Anda di halaman 1dari 27

BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Landasan teori

1. Pariwisata

a. Pengertian Pariwisata

Berdasarkan Undang-Undang Kepariwisataan No.10 Tahun 2009

Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung

berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta

layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan

pemerintah daerah. Dari apa yang telah dikemukakan di atas maka dapat

diketahui mengenai batasan dan definisi tentang pariwisata atau

wisatawan. Pada hakikatnya yang melahirkan pariwisata adalah perasaan

manusia yang terdalam, rasa keingintahuan segala sesuatu selama hidup

di dunia. Manusia ingin mengetahui segala sesuatu di dalam dan di luar

lingkungannya.

Dorongan keingintahuan karena berbagai kepentingan, baik

keingintahuan tentang kebudayaan di negeri asing, cara hidup dan adat

istiadat negeri, berantah, cuaca dan hawa udara yang berbeda-beda di

berbagai negeri, keindahan dan keajaiban alam dengan bukit, gunung,

lembah serta pantainya dan berbagai hal yang tidak ada dalam

lingkungannya sendiri (Nyoman S. Pendit, 2003: 17).

8
Menurut Gamal Suwantoro (2004:3), pariwisata berhubungan erat

dengan pengertian perjalanan wisata, yaitu sebagai suatu perubahan

tempat tinggal sementara seseorang di luar tempat tinggalnya karena

suatu alasan dan bukan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan

upah.

b. Industri Pariwisata

Industri identik dengan bangunan pabrik secara kontinuitas

melakukan proses produksi dengan menggunakan mesin-mesin dan

berbagai teknologi. Tetapi akan sangat jauh berbeda ketika mengenal

industri pariwisata. Batasan pariwisata sebagai suatu industri diberikan

secara terbatas, hanya untuk sekedar menggambarkan apa sebenarnya

pariwisata itu.

Dengan demikian dapat memberikan pengertian yang lebih

luas.Ide memberikan istilah industri pariwisata lebih banyak bertujuan

memberikan daya tarik supaya pariwisata dapat dianggap sebagai sesuatu

yang berarti bagi perekonomian suatu negara, terutama pada negara-

negara sedang berkembang. Industri pariwisata adalah keseluruhan

rangkaian dari usaha menjual barang dan jasa yang diperlukan

wisatawan, selama ia melakukan perjalanan wisata sampai kembali ke

tempat asalnya.

Menurut James J. Spillane (dalam Anthony Fransisko Siallagan &

Evi Yulia Purwanti, 2011:12-13) terdapat lima unsur industri pariwisata

yang sangat penting,yaitu :

9
1) Attractions (daya tarik)

2) Facilities (fasilitas-fasilitas yang diperlukan)

3) Infrastucture (infrastruktur)

4) Transportations (transportasi)

5) Hospitality (keramahtamahan)

2. Kawasan Wisata

a. Pengertian Kawasan Wisata

Berdasarkan Undang-Undang Rebuplik Indonesia No.26 Tahun

2007 Tentang Penataan Ruang, Kawasan adalah wilayah yang memiliki

fungsi utama lindung atau budi daya. Undang – Undang No.10 Tahun

2009 disebutkan dengan Kawasan Strategis Pariwisata, terdapat dalam

pasal 1 menyebutkan bahwa dengan kawasan strategis pariwisata adalah

kawasan yang memilki fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi

untuk pengembangan pariwisata yang mempunyai pengaruh penting

dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan

budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung lingkungan

hidup, serta pertahanan dan keamanan.

Menurut Ismayanti (2010: 144), usaha kawasan wisata merupakan

usaha yang kegiatannya membangun dan mengelola kawsan dengan luas

tertentu dibangun atau disediakan untuk kepentingan dan memenuhi

kebutuhan pariwisata. Kemudian disebutkan lagi bahwa hal-hal yang

harus diperhatikan dalam usaha kawasan wisata, sebagai berikut :

10
1) Kemampuan untuk mendorong peningkatan perkembangan kehidupan

ekonomi dan sosial budaya

2) Nilai-nilai agama, adat istiadat, pandangan serta nilai-nilai yang hidup

dalam masyarakat

3) Kelestarian budaya dan lingkungan hidup

4) Kelangsungan usaha pariwisata

5) Tata ruang

6) Rencana induk pembangunan pariwisata daerah

b. Konsep Dasar Kawasan Wisata

Menurut Ismayanti (2010: 145), konsep dasar kawasan pariwisata

dibagi dua macam yaitu kawasan pariwisata murni dan kawasan

pariwisata terbuka.

1) Kawasan pariwisata murni adalah kawasan yang seluruh lahan

diperuntukkan bagi pengembangan dan pembangunan sarana dan

prasarana pariwisata

2) Kawasan pariwisata terbuka adalah kawasan yang bobot utamanya

untuk pengembangan pariwisata, yang dapat pula digunakan untuk

kegiatan lain, seperti pemukiman, hutan, perkebunan, pertanian,

perindustrian.

