Anda di halaman 1dari 14

Konsep Dasar Perencanaan Pariwisata

KONSEP PERENCANAAN

Sebagian besar kawasan atau kota-kota belum memiliki kebijakan, visi dan misi, arah
atau tindakan praktis lainnya sebagai upaya pengembangan wisata atas potensi wisata
yang dimiliki kawasan tersebut. Akibatnya peran wisata tidak berkembang di kawasan
tersebut baik di segi ekonomi dan sosial masyarakatnya. Padahal sektor pariwisata
merupakan sumber pendapatan wilayah atau kawasan serta mampu mendorong
perkembangan kawasan atau wilayah yang memiliki suatu potensi wisata. Oleh karena
itu, wisata begitu besar manfaatnya jika mampu dikembangkan dan dikelola dengan
baik. Pariwisata dianggap perlu direncanakan dengan baik agar mampu menghasilkan
manfaat yang maksimal bagi kawasan tersebut serta bagi negara.

Mengapa pariwisata perlu direncanakan dengan baik? Berikut adalah penjelasannya :


1. Fenomena pariwisata makin kompleks dari yg pernah terfikir sebelumnya karena
pariwisata melingkupi seluruh sektor kehidupan masyarakat.
2. Pariwisata berdampak positif dan negatif
3. Pariwisata makin kompetitif dan promosi destinasi wisata makin gencar
4. Pariwisata bisa berakibat buruk pada sumberdaya alam dan budaya jika kurang
tepat pengelolaannya
5. Pariwisata mempengaruhi semua orang dalam komunitas tertentu dan semua yang
terlibat dalam pariwisata perlu berpartisipasi dalam proses perencanaan pariwisata.

Jika pariwisata tidak direncanakan dengan baik akan menimbulkan berbagai dampak bagi
kawasan wisata itu sendiri dan masyarakat sekitarnya. Berikut adalah dampak kawasan wisata
tanpa perencanaan :
1. Dampak fisik kawasan menjadi tidak tertata dan seringkali banyak bangunan
terlantar serta kekumuhan yang muncul sehingga mengurangi daya tarik kawasan wisata
tersebut.
2. Dampak sosial budaya yaitu hilangnya keaslinya budaya lokal akibat kulturalisasi
yang berlebihan dan tanpa kontrol.
3. Dampak pemasaran yang berlebihan yaitu terjadinya ketidakefisiensian
pemasaran yang dilakukan oleh berbagai pihak tanpa koordinasi yang baik.
4. Dampak pengorganisasian yang kurang serta dampak lainnya.

Baca Juga : Pengembangan Pariwisata Dalam Konteks Pembangunan Wilayah

Tingkatan Perencanaan Pariwisata

Perencanaan pariwisata dilaksanakan dalam berbagai tingkat, dari tingkat makro sampai lokal
atau lebih detil. Tiap tingkatan berfokus pada pertimbangan yang kadang berbeda dan khusus.
Tingkatan perencanaan pariwisata yang dibedakan secara struktural di dunia saat ini antara lain:

Perencanaan Pariwisata Tingkat International antara lain :


 WTO – World Tourism Organization
 IATA – International Civil Aviation Organization
 WTTC (World Travel &Tourism Council)
 IFTO (International Federation of Tour Operators)
 IH&RA (International Hotel & Restaurant Association
 ICCL (International Council of Cruise Lines)
Perencanaan Pariwisata Tingkat Regional antara lain :
 PATA – Pacific Asia Travel Association
 TCSP – Tourism Council of the South Pacific
 IOTO – Indian Ocean Tourism Organization

Perencanaan Pariwisata Tingkat Nasional :


 kebijakan nasional wisata
 rencana struktural pariwisata
 pencapaian internasional ke dalam negeri
 fasilitas pariwisata di tingkat nasional
 standar pelayanan pariwisata tingkat nasional
 kebijakan penanaman modal di bidang pariwisata dan kebijakan pemasaran pariwisata

Perencanaan Pariwisata Tingkat Provinsi :


 kebijakan wisata di tingkat provinsi
 perencanaan jaringan pencapaian dan kendaraan di bidang pariwisata
 fasilitas dan standar pelayanan pariwisata tingkat provinsi, dll

Perencanaan Pariwisata Tingkat Tapak :


 perencanaan lokasi bangunan dan fasilitas pariwisata

Perencanaan Pariwisata juga dibedakan menjadi tingkat perencanaan spasial / geografis dan
tingkat organisasi atau insitusi.

