Anda di halaman 1dari 12

NAMA : NI PUTU AJENG MAHAPUTRI SADPUTRA

NO : 19
NPM : 202033121318
KELAS : D6 AKUNTANSI

TUGAS PENGANTAR MANAJEMEN PARIWISATA


“LATAR BELAKANG KEUNIKAN PARIWISATA SEBAGAI BIDANG USAHA”

A. Pengertian Manajemen Pariwisata


Menurut James J.Spillane menyatakan bahwa pariwisata ialah suatu kegiatan
untuk melakukan suatu perjalanan yang bertujuan untuk mendapatkan sebuah
kenikmatan, mencari kepuasan mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan,
menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, berziarah dan tujuan lainnya.
Menurut definisi yang luas pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke
tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai
usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan
hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu. Suatu perjalanan dianggap
sebagai perjalanan wisata bila memenuhi tiga persyaratan yang diperlukan, yaitu :
(dikutip dari Ekonomi Pariwisata, hal 21)
1. Harus bersifat sementara
2. Harus bersifat sukarela (voluntary) dalam arti tidak terjadi karena dipaksa
3. Tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah ataupun bayaran
Dalam kesimpulannya pariwisata adalah keseluruhan fenomena (gejala) dan
hubungan-hubungan yang ditimbulkan oleh perjalanan dan persinggahan manusia di
luar tempat tinggalnya. Dengan maksud bukan untuk tinggal menetap dan tidak
berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan yang menghasilkan upah.
Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
penyelenggaraan pariwisata (Yoeti, 1997, p.194). Wisata merupakan suatu kegiatan
perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta
bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata. Sedangkan
wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata. “Tourism is an integrated
system and can be viewed in terms of demand and supply. The demand is made up of
domestic and international tourist market. The supply is comprised of
transportations, tourist attractions and activities, tourist facilities, services and
related infrastructure, and information and promotion. Visitors are defined as tourist
and the remainder as same-day visitors”.
Pada garis besarnya, definisi tersebut menunjukkan bahwa kepariwisataan
memiliki arti keterpaduan yang di satu sisi diperani oleh faktor permintaan dan faktor
ketersediaan. Faktor permintaan terkait oleh permintaan pasar wisatawan domestik
dan mancanegara. Sedangkan faktor ketersediaan dipengaruhi oleh transportasi,
atraksi wisata dan aktifitasnya, fasilitas-fasilitas, pelayanan dan prasarana terkait serta
informasi dan promosi.
Berikut pengertian manajemen menurut beberapa ahli diantaranya :
1. Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan pengorganisasian, penyusunan,
pengarahan dan pengawasan daripada sumberdaya manusia untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. (By : Drs. Oey Liang Lee )
2. Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian dan penggunakan
sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi tang telah
ditetapkan. (By : James A.F. Stoner)
3. Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan
untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui
pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya. (By : R. Terry ).
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Manajemen Pariwisata adalah
suatu tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian
yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui
pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya dalam bidang pariwisata.

