Anda di halaman 1dari 28

TUGAS MANAJEMEN DAYA TARIK WISATA

PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA DI DESA


BAKBAKAN, GIANYAR, BALI

DISUSUN OLEH :

ANAK AGUNG NGURAH BAGUS AGASTYA 1711412008


I PUTU PAJAR KRISNAWAN 1711412010
I GEDE RYAN ADITYA BASKARA 1711412035
I MADE FRAMANA 1711412041
DEWA GDE DIAN PRANATA 1711412043

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV PARIWISATA


FAKULTAS PARIWISATA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2019
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala limpahan karunia dan rahmat-Nya kepada kami sehingga menyelesaikan
tugas Manajemen Daya Tarik Wisata yang berjudul “Perkembangan Daya Tarik
Wisata Di Desa Bakbakan, Gianyar, Bali” ini dengan baik. Laporan ini adalah
hasil penelitian langsung ke lapangan.
Penulis menyadari di dalam pembuatan laporan ini berkat bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini kami menghaturkan
rasa hormat dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Drs. I Nyoman Sunarta, M.Si., selaku Dekan Fakultas Pariwisata
Universitas Udayana.
2. Dra. A.A Putri Sri, M.Si., selaku Ketua Program Studi Diploma IV
Pariwisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana.
3. Agus Muriawan Putra, SST.Par., M.Par., selaku Dosen Mata Kuliah
Manajemen Daya Tarik Wisata.
4. Semua dosen Program Studi Diploma IV Pariwisata dan Fakultas
Pariwisata Universitas Udayana.
5. Bapak Sukardana selaku Pejabat Perbekel Desa Bakbakan.
6. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan laporan
ini yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Kami dengan rendah hati
dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna
menyempurnakan laporan ini. Akhir kata kami selaku penulis mengucapkan
terimakasih dan berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Denpasar, 05 Oktober 2019


Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan seseorang untuk
sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat yang lain
dengan meninggalkan tempat semula dan dengan suatu perencanaan atau bukan
maksud untuk mencari nafkah ditempat yang dikunjunginya, tetapi semata-mata
untuk menikmati kegiatan pertamasyaan atau rekreasi untuk memenuhi keinginan
yangberanekaragam.
Pariwisata merupakan bagian dari sektor industri di Indonesia yang
prospeknya cerah dan mempunyai potensi serta peluang yang sangat besar untuk
dikembangkan. Peluang tersebut didukung oleh kondisi - kondisi alamiah
seperti: letak dan keadaan geografis (lautan dan daratan sekitar khatulistiwa),
lapisan tanah yang subur dan panorama (akibat ekologi geologis), serta berbagai
flora dan fauna yang memperkaya isi daratan dan lautannya. Dalam UU
No.10/2009 tentang kepariwisataan, yang dimaksud dengan pariwisata adalah
berbagai macam kegiatan wisata dan didukung oleh berbagai fasilitas serta
layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, pemerintah daerah dan
pemerintah pusat, yang paling utama adalah pariwisata menjadi salah satu sumber
devisa negara yang sangat potensial dan mempunyai andil besar dalam
membangun perekonomian yang saat ini pertumbuhannya masih sangat
lambat.Orang yang melakukan kegiatan wisata disebut dengan wisatawan.
Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara
waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ketempat lain, dengan maksud
bukan untuk berbisnis atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi
semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna pertamasyaan dan
rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beranekaragam. Yoeti,(1995 :
109 }. Keberagaman budaya dan daya tarik wisata yang dimiliki Indonesia
seharusnya mampu dimanfaatkan oleh masyarakat dan pemerintah untuk
membuka lapangan pekerjaan yang mampu mengoptimalkan pemanfaatan dari
sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada. Perkembangan
pariwisata di Indonesia semakin pesat akhir-akhir ini. Hal tersebut membawa
dampak positif bagi masyarakat di lingkungan sekitar obyek wisata dalam hal
pertumbuhan ekonomi.
Manfaat yang ditimbulkan oleh kegiatan pariwisata mampu memberikan
kontribusi yang besar terhadap sistem perekonomian daerah tujuan wisata. Di
samping itu pariwisata sebagai suatu sistem juga telah berkembang menjadi suatu
aktifitas industri yang mampu menggerakkan sektor-sektor ekonomi daerah. Akan
tetapi sebagai sebuah negara kepulauan terbesar di dunia, sektor pariwisata
nasional dikembangkan tidak hanya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,
tetapi mempunyai tujuan luas meliputi aspek sosial-budaya, politis dan
hankamnas. Walaupun demikian tujuan ekonomis sangat menonjol karena aspek
non-ekonomis pembangunan pariwisata sangat erat terkait dengan tujuan
ekonominya. (Hananto,1994:25).
Pariwisata di Indonesia mulai serius dikembangkan pada tahun 1990-an
dengan dibangunnya daerah wisata yang berlandaskan alam. Pada tahun 2002,
pemerintah Indonesia menetapkannya sebagai Tahun Pariwisata Indonesia
(Hakim, 2004:58). Salah satu contoh pengembangan Pariwisata di Indonesia
adalah Pulau Bali. Bali sampai saat ini merupakan ikon pariwisata Indonesia yang
masih menjadi daya tarik para wisatawan untuk datang berkunjung. Bali adalah
pulau yang dianugerahi sebuah kekayaan sumber daya alam, buatan, maupun
sumber daya manusiawi.
Dalam dunia kepariwisataan objek dan daya tarik wisata memiliki peranan
penting yang dapat dijadikan sebagai daya tarik bagi seseorang atau calon
wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Pengertian daya tarik
wisata adalah unsur-unsur lingkungan hidup yang terdiri dari sumber daya alam,
sumber daya manusia, sumber daya buatan yang dapat dikembangkan dan
dimanfaatkan sebagai daya tarik untuk menjadi sarana wisata atau objek wisata
yaitu, semua hal yang menarik untuk dilihat dan dirasakan oleh wisatawan yang
disediakan atau bersumber pada alam saja.
Pulau Bali merupakan salah satu destinasi andalan yang tiap tahunnya
mampu menarik banyak wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata. Bali
sudah sangat dikenal wisatawan baik keindahan pantainya, keunikan budayanya,
maupun keramahan masyarakatnya yang mampu menarik wisatawan agar
mengunjungi Pulau Dewata ini. Selain itu, banyak jenis wisata yang bisa
dilakukan di Pulau Bali, hal ini juga menjadi salah satu alasan mengapa
wisatawan tidak pernah bosan untuk berkunjung. Pariwisata Bali sangat
mengagumkan dimata dunia internasional Tidak heran jika pulau yang indah ini
sanggup menarik jutaan wisatawan baik asing maupun domestik setiap tahunnya.
Fakta ini di peroleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. Hal ini memberikan
suatu kepastian bahwa Bali sangat diprioritaskan sebagai tujuan wisata destinasi
dunia dan digemari oleh wisatawan dunia. Disamping itu berbagai organisasi
internasional antara lain: PBB, Bank Dunia dan World Tourism Organization
(WTO), telah mengakui bahwa pariwisata merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari kehidupan manusia. Utamanya menyangkut kegiatan sosial dan
ekonomi. Pariwisata juga menjadi satu dari lima kategori ekspor utama dari 83
persen negara-negara di dunia, dan telah menjadi sumber devisa utama sedikitnya
38 persen dari negara-negara itu. Nantinya, pariwisata akan terus tumbuh dengan
baik dan World Tourism Organization (WTO) memproyeksikan pada 2020 akan
terdapat sekitar 1,6 miliar wisatawan mancanegara (Sabri, 2006).
Dengan berlakunya undang-undang tentang otonomi daerah, maka
pemerintah daerah memiliki otoritas dalam hal mengembangkan pariwisata di
daerahnya. Salah destinasi wisata terkenal di Indonesia ialah Pulau Bali, daerah
dengan segundang seni dan budaya serta keindahan alam yang mempesona
bahkan sudah terkenal sejak dulu dimancan negara. Bali merupakan salah satu
destinasi wisata paling banyak dikunjungi wisatawan di Indonesia. Setiap tahun
wisatawan yang berkunjung ke Bali terus mengalami peningkatan. Sebagai
daerah wisata yang ramai dikunjungi wisatawan, Bali merupakan sebuah pulau
yang memiliki keindahan alam serta keunikan budaya yang tidak dimiliki daerah
lain.
Meskipun demikian, kunjungan wisatawan di Pulau Bali masih perlu
peningkatan baik dari segi kunjungan wisatawan maupun peningkatan potensi
promosi wisata untuk setiap daerah tujuan wisata yang ada di Pulau Bali. Oleh
karena itu, kini bali mulai banyak mengembangkan berbagai desa di beberapa
kabupaten untuk dijadikan sebagai desa wisata. Peningkatan jumlah kunjungan
wisatawan baik wisatawan nusantara dan mancanegara juga terjadi di salah satu
daerah di Bali, salah satu daerah yang turut mengalami peningkatan jumlah
kunjungan wisatawan baik wisatawan nusantara maupun mancanegara yaitu
Kabupaten Gianyar, yang memiliki beberapa desa wisata yang sudah berkembang
dan ada juga yang baru dibentuk, salah satunya di Desa Bakbakan yang terletak di
Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar. Desa Bakbakan yang memiliki
keindahan alam yang beragam serta budaya dan masyarakatnya yang sadar betul
akan potensi desa wisatanya, kini mulai mengembangkan potensi wisata di desa
tersebut. Dulunya masyarakat disana kebanyakan bermatapencarian sebagai petani
namun kini seiring berkembangnya pariwisata yang sangat pesat serta dukungan
pemerintah yang cukup optimal, selain itu Secara administratif, desa ini memiliki
potensi yang sangat baik untuk dikembangkan sebagai desa wisata untuk
berkelanjutan. Sehingga maka dari itulah kelompok kami tertarik untuk
melakukan penelitian serta pengembangan tentang “ Perkembangan Daya Tarik
Wisata di Desa Bakbakan, Gianyar, Bali”

