Anda di halaman 1dari 42

Strategi Perbankan Syariah Dalam Memenangkan Persaingan Di

Masa Pandemi Covid-19

Nama : Abdu Afif Kurnaen


Nim : 43120010234

Dosen Pengampu : Dr. Sudjono, M.Acc

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2023

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul "Tinjauan
Terhadap Perkembangan Bank Syariah di Indonesia". Makalah ini disusun sebagai
salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Perbankan Syariah.

Dalam proses penyusunan makalah ini, kami mengalami berbagai perjuangan dan
tantangan. Namun, dengan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, kami
berhasil menyelesaikan tugas ini. Oleh karena itu, kami ingin menyampaikan
penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya yang senantiasa melimpah.


2. Dosen mata kuliah Perbankan Syariah: Bapak Dr. Sudjono M.Acc. atas
bimbingan, arahan, dan penjelasan yang diberikan sehingga kami dapat
memahami konsep dan aplikasi ekonomi syariah dengan lebih baik.
3. Keluarga kami yang senantiasa memberikan doa, dukungan moral, dan
motivasi dalam menyelesaikan tugas besar ini.

Makalah ini disusun dengan harapan dapat memberikan kontribusi positif,


terutama dalam pemahaman mengenai perkembangan bank syariah di Indonesia.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang ingin memahami lebih
dalam mengenai Strategi Perbankan Syariah Dalam Memenangkan Persaingan Di
Masa Pandemi Covid-19

Akhir kata, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan
demi perbaikan di masa mendatang.

Terima kasih.

Abdu Afif Kurnaen

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1. Latar Belakang Masalah............................................................................1
1.2. Batasan Masalah........................................................................................5
1.3. Rumusan Masalah.....................................................................................5
1.4. Tujuan........................................................................................................5
1.5. Manfaat......................................................................................................5
BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................6
2.1. Ekonomi Islam..........................................................................................6
2.2. Strategi dan Pemasaran Syariah................................................................9
2.3. Perbankan Syariah...................................................................................15
2.4. Studi dan Penelitian Terdahulu................................................................17
BAB III PEMBAHASAN......................................................................................23
3.1. Penerapan................................................................................................23
3.2. Perbandingan antara teori/penelitian terdahulu dan praktek...................25
3.3. Pembahasan.............................................................................................27
BAB IV PENUTUP...............................................................................................34
4.1. Kesimpulan..............................................................................................34
4.2. Saran........................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................36

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Indonesia dalam kebijakan perbankannya menganut dual banking system.

Perbankan ganda berarti pembuatan dua sistem perbankan ialah konvensional

serta Syariah secara berdampingan, yang penerapannya diatur oleh UU. Jadi yang

terjalin merupakan bank syariah tidak otonom (mandiri), sehingga operasionalnya

masih berbasis bank konvensional. Bila demikian, perbankan syariah cuma

melaksanakan program dalam kerangka pengembangan bank konvensional,

apalagi bila di idamkan buat jadi bank syariah yang benar-benar mandiri dengan

bermacam fitur dalam kerangka tersebut, bank tersebut diakui secara nasional.

Tujuan kedatangan bank syariah secara universal merupakan buat mendesak

percepatan kemajuan ekonomi warga dengan melaksanakan aktivitas perbankan,

keuangan, komersial serta investasi cocok kaidah Syariah. Perihal inilah yang

membedakan bank-bank konvensional yang tujuan utamanya merupakan buat

menggapai keuntungan yang setinggi-tingginya (maximizing profit).

Meningkatnya ancaman global, lockdown tiba-tiba keadaan yang tidak

menentu, penutupan cepat segala proses yang berjalan, dan meluasnya virus

corona baru di seluruh dunia menciptakan atmosfer kondisi yang

mengkhawatirkan buat seluruh bisnis, unit penciptaan rantai pasokan, dan pasar

keuangan. Zona perbankan, yang memiliki peran berarti di pasar keuangan, pula

tidak luput dari tantangan yang mencuat akibat COVID-19 di seluruh dunia. Bank

dikira selaku pendorong utama perkembangan ekonomi di mana bank secara

1
langsung berkaitan dengan jumlah duit tersebar serta permintaan di dalam sesuatu

negeri ekonomi (Amina dan Fedhila, 2018).

Kedudukan bank syariah selaku lembaga keuangan mirip dengan

kedudukan bank biasa, ialah selaku perantara keuangan. Langkah strategis yang

bisa dicoba bank syariah di Indonesia buat tingkatkan kinerjanya dalam

perekonomian global, salah satunyadengan tingkatkan kinerja keuangan bank

syariah di tanah air (Muhammadin et al., 2019). Revisi kinerja keuangan tersebut

berakibat signifikan terhadap upaya bankuntuk melindungi keyakinan para

deposan buat senantiasa memakai jasa bank. Keahlian bank syariah dalam

mengelola dananya ialah prinsip utama yangharus dibesarkan oleh bank syariah

dalam tingkatkan kinerja keuanganpadabank syariah (Sulisytawati et al., 2021).

Kedudukan bank syariah dalam melaksanakan segalaaktivitasnya berlandaskan

pada kaidah serta hadits, oleh sebab itu bank syariah butuh mentransfer dana hasil

pembiayaannya kepada pihak lain yang memerlukan dana (peminjam).

Sepanjang dekade terakhir, industri perbankan syariah tumbuh sangat

pesat, tidak hanya jumlah Bank Umum Syariah (BUS) namun pula asetnya

bertambah beberapakali lipat sampai ratusan triliun. Memandang fenomena

perbankan syariah dikala ini, paling tidak terdapat tiga perihal yang menarik.

Pertama persaingan di pasar perbankan, Pemain semakin aktif menarik dana pihak

ketiga dari nasabah, paling utama dalam bentuk pinjaman. Kedua, pelanggan jadi

lebih rasional. Salah satu tren yang mulai timbul adalah nasabah mempunyai lebih

dari satu rekening tabungan, ataupun apalagi lebih dari satu rekening kartu kredit

2
yang aktif. Ketiga, permintaan warga terhadap produk perbankan berbasis syariah

(Mashuri & Nurjannah, 2020).

Terlepas dari pertumbuhan signifikan yang dicatat oleh industri keuangan

syariah, industri ini tidak kebal terhadap perubahan paradigma krisis keuangan

dan ekonomi. Hal ini memotivasi kami untuk menyelidiki ketergantungan dinamis

antara indeks saham syariah dan indeks saham tradisional terhadap implikasi

diversifikasi portofolio dalam lingkungan frekuensi waktu. Investor dan manajer

keuangan biasanya ingin mendiversifikasi investasi mereka dalam ekonomi lintas

negara ke dalam kelas aset yang berbeda untuk menyelamatkan investasi mereka

dari kerugian yang ekstrim selama periode gejolak (Ali et al., 2021).

Industri perbankan Indonesia merupakan salah satu sektor keuangan yang

memegang peranan penting dalam struktur perekonomian Indonesia. Sejak

merebaknya Covid-19, berdampak pada bisnis bank syariah. Memang, epidemi

Covid-19 telah mengakibatkan sejumlah kegiatan dibatasi, dengan tujuan untuk

mencegah penularan dan penyebaran virus ini (Zunaidi, 2021b). Tapi itu telah

menyebabkan perlambatan dan kemacetan dalam aktivitas bisnis. Dalam kelesuan

ekonomi, banyak sektor ekonomi yang mengalami penurunan pendapatan

sehingga menyebabkan ketidakmampuan untuk memenuhi kewajiban pembayaran

utangatauterus menyediakan modal di bidang perbankan. Pelaku usaha dengan

kewajiban perbankan akan kesulitan memenuhi kewajibannya jika usahanya

mengalami penurunan pendapatan akibat pandemi Covid-19. Dalam kondisi

tersebut, tentunya salah satu bidang yang terkena dampak adalah sektor perbankan

yang telah menyalurkan kredit atau memberikan modal kepada pelaku ekonomi

3
namun mengalami hambatan, yangtercermin dari pendapatan bank sebagai basis,

dan perdagangan juga terpengaruh oleh hal tersebut.

