekonomi lokal dengan mendukung
usaha-usaha yang produktif. Hal ini membantu untuk
mengurangi tingkat kemiskinan dan juga meningkatkan
ketahanan dalam sistem ekonomi masyarakat.
4. Dengan mengimplementasikan sistem pertumbuhan deposito
mudharabah yang sangat transparan dan sesuai dengan prinsip
syariah, bank umum syariah juga dapat meningkatkan
kepercayaan nasabah. Kepercayaan yang tinggi juga dapat
membantu dalam mengurangi risiko pembiayaan bermasalah
karena nasabah lebih cenderung mematuhi kewajiban mereka.
5. Pengembangan pasar keuangan syariah, sistem ini juga dapat
membantu dalam pengembangan pasar keuangan syariah dengan
menarik lebih banyak pelaku pasar untuk berpartisipasi dalam
kegiatan ekonomi yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
Hal ini juga dapat meningkatkan likuiditas dan diversifikasi
sumber pendanaannya.
8
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan menggambarkan secara garis besar tentang
yang akan ditemukan dalam proposal penelitian ini. Proposal penelitian
ini terdiri dari empat bab, berikut ini sistematika penulisannya secara
lengkap dan jelas.
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bagian ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah,
identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II :TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang pengertian perbankan syariah, tujuan dan
fungsi perbankan syariah, ciri-ciri bank syariah, akad dalam
perbankan syariah, deposito mudharabah yang meliputi
pengertian mudharabah, landasan hukum deposito mudharabah,
bentuk-bentuk deposito mudharabah, kecukupan modal (CAR),
Tingkat keberhasilan (LOS), Pembiayaan bermasalah (NPF)
dan kajian pustaka (studi terdahulu).
BAB III :METODE PENELITIAN
Bab ini mengemukakan tentang bagaimana penelitian ini
dilakukan, ruang lingkup apa saja yang ada dalam penelitian,
populasi dan metode penentuan sampel, metode pengumpulan
data, teknis analisis data, kerangka teori dan interpretasi hasil
penelitian.
BAB IV:PENUTUP
Dalam bab ini memuat kesimpulan yang merupakan jawaban
dari rumusan permasalahan yang telah dibahas sebelumnya
serta saran yang sekiranya dapat dijasikan sebagai bahan
pertimbangan dan juga kontribusi kedepannya.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tidak hanya itu saja, transaksi jual beli antara bank dan
nasabah dengan keuntungan yang didefinisikan sejak awal bank
syariah juga membeli aset atas permintaan nasabah dan juga
penjualnya. Perbankan syariah juga menekankan pada aspek
kewajiban moral dan etika bisnis. prinsip-prinsip keadilan,
2
Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syari’ah, (Jakarta: Pustaka Alvabet,2006),
3
Kasmir, Manajemen Perbankan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), hal. 45
10
kejujuran dan juga prinsip tanggung jawab sosial ditekankan
dalam setiap transaksi.
11
faktor seperti kondisi ekonomi, industri dan manajemen risiko
yang dapat mempengaruhi hal tersebut.
12
2.1.2 Tujuan dan Fungsi Perbankan Syariah
Perbankan syariah memiliki tujuan yang khas sesuai dengan
prinsip-prinsip ekonomi Islam. Berikut ini adalah tujuan utama
perbankan syariah:
1. Perbankan syariah bertujuan untuk menciptakan
kesejahteraan masyarakat dengan mempromosikan
keadilan ekonomi, distribusi pendapatan yang merata
dan juga menghindari eksploitasi.
2. Menjalankan operasionalnya sesuai dengan prinsip-
prinsip hukum Islam, termasuk larangan riba (bunga),
spekulasi berlebihan dan juga transaksi yang
mengandung ketidakjelasan maupun kecurangan.
3. Memberikan dukungan finansial dan juga pelayanan
kepada individu dan bisnis yang sesuai dengan
prinsipekonomi Islam serta mendorong pemberdayaan
ekonomi umat.
4. Mengarahkan dana untuk investasi produktif dan
berkelanjutan yang dapat memberikan manfaat jangka
panjang bagi masyarakat serta lingkungannya.
5. Dapat berkontribusi pada pengentasan kemiskinan
dengan memberikan pembiayaan kepada sektor-sektor
yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan
peningkatan taraf hidup masyarakat.
13
Perbankan syariah memiliki fungsi yang khas sesuai dengan
prinsip-prinsip ekonomi Islam. Berikut ini adalah fungsi utama
perbankan syariah:
1. Menyediakan pembiayaan kepada individu serta bisnis
sesuai dengan prinsip-prinsip syariah
2. Menyediakan layanan penyimpanan dana dan harta bagi
nasabah dengan skema yang sesuai dengan prinsip
syariah.