A. Sejarah Perkembangan Pariwisata


a) Sejarah Perkembangan Pariwisata Dunia
Sejarah Perkembangan pariwisata di dunia secara umum dibagi menjadi 3 (tiga) Fase,
yaitu: Zaman Pra Sejarah (Prehistory), Zaman Sejarah, dan Zaman Pasca Sejarah (Post
History).
1. Sebelum Jaman Modern (Sebelum Tahun 1920) :
Adanya perjalanan pertama kali dilakukan oleh bangsa–bangsa primitif dari
satu tempat ke tempat lain dengan tujuan untuk kelangsungan hidup. Tahun 400
sebelum masehi mulai dianggap modern karena sudah mulai ada muhibah oleh bangsa
Sumeria dimana saat itu juga mulai ditemukan huruf, roda, dan fungsi uang dalam
perdangangan. Muhibah wisata pertama kali dilakukan oleh bangsa Phoenesia dan
Polynesia untuk tujuan perdagangan.
Kemudian Muhibah wisata untuk bersenang–senang pertama kali dilakukan
oleh Bangsa Romawi pada abad I sampai abad V yang umumnya tujuan mereka
bukan untuk kegiatan rekreasi seperti pengertian wisata dewasa ini, tetapi kegiatan
mereka lebih ditujukan untuk menambah pengetahuan cara hidup, sistem politik, dan
ekonomi.
Tahun 1760–1850 terjadinya revolusi industri sehingga mengakibatkan perubahan
dalam kehidupan masyarakat, antara lain :
1. Dalam struktur masyarakat dan ekonomi Eropa terjadi pertambahan
penduduk, urbanisasi, timbulnya usaha–usaha yang berkaitan dengan
pariwisata di kota–kota industri, lapangan kerja meluas ke bidang industri,
pergeseran penanaman modal dari sektor pertanian ke usaha perantara seperti
bank, termasuk perdangan internasional. Hal–hal inilah yang menciptakan
pasar wisata.
2. Meningkatnya tehnologi transportasi/sarana angkutan.
3. Munculnya agen perjalanan. Biro perjalanan pertama kali di dunia adalah
Thomas Cook & Son Ltd. Tahun 1840 (Inggris) & American Express
Company Tahun 1841 (Amerika Serikat).
4. Bangkitnya industri perhotelan. Perkembangan sistem transportasi juga
mendorong munculnya akomodasi (hotel) baik di stasiun–stasiun kereta api
maupun di daerah tujuan wisata. Disamping akomodasi, banyak pula restoran
dan bar serta sejenisnya, seperti kedai kopi dan teh yang timbul akibat
urbanisasi.
5. Munculnya literatur–literatur mengenai usaha kepariwisataan, antara lain :
“Guide du Hotels to France” oleh Michelui ( 1900) dan “Guide to Hotels“ oleh
Automobile Association (1901).
6. Berkembangnya daerah–daerah wisata di negara Mesir, Italia, Yunani, dan
Amerika. Perjalanan tersebut diatur dan dikoordinasikan oleh Thomas Cook &
Son Ltd. pada sekitar permulaan abad ke 19, yaitu tahun 1861.
2. Pariwisata Di Dunia Modern
Yang dimaksud dengan dunia modern adalah sesudah tahun 1919. Dimana hal
ini ditandai dengan pemakaian angkutan mobil untuk kepentingan perjalanan pribadi
sesudah perang dunia I (1914– 1918).
Perang dunia I ini memberi pengalaman kepada orang untuk mengenal negara
lain sehingga membangkitkan minat berwisata ke negara lain. Sehingga dengan
adanya kesempatan berwisata ke negara lain maka berkembang pula arti pariwisata
internasional sebagai salah satu alat untuk mencapai perdamaian dunia, dan
berkembangnya penggunaan sarana angkutan dari penggunaan mobil pribadi ke
penggunaan pesawat terbang berkecepatan suara.
Pada tahun 1914, perusahaan kereta api di Inggris mengalami keruntuhan
dalam keuangan sehingga diambillah kebijaksanaan sebagai berikut ini : “Kereta api
yang bermesin uap diganti menjadi mesin diesel dan mesin bertenaga listrik serta
Pengurangan jalur kererta api yang kurang menguntungkan”. Pada masa ini pula
timbul sarana angkutan bertehnologi tinggi, seperti mobil dan pesawat sebagai sarana
transportasi wisata yang lebih nyaman serta lebih cepat.
3. Perkembangan Sarana Angkutan Di Abad XX
Pada abad ini, sejarah perkembangan pariwisata banyak dipengaruhi oleh
perkembangan sarana angkutan, yakni :
1. Motorisasi, Merupakan sarana angkutan yang berkekuatan motor tenaga listrik
sebagai pengganti mesin bertenaga uap. Akibat dari motorisasi ini adalah galaknya
wisata domestik, tumbuhnya penginapan–penginapan di sepanjang jalan raya,
munculnya pengusaha–pengusaha bus wisata (coach) tahun 1920, dan munculnya
undang–undang lalu lintas di Inggris tahun 1924– 1930.
2. Pesawat udara, Sebelum perang dunia II pesawat udara dipakai hanya untuk
kepentingan komersial, seperti pengangkutan surat–surat pos, paket-paket, dan lain–
lain. Tetapi sejak tahun 1963 mulai diperkenalkan paket perjalanan wisata dengan
menggunkan pesawat terbang, seperti pesawat supersonik dan concorde dimana
perjalanan dapat ditempuh dengan nyaman dan waktu yang relatif singkat.
3. Timbulnya agen perjalanan, agen perjalanan umum, dan industri akomodasi. Hal
ini banyak disebabkan karena meningkatnya pendapatan perkapita penduduk terutama
di negara–negara maju, seperti Eropa, Amerika, Jepang, dan negara lainnya; dan
naiknya tingkat pendidikan masyarakat yang mempengaruhi rasa ingin tahu terhadap
negara–negara luar.