Di masa pandemi, pemerintah Indonesia memutuskan guna

memperhatikan tiga bidang, ialah bidang kesehatan, sektor riil, serta bidang

perbankan. Pandemi Covid-19 jadi kasus untuk perbankan sebab dapat

memunculkan kasus di dunia nyata ataupun di dunia usaha (Fahrika & Roy,

2020). Pasti saja perihal ini dapat terjalin sebab sektor perbankan ialah

intermediary atau perantara yang mendukung kebutuhan modal investasi dunia

usaha. Perbankan syariah di Indonesia mengalami beberapa tantangan di tengah

wabah Covid-19 (Tahliani, 2020). Sementara itu keadaan sektor perbankan

syariah lebih dahulu memburuk dibandingkan dengan zona perbankan

konvensional. Dalam keadaan pandemi, perbankan syariah wajib menghasilkan

strategi bisnis sendiri yang berbeda dengankondisi normal.

Fenomena perbankan di atas menampilkan bahwa persaingan di sektor

perbankansyariah sangat ketat. Lingkungan bisnis baik di dalam ataupun di luar

sangat dinamisdan lingkungan yang memerlukan strategi bisnis yang pas buat

memenangkan persaingan (Syamsuriadi, 2019). Strategi yang profesional akurat

serta pas merupakansalah satu ketentuan untuk suatu industri buat memenangkan

persaingan. Meningkatnya keseriusan persaingan para pesaing memforsir industri

untuk mempertimbangkan kebutuhan pelanggan ataupun konsumennya serta

berupaya memuaskan mereka dengan membagikan pelayanan yang memuaskan

agar bisa memahami pasar (Sari & Ribhan, 2019).

4
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis ingin melaksanakan riset lebih

lanjut tentang akibat yang dialami bank syariah sepanjang pandemi Covid-19,

karena pandemi ini sudah berlangsung lebih dari tiga tahun. Selanjutnya, penulis

juga melakukan kajian lebih dalam menimpa tipe strategi bisnis yang digunakan

bank syariah supaya senantiasa kompetitif di masa pandemi ini. Pengaruh bank

syariah serta upayanya agar roda bisnis senantiasa berjalan serta upayanya

bersaing di masa pandemi, penuhi kebutuhan nasabah baik dari segi produk

penggalangan dana ataupun produk yang lain.

1.2. Batasan Masalah

Makalah ini membahas strategi perbankan syariah dalam memenangkan

persaingan di masa pandemi Covid-19.

1.3. Rumusan Masalah

Bagaimana strategi perbankan syariah dalam memenangkan persaingan di

masa pandemi Covid-19?

1.4. Tujuan

Untuk mengetahui strategi perbankan syariah Indonesiauntuk memenangkan

persaingan di masa pandemi Covid-19

1.5. Manfaat

1. Memberikan informasi mengenai strategi perbankan syariah dalam

memenangkan persaingan di masa pandemi Covid-19.

2. Memberikan masukan bagi perbankan syariah dalam menghadapi pandemi

Covid-19.

5
BAB II

LANDASAN TEORI

1.6. Ekonomi Islam

Ekonomi Islam adalah sistem ekonomi yang sama sekali berbeda, yang

berbeda dari ekonomi kapitalis klasik. Secara khusus, ekonomi Islam mengikuti

aturan dan hukum Syariah (keseluruhan hukum keberadaan Alam Semesta di

sepanjang "Siraat al-Mustaqim" (Jalan yang lurus dan benar)). Oleh karena itu,

pengajaran prinsip-prinsip ekonomi Islam sangat erat kaitannya dengan penjelasan

elemen-elemen khas doktrin Islam. Sejak periode awal Islam, praktik yang benar

dari hukum eksistensial-esensial "Syariah" memperoleh sosialisasi spasial. Perlu

diingat fakta-fakta yang masuk jauh ke dalam sejarah yang menunjukkan asal-usul

dan perkembangan ilmu pengetahuan dan pemikiran klasik di Timur. Pepatah

Latin "Ex Oriente Lux" (Cahaya berasal dari Timur) bukanlah suatu kebetulan

karena para nabi pertama umat manusia berasal dari Timur, pemikiran ilmiah

berasal dari sana dan bentuk-bentuk moralitas publik juga didefinisikan di sana.

Sejak periode awal Islam, praktik yang benar dari hukum eksistensial yang

esensial "Syariah" memperoleh sosialisasi spasial. Terkait erat dengan fitur-fitur

doktrin, moralitas, mentalitas, keluarga dan tradisi sosial, manajemen Timur

berfokus pada pembentukan pikiran manusia dan memiliki dampak langsung pada

keputusan dan perilaku masyarakat secara keseluruhan.

6
Untuk merepresentasikan dengan tepat bagaimana keuangan Islam

bekerja, perlu diketahui prinsip-prinsip hukum Islam, yang difokuskan pada

penyelesaian masalah-masalah dogmatis dan keagamaan serta mengatur perilaku

warga negara dan cara hidup mereka secara umum. Sifat universal dari

pendekatan ini dimanifestasikan dalam hukum perdata yang mencakup tiga bagian

utama yaitu dogma agama, etika Islam, dan apa yang disebut sebagai standar

praktis (Syukiyaynen, 1997 dalam Akhtyamovaa et al., 2015). Syariah beroperasi

dengan konsep murni Islam tentang uang dan modal, dengan fokus pada

hubungan proporsi keuntungan dan risiko, serta tanggung jawab sosial lembaga

keuangan dan individu. Apa arti dari Ekonomi Islam? Mohammad Umar Chapra,

Penasihat Riset Senior diLembaga Penelitian dan Pelatihan Islam (IRTI) dari

Bank Pembangunan Islam memberikan definisi yang modern dan paling modern

dan paling akurat tentang Ekonomi Islam dalam istilah-istilah ini "cabang

pengetahuan yang membantu mewujudkan kesejahteraan manusia kesejahteraan

manusia melalui alokasi dan distribusi sumber daya yang langka yang sesuai

dengan ajaran Islam tanpa mengekang kebebasan individu secara berlebihan atau

menciptakan ketidakseimbangan makroekonomi dan ekologi yang berkelanjutan".

Ekonomi Islam dibangun atas dasar agama Islam, karenanya ia merupakan

bagian yang tidak terpisahkan (integral) dari agama Islam. Sebagai derivasi dari

agama Islam, ekonomi Islam akan mengikuti agama Islam dalam berbagai

aspeknya. Islam adalah sistem kehidupan (way of life), dimana Islam telah

menyediakan berbagai perangkat aturan yang lengkap bagi kehidupan manusia,

termasuk dalam bidang ekonomi.

7
Berbagai ahli ekonomi muslim memberikan defenisi Ekonomi Islam yang

bervariasi, tetapi pada dasarnya mengandung makna yang sama. Pada intinya

ekonomi Islam adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang berupaya untuk

memandang, menganalisis, dan akhirnya menyelesaikan permasalahan-

permasalahan ekonomi dengan caracara yang Islami. Yang dimaksudkan dengan

cara-cara Islami di sini aadalah cara-cara yang didasarkan atas ajaran agama

Islam, yaitu Alquran dan Sunnah Nabi. Dengan pengertian seperti ini maka istilah

yang juga sering digunakan adalah ekonomi Islam.

