Anda di halaman 1dari 5

Resume 12,

Kontrak Dagang

Kontrak berasal dari istilah “perjanjian”.. Dalam bahasa Inggris disebut "Contract Of Law".

Dalam bahasa Belanda disebut sebagai "Overenkomst". Kontrak merupakan Suatu peristiwa dimana
dua orang atau lebih saling berjanji untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu perbuatan
tertentu, yang umumnya dilakukan secara tertulis. Kontrak menimbulkan hak dan kewajiban bagi
para pihak yang membuat kontrak tersebut. Kontrak adalah suatu lembaga hukum (legal institution)
yang menjadi dasar hukum dari hampir sebagian besar hubungan bisnis (business relationship).
Kontrak adalah suatu dokumen tertulis yang memuat keinginan para pihak untuk mencapai tujuan-
tujuan komersialnya. Karena kontrak adalah dokumen hukum maka keterampilan dan kecermatan
dalam menyusun kontrak harus ditingkatkan.

Definisi perjanjian Suatu persetujuan adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih
mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih. (pasal 1313).

Sifat perjanjian • Perjanjian dalam KUH Perdata bersifat konsensuil obligatoir. Konsensuil berarti
bahwa perjanjian itu telah terbentuk atau terjadi atau lahir pada saat dicapainya kata sepakat
diantara para pihak; • Karena sebagian besar perjanjian-perjanjian dalam KUH Perdata bersifat
konsensuil maka KUH Perdata menganut asas konsensualisme. Definisi Perjanjian yang bersifat
Obligator: • Dalam arti sempit Perjanjian yang hanya menimbulkan hak dan kewajiban saja diantara
para pihak dengan tidak memindahkan obyek perjanjian; • Dalam arti luas a. Menimbulkan hak dan
kewajiban saja diantara para pihak dengan tidak memindahkan obyek perjanjian, contoh perjanjian
jual-beli; b. Membebaskan seseorang dari kewajiban yang sudah ada (menurut para pakar disebut
perjanjian liberatoir), contoh pembebasan hutang, yaitu bahwa hanya seseorang yang berkewajiban
untuk membebaskan hutang;

Pengecualian terjadinya perjanjian: • Perjanjian formal adalah perjanjian yang untuk terbentuknya
atau lahirnya diisyaratkan adanya bentuk tertentu atau formalitas tertentu, contoh : a. Perjanjian
pendirian PT harus berbentuk b. Dalam akta notaris c. Perjanjian kerja dalam bentuk tertulis d.
Perjanjian perdamaian dalam bentuk tertulis e. Hibah dengan bentuk akta notaris. • Perjanjian Riil
adalah perjanjian yang lahir atau terbentuk dengan penyerahan benda yang menjadi obyek
perjanjian tersebut. Dalam perjanjian ini selama benda yang menjadi obyek itu belum diserahkan
maka perjanjian itu belum ada, contoh perjanjian penitipan barang dan perjanjian pinjam pakai.

Kontrak dagang merupakan suatu kebutuhan bagi pelaku usaha. Kontrak dagang atau bisa juga
disebut sebagai kontrak bisnis dapat digambarkan secara sederhana sebagai suatu perjanjian antara
dua atau lebih pihak yang mempunyai nilai komersial tertentu". Pihak dalam kontrak dagang ini
tentunya adalah subyek hukum yang punya kemampuan bertindak di hadapan hukum. Kontrak
Bisnis merupakan suatu perjanjian dalam bentuk tertulis dimana yang disetujui oleh para pihak yang
terikat didalamnya bermuatan bisnis.

Kemudian syarat sahnya perjanjian atau kontrak yaitu Sepakat mereka yang mengikat dirinya,
Kecakapan untuk membuat suatu perikatan, Mengenai suatu hal tertentu secara yuridis suatu
perjanjian harus mengenai hal tertentu yang telah disetujui.