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka
kelompok kami merumuskan pokok permasalahan dalam penelitian ini, yaitu
“Bagaimana mengembangkan daya tarik wisata di Banjar Enjung Sari, Desa
Bakbakan, Gianyar, Bali?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan dan manfaat
pembuatan laporan ini, yaitu agar pembaca memahami perkembangan daya tarik
wisata di suatu desa wisata, tepatnya di Banjar Enjung Sari, Desa Bakbakan,
Gianyar, Bali”
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu manfaat
akademis serta manfaat praktis, yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.4.1 Manfaat Akademis
Manfaat akademis dari penelitian ini, diharapkan mahasiswa dapat
memperoleh pemahaman didalam mengembangkan potensi wisata yang ada di
suatu daerah tujuan wisata. Selain itu, dapat menambah wawasan berpikir dalam
mengidentifikasi, menganalisis dan memecahkan masalah. Selanjutnya penelitian
ini dapat menjadi masukan bagi pelaksanaan penelitian berikutnya.
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan umum
bagi masyarakat dan para pembaca pada umumnya mengenai pengembangan desa
wisata. Kemudian manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan pemikiran atau masukan serta bahan pertimbangan bagi
stake holder untuk mengelola dan mengembangkan pariwisata di masa yang akan
datang.
1.5 Sistematika Penelitian
Sistematika pembahasan laporan penelitian ini terdiri dari lima bab. Setiap
bab merupakan satu kesatuan sehingga memudahkan untuk dapat memahami isi
dari laporan ini. Adapun sistematika penyajiannya adalah sebagai berikut,
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan menguraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan sistematika pembahasan.
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dari pembahasan terdiri dari uraian mengenai gambaran
umum lokasi penelitian dan hasil analisis dari bagaimana
perkembangkan daya tarik wisata di Desa Bakbakan, Gianyar, Bali.
BAB III PENUTUP
Simpulan dan saran terdiri dari uraian mengenai simpulan dari hasil
pembahasan tentang objek yang diteliti dan saran dari hasil
penelitian ini.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Gambaran Umum

