KATA PENGANTAR
Kata Pengantar | vi
Perubahan Renstra (Permen_90)
Dinas Perdagangan dan Perindustrian
Tahun 2018 - 2023
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2. Landasan Hukum .................................................................................... 3
1.3. Maksud dan Tujuan ................................................................................. 3
1.4. Sistematika Penulisan ............................................................................. 5
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH
Sekretariat, membawahi :
1. Sub Bagian Umum;
2. Sub Bagian Keuangan dan Aset
3. Sub Bagian Penyusunan Program dan Evaluasi.
b. Bidang Kemetrologian, membawahi :
1. Seksi Pelayanan;
2. Seksi Pengawasan;
3. Seksi Bina SDM dan Sarana Prasarana Kemetrologian
c. Bidang Perindustrian, membawahi :
1. Seksi Pengendalian, Pengawasan dan Standardisasi IKM;
2. Seksi Bina Usaha Industri;
3. Seksi Pengembangan Industri Kreatif dan Industri Hijau
d. Bidang Sarana Perdagangan dan Bapokting, membawahi :
1. Seksi Pengelolaan Sarana Perdagangan
2. Seksi Pengembangan SDM Perdagangan
3. Seksi Pengendalian Barang Pokok dan Penting
e. Bidang Pengembangan dan Distribusi
1. Seksi Promosi Perdagangan
2. Seksi Distribusi Perdagangan
3. Seksi Pembinaan Perdagangan
f. Kelompok Jabatan Fungsional.
Sekretariat
Bidang Kemetrologian
Seksi Pelayanan
Seksi Pengawasan
Bidang Perindustrian
UPTD Pasar
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pasar, mempunyai tugas pokok :
Melaksanakan sebagian tugas Dinas Perdagangan di bidang pengelolaan pasar di
wilayah kerjanya.
Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut pada ayat (1), (UPT) Pasar
mempunyai fungsi
a. Penyusunan rencana program, kegiatan dalam rangka pelaksanaan kebijakan
teknis di bidang pelayanan di lingkungan pasar
b. Pelaksanaan program kerja dan kebijakan teknis yang menyangkut administrasi
dan proses untuk retribusi pasar
c. Pelaksanaan program tindak lanjut dan kebijakan teknis yang diterapkan Dinas
Perdagangan meliputi: ketertiban, kebersihan dan keamanan, pengawasan
pengendalian dan pelaporan yang berkaitan dengan pelayanan pasar.
d. Pelaksanaan pembinaan terhadap petugas pemungut retribusi pasar untuk
menjamin kelancaran dan ketertiban administrasi retribusi pasar
e. Pelaksanaan pemantauan, pengendalian dan perawatan sarana dan prasarana
pasar, untuk menjamin agar bangunan dan fasilitas teknis lainnya tetap bersih dan
siap pakai
f. Pelaksanaan koordinasi dan evaluasi berkaitan dengan kegiatan pelayanan pasar
200
150
100
50
0
Gol II Gol III Gol IV Gol I Staf
Honorer
Series1 29 36 3 3 176
150
100
50
0
S2 S1 Diploma SMA SMP SD Tdk
Sekolah
Series1 8 33 5 140 26 28 7
140
120
100
80
60
40
20
0
Kepala Sekretaris Kepala Kasubag/ Kepala Staf (PNS) Staf
Dinas Bidang Kasi UPTD (Honorer)
Pasar
LK 1 1 3 6 28 122
PR 1 9 1 47 28
300
250
200
150
100
50
0
Roda 4 Roda 2 AC PC Unit Notebo Printer Meja Kursi
ok
Series1 5 28 16 26 36 42 114 256
Pasar Daerah
Dari tujuh belas pasar daerah yang dikelola Dinas Perdagangan dan
Perindustrian Kabupaten Jombang memiliki jumlah toko 1.380 unit, bedak 3.592 unit dan
5.564 unit los/gledek/lesehan, dengan pedagang yang ikut terlibat didalamnya sebanyak
10.536 orang pedagang. Adapun potensi masing-masing pasar daerah adalah sebagai
berikut :
120
100
80
60
40
20
0
Kebonrojo Wisata Gusdur Alun-alun
L 82 101 114
P 26 88 70
Jenis komoditi yang ada di masing-masing kawasan pedagang kaki lima dapat
dirinci sebagaimana tertera pada tabel 2.2 berikut :
week, Rapat koordinasi IKM kreatif, Pre DED sentra IKM, bantuan peralatan batik,
dokumen Draft Raperda RPIK Jombang, pelatihan pengembangan usaha bagi IKM
(Google my business), pembinaan sentra IKM Cor Kuningan, sentra IKM yang
terbangun. Dengan demikian menunjukkan bahwa yang direncanakan dalam
program/kegiatan Dinas Perdagangan dan Perindustrian tidak dapat dilaksanakan
secara maksimal sebagaimana target dan sasaran.