Beberapa ekonom memberikan penegasan bahwa ruang lingkup dari

ekonomi Islam adalah masyarakat Muslim atau Negara Muslim sendiri. Artinya,

ia mempelajari perilaku ekonomi dari masyarakat atau Negara Muslim di mana

nilai-nilai Ajaran Islam dapat diterapkan. Namun pendapat lain tidak memberikan

pembatasan seperti ini, melainkan lebih kepada penekanan terhadap perspektif

Islam tentang masalah ekonomi pada umumnya. Dengan kata lain, titik tekan ilmu

ekonomi Islam adalah bagaimana Islam memberikan pandangan dan solusi atas

berbagai persoalan ekonomi yang dihadapi umat manusia secara umum.

Ekonomi Islam mempelajari perilaku individu yang dituntun oleh ajaran

Islam, mulai dari penentuan tujuan hidup, cara memandang dan menganalisis

masalah ekonomi, serta prinsipprinsip dan nilai yang harus dipegang untuk

mencapai tujuan tersebut. Berbeda dengan ekonomi Islam, ekonomi konvensional

lebih menekankan pada analisis terhadap masalah ekonomi dan alternatif

solusinya. Dalam pandangan ini, tujuan ekonomi dan nilai nilai dianggap sebagai

hal yang sudah tetap (given) atau di luar bidang ilmu ekonomi. Dengan kata lain,

8
ekonomi Islam berbeda dengan ekonomi konvensional tidak hanya dalam aspek

cara penyelesaian masalah, namun juga dalam aspek cara memandang dan analisis

terhadap masalah ekonomi. Ekonomi Islam melingkupi pembahasan atas perilaku

ekonomi manusia yang sadar dan berusaha untuk mencapai maslahah atau falah,

yang disebut sebagai homo Islamicus atau Islamic man. Dalam hal ini, perilaku

ekonomi meliputi solusi yang diberikan atas tiga permasalahan mendasar tersebut

di atas dan masalah-masalah turunannya.

Defenisi: “Ekonomi Islam adalah ilmu yang mempelajari usaha manusia

untuk mengalokasikan dan mengelola sumber daya untuk mencapai falah

berdasarkan pada prinsip-prinsip dan nilanilai Al-quran dan Sunnah”

1.7. Strategi dan Pemasaran Syariah

Strategi berasal dari bahasa Yunani, secara spesifik strategi berasal dari

katastratos yang artinya militer dan artinya memimpin. Strategi

merupakanlandasan dari tujuan organisasi agribisnis, yang digambarkan sebagai

ekspansi, intensifikasi, pemulihan, dan diversifikasi. Strategi pada dasarnya

adalah merencanakandan mengelola untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak

bekerja seperti peta jalanyang hanya memberi arahan, tetapi harus mampu

mewujudkan bukti nyata. Dengan demikian, strategi adalah jenis rencana di

bidangpemasaran yang ditetapkan dan dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan.

Strategi pada dasarnya adalah seni dan ilmu menggunakan dan mengembangkan

kekuatan untukmencapai tujuan yang telah ditentukan.

Pemasaran syariah sendiri menurut definisi adalah adalah penerapan suatu

disiplin bisnis strategis yang sesuai dengan nilai dan prinsip syariah. Jadi

9
Pemasaran syariah dijalankan berdasarkan konsep keislaman yang telah diajarkan

Nabi Muhammad Saw. Menurut Hermawan Kartajaya, nilai inti dari Pemasaran

syariah adalah Integritas dan transparansi, sehingga marketer tidak boleh bohong

dan orang membeki karena butuh dan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan,

bukan karena diskonnya.

Pemasaran syariah bukan hanya sebuah pemasaran yang ditambahkan

syariah karena ada nilai-nilai lebih pada pemasaran syariah saja, tetapi lebih

jauhnya pemasaran berperan dalam syariah dan syariah berperan dalam

pemasaran. Pemasaran berperan dalam syariah diartikan perusahaan yang berbasis

syariah diharapkan dapat bekerja dan bersikap profesional dalam dunia bisnis,

karena dengan profesionalitas dapat menumbuhkan kepercayaan kosumen.

Syariah berperan dalam pemasaran bermakna suatu pemahaman akan pentingnya

nilai-nilai etika dan moralitas pada pemasaran, sehingga diharapkan perusahaan

tidak akan serta merta menjalankan bisnisnya demi keuntungan pribadi saja ia

juga harus berusaha untuk menciptakan dan menawarkan bahkan dapat mengubah

suatu values kepada para stakeholders sehingga perusahaan tersebut dapat

menjaga keseimbangan laju bisnisnya sehingga menjadi bisnis yang sustainable.

Islam memandang pemasaran sebagai suatu kegiatan yang harus

mencerminkan nilai-nilai Islam dalam kegiatannya, yaitu kegiatan pemasaran

tidak mengandung unsur atau hal-hal yang merugikan orang lain. Dari penjelasan

tersebut dapat disimpulkan bahwa pemasaran tidak dapat dipisahkan dari kegiatan

silaturahmi dan komunikasi dalam rangka memperkenalkan produk baik barang

maupun jasa kepada konsumen agar nilai guna dapat dialihkan dan kegiatan

10
tersebut harus mencerminkan nilai-nilai etika Islam sebagai landasannya. kegiatan

pemasaran agar tidak merugikan pihak lain. Hadits Nabi Muhammad. dari sahabat

Anas Ibnu Malik ra. Dan diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim ra. yang

artinya “Barang siapa yang ingin rezekinya diperluas dan pengaruhnya diperluas,

maka hendaknya ia menyambung tali silaturahmi” (Rahmayati, 2023).

Konsep-konsep nyata yang ditawarkan Islam mengenai konsep etika bisnis

Islam yang didalamnya termasuk pemasaran antara lain: Kegiatan pemasaran

dilakukan dalam rangka menjalankan keutamaan dan ketakwaan kepada Allah

SWT yaitu kegiatan membantu dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup atau

memanfaatkan nilai guna suatu barang atau jasa, Bersikap adil dalam berbisnis

karena adil mendekatkan pelakunya pada nilai ketakwaan, Berkepribadian baik,

simpatik, dan menghormati hak milik orang lain karena Islam melarang

mengambil milik orang lain dalam arti yang salah, Melayani konsumen dengan

rendah hati atau khusyuk karena kerendahan hati dianjurkan dalam Islam, Jujur

dan amanah yaitu dengan melakukan kegiatan pemasaran yang baik dan

profesional. Barang atau jasa yang dipromosikan harus sesuai dengan kenyataan,

Tidak berperilaku menyimpang atau bertindak provokatif, yaitu dengan menjelek-

jelekkan barang atau jasa pesaing, Tidak menerima suap (risywah), misalnya

untuk memenangkan proyek tertentu karena tindakan tersebut jelas dilarang oleh

islam.

Dalam hal teknisnya pemasaran syariah, salah satunya terdapat syariah

marketing strategy untuk memenangkan mind-share dan syariah marketing value

untuk memenangkan heart-share. Syariah marketing strategy melakukan

11
segmenting, targeting dan positioning market dengan melihat pertumbuhan pasar,

keunggulan kompetitif, dan situasi persaingan sehingga dapat melihat potensi

pasar yang baik agar dapat memenangkan mind-share. Selanjutnya syariah

marketing value melihat brand sebagai nama baik yang menjadi identitas

seseorang atau perusahaan, sehingga contohnya perusahaan yang mendapatkan

best customer service dalam bisnisnya sehingga mampu mendapatkan heartshare.

Konsep marketing syariah ini sendiri saat ini baru berkembang seiring

berkembangnya ekonomi syariah. Beberapa perusahaan dan bank khususnya yang

berbasis syariah telah menerapkan konsep ini dan telah mendapatkan hasil yang

positif. Kedepannya diprediksikan marketing syariah ini akan terus berkembang

dan dipercaya masyarakat karena nilai-nilainya yang sesuai dengan apa yang

dibutuhkan masyarakat yaitu kejujuran.

