Anda di halaman 1dari 61

PENGARUH CITRA MEREK, TINGKAT NISBAH BAGI HASIL

PENERAPAN AKAD DAN KEPERCAYAAN TERHADAP KEPUTUSAN

NASABAH MENABUNG DI BANK SYARIAH

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh :

KAELA LIVITIA SURYANI


2003020041

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BUMIGORA
MATARAM
2023

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah atas segala nikmat Allah SWT, karunia, serta hidayah dan

rahmatnya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Proposal Penelitian ini dengan

lancar. Shalawat dan salam tidak lupa selalu tercurah kepada Rasulullah SAW,

keluarga, sahabat, tabi’in, tabi’at dan ummatnya yang senantiasa setia dan

istiqomah dengan syariat dan dakwah islam, Semoga kita sebagai umatnya

mendapat syafa’at darinya kelak di hari akhir

Teriring doa dan rasa terima kasih kepada semua pihak, khususnya dalam

menyelesaikan proposal ini. Peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Anthony Anggrawan, M.T., Ph.D selaku Rektor

Universitas Bumigora Mataram.

2. Ibu Dr. Helena Wardhana, M.Kom selaku Wakil Rektor I Universitas

Bumigora Mataram.

3. Ibu Baiq Fitria Rahmiati,S.Gz.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis.

4. Ibu Khairunnisa, M.Ak selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi.

5. Ibu Baiq Dinda Ayu Puspita S.E.,M.Ak selaku dosen

Pembimbing 1

6. Ibu Rina Komala selaku dosen pembimbing 2

ii
7. Dan seluruh dosen dan karyawan di Prodi Akuntansi yang telah mendidik

dan memberikan ilmunya kepada peneliti.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

DAFTAR TABEL..................................................................................................v

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1

A. Latar Belakang............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................7

C. Tujuan Penelitian........................................................................................8

D. Manfaat penelitian......................................................................................8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................10

A. Grand Teori...............................................................................................10

1. Citra Merek...............................................................................................13

2. Tingkat Nisbah Bagi Hasil.......................................................................16

3. Penerapan Akad........................................................................................19

4. Kepercayaan..............................................................................................21

5. Keputusan Nasabah Menabung...............................................................23

6. Bank Syariah.............................................................................................25

iii
B. Penelitian Terdahulu................................................................................26

C. Kerangka Pemikiran.................................................................................36

D. Hipotesis.....................................................................................................37

BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................40

A. Jenis Penelitian..........................................................................................40

B. Lokasi dan Waktu Penelitian...................................................................40

C. Populasi dan Sampel.................................................................................40

D. Operasional Variabel Penelitian..............................................................42

E. Tekhnik Dan Instrumen Pengumpulan Data.........................................47

F. Uji Validitas dan Reliabilitas...................................................................48

1. Uji Validitas...............................................................................................48

2. Uji Reliabilitas...........................................................................................48

G. Tekhnik Analisis Data..............................................................................49

1. Uji Asumsi Klasik......................................................................................49

2. Analisis Regresi Linier Berganda............................................................51

3. Pengujian Hipotesis..................................................................................52

1. Uji parsial (t)..............................................................................................52

2. Uji Simultan (f)..........................................................................................52

3. Koefisien Determinasi...............................................................................53

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................54

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu..........................................................................27


Tabel 3. 1 Operasional Variabel Penelitian.......................................................42
Tabel 3. 2 Nilai Skala Likert...............................................................................47

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Jumlah Nasabah Yang Menabung di Bank Syariah....................2

Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran 36

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Era globalisasi saat ini memberikan dampak yang luas terhadap

pertumbuhan perbankan di Indonesia. Dengan maraknya produk-produk

perbankan saat ini, merupakan indikasi karena setiap bank berusaha

memunculkan produk unggulannya yang diikuti dengan berbagai kemudahan

fasilitas layanan. Hal ini ditandai dengan banyak berdirinya bank-bank

syariah maupun bank konvensional. Bank Syariah adalah bank yang

menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah. Bank syariah

dapat dikelompokkan menjadi Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha

Syariah (UUS) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Di Indonesia

operasional Bank dapat dibedakan dalam dua bentuk yaitu bank konvensional

dengan sistem bunga, dan bank syariah dengan sistem bagi hasil (Ruwaidah,

2020).

Pertumbuhan Perbankan Syariah yang berkembang pesat di Indonesia

membuat semakin banyak Bank Syariah baru bermunculan. Dengan kondisi

persaingan yang semakin ketat, pertumbuhan yang terjadi pada setiap bank

akan menjadi penentu keberhasilan di industri perbankan. Pertumbuhan

setiap bank dipengaruhi oleh kemampuannya dalam menghimpun dana

masyarakat, selain itu dengan tingginya populasi muslim di Indonesia

merupakan peluang yang sangat besar bagi bank syariah untuk meraih dana

vii
masyarakat dalam simpanan (tabungan). Indikator pertumbuhan industri

perbankan syariah dapat dilihat dari jumlah nasabah yang menabung di bank

syariah (Dennis, 2018).

250000

200000

150000

100000

50000

0
2019 2020 2021
Sumb
er: BPS (2022)
Gambar1. 1 Jumlah Nasabah Yang Menabung di Bank Syariah

Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan jumlah nasabah pada

tahun 2019 sebanyak 161.474 nasabah, tahun 2020 sebanyak 214.615

nasabah dan tahun 2021 sebanyak 163.746 nasabah. Kondisi yang demikian

justru menjadi suatu tantangan bagi masing-masing lembaga bank syariah di

Indonesia untuk meningkatkan jumlah nasabah menabung di Bank Syariah.

Semakin banyaknya perbankan syariah di Indonesia berdampak pada

persaingan antar bank yang semakin ketat, pihak perbankan akan berusaha

memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah sehingga menyebabkan nasabah

memiliki banyak pilihan dalam menggunakan jasa perbankan.

Secara umum calon nasabah yang akan menabung di bank syariah tentu

akan memilih bank yang dapat memberikan keuntungan dan kemudahan,

viii
Selain itu nasabah akan memperhatikan dan mempertimbangkan faktor-faktor

tertentu untuk memutuskan menabung di bank syariah. Faktor-faktor tersebut

meliputi citra merek, tingkat nisbah bagi hasil, penerapan akad, dan

kepercayaan.

Perkembangan perbankan syariah yang sudah berkembang pesat juga

mengakibatkan persaingan usaha pada dasarnya persaingan utama bank

syariah, bukanlah dengan sesama perbankan syariah, melainkan dengan

perbankan konvensional. Sebagian nasabah tidak terlalu memahami materi

perbedaan antara produk perbankan syariah dengan perbankan konvensional

selain citra, bahwa perbankan syariah itu bebas riba dan perbankan

konvensional itu mengandung riba yang diharamkan oleh agama. Meskipun

banyak istilah-istilah yang tidak terlalu mudah untuk dipahami, namun

mereka menganggap bahwa lebih baik menabung di bank syariah sebagai

manifestasi ketaatan secara religius kepada tuhan. Oleh karena itu, persaingan

ini menuntut para pemasar untuk selalu menginovasi strategi bisnisnya. Salah

satu cara untuk mencapai hal tersebut adalah melalui manajemen merek.

Merek memiliki peranan yang sangat penting Nasabah cenderung

menjadikan citra merek suatu produk perbankan konvensional sebagai acuan

sebelum memutuskan menggunakan produk dan jasa perbankan syariah.

Sehingga citra merek digunakan oleh nasabah untuk mengevaluasi suatu

produk ketika nasabah tidak memiliki pengetahuan yang cukup baik tentang

suatu produk. Oleh sebab itu bank syariah harus dapat membangun citra

merek bank syariah yang lebih baik agar nasabah dengan menawarkan produk

ix
dan jasa bank syariah yang lebih menarik sesuai keinginan dan kebutuhan

nasabah (Suryani, 2013).

Konsep tabungan di perbankan syariah sangat berbeda dengan tabungan

di perbankan konvensional perbedaan ini terjadi karena perbankan syariah

tidak mengenal suku bunga tertentu yang dijanjikan. Yang ada adalah nisbah

atau persentase bagi hasil pada tabungan mudharabah dan bonus pada

tabungan wadiah (Wiroso, 2011).

Dengan nisbah bagi hasil yang tinggi masyarakat akan tertarik untuk

menitipkan dananya pada bank syariah dengan harapan mendapatkan imbalan

yang diterima oleh kedua pihak baik pihak bank maupun nasabah. Namun,

bukan hanya besaran bagi hasilnya saja yang membuat nasabah tertarik tetapi

ketentuan dalam pembagian bagi hasil juga yang membuat nasabah yang

memiliki dana untuk menyimpan dananya pada bank syariah (Ansori, 2007).

Bagi hasil adalah bentuk return (perolehan kembalinya) dari kontrak,

investasi, dari waktu ke waktu, tidak pasti dan tidak tetap. Besar kecilnya

perolehan kembali itu tergantung pada hasil usaha yang benar-benar terjadi.

Jika usaha mendapatkan keuntungan, porsi bagi hasil adalah sesuai

kesepakatan misalnya 60:40 yang berarti atas hasil usaha yang diperoleh akan

didistribusikan sebesar 60% pada pemilik dana (shahibul mall) dan 40% bagi

pengelola dana (mudharib). Namun jika terjadi kerugian maka porsi bagi

hasil disesuaikan dengan kontribusi masing-masing pihak. Dapat disimpulkan

bahwa bagi hasil adalah suatu sistem yang meliputi tata cara pembagian hasil

x
usaha antara penyedia dana (shahibul mall) dengan pengelola dana

(mudharib) (Prassetio, 2017).

