Anda di halaman 1dari 8

PENDANAAN DAN INVESTASI

DALAM PARIWISATA

Dosen pengampu :

Putu Atim Purwaninggrat, SE., MM.

Oleh :

Kelompok 9

I Made Yudi Ramantya (05 / 2102014372)

Ni Made Lusi Novita Dewi (08 / 2102014375)

Putu Rangga Ariwijaya (15 / 2102014393)

PROGAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI BISNIS DAN PARIWISATA

UNIVERSITAS HINDU INDONESIA

2022/2023
PEMBAHASAAN

I. Sumber-Sumber Pendanaan
Secara umum sumber dana dapat dikelompokkan berdasarkan jangka
waktu dan asalnya. Ada dua sumber dana berdasarkan asalnya, yaitu :
1. Sumber Dana Eksternal
Sumber dana yang berasal dari luar perusahaan yaitu, para kreditur dan
pemilik bagian yang berada didalam perusahaan. Pihak-pihak yang
menjadi sumber dana eksternal, yaitu :
 Supplier
 Bank
 Pasar modal
2. Sumber Dana Internal
Sumber dana internal adalah dana yang dihasilkan sendiri didalam
perusahaan seperti laba ditahan (retained earning) dan penyusutan.
Penentuan dana internal tergantung besarnya laba yang diperoleh
perusahaan .
Sedangkan yang berdasarkan jangka waktunya ada tiga, yaitu sumber
dana jangka pendek, sumber dana jangka panjang, dan sumber jangka
menengah. Memperoleh sumber pendanaan merupakan salah satu dari fungsi
manajemen keuangan sumber dana perusahaan bisa didapatkan dari 3
kelompok sumber dana, yaitu :
1. Sumber Dana Jangka Pendek
Sumber dana jangka pendek ini merupakan bentuk pendanaan yang
harus dilunasi dalam jangka waktu satu tahun atau kurang. Tujuannya
untuk menjaga likuiditas perusahaan yang membiayai aktivitas perusahaan
terutama yang berkaitan dengan kebutuhan modal kerja perusahaan. Jenis
sumber dana ini berasal dari kredit dagang dan pinjaman bank.
2. Sumber Dana Jangka Menengah
Pada sumber dana ini memiliki jangka waktu lebih dari satu tahun dan
kurang dari lima tahun. Sumber dana ini digunakan apabila sumber dana
jangka pendek tidak bisa memenuhi kebutuhan. Jenis dari sumber dana
jangka menengah, yaitu term loan, equipment loan, dan leasing.
3. Sumber Dana Jangka Panjang
Sumber dana ini umumnya menunjukan pendanaan dalam jangka
waktu lebih dari lima tahun. Terutama pendanaan jangka panjang terdiri
dari obligasi. Pendanaan ini sering kali digunakan untuk mendanai asset
seperti tanah, mesin, dan pabrik. Sumber dana ini berasal dari kredit
investasi, hipotik, obligasi, dan saham.

II. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pariwisata


Pendapatan pariwisata dapat dipengaruhi tiga faktor, yaitu :
1. Jumlah Objek Wisata
Indonesia sebagai negara yang memiliki keindahan alam serta
keanekaragaman budaya yang memiliki kesempatan untuk menjual
keindahan alam dan atraksi budayanya kepada wisatawan manca negara
maupun nusantara yang akan menikmati keindahan alam dan budaya
tersebut.
2. Jumlah Kunjungan Wisatawan
Secara teoritis (apriori) menurut pleanggra (2012), semakin lama
wisatawan tinggal di suatu daerah wisata maka semakin banyak juga uang
yang dibelanjakan didaerah tujuan wisata tersebut.
3. Pendapatan Perkapita
Pendapatan perkapita merupakan salah satu indikator yang penting
untuk mengetahui kondisi ekonomi suatu wilayah dalam periode
tertentuyang ditunjukan dengan pendapatan daerah regional bruto (PDRB)
baik atas dasar harga berlaku maupun harga konstan. Pendapatan
perkapita yang tinggi lebih mendorong naiknya tingkat konsumsi
perkapita yang kemudian menimbulkan insentif bagi diubahnya struktur
produksi. Pada saat pendapatan meningkat, permintaan akan barang
manufaktur dan jasa pasti akan meningkat lebih cepat dari pada
permintaan produk – produk pertanian.

III. Prinsip – Prinsip Investasi


Dalam berinvestasi memerlukan prinsip – prinsip yang perlu dipegang
teguh oleh investor. Berbagai penelitian terhadap investor – investor sukses
yang selalu memegang teguh prinsipnya. Ada tiga prinsip mendasar dalam
investasi yang sangat penting untuk menjadi landasan dalam cara berpikir dan
bertindak, yaitu :
 Capital Preservation atau perlindungan terhadap modal, yaitu
mempertahankan apa yang telah dimiliki. Prinsip ini sangat
mendasar bagi seluruh aktivitas investasi. Seperti yang dikatakan
oleh Warren Buffet “jangan pernah kehilangan uang”. Jika kita
kehilangan 50% modal maka kita perlu mendapatkan return 100%
jika ingi kembali ke modal awal. Dengan perlindungan terhadap
modal yang menjadi tujuan perumbuhan asset investasi memiliki
dasar yang lebih kokoh.
 Risiko yang bersifat kontektual perlu dikelola secara aktif. Risiki
berkaitan dengan pengetahuan, pemahaman, pengalaman dan
kompetensi (Mark Tier, 2004). Oleh karena itu investor perlu
melakukan pembelajaran secara bertahap dan terus – menerus
sehingga dapat mempertajam kompetensi di bidangnya masing-
masing.
 Model investasi harus dibangun sesuai dengan profil dan
karakternya. Setiap investor memiliki tujuan, kepribadian,
pengetahuan, pengalaman, dan kompetensi yang berbeda – beda.
Dengan adanya prinsip inikita bisa memahami kenapa ada investor
yang lebih senang berinvestasi pada asset tertentu, lebih koservatif,
namun ada juga yang terlihat agresif.