Pelayanan di sektor perdagangan diupayakan melalui peningkatan ekspor
perdagangan kegiatan promosi melalui pameran produk, yaitu memfasilitasi para
pelaku usaha dalam memasarkan produk mereka sebagai indikator jumlah omzet
penjualan pelaku usaha (Rp) dan jumlah nilai ekspor untuk IKM. Perkembangan
sektor perdagangan didominasi para pelaku usaha dari kalangan pengusaha kecil
disamping keberadaan para pedagang informal termasuk pedagang kaki lima hal ini
mendukung indikator kinerja Persentase peningkatan pedagang formal. Demikian
juga kegiatan pengawasan barang dan jasa dilakukan pada pasar daerah guna
menekan perkembangan harga bahan pokok dan barang penting lainnya, sehingga
kebutuhan masyarakat terlayani secara wajar dengan harga wajar pula sesuai
dengan indikator jumlah barang yang sesuai dengan ukuran. Di sektor sarana
prasarana perdagangan yaitu pengelolaan pasar daerah, pendapatan selalu
diupayakan agar dapat mencapai target yang telah ditetapkan, karen hal ini
berpengaruh positif terhadap pendapatan asli daerah dan memperkuat posisi
keuangan daerah, dan sekarang mulai melakukan terobosan baru melakukan
e-retribusi yang bekerjasama dengan Bank Daerah. Disamping itu sarana dan
prasarana pasar yang belum memadai diupayakan untuk selalu diperbaiki
diantaranya melalui pembinaan pengelola (SDM) pasar, pemeliharaan dan
rehabilitasi pasar daerah, hal ini mendukung indikator kinerja Presentase Realisasi
PAD Pasar Daerah. Pada bidang kemetrologian dilakukan pelayanan tera dan tera
ulang, pengawasan satuan ukuran, pengawasan BDKT, serta kalibrasi alat standar
ukur, hal ini mendukung indikator kinerja Presentase Realisasi PAD Metrologi Legal.
Pelayanan di sektor perindustrian lebih banyak kepada pembinaan,
pendampingan dan fasilitasi terhadap IKM dalam pengembangan usaha. Pembinaan
yang dilakukan mencakup pembinaan proses produksi, desain dan kemasan,
motivasi, manajemen usaha, peningkatan keterampilan, serta peningkatan teknologi.
Untuk fasilitasi yang diberikan antara lain fasilitasi kerjasama kemitraan, hak
merk/sertifikasi halal, fasilitasi pengembangan teknologi, serta desain dan kemasan,
hal ini mendukung indikator kinerja Prosentase Jumlah IKM industri kreatif dan
logam yang berkembang, Prosentase Jumlah IKM industri agro dan Hasil Hutan
yang berkembang, Prosentase Peningkatan Omzet IKM industri kreatif dan logam,
Prosentase Peningkatan Omzet IKM industri agro dan Hasil Hutan, dan Prosentase
sentra industri yang berkembang. Pada indikator Prosentase Industri Hasil
Tembakau yang memenuhi standar mutu dilakukan upaya pembinaan terhadap
industri hasil tembakau yaitu perusahaan rokok yang ada di Jombang melalui
workshop blending, pengujian tar dan nikotin serta fasilitasi merek. Hasil pencapaian
kinerja pelayanan Dinas Perdagangan dan Perindustrian sebagaimana tertuang
pada Tabel 2.3: Pencapaian Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah Dinas
Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Jombang. Terlampir.