Pada prinsipnya mudharabah sifatnya mutlak dimana shahibul ala maal

tidak menetapkan syarat-syarat tertentu kepada si mudharib. Bentuk shahibul

ala maal boleh menetapkan batasan-batasan atau syarat-syarat tertentu guna

menyelamatkan modalnya dari resiko kerugian. Syarat-syarat atau batasan-

batasan ini harus dipenuhi oleh mudharib. Apabila mudharib melanggar

batasan-batasan ini disebut mudharib muqayyadah. Sehingga bank dapat

mengurangi risiko sampai ke level terendah dan pengembaliannya benar-

benar terjamin. Oleh karena itu eksistensi mudharabah di lembaga keuangan

syariah, khususnya bank syariah menjadi semakin berkurang jika

dibandingkan dengan akad lainnya. Contohnya adalah akad murabahah,

karena risikonya yang lebih rendah.

Selain citra merek, tingkat nisbah bagi hasil, dan penerapan akad,

membangun kepercayaan yang tinggi terhadap nasabah sangat diutamakan

bagi terciptanya rasa kepercayaan nasabah terhadap bank. Kepercayaan akan

datang dengan sendirinya apabila data-data nasabah dalam bank syariah dapat

tersimpan secara rahasia sehingga membawa konsekuensi kepada pihak bank

syariah untuk menjaga kerahasiaan data-data tersebut sebagai timbal balik

dari kepercayaan yang diberikan. Melalui tingkat kepercayaan yang

terbangun antar pihak bank dan nasabah, maka sangat memungkinkan bisnis

perbankan yang dijalankan akan mudah terbangun lebih intensif antara

nasabah dan pihak bank, mengingat pihak bank wajib untuk membangun rasa

xi
kepercayaan yang tinggi terhadap nasabahnya agar nasabah merasa yakin dan

aman apabila menabung pada bank syariah (Casriyanti, 2020).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dennis Eka (2018)

menyatakan bahwa citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan nasabah menabung di bank syariah, sedangkan penelitian yang

dilakukan oleh Bank (2020) menyatakan bahwa citra merek tidak

berpengaruh signifikan terhadap keputusan menjadi nasabah pada bank

syariah.

Penelitian yang dilakukan oleh Prassetio (2017) menyatakan bahwa

tingkat nisbah bagi hasil dan penerapan akad tidak berpengaruh positif

terhadap keputusan menabung pada bank syariah, sedangkan penelitian yang

dilakukan oleh Aziz & Hendrastyo (2020) menyatakan bahwa kepercayaan

tidak signifikan dan negatif terhadap minat nasabah menabung pada bank

syariah. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Usvita, (2021)

kepercayaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

menabung.

Berdasarkan permasalahan yang mendasari penelitian ini karena

ditemukan perbedaan pendapat (research gap) antara hasil penelitian

terdahulu mengenai keputusan nasabah menabung di bank syariah, maka

peneliti menjadikan nasabah yang menggunakan bank syariah sebagai objek

penelitian. Melihat kondisi tersebut maka penelitian ini akan mengarah pada

usaha penemuan fakta mengenai seberapa besar pengaruh citra merek, tingkat

xii
nisbah bagi hasil, penerapan akad, dan kepercayaan terhadap keputusan

nasabah menabung di Bank Syariah. Maka dengan penelitian ini penulis

menganggap betapa pentingnya menganalisa fakor yang mempengaruhi

nasabah untuk mengambil keputusan menggunakan jasa suatu bank syariah.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Citra Merek, Tingkat Nisbah Bagi

Hasil, Penerapan Akad, dan Kepercayaan Terhadap Keputusan

Nasabah Menabung di Bank Syariah

B. Rumusan Masalah

Ada beberapa hal yang dapat memengaruhi keputusan nasabah menabung di

Bank Syariah, dalam hal ini penulis hanya merumuskan fokus penelitian

terhadap Citra Merek, Tingkat Nisbah Bagi Hasil, Penerapan Akad, dan

Kepercayaan agar pembahasan tidak meluas. Adapun rumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu:

1. Apakah Citra Merek, Tingkat Nisbah Bagi Hasil, Penerapan Akad, dan

Kepercayaan berpengaruh positif secara parsial terhadap keputusan

nasabah menabung di bank syariah?

2. Apakah Citra Merek, Tingkat Nisbah Bagi Hasil, Penerapan Akad, dan

Kepercayaan berpengaruh positif secara simultan terhadap keputusan

nasabah menabung di bank syariah?

xiii
C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui pengaruh citra merek, tingkat nisah bagi hasil,

penerapan akad, dan kepercayaan secara parsial terhadap keputusan

nasabah menabung di Bank syariah.

2. Untuk mengetahui pengaruh citra merek, tingkat nisbah bagi hasil,

penerapan akad, dan kepercayaan secara simultan terhadap keputusan

nasabah menabung di Bank syariah.

D. Manfaat penelitian

Manfaat yang didapatkan dengan adanya penelitian ini adalah sebagai


berikut:

1) Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini dapat memberi kontribusi teoritis dalam menambah

ilmu bagi pengembangan studi akuntansi tentang pengaruh citra merek,

tingkat nisbah bagi hasil, penerapan akad, dan kepercayaan terhadap

keputusan nasabah menabung di bank syariah.

2) Manfaat Praktis

(a) Bagi Peneliti, Sebagai pemenuhan salah satu syarat untuk meraih gelar

Sarjana Akuntansi dalam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bumigora

Mataram dan menambah wawasan keilmuan penulis guna pengembangan

dalam bidang Akuntansi dimana salah satunya terkait dengan keputusan

Nasabah untuk Menabung di Bank Syariah

xiv
(b) Bagi Pihak Bank, Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangsih

dan memberi manfaat sebagai masukan dan bahan informasi dalam hal

keputusan nasabah untuk menabung.

(c) Bagi Pembaca, Hasil penelitian ini di harapkan dapat digunakan sebagai

bahan bacaan untuk menambah ilmu pengetahuan dan memiliki wawasan

yang luas

xv
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Grand Teori

Pada sebuah penelitian ada yang disebut dengan teori. Dalam pengertian

sehari-hari teori merupakan prinsip-prinsip umum dari bidang keilmuwan

ataupun seni yang berlaku, yang dijelaskan atau dibedakan dengan praktik.

Teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang

berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik melalui spesifikasi

hubungan antar variable, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan

meramalkan fenomena.

Dapat disimpulkan teori adalah definisi atau pengertian yang

berlandaskan dari literature atau sumber lainnya yang menjelaskan sistematik

hubungan variabel untuk menjelaskan dan meramalkan permintaan.

1. Theory of Planned Behavior (TPB)

Teori perilaku rencana merupakan pengembangan lebih lanjut dari teori

perilaku beralasan (Theory of Reasoned Action) yang sebelumnya

dikembangkan oleh Icek Ajzen dan Martin Fishbein pada tahun 1967. Theory

of Planned Behavior (TPB) atau dapat dikenal dengan Teori Tindakan

Terencana merupakan bentuk perkembangan dari Theory of Reasoned Action

(TRA). Perbedaan dari kedua teori yang digunakan adalah faktor tengah yang

mempengaruhi perilaku individu. Dalam teori tindakan terencana faktor yang

mempengaruhi ialah individual’s intention untuk menunjukkan perilaku yang

diberikan. Intention (intensi) disini diasumsikan rekaman faktor motivasi yang

xvi
berdampak pada perilaku. Menurut Ajzen (2014) perilaku individu

dipengaruhi oleh attitude toward the behavior, subjective norm, dan perceived

behavioral control.

Minat merupakan suatu perilaku rencanaan atau sering disebut Theory of

Planned Behaviour (TPB). Teori ini menyatakan bahwa keputusan untuk

menampilkan tingkah laku tertentu adalah hasil dari proses rasional yang

diarahkan pada suatu tujuan tertentu dan mengikuti urut-urutan berpikir.

Pilihan tingkah laku dipertimbangkan, konsekuensi dan hasil dari setiap

tingkah laku dievaluasi dan dibuat sebuah keputusan apakah akan bertindak

atau tidak. Keputusan direfleksi dalam tujuan tingkah laku.

Theory of planned behavior (TPB) atau Teori Perilaku

Rencanaanmenunjukkan bahwa tindakan manusia diarahkan oleh tiga macam

kepercayaankepercayaan yaitu:

1. Kepercayaan-kepercayaan perilaku (behavioral beliefs)

Kepercayaan-kepercayaan perilaku yaitu kepercayaan-kepercayaan

tentang kemungkinan terjadinya perilaku. Jogiyanto (2008) sikap (attitude)

adalah evaluasi kepercayaan (beliefs) atau perasaan positif atau negatif dari

seseorang jika harus melakukan perilaku yang akan ditentukan. Fishbein dan

Ajzen dalam Jogiyanto (2008) mendefinisikan sikap (attitude) sebagai jumlah

dari afeksi (perasaan) yang dirasakan seseorang untuk menerima atau menolak

suatu objek atau perilaku dan diukur dengan suatu prosedur yang

menempatkan individual pada skala evaluatif dua kutub.

xvii
2. Kepercayaan-kepercayaan normatif (normative beliefs)

Kepercayaan-kepercayaan tentang ekspetasi-ekspetasi normatif dari orang-

orang lain dan motivasi untuk menyetujui ekspetasi-ekspetasi tersebut. Di

TRA ini disebut dengan norma-norma subyektif sikap (subjective norms)

terhadap perilaku.

3. Kepercayaan-kepercayaan kontrol (control beliefs)

Kepercayaan-kepercayaan tentang keberadaan faktor-faktor yang akan

memfasilitasi atau merintangi kinerja dari perilaku dan kekuatan persepsian

dari faktor-faktor tersebut.

Faktor latar belakang merupakan faktor yang hadir dalam diri seseorang.

