digunakan untuk mendekati pasar. Pentingnya struktur pasar dalam definisi masalah
diperlihatkan oleh suatu studi Readers Digest tahun 1963, yang melaporkan bahwa
konsumen prancis dan jerman lebih banyak memakan spaghetti disbanding konsumen italia.
Penemuan ini salah. Studi tersebut hanya memperhatikan spaghetti kemasan,spaghetti
bermerek,dan bukan konsumsi total spaghetti. Kita asumsikan seorang pemasar internasional
tertarik memasarkan suatu produk merek yoghurt di inggris dan Thailand. Untuk itu, definisi
masalah di dua Negara itu harus dibedakan. Di inggris, yoghurt mungkin dianggap sebagai
produk yang menyehatkan dan membuat santai yang dikonsumsi sebelum tidur. Di Thailand,
riset menentukan bahwa yoghurt di anggap sebagai makanan energy yang di konsumsi untuk
menambah tenaga.
Mengidentifikasi sumber informasi alternative. Setelah didefinisikan, harus di tentukan
di mana informasi penting dapat ditemukan dan bagaimana mendapatkannya. Dalam
beberapa kasus, studi bisa saja terbatas pada data sekunder, yaitu, informasi dari penerbitan
yang dikumpulkan dari berbagai sumber.
Pengumpulan data. Pengumpulan data yang actual harus direncanakan dan dilaksanakan
dengan hati-hati.
Analisis,interpretasi, dan penyiapan laporan. Sebagai langkah akhir, yaitu penyiapan
laporam, data harus dianalisis dan diinterpretasikan. Dalam penyiapan laporan ini, sifat
budaya suatu Negara juga harus diperhatikan.
Keandalan data
mungkin sulit bagi para peneliti untuk menilai keandalan data sekunder yang tersedia
disuatu negara, dan tidak ada gunanya mencoba menguji keandalan data tersebut. Namun,
jika para peneliti sungguh-sungguh tertarik akan keandalan, mereka lebih baik
menggunakan pengumpulan data primer. Para peneliti harus menilai seberapa jauh mereka
menerima data dari berbagai kontak yang mereka lakukan di suatu negara tentang
pengalaman narasumber terhadap data sekunder dinegara itu.
Klasifikasi data
masalah yang lain harus dilakukan dengan skema klasifikasi data yang tersedia.
Dibeberapa negara, data yang dilaporkan terlalu luas klasifikasinya untuk digunakan dalam
tingkatan mikro.
Perbandingan data
adapun hal-hal yang ingin dibandingkan yaitu tentang tinjauan kinerja pasar,
keefektifan strategi diluar lingkungan yang berbeda, dan sebagainya. Sayangnya, data
sekunder yang diperoleh dari negara-negara yang berbeda tersebut tidak cocok untuk
dibandingkan. Ketidakcocokan ini membuat data-data tidak mungkin untuk diperbandingkan.
Tersedianya data
dibeberapa negara sedang berkembang, data sekunder sangat langka. Informasi
tentang perdagangan eceran dan perdagangan besar sangat sulit diperoleh. Oleh sebab itu,
pengumpulan data primer menjadi vital.
Pengumpulan data primer
pengumpulan data primer adalah alternatif untuk data sekunder. Data primer kiranya
memberikan informasi yang lebih relevan karena data-data itu khususnya dikumpulkan
untuk tujuan yang jelas. Namun, pengumpulan data primer cukup mahal bila dilihat dari segi
biaya dan waktu. Untuk itu tujuan pokok pengumpulan data harus disesuaikan dengan
upaya yang dilakukan.
Masalah dalam mengumpulkan data primer
tidak seperti AS, mengumpulkan data primer dilingkungan luar negeri menghadapi
banyak masalah. Masalah ini berkaitan dengan faktor sosial, faktor budaya dan tingktat
perkembangan ekonomi. Masalah yang dihadapi terdiri dari tiga kelompok :
masalah sampling
suatu sampling dianggap layak hanya bila sampel ditarik secara acak. Sayangnya,
dibanyak negara sulit ditemukan informasi yang secara lengkap dapat mewakili karakteristik
sosioekonomi
penduduk karena informasi tersebut kurang tersedia atau tidak memadai. Dan oada
akhirnya kebanyakan sampel menjadi bias.
Masalah kuesioner
dibanyak negara, bahasa yang berbeda digunakan didaerah yang berbeda. Oleh
sebab itu, kuesioner mungkin saja harus dibuat dalam berbagai bahsa sesuai banyaknya
bahasa yang digunakan disuatu negara. Masalah terjemahan sebagian dapat dihindari
dengan bantuan komputer. Namun, pengalaman menunjukan bahwa komputer tidak dapat
mengerti kehalusan suatu bahasa.
