Anda di halaman 1dari 20

Sistem Kepariwisataan

Kepariwisataan/Sastra Indonesia

Rindiyani Sri Barokah Adik Ayu Anisa


180110180047 180110180054

ksmtour.com
PARIWISATA

Etimologi Istilah

Pariwisata (Bahasa Sanskerta): Aktivitas melakukan perjalanan


yang dilakukan seseorang atau
Pari : banyak, lingkup, kelompok
seluruh, semua, penuh
*wisatawan adalah bagian dari
Wisata: perjalanan. pelaku perjalanan.

Dikatakan ‘perjalanan’ apabila bersifat sementara; dilakukan dengan


sukarela (tidak terpaksa); dan bukan untuk pekerjaan (mendapat bayaran)
Jika dikaitkan dengan kata tourism (dari Bahasa Latin tornare yang artinya lingkaran):
Pariwisata atau tourism adalah suatu kegiatan berpindah tempat dengan pola melingkar
dari titik awal (tempat memulai perjalanan) sampai titik akhir (tempat tujuan), kemudian
kembali ke awal.
Menurut Undang Undang No. 10/2009:
Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas
serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah
daerah.

Menurut World Tourism Organization (WTO):


Pariwisata adalah kegiatan bepergian—keluar lingkungannya yang biasa—yang
dilakukan secara terus-menerus selama kurang dari setahun untuk tujuan kesenangan,
bisnis, atau keperluan lainnya.
Menurut Pendit (1999)
Wisata dapat dibagi ke dalam dua kategori berdasarkan jenis-jenisnya, yaitu:

1. Wisata Alam (cagar alam, wisata alam, argo),


2. Wisata sosial budaya, (peninggalan sejarah, monumen, museum)

Menurut Mathieson dan Wall (1982)

Pariwisata adalah perpindahan sementara orang-orang ke destinasi di luar tempat


kerja dan tinggalnya.
Komponen-komponen dasar dalam
pariwisata
Menurut Inskeep (1991:38):

Home : tempat tinggal wisatawan (yang mempengaruhi kegiatan pariwisata)

Destination : tujuan wisatawan untuk bepergian menikmati obyek wisata.

Transportation : transportasi wisatawan dari tempat tinggal (home) ke tujuan wisatawan


(destination) atau sebaliknya.
SISTEM PARIWISATA

Menurut Jordan (dalam Leiper, 2004:48)


Sistem pariwisata adalah tatanan komponen dalam industri pariwisata yang mana tiap-tiap
komponennya saling berkaitan membentuk sesuatu yang bersifat menyeluruh.

Menurut Bertalanffy (dalam Leiper, 2004:48)


Terdapat lima elemen sistem pariwisata:
1. Wisatawan (tourist): elemen manusia, pelaku perjalanan wisata.
2. Daerah asal wisatawan (traveller-generating regions): elemen geografi, tempat wisatawan
mengawali dan mengakhiri perjalanan wisata.
3. Jalur pengangkutan (transit route): elemen geografi, tempat perjalanan wisata utama
berlangsung.
4. Daerah tujuan wisata (tourist destination region): element geografi, tempat utama yang
dikunjungi wisatawan .
5. Industri pariwisata (tourist industry): elemen organisasi, organisasi penggerak pariwisata yang
menyediakan fasilitas, barang, serta jasa pariwisata.
Empat tujuan wisata

01 02
Something to see Something to do
daya tarik khas tempat fasilitas yang mendukung
wisata tujuan wisatawan melakukan kegiatan
rekreasi

03 04
Something to buy Something to know
tempat wisata tujuan memiliki yang diperoleh saat
souvenir atau oleh-oleh khas berwisata
Model Sistem Pariwisata Leiper