Ajzen (2014) memasukkan tiga faktor latar belakang yakni personal, sosial

dan informasi. Faktor personal adalah sikap umum seseorang terhadap

sesuatu, ciri kepribadian, emosi, intelegensi, dan pengalaman. Faktor sosial

antara lain adalah pendidikan, usia, jenis kelamin, pendapatan, agama, etnik.

Faktor informasi adalah pengetahuan, media, dan intervensi.

Bagi hasil bank syariah berkaitan dengan faktor latar belakang, masuk

dalam faktor informasi yaitu pengetahuan dan control belief seseorang.

Theory of planned behavior pengetahuan merupakan salah satu faktor yang

dapat memengaruhi perilaku atau tindakan seseorang. Bagi hasil bank syariah

disini juga dapat masuk dalam control belief. Control belief berkaitan dengan

keyakinan bahwa suatu perilaku atau pekerjaan dapat dilakukan. Adanya

xviii
pemahaman nisbah bagi hasil bank syariah maka diharapkan dapat

menimbulkan minat masyaakat untuk menggunakan produk bank syariah.

Citra merek dapat dianggap sebagai jenis asosiasi yang muncul dalam

benak konsumen ketika mengingat suatu merek tertentu. Asosiasi tersebut

dapat muncul dalam bentuk pemikiran atau citra tertentu yang dikaitkan

dengan merek. Brand image dapat masuk dalam kategori behavioral belief.

Behavioral belief berkaitan dengan kepercayaan-kepercayaan tentang

kemungkinan terjadinya perilaku. Hal ini berarti brand imagemasuk dalam

kategori faktor personal yaitu pengalaman/experience. Konsumen tidak

memiliki pengalaman dengan suatu produk mereka cenderung untuk

mempercayai merek yang disukai atau yang dikenal.

Keragaman produk bank syariah berkaitan dengan faktor latar belakang,

masuk dalam faktor informasi yaitu pengetahuan dan control belief

seseorang. Theory of planned behavior pengetahuan merupakan salah satu

faktor yang dapat memengaruhi perilaku atau tindakan seseorang. Keragaman

produk bank syariah disini juga dapat masuk dalam control belief. Control

belief berkaitan dengan keyakinan bahwa suatu perilaku atau pekerjaan dapat

dilakukan. Adanya keragaman produk bank syariah maka diharapkan dapat

menimbulkan minat masyarakat untuk menabung di bank syariah.

1. Citra Merek

Citra merek menurut Tatik Suryani (2008) adalah segala hal yang terkait

dengan merek yang ada di benak ingatan konsumen. Citra merek

xix
mempresentasikan keseluruhan persepsi konsumen terhadap merek yang

terbentuk karena informasi dan pengalaman konsumen terhadap suatu merek.

Keterampilan pemasar professional yang paling mencolok adalah kemampuan

mereka untuk menciptakan, menjaga, melindungi, dan menaikkan citra

merek. Pemberian merek (Branding) adalah seni dan batu pertama dalam

pemasaran. Merek sebagai nama, istilah, tanda, symbol, atau desain atau

kombinasinya, yang ditunjukkan agar dapat mengenali barang atau jasa dari

satu atau sekelompok penjual dan membedakannya dari produk dan jasa para

pesaing (Kotler, 1996).

Sebuah merek dikatakan khusus jika konsumen merasa yakin bahwa

merek-merek tersebut benar-benar khusus. Untuk memiliki merek tertentu,

perusahaan setidaknya memenuhi beberapa pernyataan sebagai berikut: (1)

Apakah merek benar-benar berbeda, penting dan bernilai bagi konsumen (2)

Apakah merek memiliki komitmen untuk menyediakan manfaat emosional

dan fungsional tertentu bagi konsumen (3) Apakah merek secara konsisten

memenuhi janji dan menyampaikan komitmennya kepada konsumen.

Dengan demikian bahwa pemberian merek bukan merupakan instuisi,

bukan hanya sebuah kata, melainkan konsep nyata tentang keinginan,

komitmen dan janji kepada konsumennya. Dari beberapa pendapat di atas

jelaslah bahwa citra merek sangat berkaitan erat dengan kesan yang

ditimbulkan. Kesan-kesan positif yang diperoleh pelanggan merupakan

pengalaman dan pengetahuan yang didapatnya dari merek yang ditawarkan

tersebut. Maka persepsi maupun pemahaman pelanggan dalam

xx
mengidentifikasi bermacam informasi mengenai merek yang bersangkutan,

serta kemampuan pelanggan untuk menyimpan informasi merek tersebut

dalam ingatan. Pemahaman pelanggan terhadap sebuah merek merupakan

sebuah cerminan dari penilaian pelanggan atas merek produk-produk yang

ditawarkan.

Menurut Kotler (2003) Merek sebagai perusahaan (corporate branding),

didefinisikan sebagai merek yang mempresentasikan perusahaan dimana

nilai-nilai korporasi diperluas ke berbagai macam kategori produk jasa.

Pengukur citra merek dapat dilakukan berdasarkan pada aspek sebuah merek

yaitu: (1) Kekuatan (strengtheness), Dalam hal ini adalah keunggulan yang

dimiliki oleh merek yang bersifat fisik dan tidak ditemukan pada merek

lainnya. Keunggulan merek ini mengacu pada atribut-atribut fisik atas merek

tersebut sehingga dianggap sebagai sebuah kelebihan disbanding dengan

merek lainnya yang termasuk pada sekelompok kekuatan (strength):

penampilan fisik, keberfungsian semua fasilitas-fasilitas produk, harga

produk maupun penampilan fasilitas pendukung dariproduk tersebut. (2)

Keunikan (Uniqueness), Adalah kemampuan untuk membedakan sebuah

merek diantara merek lainnya. Kesan ini muncul dari atribut produk tersebut

yang menjadi bahan pembeda atau difrensiasi dengan produk-produk lainnya.

Yang termasuk dalam kelompok unik ini adalah variasi layanan, variasi

harga, maupun penampilan atau nama dari sebuah merek dari fisik produk itu

sendiri. (3) Favorable, Yang termasuk dalam kelompok favorable ini antara

lain: kemudahan merk produk diucapkan serta kemampuan merek untuk tetap

xxi
diingat oleh pelanggan maupun kesesuaian antara kesan merk dibentuk

pelanggan dengan citra yang diinginkan perusahaan atas merek yang

bersangkutan.

2. Tingkat Nisbah Bagi Hasil

Dalam sistem ekonomi Islam pembagian hasil usaha harus ditentukan di

awal terjadinya kontrak kerjasama. Bagi hasil dalam kontrak kerjasama berupa

persentase yang ditentukan berdasarkan kedua belah pihak yaitu pemilik

modal dan pengelola usaha. Nisbah adalah rasio atau perbandingan. Rasio

pembagian keuntungan (bagi hasil) antara shahibul mal dan mudharib.

Kemudian pengertian lain dari nisbah adalah angka yang menunjukkan

perbandingan antara satu nilai dan nilai lainnya secara nisbi, yang bukan

perbandingan antara dua pos dalam laporan keuangan dan dapat digunakan

untuk menilai kondisi perusahaan. Perbedaan antara sistem ekonomi Islam

dengan sistem ekonomi lainnya adalah terletak pada penerapan bunga. Dalam

ekonomi islam, bunga dinyataan sebagai riba yang diharamkan oleh syariat

islam. Sehingga dalam ekonomi yang berbasis syariah, bunga tidak diterapkan

dan sebagai gantinya diterapkan siste bagi hasil yang dalam syariat islam

dihalalkan untuk dilakukan (Fajriyati, 2018).

Islam memiliki dua sistem distribusi utama, yakni distribusi secara

komersial dan mengikuti mekanisme pasar serta sistem distribusi yang

xxii
bertumpu pada aspek keadilan sosial masyarakat. Sistem distibusi pertama,

bersifat komersial, berlangsung melalui proses ekonomi. Menurut Yusuf

Qardhawi ada 4 aspek terkait keadilan distribusi yaitu: (a) gaji yang setara (al

ujrah al mitsl) bagi para pekerja (b) profit atau keuntungan untuk pihak yang

menjalankan usaha atau yang melakukan perdagangan melalui mekanisme

mudharabah maupun bagi hasil (profit sharing) untuk modal dana melalui

mekanisme musyarakah (c) biaya sewa tanah serta alat produksi lainnya (d)

tanggung jawab pemerintah terkait dengan peraturan dan kebijakannya.

Konsep bagi hasil ini sangat berbeda sekali dengan konsep bunga yang

diterapkan oleh sistem ekonomi konvensional. Dalam ekonomi syariah,

konsep bagi hasil dapat dijabarkan sebagai berikut (a) pemilik dana

menanamkan dananya melalui institusi keuangan yang bertindak sebagai

pengelola dana. (b) Pengelola mengelola dana-dana tersebut dalam sistem

yang dikenal dengan sistem penghimpunan dana, selanjutnya pengelola akan

menginvestasikan dana-dana tersebut kedalam proyek atau usaha-usaha yang

layak dan menguntungkan serta memenuhi semua aspek syariah.

Menurut Karim, terdapat lima karakteristik nisbah bagi hasil yang terdiri

dari (a) Presentase, Nisbah bagi hasil harus dinyatakan dalam persentase (%,)

bukan dalam nominal uang tertentu (Rp). (b) Bagi untung dan bagi rugi.

Pembagian keuntungan berdasarkan nisbah yang telah disepakati, sedangkan

pembagian kerugian berdasarkan porsi modal masing-masing pihak. (c)

Jaminan. Jaminan yang akan diminta terkait dengan character risk yang

dimiliki oleh mudharib karena jika kerugian diakibatkan oleh keburukan

xxiii
karakter mudharib, maka yang menanggungnya adalah mudharib. Akan tetapi,

jika kerugian di akibatkan oleh business risk, maka shahibul mal tidak

diperbolehkan untuk meminta jaminan pada mudharib (d) besaran nisbah,

Angka besaran nisbah bagi hasil muncul sebagai hasil tawar menawar yang

dilandasi oleh kata sepakat dari pihak shahibul mal dan mudharib. (e) cara

menyelesaikan kerugian. Kerugian akan ditanggung dari keuntungan terlebih

dahulu karena keuntungan adalah pelindung modal. Jika kerugian melebihi

keuntungan, maka akan diambil dari pokok modal.

