Anda di halaman 1dari 18

DAMPAK FENOMENA PANDEMI COVID-19 TERHADAP STABILITAS DAN

TRANSFORMASI PERBANKAN SYARIAH

Dosen:

Dr. Sudjono, M.Acc.

Oleh:

Chandra Wira Setiyawan (43120010422)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MERCU BUANA

JAKARTA

2023
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah tentang "DAMPAK
FENOMENA PANDEMI COVID-19 TERHADAP STABILITAS DAN TRANSFORMASI
PERBANKAN SYARIAH ".

Makalah ini merupakan satu di antara tugas mata kuliah Perbankan Syariah di program
studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis pada Universitas Mercu Buana. Selanjutnya
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Sudjono, M.Acc.
selaku dosen pembimbing mata kuliah Perbankan Syariah dan kepada segenap pihak yang telah
memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.

Sebagai penyusun, penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, penulis
dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki
karya ilmiah ini.

Penulis berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan
juga inspirasi untuk pembaca.

Jakarta, 23 November 2023

Chandra Wira Setiyawan

Penulis
ii

Daftar Isi

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... i


Daftar Isi .......................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................................................... 1
1.2 Batasan Masalah .................................................................................................................... 2
1.3 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 2
1.4 Tujuan .................................................................................................................................... 2
1.5 Manfaat .................................................................................................................................. 3
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................................................... 3
2.1 Grand Theory, Middle Theory, dan Operational Theory .................................................... 3
2.2 Studi dan Penelitian Terdahulu............................................................................................. 4
2.3 Hipotesis ................................................................................................................................. 5
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................................................ 6
3.1 Penerapan .............................................................................................................................. 6
3.2 Perbandingan antara teori/penelitian terdahulu dan praktek ............................................. 7
3.3 Pembahasan ........................................................................................................................... 8
BAB IV PENUTUP........................................................................................................................ 12
4.1 Kesimpulan .......................................................................................................................... 12
4.2 Saran .................................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 14
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah terkait dampak pandemi Covid-19 terhadap Perbankan Syariah
merupakan suatu aspek yang sangat kompleks dan memerlukan pemahaman mendalam.
Pandemi ini tidak hanya memberikan tekanan terhadap sektor kesehatan global, tetapi juga
merambat ke berbagai sektor ekonomi, termasuk perbankan. Perbankan Syariah sebagai bagian
integral dari sistem keuangan juga turut merasakan dampak signifikan dari perubahan dinamika
ekonomi yang dipicu oleh pandemi ini.

Salah satu dampak yang terasa jelas adalah ketidakpastian ekonomi yang mengiringi
pandemi ini. Gejolak pasar keuangan dan fluktuasi mata uang menciptakan tantangan besar
bagi lembaga keuangan, termasuk Perbankan Syariah, yang diharuskan untuk menjaga
stabilitas keuangan dalam kondisi yang berubah-ubah. Peningkatan risiko kredit dan
ketidakpastian dalam pembayaran pinjaman menghadirkan tantangan baru yang memerlukan
penyesuaian strategis bagi lembaga keuangan berbasis syariah.

Selain itu, pandemi ini juga mempercepat transformasi digital di berbagai sektor,
termasuk perbankan. Perubahan perilaku konsumen yang cenderung beralih ke layanan online
memaksa Perbankan Syariah untuk mempercepat implementasi teknologi digital agar tetap
relevan dan dapat bersaing. Transformasi ini tidak hanya menjadi kebutuhan untuk menjaga
daya saing, tetapi juga sebagai solusi untuk memenuhi tuntutan konsumen yang semakin
mengarah kepada transaksi tanpa kontak fisik.

Lebih lanjut, perubahan pola konsumsi masyarakat yang dipicu oleh pandemi juga turut
mempengaruhi portofolio layanan Perbankan Syariah. Lembaga keuangan ini perlu merespons
kebutuhan baru dan mungkin mengkaji ulang strategi bisnis mereka agar tetap relevan dalam
menghadapi perubahan-perubahan ini. Oleh karena itu, pemahaman mendalam tentang dampak
pandemi Covid-19 terhadap Perbankan Syariah menjadi krusial dalam mengidentifikasi
langkah-langkah yang tepat untuk menjaga stabilitas dan merespons transformasi tersebut.

