Anda di halaman 1dari 30

KD: 3.

3 MENGANALISIS DAMPAK INDUSTRI PARIWISATA

4.3 PARIWISATA MERUMUSKAN SOLUSI TENTANG DAMPAK INDUSTRI

Dampak Positif Dan Negatif Pariwisata

Kegiatan pengembangan pariwisata, disamping mempunyai dampak positif tentunya juga mempunyai
dampak negatif. Oleh karena itu diperlukan perencanaan untuk menekan sekecil mungkin dampak
negatif yang ditimbulkan.

Dampak positif dari adanya kegiatan pengembangan pariwisata meliputi :


1) Penciptaan lapangan kerja, dimana pada umumnya pariwisata merupakan industri padat karya
dimana tenaga kerja tidak dapat digantikan dengan modal atau peralatan.
2) Sebagai sumber devisa asing.
3) Pariwisata dan distribusi pembangunan spiritual, disini pariwisata secara wajar cenderung
mendistribusikan pembangunan dari pusat industri kearah wilayah desa yang belum berkembang,
bahkan pariwisata disadari dapat menjadi dasar pembangunan regional. Struktur perekonomian
regional sangat penting untuk menyesuaikan dan menentukan dampak ekonomis dari pariwisata.
Sedangkan dampak negatif yang ditimbulkan dengan adanya pengembangan pariwisata meliputi :
1) Pariwisata dan vulnerability ekonomi, karena di negara kecil dengan perekonomian terbuka,
pariwisata menjadi sumber mudah kena serang atau luka (vulnerability), khususnya kalau negara
tersebut sangat tergantung pada satu pasar asing.
2) Banyak kasus kebocoran sangat luas dan besar, khususnya kalau proyek-proyek pariwisata
berskala besar dan diluar kapasitas perekonomian, seperti barang-barang impor, biaya promosi
keluar negeri, tambahan pengeluaran untuk warga negara sebagai akibat dari penerimaan dan
percontohan dari pariwisata dan lainnya.
3) Polarisasi spasial dari industri pariwisata dimana perusahaan besar mempunyai kemampuan untuk
menerima sumber daya modal yang besar dari kelompok besar perbankan atau lembaga keuangan lain.
Sedangkan perusahaan kecil harus tergantung dari pinjaman atau subsidi dari pemerintah dan
tabungan pribadi. Hal ini menjadi hambatan dimana terjadi konflik aspasial antara perusahaan kecil
dan perusahaan besar.
4) Sifat dari pekerjaan dalam industri pariwisata cenderung menerima gaji yang rendah, menjadi
pekerjaan musiman, tidak ada serikat buruh.
5) Dampak industri pariwisata terhadap alokasi sumber daya ekonomi industri ini dapat menaikkan
harga tanah dimana kenaikan harga tanah dapat menimbulkan kesulitan bagi penghuni daerah
tersebut yang tidak bekerja disektor pariwisata yang ingin membangun rumah atau mendirikan bisnis
disini.
6) Dampak terhadap lingkungan, bisa berupa polusi air atau udara, kekurangan air, keramaian lalu
lintas dan kerusakan dari pemandangan alam yang tradisional.
Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan kegiatan pengembangan pariwisata,
yaitu :
1) Wisatawan (Tourist)
Harus diketahui karakteristik dari wisatawan, dari negara mana mereka datang, usia, hobi, dan pada
musim apa mereka melakukan perjalanan.
2) Transportasi
Harus dilakukan penelitian bagaimana fasilitas transportasi yang tersedia untuk membawa wisatawan
ke daerah tujuan wisata yang dituju.
3) Atraksi/Obyek Wisata
Bagaimana obyek wisata dan atraksi yang akan dijual, apakah memenuhi tiga syarat berikut, apa yang
dapat dilihat, apa yang dilakukan dan apa yang dapat dibeli di DTW yang dikunjungi.
4) Fasilitas pelayanan
Fasilitas apa saja yang tersedia di DTW tersebut, bagaimana akomodasi perhotelan yang ada,
restoran, pelayanan umum seperti Bank/money changers, kantor pos, telepon/teleks di DTW yang
akan dikunjungi wisatawan
5) Informasi dan Promosi
Diperlukan publikasi atau promosi, kapan iklan dipasang, kemana leaflets/brosur disebarkan sehingga
calon wisatawan mengetahui tiap paket wisata dan wisatawan cepat mengambil keputusan.
KD: 3.4 MENGANALISIS MODAL DASAR PENGEMBANGAN PARIWISATA

PARIWISATA

MODAL DASAR PERKEMBANGAN INDUSTRI PARIWISATA


-Pengertian dan ruang lingkup modal dasar perkembangan industri pariwisata
1) Sejarah pariwisata
Pengertian tentang Pariwisata dan wisatawan timbul diperencis pada akhir abad ke 17. Tahun 1972
Maurice Menberbitkan buku petunjuk The True Quide For Foreigners Travelling in France to
Appriciate its Beealities, Learn the language and take exercise. Dalam buku ini disebutkan ada dua
perjalanan yaitu perjalanan besar dan kecil (Grand Tour dan Perit Tour).
Grand Tour di Inggris Mendapat arti yang berbeda yaitu dijadikan unsure pendidikan diplomasi dan
politik. Pertengah abad ke-19 Jumlah orang yang berwisata masih terbatas karena butuh waktu lama
dan biaya besar, keamanan kurang terjamin, dan sarananya masih sederhana, tetapi sesudah Revolusi
Industri Keadaan itu berbuah, tidak hanya golongan elit saja yang bisa berpariwisata tapi kelas
menengah juga. Hal ini ditunjang juga oleh adanya kereta api. Pada abad Ke-20 terutama setelah
perang dunia II kemajuan teknik produksi dan teknik penerbangan menimbulkan peledakan
pariwisata. Perkembangan terkahir dalam pariwisata adalah munculnya perjalanan paket (Package
tour).
2) Pengertian wisata
Menurut Soetomo (1994:25) yang di dasarkan pada ketentuan WATA (World Association of Travel
Agent = Perhimpunan Agen Perjalanan Sedunia), wisata adalah perjalanan keliling selama lebih dari
tiga hari, yang diselenggarakan oleh suatu kantor perjalanan di dalam kota dan acaranya antara lain
melihat-lihat di berbagai tempat atau kota baik di dalam maupun di luar negeri.
Jadi wisata adalah perjalanan yang dilakukan seorang atau sekelompk orang lebih dari tiga hari
dengan menggunakan kendaraan pribadi, umum, atau biro tertentu dengan tujuan untuk melihat-lihat
berbagai tempat atau suatu kota baik di dalam negeri maupun diluar negeri.
3) Kepariwisataan dan Pariwisata
Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata (Yoeti,
1997, p.194). Wisata merupakan suatu kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang
dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata.
Sedangkan wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata. Tourism is an integrated
system and can be viewed in terms of demand and supply. The demand is made up of domestic and
international tourist market. The supply is comprised of transportations, tourist attractions and
activities, tourist facilities, services and related infrastructure, and information and promotion.
Visitors are defined as tourist and the remainder as same-day visitors
Pada garis besarnya, definisi tersebut menunjukkan bahwa kepariwisataan memiliki arti keterpaduan
yang di satu sisi diperani oleh faktor permintaan dan faktor ketersediaan. Faktor permintaan terkait
oleh permintaan pasar wisatawan domestik dan mancanegara. Sedangkan faktor ketersediaan
dipengaruhi oleh transportasi, atraksi wisata dan aktifitasnya, fasilitas-fasilitas, pelayanan dan
prasarana terkait serta informasi dan promosi.