Bagi hasil menurut terminologi asing (inggris) dikenal dengan profit

sharing. Profit sharing dalam kamus ekonomi diartikan dengan pembagian

laba yaitu sebagai berikut: (a) Pendekatan Profit Sharing, Sistem profit

sharing dalam pelaksanannya merupakan bentuk dari perjanjian kerja sama

antara pemodal dan pengelola modal dalam menjalankan kegiatan usaha

ekonomi di mana di antara keduanya akan terikat kontrak bahwa di dalam

usaha tersebut. Jika mendapat keuntungan akan dibagi kedua pihak sesuai

nisbah kesepakatan di awal perjanjian, dan begitu pula bila usaha mengalami

kerugian maka akan ditanggung bersama sesuai porsi masing-masing.

Keuntungan yang dibagikan adalah keuntungan bersih net profit yang

merupakan lebihan dari selisih atas pengurangan total cost terhadap revenue.

(b) Pendekatan Revenue Sharing, Revenue sharing merupakan sistem bagi

hasil yang dihitung dari total pendapatan pengelolaan Dana tanpa dikurangi

dengan pembiayaan pengelolaan dana. Lebih jelasnya revenue sharing

dalam arti perbankan adalah perhitungan bagi hasil didasarkan pada total

xxiv
seluruh pendapatan yang diterima sebelum dikurang dengan biaya-biaya yang

telah dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. Pola ini dapat

memperkecil kerugian ansabah, hanya saja jika bagi hasil didasarkan pada

profit sharing, maka persentase bagi hasil untuk nasabah akan jauh lebih

tinggi.

3. Penerapan Akad

Kata akad berasal dari bahasa Arab al-aqd yang secara etimologi berarti

perikatan, perjajian, dan permufakatan. Secara terminology fiqh akad

didefinisikan dengan “pertalian ijab dan Kabul sesuai dengan kehendak syariat

yang berpengaruh pada objek perikatan. Mudharabah adalah suatu kerjasama

kemitraan yang terdapat pada zaman jahiliah yang diakui Islam. Dalam

transaksi dengan prinsip mudharabah harus dipenuhi rukun mudharabah yaitu

(a) shahibul maal (pemilik dana/nasabah) (b) Mudharib (c) Amal

(usaha/pekerjaan) (d) Ijab Qabul Dilihat dari segi kuasa yang diberikan kepada

pengusaha, mudharabah terbagi menjadi 2 jenis, yaitu: (a) Mudharabah

mutlaqah, Mudharabah mutlaqah adalah akad mudharabah dimana shahibul

maal memberikan kebebasan kepada pengelola dana (mudharib) dalam

pengelolaan investasinya. Dalam penerapan akadnya, mudharabah mutlaqahah

merupakan akad perjanjian antara dua pihak yaitu shahibul mal dan mudharib.

Shahibul mal tidak memberikan batasan jenis usaha waktu yang diperlukan,

waktu yang diperlukan, strategi pemasarannya, serta wilayah bisnis yang

dilakukan. (b) Mudharabah muqayyadah, Mudharabah muqayyadah

merupakan akad kerja sama usaha antara dua belah pihak yang mana pihak

xxv
pertama sebagai pemilik dana (shahibul mal) dan pihak kedua sebagai

pengelola dana (mudharib), dan memberikan batasan atas penggunaan dana

yang diinvestasikannya, batasannya antara lain tentang (a) tempat dan cara

berinvestasi (jenis investasi), (c) Objek Investasi, (d) Jangka waktu.

Karakteristik akad Menurut Wiroso Beberapa karakteristik akad

mudharabah adalah sebagai berikut: (a) Kedua belah pihak yang mengadakan

kontrak. Di dalam akad yang tercantum pernyataan yang harus dilakukan dua

belah pihak yang mengadakan kontrak, dengan ketentuan sebagai berikut (a)

Di dalam perjanjian tersebut harus dinyatakan secara tersurat ataupun tersirat

mengenai tujuan dari kontrak (b) penawaran dan penerimaan harus disepakati

oleh kedua belah pihak di dalam kontrak tersebut (c) Maksud penawaran dan

penerimaan merupakan suatu kesatuan informasi yang sama penjelasannya.

(b) Modal adalah sejumlah uang pemilik Dana dan diberikan kepada mudharib

untuk diinvestasikan (dikelola) dengan kegiatan usaha mudharabah. Syarat-

syarat yang tercakup meliputi (a) jumlah modal harus diketahui secara pasti

termasuk jenis mata uangnya (b) modal harus dalam bentuk tunai, tidak dalam

bentuk piutang (c) modal mudharabah hanya dapat ditarik pada jangka waktu

tertentu (d) modal mudharabah langsung dibayar kepada mudharib (c)

Keuntungan adalah jumlah yang melebihi jumlah modal dengan syarat-syarat

berikut (a) keuntungan harus berlaku bagi kedua belah pihak (b) tidak ada

pihak ketiga yang memperoleh bagi hasil dari kedua belah pihak (c) pemilik

dana akan menanggung semua kerugian, sebaliknya mudharib tidak

menanggung kerugian sedikitpun. (d) Jenis usaha/ pekerjaan diharapkan

xxvi
mewakili adanya kontribusi mudharib dalam usahanya untuk mengembalikan/

membayar modal kepada penyedia Dana jenis pekerjaan dalam hal ini

berhubungan dengan masalah manajemen dari pembiayaan mudharabah itu

sendiri. Adapun syarat-syaratnya sebagai berikut: (a) bentuk pekerjaan usaha

merupakan hak khusus mudharib, tidak ada intervensi manajemen dari pemilik

Dana (b) penyedia dana tidak boleh membatasi kegiatan mudharib seperti

melarang mudharib agar tidak sukses dalam pencarian laba/keuntungan (c)

mudharib tidak boleh melanggar hukum syariah islam dalam usahanya (d)

mudharib harus mematuhi syarat-syarat yang diajukan pemilik dana.

4. Kepercayaan

Menurut Kotler dan Keller (2008) kepercayaan adalah kesediaan

perusahaan untuk bergantung kepada mitra bisnis, Kepercayaan melibatkan

kesediaan seseorang untuk bertingkah laku karena keyakinan bahwa mitranya

akan memberikan apa yang ia harapkan. Kepercayaan menabung pada

lembaga keuangan syariah merupakan keyakinan nasabah untuk

mempertahankan hubungan jangka panjang. Kepercayaan dimaknai sebagai

kemauan atau kesediaan antara individu (satu pihak dengan pihak lain) untuk

saling mengandalkan satu dengan yang lain. Selanjutnya disebut juga

kepercayaan karena timbul sebagai hasil dari persepsi kredibilitas pihak yang

dipercaya akan mampu untuk mewujudkan semua kewajiban dan janji yang

telah dinyatakan. Oleh karena itu, jaminan kepercayaan yang diberikan oleh

bank haruslah menjadi salah satu daya tarik bagi nasabah dalam memilih bank

xxvii
sebagai tempat yang benar-benar dapat dipercaya sebagai tempat untuk

menabung.

Ada beberapa jenis dalam kepercayaan konsumen, kepercayaan ini

meliputi: (a) Kepercayaan Moral. Kepercayaan moral berarti masyarakat

percaya kepada bank tersebut, karena bank mempunyai nama baik dan belum

pernah melakukan pelayanan tercela di masyarakat. (b) Komersial.

Kepercayaan komersial diartikan masyarakat menilai bank tersebut selalu

memberikan pelayanan yang baik. (c) Keuangan. Kepercayaan finansial

(keuangan) diartikan masyarakat percaya kepada bank dengan memperhatikan

kekayaannya dan kebijakannya menarik tabungan dari masyarakat.

Indikator Kepercayaan diantaranya sebagai berikut: (a) Kompetensi,

Kompetensi adalah persepsi atas pengetahuan, kemampuan untuk

menyelesaikan masalah, dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan lain

yang dimiliki oleh satu pihak. (b) Integritas, Integritas merujuk kepada

kejujuran kebenaran. Dimensi ini adalah yang paling penting saat seseorang

menilai apakah orang lain dapat dipercaya atau tidak. Intergritas merupakan

pondasi yang baik dalam membangun komunikasi dengan rasa saling

menghargai dan menghormati, maka kita dapat membangun kerjasama yang

baik. (c) Kejujuran, Kejujuran yang sesuai dengan kondisi yang ada. Serta

dalam penyampaian informasi tidak berlebihan dan sesuai dengan fakta yang

terjadi. (d) Kebaikan hati, didasarkan pada besarnya kepercayaan kepada

mitranya. Kepercayaan nasabah mungkin ditangkap oleh persepsi. Sesuatu

xxviii
yang memiliki sikap baik akan membentuk niat untuk menggunakan prduk

dengan baik.

5. Keputusan Nasabah Menabung

Keputusan adalah pemilihan di antara berbagai alternatif. Keputusan

merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum situasi yang

dilakukan melalui pemilihan satu alternative dari beberapa alternatif lain dan

ada tujuan yang ingin dicapai dari keputusan yang diambil (Mardalena, 2017).

Keputusan Pembelian yaitu beberapa tahapan yang dilakukan oleh konsumen

sebelum melakukan keputusan pembelian suatu produk. Pengambilan

keputusan ini secara langsung melibatkan individu untuk mendapatkan atau

mempergunakan barang/produk dan jasa yang ditawarkan oleh produsen atau

perusahaan (Sudirman, 2020).