Tingkat perencanaan (spasial geografis) antara lain:


 Tingkat tapak / lahan
 Tingkat kawasan tujuan wisata
 Tingkat regional

Tingkat perencanaan (organisasi/institusi/pranata) :


 Tingkat ‘retail’
 Tingkat perusahaan
 Tingkat jaringan perusahaan regional
 Tingkat jaringan perusahaan internasional
Hambatan Dalam Perencanaan Pariwisata

1. Kurangnya kesepakatan tentang prinsip-prinsip perencanaan pariwisata


2. Biaya pembuatan rencana pengembangan wisata yang relatif tinggi
3. Banyaknya pihak yang terlibat dan kompleksitas jaringannya
4. Keragaman bisnis dan produk wisata
5. Seasonality yang berbeda di tiap destinasi
6. Kepemilikan yang sering berubah pada bisnis pariwisata

Tujuan Perencanaan Pariwisata

1. Identifikasi pendekatan alternatif


2. Adaptasi dengan hal-hal yang tidak diinginkan
3. Mempertahankan keunikan
4. Menciptakan hal-hal yang diinginkan
5. Menghindari hal-hal yang tidak diinginkan
Stakeholder dalam Perencanaan Pariwisata

Pihak-pihak yang harus terlibat dalam perencanaan pariwisata antara lain :


1. Pemerintah (Pusat & Daerah)
2. Komunitas lokal
3. LSM – lembaga swadaya masyarakat
4. Organisasi-organisasi pariwisata
5. Operator bisnis pariwisata
6. Konsultan pariwisata

ANALISIS PASAR DAN PEMASARAN PARIWISATA


ANALISIS PASAR DAN PEMASARAN PARIWISATA

1. Kegiatan pemasaran mencakup upaya melakukan identifikasi keinginan/kebutuhan konsumen


jasa pariwisata, penentuan produk yang ditawarkan, penentuan harga, promosi, dan penelitian
pasar.
2. Dalam dunia persaingan yang semakin tajam pengusaha harus aktif mendekati pasar.
Konsumen adalah raja. Oleh karena kepuasan konsumen harus dijaga.
3. Kepuasan langganan dapat ditingkatkan melalui marketing proses yang meliputi:
 Identifikasi keinginan (saat ini dan yang akan datang) untuk menganalisis permintaan pasar
 Analisis SWOT produsen jasa pariwisata
 Penentuan target
 Perencanaan marketing mix
 Menciptakan produk yang tepat (product)
 Menentukan harga yang tepat (pricing) & Mendistribusikan secara efektif (place)
 Melakukan promosi (promotion)
 Evaluasi hasilnya.
1. Analisis faktor yang mempengaruhi pasar wisata.
Ekonomi : pendapatan, laju inflasi, nilai mata uang dan sebagainya.
Technologi : elektronik, komputer
Sociokultural : penduduk, waktu senggang dan sebagainya
Lingkungan : polusip politik & keamanan: perang, kekacauan dan sebagainya
Analisis Pasar Wisata
Setiap pemasaran, termasuk pemasaran pariwisata pada awalnya dimulai dengan membuat
analisis pasar wisata. Analisis ini meliputi analisis persepsi dan preferensi wisatawan. Pada
umumnya calon wisatawan menginginkan suatu produk wisata tertentu.
Faktor sosiodemografi dan psikografi memiliki peran yang sangat besar dalam memilih macam
produk dan destinasi pariwisata. Berawal dari data inilah bagaimana pemasaran harus dilakukan.
Pemasaran, merupakan suatu proses social an manajerial di mana individual maupun
kelompok mendapatkan apa yang mereka inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk
dan nilai (value) secara bebas dengan pihak lain. Dari pengertian ini jelas bahwa dalam proses
pemasaran pihak pemilik produk harus bisa menyesuaikan dengan keinginan wisatawan atau
menyesuaikan dengan segmen wisatawan yang berminat pada jenis produk yang dimilikinya.
Konsep pemasaran yang demikian ini, mengandung beberapa pengertian yang secara
konsisten dilaksanakan yaitu :
1. Pemasaran sebagai suatu proses sosial harus dapat dilaksanakan oleh seluruh lapisan
masyarakat. Pelaku pemasaran tidak hanya oleh industri pariwisata atau pihak pihak yang saat ini
kompetensi dalam pemasaran pariwisata. Kebijakan pemasaran sudah harus mendorong
kemungkinan berperannya duta-duta bangsa yang saat ini berada di luar negeri, seperti TKI
(Tenaga Kerja Indonesia), mahasiswa dan pelajar serta para pedagang Indonesia. Siapapun
dalam kepentingan apapun mereka diposisikan sebagai pemasar pariwisata. Langkah strategis
yang perlu dilakukan adalah menempatkan anjungan informasi dan leaflet atau booklet tentang
pariwisata di kantor kantor emigrasi yang akan mengurus paspor perjalanan ke luar negeri.
Mereka diwajibkan membawa informasi ini kepada mitra mereka di luar negeri tentang daerah
mereka.
2. Pemasaran sebagai suatu proses manajerial. Di dalam pelaksanaan pemasaran harus
direncanakan, dilaksanakan, dipantau dan yang lebih penting adalah dilaksanakan evaluasi. Di
dalam pemasaran pariwisata tindakan evaluasi sangat penting sebab agak berbeda dengan
pemasaran barang yang mudah dikemas atau diperbaiki. Pariwisata adalah menjual image dan
pelayanan yang perbaikannya membutuhkan proses yang komplek dan panjang.
3. Pemasaran sebagai proses pertukaran produk dan nilai. Untuk memiliki produk yang bernilai
jual tinggi ada strategi yang dilakukan. Bagaimana kita dapat memiliki produk yang berkualitas?
Pada saat ini produk yang kita memiliki yang sangat berkualitas dan
memiliki competitiveness yang tinggi adalah nilai nilai budaya dan alam yang
memiliki otentisitas local yang spesifik. Nilai filosofi, kehidupan masyarakat (living culture ),
nilai luhur/pemaknaan hidup manusia, pengetahuan penduduk berkaitan dengan alam dan
kearifan masyarakat lokal merupakan produk nasional yang tidak dimiliki oleh bangsa lain,
apalagi bangsa bangsa barat. Adanya krisis jatidiri, mulai adanya proses perubahan pemikiran
rasional kedalam pemikiran baru yang spiritual dalam kehidupan mereka, dorongan untuk
mengunjungi Negara Asia semakin besar. Sementara itu pengembangan produk yang mereplikasi
apa yang ada di Negara Negara maju sudah tidak begitu menarik wisatawan mancanegara.
Apalagi untuk mature tourist sudah mulai mencari sesuatu yang baru dalam rangka mendapatkan
pengkayaan hidup dengan mencari new knowledge dan expansion of life.