Selanjutnya, perlu ditekankan bahwa fenomena pandemi ini tidak hanya sebagai
ancaman, tetapi juga sebagai peluang bagi Perbankan Syariah untuk berkembang dan
berinovasi. Dengan pemahaman yang matang terhadap perubahan-perubahan ini, lembaga
2

keuangan berbasis syariah dapat mengambil langkah-langkah proaktif untuk membangun


fondasi yang kuat dalam menghadapi masa depan yang penuh dengan ketidakpastian.

1.2 Batasan Masalah

Waktu Penelitian:

Penelitian ini akan membatasi cakupan analisis pada periode tertentu sejak dimulainya
pandemi Covid-19 hingga waktu tertentu, dengan tujuan untuk memahami dampak jangka
pendek dan menengah yang terjadi pada Perbankan Syariah.

Fokus Geografis:

Lingkup penelitian ini akan difokuskan pada satu atau beberapa wilayah geografis
tertentu. Pembatasan ini diterapkan untuk memahami variasi dampak yang mungkin terjadi di
berbagai pasar dan regulasi regional.

1.3 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pandemi Covid-19 memengaruhi stabilitas keuangan Perbankan Syariah,


terutama dalam konteks ketidakpastian ekonomi yang diakibatkannya?
2. Apakah pandemi Covid-19 menjadi pendorong utama dalam mempercepat transformasi
digital di dalam Perbankan Syariah, dan bagaimana lembaga-lembaga tersebut
menanggapi perubahan pola konsumsi yang dipicu oleh pandemi?
3. Bagaimana Perbankan Syariah merespons perubahan perilaku nasabah dalam konteks
pandemi, terutama terkait dengan preferensi transaksi tanpa kontak fisik?

1.4 Tujuan
1. Menganalisis Dampak Pandemi Covid-19
2. Memahami Perubahan Pola Konsumsi dan Digitalisasi
3. Menganalisis Risiko-Risiko yang Muncul
4. Menjelajahi Respons Perbankan Syariah Terhadap Perubahan
3

1.5 Manfaat
Makalah ini diharapkan memberikan kontribusi pada pengetahuan mengenai dampak
pandemi Covid-19 terhadap Perbankan Syariah, memberikan pemahaman yang lebih dalam
tentang tantangan dan peluang yang dihadapi oleh sektor ini.

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Grand Theory, Middle Theory, dan Operational Theory

Grand Theory:

Grand theory adalah teori yang bersifat sangat umum dan abstrak, mencakup banyak
aspek dan fenomena. Dalam konteks dampak pandemi Covid-19 terhadap Perbankan Syariah,
grand theory dapat berfokus pada teori ekonomi makro, seperti teori ketidakpastian ekonomi
dan teori krisis finansial global. Grand theory dapat memberikan kerangka kerja konseptual
yang luas untuk memahami dampak pandemi dalam skala besar, menghubungkannya dengan
dinamika ekonomi global dan faktor-faktor sistemik yang mempengaruhi stabilitas keuangan
Perbankan Syariah.

Middle Theory:

Middle theory adalah teori yang lebih spesifik dan fokus pada tingkat yang lebih tengah.
Dalam konteks ini, middle theory dapat mencakup konsep-konsep seperti teori risiko keuangan,
teori perubahan perilaku konsumen, atau teori adaptasi organisasi. Middle theory memberikan
pemahaman lebih rinci tentang bagaimana pandemi secara langsung mempengaruhi faktor-
faktor di tingkat tengah, termasuk bagaimana Perbankan Syariah menanggapi perubahan
perilaku nasabah dan menyesuaikan operasional mereka untuk mengurangi risiko yang
muncul.

