Anda di halaman 1dari 21

1

MODUL PERKULIAHAN

W312100002 – Manajemen
Pariwisata

Produk Pariwisata di Indonesia

Abstrak Kompetensi

Pengertian Pariwisata sendiri Mahasiswa mampu memahami Teori


adalah Pariwisata didefinisikan Manajemen Pariwisata dan aktif
sebagai kegiatan rekreasi di berdiskusi, serta mampu memahami
luar domisili untuk melepaskan sejauh mana peranan dari manajemen
diri dari pekerjaan rutin atau pariwisata.
mencari suasana lain

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh

04
Dr. Catur Widayati, SE.,MM
Fakultas Ekonomi dan Bisnis S1 Manajemen
Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia. Potensi alam,
keanekaragaman flora dan fauna, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, serta seni
dan budaya yang semuanya itu merupakan sumber daya dan modal yang besar
artinya bagi industri kepariwisataan. Hampir semua daerah di Indonesia memiliki objek
wisata yang menarik minat wisatawan untuk berkunjung, salah satunya terletak di
Pulau Jawa, selain sebagai pulau dengan penduduk terbanyak di dunia, Pulau Jawa
juga menyimpan potensi wisata yang sangat menakjubkan. Ada ratusan atau
bahkan ribuan lokasi wisata di Pulau Jawa yang bisa dikunjungi. Salah satu provinsi
yang mempunyai potensi daya tarik pariwisata yaitu Provinsi Jawa Tengah (Ananditya, A.
D., & Hidayat, W. (2017).
Perkembangan pariwisata melaju seiring dengan perkembangan tehnologi.
Dengan membaiknya tingkat pendidikan dan ekonomi masyarakat mendorong
berkembangnya kegiatan pariwisata ke bentuk – bentuk dan jenis – jenis kegiatan yang
lebih bervariasi atau beragam. Usia, status sosial tingkat ekonomi juga mempengaruhi
seseorang untuk memiih bentuk dan jenis – jenis kegiatan wisata apa yang diminatai atau
yang memuhi selera mereka. Dari sinilah lahir berbagai bentuk dan jenis – jenis
pariwisata. Menurut Soetomo (1994:25) yang di dasarkan pada ketentuan WATA (World
Association of Travel Agent = Perhimpunan Agen Perjalanan Sedunia), wisata adalah
perjalanan keliling selama lebih dari tiga hari, yang diselenggarakan oleh suatu kantor
perjalanan di dalam kota dan acaranya antara lain melihat-lihat di berbagai tempat atau
kota baik di dalam maupun di luar negeri.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang
kepariwisataan disebutkan bahwa pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan
didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha,
pemerintah, dan pemerintah daerah. Pariwisata adalah keseluruhan kegiatan pemerintah,
dunia usaha dan masyarakat untuk mengatur, mengurus dan melayani kebutuhan
wisatawan. (Karyono, 1997:15). Pariwisata merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh manusia baik secara perorangan maupun kelompok di dalam wilayah negara lain.
Kegiatan tersebut menggunakan kemudahan, jasa dan faktor penunjang lainnya yang
diadakan oleh pemerintah dan atau masyarakat, agar dapat mewujudkan keinginan
wisatawan.
Menurut Ensiklopede Nasional Indonesia Jilid 12 bahwa pariwisata adalah
kegiatan perjalanan seseorang atau seerombongan orang dari tempat tinggal asalnya ke
suatu tempat di kota lain atau di negara lain dalam jangka waktu tertentu. Tujuan

2021 Manajemen Pariwisata


2 Dr. Catur Widayati, SE.,MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
perjalanan dapat bersifat pelancongan, bisnis, keperluan ilmiah, bagian kegiatan agama,
muhibah atau juga silahturahim. Pariwisata adalah suatu fenomena kebudayaan global
yang dapat dipandang sebagai suatu sistem. Dalam model yang dikemukakan oleh
Leiper, pariwisata terdiri atas tiga komponen yaitu wisatawan ( tourist), elemen geografi
(geographical elements)  dan industri pariwisata (tourism industry).
Defenisi pariwisata menurut Yoeti (1996:108) adalah suatu perjalanan yang
dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ketempat lain,
dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah ditempat yang dikunjungi
tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan hidup guna bertamasya dan rekreasi atau
memenuhi keinginan yang beranekaragam. Robert Mc.Intosh bersama Shashiakant
Gupta mengungkapkan bahwa pariwisata adalah gabungan gejala dan hubungan yang
timbul dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah tuan rumah serta masyarakat tuan
rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan-wisatawan ini serta para
pengunjung lainnya (Pendit, 1999:31).
The Ecotourism Society (1990) mendefinisikan pariwisata sebagai berikut:
“Pariwisata adalah suatu bentuk perjalanan wisata ke area alami yang dilakukan dengan
tujuan mengkonservasi lingkungan dan melestarikan kehidupan dan kesejahteraan
penduduk setempat”.
Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama
menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Diawali dari kegiatan yang semula hanya
dinikmati oleh segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal abad ke-20, kini telah
menjadi bagian dari hak azasi manusia. Hal ini terjadi tidak hanya di negara maju tetapi
mulai dirasakan pula di negara berkembang. Indonesia sebagai negara yang sedang
berkembang dalam tahap pembangunannya, berusaha membangun industri pariwisata
sebagai salah satu cara untuk mencapai neraca perdagangan luar negeri yang
berimbang. Melalui industri ini diharapkan pemasukan devisa dapat bertambah (Pendit,
2002).
Sebagaimana diketahui bahwa sektor pariwisata di Indonesia masih menduduki
peranan yang sangat penting dalam menunjang pembangunan nasional sekaligus
merupakan salah satu faktor yang sangat strategis untuk meningkatkan pendapatan
masyarakat dan devisa negara Pariwisata lebih populer dan banyak dipergunakan
dibanding dengan terjemahan yang seharusnya dari istilah tourism, yaitu turisme,
Terjemahan yang seharusnya dari tourism adalah wisata. Yayasan Alam Initra Indonesia
(1995) membuat terjemahan tourism dengan turisme. Di dalam tulisan ini dipergunakan
istilah pariwisata yang banyak digunakan oleh para rimbawan, mempergunakan istilah