Di dalam pemasaran pariwisata memang perlu ditata. Sebab pemasaran adalah proses
manajemen. Oleh karenanya ada 3 tahapan dalam pemasaran. Pertama pihak yang memberikan
informasi. Pemberian informasi dapat dilakukan oleh banyak pihak, utamanya adalah informasi
tentang apa yang diketahuinya. Bagi pemula tentu yang diketahui yaitu daerah tempat
tinggalnya, atau obyek obyek wisata yang pernah mereka kunjungi. Tahapan pemberian
informasi ini juga dapat dilakukan melalui IT (Information Technology) dan exhibition atau
pameran. Kedua adalah negosiasi. Proses pembelian atau purchasing ini dilakukan oleh
negosiator yang handal. Ketiga proses pengemasan dan pelayanan terhadap wisatawan yang telah
berkunjung ke daerah tujuan wisata. Pelayanan yang berkualitas akan memberikan evaluasi dan
rekomendasi untuk perjalanannya sebagai repeater atau rekomendasi terhadap orang lain untuk
berkunjung ke daerah tersebut.

Pendekatan Pemasaran Pariwisata


1. 1. Konsep pemasaran produk pariwisata
Di dalam pemasaran pariwisata diperlukan adanya pemahaman yang mendalam terhadap produk
yang dimiliki dan dijual. Demikian pula persepsi dan preferensi wisatawan atau calon wisatawan.
Persepsi dan preferensi wisatawan ini akan menimbulkan perilaku yang mendorong proses
pembelian. Dikenal ada beberapa konsep pemasaran, yang dapat dipergunakan untuk menjual
produk pariwisata sebagai berikut:
a. a) Konsep produksi
Konsep ini menempatkan pertimbangan bahwa konsumen hanya mau membeli barang yang bisa
dibeli dengan harga murah dan mudah didapat. Untuk pariwisata yang memenuhi dua criteria ini
adalah produk pariwisata buatan atau kemasan baru dan untuk mass production. Taman rekreasi ,
resort wisata buatan, souvenir buatan pabrik dan event olahraga dan convention dapat
menggunaan pendekatan produksi ini.
a. b) Konsep produk
Konsep produk ini menggunakan asumsi bahwa konsumen hanya akan membeli barang yang
memiliki keunikan , inovatif dan superioritas. Produk pariwisata yang dapat dijual dengan
pendekatan ini adalah pariwisata minat khusus yang bertemakan budaya (heritage dan living
culture), alam (ekowisata, wisata pendidikan dan penelitian) dan souvenir kerajinan tangan.
a. c) Konsep penjualan
Pemasaran yang yag bertjuan untuk menjual produk untuk mendapatkan laba dari penjualan yang
banyak volumenya an dengan promosi yang agresif. Produk pariwisata yang dapat dijual dengan
pendekatan ini adalah bentuk pariwisata profane misalnya taman rekereasi, souvenir produksi
masal buatan pabrik, event olah raga , exhibition dan convention.
a. d) Konsep pemasaran , suatu konsep yang diterapkan dengan mempertimbangkan bahwa
keuntungan akan dicapai melalui upaya memberikan kepuasan pada konsumen yang terlebih
dahulu melakukan pengidentifikasian kebutuhan dan keinginan wisatawan. Seluruh produk
wisata seharusnya menggunakan pendekatan ini.
b. e) Konsep pelanggan
Konsep ini merupakan pengembangan dari konsep pemasaran, dimana kepuasan konsumen harus
diusahakan tercapainya kepuasan setiap pelanggan secara individual. Seluruh produk wisata
hendaknya menggunakan konsep ini dalam pemasaran pariwisata.
a. f) Konsep ekologikal dan humanistik
Konsep yang mempertimbangkan adanya profit dicapai melalui kepuasan konsumen dengan cara
pengidentifikasian kebutuhan wisatawan dengan pengintegrasian kegiatan pemasaran dengan
mempertimbangkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang. Pemasaran yang demikian
ini diperankan oleh pemerintah untuk produk produk pariwisata kawasan yang dimiliki dan
dikelola oleh pemerintah seperti halnya kawasan taman nasional dan taman hutan raya.

2. Sistem Informasi Pemasaran


Di dalam pemasaran pariwisata peran dari sistem informasi pariwisata (Marketing
Information System atau isingkat MIS) ini sangat penting. Sebab perilaku calon wisatawan sagat
dinamis perkembangannya dari waktu ke waktu. Keputusan harus dapat cepat diambil untuk
menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi. Skema sistem informasi pemasaran
komponennya disajikan oleh Kotler, et al (1999) berikut.
a. (1 ) Manajer Pemasaran
Manajer pemasaran melaksanakan analisis terhadap informasi yang didapat, kemudian membuat
perencanaan, pelaksanaan, pengorgansasian dan melakukan kontrol terhadap pelaksanaan
pemasaran.
(2) Membuat keputusan untuk melakukan pemasaran dan mengkomunikasikan keseluruh bagian
terkait.
Keputusan ini sebenarnya dari 2 aspek , yaitu :
(a) Sistem Informasi Pemasaran
Sistem informasi dilakukan penapisan, kesesuaian informasi dengan informasi yang dibutuhkan
dan pendistribusian informasi.
(b) Mengembangkan informasi. Pengembangan informasi ini terdiri atas: pencatatan informasi,
membuat analisis informasi, menyusun suatu strategi dan membuat penelitian untuk pemasaran.
a. (3) Faktor Lingkungan yang mempengaruhi pemasaran. Ada beberapa faktor yang mempengarhi
keberhasilan pemasaran yaitu: Sasaran, saluran atau hubungan pesaing, kondisi masyarakat dan
tekanan. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemasaran pariwisata Indonesia dapat dilihat
seperti berikut.

Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi


Keberhasilan Pemasaran Pariwisata
Faktor Kondisi Seharusnya
a. 1. Sasaran Pemasaran tidak jelas Pemasaran sesuai dengan
sasaran/target produk yang dimiliki

Pemasaran Wisnus sangat potensial,


diutamakan wisman disamping wisman

2.Hubungan Tidak ada rantai Membentuk jaringan


pemasaran pemasaran
3.Pesaing
1.Negara ASEAN 1.NegaranegaraASEAN
ditempatkan sebagai sebagai mitra dalam
pesaing pemasaran
2.Setiap daerah 2.Pemasaran bersama,
memasarkan wisata pemasaran dilakukan di
4.Bantuan untuk daerahnya DTW utama
masyarakat

Tidak ada. Seolah Seluruh masyarakat


olah pemasaran dilibatkan.
kewajiban Siapapun yang ke luar negeri
pemerintah dan diberi mandat sebagai
industri pemberi informasi tentang
potensi wisata di daerahnya
5. Tekanan (TKI,Wisatawan Outbound,
Pelajar, mahasiswa,
diplomat, pedagang dll).
Kembangkan sistem
IT yang didesign oleh
Dipandang sebagai pemerintah pusat.
penghambat
Ditempatkan sebagai
peluang. Misal bom Bali ,
justru sebagai alat promosi
bahwa Bali hanya satu
daerah, masih banyak daerah
yang aman. Kuncinya
Campaign yang sistematis .

