THESIS
Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar
Magister Manajemen Pariwisata Pada Program Studi Magister Manajemen
OLEH:
RUSTINI
2007.2.113.8.017
UNIVERSITAS SAHID
JAKARTA
2010
i
ABSTRAK
ABSTRACT
There were few studies concerning product mix. The research object of
this study was Museum Textile Jakarta, where researcher was enthusiastic to
observe the influence of product mix towards motivation of tourists visit. The
research showed the researcher desire as well to museum tourism which
Indonesian did not interest much to visit them, it was contrary with European for
instance. Hopefully, this research was able to enhance Indonesian motivation to
love more museum world thus coming to visit them eventually. The research
reviewed 5 product mix variables (X), i.e., Type, Quality, Packaging, Positioning
and Service and 2 motivation variables (Y), i.e., push factors and pull factors.
From Stepwise method, result obtained was the most influence variable of X
variable towards Y variable was Packaging.
Nama : Rustini
NPM : 2007.2.113.8.017
Alamat Rumah : Jl. H. Solihun No. 56E Rt. 003/03 Kebon Jeruk
Jakarta Barat 11530
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa hasil penelitian dari tesis saya ini,
merupakan hasil pekerjaan saya sendiri dan orisinal. Sekiranya pernyataan saya
ini bertentangan dengan kode etik ilmiah dan hukum yang berlaku, Saya bersedia
dan sanggup mempertanggungjawabkannya.
Pembuat Tesis,
Rustini
Tembusan:
1. Ketua Program Studi MM Sekolah Pascasarjana Universitas Sahid
2. Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sahid Jakata
3. Arsip
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Nama : RUSTINI
NIM : 2007.2.113.8.017
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui:
KATA PENGANTAR
karena berkat RahmatNya peneliti dapat menyelesaikan penelitian tesis ini dengan
baik. Tesis ini merupakan syarat kelulusan pada program Pasca Sarjana Magister
Seluruh daya upaya yang dicurahkan dalam pembuatan tesis ini tidak akan
ada artinya tanpa bimbingan, bantuan, dan dukungan yang telah diberikan tanpa
pamrih oleh berbagai pihak. Untuk itu hanya rasa syukur dan terima kasih yang
2. Prof. Dr. Yuwana Mardjuka, Msi, sebagai dosen pembimbing utama yang
telah membantu kelancaran dalam proses penelitian tesis ini serta telah
3. Dra. Susiana Dewi Ratih, MM, sebagai dosen pembimbing yang sangat
membantu kelancaran dalam proses penelitian tesis ini serta telah bersedia
i
4. Dr. Ketut Arnaya, SE, MM, sebagai Ketua Program Magistem Manajemen
5. Prof. Dr. Ir. Kohar Sulistyadi, MSIE, selaku mantan Ketua Program Magister
dosen yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan yang sangat berguna bagi
peneliti.
6. Pihak Museum Tekstil Jakarta yang sangat terbuka dalam memberikan data
Akbar Aslam dan Malik Kalam Madani yang selalu memberikan bantuan,
dukungan, semangat dan do’a serta kesabaran selama peneliti menyusun tesis
ini.
8. Mama, Bapak dan saudara-saudaraku (Iyus, Lala, Dewi dan Indra), terima
kasih atas doa, dukungan, bantuan dan kasih sayang yang selalu diberikan.
9. Para karyawan dan staf Sekolah Pascasarjana Sahid (Axel, Pak Kiman, Pak
Nelson, Pak Toni, Pak Dedy, Bu Lika, Bu Ida, dll) atas segala kerjasama dan
(Dwi, Alma, Lany, Wida, Ida, Ati, Tika, Tj, Indah, Mira, Rina, Dewi, Riko,
i
Farhan, Sam, Nikko, Abi, Setyo, Yuki), terima kasih atas kebersamaan kita
selama ini.
11. Teman-teman di Daun Production: Iqbal, Dita, Evi, Bu Syida, Pak Dwi, Latif,
Gendis, Andri, Wina, Harum, Pak Imawan, Pak Ruli, Pak Nanda (Keep up the
12. Para toyzhunters: Eko, Kiky, Dian, Tri, Delfi, Maseko (We had such a great
time, guys...).
13. Teman-teman seperjuangan: Siska, Mba Elvina, Cumi Kece, Pak Fahri, Ibu
Upay, Pak Sodiq, Pak Rifqi, Fahri, Fatur, Zaki, Khiar, dan lain-lain (We’ll
14. Pihak-pihak lain yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.
Akhir kata, peneliti menyadari bahwa dalam penelitian tesis ini masih
banyak terdapat kekurangan, oleh sebab itu peneliti mengharapkan saran dan
kritik yang membangun untuk perbaikan tulisan ini. Semoga tesis ini dapat
bermanfaat bagi pembaca, serta dapat dijadikan masukan positif bagi ilmu
Peneliti
Rustini
i
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
ABSTRAK ......................................................................................................... ii
ABSTRACT ........................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iv
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Penelitian ...................................................... 1
1.2. Identifikasi Masalah ............................................................. 10
1.3. Pembatasan Masalah ............................................................. 12
1.4. Perumusan Masalah ............................................................... 12
1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 13
1.5.1. Tujuan Penelitian ................................................... 13
1.5.2. Manfaat Penelitian ................................................. 13
1.5.3. Hipotesis Penelitian ............................................... 14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 16
2.1. Konsep Teoritis ..................................................................... 16
2.2. Konsep Produk ..................................................................... 16
2.3. Konsep Bauran Produk Wisata ............................................. 18
2.3.1. Konsep Produk Wisata ........................................... 18
2.3.2. Konsep Bauran Produk ........................................... 20
2.3.3. Konsep Lini Produk ............................................... 21
2.4. Konsep Motivasi ................................................................... 25
2.5. Museum ................................................................................. 30
2.5.1. Konsep Museum ..................................................... 31
2.5.2. Fungsi Museum ...................................................... 32
i
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1. Data Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Indonesia
dan Jakarta (2003- 2007) ................................................................ 2
Tabel 1.2. Data Kunjungan Wisatawan Mancanegara dan Wisatawan
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Strategi Produk ........................................................................ 22
Gambar 2.2. Karakteristik Bauran Prod ....................................................... 24
Gambar 2.3. Teori Motivasi Maslow ............................................................ 27
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual/Pemikiran ............................................. 50
Gambar 3.2. Model Hubungan Antar Variabel .....................................,....... 51
Gambar 4.1. Struktur Organisasi Museum Tekstil ........................................ 78
i
BAB I
PENDAHULUAN
ratusan juta orang yang melakukan perjalanan internasional maupun lokal. World
Tourism Organization (WTO) memperkirakan bahwa ada 698 juta orang yang
melakukan perjalanan internasional pada tahun 2001 (lebih kurang 10 persen dari
penduduk dunia) (Mason, 2006). Meskipun beberapa dari kegiatan tersebut bisa
mencakup traveler yang sama di lebih dari satu perjalanan setiap tahunnya,
karenanya skala pariwisata yang tepat sebagai suatu industri masih diragukan
(Leiper dalam Mason, 2006). Puluhan juta orang secara global bekerja secara
langsung di dalam industri ini dan banyak orang lagi bekerja secara tidak
dan disebut masyarakat ’tuan rumah’. Jutaan dolar dihabiskan setiap tahunnya
pariwisata lainnya.
mengalami krisis pada saat ini. Bahkan sektor ini menjadi salah satu sumber
karena sektor pariwisata merupakan sektor yang produknya tetap dan tidak akan
kekayaan alam yang indah, keragaman flora dan fauna, kemajemukan tradisi dan
budaya serta peninggalan sejarah. Obyek-obyek wisata itu perlu dijaga keaslian
tersebut, Indonesia memiliki modal dasar yang kuat untuk tumbuh dan
wisman pada tahun 2007 ke Indonesia dan terlihat sedikit penurunan untuk
kunjungan wisman ke Jakarta pada tahun yang sama. Tabel ini juga bisa berarti
sangat menjanjikan, di bawah ini disajikan suatu tabel yang menunjukkan jumlah
kunjungan wisman dan wisatawan nusantara (wisnus) ke Jakarta dari tahun 2003
hingga 2007.