3. Daya Tarik Wisata

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 10 Tahun 2009

dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Tahun 2010 tentang

Kepariwisataan mendefinisikan bahwa Obyek dan Daya Tarik Wisata

11
adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang

berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia

yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.

Obyek Wisata juga dapat didefinisikan sebagai atribut alam yang

bersifat netral sampai ada campur tangan manusia dari luar untuk

mengubahnya agar dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan manusia,

sehingga mempunyai daya tarik dan diusahakan sebagai tempat yang

dikunjungi wisatawan. Obyek wisata dapat berupa wisata alam seperti

gunung, danau, sungai, pantai, laut atau berupa obyek bangunan seperti

museum, benteng, situs peninggalan bersejarah, dan lain-lain (Pitana &

Gayatri, 2005: 68).

Dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Objek dan Daya

Tarik Wisata adalah suatu tempat yang mengandung keyakinan yang di

percaya oleh sekumpulan populasi manusia di suatu tempat yang dapat

menimbulkan suatu kesan dan persepsi tersendiri bagi wisatawan yang

datang dan berkunjung di tempat tersebut, sehingga menimbulkan daya tarik

ysng berbeda bagi orang-orang yang ingin datang ke tempat tersebut

(Lawson dan Bovy dalam Pitana & Gayatri, 2005 : 64).

Agar dapat dikatakan sebagai objek wisata maka suatu tempat atau

daerah harus memiliki dan memenuhi hal pokok berikut :

a. Adanya something to see, artinya obyek wisata tersebut memiliki daya

tarik tersendiri untuk dilihat oleh wisatawan yang berkunjung. Seperti :

12
keindahan obyek wisata atau atraksi wisata yang dapat dilakukan di

obyek wisata tersebut.

b. Adanya something to buy, artinya obyek wisata tersebut memiliki sesuatu

yang bisa dibeli oleh wisatawan, seperti souvernir atau makanan khas

dari daerah obyek wisata tersebut.

c. Adanya something to do, artinya di obyek wisata tersebut wisatawan

dapat melakukan kegiatan atraksi wisata . Misalnya bermain selancar dan

atraksi wisata lainnya

4. Wisatawan

Wisatawan (tourist) haruslahmerujuk kepada orang. Secara umum

wisatawan menjadi subset atau bagian dari treveller atau visitor. Untuk

dapat disebut sebagai wisatawan, seseorang haruslah seorang traveller atau

visitor. Seorang visitor adalah seorang traveller, tetapi tidak semua traveller

adalah tourist (Pitana dan Ketut Surya, 2009 : 35).

Ada beberapa komponen pokok yang secara umum disepakati dalam

memberikan batasan mengenai pariwisata (khususnya pariwisata

internasional), yaitu sebagai berikut:

a. Traveller adalah orang yang melakukan perjalanan antara dua atau lebih

loyalitas.

b. Visitor adalah seseorang yang melakukan perjalanan ke daerah yang

bukan merupakan tempat tinggalnya, kurang dari 12 bulan, dan tujuan

perjalanannya bukanlah untuk terlibat dalam kegiatan untuk mencari

nafkah, pendapatan, atau penghidupan di tempat tujuan.

13
c. Tourist adalah bagian dari visitor yang menghabiskan waktu paling tidak

satu malam (24jam) di daerah yang dikunjungi (WTO,1995 dalam Pitana

dan Gayatri, 2005 : 46).

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian

wisatawan adalah semua orang yang memenuhi syarat, yaitu pertama,

bahwa mereka meninggalkan rumah kediamanya untuk jangka waktu

kurang dari satu tahun dan kedua, bahwa sementara mereka berpergian

mereka mengeluarkan uang di tempat yang mereka kunjungi tanpa dengan

maksud mencari nafkah di tempat tersebut (Pendit,2006 : 35).

5. Pemasaran Pariwisata

Dalam pemasaran pariwisata digunakan prinsip-prinsip panduan

pemasaran pariwisata yang meliputi: Panduan produk yaitu semua unsur

produk wisata seperti atraksi seni budaya, hotel dan restoran yang harus di

tumbuh kembangkan sehingga mampu bersaing dengan produk wisata

lainnya. Panduan penyebaran yaitu pendistribusian wisatawan pada produk

wisata yang elibatkan perjalanan, pernerbangan, angkutan darat, dan tour

operator. Panduan komunikasi artiny diperukan komunikasi yang baik

sehingga dapat memberikan informasi tentang tersedianya produk yang

menarik. Juga panduan pelayanan yang diberikan kepada wisatawan harus

baik sehingga produk wisata akan baik pula.