Masalah tidak adanya tanggapan
meskipun kita menemukan orang yang bersedia diwawancarai, namun tidak ada
jaminan bahwa dia akan bekerja sama dan memberikan informasi yang diinginkan oleh
peneliti. Ini timbul dikarenakan beberapa alasan yang tidak memungkinkan untuk memberi
tanggapan.
Memecahkan masalah
penenliti harus menarik kemungkinan sampel terbaik. Jika sampel bukan acak,
peneliti harus menggunakan teknik statistik yang tepat dalam menganalisis informasi yang
dikumpulkan dengan demikian hasilnya mencerminkan realitas dari situasi tersebut.
Organisasi untuk riset pemasaran internasional
perlu diperhatikan bahwa informasi pemasaran penting untuk semua tingkatan.
Namun, proses pengumpulan, analisis, dan pelaporan informasi yang berkaitan dengan
pasar tidak perlu disebut riset pemasaran. Selanjutnya, tanggung jawab riset pemasaran
tidak perlu dibebankan kepada orang pemasaran. Karena tingkat riset pemasaran yang
dilakukan perusahaan akan berbeda sesuai dengan gaya manajemen dan pentingnya suatu
negara asing terhadap suatu produk tertentu.
Sistem informasi pemasaran internasional
Sistem informasi pemasaran internasional (international marketing information
system) adalah cara formal untuk menyusun arus informasi melalui tiga cara yaitu riset
pasar (market research), riset pemasaran (marketing research), dan intelijen pemasaran
(marketing intelligence).
Langkah-langkah dalam pembentukan sistem informasi
ada lima komponen yang harus diperhatikan: menentukan kebutuhan informasi,
mengidentifikasi sumber informasi, mengumpulkan informasi, menganalisis informasi, dan
menyebarkan informasi. Cara lain untuk melihat kebutuhan informasi adalah dengan
membedakan antara strategi dan operasional informasi.
B. SEGMENTASI
Pasar global
Informasi terpenting yang di butuhkan untuk menilai pasar-pasar global ialah
informasi mengenai jumlah penduduk, karena penduduk itu sendiri merupakan
pasar. Variabel jumlah penduduk memberikan gambaran peluang pasar di suatu Negara,
faktor-faktor lain yang beraneka ragam juga harus di perhitungkan untuk mengenal pasarpasar yang aktif. Sebagai contoh di Negara-negara sedang berkembang, pertumbuhan jumlah
penduduk belum berarti memberikan peluang pasar yang meningkat. Seperti negara Afrika
yang merupakan daerah dengan pertumbuhan penduduk paling tinggi, namun mengalami
angka pertumbuhan ekonomi perkapita yang rendah atau negative
Triad Market
Pasar segitiga ( triad market ) mengacu pada Negara-negara Amerika serikat dan
Kanada, Jepang, dan Negara-negara eropa barat. Jumlah penduduk Negara tersebut kira-kira
hanya 14 % dari jumlah penduduk dunia, tetapi mereka menghasilkan dan menyalurkan lebih
dari 70% barang produksi di dunia ini. Negara-negara ini menyerap sebagian besar barang
konsumsi dan modal, sehingga merupakan masyarakat yang paling konsumtif di dunia.
Ada banyak alasan untuk persamaan-persamaan dan kebiasaan-kebiasaan dalam
permintaan dan pola tingkah laku konsumen di Negara-negara tersebut. Kedua, prasarana
teknologi mereka lebih maju. Ketiga, tingkat pendidikan jauh lebih tinggi di Negara tersebut
dari pada di Negara-negara lain di dunia ini. Keempat, jumlah untuk setiap 10.000 anggota
masyarakat di Negara-negara yang termasuk dalam triad market adalah 30 orang, yang
menciptakan kebutuhan akan barang-barang elektronika yang terkait dengan farmasi dan
medis. Kelima, prasarana yang lebih baik di Negara-negara tersebut memberikan peluang
yang tidak mungkin di temukan di pasar Negara-negara yang kurang berkembang.
Palung pacific
Kekuatan palung pasifik (pacific rim) yang sedang tumbuh merupakan tantangan
perusahaan sejak tahun 1990-an. Perkembangan Negara-negara di daerah itu ( korea selatan,
singapura, Taiwan, hongkong, Malaysia, Thailand, Indonesia dan Filipina ) yang sudah lama
di antisipasi sebagai pusat kekuatan ekonomi mulai terbentuk. Negara-negara palung pasifik
memberikan peluang pasar yang bermacam-macam bagi perusahaan amerika, mulai dari
mobil, sampai alat komunikasi, tempat duduk pesawat terbang dan jasa perbankan dan
sejumlah besar jenis barang produksi lainnya.