TGR TRR TDR

‘wilayah asal wisatawan’ ‘wilayahrute transit’ ‘wilayah tujuan


(Tourist Generating (Transit Route wisatawan’
Region/TGR) Region/TRR) (Tourist Destination
Region/TDR)
Contoh: Elemen geografis: Banyumas, Solo, dan Jogja
Akhir pekan lalu,
Pino berlibur ke Jogja Elemen wisata: Pino
(TDR). Ia berangkat
dari rumahnya, di Elemen industri pariwisata:
Banyumas(TGR).
Sebelum ke jogja, ia
penyedia produk fasilitas, barang, dan
transit di Solo jasa yang dibutuhkan para wisatawan
terlebih dahulu seperti transportasi, rumah makan,
(TRR). souvenir, dan lain-lain.
Menurut Leiper, terdapat elemen sistem pariwisata pendukung ketiga elemen
utama, yaitu sebagai berikut:

•Budaya Elemen sistem kepariwisataan yang


dikemukakan Leiper saling berhubungan dan
•Sosial
terikat satu sama lain.
•Hukum

•Ekonomi
Elemen pendukung di samping
mempengaruhi pelaku wisata dalam
•Fisik memutuskan tujuan wisatanya.
•Teknologi Dengan kata lain, elemen-elemen itulah yang
akhirnya membentuk persepsi para pelaku
•Politik
perjalanan wisata tentang lokasi wisata yang
•Legal hendak mereka kunjungi.
Model Sistem Pariwisata Menurut Mill & Morrison

Mill dan Morrison (dalam Adriani, 2015) mengemukakan bahwa model sistem kepariwisataan
yang berkaitan dengan konteks proses perencanaan/pengelolaan pariwisata, dibagi menjadi
empat komponen pembentuk sistem kepariwisataan, yaitu:

1. Market (pasar)
Di dalam komponen ini mencakup faktor-faktor yang mempengaruhi pasar, faktor-faktor
tersebut mencakup faktor internal dan eksternal yang sangat mempengaruhi perjalanan
wisata dan proses pengambilan keputusan untuk berwisata.
2. Marketing (pemasaran)
Dalam komponen ini difokuskan pada strategi bagaimana cara merencanakan, mengelola,
mendistribusikan dan mempromosikan barang serta jasa pariwisata kepada pariwisatawan.

3. Travel (perjalanan)
Komponen ini fokus pada pergerakan wisatawan, modal transportasi dan segmen pasar

4. Destination (destinasi atau tujuan wisata)


Dalam komponen ini difokuskan pada proses dan prosedur yang dilakukan oleh destinasi
wisata dalam membangun dan mempertahankan keberlanjutan kepariwisataan.
Tujuh Sektor Utama Dalam Industri Pariwisata

Leiper (1990), mengklasifikasikan 7 sektor utama dalam industri pariwisata, antara lain:

1. Sektor Pemasaran (the marketing sector)


Dalam sektor mencakup semua unit pemasaran dalam industri pariwisata yang berada di
Traveller generating region. Kegiatannya meliputi promosi, advertising, publikasi, penjualan
produk dan paket wisata. Misalnya kantor biro perjalanan dengan jaringan cabangnya,
kantor pemasaran maskapai penerbangan (air lines), kantor promosi daerah untuk tujuan
wisata.
2. Sektor Perhubungan (the carrier sector)
Dalam sektor ini mencakup semua bentuk dan jenis transportasi publik, khususnya yang
beroperasi sepanjang jalur transit yang menghubungkan tempat asal para wisatawan
(Traveller generating region) dan tempat tujuan para wisatawan (tourist destination
region). Misalnya perusahaan penerbangan ( air lines ), bus ( coachline ), penyewaan mobil,
kapal/perahu, kereta api, dll.

3. Sektor Akomodasi (the accommodation sector)


Sektor ini berfungsi sebagai penyedia temtat tinggal sementara para wisatawan dan
merupakan penyedia pelayanan yang berhubungan dengan makanan dan minuman, yang
berada di tempat tujuan wisata (tourist destination region) dan tempat transit.
4. Sektor Daya Tarik (The attraction sektor)
Sektor ini berfungsi untuk menyediakan suatu hal menarik yang bisa membuat para
wisatawan tertarik untuk mengunjungi tempat pariwisata tersebut. Misalnya hiburan,
even olahraga, musik dan budaya, peninggalan budaya, taman bunga, dll.