Kata “syariah” (al-syari’ah) telah ada dalam bahasa Arab sebelum

turunnya Al-Quran. Kata yang semakna dengannya juga ada dalam Taurat dan

Injil. Kata syari’at dalam bahasa Ibrani disebutkan sebanyak 200 kali, yang selalu

mengisyaratkan pada makna “kehendak Tuhan yang diwahyukan sebagai wujud

kekuasaan-Nya atas segala perbuatan manusia.”

Dalam Al-Quran kata syari’ah disebutkan hanya sekali dalam Surah Al-

Jatsiyah, “Kemudian Kami Jadikan kamuberda di dalam suatu syariat

(peraturan) dari urusan (agama) itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kalu

mengikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui” (QS Al-Jatsiyah: 18).

Kemudian kata itu muncul dalam bentuk kata kerja dan turunnya sebanyak

tiga kali; “Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang telah

12
diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu, dan

apa yang telah kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa…” (QS As-Syura:

13)

“Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan”

(QS Al-Maidah: 48).

“Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang

mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah? Sekiranya tak

ada ketetapan yang menetuka (dari Allah), tentulah merteka telah dibinasakan.

Dan sesunggguhnya orang-orang yang zalim ituakan memperoleh azab yang

amat pedih” (QS As-Syura: 21).

Kata syariah berasal dari kata syara’a al-syai’a yang berarti ‘menerangkan’

atau ‘menjelaskan sesuatu’. Atau berasal dari kata syir’ah dan syari’ah yang

berarti ‘suatu tempat yang dijadikan sarana untuk mengambil air secara langsung

sehingga orang yang mengambilnya tidal memerlukan bantuan alat lain’.

Syaikh Al-Qardhawi mengatakan, cakupan dari pengertian syariah

menurut pandangan Islam sangatlah luas dan komprehensif (al-syumul). Di

dalamnya mengandung makna mengatur seluruh aspek kehidupan, mulai dari

aspek ibadah (hubungan manusia dengan Tuhannya), aspek keluarga (seperti

nikah, talak, nafkah, wasiat, warisan), aspek bisnis (perdagangan, industri,

perbankan, asuransi, utang-piutang, pemasaran, hibah), aspek ekonomi

(permodalan, zakat, bait, al-maf, fa’I, ghanimah), aspek hukum dan peradilan,

aspek undang-undang hingga hubungan antar Negara.

13
Ada 4 karakteristik syariah marketing yang dapat menjadi panduan bagi

para pemasar sebagai berikut.

1. Teistis (rabbaniyyah): Jiwa seorang syariah marketer meyakini bahwa

hokum-hukum syariat yang teistis atau bersifat ketuhanan ini adalah yang

paling adil, paling sempurna, paling selaras dengan segala bentuk

kebaikan, paling dapat mencegah segala bentuk kerusakan, paling mampu

mewujudkan kebenaran, memusnahkan kebatilan dan menyebarluaskan

kemaslahatan.

2. Etis (akhlaqiyyah): Keistimewaan lain dari syariah marketer selain karena

teistis (rabbaniyyah) juga karena ia sangat mengedepankan masalah akhlak

(moral, etika) dalam seluruh aspek kegiatannya, karena nilai-nilai moral

dan etika adalah nilai yang bersifat universalo, yang diajarkan oleh semua

agama.

3. Realistis (al-waqiyyah): Syariah marketer adalah konsep pemasaran yang

fleksibel, sebagaimana keluasan dan keluwesan syariah islamiyah yang

melandasinya. Syariah marketer adalah para pemasar profesional dengan

penampilan yang bersih, rapi dan bersahaja, apa pun model atau gaya

berpakaian yang dikenakannya, bekerja dengan mengedepankan nilai-nilai

religius, kesalehan, aspek moral dan kejujuran dalan segala aktivitas

pemasarannya.

4. Humanistis (insaniyyah): Keistimewaan syariah marketer yang lain adalah

sifatnya yang humanistis universal, yaitu bahwa syariah diciptakan untuk

manusia agar derajatnya terangkat, sifat kemanusiaannya terjaga dan

14
terpelihara, serta sifat-sifat kehewanannya dapat terkekang dengan

panduan syariah. Syariat islam diciptakan untuk manusia sesuai dengan

kapasitasnya tanpa menghiraukan ras, warna kulit, kebangsaan dan status.

Hal inilah yang membuat syariah memiliki sifat universal sehingga

menjadi syariah humanistis universal.

1.8. Perbankan Syariah

Perbankan syariah atau perbankan Islam (Arab: ‫ر‬OOO‫ٕالة االفالمص‬OOO‫ة مس‬al-

Mashrafiyahal-Islamiyah) adalah suatu sistem perbankan yang pelaksanaannya

berdasarkan hukum Islam (syariah). Pembentukan sistem ini berdasarkan

adanya larangan dalam agama Islam untuk meminjamkan atau memungut

pinjaman dengan mengenakan bunga pinjaman (riba), serta larangan untuk

berinvestasi pada usaha-usaha berkategori terlarang (haram). Sistem perbankan

konvensional tidak dapat menjamin absennya hal-hal tersebut dalam

investasinya, misalnya dalam usaha yang berkaitan dengan produksi makanan

atau minuman haram, usaha media atau hiburan yang tidak Islami, dan lain-

lain (Sultoni & Basuki, 2020).

Syariah Islam sebagai suatu syariah yang dibawa oleh rasul terakhir,

mempunyai keunikan tersendiri. Syariah ini bukan saja me-nyeluruh atau

komprehensif tetapi juga universal. Karakter istimewa ini diperlukan sebab tidak

akan ada syariah lain yang datang untuk menyempurnakannya. Syariah Islam

merangkum seluruh aspek ke-hidupan, baik ritual (ibadah) maupun sosial

(muamalah) dan dapat diterapkan dalam setiap waktu dan tempat sampai hari

akhir nanti.

15
Undang-undang Perbankan Indonesia, yakni Undang-undang No. 7 Tahun

1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 10

Tahun 1998 (selanjutnya untuk ke-pentingan tulisan ini disingkat UUP), telah

memberikan pengakuan terhadap keberadaan prinsip syariah dalam dunia

perbankan Indonesia dengan membedakan bank berdasarkan kegiatan usahanya

men-jadi dua, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara kon-vensional

dan bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.

Sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1 ayat (13) UUP memberikan

batasan pengertian prinsip syariah sebagai aturan perjanjian berdasar-kan hukum

Islam antara Bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan/atau pembiayaan

kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang di-nyatakan sesuai dengan syariah,

antara lain, pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan

berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah), prinsip jual beli barang

dengan memperoleh keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang mo-dal

berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan

pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak Bank oleh pihak lain

(ijarah wa iqtina). Dalam menjalankan operasinya fungsi bank Islam akan terdiri

dari:

 Sebagai penerima amanah untuk melakukan investasi atas dana-dana yang

dipercayakan oleh pemegang rekening investasi/deposan atas dasar prinsip

bagi hasil sesuai dengan kebijakan investasi bank.

16
 Sebagai pengelola investasi atas dana yang dimiliki oleh pemilik

dana/sahibul mal sesuai dengan arahan investasi yang dikehen-daki oleh

pemilik dana (dalam hal ini bank bertindak sebagai manajer investasi)

 Sebagai penyedia jasa lalu lintas pembayaran dan jasa-jasa lainnya

sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah

 Sebagai pengelola fungsi sosial seperti pengelolaan dana zakat dan

penerimaan serta penyaluran dana kebajikan (fungsi optional)

Fungsi bank syariah

1. Penghimpun Dana Sama seperti halnya bank umum, bank syariah

memiliki fungsi utama sebagai penghimpun dana dari masyarakat.

