OLEH KELOMPOK 2 :
UNIVERSITAS WARMADEWA
FAKULTAS EKONOMI, JURUSAN MANAJEMEN
TAHUN AJARAN 2018
3.1. DEFINISI SISTEM KEPARIWISATAAN
Kepariwisataan (tourism) merupakan suatu konsep yang kompleks dan
membutuhkan keterlibatan antar sektor atau lingkungan usaha yang lain (seperti:
agro, pertambangan, manufaktur, konstruksi, perdagangan, keuangan, jasa umum,
dll.) serta keterlibatan antar dimensi (seperti: spasial, bisnis, akademis, sosial
budaya, ekonomi dll.). Bermacam keterlibatan tersebut dapat dilihat dari sudut
pandang sistem, yang biasa disebut dengan sistem kepariwisataan (tourism system).
Sistem kepariwisatan merupakan suatu sistem yang bersifat terbuka (open system)
karena sifat atau karakteristiknya yang multi sektor dan multi dimensi. Berikut
adalah gambar dari sistem kepariwisataan yang dikemukaan oleh Leiper yang
dimodifikasi oleh Morrison dkk dalam Hanbook Pengantar Pengelolaan Destinasi
Pariwisata (2017) yang dikeluarkan oleh Center for Tourism Destination Study
(CTDS) Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.
Model Leiper tersebut pada intinya menjelaskan bahwa system pariwisata
merupakan suatu sistem uang terbuka yang terdiri dari tiga komponen utama yang
didalamnya terdapat beberapa unsur yang saling terkait: pertama adalah komponen
manusia dengan unsur pengunjung, kedua adalah komponen industry yang terdiri
dari unsur organisasi dan industri, dan ketiga adalah komponen spasial atau
geografis yang terdiri dari unsur wilayah penghasil pelaku wisata, tempat atau rute
transit dan tempat tujuan wisata. Kelima elemen tersebut dipengaruhi oleh
lingkungan eksternal, seperti hukum, ekonomi, lingkungan, politik, teknologi, dan
sosial.
Wilayah penghasil pelaku wisata yang biasa disebut dengan TGA (Tourist
Generating Area), yaitu wilayah dimana para pelaku wisata berada.
Terminologi tourist disini menurut saya belum tepat dalam wilayah ini, karena
pelaku wisata menurut saya tidak hanya tourist (wisatawan) tetapi ada yang disebut
dengan excursionist (pelancong). Sehingga menurut saya lebih tepat dinamakan
dengan wilayah penghasil pengunjung atau Visitor Generating Area (VGA),
karena terdapat perbedaan antara wisatawan dan pelancong. Sementara
perbedaannya adalah, kalau wisatawan merupakan tipe pengunjung yang
membutuhkan akomodasi karena biasanya bermalam atau melakukan
perjalanan > 24 jam, dan pelancong merupakan tipe pengunjung yang tidak
bermalam atau sering disebut dengan day tripper karena perjalanannya biasanya
kurang dari 24 jam. VGA merupakan wilayah penghasil pengunjung yang
memiliki permintaan (demand) akan kegiatan pariwisata. Di wilayah ini sudah
terdapat jasa pariwisata dan perjalanan (travel & tourism services) yang bertindak
sebagai penyedia jasa kepada pelaku wisata untuk membantu melaksanakan
kegiatan pariwisatanya.
TERMINOLOGI KEPARIWISATAAN
Kata pariwisata atau dalam bahasa Inggris diistilahkan dengan tourism sering
sekali diasosiasikan sebagai rangkaian perjalanan (wisata, tours/traveling)
seseorang atau sekelompok orang (wisatawan, tourist/s) ke suatu tempat untuk
berlibur, menikmati keindahan alam dan budaya (sightseeing), bisnis, mengunjungi
kawan atau kerabat dan berbagai tujuan lainnya. Organisasi pariwisata sedunia,
World Tourism Organization (WTO), mendefinisikan pariwisata (tourism)
sebagai ”activities of person traveling to and staying in places outside their usual
environment for not more than one consecutive year for leisure, business and other
purposes”.
https://annisamuawanah.wordpress.com/2013/01/31/definisi-komponen-dan-sistem-pariwisata/
https://id.scribd.com/upload-
document?archive_doc=101855011&escape=false&metadata=%7B"context"%3A"archive"%2C"page"%
3A"read
https://search.mysearch.com/web?q=KLASIFIKASI+KEPARIWISATAAN&apn_uid=DBB18228-5195-4B52-
A994-9F9EE912F574&b=ttb&doi=2018-03-23&gct=tab&guid=DBB18228-5195-4B52-A994-
9F9EE912F574&n=7848ba50&p2=%5ECTX%5Eprs001%5EB2BMS%5Eid&si=0jm314c1000006096108163
780E98E7CDE3D5EDC9C21032F610BB9a--------------------------------
5923183m__3&st=tab&trs=wtt&tpr=2&ts=1521774793819