Sumber : WordPress.com
Kabupaten Gianyar merupakan salah satu Kabupaten dari 9 Kabupaten /
Kota yang ada di Provinsi Bali yang kaya akan keanekaragaman seni, adat dan
budaya yang masi tetap berkembang dan lestari sampai saat ini, sehingga dikenal
sebagai Kabupaten seni. Pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Gianyar
yang berbasis kemasyarakatan, berkelanjutan mempunyai daya saing global,
berdasarkan “ Tri Hita Karana ’’ yaitu hubungan baik antara manusia dengan
Pencipta, hubungan manusia dengan sesame serta hubungan manusia dengan
alam. Pembangunan pariwisata yang dikembangkan di kabupaten Gianyar
yakni ?“ Pariwisata Budaya ’’ yang bernafaskan Agama Hindu yang didukung
oleh pembangunan sektor pertanian dalam arti luas dan industri pendukung
lainnya.
Daya dukung sektor pertanian dalam hal ini seperti adanya subak sebagai
warisan leluhur kita yang masih lestari dengan sistem irigasi yang tetap hidup
sebagai tatanan organisasi tradisional. Sejarah Singkat Kepariwisataan di
Kabupaten Gianyar Kepariwisataan Gianyar bermula pada tahun 1920 – an saat
Walter Spies seorang pelukis asing kelahiran Jerman yang menetap di Ubud, di
tepi sungai wos tepatnya di Campuhan Ubud. Nama Walter Spies cukup
melegenda di Bali. Kemasyuran nama Walter Spies telah tertulis dalam buku “
Bali Pariwisata Budaya dan Budaya Pariwisata ” karya penulis Perancis Michael
Picard ( 2006 ) sempat diulas kiprah Walter Spies sebagai salah satu Pioneer
Pariwisata Bali selama menetap di Ubud. Spies tiba di Bali dalam era penjajahan
Belanda di tahun 1927 dan menetap belasan tahun di Bali. Selama periode itu
Spies menjadi orang yang banyak mengetahui tentang Bali. Dia bahkan menjadi
pemandu bagi para seniman, penulis tokoh lainnya yang berkunjung ke Bali.
Tokoh Puri Ubud kala itu Cokorda Gede Agung Sukawati
mengembangkan tempat tinggal Walter Spies yang tak lain merupakan tempat
miliknya menjadi Guest House. Seiring berjalannya waktu makin banyak
wistawan asing yang berkunjung ke Gianyar khususnya Ubud, sehingga makin
bertambah pula sarana dan prasarana penginapan yang dibangun oleh masyarakat
setempat.
Setelah Masa Pasca Kemerdekaan kemudian dibangun Museum Puri
Lukisan pertama di Ubud yang diprakarsai oleh Tokoh Puri Ubud Cokorda Gede
Agung Sukawati bersama Yayasan Pita Maha dengan nama “ Museum Puri
Lukisan Ratna Warta ” yang peletakan batu pertama dilakukan oleh Perdana
Menteri Indonesia kala itu Mr. Ali Sastroamidjojo pada tahun 1954 dan
diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Mohammad Yamin
pada tahun 1956. ?Pada era tahun 1990 sampai 2000 berdiri hotel berbintang di
wilayah Ubud untuk menyambut kehadiran wisatawan asing yang semakin
banyak berkunjung ke Kabupaten Gianyar. Pada saat ini potensi perkembangan
pariwisata diginayar terus mengalami peningkatan, bahkan kini masyarakat
Kabupaten Gianyar mulai mengembangkan daerah tempat tinggalnya masing-
masing, menjadi sebuah desa wisata yang layak bersaing di era perkembangan
pariwisata saat ini, dimana mereka sangat merasakan manfaat dari sektor
pariwisata bagi kehidupan mereka sehari – hari, sehingga seluruh elemen
masyarakat wajib menjaga keamanan dan faktor – faktor lain yang mendukung
pengembangan kepariwisataan.

2.2 Lokasi Penelitian Desa Wisata


Lokasi Penelitian pengembangan desa wisata ini adalah bertempat di
Dusun Ngenjung Sari, Desa Bakbakan, Gianyar, Bali. Dusun Banjar Ngenjung
Sari terletak pada perbatasan Gianyar dan Bangli , tepatnya dibatasi oleh Tukad
Mumbul yaitu Banjar Bangun Lemah Kawan. Kami berada di wilayah Desa dinas
Bakbakan, kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali. Saat ini
penduduk di wilayah kami berjumlah 124 KK. Yaitu 118 berdomisili di wilayah
pekraman Ngenjung Sari sedangkan sisanya tinggal di luar . Disini kami
mempunyai batas batas yaitu di sebelah selatan ada Banjar pekraman Angkling ,
di sebelah barat kami ada banjar pekraman Bakbakan kangin, di sebelah utara
yaitu Banjar pekraman Kabetan, sedangkan di timur kami ada desa Bangun
Lemah.
Peneliti memilih lokasi ini karena peneliti tertarik dengan potensi alam
yang dimiliki di wilayah ini yang masih sangat asri dan belum banyak yang
mengtahuinya, selain itu juga Peneliti ingin mengetahui bagaimana peran
masyarakat dalam mengembangkan dan memajukan Desa Wisata Bakbakan
tepatnya di dusun Ngenjung Sari. Peneliti melakukan penelitian dengan pokok
materi “ Pengembangan daya tarik wisata di dusun Ngenjung Sari, Desa
Bakbakan, Gianyar, Bali “

Sumber : ScreenShot by Phone

Waktu tempuh yang dibutuhkan menuju lokasi wisata kurang lebih hampir
1 jam melalui jalur darat, akses menuju ketempat tersebut sudah sangat mudah
jalan utama tersedia dengan baik, bahkan lokasi wisata sangat mudah dijangkau.
Pada tanggal 25 September 2019 Daerah ini baru saja resmi mendapatkan izin dari
perbekel desa untuk mengembangkan potensi wisata desa yang ada selama ini
yang dapat memberikan manfaat ekonomis bagi masyarakat setempat. Jadi lokasi
ini sangatlah tepat dijadikan tempat untuk penelitan dalam mengembangkan ide-
ide membangun sebuah desa wisata.