Bedanya, jika pada bank konvensional si penabung mendapatkan balas

jasa berupa bunga, di bank syariah penabung akan mendapatkan balas jasa

berupa bagi hasil.

2. Penyalur Dana Fungsi utama bank syariah yang kedua adalah

sebagaipenyalur dana. Dana yang telah dihimpun dari nasabah, nantinya

akan disalurkan kembali kepada nasabah lainnya dengan sistem bagi hasil.

3. Memberikan Pelayanan Jasa Bank Fungsi bank syariah yang ketiga

adalah sebagai pemberi layanan jasa perbankan. Dalam hal ini, bank

syariah berfungsi sebagai pemberi layanan jasa seperti jasa transfer,

pemindah bukuan, jasa tarikan tunai, dan jasa – jasa perbankan

lainnya.

1.9. Studi dan Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti Judul Metode Hasil

17
Penelitian

Dwi Strategi Metode analisis Strategi yang telah

Kharismawati Peningkatan penelitian dilakukan

(2023) Kinerja kualitatif perbankan syariah

Keuangan digunakan dalam dalam

Perbankan penelitian ini, di meningkatkan

Syariah Setelah mana kinerja keuangan

Pandemi Covid- menggunakan pasca pandemic

19 metode analisis – covid-19 adalah

deskriptif. menerbitkan

Penelitian ini berbagai regulasi

menggunakan yang mempercepat

sumber data transformasi

sekunder, data digital dan sinergi

tersebut diperoleh di sector

dari laporan OJK perbankan. Selain

yang dilihat pada transformasi

total asset tahun digital bank

2020-2022, syariah wajib

penjelasan melakukan inovasi

melalui sebagai strategi

pengamatan dalam

grafik yang meningkatkan

18
diperoleh dari kinerja keuangan

diagram batang

dengan

pengamatan

Syed Ali Raza, A multifractal This study uses The result

Nida Shah, & detrended the MF-DFA confirms that the

Muhammed Tahir fluctuation technique to efficiency varies

Suleman (2023) analysis of examine the over time, and

Islamic and market efficiency some sectoral

conventional of conventional markets are more

financial markets and efficient in the

efficiency during DJIM sectoral long run and some

the COVID-19 stock markets in the short run.

pandemic before and during These findings

the Covid-19 give valuable

period. implications to

the portfolio

investors,

regulators,

policymakers, and

researchers. It is

evident from the

results that

19
both conventional

and DJIM sectoral

stock markets have

multifractal

features, and thus

the price

movements of

these indices can

be used to predict

price and earn high

profits. It suggests

that the

investors should

pay more attention

to DJIM stock

markets' multi-

scale features

while diversifying

their portfolios.

Mohsin Shabir, COVID-19 This research The

Ping Jiang , pandemic impact uses Literature findings show that

Wenhao Wang , on banking review the outbreak of

& Ozcan (2023) sector: A cross- COVID-19 has

20
country analysis significantly

decreased bank

performance and

stability.

We also determine

whether the

pandemic’s impact

on the performance

and stability of the

bank depends on

the specific factors

of

the bank and the

country. A bank’s

financial condition

during a

crisis/pandemic is

an important factor

in its survival.

More specifically,

we find that bank

performance and

stability are most

21
negatively affected

by the COVID-19

outbreak in

smaller,

undercapitalized,

less

diversified,

foreign, and

government-owned

banks. We find a

better regulatory

environment,

superior

institutional

quality, and higher

financial

development,

minimizing the

adverse impacts of

COVID-19 on

banks’

performance and

stability.

22
BAB III

PEMBAHASAN

1.10. Penerapan

Kala ekonomi Covid-19 melambat sebab pandemi Covid-19, bisnis

pembayaran turun namun menyerukan percepatan adopsi teknologi keuangan

digital. Pertumbuhan instrumen transaksi tunai diisyarati dengan pemberlakuan

PSBB yang mengurangi mobilitas serta kebutuhan warga hendak duit tunai.

Instrumen keuangannon tunai, baik lewat ATM, kartu debit serta kredit, dan

cryptocurrency akan menghadapi penyusutan, transaksi ekonomi lewat perbankan

digital, jumlah dan kecepatan pembayaran transaksi hendak melambat.

Perkembangan positif tersebut nampak dari meningkatnya preferensi serta

penerimaan warga buat memakai perlengkapan danplatform keuangan digital,

semacam e-commerce, buat penuhi kebutuhan sehari-hari.

Strategi buat melindungi perkembangan bank syariah dalam konteks

pandemi COVID-19, terdapat bermacam langkah yang bisa dicoba oleh bank

syariah, semacam tingkatkan layanan digital, mempromosikan iklan, serta

melaksanakan inovasi produkmilik bank syariah yang berbeda. Dengan

23
meningkatnya kinerja perbankan digital, tujuan bank syariah merupakan buat

memudahkan dalam menyetor dana dan menganalisis data nasabah. Oleh sebab

itu, permasalahan ini bisa membantu bank menjaga ikatan serta kerja sama dengan

nasabah, menanggulangi keluhan nasabah dengan baik.

Strategi berikut dapat dicoba untuk membantu bisnis bersaing dan

berkembangdi era digital (Nofiani & Mursid, 2021):

1. Menggunakan teknologi seperti namanya, “era digital” menggunakan

teknologi dalam strategi bisnis bank syariah. Seiring perkembangan

zaman, dunia digital dan teknologi tidak dapat dipisahkan. Apalagi di

zaman modern seperti sekarangini, Anda tidak mau harus menggunakan

teknologi. Padahal, teknologi diciptakan untuk membantu dan

mempermudah pekerjaan.

2. Menggunakan Media Sosial. Di Indonesia terdapat banyak pengguna

media sosial seperti Instagram, Twitter, Facebook, Line, Tik Tok, dan

Market. Oleh karena itu, media sosial dapat digunakan sebagai alat dalam

pengembangan bisnis atau dalamide bisnis. Media sosial dapat digunakan

secara langsung melalui saran pemasaran bisnis.Tidak perlu mahir

menggunakan media sosial, tapi cukup menjual produkatau jasa.

3. Menerapkan Aplikasi. Selain penggunaan media sosial, kini sudah banyak

aplikasi yang bisa digunakan untuk membantu pekerjaan. Misalnya

aplikasi akuntansi, aplikasi e-commerce, aplikasi pembukuan, aplikasi

administrasi danlain sebagainya. Aplikasi yang ada juga dapat digunakan

dalam mengelola bisnis. Dengan menggunakan alat ini, Anda dapat

24
menghemat waktu, uang, dan bekerjalebih keras. Selain itu, alat ini juga

memberikan kemudahan penggunaan. Misalnya, aplikasi e-commerce

dapat membantu menjual produk dengan mudah hanya menggunakan

ponsel atau smartphone. Jika software akuntansi memudahkan untuk

mengelola akun bisnis, buatlah akun bisnis menjadi lebih mudah.

Karenamenjalankan dan bisnis keuntungan atau uang membuat bisnis kita

lebih efisiendanefektif. Oleh karena itu, karena banyaknya jenis aplikasi

manajemen bisnis, kitajuga harus berhati-hati dalam memilih aplikasi

manajemen kecepatan bisnis terbaik.