Hukum kontrak adalah sebagai aturan hukum yang berkaitan dengan pelaksanaan perjanjian atau
persetujuan (Michael D. Bayles).
Bentuk-bentuk kontrak bisnis :

1. Kontrak tertulis

a) Kontrak Bisnis yang dibuat dibawah tangan dimana para pihak

menandatangani diatas materai.

b) Kontrak Bisnis yang didaftarkan (waarmerken) oleh notaris Kontrak

Bisnis yang dilegalisasikan didepan notaris.

c) Kontrak Bisnis yang dibuat dihadapan notaris dan dituangkan dalam

bentuk akta notaris.

2. Kontrak tidak tertulis/lisan

a) Bukti tulisan.

b) Bukti dengan saksi.

c) Persangkaan.

d) Pengakuan.

e) Sumpah.

Subjek Kontrak

- Para pihak yang megadakan kontrak itu sendiri

- Para ahli waris mereka dan mereka yang mendapatkan hak dari padanya

- Pihak ketiga

Prinsip-Prinsip Dasar Penyusunan Kontrak:

1. Prinsip Penggunaan Istilah


2. Prinsip Peralihan Resiko
3. Prinsip Ganti Rugi
4. Prinsip Keadaan Darurat (Force Majeure)
5. Prinsip Pilihan Hukum
6. Prinsip Penyelesaian Sengketa

Tujuan yang harus dipenuhi dalam kontrak, yaitu:


1) Kontrak sebagai media atau piranti yang dapat menunjukkan apakah suatu perjanjian
dibuat sesuai dengan syarat-syarat sahnya perjanjian.
2) Kontrak tersebut sengaja dibuat secara tertulis untuk dapat saling memantau di antara
para pihak, apakah prestasi telah dijalankan atau bahkan telah terjadi wanprestasi / ingkar
janji.
3) Kontrak itu sengaja dibuat sebagai suatu alat bukti bagi mereka yang berkepentingan,
sehingga apabila ada pihak yang dirugikan telah memiliki alat bukti untuk mengajukan
tuntutan ganti rugi kepada pihak lain.
4) Untuk mengetahui syarat-syarat berlakunya kontrak tersebut.
5) Untuk mengetahui cara-cara yang dipilih untuk menyelesaikan perselisihan dan pilihan
domisili hukum yang dipilih bila perselisihan terjadi antara para pihak.

Syarat Sahnya Perjanjian (kontrak)

Menurut pasal 1320 KUHP kontrak adalah sah bila memenuhi syarat-syarat

sebagi berikut:

a. Syarat subjektif, syarat ini apabila dilanggar maka kontrak

dapat dibatalkan, meliputi:

1. Kecakapan untuk membuat kontrak atau suatu persetujuan (dewasa dan

tidak sakit ingatan).

2. Kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya.

b. Syarat objektif, syarat ini apabila dilanggar maka kontraknya batal demi

hukum, meliputi:

1. Suatu hal (objek) tertentu.

2. Sesuatu sebab yang halal.

Adapun akibat dari tidak terpenuhinya satu atau lebih dari syarat sahnya

perjanjian adalah:

a. Batal demi hukum


b. Dapat dibatalkan
c. Perjanjian tidak dapat dilaksanakan.
d. Dikenakan sanksi administrative.

Sebab-sebab berakhirnya suatu perjanjian/kontrak

Secara umum tentang pembatalan perjanjian tidak mungkin dilaksanakan, sebab

dasar perjanjian adalah kesepakatan tersebut. Namun demikian pembatalan

perjanjian dapat dilakukan apabila:

1. Jangka waktu perjanjian telah berakhir

2. Salah satu pihak menyimpang dari apa yang diperjanjikan, dan

3. Jika ada bukti kelancaran dan bukti penghianatan(penipuan).

Sedangkan dalam praktek bisnis berakhirnya kontrak dapat disebabkan :

a. Pembayaran.

b. Penawaran tunai diikuti oleh penyimpangan produk yang hendak

dibayarkan itu di suatu tempat.


c. Pembauran utang.

d. Kompensasi.

e. Percampuran utang pembebasan utang.

f. Hapusnya produk yang dimaksudkan dalam kontrak.

g. Pembatalan kontrak.

h. Akibat berlakunya suatu syarat pembatalan.

i. Lewat waktu.