Menabung merupakan kegiatan dimana seseorang menyimpan uangnya di

celengan, atau di bank dengan tujuan untuk menyiapkan dana cadangan di

masa depan untuk kebutuhannya. Jadi keputusan menabung berarti memilih

dan menetapkan satu alternative dari alternatif lain yang dianggap paling

menguntungkan untuk menbaung atau menyimpan uang. Proses pengambilan

keputusan para konsumen dalam sebuah keputusan melewati lima tahap yaitu:

(a) Pengenalan masalah, Pengenalan kebutuhan pada hakikatnya bergantung

pada berapa banyak ketidaksesuaian yang ada diantara keadaan actual (yaitu

situasi konsumen sekarang). Dalam keadaan yang diinginkan (yaitu situasi

yang konsumen inginkan). (b) Pencarian informasi, Sesudah pengenalan

kebutuhan terjadi maka selanjutnya, konsumen mungkin terlibat pencarian

xxix
akan pemuas kebutuhan yang potensial. Pencarian informasi dapat bersifat

eksternal dan internal. Pencarian internal melibatkan pemerolehan kembali

pengetahuan dari ingatan, sementara pencarian eksternal terdiri atas

pengumpulan informasi di pasar. (c) Evaluasi alternative, Proses dimana suatu

pilihan alternatif pilihan dievaluasi dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan

konsumen. Pencarian informasi dan evaluasi alternatif memiliki hubungan

yang rumit selama pengambilan keputusan (d) Keputusan pembelian, Kaidah

keputusan konsumen yang sering disebut heuristic merupakan prosedur yang

digunakan oleh konsumen untuk memudahkan pembelian. Kaidah ini

mengurangi beban untuk membuat keputusan yang kompleks dengan

memberikan garis pedoman atau menjadikan kebiasaan sehingga menjadika

proses yang tidak memberatkan. (e) Perilaku pasca pembelian, Setelah

pembelian/konsumsi sudah dilakukan oleh konsumen maka itu bukannlah

akhir dan kepastian akan tetap menggunakan produk dan jasa yang sama

kedepannya. Karena pembeli akan mengevaluasi alternatif sesudah pembelian

seperti halnya sebelum pembelian. Jika keterlibatan tinggi, bukan tidak lazim

pembeli mengalami periode yang seketika dan sementara hasilnya berupa

penyesalan atau keraguan sesudah keputusan. Hal ini dapat menimbulkan

dampak pada pembeli apakah pembeli bersangkutan merasa puas atau tidak

puas dengan transaksinya. Keyakinan dan sikap yang terbentuk pada tahap ini

langsung mempengaruhi niat pembelian dimasa mendatang.

xxx
6. Bank Syariah

Bank merupakan suatu lembaga yang mengerahkan Dana dalam dalam

bentuk simpanan dan menyalurkan dalam bentuk pembiayaan kepada

masyarakat dan telah diberi izin oleh pemerintah. Kara Banca merupakan

istilah bank secara etimologis yang mempunyai arti bangku/tempat duduk.

Bank dengan tugasnya menyelengarakan jasa dalam lalu lintas uang ini bisa

berbentuk lembaga, badan usaha atau organisasi (Dini, 2007) Dalam

perbankan syariah terdapat beberapa lembaga seperti Bank Umum Syariah,

BPRS dan UUS menurut Dini adalah sebagai berikut: (1) BUS adalah

lembaga keuangan syariah yang berperan dalam jasa lalu lintas pembayaran.

(2) BPRS adalah lembaga keuangan syariah yang tugasnya sama dengan Bank

Umum Syariah hanya saja berfokus ke bentuk pembiayaan. (3) UUS adalah

Lembaga Keuangan Syariah yang unit kerjanya masih berada dibawah Bank

Induk Konvensional namun dalam operasionalnya sudah mengikuti kaidah-

kaidah syariah.

Bank yang operasionalnya berdasarkan UU tentang Perbankan Syariah

harus menjalankan segala kegiatannya berlandaskan nilai-nilai syariah. Prinsip

syariah merupakan sebuah prinsip dalam perjanjian terhadap pembiayaan

kegiatan lainnya berdasarkan hukum dalam Islam dan hukum Negara, antara

lain pembiayaan yang menggunakan prinsip berlandaskan bagi hasil

(mudharabah), dan pembiayaan yang menggunakan prinsip berdasarkan

penyertaan modal (musyarakah).

xxxi
Tujuan didirikannya Bank Syariah secara umum adalah dapat membantu

terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat luas dengan hadirnya model-model

pembiayaan yang dikeluarkan oleh bank syariah. Di bank syariah terdapat

prinsip yang harus dijalankan seperti (1) prinsip simpanan murni (al-wadiah).

Al-Wadiah atau bentuk simpanan yang diperoleh nasabah merupakan fasilitas

dari prinsip simpanan murni. (2) Bagi hasil (syirkah). Prinsip ini merupakan

fasilitas yang menghadirkan pembagian hasil antara yang memiliki modal

dengan yang mengelola modal. (3) Prinsip jual beli (at-tijarah). Prinsip ini

merupakan fasilitas yang menawarkan bantuan kepada nasabah dengan model

bank akan membeli barang dibutuhkan nasabah yang selanjutnya di jual

belikan kepada nasabah tersebut.

B. Penelitian Terdahulu

Dalam mendukung materi yang diangkat pada penelitian ini, maka

disajikan beberapa penelitian terdahulu yang serupa tentang pengaruh citra

merek, Tingkat nisbah bagi hasil, penerapan akad, dan kepercayaan terhadap

keputusan nasabah menabung di bank syariah. Berikut tinjauan literatur

terdahulu yang menjadi bahan pada penelitian kali ini:

xxxii
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Penelitian Variabel yang Hasil Penelitian


Peneliti digunakan

1. Dennis Eka Pengaruh Citra Citra Merek Menunjukkan bahwa


Saputra, Merek (Brand (Brand Image), citra merek memiliki
(Dennis, Image) Terhadap Keputusan pengaruh positif dan
2018) Keputusan Nasabah Nasabah signifikan terhadap
Menabung di Bank Menabung keputusan nasabah
Syariah Mandiri menabung pada bank
Depok syariah mandiri
depok. Selain itu citra
merek (brand image)
berpengaruh
terhadap keputusan
pembelian.

2. Casriyanti, Pengaruh Religiusitas, Menunjukkan bahwa


(Casriyanti, Religiusitas, Consumer Consumer knowledge
2020) Consumer Knowledge, tidak berpengaruh
knowledge, dan Brand Image secara signifikan
Brand Image keputusan terhadap keputusan
terhadap keputusan menjadi menjadi nasabah pada
menjadi nasabah nasabah bank syariah,
pada bank syariah sedangkan brand
image tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
keputusan menjadi
nasabah pada bank
syariah. Sedangkan
Consumer knowledge

xxxiii
dan Brand Image
berpengaruh secara
simultan terhadap
keputusan menjadi
nasabah pada bank
syariah

3. Alfiatul Pengaruh Pengetahuan, Menunjukkan bahwa.


Rohmaniah Pengetahuan Promosi, Brand image dan
, Promosi, Lokasi, Lokasi, Brand religiusitas
(Rohmania dan Brand Image Image, berpengaruh positif
h, 2019) terhadap keputusan keputusan dan signifikan
nasabah menabung nasabah terhadap keputusan
di Bank Syariah menabung, nasabah menabung di
dengan Religiusitas Religiusitas bank syariah.
sebagai variable sebagai Sedangkan
Moderating (Studi variabel pengetahuan, promosi,
kasus pada moderating dan lokasi tidak
masyarakat kota berpengaruh terhadap
salatiga). keputusan nasabah
menabung di bank
syariah

xxxiv
4. Mega Pengaruh Religiusitas, Menunjukkan bahwa
Usvita, Religiusitas dan Kepercayaan, Religiusitas dan
(Usvita, Kepercayaan Keputusan kepercayaan
2021) Nasabah Terhadap Menabung berpengaruh positif
Keputusan dan signifikan
Menabung Pada terhadap keputusan
Bank Nagari menabung pada Bank
Syariah KCP Nagari Syariah KCP
Simpang Empat. Simpang Empat.

5. Erik Rif’ad Pengaruh Lokasi, Lokasi, Bagi Menunjukkan bahwa


Hendra Bagi Hasil, dan Hasil, Promosi, Lokasi tidak
Putra, Ade Promosi Terhadap Keputusan berpengaruh secara
Sofyan Keputusan Nasabah nasabah signifikan terhadap
Mulazid, Menabung di PT menabung proses keputusan
(Putra & Panin Dubai menabung nasabah di
Mulazid, Syariah Bank PT Panin Dubai
2019) Syariah, Sedangkan
Bagi Hasil
berpengaruh
secarasignifikan
terhadap keputusan
nasabah menabung,
selain itu promosi
berpengaruh secara
signifikan terhadap
proses keputusan
nasabah menabung.
Lalu Lokasi, Bagi
Hasil, Promosi,
berpengaruh secara

xxxv
simultan terhadap
keputusan nasabah
menabung

6. Aziz, Pengaruh Kualitas Kualitas Menunjukkan bahwa


Nazarudin Layanan, Layanan, pengaruh kualitas
Hendrasaty Kepercayaan dan Kepercayaan, layanan tidak dapat
o, Vito Promosi Terhadap Promosi, Minat dijamin karena
Shiga Minat Nasabah Menabung terdapat pengaruh
(Aziz & Menabung di Bank yang signifikan dan
Hendrastyo Syariah positif. Sedangkan
, 2020) pengaruh kepercayaan
terhadap minat
nasabah menabung di
bank syariah tidak
dapat dijamin dan
terdapat hasil yang
tidak signifikan dan
negative terhadap
minat nasabah
menabung, selain itu
promosi berpengaruh
signifikan terhadap
minat nasabah
menabung