1.11. Perbandingan antara teori/penelitian terdahulu dan praktek

Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Kharismawati (2023) dengan judul

Strategi Peningkatan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Setelah Pandemi

Covid-19 menyatakan bahwa hasil penelitiannya Strategi yang telah dilakukan

perbankan syariah dalam meningkatkan kinerja keuangan pasca pandemic covid-

19 adalah menerbitkan berbagai regulasi yang mempercepat transformasi digital

dan sinergi di sector perbankan. Selain transformasi digital bank syariah wajib

melakukan inovasi sebagai strategi dalam meningkatkan kinerja keuangan. Stategi

tersebut diharapkan bisa memberi profit lebih banyak setelah Pandemi Covid-19.

Penelitian yang dilakukan oleh Syed Ali Raza, Nida Shah, & Muhammed

Tahir Suleman (2023) dengan judul A multifractal detrended fluctuation analysis

of Islamic and conventional financial markets efficiency during the COVID-19

pandemic menyatakan bahwa hasilnya menegaskan bahwa efisiensi bervariasi dari

waktu ke waktu, dan beberapa pasar sektoral lebih efisien dalam jangka panjang

25
dan beberapa dalam jangka pendek. Temuan-temuan ini memberikan implikasi

yang berharga bagi investor portofolio, regulator, pembuat kebijakan, dan peneliti.

Terbukti dari hasil penelitian bahwa pasar saham sektoral konvensional dan DJIM

memiliki fitur multifaktor, dan dengan demikian harga pergerakan indeks-indeks

ini dapat digunakan untuk memprediksi harga dan mendapatkan keuntungan yang

tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa investor harus lebih memperhatikan fitur

multi-skala pasar saham DJIM sambil melakukan diversifikasi portofolio mereka.

bahwa efisiensi pasar dapat bervariasi dari waktu ke waktu dan antar sektor.

Temuan ini memberikan implikasi yang berharga bagi investor portofolio,

regulator, pembuat kebijakan, dan peneliti. Penting bagi investor untuk

memperhatikan perbedaan efisiensi pasar dalam jangka panjang dan jangka

pendek serta mempertimbangkan fitur multifaktor dalam pasar saham sektoral

konvensional dan DJIM. Diversifikasi portofolio menjadi lebih penting dalam

menghadapi perubahan kinerja pasar yang berbeda-beda. Regulator dan pembuat

kebijakan juga perlu mempertimbangkan temuan ini dalam merancang kebijakan

yang dapat meningkatkan efisiensi pasar serta memberikan perlindungan kepada

investor.

Penelitian yang dilakukan oleh Mohsin Shabir, Ping Jiang, Wenhao Wang,

& Ozcan (2023) dengan judul COVID-19 pandemic impact on banking sector: A

cross-country analysis menyatakan bahwa hasil Temuan menunjukkan bahwa

wabah COVID-19 telah secara signifikan menurunkan kinerja dan stabilitas bank.

Kami juga menentukan apakah dampak pandemi terhadap kinerja dan stabilitas

bank tergantung pada faktor-faktor spesifik bank dan negara. Kondisi keuangan

26
bank selama krisis/pandemi merupakan faktor penting dalam kelangsungan

hidupnya. Secara lebih spesifik, kami menemukan bahwa kinerja dan stabilitas

bank paling terpengaruh secara negatif oleh wabah COVID-19 pada bank-bank

yang lebih kecil, kurang bermodal, kurang terdiversifikasi, bank asing, dan bank-

bank milik pemerintah. Kami menemukan bahwa lingkungan regulasi yang lebih

baik, kualitas kelembagaan yang unggul, dan yang lebih baik, kualitas

kelembagaan yang lebih baik, dan perkembangan keuangan yang lebih tinggi,

meminimalkan dampak buruk COVID-19 terhadap kinerja dan stabilitas bank.

bahwa dalam menghadapi dampak negatif wabah COVID-19 terhadap kinerja dan

stabilitas bank, penting bagi bank-bank yang lebih kecil, kurang bermodal, kurang

terdiversifikasi, bank asing, dan bank-bank milik pemerintah untuk memperkuat

modal, meningkatkan diversifikasi portofolio, dan meningkatkan efisiensi

operasional. Selain itu, penting juga bagi bank-bank tersebut untuk

memperhatikan lingkungan regulasi yang baik, memiliki kualitas kelembagaan

yang unggul, serta mengikuti perkembangan keuangan yang lebih tinggi agar

dapat meminimalkan dampak buruk COVID-19 dan mempertahankan stabilitas

serta kelangsungan hidup mereka.

1.12. Pembahasan

Menghadapi keadaan semacam ini layanan prima yang wajib diberikan

bank syariah berbeda dengan keadaan wajar. Sebagian pola layanan prima yang

bisa dicoba perbankan syariah di tengah wabah covid-19, buat melindungi

kinerjaserta ikatan dengan para nasabah. Dalam mengatasi akibat yang

ditimbulkan pandemi COVID-19 ini pemerintah meresponsnya dengan bermacam

27
kebijakan, salah satunyamerupakan dikeluarkannya Peraturan Otoritas Jasa

Keuangan Republik Indonesia No. 11/ POJK. 03/ 2020 Tentang Stimulus

Perekonomian Nasional Selaku Kebijakan Countercyclical Akibat Penyebaran

Coronavirus Disease 2019 yang muat restrukturisasi kredit/ pembiayaan (Ojk,

2020).

Pimpinan Komite Bidang Sosial dan Komunikasi Asosiasi Bank Syariah

Indonesia (Asbisindo) Indra Falatehan menguraikan 5 strategi yang dicoba bank

syariah buat memasuki fase baru. Pertama, Bank syariah hendak tetap melakukan

mitigasi resiko salah satunya ialah dengan merestrukturisasi pembiayaan karena

pandemi Covid- 19 yang berdampak pada zona riil didetetapkan hendak mengusik

kemampuan bayar debitur. Bank hendak melakukan pemetaan, mana debitur yang

layak diberikan restrukturisasi dan mana yang tidak. Sebabnya pemberian

restrukturisasi ini hendak menekan pendapatan bank. Di samping itu, bank pula

dihadapkan pada resiko likuiditasyang berpotensi mengetat karena pemberian

restrukturisasi. Sehabis itu, strategi kedua yakni yakni bank syariah hendak tetap

memacu pertumbuhan karena di sisi lain bank pula harus menciptakan bayaran

bunga yang harus dibayarkan kepada penabung di bank. Ketiga, yakni yakni

digitalisasi layanan perbankan. Digitalisasi perbankan memanglah telah dicoba

dikala saat sebelum wabah terjalin, namun disaat ini jadi momentumbuat menguji

apakah digital banking milik bank hendak dimanfaatkan nasabah maupun tidak.

Selanjutnya strategi keempat, bank syariah harus melakukan pendampingan

kepada pelaku UMKM dengan membantu mendigitalisasi segmen usaha ini biar

bisa tetap hidup. Bentuk pendampingan dapat dicoba melalui corporate social

28
responsibility (CSR). Kelima, bank syariah harus melakukan inovasi. Memasuki

fase new normal banktidak dapat mengenakan tata cara lama dalam melakukan

bisnis tercantum memberikan layanan kepada nasabah. Yang sangat berarti, para

pemimpin bank syariah harus pintar, tidak bisa mengenakan tata cara yang lama,

harus tata cara yang baru biar bisa membiasakan diri kare na yang menang bukan

yang pintar, namun yang bisa membiasakan diri.