3. Menyediakan produk investasi yang sesuai dengan
prinsip syariah.
4. Menyediakan layanan transaksi dan pembayaran yang
sesuai dengan prinsip syariah.
5. Memberikan edukasi dan konsultasi mengenai prinsip-
prinsip syariah kepada nasabahdan masyarakat umum.
6. Melakukan kegiatan bisnis dan investasi dengan
memperhatikan prinsip kehati-hatian dan keadilan serta
mengelola risiko dengan cara yang sesuai dengan prinsip
syariah.
14
2.1.3 Ciri-Ciri Bank Syariah
4
Jurnal Perbankan Syariah, Pengaruh deposito mudharabah, Tabel 2.1 Perbedaan Bank
Konvensional dengan Bank Syariah, IBI, 2002
15
2.1.4 Akad Perbankan Syariah
Akad-akad yang terdapat dalam perbankan syariah merupakan
sebuah perjanjian atau kontrak antara pihak yang terlibat dalam
sebuah transaksi keuangan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah
(hukum Islam). Akad-akad transaksi yang digunakan bank
syariah dalam operasinya terutama diturunkan dari kegiatan
mencari keuntungan dan sebagian dari kegiatan tolong-
menolong. 5
Maksud dari turunan disini ialah perniagaan yang berbentuk
kontrak pertukaran dan kontrak bagi hasil dengan segala
variasinya. Akad atau transaksi yang berhubungan dengan
kegiatan usaha yang dijalankan oleh bisnis syariah dapat
digolongkan kedalam transaksi untuk mencari keuntungan
(tijarah) dan transaksi tidak mencari keuntungan (tabarru’).
Definisi dari akad tabarru sendiri merupakan segala macam
perjanjian yang menyangkut non-profit transaction (transaksi
nirlaba). Transaksi ini pada hakikatnya bukanlah transaksi bisnis
yang digunakan untuk mencari keuntungan komersil akan tetapi
akad ini dilakukan dengan tujuan tolong menolong dalam rangka
berbuat kebaikan. Berikut ini adalah beberapa akad utama yang
ada dalam perbankan syariah beserta penjelasannya:
1. Murabahah (Jual Beli)
• Penjelasan: Murabahah merupakan akad jual beli
antara bank syariah dan nasabah. Dimana Bank
membeli barang atau aset yang diminta oleh nasabah
dan kemudian menjualnya kepada nasabah dengan
harga yang telah disepakati. Yang mana harga jual
tersebut dapat mmencakup keuntungan yang telah
disepakati sebelumnya.
Ibid,
5
16
2. Musyarakah (Kerjasama Bersama)
• Penjelasan: Musyarakah merupakan suatu bentuk
kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk mengelola
usaha atau proyek yang mana keuntungan serta
kerugiannya dibagi sesuai dengan kesepakatan dan
setiap pihak memiliki hak untuk berpartisipasi dalam
mengelola bisnis.
3. Mudharabah (Kerjasama Bagi Hasil)
• Penjelasan:Definisi mudharabah adalah akad
kerjasama antara dua pihak, pihak pertama pemilik
modal (shahibul mal) dan pihak kedua pengelola
modal (mudharib). Dimana keuntungannya dibagi
sesuai dengan kesepakatan bersama sementara
kerugiannya ditanggung oleh pemilik modal.
4. Ijarah (Sewa)
• Penjelasan: Ijarah adalah akad sewa-menyewa, bank
syariah menyewakan aset atau jasa kepada nasabah
dengan pembayaran sewa yang telah ditentukan
sebelumnya. Setelah masa sewa berakhir, aset dapat
dijual kepada nasabah atau diberikan secara gratis.
5. Qardh (Pinjaman)
• Penjelasan: Qardh adalah akad pinjaman tanpa
bunga. Bank memberikan pinjaman kepada nasabah
dan nasabah diharapkan mengembalikan jumlah
pinjaman yang diteriman tanpa tambahan bunga dan
keuntungan.
17
6. Wakalah (Penunjukan Wali Amanah)
• Penjelasan: Wakalah adalah Akad penunjukan wakil
atau amanah. Nasabah dapat menunjuk bank sebagai
wakil untuk melakukan suatu transaksi atau
mengelola dana sesuai dengan ketentuan yang telah
disepakati.
7. Kafalah (Jaminan)
• Penjelasan : kafalah adalah akad jaminan. Bank
syariah memberikan jaminan atas kewajiban atau utang
nasabah kepada pihak ketika. Dalam hal ini, bank
bertindak sebagai penjamin.
8. Hawalah (Pemindahan Hak)
• Penjelasan: Hawalah adalah akad pindah hak.