7. Aulia Pengaruh Brand Brand Image, Menunjukkan bahwa


Fajriyati Image dan Nisbah Nisbah Bagi brand image memiliki
(Fajriyati, Bagi Hasil Hasil, pengaruh yang
2018) Terhadap Keputusan signifikan terhadap
Keputusan Nasabah nasabah keputusan nasabah
Menabung di Bank menabung di bank

xxxvi
Syariah (Studi pada menabung syariah, sedangkan
Bank BNI Syariah nisbah bagi hasil tidak
KCP memiliki pengaruh
yang signifikan
terhadap keputusan
nasabah menabung.
Selain itu brand
image dan Nisbah
bagi hasil
berpengaruh secara
simultan terhadap
keputusan nasabah
menabung

8. Dewi Pengaruh Brand Brand Image, Menunjukkkan bahwa


Sartika Image, Nisbah Bagi Nisbah Bagi brand image, Nisbah
Lubis, Hasil, dan Kualitas Hasil, Kualitas bagi hasil, dan
(Lubis, Pelayanan Pelayanan, Kualitas pelayanan
2021) Terhadap Keputusan berpengaruh positif
Keputusan Nasabah Nasabah secara parsial
Menabung pada PT Menabung terhadap keputusan
Bank Muamalat nasabah menabung,
Indonesia kemudian secara
simulltan brand
image, nisbah bagi
hasil, dan kualitas
pelayanan
berpengaruh terhadap
keputusan nasabah
menabung

9. Edwin Pengaruh Tingkat Tingkat Nisbah Menunjukkan bahwa

xxxvii
Prassetio, Nisbah Bagi Hasil, Bagi Hasil, Tingkat nisbah bagi
(Prassetio, Penerapan Akad, Penerapan hasil, penerapan akad,
2017) Citra Merek, Akad, Citra dan promosi secara
Promosi, dan Merek, parsial tidak
Kualitas Pelayanan Promosi, berpengaruh terhadap
Terhadap Minat Kualitas minat menabung.
Menabung Pada Pelayanan, Sedangkan Citra
Lembaga Minat Merek dan Promosi
Perbankan Syariah Menabung secara parsial
(Studi Kasus berpengaruh terhadap
Masyarakat minat menabung.
Tangerang Selatan) Kemudian Tingkat
nisbah bagi hasil, citra
merek, penerapan
akad, promosi, dan
kualitas pelayanan
berpengaruh secara
simultan terhadap
minat menabung.

10. Novita Analisis Pengaruh Kualitas Kualitas produk,


Himatul Kualitas Produk, Produk, kualitas pelayanan
Ulya, Kualitas Pelayanan Kualitas dan kepercayaan
Embun Dan Kepercayaan Pelayanan, secara simultan
Duriany Terhadap Minat Kepercayaan berpengaruh
Soemarso Menabung Pada Pt dan minat signifikan terhadap
dan Moch. Bank Tabungan menabung minat menabung
Abdul Negara (Persero) nasabah pada PT
Kodir tbk cabang Bank Tabungan
(2020 semarang Negara (Persero) Tbk.
Cabang Semarang

xxxviii
11. Sisca Pengaruh Pandangan Variabel keamanan
Damayanti Pandangan Islam, Islam, dan dan Pelayanan
(2017) Pelayanan dan Pelayanan, lebih berpengaruh
Keamanan Keamanan dan terhadap Minat
Terhadap Minat Minat nasabah dalam
Nasabah untuk Menabung. memutuskan
Menabung di Bank menabung di Bank
Syariah Mandiri Syariah Mandiri
Cabang X

12. Akhmad Analisis Faktor Pelayanan, Pelayanan secara


. Darmawan, Faktor yang Minat nasabah parsial berpengaruh
S.E.,M.si Mempengaruhi menabung.
positif signifikan
Ninik Dewi Minat Nasabah
terhadap minat
Indahsari, Menabung di Bank
nasabah menabung
Sri Syariah
Rejeki, di bank jateng

Muhamma syariah
d
Rizqie
Aris,
dan Roqi
Yasin
(2019)
13. Nazaruddin Pengaruh Kualitas Berdasarkan hasil
Aziz dan Kualitas Layanan, analisis statistik
Vito Shiga
Layanan, Kepercayaan, dalam penelitian ini
Hendrastyo Promosi dan
Kepercayaan Minat ditemukan bahwa
(2019)
Dan Promosi Nasabah hipotesis pertama
Terhadap Minat Menabung (H1) disimpulkan

xxxix
Nasabah bahwa kualitas
Menabung Pada layanan tidak
Bank Syariah mempunyai
Cabang Ulak pengaruh signifikan
Karang Kota dan negatif terhadap
Padang minat nasabah

14. Hestin Sri Pengaruh Brand Brand image Tidak memiliki


Produk
Widiawati Image Produk hubungan yang
(2020) Syariah,
Syariah Dan signifikan antara
Religius dan
Religius Minat brand image Syariah
Terhadap Minat Menjadi terhadap minat
Menjadi Nasabah menjadi nasabah
Nasabah Bank perbankan Syariah.
Syariah Di Kota Dan tidak terdapat
Kediri hubungan yang
signifikan antara
tingkat religiusitas
terhadap minat
menjadi nasabah
perbankan Syariah

15. Ipfa Retno Faktor-Faktor Religius dan Religius berpengaruh


minat
Astuti, yang terhadap minat
menabung
Endang
Mempengaruhi menabung di Bank
Masitoh
Minat Syariah Surakarta
dan
Menabung di
Purnama
Siddi Bank Syariah

(2020)

xl
Surakarta

16. Isnaeni Pengaruh Bagi Bagi hasil, minat menabung di


Brand Image
Pamilih Hasil, bank syariah dapat
dan ,Keragaman
Brand Image dipengaruhi
Ratieh Produk dan
, dan Keragaman Minat oleh bagi hasil,
Widhiastuti
Produk Menabung brand image, dan
(2020)
Terhadap Minat keragaman
Menabung di produk. Selain itu,
Bank Syariah promosi mampu
dengan Promosi menjadi
Sebagai syariah
Variabel moderasi tetapi
Moderasi memperlemah
hubungan antara
bagi hasil, citra
perusahaan dan
keragaman produk
terhadap minat
menabung
di bank syariah.

17. Fitri Yana Pengaruh Brand Brand Brand Image tidak


Salam dan Awareness, Awareness, berpengaruh
Rafika Brand
Brand Image signifikan terhadap
Rahmawati Image,Media
dan minat nasabah
(2020) Communicatio
Media memilih bank
n dan Minat
Communication Nasabah BRISyariah KCP

xli
Terhadap Minat Cileungsi
Nasabah
Memilih Bank
Bri Syariah Kcp
Cileungsi

Sumber: Hasil pengamatan dari berbagai sumber diolah (2023)

C. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan landasan teori dan tujuan dalam penelitian ini yang

menjelaskan pengaruh citra merek, tingkat nisbah bagi hasil, penerapan akad,

dan kepercayaan terhadap keputusan nasabah menabung di bank syariah maka

dibuatlah sebuah kerangka teori dari penelitian. Disajikan dua jenis variable

meliputi variable terikat dan variabel bebas. Variabel terikat disimbolkan

dengan Y yaitu Keputusan Nasabah Menabung dan Variabel bebas

disimbolkan dengna X yaitu variable meliputi citra merek, tingkat nisbah bagi

hasil, penerapan akad, dan kepercayaan. Berikut disajikan kerangka

pemikiran:

Citra Merek
(X1) H1

H2
Keputusan
Tingkat nisbah
Nasabah
bagi hasil (X2)
H3 Menabung (Y)

Penerapan akad
(X3) H4

Kepercayaan
(X4)
xlii
H5

Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran

xliii
Keterangan:

: Parsial

: Simultan

D. Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan sementara dari jawaban peneliti yang selanjutnya

dibuktikan dengan menganalisis data berupa angka yang telah dikumpulkan.

Sehingga dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian adalah:

a) Hubungan Citra Merek dengan Keputusan Menabung

Citra Merek adalah sebuah persepsi mengenai sebuah merek yang

digambarkan oleh asosiasi merek yang ada di dalam benak konsumen

(Dennis, 2018). Citra merek menjadi sebab keputusan nasabah menabung.

Citra merek sangat berpengaruh terhadap keputusan nasabah menabung,

karena dengan citra merek yang kuat dan positif maka akan semakin baik

pula peluang bagi bank untuk mengembangkan diri dan mendapatkan

loyalitas kepercayaan nasabah. Namun belum ada yang menjelaskan

hubungan antara citra merek dengan keputusan nasabah menabung.

Sehingga bunyi rumusan hipotesis berdasarkan penjelasan tersebut adalah:

Ha1: Citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Keputusan Menabung.

xliv
b)Hubungan Tingkat Nisbah Bagi Hasil dengan Keputusan Menabung

Nisbah bagi hasil (revenue sharing) adalah bagi hasil yang dihitung dari

total pendapatan pengelolaan dana (Fajriyati, 2018). Mekanisme perhitungan

bagi hasil dalam bank syariah terbagi menjadi dua yaitu profit sharing dan

revenue sharing dengan nisbah bagi hasil dan presentase pembagian yang

sesuai pada bank syariah maka nasabah akan tertarik untuk menitipkan

dananya pada bank syariah. Oleh sebab itu maka dirumuskan hipotesis

sebagai berikut:

Ha2: Tingkat Nisbah Bagi Hasil berpengaruh positif dan signifikan

terhadap keputusan menabung.

c) Hubungan Penerapan Akad dengan keputusan menabung

Produk tabungan pada bank syariah menggunakan akad mudharabah dan

wadiah. Mudharabah banyak digunakan dalam bisnis komersil jangka

pendek. Penerapan akad yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada

produk tabungan akan mendorong nasabah untuk menabung di bank syariah.