Kebijakan yang diterapkan bank agar dapat melakukan dengan baik bisnis

bank, dengan menjajaki instruksi dan POJK terpaut stimulan untuk pihak yang

terkena akibat covid-19 menciptakan keringanan dalam memenuhi kewajibannya

kepada bank. Biar bisnis tetap berjalan dengan baik pihak bank hendak tetap terus

tingkatkan dan menawarkan bahan- bahan yang menarik kepada masyarakat biar

tetap mengenakan jasa perbankan syariah. Selektif dalam memenuhi keinginan

nasabah yang mengajukan pembiayaan, mengingat kondisi ekonomi tidak

semacam biasa, harus didetetapkan yang mengajukan pembiayaan betul- betul

dapat memberikan keuntungan dan tingkatan pengembaliannya diukur dengan

lebih baik. Tetap ada banyak yang mengajukan pembiayaan hanya saja bank yang

melakukan seleksi atas masing-masing pembiayaan yang diajukan, layak maupun

tidak mengingat kondisi disaat ini berbeda dengan suasana situasi sebelumnya.

Strategi bisnis selanjutnya ialah tingkatkan layanan bank syariah berbasis

digital, dengan sebagian fasilitas yang telah dimiliki oleh Bank Syariah buat

menunjangtransaksi para nasabah dengan memakai teknologi digital yang dapat

diakses kapansaja melalui jaringan internet. Fasilitas ATM yang tetap terpelihara

biar nasabahbisa menarik dananya maupun memakai fasilitas lain tanpa harus

29
datang ke kantor, melainkan melalui layanan ATM yang ada di sebagian tempat.

Sehabis itu fasilitas mobile banking yang telah dimiliki Bank Syariah dengan fitur

yang lebih lengkap dapat dimanfaatkan secara baik oleh para nasabah buat

memenuhi keperluan transaksi keuangannya. Akses mobile banking 24 jam,

memudahkan para nasabah masing-masing kebutuhan transaksi yang

diinginkannya. Fitur yang lengkap dapat memenuhi kebutuhannasabah dengan

akses yang lebih mudah dan murah, tanpa harus keluar rumah, nasabah dapat

melakukan layanan perbankan dengan modal jaringan internet yang memadai.

Fasilitas digital banking hendak terus ditingkatkan oleh Bank Syariah biar

nasabah dapat merasakan dan memanfaatkannya dengan baik, sehingga tanpa

perlu banyak melakukan transaksi secara bertemu langsung. Selanjutnya cash

management sistem yang dimiliki bank hendak sangat membantu masing-masing

pemenuhan transaksi para nasabah. Di tengah pandemi semacam disaat ini

layanan berbasis teknologi jadi keharusan yang harus disediakan pihak bank, biar

nasabah melakukan transaksi dengan mudah Dengan mempersiapkan dan

memberikan fasilitas digital sampai segmen bisnis pulahendak berkembang

Nasabah yang merasakan fasilitas yang baik dan lengkap hinggahendak

menjadikan bank syariah jadi pilihannya dalam menempatkan dananya. Biladana

nasabah terus bertambah sampai penyaluran pembiayaan pula dapat ditingkatkan

volume sehingga keuntungan pula dapat ditingkatkan. Fasilitas dan layanan

teknologi digital mengenai yang tidak dapat dihindari buat disaat ini dalam

tingkatkan bisnis perbankan syariah. Tercantum dalam melindungi persaingan

30
bisnis antara bank, yang silih berlomba dalam tingkatkan layanan digitalnya, yang

hendak mendukung bisnis bank itu sendiri.

Beberapa aspek bisnis perbankan syariah seperti peningkatan layanan dan

penggunaan layanan berkualitas, promosi dan peningkatan layanan digital

untukmengamankan dan menjangkau nasabah, tidak mengganggu layanan digital,

sehingga nasabah tidak terganggu. Menikmati menggunakan alat digital. Alih-alih

mencari uang untuk membayar dan melunasi pinjaman usaha, para pengusaha

yang berjuang untukmelakukan apa yang mereka inginkan diharapkan dapat

kembali membangun ekonomi negara, sehingga bank dan konsumen dapat saling

mendukung untuk tumbuh bersama. Selain itu, selain untuk menjaga relasi dan

relasi dengan nasabah keuangan yaitu terus berpindah ke unit keuangan baru, juga

dilakukan agar bisnis perbankan syariah tetap dapat berjalan meski keadaannya

berbeda. Bank syariah terus menawarkan produk keuangan ke segmen baru,

dengan opsi pilihan untuk memperluas bisnis mereka. Selama epidemi saat ini,

banyak bisnis yang terdampak, tetapi masih ada bisnis ataupihak yang dapat

bertahan atau terus berkembang sehingga peluang keuangan barudan layak dapat

digenjot terus. Memperkenalkan produk dan mendistribusikannya ke semua pihak.

Wabah virus telah mengganggu kerja bank syariah, khususnya

dalammembayar produk, bagi konsumen yang tidak mau memenuhi

kewajibannya. Dengan demikian, dalam keadaan seperti ini perusahaan harus

terus beroperasi secara efisien dan berusaha untuk menjaga kepercayaan bisnis

kepada masyarakat, khususnya konsumen yang telah mengambil keputusan

perbankan. Saran bisnis harus tersedia di lingkungan saat ini, yang berbeda dari

31
komunitas tradisional, layanan lainnya, sebisa mungkin tidak berubahdan

konsumen dapat tetap bebas mengakses layanan sambil tetap aman. Dukungan

bisnis berupa fasilitas layanan digital seperti ATM, Mobile Banking, Cash

Management sangat dibutuhkan untuk melengkapi transaksi nasabah. Untuk dapat

bersaing dengan bank lain, infrastruktur menjadi penting, terutama dengan

berkembangnya lingkungan pemasaran digital. Ide bisnis ini adalah untuk

memberikan dukungan bagi pelanggan untuk bangun dan berjalan, dan juga untuk

terus mengumpulkan uang untuk pendatangbaru. Upaya bank syariah untuk

mencari nafkah dengan mengumpulkan uang, dengan kecerdikan yang luar biasa.

Ada dua masalah di satu sisi, bank Islam harus memberikan uang untuk

menghasilkan uang, dan jika mereka memberikan uang, mereka harus berpikir

kuat bahwa selama epidemi banyak bisnis yang tercekik. Proses pemilihan mata

uang pada saat keberangkatan berbeda dari yang keluar, risiko dan calon

pelanggan. Bank syariah perlu bertransformasi menjadi perbankan syariah yang

berdaya saing tinggi dan berperan penting dalam mendongkrak perekonomian

nasional dan masyarakat Indonesia.

Bank syariah harus mampu menciptakan tren baru di bank syariah dan

tidak hanya mengikuti praktik yang ada. Salah satunya adalah dorongan cepat

menuju transformasi digital di bank syariah. Teknologi keuangan (fintech)

akanterus memainkan peran penting dalam pengembangan industri di tahun-tahun

mendatang, yang akan meningkatkan akses ke layanan keuangan dan mengganti

keuangan sosial.

32
Bank syariah dapat memanfaatkan layanan pertukaran digital untuk

meningkatkan tingkat integrasi perbankan syariah. Salah satu cara untuk

meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan perbankan syariah adalah

dengan menawarkan produk yang sesuai dengan pedoman LST, produk yang

memudahkan konsumen, danberkontribusi. Perbankan dapat berkontribusi dalam

tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) ini sebagai bagian dari program

profesional yang akan membantu mahasiswa berprestasi memulai semester

pertama mereka selama wabah COVID-19. Dalam menghadapi ledakan yang

menyebabkan begitu banyak masalah, bank syariah harusterus terlibat dan hadir

secara lokal untuk saling mendukung dalam menahan dan mencegah penyebaran

COVID-19. Tidak hanya untuk memastikan kebutuhan pasar konsumen tetap

terpenuhi, tetapi juga untuk melindungi masyarakat, terutama UMKM, pekerja

sektor informal, petani dan nelayan yang terkena dampak wabah COVID-19.