Berdasarkan anggaran dan realisasi pendanaan pelayanan Dinas
Perdagangan dan Perindustrian, dapat dijelaskan bahwa rasio antara anggaran dan
realisasi tahun 2018 sampai dengan tahun 2020 dikatakan dapat mencapai sasaran
(berhasil). Hal ini menandakan bahwa apa yang direncanakan dalam
program/kegiatan Dinas Perdagangan dan Perindustrian dapat dilaksanakan sesuai
target dan mencapai sasaran. Faktor–faktor yang menunjang kinerja anggaran dan
pendanaan pelayanan yang baik diantaranya pemenuhan sarana dan prasarana
perdagangan dalam hal ini pemeliharaan pasar daerah yang dilakukan setiap tahun
guna pemenuhan sarana dan prasarana pasar daerah yang memadai dan
representatif sehingga dapat meningkatkan kenyamanan bagi para pengguna pasar.
Peningkatan produktivitas dan fasilitasi pemasaran produk bagi para pelaku usaha
UM dan industri kecil dan menengah Namun sebenarnya masih ada permasalahan-
permasalahan yang perlu diperhatikan agar realisasi pendanaan dan pelayanan
Dinas Perdagangan dan Perindustrian untuk tahun berikutnya dapat mencapai
sasaran yaitu kurangnya jumlah personil (sumber daya manusia) yang dimiliki Dinas
Perdagangan dan perindustrian sehingga dalam pelaksanaan program/kegiatan
kadang kurang bisa berjalan dengan maksimal. Diantaranya untuk sumber daya
manusia di sektor kemetrologian yaitu penera yang hanya memiliki 2 orang,
sedangkan kebutuhan akan pelayanan tera dan tera ulang harus mencakup seluruh
wilayah Kabupaten Jombang demikian juga tenaga penyuluh perindustrian dan
perdagangan yang hanya 1 orang. Namun hal ini tidak menghalangi Dinas
Perdagangan dan Perindustrian untuk terus melaksanakan program/kegiatan sesuai
dengan target/ rencana yang telah ditentukan. Hal tersebut sebagaimana tertuang
pada Tabel 2.4: Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Perangkat Daerah
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Jombang. Terlampir.
b. Kelemahan :
1. Jumlah personil belum memadai dibandingkan dengan frekuensi kegiatan yang
ada;
2. Adanya keterbatasan kewenangan untuk mengendalikan dan membatasi
pertumbuhan toko modern;
3. Belum tersedianya lembaga atau badan serta sarana dan prasarana yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan tugas terhadap penyelesaian sengketa dan
perlindungan konsumen;
4. Kurangnya tenaga pembersih di pasar daerah disebabkan banyak yang sudah
memasuki usia pensiun;
Faktor Eksternal:
a. Peluang
1. Banyaknya fasilitas pemasaran produk-produk IKM oleh propinsi dan pusat;
2. Perdagangan antar pulau difasilitasi dengan dibukanya kantor perwakilan dagang
Jatim di Indonesia bagian timur;
3. Dukungan DAK (Dana Alokasi Khusus) untuk pengadaan RMU (Rice Miling Unit)
di gudang SRG sehingga jaga dapat dimanfaatkan untuk proses penggilingan
padi;
4. Adanya dukungan anggaran kemitraan dari perusahaan/BUMN dalam rangka
pemberdayaan pasar tradisional;
5. Meningkatnya kesadaran pedagang akan pentingnya kebersihan dan
kenyamanan;
6. Tersedianya potensi SDA yang begitu besar dan masih terbuka luas yang bisa
dijadikan bahan baku produksi tetapi belum dikelola dengan baik;
7. Terbukanya kesempatan berusaha serta meningkatkan usaha bagi para pelaku
IKM di daerah;
8. Kepercayaan atau respon masyarakat terhadap kebijakan pemerintah untuk
menciptakan iklim usaha yang kondusif cukup baik;
9. Pangsa pasar dalam negeri bagi produk-produk lokal cukup bagus;
10. Kesempatan menjalin kerjasama dengan pihak lain masih terbuka lebar guna
meningkatkan desain dan diversifikasi produk dalam membuat inovasi.