Nasabah dapat mentransfer hak atau kewajiban
pembayaran kepada pihak ketiga dengan persetujuan
bank syariah.
Bank syariah menerapkan sistem bagi hasil (mudharabah),
kepada nasabah yang menabungkan uangnya di Bank artinya
nasabah tidak akan pernah menghitung uangnya dengan pasti,
berapa jumlah uangnya yang akan bertambah disetiap bulannya
bila mereka telah menabung dalam jumlah tertentu. Namun,
nasabah dapat mengetahui porsi atau bagian yang menjadi haknya
dan beberapa porsi atau bagian yang menjadi hak pihak bank
syariah.
Didalam hal ini, nasabah dan bank terlebih dahulu harus sama-
sama sepakat tentang pembagian keuntungan yang akan didapat
oleh bank. Bukan hanya keuntungannya saja yang dibagi, tetapi
juga kerugian yang mungkin akan terjadi juga harus dibagi
menurut kesepakatan antara kedua belah pihak. Hal ini menjadi
18
yang utama dan mendasar tentu saja akan tercipta rasa aman
karena terhindar dari praktek-praktek ribawi yang selama ini
diterapkan oleh bank konvensional. Menabung di bank syariah
akan membangun secara perlahan perekonomian bangsa karena
masyarakat mulai bersama-sama belajar bagaimana melakukan
kegiatan bisnis dan ekonomi yang adil dan sama-sama saling
menguntungkan dengan menggunakan sistem bagi hasil.
Bank syariah juga menjalankan fungsinya sebagai lembaga
keuangan penghimpunan dana saja, namun sebagai lembaga
tempat masyarakat dapat memperoleh pembiayaan untuk
keperluan peningkatan usaha ataupun untuk pemenuhan
kebutuhan yang sifatnya konsumtif.
Bank syariah sebagai lembaga keuangan juga memiliki fungsi
dalam melakukan pembiayaan yang diberikan tentunya
menggunakan prinsip-prinsip Islam, tidak melakukan dengan
sistem bunga atau sistem yang diharamkan oleh Al-Qur’an dan
Hadis. Maka untuk itu, apabila dikaji dengan pertumbuhan
lembaga keuangan syariah khususnya bank syariah, maka
tentunya pemahaman masyarakat terkait dengan apa yang ada di
Lembaga Keuangan Syariah.
Untuk melakukan kerjasama dengan bank syariah, biasanya
nasabah akan disuguhkan dengan beberapa akad yang sering
digunakan dalam transaksi atau dalam melakukan kerjasama,
baik dari segi penghimpunan dana maupun pengeluaran dana.
Selain dapat melakukan kegiatan penghimpunan dana dan
penyaluran dana, bank juga dapat memberikan jasa kepada
nasabah dengan mendapatkan imbalan berupa sewa atau
keuntungan yang meliputi sharf (jual beli valuta asing) dan ijarah
(sewa).
19
2.1.5 DEPOSITO MUDHARABAH
2.1.5.1 Pengertian Mudharabah
Secara garis besar mudharabah merupakan suatu
kerja sama dimana pihak pertama sebagai pemilik modal
(shahibul mal) dan pihak kedua sebagai pengelola modal
(mudharib). Keuntungan dibagi sesuai dengan nisbah
bagi hasil yang disepakati diawal akad dan jika terjadi
kerugian maka sepenuhnya ditanggung oleh pemilik
modal.
Definisi deposito mudharabah, secara garis besar
adalah suatu bentuk investasi syariah dimana nasabah
menempatkan dana mereka pada Bank dan bank
menggunakan dana tersebut untuk melakukan investasi
dengan prinsip bagi hasil. Dalam deposito mudharabah,
keuntungan yang dihasilkan dari investasi tersebut dibagi
antara pihak bank sebagai pengelola dana (mudharib)
dan nasabah sebagaii pemilik dana (shahibul mal) sesuai
dengan kesepakatan yang telah dijanjikan diawal. 6
Menurut Mudrajat Kuncoro dan suharjono, deposito
dapat dibedakan menjadi 3 jenis diantaranya: 7
1. Deposito Berjangka
Deposito berjangka merupakan simpanan
berjangka yang dapat dicairkan sesuai jangka
waktu yang disepakati. Dimana pemegang
deposito berjangka akan mendapatkan bilyet
deposito sebagai tanda bukti hak
kepemilikannya. Deposito berjangka tidak dapat
diperjualbelikan dan pembayaran bagi hasil
6
Ismail, Manajemen Perbankan dari Teori Menuju Aplikasi, Cetakan 1, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2010), hal. 45-46
7
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, edisi kedua, (Jakarta: Kencana
Prenada Media, cet ke-6, 2016), h. 72
20
dilakukan setiap tanggal valuta, tanggal dimana
deposito tersebut dibuka.