2021 Manajemen Pariwisata


3 Dr. Catur Widayati, SE.,MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
pariwisata untuk menggambarkan adanya bentuk wisata yang baru muncul pada dekade
delapan puluhan.
Pengertian tentang pariwisata mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Namun,
pada hakekatnya, pengertian pariwisata adalah suatu bentuk wisata yang
bertanggungjawab terhadap kelestarian area yang masih alami (natural area), memberi
manfaat secara ekonomi dan mempertahankan keutuhan budaya bagi masyarakat
setempat. Atas dasar pengertian ini, bentuk pariwisata pada dasarnya merupakan bentuk
gerakan konservasi yang dilakukan o!eh penduduk dunia. Eco-traveler ini pada
hakekatnya konservasionis.
Semula pariwisata dilakukan oleh wisatawan pecinta alam yang menginginkan di
daerah tujuan wisata tetap utuh dan lestari, di samping budaya dan kesejahteraan
masyarakatnya tetap terjaga. Namun dalam perkembangannya ternyata bentuk pariwisata
ini berkembang karena banyak digemari oleh wisatawan. Pada tahun 1995 The Tourism
Society kemudian mendefinisikan pariwisata sebagai bentuk baru dari kegiatan
perjalanan wisata bertanggungjawab di daerah yang masih alami atau daerah-daerah
yang dikelola dengan kaidah alam dimana tujuannya selain untuk menikmati
keindahannya juga melibatkan unsur pendidikan, pemahaman dan dukungan terhadap
usaha-usaha konservasi alam dan peningkatan pendapatan masyarakat setempat sekitar
daerah tujuan pariwisata.
Di beberapa wilayah berkembang suatu pemikiran baru yang berkait dengan pengertian
pariwisata. Fenomena pendidikan diperlukan dalam bentuk wisata ini. Hal ini seperti yang
didefinisikan oleh Australian Department of Tourism yang mendefinisikan pariwisata
adalah wisata berbasis pada alam dengan mengikutkan aspek pendidikan dan interpretasi
terhadap lingkungan alami dan budaya masyarakat dengan pengelolaan kelestarian
ekologis. Definisi ini memberi penegasan bahwa aspek yang terkait tidak hanya bisnis
seperti halnya bentuk pariwisata lainnya, tetapi lebih dekat dengan pariwisata minat
khusus, alternatife tourism atau special interest tourism dengan obyek dan daya tarik
wisata alam.

Bagian Isi
Setelah kita mempelajair dasar pemikiran tentang konsep atau definisi pariwisata dan
wisatawan, maka perlu kiranya kita juga membicarakn tentang bentuk – bentuk wisata
utnuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai industri ini. Bentuk – bentuk ini
dapat dibagai menurut katagori berikut ini :
Menurut asal wisatawan

2021 Manajemen Pariwisata


4 Dr. Catur Widayati, SE.,MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Pertama – tama perlu diketaui apakah asal wisatawan dari dalam maupun dari luar
negeri. Kalau asalnya dri dalam negeri sendiri berarti bahwa sang wisatawan ini hanya
pindah tempat sementara di dalam lingkungan wilayah negerinya sendiri selama ia
mengadakan perjalanan, maka ini dinamakan pariwisata domestik. Sedangkan kalau ia
darang dri lura negeri dinamakan pariwisata Internasional.

Menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran


Kedatangan wisatawan dari luar negeri adalah membawa mata uang asing. Pemasukan
valuta asing ini berarti memberi efek positif terhadap neraca pembayaran luar negeri
suatu negara yang dikunjungi wisatwan, ini disebut pariwisata akktif. Sedangkan
kepergian seorang warganegara ke luar negeri memberikan efek negatif terhadap neraca
pembayaran luar negri negaranya, ini disebut pariwisata pasif.
Menurut jangka waktu
Kedatangan seorang wisatawan di suatu tempat atau negara diperhitungkan pula menurut
waktu lamanya ia tinggal di tempat atau negara yang bersangkutan. Hal ini menimbulkan
istilah pariwisata jangka pendek dan pariwisata jangka panjang, yang mana tergantung
pada ketentuan – ketentuan yang diberlakukan oleh suatu negara untuk mengukur
panjang atau pendeknya waktu yang dimaksud.

Menurut Jumlah Wisatawan


Perbedaan ini diperhitungkan atas jumlah wisatwan yang datang, apakah wisatwan itu
datangs endiri, atau dalam suatau rombongan. Maka timbullah istilah pariwisata tunggal
dan pariwisata rombongan.

Menurut alat angkut yang dipergunakan 


Kategori ini dapat dibagi menjadi pariwisata udara, pariwisata laut, pariwisatakereta api
dan mobil, tergantung apakah sang wisatwan tiba dengan pesawat udara, kapal laut,
kereta api, atau mobil.

Ada berbagai macam bentuk perjalanan wisata ditinjau dari beberapa macam segi,
yaitu :
1)  Dari  segi jumlahnya, wisata dibedakan atas :
a)  Individual Tour  (wisatawan perorangan),  yaitu suatu perjalan  yang dilakukan oleh
satu orang atau sepasang suami istri.