4) Pengertian Pariwisata
Pada tanggal 12-14 Juni 1985, kata pariwisata lebih dikenal dengan istilah tourisme. Kemudian
diselenggarakan Munas (Musyawarah Nasional) di Teretes (Jatim), yang di dalam musyawarah itu
dihasilkan sebuah istilah baru yakni tourisme diganti dengan kata pariwisata. Kata pariwisata ini
diusulkan oleh Bapak Prof. Prijono yang saat itu menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan dan atas himbauan Bapak Presiden Indonesia Ir. Soekarno. Dan selanjutnya pada tahun
1960 istilah Dewan Tourisme Indonesia diganti menjadi Dewan Pariwisata Nasional.
Bila dilihat dari segi etimologinya, kata pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari
dua suku kata, yaitu pari berarti berkeliling, berputar-putar, berkali-kali, dari dan ke. Dan kata
wisata berarti berpergian, perjalanan, yang dalam hal ini bersinonim dengan kata travel. Dengan
demikian pengertian pariwisata yaitu perjalanan berkeliling ataupun perjalanan yang dilakukan
berkali-kali, berputar-putar dari suatu tempat ke tempat lain ataupun suatu perjalanan yang
sempurna
Pengertian pariwisata di atas belum memberikan pengertian yang jelas dan tidak mempunyai
ketentuan mengenai batasan-batasan dari pengertian pariwisata tersebut. Oleh karena itu sebagai
bahan pertimbangan dapat kita lihat beberapa pendapat ahli kepariwisataan mengenai pengertian
pariwisata.
1. Pengertian pariwisata secara umum
Merupakan suatu perjalanan yang dilakukan seseorang untuk sementara waktu yang diselenggarakan
dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan meninggalkan tempat semula dan dengan suatu
perencanaan atau bukan maksud untuk mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya, tetapi semata-
mata untuk menikmati kegiatan pertamasyaan atau rekreasi untuk memenuhi keinginan yang beraneka
ragam.
2. Pengertian pariwisata secara teknis
Merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau berkelompok dalam wilayah negara sendiri
maupun negara lain dengan menggunakan kemudahan jasa atau pelayanan dan faktor-faktor
penunjang serta kemudahan-kemudahan lainnya yang diadakan oleh pemerintah, dunia usaha dan
masyarakat agar dapat mewujudkan keinginan wisatawan.
Pengertian pariwisata menurut para ahli, adalah sebagai berikut:
- Menurut A.J. Burkart dan S. Medik (1987)
Pariwisata adalah perpindahan orang untuk sementara dan dalam jangka waktu pendek ke tujuan-
tujuan diluar tempat dimana mereka biasanya hlidup dan bekerja dan kegiatan-kegiatan mereka
selama tinggal di tempat-tempat tujuan itu.
- Menurut Hunziger dan krapf dari swiss dalam Grundriss Der Allgemeinen
Femderverkehrslehre, menyatakan pariwisata adalah keserluruhan jaringan dan gejala-gejala yang
berkaitan dengan tinggalnya orang asing disuatu tempat dengan syarat orang tersebut tidak
melakukan suatu pekerjaan yang penting (Major Activity) yang memberi keuntungan yang bersifat
permanent maupun sementara.
- Menurut Prof. Salah Wahab dalam Oka A Yoeti (1994, 116.). A proposeful human activity that
serve as a link between people either within one some country or beyond the geographical limits or
state. It involves the temporary displacement of people to other region, country, for the
satisfaction of varied needs other than exciting a renumareted function . Pariwisata dalah suatu
aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian diantara
orang-orang dalam suatu Negara itu sendiri/ diluar negeri, meliputi pendiaman orang-orang dari
daerah lain untuk sementara waktu mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa
yang dialaminya, dimana ia memperoleh pekerjaan tetap.
- Menurut E. Guyer Fleuler, Pariwisata dalam arti modern adalah fenomena dari zaman sekarang
yang pada umumnya didasarkan atas kebutuhan, kesehatan dan pergantian hawa. Sedangkan pada
khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas masyarakat manusia
sebagai hasil dari perkembangan perniagaan, industri, perdagangan, serta penyempurnaan dari alat-
alat pengangkutan.
- menurut Mr. Herman V. Schulard (dalam Yoeti, 1996:114) Pariwisata adalah sejumlah kegiatan
terutama yang ada kaitannya dengan perekonomian secara langsung berhubungan dengan masuknya
orang-orang asing melalui lalu lintas di suatu negara tertentu, kota dan daerah.
5) Pengertian Wisatawan
Menurut UN. Convention Concerning Customs Facilites For Touring (1954) Wisatawan adalah setiap
orang yang datang disebuah Negara karena alas an yang sah kecuali untuk berimigrasi dan yang
tinggal setidak-tidaknya 24 Jam dan selama-lamanya 6 Bulan dalam tahun yang sama.
Dalam pengertian ini wisatawan dibedakan berdasarkan waktu dan tujuan yang disebut wisatawan
adalah orang-orang yang berkunjung setidaknya 24 dan yang dating berdasarakan motivasi Mengisi
waktu senggang seperti bersenang, berlibur, untuk kesehatan, studi, keperluan agama, dan olahraga,
serta bisnis, keluarga, peurtusan, dan pertemuan-pertemuan.
Sedangkan ekskurionis adalah pengunjung yang hanya tinggal sehari di Negara yang dikunjungi tanpa
bermalam. Pengertian ini paling banyak digunakan karena pembedanya tegas sehingga mudah dipahami
antara pengunjung yang bisa disebut wisatawan, dan pengunjung yang hanya ekskurisionis saja.
Menurut definisi yang luas pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, bersifat
sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau
keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu.
Suatu perjalanan dianggap sebagai perjalanan wisata bila memenuhi tiga persyaratan yang
diperlukan, yaitu : (dikutip dari Ekonomi Pariwisata, hal 21)
a. Harus bersifat sementara
b. Harus bersifat sukarela (voluntary) dalam arti tidak terjadi karena dipaksa.
c. Tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah ataupun bayaran.
Dalam kesimpulannya pariwisata adalah keseluruhan fenomena (gejala) dan hubungan-hubungan yang
ditimbulkan oleh perjalanan dan persinggahan manusia di luar tempat tinggalnya. Dengan maksud
bukan untuk tinggal menetap dan tidak berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan yang menghasilkan
upah. (Sejarah Pariwisata dan Perkembangannya di Indonesia, hal. 3)
6) Pramuwisata
Sesuai dengan Keputusan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi No. KM 82/PW.102/MPPT-88
tentang pariwisata, maka Pramuwisata adalah seseorang yang bertugas memberikan bimbingan
penerangan dan petunjuk tentang objek wisata serta membantu segala sesuatu yang diperlukan
wisatawan. Pramuwisata dibagi menjadi dua golongan, yaitu :
a) Pramuwisata Muda yang bertugas pada suatu daerah Tingkat II di dalam wilayah daerah tingkat
I tempat sertifikat diberikan.
b) Pramuwisata Madya yang bertugas didalam wilayah daerah Tingkat I tempat sertifikata
diberikan.
7) Pengertian Objek Wisata dan Daya Tarik Wisata
Objek dan daya tarik wisata merupakan salah satu unsur penting dalam dunia kepariwisataan. Dimana
objek dan daya tarik wisata dapat menyukseskan program pemerintah dalam melestarikan adat dan
budaya bangsa sebagai asset yang dapat dijual kepada wisatawan.
Objek dan daya tarik wisata dapat berupa alam, budaya, tata hidup dan sebagainya yang memiliki
daya tarik dan nilai jual untuk dikunjungi ataupun dinikmati oleh wisatawan. Dalam arti luas, apa saja
yang mempunyai daya tarik wisata atau menarik wisatawan dapat disebut sebagai objek dan daya
tarik wisata.
Produk pariwisata meliputi keseluruhan pelayanan yang diperoleh, dirasakan, dimiliki dan dinikmati
oleh wisatawan sejak ia meninggalkan rumah, tempat tinggal sampai ke daerah wisata yang dipilihnya
hingga kembali ke tempat asalnya. Adapun yang dimaksud dengan produk industri wisata adalah
keseluruhan pelayanan yang diperoleh oleh wisatawan.
Menurut UU No. 9 Tahun 1990 Bab III Pasal IV tentang kepariwisataan menjelaskan perbedaan
antara objek dan daya tarik wisata adalah :
a) Objek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam serta
flora dan fauna, seperti : pemandangan alam, panorama indah, hutan rimba dengan tumbuhan hutan
tropis serta binatang-binatang langka.
b) Objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala,
peninggalan sejarah, seni budaya, pertanian (wisata agro), wisata tirta (air), wisata petualangan,
taman rekreasi, dan tempat hiburan lainnya.
c) Sasaran wisata minat khusus, seperti : berburu, mendaki gunung, gua, industri dan kerajinan,
tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempat-tempat ibadah, tempat-tempat ziarah, dan lain-lain.
d) Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek
dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. Dengan demikian
pariwisata meliputi :
1) Semua kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan wisata.
2) Pengusahaan objek dan daya tarik wisata, seperti: kawasan wisata, taman rekreasi, kawasan
peninggalan sejarah (candi, makam), museum, waduk, pagelaran seni budaya, tata kehidupan
masyarakat. Dan yang bersifat alamiah, seperti : keindahan alam, gunung berapi, danau, pantai dan
sebagainya.
Menurut SK Menparpostel No. KM 98 PW. 102 MPPT 87 yaitu : Objek wista adalah suatu tempat
atau keadaan alam yang memiliki sumber daya alam yang dibangun dan dikembangkan sehingga
mempunyai daya tarik yang diusahakan sebagai tempat yang dikunjungi wisatawan.
Dalam kepariwisataan faktor manfaat dan kepuasan wisatawan berkaitan dengan Tourism Resourch
dan Tourist Service. Objek dan atraksi wisata adalah segala sesuatu yang ada di daerah tujuan
wisata yang mempunyai daya tarik tersendiri yang mampu mengajak wisatawan berkunjung. Hal-hal
yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung ke daerah tujuan wisata antara lain :
a) Natural Amenities, adalah benda-benda yang sudah tersedia dan sudah ada di alam. Contoh;
iklim, bentuk tanah, pemandangan alam, flora dan fauna, dan lain-lain.
b) Man Made Supply, adalah hasil karya manusia seperti benda-benda bersejarah, kebudayaan, dan
religi.
c) Way of Life, adalah tata cara hidup tradisional, kebiasaan hidup, adat-istiadat seperti
pembakaran mayat di Bali, upacara sekaten di Jogjakarta.
d) Culture, adalah kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat yang tinggal di daerah objek wisata.
Tourist Service adalah segala fasilitas yang digunakan dan aktifitas yang dilakukan dimana
pengadaannya disediakan oleh perusahaan lain secara komersial. Untuk dapat menjadi suatu daerah
tujuan wisata yang baik maka kita harus mengembangkan tiga hal yaitu :
a) Something to see, adalah segala sesuatu yang menarik untuk dilihat.
b) Something to buy, adalah segala sesuatu yang menarik atau mempunyai ciri khas tersendiri
untuk dibeli.
c) Something to do, yaitu suatu aktivitas yang dapat dilakukan di tempat tersebut.
Ketiga hal itu merupakan unsur-unsur yang kuat untuk suatu daerah tujuan wisata sedangkan untuk
pengembangan suatu daerah tujuan wisata ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain :
a) Harus mampu bersaing dengan objek wisata yang ada di daerah lain.
b) Memiliki sarana pendukung yang memiliki cirri khas tersendiri.
c) Harus tetap tidak berubah dan tidak berpindah-pindah kecuali di bidang pembangunan dan
pengembangan.
d) Harus menarik.
8) Bentuk-bentuk Pariwisata
Di dalam pertumbuhan dan perkembangan industri pariwisata ini dapat diklasifikasikan bentuknya ke
dalam beberapa kategori berikut ini:
a) Menurut asal wisatawan
Dilihat dari asal wisatawan, apakah asal wisata itu dari dalam atau luar negeri. Jika dalam negara
berarti bahwa sang wisatawan ini hanya pindah tempat sementara di dalam lingkungan wilayah
negerinya (pariwisata domestik), sedangkan jika ia datang dari luar negeri dinamakan pariwisata
Internasional.
b) Menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran
Kedatangan wisatawan dari luar negeri adalah membawa mata uang asing. Pemasukan valuta asing itu
berarti memberi efek positif terhadap neraca pembayaran luar negara suatu yang dikunjungi
wisatawan ini disebut pariwisata aktif. Sedangkan kepergian seorang warga negara keluar negeri
memberikan efek negatif terhadap neraca pembayaran luar negeri negaranya ini dinamakan
pariwisata aktif
c) Menurut jangka waktu
Kedatangan seorang wisatawan di suatu tempat atau negara diperhitungkan pula menurut waktu
lamanya ia tinggal di tempat atau negara yang bersangkutan. Hal ini menimbulkan istilah-istilah
pariwisata jangka pendek dan jangka panjang, yang mana tergantung kepada ketentuan-ketentuan
yang berlaku oleh suatu negara untuk mengukur pendek atau panjangnya waktu yang dimaksud.
d) Menurut jumlah wisatawan
Perbedaan ini diperhitungkan atas jumlahnya wisatawan yang datang, apakah sang wisatawan datang
sendiri atau dalam suatu rombongan. Maka timbullah istilahistilah pariwisata tunggal dan rombongan.
e) Menurut alat angkut yang dipergunakan
Dilihat dari segi penggunaan alat pengangkutan yang dipergunakan oleh sang wisatawan, maka
katagori ini dapat dibagi menjadi pariwisata udara, pariwisata laut, pariwisata kereta api dan
pariwisata mobil, tergantung apakah sang wisatawan tiba dengan pesawat udara, kapal laut, kereta
api atau mobil.
9) Pengertian Sarana dan Prasarana Wisata
Komponen-komponen yang termasuk ke dalam sarana dan prasarana yaitu
1. Produk yang nyata (Tangible Product) terdiri dari :
Prasarana wisata adalah semua fasilitas yang memungkinkan agar sarana kepariwisataan dapat hidup
dan berkembang serta dapat memberikan pelayanan kepada wisatawan untuk dapat memenuhi
kebutuhan selama dalam perjalanan. Misalnya jaringan jalan, sarana pelabuhan (udara, laut, darat),
telekomunikasi, jaringan listrik, air bersih, rumah sakit dan lain sebagainya.
Sarana produk kepariwisataan yaitu semua bentuk perusahaan yang dapat memberikan pelayanan
kepada wisatawan. Misalnya :
a) Di bidang usaha jasa pariwisata, seperti : biro perjalanan wisata, agen perjalanan wisata,
pramuwisata, konvensi, perjalanan insentif dan pameran, konsultan pariwisata, informasi pariwisata.
b) Di bidang usaha sarana pariwisata, yang terdiri dari : akomodasi, rumah makan, bar, angkutan
wisata dan sebagainya.
2. Intangible Product ( produk yang tidak nyata )
Pelayanan yang dimaksud dalam hal ini adalah sumber daya manusia yang bergelut dalam industri