2. Sertifikat Deposito
Sertifikat deposito merupakan simpanan
berjangka yang diterbitkan dengan menggunakan
sertifikat sebagai bukti kepemilikan oleh
pemegang haknya. Sertifikat deposito ini dapat
dicairkan oleh siapapun yang membawa dan
menunjukkan kepada bank yang menerbitkan dan
dapat diperjualbelikan pembayaran bagi hasil
dilakukan pada saat pembelian atau dibayar
dimuka.
3. Deposito On call
Deposito On Call merupakan jenis simpanan
berjangka yang penarikannya perlu
memberitahukannya terlebih dahulu kepada bank
penerbit. Dalam hal ini deposito tidak dapat
diperjualbelikan atau diterbitkan atas nama serta
bagi hasil dibayarkan pada saat pencairan.
8
Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada, 2004), h. 277
21
Prinsip mudharabah diterapkan oleh bank syariah dalam
kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana. Untuk kegiatan
penghimpunan dana dapat diaplikasikan dalam bentuk giro,
tabungan daan deposito, Sementara untuk penyaluran dana dalam
bentuk pembiayaan mudharabah. Imbalan bagi hasil dilakukan
dalam bentuk pembagian pendapatan atas penggunaan tersebut
secara syariah dengan pembagian tertentu dengan 70:30 dengan
deposan 70% dan untuk bank 30%. 9
Kurun waktu deposito
berjangka bervariasi diantaranya:
9
Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Syariah Produk-produk dan Aspek-aspek Hukumnya,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Cetakan ke-2, 2015), h. 325-327
22
2.1.5.2 Landasan Hukum Deposito Mudharabah
Prinsip syariah deposito mudharabah dalam Fatwa Dewan
Syariah Nasional No.03/DSN-MUI/IV/2000 tentang Deposito.
Deposito terdapat dua jenis, yaitu deposito yang tidak dibenarkan
secara syariah, yaitu deposito yang berdasarkan perhitungan bunga.
Deposito yang dibenarkan, yaitu deposito yang berdasarkan prinsip
mudharabah. Ada beberapa fitur dan mekanisme deposito berdasarkan
mudharabah adalah sebagai berikut:10
1. Bank bertindak sebagai pengelola dana (mudharib) dan
nasabah bertindak sebagai pemilik dana (shahibul mal).
2. Pengelola dana oleh bank dapat dilakukan sesuai dengan
batasan-batasan yang ditetapkan oleh pemilik dana
(mudharabah muqayyadah) atau dilakukan tanpa batasan-
batasan dari pemilik dana (mudharabah mutlaqah).
3. Dalam akad mudharabah muqayyadah harus dinyatakan
secara jelas syarat-syarat dan batasan tertentu yang ditentukan
oleh nasabah.
4. Pembagian keuntungan dinayatakan dalam bentuk nisbah
yang disepakati.
5. Penarikan dana oleh nasabah hanya dapat dilakukan sesuai
waktu yang telah disepakati.
6. Bank dapat membebankan kepada nasabah biaya administrasi
berupa biaya-biaya yang terkait langsung dengan biaya
pengelolaan rekening, antara lain biaya materai, cetak laporan
transaksi dan saldo rekening, pembukaan dan penutupan
rekening.
7. Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungaan
nasabah tanpa persetujuan nasabah yang bersangkutan.
10
Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Cetakan ke-4,
2016),
23
2.1.5.3 Bentuk-bentuk Deposito Mudharabah
Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh pihak pemilik
dana, terdapat dua bentuk mudharabah yaitu sebagai berikut: 11
a. Mudharabah mutlaqah (Unrestricted Investmen Account,
URIA)
Dalam deposito mudharabah mutlaqah (URIA). Pemilik
dana tidak memberikan batasan ataupun persyaratan tertentu
kepada bank syariah dalam mengelola investasinya, baik yang
berkaitan dengan tempat, cara maupun objek investasinya.
Dengan kata lain, bank syariah mempunyai hak dan juga
kebebasan sepenuhnya dalam menginvestasikan dana URIA ini
ke berbagai sektor bisnis yang diperkirakan akan memperoleh
keuntungan.
b. Mudharabah Muqayyadah (Restricted Investment Account,
RIA)
Berbeda halnya dengan deposito mudharabah mutlaqah
(URIA), dalam deposito mudharabah muqayyadah (RIA),
Pemilik dana memberikan batasan atau persyaratan tertentu
kepada bank syariah dalam mengelola investasinya, baik yang
berkaitan dengan tempat, cara maupun objek investasinya.