2021 Manajemen Pariwisata


5 Dr. Catur Widayati, SE.,MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
b)  Family Group Tour  (wisata keluarga), yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan
oleh serombongan keluarga, yang masih mempunyai hubungan kekerabatan satu
sama lain.
c)  Group Tour  (wisata rombongan), yaitu suatu perjalanan yang dilakukan bersama-
sama dengan dipimpin oleh seseorang yang bertanggung jawab atas keselamatan
dan kebutuhan seluruh anggotanya.
2)  Dari segi kepengaturannya, wisata dibedakan atas :
a)  Pre-arranged Tour  (wisata berencana), yaitu suatu perjalanan wisata  yang jauh
hari sebelumnya telah diatur segala sesuatunya, baik transportasi, akomodasi,
maupun objek-objek yang akan dikunjungi.
b)  Package Tour  (wisata paket atau paket wisata), suatu produk wisata yang
merupakan suatu komposisi perjalanan yang disusun dan dijual guna memberikan
kemudahan  dan kepraktisan dalam melakukan perjalanan.
c)  Coach Tour  (wisata terpimpin), yaitu suatu paket perjalanan ekskursi yang dijual
oleh biro perjalanan dengan dipimpin oleh seorang pemandu wisata dan
merupakan perjalanan wisata yang diselenggarakan secara rutin, dalam jangka
yang telah ditetapkandan dengan rute perjalanan yang tertentu pula.
d)  Special Arranged Tour  (wisata khusus), yaitu suatu perjalanan wisata yang disusun
secara khusus guna memenuji permintaan seorang langganan atau lebih sesuai
dengan kepentingannya.
e)  Optional Tour  (wisata tambahan / manasuka), yaitu suatu perjalanan wisata
tambahan diluar pengaturan yang telah disusun dan diperjanjikan
pelaksanaannya, yang dilakukan atas permintaan pelanggan.
3)  Dari segi maksud dan tujuannya, wisata dibedakan atas :
a) Holiday Tour  (wisata liburan), suatu perjalanan wisata yangdiselenggarakan dan
diikuti oleh  anggotanya guna berlibur,bersenang-senang dan menghibur diri.
b)  Familiarization Tour  (wisata pengenalan), yaitu suatu perjalanan anjangsana yang
dimaksudkan guna mengenal lebih lanjut bidang atau daerah yang mempunyai
kaitan dengan pekerjaannya.
c)  Education Tour  (wisata pendidikan), yaitu suatu perjalanan wisata yang
dimaksudkan untuk memberikan gambaran, studi perbandingan ataupun
pengetahuan mengenai bidang kerja yang dikunjunginya.
d)  Scientific Tour  (wisata pengetahuan), yaitu perjalanan wisata yang  tujuan
pokoknya adalah memperoleh pengetahuan atau penyelidikan suatu bidang ilmu
pengetahuan.

2021 Manajemen Pariwisata


6 Dr. Catur Widayati, SE.,MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
e) Pilgrimage Tour  (wisata keagamaan), perjalanan wisata guna melakukan ibadah
keagamaan.
f)  Special Mission Tour  (wisata kunjungan khusus), yaitu perjalanan wisata dengan
suatu maksud khusus, misalnya misi dagang, misi kesenian dan lain-lain
g) Special Program Tour  (wisata program khusus), yaitu suatu perjalanan  wisata
untuk mengisi kekosongan khusus
h)  Hunting Tour (wisata perburuan), yaitu suatu kunjungan wisata wisata yang
dimaksudkan untuk menyelenggarakan pemburuan binatang yang diijinkan oleh
penguasa setempat, untuk hiburan semata.
4)  Dari segi penyelenggaraanya, wisata dibedakan atas : 
a)  Ekskursi  (excursion), yaitu suatu perjalanan wisata jarak pendek yang ditempuh
kurang dari 24 jam guna mengunjungi satu atau lebih objek wisata.
b)  Safari Tour yaitu suatu perjalanan wisata yang diselenggarakan secara khusus
dengan perlengkapan atau peralatan  khusus pula.
c)  Cruze Tour  yaitu perjalanan wisata yang menggunakan kapal pesiar  mengunjungi
objek-objek wisata bahari, dan objek wisata di darat tetapi menggunakan kapal
pesiar sebagai basis pemberangkatannya.
d)  Youth Tour (wisata remaja), yaitu suatu kunjungan wisata yang
penyelenggaraannya khusus diperuntukan bagi para remaja menurut golongan
umus yang ditetapkan oleh hukum negara masing-masing.
e)  Marine Tour  (wisata bahari), suatu kunjungan objek wisata khususnya untuk
menyaksikan kaindahan lautan.
Berdasarkan beberapa uraian tentang bentuk wisata diatas, dapat
disimpulkan, bahwa  motivasi yang mendorong wisatawan untuk mengadakan
perjalanan wisata adalah sebagai berikut :
a)  Dorongan kebutuhan untuk berlibur dan berekreasi,
b)  Dorongan kebutuhan pendidikan dan penelitian,
c)  Dorongan kebutuhan keagamaan,
d)  Dorongan kebutuhan kesehatan,
e)  Dorongan atas minat terhadap kebudayaan dan kesenian,
f)  Dorongan kepentingan keamanan,
g)  Dorongan kepentingan hubungan keluarga
h)  Dorongan kepentiangan politik, (Gamal Santoro 14-17)
5.  Unsur Pokok  Wisata
Unsur-unsur pokok dalam pelaksanaan wisata religi tersebut, adalah sebagai
berikut :

2021 Manajemen Pariwisata


7 Dr. Catur Widayati, SE.,MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
a.  Politik Pemerintah :
Sikap pemerintah terhadap kunjungan wisatawannya, dalam hal ini ada
dua faktor penting yang terkait dengan politik pemerintah suatu negara yaitu yang
langsung dan tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan
industri pariwisata. Yang langsung  adalah sikap pemerintah  terhadap kunjungan
wisatawan  luar negeri, dan yang tidak langsung adanya situasi dan kondisi yang
stabil dalam perkembangan politik, ekonomi, serta keamanan dalam negara itu
sendiri.
b.  Perasaan Ingin Tahu :
Pada awal hakikatnya paling utama yang melahirkan pariwisata adalah
perasaan manusia yang terdalam, yang serba ingin mengetahui segala sesuatu
selama hidup di dunia. Manusia ingin tahu segala sesuatu di dalam dan di luar
lingkungannya. Ia ingin  tahu tentang kebudayaannya, cara  hidup, adat istiadat,
keindahan alam dan sebagainya.
c.  Sifat Ramah Tamah
Sifat ramah tamah merupakan salah satu faktor potensial dalam bidang
pariwisata, karena keramah tamahan masyarakat merupakan suatu daya tarik
tersendiri bagi wisatawan.
d.  Atraksi
Dalam dunia kepariwisataan, segala sesuatu yang menarik dan bernilai
untuk dikunjungi dan dilihat disebut ”atraksi” atau  lazim juga dinamakan objek
wisata. Atraksi atau objek wisata yang ada secara natural maupun yang biasa
berlangsung tiap harinya, serta yang khusus diadakan pada waktu tertentu  di
tanah air kita Indonesia sangat banyak bahkan melimpah.
e.  Akomodasi
Sebagai unsur yang dibutuhkan, akomodasi merupakan faktor yang sangat
penting. Ia merupakan ”rumah sementara”  bagi wisatawan yang sejauh dan
sepanjang perjalanannya membutuhkan serta mengharapkan kenyamanan,
pelayanan yang baik, keberhasilan, senitasi yang menjamin kesehatan serta hal-
hal kebutuhan hidup yang layak. (Sukarmin, Citra Wisata Religi “Studi Tentang
Persepsi Wisatawan Terhadap Wisata Religi Sunan Ampel Surabaya”, Skripsi
Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2007 h. 31-32),