Jumlah Jumlah
Pertumbuhan Pertumbuhan
Tahun Wisman ke Wisnus
(%) (%)
Jakarta ke Jakarta
2003 1.125.168 (11,2) 20.244.168 (7,12)
2004 1.065.495 (5,3) 19.807.743 (2,16)
2005 1.168.656 9,68 17.491.417 (11,69)
2006 1.216.132 4,06 18.385.492 5,11
2007 1.216.057 0,82 21.584.947 17,40
Sumber: Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS) Propinsi DKI Jakarta, diolah
Dinas Pariwisata Jakarta (Sulistyowati, 2008).
tahun 2003 hingga minus 11,2%, namun pada tahun 2005 mengalami kenaikan
sempat mengalami penurunan hingga minus 11,69% di tahun 2005, namun pada
i
Museum sebagai salah satu komponen dari Attraction Sector (sektor obyek
dan daya tarik pariwisata), memang belum terlalu menarik dibandingkan dengan
obyek wisata lain seperti wisata alam sehingga perlu dibenahi. Namun sebagai
Pariwisata, Seni dan Budaya dalam mencapai target dan sasaran jumlah
untuk berkunjung. Kalau ini berhasil berarti tercapai peningkatan devisa negara.
kebesaran mereka. Pada saat itu museum lebih menyerupai kuil yang hanya bisa
dikunjungi oleh kalangan berkelas tertentu saja. Namun dalam era modern
benda-benda kuno dan bersejarah, sebagai tempat untuk mengenal sejarah dan
belum sebagai tempat untuk berwisata. Kita juga dapat melihat bahwa sebagian
besar museum di Indonesia saat ini bangunannya lebih bersifat formal seperti
i
gedung perkantoran yang kurang terawat sehingga kurang memiliki daya tarik
1. Dunia yang disajikan oleh museum bukanlah dunia yang dirasakan oleh
yang jelas bagi mereka adalah tidak jelas bagi orang lain, terutama orang awam.
2. Dalam suatu museum semua obyek cenderung terlihat sama dan tidak ada yang
dari titik yang sama dan mengalami pengalaman di masa yang sama.
Perilaku mereka di galeri museum lebih kepada window shopping di Sabtu sore
5. Berkaitan dengan mitos di atas, salah satu alasan utama berkunjung ke museum
adalah kesempatan untuk interaksi sosial dengan orang yang belum dikenal.
pengunjung.
dinikmati hanya untuk dirinya sendiri. Yang lebih menyedihkan, museum hingga
pemangku kepentingan lintas sektor dan disiplin misalnya pemerintah, swasta dan
masyarakat atau komunitas termasuk para pengunjung yang bergerak antara lain
Di DKI Jakarta terdapat kurang lebih 62 (enam puluh dua) museum, baik
(pemda) DKI Jakarta serta Yayasan. Museum Tekstil merupakan salah satu dari
beberapa museum yang dikelola oleh Pemda DKI Jakarta. Walaupun Museum
Tekstil secara struktur organisasi berada di bawah naungan Pemda DKI Jakarta,
(tekstil) yang fungsinya untuk melindungi tubuh manusia dari perubahan cuaca
dan alam, sehingga tekstil termasuk kebutuhan sandang bagi manusia. Jadi,
keberadaan tekstil itu sama dengan usia peradaban manusia itu sendiri. Menyadari
pentingnya tekstil bagi sejarah dan kebudayaan bangsa serta amal untuk
Indonesia. Museum yang terletak di Jl. KS Tubun No. 4 Jakarta Barat ini
kembali di tahun 2007 hampir dua kali lipatnya. Untuk wisman dari tahun ke
tolok ukur suatu destinasi wisata diminati. Motivasi wisatawan untuk berkunjung
berbeda dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat. Jika wisatawan
Pada dasarnya ada dua faktor di dalam diri seseorang untuk memutuskan
mengapa ia melakukan perjalanan, yaitu push factors (faktor pendorong) dan pull
factors (faktor penarik). Push factors adalah faktor-faktor yang diinginkan bagi
nostalgia), yang berasal dari dalam diri seseorang (internal factors). Sedangkan
(misalnya, matahari, pantai, museum) dan nilai yang ada di balik obyek wisata
tersebut, yang berasal dari luar diri seseorang (external factors). Dari kedua
konsep itu, push factors lah yang biasanya dianggap sebagai faktor dominan
(Dann, 1977).
produk memegang peranan sangat penting untuk menarik minat wisatawan, maka
sedemikian rupa sehingga menarik. Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan
i
kepada konsumen yang mencakup obyek fisik, jasa, tempat, organisasi serta
gagasan dan digunakan untuk menarik perhatian, akusisi, atau konsumsi yang
dalam pariwisata adalah kombinasi yang terpadu antara barang dan jasa dalam
sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Hal ini semakin jelas bila wisatawan
tersebut membeli paket wisata yang bersifat inklusif. Bagi suatu organisasi
raga. Untuk obyek wisata museum, bauran produk bisa berupa pameran khusus,
Tekstil sebagai suatu produk dari Museum Tekstil merupakan salah satu
hal yang paling penting yang menarik minat wisatawan. Keanekaragaman dari
produk di Museum Tekstil itu sendiri yang membuat Museum Tekstil menjadi
Jakarta antara lain: Ruang Pamer, Toko Seni, Galeri Tekstil Kontemporer, Taman
Pewarna Alam, serta Kursus dan Pelatihan (batik, konservasi tekstil, aplikasi
Indonesia pada khususnya dan Museum Tekstil pada khususnya, sehingga peneliti
kuantitas dan kualitas dilihat dari kebutuhan dan kepuasan masyarakat jika
Museum Tekstil pun mengalami hal serupa, di mana secara kuantitas (jumlah
sepenuhnya belum bisa dipahami oleh masyarakat umum) masih kurang bisa
mewakili seluruh propinsi yang ada di Indonesia. Yang paling banyak dipajang
3. Kekurangan tenaga ahli. Salah satu contoh dari kurangnya tenaga ahli di
Museum Tekstil adalah kurang sigapnya (bersikap pasif) guide dalam melayani
i
bahwa budget yang disediakan Pemda DKI untuk Museum Tekstil kurang
5. Tidak tersedianya pusat informasi dan fasilitas informasi yang canggih seperti
internet di Museum Tekstil yang bisa diakses untuk mengetahui lebih banyak
yang bersih dan kafetaria. Apakah hal ini disebabkan karena harga tiket yang
murah sehingga pihak pengelola merasa dengan harga tersebut dirasa cukup
7. Promosi dan pemasaran yang masih terbatas baik jenis maupun cakupannya
untuk menyediakan sarana informasi yang memadai tentang lokasi dan obyek
sehingga merusak tampilan museum bagi pengunjung yang baru datang. Banyak
orang tidak mengetahui bahwa itu sebenarnya adalah museum, mereka berpikir
tetapi meningkat kembali di tahun 2007. Sementara untuk wisman sendiri, dari
i
dari tahun ke tahun ini menarik perhatian peneliti untuk diteliti lebih lanjut.
permasalahan hanya untuk melihat apakah ada pengaruh bauran produk terhadap
2. Produk yang akan diteliti adalah Ruang Pamer, Toko Seni, Galeri Tekstil
Tekstil.
3. Variabel motivasi yang akan dilihat adalah push factors dan pull factors.
Tekstil, Jakarta).