2.3 Identifikasi Penerapan komponen 4A di air terjun taman sari Dusun


Ngenjung Sari, Desa Bakbakan, Gianyar, Bali
2.3.1 Attraction ( Atraksi )
Attraction atau atraksi adalah produk utama sebuah destinasi wisata.
Atraksi berkaitan dengan what to see dan what to do. Apa yang bisa dilihat dan
dilakukan oleh wisatawan di destinasi tersebut. Atraksi bisa berupa keindahan dan
keunikan alam, serta atraksi buatan seperti sarana permainan dan hiburan.
Seharusnya sebuah atrkasi harus mempunyai nilai diferensiasi yang
tinggi. Unik dan berbeda dari daerah atau wilayah lain. Daerah tujuan wisata
(selanjutnya disebut DTW) untuk menarik wisatawan pasti memiliki daya tarik,
baik daya tarik berupa alam maupun masyarakat dan budayanya.  Semua ciptaan
Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam serta flora dan fauna,
seperti : pemandangan alam, panorama indah, hutan rimba dengan tumbuhan
hutan tropis, serta binatang-binatang langka.
Atraksi Wisata , sebuah desa wisata haruslah memiliki produk wisata
sebagaimana hal tersebut merupakan bentuk obyek material dari proses
perdagangan barang dan jasa yang dilakukan kepada wisatawan. Produk
pariwisata yang dimiliki dan ditawarkan oleh sebuah desa wisata dapat berupa
atraksi wisata, jasa wisata maupun usaha pariwisata yang ada di desa. Dalam hal
ini, Desa bakbakan tentu saja memiliki produk pariwisata sebagai objek material
dari proses perdagangan barang dan jasa yang dilakukan kepada wisatawan. Desa
Wisata Bakbakan memiliki produk pariwisata berupa atraksi alam seperti air
terjun taman sari atraksi wisata Trecking mengelilingi lahan persawahan
masyarakat Desa Bakbakan, yang rutenya sepanjang 400 meter. Desa Bakbakan
pada hakikatnya harus memiliki hal-hal yang penting seperti: keunikan, keaslian,
sifat khas, letak yang berdekatan dengan daerah alam yang luar biasa, berkaitan
dengan kelompok atau masyarakat berbudaya yang secara hakiki menarik minat
pengunjung dan memiliki peluang untuk berkembang baik dari sisi prasarana
dasar maupun sarana lainnya.

Wisata alam adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut
dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati gejala
keunikan dan keindaham alam di objek wisata alam. Bentang alam, flora, dan
fauna adalah daya tarik wisata yang sangat menarik. Selain untuk dinikmati
(dipandang, dikagumi, disyukuri), banyak pula wisatawan yang ingin
“melakukan” sesuatu di alam terbuka, melakukan sesuatu yang lain daripada yang
dilakukannya sehari-hari, bersentuhan langsung dengan objek pariwisata.
Misalnya: berjalan santai di pertengahan sawah. Potensi daya tarik wisata alam
pada umumnya rawan pengrusakan, oleh karena itu pemanfaatan objek ini harus
dilakukan atas dasar pelestarian daya tarik wisata, artinya pemanfaatan objek
tersebut harus dilakukan berdasarkan wawasan lingkungan yang lestari, dijaga
keasliannya sebagai sumber daya alam dalam kaitan dengan keseluruhan
ekosistem agar tetap menjadi daya tarik wisata yang diminati.
Alam menawarkan jenis pariwisata aktif maupun pasif di samping
sebagai objek penelitian/studi atau widia-wisata. Soekadijo (2006) mengelompok-
kannya dalam lima golongan, yakni:

 Melakukan kegiatan-kegiatan di alam terbuka, misalnya: berjemur di pantai,


menyelam, berburu, panjat tebing
 Menikmati suasana alam, seperti: menikmati keindahan alam, kesegaran iklim
pegunungan, ketenangan alam perdesaan;
 Mencari ketenangan, melepaskan diri dari kesibukan rutin sehari-hari,
beristirahat, tetirah;
 Menikmati “rumah kedua”, menikmati tempat tertentu, tinggal di pesanggrahan
(bungalo, vila) miliknya atau sewaan, atau mendirikan tempat berteduh
sementara berupa tenda, atau menggunakan caravan.
 Melakukan widia wisata; alam menjadi objek studi, mempelajari flora atau
fauna tertentu. 29 Maraknya pariwisata alam seperti: arung jeram, jelajah
rimba, terbang layang, sepeda gunung adalah salah satu ciri bergesernya
pemanfaatan waktu luang. Para wisatawan dan para pelibur memerlukan atau
mencari sesuatu yang jauh dari tempat tinggalnya, mencari kegiatan yang
menantang dan mengandung resiko di alam bebas. Kalangan muda dan berduit
adalah pasar wisata jenis ini.