Daerah Tujuan Wisata


Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 2009 tentang
kepariwisataan, menjelaskan beberapa pengertian istilah kepariwisataan, antara lain.

2021 Manajemen Pariwisata


8 Dr. Catur Widayati, SE.,MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
1. Wisata adalah suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh individu atau
kelompok mengunjungi suatu tempat dan bertujuan untuk rekreasi, pengembangan
pribadi, atau untuk mempelajari keunikan daya tarik suatu tempat wisata yang
dikunjungi dalam waktu sementara.
2. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai
layanan fasilitas yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan
pemerintah daerah.
3. Daerah tujuan wisata dapat disebut juga dengan destinasi pariwisata adalah
kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administrasi yang di
dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata,
aksesbilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya
kepariwisataan.
Leiper (dalam Gde Pitana, 2005: 99) mengemukakan bahwa suatu daerah tujuan wisata
(destinasi wisata) adalah sebuah susunan sistematis dari tiga elemen. Seorang dengan
kebutuhan wisata adalah inti/pangkal (keistimewaan apa saja atau karekteristik suatu
tempat yang akan mereka kunjungi) dan sedikitnya satu penanda (inti informasi).
Seseorang melakukan perjalanan wisata dipengaruhi oleh faktor-faktor yang menjadi
daya tarik yang membuat seseorang rela melakukan perjalanan yang jauh dan
menghabiskan dana cukup besar. Suatu daerah harus memiliki potensi daya tarik yang
besar agar para wisatawan mau menjadikan tempat tersebut sebagai destinasi wisata.
Menurut Jackson (dalam Gde Pitana, 2005: 101) suatu daerah yang berkembang
menjadi sebuah destinasi wisata dipengaruhi oleh beberapa hal yang penting, seperti.
1. Menarik untuk klien.
2. Fasilitas-fasilitas dan atraksi.
3. Lokasi geografis.
4. Jalur transportasi.
5. Stabilitas politik.
6. Lingkungan yang sehat.
7. Tidak ada larangan/batasan pemerintah.
Suatu destinasi harus memiliki berbagai fasilitas kebutuhan yang diperlukan oleh
wisatawan agar kunjungan seorang wisatawan dapat terpenuhi dan merasa nyaman.
Berbagai kebutuhan wisatawan tersebut antara lain, fasilitas transportasi, akomodasi, biro
perjalanan, atraksi (kebudayaan, rekreasi, dan hiburan), pelayanan makanan, dan
barang-barang cinderamata (Gde Pitana, 2005: 101). Tersedianya berbagai fasilitas
kebutuhan yang diperlukan akan membuat wisatawan merasa nyaman, sehingga semakin
banyak wisatawan yang berkunjung.

2021 Manajemen Pariwisata


9 Dr. Catur Widayati, SE.,MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Salah satu yang menjadi suatu daya tarik terbesar pada suatu destinasi wisata
adalah sebuah atraksi, baik itu berupa pertunjukan kesenian, rekreasi, atau penyajian
suatu paket kebudayaan lokal yang khas dan dilestarikan. Atraksi dapat berupa
keseluruhan aktifitas keseharian penduduk setempat beserta setting fisik lokasi desa
yang memungkinkan berintegrasinya wisatawan sebagai partisipasi aktif seperti belajar
tari, bahasa, membatik seperti yang ada di Desa Wisata Krebet, memainkan alat musik
tradisional, membajak sawah, menanam padi, melihat kegiatan budaya masyarakat
setempat, dan lain-lain (Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, 2011: 13).
Atraksi merupakan komponen yang sangat vital, oleh karena itu suatu tempat
wisata tersebut harus memiliki keunikan yang bisa menarik wisatawan. Fasilitas-fasilitas
pendukungnya juga harus lengkap agar kebutuhan wisatawan terpenuhi, serta
keramahan masyarakat tempat wisata juga sangat berperan dalam menarik minat
wisatawan. Faktor-faktor tersebut harus dikelola dengan baik, sehingga menjadikan
tempat tersebut sebagai destinasi wisata dan wisatawan rela melakukan perjalanan ke
tempat tersebut.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa destinasi wisata merupakan
interaksi antar berbagai elemen. Ada komponen yang harus dikelola dengan baik oleh
suatu destinasi wisata adalah wisatawan, wilayah, dan informasi mengenai wilayah.
Atraksi juga merupakan komponen vital yang dapat menarik minat wisatawan begitu juga
dengan fasilitas-fasiltas yang mendukung.
Unsur pokok yang harus mendapat perhatian guna menunjang pengembangan pariwisata
di daerah tujuan wisata yang menyangkut perencanaan, pelaksanaan pembangunan dan
pengembangannya meliputi lima unsur:

Daya Tarik Wisata


Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan
disebutkan bahwa daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan,
keindahan dan nilai berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan
manusia yang menjadi sarana atau tujuan kunjungan wisatawan.
Daya tarik wisata juga disebut objek wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong
kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata. Menurut Suwantoro dalam
bukunya Dasar-dasar Pariwisata (1997:19) mengatakan bahwa objek dan daya tarik
wisata dikelompokkan atas :
1. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata dikelompokkan ke dalam pengusahaan
objek dan daya tarik wisata alam, pengusahaan objek dan daya tarik wisata
budaya, pengusahaan objek dan daya tarik wisata minat khusus.