Sehingga dikarenakan penelitian ini menggunakan populasi nasabah yang

menabung di bank syariah maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ha3: Penerapan akad berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan menabung.

d) Hubungan Kepercayaan dengan keputusan menabung

Kepercayaan merupakan kondisi mental yang didasarkan oleh situasi

seseorang dan konteks sosialnya, sehingga ketika seseorang mengambil

keputusan ia akan cenderung memilih keputusan berdasarkan pilihan-pilihan

xlv
yang dipercayainya (Usvita, 2021). Kepercayaan dalam keputusan

menabung sangat penting. Kepercayaan memiliki sebuah keyakinan yang

pada akhirnya akan mendorong nasabah untuk memutuskan menabung di

bank syariah. Dan dengan didukungnya faktor-faktor tersebut, maka

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ha4: Kepercayaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan menabung.

e) Hubungan Citra Merek, Tingkat Nisbah Bagi Hasil, Penerapan

Akad, dan Kepercayaan dengan Keputusan Menabung

Nasabah dengan berbagai faktor dan keinginan mereka untuk menitipkan

dananya pada bank syariah pastinya harus melihat dari berbagai kriteria. Jika

nasabah sudah mempersepsikan bank syariah dapat memberi keuntungan

yang sesuai dengan karakteristik mereka, maka nasabah juga tentunya akan

puas untuk menabung di bank syariah. Dan dengan didukungnya faktor-

faktor yang ada maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ha5: Citra Merek, Tingkat Nisbah Bagi Hasil, Penerapan Akad, dan

Kepercayaan berpengaruh positif secara simultan terhadap keputusan

menabung.

xlvi
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian menggunakan penelitian kuantitatif. Kuantitatif menurut

Sugiyono (2011) merupakan jenis metode yang berlandaskan pada filsafat

positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian. Jenis Kuantitatif

adalah data yang didapat dari responden yang nantinya akan dianalisis sesuai

dengan apa yang ingin diketahui.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi Penelitian yang dipilih oleh peneliti berada di Kota Mataram.

Peneliti memilih Kota Mataram dikarenakan di Kota Mataram sudah terdapat

banyak Bank Syariah. Waktu penelitian dilakukan sekiranya pada bulan

Desember 2023.

C. Populasi dan Sampel

Populasi menurut Sugiyono (2011) populasi adalah keseluruhan dari

subjek penelitian. Populasi adalah sekelompok hal atau orang yang dipilih

peneliti untuk diselidiki dan ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian

ini yaitu nasabah yang menggunakan Bank Syariah.

Sampel merupakan bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Masyarakat yang menabung dan menggunakan Bank

xlvii
syariah adalah sampel pada uji kali ini. Tekhnik non-probability sampling

yaitu tekhnik convienience sampling merupakan metode pengambilan sampel

dimana peneliti mengambil sampel berdasarkan informasi yang dibutuhkan

peneliti serta kemudahan dari segi populasi.

Berkaitan dengan penentuan sampel, maka penulis menggunakan rumus

Lemeshow. Rumus Lemeshow ini digunakan apabila kita tidak mengetahui

jumlah populasi yang dikehendaki. Dikarenakan jumlah populasi masyarakat

yang menggunakan Bank Syariah belum diketahui, maka untuk mengetahui

jumlah sampel menggunakan rumus Lemeshow

2
n=Zα x P x Q
2
L

Diketahui:

n = Jumlah sampel minimal yang diperlukan

Zα = Nilai standar dari distribusi sesuai nilai α = 5% = 1,96

P = Prevalensi outcome, karena data belum di dapat, maka dipakai 50% Q

= 1- P

L = Tingkat ketelitian 10%

2
Sehingga didapatkan bawah n sebesar (1 , 96) x 0 ,5 x 0 ,5=96 , 04
¿¿

xlviii
Dengan hasil yaitu 96 merupakan jumlah minimum yang akan diambil sampel

dari masyarakat yang menggunakan bank syariah.

D. Operasional Variabel Penelitian

Variabel Penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah

variabeldependen dan independen. Dalam hal ini yang menjadi variabel

independen adalah citra merek (X1), tingkat nisbah bagi hasil (X2), Penerapan

Akad (X3), Kepercayaan (X4) sedangkan yang menjadi variabel dependen

adalah keputusan nasabah menabung (Y).

Dengan membaca definisi operasional dalam penelitian, peneliti akan

mengetahui pengukuran variabel sehingga peneliti dapat mengetahui baik

buruknya pengukuran tersebut. Untuk lebih jelasnya berikut adalah tabel

operasional variabel penelitian.

Tabel 3. 1 Operasional Variabel Penelitian


N Variabel Definisi Indikator Skala

1. Citra Merek Citra Merek adalah 1. Nama Bank Syariah Diukur

(X1) nama, istilah, memiliki citra merek dengan

tanda/logo, yang mudah diingat kuisioner

symbol/rancangan oleh nasabah

atau kombinasi dari


2. Bank Syariah
produk/ jasa yang
memiliki citra merek
dihasilkan oleh
yang tidak dimiliki oleh

xlix
pesaing. Brand image bank lain

menurut Biel yaitu


3. Produk Bank Syariah
citra produk yang
yang di pilih
artinya citra
berdampak positif
konsumen terhadap
4. Produk Bank Syariah
produk yang dapat
sesuai dengan harapan
berdampak positif
nasabah
dan negative yang

berkaitan dengan 5. Produk tabungan

kebutuhan, keinginan, yang dipilih pada bank

dan harapan dari syariah merupakan

konsumen. suatu kebutuhan

2. Tingkat Nisbah Bagi Hasil 1. Tingkat pembagian Diukur

Nisbah Bagi adalah ketentuan nisbah bagi hasil Bank dengan

Hasil (X2) presentase bank dan Syariah ditentukan kuisioner

disetujui pada awal dengan persentase yang

perjanjian (akad) disepakati oleh kedua

belah pihak.

2. Nisbah Bagi Hasil

lebih baik jika

dibandingkan dengan

bunga bank.

l
3. Return atau

pengembalian yang

didapat tergantung

kepada Hasil Kinerja

yang dimiliki.

3. Penerapan 1. Dalam transaksi Diukur

Akad (X3) tidak ada unsur Gharar, dengan

Riba, Dan Maitsir. Kuisione

r
2. Pihak Bank

menjelaskan secara

detail tentang rincian

dari isi akad yang akan

dilaksanakan

3. Akad perjanjian

harus tertulis dengan

jelas agar kedua belah

pihak tidak ada yang

merasa dirugikan

4. Shahibul Maal wajib

mengetahui siklus

perputaran alur dana

yang dilakukan oleh

li
pihak Mudharib

4. Kepercayaa Kepercayaan 1. kompetensi Diukur

n (X4) menabung pada dengan


2. Integritas
lembaga keuangan kuisioner
3. Kejujuran
syariah merupakan

keyakinan nasabah 4. Kebaikan Hati

untuk

mempertahankan

hubungan jangka

panjang.

Kepercayaan

dimaknai sebagai

kemauan atau

kesediaan antara

individu (satu pihak

dengan pihak lain)

untuk saling

mengandalkan satu

dengan yang lain.

5. Keputusan Tahapan pengambilan 1. Menabung di bank Diukur

Menabung keputusan ada lima syariah karena adanya dengan

(Y) yaitu, pengenalan kebutuhan dari dalam kuisioner

masalah, pencarian

lii
informasi, evaluasi diri sendiri

alternative, keputusan
2. Memutuskan
pembelian dan
menabunng setelah
perilaku pasca
melihat keunggulan
pembelian
produk-produk yang

terdapat pada bank

syariah.

3. Memilih produk

bank syariah sesuuai

dengan kebutuhan dan

setelah

mempertimbangkan

produk dari bank lain.

4. Memilih produk

bank syariah setelah

mengumpulkan

informasi dari berbagai

produk bank lain.

5. Menyukai fitur-fitur

yang ada di produk

tabungan bank syariah.

Sumber: Diolah peneliti (2023)

liii
E. Tekhnik Dan Instrumen Pengumpulan Data

Merupakan teknik untuk mengumpulkan data dan informasi tentang isu-

isu terkait penelitian. Dalam penelitian ini tekhnik yang digunakan ialah Data

Primer. Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara

langsung dari sumber ahli. Data primer dikumpukan langsung oleh peneliti

untuk menjawab pertanyaan penelitian. Pada penelitian ini, responden akan

menerima pertanyaan yang sama atau pertanyaan tertutup sehingga tidak ada

pertanyaan susulan diakhir pengumpulan data. Data primer dalam penelitian

ini menggunakan kuisioner.

Kuisioner adalah sebuah alat yang memungkinkan responde untuk mengisi

sebuah pertanyaan yang terdapat di dalamnya. Maksud menggunakan

kuisioner adalah untuk menyelesaikan tujuan penelitian yang dibantu dengan

perolehan data. Model skala likert digunakan dalam penelitian ini yang

berguna untuk mengukur pendapat, sikap, dan presepsi seseorang atau

kelompok terkait dengan serangkaian pertanyaan pada kuisioner yang

diajukan oleh peneliti tentang fenomena tersebut.

