Anda di halaman 1dari 11

AKUNTANSI HOTEL

SAP 1
“PARIWISATA DAN BERBAGAI JENIS INDUSTRI PARIWISATA”
Dosen Pengampu : Dr. I Gusti Ngurah Agung Suaryana, S.E., M.Si.

Kelompok 4
Ni Nyoman Wahyu Suryani 1506305023 (07)
Made Irna Wikanadi 1506305094 (25)
Ida Bagus Ngurah Indra Pramana 1506305098 (26)
Mandala Githa Perwira 1506305146 (31)
P Sigit Wahyudhi 1506305151 (33)
Chrismendo H. C. Paath 1506305163 (36)

PROGRAM REGULER
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
Konsep Dasar Pariwisata

Pariwisata adalah kegiatan dinamis yang melibatkan banyak manusia serta menghidupkan
berbagai bidang usaha. Pada bab ini dipaparkan konsep dan definisi pariwisata yang menjadi
acuan pada pembahasan di bab-bab berikutnya. Beberapa istilah kepariwisataan dijabarkan
supaya Anda menjadi terbiasa. Tujuan perjalanan juga akan dikupas pada bab ini dan pada
akhir bab, perbedaan wisatawan vakansi dan wisatawan bisnis akan dijelaskan berikut dengan
ciri-ciri yang membedakannya.

Konsep dan Definisi Pariwisata

Konsep dan definisi tentang pariwisata, wisatawan serta klasifikasinya perlu ditetapkan
dikarenakan sifatnya yang dinamis.Dalam kepariwisataan, menurut Leiper dalam Cooper et.al
(1998:5) terdapat tiga elemen utama yang menjadikan kegiatan tersebut bisa terjadi.

Kegiatan wisata terdiri atas beberapa komponen utama. Yaitu:

1. Wisatawan
la adalah aktor dalam kegiatan wisata.Berwisata menjadi sebuah pengalaman manusia
untuk menikmati, mengantisipasi dan mengingatkan masa-masa di dalam kehidupan.
2. Elemen geografi
Pergerakan wisatawan berlangsung pada tiga area geografi, seperti berikut ini:
a. Daerah Asal Wisatawan (DAW)
Daerah tempat asal wisatawan berada, tempat ketika is melakukan aktivitias
keseharian, seperti bekerja, belajar, tidur dan kebutuhan dasar lain. Rutinitas itu
sebagai pendorong untuk memotivasi seseorang berwisata. Dari DAW,
seseorang dapat mencari informasi tentang obyek dan days tarik wisata yang
diminati, membuat pemesanan dan berangkat menuju daerah tujuan.
b. Daerah Transit (DT)
Tidak seluruh wisatawan harus berhenti di daerah itu. Namun, seluruh
wisatawan pasti akan melalui daerah tersebut sehingga peranan DT pun penting.
Seringkali terjadi, perjalanan wisata berakhir di daerah transit, bukan di daerah
tujuan. Hal inilah yang membuat negara-negara seperti Singapura dan Hong
Kong berupaya menjadikan daerahnya multifungsi, yakni sebagai Daerah
Transit dan Daerah Tujuan Wista.
c. Daerah Tujuan Wisata (DTW)

1
Daerah ini sering dikatakan sebagai sharp end (ujungjtombak) pariwisata. Di
DTW ini dampak pariwisata sangat dirasakan settingga dibutuhkan perencanaan
dan strategi manajemen yang tepat. Untuk menarik wisatawan, DTW
merupakan pemacu keseluruhan sistem pariwisata dan menciptakan permintaan
untuk perjalanan dari DAW. DTW juga merupakan raison d’etre atau alasan
utama perkembangan pariwisata yang menawarkan hal-hal yang berbeda
dengan rutinitas wisatawan.
3. Industri Pariwisata
Elemen ketiga dalam sistem pariwisata adalah industri pariwisata. Industri yang
menyediakan jasa, daya tarik, dan sarana wisata. Industri yang merupakan unit-unit
usaha atau bisnis di dalam kepariwisataan dan tersebar di ketiga area geografi
tersebut.Sebagai contoh, biro perjalanan wisata bisa ditemukan di daerah asal
wisatawan, Penerbangan bisa ditemukan baik di daerah asal wisatawan maupun di
daerah transit, dan akomodasi bisa ditemukan di daerah tujuan wisata.