5. Sektor Operator Wisata atau tur (the tour operator sector)


Sektor ini mencakup perusahaan penyelenggara dan penyedia paket wisata. Biasanya
perusahaan mendesain dan membuat paket wisata dengan cara memilih dua atau lebih
komponen (baik itu tempat atau tujuan wisata, atraksi wisata dll) dan memasarkannya
sebagai satu unit dengan memasarkannya tingktan harga tertentu, sehingga harga
masing-masing komponen tidak diketahui.
6. Sektor pendukung atau rupa-rupa (the miscellaneous sector)
Sektor ini memberikan sesuatu yang dapat mendukung jalannya kegiatan wisata.
Misalnya toko oleh-oleh atau souvenir, restoran, bank, ATM, toilet dan lain-lain.

7. Sektor Pengkoordinasian atau regulator (the coordinating sector)


Sektor ini mencakup peran pemerintah sebagai regulator dan asosiasi dibidang
pariwisata selaku penyelenggara pariwisata baik ditingkat lokal, regional maupun
internasional. Selain itu sektor ini jugalah yang menangani perencanaan serta fungsi
manajerial bagi semua sektor dalam industri pariwisata. Misalnya kementerian
pariwisata, departemen pariwisata, WTO, PATA ( Pasific Asia Travel Association) dan
lain-lain.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sistem
Pariwisata
1. Permintaan (demand)
Sebagai pasar, faktor ini menentukan apa yang diinginkan oleh para
wisatawan,serta memahami apa saja kebutuhan wisatawan dengan
mempertimbangkankemampuan wisatawan dalam membayar.

2. Penawaran (Supply)
Semakin tinggi harga suatu barang atau jasa yang ditawarkan dalam pariwisata,
maka semakin banyak jumlah barang atau jasa yang ditawarkan oleh para penjual,
dan sebaliknya.
Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Sistem
Fungsional Pariwisata

1. Sumber daya alam


2. Keuangan dan pembiayaan
3. Kebudayaan
4. Entrepreneurship (kewiraswastaan)
5. Tenaga kerja
6. Masyarakat
7. Kebijakan pemerintah
8. Kompetisi
www.klook.com
9. Organisasi
Fungsi Sistem Kepariwisataan

1. Melakukan Pendataan atau Inventarisasi, meliputi pembuatan peta tematik daerah wisata dan
sebarannya, pemetaan wilayah pariwisata, dan pembuatan peta tematik sarana dan prasarana
wisata.

2. Menyediakan Sistem Informasi Pariwisata, meliputi jenis dan deskripsi objek wisata, transportasi
menuju ke tempat pariwisata, sarana serta prasarana pariwisata dan lain-lain.

3. Menyediakan Fungsi Pengelolaan Basis Data Pariwisata

4. Menyediakan Sistem aplikasi kepariwisataan, meliputi administrasi pengunjung, sistem layanan


wisata, pembukuan, administrasi umum, akuntansi dan keuangan
Daftar Pustaka

Adriani, Yani. 2015. Sistem Kepariwisataan: Berbagai Sudut Pandang.


http://tentangpariwisata.blogspot.com/2015/05/sistem-kepariwisataan-berbagai-su
dut.html?m=1
(diakses tanggal 30 Oktober 2020).

Encik. 2012. Sektor Utama Industri Pariwisata.


http://syamsulhendry.blogspot.com/2012/12/sektor-utama-industripariwisata.html?
m=1
(diakses tanggal 31 Oktober 2020)

Muawanah, Annisa. 2013. DEFINISI, KOMPONEN, DAN SISTEM PARIWISATA.


https://annisamuawanah.wordpress.com/2013/01/31/definisi-komponen-dan-sistem-pariwisata/
(03 November 2020).

Patria, Teguh Amor. 2019. Mengenal Sistem Pariwisata Leiper.


https://tourism.binus.ac.id/2019/10/28/mengenal-sistem-pariwisata-leiper/
https://pemasaranpariwisata.com/2017/11/02/sistem-kepariwisataan-tourism-system/ (03
November 2020).

Anda mungkin juga menyukai