BAB II
LANDASAN TEORI
1.1. PENGERTIAN UMUM DALAM SISTEM KEPARIWISATAAN
Pariwisata bila di tinjau secara harfiah dari asal katanya bahwa wisata atau
kata kerjanya berwisata artinya bepergian atau melancong untuk bersenang-
senang. Pariwisata adalah sebagai gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari
interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah tuan rumah serta masyarakat tuan rumah
dalam proses menarik dan melayani para wisatawan dan pengunjung lainnya
(McIntosh, 1972 : 4). Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan
didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,
pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah. Wisata adalah kegiatan
perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan
mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau
mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu
sementara (UU RI No. 10 Tahun 2009).
Istilah pariwisata berasal dari dua suku kata, yaitu pari dan wisata. Pari
berarti banyak, berkali-kali atau berputar-putar. Wisata berarti perjalanan atau
bepergian. Jadi pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau
berputar-putar dari suatu tempat ke tempat yang lain. Pengertian pariwisata secara
luas dapat dilihat dari beberapa definisi sebagai berikut :
pariwisata yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek,
seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya
alam, daya dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan.
Orang yang datang dalam rangka pelayaran pesiar (sea cruise), kalau ia
tinggal kurang dari 24 jam.
Orang yang datang untuk memangku jabatan atau mengadakan usaha di suatu
Negara.
Penduduk daerah perbatasan dan orang yang tinggal di negara yang satu, akan
tetapi bekerja di negara tetangganya.
Orang yang dalam perjalanan melalui sebuah negara tanpa berhenti di situ,
meskipun di negara itu lebih dari 24 jam.
1) Pendekatan Advocasy
LAPORAN PENDAHULUAN | II-4
Masterplan Pemasaran
Pariwisata Kabupaten Kayong Utara
2) Pendekatan Cautionary
3) Pendekatan Adaptancy
4) Pendekatan Developmental
Yaitu pariwisata setempat yang mempunyai ruang lingkup relatif sempit dan
terbatas dalam tempat-tempat tertentu saja. Misalnya kepariwisataan Kota
Jakarta.
3) Pariwisata Nasional
Jadi di sisi lain adanya lalu lintas wisatawan dalam negeri sendiri,
juga ada lalu lintas wisatawan dari luar negeri maupun dan dalam negeri
keluar negeri.
4) Regional-Internasional Tourism
5) International Tourism
Potensi wisata adalah kemampuan dalam suatu wilayah yang mungkin dapat
dimanfaatkan untuk pembangunan, mencakup alam dan manusia serta hasil
karya manusia itu sendiri (Sujali, 1989)
Potensi internal obyek wisata adalah potensi wisata yang dimiliki obyek itu
sendiri yang meliputi komponen kondisi fisik obyek, kualitas obyek, dan
dukungan bagi pengembangan (Sujali, 1989)
Obyek Wisata adalah suatu tempat dimana orang atau rombongan melakukan
perjalanan dengan maksud menyinggahi obyek karena sangat menarik bagi
mereka. Misalnya obyek wisata pantai, obyek wisata alam, obyek wisata
sejarah dan sebagainya.
Setiap daerah tujuan wisata mempunyai citra (image) tertentu yaitu mental
maps seseorang terhadap suatu destinasi yang mengandung keyakinan, kesan dan
persepsi. Menurut Lawson dan Band Bovy (1977) pada Mathison dan Wall
(1982), citra adalah suatu ekspresi tentang seluruh pengetahuan, kesan, prasangka,
imaginasi dan pandangan emosional yang dimiliki seseorang atau kelompok
terhadap sesuatu objek atau tempat tertentu. Sementara itu menurut pandangan
Buck (1993) pariwisata adalah industri yang berbasis citra, karena citra mampu
2. Segmentasi Demografi
Pasar dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan variabel-variabel
demografi seperti usia, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, jenis kelamin,
penghasilan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, generasi, kewarganegaraan dan
kelas sosial. Variabel-variabel demografi adalah dasar yang paling populer untuk
membedakan kelompok-kelompok pelanggan. Satu alasan adalah bahwa
keinginan, preferensi dan tingkat pemakaian konsumen sangat berhubungan
dengan variabel-variabel demografi.
2. Segmentasi Psikografi
Dalam segmentasi psikografis, pembeli dibagi menjadi kelompok berbeda
berdasarkan gaya hidup atau kepribadian atau nilai. Orang-orang dalam kelompok
demografis yang sama dapat menunjukkan gambaran psikografis yang sangat
berbeda. Psikografi sering diartikan sebagai pengukuran AIO (Activity,
Interest,Opinion), yaitu pengukuran kegiatan, minat dan pendapat konsumen.
A. Activity
(kegiatan) adalah tindakan nyata seperti berbelanja di toko, menonton
suatu medium atau menceritakan kepada tetangga mengenai pelayanan
yang baru. Walaupun tindakan ini biasanya dapat diamati, alasan untuk
tindakan tersebutjarang dan dapat diukur secara lansung.
B. Interest
(minat) akan semacam obyek, peristiwa atau topik adalah tingkat
kegairahan yang menyertai perhatian khusus maupun terus menerus
kepadanya.
C. Opinion
(opini) adalah jawaban lisan atau tertulis yang orang berikan sebagai
respons terhadap situasi stimulus di mana semacam pertanyaan diajukan.
Opini digunakan untuk mendeskripsikan penafsiran, harapan dan evaluasi
seperti kepercayaan mengenai maksud orang lain, antisipasi sehubungan
dengan peristiwa masa datang dan pertimbangan konsekuensi yang
memberi ganjaran atau menghukum dari jalannya tindakan alternatif.
3. Segmentasi perilaku
Dalam segmentasi perilaku, pembeli dibagi menjadi kelompok-kelompok
berdasarkan pengetahuan, sikap, pemakaian atau tanggapan mereka
terhadapn suatu produk. Banyak pemasaran yakin bahwa variabel-variabel
perilaku kejadian, manfaat, status, tingkat pamakaian, status kesetiaan,
tahap kesiapan pembeli dan sikap adalah titik awal terbaik dalam
membentuk segmen pasar (Kotler, 2007).