Anda di halaman 1dari 12

MANAJEMEN BISNIS PARIWISATA

OLEH KELOMPOK 2 :

1. NI LUH EKA PURNAMI ( 1732121268 )


2. IGNASIUS JADUR ( 1732121394 )
3. VIENNANSHA NANSY SATYA GRAHA ( 1732121425 )
4. STANISLAUS JEGAUT ( 1732121422 )
5. FRANSISKA NASIA SENUNG ( 1732121434 )

UNIVERSITAS WARMADEWA
FAKULTAS EKONOMI, JURUSAN MANAJEMEN
TAHUN AJARAN 2018
3.1. DEFINISI SISTEM KEPARIWISATAAN
Kepariwisataan (tourism) merupakan suatu konsep yang kompleks dan
membutuhkan keterlibatan antar sektor atau lingkungan usaha yang lain (seperti:
agro, pertambangan, manufaktur, konstruksi, perdagangan, keuangan, jasa umum,
dll.) serta keterlibatan antar dimensi (seperti: spasial, bisnis, akademis, sosial
budaya, ekonomi dll.). Bermacam keterlibatan tersebut dapat dilihat dari sudut
pandang sistem, yang biasa disebut dengan sistem kepariwisataan (tourism system).
Sistem kepariwisatan merupakan suatu sistem yang bersifat terbuka (open system)
karena sifat atau karakteristiknya yang multi sektor dan multi dimensi. Berikut
adalah gambar dari sistem kepariwisataan yang dikemukaan oleh Leiper yang
dimodifikasi oleh Morrison dkk dalam Hanbook Pengantar Pengelolaan Destinasi
Pariwisata (2017) yang dikeluarkan oleh Center for Tourism Destination Study
(CTDS) Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.
Model Leiper tersebut pada intinya menjelaskan bahwa system pariwisata
merupakan suatu sistem uang terbuka yang terdiri dari tiga komponen utama yang
didalamnya terdapat beberapa unsur yang saling terkait: pertama adalah komponen
manusia dengan unsur pengunjung, kedua adalah komponen industry yang terdiri
dari unsur organisasi dan industri, dan ketiga adalah komponen spasial atau
geografis yang terdiri dari unsur wilayah penghasil pelaku wisata, tempat atau rute
transit dan tempat tujuan wisata. Kelima elemen tersebut dipengaruhi oleh
lingkungan eksternal, seperti hukum, ekonomi, lingkungan, politik, teknologi, dan
sosial.

Wilayah penghasil pelaku wisata yang biasa disebut dengan TGA (Tourist
Generating Area), yaitu wilayah dimana para pelaku wisata berada.
Terminologi tourist disini menurut saya belum tepat dalam wilayah ini, karena
pelaku wisata menurut saya tidak hanya tourist (wisatawan) tetapi ada yang disebut
dengan excursionist (pelancong). Sehingga menurut saya lebih tepat dinamakan
dengan wilayah penghasil pengunjung atau Visitor Generating Area (VGA),
karena terdapat perbedaan antara wisatawan dan pelancong. Sementara
perbedaannya adalah, kalau wisatawan merupakan tipe pengunjung yang
membutuhkan akomodasi karena biasanya bermalam atau melakukan
perjalanan > 24 jam, dan pelancong merupakan tipe pengunjung yang tidak
bermalam atau sering disebut dengan day tripper karena perjalanannya biasanya
kurang dari 24 jam. VGA merupakan wilayah penghasil pengunjung yang
memiliki permintaan (demand) akan kegiatan pariwisata. Di wilayah ini sudah
terdapat jasa pariwisata dan perjalanan (travel & tourism services) yang bertindak
sebagai penyedia jasa kepada pelaku wisata untuk membantu melaksanakan
kegiatan pariwisatanya.