Operational Theory:

Operational theory adalah teori yang sangat spesifik, fokus pada detail implementasi
dan tindakan praktis. Dalam konteks Perbankan Syariah dan dampak pandemi, operational
theory dapat mencakup konsep-konsep seperti strategi digitalisasi, manajemen risiko kredit,
atau adaptasi kebijakan internal. Operational theory memberikan pandangan mendalam tentang
langkah-langkah konkret yang diambil oleh lembaga keuangan berbasis syariah untuk
menghadapi tantangan yang diakibatkan oleh pandemi, termasuk penggunaan teknologi,
restrukturisasi layanan, dan strategi komunikasi kepada nasabah.
4

2.2 Studi dan Penelitian Terdahulu

Studi terdahulu mengenai dampak pandemi Covid-19 terhadap Perbankan Syariah telah
menunjukkan bahwa krisis ini mendorong percepatan transformasi digital di sektor keuangan
berbasis syariah. Penelitian ini menyoroti pentingnya adaptasi teknologi untuk menjaga
keterhubungan dengan nasabah, mengingat pergeseran signifikan dalam perilaku konsumen
menuju layanan finansial online.

Selain itu, studi terdahulu juga mengeksplorasi dampak ketidakpastian ekonomi yang
dihasilkan oleh pandemi terhadap stabilitas keuangan Perbankan Syariah. Hasil penelitian
menunjukkan perlunya penguatan manajemen risiko kredit dan strategi bisnis yang lebih
adaptif guna mengatasi risiko-risiko yang muncul akibat fluktuasi ekonomi yang tidak terduga.

Pentingnya keterlibatan regulasi regional dalam mengatasi tantangan yang dihadapi


oleh Perbankan Syariah juga telah terungkap dalam penelitian terdahulu. Studi ini menyoroti
bahwa kerangka regulasi yang responsif dapat mendukung lembaga keuangan berbasis syariah
dalam menghadapi situasi darurat, memfasilitasi inovasi, dan memperkuat stabilitas sistem
finansial.

Selanjutnya, beberapa penelitian menggali aspek sosial dari pandemi terhadap


Perbankan Syariah, dengan menekankan pentingnya tanggung jawab sosial korporat dan peran
lembaga keuangan dalam mendukung masyarakat selama krisis. Hasil-hasil penelitian ini
memberikan wawasan tentang cara Perbankan Syariah dapat berfungsi sebagai agen perubahan
positif dalam mendukung pemulihan ekonomi dan kesejahteraan sosial.

Secara keseluruhan, studi terdahulu telah membuka jalan bagi pemahaman yang lebih
komprehensif tentang dinamika kompleks antara pandemi Covid-19, stabilitas keuangan, dan
transformasi Perbankan Syariah. Penelitian ini memberikan pandangan yang berharga untuk
merancang strategi respons yang lebih efektif dan berkelanjutan di masa depan.
5

2.3 Hipotesis

Hipotesis yang dapat diajukan dalam konteks dampak pandemi Covid-19 terhadap Perbankan
Syariah mungkin termasuk:

Hipotesis Stabilitas Keuangan:

"Pandemi Covid-19 memiliki dampak signifikan terhadap stabilitas keuangan Perbankan


Syariah, dengan meningkatnya risiko kredit dan ketidakpastian ekonomi yang memerlukan
strategi manajemen risiko yang lebih proaktif."

Hipotesis Transformasi Digital:

"Pandemi Covid-19 mendorong transformasi digital yang lebih cepat dalam Perbankan
Syariah, dengan lembaga-lembaga tersebut mempercepat penerapan teknologi untuk menjaga
keterhubungan dengan nasabah dan memenuhi perubahan pola konsumsi yang dipicu oleh
situasi krisis."

Hipotesis Respons Regulasi:

"Regulasi regional memainkan peran kunci dalam merespons dampak pandemi terhadap
Perbankan Syariah, dengan kerangka regulasi yang responsif membantu lembaga keuangan
berbasis syariah dalam mengatasi tantangan dan menjaga stabilitas sistem finansial."

Hipotesis Tanggung Jawab Sosial:

"Pandemi Covid-19 mendorong Perbankan Syariah untuk menguatkan tanggung jawab sosial
korporat, dengan lembaga-lembaga tersebut berperan aktif dalam mendukung masyarakat dan
memberikan kontribusi positif pada pemulihan ekonomi dan kesejahteraan sosial."