33
BAB IV

PENUTUP

1.13. Kesimpulan

Strategi bisnis yang dilakukan bank syariah dalam menghadapi dan

memenangkan persaingan pada masa pandemi Covid-19 yaitu Pertama, Bank

syariah hendak tetap melakukan mitigasi resiko salah satunya ialah dengan

merestrukturisasi pembiayaan karena pandemi Covid- 19 yang berdampak pada

zona riil didetetapkan hendak mengusik kemampuan bayar debitur. Bank hendak

melakukan pemetaan, mana debitur yang layak diberikan restrukturisasi dan mana

yang tidak. Sebabnya pemberian restrukturisasi ini hendak menekan pendapatan

bank. Di samping itu, bank pula dihadapkan pada resiko likuiditasyang berpotensi

mengetat karena pemberian restrukturisasi. Sehabis itu, strategi kedua yakni

yakni bank syariah hendak tetap memacu pertumbuhan karena di sisi lain bank

pula harus menciptakan bayaran bunga yang harus dibayarkan kepada penabung

34
di bank. Ketiga, yakni yakni digitalisasi layanan perbankan. Digitalisasi

perbankan memanglah telah dicoba dikala saat sebelum wabah terjalin, namun

disaat ini jadi momentumbuat menguji apakah digital banking milik bank hendak

dimanfaatkan nasabah maupun tidak. Selanjutnya strategi keempat, bank syariah

harus melakukan pendampingan kepada pelaku UMKM dengan membantu

mendigitalisasi segmen usaha ini biar bisa tetap hidup. Bentuk pendampingan

dapat dicoba melalui corporate social responsibility (CSR). Kelima, bank syariah

harus melakukan inovasi. Memasuki fase new normal banktidak dapat

mengenakan tata cara lama dalam melakukan bisnis tercantum memberikan

layanan kepada nasabah. Yang sangat berarti, para pemimpin bank syariah harus

pintar, tidak bisa mengenakan tata cara yang lama, harus tata cara yang baru biar

bisa membiasakan diri kare na yang menang bukan yang pintar, namun yang bisa

membiasakan diri.

1.14. Saran

1. Pertama, penting bagi bank syariah untuk fokus pada digitalisasi dan

teknologi. Dengan meningkatnya permintaan akan transaksi online dan

layanan jarak jauh, bank syariah perlu mengembangkan platform digital

yang aman dan mudah digunakan. Selain itu, pemasaran digital juga dapat

menjadi sarana untuk mencapai lebih banyak nasabah potensial.

2. Kedua, bank syariah perlu meningkatkan efisiensi operasional. Masa

pandemi memunculkan tantangan baru seperti penurunan pendapatan dan

ketidakpastian ekonomi. Oleh karena itu, pengelolaan risiko, pemangkasan

biaya, dan peningkatan produktivitas harus menjadi fokus utama. Bank

35
syariah juga dapat mempertimbangkan kerjasama dengan fintech atau

lembaga keuangan lain untuk meningkatkan efisiensi operasional.

3. Keitga, bank syariah perlu menguatkan komunikasi dengan nasabah.

Selama masa pandemi, kepercayaan dan kepuasan nasabah menjadi kunci.

Bank syariah dapat memberikan informasi yang jelas dan transparan

tentang kebijakan, program bantuan, dan langkah-langkah yang diambil

untuk menjaga keamanan nasabah. Komunikasi yang baik juga dapat

membantu bank syariah memahami kebutuhan dan harapan nasabah

sehingga dapat menawarkan solusi yang sesuai.

DAFTAR PUSTAKA

Akhtyamova, N., Panasyuk, M., & Azitov, R. (2015). The distinctive features of

teaching of Islamic economics: Philosophy, principles and

practice. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 191, 2334-2338.

Ali, Fahad, Yuexiang Jiang, and Ahmet Sensoy. (2021). Downside risk in the Dow

Jones Islamic equity index: Precious metals and portfolio diversification

before and after the Covid-19 bear market. International Business and

Finance Research 58: 101502

Amina, Z., & Fedhila, H. (2018). Regulation and Bank Performance. The Journal

of American Business Review, 6(2), 15–22.

Chang, C. L., McAleer, M., & Wong, W. K. (2020). Risk and financial

management of Covid-19 in business, economics and finance.

36
Fahrika, A. I., & Roy, J. (2020). Dampak pandemi covid 19 terhadap

perkembangan makro ekonomi di indonesia dan respon kebijakan yang

ditempuh. Inovasi, 16(2), 206–213

Mashuri, M., & Nurjannah, D. (2020). Analisis SWOT Sebagai Strategi

MeningkatkanDaya Saing. JPS (Jurnal Perbankan Syariah), 1(1), 97–112.

https://doi.org/10.46367/jps.v1i1.205

Muhammadin, A., Ramli, R., & Nuramal. (2019). Analisis Strategi Generik dalam

Industri Perbankan Di Indonesia. Bongaya Journal of Research in

Management, 1(2), 1–10.

Ojk. (2020). OJK Keluarkan Peraturan Terkait Penanganan Dampak Covid-19.

OJK.

https://www.ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/siaran-pers/Pages/Siaran-

Pers-OJK- Keluarkan-Peraturan-Terkait-Penanganan-Dampak-Covid-

19.aspx

Putra, P., & Hasbiyah, W. (2018). Teori dan Praktik Pemasaran Syariah. Depok:

PT Rajagrafindo Persada

Rahmayati. (2021). Competition Strategy In The Islamic Banking Industry: An

Empirical Review. International Journal Of Business, Economics, And

Social Development, 2(2), 65-71.

Raza, S. A., Shah, N., & Suleman, M. T. (2023). A multifractal detrended

fluctuation analysis of Islamic and conventional financial markets

37
efficiency during the COVID-19 pandemic. International Economics,

100463.

Santoso, I. R. (2016). Ekonomi Islam. Gorontalo: UNG Press Gorontalo

Sari, P., & Ribhan. (2019). Pengaruh Motivasi Kerja, Kompetensi Dan

Kompensasi Terhadap Karyawan. Bisnis Dan Manajemen, 15(2), 20–32.

Shabir, M., Jiang, P., Wang, W., & Işık, Ö. (2023). COVID-19 pandemic impact

on banking sector: A cross-country analysis. Journal of Multinational

Financial Management, 67, 100784.

Sulisytawati, A. I., Santoso, A., & Ulfa, A. (2021). Bisnis Bank Syariah : Telisik

Faktor Pengaruh Profit Distribution Management. Jurnal Ilmiah Ekonomi

Islam, 7(1), 311. https://doi.org/10.29040/jiei.v7i1.1717

Sultoni, H., & Basuki, A. (2020). Bank Syariah di Dunia Internasional. EKSYAR:

Jurnal Ekonomi Syari'ah & Bisnis Islam (e-Journal), 7(2), 35-51.

Syamsuriadi, S. (2019). Lingkungan Dan Manajemen Perubahan Dalam

Organisasi. Adaara: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 8(1), 816–834.

https://doi.org/10.35673/ajmpi.v8i1.420

Tabash, M. I., Sahabuddin, M., Abdulkarim, F. M., Hamouri, B., & Tran, D. K.

(2023). Dynamic Dependency between the Shariah and Traditional Stock

Markets: Diversification Opportunities during the COVID-19 and Global

Financial Crisis (GFC) Periods. Economies, 11(5), 149.

38
Tahliani, H. (2020). Tantangan perbankan Syariah Dalam Menghadapi Pandemi

Covid- 19. Madani Syariah, 3(2), 92–113.

Zunaidi, A. (2021b). Meningkatkan Pemahaman Masyarakat tentang Peran

Pegadaian Syariah dalam Menyukseskan Program Pemulihan Ekonomi

Nasional pada Masa Pandemi Covid 19. 7(2), 68–71.

https://doi.org/https://doi.org/10.21107/pangabdhi.v7i2.11424

39

Anda mungkin juga menyukai