Pariwisata merupakan kegiatan yang dapat dipahami dari banyak pendekatan. Dalam Undang-
undang RI nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan dijelaskan bahwa:

1. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok
orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan
pribadi, atau mempelajari keunikan daya tank wisata yang dikunjungi, dalam jangka
waktu sementara.
2. Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata.
3. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta
layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, dan pemerintah.
4. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan
bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujudkebutuhan setiap
orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama
wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah dan pengusaha.
5. Usaha pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa bagi
pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata.
6. Pengusaha pariwisata adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan
usaha pariwisata.

2
7. Industri pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka
menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam
penyelenggaraan pariwisata.

Menurut WTO (1999:5) yang dimaksud dengan pariwisata adalah:

a. Tourism – activities of persons traveling to and staying in places outside their usual
environment for not more than one consecutive year for leisure, business and other purposes;

Pariwisata dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang melakukan perjalanan ke dan tinggal
di daerah tujuan di luar lingkungan kesehariannya. Perjalanan wisata ini berlangsung dalam
jangka waktu tidak lebih dari satu tahun secara berturut-turut untuk tujuan bersenang-senang,
bisnis dan lainnya.

b. Visitor – any person traveling to a place other than that of his/her usual environ-ment for
less than 12 consecutive months and whose main purpose of travel is not to work for pay in the
place visited;

Dapat diartikan pengunjung adalah siapa pun yang melakukan perjalanan ke daerah lain di luar
dari lingkungan kesehariannya dalam jangka waktu tidak lebih dari 12 bulan berturut-turut dan
tujuan perjalanan tidak untuk mencari nafkah di daerah tersebut.

c. Tourist – overnight visitor, visitor staying at least one night In a collective or private
accommodation in the place visited;

Wisatawan merupakan pengunjung yang menginap atau pengunjung yang tinggal di daerah
tujuan setidaknya satu malam di akomodasi umum ataupun pribadi.

d. Same day visitor – excursionists,visitor who does not spend the night in a collective or
private accommodation in the place visited;

Pengunjung harian adalah ekskurionis, pengunjung yang tidak bermalam di akomodasi umum
atau pribadi di daerah tujuan.

Jenis Pariwisata dan Usaha Pariwisata

Dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan mengklasifikasikan


Usaha pariwisata yakni terdiri dari :Daya Tarik Wisata. Merupakan segala sesuatu yang
mempunyai keunikan, kemudahan, dan nilai yang berwujud keanekaragaman, kekayaan alam,
budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan para wisatawan.

3
1. Kawasan Pariwisata. Merupakan usaha yang kegiatannya membangun atau mengelola
kawasan dengan luas wilayah tertentu untuk memenuhi kebutuhan pariwisata.
2. Jasa Transportasi Wisata. Yakni merupakan usaha khusus yang menyediakan angkutan
untuk kebutuhan dan kegiatan pariwisata.
3. Jasa Perjalanan Wisata. Merupakan usaha biro perjalanan wisata dan usaha agen
perjalanan wisata. Usaha biro perjalanan wisata meliputi usaha penyediaan jasa
perencanaan perjalanan atau jasa pelayanan dan penyelenggaraan pariwisata, Usaha
agen perjalanan wisata meliputi usaha jasa pemesanan sarana, seperti pemesanan tiket
dan pemesanan akomodasi serta pengurusan dokumen perjalanan.
4. Jasa Makanan dan Minuman. Merupakan usaha jasa penyediaan makanan dan
minuman yang dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan
dapat berupa restoran, kafe, rumah makan, dan bar/kedai minum.
5. Penyediaan Akomodasi. Merupakan usaha yang menyediakan pelayanan penginapan
yang dapat dilengkapi dengan pelayanan pariwisata lainnya. Usaha penyediaan
akomodasi dapat berupa hotel, vila, pondok wisata, bumi perkemahan, persinggahan
karavan, dan akomodasi lainnya yang digunakan untuk tujuan pariwisata.
6. Penyelenggaraan Kegiatan Hiburan dan Rekreasi. Merupakan usaha yang ruang
lingkup kegiatannya berupa usaha seni pertunjukan, arena permainan, karaoke,
bioskop, serta kegiatan hiburan dan rekreasi lainnya yang bertujuan untuk pariwisata.
7. Penyelenggaraan Pertemuan, Perjalanan Insentif, koneferensi, dan Pameran.
Merupakan usaha yang memberikan jasa bagi suatu pertemuan sekelompok orang,
menyelenggarakan perjalanan bagi karyawan dan mitra usaha sebagai imbalan atas
prestasinya, serta menyelenggarakan pameran dalam rangka menyebarluaskan
informasi dan promosi suatu barang dan jasa yang berskala nasional, regional, dan
internasional.
8. Jasa Informasi Pariwisata. Merupakan usaha yang menyediakan data, berita, feature,
foto, video, dan hasil penelitian mengenai kepariwisataan yang disebarkan dalam
bentuk bahan cetak atau elektronik.
9. Jasa Konsultan Pariwisata. Merupakan usaha yang menyediakan sarana dan
rekomendasi mengenai studi kelayakan, perencanaan, pengelolaan usaha, penelitian,
dan pemasaran di bidang kepariwisataan.
10. Jasa Pramuwisata. Merupakan usaha yang menyediakan atau mengkoordinasikan
tenaga pemandu wisata untuk memenuhi kebutuhan wisatawan dan kebutuhan biro
perjalanan wisata.
4
11. Wisata Tirta. Merupakan usaha yang menyelenggarakan wisata dan olahraga air,
termasuk penyediaan sarana dan prasarana serta jasa lainnya yang dikelola secara
komersial di perairan laut, pantai, sungai, danau, dan waduk.
12. Spa. Usaha perawatan yang memberikan layanan dengan metode kombinasi terapi air,
terapi aroma, pijat, rempah – rempah dan olah aktivitas fisik dengan tujuan
menyeimbangkan jiwa dan raga dengan tetap memperhatikan tradisi dan budaya bangsa
Indonesia.