Dengan kata lain, bank syariah tidak mempunyai hak kebebasan
sepenuhnya dalam menginvestasikan dana RIA ini ke berbagai
sektor bisnis yang diperkirakan akan memperoleh keuntungan.
Berdasarkan ketentuan Undang-Undang nomor 10 Tahun
1998 deposito juga didefinisikan sebagai simpanan yang
penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu yang
berdasarkan perjanjian nasabah penyimpanan dengan bank atau
11
Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, (Jakarta: PT Grafindo
Persada, 2004), h. 304
24
pada saat jatuh tempo. Selain itu deposito mudharabah juga
berlandaskan hukum dalam
b. Hadis
Diriwayatkan oleh ibnu abbas bahwasannya
Sayyidina Abbas jikalau memberikan dana ke mitra
usahanya secara mudharabah, dia mensyaratkan agar
dananya tidak dibawa mengarungi lautan, menuruni
lembah yang berbahaya, menyalahi peraturan maka
yang bersangkutan bertanggung jawab atas dana
tersebut. Disampaikanlah syarat-syarat tersebut ke
rasulullah saw dan rasul pun memperkenalkannya.
c. Ijma
Diriwayatkan oleh sejumlah sahabat nabi yang
menyerahkan (kepada orang mudharib) harta anak yatim
sebagai mudharabah dan tak ada seorang pun
mengingkari mereka. Karenanya, hal itu dipandang
sebagai ijma (Zuhaily, Al Fiqh Al Islami wa Adilatuhu,
1980, 4/838)
d. Kaidah Fiqh
Pada dasarnya semua bentuk muamalah boleh dilakukan
kecuali ada dalil yang mengharamkannya.
25
2.1.6 Kecukupan Modal (CAR)
Kecukupan modal merupakan suatu peraturan perbankan
yang memutuskan bagaimana bank harus menangani aspek
permodalan mereka (Yo et al., 2020). Menurut (Frida, 2020)
tingkat kecukupan modal bank dapat dinayatakan dengan suatu
rasio tertentu yang disebut dengan CAR (Capital Adequacy
Rasio). CAR menunjukkan sejauh mana semua aset bank yang
menanggung risiko diikuti dengan biaya dari dana bank itu sendiri
dan menerima dana tambahan dari sumber eksternal (Sorongan,
2020). Berikut merupakan rumus Rasio CAR (Al Humam &
Sihotang, 2019): 12
Modal (Inti + Pelengkap)
CAR = x 100%
Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)
12
Analisis Kecukupan Modal Pada Bank di Indonesia, Jurnal Akuntansi dan Pajak, 22(2),
2022, Hal. 520-529
13
Ibid, hal.520-529
26
rasio untuk menghitung seberapa besar biaya operasional yang
keluar dalam satu periode.
27
2.1.7 Tingkat Keberhasilan (LOS)
Tingkat keberhasilan merupakan suatu pencapaian terhadap
keinginan yang telah diniatkan untuk dicapai atau suatu
kemampuan untuk melewati dan mengatasi diri dari suatu
kegagalan tanpa kehilangan semangat. Keberhasilan suatu
perbankan ditemukan oleh kinerja karyawannya, kinerja
karyawan merupakan indikator penting dalam meningkatkan
kualitas perbankan syariah.
Perbankan syariah merupakan sistem perbankan yang
pelaksanaanya berdasarkan hukum Islam (Syariah).
Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan syariat
Islam terhadap praktik perbankan yang mengandung riba, baik
dalam bunga pinjaman maupun penyimpanan uang (deposito)
yang terdapat pada perbankan konvensional. Keberhasilan suatu
perbankan ditentukan oleh kinerja karyawannya, kinerja
karyawan dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya kualitas
sumber daya insani, sarana dan prasarana yang tersedia dan
motivasi karyawan itu sendiri (Moehariono, 2012:95)
Sumber Daya Insani adalah suatu proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, pengembangan,
pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemberian kompensasi agar
tercapai individu dan organisasi (Nurdin, 2012: 105). Serta orang-
orang yang ada dalam organisasi yang memberikan sumbangan
pemikiran dan melakukan berbagai jenis pekerjaan dalam
mencapai tujuan organisasi (Sadono Sukirno, 2011: 173)
Manajemen SDI merupakan salah satu bidang dari
manajemen umum, dimana manajemen umum sebagai proses
meliputi segi-segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan
dan pengendalian (Rivai, 2009: 4).