Tekstil, Jakarta).
bagi:
Memberikan informasi untuk para praktisi yang dapat digunakan sebagai bahan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
bauran produk, strategi bauran produk dan lini produk, serta motivasi kunjungan
wisatawan yang meliputi faktor pendorong (push factors) dan faktor penarik (pull
Variable/Y) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas (X). Variabel
terikat dalam penelitian ini adalah Motivasi Kunjungan Wisatawan (Studi Kasus
Segala sesuatu yang ditawarkan kepada konsumen yang mencakup baik itu
obyek fisik, jasa, tempat, organisasi serta gagasan dan digunakan baik untuk
menarik perhatian, akusisi, atau konsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau
jawaban bagi pertanyaan: apa yang sebenarnya dibeli pembeli?. Produk inti dari
Museum Tekstil adalah: koleksi kain, antara lain koleksi batik klasik dan koleksi
Produk untuk mempermudah adalah barang atau jasa yang harus disajikan
kepada tamu saat tamu tersebut menggunakan produk inti. Produk untuk
mempermudah dari Museum Tekstil meliputi interpretasi dari produk itu sendiri,
seperti: penjelasan dari guide tentang produk inti, brosur, katalog, dsb.
menambah nilai produk inti dan membedakannya dari pesaing. Produk pendukung
i
dari Museum Tekstil adalah ruang pamer, galeri tekstil kontemporer, kursus dan
pelanggan. Seluruh elemen itu jika digabung dengan produk inti, produk untuk
menjadi produk gabungan dari Museum Tekstil antara lain aksesibilitas, lighting
1. Non tradable product, yaitu produk yang tidak dapat diperjualbelikan, seperti
bangunan bersejarah.
2. Tradable product, yaitu produk yang dapat diperjualbelikan, seperti jasa travel
Produk wisata juga memiliki sifat atau karakter yang menonjol (Yoeti,
1996), yaitu:
Produk wisata tidak dapat dipindahkan dari produsen kepada konsumen yang
Produk wisata tidak bisa ditimbun atau disimpan seperti biasanya dilakukan
terhadap barang hasil manufaktur, karena itu fungsi gudang untuk menyimpan
Proses produksi terjadi dalam waktu yang bersamaan, karena itu wisatawan
harus datang sendiri pada produsen supaya proses produksi dapat berlangsung
Produk wisata tidak dapat dicoba seperti halnya kita membeli mobil atau
dengan baik. Wisatawan hanya dapat melihat melalui video atau brosur yang
Bila kita membeli sebuah rumah atau barang apapun yang sifatnya berwujud,
setelah transaksi selesai dilakukan maka barang tersebut akan menjadi milik si
timbul kewajiban penjual untuk memberikan pelayana purna jual. Hal ini
mengkonsumsi sendiri produk yang baru saja dibelinya tanpa bantuan penjual.
Produk wisata itu tidak mempunyai standar atau ukuran yang obyektif, seperti
panjang, lebar, pendek, atau tahan lama dan sebagainya. Para produk
pariwisata hanya ada patokan atau penilaian: bagus, jelek, puas, tidak puas,
Produk wisata itu pemasoknya terpisah, satu dengan yang lainnya berbeda
lainnya. Aspek ini mencakup usaha penyediaan produk yang tepat bagi pasar yang
dituju. Produk meliputi barang-barang fisik dan atau jasa-jasa. Yang menjadi
Komponen-komponen dari aspek bauran produk dalam penelitian ini antara lain:
organisasi dan sumber daya, pasar serta manajemen atraksi, adalah produk.
Kesuksesan produk sangat bergantung pada pendekatan baru ataupun ide yang
lingkungan yang berkualitas serta pelayanan yang baik. Hal ini membantu
a. Harga
lokasi.
ditawarkan sesuai dengan keinginan konsumen. Ide ini dikenal dengan bauran
“product mix is the set of all product lines and items that a particular seller offers
“a product mix is the range of facilities and the quality level services that an
kombinasi dari lini produk, fasilitas dan layanan berkualitas yang ditawarkan
“a group of products that are closely related because they perform a similar
function, are sold to the same customer groups, are marketed through the same
channels, or fall within given price ranges”.
Jadi, suatu bauran produk terdiri dari berbagai lini produk di mana lini
produk itu merupakan sekumpulan produk yang saling terkait karena mereka
memiliki fungsi yang sama, dijual ke pelanggan yang sama dan dipasarkan
melalui saluran pemasaran yang sama dengan kisaran harga tertentu. Agar lini
produk itu berhasil, maka kita harus mengetahui setiap profil pasar dari masing-
lini produk dan bauran produk ditunjukkan dalam Gambar 1 berikut ini.
i
Perbaikan Mengubah
Produk Strategi
Pengurangan
Biaya Pemasaran
Menghapuskan
Menambah Strategi Lini Produk-produk
Produk Baru Produk Khusus
Strategi Menambah
Menghapuskan
Bauran Produk Baru
Lini Produk
Produk
Mengubah Prioritas
Lini Produk
sebuah lini produk, menghapuskan suatu lini atau mengubah prioritas suatu lini
dan keinginan konsumen, sehingga produk yang ditawarkan sesuai dengan apa
yang dibutuhkan konsumen. Bauran produk dalam hal ini memiliki besaran,
i
kedalaman dan konsistensi, serta lini produk yang merupakan kelompok item
produk yang memiliki fungsi dan tujuan yang hampir sama dengan bauran
berikut ini.
Theatre
Dari bagan tersebut, bauran produk dapat ditentukan. Bauran produk dapat
diperlebar dengan menambah produk lininya. Lini produk yang ada juga bisa
bertema, yang ditambahkan pada lini produk acara dan atraksi. Dalam
i
a. Lebar (width) dari bauran produk memiliki lini produk yang berbeda-beda.
b. Panjang (length) dari bauran produk mengacu pada total jumlah item dalam
panjang lini adalah 4, yakni dengan membagi panjang lini dengan lebar lini).
d. Konsistensi bauran produk mengacu pada kedekatan kaitan lini produk pada
pengguna akhir.
“the processes that account for individual’s intensity, direction and persistence of
motivasi sebagai sebuah proses internal yang bersifat psikologis pada pikiran dan
tubuh seseorang yang disebabkan oleh kondisi yang tidak begitu nyaman. Kondisi
Dari beberapa pendapat para ahli tentang motivasi, maka pada dasarnya
pengertian motivasi adalah suatu proses yang menjelaskan maksud, arah dan
i
persistensi seseorang dalam usahanya untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang
disebabkan faktor-faktor yang ada dalam diri maupun di luar diri seseorang yang
pariwisata selalu terkait dengan manusia dan hakikat manusia, maka merupakan
dan apa yang ingin mereka nikmati (Yoon & Uysal, 2003).
perjalanan disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor sosiologi dan faktor psikologi.
Faktor sosiologi meliputi disposable income (pendapatan yang lebih) dan leisure
time (waktu senggang). Sedangkan faktor psikologi adalah adanya kemauan untuk
mengadakan perjalanan. Faktor psikologi ini tergantung dari banyak hal hingga
sampai pada suatu keputusan guna meninggalkan rumah untuk sementara waktu
(Yoeti, 1996).
mereka didorong dan ditarik untuk melakukannya oleh “sejumlah kekuatan” atau
faktor (Dann, 1977, 1981). Menurut Uysal dan Hagan (1993), kekuatan-kekuatan
adalah karena kebutuhan manusia tersusun dalam hirarkhi, dari yang paling
mendesak sampai yang paling kurang mendesak. Gambar dari Teori Maslow
Self-
actualization
Esteem
Social
Safety
Physiological
kebutuhan, yaitu:
1. Physiological: meliputi rasa lapar, haus, tempat tinggal, seks dan kebutuhan
jasmani lainnya.
2. Safety: meliputi keamanan dan perlindungan dari bahaya fisik dan emosional.
fullfillment).
Dann (1977) berpendapat bahwa pada dasarnya ada dua faktor atau tahap
Motivasi tarikan ini terkait dengan atribut pilihan destinasi (aspek eksternal,
perjalanan didasarkan pada dua konsep ini, meskipun push motivation biasanya
seorang individu yang memaksa individu itu untuk bertindak. Motivasi tidak dapat
i
• Relaksasi;
• Prestise;
• Memperkuat hubungan;
• Interaksi sosial;
• Pembaharuan; dan
• Pendidikan.