Beberapa contoh jenis usaha pariwisata antara lain:

1. Agen Perjalanan, Biro Perjalanan dan Tour Operator (Usaha Jasa Perjalanan) : Kegiatan
Biro Perjalanan lebih luas lagi dibandingkan dengan Biro Perjalanan.
2. Pemanduan Wisata : Usaha ini ada yang telah dimasukkan ke dalam kegiatan Biro
Perjalanan. Namun terdapat pula yang berdiri sendiri. Misalnya, di sebuah objek wisata
terdapat para pemandu yang tidak terkait dengan Biro Perjalanan. Mereka merupakan
pemandu resmi yang tergabung dalam suatu perkumpulan tertentu.
3. Pelayanan Informasi Wisata :Pelayanan informasi wisata dapat dilakukan baik oleh
pemerintah maupun pihak swasta. Kegiatan ini dilakukan oleh pemerintah maka hal
tersebut bukan merupakan usaha komersial, melainkan kegiatan untuk memberikan
kemudahan pelayanan kepada para wisatawan.
4. Pelayanan Pertemuan dan Konferensi :Pelayanan dan pertemuan ini lebih
memfokuskan kegiatannya pada penyediaan fasilitas pertemuan, seminar-seminar,
konferensi dan lain-lain daik dari penyelenggaraannya maupun penyediaan tempat
beserta perlengkapannya. Usaha ini juga kadang menyediakan jasa Master of
Ceremony (MC).
5. Usaha Jasa Boga: Restoran, bar dan ketering merupakan usaha yang berdiri sendiri
maupun usaha yang menyatu dengan hotel.
6. Usaha Transportasi : Usaha transportasi meliputi transportasi darat, laut dan udara.
Perusahaan transportasi udara meliputi maskapai penerbangan, transportasi darat
meliputi pelayanan bus, kereta, perusahaan taksi dan transportasi laut meliputi
pelayanan umum dan pelayanan wisata.
7. Usaha Jasa Akomodasi : Usaha akomodasi memberikan pelayanan kepada tamu yang
menginginkan penyewaan penginapan (tempat tinggal) baik dalam jangka waktu
pendek maupun agak lama. Berbagai macam jenis akomodasi seperti: hotel, motel,
apartemen, guest house, hostel, wisma, cottage, bungalow dan lain sebagainya.