pariwisata dan pengetahuan teknik tentang pelayanan terhadap wisatawan. Dan sapta pesona yang
terdiri dari 7 K (keamanan, ketertiban, kebersihan, keindahan, kesejukan, keramah tamahan,
kenangan) yang semuanya dilaksanakan secara total.
10) Septa Pesona Wisata
Sapta pesona adalah unsur yang penting dalam mengembangkan suatu objek wisata. Citra dan mutu
pariwisata di suatu daerah atau objek wisata pada dasarnya ditentukan oleh keberhasilan dalam
perwujudan sapta pesona daerah tersebut. Sapta pesona merupakan tujuh kondisi yang harus
diwujudkan dan dibudayakan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari sebagai salah satu upaya untuk
memperbesar daya tarik dan daya saing pariwisata Indonesia.
Unsur-unsur sapta pesona tersebut adalah :
a) Keamanan adalah suatu kondisi dimana wisatawan dapat merasa aman, yang artinya keselamatan
jiwa dan fisik.
b) Ketertiban adalah kondisi yang mencerminkan suasana yang teratur, rapi dan lancar serta
menunjukkan disiplin yang tinggi dalam semua segi kehidupan masyarakat.
c) Kebersihan adalah keadaan/kondisi lingkungan yang menampilkan suasana bebas dari kotoran,
sampah, limbah, penyakit dan pencemaran.
d) Kesejukan adalah suasana yang memberikan kesejukan, nyaman, tenteram, rapi, dengan adanya
penghijauan.
e) Keindahan adalah keadaan atau suasana yang menampilkan lingkungan yang menarik dan sedap
dipandang mata.
f) Keramah tamahan adalah suatu sikap dan perilaku seseorang yang menunjukkan keakraban,
sopan, suka membantu, suka tersenyum dan menarik hati.
g) Kenangan adalah kesan yang melekat dengan kuat pada ingatan dan perasaan seseorang yang
disebabkan oleh pengalaman yang diperolehnya.
Untuk mewujudkan sapta pesona tersebut maka perlu dilakukan kebijakan yakni dengan memberikan
pengertian kepada semua lapisan masyarakat dan dunia usaha, bahwa sapta pesona merupakan hal
yang sangat penting dalam mengembangkan suatu objek wisata.
11) Pengembangan Pariwisata
Suatu obyek pariwisata harus memenuhi tiga kriteria agar obyek tersebut diminati pengunjung, yaitu
:
a. Something to see adalah obyek wisata tersebut harus mempunyai sesuatu yang bisa di lihat atau
di jadikan tontonan oleh pengunjung wisata. Dengan kata lain obyek tersebut harus mempunyai daya
tarik khusus yang mampu untuk menyedot minat dari wisatawan untuk berkunjung di obyek tersebut.
b. Something to do adalah agar wisatawan yang melakukan pariwisata di sana bisa melakukan
sesuatu yang berguna untuk memberikan perasaan senang, bahagia, relax berupa fasilitas rekreasi
baik itu arena bermain ataupun tempat makan, terutama makanan khas dari tempat tersebut
sehingga mampu membuat wisatawan lebih betah untuk tinggal di sana.
c. Something to buy adalah fasilitas untuk wisatawan berbelanja yang pada umumnya adalah ciri
khas atau icon dari daerah tersebut, sehingga bisa dijadikan sebagai oleh-oleh. (Yoeti, 1985, p.164).
Dalam pengembangan pariwisata perlu ditingkatkan langkah-langkah yang terarah dan terpadu
terutama mengenai pendidikan tenaga-tenaga kerja dan perencanaan pengembangan fisik. Kedua hal
tersebut hendaknya saling terkait sehingga pengembangan tersebut menjadi realistis dan
proporsional.
Agar suatu obyek wisata dapat dijadikan sebagai salah satu obyek wisata yang menarik, maka faktor
yang sangat menunjang adalah kelengkapan dari sarana dan prasarana obyek wisata tersebut. Karena
sarana dan prasarana juga sangat diperlukan untuk mendukung dari pengembangan obyek wisata.
Menurut Yoeti dalam bukunya Pengantar Ilmu Pariwisata (1985, p.181), mengatakan : Prasarana
kepariwisataan adalah semua fasilitas yang memungkinkan agar sarana kepariwisataan dapat hidup
dan berkembang sehingga dapat memberikan pelayanan untuk memuaskan kebutuhan wisatawan yang
beraneka ragam.
Prasarana tersebut antara lain :
a. Perhubungan : jalan raya, rel kereta api, pelabuhan udara dan laut, terminal.
b. Instalasi pembangkit listrik dan instalasi air bersih.
c. Sistem telekomunikasi, baik itu telepon, telegraf, radio, televise, kantor pos
d. Pelayanan kesehatan baik itu puskesmas maupun rumah sakit.
e. Pelayanan keamanan baik itu pos satpam penjaga obyek wisata maupun pos-pos polisi untuk
menjaga keamanan di sekitar obyek wisata
f. Pelayanan wistawan baik itu berupa pusat informasi ataupun kantor pemandu wisata.
g. Pom bensin
h. Dan lain-lain. (Yoeti, 1984, p.183)
Sarana kepariwisataan adalah perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan,
baik secara langsung maupun tidak langsung dan hidup serta kehidupannya tergantung pada
kedatangan wisatawan (Yoeti, 1984, p.184)
Sarana kepariwisataan tersebut adalah :
a. Perusahaan akomodasi : hotel, losmen, bungalow
b. Perusahaan transportasi : pengangkutan udara, laut atau kereta api dan bus-bus yang melayani
khusus pariwisata saja.
c. Rumah makan, restaurant, depot atau warung-warung yang berada di sekitar obyek wisata dan
memang mencari mata pencaharian berdasarkan pengunjung dari obyek wisata tersebut.
d. Toko-toko penjual cinderamata khas dari obyek wisata tersebut yang notabene mendapat
penghasilan hanya dari penjualan barang-barang cinderamata khas obyek tersebut.
e. Dan lain-lain. (Yoeti, 1985, p.185-186)
Dalam pengembangan sebuah obyek wisata sarana dan prasarana tersebut harus dilaksanakan sebaik
mungkin karena apabila suatu obyek wisata dapat membuat wisatawan untuk berkunjung dan betah
untuk melakukan wisata disana maka akan menyedot banyak pengunjung yang kelak akan berguna juga
untuk peningkatan ekonomi baik untuk komunitas di sekitar obyek wisata tersebut maupun
pemerintah daerah.
12) Syarat suatu Objek Wisata dapat di Kembangkan
Layaknya suatu objek wisata dapat dikembangkan, apabila memiliki syarat-syarat sebagai berikut
(dalam Syamsuridjal, 1997:2) yaitu :
a) Attraction adalah segala sesuatu yang menjadi ciri khas atau keunikan dan menjadi daya tarik
wisatawan agar mau datang berkunjung ketempat wisata tersebut. Atraksi wisata terdiri dari 2 yaitu
:
1) Site Attraction, yaitu daya tarik yang dimiliki oleh objek wisata semenjak objek itu ada.
2) Event Attraction, yaitu daya tarik yang dimiliki oleh suatu objek wisata setelah dibuat manusia.
b) Accessbility, yaitu kemudahan cara untuk mencapai tempat wisata tersebut.
c) Amenity, yaitu fasilitas yang tersedia didaerah objek wisata seperti akomodasi dan restoran.
d) Institution, yaitu lembaga atau organisasi yang mengolah objek wisata tersebut.
13) Motif Perjalanan Wisata
Motif seseorang dalam melakukan suatu perjalanan wisata adalah untuk melepaskan diri dari rasa
jenuh/bosan terhadap suatu kegiatan/rutinitas. Dan kegiatan ini merupakan suatu cara alternatif
yang dilakukan seseorang untuk melepaskan dirinya dari rasa jenuh tersebut dengan tujuan untuk
bersenang-senang.
b) Pengertian Industri Pariwisata
Bila orang mendengar kata industri, gambaran dari kebanyakan orang adalah suatu bangunan pabrik
dengan segala perlengkapannya yang mempunyai cerobong asap dengan mempergunakan mesin dalam
proses produksinya.
Demikianlah gambaran industri pada umumnya, tetapi tidak demikian dengan industri pariwisata.
Pengertian kata industri di sini bukanlah suatu tempat untuk mengubah bahan mentah menjadi bahan
jadi. Namun pengertian kata industri di sini lebih cenderung memberikan pengertian industri
pariwisata yang artinya kumpulan dari berbagai macam perusahaan yang secara bersama-sama
menghasilkan barang dan jasa ( Goods and Service ) yang dibutuhkan wisatawan pada khususnya dan
travel pada umumnya.
Ada beberapa pengertian tentang industri pariwisata, antara lainnya sebagai kumpulan dari macam-
macam perusahaan yang secara bersama menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa (goods and
service) yang dibutuhkan para wisatawan pada khususnya dan traveler pada umumnya, selama dalam
perjalanannya. (Yoeti, 1985, p.9).
Pengertian tentang industri pariwisata yang lainnya adalah suatu susunan organisasi, baik pemerintah
maupun swasta yang terkait dalam pengembangan, produksi dan pemasaran produk suatu layanan yang
memenuhi kebutuhan dari orang yang sedang bepergian. (Kusudianto, 1996, p.11)
Pengertian industri pariwisata akan lebih jelas bila kita mempelajari dari jasa atau produk yang
dihasilkan atau pelayanan yang diharapkan wisatawan dimana ia sedang dalam perjalanan atau
perlawatannya.
Industri pariwisata mulai dikenal di indonesia setelah dikeluarkan instruksi Presiden RI No. 9 tahun
1969, di mana dalam Bab II pasal 3 disebutkan : Usaha-usaha pengembangan pariwisata di Indonesia
bersifat suatu pengembangan industri pariwisata dan merupakan bagian dari usaha pengembangan
dan pembangunan serta kesejahteraan masyarakat dan negara.
Sesuai dengan instruksi Presiden tersebut dikatakan bahwa tujuan pengembangan pariwisata di
Indonesia adalah:
1. Meningkatkan pendapatan devisa pada khususnya dan pendapatan negara pada umumnya,
perluasan kesempatan serta lapangan kerja dan mendorong kegiatan-kegiatan industri sampingan
lainnya.
2. Memperkenalkan dan mendayagunakan keindahan alam dan kebudayaan Indonesia.
3. Meningkatkan persaudaraan / persahabatan nasional dan internasional.
Dengan pernyataan tersebut, jelaslah bahwa usaha-usaha yang berhubungan dengan kepariwisataan
merupakan usaha yang bersifat Comercial. Hal tersebut dapat dilihat dari betapa banyaknya jasa
yang diperlukan oleh wisatawan jika melakukan perjalanan wisata semenjak ia berangkat dari
rumahnya hingga kembali ke rumahnya tersebut. Jasa yang diperoleh tidak hanya oleh satu
perusahaan yang berbeda fungsi dalam proses pemberian pelayanannya.
Perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam industri pariwisata, yaitu :
a. Travel Agent.
b. Perusahaan Angkutan (Transportasi).
c. Akomodasi perhotelan.
d. Bar dan Restoran.
e. Souvenir dan Handicraft.
Industri pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan
barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata (
Undang-Undang Pariwisata no 10 tahun 2009)
Elemen Industri Pariwisata
1. Sumberdaya Pariwisata
a. Sumberdaya alam
b. Sumberdaya Manusia
c. Sumberdaya ciptaan manusia
2. Fasilitas Hiburan dan Olahraga
a. Fasilitas rekreasi dan kebudayaan
b. Fasilitas olahraga
3. Prasarana umum dan Pariwisata
a. Alat komnunikasi dan perjalanan
b. Instalasi social
c. Instalasi dasar
d. Telekonunikasi
4. Pelayanan Penerimaan Pariwisata
a. Agen dan biro perjalanan
b. Kantor promosi dan kontor perwakilan
c. Pelayanan informasi pengunjung
d. Penyewaan kendaraan
e. Pramuwisata dan petugas interpretasi
5. Fasililitas Penerimaan
a. Hotel, wisma tamu, desa dan kota
b. Tempat pemukiman lainnya
c. Pemukiman untuk kebutuhan perorangan
d. Isntalasi untuk pelayanan makan dan minum
c) Bisnis Pariwisata
1. Definisi Bisnis Pariwisata
Suatu organisasi yang menjual barang atau jasa dalam bidang rekreasi atau hiburan. Menurut bahasa,
bisnis pariwisata terbagi dalam dua pegertian. Yaitu:
Pengertian Bisnis:
Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen
atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris
business, dari kata dasar busy yang berarti sibuk dalam konteks individu, komunitas, ataupun
masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan
keuntungan.
Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang sibuk melakukan
pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Kata bisnis sendiri memiliki tiga penggunaan, tergantung
skupnya penggunaan singular kata bisnis dapat merujuk pada badan usaha, yaitu kesatuan yuridis
(hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan. Penggunaan yang lebih
luas dapat merujuk pada sektor pasar tertentu, misalnya bisnis pertelevisian. Penggunaan yang
paling luas merujuk pada seluruh aktivitas yang dilakukan oleh komunitas penyedia barang dan jasa.
Meskipun demikian, definisi bisnis yang tepat masih menjadi bahan perdebatan hingga saat ini.
Pengertian Pariwisata :
Pariwisata atau turisme adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan, dan juga
persiapan yang dilakukan untuk aktivitas ini. Seorang wisatawan atau turis adalah seseorang yang
melakukan perjalanan paling tidak sejauh 80 km (50 mil) dari rumahnya dengan tujuan rekreasi,
merupakan definisi oleh Organisasi Pariwisata Dunia.
Definisi yang lebih lengkap, turisme adalah industri jasa. Mereka menangani jasa mulai dari
transportasi; jasa keramahan tempat tinggal, makanan, minuman; dan jasa bersangkutan lainnya
seperti bank, asuransi, keamanan, dll. Dan juga menawarkan tempat istrihat, budaya, pelarian,
petualangan, dan pengalaman baru dan berbeda lainnya.
Banyak negara, bergantung banyak dari industri pariwisata ini sebagai sumber pajak dan pendapatan
untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu pengembangan industri
pariwisata ini adalah salah satu strategi yang dipakai oleh Organisasi Non-Pemerintah untuk
mempromosikan wilayah tertentu sebagai daerah wisata untuk meningkatkan perdagangan melalui
penjualan barang dan jasa kepada orang non-lokal.
2. Persamaan Industri Pariwisata Dengan Bisnis Pariwisata
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa persamaan industri pariwisata dengan bisnis
pariwisata adalah, sama-sama suatu organisasi yang menghasilkan barang dan melayani jasa yang
bergerak dalam bidang pariwisata.
3. Perbedaan Industri Pariwisata Dengan Bisnis Pariwisata
Industri pariwisata lebih di gerakkan oleh beberapa perusahaan, dengan modal yang cukup besar.
Tetapi jika bisnis pariwisata digerakkan dengan ruang lingkup yang lebih kecil, dan digerakkan oleh
perorangan dengan modal yang tidak sebesar industri pariwisata.
-Jenis industri pariwisata
Industri pariwisata
Industri ini merupakan industri yang menghasilkan nilai ekonomis dari kegiatan wisata. Bentuknya
bisa berupa: wisata seni dan budaya (misalnya: pertunjukan seni dan budaya), wisata pendidikan
(misalnya: peninggalan, arsitektur, alat-alat observasi alam, dan museum geologi), wisata alam
(misalnya: pemandangan alam di pantai, pegunungan, perkebunan, dan kehutanan), dan wisata kota
(misalnya: melihat pusat pemerintahan, pusat perbelanjaan, wilayah pertokoan, restoran, hotel, dan
tempat hiburan).
KD: 3.5 MEMAHAMI TENTANG KARIR DALAM ORGANISASI INDUSTRI PARIWISATA

Jenis Jenis Karier dalam Industri Pariwisata :

1. Ticketing
Seorang ahli yang melayani segala kebutuhan perjalanan wisata cotumer

TUGASNYA ANTARA LAIN :


Memberikan info secara lengkap tentang apa yang dibutuhkan oleh customers, spt jadwal
penerbangan, harga tiket, jenis pesawat, dll.
2. Meyakini cutomer terhadap produk/ jasa yang kita tawarkan.
3. Memberikan kepuasan pelayanan maupun produk terhadap costumer.
4. Melayani dengan sebaik mungkin segala jenis kebutuhan perjalanan sehingga membuat
5. customer akan datang kembali.

2. Reservation

Suatu pemesanan kamar yang di lakukan beberapa waktu sebelumnya, yang di peroleh hotel

dari berbagai sumber dengan menggunakan berbagai cara pemesanan untuk memastikan bahwa

tamuakan memperoleh kamar pada waktu check-in.

A. Manfaat Reservation

Adapun Maanfaat Pemesanan Kamar Sebagai Berikut :

1. Bagi calon tamu yang akan menginap, pemesanan kamar penting artinya untuk :

Penyusunan Anggota Perjalanan

Pengaturan Program

2. Bagi hotel yang menerima pemesanan kamar juga sangat penting artinya untuk :

Penyusunan rencana kegiatan

Perencanaan kegiatan dalam penerimaan tamu tiba

Perencanaan penjualan kamar

3. Bagi calon tamu / Pemesan dan hotel pemesanan kamar merupakan suatu ikatan atau kontrak yang

mengikat kedua belah pihak apabila pemesanan telah dikonfirmasi. Oleh karena itu bagi mereka yang

bertugas menangani pemesanan kamar hendaknya melakukan dengan sebaik-baiknya dengan jalan :
Selalu meneliti kamar yang tersedia untuk di jual pada saat yang di perlukan

Teliti dalam menerima pemesanan kamar sehingga informasi-informasi yang yang di perlukan

hotel tidak terlupakan terutama pemesanan melaului telephone,telex,dan personal

Teliti dalam memasukan informasi pemesanan kamar kedalam catatan pemesanan kamar seperti :

chart dan sebagainya

3. Pramuwisata

profesi di bidang kepariwisataan. Pramuwisata disebut juga Pemandu Wisata atau Tour Guide dalam
Bahasa Inggris. Di Indonesia, secara nasional telah dibentuk organisasi yang mewadahi profesi ini,
yaitu Himpunan Pramuwisata Indonesia atau HPI. Organisasi ini telah memiliki jaringan ke seluruh
provinsi di Indonesia. Di beberapa daerah juga terbentuk sejumlah organisasi serupa yang bersifat
lokal.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Pramuwisata adalah petugas pariwisata yg
berkewajiban memberi petunjuk dan informasi yg diperlukan wisatawan. Pramuwisata disebut
juga Pemandu Wisata atau Guide dalam Bahasa Inggris.
Menurut Peraturan Menparpostel RI, Pramuwisata adalah seseorang yang bertugas
memberikan bimbingan, penjelasan dan petunjuk tentang obyek wisata serta membantu
keperluan wisatawan lainnya.
Menurut EN 13809 OF EUROPEN COMMITTEE FOR STANDARDISATION (CEN)
ADOPTED BY WFTGA AT ITS DUNBLANE SCOTLAND CONVENTION 2003, TOURIST
GUIDE is a person who guide visitiors in the language of their choice and interprets the
cultural and natural heritage of an area which person normally possesses an area-specific
qualification usually issued and /or recognized by the appropriate authority.

4. Tour Operator

Suatu perusahaan yang usaha kegiatannya merencanakan & menyelenggarakan perjalanan


orang orang untuk tujuan wisata atas inisiatif sendiri dan resiko sendiri dengan tujuan
mengambil keuntungan dari penyelenggaraan perjalanan tersebut
Katalisator dalam kepariwisataan
Misal : maskapi penerbangan , hotel

5. MICE
MICE, akronim bahasa Inggris dari "Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition" (Indonesia:
Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran), dalam industri pariwisata atau pameran, adalah suatu
jenis kegiatan pariwisata di mana suatu kelompok besar, biasanya direncanakan dengan matang,
berangkat bersama untuk suatu tujuan tertentu. Mice adalah kegiatan konvensi, perjalanan intensif
dan pameran dalam industri pariwisata. Apa yang dimaksud dengan MICE? Secara teknis , MICE
(Meeting, Incentive, Conference dan exhibition) digolongkan kedalam industri pariwisata.

Dalam peritilah indonesia MICE diartikan sebagai wisata konvensi, dengan batasan : usaha jasa
konvensi, perjalanan intensif, dan pameran merupakan usaha dengan kegiatanmemberi jasa pelayanan
bagi suatu pertemuan sekelompok orang (negarawan, usahawan, cendekiawan, dan sebagainya) untuk
membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama. Pada umumnya kegiatan
konvensi berkaitan dengan kegiatan usaha pariwisata lain, seperti transportasi, akomodasi, hiburan,
perjalanan pra- dan pasca-konferensi (pre-and post-conference tours).

MEETING
Meeting adalah istilah bahasa inggris yang berarti rapat, pertemuan atau persidangan.adalah
merupakan hal yang lazim bahwa rapat, pertemuan atau persidangan ini diselenggarakan oleh
kelompok orang yang tergabung dalam suatu asosiasi, perkumpulan atau perserikatan.

INCENTIVE
Istilah incentive dapat diartikan sebagai perjalanan insentif yaitu suatu kegiatan perjalanan yang
diselenggarakan oleh suatu perusahaan untuk para karyawan dan mitra usaha sebagai
imbalan penghargaan atas prestasi mereka dalam kaitan penyelenggaraan konvensi yang membahas
perkembangan kegiatan perusahaan yang bersangkutan.

CONFERENCE
Istilah conference diterjemahkan dengan konferensi atau konperensi dalam bahasa indonesia yang
mengandung pengertian sama. Dalam kaitannya dengan MICE konperensi, kongres atau
konvensi merupakan suatu kegiatan berupa pertemuan sekelompok orang (negarawan, usahawan, dan
sebagainya) untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama.

EXHIBITION
Exhibition berarti pameran. Dalam kaitannya dengan industri pariwisata, pameran termasuk dalam
bisnis wisata konvensi. Pameran merupakan suatu kegiatan untuk menyebarluaskan informasi dan
promosi yang ada hubungannya dengan penyelenggaraan konvensi atau yang ada kaitannya dengan
pariwisata.

Maka dari itu EO terlahir dari keinginan pihak yang mempunyai dana, dimana mereka memiliki
tujuan yang diharapkan dapat mencapai tujuannya dengan melakukan rangkaian acara, dan tentu saja
mereka sebagai penyandang dana, mereka tidak mau repot-repot mengatur acara itu. mereka cukup
memberi briefing singkat mengenai maksud dan tujuan yang ingin mereka capai, sementara untuk
kreatif dan eksekusinya diserahkan kepada EO yang ditunjuk. Di sinilah Peran EO, yaitu membantu
mewujudkan harapan dan tujuan dari penyandang dana. Melalui rangkaian acara:

1. Mulai dari proses penciptaan konsep,


2. Persipan tempat,
3. perizinan,
4. Perlengkapan pendukung,
5. Jalannya acara
6. Dokumentasi,
7. Sampai publikasi acara di media masa.

Sebagai propesional EO pun dituntut untuk menyukseskan acara yang akan diselenggaran dengan
kreatifitasnya. Di era modern ini banyak perusahaan yang melakukan promosi produknya dengan
menyelenggaran acara dengan maksud dan tujuan meningkat penjualan produknya. maka peran eo
akan sangat dibutuhkan.

Mungkin itu saja dulu yang bisa saya sharingkan. Semoga Bermanfaat bagi yang berminat
mendalami EO (Dunia Event Organizer)

Karir di Bidang Perhotelan dan Pariwisata (Hospitality Industry)

BIDANG PERHOTELAN & PARIWISATA (HOSPITALITY INDUSTRY)


Bidang studi ini menjadi populer dan layak dipertimbangkan karena diperkirakan akan berkembang
pesat dan prospek karir yang menjanjikan.
WORLD TOURISM ORGANIZATION memprediksikan bahwa jumlah orang yang melakukan
perjalanan akan menjadi tiga kali lipat sampai dengan tahun 2020. Oleh karenanya industri yang
terkait, yang sering disebut sebagai Hospitality Industry akan berkembang menjadi industri
terbesar di dunia.

APA YANG DIMAKSUD DENGAN HOSPITALITY INDUSTRY & HOSPITALITY MANAGEMENT


Menurut kamus kata HOSPITALITY diartikan sebagai: friendly and generous reception and
entertainment of guests, yang apabila diterjemahkan kurang lebih berarti: ramah-tamah dan murah
hati dalam menerima dan menghibur para tamu.
Jadi HOSPITALITY INDUSTRY dapat diartikan sebagai: segala macam industri yang mempunyai
kegiatan yang berhubungan dengan keramah-tamahan, pelayanan dan hiburan untuk para tamu.
Sedangkan HOSPITALITY MANAGEMENT adalah ilmu yang mempelajari tentang pengelolaan
perusahaan yang berkaitan dengan Hospitality Industry.

ASPEK-ASPEK UTAMA HOSPITALITY MANAGEMENT


Mempelajari Hospitality Management sebenarnya banyak berkaitan dengan Business Management
secara umum seperti Accounting, Marketing, Finance dll, dengan ditambahkan beberapa aspek utama
dalam Hospitality Management seperti: Food and Beverage Management, Front Office Management,
Housekeeping Management dan Events Management. Selain itu dibahas juga mengenai Tourism.

PILIHAN KARIR DALAM HOSPITALITY INDUSTRY


Pilihan karir yang terbuka di bidang Hospitality Industry ini sangat luas dan bervariasi, diantaranya
adalah di bidang-bidang:
- Hotel, Apartment, Restaurant, Lounge
- MICE (Meeting, Incentive, Conference, Events)
- Penerbangan & Pelayaran (Kapal Pesiar)
- Travel & Tourism
- Taman Hiburan (misalnya Disneyland, Safari Park)
- Spa, Health & Sport Club
- Casino
- Public Relation, Sales & Marketing
- Dosen dan Konsultan, dsb.

Pendalaman Materi
Hotel, Apartment, Restaurant, Lounge
Hotel
Hotel adalah suatu bentuk bangunan, lambang, perusahaan atau badan usaha akomodasi yang
menyediakan pelayanan jasa penginapan, penyedia makanan dan minuman serta fasilitas jasa lainnya
dimana semua pelayanan itu diperuntukkan bagi masyarakat umum, baik mereka yang bermalam di
hotel tersebut ataupun mereka yang hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel itu.
Pengertian hotel ini dapat disimpulkan dari beberapa definisi hotel seperti tersebut di bawah ini :
a. Salah satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau keseluruhan bagian untuk jasa
pelayanan penginapan, penyedia makanan dan minuman serta jasa lainnya bagi masyarakat umum yang
dikelola secara komersil (Keputusan Menteri Parpostel no Km 94/HK103/MPPT 1987)
b. Bangunan yang dikelola secara komersil dengan memberikan fasilitas penginapan untuk masyarakat
umum dengan fasilitas sebagai berikut :
1) Jasa penginapan
2) Pelayanan makanan dan minuman
3) Pelayanan barang bawaan
4) Pencucian pakaian
5) Penggunaan fasilitas perabot dan hiasan-hiasan yang ada di dalamnya.
(Endar Sri,1996:8)
c. Sarana tempat tinggal umum untuk wisatawan dengan memberikan pelayanan jasa kamar, penyedia
makanan dan minuman serta akomodasi dengan syarat pembayaran (Lawson, 1976:27)

Karakteristik Hotel
Perbedaan antara hotel dengan industri lainnya adalah :
a. Industri hotel tergolong industri yang padat modal serta padat karya yang artinya dalam
pengelolaannya memerlukan modal usaha yang besar dengan tenaga pekerja yang banyak pula.
b. Dipengaruhi oleh keadaan dan perubahan yang terjadi pada sektor ekonomi, politik, sosial, budaya,
dan keamanan dimana hotel tersebut berada.
c. Menghasilkan dan memasarkan produknya bersamaan dengan tempat dimana jasa pelayanannya
dihasilkan.
d. Beroperasi selama 24 jam sehari, tanpa adanya hari libur dalam pelayanan jasa terhadap pelanggan
hotel dan masyarakat pada umumnya.
e. Memperlakukan pelanggan seperti raja selain juga memperlakukan pelanggan sebagai patner dalam
usaha karena jasa pelayanan hotel sangat tergantung pada banyaknya pelanggan yang menggunakan
fasilitas hotel tersebut.

Jenis Hotel
Penentuan jenis hotel tidak terlepas dari kebutuhan pelanggan dan ciri atau sifat khas yang dimiliki
wisatawan (Tarmoezi, 2000) :
5) Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat dari lokasi dimana hotel tersebut dibangun, sehingga
dikelompokkan menjadi:

a. City Hotel
Hotel yang berlokasi di perkotaan, biasanya diperuntukkan bagi masyarakat yang bermaksud untuk
tinggal sementara (dalam jangka waktu pendek). City Hotel disebut juga sebagai transit hotel karena
biasanya dihuni oleh para pelaku bisnis yang memanfaatkan fasilitas dan pelayanan bisnis yang
disediakan oleh hotel tersebut.
b. Residential Hotel
Hotel yang berlokasi di daerah pinngiran kota besar yang jauh dari keramaian kota, tetapi mudah
mencapai tempat-tempat kegiatan usaha. Hotel ini berlokasi di daerah-daerah tenang, terutama
karena diperuntukkan bagi masyarakat yang ingin tinggal dalam jangka waktu lama. Dengan sendirinya
hotel ini diperlengkapi dengan fasilitas tempat tinggal yang lengkap untuk seluruh anggota keluarga.
c. Resort Hotel
Hotel yang berlokasi di daerah pengunungan (mountain hotel) atau di tepi pantai (beach hotel), di
tepi danau atau di tepi aliran sungai. Hotel seperti ini terutama diperuntukkan bagi keluarga yang
ingin beristirahat pada hari-hari libur atau bagi mereka yang ingin berekreasi.
d. Motel (Motor Hotel)
Hotel yang berlokasi di pinggiran atau di sepanjang jalan raya yang menghubungan satu kota dengan
kota besar lainnya, atau di pinggiran jalan raya dekat dengan pintu gerbang atau batas kota besar.
Hotel ini diperuntukkan sebagai tempat istirahat sementara bagi mereka yang melakukan perjalanan
dengan menggunakan kendaraan umum atau mobil sendiri. Oleh karena itu hotel ini menyediakan
fasilitas garasi untuk mobil.

Segi Jumlah Kamar Hotel


Menurut Tarmoezi (Tarmoezi,2000:3), dari banyaknya kamar yang disediakan, hotel dapat dibedakan
menjadi :
a. Small Hotel
Jumlah kamar yang tersedia maksimal sebanyak 28 kamar.
b. Medium Hotel
Jumlah kamar yang disediakan antara 28- 299 kamar.
c. Large Hotel
Jumlah kamar yang disediakan sebanyak lebih dari 300 kamar.

Klasifikasi Hotel
Menurut keputusan direktorat Jendral Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi no 22/U/VI/1978 tanggal
12 Juni 1978 (Endar Sri, 1996 : 9), klasifikasi hotel dibedakan dengan menggunakan simbol bintang
antara 1-5. Semakin banyak bintang yang dimiliki suatu hotel, semakin berkualitas hotel tersebut.
Penilaian dilakukan selama 3 tahun sekali dengan tatacara serta penetapannya dilakukan oleh
Direktorat Jendral Pariwisata.
Apartement
Apartemen, flat atau rumah pangsa merupakan sebuah model tempat tinggal yang hanya mengambil
sebagian kecil ruang dari suatu bangunan. Suatu gedung apartemen dapat memiliki puluhan bahkan
ratusan unit apartemen.
Restaurant
Rumah makan adalah istilah umum untuk menyebut usaha gastronomi yang menyajikan hidangan
kepada masyarakat dan menyediakan tempat untuk menikmati hidangan tersebut serta menetapkan
tarif tertentu untuk makanan dan pelayanannya. Meski pada umumnya rumah makan menyajikan
makanan di tempat, tetapi ada juga beberapa yang menyediakan layanan take-out dining dan delivery
service sebagai salah satu bentuk pelayanan kepada konsumennya. Rumah makan biasanya memiliki
spesialisasi dalam jenis makanan yang dihidangkannya. Sebagai contoh yaitu rumah makan chinese
food, rumah makan Padang, rumah makan cepat saji (fast food restaurant) dan sebagainya.
Di Indonesia, rumah makan juga biasa disebut dengan istilah restoran. Restoran merupakan kata
resapan yang berasal dari bahasa Perancis yang diadaptasi oleh bahasa inggris; "restaurant" yang
berasal dari kata "restaurer" yang berarti "memulihkan".

a. Jenis karir yang berkaitan langsung dengan industri pariwisata :

No Bidang karir Ruang lingkup Jenis pekerjaan


1 Akomodasi Memberikan jasa akomodasi Doorman, bellboy, receptionist,
dari mulai kedatangan, reservationist, cashier, engineer,
sampai dengan pay accountable, carpenter, cost
keberangkatan para tamu controller , dan sebagainya.
(wisatawan)
2 Jasa boga dan Restoran Memberikan layanan makanan Maitre dhotel, waiters, bartender,
dan minuman, dan layanan bar captain , chef, steward, wine
hiburan, missal tari-tarian maker, pattiser, baker, dan
dan nyanyian sebagainya.
3 Transportasi dan Jasa Memberikan jasa Pramugari pesawat udara, Pramugari
angkutan mengantarkan wisatawan dari kereta api, tour guide, dan tour
satu negara ke negara lain, operator .
atau dari satu kota ke kota
lain ditambah dengan layanan
lainnya misal tour guide.
4 Objek wisata Penyedia tempat wisata, Tourism planner, professional
hiburan, dan lainnya organizer, tourism organization,
tourism operator, dan tour guide.
5 Meeting Incentive Menyelenggarakan berbagai Biro konvensi, meeing planner, PCO
Convention Exhibition event baik untuk pertemuan, (professional congress organizer),
(MICE) insentif, konvensi, pameran exhibition organizer, destination
disuatu negara atau kota manager, dan steering committee
atau tempat tertentu

a. Jenis karir yang tidak berkaitan langsung dengan industri pariwisata :

No Bidang karir Ruang lingkup Jenis pekerjaan


1 Airline Jasa Pilot dan co pilot
2 Souvenir Produk souvenir Pengrajin dan penjual
3 Artis Jasa hiburan Artis teater/ film
4 Pendidik Jasa pendidikan bagi tenaga Guru, tutor
kepariwisataan
5 Dokter dan paramedis Memberikan jasa layanan Dokter, perawat, tenaga medik
lainnya kesehatan

Jenis-jenis Pekerjaan dalam Industri Pariwisata

a. Akomodasi
Adalah tempat bagi seseorang untuk tinggal sementara, dapat berupa hotel, losmen, guest house,
pondok, cottage inn, perkemahan, caravan, bag packer dan sebagainya.

Saat ini telah berkembang lebih jauh kearah tuntutan pemenuhan kebutuhan manusia lainnya
seperti makan, minum rekreasi, olah raga, konvensi, pertemuan-pertemuan profesi dan asosiasi
perjamuan-perjamuan pernikahan dan lainnya. Oleh karena itu dengan kemajuan teknologi dan
perkembangan jaman juga dapat mempengaruhi jenis, macam dan banyaknya fasilitas-fasilitas yang
dibutuhkan dan harus disediakan oleh pengusaha pada bidang akomodasi.

b. Jasa Boga dan Restoran


Adalah industri yang bergerak dalam bidang penyediaan makanan dan minuman, yang dikelola
secara komersial. Jenis usaha ini dapat dibedakan dalam manajemennya, yaitu cara pengelolaannya,
apakah dikelola secara mandiri maupun terkait dengan usaha lain. Industri yang bergerak dalam
bidang makanan dan minuman ini merupakan industri yang paling menjanjikan karena seperti
dikatakan banyak orang dalam berwisata, orang boleh menahan diri untuk tidak membeli pakaian atau
jenis sandang lainnya tetapi tidak ada wisatawan yang dapat menahan untuk mencicipi makanan dan
miunuman. Di samping itu pula industri makanan dan minuman ini juga banyak dikonsumsi atau dibeli
untuk kenangan sebagai oleh- oleh dan buah tangan menandakan telah melakukan wisata.
c. Transportasi dan Jasa Angkutan
Adalah bidang usaha jasa yang bergerak dalam bidang angkutan. Transportasi dapat dilakukan
melalui darat, laut dan udara. Pengelolaan dapat dilakukan oleh Swasta maupun BUMN. Jasa angkutan
dan transportasi ini juga sangat mempengaruhi industri pariwisata, terjadinya kemudahan jasa
transportasi terutama udara, yang memberikan harga yang cukup terjangkau bagi seluruh kalangan
membuat meningkatnya kegiatan berwisata dari satu tempat ke tempat atau daerah lainnya.

d. Tempat Penukaran Uang (Money Changer)


Tempat penukaran mata uang asing (money changer) kini telah berkembang dengan pesat,
penukaran uang tidak hanya dilakukan di bank, melainkan juga pada perusahaan-perusahaan money
changer yang tersebar di tempat-tempat strategis, terutama dikota- kota besar.

e. Atraksi Wisata
Atraksi wisata dapat berupa pertunjukan tari, musik, upacara adat dll sesuai dengan budaya
setempat. Pertunjukan ini dapat dilaksanakan secara tradisional maupun modern, melalui atraksi
wisata ini dapat dilakukan salah satunya mengangkat keunggulan lokal setempat .

f. Cindera Mata
Adalah oleh-oleh atau kenang-kenangan yang dapat dibawa oleh wisatawan pada saat kembali ke
tempat asalnya. Cindera mata ini biasanya berupa benda-benda kerajinan tangan yang dibentuk
sedemikian rupa sehingga memberikan suatu keindahan seni dan sifatnya khas untuk tiap daerah.

g. Biro Perjalanan
Adalah suatu badan usaha dimana operasionalnya meliputi pelayanan semua proses perjalanan dari
seseorang sejak berangkat hingga kembali, sehingga mereka merasa nyaman selama perjalanan.
KD: 3.6 MEMAHAMI ORGANISASI KEPARIWISATAAN ( NASIONAL, REGIONAL DAN
INTERNASIONAL

Organisasi Kepariwisataan Nasional


Organisasi-organisasi Kepariwisataan Nasional yang ada di Indonesia, antara lain:
Kementerian Pariwisata

Lembaga yang dibentuk oleh pemerintah pusat yang menetapkan kebijakan dan peraturan
pemerintah tentang pengembangan pariwisata di Indonesia seperti Sapta pesona Wisata. Berkantor
pusat di Jakarta dan dipimpin oleh seorang menteri.

Dinas Pariwisata Daerah (Diparda)

Diparda/Disparda merupakan badan pemerintah daerah propinsi/kabupaten yang langsung di


bawah komando gubernur, walikota dan bupati untuk mengelola dan mempromosikan pariwisata
masing-masing daerah.

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI)

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia merupakan organisasi perusahaan yang beranggotakan
pengusaha hotel, restoran, jasa pangan, jasa boga,dan lembaga pendidikan pariwisata. PHRi
merupakan organisasi yang berorientasi pada pembangunan dan peningkatan kepariwisataan, dalam
rangka ikut serta melaksanakan pembangunan nasional serta merupakan wadah pemersatu dalam
memperjuangkan dan menciptakan iklim usaha yang menyangkut harkat dan martabat pengusaha yang
bergerak dalam bidang jasa pariwisata.
Association of Indonesian Tour and Travel Agency (ASITA)

Association of Indonesian Tourand Travel Agency atau Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata
Indonesia merupakan organisasi nonprofit yang didirikan di Jakarta pada 7 Januari 1971
beranggotakan para pengusaha biro perjalanan dan agen perjalanan. ASITA bertujuan membangun
citra pariwisata Indonesia, menjadi penengah antara para pengusaha travel dan pihak-pihak lain.

Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI)

Himpunan Pramuwisata Indonesia semula bernama Himpunan Duta Wisata Indonesia yang
didirikan di Palembang pada 1988 merupakan organisasi profesi non politik dan mandiri sebagai
wadah tunggal pribadi-pribadi yang memiliki profesi sebagai pramuwisata. HPI merupakan asosiasi
tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota.

Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI)

Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia atau Indonesian Tourism Objects and Attraction
Organization yang didirikan pada 10 November 1977 oleh sekelompok pengelola objek wisata di
Jakarta. PUTRI merupakan asosiasi yang menghimpun para pengelola obyek dan daya tarik wisata
dengan menyandang misi sebagai wadah perjuangan kepentingan bersama dan pengabdian profesi
dalam upaya membantu pemerintah mengembangkan kepariwisatan.

Sejak Munas Ill 1989 PUTRI merupakan nama perhimpunan yang mengkoordinasikan obyek dan
daya tarik wisata Indonesia. Dengan demikian, namanya sekarang menjadi Perhimpunan Obyek dan
Daya Tarik Wisata Indonesia.