Dalam pengembangan suatu daerah untuk menjadi suatu daerah

tujuaan wisata, agar menarik untuk di kunjungi oleh wisatawan potensial

14
dalam berbagai pasar, maka harus memiliki tiga syarat (Okta. A. Yoeti,

2007: 177), yaitu:

a. Daerah tersebut harus mempunyai apa yang disebut sebagai “something

to see’’. Artinya di tempat tersebut harus ada obyek wisata dan atraksi

wisata yang berbeda dengan apa yang dimiliki oleh daerah lain.

b. Daerah tersebut harus tersedia dengan apa yang disebut sebagai

“something to do”. Artinya ditempat tersebut setiap banyak yang dapat

dilihat dan disaksikan, harus pula disediakan fasilitas rekreasi yang

membuat wisatawan betah tinggal lebih lama di tempat itu. Artinya di

tempat tersebut harus tersedia fasilitas untuk berbelanja, terutama barang;

barang sovenir dan kerajinan rakyat sebagai oleh; oleh untuk dibawa

pulang ke tempat asal wisatawan.

c. Daerah tersebut harus tersedia apa yang disebut sebagai “something to

buy”. Artinya di tempat tersebut harus tersedia fasilitas untuk berbelanja,

terutama barang; barang sovenir dan kerajinan rakyat sebagai oleh;oleh

untuk dibawa pulang ke tempat asal wisatawan.

Menurut (David Aaker, 2008) pemasaran terpadu adalah pendekatan

holistik untuk komunikasi dalam pemasaran. Ini memastikan bahwa selalu

konsisten dalam pemasaran baik online maupun offline. Konsentrasi adalah

kunci dalam memastikan bahwa konsumen memahami pesan pemasaran

yang akan menghasilkan hasil besar dan aba atas investasi tersebut. Konsep

pegembangan pemasaran dapat melaluui online atau sosial media yang

dapat diakses oleh semua kalangan seperti Instagram ataupun website, jika

15
offline dapat di kembangkan melalui promosi non media berupa pendekatan

kepada masyarakat maupun bekerja sama dengan travel.

Pemasaran terdiri dari segala sesuatu yang dapat dilakukan

perusahaan untuk mempengaruhi permintaan terhadap produknya. Banyak

kemungkinan dapat dikumpulkan dalam 7 kelompok variabel yang dikenal

sebagai 7P antara lain:

a. Produk (Product) : Sesuatu yang ditawarkan kedalam pasar oleh

produsen untuk disampaikan, diperhatikan, dimiliki, dipakai atau

dikonsusmsi sehingga dapat meuaskan keinginan atau kebutuhan

pelanggan.

b. Harga/tarif (Price) : harga merupakan sejumlah uang yang harus dibayar

oleh konsumen untuk memperoleh produk yag diinginkan. Dimana harga

adalah satu-satunya unsur dalam pemasaran yang menghasilkan

pendapatan penjualan.

c. Promosi (Promotion) : merupakan suatu cara yang dilakukan oleh suatu

perusahaan dalam menginformasikan atau emberitahukan kepada calon

pelannggan atau konsumen tentang produk yang akan ditawarkan dengan

memberiahukan tempat-tempat dimana orsng dapat melihat atau

meakukan pembelian.

d. Tempat (Place) : merupakan tempat salah satu faktor pendukung dalam

suatu bentuk promosi yang dilakukan oleh perusahaan karena tempat

adalah lokasi perusahaan dalam membuat produk yang tersedia untuk

keperluan pelanggan.

16
e. Proses (Process) : proses merupakan gabungan dari semua aktifitas yang

ada dalam perusahaan untuk memperoleh hasil yang optimal.

f. Orang (People) : orang merupakan salah satu aset utama yag harus

dimiliki oleh salah satu perusahaan idustri guna menjelaskan kegiatan

atau aktifitas dari perusahaan tersebut.

g. Bukti Fisik (Physical evidence) : bangunan atau gedung merupakan

bagian dari bukti fidik, karateristik yang menjadi persyaratan yang

bernilai tambah bagi konudumen dari perusahaan jasa yang memiliki

karakter.

Menurut uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran

merupakan kegiatan yanng dimulai dari perencanaan, pegomunikasian, dan

pendistribusian produk kepada pelanggan. Pemasaran bisa dilakukan dengan

konsep 7P. Pemasaran yang dilakukan sesuai dengan perusahaan

berdasarkan kepuasan, kebutuhan dan keuntungan.

6. Media Sosial

a. Pengertian Media Sosial

Dengan berkembangnya teknologi, media promosi semakin

bertambah, salah satunya melalui media sosila. Dengan menggunakan

media ini suautu perusahaan tidak membutuhkan banyak untuk

mempromosikan produk, jangkauannya pun lebih luas. Pada dasarnya

media sosial merupakan perkembanga mutkhir dari teknologi-teknologi

perkembangan web baru berbasis internet, yang memudahan semua orang

untuk dapat berkomunikasi, berpartisipasi, saling berbagi dan

17
membentuk sebuah jaringan secara online, sehingga dapat

menyebarluaskan konten mereka sendiri. Media jejaring sosial adalah

situs yang menjadi tempat orang-orang berkomunikasi dengan teman-

teman mereka (Zarella, 2010: 51). Media sosial digunakan sebagai sarana

pertukaran infrmasi antar individu dan sarana promosi perusahaan.

b. Manfaat Media Sosial

Menurut Genulius (2011: 15) manfaat palng umum penggunaan

media sosial adalah sebagai berikut:

1) Membangun hubungan : manfaat utama dari pemasaran media sosial

adalah kemampuan unntuk membangun hubungan dengan konsumen

secara aktif

2) Membangun merk : percakapan melalui media sosial menyajikan cara

sempurna untuk meningkatkan Brand awareness, menigkatkan

pengenalan dan ingatan akan gerak merk yang meningkatkan loyalitas

merk.