5
8. Usaha Jasa Pencucian (Laundry and Dry Cleaning) : Usaha pencucian memberikan
pelayanan kepada para tamu yang ingin mencucikan pakaiannya baik dicuci biasa
maupun kering/minyak.
9. Usaha Jasa Pemijatan (Message) : Message bukan hal baru di hotel. Para tamu dapat
memperoleh pelayanan pemijatan baik ditempat/ruang pemijatan maupun di kamar.
Bermacam-macam mulai dari pijat biasa, refleksi maupun pijat untuk olahraga dan
kecantikan.
10. Usaha Jasa Penitipan Anak (Baby Sitting) : Para wisatawan yang repot dengan keluarga
sementara waktu mereka terbatas dapat memanfaatkan tempat ini. Untuk layanan ini,
hotel biasanya tidak menyediakan karyawan permanen tetapi daily worker atau casual.

Motivasi Melakukan Perjalanan Wisata

Pada dasarnya seseorang melakukan perjalanan dimotivasi oleh beberapa hal. Dari berbagai
motivasi yang mendorong perjalanan, McIntosh (1977) dan Murphy (1985) mengatakan bahwa
motivasi dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok besar yaitu sebagai berikut:

1. Physical or physiological motivation


motivasi yang bersifat fisik atau fisiologis, antara lain untuk relaksasi, kesehatan,
kenyamanan, berpartisipasi dalam kegiatan olah raga, bersantai dan sebagainya.
2. Cultural motivation
motivasi budaya, yaitu keinginan untuk mengetahui budaya, adat, tradisi dan kesenian
daerah lain. Termasuk juga ketertarikan akan berbagai objek tinggalan budaya
(banggunan bersejarah).
3. Social motivation atau interpersonal motivation
motivasi yang bersifat sosial, seperti mengunjungi teman dan keluarga, menemui mitra
kerja, melakukan hal yang dianggap mendatangkan gengsi (nilai prestise), melakukan
ziarah, pelarian dari situasi-situasi yang membosankan dan sebagainya.
4. Fantasy motivation
motivasi karena fantasi, yaitu adanya fantasi bahwa di daerah lain seseorang kan bisa
lepas dari rutinitas keseharian yang menjemukan, dan ego-enhancement yang
memberikan kepuasan psikologis. Disebut juga sebagai status and prestige motivation.

Menurut sumber lain, motivasi seseorang melakukan perjalanan wisata juga dapat dibagi
menjadi 7, antara lain:

6
1. Interpersonal motivations, yaitu untuk hiburan, petualangan, santai, kebahagiaan dan
relaksasi
2. Physical motivations, yaitu untuk olahraga dan kesehatan
3. Cultural motivations, yaitu untuk tujuan kebudayaan, tradisi, adat dan kekayaan bangsa
4. Business, social and politics motivations, adalah untuk kepentingan bisnis, sosial atau
politik
5. Religious motivations, adalah bertujuan untuk mengasah spiritual dan keagamaan
6. Family motivations adalah untuk kepentingan keluarga

Motivasi perjalanan seseorang dipengaruhi oleh faktor internal wisatawan itu sendiri dan faktor
eksternal. Secara intrinsik, motivasi terbentuk karena adanya kebutuhan dan/atau keinginan
manusia itu sendiri, sesuai dengan teori hirarki kebutuhan Maslow. Kebutuhan tersebut dimulai
dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan prestise dan
kebutuhan akan aktualisasi diri.

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang terbentuknya dipengaruhi oleh faktor-faktor


eksternal, seperti norma sosial, pengaruh atau tekanan keluarga dan situasi kerja yang
terinternalisasi dan kemudian berkembang menjadi kebutuhan psikologis. Motivasi wisatawan
untuk melepaskn diri sejenak dari kegiatan rutin berfungsi untuk melepaskan diri sejenak dari
kegiatan rutinuntuk mengembalikan harmoni di masyarakat, sehingga pariwisata dapat
dipandang sebagai salah satu bentuk terapi sosial.

Motivasi merupakan faktor penting bagi calan wisatawan di dalam mengambil keputusan
mengenai daerah tujuan wisata yang akan dikunjungi. Calon wisatawan akan mempersepsi
daerah tujuan wisata yang memungkinkan, di mana persepsi ini dihasilkan oleh preferensi
individual, pengalaman sebelumnya dan informasi yang didapatkannya.

