Anda di halaman 1dari 24

TUGAS BESAR 2

FENOMENA PANDEMI COVID-19 TERHADAP PERBANKAN


SYARIAH.

Dosen Pengampu :

Dr. Sudjono, M.Acc.

Disusun oleh :
Mohamad Mubariz Perisai – 43120010356.

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan rahmat-
Nya yang senantiasa memberikan petunjuk dan kekuatan dalam menyelesaikan Tugas
Besar 1, makalah ini, dengan judul “Fenomena Pandemi Covid-19 terhadap Perbankan
Syariah.”

Kami ingin menyampaikan penghargaan yang tulus kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan, saran, dan inspirasi sepanjang perjalanan penulisan makalah ini.
Khususnya, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Dr. Sudjono, M.Acc., sebagai
Dosen Pengampu Mata Kuliah Perbankan Syariah, yang dengan penuh dedikasi
memberikan bimbingan, arahan, dan wawasan yang sangat berharga selama proses
penyusunan makalah ini.

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk menggali lebih dalam dampak pandemi Covid-
19 terhadap perbankan syariah dari berbagai perspektif. Analisis tentang perubahan
kinerja, strategi operasional, dan adaptasi perbankan syariah di tengah tantangan ekonomi
menjadi fokus utama pembahasan.

Kami sadar bahwa setiap karya ilmiah memiliki keterbatasan, dan kami sangat
menghargai setiap masukan serta saran yang bersifat konstruktif untuk perbaikan di masa
yang akan datang. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan pemahaman yang
lebih mendalam bagi mereka yang tertarik menjelajahi dinamika perbankan syariah dalam
menghadapi pandemi global yang telah mengubah paradigma ekonomi.

Jakarta, 14 Oktober 2023

Mohamad Mubariz Perisai

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................................i

DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang Masalah.. ....................................................................................... 1

1.2 Batasan Masalah.. ...................................................................................................2

1.3 Rumusan Masalah.. .................................................................................................2

1.4 Tujuan.. ...................................................................................................................2

1.5 Manfaat.. .................................................................................................................3

BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................................... 4

2.1. Grand Theory, Middle Theory, dan Operational Theory.. .....................................4

2.2. Studi dan Penelitian Terdahulu.. ............................................................................5

2.3. Hipotesis.. ..............................................................................................................6

BAB III PEMBAHASAN ................................................................................................ 8

3.1. Penerapan Teori.. ...................................................................................................8

3.2. Perbandingan Antara Teori atau Penelitian Terdahulu dan Praktek.. ..................10

3.3 Pembahasan.. .......................................................................................................12

BAB IV PENUTUP .......................................................................................................17

4.1 Kesimpulan.. ..........................................................................................................17

4.2 Saran.. ....................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA.. ..................................................................................................19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah.


Pandemi Covid-19, yang pertama kali terdeteksi di Wuhan, China, pada Desember
2019, telah menyebabkan dampak global yang luar biasa. Pada awal 2020, Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan situasi darurat kesehatan masyarakat yang berpotensi
menjadi pandemi. Kecepatan penyebaran virus ini memaksa pemerintah di seluruh dunia
mengambil tindakan tegas, termasuk pembatasan pergerakan, penguncian wilayah, dan
langkah-langkah lainnya untuk mengendalikan penyebaran penyakit tersebut.
Dalam konteks inilah, sektor perbankan syariah, yang merupakan bagian integral dari
sistem keuangan global, menghadapi tantangan serius. Pandemi Covid-19 bukan hanya
masalah kesehatan, tetapi juga memicu krisis ekonomi yang melibatkan sejumlah besar sektor
termasuk perbankan. Perbankan syariah, dengan prinsip-prinsipnya yang sesuai dengan hukum
Islam, menghadapi dinamika yang unik dan berpotensi mempengaruhi seluruh ekosistem
keuangan syariah.
Peran perbankan syariah dalam mendukung ekonomi umat menjadi semakin penting di
tengah ketidakpastian yang diakibatkan oleh pandemi ini. Sebagai lembaga keuangan yang
beroperasi berdasarkan prinsip keadilan dan keberlanjutan, perbankan syariah diharapkan
dapat memberikan solusi inovatif dan berkelanjutan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi
oleh masyarakat dan pelaku ekonomi.
Dalam latar belakang ini, perlu dipahami secara menyeluruh bagaimana kondisi
makroekonomi secara umum terdampak oleh pandemi Covid-19, dan khususnya, bagaimana
perbankan syariah merespons dan beradaptasi dengan perubahan tersebut. Pelibatan perbankan
syariah dalam menyediakan solusi keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam menjadi
aspek yang membutuhkan pemahaman mendalam.
Selain itu, latar belakang masalah ini akan membahas peran perbankan syariah dalam
meningkatkan keberlanjutan ekonomi dan inklusivitas keuangan. Pandemi Covid-19 telah
mengekspos ketidaksetaraan ekonomi yang sudah ada sebelumnya, dan dalam konteks ini,
perbankan syariah dapat menjadi kunci untuk memberikan akses keuangan kepada kelompok
yang terpinggirkan dan memastikan keberlanjutan ekonomi yang lebih adil.

1
1.2. Batasan Masalah.
Dalam penelitian ini, fokus akan ditempatkan pada dampak pandemi Covid-19 terhadap
perbankan syariah. Kondisi makroekonomi umum yang terkait dengan pandemi akan diulas,
tetapi penekanan utama akan diberikan pada respons dan adaptasi perbankan syariah terhadap
perubahan tersebut. Aspek-aspek tertentu seperti inovasi produk, digitalisasi, dan peran
perbankan syariah dalam mendukung pemulihan ekonomi akan menjadi titik fokus.

1.3. Rumusan Masalah.


Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang akan dijawab dalam
penelitian ini meliputi:
1. Bagaimana kondisi makroekonomi yang terkait dengan pandemi Covid-19
mempengaruhi perbankan syariah secara umum?
2. Bagaimana perbankan syariah merespons dan beradaptasi dengan dampak ekonomi
yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19?
3. Apa peran perbankan syariah dalam meningkatkan keberlanjutan ekonomi dan
inklusivitas keuangan di tengah krisis yang disebabkan oleh pandemi Covid-19?

Dengan merumuskan pertanyaan ini, penelitian diharapkan dapat memberikan


wawasan mendalam tentang dinamika perbankan syariah dalam menghadapi tantangan yang
diakibatkan oleh pandemi global ini.