28
Kinerja merupakan salah satu hasil atau tingkat keberhasilan
seseorang secara keseluruhan selama masa masa periode tertentu
dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai
kemungkinan. Menurut Mundandar, penilaian kinerja adalah proses
penilaian ciri-ciri kepribadian, perilaku kerja dan hasil kerja yang
maksimal dari seseorang tenaga kerja atau karyawan yang dianggap
menunjang unjuk kerjanya, yang digunakan sebagai bahan
pertimbangan untuk pengambilan keputusan bidang
ketenagakerjaan. (Munandar, 2008:287)
29
2.1.8 Pembiayaan Bermasalah (NPF)
Pembiayaan atau financing adalah suatu pendanaan yang
diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung
investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun
lembaga yang bergerak. Jadi, pembiayaan adalah pendanaan yang
dikeluarkan untuk mendukung investasi yang direncanakan. 14
Dalam sistem pelaksanaannya, sebagaian besar dari bank
syariah adalah pembiayaan. Karena itu pembiayaan harus dijaga
kualitasnya. Dalam undang-undang pasal 2 disebutkan bahwa
“Perbankan syariah dalam melakukan kegiatan usahanya
berasaskan prinsip syariah, demikrasi ekonomi dan prinsip
kehati-hatian” Penerapan prinsip kehatihatian dijabarkan dalam
bentuk rambu-rambu kesehatan bank.Undang-Undang Perbankan
Syariah, pasal 23 (1) mengatur bahwa “Bank syariah atau UUS
harus mempunyai keyakinan atas kemauan dan kemampuan calon
nasabah.
Prinsip kehati-hatian ini sangat bertujuan agar bank-bank
selalu dalam keadaan sehat, selalu dalam keadaan likuid, solvent
dan menguntungkan (profitable). Dengan diberlakukannya
prinsip kehatihatian ini diharapkan kadar kepercayaan
masyarakat terhadap perbakan selalu tinggi sehingga masyarakat
bersedia dan tidak ragu-ragu menyimpan dananya di bank. 15
Mahmoeddin mengemukakan pengertian pembiayaan
bermasalah lebih spesifik lagi, yaitu pembiayaan yang kurang
lancar, dimana nasabahnya tidak memenuhi persyaratan yang
telah dituangkan dalam akad, pembiayaan yang tidak menempati
14
Muhamad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah (Yogyakarta: UPP AMP YKPN,
2005), h. 17.
15
Sutan Remy Sjadeini, Kapita Selecta Hukum Perbankan Jilid I, t.tp: t.th, h. 53
30
jadwal angsuran, sehingga terjadinya penunggakan. pembayaran
dinilai berdasarkan aspek16
pembayaran dinilai berdasarkan aspek prospek usaha,
kinerja nasabah dan kemampuan membayar. Penetapan kualitas
tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan materialitas dan
signifikansi dari faktor penilaian komponen serta relevansinya
dari faktor penilaian terhadap karakteristik penetapan
pembayaran angsuran nasabah tersebut. Pembiayaan bermasalah
cenderung lebih lebih berisiko terjadi pada produk-produk
dengan persentase alokasi dana yang tinggi seperti pembiayaan
murabahah.
Menurut Ismail, risiko pembiayaan yang terjadi dari
peminjam adalah tertunda atau ketidakmampuan peminjam
memenuhi ketentuan- ketentuan dalam akad sehingga dana yang
disalurkann tidak sepenuhnya kembali. Kondisi ini menimbulkan
permasalahan berantai dalam pelaksanaan operasional bank,
mulai dari tidak terealisasinya target penyaluran dana sampai
dengan pendapatan laba yang lebih kecil. Akibatnya bank
mengalami defisit dan berefek kepada nasabah yang
menginvestasikan modalnya.
Ada beberapa faktor dalam pembiayaan bermasalah
diantaranya:17
1. Faktor Internal (berasal dari pihak bank)
a. Kurang baiknya pemahaman atas bisnis yang
dilakukan oleh nasabah.
b. Kurang dilakukannya evaluasi keuangan syariah.
c. Kesalah setting fasilitas pembiayaan (berpeluang
melakukan sidestreaming)
16
Azharsyah Ibrahim dan Arinal Rahmati, “Analisis Solutif Penyelesaian Pembiayaan
Bermasalah di Bank Syariah: Kajian Pada Produk Murabahah di Bank Muamalat Indonesia Banda
Aceh” Iqtishadia, Vol. 10, No.1, 2017, h. 76 6Lihat: Pasal 56 Undang-Undang Perbankan Syariah.
17
Trisadini Prasastinah Usanti dan Prasastinah Usanti, Bunga Rampai Hukum..., h.33-35.