Asas-asas dalam perjanjian (kontrak) adalah sebagai berikut:

a. Asas kebebasan berkontrak (open system)


b. Asas konsensual atau asas kekuasaan bersepakat
c. Asas facta sun servanda
Di samping itu, beberapa asas lain dalam standar kontrak:
Asas kepercayaan
Asas persamaan hak
Asas keseimbangan
Asas moral
Asas kepatutan
Asas kebiasaan
Asas kepastian hukum

FUNGSI PERJANJIAN
Fungsi perjanjian dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu fungsi yurudis dan
fungsi ekonomis.
- Fungsi yurudis adalah dapat memberikan kepastian hukum para pihak,
sedangkan
- Fungsi ekonomis adalah menggerakkan (hak milik) sumber daya dari
nilai penggunaan yang lebih rendah menjadi nilai yang lebih tinggi.

PRESTASI DAN WANPRESTASI DALAM HUKUM KONTRAK


1. Pengertian Prestasi
Pengertian prestasi (performance) dalam hukum kontrak dimaksudkan sebagai
suatu pelaksanaan hal-hal yang tertulis dalam suatu kontrak oleh pihak yang telah
mengikatkan diri untuk itu, pelaksanaan mana sesuai dengan "term" dan
"condition" sebagaimana disebutkan dalam kontrak bersangkutan. Model-model
dari prestasi (Pasal 1234 KUH Perdata), yaitu berupa :
- Memberikan sesuatu;
- Berbuat sesuatu;
- Tidak berbuat sesuatu.
2. Pengertian Wanprestasi
Pengertian wanprestasi (breach of contract) adalah tidak dilaksanakannya prestasi
atau kewajiban sebagaimana mestinya yang dibebankan oleh kontrak terhadap
pihak-pihak tertentu seperti yang disebutkan dalam kontrak yang bersangkutan.
Tindakan wanprestasi membawa konsekuensi terhadap timbulnya hak pihak
yang dirugikan untuk menuntut pihak yang melakukan wanprestasi untuk
memberikan ganti rugi sehingga oleh hukum diharapkan agar tidak ada satu pihak
pun yang dirugikan karena wanprestasi tersebut. Wanprestasi dalam kontrak
yaitu berupa :
- Tidak melaksanakan atau memenuhi prestasi ;
- Terlambat memenuhi wanprestasi ;
- Tidak sempurna memenuhi prestasi.
Tindakan wanprestasi ini dapat terjadi karena:
a. Kesengajaan, maksudnya tidak melakukan apa yang disanggupi akan
dilakukannya;
b. Kelalaian, yang dimaksud melaksanakan apa yang dijanjikanya, tetapi
tidak sebagaimana dijanjikan;
c. Tanpa kesalahan (tanpa kesengajaan atau kelalaian)
d. Melakukan apa yang dijanjikan tetapi terlambat;
e. Melakukan sesuatu yang menurut kontrak tidak boleh dilakukanya

Akibat dari wanprestasi itu biasanya dapat dikenakan sanksi berupa ganti rugi,
pembatalan kontrak, peralihan risiko, maupun membayar biaya perkara. Sebagai
contoh seorang debitor (si berutang) dituduh melakukan perbuatan hukum, lalai
atau sengaja tidak melaksanakan sesuai bunyi yang telah disepakati dalam
kontrak, jika terbukti, maka debitor harus mengganti kerugian (termasuk ganti
rugi + bunga + biaya perkaranya). Meskipun demikian debitor bisa saja membela
diri dengan alasan :
Keadaan memaksa (overmacht/force majure)
Kelalaian kredito sendiri
Kreditor telah melepas haknya untuk menuntut ganti rugi.

Anda mungkin juga menyukai