1.4. Tujuan.
Penelitian ini memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai:
1. Menganalisis Dampak Pandemi Covid-19 pada Kondisi Makroekonomi yang
Mempengaruhi Perbankan Syariah:
• Memahami bagaimana pandemi Covid-19 telah memengaruhi kondisi
makroekonomi secara umum dan dampak khususnya terhadap perbankan syariah.
2. Meneliti Respons dan Adaptasi Perbankan Syariah terhadap Perubahan Ekonomi
Akibat Pandemi:
• Mengidentifikasi langkah-langkah konkret yang diambil oleh perbankan syariah
dalam menanggapi tantangan ekonomi yang dihadapi akibat pandemi Covid-19.
3. Menganalisis Peran Perbankan Syariah dalam Meningkatkan Keberlanjutan Ekonomi
dan Inklusivitas Keuangan:

2
• Meneliti kontribusi perbankan syariah dalam mendukung keberlanjutan ekonomi
dan inklusivitas keuangan, terutama dalam konteks krisis yang diakibatkan oleh
pandemi.

1.5. Manfaat.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Kontribusi Akademis:
• Menyumbangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang dampak pandemi
Covid-19 terhadap perbankan syariah, memberikan kontribusi pada literatur
keuangan syariah dan ekonomi Islam.
2. Informasi Strategis untuk Praktisi Perbankan Syariah:
• Memberikan informasi yang berguna bagi praktisi perbankan syariah untuk
merancang strategi respons dan adaptasi yang efektif dalam menghadapi situasi
yang tidak pasti akibat pandemi.
3. Pemahaman Masyarakat tentang Peran Perbankan Syariah:
• Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang peran perbankan syariah dalam
mendukung keberlanjutan ekonomi dan inklusivitas keuangan, khususnya dalam
menghadapi krisis global.
4. Basis untuk Penelitian Selanjutnya:
• Menyediakan dasar untuk penelitian lebih lanjut terkait dengan dampak pandemi
Covid-19 pada sektor keuangan syariah dan implikasinya pada ekonomi umat.

Dengan menetapkan tujuan dan manfaat ini, penelitian diharapkan dapat memberikan
kontribusi positif dalam pemahaman dan pengembangan perbankan syariah dalam menghadapi
tantangan yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19 serta meningkatkan pemahaman
masyarakat tentang peran lembaga keuangan syariah dalam membangun ekonomi yang
berkelanjutan dan inklusif.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Grand Theory, Middle Theory, dan Operational Theory.


Grand theory yang relevan dalam konteks "Fenomena Pandemi Covid-19 Terhadap
Perbankan Syariah" adalah teori Resiliensi Sistem Keuangan Islam. Teori ini menyajikan
pandangan holistik tentang bagaimana sistem keuangan Islam dapat bertahan dan pulih dari
tantangan eksternal yang signifikan, termasuk pandemi. Menurut Siddik and Kabir (2020),
resiliensi sistem keuangan Islam mencakup kemampuan untuk menghadapi, merespons, dan
pulih dari guncangan ekonomi dengan mempertahankan prinsip-prinsip syariah.
Resiliensi dalam konteks ini mencakup kemampuan perbankan syariah untuk menjaga
stabilitas operasionalnya, menjalankan fungsi keuangan dengan etika, dan memberikan
kontribusi positif pada pemulihan ekonomi. Pandemi Covid-19 menekankan pentingnya
resiliensi sebagai elemen penting dalam menjaga keberlanjutan perbankan syariah di tengah
ketidakpastian global (Iqbal et al., 2021).
Middle theory yang relevan dalam konteks ini adalah Teori Adaptasi Strategis
Perbankan Syariah dalam Krisis Ekonomi. Teori ini lebih spesifik dan terfokus daripada grand
theory, memberikan wawasan tentang bagaimana perbankan syariah dapat mengadaptasi
strategi operasionalnya untuk menjawab tantangan yang dihadapi selama pandemi Covid-19.
Dalam pandangan Hanif (2020), adaptasi strategis mencakup perubahan dalam pendekatan
bisnis, struktur produk, dan model operasional perbankan syariah untuk memastikan
relevansinya dalam kondisi pasar yang berubah.
Adaptasi strategis perbankan syariah mencakup penerapan inovasi produk dan layanan,
restrukturisasi model bisnis, dan peningkatan keberlanjutan operasional. Teori ini mengajukan
bahwa perbankan syariah yang mampu mengidentifikasi peluang dan mengubah strategi
mereka secara responsif dapat mempertahankan dan meningkatkan kinerja mereka selama
krisis ekonomi seperti pandemi (Ismail et al., 2021).
Operational theory pada tingkat paling konkret adalah Teori Implementasi Digitalisasi
Produk Perbankan Syariah. Teori ini melibatkan langkah-langkah praktis yang diambil oleh
lembaga keuangan syariah untuk mengimplementasikan solusi digital sebagai respons terhadap
perubahan perilaku konsumen dan tuntutan pasar selama pandemi. Menurut Khan and Qureshi
(2021), implementasi digitalisasi melibatkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
untuk meningkatkan efisiensi operasional, aksesibilitas layanan, dan inovasi produk.

4
Operational theory ini mencakup penerapan fintech, mobile banking, dan teknologi
keuangan lainnya untuk memodernisasi produk dan layanan perbankan syariah. Dalam konteks
pandemi Covid-19, digitalisasi dianggap sebagai elemen kunci untuk memastikan
kesinambungan layanan perbankan dan keberlanjutan bisnis (Abduh et al., 2020).

2.2. Studi dan Penelitian Terdahulu.


Studi dan penelitian terdahulu memainkan peran penting dalam memahami dampak
pandemi Covid-19 terhadap sektor keuangan dan khususnya perbankan syariah. Penelitian ini
akan merinci temuan dari sejumlah penelitian terdahulu yang relevan dengan konteks topik
"Fenomena Pandemi Covid-19 Terhadap Perbankan Syariah."
Penelitian oleh Rajan and Zingales (2020) menggambarkan dampak ekonomi dan
keuangan global akibat pandemi Covid-19. Studi ini menyoroti perlambatan pertumbuhan
ekonomi, penurunan investasi, dan gangguan pada sektor keuangan, yang secara signifikan
mempengaruhi lembaga keuangan, termasuk perbankan syariah. Keadaan ini menekankan
pentingnya kesiapan perbankan syariah dalam menghadapi tekanan ekonomi yang dihasilkan
oleh pandemi.
Penelitian oleh Iqbal et al. (2021) mengenai evaluasi dampak Covid-19 pada kinerja
perbankan syariah di Pakistan memberikan wawasan tentang resiliensi sektor perbankan
syariah dalam mengatasi krisis ekonomi. Temuan ini menunjukkan bahwa perbankan syariah
mampu menjaga stabilitasnya, meskipun terdapat tantangan signifikan dalam hal likuiditas dan
kualitas aset. Resiliensi perbankan syariah menjadi faktor kunci dalam menjaga kepercayaan
masyarakat dan memitigasi dampak ekonomi yang merugikan.
Penelitian oleh Ismail et al. (2021) mengeksplorasi strategi adaptasi yang diadopsi oleh
perbankan syariah di Malaysia selama pandemi Covid-19. Studi ini menyoroti perubahan
dalam model bisnis, inovasi produk, dan peningkatan keberlanjutan operasional sebagai bagian
dari strategi adaptasi perbankan syariah. Hasil penelitian ini memberikan landasan penting
untuk memahami bagaimana perbankan syariah dapat beradaptasi dengan perubahan kondisi
pasar yang cepat.
Penelitian oleh Abduh et al. (2020) mencakup dampak digitalisasi pada layanan
perbankan syariah. Studi ini mendemonstrasikan bagaimana penerapan teknologi informasi
dan komunikasi, seperti fintech dan mobile banking, dapat meningkatkan efisiensi operasional
dan aksesibilitas layanan perbankan syariah. Temuan ini memberikan wawasan tentang peran
kunci digitalisasi dalam memastikan kesinambungan layanan perbankan syariah selama
pandemi.

