SKRIPSI
Oleh
M. AKROM K.
NIM : C2B007035
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
2
PERSETUJUAN SKRIPSI
Fakultas/Jurusan : Ekonomi/IESP
Fakultas/Jurusan : Ekonomi/IESP
ABSTRACT
Key words: tourist income, travel expenses, travel expenses to the other
attractions, a long journey, the facilities, the number of tourist arrivals.
6
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan karunianya kepada
kita bersama dan khususnya bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan tesis ini.
WELERI, KABUPATEN”.
Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat dalam mencapai derajat
dukungan, petunjuk, dan saran dari semua pihak. Untuk itu, penulis dengan segala
kerendahan hati ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang
serta inayah-Nya.
3. Bapak Prof. Drs. Mohamad Nasir, M.Si, Akt, Ph.D. selaku Dekan
4. Ibu Fitrie Arianti, S.E., M.Si. selaku Dosen pembimbing atas waktu
5. Ibu Dra. Hj. Tri Wahyu R, M.Si. selaku Dosen wali atas bimbingan
bermanfaat.
8. Ayah dan Ibu tercinta atas doa, kasih sayang, pengorbanan, motivasi,
11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang
Demikian penyusunan skripsi ini tidak lepas adanya kekurangan. Untuk itu
penulis mengharapkan saran dan masukan guna perbaikan selanjutnya serta
semoga bermanfaat.
Semarang, Juni 2014
Penulis
9
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN .................................... iii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI .................................................. iv
ABSTRACT ....................................................................................................... v
ABSTRAK ....................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah .................................................................................. 6
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 8
1.4.1 Manfaat Praktis ................................................................................ 8
1.4.2 Manfaat Teoritis .............................................................................. 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 10
2.1 Landasan Teori .......................................................................................... 10
2.1.1 Pariwisata ........................................................................................ 10
2.1.2 Permintaan ....................................................................................... 18
2.1.3 Objek Wisata dan Daya Tarik Wisata ............................................. 41
2.1.4 Wisatawan, Pengunjung dan Karakteristik ...................................... 48
2.1.5 Pendapatan ....................................................................................... 53
2.1.6 Pendekatan Biaya Perjalanan (Travel Cost Method) ....................... 55
2.1.7 Lama Perjalanan (Travel Time) ....................................................... 58
2.1.8 Fasilitas Pariwisata .......................................................................... 59
2.2 Hubungan antara variable dependen dengan variable independen ........... 62
10
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Target dan Realisasi Pendapatan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Kendal tahun 2006 sampai dengan tahun 2013 ............................. 3
Tabel 1.2 Retribusi Obyek Wisata Dari Obyek-Obyek Wisata di Kabupaten
Kendal Tahun 2006-2013................................................................................. 5
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 66
Tabel 4.1 Hasil Analisis Deskriptif Statistik .................................................... 83
Tabel 4.2 Hasil Deteksi Multikolinearitas ....................................................... 86
Tabel 4.3 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov ....................................................... 89
Tabel 4.4 Persamaan Regresi Linier Berganda ................................................ 90
Tabel 4.5 Tabel Uji t ........................................................................................ 92
Tabel 4.6 Hasil Uji F ........................................................................................ 94
Tabel 4.7 Koefisien Determinasi...................................................................... 95
13
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
asli daerah, maka program pengembangan dan pendayagunaan sumber daya dan
pembangunan ekonomi.
dan daya tarik wisata di Indonesia serta memupuk rasa cinta tanah air dan
Salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah yang mempunyai peranan yang
sangat penting dalam membiayai Pemerintahan Daerah adalah pajak, yang mana
16
Pajak Daerah ini banyak jenisnya dan berbeda pemungutnya diantaranya adalah
jenis-jenis Pajak Daerah Tngkat 1 terdiri dari Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak
Bahan Bakar Kendaraan Bermotor dan Kendaraan diatas Air. Sedangkan Pajak
Galian Golongan C dan Pajak Air Bawah Tanah dan Air Permukaan.
investasi yang pada gilirannya akan menimbulkan kegiatan produksi barang dan
permintaan akan barang modal dan bahan baku (Investment Derived Demand)
kerajinan dan industri produk konsumen, industri jasa, rumah makan restoran dan
jumlah wisatawan yang datang, karena itu harus ditunjang dengan peningkatan
Indonesia.
17
wilayahnya untuk tujuan wisata dan menarik minat wisatawan untuk berkunjung.
Obyek dan daya tarik wisata (ODTW) yang dimiliki Kabupaten Kendal cukup
banyak dan bervariasi yang terdiri atas obyek wisata alam seperti air terjun
Kiskenda, curug Panglebur Gonso dan yang paling baru dan berkembang adalah
pantai Cahaya, wisata budaya seperti sedekah laut atau Nyadran Tanggul Malang,
agro wisata seperti kebun teh Medini dan Plantera serta obyek wisata religi seperti
Masjid Al Mutaqqin, Masjid Agung Kendal, Goa Maria, Makam Wali Gembyang
dan Makam Sunan Abinowo. Obyek wisata sebanyak itu belum mencakup atraksi
wisata, seperti yang berkembang di Kendal sejak beberapa tahun ini, yaitu atraksi
lumba-lumba. Namun pada tabel dibawah ini dapat kita lihat perkembangan target
Kabupaten Kendal:
Tabel 1.1
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa dalam empat tahun terakhir yaitu
mulai tahun 2010 hingga tahun 2013, target pendapatan dari Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Kabupaten Kendal tidak pernah tercapai. Hal ini bertolak
sangat besar. Daya tarik obyek wisata pada Pantai Cahaya antara lain adalah
adanya atraksi lumba-lumba, wahana seperti kolam apung, terapi autis, kebun
binatang, ATV bagi penggemar balap, waterboom dan theatron. Selain itu di
antara obyek wisata lainnya di Kabupaten Kendal, retribusi terbesar dari obyek
Tabel 1.2
Retribusi Obyek Wisata Dari Obyek-Obyek Wisata di Kabupaten Kendal Tahun 2006-2013
(Rupiah)
Obyek
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Wisata
Sendang
171.760.000 80.187.000 88.841.000 79.879.500 92.553.000 100.105.000 193.367.000 189.058.000
Sekucing
Curugsewu 166.594.000 209.701.000 267.039.000 242.000.000 255.557.000 257.823.000 467.060.000 544.185.000
Kolam
64.000.000 95.119.000 75.601.000 74.500.000 59.571.000 80.956.000 143.489.000 155.223.000
Renang Boja
Pantai
- - 418.310.023 583.009.651 1.210.478.987 1.391.500.288 1.600.225.111 1.920.270.564
Cahaya
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kendal, 2014
Berdasarkan tabel 1.2 di atas, terlihat Pantai Cahaya yang relatif baru
Gambar 1.1
180,000
160,000
140,000
120,000
Sikucing
100,000
Curugsewu
80,000
Kolam Renang Boja
60,000 Pantai Cahaya
40,000
20,000
-
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Berdasarkan pemikiran dan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk menyusun
v
vi
2010, target pendapatan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata tidak pernah
tercapai. Permasalahan ini karena obyek wisata yang selama ini ada kurang
diatas maka penulis dapat merumuskan masalah-masalah pokok yang akan diteliti
Pantai Cahaya?