Hipotesis Perbedaan Regional:

"Terdapat perbedaan signifikan dalam dampak pandemi Covid-19 terhadap Perbankan Syariah
di berbagai wilayah geografis, dengan faktor-faktor regional seperti regulasi, kebijakan
pemerintah, dan karakteristik pasar memainkan peran penting dalam membentuk respons
lembaga keuangan berbasis syariah terhadap krisis."
6

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Penerapan

Pada tahap pembahasan, penelitian ini akan merinci secara komprehensif dampak-
dampak yang telah diidentifikasi pada Perbankan Syariah akibat pandemi Covid-19. Analisis
dampak tersebut akan diterjemahkan ke dalam konteks kebijakan dan praktik operasional,
memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana lembaga keuangan berbasis syariah
menanggapi tantangan stabilitas dan transformasi yang dihadapi.

Pertama, dalam pembahasan stabilitas keuangan, penelitian akan mengeksplorasi


dampak ketidakpastian ekonomi terhadap kinerja Perbankan Syariah. Ini mencakup analisis
manajemen risiko kredit, perubahan dalam komposisi portofolio aset, dan strategi mitigasi
risiko yang diterapkan oleh lembaga-lembaga tersebut. Selain itu, akan dipertimbangkan pula
bagaimana kondisi makroekonomi mempengaruhi kebijakan suku bunga dan likuiditas, dua
aspek penting dalam mempertahankan stabilitas keuangan.

Kedua, pembahasan akan menyoroti transformasi digital dalam Perbankan Syariah


sebagai respons terhadap perubahan perilaku konsumen dan kebutuhan layanan finansial tanpa
kontak fisik. Ini melibatkan analisis strategi teknologi informasi yang diterapkan, investasi
dalam inovasi fintech, serta adaptasi proses operasional untuk mendukung layanan perbankan
yang lebih efisien dan mudah diakses.

Selanjutnya, pembahasan akan mencakup aspek respons regulasi dan peran lembaga
pengatur dalam mengatasi dampak pandemi. Ini melibatkan analisis terhadap fleksibilitas
regulasi, kebijakan stimulus, dan peran regulator dalam memberikan dukungan dan kepastian
kepada Perbankan Syariah.

Terakhir, pembahasan akan membahas upaya Perbankan Syariah dalam memperkuat


tanggung jawab sosial korporatnya selama pandemi. Ini melibatkan inisiatif mendukung
masyarakat sekitar, keberlanjutan ekonomi, dan kontribusi positif terhadap pemulihan ekonomi
secara keseluruhan.

Melalui tahap pembahasan yang mendalam ini, penelitian diharapkan dapat


memberikan pandangan yang holistik dan aplikatif terhadap cara Perbankan Syariah merespons
dan menavigasi dampak pandemi Covid-19 terhadap stabilitas dan transformasi sektor
keuangan syariah.
7

3.2 Perbandingan antara teori/penelitian terdahulu dan praktek

Perbandingan antara teori/penelitian terdahulu dan praktek dari pembahasan dampak


pandemi Covid-19 terhadap Perbankan Syariah dapat memberikan pemahaman lebih dalam
mengenai sejauh mana teori-teori dan temuan penelitian tercermin dalam tindakan praktis
lembaga keuangan berbasis syariah. Berikut adalah perbandingan antara aspek teoretis dan
praktek yang mungkin muncul:

1. Stabilitas Keuangan:

Teori: Penelitian sebelumnya mungkin menyoroti pentingnya manajemen risiko,


ketidakpastian ekonomi, dan strategi mitigasi risiko dalam menjaga stabilitas keuangan
Perbankan Syariah.

Praktek: Dalam prakteknya, lembaga-lembaga tersebut mungkin telah mengadaptasi kebijakan


manajemen risiko kredit, melakukan penyesuaian pada portofolio aset, dan menerapkan
strategi keuangan yang lebih fleksibel untuk mengatasi ketidakpastian ekonomi.

2. Transformasi Digital:

Teori: Teori-teori dapat menekankan perlunya transformasi digital untuk menjawab perubahan
perilaku konsumen dan memenuhi kebutuhan layanan finansial tanpa kontak fisik.

Praktek: Perbankan Syariah mungkin telah meningkatkan investasi dalam teknologi informasi,
mempercepat digitalisasi proses bisnis, dan mengembangkan layanan finansial berbasis
teknologi untuk mengakomodasi pergeseran preferensi konsumen.