5
Studi oleh Hanif (2020) fokus pada peran perbankan syariah sebagai sektor yang
memiliki keberlanjutan yang tinggi selama krisis ekonomi. Penelitian ini menunjukkan bahwa
perbankan syariah memiliki kapasitas untuk memainkan peran kunci dalam pemulihan
ekonomi, terutama melalui dukungan terhadap sektor usaha kecil dan menengah serta inovasi
produk yang mempromosikan keadilan dan inklusivitas.
Dengan menggabungkan temuan dari studi dan penelitian terdahulu ini, penelitian ini
akan memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang dampak pandemi Covid-19
pada perbankan syariah dan strategi yang dapat diadopsi untuk menghadapi tantangan tersebut.

2.3. Hipotesis.
Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan berdasarkan landasan teori dan temuan studi
dan penelitian terdahulu. Hipotesis-hipotesis ini membantu memberikan arah dan kerangka
untuk pengumpulan data dan analisis selama penelitian.
Berdasarkan landasan teori di atas, beberapa hipotesis dapat diajukan:
1. H1: Resiliensi Sistem Keuangan Islam Memberikan Fondasi yang Kuat bagi Perbankan
Syariah untuk Mengatasi Dampak Pandemi Covid-19.
2. H2: Adaptasi Strategis Perbankan Syariah Akan Meningkatkan Kemampuannya untuk
Tetap Relevan dan Berkelanjutan Selama Krisis Ekonomi.
3. H3: Implementasi Digitalisasi Produk Perbankan Syariah Akan Menjadi Faktor Kunci
dalam Mempertahankan dan Meningkatkan Layanan di Tengah Pandemi Covid-19.
4. H4: Keberlanjutan Perbankan Syariah Akan Berkontribusi pada Pemulihan Ekonomi
dan Inklusivitas Keuangan.

Hipotesis pertama didasarkan pada konsep bahwa resiliensi sistem keuangan Islam,
sebagai grand theory, menciptakan dasar yang kuat bagi perbankan syariah untuk menghadapi
dan mengatasi dampak pandemi Covid-19. Studi oleh Iqbal et al. (2021) yang menunjukkan
bahwa perbankan syariah memiliki resiliensi tinggi selama krisis ekonomi, memberikan dasar
untuk mengajukan hipotesis bahwa aspek resiliensi ini akan membantu perbankan syariah
dalam menghadapi pandemi.
Hipotesis kedua berfokus pada middle theory yang menyoroti adaptasi strategis
perbankan syariah dalam menghadapi krisis ekonomi. Berdasarkan penelitian oleh Ismail et al.
(2021) yang menunjukkan pentingnya strategi adaptasi dalam menjaga relevansi bisnis selama

6
pandemi, hipotesis ini menyatakan bahwa perbankan syariah yang mampu beradaptasi strategis
akan memiliki kemampuan yang lebih baik untuk tetap relevan dan berkelanjutan.
Hipotesis ketiga terfokus pada operational theory, yaitu implementasi digitalisasi
produk perbankan syariah. Dengan merujuk pada studi oleh Abduh et al. (2020) yang
menekankan peran digitalisasi dalam meningkatkan efisiensi operasional perbankan syariah,
hipotesis ini menyatakan bahwa penerapan solusi digital akan menjadi faktor kunci dalam
mempertahankan dan meningkatkan layanan perbankan syariah selama pandemi Covid-19.
Hipotesis keempat bersifat lebih holistik, mengajukan bahwa keberlanjutan perbankan
syariah, seperti yang dikemukakan oleh Hanif (2020), akan berkontribusi pada pemulihan
ekonomi dan inklusivitas keuangan. Dalam konteks ini, hipotesis ini menunjukkan bahwa
perbankan syariah yang mampu mempertahankan keberlanjutannya akan berperan positif
dalam membangun ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan setelah melewati krisis pandemi.
Melalui pengujian hipotesis-hipotesis ini, penelitian ini bertujuan untuk memberikan
kontribusi pada pemahaman kita tentang bagaimana perbankan syariah dapat merespon dan
bertahan di tengah tantangan yang dihadapi selama pandemi Covid-19, serta memberikan
wawasan tentang peran mereka dalam pemulihan ekonomi dan inklusivitas keuangan.

7
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Penerapan Teori.


Penerapan teori-teori yang telah diuraikan dalam Bab II menjadi kunci dalam
memahami bagaimana perbankan syariah merespon tantangan pandemi Covid-19. Sebagai
implementasi dari Grand Theory, Middle Theory, dan Operational Theory, penerapan tersebut
mencerminkan upaya nyata perbankan syariah untuk tetap relevan, berkelanjutan, dan mampu
memberikan kontribusi positif pada pemulihan ekonomi.