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengerti dan mengetahui sejauh
vi
vii
pengembangan ilmu
a. Perusahaan
vii
viii
b. Pihak lain
Kabupaten Kendal.
a. Peneliti
pendapatan asli daerah melalui penerapan ilmu dan teori yang penulis
b. Peneliti lain
viii
ix
pada dunia usaha secara nyata serta dapat menguntungkan pihak lain.
ix
x
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pariwisata
Menurut definisi yang luas, pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat
ketempat lain, yang bersifat sementara dan dilakukan perorangan atau kelompok
lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu (Spillane, 1987 :
21).
orang – orang yang melakukan perjalanan wisata dan objek wisata yang
lain.
x
xi
dari tempat tinggal, kesuatu atau beberapa tujuan diluar lingkungan tempat
nafkah tetap.
termasuk pengusaha obyek dan daya tarik wisata, usaha sarana pariwisata,
yang melakukan perjalanan sejauh lebih dari 50 atau 100 mil (sekitar 80 atau 160
km) dari lokasi tempat tinggalnya. Sebagian definisi menyatakan bahwa hanya
mereka yang menginap di luar rumah terhitung sebagai wisatawan. Definisi yang
(IUOTO) pada tahun 1963 subyek wisata atau pelaku perjalanan dapat dibedakan
xi
xii
raga.
outbound tourism
xii
xiii
jangka waktu sekurang – kurangya 24 jam atau menginap untuk masuk apapun
Jendral Pariwisata,1985;17).
“orang – orang yang bertempat tinggal dalam satu Negara, terlepas dari
yang dikunjunginya”.
range of service provided and method used to market and sell them‟ (industry
pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu industry
yang terdiri dari serangkaian perusahaan yang menghasilkan jasa atau produk
yang berbeda satu dengan lainnya. Perbedaan itu tidak hanya dalam jasa yang
xiii
xiv
bentuk organisasi yang mengelola dan metode atau cara pemasarannya (Tahwin,
2003).
dapat memberikan pengertian yang lebih luas. Jadi sebenarnya, ide memberikan
istilah industri pariwisata lebih banyak bertujuan memberikan daya tarik supaya
pariwisata dapat dianggap sebagai sesuatu yang berarti bagi perekonomian suatu
adalah keseluruhan rangkaian dari usaha menjual barang dan jasa yang diperlukan
asalnya.
Menurut Spillane (1987) dalam Badrudin (2001), ada lima unsur industry
dengan lokasi yang tetap yaitu tempat-tempat wisata yang ada di daerah
dan lokasinya dapat diubah atau dipindah dengan mudah seperti festival-
xiv
xv
tujuan wisata wisatawan memerlukan tidur, makan dan minum oleh karena
itu sangat dibutuhkan fasilitas penginapan. Selain itu ada kebutuhan akan
c. Infrastructure (infrastruktur)
Daya tarik dan fasilitas tidak dapat dicapai dengan mudah kalau belum ada
d. Transportations (transportasi)
e. Hospitality (keramahtamahan)
asing yang memerlukan gambaran tentang tempat tujuan wisata yang akan
xv
xvi
Sesuai potensi alam yang dimiliki suatu negara, maka timbul bermacam-
mempunyai ciri tersendiri. Jenis- jenis pariwisata dapat dibedakan menurut letak
geografis yaitu: pariwisata lokal, pariwisata regional, dan pariwisata nasional yang
asing tersebut, berarti dapat memasukkan devisa bagi negara yang dikunjungi,
tersebut. Dan disebut pariwisata pasif, karena dilihat dari pemasukkan devisa,
sosial, segi ekonomi, dan segi budaya. Dengan demikian fungsi pariwisata juga
mencakup tiga aspek tersebut. Hal ini seperti dikemukakan oleh Hartono
pada garis besarnya, berintikan tiga segi yaitu segi ekonomi (sumber devisa dan
xvi
xvii
Fungsi pariwisata dari segi ekonomi dapat dikemukakan bahwa dari sektor
pariwisata dapat diperoleh devisa, baik berupa pegeluaran para wisatawan asing
Fungsi sosial yang paling dominan dari sektor pariwisata adalah perluasan
penyerapan tenaga kerja baik secara langsung maupun tidak langsung. Usaha
misalnya di bidang perhotelan, restoran, biro perjalanan, obyek wisata, dan kantor
Dalam hal fungsi pariwisata dari segi budaya dapat diartikan sebagai
merupakan manifestasi dari karya dan kreasi yang spiritual dari manusia yang
xvii
xviii
membentuk rakyat sebuah negara dan menjadi sasaran utama dari perasaan
tropis, daerah khatulistiwa yang dipadukan dengan aneka ragam koleksi seni
budaya dan tata kehidupan masyarakat yang khas adalah merupakan salah satu
2.1.2 Permintaan
Menurut Mc. Eachern (2000) permintaan pasar suatu sumber daya adalah
Permintaan adalah berbagai kombinasi harga dan jumlah suatu barang yang ingin
dan dapat dibeli oleh konsumen pada berbagai tingkat harga untuk suatu periode
tertentu.
suatu periode waktu tertentu berubah berlawanan dengan harganya, jika hal lain
semakin kecil jumlah barang yang diminta atau sebaliknya semakin kecil
harganya maka semakin tinggi jumlah barang yang diminta (Mc. Eachern, 2000).
1. Pendapatan
xviii
xix
menunjukkan kuantitas yang diminta yang lebih besar pada setiap tingkat
harga.
kelamin.
ketika harga barang y turun maka harga x tetap, konsumen akan membeli
barang x.
xix
xx
harga naik 10% pertahun dan diduga akan terus berlangsung, laju inflasi
yang telah diantisipasi ini tidak lagi berpengaruh terhadap posisi kurva
5. Penduduk
yaitu lain perorangan (individu), usaha kecil menengah, perusahaan swasta, dan
Data vital yang dapat dijadikan indikator permintaan wisatawan akan suatu
daerah wisata adalah (Melnish dan Goeldner, 1986 dalam Putik, 2008) :
wisatawan tersebut.
3. Berapa lama waktu tinggalnya dan berapa jumlah uang yang dikeluarkan.
jauh dari rumah, mempunyai sejumlah uang atau anggaran yang tersedia untuk
berwisata, berbelanja barang dan jasa lain. Besarnya anggaran tergantung dari
xx
xxi
jumlah jam yang dihabiskan untuk bekerja yang sifatnya dibayar setiap periode
yang dihasilkan dari penambahan waktu kerja dibayar, sementara pihak lain
rumah tangga dengan begitu konsekuensinya waktu kerja dibayar menjadi sedikit.
Jika mereka memilih untuk menghabiskan waktu kerja dibayar lebih lama
dan waktu menganggur lebih sedikit, maka tingkat pendapatan mereka bertambah
tetapi waktu senggang akan menjadi hilang. Dengan begitu, ada kecenderungan
bahwa pendapatan sering mengambil waktu menganggur, hal ini merupakan biaya
dari alternatif lain yang dikorbankan (opportunity cost). Setiap kombinasi dari
pendapatan atau anggaran yang dapat dibelanjakan pada barang dan jasa yang
berbeda. Kombinasi dari konsumsi dan waktu tidak dibayar yang mungkin
Gambar 2.1
xxi
xxii
pertambahan waktu menganggur, dari arah kiri ke kanan, atau pertambahan waktu
anggaran (budget line). Kemiringan dari garis ini mengindikasikan tingkat upah.
digambarkan oleh kurva I1 dan I2. Kurva tersebut dinamakan kurva indiferen.
Kurva indiferen yang letaknya jauh dari titik origin menunjukkan kombinasi dari
xxii
xxiii
konsumsi dan waktu menganggur yang lebih tinggi dan kepuasan yang lebih
tinggi pula.
maksimum sebisa mungkin dengan memilih kombinasi dari barang konsumsi dan
waktu menganggur. Titik D pada Gambar 2.1. merupakan posisi yang mungkin
dipilih individu. Titik ini menunjukkan kombinasi optimal dari konsumsi sebesar
OC1 dan waktu menganggur OU1. Titik E mungkin juga dipilih individu, di mana
posisi optimal adalah konsumsi sebesar OC2 dan waktu menganggur OU2.
belanja dan pada pilihan untuk relativitas pariwisata terhadap barang-barang dan
jasa lainnya. Pada satu titik ekstrim, seseorang dapat mengalokasikan seluruh
anggarannya untuk pariwisata dan pada titik ekstrim lain tidak ada alokasi sama
sekali untuk pariwisata atau semuanya untuk barang lain. Di antara kedua titik
ekstrim tersebut, ada sebuah rentang kombinasi antara pariwisata dan barang dan
menunjukkan harga relatif barang dan jasa yang digambarkan oleh TG dalam
Gambar 2.2.). Titik OT adalah jumlah pariwisata yang akan dinikmati jika
jumlah barang lain yang akan dikonsumsi jika tidak ada pengeluaran untuk
pariwisata. Jumlah pariwisata dan barang lain yang dikonsumsi atau dinikmati
bergantung pada harga relatif pariwisata dan barang lain sehingga harga
xxiii
xxiv
pariwisata yang lebih rendah akan membuat lebih banyak konsumsi pariwisata,
Gambar 2.2
pariwisata dan barang lain dapat memberikan tingkat kepuasan yang sama kepada
yang tinggi terhadap barang lain memberikan kepuasan yang sama seperti
konsumsi pariwisata yang tinggi dan konsumsi barang lain yang rendah, seperti
OT1 dan konsumsi OG1 dari barang lain. Kepuasan maksimum berada pada Titik
D karena pada titik tersebut kurve indiferen I menyinggung budget line TG.