Crompton (1979) juga berpendapat bahwa push factors tidak hanya dapat
ke destinasi tertentu”.
i
Dari beberapa teori motivasi di atas, untuk penelitian ini peneliti akan
menggunakan teori motivasi yang digagas oleh Crompton, karena paling sesuai
dengan variabel-variabel yang akan diteliti. Namun dalam penelitian ini, peneliti
hanya mengambil lima motif khusus dari sembilan motif yang digagas Crompton
lima variabel saja, yaitu karena dalam proses pre-survey yang dilakukan sebelum
penelitian sebenarnya, peneliti telah melihat dan bertanya baik kepada pengunjung
maupun pihak pengelola museum bahwa kelima motif itulah yang dominan
tersebut.
diobservasi, yaitu:
Dalam penelitian ini, variabel bebasnya adalah Bauran Produk. Komponen dari
1. Jenis
2. Kualitas
Bagaimana kualitas dari tiap jenis produk yang ada di Museum Tekstil, apakah
3. Pengemasan
menarik minat konsumen. Dalam hal ini bagaimana pengelola Museum Tekstil
4. Positioning
pesaing. Karena konsumen dipenuhi dengan informasi tentang produk dan jasa
maka konsumen tidak setiap waktu mengevaluasi kembali produk dalam membuat
5. Pelayanan
i
Adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas (X). Variabel terikat
Museum Tekstil, Jakarta). Berikut di bawah ini disajikan operasional variabel dari
penelitian ini.
2.6. Museum
mereka dan tidak tertarik dengan koleksi yang disajikan. Oleh karenanya, lanjut
posisi orang awam, dengan cara mengajak partisipasi aktif dari pengunjung dan
berkualitas yang lebih baik dan dengan cara membolehkan kemungkinan yang
hanya bertujuan untuk mencapai jumlah pengunjung yang lebih besar dan
menghasilkan kepuasan dan hasil positif untuk para pengunjungnya (Kotler and
Kotler, 2000).
obyek dan informasi dapat diakses di dalam lingkungan aktual dan virtual.
dan sebagainya.
1. Pendidikan
2. Rekreasi
3. Penelitian
adalah:
bangsa.
7. Sebagai salah satu sarana untuk bertakwa serta bersyukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
lain mengenai pentingnya suatu tempat sehingga mereka dapat menikmatinya dan
juga digunakan untuk menikmati suatu tempat, menyampaikan arti simbolis dan
untuk mempermudah perubahan sikap atau perilaku. Pada akhirnya tujuan utama
dan permanen.
i
pranata sosial, juga sebagai wahana untuk memberikan gambaran dan mendidik
perkembangan alam dan budaya manusia kepada komunitas dan publik (ICOM,
2005). Dalam paradigma baru, museum juga dipandang sebagai sebuah forum,
tempat terjadinya perdebatan dan kontroversi mengenai materi dan muatan yang
disajikan.
museum tidak lagi hanya berfungsi sebagai obyek penelitian dan pendidikan,
namun juga berperan sebagai tujuan dan penyelenggaraan rekreasi. Oleh sebab
itu, seyogyanya museum adalah tempat yang terancang permanen, yang dikontrol
pengunjungnya.
i
masyarakat dan pendekatan dari berbagai disiplin ilmu sebagai suatu masukan
bidang museum dan budaya. Oleh karena itu dalam mengembangkan museum
sebagai tujuan wisata yang memiliki daya tarik budaya, maka perlu
erat dengan aspek supply dan demand pada dasarnya tidak lepas dari berbagai isu-
isu ilmu pengetahuan dan teknologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, lingkungan
ekowisata dan wisata budaya. Artinya bahwa dengan segmentasi wisatawan minat
khusus, fokus sudah bukan pada jumlah wisatawan, tetapi sudah lebih kepada
menghilangkan kepenatan atau kejenuhan dari aktivitas rutin baik yang bersifat
perjalanan tidak mengutamakan lagi pada berapa besar uang yang dikeluarkan,
namun lebih kepada nilai atau manfaat apa yang dapat diperoleh dari destinasi
i
atau tujuan wisata yang dikunjungi. Perjalanan bersifat hiburan semata berubah
mengakomodasi hal tersebut adalah yang memiliki daya tarik sejarah dan budaya,
seperti museum.
2. Pendekatan
bersandar pada bukti angka untuk menarik kesimpulan atau untuk menguji
untuk mempelajari sejumlah besar orang dan untuk menggunakan komputer guna
menganalisa data.
sebagai tempat tujuan wisata budaya. Oleh karena itu sebagai lembaga yang
merah memori kolektif antara masa lalu dan masa sekarang untuk kepentingan
i
yang mencakup:
a. Pariwisata berkelanjutan
b. Pariwisata budaya
Hal ini jelas bahwa pariwisata budaya menawarkan kepada wisatawan atau
pengunjung berupa pengalaman otentik, situs, layanan dan peristiwa dari suatu
pengalaman perjalanan. Lebih jauh lagi, sebagai alat pertukaran dan pemahaman
berupa gabungan hiburan dan edukasi tentang suatu budaya. Oleh karena itu, sejak
i
yang asli membawa kepada upaya konservasi dan pelestarian warisan budaya.
oleh:
rupa untuk dapat memberikan gabungan pengalaman dengan atraksi dalam satu
kunjungan dan biaya yang terpadu kepada wisatawan atau pengunjung museum.
museum, dengan produk wisata budaya, atau dengan produk wisata minat khusus.
akan mampu bertahan hidup jika ia bisa menjual dan memasarkan dirinya dengan
baik. Tanpa kesanggupan seperti itu, ia tak akan pernah dapat menumbuhkan
bagian karcis.
2. Pola arus (sirkulasi) pengunjung yang mengikuti tata letak (lay-out) yang
logis.
3. Display, presentasi dan informasi yang memadai dan tersedia dengan mudah,
termasuk daya dukung bahan audio, visual, tape, guide dan sebagainya.
5. Lokasi serta tata letak berbagai fasilitas yang tersedia di museum (toilet, café,
menawarkan suatu kerangka kerja untuk analisa dan intervensi dalam berbagai
Berikut ini disajikan tabel penelitian terdahulu untuk mengetahui penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti
sebelumnya yang sedikit banyak memberikan sumbangan terhadap pemikiran peneliti dalam melakukan penelitian ini serta untuk
membandingkan dan membedakan antara penelitian-penelitian sebelumnya dengan penelitian yang sekarang sedang peneliti lakukan.
1
60
hubungannya.
- Dari Uji-T (α = 0,05) diketahui
bahwa nilai T-hitung (to) adalah 0,55
dan nilai T-tabelnya adalah 1,83. T-
hitung (to) lebih kecil daripada T-
tabel, artinya hipotesis nol (H0)
diterima. Hal ini berarti bahwa tidak
ada hubungan yang kuat dan positif
antara strategi pengembangan produk
yang dilakukan TMII dengan
peningkatan jumlah kunjungan
wisatawan.
4. 2002 Charles M. Analisis SWOT Fasilitas/ Metode - Hubungan antara fasilitas/produk
Sihombing Strategi Pemasaran produk, deskriptif dengan jumlah pengunjung adalah
Museum Saluran dengan kuat dan positif (r = 0,90).
Kebangkitan distribusi, Analisis - Hubungan antara saluran distribusi
Nasional Dalam Promosi dan korelasi, dengan jumlah pengunjung adalah
Usaha Harga tiket analisis kuat dan positif (r = 0,61).
Meningkatkan koefisien - Hubungan antara promosi dengan
Jumlah Pengunjung determinasi jumlah pengunjung adalah kuat dan
Museum dan Analisis positif (r = 0,98).
SWOT - Hubungan antara harga tiket dengan
jumlah pengunjung adalah kuat tetapi
dan negatif (r = - 0,77).
5. 2002 I Gusti Ayu Strategi Pemasaran Strategi Metode - Pengunjung wanita lebih banyak
Ngurah Atraksi Dan Daya pemasaran dan deskriptif dibanding pengunjung pria, yakni
Singamurni Tarik Wisata atraksi dan eksploratif berturut-turut antara 67,68% dan
Bahari PT. Sea pemasaran dengan 33,32%.