31
d. Perhitungan modal kerja tidak didasarkan kepada
bisnis usaha nasabah.
e. Proyeksi penjualan terlalu optimis
f. Proyeksi penjualan tidak memperhitungkan
kebiasaan bisnis dan kurang memperhitungkan aspek
kompetitor.
g. Aspek jaminan tidak diperhitungkan aspek
marketabel.
h. Lemahnya supervisi dan monitoring
i. Terjadinya erosi mental, dimana kondisi ini
dipengaruhi timbal balik antara nasabah dengan
pejabat bank sehingga mengakibatkan proses
pemberian pembiayaan tidak didasarkan pada
praktek perbankan yang sehat.
2. Faktor Eksternal
a. Karakter nasabah tidak amanah (tidak jujur dalam
memberikan informasi dan laporan tentang
kegiatannya).
b. Melakukan sidestreaming penggunaan dana.
c. Kemampuan pengelolaan nasabah tidak memadai
sehingga kalah dalam persaingan usaha. 18
d. Usaha yang dijalankan relatif baru
e. Bidang usaha nasabah telah jenuh
f. Tidak mampu menanggulangi masalah atau kurang
menguasi bisnis
g. Meninggalnya key person
h. Perselisihan sesamadireksi
18
Dana digunakan oleh nasabah tidak sesuai dengan peruntukkan pembiayaan yang telah
disepakati dalam perjanjian. AL-INTAJ, Vol.4, No.2, September 2018 Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam IAIN Bengkulu P-ISSN: 2476-8774/E-ISSN: 2621-668X
32
i. Terjadi bencana alam
j. Adanya kebijakan pemerintah
1. Binti Nurul Karomah, Metode yang digunakan Penelitian ini hanya fokus
pada penelitian ini yaitu menggunakan variabel
Analisis serta pengaruh analisis regresi berganda internal, menggunakan
profitabilitas serta adanya metode analisis regresi data
kecukupan modal di Bank data-data yang panel dengan program
Umum Syariah, digunakan merupakan eviews. Populasi yang
Abusharba, Mohammed T laporan-laporan dijadikan sampel adalah
dkk. “Determinants of keuangan serta objek Bank Umum Syariah di
Capital Adequacy Ratio dalam penelitiannya Indonesia.
(CAR) in Indonesian adalah Bank Indonesia
Islamic Commercial Syariah.
Banks”, Global Review of
Accounting and Finance, Hasil dari penelitian ini,
Vol. 4 No. 1, (Maret 2013) diperoleh sebuah data
yang variabelnya inflasi,
likuiditas yang
33
diproksikan pada FDR
serta tingkat bagi hasil
yang tidak berpengaruh
terhadap jumlah
deposito mudharabah,
sedangkan variabel
tingkat suku buunga
sangat berpengaruh
signifikan positif
terhadap jumlah
deposito mudharabah.
34
Sehingga langkah supaya mudah untuk
selanjutnya adalah dipahami.
melakukan uji hipotesis
secara parsial dan
simultan, serta uji
koefisien determinasi
35
No.10/24/PBI/2008 Prinsip ini juga
tentang penetapan menerapkan ketentuan
kualitas pembayaran sesuai dengan Undang-
Undang yang diwujudkan
saat melakukan analisa
pembiayaan Yaitu
menganalisa keyakinan
atas kemauan dan
kemampuan calon nasabah
untuk melunasi seluruh
kewajiban pada waktunya.
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
37
dari buku-buku, jurnal-jurnal serta bahan-bahan yang berhubungan
dengan aspek penelitian untuk memperoleh data yang valid.
Metode yang kedua peneliti menggunakan Internet Research dimana
ilmu pengetahuan seiring dengan berjalannya waktu yang berkembang.
Oleh karena itu, untuk mengantisipasi hal tersebut, penulis
menggunakan teknologi yang juga berkembang seperti internet
sehingga data yang diperoleh merupakan data yang sesuai dengan
perkembangan zaman.
38
B. Deposito Mudharabah
Deposito adalah investasi dana berdasarkan akad
mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan
prinsip syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada
waktu tertentu berdasarkan akad antara nasabah penyimpan dan
bank syariah atau UUS
C. Pembiayaan Bermasalah
Secara umum pengertian pembiayaan bermasalah adalah
pembiayaan yang diakibatkan oleh nasabah yang tdak
menempati jadwal pembayaran angsuran dan tidak memenuhi
persyaratan yang tertuang dalam akad.
D. Kecukupan Modal
Menurut Taswan (2010:237) yang dimaksud dengan
kecukupan modal adalah Rasio kecukupan modal dengan
memasukkan risiko pasar dalam perhitungan kecukupan modal
dengan menggunakan metode standar dan metode internal.
E. Tingkat Keberhasilan
Definisi tingkat keberhasilan adalah suatu kondisi atau alat
ukur untuk mengetahui kondisi ataupun perkembangan
pencapaianprestasi yang didapatkan oleh perbankan syariah.