Seseorang dengan preferensi yang lebih kuat terhadap pariwisata akan mengambil
xxiv
xxv
untuk berwisata dengan harga mahal atau membeli perhiasan pada tingkat harga
yang sama. Jika konsumen tersebut lebih berminat terhadap perhiasan, maka
tempat wisata yang lebih murah atau bahkan menghabiskan seluruh uangnya
Pada kasus tipe pariwisata yang berbeda, individu memilih kombinasi dari
tipe pariwisata yang dapat bersifat substitusi atau komplementer. Hal ini dapat
Gambar 2.3
xxv
xxvi
Gambar 2.4
xxvi
xxvii
mengindikasikan harga relatif dari dua tujuan wisata. Kurva indiferen ISIS
substitusi, dan memilih New York sebagai tujuan wisata yang lebih disukai.
pendapatan dan harga. Pada kasus kenaikan pendapatan dibanding dengan harga
relatif konstan, pengaruhnya terhadap sebagian besar jenis pariwisata dan daerah
tujuan wisata kemungkinan besar adalah positif. Hal ini berlaku untuk barang
pengaruh tersebut.
Gambar 2.5
xxvii
xxviii
barang lain. Garis TG dan T1G1 adalah garis anggaran sebelum dan sesudah
kenaikan pendapatan, dengan asumsi harga pariwisata lain dan barang yang lain
relatif konstan. Jika pariwisata adalah barang normal, kurva indiferen adalah I2,
dengan begitu permintaan naik dari OT1 ke OT2 pada E. Jika pariwisata adalah
barang ini dikenal sebagai barang mewah dan jika permintaan naik kurang dari
proporsinya, barang ini dikenal sebagai barang primer. Pada konsep elastisitas,
harga relatif dengan pendapatan konstan. Permintaan dan harga pada umumnya
xxviii
xxix
Gambar 2.6
barangbarang lain yang diperoleh adalah tetap pada OG. Kombinasi optimal dari
permintaan dan barang lain pada awal mula dan perubahannya ditunjukkan oleh
permintaan dan kepuasan, dimana individu memperoleh OT2 pariwisata dan OG2
barang-barang lain dibanding dengan OT1 dan OG1 saat harga belum turun.
xxix
xxx
perjalanan atau tujuan khusus merupakan perhatian besar bagi siapa saja yang
terlibat dalam kepariwisataan. Adapun data permintaan penting antara lain: berapa
banyak pengunjung yang datang, menggunakan alat transportasi apa, berapa lama
mereka tinggal dan apa jenis penginapan dan berapa banyak uang yang telah
biasanya lebih mudah menghasilkan dan biasanya berasal dari minat umum
dibanding yang lain. Teknik – teknik juga penting untuk membuat ramalan dari
pada waktu – waktu tertentu, tapi tujuan dasar adalah sama untuk meningkatkan
untuk jalan – jalan dan timbal balik dari hubungan berlawanan antara
2. Jarak Ekonomi
dalam perjalanan dari tempat asal sampai ke tempat tujuan dan kembali
xxx
xxxi
waktu dan biaya perjalanan dapat dikurangi maka permintaan akan naik.
3. Jarak Budaya
4. Biaya Pelayanan
untuk pergi ketempat tersebut untuk itu permintaan menjadi rendah. Faktor
ini menangkap hubungan terbalik antara harga dari sebuah barang atau
5. Kualitas Pelayanan
6. Musim
Efek dari musim pada permintaan sangat nyata hubungan daya tarik yang
diberikan suatu tempat tergantung waktu dalan tahun dari perjalanan yang
jumlah permintaan, perencana akan dituntun kepada asumsi yang salah terhadap
xxxi
xxxii
Peningkatan persediaan dibutuhkan lebih dari yang lainnya. Ada beberapa ukuran
1. Kedatangan Pengunjung
yang paling sulit untuk diperoleh. Metoda yang paling umum untuk
xxxii
xxxiii
Kategori terdiri dari patokan dasar persediaan sumber alam dimana semua
(iklim dan udara, bunga, bentuk tanah, hewan dan keindahan alam).
2. Infrastruktur
tanah dan permukaan tanah seperti sistem persediaan air bersih, sistem
fasilitas seperti jalan raya, tempat parkir, hotel, shopping center (bersifat
struktural).
3. Transportasi
dari tempat dimana ia biasanya tinggal, ketempat yang merupakan daerah tujuan,
Pada suatu tempat, kekayaan budaya dapat menjai penarik pengunjung yang baik
xxxiii
xxxiv
pengelompokan obyek daya tarik wisata, usaha jasa pariwisata dan usaha sarana
dalam studi ini adalah obyek wisata, sarana pariwisata, dan jasa parwisata.
1. Obyek Wisata
penting untuk memahami jenis – jenis daya tarik dan aktivitas wisata yang
seni dan budaya, pameran dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata
xxxiv
xxxv
gunung, sungai, laut, hutan, flora dan fauna, danau, pantai, lembah,
dan kawah.
2. Sarana Pariwisata
yaitu :
1. Sarana Akomodasi
xxxv
xxxvi
(Inskeep, 1991:115).
2. Tempat Makan
yang jauh maupun dekat dari tempat tinggalnya. Bagi obyek yang
ataupun sebagai usaha yang berdiri sendiri (UU No. 9 Tahun 1990
Pasal 26).
xxxvi
xxxvii
Bovy,1998:35).
3. Tempat Parkir
pinggir jalan dan parkir khusus pada lahan yang merupakan bagian
1995 : 116).
4. Fasilitas Belanja
xxxvii
xxxviii
nyaman dan akses yang baik, serta tingkat harga yang relatif
uangnya.
5. Sarana Transportasi
menggunakan pesawat udara untuk jarak jauh, kereta api, bis, taksi
xxxviii
xxxix
dapat dijadikan sebagai obyek dan daya tarik wisata (Inskeep, 1991
: 90).
6. Fasilitas Umum
i. WC umum
3. Jasa Pariwisata
Jasa pariwisata, sebagaimana jasa lainnya memiliki sifat khas, yaitu tidak
bisa ditimbun dan dikonsumsi pada saat jasa tersebut dihasilkan (Yoeti,
xxxix
xl
1996:80). Dari sifat ini dapat pula dikatakan bahwa jasa pariwisata adalah
1. Pusat informasi
xl
xli
3. Pemandu Wisata
4. Pengawas Pantai
xli
xlii
Objek dan daya tarik wisata merupakan salah satu unsur penting dalam
dunia kepariwisataan. Dimana objek dan daya tarik wisata dapat menyukseskan
program pemerintah dalam melestarikan adat dan budaya bangsa sebagai asset
Objek dan daya tarik wisata dapat berupa alam, budaya, tata hidup dan
sebagainya yang memiliki daya tarik dan nilai jual untuk dikunjungi ataupun
dinikmati oleh wisatawan. Dalam arti luas, apa saja yang mempunyai daya tarik
wisata atau menarik wisatawan dapat disebut sebagai objek dan daya tarik wisata.
tempat tinggal sampai ke daerah wisata yang dipilihnya hingga kembali ke tempat
xlii
xliii
1. Objek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang
berwujud keadaan alam serta flora dan fauna, seperti : pemandangan alam,
binatang-binatang langka.
2. Objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum,
(wisata agro), wisata tirta (air), wisata petualangan, taman rekreasi, dan
termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang
xliii
xliv
“Objek wista adalah suatu tempat atau keadaan alam yang memiliki sumber daya
alam yang dibangun dan dikembangkan sehingga mempunyai daya tarik yang
dengan “Tourism Resourch dan Tourist Service. Objek dan atraksi wisata adalah
segala sesuatu yang ada di daerah tujuan wisata yang mempunyai daya tarik
1. Natural Amenities, adalah benda-benda yang sudah tersedia dan sudah ada
di alam. Contoh; iklim, bentuk tanah, pemandangan alam, flora dan fauna,
dan lain-lain.
3. Way of Life, adalah tata cara hidup tradisional, kebiasaan hidup, adat-
Tourist Service adalah segala fasilitas yang digunakan dan aktifitas yang
komersial. Untuk dapat menjadi suatu daerah tujuan wisata yang baik maka kita
xliv
xlv
tersebut.
Ketiga hal itu merupakan unsur-unsur yang kuat untuk suatu daerah tujuan
wisata sedangkan untuk pengembangan suatu daerah tujuan wisata ada beberapa
1. Harus mampu bersaing dengan objek wisata yang ada di daerah lain.
4. Harus menarik.
1. Daya tarik
tarik sendiri dapat diklasifikan kedalam daya tarik lokasi yang merupakan
2. Prasarana Wisata
xlv
xlvi
wisata di suatu lokasi, sehingga fasilitas ini harus terletak dekat dengan
perkembangan pada saat yang bersamaan. Prasarana wisata ini terdiri dari:
a. Prasarana akomodasi
b. Prasarana pendukung
kebutuhan wisatawan.
3. Sarana Wisata
xlvi
xlvii
wisatawan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Lebih dari itu, selera
antara lain biro perjalanan, alat transportasi, dan alat komunikasi, serta
4. Infrastruktur
wisata, baik yang berupa sistem pengaturan maupun bangunan fisik diatas
listrik dan energi, sistem jalur angkutan dan terminal, sistem komunikasi,
Daerah dan tujuan wisata yang memiliki berbagai objek dan daya tarik
xlvii
xlviii
a. Masyarakat
b. Lingkungan
ekosistim dari fauna dan flora di sekitar objek wisata. Oleh sebab
c. Budaya
xlviii
xlix
yang berkunjung.
2.1.4.1 Wisatawan
Undang nomor 10 tahun 2009). Jadi menurut pengertian ini, semua orang yang
penting, perjalanan itu bukan untuk menetap dan tidak untuk mencari nafkah
jam dan maksimal 3 bulan di dalam suatu negeri yang bukan negeri di mana
badan/organisasi.
di negara lain tidak termasuk kategori ini, tetapi bila mereka mengadakan
xlix
l
(1994:39)
atau negara, biasanya mereka disebut sebagai pengunjung yang terdiri dari
wisatawan.
pengunjung yaitu setiap orang yang datang ke suatu negara atau tempat tinggal
lain dan biasanya dengan maksud apapun kecuali untuk melakukan pekerjaan
1. Wisatawan (tourist)
l
li
2. Pelancong (exursionist)
pengunjung.
pariwisata sehingga dalam menyediakan produk dapat sesuai dengan minat dan
kebutuhan pengunjung.
li
lii
wisata.
yaitu:
lii
liii
tingkat pendapatan.
unsur permintaan (demand). Adanya kedua unsur yang berlawanan ini melahirkan
berbagai jenis kegiatan rekreasi yang dapat dinikmati oleh pengunjung di suatu
kawasan wisata. Faktor yang mendorong suatu perjalanan wisata dari daya tarik
objek wisata diharapkan membentuk citra atau image. Citra wisata adalah
kenangan yang didapat sebelum, ketika dan sesudah mengunjungi objek wisata.
Dengan demikian untuk membentuk citra dari suatu kawasan wisata perlu
liii
liv
2.1.5 Pendapatan
imbalan atau balas jasa atas sumbangan seseorang terhadap proses produksi.
Jenis-jenis sumber pendapatan dapat berasal dari : (a) usaha sendiri (wiraswasta,
misalnya berdagang, mengerjakan sawah); (b) bekerja pada orang lain, misalnya
bekerja di kantor atau perusahaan sebagai pegawai atau karyawan (baik swasta
ataupun pemerintah); (c) hasil dari milik, misalnya mempunyai sawah yang
tertentu.
Pendapatan dapat diterima berupa uang, dapat juga dalam bentuk barang
(misalnya tunjangan beras, hasil dari sawah atau pekarangan sendiri), atau
tersebut di atas masih dijumpai pendapatan yang berasal dari : uang pensiun bagi
mereka yang sudah lanjut usia dan dulu bekerja pada pemerintah atau instansi
hadiah tabungan. Pinjaman atau hutang, ini memang merupakan uang masuk,
regional dapat berasal dari beberapa sumber yang mungkin, tidak lagi semata-
liv
lv
mata berasal dari perubahan ekspor yang ditentukan secara eksogen. Sumber-
suatu daerah (atau daerah-daerah) lain di dalam sistem yang bersangkutan yang
akan terlihat dalam perubahan ekspor daerah; (c) berubahnya salah satu di antara
maka nilai hasrat impor marginal pun menjadi relevan (Engerman, 1965 dalam
Richardson, 2001).
masalah yang sulit dicapai, namun berkurangnya kesenjangan adalah salah satu
lv
lvi
manfaat yang diterima masyarakat dari penggunaan barang dan jasa lingkungan.
dan jasa yang diberikan lingkungan dibanding dengan jasa lingkungan dimana
mereka berada pada saat tersebut. Banyak contoh sumber daya lingkungan yang
rekreasi di luar rumah yang seringkali tidak diberikan nilai yang pasti. Untuk
tempat wisata, pada umumnya hanya dipungut harga karcis yang tidak cukup
kesediaan membayar oleh para wisatawan yang memanfaatkan sumber daya alam
tersebut. Untuk lebih sempurnanya perlu diperhitungkan pula nilai kepuasan yang
waktu dan biaya yang dikorbankan oleh para wisatawan dalam menuju dan
dibarengi dengan kemampuan untuk membeli. Para wisatawan yang lebih dekat
dengan lokasi wisata tentu akan lebih sering berkunjung ke tempat wisata tersebut
dengan adanya biaya yang lebih murah yang tercermin pada biaya perjalanan yang
lvi
lvii
atas harga yang telah ditentukan. Oleh karena itu surplus konsumen yang dimiliki
oleh wisatawan yang jauh tempat tinggalnya dari tempat wisata akan lebih rendah
dari pada mereka yang lebih dekat tempat tinggalnya dari tempat wisata tersebut
(Suparmoko, 2000).
data mengenai jumlah pengunjung, biaya perjalanan yang dikeluarkan, serta factor
lain seperti tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, dan mungkin juga agama dan
kebudayaan serta kelompok etnik dan sebagainya. Data atau informasi tersebut
Konsep dasar dari metode travel cost adalah waktu dan pengeluaran biaya
perjalanan (travel cost expenses) yang harus dibayarkan oleh para pengunjung
untuk mengunjungi tempat wisata tersebut yang merupakan harga untuk akses ke
tempat wisata (Garrod dan Willis, 1999 dalam Salma dan Susilowati, 2004).