Sistem Pariwisata menurut Jordan (dalam Leiper, 2004:48) adalah tatanan


komponen dalam industri pariwisata dimana masing-masing komponen saling
berhubungan dan membentuk sesuatu yang bersifat menyeluruh. Sedangkan
Bertalanffy (dalam Leiper, 2004:48) mendefinisikan sistem sebagai satu kesatuan
elemen yang saling terkait satu sama lain didalamnya dan dengan
lingkungannya. Leiper (2004) mencoba menjelaskan sistem pariwisata secara
menyeluruh (whole tourism system) dimulai dengan mendeskripsikan perjalanan
seorang wisatawan. Dari hasil analisisnya ia mencatat 5 elemen sebagai subsistem
dalam setiap sistem pariwisata yang menyeluruh, yaitu:
1. Wisatawan (tourist) yang merupakan elemen manusia yaitu orang yang
melakukan perjalanan wisata
2. Daerah asal wisatawan (traveller-generating regions), merupakan elemen
geografi yaitu tempat dimana wisatawan mengawali dan mengakhiri
perjalanannya.
3. Jalur pengangkutan (transit route) merupakan elemen geografi tempat
dimana perjalanan wisata utama berlangsung.
4. Daerah tujuan wisata (tourist destination region) sebagai element geografi
yaitu tempat utama yang dikunjungi wisatawan .
5. Industri pariwisata (tourist industry) sebagai elemen organisasi, yaitu
kumpulan dari organisasi yang bergerak usaha pariwisata, bekerjasama
dalam pemasaran pariwisata untuk menyediakan barang, jasa dan fasilitas
pariwisata
Dalam melakukan aktivitas wisatanya, terdapat 4 tujuan yang hendak
dicapai/didapatkan oleh wisatawan :
 Something to see, adalah di daerah tujuan wisata terdapat daya tarik khusus
disamping atraksi wisata yang menjadi interestnya.
 Something to do, adalah bahwa selain banyak yang dapat disaksikan, harus
terdapat fasilitas rekreasi yang membuat wisatawan betah tinggal di objek
itu.
 Something to buy, adalah bahwa di tempat wisata harus tersedia fasilitas
untuk berbelanja souvenir atau hasil kerajinan untuk oleh-oleh.
 Something to know, adalah bahwa objek wisata selain memberikan ketiga hal
diatas, juga dapat memberi nilai edukasi bagi wisatawan.
Definisi lain tentang pariwisata, terdapat dalam Undang Undang No. 10/2009
tentang Kepariwisataan, dimana yang dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai
macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang
disediakan masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
Menurut World Tourism Organization (WTO), pariwisata adalah kegiatan
seseorang yang bepergian ke atau tinggal di suatu tempat di luar lingkungannya
yang biasa dalam waktu tidak lebih dari satu tahun secara terus menerus, untuk
kesenangan, bisnis ataupun tujuan lainnya. Menurut Pendit (1999) wisata dapat
dibagi ke dalam dua kategori berdasarkan jenis-jenisnya, yaitu:
1. Wisata Alam, yang terdiri dari wisata alam, cagar alam, buru dan argo.
2. Wisata sosial budaya, yang meliputi peninggalan sejarah, monumen dan
museum.

Dalam merencanakan kebijakan dan perencanaan pengembangan pariwisata,


sangat penting untuk memahami perbedaan bentuk dan fisik dari pengembangan
pariwisata yang sesuai untuk suatu negara, kota, atau wilayah. Untuk mendukung
perencanaan pengembangan pariwisata diperlukan pencarian data sebagai tahap
awal dalam analisis perencanaan pariwisata diperlukan komponen-komponen
pariwisata yang disebutkan menurut Inskeep (1991:38). Komponen-komponen
dasar dalam pariwisata adalah:

 Home : komponen pariwisata yang merupakan tempat tinggal


wisatawan, yang dapat mempengaruhi terjadinya kegiatan pariwisata.
 Destination : komponen pariwisata yang merupakan tujuan wisatawan
untuk bepergian menikmati obyek wisata.
 Trasportation : komponen pariwisata yang merupakan pembawa (carrier)
wisatawan dari home ke destination dan sebaliknya.
Fungsi Sistem Kepariwisataan
1. Melakukan pendataan/inventarisasi sumber-sumber potensi daerah, terutama di
sektor Pariwisata, termasuk didalamnya :
 Pemetaan wilayah pariwisata (raw data)
 Pembuatan peta tematik daerah wisata dan sebarannya berdasarkan jenis
obyek wisata (wisata pantai/laut, gunung/tebing, hutan/kebun atau wisata
lainnya), lokasi obyek wisata, dan lain-lain.
 Pembuatan peta tematik sarana dan prasarana wisata meliputi hotel, restoran,
tempat ibadah, SPBU, tempat belanja, bank, dan lain-lain (site map wisata).
2. Menyediakan fungsi pengelolaan basis data pariwisata
3. Menyediakan sistem informasi pariwisata, meliputi
 Jenis dan deskripsi obyek wisata, letak daerahnya, transportasi menuju ke
obyek tersebut, program wisata, dan lain-lain.
 Sarana dan prasarana wisata meliputi hotel, restoran, tempat ibadah, spbu,
tempat belanja, bank, dan lain-lain.
4. Menyediakan sistem aplikasi kepariwisataan, meliputi
 Administrasi pengunjung (tiket masuk, retribusi, statistik pengunjung, dll
 Sistem layanan wisata (pemesanan tiket, koordinasi dengan biro
perjalanan/biro wisata, koordinasi dengan sistem perhotelan, dsb)
 Pembukuan, administrasi umum, keuangan dan akuntansi (untuk
pengelolaan tiap obyek wisata daerah).

3.2. DIMENSI WILAYAH DALAM SISTEM KEPARIWISATAAN

Dimensi wilayah adalah penjelasan mengenai suatu wilayah yang menjadi


tujuan wisata seperti wilayah perairan, daratan, pegunungan, dan sebagainya.
Dimensi wilayah juga menjelaskan mengenai garis-garis batas suatu perairan atau
pulau di suatu wilayah tujuan pariwisata.

3.3. TERMINOLOGI KEPARIWISATAAN

TERMINOLOGI KEPARIWISATAAN
Kata pariwisata atau dalam bahasa Inggris diistilahkan dengan tourism sering
sekali diasosiasikan sebagai rangkaian perjalanan (wisata, tours/traveling)
seseorang atau sekelompok orang (wisatawan, tourist/s) ke suatu tempat untuk
berlibur, menikmati keindahan alam dan budaya (sightseeing), bisnis, mengunjungi
kawan atau kerabat dan berbagai tujuan lainnya. Organisasi pariwisata sedunia,
World Tourism Organization (WTO), mendefinisikan pariwisata (tourism)
sebagai ”activities of person traveling to and staying in places outside their usual
environment for not more than one consecutive year for leisure, business and other
purposes”.

1. Kebudayaan: keseluruhan yg kompleks, yang didalamya terkandung ilmu


pengetahuan, kepercayaan, keseniaan, moral, hukum, adat istiadat dan
kemampuan yang lain, serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai
anggota masyarakat. (E.B. Taylor)
2. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk
pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha yang terkait dibidang
tersebut. (UU RI No. 09 Tahun 1990)
Kata kebudayaan dapat dipahami dalam tiga aspek, yaitu aspek material, perilaku
dan ide. Dalam bentuk material mencakup antara lain, peralatan hidup, arsitektur,
pakaian, makanan olahan, hasil-hasil teknologi dan lain-lain. Dalam wujud
perilaku mencakup kegiatan ritual perkawinan, upacara-upacara keagamaan atau
kematian, seni pertunjukan, keterampilan membuat barang-barang kerajinan dan
lain-lain. Dalam wujud ide mencakup antara lain sistem keyakinan, pengetahuan,
nilai-nilai dan norma-norma.

Motivasi orang melakukan perjalanan wisata:


- Mendapatkan kenikmatan dari waktu luang
- Memenuhi keingintahuannya di luar lingkungan sekitar
- Melihat budaya luar
- Melihat cagar budaya/objek wisata
- Menikmati pemandangan alam
- Kepentingan olahraga
- Kepentingan kesehatan
- Kepentingan keagamaan
- Mencari peluang kerja

3.4. KLASIFIKASI KEPARIWISATAAN


McIntosh mengklasifikasikan motif-motif wisata yang dapat diduga
menjadi empat (4) kelompok, yaitu:
1. Motif Fisik Motif-motif yang berhubungan dengan kebutuhan badaniah,
seperti olahraga, istirahat, kesehatan dan sebagainya;
2. Motif budaya Yang harus diperhatikan disini adalah yang bersifat budaya
seperti, sekedar untuk mengenal atau memahami tata cara dan kebudayaan
bangsa atau daerah lain: kebiasaannya, kehidupannya sehari-hari,
kebudayaannya yang berupa bangunan, musik, tarian dan sebagainya;
3. Motif Interpersonal Yang berhubungan dengan keinginan untuk bertemu
dengan keluarga, teman, tetangga, atau sekedar dapat melihat tokoh-tokoh
terkenal: penyanyi, penari, bintang film, tokoh politik dan sebagainya;
4. Motif status atau motif prestise Banyak orang beranggapan bahwa
orang yang pernah mengunjungi tempat lain itu dengan sendirinya melebihi
sesamanya yang tidak bepergian. Orang yang pernah bepergian ke daerah-
daerah lain dianggap atau merasa dengan sendirinya naik gengsinya atau
statusnya.