Negara-negara pasca komunis
langkah transformasi politik yang menyebar melalui Eropa Timur dan bekas Uni
Soviet belum pernah terjadi sebelumnya. dengan kekuatan yang tak terbendung, rakyat dari
negara-negara komunis ini telah menjatuhkan pemerintahan mereka. dengan peristiwa ini
pasar baru telah di bentuk didaerah ini.
Amerika latin
sejak pemerintah-pemerintah di daerah ini memotong tarif, menyambut perusahaanperusahaan asing dan melepaskan belenggu perekonomian mereka, peluang-peluang pasar di
amerika latin menjadi berlimpah
satu masalah mendasar dalam segmentasi pasar ialah bagaimana segmentasi pasar
tersebut dilaksanakan. tampaknya semua pemasar internasional membuat segmen pasar
dunia, tetapi kriteria-kriteria yang mereka gunakan tidak memperlihatkan kategori-kategori
yang jelas.
a)
b)
c)
d)
e)
Proses Segmentasi
lima langkah prosedur harus di ikuti untuk mendapat informasi dan pengertian atas
kriteria segmentasi yang tepat untuk mengklasifikasikan pasar-pasar dunia. lima langkah
tersebut ialah :
mengembangkan taksonomi pasar untuk mengklasifikasikan pasar-pasar dunia
membagi semua negara ke dalam kelompok yang homogen yang memiliki karakteristik
sama secara umum dengan mengacu pada dimensi-dimensi klasifikasi pasar
menetapkan metode yang paling efisien secara teoritis untuk melayani setiap kelompok.
memilih kelompok dimana prospek pemasar sendiri ( produknya, pelayanannya, dan
kekuatannya) sejajar dengan tuntutan kelompok itu
menyesuaikan klasifikasi ideal ini dengan batasan-batasan dunia nyata ( komitmen yang ada,
pembatasan politis dan hukum, kepraktisan)
suatu perusahaan yang tertarik mengadakan ekspansi bisnis keluar negeri dapat menggunakan
prosedur ini dengan pertama-tama menentukan sebuah kriteria pengklasifikasian negaranegara untuk produknya.
Kriteria Pengelompokan Negara
Seperti halnya dalam segmentasi pasar domestik, negara-negara di dunia dapat di
kelompokan dengan menggunakan kriteria-kriteria yang beraneka ragam. Sebagai contoh,
suatu perusahaan dapat mengelompokan pasar negara-negara di dunia berdasarkan satu
variabel tunggal seperti GNP per kapita atau letak geografis. Pembahasan kita di kembangkan
berdasarkan atas pengelompokan status ekonomi, pengelompokan letak geografis,
pengelompokan sistem politik, pengelompokan berdasarkan agama, pengelompokan budaya,
pengelompokan berbagai variabel, pengelompokan antarpasar, dan pengelompokan kualitas
produk. Tujuan utama suatu pengelompokan biasanya berkaitan dengan sifat dasar produk.
Sebagai contoh, sebuah perusahaan penghasil senjata pertahanan mungkin
mengklasifikasikan negara berdasarkan sistem politiknya, tetapi bagi perusahaan alat
kebutuhan rumah tangga, status ekonomi mungkin pilihan yang paling cocok.
Pengelompokan Status Ekonomi
Cara paling sederhana memnemtuk kelompok ekonomi adalah mengklasifikasikan
berdasarkan GNP per kapita. Sebagai contoh, negara dapat di kelompokan sebagai negara
berpendapatan tinggi dengan GNP per kapita melebihi 12.000 dolar; negara berpendapatan
menengah (GNP perkapitanya antara 1.000 dan 7.500 dolar); dan negara berpendapatan
rendah GNP-nya di bawah 1.000 dolar: jika kita mengikuti skema ini, kira-kira 55 negara
akan masuk kategori berpendapatan rendah, 50 negara akan masuk kategori berpendapatan
menengah, dan 23 negara di pandang berpendapatan tinggi. Pengelompokan negara
berdasarkan GNP per kapita beranggapan, seperti kriteria ekonomi yang lain untuk
segmentasi, bahwa perilaku pasar secara langsung berkaitan dengan pendapatan.
Berdasarkan situasi internasional dewasa ini, cara pembentukan segmen yang berbeda
ialah mengelompokan negara ke dalam lima kategori berikut in :
Dunia pertama ini meliputi bangsa-bangsa industri maju eropa, amerika utara, dan Asia yang
menerima sistem kapitalistik dan perekonomian berorientasi pasar.
Dunia kedua kelompok ini meliputi negara-negara pengekspor minyak berpendapatan
tinggi dan negara-negara industri baru
Dunia ketiga kelompok ini terdiri atas negara-negara yang membutuhkan waktu dan
teknologi, lebih daripada bantuan asing yang besar-besaran, untuk membangun perekonomian
yang berkembang modern
Dunia ke empat kelompok ini meliputi 1,5 milyar orang di negara-negara bekas komunis,
kecuali bekas yugoslavia, yang memiliki perekonomian campuran, dan republik rakyat cina.