Strategi Pemasaran Pariwisata


1.Alat alat pemasaran
Pemasaran pariwisata baik yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah
serta industri pariwisata harus dilaksanakan dengan strategi pemasaran bauran (marketing
mix). Strategi ini angat diperlukan karena pariwisata adalah industri yang sifatnya sangat
komplek dan multi faset. Peralatan yang dapat dipergunaan untuk pemasaran sangat banyak.
Namun pariwisata juga sangat rentan terhadap perubahan baik yang terjadi secara ekternal
maupun yang terjadi secara internal. Misalnya salah satu alat tidak sesuai dengan apa yang
dipromosikan maka berakibat pada kedatangan wisatawan. Maka pemasaran harus dilaksanakan
dengan well organized.
Alat alat pariwisata dapat yang dilasanakan dengan strategi bauran pemasaran ( marketing
mix ) dapat dilihat pada tabel berikut.

Alat Pemasaran Strategi Marketing Mix


Product Price Place Promotion
1.Souvenir 1.Memadai 1.Pameran 1. Iklan
2.Services 2.Tarif tercatat 2.Setiap 2.Promosi dan
3. ODTW 3.Tidak slalu pemberhentian sekaligus
4.Fasilitas berubah 3.Disetiap penjualan
utilitas berlangsung 3.Promosi
5.Penglaman/ wisatawan personal
pengetahuan beraktifitas 4.Publikasi
6. Kreativitas 5.Pemasaran
7. SDM langsung
8.Organisasi

2. Strategi Pemasaran
Agar pemasaran dapat dilakukan dengan efisien dan memperoleh hasil capaian pemasaran yang
maksimal maka perlu upaya pemasaran berikut .
a. a. Segmentation. Suatu upaya untuk mengelompokkan pasar yang sangat heterogen ke dalam
pasar yang relatif homogen. Posisi Indonesia yang memiliki keanekaragaman produk yang
sangat tinggi mempunyai peluang yang sangat besar dalam memperoleh sasaran pasar yang
sangat beranekaragam pula. Oleh karenanya perlu melakukan kajian terhadap pasar untuk
mengelompokkannya. Pasar wisatawan saat ini dapat dibagi kedalam beberapa kelompok.
Kelompok ini sangat dipengaruhi oleh sosiodemografi dan psikografi.
Faktor sosiodemografi dan psikografi sangat menentukan pola hidup (life style). Faktor yang
mempengaruhi life style adalah budaya, kelompok sosial, mata pecaharian dan
pendidikan. Menurut Plummer (1974) pola hidup seseorang dapat dikelompokkan sebagai
berikut.