3) Publisitas : melalui pemasaran media sosial, memberikan diskon

ekslusif dan peluang untuk audiens untuk membuat orang-orang

merasa dihargai dan Khusus, serta untuk memenuhi tujuan jangka

pendek.

Dari penjeasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa media

sosial merupakan sarana penyampaian informasi baik antar orang dan

kelompok berdasarkan pengalamannya, dan penggunaan media sosial

18
dapat mempermudah proses penyampaian informasi tersebut dalam

waktu yang lebih cepat dan lebih personal.

c. Pemasaran Media sosial

Pemasaran media sosial atau yang sering disebut social media

marketing adalah bentuk pemasaran langsung yang digunakan untuk

membangun kesadaran,pengakuan, ingat dn tindakan untuk mrk, bisnis,

produk, orang atau badan lain yang digunakan menggunakan alat-alat

dari web sosial, sepeti berbagi blogging, mikroblogging, jejaring sosial,

bokmark social dan konten (Genelius, 2011: 10). Sosial media marketing

mencakup taktik tertentu seperti berbagi kupon atau mengumkan

penualan di facebook, twitter atau bisa mencakup lebih luas membangun

merk inisiatif seperti berkomunikasi dengan orang-orang atau

menciptakan konten yang menarik di blog, dalam sebuah video yang

diunggah ke Youtube atau dalam presentasi bersama berbagai slide.

7. Instagram

a. Pengertian Instagram

Instagram berdiri pada tahun 2010 perusahaan Burbn, Inc.

Merupakan sebuah teknologi startup yang hanya berfokus pada

pengembangan aplikasi untuk telephon genggam. Pada awalnya

Burbn,Inc sendiri memiliki fokus yang terlalu banyak dalam HTML5

mobile (hipper text markup language 5) namun kedua CEO (Chief

19
Executive Officer), Kevin Systrom dan juga Mikw Krieger, memutuskan

untuk lebih fokus pada satu saja.

Sulit bagi Kevin Systrom dan Mike Krieger untuk mengurangi

fitur-fitur yang ada, dan memulai lagi dari awal, namun akhirnya mereka

hanya memfokuskan pada bagia foto, komentar dan juga kemampuan

untuk menyukai sebuah foto, itulah yang akhirnya menjadi awal

mulainya media sosial Instagram.

Nama Instagram berasal dari pengertian dari keseluruhan fungsi

aplikasi ini. Kata “Insta” berasal dari kata instan, seperti kamera

polaroid yang pada masanya lebih dikeanal sebagai sebutan foto instan.

Instagram juga dapat menampilkan foto-foto secara instan, seperti

polaroid dalam tampilannya. Kata “Gram” berasal dari telegram dimana

cara kerja telegram sendiri adalah untuk mengirimkan informasi kepada

orang lain dengan cepat. Sama halnya dengan Instagram yang dapat

mengunggah foto dengan menggunakan jaringan internet, sehingga

informasi yang ingin disampaikan dapat diterima dengan cepat.

Oleh karena itu instagram berasal dari insta-telegram. Sisem

sosial dadalam instagram adalah dengan menjadi mengikuti akun

pengguna lainnya, atau memiliki pengkut instagram. Sehingga dengan

demikian komunikasi antara sesama pengguna instagram sendiri dapat

terjalin dengan memberikan tanda suka dan juga mengomntari foto-foto

yang teah diunggah oleh pengguna lainnya. Pengikut juga menjadi salah

satu unsur yang penting, dimana jumlah tanda suka dari para pngikut

20
sangat mempengaruhi apakah foto tersebut dapat menjadi sebuah foto

yang populer atau tidak. Penggunaan mendia soaial instagram pun

bertambah terus jumlahnya, menurut pengumunan layanan photo sharing

(25/3/2014) pengguna media sosial instagramm telah mencapai lebih dari

200 juta di seluruh dunia.

b. Kegunaan Instagram

Fungsi dan kegunaan Instagram tidak hanya untuk berbagi foto

dan video saja, melainkan juga untuk menyunting foto yang memiliki 16

efek yang digunakan untuk menyunting foto. Kegunaan Instagram juga

berfungsi untuk mempromosikan atau menjual berbagai aset melalui

gambar foto ataupun video yang bisa menarik perhatian para penggunan

Instagram untuk melihat dan tertarik untuk melakukan transaksi jual beli.

Tidak hanya itu, Instagram juga berfungsi sebagai promosi sebuah

destinasi wisata yang ada di seluruh dunia yang bisa di saksikan oleh

semua orang yang menggunakan media sosial Instagram.

Berbagai fitur yang ditampilkan dalam Instagram sangat

mendukung tampilan visual yang sangat menarik, oleh sebab itu para

pengguna aplikasi tersebut semakin antusias untuk melihat setiap

perkembangan ataupun hal yang ditampilkan setiap harinya.