62
METODOLOGI PENELITIAN
menganalisa dan menginterpretasikan data. Selain itu, bab ini juga memberikan
menjadi lebih terbiasa dengan kondisi fisik tempat penelitian. Pendekatan ini juga
tersebut.
diobservasi, yaitu:
66
67
Dalam penelitian ini, variabel bebasnya adalah Bauran Produk. Komponen dari
1. Jenis
2. Kualitas
Bagaimana kualitas dari tiap jenis produk yang ada di Museum Tekstil, apakah
3. Pengemasan
menarik minat konsumen. Dalam hal ini bagaimana pengelola Museum Tekstil
4. Positioning
pesaing. Karena konsumen dipenuhi dengan informasi tentang produk dan jasa
maka konsumen tidak setiap waktu mengevaluasi kembali produk dalam membuat
5. Pelayanan
Adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas (X). Variabel terikat
Museum Tekstil, Jakarta). Berikut di bawah ini disajikan operasional variabel dari
penelitian ini.
analisis yang kritis dari peneliti berdasarkan hasil kajian kepustakaan dan
pengamatan awal.
konseptual adalah: (1) Untuk memberikan arah strategis dan pendekatan penulis
konsep yang digunakan dalam penelitian. (3) Menghindari kesalahan yang pernah
ANALISIS REGRESI
LINIER BERGANDA
HASIL PENELITIAN
Jenis
Push Factors
Kualitas
Bauran Motivasi
Pengemasa
Produk
Positioning
Pull Factors
Pelayanan
Populasi adalah kumpulan yang lengkap dari seluruh elemen yang sejenis
yang sama.
2. Kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan.
Sampel yang digunakan sebagai obyek penelitian ini adalah orang yang
telah atau pernah berkunjung ke Museum Tekstil. Sampel dipilih tidak secara acak
2003). Dalam penelitian ini terdapat 5 variabel sehingga jumlah sampel sebanyak
15. Karena populasi terakhir (2007) jumlah wisnus dan wisman sebanyak 33.255
orang, maka jumlah sampel akan digunakan sebanyak 100 sampel, karena jika 15
sampel sesuai dengan tujuan penelitian. Pertimbangan tertentu ini yaitu bahwa
74
mengunjungi Museum Tekstil Jakarta. Besarnya sampel yang dapat ditarik dari
Data primer adalah data yang diperoleh dengan jalan dikumpulkan sendiri
oleh peneliti dan langsung dari obyek yang diteliti. Pengumpulan data primer
Tujuannya agar diperoleh data faktual dan aktual. Dalam hal ini peneliti
data dengan menyebarkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri. Angket sendiri
mengacu pada kumpulan dari pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada
responden dan jawaban yang diperoleh juga dalam bentuk tertulis. Alat bantu
yang akan digunakan antara lain adalah daftar cocok (check list) dan skala
Likert.
75
kuesioner dan apabila ada kesulitan, responden bisa bertanya langsung kepada
Data sekunder adalah data yang merupakan hasil pengumpulan orang atau
instansi lain dalam bentuk publikasi, seperti laporan tahunan, company profile dan
1. Studi Kepustakaan
Laporan internal dan dokumen Museum Tekstil yang akurat dan terbaru
seperti data pengunjung, data koleksi dan jurnal-jurnal internal. Data-data yang
telah diperoleh akan diolah dan dianalisis secara deskriptif untuk menganalisis
secara strategis.
76
ada dengan melingkari (O), mencentang (ν), menyilang (X) atau memindahkan
jawaban ke dalam kotak jawaban yang telah disediakan. Jenis dari kuesioner yang
jawaban atas satu pertanyaan. Pada umumnya instrumen ini digunakan untuk
menjawab hanya satu jawaban dari beberapa alternatif jawaban yang disediakan.
Terdapat pula jawaban dari pilihan ganda yang berupa frekuensi, sehingga tipe
sering digunakan untuk menanyakan suatu frekuensi atas kejadian yang sama
cocok (check list), namun alternatif jawaban yang disediakan nilainya berjenjang.
77
Instrumen skala digunakan untuk mengukur nilai, sikap, minat, perhatian atau
Likert, di mana skala ini merupakan alat untuk mengukur sikap dari keadaan yang
sangat positif ke jenjang yang sangat negatif, untuk menunjukkan sejauh mana
2 = Tidak setuju
3 = Tidak tentu
4 = Setuju
5 = Sangat setuju
bersangkutan.
(Stanislaus, 2006):
1. Menentukan hipotesis.
78
3. Mencari r hasil
Di sini r hasil untuk tiap item (variabel) bisa dilihat pada kolom
4. Mengambil Keputusan
- Jika r hasil positif, serta r hasil > r tabel, maka butir atau variabel tersebut valid.
- Jika r hasil tidak positif, serta r hasil < r tabel, maka butir atau variabel tersebut
tidak valid.
hasil yang sama apabila dipenuhi syarat kondisi saat pengukuran tidak berubah.
Apabila mengukur dengan alat ukur tepat, maka instrumen yang kita gunakan juga
(Stanislaus, 2006):
1. Menentukan hipotesis.
79
3. Mencari r hasil.
4. Mengambil Keputusan.
- Jika r alpha positif dan r alpha > r tabel, maka butir atau variabel tersebut
reliabel.
- Jika r alpha tidak positif dan r alpha < r tabel, maka butir atau variabel tersebut
tidak reliabel.
peneliti, maka perlu dilakukan ujicoba intrumen. Lebih lanjut, ujicoba instrumen
dimaksudkan untuk:
2000).
80
memberikan kuesioner kepada beberapa orang calon responden atau kepada orang
lain yang mempunyai ciri-ciri obyek relatif seragam. Dari jawaban yang
kompleks, sehingga analisis data penelitian semakin rumit. Bagi peneliti, masalah
yaitu analisis yang melibatkan banyak variabel (lebih dari dua), dengan metode
dependensi yaitu metode yang bertujuan untuk menjelaskan atau meramalkan nilai
merupakan teknik statistik yang secara simultan meneliti pengaruh dari dua atau
lebih variabel bebas terhadap satu variabel terikat yang berskala interval atau rasio
(Kusmayadi, 2000).
Menurut Supranto (2004), tujuan dari analisis linier berganda adalah untuk
menggunakan metode kuadrat terkecil (least square method). Di samping itu juga
untuk mengetahui besarnya pengaruh setiap variabel bebas yang terdapat dalam
persamaan.
dimana:
X 1 = Jenis
X 2 = Kualitas
X 3 = Pengemasan
X 4 = Positioning
X 5 = Pelayanan
a = Konstanta regresi
b 1 , b 2 , b 3 , b 4 , b 5 = koefisien regresi
Ho : b1 ≠ b2 ≠b3 ≠ b4 ≠ b5 ≠ 0
Artinya, tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen (X) secara
F hitung = R2 / ( k – 1 )
( 1 – R2 ) / ( n – k )
4. Mengambil keputusan
Ho : b1 = 0 ( hipotesis nihil )
Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen (x) terhadap
Ha : b1 ≠ 0 ( hipotesis alternatif )
Artinya ada pengaruh yang signifikan dari varibel independen (x) terhadap
1
ry 2 2 n 1 k
t statistik = 1
1
1 r2 y2 1 2
y
4. Mengambil keputusan
antara variabel X dan Y yang bersifat linier. Hubungan yang linier dapat dianalisis
secara diagramatis dengan cara menggambarkan apakah dari titik pada diagram
pencar bisa ditarik garis lurus yang mewakili semua titik yang berpencar tersebut
atau tidak. Apabila dari diagram pencar tersebut dapat ditarik garis yang sesuai
hubungan yang linier. Sebaliknya, jika pada diagram pencar tersebut tidak dapat
digaris yang mengandung pola tertentu, hubungan yang terjadi adalah non linier.
kata lain, koefisien korelasi merupakan ukuran besar kecilnya atau kuat tidaknya
Nilai koefisien ini paling sedikit -1 dan paling besar 1. Sehingga bila
koefisien korelasi kita nyatakan dengan r, maka nilai r dapat dinyatakan sebagai
berikut: -1 ≤ r ≤ 1
84
di mana:
(independen).
bawah ini:
R2= n(b1.23ΣX1+b12.3+ΣX1X2+b13.2ΣX1.X3)-(ΣX1)2
nΣX21-(ΣX1)2
berarti 100 persen total variasi variabel dependen diterangkan oleh variabel
independen. Jika R2 = 0 berarti tidak ada variasi Y yang di terangkan oleh X1, X2,
Menurut Veal (2006), ada dua jenis hipotesis, yaitu Ho (hipotesis nol) dan
H1 (hipotesis alternatif). Hipotesis nol adalah jika tidak ada perbedaan atau
Dalam penelitian ini akan diuji beberapa hipotesis mengenai bauran produk
sebagai berikut:
diterima).
diterima).
diterima).
diterima).