3. Respons Regulasi:

Teori: Teori-teori dapat menyoroti peran regulasi dalam menyediakan kepastian, fleksibilitas,
dan dukungan kepada lembaga keuangan berbasis syariah selama krisis.

Praktek: Lembaga-lembaga tersebut mungkin telah merespons regulasi dengan adaptasi


kebijakan internal, mendukung kebijakan stimulus pemerintah, dan bekerja sama lebih erat
dengan regulator untuk menjaga stabilitas dan memberikan kepastian.

4. Tanggung Jawab Sosial Korporat:


8

Teori: Penelitian mungkin menekankan pentingnya tanggung jawab sosial korporat dan
kontribusi positif terhadap masyarakat selama krisis.

Praktek: Dalam prakteknya, Perbankan Syariah mungkin telah mengambil langkah-langkah


konkret seperti menyediakan bantuan sosial, mendukung inisiatif kesehatan masyarakat, dan
berkontribusi pada pemulihan ekonomi secara luas.

3.3 Pembahasan

1. Bagaimana pandemi Covid-19 memengaruhi stabilitas keuangan Perbankan Syariah,


terutama dalam konteks ketidakpastian ekonomi yang diakibatkannya?

Jawab: Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang substansial terhadap stabilitas keuangan
Perbankan Syariah, terutama dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi yang menjadi
dampak utama dari krisis ini. Ketidakpastian ini muncul dari perubahan mendalam dalam
dinamika ekonomi global, terutama seiring dengan penurunan signifikan dalam aktivitas
ekonomi dan ketidakpastian yang terkait dengan masa pemulihan. Perbankan Syariah, sebagai
bagian integral dari sistem keuangan, merasakan tekanan yang signifikan karena fluktuasi pasar
keuangan dan perubahan dalam kondisi makroekonomi.

Ketidakpastian ekonomi yang diakibatkan oleh pandemi membuat Perbankan Syariah


harus menghadapi tantangan serius dalam manajemen risiko. Risiko kredit menjadi aspek
kritis, karena bisnis dan individu mengalami kesulitan dalam melunasi pinjaman akibat
ketidakpastian pekerjaan dan pendapatan. Lembaga-lembaga ini harus melakukan penilaian
risiko yang lebih cermat, menyesuaikan portofolio kredit, dan mengidentifikasi strategi
mitigasi risiko yang efektif agar dapat menjaga stabilitas keuangan mereka di tengah kondisi
yang tidak pasti.

Di samping itu, pandemi juga mempengaruhi kebijakan suku bunga dan likuiditas, dua
faktor kunci dalam menjaga stabilitas keuangan. Penurunan suku bunga oleh bank sentral untuk
merangsang ekonomi dapat mempengaruhi margin keuntungan Perbankan Syariah. Selain itu,
likuiditas dapat menjadi masalah terutama jika nasabah mengalami kesulitan keuangan yang
menyebabkan penarikan dana besar-besaran. Oleh karena itu, lembaga-lembaga ini harus
memiliki strategi yang kuat untuk mengelola likuiditas dan menyesuaikan portofolio investasi
mereka untuk menghadapi perubahan kondisi pasar.
9

Dalam menjaga stabilitas, Perbankan Syariah juga perlu memperkuat hubungan dengan
nasabah dan memperkuat transparansi komunikasi. Pemberian informasi yang jelas dan
dukungan kepada nasabah dapat membantu membangun kepercayaan di tengah ketidakpastian
ekonomi. Selain itu, kerja sama dengan pemerintah dan regulator menjadi kunci untuk
merespons cepat terhadap perubahan kondisi ekonomi dan mengimplementasikan kebijakan
yang mendukung stabilitas keuangan.

Pandemi Covid-19 tidak hanya menghadirkan tantangan, tetapi juga peluang bagi
Perbankan Syariah untuk memperkuat ketahanan dan adaptabilitas mereka. Dengan
mengimplementasikan strategi manajemen risiko yang responsif, memanfaatkan teknologi
untuk mempercepat layanan dan menjaga likuiditas, serta membangun kolaborasi yang erat
dengan pemangku kepentingan, Perbankan Syariah dapat memainkan peran penting dalam
mendukung stabilitas ekonomi dan keuangan di tengah ketidakpastian global yang
berkelanjutan.