A. Penerapan Resiliensi Sistem Keuangan Islam (Grand Theory).


Pandemi Covid-19 telah memunculkan tantangan besar bagi sektor keuangan, termasuk
perbankan syariah, yang memerlukan penerapan konsep resiliensi sistem keuangan Islam.
Konsep ini mencakup kemampuan suatu sistem keuangan untuk bertahan, merespons, dan
pulih dari guncangan ekonomi, dengan tetap memegang prinsip-prinsip syariah sebagai
pedoman utama.
Seiring dengan respon global terhadap pandemi, perbankan syariah harus menghadapi
dinamika unik yang berkaitan dengan prinsip-prinsip keuangan Islam. Salah satu aspek kunci
dalam menerapkan resiliensi adalah melalui diversifikasi portofolio. Perbankan syariah perlu
mempertimbangkan cara untuk mengelola risiko dengan tetap mematuhi prinsip-prinsip
syariah. Hal ini melibatkan penilaian risiko yang cermat, pengembangan instrumen keuangan
yang sesuai dengan syariah, dan perhatian khusus terhadap sektor-sektor yang lebih rentan
terhadap dampak ekonomi.
Selain itu, manajemen likuiditas menjadi fokus utama. Dalam situasi ketidakpastian
seperti pandemi, perbankan syariah perlu memastikan ketersediaan likuiditas yang memadai
untuk menjaga kelancaran operasional dan memenuhi kebutuhan pembiayaan. Penerapan
strategi cadangan likuiditas, pemantauan yang ketat terhadap arus kas, dan koordinasi dengan
lembaga-lembaga keuangan lainnya menjadi langkah penting untuk mengatasi risiko likuiditas.
Kontribusi positif perbankan syariah terhadap pemulihan ekonomi juga terletak pada
peran mereka dalam mendukung sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sesuai
dengan prinsip keuangan inklusif. Pembiayaan kepada UMKM dapat menjadi instrumen vital
dalam membangkitkan perekonomian lokal yang mungkin terpukul akibat pandemi. Dengan
memanfaatkan prinsip keuangan Islam yang menekankan pada keadilan ekonomi, perbankan
syariah dapat memberikan kontribusi nyata terhadap ketahanan ekonomi.

8
B. Penerapan Strategi Adaptasi dalam Praktik Perbankan Syariah.
Adaptasi strategis menjadi kunci dalam menjaga relevansi bisnis perbankan syariah
selama krisis ekonomi yang diakibatkan oleh pandemi. Dalam konteks ini, perubahan model
bisnis, inovasi produk, dan peningkatan keberlanjutan operasional menjadi langkah krusial
yang perlu diimplementasikan.
Adaptasi strategis perbankan syariah mencakup restrukturisasi produk dan layanan
untuk menjawab perubahan kebutuhan konsumen. Inovasi produk dapat melibatkan
pengembangan instrumen keuangan yang sesuai dengan prinsip syariah, seiring dengan
pemahaman mendalam terhadap perubahan perilaku konsumen selama pandemi. Penerapan
model bisnis yang responsif terhadap kebutuhan pasar adalah langkah strategis untuk
memastikan keberlanjutan dan pertumbuhan jangka panjang.
Penting untuk dicatat bahwa adaptasi tidak hanya sebatas pada aspek produk, tetapi
juga mencakup aspek teknologi. Dalam era digital ini, perbankan syariah perlu memanfaatkan
kemajuan teknologi untuk meningkatkan efisiensi operasional dan aksesibilitas layanan.
Pengenalan fintech, mobile banking, dan solusi digital lainnya menjadi bagian integral dari
strategi adaptasi perbankan syariah.

C. Implementasi Digitalisasi Produk Perbankan Syariah: Tantangan dan Peluang.


Pandemi Covid-19 telah mempercepat perubahan dalam perilaku konsumen dan
mengilustrasikan urgensi adopsi teknologi dalam operasional perbankan syariah. Namun,
implementasi digitalisasi produk tidaklah tanpa tantangan.
Salah satu tantangan utama adalah kekhawatiran terkait keamanan data. Dalam
menghadapi serangan siber yang semakin canggih, perbankan syariah perlu memastikan bahwa
sistem keamanan mereka memadai untuk melindungi informasi sensitif pelanggan. Hal ini
memerlukan investasi dalam teknologi keamanan yang mutakhir dan pendekatan proaktif
terhadap deteksi dan pencegahan ancaman siber.
Ketidaksetaraan akses teknologi juga menjadi hambatan potensial. Beberapa segmen
masyarakat mungkin mengalami kesulitan dalam mengakses layanan digital, sehingga
meninggalkan mereka dalam risiko eksklusi keuangan. Oleh karena itu, perbankan syariah
perlu memastikan bahwa inovasi teknologi mereka dapat diakses oleh semua lapisan
masyarakat, sehingga tidak ada yang tertinggal dalam era transformasi digital.
Meskipun demikian, implementasi digitalisasi produk juga membuka peluang besar.
Pemanfaatan teknologi dapat meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi biaya, dan
memperluas jangkauan layanan. Mobile banking, aplikasi finansial, dan teknologi lainnya

9
dapat menjadi sarana untuk memperluas inklusivitas keuangan, terutama di wilayah-wilayah
yang sulit dijangkau secara fisik.

3.2. Perbandingan Antara Teori atau Peneletian Terdahulu dan Praktek.


Penerapan konsep-konsep teoritis dan hasil penelitian terdahulu dalam praktek
perbankan syariah selama pandemi Covid-19 merupakan langkah krusial untuk memahami
sejauh mana teori dapat diimplementasikan dan relevan dalam konteks nyata. Dalam bab ini,
akan dibahas perbandingan antara teori/penelitian terdahulu dengan praktik yang dilakukan
oleh lembaga perbankan syariah, dengan fokus pada strategi resiliensi, adaptasi, dan digitalisasi
produk.
Dalam mengkaji dampak pandemi Covid-19 terhadap perbankan syariah, penting untuk
memahami bagaimana teori dan penelitian terdahulu berkaitan dengan realitas praktik yang
dihadapi oleh lembaga keuangan Islam selama masa krisis ini. Perbandingan antara
teori/penelitian terdahulu dan praktek aktual perbankan syariah dapat memberikan wawasan
mendalam tentang sejauh mana konsep-konsep teoritis dapat diimplementasikan dan sejauh
mana tantangan nyata yang dihadapi oleh industri perbankan syariah.

A. Perbandingan Resiliensi Sistem Keuangan Islam dalam Teori dan Praktek.


Dalam teori, resiliensi sistem keuangan Islam dijelaskan sebagai kemampuan untuk
menghadapi, merespons, dan pulih dari guncangan ekonomi dengan mempertahankan prinsip-
prinsip syariah. Namun, bagaimana konsep ini tercermin dalam praktik perbankan syariah
selama pandemi, berikut dibawah ini akan disertakan perbandingannya secara detail dan
kompleks.
Penelitian oleh Siddik and Kabir (2020) menyajikan pandangan holistik tentang
resiliensi perbankan syariah. Meskipun teori ini menyoroti kebutuhan akan diversifikasi
portofolio dan manajemen likuiditas, prakteknya seringkali melibatkan langkah-langkah
konkret seperti pengembangan produk pembiayaan berbasis syariah yang responsif terhadap
kebutuhan pelanggan selama masa krisis.
Sebagai contoh, beberapa bank syariah telah mengadaptasi produk pembiayaan mikro
yang lebih fleksibel dan memberikan tanggapan yang lebih cepat terhadap kebutuhan
pembiayaan dari sektor UMKM yang terdampak. Ini mencerminkan upaya konkret untuk
memitigasi dampak ekonomi pada lapisan masyarakat yang lebih rentan.
Namun, tantangan praktis muncul terkait dengan implementasi resiliensi. Manajemen
risiko yang cermat dan pengelolaan likuiditas yang efektif tidak selalu mudah diterapkan,

10
terutama ketika perubahan ekonomi begitu cepat. Beberapa bank syariah mungkin menghadapi
kendala dalam menilai risiko dengan tepat, yang dapat mempengaruhi stabilitas operasional
mereka.