Itulah yang disebut dengan willingness to pay (WTP) yang diukur berdasarkan
permasalahan melalui metode travel cost menurut Garrod dan Willis (1999) dalam
lvii
lviii
informasi pada jumlah kunjungan ke suatu tempat dari jarak yang berbeda.
approach).
dihitung. Metode ini telah banyak dipakai dalam perkiraan nilai suatu
lviii
lix
lainnya.
waktu yang dibutuhkan oleh suatu moda/kendaraan untuk menempuh suatu rute
perjalanan dari daerah asal menuju daerah tujuan (McShane, 2001). Untuk
berupa waktu yang dibutuhkan untuk menjalani suatu ruas jalan, kecepatan
Waktu perjalanan adalah jumlah waktu yang diperlukan dari asal sampai
pada tujuan. Waktu perjalanan dapat berbeda dari setiap pengukuran, hal ini
dipengaruhi oleh keadaan jalan, seperti lamanya waktu terkena lampu merah,
terkena macet, berhenti karena ada kereta api yang melintas, dan sebagainya.
diperoleh setiap harinya sama atau tidak berbeda jauh dari sebelumnya. Bagi para
dengan adanya waktu perjalanan yang konsisten akan membantu para pengguna
lix
lx
pengguna jalan, sehingga mereka tidak tahu persis kapan mereka akan tiba di
tujuan, hal ini disebabkan oleh keadaan jalan yang berbeda setiap harinya.
Semakin tinggi variabilitas waktu perjalanan akan membuat para pengguna jalan
lebih sulit untuk memperkirakan waktu yang diperlukan untuk tiba di tujuan
(McShane, 2001).
Prasarana obyek wisata adalah sumber daya alam dan sumber daya buatan
bangun dengan disesuaikan dengan lokasi dan kondisi obyek wisata yang
bersangkutan.
gilirannya akan dapat meningkatkan daya tarik obyek wisata itu sendiri. Di
lx
lxi
wisatawan yang lain juga perlu disediakan di daerah tujuan wisata, seperti
bank, apotek, rumah sakit, pom bensin, pusat-pusat perbelanjaan dan lain-
lain.
seperti untuk meningkatkan arus informasi, arus lalu lintas ekonomi, arus
masyarakat disekitarnya.
2. Sarana obyek
wisatawan baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Lebih dari itu selera
sarana wisata yang harus disediakan di daerah tujuan wisata adalah hotel,
biro perjalanan, alat transportasi, restoran, dan rumah makan serta sarana
lxi
lxii
Sarana wisata secara kuantitatif menunjuk pada jumlah sarana wisata yang
darat), telekomunikasi, jaringan listrik, air bersih, rumah sakit dan lain
lxii
lxiii
Pelayanan yang dimaksud dalam hal ini adalah sumber daya manusia yang
independen.
Wisatawan
oleh pendapatan dan harga. Pada kasus kenaikan pendapatan dibanding dengan
harga relatif konstan, pengaruhnya terhadap sebagian besar jenis pariwisata dan
ditentukan oleh tingkat hidup dan intensitas perjalanan, dimana dengan kara lain
semakin besar pendapatan seorang wisatawan yang dapat dipakai, maka besar
lxiii
lxiv
wisatawan.
Wisatawan
dalam perjalanan dari tempat asal sampai ke tempat tujuan dan kembali pulang.
Semakin tinggi jarak ekonomi, semakin tinggi perlawanan untuk tujuan tersebut,
dan konsekuensinya permintaan semakin rendah, jika waktu dan biaya perjalanan
dapat dikurangi maka permintaan akan naik (Mc.Intosh, 1995 : 298). Biaya
perjalanan (travel cost) merupakan salah satu alasan dari wisatawan memilih
melakukan perjalanan. Hal ini karena tidak semua wisatawan memiliki bujet tidak
terbatas. Jika seorang wisatawan memiliki dana terbatas, maka wisatawan tersebut
dapat memilih lokasi yang dekat dengan tempat tinggalnya sehingga hal ini dapat
lxiv
lxv
Kunjungan Wisatawan
Obyek wisata lain merupakan pesaing langsung dari sebuah obyek wisata.
Salah satu factor yang mempengaruhi jumlah kunjungan wisata adalah adanya
persaingan langsung dari obyek wisata lain dalam hal biaya perjalanan yang
untuk itu permintaan menjadi rendah. Faktor ini menangkap hubungan terbalik
antara harga dari sebuah barang atau pelayanan dan permintaannya.(Mc. Intosh,
1995 : 298). Dalam pariwisata, barang substitusi dan barang komplementer berupa
objek wisata lain yang dapat menggantikan atau melengkapi objek wisata yang
ada. Munculnya barang lain ini dapat terjadi karena bedanya fasilitas yang
ditawarkan atau bedanya biaya perjalanan yang harus dikeluarkan oleh wisatawan
untuk berkunjung.
Wisatawan
wisatawan. Jarak obyek wisata berhubungan dengan lama perjalanan obyek wisata
dari wilayah asal wisatawan berbeda dengan obyek wisata tuan rumah. Umumnya
wisatawan (Mc. Intosh, 1995 : 298). Salah satu sifat dari obyek wisata adalah
obyek wisata tidak dapar dipindahkan sehingga wisatawan yang harus mendatangi
lxv
lxvi
obyek wisata tersebut. Maka dari itu, aksesibilitas seperti jarak dari tempat asal
wisatawan ke lokasi objek wisata dan juga transportasi yang memadai juga
jarak yang ditempuh maka akan memakan waktu perjalanan yang lebih lama, dan
para wisatawan diduga lebih memilih lokasi wisata yang lebih dekat untuk
dicapai. Prasarana untuk menuju ke lokasi wisata pun juga harus memadai, jika
jarak lebih jauh yang berarti lama perjalanan lebih memakan waktu, maka
seperti jalan rusak, jalan tanpa pembatas atau belum diperlebar seharusnya
diperbaiki.
berorientasi pada daya tarik di suatu lokasi karena fasilitas harus terletak dekat
tidur, makan dan minum oleh karena itu sangat dibutuhkan fasilitas. Wisatawan
akan sangat memperhatkan fasilitas yang tersedia pada obyek wisata yang
bersangkutan. Fasilitas yang dimaksud antara lain adalah fasilitas ibadah, restoran,
taman bermain, hiburan, kamar kecil dan fasilitas pendukung lainnya. Fasilitas
merupakan unsure industri pariwisata yang sangat penting. Berapa pun besarnya
suatu daerah tujuan wisata, jika fasilitasnya tidak memadai, maka keinginan
fasilitas itu dibangun dengan tujuan menimbulkan rasa betah dan nyaman kepada
lxvi
lxvii
wisatawan untuk tinggal lebih lama di objek wisata tersebut dan berniat untuk
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No. Peneliti dan Variabel dan metode
Judul Hasil
Tahun analisis
1. Epi Syahadar Faktor-Faktor Yang Variabel bebas Pelayanan,
(2005) Mempengaruhi Pelayanan fasilitas, obyek
Kunjungan Fasilitas dan daya tarik
Wisatawan Di Obyek wisata tidak
Taman nasional Daya tarik wisata berpengaruh
Gede Pangrango Keamanan terhadap jumlah
(TNGP) Variabel terikat kunjungan
Jumlah kunjungan wisatawan.
wisatawan Keamanan
Metode analisis berpengaruh
Regresi berganda positif terhadap
jumlah
kunjungan
wisatawan.
2. Devanto Permintaan Variabel bebas GDP
Shasta Pariwisata Indonesia GDP berpengaruh
Pratomo : Studi Kasus Harga positif terhadap
(2009) Wisatawan Malaysia Variabel lain jumlah
Variabel terikat kunjungan
Jumlah kunjungan wisatawan, harga
wisatawan Malaysia berpengaruh
Metode analisis negative terhadap
Regresi berganda jumlah
kunjungan
wisatawan.