2. Apakah pandemi Covid-19 menjadi pendorong utama dalam mempercepat transformasi


digital di dalam Perbankan Syariah, dan bagaimana lembaga-lembaga tersebut menanggapi
perubahan pola konsumsi yang dipicu oleh pandemi?

Jawab: Pandemi Covid-19 telah menjadi katalisator utama dalam mempercepat transformasi
digital di dalam Perbankan Syariah. Terbatasnya mobilitas fisik, ketidakpastian kesehatan, dan
perubahan signifikan dalam perilaku konsumen telah mendorong lembaga-lembaga keuangan
berbasis syariah untuk meningkatkan dan mempercepat adopsi teknologi digital. Transformasi
ini tidak hanya dilihat sebagai respons terhadap situasi darurat, tetapi juga sebagai strategi
jangka panjang untuk tetap relevan di era pascapandemi.

Dalam menanggapi perubahan pola konsumsi yang dipicu oleh pandemi, Perbankan
Syariah telah memusatkan perhatian pada penguatan layanan digital. Adopsi teknologi
finansial, seperti aplikasi perbankan mobile dan layanan perbankan online, menjadi prioritas
untuk menjawab kebutuhan nasabah yang semakin mengandalkan platform digital. Lembaga-
lembaga ini juga mengembangkan inovasi seperti pembayaran digital, teknologi identifikasi
biometrik, dan layanan perantara keuangan untuk menciptakan pengalaman nasabah yang lebih
seamless dan aman.
10

Langkah-langkah konkrit telah diambil untuk memastikan keamanan dan privasi


nasabah dalam transformasi digital ini. Perbankan Syariah mengintegrasikan teknologi
kecerdasan buatan dan analitika data untuk memonitor transaksi, mendeteksi potensi
kecurangan, dan mengamankan informasi keuangan nasabah. Dengan demikian, lembaga-
lembaga ini tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional, tetapi juga memperkuat
kepercayaan nasabah terhadap layanan digital yang mereka tawarkan.

Selain itu, Perbankan Syariah merespons perubahan preferensi nasabah dengan


memberikan lebih banyak opsi dan fleksibilitas dalam produk dan layanan mereka. Penekanan
pada kemudahan akses, transparansi, dan layanan yang ramah pengguna menjadi fokus untuk
menyesuaikan diri dengan pola konsumsi yang semakin didorong oleh kecepatan, kenyamanan,
dan personalisasi. Pemberian informasi yang jelas dan edukasi mengenai manfaat layanan
digital juga menjadi bagian integral dari respons ini.

Dengan mengintegrasikan transformasi digital sebagai bagian dari strategi bisnis


mereka, Perbankan Syariah berupaya untuk menciptakan ekosistem finansial yang adaptif dan
tanggap terhadap perubahan lingkungan. Keberhasilan mereka dalam menghadapi perubahan
pola konsumsi yang dipicu oleh pandemi tergantung pada kemampuan mereka untuk terus
berinnovasi, memberikan layanan yang dapat diandalkan, dan membangun kepercayaan
nasabah terhadap solusi digital mereka. Transformasi ini bukan hanya sebagai respons
mendesak terhadap krisis, tetapi juga sebagai evolusi yang strategis untuk mencapai
keunggulan kompetitif di masa depan.

3. Bagaimana Perbankan Syariah merespons perubahan perilaku nasabah dalam konteks


pandemi, terutama terkait dengan preferensi transaksi tanpa kontak fisik?

Jawab: Perbankan Syariah menjalani transformasi mendalam dalam merespons perubahan


perilaku nasabah yang dipicu oleh pandemi, khususnya terkait dengan preferensi transaksi
tanpa kontak fisik. Perubahan signifikan dalam pola konsumsi dan kebutuhan layanan
keuangan telah mendorong lembaga-lembaga ini untuk menyesuaikan strategi mereka agar
tetap relevan di tengah situasi darurat global ini.

Dalam menyikapi keinginan nasabah untuk transaksi tanpa kontak fisik, Perbankan
Syariah secara cepat meningkatkan layanan digital mereka. Aplikasi perbankan mobile,
platform perbankan online, dan solusi pembayaran digital menjadi fokus utama dalam
11

mendukung transaksi yang aman dan efisien. Keamanan dan kecepatan menjadi unsur kunci
dalam pengembangan solusi ini, memastikan bahwa nasabah dapat dengan nyaman melakukan
transaksi tanpa harus secara fisik mendatangi kantor cabang atau ATM.