Apapun motivasi seseorang melakukan perjalanan wisata, maka bagi seorang wisatawan
perjalanan tersebut akan mempunyai beberapa manfaat, antara lain sebagai berikut:

1. Perjalanan wisata merupakan wahana penyegaran dan regenerasi fisik dan mental.
2. Perjalanan wisata merupakan kompensasi terhadap berbagai hal yang melelahkan,
sekaligus juga sebagai wahana integrasi sosial bagi mereka yang di rumahnya merasa
teralienasi.
3. Perjalanan wisata merupakan pelarian dari situasi keseharian yang penuh ketegangan,
rutinitas yang menjemukan, atau kejenuhan-kejenuhan karena beban kerja.

7
4. Perjalanan wisata merupakan mekanisme bagi seseorang untuk dapat mengeluarkan
perasaannya, melalui komunikasi dengan orang lain termasuk dengan masyarakat lokal.
5. Perjalanan wisata merupakan wahana untuk mengembangkan wawasan.
6. Perjalanan wisata merupakan wahana untuk mendapatkan kebebasan.
7. Perjalanan wisata merupakan wahana untuk realisasi diri.
8. Perjalanan wisata memang merupakan sesuatu yang menyenagkan, membuat hidup
lebih bahagia.

Pemasaran Pariwisata

Akan dijelaskan secara singkat, apa saja aspek penting dalam pemasaran pariwisata. Berikut
aspek-aspek tersebut diantaranya:

1. Pentingnya membangun customer advocacy pada bisnis pariwisata


2. Membangun positioning destinasi pariwisata
3. Membentuk suatu brand yang kuat pada tempat wisata
4. Melakukan riset pasar

Dampak Positif dan Negatif Pengembangan Pariwisata

Dampak positif dari adanya kegiatan pengembangan pariwisata meliputi :

1. Penciptaan lapangan kerja, dimana pada umumnya pariwisata merupakan industri padat
karya dimana tenaga kerja tidak dapat digantikan dengan modal atau peralatan.
2. Sebagai sumber devisa asing.
3. Pariwisata dan distribusi pembangunan spiritual, disini pariwisata secara wajar
cenderung mendistribusikan pembangunan dari pusat industri kearah wilayah desa
yang belum berkembang, bahkan pariwisata disadari dapat menjadi dasar pembangunan
regional. Struktur perekonomian regional sangat penting untuk menyesuaikan dan
menentukan dampak ekonomis dari pariwisata.

Sedangkan dampak negatif yang ditimbulkan dengan adanya pengembangan pariwisata


meliputi :

1. Pariwisata dan vulnerability ekonomi, karena di negara kecil dengan perekonomian


terbuka, pariwisata menjadi sumber mudah kena serang atau luka (vulnerability),
khususnya kalau negara tersebut sangat tergantung pada satu pasar asing.

8
2. Polarisasi spasial dari industri pariwisata dimana perusahaan besar mempunyai
kemampuan untuk menerima sumber daya modal yang besar dari kelompok besar
perbankan atau lembaga keuangan lain. Sedangkan perusahaan kecil harus tergantung
dari pinjaman atau subsidi dari pemerintah dan tabungan pribadi. Hal ini menjadi
hambatan dimana terjadi konflik aspasial antara perusahaan kecil dan perusahaan besar.
3. Sifat dari pekerjaan dalam industri pariwisata cenderung menerima gaji yang rendah,
menjadi pekerjaan musiman, tidak ada serikat buruh.
4. Dampak industri pariwisata terhadap alokasi sumber daya ekonomi industri ini dapat
menaikkan harga tanah dimana kenaikan harga tanah dapat menimbulkan kesulitan bagi
penghuni daerah tersebut yang tidak bekerja disektor pariwisata yang ingin membangun
rumah atau mendirikan bisnis disini.
5. Dampak terhadap lingkungan, bisa berupa polusi air atau udara, kekurangan air,
keramaian lalu lintas dan kerusakan dari pemandangan alam yang tradisional.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://www.tribunwisata.com/2017/08/7-motivasi-perjalanan-wisata-jenis-dan-karakter-
wisatawan.html (diakses pada 10 Februari 2018)

http://pemasaranpariwisata.com/ (diakses pada 10 Februari 2018)

http://www.kajianpustaka.com/2015/06/pengertian-dan-jenis-usaha-pariwasata.html (diakses
pada 10 Februari 2018)

http://ebook.repo.mercubuanayogya.ac.id/Kuliah/materi_20152_doc/Tayangan%20Bab1%20
Konsep%20Dasar%20Pariwisata.pdf (diakses pada 10 Februari 2018)

10

Anda mungkin juga menyukai