Berikut merupakan potensi wisata alam yang dimiliki oleh Dusun Enjung
Sari, Desa Bakbakan yang sudah mulai dikembangkan, antara lain :
1) Air Terjun Taman Sari
Air terjun ini terletak di banjar Enjung Sari desa Bakbakan, Gianyar Bali,
untuk sampai di air terjun ini wisatawan harus melewati jalan utama Denpasar -
Gianyar, akses kelokasi air terjun ini juga sudah baik, dengan jalan yang baru
dibangun dan telah terpasang pegangan di sampingnya, Air Terjun Taman Sari
cukup tinggi ini memiliki keunikan tersendiri, yakni dibawah air terjun terdapat
genangan besar yang menyerupai kolam biasanya wisatawan menggunakannya
sebagai tempat berendam, selain itu dibawah genangan kolam tersebut terdapat
3 buah air terjun lainya, yang lebih menyerupai pancoran tampilannya yang
masih alami seperti saling berkaitan dihimpit oleh tebing batu diatasnya..
Suasana sekelilingnya pun masih sangat alami. Dikelilingi oleh pepohonan
rindang, ditambah dengan gemericik suara aliran sungai, yang merupakan
terusan dari Air Terjun diatasnya. Wisata alam yang dapat dikembangkan di
Air Terjun Taman Sari adalah Berendam menikmati suasana air terjun, Yoga
untuk mencari ketenangan, karena tempat tersebut sangat cocok untuk
menghilangkan penat dan wisata selfie, Wisata selfie yang merupakan trend
saat ini dapat dilakukan berlatar belakang air terjun, rencananya masyarakat
disana akan membuat spot foto yang menarik di atas tebing seberang air terjun
untuk menambah daya tarik wisata
2) Beji Enjung Sari
Beji Enjung Sari yang berdampingan dengan Air Terjun Taman Sari,
dahulunya hingga sekarang merupakan tempat suci untuk melakukan kegiatan
spiritual bagi masyarakat local, namun seiring berkembangnya pariwisata di
sekitar daerah Air Terjun, Beji Enjung Sari kini dimanfaatkan sebagai wisata
spiritual, seperti melukad ( penyucian diri ) namun tetap dibatasi dan diawasi
sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan,oleh desa adat setempat agar
wisatawan tidak melanggar norma kesucian daerah tersebut. Dengan adanya
Beji Enjung Sari ini tentu dapat menambah nilai keunikan dan keindahan dari
air Terjun Taman Sari tersebut. Dengan adanya beji yang berdampingan tentu
akan menjadi nilai tambahan di air terjun taman sari apalagi ketika sedang
berlangsungnya upacara agama di area beji tersebut tentu dapat menambah
minat wisatawan yang bekunjung.
3) Subak Persawahan Desa Bakbakan
Subak adalah sebuah organisasi yang dimiliki oleh masyarakat petani di
Bali yang khusus mengatur tentang manajemen atau sistem pengairan/irigasi
sawah secara tradisional, keberadaan Subak merupakan manifestasi dari
filosofi/konsep Tri Hita Karana. Sebagai suatu metode penataan hidup
bersama, Subak mampu bertahan selama lebih dari satu abad karena
masyarakatnya taat kepada tradisi leluhur. Pembagian air dilakukan secara adil
dan merata, segala masalah dibicarakan dan dipecahkan bersama, bahkan
penetapan waktu menanam dan penentuan jenis padi yang ditanam pun
dilakukan bersama.. Di Desa Bakbakan terdapat sebuah persawahan yang
memiliki system subak yang cukup dikenal keberadaannya karena
keindahaanya dan keunikan sawah yang dimiliki ini tentu dapat menarik
wisatawan untuk dikunjungi, adapun atraksi atau kegiatan wisata yang cocok
dilakukan yaitu tracking dan cycling selain itu juga wisatawan dapat belajar
menanam padi dan membajak sawah dengan cara tradisional. Alangkah
baiknya potensi persawahan ini dapat dimamfatkan dengan baik yaitu dengan
cara membuat paket atraksi wisata untuk kedepannya

2.3.2 Accesability ( aksesbilitas )


Accesability dimaksudkan agar wisatawan domestik dan mancanegara
dapat dengan mudah dalam pencapaian tujuan ke tempat wisata. Akses pariwisata
di Indonesia sudah lumayan baik namun masih ada yang kurang baik dan belum
menunjang akses pariwisata Indonesia. Akses yang baik menunjang akomodasi,
karena akomodasi yang mudah didapatkan oleh wisatawan sudah bisa memenuhi
apa yang diinginkan wisatawan, walaupun terkadang masih belum mampu
menunjang semua kebutuhan wisatawan.
Akses yang masih belum menunjang dalam pariwisata di Indonesia adalah
akses transportasi, masih banyak transportasi yang belum menunjang pariwisata.
Selebihnya jika ingin berkunjung ke destinasi wisata tersebut akses sudah sangat
mudah dari jalan umum menuju ke lokasi, namun akses masuk ke air terjun juga
sudah mulai dikembangkan saat ini untuk mempermudah wisatawan menuju ke
lokasi air terjun langsung, selain itu akses telekomunikasi merupakan strategi
pemasaran daya tarik wisata tersebut, mulai dikembangakan berupa media social
yang kini menjadi akses wisatawan dalam melihat-lihat keindahan alam Desa
Bakbakan

2.3.3 Amenities ( Fasilitas )


Amenities memang menjadi salah satu syarat daerah tujuan wisata agar
wisatawan dapat dengan kerasan tinggal lebih lama di Daerah Tujuan Wisata
(DTW) . Secara umum amenities atau amenitas adalah segala macam sarana dan
prasarana yang diperlukan oleh wisatawan selama berada di daerah tujuan wisata.
Sarana dan prasarana yang dimaksud seperti: penginapan, rumah makan,
transportasi dan agen perjalanan. Dengan menggunakan prasarana yang cocok
dibangunlah sarana-sarana pariwisata seperti hotel, atraksi wisata, marina, gedung
pertunjukan, dan sebagainya. Pada Air terjun Taman Sari adapun sarana dan
prasarana sekitar objek wisata yang masih perlu dikembangkan, seperti ;
persediaan air, tenaga listrik untuk penerangan, tempat pembuangan sampah,
papan informasi serta tata tertib dan belum terdapat toilet dan ruang ganti pakaian
dimana fasilitas ini merupakan fasilitas vital yang sangat diperlukan wisatawan
saat atau setelah melakukan aktivitas wisata di air terjun. Tempat sampah yang
disediakan juga sangat minim. Untuk sarana trasoprtasi desa, pengelola
menyediakan penyewaan motor bagi wisatawan yang berkunjung.