Dengan memanfaatkan media sosial atau jejaring sosial, semua

orang bisa melakukan komunikasi secara online, seperti chatting,

pemberitahuan kabar, dan undangan. Bahkan bagi mereka yang sudah

terbiasa, komunikasi dalam media sosial lebih efektif dari pada melalui

21
call atau sms mobile. Berdasarkan hasil wawancara dengan Pengelola

Wisata, adanya komunikasi online merupakan salah satu sarana untuk

menyampaikan informasi karena dapat berkomunikasi melalui fitur yang

ada di instagram hingga dapat berinteraksi dengan pengguna media sosial

lainnya melalui fitur-fitur seperti komentar, like, repost, dan juga pesan.

Instagram juga menjadi media utama bagi para muda-mudi untuk

mencari informasi yang berbasis tampilan gambar dibandingkan melalui

search engine atau media sosial lainnya. Dengan adanya hal tersebut

sangatlah menarik bagi saya sebagai peneliti untuk menggunakan

Instagram sebagai media peningkatan kunjungan wisatawan secara tidak

langsung. Instagram juga mempermudah bagi para wisatawan untuk

mencari informasi mengenai tampilan atau view dari destinasi wisata

yang akan mereka kunjungi. Wisatawan akan lebih tertarik apabila

mereka tau akan berbagai destinasi wisata melalui Instagram secara jelas

dengan media foto atau gambar. Lebih dari itu, wisatawan juga dapat

melihat wisatawan lain yang pernah berkunjung dan mengshare

momentum berwisata artinya Instagram dapat menjadi galeri secara

online dan sangat membantu bagi pengelola destinasi wisata maupun

wisatawan. Serta menjadi tolak ukur seberapa Indahkah dan seberapa

banyakkah minat wisatawan terhadap destiasi wisata tersebut melalui

kuantitas orang yang melihat foto Instagram setelah diunggah.

8. Minat

22
Minat berkunjung merupakan bentuk atau wujud dari minat

berperilaku, sedangkan definisi minat berperilaku menurut Simamora (2002:

153) secara teoritis minat perilaku dibedakan dari sikap dimana diartikan

sebagai kecenderungan potensi untuk mengadakan reaksi jadi dapat

diterangkan bahwa sikap mendahului perilaku. Model ini merupakan model

sikap yang erakaitan antara sikap, norma subyektif, minat berperilaku dan

perilaku.. model ini didasarkan pendekatan yang menyaatatakan bahwa

peramalan perilaku atau pilhan konsumen di masa akan datang dapat

dilakukan berdasarkan apa yang telah mereka katakan tentang minat mereka

membeli atau mengambil keputusan

9. Kunjungan Wistawan

Secara umum istilah kunjungan dapat diartikan hal atau perbuatan

mengunjungi atau berkunjung (Poerwadarminta, 2000:635). Sedangkan

istilah tingkat sendiri dapat diarrtikan tiggi rendah suatu kunjungan

(Poerwadarminta, 2000:1280). Jadi kesimpulan dari kunjungan wisatawan

adalah suatu kegiatan yang dapat dilakukan oleh wisatawan untuk

mengunjungi suatu tempat atau daya tarik wisata yang diinginkan yang

dapat menyebabkan tingggi rendahnya suatu kemajuan dalam hal ini adalah

kunjungan wisatawan

B. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan langkah awal menggunakan ide dan

gagasan terhadap apa yang akan dilakukan pada saat penelitian. Kerangka

pemikiran ini dibuat untuk mengetahui seberapa tingkat kunjungan

23
wisatawan di Sikembang Park. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini

sebagai berikut:

Wisata
Si Kembang Park

Pemasaran Pariwisata Media Sosial


Instagram

Minat Kunjungan
Wisatawan

Gambar 2.
Model Teoritis Minat Kunjungan Wisatawan

C. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu mengungkapkan beberapa hasil temuan

penelitian sebelumnya, yang memiliki kaitan erat dengan penelitian yang

akan dilakukan. Setidaknya ada beberapa hal yang dimaksud “terkait”

dengan penelitian yang dilakukan, yaitu: pertama; kaitan sejarah, berkaitan

dengan masalah penelitiannya, peneliti akan mendapatkan informasi tentang

hal-hal yang telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya, aspek-aspek

yang telah diteliti, prosedur-prosedur yang telah diterapkan, hasil dan

hambatan yang ditemukan di dalam penelitian, dan perbedaan

24
antara rumusan masalah yang hendak dipecahkan dengan masalah-masalah

yang sudah dipecahkan orang lain.

Kedua: terkait dengan prosedur yang telah diterapkan oleh para

peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan masalah penelitiannya, peneliti

dapat memilih prosedur yang cocok atau membuat prosedur baru

berdasarkan kajian tentang kelebihan dan kekurangan dari prosedur-

prosedur yang ada. Dengan dasar prosedur tersebut, peneliti dapat

memetakan kedudukan masalah penelitiannya ke dalam perspektif

cakupan pengetahuan yang lebih luas, sehingga dapat membantu peneliti

dalam menjelaskan pentingnya penelitan itu dilakukan serta dampak dari

hasil penelitiannya. Dalam penelitian ini penulis mengambil judul

“Analisis Penggunaan Instagram dalam meningkatkan Kunjungan

Wisatawan (Studi Kasus Wisata Si Kembang Park, Kecamatan Blado,

Kabupaten Batang Jawa Tengah). ”, maka penulis mencari referensi

yang memiliki judul terkait:

Penelitian yang dilakukan oleh Ni Made Sri Rukmiyati dengan

judul “Dampak Media Sosial terhadap Perilaku Wisatawan” pada

tahun 2016, didalam penelitian tersebut berisi tentang kemunculan media

sosial sebagai salah satu new media telah membawa perubahan penting

pada dunia pariwisata. Media sosial menawarkan pengalaman yang

berbeda bagi wisatawan dalam mendapatkan informasi mengenai produk

dan jasa dalam pariwisata. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti dampak

media sosial terhadap perilaku wisatawan. Penelitian ini menggunakan

25
teknik analisis kualitatif. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa

media sosial mempengaruhi perilaku wisatawan dalam memilih dan

memutuskan mengenai tempat wisata yang akan mereka kunjungi.

Penelitian ini juga menemukan bahwa wisatawan menggunakan media

sosial untuk berkomunikasi selama mereka berwisata serta membagikan

pengalaman mereka saat berwisata pada media sosial.

Penelitian yang dilakukan oleh Gita Atiko, Ratih Hasanah Sudrajat,

Kharisma dengan judul “Analisis Strategi Promosi Pariwisata melalui

Media Sosial oleh Kementerian Pariwisata RI (Studi Deskriptif Pada

Akun Instagram @Indtravel)” pada tahun 2016, di dalam penelitian ini

membahas tentang penggunaan media sosial instagram menjadi peluang

besar bagi para pelaku bisnis dalam melakukan kegiatan promosi.

Pemerintah Indonesia melalui kementerian pariwisata berupaya

mempromosikan Indonesia juga melalui Instagram. Penelitian ini

dilakukan dengan mewawancarai pihak divisi pemasaran kementerian

pariwisata yang berwenang atas akun instagram @indtravel, admin, dan

salah satu followers. Penelitian ini bertujuan mengetahui strategi promosi

pariwisata yang dilakukan oleh kementerian pariwisata melalui media

sosial instagram. Penelitian ini bersifat kualitatif yang diuraikan secara

deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kementerian Pariwisata

RI telah melakukan kegiatan promosi pariwisata dengan maksimal melalui

Instagram untuk meningkatkan wisatawan di Indonesia baik dalam negeri

maupun mancanegara. Penyusunan strategi promosi menggunakan media

26
sosial Instagram yang dilakukan oleh Kemenpar memiliki beberapa

tahapan yang mampu mempermudah Kemenpar dalam mencapai

tujuannya. Tahapan yang dilakukan adalah penciptaan konten, penentuan

platform, perencanaan program, implementasi program, monitoring, dan

evaluasi. Tahapan pembuatan strategi promosi pariwisata melalui

Instagram oleh Kemenpar ini sangat membantu dalam menciptakan

awareness akan keindahan alam dan keragaman budaya yang dimiliki

Indonesia bagi target marketnya.

Penelitian dari Fantanti & Suyadnya (2015) menunjukan

bagaimana Instagram membuat destinasi merek pariwisata di Indonesia

khususnya di Bali dan Malang. Instagram berguna untuk mendorong

promosi sebuah tempat menjadi tujuan wisata. Adanya fasilitas dalam

Instagram seperti fotografi, geotagging, geolocation, hashtag, dan suka

dapat mempermudah bagi pengguna atau wisatawan untuk mencari

informasi tentang lokasi tujuan wisata. Semua fasilitas yang ditawarkan

oleh Instagram memiliki potensi untuk mendukung dan menciptakan

destination brand, terutama di bidang pariwisata. Pengguna berdasarkan

media sosial atau User Generated Content (UGC) melalui media sosial

dapat menciptakan minat terhadap produk dan tujuan. Seperti dalam

penggunaan di kedua akun yang dimiliki oleh admin Bali dan admin

Malang yang dijelaskan dengan melalui Instagram keduanya memiliki

potensi untuk melanjutkan, mengembangkan dan membuat gambar baru

untuk tujuan pariwisata di Instagram.

27
Penelitian yang dilakukan oleh Wenday Dwi Novi Kurniawati

(2016) yang berjudul “Pemanfaatan Instagram oleh Komunitas Wisata

Grobogan dalam Mempromosikan Potensi Pariwisata Daerah”.

Keberadaan komunitas online di bidang pariwisata melalui konstruksi

media sosial bentuk baru pengembangan dan pengoperasian sektor

pariwisata. Media sosial digunakan untuk sarana menyebarkan informasi,

komunikasi, dan promosi. Mempromosikan potensi wisata dapat dilakukan

dilakukan dengan mudah oleh komunitas online ini. salah satu contoh

komunitas online di lapangan pariwisata adalah komunitas wisata

grobogan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan

penggunaannya dari instagram yang dilakukan oleh komunitas wisata

grobogan dalam mempromosikan potensi kawasan wisata. Penelitian ini

menggunakan metode deskriptif kualitatif. Objek penelitian adalah akun

dari @wisatagrobogan digunakan untuk mempromosikan potensi kawasan

wisata. Data dikumpulkan menggunakan teknik wawancara semi

terstruktur. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam

promosi potensi wisata daerah dapat berjalan dengan baik dan lancar

melalui empat tahap, yaitu kehadiran komunikator, olah pesan, media dan

komunikan. Dan penggunaan media sosial Instagram menyediakan banyak

hal manfaat dan keuntungan bagi komunitas perjalanan Grobogan dalam

mempromosikan potensi pariwisata daerah. Beberapa manfaat ini, antara

lain, dapat dengan mudah menyebar informasi perjalanan, dan dapat

28
menarik perhatian pengguna lain yang lebih banyak didukung juga oleh

penggunaan fitur-fitur itu dimiliki Instagram.

Penelitian yang dilakukan oleh Chikameirani Adhanisa dan Anna

Fatchiya (2017) yang berjudul “Efektivitas Website dan Instagram

Sebagai Sarana Promosi Kawasan Wisata Berbasis Masyarakat”.

Meningkatnya pengguna media sosial saat ini menjadi peluang besar bagi

pelaku bisnis. Media sosial yang sering digunakan sebagai sarana promosi

adalah website dan Instagram. Promosi melalui media online banyak

digunakan oleh pengelola kawasan wisata termasuk kawasan wisata

berbasis masyarakat. Promosi online penting untuk menarik minat

wisatawan agar mengunjungi kawasan wisata. Penelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif dengan metode survei yang didukung dengan data

kualitatif dan diikuti oleh 171 orang responden. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa website dan Instagram hanya efektif untuk menarik

perhatian (attention), dan menarik keingintahuan (interest), sedangkan

dalam menarik keinginan (desire) dan juga tindakan (action) masih

kurang. Hal tersebut dipengaruhi oleh kelengkapan informasi pada website

dan kelengkapan informasi beserta tata bahasa pada Instagram

Penelitian yang dilakukan oleh Bagus Machruf, Hairunnisa, Sarwo

Edy Wibowo (2018) yang berjudul “Peran Media Sosial Instagram

dalam Menarik Minat Berkunjung Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Universitas Mulawarman di Wisata Ladang Budaya Tenggarong”.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran media sosial

29
instagram dalam menarik minat berkunjung Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Universitas Mulawarman di Wisata Ladang Budaya Tenggarong, dan

untuk mengetahui media sosial apa saja yang menjadi pilihan mahasiswa

dalam melihat ladang budaya Tenggarong. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa, peran Media Sosial Instagram dalam menarik minat berkunjung

mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Mulawarman di Wisata Ladang

Budaya Tenggarong berdasarkan sub Informasi, postingan foto dan video

di akun Instagram Ladang Budaya Tenggarong Instagram sebagai

seperangkat media informasi objek wisata, karena penggunaannya yang

mudah. Instagram memiliki informasi fitur atau konten lengkap yang

dipromosikan. Instagram menjadi pilihan dalam melihat ladang budaya

Tenggarong yang pertama dari segi kemudahan untuk mencari informasi

objek wisata dan kedua Instagram manfaatnya memiliki akses informasi,

pengetahuan dan rujukan untuk memilih media dalam satu alat yang

digunakan mahasiswa. Persuasif mempengaruhi kepercayaan, sikap dan

perilaku mahasiswa sehingga tertarik minat mahasiswa mengunjungi

wisata Ladang Budaya. Komunikasi di Instagram yang berhubungan

dengan banyak orang, memberikan berita dan pengetahuan tempat

pariwisata bagi pengguna akun Instagram dengan melihat isi komentar-

komentar semua pengguna akun Instagram. Hiburan instagram sebagai

hiburan dari postingan foto-foto objek wisata Ladang Budaya di

Tenggarong oleh pengguna akun Instagram lain. Pengguna akun Instagram

lain juga ikut join. Dengan melihat desain dan foto yang diunggah di

30
Instagram dengan kualitas yang baik sehingga memiliki daya tarik,

sehingga memberikan kesan yang baik kepada followers.

Penelitian yang dilakukan oleh Diah Pradiatiningtyas (2016) yang

berjudul “Peran Instagram Dalam Menarik Minat Wisatawan

Berkunjung Ke Objek Wisata Yogyakarta”. Media sosial digunakan

sebagai sarana untuk berinteraksi, berkomunikasi, dan membangun

jaringan melalui media komunikasi online.Salah satu media sosial yang

fenomenal pada tahun 2015 adalah Instagram.Sistem komunikasi pada

instagram ini dengan berbagi foto dengan teman di media tersebut dan

menulis pesan melalui komentar pada foto yang diunggah.Salah satu

bentuk media sosial yang digunakan netizen untuk menyebarkan informasi

pariwisata adalah Instagram. Banyak traveler sekarang ikut mulai

berwisata setelah melihat foto di Instagram. Instagram dirasa menjadi

platform efektif untuk menyebarkan informasi pariwisata. Penelitian ini

bertujuan mendeskripsikan peran instagram terhadap menarik minat

wisatawan untuk berkunjung ke objek wisata di Yogyakarta. Metode

penelitian memadukan kualitatif dan kuantitatif. Teknik pengambilan data

dilakukan dengan kuesioner dan pengamatan akun instagram.Analisa data

yang digunakan adalah deskriptif. Hasil yang didapat adalah sebagian

besar peran instagram yang dirasakan adalah referensi dan informasi,

respon yang dirasakan adalah kognitif dan harapan responden terhadap

obyek wisata yang diunggah fotonya dalam instagram adalah something to

see.