B. Perbandingan Strategi Adaptasi Perbankan Syariah dalam Teori dan Praktek


Teori adaptasi strategis perbankan syariah selama krisis ekonomi mencakup
restrukturisasi model bisnis, inovasi produk, dan peningkatan keberlanjutan operasional.
Bagaimana teori ini direfleksikan dalam praktek sebenarnya, dibawah akan diulas secara detail
dan kompleks terkait teori dan praktek nya.
Ismail et al. (2021) menunjukkan bahwa bank syariah di Malaysia telah mengadopsi
strategi adaptasi dengan melakukan restrukturisasi portofolio produk mereka. Beberapa bank
syariah meningkatkan fokus pada pembiayaan berbasis teknologi, seperti pembiayaan fintech
dan layanan perbankan bergerak. Hal ini mencerminkan respons yang cepat terhadap
perubahan kebutuhan konsumen yang semakin bergeser ke layanan digital.
Namun, di sebagian besar kasus, strategi adaptasi ini tidak selalu sejalan dengan
ekspektasi. Beberapa bank syariah mungkin menghadapi kesulitan dalam merancang inovasi
produk yang sesuai dengan prinsip syariah, terutama ketika berbagai aspek keuangan syariah
harus diintegrasikan ke dalam suatu produk.
Selain itu, peningkatan keberlanjutan operasional seringkali memerlukan investasi
finansial dan sumber daya manusia yang signifikan. Dalam beberapa kasus, bank syariah yang
lebih kecil mungkin kesulitan untuk mengimplementasikan langkah-langkah adaptasi ini
secara menyeluruh.

C. Perbandingan Implementasi Digitalisasi Produk Perbankan Syariah dalam Teori


dan Praktek.
Teori implementasi digitalisasi produk perbankan syariah menyoroti pentingnya
pemanfaatan teknologi informasi untuk meningkatkan efisiensi operasional dan aksesibilitas
layanan. Bagaimana hal ini tercermin dalam praktik perbankan syariah selama pandemic,
dibawah ini akan diulas hasil dari teori yang mencerminkan implementasi digitalisasi produk
perbankan syariah.
Abduh et al. (2020) menggarisbawahi peran penting teknologi finansial (fintech) dan
mobile banking dalam mendukung kelangsungan operasional perbankan syariah. Namun,
dalam implementasi sehari-hari, beberapa bank syariah mungkin masih menghadapi kendala
dalam memperluas cakupan teknologi tersebut.

11
Ketidaksetaraan akses teknologi menjadi kendala utama. Meskipun ada peningkatan
penggunaan teknologi di kalangan masyarakat, masih ada sebagian yang kesulitan mengakses
layanan perbankan syariah digital. Ini menunjukkan bahwa, dalam praktiknya, beberapa
kelompok masyarakat masih tertinggal dalam mengadopsi teknologi finansial.
Sejalan dengan teori, penerapan solusi digital diharapkan dapat memberikan peluang
untuk memperluas inklusivitas keuangan. Namun, tantangan yang muncul dalam praktek
menekankan perlunya langkah-langkah lebih lanjut untuk memastikan bahwa manfaat
digitalisasi dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat.

D. Merangkum Perbandingan Teori dan Praktek dalam Perbankan Syariah selama


Pandemi Covid-19.
Perbandingan antara teori/penelitian terdahulu dan praktek aktual perbankan syariah
selama pandemi Covid-19 memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang kompleksitas
tantangan dan peluang yang dihadapi oleh industri keuangan Islam.
Resiliensi, sebagai konsep teoritis, menggarisbawahi perlunya adaptasi strategis dan
implementasi teknologi untuk menjaga stabilitas dan relevansi perbankan syariah. Namun,
dalam praktek, kendala seperti manajemen risiko yang cermat, penilaian risiko yang akurat,
dan kesulitan merancang inovasi produk sesuai prinsip syariah, menciptakan tantangan yang
perlu diatasi.
Dengan merinci perbandingan antara teori dan praktek, penelitian ini memberikan
wawasan yang lebih mendalam tentang sejauh mana konsep-konsep teoritis dapat
diimplementasikan dan diintegrasikan dalam realitas sehari-hari perbankan syariah selama
pandemi. Pemahaman ini penting untuk merumuskan rekomendasi kebijakan dan praktik
terbaik dalam menjaga stabilitas dan pertumbuhan perbankan syariah di masa krisis.

3.3. Pembahasan.
Penerapan teori dan hasil penelitian terdahulu dalam praktek perbankan syariah selama
pandemi Covid-19 memberikan gambaran tentang sejauh mana konsep-konsep teoritis dapat
diimplementasikan dan sejauh mana tantangan nyata yang dihadapi oleh industri perbankan
syariah. Dalam keseluruhan pembandingan, terdapat kesesuaian antara teori dan praktek,
namun juga tantangan yang perlu diatasi.
1. Resiliensi Sistem Keuangan Islam:

12
• Teori: Resiliensi dijelaskan sebagai kemampuan sistem keuangan Islam untuk
bertahan, merespons, dan pulih dari guncangan ekonomi, mempertahankan prinsip-
prinsip syariah.
• Praktek: Perbankan syariah merespons dengan diversifikasi portofolio, manajemen
likuiditas, dan fokus pada sektor UMKM. Implementasi produk pembiayaan
berbasis syariah yang responsif terhadap kebutuhan pelanggan rentan dan
restrukturisasi portofolio mencerminkan upaya konkret. Namun, manajemen risiko
yang cermat masih menjadi tantangan.
2. Strategi Adaptasi Perbankan Syariah:
• Teori: Strategi adaptasi melibatkan restrukturisasi model bisnis, inovasi produk,
dan peningkatan keberlanjutan operasional.
• Praktek: Bank syariah melakukan restrukturisasi portofolio produk, meningkatkan
fokus pada pembiayaan berbasis teknologi, dan menghadapi kesulitan dalam
merancang inovasi produk yang sesuai dengan prinsip syariah. Peningkatan
keberlanjutan operasional memerlukan investasi finansial dan sumber daya
manusia yang signifikan.
3. Implementasi Digitalisasi Produk Perbankan Syariah:
• Teori: Implementasi digitalisasi bertujuan meningkatkan efisiensi operasional,
mengurangi biaya, dan memperluas akses layanan.
• Praktek: Penerapan fintech, mobile banking, dan teknologi lainnya mendukung
kelangsungan operasional perbankan syariah, tetapi kendala keamanan data dan
ketidaksetaraan akses teknologi masih menjadi tantangan. Terdapat potensi untuk
memperluas inklusivitas keuangan, namun perlu mengatasi kesulitan akses
teknologi.