Dunia kelima 200 juta penduduk dunia kelima ini hidup dalam garis kemiskinan yang berat.
Banyak negara dunia kelima hanya memiliki sumber pendapatan yang sedikit. Biasanya
sebagian besar dari jumlah penduduk sibuk dengan kehidupan bertani atau mencari nafkah
secara berpindah-pindah (nomaden), dan beberapa terisolasi dengan dunia luar.
Pengelompokan Geografis
Satu cara yang populer untuk mengelompokan bangsa-bangsa ialah mengklasifikasikan
bangsa-bangsa berdasarkan batas-batas regional. Bermacam-macam alasan untuk membuat
kelompok geografis negara-negara dalam kriteria yang dapat di terima pemasar-pemasar
internasional. Pertama, pendekatan geografis memudahkan pengelolaan negara-negara yang
di kelompokan secara bersama-sama itu. Sebagai contoh, semua negara di amerika latin dapat
di atur, katakanlah, dari satu pusat regional di brazil. Baik transportasi maupun komunikasi
lebih mudah di tangani pada basis itu. Pikirkanlah, seandainya argentina di kelompokan
dengan italia,spanyol dan selandia baru, sementara brazil di kelompokan dengan korea
selatan, taiwan, dan india. Betapa sulit bagi seorang eksekutif mengatur negara-negara yang
jauh dan acak yang di kelompokan secara teoritis tadi. Meskipun dengan alasan-alasan itu,
pengelompokan geografis negara-negara untuk membentuk segmen-segmen pasar tidak
selalu baik. Pendekatan geografis negara-negara tidak secara otomatis menjamin mereka akan
mendapat peluang yang sama untuk bisnis internasional. Sebagai contoh, filipina dan thailand
tidak memberikan pasar sebaik seperti singapura,malasya,korea selatan,taiwan,hongkong,
walaupun semua negara ini berada dalam wilayah geografis yang sama. Demikian juga,
mexiko secara geografis berada dalam wilayah regional yang sama dengan amerika serikat
dan kanada, tetapi mexiko jelas berbeda secara kultural dan ekonomi dari kedua negara tadi.
Penelompokan Politis
Cara lain pengelompokan negara-negara ialah dengan mengklasifikasikannya berdasarkan
perspektif politis mereka. sebagai contoh, negara-negara dapat di klategorikan secara politis
berdasarkan tipe-tipe berikut ini : republik demokrasi, diktator komunis, dan monarki.
Kategori-kategori ini di gunakan secara sederhana untuk memudahkan pembahasan. Sesuai
dengan tujuan pemasar, kategori ini dapat di saring lebih lanjut. Segmen politik dapat di
bangun dengan mengacu pada sistem partai.
Pendekatan Portofolio
Potensi negara (country potential) dalam pendekatan portofolio mengacu pada potensi
pasar untuk produk suatu perusahaan di negara tertentu berdasarkan faktor-faktor seperti
jumlah penduduk, pola konsumsi dan produk industri, produk nasional bruto, tingkat
pertumbuhan ekonomi, dan sebagainya. Baik faktor-faktor internal maupun eksternal
menentukan daya saing (kompetitive strength). Di negara tertentu, faktor internal (internal
factors) termasuk pangsa pasar perusahaan; sumber daya; dan fasilitas-fasilitas, yang meliputi
pengetahuan akan ciri khas negara setempat dan keahlian-keahlian serta fasilitas-fasilitas
yang di miliki yang sesuai untuk ciri-ciri tadi. Faktor eksternal (external faktor) mencakup
kekuata para pesaing dalam industri yang sama, persaingan dari industri produk subtitusi, dan
struktur industri lokal dan internasional. Pendekatan ini memberikan suatu metode yang
menarik untuk mencapai segmen negara. Namun ia menuntut suatu informasi yang
melimpah, baik yang bersifat internal maupun eksternal, dari perusahaan-perusahaan yang
mungkin tidak mudah untuk di kimpulkan dan di analisa.
Segmentasi Dalam Negeri
Konsep segmentasi juga relevan di sebuah negara tertentu. Seperti hanlnya para pemasar
membuat segmentasi atas pasar-pasar mereka di amerika serikat, di setiap negara pasti
terdapat memiliki bermacam-macam subpasar atau segmen yang secara subtansial berbeda
satu sama lain. Penyusun strategi pemasaran harus mengenal segmen-segmen tersebut dan
memilih mana yang harus di jangkau atau di masuki.
Orang boleh menggunakan variabel demografis dan soaial-ekonomi yang sederhaa,
variabel kepribadian dan gaya hidup atau kejadian dalam situasi tertentu ( seperti intensitas
penggunaan, loyalitas atas merek, sikap ) sebagai dasar melakukan segmentasi.