3. Husaen Hasan, Faktor-Faktor Yang Variabel bebas Bauran
Muhammad Mempengaruhi Bauran pemasaran pemasaran, social
Asdar, Jusni Keputusan Social budaya budaya dan
(2013) Wisatawan Dalam Psikologi psikologi
Melakukan Variabel terikat berpengaruh
Kunjungan Wisata di Jumlah kunjungan positif terhadap
Kota Tidore wisatawan jumlah
Kepulauan Metode analisis kunjungan
Regresi berganda wisatawan.
lxvii
lxviii
pembelian pada kurva permintaan ditentukan oleh tingkat hidup dan intensitas
perjalanan, dimana dengan kara lain semakin besar pendapatan seorang wisatawan
yang dapat dipakai, maka besar kemungkinan orang tersebut akan melakukan
perjalanan. Hal ini karena tidak semua wisatawan memiliki bujet tidak terbatas.
Jika seorang wisatawan memiliki dana terbatas, maka wisatawan tersebut dapat
memilih lokasi yang dekat dengan tempat tinggalnya sehingga hal ini dapat
mengurangi travel costnya. Obyek wisata lain merupakan pesaing langsung dari
sebuah obyek wisata. Salah satu factor yang mempengaruhi jumlah kunjungan
wisata adalah adanya persaingan langsung dari obyek wisata lain dalam hal biaya
melengkapi objek wisata yang ada. Lama perjalanan yang harus ditempuh oleh
wisatawan untuk mengunjungi obyek wisata merupakan salah satu factor yang
mempengaruhi kunjungan wisatawan. Salah satu sifat dari obyek wisata adalah
obyek wisata tidak dapar dipindahkan sehingga wisatawan yang harus mendatangi
obyek wisata tersebut. Maka dari itu, aksesibilitas seperti jarak dari tempat asal
lxviii
lxix
wisatawan ke lokasi objek wisata dan juga transportasi yang memadai juga
jarak yang ditempuh maka akan memakan waktu perjalanan yang lebih lama, dan
para wisatawan diduga lebih memilih lokasi wisata yang lebih dekat untuk
dicapai. Wisatawan akan sangat memperhatkan fasilitas yang tersedia pada obyek
wisata yang bersangkutan. Fasilitas yang dimaksud antara lain adalah fasilitas
ibadah, restoran, taman bermain, hiburan, kamar kecil dan fasilitas pendukung
Berapa pun besarnya suatu daerah tujuan wisata, jika fasilitasnya tidak memadai,
Gambar 2.7
Kerangka Pemikiran Teoritis
Pendapatan (X1)
H1
Biaya Perjalanan
(X2) H2
Biaya Perjalanan H3
ke obyek lain (X3)
Jumlah Kunjungan
H4 Wisatawan (Y)
Lama Perjalanan
(X4)
H5
Fasilitas (X5)
lxix
lxx
2.5 Hipotesis
adalah:
teoritis terhadap rumusan masalah penelitian ini, maka hipotesis yang diajukan
lxx
lxxi
BAB III
METODE PENELITIAN
setahun).
3. Biaya perjalanan (X2) adalah nilai manfaat dari suatu situs/kawasan akan
4. Biaya perjalanan ke obyek lain (X3) adalah nilai manfaat dari suatu
lxxi
lxxii
3.2.1 Populasi
hal, atau orang yang memiliki karakteristik serupa yang menjadi pusat perhatian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wisatawan Pantai Cahaya, Weleri.
3.2.2 Sampel
Menurut Ferdinand (2006), sampel adalah subset dari populasi, terdiri dari
Penentuan jumlah sampel sangat dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain tujuan
periode penelitian, maka dalam penentuan jumlah sampel digunakan rumus Slovin
sebagai berikut :
N .
n = 2
1 + Ne
Dimana :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
e = Batas kelonggaran kesalahan yang digunakan (10 %)
lxxii
lxxiii
n = 99,23 dibulatkan 99
Dari perhitungan diatas, sampel yang diperoleh sebanyak 99 orang.
berbentuk angka dan data kualitatif yaitu data yang tidak berbentuk angka.
Sumber data pada penelitian ini adalah data primer yaitu data yang diperoleh
yang akan diisi atau dijawab oleh para responden (Sugiyono, 2004).
lxxiii
lxxiv
bebas yaitu: pendapatan, biaya perjalanan, biaya perjalanan ke obyek lain, lama
Y = a + b1X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + e
Keterangan :
a = Konstanta
Y = kunjungan wisatawan
X1 = pendapatan
X2 = biaya perjalanan
X4 = lama perjalanan
X5 = fasilitas
linier atau BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) dan dapat dipergunakan
lxxiv
lxxv
1. Deteksi Multikolinearitas
tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk menuji ada atau
lainnya. Jadi, nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF
yang tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cut off yang umum
tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10 (Ghozali, 2011).
Apabila di dalam model regresi tidak ditemukan uji seperti di atas, maka
2. Deteksi Heteroskedastisitas
lxxv
lxxvi
dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat yaitu
dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik
heteroskedastisitas.
atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
3. Deteksi Normalitas
lxxvi
lxxvii
pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari
normalitas.
normalitas.
lxxvii
lxxviii
dan Ha ditolak.
dan Ha diterima
Ho ditolak
Ha ditolak /
Ho diterima
ttabel
lxxviii
lxxix
ditolak.
diterima.
2011). Nilai Koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R²
lxxix
lxxx
regresi yang terbaik. Tidak seperti R², nilai Adjusted R² dapat naik atau
lxxx
lxxxi
BAB IV
wilayahnya untuk tujuan wisata dan menarik minat wisatawan untuk berkunjung.
Obyek dan daya tarik wisata (ODTW) yang dimiliki Kabupaten Kendal cukup
banyak dan bervariasi yang terdiri atas obyek wisata alam seperti air terjun
Kiskenda, curug Panglebur Gonso dan yang paling baru dan berkembang adalah
pantai Cahaya, wisata budaya seperti sedekah laut atau Nyadran Tanggul Malang,
agro wisata seperti kebun teh Medini dan Plantera serta obyek wisata religi seperti
Masjid Al Mutaqqin, Masjid Agung Kendal, Goa Maria, Makam Wali Gembyang
dan Makam Sunan Abinowo. Obyek wisata sebanyak itu belum mencakup atraksi
wisata, seperti yang berkembang di Kendal sejak beberapa tahun ini, yaitu atraksi
lumba-lumba.
The Sea Pantai Cahaya adalah Sebuah Obyek Wisata yang terletak di Desa
dibawah naungan PT. Wersut Seguni Indonesia (WSI). PT. WSI merupakan
lembaga konservasi satwa dan tumbuhan yang berdiri sejak tahun 1999 dan
lxxxi
lxxxii
umum sebagai salah satu tujuan wisata di Jawa Tengah dan Indonesia dengan
keunikan dan perpaduan antara alam dan binatang supaya terjaga keseimbangan.
The Sea Pantai Cahaya mempunyai segmen pasar semua kalangan mulai
dari anak-anak, kawula muda sampai dengan orang dewasa, dan tentunya the sea
Pantai Cahaya di tunjang oleh wahana dan fasilitas yang sangat memadai antara
perpaduan hewan, laut dan tumbuhan juga dilengkapi dengan Pentas Lumba-
Lumba, Pemandangan Laut Lepas, Bon-Bin Mini Cahaya, dan Kolam Renang
Cahaya. Didalam Kolam Renang Cahaya terdapat kolam bermain untuk anak-
anak yang dilengkapi dengan Ember Tumpah dan Water Boom mini, Kolam
Tanding dengan air terjun Niagara, dan juga Kolam Apung (satu-satunya di Jawa
Tengah), Balkon Sunset, Wahana permainan anak seperti Mandi Bola, Perahu
ini meliputi jumlah sampel (N), rata-rata sampel (mean), nilai maksimum, nilai
lxxxii
lxxxiii
Tabel 4.1
Hasil Analisis Deskriptif Statistik
Descriptive Statistics
4.2.1 Pendapatan
adalah antara Rp. 2.080.000 per bulan. Pendapatan wisatawan paling kecil adalah
Rp. 1.000.000 per bulan dan terbesar adalah Rp. 3.000.000 per bulan. Standard
deviasi Rp. 734.159,3 yang lebih kecil dari nilai rata-rata menunjukkan variasi
pendapatan yang tidak terlalu besar dan berada di dekat nilai rata-ratanya.
adalah Rp. 89.858 per kunjungan. Biaya perjalanan terbesar adalah Rp. 450.000
per kunjungan dan biaya perjalanan terkecil adalah Rp. 13.000 per kunjungan.