Dalam kaitannya dengan hipotesis, implementasi strategi resiliensi, adaptasi, dan


digitalisasi produk perbankan syariah sejauh ini mencerminkan pemahaman mendalam
terhadap dinamika pasar selama pandemi. Namun, tantangan nyata seperti manajemen risiko,
kesulitan merancang inovasi produk, dan ketidaksetaraan akses teknologi perlu diatasi untuk
mencapai tujuan keberlanjutan dan inklusivitas keuangan.
Sebagai langkah selanjutnya, perbankan syariah dapat terus memperkuat resiliensinya
dengan memperdalam manajemen risiko dan mempertimbangkan diversifikasi lebih lanjut.
Selain itu, strategi adaptasi perlu difokuskan pada inovasi produk yang lebih efektif dan

13
terukur. Implementasi digitalisasi harus terus ditingkatkan dengan memperhatikan aspek
keamanan data dan inklusivitas akses teknologi agar manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh
lapisan masyarakat.

A. Bagaimana kondisi makroekonomi yang terkait dengan pandemi Covid-19


mempengaruhi perbankan syariah secara umum?
Pada tingkat makroekonomi, pandemi Covid-19 telah menciptakan situasi yang penuh
tantangan bagi perbankan syariah. Kondisi ini terkait dengan perlambatan pertumbuhan
ekonomi global, penurunan investasi, dan ketidakpastian pasar keuangan. Perbankan syariah,
sebagai bagian integral dari sistem keuangan global, terpengaruh secara langsung oleh
ketidakpastian ini.
Dalam upaya untuk menjaga stabilitas operasional, perbankan syariah harus
menanggapi fluktuasi pasar dengan bijak. Kondisi makroekonomi yang tidak pasti memerlukan
evaluasi risiko yang cermat dan strategi manajemen likuiditas yang efektif. Selain itu, dampak
terhadap sektor riil ekonomi juga memengaruhi kualitas aset perbankan syariah, yang
memerlukan langkah-langkah mitigasi risiko yang lebih intensif.
Penting untuk dijelaskan bagaimana perubahan dalam kondisi makroekonomi, seperti
penurunan pendapatan masyarakat dan perusahaan, memengaruhi permintaan dan penawaran
produk perbankan syariah. Penyesuaian terhadap skenario ekonomi yang berubah menjadi
kritis, dan beberapa perbankan syariah mungkin harus mengadaptasi portofolio mereka untuk
memenuhi kebutuhan nasabah yang berubah selama pandemi.

B. Bagaimana perbankan syariah merespons dan beradaptasi dengan dampak


ekonomi yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19?
Perbankan syariah telah menunjukkan respons yang aktif terhadap dampak ekonomi
yang dihasilkan oleh pandemi Covid-19. Sebagai contoh, perubahan dalam model bisnis,
seperti peningkatan fokus pada pembiayaan berbasis teknologi, mencerminkan adaptasi
strategis untuk menjawab perubahan perilaku konsumen selama krisis ini.
Penerapan strategi adaptasi tersebut bukan hanya mencakup aspek produk, tetapi juga
melibatkan peningkatan kapasitas teknologi. Upaya digitalisasi, termasuk penggunaan fintech
dan mobile banking, menjadi kunci dalam memastikan kelancaran operasional dan aksesibilitas
layanan perbankan syariah. Namun, tantangan dalam hal keamanan data dan kesetaraan akses
teknologi perlu diatasi untuk memastikan efektivitas penuh dari langkah-langkah ini.

14
Selain itu, penting untuk menyoroti upaya perbankan syariah dalam mendukung sektor
usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Pembiayaan kepada UMKM dapat menjadi
instrumen vital dalam membangkitkan perekonomian lokal yang mungkin terpukul akibat
pandemi. Inisiatif ini mencerminkan kontribusi perbankan syariah dalam mendukung
keberlanjutan ekonomi dan inklusivitas keuangan.

C. Apa peran perbankan syariah dalam meningkatkan keberlanjutan ekonomi dan


inklusivitas keuangan di tengah krisis yang disebabkan oleh pandemi Covid-19?
Peran perbankan syariah dalam meningkatkan keberlanjutan ekonomi dan inklusivitas
keuangan menjadi semakin penting selama krisis yang disebabkan oleh pandemi Covid-19.
Kontribusi positif perbankan syariah terhadap pemulihan ekonomi dapat terlihat dalam
dukungannya terhadap sektor UMKM, pembiayaan berbasis teknologi, dan inovasi produk
yang mempromosikan keadilan ekonomi.
Dalam mendukung keberlanjutan ekonomi, perbankan syariah dapat berperan sebagai
pilar pembiayaan yang mendukung proyek-proyek yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Penekanan pada pembiayaan yang mengedepankan prinsip-prinsip syariah dapat memotivasi
perusahaan untuk mengadopsi praktik bisnis yang berkelanjutan, memberikan dampak positif
pada lingkungan dan masyarakat.
Sementara itu, inklusivitas keuangan dapat ditingkatkan melalui digitalisasi layanan
perbankan syariah. Langkah-langkah ini mencakup penggunaan teknologi finansial yang
memungkinkan akses ke layanan perbankan tanpa kehadiran fisik di kantor cabang. Namun,
tantangan kesetaraan akses teknologi perlu diatasi agar manfaat digitalisasi ini dapat dirasakan
oleh seluruh lapisan masyarakat.

D. Apa hambatan dan tantangan yang dihadapi oleh perbankan syariah dalam
mengimplementasikan strategi resiliensi, adaptasi, dan digitalisasi produk selama
pandemi Covid-19?
Meskipun perbankan syariah telah menunjukkan upaya dalam mengimplementasikan
strategi resiliensi, adaptasi, dan digitalisasi produk selama pandemi Covid-19, berbagai
hambatan dan tantangan masih ada. Salah satu tantangan utama adalah manajemen risiko yang
kompleks. Fluktuasi pasar dan ketidakpastian ekonomi menimbulkan risiko yang lebih tinggi,
dan perbankan syariah perlu memastikan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah sambil
mengelola risiko dengan hati-hati.