2021 Manajemen Pariwisata


10 Dr. Catur Widayati, SE.,MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
2. Umumnya daya tarik suatu objek wisata berdasar pada:
3. Adanya sumberdaya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman dan
bersih.
4. Adanya aksesbilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya.
5. Adanya ciri khusus/spesifikasi yang bersifat langka.
6. Adanya sarana dan prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan yang
hadir.
7. Objek wisata alam mempunyai daya tarik karena keindahan alam, pegunungan,
sungai, pantai, pasir, hutan dan sebagainya.
8. Objek wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi karena memiliki nilai khusus
dalam bentuk atraksi kesenian, upacara-upacara adat, nilai luhur yang terkandung
dalam suatu objek buah karya manusia pada masa lampau.
9. Pembangunan suatu objek wisata harus dirancang dengan bersumber pada
potensi daya tarik yang memiliki objek tersebut dengan mengacu pada kriteria
keberhasilan pengembangan yang meliputi berbagai kelayakan.
10. Kelayakan Finansial

Studi kelayakan ini menyangkut perhitungan secara komersial dari pembangunan objek
wisata tersebut.
1. Kelayakan Sosial Ekonomi Regional
Studi kelayakan ini dilakukan untuk melihat apakah investasi yang ditanamkan
untuk membangun suatu objek wisata juga akan memilki dampak sosial ekonomi
secara regional, dapat menciptakan lapangan pekerjaan, dapat meningkatkan
devisa dan sebagainya.
2. Layak Teknis
Pembangunan objek wisata harus dapat dipertanggung-jawabkan secara teknis
dengan melihat daya dukung yang ada. Tidaklah perlu memaksakan diri untuk
membangun suatu objek wisata apabila daya dukung oleh wisata tersebut rendah.
Daya tarik suatu objek wisata akan berkurang atau bahkan hilang bila objek wisata
tersebut membahayakan keselamatan para wisatawan.
3. Layak Lingkungan
Analisis dampak lingkungan dapat dipergunakan sebagai acuan kegiatan
pembangunan suatu objek wisata. Pembangunan objek wisata yang
mengakibatkan rusaknya lingkungan harus dihentikan pembangunannya.
Pembangunan objek wisata buaknlah untuk merusak lingkungan tetapi sekedar
memanfaatkan sumber daya alam untuk kebaikan manusia dan

2021 Manajemen Pariwisata


11 Dr. Catur Widayati, SE.,MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
untukmeningkatkan kulitas hidup manusia sehingga menjadi keseimbangan,
keselarasan dan keserasian (Suwantoro, 1997:20).

Prasarana Pariwisata
Prasarana wisata adalah sumberdaya alam dan sumberdaya buatan manusia yang
mutlak dibutuhkan oleh wisatawan perjalanannya di daerah tujuan wisata, seperti jalan,
listrik, air, telekomunikasi, terminal, jembatan dan lain sebagainya. Untuk kesiapan objek-
objek wisata yang akan dikunjungi oleh wisatawan di daerah tujuan wisata, prasarana
wisata tersebut perlu dibangun dengan disesuaikan lokasi dan kondisi objek wisata yang
bersangkutan (Suwantoro, 1997: 21).
Pembangunan prasarana wisata yang mempertimbangkan kondisi dan lokasi akan
meningkatkan aksesbilitas suatu objek wisata yang pada gilirannya akan dapat
meningkatkan daya tarik objek wisata itu sendiri. Di samping berbagai kebutuhan yang
telah disebutkan di atas, kebutuhan wisatawan yang lain juga perlu disediakan di daerah
tujuan wisata seperti bank, apotik, rumah sakit, pom bensin, pusat-pusat pembelanjaan
dan sebagainya.
Dalam melaksanakan pembangunan prasarana wisata diperlakukan koordinasi
yang mantang antara instansi terkait bersama dengan instalasi pariwisata di berbagai
tingkatan. Dukungan instansi terkait dalam membangun prasarana wisata sangat
diperlukan bagi pengembangan pariwisata di daerah. Koordinasi di tingkat perencanaan
yang dilanjutkan dengan koordinasi di tingkat pelaksanaan merupakan modal utama
suksesnya pembangunan periwisata.
Dalam pembangunan prasarana pariwisata pemerintah lebih dominan karena pemerintah
dapat mengambil manfaat ganda dari pembangunan tersebut, seperti untuk meningkatkan
arus informasi, arus lalu lintas ekonomi, arus mobilitas manusia antara daerah dan
sebagainya yang tentu saja dapat meningkatkan kesempatan berusaha dan bekerja.
Yang dimaksud dengan prasarana adalah semua fasilitas yang memungkinkan proses
perekonomian, dalam hal ini adalah sektor pariwisata dapat berjalan dengan lancar
sedemikian rupa, sehingga dapat memudahkan manusia untuk memenuhi kebutuhannya.
Jadi fungsinya adalah melengkapi sarana kepariwisataan sehingga dapat memberikan
pelayanan sebagaimana mestinya.
Prasarana pariwisata adalah semua fasilitas utama atau dasar yang memungkinkan
sarana kepariwisataan dapat hidup dan berkembang dalam rangka memberikan
pelayanan kepada para wisatawan. Prasarana wisata adalah sumber daya alam dan
sumberdaya manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanannya di