Untuk melakukan uji hipotesa di atas pengujian dilakukan dengan uji F(uji
serempak) dan uji T (uji parsial) yang telah dijelaskan di atas. Pengujian ini
yang signifikan atau tidak ada pengaruh dan H 1 = terdapat perbedaan yang
sebagai berikut:
a. jika t hitung lebih besar dari t tabel (t hitung>t tabel), maka Ho ditolak.
87
b. jika t hitung lebih kecil dari t tabel (t hitung<t tabel), maka Ho diterima.
BAB IV
Gedung tua yang terletak di Jl. Jati Petamburan No. 4 Jakarta Barat
(sekarang Jl. KS. Tubun) adalah gedung milik orang Perancis yang dibangun pada
abad ke-19. Selang beberapa puluh tahun kemudian, gedung tersebut dibeli oleh
Konsul Turki yang bernama Abdul Azis Al Musawi Al Katiri yang menetap di
Indonesia.
(Dr. Karel Christian Cruq), seorang bujangan penjual barang antik. Ketika kota
terutama dari kalangan pemuda, Gedung Jati Petamburan No. 4 tersebut ikut
Pada tahun 1947, gedung tersebut dibeli oleh Lie Sion Phin dan pada tahun
itu juga oleh beliau gedung tersebut dikontrakkan kepada Dinas Perumahan
usia.
88
keluarga Bu Tjon Nio. Pada tanggal 11 Februari 1952, gedung ini dibeli kembali
oleh keturunan langsung Sayid Abdullah bin Alwi Alatas, yaitu Abbas bin Abu
Bakar Alatas. Namun pada tanggal 11 Juni 1952, gedung ini dibeli oleh negara
(Departemen Sosial) dan dijadikan Kantor Djawatan Sosial, kemudian pada tahun
Gedung ini berakhir riwayatnya setelah sekian lama berpindah tangan dan
secara resmi diserahkan kepada Bapak Ali Sadikin selaku Gubernur DKI Jakarta.
difungsikan sebagai Museum Tekstil dan secara resmi diresmikan oleh Ibu Tien
Neolithic. Tekstil atau kain merupakan keperluan hidup tiga serangkai di samping
sebagai pakaian, maka tekstil menjadi salah satu unsur terpenting dalam dunia
susunan warna dan ragam hiasnya serta kehalusan bahan yang ditenun.
89
Dunia luas mengenal serta menikmati tekstil Indonesia yang klasik, karena
mempergunakan nama yang beragam untuk teknik pengolahan serta ragam hias
yang berasal dari seni tekstil Indonesia, serta mengabadikannya dalam tulisan,
bangsa serta amal untuk mengembangkannya dengan tantangan ruang dan waktu
benda dan data-data tekstil adati yang penting bagi sejarah, kebudayaan dan
ilmu pengetahuan.
dalam bidang sejarah dan kebudayaan, unsur lain yang mendukung perlu ada,
4) Perpustakaan.
negeri.
kegiatan:
(display).
5) Menyelenggarakan kursus dan latihan untuk para peminat seni kain serta
pengrajin tekstil.
5. Kelompok busana.
koleksi.
dipamerkan.
93
a. Tenunan ikat
b. Tenunan polos
c. Tenunan songket
d. Tenunan campuran
2.1. Batik
- Kain pelangi
94
a. Rajutan primitif
b. Rajutan biasa
A. Pendekatan Teknis
Pendekatan teknis pada kain tenun atau pendekatan asal daerah adalah
jalan yang paling mudah. Kurator tekstil pada museum dan universitas di Amerika
Serikat dan Eropa, yang banyak mengkoleksi seni tekstil Indonesia, mulai dengan
yang antropologis, hingga bisa dijawab: mengapa orang Sumba menenun serta
menciptakan ragam hias yang tinggi nilainya? Mengapa ragam hias itu lahir di
bagaimana caranya menenun? Lingkungan dan tata adat yang menjadi pendorong
terciptanya karya seni tenun itu – akan menjadi pelengkap apresiasi yang utuh
95
terhadap seni tenun klasik Indonesia. Bahwa antara alat – tata cara kerja –
manusia – lingkungan – adat istiadat – pantun dan tembang menjadi satu kesatuan
dunia penciptaan.
Bagi orang Indonesia, batik tidak hanya sekedar proses (lilin malam dan
celupan), seperti pandangan kritikus Barat selama ini. Batik bagi kita ialah proses
dan penciptaan ragam hias. Bahkan kejadiannya jadi: ragam hias terlebih dulu
sebagai materi penciptaan, sedangkan proses hanya sebagai alat untuk mencapai
wujud daya cipta itu. Itulah sebabnya mengapa batik sangat kaya akan ragam hias
yang sudah turun-menurun yang setiap saat digubah dan diungkapkan kembali,
peristiwa yang terjadi di sekitarnya seperti “Irian runtuh”, “Panca Sila”, “Pekan
Olah Raga” dll. “Nama” itu penting artinya untuk bahan penelitian serta tinjauan
seni; mengapa pola-pola tersebut bisa lahir? Karena seni batik ataupun seni
tinjauan seni, mengapa suatu gubahan itu lahir? Untuk itulah dunia mancanegara
C. Pendekatan Sejarah
dengan tangan, sebentuk jarum dan segulung tali atau serat, maka lahirlah kain
rajutan. Celup dan warna adalah pemberian alam, manusia berlaku sebagai
penggubah.
Kemudian timbul alat tenun papan tanpa gun, diteruskan oleh gedogan
yang sederhana, yang hanya terdiri dari beberapa bilah papan, bambu atau mistar,
dilengkapi dengan beberapa kelosan dan alat pintal. Semua alat itu dengan
pengrajinnya bisa masuk ke dalam rumah di dekat dapur atau tempat tidur, bahkan
di kolong rumah sekalipun. Berkarya dan berseni adalah bagian dari arus hidup
Alat tenun kayu atau alat tenun bukan mesin (ATBM) dengan sikap duduk
merupakan alat tenun tangan yang terakhir, sebelum deburan mesin modern
menggantikannya.
1. Ruang Display
2. Toko Seni
cendera mata yang dapat dijadikan busana dan aksesorisnya sesuai kebutuhan.
Galeri ini adalah ruang pameran temporer yang ditujukan sebagai wadah
art deco yang terkesan mewah ini sesuai untuk latar belakang pengambilan
maksud agar budaya pembuatan tekstil tradisional Indonesia tidak punah dan tetap
lestari.
tanggapan yang sangat baik dari masyarakat. Mereka yang telah mengikuti
lebih profesional selain sebagai hobi. Selain pelatihan batik, Museum Tekstil juga
Kepala Museum
Kasubag TU
kegiatan operasional.
koleksi museum.
budaya.
pengemasan, positioning dan pelayanan. Hasil pengujian dapat dilihat pada bagian
Correlation (r hitung ), yang merupakan korelasi antara skor item dengan skor total
jumlah kasus – 2, pada penelitian ini jumlah responden untuk validitas adalah 30
sehingga df-nya adalah 28, maka r tabel (0,05; 28) pada uji dua arah = 0,374.
Pengambilan keputusan :
1. Jika r hitung positif dan r hitung > r tabel maka butir pertanyaan tersebut valid.
2. Jika r hitung negatif atau r hitung < r tabel maka butir pertanyaan tersebut tidak valid.
Daerah kritis:
mana saja yang valid dan dapat digunakan dalam analisis selanjutnya dan butir
pertanyaan mana saja yang harus dikeluarkan dan tidak dilakukan analisis. Hasil
butir yang valid dan tidak valid secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 4.3. di
bawah ini.
Setelah selesai melakukan uji validitas maka dilakukan uji reliabilitas data.