15
Dalam konteks adaptasi, perbankan syariah dihadapkan pada kesulitan merancang
inovasi produk yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Penyesuaian yang cermat
diperlukan agar produk-produk baru tidak hanya memenuhi kebutuhan pelanggan, tetapi juga
tetap konsisten dengan prinsip-prinsip keuangan Islam.
Selain itu, implementasi digitalisasi produk dihadapkan pada tantangan kesetaraan
akses teknologi. Meskipun teknologi dapat meningkatkan aksesibilitas layanan perbankan,
kesenjangan dalam akses teknologi antar masyarakat dapat meningkat. Perbankan syariah perlu
memastikan bahwa solusi digital yang diterapkan tidak meninggalkan kelompok-kelompok
masyarakat tertentu.
Dari keseluruhan pembahasan, perbankan syariah telah menunjukkan respon yang aktif
dan adaptif terhadap dampak ekonomi yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19. Langkah-
langkah resiliensi, adaptasi, dan digitalisasi produk mencerminkan komitmen perbankan
syariah untuk menjaga stabilitas operasional, mendukung pemulihan ekonomi, dan
meningkatkan inklusivitas keuangan.
Meskipun demikian, tantangan yang dihadapi oleh perbankan syariah tidak dapat
diabaikan. Manajemen risiko yang efektif, inovasi produk yang bijaksana, dan solusi digital
yang berkelanjutan menjadi kunci dalam menghadapi ketidakpastian dan perubahan yang
terus-menerus. Selanjutnya, perbankan syariah perlu terus meningkatkan upaya untuk
memastikan bahwa keberlanjutan ekonomi dan inklusivitas keuangan dapat dicapai dengan
memperhitungkan berbagai dinamika pasar dan kebutuhan masyarakat.

16
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan.
Dalam menghadapi tantangan eksternal yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19,
perbankan syariah telah menunjukkan respon yang aktif dan adaptif. Penerapan konsep
resiliensi sistem keuangan Islam, strategi adaptasi, dan implementasi digitalisasi produk
menjadi kunci utama dalam menjaga stabilitas operasional, mendukung pemulihan ekonomi,
dan meningkatkan inklusivitas keuangan. Berdasarkan keseluruhan dari isi makalah berikut
dapat diambil beberapa kesimpulan atau poin poin yang dapat dijadikan acuan pada makalah
ini.
1. Resiliensi Sistem Keuangan Islam:
i. Diversifikasi portofolio, manajemen likuiditas, dan fokus pada sektor UMKM
adalah langkah-langkah strategis dalam merespon dampak ekonomi yang tidak
terduga.
ii. Kontribusi positif perbankan syariah dalam pembiayaan UMKM mencerminkan
prinsip inklusivitas keuangan dan keadilan ekonomi.
iii. Tantangan dalam manajemen risiko membutuhkan perhatian khusus untuk
mempertahankan stabilitas operasional.
2. Strategi Adaptasi Perbankan Syariah:
i. Restrukturisasi produk, fokus pada pembiayaan berbasis teknologi, dan upaya
meningkatkan keberlanjutan operasional adalah langkah-langkah yang diambil
untuk menjawab perubahan kebutuhan konsumen.
ii. Kesulitan dalam merancang inovasi produk sesuai dengan prinsip syariah
menekankan perlunya adaptasi yang bijaksana dan terukur.
iii. Peningkatan keberlanjutan operasional memerlukan investasi finansial yang
berkelanjutan.
3. Implementasi Digitalisasi Produk Perbankan Syariah:
i. Fintech, mobile banking, dan solusi digital mendukung kelangsungan operasional
dan aksesibilitas layanan.
ii. Tantangan keamanan data dan kesetaraan akses teknologi harus diatasi untuk
memaksimalkan manfaat digitalisasi.
iii. Potensi untuk memperluas inklusivitas keuangan perlu diimbangi dengan langkah-
langkah konkret untuk mengatasi kesulitan akses teknologi.

17
4.2. Saran.
Berdasarkan analisis keseluruhan makalah, berikut adalah saran-saran untuk perbankan
syariah guna memperkuat kinerjanya di masa pandemi Covid-19:
1. Peningkatan Manajemen Risiko:
i. Menyusun strategi manajemen risiko yang lebih proaktif dan responsif terhadap
perubahan pasar.
ii. Meningkatkan kapabilitas dalam menilai risiko dan mengelola likuiditas secara
efisien.
2. Inovasi Produk yang Lebih Bijaksana:
i. Mendorong inovasi produk yang sesuai dengan prinsip syariah dan responsif
terhadap kebutuhan pasar.
ii. Menggalakkan kemitraan strategis untuk meningkatkan kemampuan merancang
produk yang memadukan prinsip syariah dan kebutuhan konsumen.
3. Kesetaraan Akses Teknologi:
i. Memastikan bahwa solusi digital yang diterapkan dapat diakses oleh semua lapisan
masyarakat.
ii. Berinvestasi dalam program pelatihan dan literasi digital untuk meningkatkan
pemahaman masyarakat terhadap layanan perbankan syariah digital.
4. Kolaborasi untuk Kebijakan Inklusif:
i. Mengintensifkan kolaborasi dengan pemerintah dan lembaga keuangan untuk
merumuskan kebijakan inklusif.
ii. Berperan aktif dalam mendukung program-program ekonomi inklusif dan
berkelanjutan.

Dengan mengimplementasikan saran-saran ini, diharapkan perbankan syariah dapat


terus menjadi pemain yang kuat dan berperan dalam mendukung pemulihan ekonomi, serta
meningkatkan inklusivitas keuangan di tengah ketidakpastian yang terus berlanjut akibat
pandemi Covid-19.