2021 Manajemen Pariwisata


12 Dr. Catur Widayati, SE.,MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
daerah tujuan wisata, seperti jalan, listrik, air, telekomunikasi, terminal, jembatan, dan lain
sebagainya. Suwantoro (2004:21)
Prasarana khusus bagi pariwisata dapat dikatakan tidak ada. Pembagunan
prasarana wisata yang mempertimbangkan kondisi dan lokasi akan meningkatkan daya
tarik obyek wisata itu sendiri. Disamping berbagai kebutuhan yang telah disebutkan di
atas, kebutuhan wisatawan yang lain juga perlu disediakan di daerah tujuan wisata,
seperti bank, apotik. Untuk lebih jelasnya Prasarana dibagi atas tiga komponen :
1. Prasarana Umum
Yaitu prasarana yang menyangkut kebutuhan umum bagi kelancaran perekonomian.
Adapun yang termasuk dalam kelompok ini diantaranya ialah :
 Jaringan Air bersih,
 Jaringan Listrik,
 Jaringan Jalan,
 Dainase : Sanitasi dan Penyaluran Limbah
 Sistem Persampahan dan
 Jaringan Telekomunikasi dan Internet
1. Prasarana Penunjang (RS,Apotek, Pusat Perdagangan, Kantor Pemerintah,
Perbankan)
2. Prasarana Wisata (Kantor Informasi, Tempat Promosi dan Tempat Rekreasi ,
pengawas pantai)
Ada lima kategori yang termasuk dalam prasarana (infrastructures), masing-masing
adalah:
1. Prasarana Umum (General Infrastructures) meliputi prasarana umum, mencakup
hal-hal sebagai berikut sistem penyedian air bersih, tenaga listrik, jalan dan
jembatan, pelabuhan, airport, terminal atau stasiun kereta api.
2. Kebutuhan Masyarakat Banyak (Basic Needs of Civilized Life) Kebutuhan pokok
manusia modern, seperti: kantor pusat dan telepon, rumah sakit, apotik bank,
pusat-pusat perbelanjaan, bar dan restoran, salon kecantikan., barbershop, kantor
polisi, toko obat, penjualan rokok, toko kacamata, took-toko penjual Koran dan
majalah, pompa bensin bengkel mobil, wartel, warnet dan lainnya.
3. Prasarana Kepariwisataan
1. Residential tourist plants.
2. Semua fasilitas yang dapat menampung kedatangan para wisatawan untuk
menginap dan tinggal untuk sementara waktu di daerah tujuan wisata.
Termasuk ke dalam kelompok ini adalah semua bentuk akomodasi yang
diperuntukan bagi wisatawan dan juga segala bentuk rumah makan dan

2021 Manajemen Pariwisata


13 Dr. Catur Widayati, SE.,MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
restoran yang ada. Misalnya hotel, motor hotel (motel), wisma, homestay,
cottages, camping, youth hostel, serta rumah makan, restoran, self-services,
cafetaria, coffee shop, grill room, bar, tavern, dan lain-lain
3. Receptive tourist plants
Segala bentuk badan usaha atau organisasi yang kegiatannya khusus untuk
mempersiapkan kedatangan wisatawan pada suatu daerah tujuan wisata, yaitu :
1. Perusahaan yang kegiatannya adalah merencanakan dan
menyelenggarakan perjalanan bagi orang yang akan melakukan perjalanan
wisata (tour operator and travel agent).
2. Badan atau organisasi yang memberikan penerangan, penjelasan, promosi
dan propagansa tentang suatu daerah tujuan wisata (Tourist Information Center yang
terdapat di airport, terminal, pelabuhan, atau suatu resort).
3. Recreative and sportive plants
Termasuk dalam kelompok ini adalah semua Fasilitas yang dapat digunakan untuk
tujuan rekreasi dan olah raga. Termasuk ke dalam kelompok ini adalah fasilitas untuk
bermain golf, kolam renang, boating, surfing, fishing, tennis court, dan fasilitas lainnya

Sarana Pariwisata
Sarana wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk
melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan wisatanya. Pembangunan
sarana wisata di daerah tujuan wisata maupun objek wisata tertentu harus disesuaikan
dengan kebutuhan wisatawan baik seecara kuantitatif maupun kualitatif. Lebih dari itu
selera pasar pun dapat menentukan tuntutan sarana yang dimaksud. Berbagai sarana
wisata yang harus disediakan di daerah tujuan wisata adalah hotel, biro perjalanan, alat
transportasi, restoran dan rumah makan serta sarana pendukung lainnya. Tidak semua
objek wisata memerlukan sarana yang sama atau lengkap. Pengadaan sarana wisata
tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan.
Sarana wisata secara kuntitatif menunjukan pada jumlah sarana wisata yang harus
disediakan, dan secara kuantitatif yang menunjukkan pada mutu pelayanan yang
diberikan dan yang tercermin pada kepuasan wisatawan yang memperoleh pelayanan.
Dalam hubungannya dengan jenis dan mutu pelayanan sarana wisata di daerah tujuan
wisata telah disusun suatu standar wisata yang baku, baik secara nasional dan secara
internasional, sehingga penyedia sarana wisata tinggal memilih atau menentukan jenis
dan kualitas yang akan diisediakannya (Suwantoro, 1997: 23).
Sarana pariwisata adalah hal-hal yang keberadaannya adalah berhubungan dengan
usaha untuk membuat wisatawan lebih banyak datang, lebih banyak mengeluarkan uang

2021 Manajemen Pariwisata


14 Dr. Catur Widayati, SE.,MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
di tempat yang dikunjunginya. Dalam kepariwisataan dikenal ada tiga macam sarana,
yakni:

1. Sarana Pokok Kepariwisata (main tourism superstructure)


Yakni perusahaan-perusahaan yang fungsinya adalah menyediakan fasilitas pokok
kepariwisataan. Sarana ini juga dibagi ke dalam tiga bagian, antara lain:
1. Receptive Tourist Plan
Adalah perusahaan yang mempersiapkan perjalanan dan penyelenggaraan
tour, sightseeing bagi wisatawan.
Contoh : travel agent, tour operator, tourist transportation, dan lain-lain.
2. Residential Tourist Plan
Adalah perusahaan yang memberikan pelayanan untuk menginap, Contoh : hotel,
motel, dan jenis akomodasi lainnya.
3. Perusahaan angkutan (transportasi wisata baik darat, laut mupun udara)
4. Restoran/Tempat makan