b) Sejarah Perkembangan Pariwisata di Indonesia


Sejarah pariwisata di Indonesia dibagai menjadi 3 (tiga) bagian penting.
1. Masa Penjajahan Belanda
Kegiatan pariwisata pada masa ini dimulai sejak tahun 1910–1920, yakni sesudah
keluarnya keputusan Gubernur Jendral atas pembentukan Vereeneging Toesristen
Verker (VTV) yang merupakan suatu badan atau official tourist bureau. Kedudukan
VTV selain sebagai tourist goverm,ent office juga bertindak sebagai tour operator
atau travel agent.
Meningkatnya perdagangan antara benua Eropa dan negara–negara di Asia
termasuk di Indonesia, telah mengakibatkan ramainya lalu lintas orang–orang yang
bepergian dengan motif yang berbeda–beda sesuai dengan keperluannya masing–
masing. Untuk dapat memberikan pelayanan kepada mereka yang melakukan
perjalanan, maka berdirilah suatu Travel Agent di Batavia pada tahun 1926, yaitu
Linssonne Lindeman (LISLIND) yang berpusat di Negeri Belanda dan sekarang
dikenal dengan nama NITOUR (Netherlanshe Indische Touristen Bureau).
2. Masa Pendudukan Jepang
Berkobarnya perang dunia II yang disusul dengan pendudukan tentara Jepang di
Indonesia, menyebabkan keadaan pariwisata menjadi terlantar. Dapat dikatakan
bahwa orang–orang tidak ada gairah atau kesempatan untuk mengadakan perjalanan.
Objek–objek wisata terbengkalai, jalan– jalan rusak karena ada penghancuran
jembatan–jembatan untuk menghalangi musuh masuk. Perhotelan sangat
menyedihkan karena banyak hotel yang diambil oleh pemerintah Jepang untuk
dijadikan rumah sakit dan asrama sebagai tempat tinggal perwira–perwira Jepang.
3. Setelah Kemerdekaan
Pada tahun 1946 sebagai akibat perjuangan bangsa Indonesia untuk membebaskan
Tanah Air Indonesia dari cengkraman penjajahan Belanda, maka pemerintah
menghidupkan kembali industri–industri yang mendukung perekonomian. Badan ini
bernama HONET (Hotel National & Tourism). Semua hotel yang berada di bawah
manajemen HONET diganti namanya menjadi Hotel MERDEKA.
Dengan adanya perjanjian KMB (Konferensi Meja Bundar) pada tahun 1949
dimana menurut perjanjian itu semua harta kekayaan harus diembalikan kepada
pemiliknya. Karena itu HONET dibubarkan dan dibentuklah satu–satunya badan
hukum milik Indonesia sendiri yang bergerak dalam bidang pariwisata, yaitu NV
HONET.
Pada akhir pelita II tahun 1978 jumlah wisman yang berkunjung ke Indonesia
sebanyak 468.600 orang dan pada akhir pelita III tahun 1983 meningkat lagi menjadi
638.000 orang. Hal yang sama terjadi pada pelita IV tahun 1989.
Wisman yang berkunjung tercatat 11.626.000 orang. Peningkatan yang sangat
mencolok terjadi antara tahun 1984–1988 dengan pertumbuhan rata–rata 15 % tiap
tahunnya, kemudian pertumbuhan yang lebih besar terjadi pada periode 1989–1991
dengan kedatangan wisman rata–rata sebesar 36,2 % tiap tahunnya. Kunjungan
wisatawan ke Indonesia tahun 1992 ternyata melebihi target 3 juta orang. Dengan
demikian kunjungan wisman ke Indonesia meningkat 16,7 %. (Raymond, 2014).