31
Penelitian yang dilakukan oleh Agus Purnomo (2018) yang

berjudul “Pemanfaatan Instagram Sebagai Media Komunikasi

Pariwisata di Kabupaten Karanganyar (Studi Analisis Deskriptif

Kualitatif Pada Akun Instagram @Explorekabkaranganyar).

Pemanfaatan Instagram sebagai media komunikasi pariwisata merupakan

cara yang dirasa cukup efisien dibandingkan dengan media komunikasi

konvensional lainnya. Hal ini dikarenakan Instagram merupakan media

jejaring sosial yang memiliki fitur-fitur yang mendukung untuk melakukan

kegiatan komunikasi pariwisata. Penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan pemanfaatan Instagram yang dilakukan oleh akun

@explorekabkaranganyar dalam mengkomunikasikan pariwisata yang ada

di Kabupaten Karanganyar. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.

Metode pengumpulan data menggunakan wawancara dan analisis

dokumen. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

purposive sampling. Validitas data menggunakan triangulasi metode dan

triangulasi sumber. Analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis

interaktif. Hasil penelitian ini adalah: 1) Pemanfaatan Instagram sebagai

media komunikasi pariwisata pada akun @explorekabkaranganyar berjalan

dengan baik dan lancar melalui lima tahap yaitu komunikator, pesan,

saluran, komunikan, feedback 2) Komunikasi pariwisata di Kabupaten

Karanganyar yang dilakukukan melalui media Instagram, membuat

Kabupaten Karanganyar jadi lebih dikenal masyarakat luas. 3) Alasan

penggunaan Instagram dalam mengkomunikasikan wisata kabupaten

32
Karanganyar karena Instagram merupakan media jejaring sosial berbasis

foto dan video, serta memiliki fitur yang mendukung untuk bisa

dimanfaatkan sebagai media komunikasi pariwisata kabupaten

Karangnyar. 4) Fitur-fitur Instagram tersebut yaitu Sharing, Hashtag,

Repost, Worldcam, Searchstagram, Findergram, Geolocation, dan

Instastory. 5) Berdasarkan jenis-jenis fitur-fitur dalam akun instagram

tersebut, maka jenis fitur yang sering digunakan adalah dengan berupa

fitur sharing foto, hashtag dan repost foto

Penelitian yang dilakukan oleh Yunita Nainggolan, M. Zaini, &

Fareis Althalets (2018) yang berjudul “Penggunaan Media Sosial

Instagram untuk Menunjang Peran Duta Wisata 2016-2017 dalam

Mempromosikan Pariwisatadi Kalimantan Timur”. Pesatnya

perkembangan media sosial kini dikarenakan semua orang seperti bisa

memiliki media sendiri, seorang pengguna media sosial bisa mengakses

menggunakan media sosial dengan jaringan internet tanpa biaya besar,

tanpa alat mahal, dan dilakukan sendiri. Media sosial saat ini juga banyak

digunakan sebaga alat memposting atau mengunggah produk, promosi,

hiburan, dan evant yang efektif karena dapat diakses oleh siapa saja,

sehingga jaringan dapat dijangkau dengan luas. Awal penelitian ini dilihat

saat pemilihan Duta Wisata Kalimantan Timur pada tahun 2016 yang di

menangkan oleh Syabab Azhar dan Puput Islamitha yang terpilih sebagai

Duta Wisata Provinsi Kalimantan Timur. Tujuan penelitian ini adalah

mengetahui dan mendeskripsikan penggunaan media sosial instagram Duta

33
Wisata. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif

kualitatif. Lokasi penelitian berada di kantor Dinas Pariwisata Provinsi

Kalimantan Timur Kota Samarinda. Teknik pengumpulan data dilakukan

dengan penelitian lapangan berupa observasi, wawancara, dan peneltian

terakit datadata. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan media

sosial instagram untuk menunjang peran duta wisata 2016-2017 dalam

mempromosikan pariwisata di Kalimantan Timur belum digunakan secara

maksimal seperti fitur-fitur yang ada instagram, isi konten promosi belum

tersampaikan secara maksimal, kurangnya informasi pariwisata, budaya,

event, kegiatan sosial selama masa jabatan Duta Wisata. Sehingga

penggunaan media sosial instagram belum tersampaikan secara maksimal

kepada sesama pengguna media sosial instagram dan konten promosi

penyebarannya belum tersampaikan secara luas.

34

Anda mungkin juga menyukai