2. Sarana Pelengkap Kepariwisataan (supplementing tourism superstructure)


Sarana pelengkap kepariwisataan adalah perusahaan atau tempat yg menyediakan
fasilitas yang fungsinya melengkapi sarana pokok dan membuat wisatawan dapat lebih
lama tinggal di suatu DTW. (Suwantoro, 1997)
1. Sarana Ketangkasan
2. Perlengkapan wisata atau fasilitas rekreasi dan olah raga air.
3. Sarana Penunjang Kepariwisataan (supporting tourism superstructure)
Sarana Penunjang Kepariwisataan adalah perusahaan yg menunjang sarana pelengkap
dan sarana pokok. Berfungsi tidak hanya membuat wisatawan tertahan lebih lama tetapi
berfungsi agar wisatawan lebih banyak mengeluarkan uang di daerah yang dikunjunginya
seperti :
1. Karaoke/ Entertaint
2. Ruang Atraksi Wisata
Pembangunan sarana wisata di daerah tujuan wisata maupun obyek wisata tertentu harus
disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
Sarana wisata secara kuantitatif merujuk pada jumlah sarana wisata yang harus
disediakan, dan secara kuantitatif yang menunjukan pada mutu pelayanan yang diberikan
dan yang tercermin pada kepuasan wisatawan yang memperoleh pelayanan.
Kriteria dan standar minimal yang harus ada di daerah tujuan wisata terdiri dari:
Tabel 1. 2 Kriteria dan standar minimal sarana prasarana daerah wisata

2021 Manajemen Pariwisata


15 Dr. Catur Widayati, SE.,MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
No. Kriteria Standar Minimal

1. Obyek Salah satu dari unsur alam, sosial, dan budaya

2. Akses Jalan, kemudahan rute, tempat parkir, dan harga parkir yang terjangkau

3. Akomodasi Pelayanan penginapan (hotel, wisma, losmen)

Agen perjalanan, pusat informasi, fasilitas kesehatan, pemadam


kebakaran, hydrant, TIC (Tourism Information Center), guiding (pemandu
4. fasilitas wisata), plang informasi, petugas entry dan exit

5. Transportasi Adanya moda transportasi yang nyaman sebagai akses masuk

6. Catering Service Pelayanan makanan dan minuman (restoran, kantin, rumah makan)

7. Aktifitas rekreasi Aktifitas di lokasi wisata seperti berenang, jalan-jalan, dan lain-lain

8. Pembelanjaan Tempat pembelian barang-barang umum

9. Komunikasi Adanya TV, sinyal telepon, akses internet, penjual voucher pulsa.

10. Sistem Perbankan Adanya bank dan ATM

11. Kesehatan Pelayanan kesehatan

12. Keamanan Adanya jaminan keamanan

13. Kebersihan Adanya tempat sampah dan rambu-rambu peringatan tentang kebersihan

14. Sarana Ibadah Fasilitas sarana ibadah

15. Promosi

Tata Laksana/ Infrastruktur


Menurut Suwantoro dalam bukunya Dasar-dasar Pariwisata (1997: 23) Infrastruktur
adalah situasi yang mendukung fungsi sarana dan prasarana wisata, baik yang berupa
sistem pengaturan maupun bangunan fisik di atas permukaan tanah dan di bawah tanah
seperti:
1. Sistem pengairan, distribusi air bersih, sistem pembuangan air limbah yang
membantu sarana perhotelan/restoran.
2. Sumber listrik dan energi serta jaringan distribusinya yang merupakan bagian vital
bagi terselenggaranya penyediaan sarana wisata yang memadai.
3. Sistem jalur angkutan dan terminal yang memadai dan lancar akan memudahkan
wisatawan untuk mengunjungi objek-objek wisata.

2021 Manajemen Pariwisata


16 Dr. Catur Widayati, SE.,MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
4. Sistem komunikasi yang memudahkan para wisatawan untuk mendapatkan
informasi maupun mengirimkan informasi scara tepat dan tepat.
5. Sistem keamanan atau pengawasan yang memberikan kemudahan di berbagai
sektor bagi para wisatawan. Keamanan di terminal, diperjalanan dan di objek-objek
wisata, di pusat-pusat perbelanjaan akan meningkatkan daya tarik suatu objek
wisata maupun daerah tujuan wisata. Infrastruktur yang memadai dan terlaksana
dengan baik di daerah tujuan wisata akan membantu meningkatkan fungsi sarana
wisata, seekaligus membantu masyarakat dalam meningkatkan kualitas hidupnya.

Masyarakat / Lingkungan
Daerah dan tujuan wisata yang memiliki berbagai Objek dan Daya Tarik Wisata akan
mengundang kehadiran wisatawan yang berkunjung. Adapun yang ikut berperan dalam
pengembangan suatu objek dan daya tarik wisata adalah sebagai berikut menurut
Suwantoro dalam bukunya Dasar-dasar Pariwisata (1997: 23-24) :
1. Masyarakat
Masyarakat di sekitar objek wisatalah yang akan menyambut kehadiran wisatawan
tersebut dan sekaligus akan memberikan layanan yang diperlukan oleh para wisatawan.
Untuk ini masyarakat di sekitar objek wisata perlu mengetahui berbagai jenis dan kualitas
layanan yang dibutuhkan oleh para wisatawan. Dalam hal ini pemerintah melalui instansi-
instansi terkait telah menyelenggarakan berbagai penyuluhan kepada masyarakat. Salah
satunya adalah dalam bentuk bina masyarakat sadar wisata. Dengan terbinanya
masyarakat yang sadar wisata akan berdampak positif karena mereka akan memperoleh
keuntungan dari wisatawan yang membelanjakan uangnya. Para wisatawan akan untung
karena mendapat pelayanan yang memadai dan juga mendapatkan berbagai kemudahan
dalam memenuhi kebutuhannya.
1. Lingkungan
Di samping masyarakat di sekitar objek wisata, lingkungan sekitar objek wisatapun perlu
diperhatikan dengan seksama agar tak rusak dan tercemar. Lalu lalang manusia yang
terus meningkat dari tahun ke tahun dapat mengakibatkan rusaknya ekosistem dari fauna
dan flora di sekitar objek wisata. Oleh sebab itu perlu ada upaya menjaga kelestarian
lingkungan melalui penegakan berbagai aturan dan persyaratan dalam pengelolaan suatu
objek wisata.
1. Budaya
Lingkungan masyarakat dalam lingkungan alam di suatu objek wisata merupakan
lingkungan budaya yang menjadi pilar penyangga kelangsungan hidup suatu masyarakat.
Oleh karena itu lingkungan budaya ini kelestariannya tidak boleh tercemar oleh budaya