Pola Hidup Seseorang


Aktifitas Interes Pendapat Demografi
1. Bekerja 1. Keluarga 1.Personal 1. Umur
2. Hobi 2.Rumah 2.Isu sosial 2.Penddikan
3.Kerja sosial 3.Pekerjaan 3.Politik 3.Penghasilan
4. Liburan 4.Komunitas 4.Bisnis 4.Pekerjaan
5. Hiburan 5.Rekreasi 5.Ekonomi 5.Jmlhanggota
6.Anggota 6.Kesenangan 6.Pendidikan Klarga
organisasi 7.Makanan 7.Produk 6.Kediaman
7. Komunitas 8.Media 8.Masadepan 7.Geografis
8.Belanja 9.Tujuan 9.Budaya 8.Ukuran kota
9.Olahraga 9.Posisi
Peran Pelaku Kepariwisataan
Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan
pariwisata. Dengan mengacu kepada rumusan tersebut, maka elemen institusional kepariwisataan
terdiri dari pemerintah, dunia usaha, masyarakat. Peran pelaku kepariwisataan merupakan
elemen utama untuk keberhasilan pengelolaan suatu objek wisata.
Peranan pemerintah, ditinjau dari konstelasi kepariwisataan, tak dapat dipungkiri bahwa
peran pemerintah sangat berperan dalam menciptakan dan menunjang tingkat
keberhasilan kepariwisataan suatu daerah atau negara. Dalam menyeimbangkan pelaku lain
yakni swata atau dunia usaha , institusi pendidikan dan profesional maka peran pemerintah
sebagai fasilitator, regulator, dan motivator. Brown dan Essec (1989) menempatkan perlunya
perimbangan peran pemerintah dan swasta dalam pengembangan kepariwisataan. “ Policies are
relevant to both the public and private tourism sector are designed to give corporate direction for
profit motive, and such as opportunist policies in the public sector are more concerned with the
benefit at tourism firm the community and have to play more strategic/coordinating/leadership
role in the development of tourism.
Implementasi tugas dan peranan pemerintah dalam keberhasilan kepariwisataan adalah :
Pembina , pendorong dan pengatur dan pengendali pembangunan kepariwisataan serta mewujudkan
iklim yang kondusif bagi usaha pariwisata.
Pengembangan sistem informasi kepariwisataan
Penataan dan pembangunan prasarana /infrastruktur yang bersifat pelayanan umum.
Penataan dan penyediaan fasilitas penunjang.
Pemasyarakatan dan pembudayaan Sapta Pesona
Pengembangan Promosi Pariwisata. (Citra Destinasi)
Peranan Swasta atau Dunia Usaha , Keberhasilan sebuah destinasi dapat dilihat dari
tingkat kepuasan wisatawan yang akan berpengaruh terhadap jumlah kunjungan wisasatawan .
Wisatawan yang merasa puas akan datang kembali bersama keluarga , rekan, atau group. Oleh
karena itu maka peran dunia usaha sangat berperan sekali dalam menarik wisatawan melalui jasa
yang diberikan untuk kepuasan wisatawan.
Tugas dan peranan dunia usaha dalam keberhasilan kepariwisataan disuatu daerah :
Pembangunan, pengembangan pengelolaan dan pemanfaatan potensi pariwisata yang ada dan
fasilitas penunjang.
Penyediaan fasilitas pariwisata yang menunjang kelestarian nilai-nilai agama, sosial budaya, cinta
tanah air, dan lingkungan hidup.
Pengembangan paket – paket wisata.
Mewujudkan Sapta Pesona dilingkungan usaha pariwisata
Pengembangan Promosi Pariwisata (Sales Produk)
Peranan Masyarakat.. Keramah tamahan, keamanan, merupakan bagian yang terpenting
dari suatu kepariwisataan. Untuk mewujudkan hal tersebut peranan masyarakat sangat
dibutuhkan dalam mejaga keamanan dan menciptakan rasa nyaman bagi wisatawan yang
mengujungi sebuah destinasi. Upaya melibatkan masyarakat dalam pembangunan suatu
kawasan wisata mutlak diperlukan untuk menciptakan keamanan dan keramah tamahan.