1. Jika r Alpha positif dan r Alpha > r tabel maka data dianggap reliabel.
2. Jika r Alpha negatif atau r Alpha < r tabel maka data dianggap tidak reliabel.
Daerah kritis:
pada penelitian ini jumlah responden untuk validitas adalah 30 sehingga derajat
bebas adalah 28, maka r tabel (0,05; 28) pada uji dua arah = 0,374. Ringkasan
Interpretasi:
104
variabel adalah reliabel karena r alpha (alpha cronbach)nya semuanya lebih besar
dari r tabel, yaitu r alpha berkisar dari 0,513 – 0,903 lebih tinggi dari r tabel
(0,374).
harga tiket, motivasi, atraksi dan waktu kunjungan. Untuk lebih jelasnya, bisa
Jender
Frekuensi Persen
Valid Laki-laki 35 35
Perempuan 65 65
Total 100 100
Pekerjaan
Frekuensi Persen
Valid Pelajar/Mahasiswa 82 82
Seniman 2 2
PNS 1 1
Pegawai Swasta 11 11
ABRI 2 2
Pensiunan 1 1
Lain-lain 1 1
Total 100 100
105
Umur
Frekuensi Persen
Valid < 15 tahun 25 25
15-24 tahun 63 63
25-45 tahun 10 10
46-60 tahun 2 2
Total 100 100
Pengeluaran
Frekuensi Persen
Valid < Rp. 1.000.000 79 79
Rp. 1.000.001-Rp.3.000.000 13 13
Rp. 3.000.001-Rp.5.000.000 7 7
> Rp. 5.000.000 1 1
Total 100 100
Pengenalan
Frekuensi Persen
Valid Sudah 93 93
Belum 7 7
Total 100 100
Sumber
Frekuensi Persen
Valid Guru/sekolah 41 41
Teman/keluarga 43 43
Internet/website 9 9
Majalah/Koran 2 2
Televisi/radio 5 5
Total 100 100
Frekuensi kunjungan
Frekuensi Persen
Valid 1 kali 26 26
2-5 kali 49 48
6-10 kali 5 5
> 10 kali 20 20
Total 100 100
Dengan siapa
Frekuensi Persen
Valid Sendiri 1 1
Keluarga 6 6
Sekolah 23 23
106
Teman 65 65
Rombongan 5 5
Total 100 100
Transportasi
Frekuensi Persen
Valid Kendaraan pribadi 16 16
Kendaraan sewa 5 5
Angkutan umum 22 22
Jalan kaki 57 57
Total 100 100
Harga Tiket
Frekuensi Persen
Valid Mahal 2 2
Sedang 29 29
Murah 69 69
Total 100 100
Motivasi
Frekuensi Persen
Valid Bosan dengan
16 16
rutinitas
Relaksasi 16 16
Studi/penelitian 35 35
Prestise 2 2
Kesenangan 27 27
Lain-lain 4 4
Total 100 100
Atraksi
Frekuensi Persen
Valid Koleksi tekstil 49 49
Toko seni/cinderamata 10 10
Taman pewarna alam 8 8
Kursus batik 32 32
Lain-lain 1 1
Total 100 100
Waktu Kunjungan
Frekuensi Persen
Valid < 2 jam 64 64
3 - 5 jam 34 34
> 6 jam 2 2
107
terbesar yang paling banyak berkunjung adalah 15-24 tahun (63%), dengan
(93%).
(43%) disusul dari guru/sekolah (41%). Sekitar 2-5 kali kunjungan sudah mereka
lakukan (49%) dengan teman yang paling banyak, yaitu sebesar 65%. Karena
terutama mereka menyukai koleksi tekstil (49%) dengan lama kunjungan terlama
Hal selanjutnya yang dilakukan setelah melakukan uji validitas dan uji
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 49,422 6,777 7,292 0,000
x1 0,306 0,671 0,054 0,457 0,649
x2 1,502 0,852 0,189 1,763 0,081
x3 1,384 0,669 0,270 2,069 0,041
x4 2,237 1,061 0,206 2,108 0,038
x5 0,297 0,689 0,050 0,432 0,667
a. Dependent Variable: Variabel_Y
organisasi dan sumber daya, pasar serta manajemen atraksi, adalah produk.
Kesuksesan produk sangat bergantung pada pendekatan baru ataupun ide yang
lingkungan yang berkualitas serta pelayanan yang baik. Hal ini membantu
keinginan konsumen. Ide ini dikenal dengan bauran produk (product mix), yang
merupakan kombinasi dari lini produk, fasilitas dan layanan berkualitas yang
merupakan Variabel Bauran Produk dalam penelitian ini ada 5, yaitu, Jenis,
variabel dalam tabel di bawah ini (mengacu pada nilai B dari Unstandardized
(jenis (X1), kualitas (X2), pengemasan (X3), positioning (X4) dan pelayanan
Jakarta) secara serempak (uji F) dan secara individual (uji t) dengan asumsi
bahwa variabel yang lain tetap atau konstan. Kemudian dilanjutkan dengan
Perumusan hipotesis
(X1), kualitas (X2), pengemasan (X3), positioning (X4) dan pelayanan (X4)
kualitas (X2), pengemasan (X3), positioning (X4) dan pelayanan (X4) terhadap
secara serempak).
90
Kriteria pengujian
Jika F -statistik > F -tabel , maka Ho ditolak, artinya secara serempak variabel
jenis (X1), kualitas (X2), pengemasan (X3), positioning (X4) dan pelayanan (X5)
jenis (X1), kualitas (X2), pengemasan (X3), positioning (X4) dan pelayanan (X5)
Statistik uji F = 9,610 (bisa dilihat pada tabel 4.6. di atas, yaitu F statistik)
Dari nilai F -statistik = 9,610 > F -tabel = 2,29, maka Ho ditolak, artinya secara
serempak variabel jenis (X1), kualitas (X2), pengemasan (X3), positioning (X4)
= 100-2 = 98, diperoleh T -tabel = 1,984. Untuk melihat hasil dari Uji T bisa dilihat
Interpretasi:
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa ternyata hanya variabel pengemasan
(X3) dan Positioning (X4) saja yang berpengaruh terhadap variabel motivasi (Y).
Hal ini berbeda dengan hasil pengujian secara serempak (uji F), dimana semua
(Algifari dalam Gunawan, 2009). Berikut ini tabel hasil olah data.
Interpretasi:
Berdasarkan hasil olah data di atas terlihat bahwa koefisien korelasi antara
Tekstil, Jakarta) (Y) sebesar 0,413, ini berarti korelasinya sedang. Koefisien
(Studi Kasus Museum Tekstil, Jakarta) (Y) sebesar 0,457, ini berarti korelasinya
Kunjungan Wisatawan (Studi Kasus Museum Tekstil, Jakarta) (Y) sebesar 0,474,
(Y) sebesar 0,398, ini berarti korelasinya rendah. Koefisien korelasi antara
Museum Tekstil, Jakarta) (Y) sebesar 0, 390 , ini berarti korelasinya rendah.
Interpretasi:
Berdasarkan hasil olah data di atas terlihat bahwa koefisien korelasi antara
Tekstil, Jakarta) (Y) adalah sebesar 0,582, hal ini berarti korelasinya sedang.
Interpretasi:
30,3%, sedangkan sisanya sebesar 69,7% dapat dijelaskan oleh faktor lain yang
besar. Hasil dari analisis regresi berganda dengan metode stepwise ditampilkan
Variables Entered/Removeda
Variables Variables
Model Entered Removed Method
Stepwise (Criteria: Probability-of-F-to-
Pengemasan
1 . enter <= .050, Probability-of-F-to-
(X3)
remove >= 0,100).
Stepwise (Criteria: Probability-of-F-to-
Positioning
2 . enter <= .050, Probability-of-F-to-
(X4)
remove >= 0,100).
a. Dependent Variable: Y
Model Summaryc
Change Statistics
Std.
Adjusted R
R Error of F Sig. F
Model R R Square df1 df2
Square the Change Change
Square Change
Estimate
1 0,474a 0,224 0,217 7,287 0,224 28,360 1 98 0,000
b
2 0,555 0,308 0,294 6,920 0,083 11,696 1 97 0,001
a. Predictors: (Constant), X3
b. Predictors: (Constant), X4
c. Dependent Variable: Y
95
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
Excluded Variablesb
Model Beta In T Sig. Partial Collinearity
Correlation Statistics
Tolerance
1 Positioning (X4) 0,298a 3,420 0,001 0,328 0,938
a. Predictors in the Model: (Constant),
-Positioning (X4)
b. Dependent Variable: Y
Sumber: Data diolah, 2010.