Gabungan Pengusaha Wisata Bahari dan Tirta (Gahawistri)

Gahawisri merupakan sebuah organisasi yang mengkhususkan diri pada partisipasi dan mengambil
bagian dalam usaha, praktisi langsung dari setiap aspek kegiatan wisata bahari, termasuk dalam
penyediaan servis dan sarana, berdedikasi untuk meletakkan posisinya, agar dapat secara langsung
bekerjasama dengan setiap institusi pemerintah, masyarakat, akademisi, yang berkaitan dengan
pengembangan Wisata Bahari di Indonesia.

Potensi umum Wisata Bahari yang dikembangkan di Gahawisri adalah:olahraga memancing, olah
raga layar (yachting), olah raga selam, keindahan pantai, kegiatan pesisir, akomodasi Marina,
dermaga atau rumah gudang kapal, penyewaan kapal, pembuatan kapal, selancar air.

Asosiasi Perusahaan Impresariat Indonesia (ASPINDO)

Asosiasi Perusahaan Impresariat Indonesia merupakan suatu wadah organisasi profesi dari
kalangan swasta yang bersifat nonpolitik dan mandiri, yang menghimpun perusahaan-perusahaan jasa
impresariat Indonesia untuk melakukan kegiatan dan berusaha di bidang impresariat yaitu kegiatan
pengurusan penyelenggaraan hiburan dan olahraga yang bersifat eksibisi.

Himpunan Penulis Pariwisata (HPP)

Himpunan Penulis Pariwisata merupakan organisasi untuk menghimpun para penulis pariwisata
serta meningkatkan kepariwisataan Indonesia. Didirikan pada tanggal 12 Maret 1977 dan berkantor
pusat di Jakarta.

Asosiasi Kawasan Pariwisata Indonesia (AKPI)

Asosiasi Kawasan Pariwisata Indonesia merupakan wadah bagi pengelola kawasan pariwisata yang
pada umunya mencakup lahan cukup luas dan beragam permasalahnya. Kepemilikan lahan tidak selalu
ada pada pemerintah, tetapi juga yang dikuasai oleh masyarakat setempat.

Masyarakat Pariwisata Indonesia (MPI)

Masyarakat Pariwisata Indonesia merupakan hasil reformasi di bidang pembangunan pariwisata


yang diprakarsai oleh forum dialog pariwisata (FDP) dan dideklarasika pada 21 Juli 1998 dan
didirikan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan lamnya dan berpusat di Jakarta.

Hotel Human Resources Managers Association (HHRMA)

Hotel Human Resources Managers Association merupakan wadah para manajer HRD dari hotel-
hotel berbintang dan apartemen seluruh Indonesia. Tujuannya adalah untuk menyatukan visi dan misi
dari berbagai pemimpin Departemen HRD agar dapat saling menukar informasi tentang sumber daya
manusia yang andal.

Organisasi kepariwisataan internasional

1. WTO (World Tourissm Organization)


Satu satunya organisasi yang memiliki suara suara pemerintah untuk kepariwisataan adalah WTO,
yang berpusat di Madrid, dibentuk pada tahun 1975 dari International Union Of Official Travel
Organizations (IUOTO).
WTO adalah badan pariwisata yang resmi dari United Nattons yang tujuannya adalah untuk
memepromosikan dan mengembangkan pariwisata serta memberi perhatian kepada negara nagara
berkembang. WTO mengumpulkan informasi dan menerbitkan publikasi publikasi seperti majalah
kecendrungan pariwisata dunia sekarang, pendekatan pendekatan pemasaran dan perlindungan bagi
sumber alam dan kebudayaan.

2. ICAO ( International Civil Aviation Organisation)


Dibentuk tahun 1944. ICAO terbentuk dari wakil wakil delapan negara. Tugas utama dari ICAO
adalah mempromosikan penerbangan sssipil seluruh dunia. Untuk mencapai hal ini standar dan
praktek Internasioal mengenai penerbangan (angkutan udara) telah dilaksanakan.
3. UFTAA ( Universal Federtion of Travel Agents Assoociation)
UFTAA didirikan tahun 1966 dari penggabungan IFTAA ( International federation of Travel
Agencies) dengan UOTAA (Universal Organization of Travel Agents Association). UFTAA
merupakan satu satunya federasi asosiasi travel agen secara umum yang mewakili travel agent
seluruh dunia.

Tujuan UFTAA
Adapun tujuan UFTAA antar alain :
- Menyatukan dan menguatkan asosiasi dan organisasi travel agent.
- Bertindak sebagai wakil tunggal dari profesi travel agent pada tingkat internasional dan dunia.
- Menjamin hubungan yang maksimum, prestise, perlindungan dan perkembangan bidang ekonomi,
hukum dan lingkungan sosial bagi profesi travel agent.
- Memmungkinkan profesi untuk mennngambil tempat yang didijinkan pada perekonomian
perdagangan wisatawan.

Apa Yang dilakukan UFTAA


- Mewakili keinginan keinginan travel agent dalam berhubungan dengan asosiasi asosiasi
internasional.
- Mengembangkan dan menganjurkan tehnik tehnik yang profesional
- Mengadakan survey survey hukum, ekonomi, dan sosial dan bekerjasama dalam training bagi para
pelaksana dan karyawan travel agent.
- Bekerjasama dalam persiapan konvensi konvensi dan perjanjian perjanjian Internasional.
- Mengatur konnnnnnngres dunia setiap tahun yang terbuka bagi semua wakil perusahaan travel
agent.

4. IATA ( International air Transport Association)


IATA adalah organisasi perusahaan penerbangan terjadwal sedunia. Anggota naggota IATA
membawahi kebanyakan muata lalu lintas udara dunia terjadwal di bawah bendera hampir semua
bangsa.

Tujuan IATA :
- Untuk mengadakan transsport udara yang aman, teratur, dan ekonomis untuk keperluan masyarakat
dunia.
- Untuk membantu niaga penerbangan udara dan mengetahui maslah masalah yang dihadapi.
- Menyediakan sarana untuk bekerjasama antara perusahaaan perusahaan transport udara.
- Bekerjasama dengan International Civil Aviation Organization (ICAO) dan organisasi internasional
lainnya.
Sejarah dan Organisasi
IATA didirikan tahun 1945 untuk memecahkan masalah yang terjadi karena perluasan yang cepat
dalam pelayanan udara sipil pada perang dunia II. Sebagai suatu organisasi, IATA adalah suakrela,
non eksklusif, dan non politik dan demokratos. Keanggotaannya terbuka bagi setiap perusahaan yang
beroperasi dan sudah diijinkan menyediakan pelayanan udara terjadwal oleh anggota pemerintah
ICAO sehingga ada dua katagori keanggotaan. Anggota aktif yang mengoperasikan rute
Internasional, dan anggota asosiasi yang hanya melayani penerbangan domestik.

5. IHA (International Hotel Association)


IHA mempunyai kantor pusat di Paris, Prancis, yang bertujuan untuk mempersatukan berbagai
perusahaan perhotelan dan restoran dari eluruh dunia, dan berusaha untuk memcahkan masalah
masalah kepariwisataan Internasional dan ikut memabntu memecahkan masalah masalah yang timbul
antara industri agen perjalanan dan perhotelan.

6. WATA (World Assosiation Of Travel Agents)


WATA berkantor pusat di Jenewa, Swiss dan memiliki status hukum menurut Undang Undang
negara Swiss. Tugas utama WATA adalah untuk memajukan dan menjamin kepentingan para
anggotanya dari segi segi ekonomisnya dengan jalan mengatur secara nasional perjalanan wisatawan
ke seluruh dunia. WATA memusatkan dan menyiapkan dokumen yang luasa bagi anggota anggotanya,
dokumen yang meliputi berbagai masalah dan publikasi kepariwisataan di seluruh dunia.

7. IASET (International Assosiation of Scientific Experts in Tourism)


Organisasi ini berkedudukan di Berne, Swiss. Keputusan untuk mendirikan organisasi Internasional
yang hendak mengumpulkan orang orang yag berkecimpung dalam ilmu kepariwisataan telah diambil
pada tahun 1946 oleh suatu grup ahli dalam bidang ini, yang mengadakan pertemuan mereka di
Lungano atas inisiatif sekelompok cendekiawan Swiss.
Tujuan utama IASET adalah untuk menndorong pekerjaan pekerjaan dari anggotanya, memajukan
kegiatan kegiatan lembaga lembaga kepariwisataan atas dasar keilmiahan dan menumbuhkan
hubungan yang baik dan erat untuk kerajasama dengan pusat pusat riset khusu lainnya. Untuk
mencapai tugas ini IASET sejak tahun 1951 menyelenggarakan kongres tahunan yang ditujukan
khusus untuk mendiskusikan masalah masalah besar yang bersifat ilmiah yang timbul dalam
pertumbuhan pariwisata modern ini.

8. PATA (Pacific Asia Travel Association)


PATA berkedudukan di San Francisco, Californiaa, AS. Organisasi ini didirikan tahun 1952 di kota
Honolulu, Hawai yang bertujuan untuk mempromosikan daerah daerah di kawasan Asia Pasifik.
Keanggotaan PATA terdiri dari wakil eakil pemerintah dan perusahaan perusahaan angkutan
Internasional atau regional, agen agen perjalanan dan industri prhotelan dan organisasi dalam dunia
kepariwisataan. Indonesia menjadi anggota PATA pada tahun 1957, sejak itu Indonesia sudah dua
kali menjadi tuan rumah kofrensi tahunan PATA.
Selain tujuannya untuk mengembangkan, memajukan, dan memberikan fasilitas fasilitas
kepariwisataan kepariwisataan di seluruh wilayah Asia Pasifik, PATA juga aktif dalam
mengembangkan penelitian dan peninjauan kepariwisataan untuk wilayah ini.
9. South East Asia Promotion Centre for Trade Investment and Tourism (SEA center)
Organisasi ini berkantor di Tokyo, Jepang. Tujuan organisasi ini adalah untuk membantu
pembangunan ekonomi Asia Tenggara dengan jalan memajukan usaha usaha ekspor dari daerah
tersebut, mendorong penanaman modal di daerah itu, dan meningkatkan arus wisatawan ke dan
melalui Asia Tenggara.
Manfaat daripada keanggotaan dalam organisasi ii terletak di bidang bidang promosi dan
pemasaran, riset, pendidikan dan latihan penulisan karya karya ilmiah, penyelenggaraan berbagai
seminart dan simposium dan tukar menukar data dan informasi.

Pada dasarnya oraganisasi kepariwisataan adalah suatu alat pengawasan dan juga pemberi arah
dalam pengembangan kepariwisataan baik di tingkat nasional maupun Intenasional.

Organisasi kepariwisataan regional

Peran yang dimainkan oleh organisasi-organisasi regional sangat berbeda bergantung pada
karakteristik organisasi tersebut. Karakteristik ini dipengaruhi oleh faktor geografis, ketersediaan
sumber-sumber dan struktur organisasi. Perbedaan faktor-faktor ini akan mempengaruhi bentuk
Organisasi Regional dan organ-organ yang menopangnya. Perbedaan karakter ini juga nantinya akan
berpengaruh pada mekanisme dan prosedur penyelesaian konflik yang ditempuh untuk menyelesaikan
sengketa antara anggota dalam sebuah Organisasi Regional.

Uni Eropa, Organisasi Regional paling maju saat ini, memiliki European Court of Justice, organ khusus
yang bertanggung jawab atas setiap upaya penyelesaian sengketa antara negara-negara anggota Uni
Eropa, yang yurisdiksinya mencakup seluruh negara anggota, organ-organ penting dalam masyarakat
dan warga negara sah dari negara-negara anggota. Hal ini dijelaskan dalam the Treaty of
Amsterdam(1997) yang mulai diberlakukan pada tahun 1999.

Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organisation NATO) yang didirikan pada
tahun 1949 juga memiliki prosedur penyelesaian konflik antara negara-negara anggotanya. Pada 1956,
organ utama NATO, Dewan Atlantik Utara, merumuskan suatu komitmen yang menggariskan bahwa,
sengketa yang tidak dapat diselesaikan melalui jalur negosiasi langsung harus disampaikan dan
dibahas dengan prosedur dan dalam forum NATO sebelum dibawa ke organisasi internasional di luar
NATO. Resolusi tersebut juga menyebutkan bahwa Sekjen maupun negara-negara anggota memiliki
hak dan kewajiban untuk meminta perhatian dewan mengenai ancaman-ancaman yang dapat
mempengaruhi solidaritas dan efektifitas aliansi. Lebih lanjut, Sekjen diberikan wewenang sebagai
fasilitator yang dimandatkan untuk menyelenggarakan penyelidikan, mediasi, atau arbitrasi bagi
negara-negara anggota yang berkonflik.

Pakta Warsawa yang didirikan oleh Uni Soviet dan meliputi sebagian besar Eropa Timur, memiliki
suatu wadah kerjasama ekonomi yang didirikan pada 1949, yaitu Council for Mutual Economic Aid,
namun tanpa sebuah organ penyelesaian sengketa. Organisasi ini kemudian hancur seiring runtuhnya
Uni Soviet dan berakhirnya Perang Dingin dan digantikan oleh Commonwealth of Independent
States (CIS) yang dipimpin oleh Federasi Rusia.

Banyak Organisasi Regional lain yang masing-masingnya memiliki prosedur penyelesaian sengketa
tersendiri yang dirumuskan dengan berpedoman pada perjanjian yang telah disepakati oleh negara-
negara anggotanya, seperti; Conference on Security and Cooperation in Europe (CSCE) yang
kemudian berubah menjadi Organization for Security and Cooperation in
Europe (OSCE); Organization of American States (OAS) dengan ketentuan penyelesaian konflik yang
tertuang jelas dalam Pakta Bogota; Organization of African Union (OAU); danOrganization of the
Islamic Conference (OIC), yang masing-masingnya memiliki organ tersendiri dalam upaya
penyelesaian sengketa yang terjadi antara negara-negara anggotanya.

Peran Organisasi Regional Dalam Menyelesaikan Sengketa

Dalam menyelesaikan sengketa internal kawasan, salah satu peran utama Organisasi Regional adalah
untuk menjadi wadah konsultasi, menyelenggarakan dan menyediakan suatu forum negosiasi bagi
negara-negara anggota baik dalam situasi konflik maupun dalam kondisi yang berpotensi menimbulkan
konflik. Peran ini secara nyata dapat dilihat dalam Perang Cod, konflik batas perairan Inggris-
Islandia yang meletus pada 1961 dan 1976. Konflik pertama dapat diredakan melalui negosiasi yang
digagas oleh NATO. Konflik kedua berhasil diselesaikan melalui Pertemuan Tahunan Menteri Luar
Negeri Negara-Negara Anggota NATO yang diselenggarakan di Oslo yang digagas oleh Menteri Luar
Negeri Norwegia bersama Sekjen NATO kala itu. Negosiasi ini berujung pada kesepakatan kedua
negara untuk mengakhiri pertikaian. Peran yang relatif sama juga tampak pada sengketa perbatasan
Aljazair-Maroko tahun 1963. Di sini, OAU membentuk suatu komisi ad hoc dan menyelenggarakan
beberapa pertemuan yang diikuti oleh kedua negara yang bersengketa, bertujuan untuk membahas
masalah penarikan pasukan, pengembalian tawanan perang dan perbaikan hubungan diplomatik.

Organisasi Regional juga kadang berperan sebagai mediator dalam konflik-konflik internal kawasan.
Dengan wewenangnya, Organisasi Regional merancang sebuah prosedur resolusi konflik untuk
menyelesaikan perselisihan antara negara-negara anggota. Contohnya; OAS yang bertindak sebagai
mediator dalam sengketa Honduras-Nicaragua pada tahun 1957 perihal keputusan arbitrase Raja
Spanyol. Pasca pengaduan kedua negara yang bersengketa, OAS menyelenggarakan sebuah
pertemuan khusus dan meminta kedua negara yang bersengketa untuk menghentikan tindakan-
tindakan provokatif yang dapat mempertajam konflik. OAS kemudian membentuk sebuah komite
yang terdiri dari perwakilan lima negara anggota yang bertugas untuk mempelajari sengketa
tersebut. Komite ini kemudian mengunjungi kedua negara dan meminta kedua negara untuk
menandatangani kesepakatan genjatan senjata dan penarikan pasukan masing-masing. Komite
kemudian juga ditugaskan untuk merumuskan prosedur resolusi konflik untuk menyelesaikan sengketa
ini. Walaupun pada akhirnya usaha ini terbukti gagal, namun upaya mediasi yang dilakukan OAS
berhasil meredakan ketegangan yang ada. Upaya mediasi juga dilakukan oleh CSCE/OSCE dalam
sengketa wilayah Dneister pada tahun 1993. Di sini, CSCE sebagai mediator, menetapkan otonomi
bagi Dneister di bawah otoritas pemerintah Moldova dan penarikan pasukan Rusia dari wilayah ini.
Pada prakteknya, proses mediasi oleh Organisasi Regional dapat didelegasikan kepada pihak-pihak
tertentu yang dianggap mampu. Seperti dalam sengketa Tanzania-Uganda tahun 1972, di mana Kepala
Negara Somalia diberi mandat sebagai mediator dengan didampingi oleh Sekjen OAU.
Organisasi regional juga dapat melakukan penyelidikan terhadap konflik yang terjadi antara negara-
negara anggotanya. Nantinya, hasil penyelidikan ini akan digunakan untuk merumuskan resolusi konflik
yang dianggap paling efektif untuk diterapkan. Misalnya pada sengketa perbatasan Bolivia-Paraguay
tahun 1929. Penyelidikan dilakukan oleh The Chaco Commission yang dibentuk oleh Conference of
American States atas mandat yang diberikan oleh OAS. Contoh lain,Inter-American
Commission, yang ditugaskan untuk menyelidiki penyebab sengketa Haiti-Republik Dominika tahun
1937.

Pengiriman Pasukan Penjaga Perdamaian merupakan peran lain yang juga dimainkan oleh Organisasi
Regional. Beberapa contoh kasus; pengiriman pasukan penjaga keamanan CIS di Georgia pada masa
kekosongan pemerintah sipil tahun 1994; dikirimnya pasukan penjaga perdamaian ECOWAS yang
didukung oleh Dewan Keamanan PBB di Sierra Leone (1997), Ivory Coast (2003), dan Liberia (2003);
operasi penjaga perdamaian yang dilakukan oleh CEMAC pada tahun 2002 menggantikan pasukan
CEN-SAD yang telah berada di sana sejak 2001; pasukan penjaga perdamaian yang dikirim oleh OAU
ke Darfur, bagian barat Sudan, untuk mendampingi peneliti-peneliti Uni Afrika yang berada di sana.

Batas Kemampuan Organisasi Regional

Keterikatan Organisasi Regional pada batas-batas geografis kawasan melemahkan kemampuannya


untuk menyelesaikan konflik intra-regional hingga ke titik terendah. Dalam bahasa sederhana,
Organisasi Regional bukan pilihan yang tepat untuk meredakan konflik yang terjadi antara negara
anggotanya dengan negara anggota Organisasi Regional lain. Faktanya, dalam konflik-konflik seperti
ini, kehadiran Organisasi Regional cenderung mempertajam konflik yang ada. Konflik Argentina-
Inggris dalam sengketa Falklands adalah contoh nyata dari kelemahan ini. Dalam kasus ini, kedua
pihak yang bertikai justru memanfaatkan keanggotaan mereka untuk memobilisasi kekuatan dan
mencari dukungan. Pada akhirnya, konflik ini harus diselesaikan oleh PBB.

Organisasi Regional tidak memiliki hak untuk ikut campur dalam konflik domestik negara-negara
anggotanya, konflik seperti; revolusi, perang sipil, dan peristiwa merusak lainnya. Mereka tidak
memiliki yurisdiksi untuk itu, mereka dirancang untuk mengatur dan menjembatani hubungan antara
negara-negara anggotanya, bukan mencampuri urusan internal negara-negara anggotanya. Hal ini akan
sangat berpengaruh apabila konflik internal tersebut menyebar hingga ke negara tetangga dan pada
akhirnya mengancam stabilitas keamanan kawasan. Dapat dilihat, Ketidakmampuan dan keengganan
Organisasi Regional untuk terlibat dalam urusan-urusan domestik negara anggota pada akhirnya akan
membahayakan eksistensi Organisasi Regional itu sendiri.

Loyalitas dan solidaritas negara anggota yang sangat dipengaruhi oleh hubungan antar negara,
kepentingan nasional dan kesamaan atau perbedaan latar belakang budaya dalam sebuah Organisasi
Regional seringkali menghalangi upaya penyelesaian sengketa yang ditangani oleh Organisasi Regional
tersebut. Memang, dalam perjanjian kerjasama mereka, hubungan negara-negara anggota terlihat
kuat dan solid. Namun pada prakteknya, kesatuan yang ada antara mereka tidak sekokoh seperti yang
tertuang dalam konstitusi mereka. Dalam kasus Falklands, negara-negara anggota OAS yang
menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa nasionalnya, lebih mendukung Inggris daripada Argenti
na, yang pada akhirnya menghancurkan kebulatan suara organisasi tersebut. Kasus lain, perbedaan
latar belakang budaya -dalam hal ini, ideologi- menyebabkan dihentikannya Pertemuan Tahunan
Dewan OAU tahun 1982. Hal ini disebabkan oleh perbedaan tajam yang ada antara negara-negara
anggota berhaluan moderat dengan negara-negara anggota berhaluan radikal.

Anda mungkin juga menyukai