2.3.4 Ancilliary ( Kelembagaan )


Ancilliary berkaitan dengan ketersediaan sebuah organisasi atau orang-
orang yang mengurus destinasi tersebut. Ini menjadi penting karena walaupun
destinasi sudah mempunyai atraksi, aksesibilitas dan amenitas yang baik, tapi jika
tidak ada yang mengatur dan mengurus maka ke depannya pasti akan
terbengkalai. Organisasi sebuah destinasi akan melakukan tugasnya seperti sebuah
perusahaan. Mengelola destinasi sehingga bisa memberikan keuntungan kepada
pihak terkait seperti pemerintah, masyarakat sekitar, wisatawan, lingkungan dan
para stakeholder lainnya. Adanya lembaga pariwisata wisatawan akan semakin
sering mengunjungi dan mencari daya Tarik wisata apabila di daerah tersebut
wisatawan dapat merasakan keamanan, (protection of tourism) dan terlindungi.
Misalkan, wisatawan memeroleh pelayanan informasi di Tourism Information
Center (TIC), baik berupa penjelasan langsung maupun media cetak seperti
brosur, buku poster, peta. Jasa pendukung lainnya yang sangat penting yaitu
pemandu. Jasa pendukung seperti pemandu tersebut sangat bermanfaat bagi
wisatawan karena disana para wisatawan dapat melihat secara langsung
bagaimana perkembangan pariwisata air terjun taman sari. Banyaknya pengunjung
yang mendatangi objek wisata Air terjun taman sari merupakan usaha dari
masyarakat sekitar dan juga lembaga atau pihak pengelola pariwisata di objek
wisata . Air terjun taman sari. Peran pemerintah sangat penting dalam
mengembangkan objek wisata ini. Selain itu banyak lembaga masyarakat yang
ikut berperan aktif dalam membangun pariwisata di air terjun taman sari.
Keberadaan Air terjun taman sari yang menjadi kekuatan dan daya tarik
wisatawan untuk berkunjung ke objek ini membuat pemerintah daerah maupun
masyarakat mengoptimalkan pariwisata air terjun taman sari agar bisa menjadi
daya dukung bagi sektor pariwisata. Pihak pemda juga mengembangkan terus
potensi wisata yang ada di lereng air terjun taman sari baik dari segi
pengembangan destinasi wisatanya sendiri, wisata kuliner, ataupun
pengembangan transportasi penunjang wisata. Dengan adanya kerjasama seluruh
pihak pemerintah dan masyarakat diharapkan dapat merealisasikan upaya
pengembangan wisata lereng Air terjun taman sari.

2.3 Kendala Yang Dihadapi Dalam Mengembangkan Desa Bakbakan,


Pengembangan pariwisata pada suatu daerah tujuan wisata dalam hal ini
desa wisata selalu akan di perhitungkan dengan keuntungan dan maanfaat bagi
masyarakat ada sekitarnya.
Pengembangan pariwisata harus sesuai dengan perencanaan yang matang
sehingga bermanfaat baik bagi masyarakat, baik juga dari segi ekonomi,sosial,dan
juga budaya. Namun dalam proses suatu pengembangan, perkembangan maupun
perencanaan suatu daerah tujuan wisata yang dalam hal ini adalah desa wisata
tentunya berkemungkinan terjadi suatu hambatan. Hal tersebutlah yang terjadi di
desa bakbakan,dalam perkembangannya sebagai desa wisata, desa bakbakan
mengalami hambatan-hambatan atau kendala-kendala, sehinggan membuat desa
bakbakan dikatakan tidak berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh
pemerintah daerah kabupaten Gianyar.
Berdasarkan konsep, hambatan adalah suatu halangan atau rintangan. Hambatan
memiliki arti yanng sangat penting dalam setiap melaksanakan suatu tugas atau
pekerjaan. Hambatan merupakan keadaan yang dapat menyebabkan pelaksanaan
terganggu dan tidak terlaksana dengan baik.
Berikut merupakan kendala-kendala yang dihadapi oleh perangkat desa
dan pengelola objek wisata, antara lain :

1. Insfrastruktur Penunjang Wisata

Secara umum, definisi infrastruktur dapat dijelaskan sebagai suatu sistem


fasilitas fisik yang mendukung kehidupan, keberlangsungan dan pertumbuhan
ekonomi dan sosial suatu masyarakat atau komunitas. Infrastruktur yang
dimaksud dalam pengembangan pariwisata ini mengacu pada katersediaan sarana
prasarana penunjang objek wisata. Ketersediaan dana yang dimiliki desa wisata
adalah salah penentu untuk pembangunan prasarana dan sarana desa wisata
tersebut. Prasarana dan sarana wisata atau kewilayahan merupakan salah satu
komponen pembentuk desa wisata

Dalam hal ini insfrastruktur penunjang pariwisata di objek wisata dekat air
terjun masih dikatakan sangat kurang, dikarenakan segala bentuk fasilitas
penunjangnya masih proses pembangunan dan itupun berasal dari dana swadaya
masyarakat setempat, jadi fasilitas pembangunan insfrastrukturnya pun masih
kurang. Berdasarkan hasil observasi di lapangan, Desa Bakbakan telah memiliki
seluruh aspek prasarana kewilayahan yang tersebut diatas, hanya saja terdapat
beberapa aspek sarana kewilayahan yang belum dimiliki Desa Bakbakan seperti:
a. Belum lengkapnya fasilitas umum, fasilitas yang dimaksud disini adalah
toilet umum untuk tempat ganti baju, tempat sampah, parkir area .
b. Belum lengkapnya fasilitas pendukung, dalam hal ini adalah akomodasi
yang masih terbatas seperti penginapan, home stay, guest house, pondok
wisata maupun sejenisnya yang masih sedikit dan juga belum adanya
tourist information centre

2. Promosi

Promosi direncanakan untuk mendorong/merangsang pemasaran produk-


produk wisata oleh para konsumen dan untuk meningkatkan efektivitas penjualan
pada waktu yang relatif singkat. Setiap daerah tujuan wisata berusaha untuk
mempromosikan seluruh produk yang dimilikinya, baik langsung maupun tidak
langsung. Salah satu tujuan promosi perusahaan adalah menginformasikan segala
jenis produk yang ditawarkan dan berusaha menarik calon konsumen baru.