Tugas dan peranan masyarakat dalam menunjang keberhasilan kepariwisatan suatu daerah :
Partisipasi dalam pembangunan dan pemeliharaan potensi pariwisata serta pelayanan pariwisata.
Berperan aktif dalam mewujudkan Sapta Pesona disekitar lingkungan pariwisata.
Penyediaan tenaga kerja.
Penyediaan sumber-sumber informasi.
Perencanaan Pariwisata
Dalam pemberdayaan potensi wisata melalui elemen insitusi kepariwisataan yang terdiri
dari peranan pemerintah, peran swasta atau dunia usaha dan peran masyarakat, maka perlunya
perencanaan lebih dititkberatkan fungsinya kepada lingkup tugas dan peranan masing-masing.
Perencanaan dari Pemerintah
Bersifat makro
Sasarannya prasarana yang bersifat umum, misalnya aksesibilitas, air bersih.
Pemasyarakatan dan pemberdayaan sapta pesona, misalnya : suasana aman, kemudahan, iklim
kondusif bagi investor.
Menumbuhkan dan sosialisasi image destinasi yang positif bagi wisatawan ( citra daerah tujuan
wisata)
Perencanaan dari Swasta atau Dunia Usaha
Bersifat Mikro
Bersifat profit making
Sasarannya prasarana dan penyediaan fasilitas lingkungan usaha
Mewujudkan Sapta Pesona dilingkungan usahannya, misalnya : keamanan, keterlibatan, dan
keindahan lingkungan.
Menjual produk (sales produk) dengan berorientasi pada kepuasan konsumen diamping untung dan
rugi.
Perencanaan dari Masyarakat
Bersifat sederhana
Bersifat partisipasip
Ada manfaat bagi masyarakat sekitarnya.
Suatu rencana dapat dilaksanakan pada umumnya mengacu kepada tersedianya sumber-
sumber.yang memadai, memperhatikan kondisi dan situasi dalam masyarakat baik yang bersifat
positif dan negatif.
Strategi Pembangunan Pariwisata
Dalam mengimplementasikan perencanan pariwisata yang dibuat elemen kepariwisataan
maka diperlukan strategi pembangunan pariwisata untuk mengakomodasikan peranan dan tugas
dari elemen kepariwisataan tersebut. Adapaun strategi pembangunan pariwisata sebagai upaya
pemberdayaan potensi wisata adalah sebagai berikut:
Strategi pemasaran , Kegiatan promosi dalam jangka pendek lebih menekankan pada
informasi mengenai kegiatan kepariwisataan di Kabupaten II Malang untuk Wisatawan
nusantara dan pemulihan citra kepariwisataan untuk wisatawan mancanegara. Media untuk
promosi dapat melalui :
Crisis centre ( press conference, press release dan layanan website)
Media centre ( personal service, korespondensi sektor informal, TV coverage)
Pelayanan informasi ( promosi cetak, promosi audio visual)
Strategi pengembangan produk ,
1.Pariwisata Berbasis Ekonomi Kerakyatan
yaitu pembangunan pariwisata harus mampu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
terutama masyarakat kecil/kurang mampu sehingga mereka dapat ikut menikmati perbaikan
tingkat hidup. Konsep keberpihakan pada ekonomi rakyat, dapat dilakukan melalui :
Kemitraan dan kesetaraan antara usaha pariwisata besar, menengah, kecil dan produksi.
Mengembangkan produk wisata yang berbasis pedesaan seperti : desa wisata, ekowisata, agrowisata
dan sebagainya.
Pengembangan perwilayahan khususnya kawasan-kawasan prioritas.
2. Pengembangan produk wisata yang dititkberatkan pada kelokalan dan keaslian .
yaitu keunikan dan kekhasan seni budaya dan keadaan alam merupakan keunggulan dan
keandalan pariwisata yang harus dijaga kelestariannya karena hal tersebut merupakan sumber
daya wisata yang saat ini merupakan trend untuk wisatawan.