Dibawah ini tercantum sejumlah subkelas motif wisata serta tipe


wisatanya yang sering disebut-sebut sebagai berikut:
1. Motif Bersenang-senang atau Tamasya Motif bersenang-senang atau
tamasya, melahirkan tipe wisata tamasya. Wisatawan tipe ini ingin
mengumpulkan pengalaman sebanyak-banyaknya, mendengarkan dan
menikmati apa saja yang menarik perhatian. Ia tidak terikat pada satu
sasaran yang sudah ditentukan dari rumah. Wisatawan tamasya berpindah-
pindah dari tempat yang satu ke tempat yang lain dengan menikmati
pemandangan alam, adat kebiasaan setempat, pesta rakyat, hiruk pikuk kota
besar atau ketenangan tempat yang sepi, monumen, peninggalan sejarah dan
sebagainya.
2. Motif RekreasI Motif rekreasi dengan tipe wisata rekreasi ialah kegiatan
yang menyelenggarakan kegiatan yang menyenangkan yang dimaksudkan
untuk memulihkan kesegaran jasmani dan rohani manusia. Kegiatan-
kegiatannya dapat berupa olahraga (tenis, berkuda, mendaki gunung),
membaca, mengerjakan hobi dan sebagainya; juga dapat diisi dengan
perjalanan tamasya singkat untuk menikmati keadaan di sekitar tempat
menginap (Sightseeing).wisatawan tipe rekreasi biasanya menghabiskan
waktunya di satu tempat saja, sedang wisatawan tamasya berpindah-pindah
tempat.
3. Motif Kebudayaan.
Dalam tipe wisata kebudayaan orang tidak hanya sekedar mengunjungi suatu
tempat untuk menyaksikan dan menikmati atraksi, akan tetapi lebih dari itu.
Ia mungkin datang untuk mempelajari atau mengadakan penelitian tentang
keadaan setempat. Seniman-seniman sering mengadakan perjalanan wisata
untuk memperkaya diri, menambah pengalaman dan mempertajam
kemampuan penghayatannya. Dalam wisata budaya itu juga termasuk
kunjungan wisatawan ke berbagai peristiwa khusus (special events) seperti
upacara keagamaan, penobatan raja, pemakaman tokoh tersohor,
pertunjukan rombongan kesenian yang terkenal dan sebagainya.
4. Wisata Olahraga Wisata olahraga ialah pariwisata di mana wisatawan
mengadakan perjalanan wisata karena motif olahraga. Wisata olahraga ini
merupakan bagian yang penting dalam kegiatan pariwisata. Olahraga dewasa
ini merata di kalangan rakyat dan tersebar di seluruh dunia, dengan
bermacam-macam organisasi baik yang bersifat nasional maupun
internasional. Dalam hubungan dengan olahraga, harus dibedakan antara
pesta olahraga atau pertandingan olahraga (sporting events).
5. Wisata Bisnis Bisnis merupakan motif dalam wisata bisnis. Banyak
hubungan terjadi antara orang-orang bisnis. Ada kunjungan bisnis, ada
pertemuan-pertemuan bisnis, ada pekan raya dagang yang perlu dikunjungi
dan sebagainya, ada yang besar, ada yang kecil. Semua peristiwa itu
mengundang kedatangan orang-orang bisnis, baik dari dalam maupun dari
luar negeri. Arus wisatawan itu tidak hanya bertambah besar pada waktu
peristiwa-peristiwa itu terjadi.
6. Wisata Konvensi Banyak pertemuan-pertemuan nasional maupun
internasional untuk membicarakan bermacam-macam masalah: Kelaparan
dunia, pelestarian hutan, pemberantasan penyakit tertentu, sekadar untuk
pertemuan tahunan antara ahli-ahli di bidang tertentu, dan sebagainya.
Perjalanan wisata yang timbul karenanya pada umumnya disebut wisata
konvensi.
7. Motif Spiritual salah satu tipe wisata yang tertua. Sebelum orang
mengadakan perjalanan untuk rekreasi, bisnis, olahraga dan sebagainya,
orang sudah mengadakan perjalanan untuk berziarah (pariwisata ziarah) atau
untuk keperluan keagamaan lain. Tempat-tempat ziarah di Palestina, Roma,
Mekkah dan Madinah merupakan tempat-tempat tujuan perjalanan
pariwisata yang penting.
8. Motif Interpersonal orang dapat mengadakan perjalanan untuk bertemu
dengan orang lain: orang dapat tertarik oleh orang lain untuk mengadakan
perjalanan wisata, atau dengan istilah kepariwisataan: manusia pun dapat
merupakan atraksi wisata.
9. Motif Kesehatan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pariwisata
di tempat-tempat sumber air mineral (spa) yang dianggap memiliki khasiat
untuk menyembuhkan penyakit. Atau wisata kesehatan seperti yang
sekarang sering dilakukan pasien Indonesia yang berobat ke Singapura,
Jepang, check up ke Amerika Serikat, dan sebagainya. Perjalanan pasien-
pasien tersebut adalah perjalanan wisata kesehatan.
10.Wisata Sosial (Social Tourism) Seperti motif wisata pada umumnya,
motif wisata sosial ialah reakreasi, bersenang-senang (pleasure tourism) atau
sekadar mengisi waktu libur. Akan tetapi perjalanannya dilaksanakan
dengan bantuan pihak-pihak tertentu yang diberikan secara sosial. Bantuan
itu dapat berupa kendaraan, tempat penginapan seperti wisma peristirahatan
atau hotel, yang hanya menarik sewa yang rendah sekali. Sebagai contohnya,
wisata sosial buruh suatu pabrik untuk mengisi waktu liburan yang diberi
subsidi oleh perusahaan, berupa angkutan, makan, dan wisma peristirahatan.
DAFTAR PUSTAKA
https://pemasaranpariwisata.com/2017/11/02/sistem-kepariwisataan-tourism-system/

https://annisamuawanah.wordpress.com/2013/01/31/definisi-komponen-dan-sistem-pariwisata/

https://id.scribd.com/upload-
document?archive_doc=101855011&escape=false&metadata=%7B"context"%3A"archive"%2C"page"%
3A"read

https://search.mysearch.com/web?q=KLASIFIKASI+KEPARIWISATAAN&apn_uid=DBB18228-5195-4B52-
A994-9F9EE912F574&b=ttb&doi=2018-03-23&gct=tab&guid=DBB18228-5195-4B52-A994-
9F9EE912F574&n=7848ba50&p2=%5ECTX%5Eprs001%5EB2BMS%5Eid&si=0jm314c1000006096108163
780E98E7CDE3D5EDC9C21032F610BB9a--------------------------------
5923183m__3&st=tab&trs=wtt&tpr=2&ts=1521774793819

Anda mungkin juga menyukai