Standard deviasi Rp. 97.174 yang lebih besar dari nilai rata-rata menunjukkan
lxxxiii
lxxxiv
lain dalam hal ini Curug Sewu adalah sebesar Rp. 87.775 per kunjungan. Biaya
perjalanan ke obyek wisata lain terbesar adalah Rp. 400.000 per kunjungan dan
biaya perjalanan ke obyek wisata lain terendah adalah Rp. 20.000 per kunjungan.
Standard deviasi Rp. 90.184 yang lebih besar dari nilai rata-rata menunjukkan
58,68 menit atau mendekati 1 jam. Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.1,
perjalanan terlama adalah 180 menit atau 3 jam dan yang paling singkat adalah 15
menit. Standard deviasi 46,06 yang lebih kecil dari nilai rata-rata menunjukkan
variasi lama perjalanan yang tidak terlalu besar dan berada di dekat nilai rata-
ratanya.
4.2.5 Fasilitas
fasilitas Pantai Cahaya adalah 3,36, yang berarti rata-rata wisatawan berpendapat
bahwa fasilitas di Pantai Cahaya cukup baik. Pendapat tentang fasilitas terbaik
menunjukkan angka 5 yang berarti sangat baik dan yang terjelek adalah 1 yang
berarti sangat buruk. Standard deviasi 1,00 yang lebih kecil dari nilai rata-rata
menunjukkan variasi yang tidak terlalu besar dan berada di dekat nilai rata-
ratanya.
lxxxiv
lxxxv
adalah 5 kali dalam setahun dan jumlah kunjungan wisatawan terendah adalah 1
kali dalam setahun. Standard deviasi 1,11 kali yang lebih kecil dari nilai rata-rata
menunjukkan variasi yang tidak terlalu besar dan berada di dekat nilai rata-
ratanya.
Sebelum melakukan analisis data maka data diuji sesuai asumsi klasik.
Untuk mendapatkan model regresi yang baik, model regresi tersebut harus
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen), Jika variabel
Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama
variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2011). Untuk mengetahui ada
tidaknya multikolinieritas didalam model regresi dapat dilihat dari nilai Tolerance
dan lawannya Variance Inflation Faktor (VIF) yang terdapat pada masing-masing
lxxxv
lxxxvi
Tabel 4.2
Hasil Deteksi Multikolinearitas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
mempunyai nilai tolerance diatas 0,1 dan nilai VIF dibawah 10, Default SPSS
bagi angka tolerance adalah di atas 0,10, artinya bahwa semua variabel yang akan
0,10. Apabila ternyata lebih rendah dari 0,10 maka dapat dikatakan terjadi
ditemukan kurang dari 10. Artinya apabila variabel tersebut lebih dari 10 maka
lebih besar dari nilai default yang ditentukan sebesar 0,10. Sedangkan untuk nilai
VIF juga menunjukkan di bawah angka 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa
semua variabel telah memenuhi persyaratan ambang toleransi dan nilai VIF,
lxxxvi
lxxxvii
yang lain, Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model yang tidak terjadi
Gambar 4.1
Deteksi Heterokedastisitas
heterokedastisitas. Hal ini dibuktikan dengan titik-titik yang menyebar secara acak
serta menyebar tinggi di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y dan di
kanan maupun kiri sumbu X yang tidak teratur dan tidak membentuk pola
lxxxvii
lxxxviii
heterokedastisitas.
normal atau tidak (Ghozali, 2001:83). Model regresi yang baik adalah memiliki
dengan dua cara yaitu dengan analisa grafik dan uji statistik, salah satu cara yang
termudah untuk melihat normalitas yaitu dengan melihat normal probability plot
pengambilan kesimpulan jika penyebaran data mengikuti garis normal, maka data
berdistribusi normal.
biaya perjalanan, biaya perjalanan ke obyek wisata lain, lama perjalanan, dan
lxxxviii
lxxxix
Gambar 4.2
Deteksi Normalitas
Pada gambar di atas menunjukkan bahwa dari grafik plot normal untuk
artinya bahwa sebaran data dikatakan tersebar disekeliling garis lurus (tidak
terpencar jauh dari garis lurus), sehingga dapat disimpulkan bahwa persyaratan
Uji Statistik yang dapat digunakan dalam uji normalitas adalah Uji
nilai signifikansi diatas 0,05 (Ghozali, 2011). Hasil pengujian normalitas terlihat
lxxxix
xc
Tabel 4.3
Hasil Uji Kolmogorov Smirnov
Unstandardized
Residual
N 100
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation .86554800
Most Extreme Differences Absolute .082
Positive .082
Negative -.046
Kolmogorov-Smirnov Z .823
Asymp. Sig. (2-tailed) .507
Sampel hasil pada tabel 4.4 tersebut nampak bahwa data terdistribusi
normal, terbukti dengan nilai signifikansi yang lebih besar 0,05 artinya (p>0,05)
perjalanan, biaya perjalanan ke obyek wisata lain, lama perjalanan, dan fasilitas
xc
xci
Tabel 4.4
Persamaan Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model B Std. Error Beta t Sig. Zero-order Partial Part Tolerance VIF
Pendapatan 3.627E-7 .000 .238 2.735 .007 .428 .271 .218 .840 1.190
Biaya Perjalanan -7.511E-6 .000 -.652 -1.348 .181 .544 .138 .108 .718 6.797
Biaya Perjalanan Ke Obyek Lain 3.601E-6 .000 .290 .684 .496 .520 -.070 -.055 .135 8.267
Lama Perjalanan -.002 .005 -.072 -.332 .740 .515 .034 .027 .136 7.331
Fasilitas .200 .094 .179 2.134 .035 .330 .215 .170 .904 1.106
variabel bebas tidak memiliki nilai tertentu, maka nilai dari jumlah
yang lain adalah tetap (konstan), maka jumlah kunjungan wisatawan akan
meningkat.
xci
xcii
meningkat.
regresi, yaitu untuk mengetahui apakah persamaan regresi yang diperoleh tersebut
xcii
xciii
Tabel 4.5
Tabel Uji t
Variabel t Sig.
Pendapatan 2.735 0.007
wisatawan
nilai signifikansi sebesar 0,007 < 0,05. Hal ini menunjukkan terdapat
diterima.
kunjungan wisatawan
xciii
xciv
nilai signifikansi sebesar 0,181 > 0,05. Hal ini menunjukkan biaya
nilai signifikansi sebesar 0,496 > 0,05. Hal ini menunjukkan tidak
kunjungan wisatawan
nilai signifikansi sebesar 0,740 > 0,05. Hal ini menunjukkan lama
wisatawan
xciv
xcv
nilai signifikansi sebesar 0,035 < 0,05. Hal ini menunjukkan terdapat
Tabel 4.6
Hasil Uji F
b
ANOVA
a.Sumber
Predictors:
: Data(Constant), Fasilitas,
Primer, diolah, 2014 Lama Perjalanan, Pendapatan, Biaya Perjalanan Ke Obyek
Lain, Biaya Perjalanan
b. Dependent Variable: Kunjungan Wisatawan
yang telah dilakukan diperoleh nilai F hitung sebesar 12,631 dengan hasil
dalam tabel, F tabel diperoleh nilai sebesar 2,46 sehingga F hitung sebesar 12,631
xcv
xcvi
> nilai F tabel = 2,46 dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan
wisatawan.
variabel pendapatan, biaya perjalanan, biaya perjalanan ke obyek wisata lain, jenis
Tabel 4.7
Koefisien Determinasi
b
Model Summary
Change Statistics
a
1 .634 .402 .370 .88827 .402 12.631 5 94 .000 2.165
Sumber
a. Predictors: : Data Primer,
(Constant), Fasilitas,diolah, 2014
Lama Perjalanan, Pendapatan, Biaya Perjalanan Ke Obyek Lain, Biaya Perjalanan
determinasi ditunjukkan oleh nilai Adjusted R Square yaitu sebesar 0,370, hal ini
4.7 Pembahasan
xcvi
xcvii
variabel pendapatan sedangkan variabel yang lain adalah tetap (konstan), maka
tingkat hidup dan intensitas perjalanan, dimana dengan kara lain semakin besar
Hal ini membuat adanya hubungan yang signifikan dalam hubungan antara jumlah
xcvii
xcviii
adalah tetap (konstan), maka jumlah kunjungan wisatawan akan menurun. Jika
memilih lokasi yang dekat dengan tempat tinggalnya sehingga hal ini dapat
Namun dalam penelitian ini biaya perjalan tidak berpengaruh terhadap kunjungan
wisatawan. Hal ini dapat terjadi karena jika selera konsumen atau preferensi
konsumen terhadap suatu obyek wisata sangat tinggi atau terdapat keinginan yang
kuat untuk melakukan kunjungan, maka wisatawan akan tetap mengunjungi obyek
kunjungan wisatawan
pengaruh signifikan antara biaya perjalanan ke obyek wisata lain terhadap jumlah
biaya perjalanan ke obyek wisata lain meningkat sedangkan variabel yang lain
xcviii
xcix
Obyek wisata lain merupakan pesaing langsung dari sebuah obyek wisata. Salah
persaingan langsung dari obyek wisata lain dalam hal biaya perjalanan yang
objek wisata lain yang dapat menggantikan atau melengkapi objek wisata yang
ada. Munculnya barang lain ini dapat terjadi karena bedanya fasilitas yang
ditawarkan atau bedanya biaya perjalanan yang harus dikeluarkan oleh wisatawan
untuk berkunjung. Dalam penelitian ini tidak terdapat pengaruh antara biaya
perjalanan ke Curug Sewu dengan kunjungan ke obyek wisata Pantai Cahaya, hal
ini karena wisatawan menganggap bahwa Curug Sewu masih kurang menarik
wisatawan. Nilai koefisien regresi lama perjalanan sebesar -0,002 mempunyai arti
jika variabel lama perjalanan meningkat sedangkan variabel yang lain adalah tetap
satu sifat dari obyek wisata adalah obyek wisata tidak dapar dipindahkan sehingga
wisatawan yang harus mendatangi obyek wisata tersebut. Maka dari itu,
aksesibilitas seperti jarak dari tempat asal wisatawan ke lokasi objek wisata dan
xcix
c
perjalanan wisata. Semakin jauh jarak yang ditempuh maka akan memakan waktu
perjalanan yang lebih lama, dan para wisatawan diduga lebih memilih lokasi
wisata yang lebih dekat untuk dicapai. Namun dalam penelitian ini, lama
wisatawan jika ingin berkunjung ke suatu obyek wisata, maka mereka akan
meluangkan waktu dan tetap mau untuk menempuh jarak perjalanan untuk
wisatawan.
koefisien regresi fasilitas sebesar 0,200 mempunyai arti jika terdapat peningkatan
fasilitas sedangkan variabel yang lain adalah tetap (konstan), maka jumlah
fasilitas yang tersedia pada obyek wisata yang bersangkutan. Fasilitas yang
dimaksud antara lain adalah fasilitas ibadah, restoran, taman bermain, hiburan,
kamar kecil dan fasilitas pendukung lainnya. Fasilitas merupakan unsur industri
pariwisata yang sangat penting. Berapa pun besarnya suatu daerah tujuan wisata,
tempat wisata tersebut akan diurungkan. Seluruh fasilitas itu dibangun dengan
tujuan menimbulkan rasa betah dan nyaman kepada wisatawan untuk tinggal lebih
c
ci
lama di objek wisata tersebut dan berniat untuk kembali lagi kesana dalam lain
kesempatan.
ci
cii
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
dan intensitas perjalanan, dimana dengan kara lain semakin besar pendapatan
terjadi karena jika selera konsumen atau preferensi konsumen terhadap suatu
obyek wisata sangat tinggi atau terdapat keinginan yang kuat untuk
Pantai Cahaya, hal ini karena wisatawan menganggap bahwa Curug Sewu
cii
ciii
suatu obyek wisata, maka mereka akan meluangkan waktu dan tetap mau
sangat penting karena bertujuan menimbulkan rasa betah dan nyaman kepada
wisatawan untuk tinggal lebih lama di objek wisata tersebut dan berniat untuk
5.2 Saran
beberapa saran dan diharapkan dapat berguna bagi perusahaan di masa yang akan
fasilitas dari Pantai Cahaya. Fasilitas yang dimaksud antara lain adalah
ciii
civ
fasilitas ibadah, restoran, taman bermain, hiburan, kamar kecil dan fasilitas
sirkus air atau air mancur untuk lebih menarik minat wisatawan untuk datang
ke Pantai Cahaya.
adalah :
1. Banyak responden yang tidak mau untuk mengisi kuesioner secara lengkap
2. Data sekunder berupa data-data dari Dinas pariwisata kurang lengkap dan
tidak kooperatif.
civ
cv
DAFTAR PUSTAKA
Badrudin, Budi. 2001. Menggali Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) DIY
Melalui Pengembangan Industri Pariwisata. Jurnal Kompak. No. 3,
September 2001. hal 384-403
Foster, Dennis L. 2002. Sales and Marketing For The Travel Profesional. Jakarta
: Raja Grafindo Persada.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
19. Edisi 5. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
cv
cvi
Pitana, I Gede dan Putu Gede Gayatri. 2005. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta.
Andi.
Putik Asriani. 2008. Analisis Permintaan Obyek Wisata Air Panas Guci,
Kabupaten Tegal Dengan Pendekatan Travel Cost.
Salma dan Susilowati. 2004. Analisis Permintaan Obyek Wisata Alam Curug
Sewu, Kabupaten Kendal Dengan Pendekatan Travel Cost. Jurnal
Dinamika Pembangunan Vol.1 No.2/Desember 2004, hal 153-165
cvi
cvii
cvii
cviii
Descriptives
Descriptive Statistics
Regression
Descriptive Statistics
cix
cx
Correlations
Biaya
Perjalanan
Kunjungan Pendapata Biaya Ke Obyek Lama
Wisatawan n Perjalanan Lain Perjalanan Fasilitas
cx
cxi
Variables Entered/Removedb
Variables Variables
Model Entered Removed Method
Model Summaryb
Change Statistics
cxi
cxii
a. Predictors: (Constant), Fasilitas, Lama Perjalanan, Pendapatan, Biaya Perjalanan Ke Obyek Lain, Biaya Perjalanan
ANOVAb
Total 124.000 99
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model B Std. Error Beta t Sig. Zero-order Partial Part Tolerance VIF
Pendapatan 1.451E-6 .000 .238 2.735 .007 .428 .271 .218 .840 1.190
Biaya Perjalanan -7.511E-6 .000 -.652 -1.348 .181 .544 .138 .108 .027 6.797
Biaya Perjalanan Ke Obyek Lain 3.601E-6 .000 .290 .684 .496 .520 -.070 -.055 .035 8.267
Lama Perjalanan -.002 .005 -.072 -.332 .740 .515 .034 .027 .136 7.331
cxii
cxiii
Fasilitas .200 .094 .179 2.134 .035 .330 .215 .170 .904 1.106
Collinearity Diagnosticsa
Variance Proportions
Biaya
Perjalanan
Mode Dimensio Eigenvalu Condition (Constant Pendapata Biaya Ke Obyek Lama Fasilita
l n e Index ) n Perjalanan Lain Perjalanan s
Residuals Statisticsa
cxiii
cxiv
Charts
cxiv
cxv
cxv
cxvi
cxvi
cxvii
NPar Tests
Unstandardized
Residual
N 100
cxvii
cxviii
Positive .082
Negative -.046
Kolmogorov-Smirnov Z .823
cxviii