IV. Investasi Dalam Kepariwisataan


Investasi dalam kepariwisataan dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Pendekatan Dalam Investasi Pariwisata
Pendekatan yang bisa dilakukan sebagai bahan pertimbangan dalam
melakukan investasi dalam pariwisata adalah sebagai berikut :
a. Pilihan Pariwisata Yang Dikembangkan
Terdapat konsekuensi biaya yang harus dibayar dari
pembangunan “pariwisata massa” yang berorientasi pada kuantitas dan
pertumbuhan setinggi-tingginya, yaitu seperti: overcarrying capacity,
degradasi lingkungan, dan kesenjangan antarlapisan masyarakat.
b. Perencanaan Pendekatan Yang Dikembangkan
Dorongan untuk mencapai pertumbuhan yang tinggi telah
menghilangkan pilihan lain, bagi perencana, kecuali penggunaan
pendekatan centrally imposed blue print plan yang biasanya
mempunyai ciri sebagai berikut :
 Fokus menyelesaikan proyek tepat waktu.
 Mekanisme kelembagaan bersifat top down.
 Prakarsa dalam bentuk perencanaan formal.
 Proses penyusunan program bersifat statis.
2. Pertimbangan Investasi Pariwisata
Berikut ini merupakan beberapa pertimbangan yang menjadi alasan
seorang investor melakukan investasi dalam sektor kepariwisataan :
 Proyek investasi bisa dirancang dalam penggunaan bersama antara
konsumen dan wisatawan.
 Investasi dalam bangunan untuk pariwisata dapat dipertimbangkan
untuk substitusi di masa yang akan datang .
 Perlengkapan transportasi yang dibeli untuk travel dan pariwisata
dapat digunakan dalam sektor lain.
 Investasi dalam pariwisata dipengaruhi oleh musim.
3. Syarat Investasi Dalam Pembangunan Kepariwisataan
Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi di dalam setiap
pembangunan kepariwisataan, antara lain :
 Adanya pertumbuhan ekonomi
 Adanya keterlibatan masyarakat lokal secara langsung
 Kebuthan manusia harus dibatasi
 Manfaat pembangunan ekonomi harus didistribusikan secara adil.

V. Feasibility Study Dan Model – Model Investasi


1. Pengertian Study Feasibility
Study Feasibility atau studi kelayakan merupakan evaluasi proposal
yang dirancang untuk menentukan kesulitan dalam melaksanakan tugas
yang ditunjuk. Secara umum, studi kelayakan mendahului pengembangan
teknis dan pelaksanaan proyek. Dengan kata lain, studi kelayakan
merupakan evaluasi dampak potensial dari sebuah proyek yang diusulkan.
2. Faktor Penentu Kelayakan
 Kelayakan Teknologi Dan Sistem
Penilaian ini berdasarkan pada desain garis besar persyaratan
sistem dalam hal input, proses, output, fields, program dan
prosedur. Kelayakan teknologi dilakukan untuk menentukan
apakah perusahaan memiliki kemampuan dalam hal software,
hardware, personil, dan keahlian untuk menangani penyelesaian
proyek.
 Kelayakan Ekonomi
Analisis ekonomi adalah metode yang paling sering digunakan
untuk mengevaluasi efektivitas sistem baru. Manfaat analisi biaya
untuk menentukan penghematan yang diharapkan dari sistem dan
membandingkannya dengan biaya.
 Kelayakan Hukum
Menentukan apakah system yang diusulkan konflik dengan
persyaratan hukum, seperti sistem pengolahan data harus sesuai
dengan perlindungan data lokal.
 Kelayakan Operasional
Ukuran dari system yang diusulkan memecahkan masalah dan
mengambil keuntungan dari kesempatan yang diidentifikasikan
selama definisi ruang lingkup dan bagaimana memenuhi
persyaratan yang diidentifikasikan dalam tahap analisis kebutuhan
pengembangan system.
 Kelayakan Jadwal
Sebuah proyek akan gagal jika penyelesaiannya memerlukan
waktu yang terlalu lama. Kelayakan jadwal adalah ukuran dari
seberapa wajar jadwal proyek.
3. Faktor Penentu Lainnya
 Kelayakan Pasar Dan Real Estate
Studi kelayakan pasar biasanya melibatkan pengujian lokasi
geografis untuk proyek pengembangan real estate dan biasanya
melibatkan bidang tanah real estate. Kelayakan pasar
memperhitungkan pentingnya bisnis diarea yang dipilih
 Kelayakan Sumber Daya
Hal ini melibatkan pertanyaan seperti berapa banyak waktu
yang tersedia untuk menbangun system baru, bila dapat dibangun
apakah mengganggu operasi bisnis normal, jemis dan jumlah
sumber daya yang dibutuhkan, dependensi, dan lain- lain.
 Kelayakan Budaya
Pada tahap ini, alternatif proyek yang dievaluasi dampaknya
terhadap budaya lokal dan umum. Seperti factor lingkungan perlu
dipertimbangkan dan factor ini harus dikenal budaya perusahaan
yang lebih lanjut sendiri dapat berbenturan dengan hasil proyek.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.coursehero.com/file/40919965/BISNIS-PARIWISATA-sap-
9docx/
https://id.scribd.com/document/422515807/Makalah-Sap-9
https://prezi.com/p/paou0aonts9h/bispar-pendanaan-dan-investasi/

Anda mungkin juga menyukai