b. Ancaman
1. Adanya pemberlakuan FTA (Free Trade Agent) yang megancam
keberlangsungan produk dalam negeri;
2. Adanya peningkatan penerapan NTBs (Non Tarif Barriers) di negara-negara
tujuan ekspor guna melindungi produk mereka;
BAB III
PERMASALAHAN DAN ISU –ISU STRATEGIS
PERANGKAT DAERAH
Akar Masalah
- Belum maksimalnya laporan ekspor impor dari perusahaan dan pelaku usaha
- Terbatasnya SDM Kemetrologian, Alat UTTP belum terdata keseluruhan, Sarana
dan prasarana kemetrologian masih kurang
- Usia bangunan pasar sudah tua, Prasarana belum tercukupi
- Tempat usaha banyak yang tidak terpakai/tutup, Pembayaran retribusi masih
belum tertib
- Ketersediaan dan kebutuhan bapokting fluktuatif, Belum maksimalnya informasi
harga bapokting secara online di Kabupaten Jombang, Rantai distribusi panjang
- Keterbatasan SDM dan modal
- Kualitas bahan baku lokal yang belum memenuhi standar industri
- Penanganan pengembangan industri kreatif belum dilaksanakan secara terpadu
- Aset pelaku industri kecil dan menengah serta industri kreatif relatif banyak yang
tidak "bankable"
- Belum maksimalnya dukungan sarana dan prasarana untuk kawasan industri dan
kawasan peruntukan industri
Untuk Lebih jelasnya identifikasi permasalahan di Dinas Perdagangan dan
Perindustrian Kabupaten Jombang berdasarkan tugas dan fungsinya, hal ini
sebagaimana tertuang pada pada Tabel 3.1 : Pemetaan Permasalahan Untuk
Penentuan Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah. Terlampir.
Urusan Perdagangan
Permasalahan
- Laporan Ekspor impor yang kurang maksimal
- Pelayanan Tera / tera ulang belum maksimal
- Sarana Perdagangan belum memadai
- Potensi PAD belum terealisasi secara maksimal
- Harga Bapokting Fluktuatif
Faktor Penghambat
- Kurangnya kesadaran dari importir/ eksportir untuk melaporkan usahanya
- Terbatasnya SDM kemetrologian dan sarana prasarana tera/tera ulang belum
memadai
- Kurangnya kesadaran masyarakat pengguna pasar untuk saling menjaga sarana
dan prasarana
- Belum tertibnya pembayaran retribusi oleh pedagang
- Rantai distribusi bapokting yang panjang
Faktor Pendorong
- Pemerintah Pusat/Kementerian memfasilitasi untuk peningkatan SDM melalui
diklat kemetrologian
- Pemerintah Pusat/Kementerian memfasilitasi melalui dana DAK, BK, dan TP
- Bank Daerah melakukan terobosan ERPAS (Elektronik Retribusi Pasar)
- Operasi pasar murah bapokting
Urusan Perindustrian
Permasalahan
- Industri kecil dan menengah masih belum banyak mengakses teknologi untuk
meningkatkan nilai tambah produk
- Sektor industri masih belum mampu memaksimalkan penggunaan bahan baku
lokal untuk subtitusi bahan baku impor (didatangkan dari daerah/negara lain).
Akibatnya biaya produksi menjadi relatif lebih tinggi
- Industri kecil dan menengah masih belum banyak melakukan diversifikasi produk.
- Industri kreatif belum dapat berkontribusi secara maksimal terhadap daya saing
industri daerah
- Industri kecil dan menengah serrta industri kreatif banyak yang terkendala oleh
permasalahan modal
- Terbentuknya kawasan industri dan kawasan peruntukan industri harus didukung
oleh sarana dan prasarana yang memadai.
Faktor Penghambat
- Penguasaan teknologi masih rendah
- Kualitas produk industri kecil menengah belum semuanya sesuai standard mutu
yang berlaku
- Kurangnya inovasi industri kecil dan menengah
- Masih belum terfasilitasi secara maksimal
- Masih lemahnya permodalan yang dimiliki IKM serta kemauan IKM dalam
mempraktekkan hasil pelatihan
- Masih terkendala sarana dan prasarana memadai
Faktor Pendorong
- Pemerintah pusat/propinsi memfasilitasi dalam bentuk penerapan teknologi
- Potensi Sumber Daya Alam yang memadai
- Pemerintah pusat/propinsi memfasilitasi dalam bentuk pelatihan pelatihan
- Beberapa kabupaten/kota bekerjasama dengan instansi pusat dan/atau provinsi
melakukan link and match dengan investor
- Beberapa lembaga keungan memfasilitasi pemodolan melalui kredit usaha
- Pemerintah Pusat/Kementerian sudah memfasilitasi untuk pembentukan kawasan
industri
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.2 : Faktor Penghambat dan
Pendorong Pelayanan Perangkat Daerah Terhadap Pencapaian Visi, Misi Kepala
Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih. Terlampir.
Sektor Perindustrian
Indikator Kinerja
- Laju pertumbuhan PDB industri pengolahan non-migas
- Persentase pertumbuhan sektor industri pengolahan
- Persentase pertumbuhan industri
- Nilai Tambah Hasil Produk Industri Kecil dan Menengah
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.3 : Komparasi Capaian
Sasaran Renstra Dinas Perindustrian Perdagangan Propinsi Jatim Terhadap Renstra
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Jombang dan Renstra
Kementerian Perdagangan serta Kementerian Perindustrian. Terlampir.
kegiatan ekonomi kawasan maupun nasional serta memiliki posisi strategis dalam
kaitannya dengan pusat-pusat pertumbuhan.
Ciri-cirinya adalah:
a. Kawasan yang memiliki potensi sumber daya alam yang potensial untuk
dikembangkan sebagai sektor yang diunggulkan.
b. Kawasan yang berpeluang untuk menghasilkan produk-produk barang dan jasa
yang berorientasi pasar serta mampu bersaing.
2. Perdagangan Umum
Kegiatan perdagangan umum dalam skala kabupaten dikembangkan di
Kecamatan Mojoagung. Rencana pengembangan skala kegiatan dikembangkan
secara berhirarki berdasarkan hirarki dan orde perkotaan di wilayah Jombang.
Kegiatan perdagangan yang memberikan ciri khusus bagi Kabupaten
Jombang dan berpotensi menjadi tujuan wisata seperti koridor warung pecel lele,
lokasi perdagangan kerajinan khas Jombang dan perdagangan kecil lainnya
difasilitasi untuk dikembangkan.
Adapun rencana pengembangan kegiatan sektor perdagangan
sebagaimana pada tabel dibawah ini:
2. Agroindustri
Rencana pengembangan kegiatan industri yang tergolong dalam kegiatan
pendukung sektor pertanian, kehutanan dan perkebunan (agroindustri) di Kabupaten
Jombang:
a. Agroindustri merupakan kegiatan industri yang didorong untuk terus berkembang
dalam kurun waktu 20 tahun mendatang. Wilayah pengembangan agroindustri
diarahkan di Kecamatan Mojowarno dan dikembangan dalam bentuk cluster
agroindustri.
b. Rencana Agroindustri yang didorong meliputi industri pendukung produksi
pertanian, peternakan serta industri pengolahan hasil pertanian, perkebunan,
peternakan dan kehutanan tanpa limbah.
c. Industri berupa industri penghasil peralatan pertanian diarahkan di
Bandarkedungmulyo dan industri pendukung produksi pertanian dan peternakan
yang menghasilkan limbah kimia diarahkan di kecamatan Ploso
Namun pada kenyataan masih banyak permasalahan yang terkait dengan
tata cara pengolahan limbah hasil industri dan pemanfaatannya.
Permasalahan pelayanan SKPD berdasarkan telaahan rencana tata ruang
wilayah beserta faktor penghambat dan pendorong keberhasilan penanganannya,
adalah sebagai berikut:
Rencana Tata Ruang Wilayah Terkait Tugas dan Fungsi
Dinas Perdagangan dan Perindustrian
- Rencana Agroindustri yang didorong meliputi industri pendukung produksi
pertanian, peternakan serta industri pengolahan hasil pertanian, perkebunan,
peternakan dan kehutanan tanpa limbah
- Industri berupa industri penghasil peralatan pertanian diarahkan di
Bandarkedungmulyo dan industri pendukung produksi pertanian dan peternakan
yang menghasilkan limbah kimia diarahkan di kecamatan Ploso
Faktor Penghambat
- Belum diterapkan Peraturan Daerah tentang Rencana Detail Tata Ruang tentang
Tatacara Pengolahan Limbah yang baik beserta pemanfaatannya
Faktor Pendorong
- Dinas Perdagangan dan Perindustrian sebagai salah satu instansi teknis yang
membidangi sektor industri dapat melakukan koordinasi yang baik dengan
instansi terkait lainnya dalam hal penanganan limbah hasil industri
Faktor Penghambat
- Belum adanya program khusus terkait penerapan industri yang ramah lingkungan
Faktor Pendorong
- Pengembangan industri kecil menengah berbasiskan sumber daya lokal
selaras dengan tujuan Pembangunan Jangka Panjang Nasional. Sejahtera, adil dan
makmur menggambarkan tentang pemerataan pembangunan diseluruh Kabupaten
Jombang. Dimana sekarang ini arah pembangunan jangka panjang Kabupaten
Jombang memasuki lima tahun kedua yaitu “Terwujudnya daya saing masyarakat
untuk mencapai kemandirian dan kesejahteraan”. Dari sisi kemandirian dan
kesejahteraan, tidak hanya bisa dilihat dari kemampuan menghidupi diri sendiri dan
kemampuan batiniah dan lahiriah (ekonomi). Ini semua dikarenakan masuknya era
globalisasi yang bermakna persaingan sudah tidak lagi melibatkan sumber daya
internal (lokal), tetapi sudah melibatkan sumber daya eksternal.
Sejalan dengan hal tersebut, Dinas Perdagangan dan Perindustrian
mendukung arah pembangunan jangka panjang Kabupaten Jombang lima tahun
kedua dengan cara menjalankan tugas, pokok dan fungsinya yang mengacu pada
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Jombang
Tahun 2018-2023 yaitu Misi ke-3 yaitu “Meningkatkan Daya Saing Perekonomian
Daerah Berbasis Kerakyatan, Potensi Unggulan Lokal dan Industri”
Dalam rangka menganalisis perkembangan situasi dan kondisi Dinas
Perdagangan dan Perindustrian beberapa tahun ke depan, maka perlu dirumuskan
isu-isu strategis yang selanjutnya dikemukakan metode penentuan isu-isu startegis
dan hasil penentuan isu-isu strategis tersebut. Dengan demikian, pada bagian ini
diperoleh informasi tentang apa saja isu strategis yang akan ditangani melalui
Renstra Dinas Perdagangan dan Perindustrian tahun rencana.
Berdasarkan dari identifikasi permasalahan pembangunan daerah di
Kabupaten Jombang dalam isu strategis pembangunan Kabupaten Jombang tahun
2021-2023 dalam penanganan dan pemulihan akibat dampak Covid 19 antara lain
dengan :
Pemulihan produktivitas Perdagangan/industri
Efisiensi biaya-biaya perdagangan/industri (insentif)
Akselerasi IKM/UM dengan produksi barang substitusi impor
Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri
Pemberian Modal Usaha untuk pengadaan sarana usaha IKM dan UM, salah
satunya melalui program “Jombang Berkadang”
Channeling dengan pihak perbankan untuk dapat mengakses pinjaman KUR,
Channeling dengan pihak ritel/sistem pemasaran yang lebih besar,
Sinergitas dengan PD teknis lainnya guna optimalisasi pasokan bahan baku yang
akan diolah IKM sehingga tercipta rantai produksi lokal,
Pelatihan diversifikasi produk guna meningkatkan nilai tambah.
BAB IV
TUJUAN DAN SASARAN
BAB V
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Kegiatan (1):
Perencanaan, Penganggaran, dan Evaluasi Kinerja Perangkat Daerah
Sub kegiatan:
1) Penyusunan Dokumen Perencanaan Perangkat Daerah
2) Koordinasi dan Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi
Kinerja SKPD
Kegiatan (2):
Administrasi Keuangan Perangkat Daerah
Sub kegiatan:
3) Penyediaan Gaji dan Tunjangan ASN
4) Pelaksanaan Penatausahaan dan Pengujian/ Verifikasi Keuangan SKPD
5) Koordinasi dan Penyusunan Laporan Keuangan Bulanan/Triwulan/Semester
SKPD
6) Koordinasi dan Penyusunan Laporan Keuangan Akhir Tahun SKPD
Kegiatan (3):
Administrasi Kepegawaian Perangkat Daerah
Sub kegiatan:
7) Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Atribut Kelengkapannya
8) Pendidikan dan Pelatihan Pegawai berdasarkan tugas dan fungsi
9) Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan
Kegiatan (4):
Administrasi Umum Perangkat Daerah
Sub kegiatan:
10) Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/ Penerangan Bangunan Kantor
11) Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor
12) Penyediaan Peralatan Rumah Tangga
13) Penyediaan Bahan Logistik Kantor
14) Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan
Kegiatan (5):
Pengadaan Barang Milik Daerah Penunjang Urusan Pemerintah Daerah
Sub kegiatan:
17) Pengadaan Kendaraan Dinas Operasional atau Lapangan
18) Pengadaan Mebel
19) Pengadaan Sarana dan Prasarana Gedung Kantor atau Bangunan Lainnya
20) Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendukung Gedung Kantor atau Bangunan
Lainnya
Kegiatan (6):
Penyediaan Jasa Penunjang Urusan Pemerintahan Daerah
Sub kegiatan:
21) Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik
22) Penyediaan Jasa Pelayanan Umum Kantor
Kegiatan (7):
Pemeliharaan Barang Milik Daerah Penunjang Urusan Pemerintahan Daerah
Sub kegiatan:
23) Penyediaan Jasa Pemeliharaan, Biaya Pemeliharaan dan Pajak Kendaraan
Perorangan Dinas atau Kendaraan Dinas Jabatan
24) Penyediaan Jasa Pemeliharaan, Biaya Pemeliharaan, Pajak, dan Perizinan
Kendaraan Dinas Operasional atau Lapangan
25) Pemeliharaan Mebel
26) Pemeliharaan/Rehabilitasi Gedung Kantor dan Bangunan Lainnya
27) Pemeliharaan/Rehabilitasi Sarana Prasarana Gedung Kantor atau Bangunan
Lainnya
Kegiatan (9):
Penerbitan Tanda Daftar Gudang
Sub kegiatan:
29) Fasilitasi penerbitan Tanda Daftar Gudang
Kegiatan (10):
Penerbitan Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW) untuk penerima waralaba
dari waralaba dalam negeri
Sub kegiatan:
30) Fasilitasi perizinan Surat Tanda Pendaftaran dan/atau lanjutan Waralaba
(STPW) dalam negeri terintegrasi seara elektronik
Kegiatan (12):
Pembinaan terhadap pengelola sarana distribusi perdagangan masyarakat di
wilayah kerjanya
Sub kegiatan:
33) Pembinaan dan pengendalian pengelola sarana distribusi perdagangan
34) Pemberdayaan Pengelola Sarana Distribusi Perdagangan
4. Program stabilisasi harga barang kebutuhan pokok dan barang penting, dengan
indikator Persentase komoditas barang kebutuhan pokok dan barang penting yang
stabil
Kegiatan (13):
Menjamin ketersediaan barang kebutuhan pokok dan barang penting di tingkat
daerah kab/kota
Sub kegiatan:
35) Koordinasi dan sinkronisasi ketersediaan barang kebutuhan pokok dan barang
penting di tingkat agen dan pasar rakyat
36) Pengendalian ketersediaan barang kebutuhan pokok dan barang penting di
tingkat agen dan pasar rakyat
Kegiatan (14):
Pengendalian harga, dan stok barang kebutuhan pokok dan barang penting di
tingkat pasar kab/kota
Sub kegiatan:
37) Pemantauan harga dan stok barang kebutuhan pokok dan barang penting pada
pasar rakyat yang terintegrasi dalam sistem informasi perdagangan