Pentingnya identifikasi biometrik dan otentikasi dua faktor semakin menjadi pusat
perhatian untuk memastikan keamanan transaksi tanpa kontak fisik. Penggunaan teknologi
wajah, sidik jari, atau iris mata menjadi metode yang semakin diandalkan untuk
mengautentikasi identitas nasabah, menciptakan pengalaman transaksi yang mudah dan
terlindungi dari risiko keamanan. Perbankan Syariah berinvestasi dalam teknologi-teknologi
ini untuk meningkatkan kepercayaan nasabah terhadap keamanan transaksi digital.

Selain itu, edukasi nasabah menjadi bagian integral dari respons Perbankan Syariah.
Mereka tidak hanya memperkenalkan layanan baru, tetapi juga berkomitmen untuk
meningkatkan pemahaman nasabah tentang manfaat, keamanan, dan cara menggunakan
layanan tanpa kontak fisik ini. Inisiatif edukasi ini bertujuan untuk menghilangkan keraguan
dan meningkatkan tingkat adopsi nasabah terhadap solusi digital.

Pertimbangan etika dan syariah juga tetap menjadi fokus dalam menyusun strategi
respons terhadap perubahan perilaku nasabah. Perbankan Syariah memastikan bahwa layanan-
layanan yang mereka tawarkan tetap sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, menjaga kepatuhan
terhadap norma-norma etis dan moral dalam transaksi tanpa kontak fisik.

Melalui respons yang holistik ini, Perbankan Syariah berusaha untuk memenuhi
harapan dan kebutuhan nasabah dalam lingkungan yang semakin digital. Mereka memandang
transformasi ini bukan hanya sebagai keharusan selama pandemi, tetapi sebagai evolusi
strategis untuk membangun fondasi yang tangguh dan berkelanjutan di masa depan, di mana
transaksi tanpa kontak fisik semakin menjadi norma dalam kehidupan sehari-hari.
12

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Secara keseluruhan, pandemi Covid-19 telah menjadi pemicu utama dalam


mempercepat transformasi Perbankan Syariah, baik dalam aspek stabilisasi keuangan maupun
adaptasi terhadap perubahan perilaku nasabah. Ketidakpastian ekonomi yang terkait dengan
pandemi mendorong lembaga-lembaga ini untuk mengintensifkan manajemen risiko,
khususnya dalam menghadapi risiko kredit yang meningkat. Transformasi digital menjadi
landasan utama dalam respons terhadap pandemi, di mana Perbankan Syariah meningkatkan
layanan digital mereka untuk memenuhi preferensi nasabah terhadap transaksi tanpa kontak
fisik.

Lembaga-lembaga ini secara aktif merespons perubahan pola konsumsi dengan


mempercepat inovasi digital. Penggunaan teknologi seperti identifikasi biometrik dan aplikasi
perbankan mobile memainkan peran kunci dalam membangun ekosistem finansial yang lebih
tanggap dan aman. Respons terhadap pandemi tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga
melibatkan edukasi nasabah dan peningkatan kesadaran akan keamanan dan manfaat layanan
digital.

Perbankan Syariah berusaha menjaga keseimbangan antara transformasi teknologi dan


prinsip syariah, mengintegrasikan etika dan nilai-nilai syariah ke dalam solusi digital mereka.
Dengan demikian, mereka menciptakan lingkungan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah
sambil tetap memenuhi tuntutan nasabah yang semakin digital dan membutuhkan layanan yang
lebih efisien.
13

4.2 Saran

Saran untuk Perbankan Syariah dalam menghadapi dan menjawab tantangan yang dihasilkan
oleh pandemi Covid-19:

1. Terus perkuat investasi dalam transformasi digital. Fokus pada inovasi teknologi yang
dapat meningkatkan pengalaman nasabah, efisiensi operasional, dan keamanan
transaksi.
2. Perkuat program edukasi nasabah untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang
keamanan dan manfaat layanan digital. Edukasi dapat membantu meredakan
kekhawatiran dan meningkatkan adopsi teknologi.
3. Terus memantau dan merespons perubahan pola konsumsi nasabah. Fleksibilitas dalam
penawaran produk dan layanan akan menjadi kunci untuk memenuhi kebutuhan yang
terus berkembang.
4. Pastikan bahwa setiap solusi digital yang diterapkan tetap sejalan dengan prinsip-
prinsip syariah. Integrasi etika dan nilai-nilai syariah akan memperkuat kepercayaan
nasabah.
5. Tingkatkan kolaborasi dengan pihak eksternal, seperti regulator, lembaga riset, dan
pelaku industri finansial digital. Kerja sama ini dapat membantu menciptakan
lingkungan yang mendukung dan mempercepat transformasi.
6. Fokus pada penyediaan layanan berbasis kebutuhan nasabah. Pemahaman mendalam
tentang preferensi dan harapan nasabah dapat membantu menciptakan solusi yang lebih
relevan.
7. Terus tingkatkan kapabilitas manajemen risiko, khususnya dalam menghadapi risiko
kredit dan likuiditas. Keberlanjutan keuangan Perbankan Syariah sangat tergantung
pada kemampuan mereka dalam mengelola risiko dengan efektif.
8. Aktif terlibat dalam inisiatif sosial dan tanggung jawab sosial korporat. Memberikan
dukungan kepada masyarakat selama pandemi dapat memperkuat reputasi dan
kontribusi positif Perbankan Syariah.
14

DAFTAR PUSTAKA

Amanzio, M., Cipriani, G. E., & Mitsikostas, D. D. (2022). The nocebo phenomenon in the
COVID-19 pandemic: a nocebodemic effect. Expert Review of Clinical
Pharmacology, 15(12), 1377-1382.

D′ Agostino, A., D’Angelo, S., Giordano, B., Cigognini, A. C., Chirico, M. L., Redaelli, C., &
Gambini, O. (2021). Brief psychotic disorder during the national
lockdown in Italy: An emerging clinical phenomenon of the COVID-19
pandemic. Schizophrenia Bulletin, 47(1), 15-22.

Ferreira, C. M., Sá, M. J., Martins, J. G., & Serpa, S. (2020). The COVID-19 contagion–
pandemic dyad: A view from social sciences. Societies, 10(4), 77.

Hidayat, R., Umam, R., & Tripalupi, R. I. (2021). Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Pada
Masa Covid-19 Dan Strategi Peningkatannya. Finansha-Journal of Sharia
Financial Management, 2(2), 77-91.

Junaedi, D., Arsyad, M. R., Norman, E., Romli, M., & Salistia, F. (2021). Dampak Pandemi
Covid-19 terhadap Stabilitas Moneter Indonesia. Al-Kharaj: Jurnal
Ekonomi, Keuangan & Bisnis Syariah, 3(1), 17-36.

Rois, A. K., & Sugianto, D. (2021). Kekuatan Perbankan Syariah di Masa Krisis.
MUSYARAKAH: Journal of Sharia Economics (MJSE), 1(1), 1-8.

Sumadi, S. (2020). Menakar Dampak Fenomena Pandemi Covid-19 Terhadap Perbankan


Syariah. Jurnal Hukum Ekonomi Syariah, 3(2), 145-162.

Sumarni, Y. (2020). Pandemi Covid-19: Tantangan ekonomi dan bisnis. Al-Intaj: Jurnal
Ekonomi Dan Perbankan Syariah, 6(2), 46-58.

Tahliani, H. (2020). Tantangan Perbankan Syariah dalam Menghadapi Pandemi Covid-19.


Madani Syari'ah, 3(2), 92-113.

Wicaksono, Y. K., & Maunah, B. (2021). Peran Negara Dalam Ketahanan Perbankan Syariah
Di Masa Pandemi Covid-19. An-Nisbah: Jurnal Ekonomi Syariah, 8(1),
206-225.
15

Wijayaningtyas, M., Lukiyanto, K., Nursanti, E., & Laksmana, D. I. (2022). The effect of
economical phenomenon on informal construction workers earnings
within Covid-19 pandemic: A mixed method analysis. Heliyon, 8(8).

Anda mungkin juga menyukai