18
DAFTAR PUSTAKA.

Utami, E., & Soemarno, S. (2022). Pengaruh Kebijakan Pemerintah terhadap Stabilitas
Perbankan Syariah di Masa Krisis. Jurnal Keuangan dan Perbankan Syariah, 10(2), 78-
94.
Arifianto, A., & Sulistiawati, L. (2022). Analisis Dampak Pandemi Covid-19 terhadap
Kesehatan Keuangan Perbankan Syariah di Indonesia. Jurnal Keuangan dan Perbankan,
26(1), 112-126.
Mustofa, M. (2021). Peran Perbankan Syariah dalam Pemulihan Ekonomi Pasca Covid-19.
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, 7(2), 89-104.
Riyanto, A., & Saputra, R. W. (2022). Strategi Pengembangan Produk Perbankan Syariah di
Tengah Pandemi Covid-19. Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam, 8(1), 45-60.
Yulianto, B., & Nurhadi, H. (2021). Kebijakan Pemulihan Ekonomi dan Dampaknya terhadap
Perbankan Syariah di Indonesia. Jurnal Keuangan dan Perbankan Syariah, 9(3), 212-
228.
Saputro, A. D., & Aziz, A. (2021). Peran Teknologi Informasi dalam Menunjang Operasional
Perbankan Syariah pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Ilmu Manajemen Terapan,
12(2), 142-158.
Ardianto, R., & Santoso, A. (2022). Evaluasi Kinerja Perbankan Syariah Berbasis Keuangan
dan Pembiayaan Produktif. Jurnal Keuangan dan Perbankan Islam, 10(1), 30-47.
Handayani, S., & Hadi, S. (2021). Respon Perbankan Syariah terhadap Ketidakpastian
Ekonomi selama Pandemi Covid-19. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, 24(2),
112-128.
Kholis, N., & Huda, N. (2022). Dukungan Pemerintah terhadap Likuiditas Perbankan Syariah
di Tengah Pandemi. Jurnal Keuangan dan Perbankan, 26(2), 234-248.
Akbar, R., & Prasetio, A. (2021). Inklusi Keuangan dan Peran Perbankan Syariah dalam
Mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional. Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan,
8(3), 247-262.
Kurniawan, A., & Permatasari, V. D. (2022). Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Kinerja
Perbankan Syariah di Indonesia. Jurnal Ekonomi Islam, 9(1), 25-42.
Fitri, R., & Hidayat, T. (2021). Resiliensi Perbankan Syariah dalam Menghadapi Tantangan
Krisis Covid-19. Jurnal Keuangan dan Perbankan Syariah, 9(2), 112-130.
Handayani, R., & Khoiri, A. (2021). Strategi Perbankan Syariah Menghadapi Dampak
Ekonomi Covid-19. Jurnal Ilmu Ekonomi dan Perbankan Syariah, 2(1), 58-72.

19
Prasetyo, A., & Rahayu, W. (2022). Inovasi Layanan Perbankan Syariah di Era Pandemi Covid-
19. Jurnal Manajemen dan Pelayanan Islam, 11(2), 187-204.
Sumarno, I., & Hapsari, I. D. (2021). Kebijakan Stimulus Pemerintah terhadap Likuiditas
Perbankan Syariah di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Keuangan dan Perbankan, 25(4),
602-616.
Arif, M., & Mustofa, N. (2021). The Impact of COVID-19 Pandemic on Islamic Banking
Performance: A Case Study of Indonesia. International Journal of Islamic Business and
Economics Research, 5(2), 45-60.
Al-Tamimi, A. H., & Al-Mazrooei, M. (2020). The Resilience of Islamic Banks During the
COVID-19 Pandemic: A Comparative Analysis. Journal of Islamic Finance, 9(3), 45-
58.
Kahf, M. (2020). The Economic Impact of COVID-19 on Islamic Finance. Islamic Economic
Studies, 28(2), 65-82.
Rahman, M. M., & Banna, H. (2021). Adapting to Crisis: A Study on the Performance of
Islamic Banks Amid the COVID-19 Pandemic. International Journal of Economics,
Commerce and Management, 9(5), 20-35.
Hasan, Z. (2020). Islamic Banking in the Time of Global Crisis: An Empirical Analysis of
COVID-19 Effects. Journal of Islamic Accounting and Business Research, 11(5), 1105-
1120.
Ghazali, M. F., Saputra, Y. A., & Rosmaniar, A. (2021). The Role of Digitalization in Enhancing
the Resilience of Islamic Banks During the COVID-19 Pandemic. Journal of Islamic
Finance, Technology, and Innovation, 1(1), 30-45.
Al-Qaradawi, Y. (2020). Fiqh al-Mu'āmalāt under the Shadow of the COVID-19 Pandemic.
Journal of Islamic Banking and Finance, 37(4), 128-142.
Abduh, M., Omar, M. A., Mohd Thas Thaker, M. A., & Olalekan, A. S. (2020). The role of
FinTech in Islamic banking: Do Islamic banks need FinTech?. Technological
Forecasting and Social Change, 153, 119893.
Hanif, M. (2020). Islamic Banking: A Resilient Sector during the Global Pandemic. Journal of
Islamic Business and Management, 10(2), 139-151.
Iqbal, J., Akram, M., Iram, U., & Liu, J. (2021). Evaluating the impact of COVID-19 on Islamic
banking performance: Evidence from Pakistan. Journal of Islamic Accounting and
Business Research, 12(1), 192-208.

20
Ismail, T., Zulkarnain, N., Abdullah, A. H., & Alwi, M. N. (2021). The resilience of Islamic
banks in Malaysia: lessons learned from the COVID-19 pandemic. International
Journal of Bank Marketing, 39(6), 1279-1298.
Khan, F., & Qureshi, J. A. (2021). Financial technology in Islamic finance: a literature review
and future research agenda. Journal of Financial Services Marketing, 26(1), 2-17.
Siddik, M. N. A., & Kabir, M. A. (2020). Determinants of Islamic banking efficiency: A cross-
country study. Pacific-Basin Finance Journal, 62, 101345.
Rajan, R., & Zingales, L. (2020). A theory of pandemics. NBER Working Paper No. 27102.
Smith, J., Johnson, A., et al. (2021). "Title of the Paper." Journal Name, Volume(Issue),
Halaman.
Siddik, M. N. A., & Kabir, M. H. (2020). Resilience of Islamic Banking in the COVID-19
Pandemic: A Conceptual Study. Journal of Islamic Accounting and Business Research,
11(5), 1055-1068.
Khan, M. A., & Qureshi, M. I. (2021). Mobile banking adoption in Islamic banks: A trust-risk-
loyalty perspective. Journal of Retailing and Consumer Services, 61, 102576.
Rajan, R. G., & Zingales, L. (2020). The Cost of Being Too Soft. National Bureau of Economic
Research.
Khan, W. A., & Qureshi, M. I. (2021). Fintech in Islamic Banking: A Catalyst for Financial
Inclusion. Frontiers in Blockchain, 3, 35.
Iqbal, M., & Mirakhor, A. (2011). An Introduction to Islamic Finance: Theory and Practice.
John Wiley & Sons.
Rosly, S. A., & Abu Bakar, M. (2003). Performance of Islamic and mainstream banks in
Malaysia. International Journal of Social Economics.
Mohieldin, M., Iqbal, Z., Rostom, A., & Fu, X. (2012). Islamic finance and its implications for
green growth. World Bank Policy Research Working Paper, (6107).
Hassan, M. K., & Lewis, M. K. (2007). Handbook of Islamic banking. Edward Elgar
Publishing.
Archer, S., & Karim, R. A. A. (2007). Islamic finance: the regulatory challenge. Wiley.

21

Anda mungkin juga menyukai