38) Pelaksanaan operasi pasar reguler dan pasar khusus yang berdampak dalam 1
(satu) kab/kota
Kegiatan (15):
Pengawasan pupuk dan pestisida bersubsidi di tingkat kabupaten/kota
Sub kegiatan:
39) Pengawasan pengadaan pupuk dan pestisida bersubsidi
40) Pengawasan penyaluran dan penggunaan pupuk dan pestisida bersubsidi
6. Program perlindungan konsumen, dengan indikator Persentase alat UTTP yang sesuai
standar, Persentase peningkatan PAD sektor metrologi legal
Kegiatan (17):
Pelaksanaan metrologi legal berupa tera, tera ulang, dan pengawasan
Sub kegiatan:
44) Pelaksanaan metrologi legal berupa tera, tera ulang
45) Pengawasan/penyuluhan metrologi legal
46) Penyidikan metrologi legal
Sub kegiatan:
47) Pemasaran dan peningkatan penggunaan produk dalam negeri di tingkat
kab/kota
48) Peningkatan sistem dan jaringan informasi perdagangan
10. Program pengelolaan sistem informasi industri nasional, dengan indikator Persentase
pengawasan industri dalam SIINas
Kegiatan (21):
Penyediaan informasi industri untuk informasi industri untuk IUI, IPUI, IUKI, dan
IPKI kewenangan kab/kota
Sub kegiatan:
56) Fasilitasi pengumpulan, pengolahan dan analisis data industri, data kawasan
industri, serta data lain lingkup kab/kota melalui sistem informasi industri
nasional (SIINas)
Untuk lebih jelasnya strategi dan arah kebijakan Dinas Perdagangan dan
Perindustrian Kabupaten Jombang sebagaimana tertuang pada Tabel 5.1 : Tujuan,
Sasaran, Strategis dan Kebijakan. Terlampir.
BAB VI
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN
SERTA PENDANAAN
Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang
dilaksanakan oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Jombang sebagai
wujud pengimplementasian strategi dan kebijakan, untuk mencapai tujuan dan sasaran.
Sedangkan Kegiatan adalah bagian dari program, dan terdiri dari sekumpulan tindakan
pengerahan sumberdaya, baik yang berupa personil (SDM), barang modal termasuk
peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis
sumberdaya tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output)
dalam bentuk barang/jasa. Adapun Indikator Kinerja adalah uraian ringkas dengan
menggunakan ukuran kuantitatif atau kualitatif yang mengindikasikan pencapaian suatu
sasaran atau tujuan yang telah disepakati dan ditetapkan, dimana indikator kinerja ini
sebagai dasar penilaian kinerja baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan maupun
setelah juga sebagai petunjuk kemajuan dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran.
Adapun tabel matrik program dan kegiatan Dinas Perdagangan dan
Perindustrian Tahun 2019-2023 yang berisi rencana program, kegiatan, sub kegiatan,
indikator kinerja, kelompok sasaran dan dana indikatif sebagaimana tertuang pada Tabel
6.1 : Rencana Program, Kegiatan dan Pendanaan Perangkat Daerah. Terlampir.
BAB VII
KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai indikator kinerja Dinas Perdagangan dan
Perindustrian yang dapat secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai oleh
Dinas Perdagangan dan Perindustrian pada tahun 2018-2023 sebagai komitmen untuk
mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD. Adapun indikator sasaran Dinas
Perdagangan dan Perindustrian adalah: 1) Pertumbuhan omzet pelaku usaha
perdagangan, 2) Produktivitas tenaga kerja industri, 3) Prosentase pertumbuhan pelaku
usaha IKM, 4) Nilai Evaluasi SAKIP.
Adapun target capaian dari indikator kinerja Dinas Perindustrian dan
Perdagangan sebagaimana tujuan dan sasaran RPJMD ini tertuang pada Tabel 7.1 :
Kinerja Perangkat Daerah yang Mengacu Pada Tujuan dan Sasaran RPJMD. Terlampir.
BAB VIII
PENUTUP