Tabel 3.2 Nilai Skala Likert

Simbol Keterangan Skor

STS Sangat Tidak Setuju 1

TS Tidak Setuju 2

N Netral 3

liv
S Setuju 4

SS Sangat Setuju 5

Adapun Instrumen Penelitian Menggunakan Uji Validitas, Uji Reliabilitas

F. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Adanya Uji Validitas guna menilai tingkat validitas insrumen kuisioner

pada saat pengumpulan data. Uji ini dilakukan untuk melihat apakah pertanyaan

pada kuisioner benar-benar siap untuk dikaji. Setiap skor indikator terhadap

jumlah skor indikator variable dapat dikorelasikan menggunakan uji validitas

(Ghozali & Imam, 2013). Dengan menggunakan SPSS versi 26 dalam uji

validitas ini dapat melihat pada tabel “corrected item-total correlation” pada

“item-total statistics” dan setelah itu dilakukannya pembandingan dengan nilai

yang ada pada tabel distribusi r. Apabila nilai r dalam perhitungan besarnya lebih

dari nilai r yang didapatkan dari tabel distribusi maka butir pernyataan yang

diajukan dalam kuesioner penelitian adalah valid.

2. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas ini ialah suatu hal yang digunakan untuk mengukur

konsistensi kuisioner yang merupakan tanda dari variable. Jika seseorang

merespons secara konsisten dari waktu ke waktu maka kuisioner dapat dianggap

reliable atau handal. Suatu variabel dikatakan reliable ketika memberikan nilai

Alpha Cronbach > 0.60 (Ghozali & Imam, 2013).

lv
G. Tekhnik Analisis Data

Dalam menjawab sebuah hipotesis serta dilakukannya perhitungan maka

perlu dilakukan yang namanya Analisis data. Sebelumnya perlu dikelompokkan

data berdasarkan kategori-kategori pada penelitian ini. Pendekatan statistik

merupakan metode analisis yang digunakan dengan cara mendapatkan data yang

bersifat faktual dari kuesioner yang sudah dijawab oleh peserta penelitian dan

selanjutnya digunakanlah analisis regresi linier berganda untuk diolah melalui

software SPSS versi 25.

Uji kelayakan model (goodness of fit model) dan uji asumsi klasik

merupakan proses analisis datanya. Uji asumsi klasik yang mempunyai 3 uji

didalamnya yaitu

Uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas. Sedangkan

dalam uji hipotesis mempunyai 3 uji didalamnya yaitu uji simultan atau uji

bersama-sama (uji F), uji parsial atau uji individu (uji t), dan uji koefisien

determinasi. Selanjutnya data akan diinterprestasikan setelah beberapa uji diatas

sudah selesai dilakukan.

1. Uji Asumsi Klasik

Uji Asumsi Klasik yang digunakan yaitu: Uji Normalitas Uji

Multikolinieritas, dan Uji Heteroskedastisitas.

lvi
1) Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model

regresi, antara variabel dependen, variabel independen atau keduanya

mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali & Imam, 2013).

2) Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi

terdapat adanya korelasi antar variabel independen, dikatakan ada masalah

multikolinieritas, ketika terjadi korelasi. Karena model regresi yang baik itu

seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen (Ghozali & Imam,

2013).

3) Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas mempunyai tujuan untuk mengukur apakah model

regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain. Jika tidak terjadi heterokedastisitas atau bisa disebut dengan

homokedastisitas maka model regresi dapat dikatakan baik. Situasi tidak

terjadi heterokedastisitas sering terjadi apabila data yang digunakan

merupakan data crossection yang mana data ini menghimpun data yang

mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, besar)

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi berganda ialah suatu alat yang digunakan untuk

mengetahui pengaruh antar variabel independen terhadap dependen dengan

rumus seperti berikut:

lvii
Keterangan:

Y = a + B1 X1 + B2 X2 + B3 X3 + B4 X4 + e

Keterangan:

A = Nilai Konstanta

Y = Keputusan Nasabah Menabung

X1 = Citra Merek

X2 = Tigkat Nisbah Bagi Hasil

X3 = Penerapan Akad

X4 = Kepercayaan

B = Koefisisen Regresi

e = Standar error

3. Pengujian Hipotesis

1. Uji parsial (t)

Uji ini mempunyai maksud guna melihat hubungan variabel dependen dan

variabel independen secara individual atau parsial. Untuk dapat

menyimpulkan uji ini maka perlu melihat nilai probability. Apabila nilai pada

kolom probability t lebih kecil dari 0,05 selanjutnya dapat disimpulkan bahwa

ada pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, begitu

sebaliknya (Ghozali & Imam, 2013).

2. Uji Simultan (f)

Uji F dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh variabel

independen secara bersama-sama dapat mempengaruhi variabel dependen.

Apabila nilai F hitung lebih besar dari F tabel maka dapat dikatakan bahwa

lviii
variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel

dependen dan sebaliknya (Ghozali & Imam, 2013)

3. Koefisien Determinasi

Dalam menguatkan hasil uji sebelumnya maka dilakukan uji koefisien

determinasi guna melihat pengaruh yang diberikan antara variabel bebas (X)

dan Variabel Terikat (Y), atau dalam maksud lain nilai koefisien determinasi

atau R Square ini dapat dipergunakan guna memprediksi dan melihat

seberapa besar kontribusi pengaruh yang diberikan variabel X secara

simultan (secara bersama-sama) terhadap variabel Y.

lix
DAFTAR PUSTAKA

Apri, N. S. (2018). Nasabah Di Bank Syariah ( Studi Kasus Pada Bri Syariah Kc
Semarang ) SKRIPSI.

Casriyanti. (2020). Pengaruh Religiusitas, Consumer Knowledge dan Brand Image


terhadap Keputusan Menjadi Nasabah pada Bank Syariah Casriyanti Sekolah
Tinggi Agama Islam Pangeran Dharma Kusuma Segeran Indramayu. Jurnal
Tasyri’ : Jurnal Muamalah Dan Ekonomi Syariah, 2(1), 52–70.
http://ojs.staisdharma.ac.id/index.php/tjmes/article/view/14

Dennis, S. E. (2018). Pengaruh Citra Merek (Brand Image) Terhadap Keputusan Nasabah
Menabung Di Bank Syariah Mandiri Depok. Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah
Jakartai, 1–85.

Dini, A. W. (2007). Analisis Preferensi Nasabah Bank Syariah Di Kota Surakarta. UNS-F
Pertanian Jur Agrobisnis.

Fajriyati, A. (2018). Pengaruh Brand Image Dan Nisbah Bagi Hasil Terhadap Keputusan
Nasabah Menabung Di Bank Syariah (Studi Pada Bank BNI Syariah KC Tanjung
Karang).

Ghozali, & Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Pogram IBM SPSS 21
Update PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Keuangan, O. J. (2022). Statistik Perbankan Indonesia. Retrieved December 4, 2022, from


ttps://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/data-dan-statistik/statistik-perbankan-
indonesia/default.aspx

Kotler, P. (1996). Principles of Marketing. United Kingdom: Printhause Northamton.

Kotler, P. (2003). Manajemen Pemasaran. In P. Kotler, Manajemen Pemasaran Edisi


Kesebelas (p. 78). Jakarta: Indeks Kelompok Gramedia.

Lubis, D. S. (2021). Pengaruh Brand Image, Nisbah Bagi Hasil Dan Kualitas Pelayanan
Terhadap Keputusan Nasabah Menabung Pada Pt. Bank Muamalat Indonesia
Tbk. Kantor Cabang Utama Padangsidimpuan (Vol. 4, Issue 1).

Mardalena, S. d. (2017). Pengantar Manajemen. Yogyakarta: DEEPUBLISH.

OJK. (n.d.). Retrieved December 4, 2022, from Stasistik Perbankan Indonesia:


ttps://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/data-dan-statistik/statistik-perbankan-
indonesia/default.aspx

Philip Kotler, K. L. (2008). Manajemen Pemasaran Edisi Ketiga Belas. Jakarta:


Erlangga.

lx
Prassetio, E. (2017). Pengaruh Tingkat Nisabah Bagi Hasil, Penerapan Akad, Citra
Merek, Promosi dan Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Menabung pada
Lembaga Keuangan Perbankan Syariah (Studi Kasus MasyarakatTanggerang
Selatan). In Skripsi.

Rohmaniah, A. (2019). Pengaruh Pengetahuan, Promosi, Lokasi dan Brand Image


terhadap Keputusan Nasabah Menabung di Bank Syariah dengan Religiusitas
sebagai Variabel Moderating. Skripsi, 108.

Ruwaidah, S. H. (2020). Pengaruh Literasi Keuangan Syariah dan Shariah Governance


Terhadap Keputusan Mahasiswa dalam Menggunakan Jasa Perbankan Syariah.
Muhasabatuna : Jurnal Akuntansi Syariah, 2(1), 79.
https://doi.org/10.54471/muhasabatuna.v2i1.706

Statistik, B. P. (2022). Badan Pusat Statistik. Retrieved december 5, 2022, from Badan
Pusat Statistik: https://pariamankota.bps.go.id/indicator/13/129/1/jumlah-
nasabah.html

Sudirman, A. (2020). Prilaku Konsumen dan Perkembangan di Era Digital. In A. S.


DKK, Prilaku Konsumen dan Perkembangan di Era Digital (p. 29). Bandung:
WIDINA BHAKTI PERSADA BANDUNG.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta .

Sumarwan, U. (2015). Perilaku Konsumen Teori Dan Penerapannya Dalam Pemasaran.


Jakarta: PT Ghalia Indonesia.

Suryani, T. (2008). Perilaku Konsumen Implikasi Pada Strategi Pemasaran. Yogyakarta:


Graha Ilmu.

Suryani, T. (2013). Perilaku Konsumen Di Era Internet. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Usvita, M. (2021). Pengaruh Religiusitas Dan Kepercayaan Nasabah Terhadap Keputusan


Menabung Pada Bank Nagari Syariah Kcp Simpang Empat. Jurnal Apresiasi
Ekonomi, 9(1), 47–53. https://doi.org/10.31846/jae.v9i1.339

Wiroso. (2011). Akuntansi transaksi syariah. In wiroso, Akuntansi Transaksi Syariah (p.
553). Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia.

lxi

Anda mungkin juga menyukai