KECENDERUNGAN BARU PERKEMBANGAN PARIWISATA SECARA


INTERNASIONAL
KONSUMEN:
 υDARI "IMATURE" MENUJU KE "MATURE CONSUMERS" (TAHU PERSIS APA YANG
MEREKA CARI).
 υDARI KONSUMEN ATAU WISATAWAN YANG HOMOGIN MENUJU KE
KONSUMEN ATAU WISATAWAN YANG HETEROGIN ATAU "HYBRID".
 υDARI "SUN-LUST" MENUJU KE "SUN-PLUS CONSUMERS" ATAU WISATAWAN.
 υDARI "ESCAPE FROM ROUTINE" MENUJU KE "EXTENTION OF LIFE".
 υDARI WISATAWAN PSIKOSENTRIS MENUJU KE WISATAWAN ALOSENTRIS
PRODUKSI:
 υDARI POLA PRODUKSI YANG BERSIFAT "PRODUCER-DRIVEN" MENUJU KE
"CONSUMER-DRIVEN".
 υDARI "ECONOMIES OF SCALE" MENUJU KE "ECONOMIES OF SCALE AND SCOPE".
 υDARI ORGANISASI PRODUKSI YANG TERINTEGRASI SECARA VERTIKAL DAN
HORISONTAL MENUJU KE INTEGRASI ORGANISASI PRODUKSI YANG BERSIFAT
DIAGONAL.
 υDARI PERSAINGAN MELALUI "OVER PRODUCTION" MENUJU KE PERSAINGAN
MELALUI INOVASI DAN SEGMENTASI PASAR.
MANAJEMEN:
 υDARI "SELL WHAT IS PRODUCED" MENUJU KE "LISTEN TO CONSUMER".
 υDARI "MASS MARKETING" MENUJU KE "SELL TO INDIVIDUALS".
 υDARI "MASS BRANDING" MENUJU KE "PROLIFERATION OF MANY BRANDS".
 υDARI "MAXIMIZE CAPACITY" MENUJU KE "MANAGE YIELD".
 υDARI "PRICE COMPETITION" MENUJU KE "QUALITY VALUE FOR MONEY
INNOVATIONS".
 υDARI "LABOR AS A COST OF PRODUCTION" MENUJU KE "LABOR IS A KEY TO
QUALITY".
TEKNOLOGI:
 υDARI TEKNOLOGI "FRAGMENTED" MENUJU KE "INTEGRATED TECHNOLOGIES".
 υDARI "UNFRIENDLY TECHNOLOGIES" MENUJU KE "TECHNOLOGIES THAT TALK
TO EACH OTHER".
 υDARI "SLOW TO DIFFUSE" MENUJU KE "RAPID DIFFUSION".
 υDARI "USERS ARE LIMITED" MENUJU KE "ALL PLAYERS ARE USERS".
 υDARI "DISTRIBUTION ORIENTED" MENUJU KE "VALUE ORIENTED".
 υDARI "INTERNALLY DIRECTED" MENUJU KE "GLOBAL NETWORKING".
MAJOR FACTORS WHICH GIVE NEW TOURISM ITS SPECIAL APPEAL
 υREMOTNESS/ISOLATION;
 υPEACE AMD QUIET;
 υSOLITUDE;
 υAUTHENTIC CULTURE (ETHNIC, TRADITIONAL, NATIVE);
 υHERITAGE SITES AMD BUILDINGS;
 υALTERNATIVE LIFESTYLES, INCLUDING FOOD AND BAVERAGES;
 υUNDISTURBED NATURE;
 υHOSPITABLE RESIDENTS;
 υSAFETY;
 υEXCLUSIVITY;
 υEXITEMENT; AND
 υAESTHETICALLY PLEASING.