Promosi dalam hal ini yang sangatlah di perlukan dalam mengembangkan


tempat wisata di Desa Bakbakan, rendahnya promosi destinasi wisata yang ada
serta kurangnya pengetahuan masyarakat tentang promosi didaerah tersebut dalam
mengkemas berbagai paket wisata, mulai dari harga hingga branding yang belum
optimal sangat menghambat perkembangan pariwisata yang ada didaerah tersebut.

3. Sumber Daya Manusia di Desa Bakbakan

Selain masalah insfrastruktur didesa tersebut, ada juga kendala yang paling
besar dihadapi saat ini dalam pengembangan objek wisata yaitu SDM yang belum
terlalu siap dalam menghadapi perkembangan pariwisata saat ini, terlihat dari
masih kurang mampunya masyarakat berkomunikasi dengan wisatawan serta
belum memahami cara mengembangkan tempat wisata yang layak. dikarenakan
mayoritas pekerjaan masyarakat desa adalah petani serta pengrajin. Sehingga
pihak desa sangat mengharapkan adanya pelatihan secara berkala dan bertahap
oleh pemerintah desa untuk membimbing masyarakat Desa Bakbakan.
4. Kurangnya Peran Pemerintah Daerah

Dalam mengembangkan destinasi wisata tentu peran pemerintah sangat


diperlukan dalam hal ini, di Desa Bakbakan sendiri pemerintah daerah terkait
belum terlibat dalam pengembangan desa wisata tersebut. Terlihat dari kurangnya
perhatian pemerintah seperti, tidak ada bantuan social untuk mengembangkan
daya tarik wisata serta belum adanya upaya pemerintah daerah juga untuk
memberikan sosialisasi serta solusi terbaik untuk mengembangkan desa wisata.

5. Keberadaan Organisasi Pengelola

Keberadaan organisasi pengelolaan dalam suatu desa wisata merupakan suatu


hal yang wajib. Keberadaan organisasi pengelolaan menjadi sebuah jaminan
bahwa desa wisata tersebut telah memiliki legitimasi dari sebuah pihak yang
memanfaatkan dan mengelola produk pariwisata dengan mengatasnamakan desa.
Organisasi desa yang dibentuk haruslah memiliki kewenangan dan mewakili
keberadaan desa, badan pengawas desa, kelompok organisasi kemasyarakatan di
desa maupun mewakili desa. Dalam hal ini, organisasi pengelola desa wisata
disebut dengan nama Pokdarwis atau Kelompok Sadar Wisata.

Saat ini di desa bakbakan kelembagaan atau organisasi yang dimaksud belum
terbentuk, seperti kelompok sadar wisata ( pokdarwis), namun sedari awal
masyarkat setempat membentuk sebuah organisasi yang tidak terlepas dari
perangkat desa yaitu relawan disetiap banjarnya, relawan tersebut adalah
masyarakat lokal yang bekerja sebagai pelaku pariwisata. Fungsinya adalah untuk
mengurus serta menjaga lingkungan sekitar desa agar selalu bersih dan asri selain
itu relawan ini juga bertujuan untuk mengembangkan potensi-potensi wisata yang
ada di desa Bakbakan

2.4 Solusi Permasalahan


Hambatan merupakan suatu masalah yang harus dapat diselesaikan dengan
baik agar dalam pengembangan desa wisata dapat direncanakan dengan baik dan
berkembang.

Solusi permasalahan Desa Bakbakan untuk menjadi sebuah desa wisata yang
bisa dikembangkan ialah :
Pertama dalam hal minimnya daya tarik wisata di Desa Bakbakan, padahal
desa ini dulunya sebagai salah satu pengrajin patung tapi sekarang kebanyakan
masyarakat beralih pekerjaan menjadi pengrajin janur. Desa Bakbakan hanya
memiliki sebuah daya tarik wisata yaitu Goa Rangreng dan Air Terjun Taman Sari
tetapi kelompok kami melakukan penelitian yaitu di Air terjun Taman Sari. Jadi
solusi yang bisa dilakukan ialah dengan berkordinasi khusus dengan pemerintah
daerah terkait dalam upaya pengembangan potensi wisata yang ada.
Kedua, Fasilitas di desa bakbakan banjar enjung sari tentu masih banyak
yang perlu peningkatan untuk menjadi desa wisata, adapun fasilitas yang perlu
cepat di selesaikan seprti parkir wisatawan, toilet dan juga fasilitas lainnya.
Masyarakat juga perlu mengajukan proposal ke dinas desa untuk masalah bantuan
dana demi mempercepat pengerjaan fasilitas yang dimaksud. Selain itu desa
Bakbakan sedang berencana untuk membuat sebuah paket wisata yang meliputi
jalur tracking disubak persawahan desa hingga menuju kelokasi air terjun
Ketiga, dalam upaya Desa Bakbakan menjadi desa wisata, hal yang dapat
dilakukan pemerintah desa adalah dengan melibatkan masyarakat dalam setiap
kegiatan pariwisata. Setiap aktivitas masyarakat sehari-hari dapat dijadikan
sebagai daya tarik wisata seperti halnya di Desa Bakbakan, aktivitas masyarakat
seperti upacara-upacara adat desa setempat, maupun kegiatan petani disawah
mulai dari bercocok tanam, membajak sawah, bermain ke sungai dan lain
sebagainya hal ini dimaksudkan untuk mempercepat proses promosi mouth to
mouth oleh pihak pengelola serta wisatawan yang berkunjung ditambah lagi
dengan membentuk jejaring yang melibatkan masyarakat maupun stakeholder,
baik itu jejaring pengembangan serta pemasaran produk pariwisata yang ada,
pengembangan jejaring peduli desa wisata hingga, pengembangan jejaring terkait
dengan pendampingan pengembangan desa wisata yang dilakukan di Desa
Bakbakan, karena dengan begitu desa wisata bisa cepat berkembang lebih tertata.
Solusinya lainya ialah, hendaknya dimana masyarakat desa bakbakan
dapat membuat brand atau ciri khas tersendiri desa tersebut baik berupa cendera
mata maupun olahan makanan serta kerajinan tangan lainya , sehingga daerah
wisata ditempat tersebut menjadi mudah di kenal oleh wisatawan.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian materi yang telah kami rangkum sesuai dengan penelitian
yang telah kami lakukan serta berdasarkan jenis dan sumber data yang valid
perihal pelaksanaan tugas pengembangan sebuah daya tarik wisata di wilayah
pedesaaan yang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi daerah tujuan
wisata, dengan ini kami dapat menyimpulkan bahwa, potensi daya tarik wisata
yang ada di Banjar Enjung Sari, Desa Bakbakan Kabupaten Gianyar dimana
potensi yang ada masih berupa keindahan alam yang meliputi ; Air Terjun
Taman Sari, serta area subak desa bakbakan bisa dikatakan sudah mulai
dikembangkan secara swadaya oleh masyarakat sekitar dengan sangat baik. Hal
ini berkaitan dengan tujuan dari masyarakat sekitar yang memang ingin sekali
mengembangkan desa mereka menjadi sebuah desa wisata untuk kedepannya,
disamping itu juga peluang wisatawan berkunjung ke desa tersebut sangat besar
karena wilayah potensi daya tarik wisata yang ada termasuk dalam kawasan
strategis pengembangan pariwisata dan kini masyarakat desa pun mulai sadar
akan pentingnya pengembangan daya tarik wisata yang ada didesa tersebut,
Terlepas dari hal itu, memang potensi daya tarik wisata yang ada didaerah
tersebut masih sangat baru, dan juga tidak banyak yang mengetahuinya. Namun
masyarakat desa setempat sudah mulai gencar membangun serta
mengembangakan potensi wisata yang ada, dikarenakan memang masih
kurangnya sarana dan prasarana penunjang daya tarik wisata tersebut, maka
program demi program setiap minggunya terus di laksanakan dengan agenda
yang sudah sepakati untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