Interpretasi:
Dari hasil metode stepwise ini, dapat disimpulkan bahwa variabel yang
signifikansi 0,000 < 0,05 dan Ajdusted R Square (koefisien determinasi yang
disesuaikan (21,7%) adalah variabel Pengemasan (X3). Ini berarti bahwa jika kita
Tabel di bawah ini dibuat dengan tujuan untuk menjelaskan variabel yang
paling dominan dari bauran produk, yaitu, pengemasan (X3) yang mempengaruhi
motivasi (Y) kunjungan wisatawan ke Museum Tekstil. Berikut ini disajikan tabel
6-10 kali 0 0 0 3 2 5 0 0 0 4 1 5 0 0 0 5 0 5
> 10 kali 0 1 1 17 1 20 0 1 1 15 3 20 0 1 1 16 2 20
Sendiri 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 4 22 15 41
Keluarga 0 0 0 5 1 6 0 0 0 4 2 6 0 1 10 27 5 43
Dengan Siapa Sekolah 0 0 5 17 1 23 0 0 0 15 8 23 0 1 1 5 2 9
Teman 0 2 12 41 10 65 0 1 11 40 13 65 0 0 0 2 0 2
Rombongan 0 1 2 2 0 5 0 0 1 4 0 5 0 0 0 3 2 5
Kendaraan pribadi 0 1 1 13 1 16 0 0 3 10 3 16 0 1 3 7 5 16
Kendaraan sewa 0 0 1 4 0 5 0 0 0 5 0 5 0 0 0 4 1 5
Transportasi Angkutan umum 0 1 4 14 3 22 0 0 6 10 6 22 0 1 4 12 5 22
Jalan kaki 0 1 13 35 8 57 0 1 3 39 14 57 0 0 8 36 13 57
Mahal 0 0 1 1 0 2 0 0 0 2 0 2 0 0 0 1 1 2
Harga Tiket Sedang 0 1 6 21 1 29 0 0 5 20 4 29 0 1 6 15 7 29
Murah 0 2 12 44 11 69 0 1 7 42 19 69 0 1 9 43 16 69
Bosan dengan rutinitas 0 0 7 8 1 16 0 1 6 7 2 16 0 0 6 9 1 16
Relaksasi 0 0 2 13 1 16 0 0 2 12 2 16 0 0 3 11 2 16
Studi/penelitian 0 2 5 25 3 35 0 0 1 25 9 35 0 1 4 22 8 35
Motivasi
Prestise 0 0 1 1 0 2 0 0 1 1 0 2 0 0 1 1 0 2
Kesenangan 0 1 3 16 7 27 0 0 2 17 8 27 0 1 1 15 10 27
Lain-lain 0 0 1 3 0 4 0 0 0 2 2 4 0 0 0 1 3 4
Koleksi tekstil 0 1 10 34 4 49 0 0 7 35 7 49 0 1 7 28 13 49
Toko seni/cinderamata 0 0 1 5 4 10 0 0 0 3 7 10 0 0 1 3 6 10
Atraksi Taman pewarna alam 0 0 1 6 1 8 0 0 1 6 1 8 0 0 1 7 0 8
Kursus batik 0 2 7 20 3 32 0 1 4 19 8 32 0 1 6 20 5 32
Lain-lain 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1
< 2 jam 0 2 14 38 10 64 0 0 10 37 17 64 0 1 11 36 16 64
Waktu 3 - 5 jam 0 1 5 26 2 34 0 1 2 25 6 34 0 1 4 21 8 34
Kunjungan
> 6 jam 0 0 0 2 0 2 0 0 0 2 0 2 0 0 0 2 0 2
Sumber: Data diolah, 2010.
1. Butir Pertanyaan: Cara pemajangan koleksi tekstil sudah sangat baik.
dengan frekuensi kunjungan 2-5 kali (29%). Biasanya mereka pergi ke Museum
Tekstil bersama teman (41%) dengan berjalan kaki (35%). Untuk tiket sendiri
datang ke Museum Tekstil adalah untuk studi/penelitian (25%) dan atraksi yang
paling menarik adalah melihat koleksi tekstil (34%) serta lama kunjungan terlama
Interpretasi:
Dari data di atas, bisa disimpulkan bahwa cara pemajangan koleksi tekstil
sudah sangat baik, terlihat dari kebanyakan responden menjawab setuju. Jika cara
Museum Tekstil.
45
46
dengan frekuensi kunjungan 2-5 kali (32%). Biasanya mereka pergi ke Museum
Tekstil bersama teman (40%) dengan berjalan kaki (39%). Untuk tiket sendiri
datang ke Museum Tekstil adalah untuk studi/penelitian (25%) dan atraksi yang
paling menarik adalah melihat koleksi tekstil (35%) serta lama kunjungan terlama
Interpretasi:
Dari data di atas, bisa disimpulkan bahwa kain-kain di dalam etalase sudah
dengan frekuensi kunjungan 2-5 kali (25%). Biasanya mereka pergi ke Museum
Tekstil bersama keluarga (27%) dengan berjalan kaki (36%). Untuk tiket sendiri
datang ke Museum Tekstil adalah untuk studi/penelitian (22%) dan atraksi yang
47
paling menarik adalah melihat koleksi tekstil (28%) serta lama kunjungan terlama
setuju. Jika keteraturan pemajangan semakin ditingkatkan maka pasti akan lebih
BAB V
5.1. KESIMPULAN
Tekstil, Jakarta) dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05 dan Ajdusted R Square
(X3). Ini berarti bahwa jika kita ingin meningkatkan Motivasi Kunjungan
Wisatawan (Studi Kasus Museum Tekstil, Jakarta) maka faktor yang harus
5.2 SARAN
yang sudah ada di mana peneliti melihat bahwa pengemasannya masih bersifat
49
tampilan audio visual untuk dapat menjelaskan detil lebih lanjut dari koleksi-
maya, di mana dari situ bisa dilihat juga mengenai pengemasan koleksi-koleksi
diharapkan para peneliti selanjutnya yang akan meneliti tentang Museum Tekstil
menitikberatkan pada aspek marketing mix yang lain, misalnya pada aspek price
(harga dan biaya jasa lainnya), place (tempat/distribusi dan waktu), promotion
DAFTAR PUSTAKA
Bull, A. 1995. The Economics Of Travel And Tourism. Longman Australia Pty
Ltd, Australia.
Kotler, P., Ang, Swee A., Leong, Siew M., and Tan, Chin T. 1999. Managing
Product Lines, Brands, and Packaging. Second Edition. Pearson
Education, Pte. Ltd., Singapore.
Kotler, P, Bowen, John T., and Makens, James C. 2006. Marketing for Hospitality
and Tourism. Fourth Edition. Pearson Education, Inc., New Jersey.
Simamora, B., 2003. Memenangkan Pasar, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Stanislaus, S. Uyanto, P. D. (2006). Pedoman analisis data dengan SPSS, Graha Ilmu,
Yogyakarta
Supranto, J. 2004. Analisis Multivariat, Arti & Interpretasi. PT. Rineka Cipta,
Jakarta.
51
Veal, A.J. 2006. Research Methods For Leisure and Tourism A Practical Guide.
Pearson Education Limited, United Kingdom.
Yoeti, Oka A. 2006. Pariwisata Budaya: Masalah dan Solusinya. PT. Pradnya
Paramita, Jakarta.
Jurnal
Kotler, N. and Kotler, P. 2000. Can Museums be All Things to All People?:
Missions, Goals, and Marketing’s Role. The Journal of Museum
Management and Curatorship, Vol. 18, No. 3 p. 271-287.
Uysal , M. and Hagan, L.R. 1993. Motivation of pleasure to travel and tourism. In
M. A. Khan, M.D. Olsen, nad T. Var (Eds.), VNR’S Encyclopedia of
Hospitality and Tourism , p. 798-810.
Skripsi/Tesis
Dokumen Internal
Badan Pusat Statistik Propinsi DKI Jakarta. 2008. Dioleh oleh Dinas Pariwisata
Jakarta.
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI. 2006. Pengolahan data Pusat data
dan Informasi Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Jakarta.
53
Brosur