39
3.6 Interpretasi Hasil Penelitian
Dalam hasil penelitian yang penulis paparkan ini, penulis
memaparkan judul “Analisis Pertumbuhan Deposito Mudharabah,
Kecukupan Modal, Tingkat Keberhasilan Dan Pembiayaan Bermasalah
Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode 2018-2022” penelitian
yang digunakan salah satunya penelitian Kualitatif, penelitian kualitatif
merupakan salah satu penelitian yang menggunakan serta menekankan
analisa atau dekriptif. Dalam penelitian ini dapat dijelaskan sera
dipaparkan bahwa isi dari penelitian merupakan adanya pengertian atau
definisi dari perbankan syariah, deposito mudharabah, kecukupan modal,
tingkat keberhasilan dan juga pembiayaan bermasalah yang terdapat di
Bank Syariah.
Variabel yang digunakan juga merupakan data asli yang terdapat
pada periode yang digunakan, namun dalam penelitian ini masih ada
beberapa aspek yang belum terjalankan seperti minimnya lokasi yang
ingin dijadiikan tempat penelitian serta tidak memungkinkannya untuk
mengaksesnya. Jumlah deposito mudharabah di setiap tahunnya juga
mengalami kenaikan bahkan ada juga yang mengalami penurunan secara
spesifikasi sehingga penulis dapat menemukan di sumber-sumber lain.
Dalam hal ini, produk yang dijalankan oleh Mudharabah merupakan
suatu keuntungan yang dibagi sesuai dengan kesepakatan semua pihak
yang ditulis dalam kontrak perjanjian. Lalu, jika mengalami kerugian
finansial maka pihak pertama akan menanggungnya, tetapi jika karena
kelalaian pengelola maka akan ditanggung oleh pengelola modalnya.
40
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis penelitian yang telah diteliti, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa rentabilitas berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kecukupan modal, likuiditas berpengaruh positif
dan tidak signifikan terhadap kecukupan modal, efisiensi usaha
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kecukupan modal,
serta rentabilitas, likuiditas, dan efisiensi usaha secara bersama – sama
berpengaruh signifikan terhadap kecukupan modal.
Hal ini menandakan bahwa naik atau turunnya rentabilitas,
likuiditas, dan efisiensi usaha akan berdampak pada tingkat kecukupan
modal. Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka
rekomendasi yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini ialah
bank yang menjadi sampel penelitian diharapkan mampu menjaga
kemampuannya dalam menaikkan pendapatan, sehingga modal bank
tetap terpenuhi dan rasio CAR tidak berada dibawah kriteria yang telah
ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Kemudian diharapkan mampu selalu memelihara tingkat likuiditas
sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia, agar
selalu menjadi likuid. Sehingga modal terus bertambah, dan rasio
kecukupan modal terus meningkat. Serta manajemen bank diharapkan
mampu meningkatkan kemampuannya dalam mengelola biaya
operasional yang keluar, sehingga pendapatan operasional masih
mampu menutupi biaya operasional tersebut, dan tidak perlu
menambahkan modal bank, supaya likuiditas bank tidak rendah.
Pembiayaan pada lembaga keuangan syariah harus dijaga
kualitasnya berdasarkan prinsip kehati- hatian. Prinsip kehati-hatian
adalah pedoman pengelolaan lembaga keuangan Syariah yang wajib
dianut guna mewujudkan lembaga yang sehat, kuat, dan efisien sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
41
4.2 SARAN
Berdasarkan hasil kesimpulan yang telah disajikan diatas, maka
penulis memberikan saran, yaitu:
1. Walaupun inflasi tidak berpengaruh terhadap deposito
mudharabah, bank syariah harus tetap memperhatikan naik atau
turunnya tingkat tingkat inflasi agar nasabah tetap menghimpun
dananya di bank umum syariah.
2. Terkait publikasi laporan deposito mudharabah dan tinglatnya
dalam setiap tahun, diharapkan bank umum syariah
menyajikannya setiap tahun yang telah di audit pada website pada
masing-masing bank umum syariah untuk memberikan
transparansi kepada nasabah dan juga masyarakat.
42
DAFTAR PUSTAKA
43
Trisadini Prasastinah Usanti dan Prasastinah Usanti, Bunga Rampai Hukum...,
h.33-35.
Dana digunakan oleh nasabah tidak sesuai dengan peruntukkan pembiayaan yang
telah disepakati dalam perjanjian. AL-INTAJ, Vol.4, No.2, September 2018
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bengkulu P-ISSN: 2476-8774/E-
ISSN: 2621-668X
44