3.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah kami lakukan mengenai
pengembangan potensi wisata diwilayah pedesaan, kami mendapatkan beberapa
infomasi dari masyarakat setempat serta wisatawan secara keseluruhan yang
dapat dijadikan sebagai sebuah kritik maupun saran dalam mengembangkan,
mempromosikan serta membangun sebuah desa wisata agar jauh lebih baik untuk
kedepannya, dari semua ulasan saran serta kritikan tersebut, kami telah
merangkumnya secara keseluruhan sehingga adapun saran yang dapat kami
berikan, antara lain ;
1. Sebaikannya Pemeritah Daerah lebih memperhatikan kembali
aksesiblitas dan juga amenities sebagai faktor penunjang wisatawan yang
berkunjung ke destinasi wisata yang ada diwilayah desa bakbakan, dikarenakan
wisatawan masih sangat membutuhkan informasi serta hal-hal penujang lainnya
untuk menikmati destinasi wisata yang ada, baik karena factor kurangnya
pembangunan insfrastruktur, seperti akses menujung lokasi, penginapan dan
warung-warung penyedia kebutuhan makanan dan minuman maupun faktor
kurangnya system pengelolaan objek wisata di wilayah pedesaan tersebut yang
memang masih belum terlalu diperhatikan.
2. Ada baiknya juga masyarakat sekitar daerah tujuan wisata maupun
pemerintah daerah terkait, lebih giat lagi dalam penanggulangan permasalahan
sampah karena berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, permasalahan
sampah masih menjadi permasalahan terbesar pariwisata yang ada dibali, bukan
hanya diwialayah perkotaan tapi juga kini sudah menyebar diwilayah pedesaan,
ini diakibatkan karena masih kurangnya kesadaran masyarakat akan bahaya
sampah yang sewaktu-waktu bisa saja mengacam pariwisata di bali seiring
berjalannya waktu.
3. Faktor Sumber Daya Manusia juga berpengaruh besar dalam
berkembangnya suatu daerah tujuan wisata, dalam hal ini sudah saatnya
pemerintah daerah serta kelompok-kelompok yang sadar akan pariwisata giat
melakukan pelatihan serta sosialisasi kepada masyarakat dalam
mengembangkan potensi daya tarik wisata agar nantinya masyarakat bisa
mengelola dengan baik potensi yang telah ada.
4. Bagi pengelola Desa Bakbakan, sebaiknya meningkatkan publikasi
mengenai keberadaan objek wisata melalui media social agar nantinya semakin
dikenal masyarakat luas .selain itu juga harus secepatnya membentuk
kelembagaan yang memang murni mengelola dan mengatur sebuah daya tarik
wisata yang ada di setiap desa tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Armstrong, Karen. Pariwisata. Indonesia: Mizan, tahun 2017.

Anonim. “Pariwisata”, https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pariwisata, yang diakses


pada tanggal 2 Oktober 2019.

Pariwisata Bali”, https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pariwisata_di_Bali, yang


diakses pada tanggal 2 Oktober 2019.

Gianyar”, https://id.m.wikipedia.org/wiki/Gianyar, yang diakses pada tanggal 2


Oktober 2019.

Desa Bakbakan”, https://www.kintamani.id/desa_bakbakan-00354.html, yang


diakses pada tanggal 2 Oktober 2019.
LAMPIRAN GAMBAR

1. Papan Penujuk Lokasi Objek Wisata


2. Lokasi Air Terjun Taman Sari

3. Gotong Royong di Air Terjun Taman Sari

4. Wawancara dengan salah satu pengelola objek wisata


5. Pintu masuk ke Air Terjun Taman Sari
6. Jalan menuju Air Terjun Taman Sari

7. Foto Bersama dengan Pak Keliang Banjar Enjung Sari


8. Warung di Air Terjun Taman Sari

9. Membantu membersihkan sampah di lokasi

Anda mungkin juga menyukai