MAJOR STRATEGIES FOR NEW (RURAL) TOURISM DEVELOPMENT


 υFACILITATING PRIVATE ENTERPRISE;
 υFINANCIAL ASSISTENCE;
 υMANAGEMENT TRAINING;
 υMARKETING ASSISTENCE;
 υSTANDARDS FOR CLASSIFYING RURAL TOURISM OPERATIONS;
 υDEMONTRATION PROJECTS;
 υINFRASTRUCTURE DEVELOPMENT;
 υDIRECT PROVISION OF SERVICES AND ATTRACTIONS;
 υORGANIZATIONAL ASSISTANCE;
 υCOMMUNITY-BASED PLANNING;
 υSUSTAINABILITY AND GREEN PRACTICES;
 υFOCAL POINTS DEVELOPMENT;
 υMARKETING INNOVATION;
 υYIELD MANAGEMENT;
 υPOSITIVE AND CLEAR IMAGE DEVELOPMENT;
 υFOCUSED STRATEGIES OF DEVELOPING FARM-BASED
TOURISM ACCOMODATION AND ATTRACTIONS.
SEPULUH LANGKAH STRATEGIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN
PARIWISATA
 υPENGUMPULAN DATA DAN INFORMASI;
 υIDENTIFIKASI NILAI-NILAI LOKAL;
 υPENGEMBANGAN VISI DAN MISI;
 υIDENTIFIKASI KEKUATAN DAN KELEMAHAN;
 υIDENTIFIKASI TANTANGAN DAN PELUANG-PELUANG KRITIS;
 υPENGEMBANGAN TUJUAN AKHIR;
 υPENGEMBANGAN TUJUAN-TUJUAN ANTARA;
 υPERUMUSAN STRATEGI AKSI DAN PEMBIAYAAN;
 υEVALUASI KEMAJUAN PROGRAM;
 υUPDATING ATAU MODIFIKASI PERENCANAAN

Segmentasi Pasar Pariwisata


Image Source : beta.tutor2u.net
Secara sederhana segmentasi pasar adalah membagi-bagi pasar sesuai dengan sifat dan
karakteristiknya. Menurut Kotler dalam Oka A. Yoeti (2002:74), dalam industri pariwisata
segmentasi pasar adalah membagi pasar pariwisata ke dalam kelompok-kelompok wisatawan
secara tegas, dan tiap kelompok itu dipilih atau ditetapkan sebagai target pasar yang akan
dipengaruhi dengan menggunakan strategi bauran pemasaran (marketing mix). Berikut ini
beberapa variabel utama yang dapat digunakan dalam melakukan segmentasi menurut Kotler
dkk. (2002: 255-261)
1. Segmentasi Geografis: yang membagi pasar ke dalam unit-unit geografis,
misalnya daerah/negara asal wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata.
Unit-unit geografis ini dapat berupa negara, provinsi, kota, kabupaten, kota dan
kecamata.
2. Segmentasi Demografis: yang membagi pasar kedalam kelompok-kelompok
berdasar pada variabel demografis seperti umur, jenis kelamin, pendapatan, pekerjaan,
pendidikan, agama dan kebangsaan.
3. Segmentasi Psikografis: yang membagi pasar ke dalam kelompok-kelompok
berdasar kelas sosial, gaya hidup dan karakteristik pribadi/individu.
4. Segmentasi berdasar perilaku: yang membagi pasar ke dalam kelompok-
kelompok berdasar pengetahuan mereka, sikap, penggunaan atau tanggapan terhadap
suatu produk.

Anda mungkin juga menyukai