B. Keunikan Pariwisata
Pariwisata merupakan gabungan dari produk barang dan produk jasa. Pada
dasarnya, wisata memiliki sifat dari pariwisata sebagai sebuah kegiatan yang unik.
1. Perpaduan Sifat Fana (intangible) dengan sifat Berwujud (tangible);
Apa yang ditawarkan di industri pariwisata adalah sesuatu yang tidak berbentuk
dan tidak dapat dibawa untuk ditunjukkan kepada orang lain. Sarana dan
prasarana yang digunakan untuk memberikan kenyamanan yang ditawarkan dapat
dikatakan sebagai sesuatu yang berwujud. Kombinasi keduanya menjadi unik dan
menjadi tidak mudah diukur meskipun standarisasi pelayanan telah ditetapkan.
2. Sifat tak terpisahkan (Inseparable)
Kegiatan wisata membutuhkan interaksi antara wisatawan sebagai pengguna jasa
dan tuan rumah sebagai penyedia jasa, bahkan partisipasi konsumen dalam setiap
produk yang ditawarkan menjadi hal yang sangat penting. Sifat yang tidak dapat
dipisahkan juga bermakna bahwa setiap transakasi antara penyedia jasa seperti
hotel dengan konsumen, yakni tamu harus dilakukan pada saat yang sama. Segala
yang ditawarkan di industri pariwisata harus dikonsumsi dilokasi ketika produk
diproduksi dan dihasilkan. Sebagai contoh: Wisatawan akan bisa menikmati
kehangatan matahari, kalau ia datang ke pantai yang dinikmati.
3. Keatsirian(Volatility)
Pelayanan yang diberikan oleh penyedia jasa dipengaruhi banyak faktor, seperti,
pribadi, sosio-budaya, pengetahuan dan pengalaman. Akibat dari banyaknya hal
yang mempengaruhi, pelayanan terhadap wisatawan mudah menguap sehingga
penyedia jasa harus secara rutin dan akif berinovasi memperbaharui tawaran jasa
wisata kepada wisatawan.
4. Keragaman
Bentuk pelayanan di industri pariwisata cukup sulit untuk distandarisasikan.
Setiap wisatawan ingin diperlakukan sebagai pribadi-pribadi yang beragam.
Setiap wisawatan memiliki preferensi terhadap apa yang diinginkan dan
dibutuhkan.

5. Sifat Rapuh (perishable)


Jasa adalah sesuatu yang fana, tetapi dapat memberikan pengalaman
menyenangan dan perasaan puas. Pelayanan hari esok akan lebih baik dari hari
kemarin sehingga harus diproduksi dan dikonsumsi secara simultan. Sifat rapuh
merujuk pada jasa yang ditawarkan dalam pariwisata yang tidak dapat disimpan
untuk dikonsumsi di kemudian hari.
6. Musiman (seasonality)
Musiman merupakan sifat yang paling unik dari kegiatan manusia yang dinamis.
Adakalanya pariwisata mengalami musim ramai ketika jumlah orang yang
melakukan perjalanan mencapai titik puncak. Adakalanya tidak seorangpun
melakukan perjalanan wisata. Kondisi ini menyebabkan pengusaha pariwisata
harus melakukan inovasi dan memunculkan ide kreatif agar pendapatan usaha
tetap meningkat.
7. Tak Bertuan (no-ownership)
Wisatawan adalah pembeli. Namun, uniknya ia tidak dapat memiliki apa yang
telah dibeli dan dibayarkan. Seorang wisatawan yang membeli tiket pesawat
berhak menduduki kursi pesawat agar sampai ke daerah tujuan yang diinginkan,
tetapi ia tidak berhak untuk memiliki kursi tersebut sebagai bukti transaksi
pembelian.

C. Pariwisata Sebagai Bidang Usaha


Pengertian Pariwisata sebagai bidang usaha adalah rangkuman dari berbagai
macam bidang usaha yang secara bersama-sama menghasilkan produk-produk
maupun jasa- jasa/pelayanan-pelayanan yang nantinya baik secara langsung maupun
tidak langsung akan dibutuhkan oleh wisatawan selama perjalanannya.
Bidang usaha pariwisata itu sendiri merupakan kumpulan dari macam-macam
perusahaan yang secara bersama menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa (good and
services) yang dibutuhkan wisatawan pada khususnya dan traveller pada umumnya
selama dalam perjalanannya. Industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri
sendiri, tetapi merupakan suatu industri yang terdiri dari serangkaian perusahaan yang
menghasilkan jasa atau produk yang berbeda satu dengan lainnya. Perbedaan itu tidak
hanya dalam jasa yang dihasilkan, tetapi juga dalam besarnya perusahaan, lokasi
tempat kedudukan, letak geografis, fungsi, bentuk organisasi yang mengelola dan
metode atau cara pemasaranya.
Disebut sebagai suatu industri karena aktivitas rekreasi (pariwisata) tersebut
secara ekonomi telah menciptakan permintaan yang memerlukan pasar bagi produk
barang dan jasa pelayanan yang dihasilkan oleh suatu perusahaan yang masing-
masing terpisah sama sekali, namun saling melengkapi.
Misalnya produk cindera mata, perhotelan, makanan, dan perjalanan. Industri
pariwisata di samping mendatangkan devisa bagi negara, juga dapat memperluas
lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat terutama yang berada di sekitar
daerah tujuan wisata, serta pendapatan daerah. Oleh karena itu, perkembangan
pariwisata diharapkan dapat berperan multi ganda (multiplier effect), yakni manfaat
ekonomi melalui perolehan devisa negara dan manfaat pada masyarakat setempat.
Berikut ini adalah perusahaan-perusahaan yang termasuk ke dalam industri
pariwisata, yaitu :
1. Travel Agent atau Tour Operator. Perusahaan yang telah memberikan informasi
dan saran, melakukan reservasi, mengurus tiket dan vouchers, serta pengurusan
dokumen perjalanan sehubungan dengan perjalanan wisatawan.
2. Perusahaan Pengangkutan. Dapat berupa angkutan darat, laut maupun udara yang
akan membawa wisatawan ke daerah tujuan wisata.
3. Akomodasi. Tempat di mana wisatawan akan menginap untuk sementara waktu
selama berada di daerah tujuan wisata.
4. Bar dan Restoran. Tempat di mana wisatawan dapat memesan makanan dan
minuman yang sesuai dengan seleranya.
5. Travel Agent atau Tour Operator Local. Perusahaan yang akan menyelenggarakan
sightseeing atau tour, entertaiment, dan atraksi wisata lainnya.
6. Souvenir-shop dan Handicraff . Tempat di mana wisatawan dapat berbelanja atau
membeli cinderamata sebagai kenang-kenangan untuk dibawa pulang ke tempat
asalnya.
7. Perusahaan-perusahaan yang Berkaitan dengan Aktivitas Wisatawan. Perusahaan
seperti yang menjual dan mencetakkan foto, kantor pos, money changer, bank,
dan lain-lain.
Perusahaan-perusahaan di atas bersifat saling melengkapi satu sama lain,
sehingga merupakan industri mandiri yang hasil produknya dikonsumsi oleh
wisatawan dalam bentuk paket wisata (package tour).

D. 4T (Transportation, Technology, Telecommunication, Tourism)


Memasuki abad ke-21 perkembangan pesat terjadi dalam bidang 4T
(Transportation, Technology, Telecommunication, Tourism) yang disebut sebagai
The Millenium 4. Keempat bidang ini mengalami kemajuan seiring dengan
berkembangnya teknologi dan inovasi yang berdampak pada modernisasi.
Berdasarkan pernyataan diatas, salah satu bidang yang diramalkan akan menjadi
industri terbesar di masa datang adalah bidang kepariwisataan. Sama halnya
dengan Indonesia yang industri pariwisatanya mengalami perkembangan setiap
tahunnya.
Penjelasan 4T ( Transportation, Technology, Telecommunication, Tourism),
yaitu Keempat bidang yang berpengaruh dalam kepariwisataan :

1) Transportation
Bidang ini merupakan salah satu unsur penting dalam mendukung
berlangsungnya sebuah industri pariwisata, terutama dalam hal menunjang
kemudahan akses baik dalam proses antar konsumen pariwisata maupun
pelaku usaha kepariwisataan, Transportation (Sarana Transportasi), Bisa
dikatakan sebagai usaha meningkatkan kinerja pergerakan penumpang dan
barang dengan berpatokan pada indicator jenis dan karateristik teknologi
transportasi. Bila dihubungkan dengan keparisiwataan khususnya di
Indonesia, tentunya Transportation / Sarana Transportasi ini sangat penting
dikarenakan diliat dari aspek geografis Indonesia yang berbentuk
kepulauan tentunya dalam menunjang pariwisata diperlukan moda
transportasi baik itu di darat, laut dan udara, Hal demikian sudah
seharusnya di perhatikan dan di tingkatkan oleh pemerintah agar
kedepannya keberlangsungan pariwisata di Indonesia khususnya bias lebih
maju dan bias memadupadankan transportasi dengan keberagaman serta
perkembangan teknologi, seperti kereta listrik yang mengefisienkan jalur
transportasi darat.

2) Technology
Technology / Teknologi merupakan sarana atau keterampilan dalam
menciptakan alat, metode pengolahan, dan ekstraksi benda, untuk
membantu mempermudah bahkan menyelesaikan berbagai permasalahan
dan pekerjaan manusia sehari-hari, Di sektor pariwisata, memanfaatkan
teknologi sudah seharusnya di pergunakan untuk memajukan dan
pariwisata khususnya di Indonesia yang memang sudah dikenal oleh
banyak tourist dan pelancong dari berbagai negara yang tentunya akan
menguntungkan usaha kepariwisataan Indonesia serta dapat
mengoptimalkan perkembangan dan mengendalikan income dari
pariwisata Indonesia dengan memastikan bahwa setiap aset pariwisata
Indonesia terjamin kebersihan, keamanan, dan kenyamanannya. Hal ini
dilakukan agar tourist yang berwisata tidak perlu khawatir terhadap sektor
pariwisata Indonesia. Selain itu, pariwisata Indonesia juga akan lebih
mudah dikenal dan dijangkau dunia international dengan memanfaatkan
Technology / teknologi, contoh dari salah satu pemanfaatan teknologi di
sektor pariwisata adalah melakukan virtual tourism.

3) Telecommunication
Telecommunication / Telekomunikasi adalah teknik pengiriman atau
penyampaian infomasi, dari suatu tempat ke tempat lain, Dalam
hubungannya dengan kepariwisataan khususnya di Indonesia adalah
memperluas jangkauan baik itu hingga ke pelosok wilayah di Indonesia
bahkan dari ataupun ke luar negri, Selain itu, semakin meningkat pula
efisiensi dan keandalannya. Pengelolaannya juga telah meningkat, dan
makin terpadu dalam memberikan pelayanan dalam menunjang pariwisata
di indonesia, yang pada intinya dengan kemajuan pengadaan sarana
telecommunication / telekomunikasi sudah pasti akan memperluas
jangkauan dan mempermudah jalannya sebuah arus pariwisata baik itu dari
pihak penyelenggara ataupun konsumen dalam bidang kepariwisataan.

4) Tourism

Tourism / Turisme, Pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta, secara


etymologi terdiri dari pari yang berarti banyak atau berulang-ulang, dan
wisata yang berarti perjalanan atau bepergian. Pariwisata berarti perjalan
yang dilakukan berkali-kali dari suatu tempat ke tempat lainnya, Lebih
jelasnya Kepariwisataan dalam dunia modern pada hakekatnya adalah
suatu cara untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam memberi hiburan
rohani dan jasmani setelah beberapa waktu bekerja setelah mempunyai
modal untuk melihat-lihat daerah atau negara lain., disebut pariwisata
dalam dan pariwisata luar negeri yang dihubungkan dalam sebuah
rangkaian industri, menjadi gabungan gejala dan hubungan yang timbul
dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah tuan rumah serta masyarakat
tuan rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan-wisatawan
serta para pengunjung lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

https://docplayer.info/39198587-Bab-i-pendahuluan-memasuki-abad-ke-21-perkembangan-
pesat-terjadi-dalam-bidang-4t.html

https://www.lenterabisnis.com/pengertian-pariwisata-sebagai-suatu-industri
https://www.rentalmobilbali.net/daya-tarik-dan-keunikan-tiap-kawasan-pariwisata-di-bali/
https://slideplayer.info/slide/2894197/
http://iswaraloka.blogspot.com/2019/03/pariwisata-budaya-sejarah-dan.html
https://maritimtravel.com/sejarah-perkembangan-pariwisata-dunia.html
http://uniknyakalimantan.blogspot.com/2011/11/manajemen-pariwisata-dalam-upaya.html

Anda mungkin juga menyukai