2021 Manajemen Pariwisata


17 Dr. Catur Widayati, SE.,MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
asing, tetapi harus ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat memberikan kenangan yang
mengesankan bagi setiap wisatawan yang berkunjung. Masyarakat yang memahami,
menghayati dan mengamalkan Sapta Pesona Wisata di daerah tujuan wisata menjadi
harapan semua pihak untuk mendorong pengembangan pariwisata yang pada akhirnya
akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

Pengembangan Pariwisata
Perencanaan dan pengembangan pariwisata merupakan suatu proses yang dinamis dan
berkelanjutan menuju ketataran nilai yang lebih tinggi dengan cara melakukan
penyesuaian dan koreksi berdasar pada hasil monitoring dan evaluasi serta umpan balik
implementasi rencana sebelumnya yang merupakan dasar kebijaksanaan dan merupakan
misi yang harus dikembangkan. Perencanaan dan pengembangan pariwisata bukanlah
system yang berdiri sendiri, melainkan terkait erat dengan sistem perencanaan
pembangunan yang lain secara inter sektoral dan inter regional.
Perencanaan pariwisata haruslah di dasarkan pada kondisi dan daya dukung dengan
maksud menciptakan interaksi jangka panjang yang saling menguntungkan diantara
pencapaian tujuan pembangunan pariwisata, peningkatan kesejahteraan masyarakat
setempat, dan berkelanjutan daya dukung lingkungan di masa mendatang (Fandeli,1995).
Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang dalam tahap pembangunannya,
berusaha membangun industri pariwisata sebagai salah satu cara untuk mencapai neraca
perdagangan luar negeri yang berimbang. Pengembangan kepariwisataan saat ini tidak
hanya untuk menambah devisa negara maupun pendapatan pemerintah daerah. Akan
tetapi juga diharapkan dapat memperluas kesempatan berusaha disamping memberikan
lapangan pekerjaan baru untuk mengurangi pengangguran. Pariwisata dapat menaikkan
taraf hidup masyarakat yang tinggal di kawasan tujuan wisata tersebut melalui
keuntungan secara ekonomi, dengan cara mengembangkan fasilitas yang mendukung
dan menyediakan fasilitas rekreasi, wisatawan dan penduduk setempat saling
diuntungkan. Pengembangan daerah wisata hendaknya memperlihatkan tingkatnya
budaya, sejarah dan ekonomi dari tujuan wisata.
Pariwisata bukan saja sebagai sumber devisa, tetapi juga merupakan faktor dalam
menentukan lokasi industri dalam perkembangan daerah-daerah yang miskin sumber-
sumber alam sehingga perkembangan pariwisata adalah salah satu cara untuk
memajukan ekonomi di daerah-daerah yang kurang berkembang tersebut sebagai akibat
kurangnya sumber-sumber alam (Yoeti, 1997). Gunn (1988), mendefinisikan pariwisata
sebagai aktivitas ekonomi yang harus dilihat dari dua sisi yakni sisi permintaan (demand
side) dan sisi pasokan (supply side). Lebih lanjut dia mengemukakan bahwa keberhasilan

2021 Manajemen Pariwisata


18 Dr. Catur Widayati, SE.,MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
dalam pengembangan pariwisata di suatu daerah sangat tergantung kepada kemampuan
perencana dalam mengintegrasikan kedua sisi tersebut secara berimbang ke dalam
sebuah rencana pengembangan pariwisata.
Menurut Robert (Toety, 1990). Kelincahan dalam berusaha harus dilakukan agar
pendapatan selama musim kedatangan wisatawan bisa menjadi penyeimbang bagi
musim sepi wisatawan. Pengaruh yang ditimbulkan oleh pariwisata terhadap ekonomi ada
dua ciri, pertama produk pariwisata tidak dapat disimpan, kedua permintaanya sangat
tergantung pada musim, berarti pada bulan tertentu ada aktivitas yang tinggi, sementara
pada bulan-bulan yang lain hanya ada sedikit kegiatan.

2021 Manajemen Pariwisata


19 Dr. Catur Widayati, SE.,MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
2021 Manajemen Pariwisata
20 Dr. Catur Widayati, SE.,MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Daftar Pustaka

Ananditya, A. D., & Hidayat, W. (2017). Pengaruh Kualitas Produk Wisata, Kualitas
Pelayanan dan Promosi Terhadap Kepuasan Pengunjung Objek Wisata Goa Kreo
Semarang. Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, 6(2), 98-106.
Anonim, 1999, Ekowisata Harusnya Melestarikan Lingkungan,  Intisari On The Net.
www.indomedia.com
Anonim, 1996, Aliansi-Ecotourism : Teman atau Lawan ?  Aliansi Media Bagi
Persahabatan Indonesia-Kanada.
Anonim, 2003, Proposal Workshop Wisata Petualangan dan Ekoturisme.
Arendt, H.1958. The Human Condition.Chicago : The University Chicogo Press.
Direktorat Jenderal Pariwisata, Depparsenibud RI, 1998, Rencana Induk
Pengembangan Pariwisata Nasional 1998, Laporan Akhir, No.1,
Djogo, Toni. 2003. Kelembagaan dan Kebijakan dalam Pengembangan Agroforestri .
Bogor: World Agroforestry Centre.
Fandeli, Chafid (ed), 2001. Dasar-dasar Manajemen Kepariwisataan Alam. Yogyakarta:
Liberty.
Lothar A.Kreck Dalam Yoeti, 1996, Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa

Rudana, Nyoman. 2008. Strategi Pengembangan Pariwisata Bali. Jakarta: Lembaga


Administrasi Negara.
Yoeti, Oka, A,. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa.
_______. 1996. Pemasaran Pariwisata Terpadu. Bandung: Angkasa.
_______. 2008. Ekonomi Pariwisata. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.
_______. 2008. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta: Pradnya
Paramita.

2021 Manajemen Pariwisata


21 Dr. Catur Widayati, SE.,MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai