Anda di halaman 1dari 15

PRAKTIK EKSPOR DAN IMPOR

(BISNIS INTERNASIONAL)

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya
sehingga kami dapat menyusun makalah ini, yang berjudul “PRAKTIK EKSPOR DAN IMPOR”. Dengan tepat
pada waktunya. Makalah ini disusun gguna memenuhi tugas mata kuliah Bisnis Internasional.
Dalam penyusunan makalah ini alhamdulillah tidak banyak hambatan yang kami hadapi. Namun kami
menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Allah SWT dan tidak lain
berkat bantuan, dorongan dan bimbingan dosen, sehingga kendala-kendala penulis dapat teratasi. Oleh karena
itu kau mengucapkan terima kasi kepada:
1. Ibu Nadiyah selaku dosen pembimbing yang telah memberikan tugas makalh, petunjuk, serta bimbingan
kepada kami. Sehingga kami termotivasi dan menyelesaikan tugas makalh ini.
2. Teman-teman kelompok 8 yang tetap semangat dalam menyelesaikan tugas makalah tepat oada waktunya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan
saran dari pembaca sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalh selanjutnya.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Sering kita mendengar bahwa kegiatan menjual barang atau jasa ke negara lain disebut ekspor,
sedangkan kegiatan membeli barang atau jasa dari negara lain disebut impor, kegiatan demikian itu akan
menghasilkan devisa bagi negara. Devisa merupakan masuknya uang asing ke negara kita dapat digunakan
untuk membayar pembelian atas impor dan jasa dari luar negeri.
Kegiatan impor dilakukan untuk memenuhi kebutuhan rakyat. Produk impor merupakan barang-barang
yang tidak dapat dihasilkan atau negara yang sudah dapat dihasilkan,tetapi tidak dapat mencukupi kebutuhan
rakyat. Pengutamaan Ekspor bagi Indonesia sudah digalakkan sejak tahun 1983.Sejak saat itu,ekspor menjadi
perhatian dalam memacu pertumbuhan ekonomi seiring dengan berubahnya strategi industrialisasi-dari
penekanan pada industri substitusi impor ke industri promosi ekspor.Konsumen dalam negeri membeli barang
impor atau konsumen luar negeri membeli barang domestik,menjadi sesuatu yang sangat lazim.Persaingan
sangat tajam antarberbagai produk.Selain harga,kualitas atau mutu barang menjadi faktor penentu daya saing
suatu produk.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari-Oktober 2008 mencapai USD118,43 miliar atau
meningkat 26,92 persen dibanding periode yang sama tahun 2007, sementara ekspor nonmigas mencapai
USD92,26 miliar atau meningkat 21,63 persen. Sementara itu menurut sektor, ekspor hasil pertanian, industri,
serta hasil tambang dan lainnya pada periode tersebut meningkat masing-masing 34,65 persen, 21,04 persen,
dan 21,57 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Adapun selama periode ini pula, ekspor dari 10 golongan barang memberikan kontribusi 58,8 persen
terhadap total ekspor nonmigas. Kesepuluh golongan tersebut adalah, lemak dan minyak hewan nabati, bahan
bakar mineral, mesin atau peralatan listrik, karet dan barang dari karet, mesin-mesin atau pesawat mekanik.
Kemudian ada pula bijih, kerak, dan abu logam, kertas atau karton, pakaian jadi bukan rajutan, kayu dan barang
dari kayu, serta timah.
Selama periode Januari-Oktober 2008, ekspor dari 10 golongan barang tersebut memberikan kontribusi
sebesar 58,80 persen terhadap total ekspor nonmigas. Dari sisi pertumbuhan, ekspor 10 golongan barang
tersebut meningkat 27,71 persen terhadap periode yang sama tahun 2007. Sementara itu, peranan ekspor
nonmigas di luar 10 golongan barang pada Januari-Oktober 2008 sebesar 41,20 persen. Jepang pun masih
merupakan negara tujuan ekspor terbesar dengan nilai USD11,80 miliar (12,80 persen), diikuti Amerika Serikat
dengan nilai USD10,67 miliar (11,57 persen), dan Singapura dengan nilai USD8, 67 miliar (9,40 persen).
Peranan dan perkembangan ekspor nonmigas Indonesia menurut sektor untuk periode Januari-Oktober
tahun 2008 dibanding tahun 2007 dapat dilihat pada. Ekspor produk pertanian, produk industri serta produk
pertambangan dan lainnya masing-masing meningkat 34,65 persen, 21,04 persen, dan 21,57 persen. Dilihat dari
kontribusinya terhadap ekspor keseluruhan Januari-Oktober 2008, kontribusi ekspor produk industri adalah
sebesar 64,13 persen, sedangkan kontribusi ekspor produk pertanian adalah sebesar 3,31 persen, dan kontribusi
ekspor produk pertambangan adalah sebesar 10,46 persen, sementara kontribusi ekspor migas adalah sebesar
22,10 persen.
Kendati secara keseluruhan kondisi ekspor Indonesia membaik dan meningkat, tak dipungkiri
semenjak terjadinya krisis finansial global, kondisi ekspor Indonesia semakin menurun. Sebut saja saat ekspor
per September yang sempat mengalami penurunan 2,15 persen atau menjadi USD12,23 miliar bila dibandingkan
dengan Agustus 2008. Namun, secara year on year mengalami kenaikan sebesar 28,53 persen.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. PERNGERTIAN EKSPOR DAN IMPOR


Sebuah negara dan perusahaan-perusahaan internasional lainnya, dalam menjalankan kegiatannya tentu
tidak terlepas dari praktik ekspor dan impor. Ekspor merupakan proses transportasi barang atau komoditas dari
suatu negara ke negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Sedangkan eksportir adalah
perusahaan atau perorangan yang melakukan kegiatan ekspor. Untuk lebih mengenal lebih jauh mengenai
praktik ekspor dan impor ini, maka terlebih dahulu akan dibahas mengenai ekspor.
Ekspor dapat dilakukan oleh perusahaan-perusahaan kecil, besar baik multinasonal maupun
internasional. Banyak orang beranggapan bahwa ekspor dilakukan oleh sebuah perusahaan yang identik dengan
perusahaan besar dan memiliki cabang-cabang di luar negeri. Namun, ekspor sebenarnya juga dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan kecil. Hal ini terlihat pada survei yang dilakukan oleh Biro Sensus AS. Dalam survei ini
diinformasikan bahwa ekspor didominasi oleh sebagian kecil perusahaan-perusahaan besar, sebanyak
202.185dari keseluruhan 209.455 (96,5%) berasal dari perusahaan-perusahaa kecil sampai menengah yang nilai
ekspor totalnya hanya mencapai 31%. Perusahaan-perusahaan yang sangat kecil (kurang dari 20 orang pekerja)
jumlahnya mencapai dua per tiga dari seluruh perusahaan AS yang melakukan ekspor ditahun 1998.
2.2. TUJUAN KEGIATAN EKSPOR
Tujuan perusahaan melakukan kegiatan ekspor adalah untuk meningkatkan keuntungan dan pejualan
serta untuk melindungi keuntungan dan penjualan dari penurunan.

2.2.1. ALASAN MELAKUKAN EKSPOR


Alasan-alasan lain yang membuat sebuah perusahaan melakukan kegiatan ekspor, yaitu:
 Untuk melayani pasar di mana perusahaan tidak memiliki fasilitas produksi atau pabrik lokal tidak
memproduksi produk lengkap campuran dari perusahaan itu.
 Untuk memenuhi persyaratan pemerintah di negara tersebut, yaitu ekpor cabang lokal.Di negara-negara
berkembang, pemerintahnya sering mengharuskan cabang untuk mengekspor, dan beberapanya mewajibkan
perusahaan itu memperoleh mata uangasing yang cukup untuk menutupi biaa impornya.
 Untuk tetap kompetitif di pasar dalam negeri.
 Untuk menguji pasar-pasar di luar negeri dan persaingan luar negeri dengan biaya yang tidak mahal. Hal ini
dilakukan oleh sebuah perusahaan yang ingin mengetahui bagaimana masyarakat menerima suatu produk
sebelum berinvestasi dalam fasilitas-fasilitas produk lokal.
 Untuk memenuhi permintaan aktual atau prospektif dari konsumen terhadap sebuahperusahaan untuk
mengekpor.
 Untuk mengompensasi siklus penjualan di pasar domestik.
 Untuk menjual lebih banyak, yang memungkinkan perusahaan menggunakan kelebihan kapasitas produksinya
untuk menurunkan biaya tetap per unit.
 Untuk memperluas daur hidup produk dengan mengekspor ke negara-negara yangteknologinya kurang
berkembang.
 Untuk mengalihkan perhatian para pesaing asing yang berada di pasar dalam negeri perusahaan itu dengan
memasuki pasar-pasar dalam negeri mereka.
 Untuk ikut mencicipi kesuksesan yang telah dicapai oleh berbagai perusahaan lain dengan cara mengekspor.
 Untuk meningkatkan tingkat utilisasi peralatan.

2.2.2. ALASAN TIDAK MELAKUKAN EKSPOR


Selain perusahaan-perusahan yang ingin melakukan ekspor, tentu masih banyak perusahaan yang tidak
melakukan kegiatan ekspor. Alasan sebuah perusahaan tidak melakukan ekspor adalah sibuk mengurusi bisnis
dalam negerinya dan enggan untuk terlibat dalam suatu operasi yang baru dan tidak dikenal, karena hal ini akan
menimbulkan masalah seperti:
o mencari pasar asing yang tepat,
o prosedur pendanaan dan pembayaran,
o dukungan dari pemerintah serta
o prosedur ekspor.
Perusahaan yang tidak melakukan kegiatan ekspor sebagian besar menyatakan bahwa mereka tidak
tahu dari mana harus memulainya, seperti bagaimana menentukan pasar yang tepat; takut dengan kerumitannya,
misalnya yang berkaitan dengan prosedur pembayaran, pendanaan, dan ekspor; serta tidak tahu bahwa informasi
dan dukungan dari pemerintah sebenarnya ada dan siap digunakan.
Oleh karena itu, di bawah ini akan dijelaskan mengenai hal yang berkaitan dengan bagaimana
menentukan pasar luar negeri yang tepat, bagaimana prosedur pembayaran dan pendanaanya, dan dukungan
pemerintah serta prosedur ekspor itu sendiri.
2.3. MENENTUKAN PASAR LUAR NEGERI YANG TEPAT
Dalam menentukan pasar luar negeri yang tepat, baik itu untuk ekspor ataupun untuk produksi luar
negeri, pertama-tama adalah menentukan apakah pasar untuk produk-produk perusahaan itu ada atau tidak.
Namun, bagi perusahaan-perusahaan yang baru dibidang ekspor, apalagi perusahaan tersebut adalah perusahaan
kecil, mugkin akan masih sulit bagi mereka untuk memulai ekspor. Tetapi, di negara seperti AS terdapat
berbagai program bantuan ekspor yang tersedia, seperti:
 Trade Information Center (TIC)
Dapat digunakan untuk mencari informasi mengenai segala bantuan ekspor daripemerintah federal
sekaligus informasi mengenai pasar regional dari berbagai negara.Tujuan situs TIC ini adalah untuk mendidik
mereka yang tidak berpengalaman mengenai sumber-sumber daya yang tersedia sebelum mereka menghubungi
TIC secara langsung untuk menerima bantuan.
 International Trade Administration(ITA)
Menawarkan berbagai kegiatan ekspor seperti penyuluhan ekspor, analisis pasar luar negeri, penilaian
kemampuan kompetisi perusahaan, serta pengembangan kesempatanpasar dan perwakilan penjualan melalui
acara-acara promosi ekspor. Selain itu, ITA juga memberikan informasi mengenai pasar-
pasar dan praktik perdagangan di seluruhdunia melalui Trade Development.
 Small Business Administration
Menawarkan bantuan melalui kantor-kantor daerahnya bagi para pengekspor dan
calonpengekspor yang skalanya kecil.
 Departemen Pertanian
Memberikan informasi mengenai pasar asing untuk produk-produk pertanian.
 Program bantuan ekspor dari Departemen Perdagangan
Memberikan bantuan dalam melakukan riset pasar. Departemen Perdagangan jugamembantu
menentukan lokasi wakil-wakil di luar negeri dan melakukan penjualanmelalui pameran-pameran dagaang, serta
pertunjukan video dan katalog.
 Sumber-sumber bantuan lainnya
Seperti: World Trade Centers Assosiation yang melalui keanggotaanya, para eksportir dan importir
memiliki akses ke suatu sistem perdagangan online; Dewan Ekspor Distrik yang terdiri atas pakar-pakar bisnis
dan perdagangan sukarela yang membantu dalam lokakarya dan juga menyediakan layanan konsultasi di antara
para eksportir yang berprospek dan berpengalaman.
Setelah menentukan pasar untuk produk-produk perusahaan dengan bantuan program ekspor di atas,
maka secepat mungkin rencana pemasaran ekspor harus dibuat. Rencana pemasaran ekspor, mencakup pasar-
pasar yang akan dikembangkan, strategi pemasaran untuk melayani pasar-pasar tersebut, dan taktik yang
diperlukan untuk menjadikan strategi itu operasional. Rencana ekspor juga akan menyebutkan apa yang harus
dilakukan dan kapan, siapa yang harus melakukannya, serta berapa banyak uang yang harus dikeluarkan.

2.4. BAURAN PEMASARAN


Bauran pemasaran berlaku bagi para eksportir, seperti kebijakan penetapan harga. Harga-harga yang
tidak bersaing menyebabkan penjualan lepas kepada para pesaing, dan penetapan harga yang tidak tepat juga
dapat menyebabkan para eksportir merugi.

2.4.1. SYARAT PENJUALAN


Sebuah perusahaan juga harus memperhatikan syarat penjualan yang akan dipilih ketika mengekspor,
seperti:

 FAS (Free Alongside Ship),


Penjual membayar semua ongkos angkut sampai sisi kapal. Dimana Free Alongside Ship (FAS)
adalah dimana Penjual melakukan penyerahan barang dengan menggunakan persyaratan Free Alongside Ship
yang memiliki kewajiban utama adalah pembeli dengan memikul biaya pengangkutan barang dan risiko
terhadap barang. Selain itu pembeli memiliki kewajiban untuk mengurus formalitas ekspor. Penyerahan barang
oleh penjual kepada pembeli dilakukan di samping kapal pengangkutan. Free Alongside Ship hanya dapat
dipakai dalam pengangkutan laut atau pengangkutan antara pulau saja.

 Cost, Insurance and Freight (CIF)


Merupakan bagian dari Incoterms. Penyerahan barang dengan Cost, Insurance and
Freight dilakukan di atas kapal, namun ongkos angkut dan premi asuransi sudah dibayar oleh
penjual sampai ke pelabuhan tujuan, dengan begitu penjual wajib untuk mengurus
formalitas ekspor. Selain itu dengan persyaratan CIF, maka penjual memiliki kewajiban untuk
menutup kontrak asuransi dan melakukan pembayaran premi asuransi. Persyaratan penyerahan
barang dengan CFR hanya dapat dilakukan untuk pengangkutan laut dan pengangkutan
antara pulau saja.
Penjual wajib mentup asuransi angkutan laut terhadap risiko kerugian pembeli terhadap
kerusakan atau kehilangan barang yang mungkin terjadi selama dalam perjalanan. Meskipun penjual
yang menutup asuransi, risiko atas barang telah berpindah dari pihak penjual kepada pembeli sejak
penyerahan barang di atas kapal di pelabuhan pengapalan. Sama seperti CFR, nama pelabuhan
tujuan dicantumkan dibelakangterms CIF, misalnya CIF Tanjung Priok.

 CFR (Cost and Freight)


Seperti CIF hanya saja pembeli yang membayar biaya asuransi. Penjual melakukan
penyerahan barang dengan Cost and Freight dilakukan di atas kapal, namun ongkos angkut sudah
dibayar penjual sampai ke pelabuhan tujuan, dengan begitu penjual wajib mengurus formalitas
ekspor. Selain itu dengan persyaratan CFR, maka peralihan risiko dan biaya tambahan beralih
setelah barang dimuat di atas kapal.

 DAF (nama tempat): Delivered at Frontier


Pihak penjual mengurus izin ekspor dan bertanggung jawab sampai barang tiba di
perbatasan negara tujuan. Bea cukai dan izin impor menjadi tanggung jawab pihak pembeli.
Penjual melakukan penyerahan barang dengan Delivered At Frontier dilakukan di
perbatasan negara tujuan, tetapi belum memasuki daerah pabean negara tujuan. Selain itu dengan
persyaratan DAF, maka penjual memiliki kewajiban untuk mengurus formalitas ekspor. Dan bila
barang-barang tersebut telah ditempatkan ke dalam kewenangan pembeli saat datangnya alat
angkut, belum dibongkar, sudah diurus formalitas impornya di tempat atau pada titik yang disebut
di wilayah perbatasan tetapi belum memasuki wilayah pabean dari negara yang bertetangga.
Syarat ini berlaku untuk alat angkut apa saja bilamana barang-barang tersebut harus
diserahkan di perbatasan darat. Bila penyerahan dilakukan di pelabuhan maka penyerahan harus
dilakukan di pelabuhan tujuan, di atas kapal, atau di dermaga.

2.4.2. SYARAT PEMBAYARAN


Setelah mengetahui bagaimana menentukan pasar luar negeri yang tepat, para eksportir
juga dituntut untuk mengetahui bagaimana prosedur pembayaran dan pendanaan. Berikut ini
adalah jenis syarat pembayaran yang ditawarkan oleh eksportir kepada pembeli asing:
 Uang muka
Ketika reputasi kredit pembeli tidak dikenal/tidak jelas, uang muka biasanya diperlukan. Tetapi tidak banyak
konsumen yang rela membayar uang mukanya sebelum barang diterima. Sebagian modal kerja mereka menjadi
terikat sampai barangnya diterima dan dijual. Mereka tidak memperoleh jaminan akan mendapatkan apa yang
mereka pesan.
 Rekening terbuka (open account)
Ketika penjualan dilakukan pada rekening terbuka, si penjual menanggung semua risikonya .Kesepakatan
dengan syarat penjualan ini hanya ditawarkan kepada para konsumen yang dapat diandalkan di negara-negara
yang perekonomiannya stabil. Penjual akan mempunyai resiko yang tinggi dikarenakan modalnya akan terikat
sampai pembayaran atas penjualannya diterima.
 Konsinyasi
Merupakan suatu prosedur dimana barang dikirimkan ke pembeli dan pembayarannya tidak dilakukan
sampai barang tersebut terjual. Resikonya ditanggung semua oleh penjual. Kesepakatan ini harus dilakukan
dengan menyelidiki terlebih dahulu mengenai pembeli dan negara tempat pembeli itu berada, sama ketika
melakukan rekening terbuka.
 Letter of credit (L/C)
Merupakan dokmen yang diterbitkan oleh bank si pembeli yang berjanji membayar sejumlah nilai tertentu
kepada penjual di saat bank penerbit menerima dokumen-dokumen yang disyaratkan dalam L/C untuk jangka
waktu yang telah ditentukan.
 Wesel dokumen (documentary of draft)
Apabila eksportir tidak yakin dengan kesepakatan L/C karena alasan politik dan komersial, maka eksportir
dapat menyetujui pembayaran berdasarkan documentary draft, yang lebih murah. Wesel ekspor (ekspor draft)
adalah sebuah pesanan tanpa syarat yang diberikan oleh penjual kepada pembeli, berisi instruksi kepada pembeli
untuk membayar pada saat penunjukan (sight draft) atau pada tanggal yang telah disetujui (time draft).

2.5. PENDANAAN EKSPOR


Sedangkan mengenai pendanaan ekspor, terdiri dari swasta dan pemerintah. Sumber-sumber pendanaan
ekspor tersebut antara lain bank-bank komersial, anjak piutang, penebusan utang (forfaiting), bank ekspor-impor
(Eximbank), dan Small Business Administration.
o Bank-bank komersial
Melakukan sumber pendanaan ekspor melalui pinjaman untuk modal kerja danpemberian diskonto
wesel berjangka. Dengan menerima sebuah wesel berjangka, maka bank menerima tanggungjawab untuk
melakukan pembayaran pada saat wesel itu jatuhtempo.

o Anjak piutang
Penerapan harga diskon tanpa memotong piutang. Anjak piutang digunakan untuk menyediakan modal
kerja kepada para perusahaan manufaktur yang sedang kekurangan uang tunai. Perusahaan anjak piutang dapat
berbentuk factoring house atau sebuah departemen khusus dalam bank komersial.
o Penebusan utang (forfaiting)
Pembelian obligasi yang timbul dari penjualan barang dan jasa serta jatuh tempo padasuatu tanggal
setelah waktu 90 sampai 180 hari yang biasanya berlaku dalam anjak piutang, piutang-piutang ini biasanya
dalam bentuk wesel dagang atau wesel promes (promissory note) dengan waktu jatuh temponya berkisar dari 6
bulan sampai 5 tahun.Risiko politik dan risiko transfer ditanggung oleh pelakunya.
o Bank ekspor-impor
Badan pemerintah utama yang bertanggungjawab untuk membantu ekspor barang dan jasa AS melalui
berbagai jenis pinjaman, jaminan, dan asuransi. Program-program yang ditawarkan oleh bank ekspopr impor,
yaitu:
 Pinjaman langsung dan perantara, di mana program ini menanggung sampai 85%nilai barang dan jasa yang
diekspor, dengan perjanjian pembayaran kembali dalamsatu tahun atau lebih.
 Jaminan modal kerja
 Garansi, menyediakan perlindungan pembayaran kembali untuk pinjaman-pinjaman sektor swasta kepada para
pembeli barang modal dan jasa terkait di AS.
 Asuransi kredit ekspor, suatu badan ekspor dapat mengurangi risikopembayarannya dengan cara membeli satu
dari sekian banyak kebijakan untuk melindungi dirinya dari risiko politik dan perdagangan dari pembeli asing
yanggagal membayar utangnya.
o Small Business Administration
Menjalankan program-program garansi pinjaman dan pinjaman langsung untuk membantu para
eksportir bisnis kecil.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, alasan lain sebuah perusahaan tidak melakukan kegiatan
ekspor adalah ketidaktahuan mereka mengenai dukungan pemerintah. Dukungan-dukungan pemerintah ini,
antara lain:
 Overseas Private Investment Corporation(OPIC)
Perusahaan pemerintah menawarkan asuransi pada para investor Amerika di negara-negara berkembang
untuk melindungi mereka dari penipuan, ketidakmampuan suatu mata uang untuk ditukarkan, dan kerusakan-
kerusakan akibat perang atau revolusi.
 Foreign Sales Corporation(FSC)
Bentuk korporasi khusus yang disahkan oleh pemerintah federal yang memberikanpengurangan pajak
bagi perusahaan-perusahaan pengekspor.
 Zona-zona Perdangangan Luar Negeri
Zona perdagangan bebas (Free Trade Zone – FTZ) yaitu sebuah kawasan tertutup yang berada di luar
wilayah kepabeanan negara di mana FTZ berlokasi. Barang-barangyang berada di zona ini, tidak perlu
membayar bea masuk.

Perusahaan-perusahaan yang tidak mengekspor juga mengeluhkan kerumitan prosedur ekspor, yang
biasanya terkait dengan hal dokumentasi karena jika ingin mengirim sebuah barang ke luar negeri, jumlah
dokumen yang diperlukan sangat banyak. Menurut penelitian dari Organization for Economic Cooperation and
Development (OECD), transaksi rata-rata ke luar negeri membutuhkan 35 dokumen dan total berkasnya kira-
kira360 salinan. Sedangkan total biaya dokumentasi untuk suatu pengiriman diperkirakan antara $150 dan $300.

2.6. DOKUMEN EKSPOR DAN IMPOR


Semua jenis dokumen yang terdapat dalam perdagangan internasional (ekspor impor), baik yang
dikeluarkan pengusaha, perbankan, pelayaran, dan instansi lainnya mempunyai arti dan peranan penting. Oleh
sebab itu semua dokumen yang menyangkut kegiatan tersebut harus dibuat dan diteliti dengan seksama.
Dokumen-dokumen dlam perdagangan internasional (ekspor impor) tersebut dapat dibedakan ke dalam
tiga kelompok yaitu dokumen induk, dokumen penunjang dan dokumen pembantu.

2.6.1. DOKUMEN INDUK


Yang dimaksud dengan dokumen induk adalah dokumen inti yang dikeluarkan oleh Badan Pelaksana
Utama Perdagangan internasional, yang memiliki fungsi sebagai alat pembuktian pelaksanaan suatu transaksi..
Termasuk dalam dokumen ini antara lain:
 Letter Of Credit (L/C)
Suatu surat yang dikeluarkan oleh suatu bang atas permintaan importir yang ditujukan kepada eksportir di
luar negri yang menjadi relasi importir tersebut, yang memberikan hak kepada eksportir itu untuk menarik
wesel-wesel atas importir bersangkutan. Penjelasan mengenai L/C telah dibahas pada ban sebelumnya (lihat bab
5).
 Bill Of Lading (B/L)
Surat tanda terima barang yang telah dimuat di dalam kapal laut yang juga merupakan tanda bukti
kepemilikan barang dan juga sebagai bukti adanya kontrak atau perjanjian pengangkutan barang melalui laut.
Penjelasan rinci tentang B/L telah diterangkan pada bab sebelumnya (lihat bab 6).
 Faktur (Invoice)
Adalah suatu dokumen yang penting dalam perdagangan, data-data dalam invoice akan dapat diketahui
berapa jumlah wesel yang akan dapat ditarik, jumlah penutupan asuransi, dan penyelesaian segala macam bea
masuk.
Faktur (invoice) dapat dibedakan ke dalam tiga bentu yaitu :
 Proforma Invoice
Merupakan penawaran dalam bentuk faktur biasa dari penjual kepada pembeli yang potensial juga
merupakantawaran pada pembeli untuk menempatkan pesanannya yang pasti dan sering dimintakan oleh
pembeli supaya instansi yang berwenang di negara importir akan memberikan izin impor.Faktu ini biasanya
menyatakan syarat-syarat jual beli dan harga barang sehingga segera setelah pembeli yang bersangkutan telah
menyetujui pesanan maka akan ada kontrak yang pasti.Penggunaan faktur ini juga digunakan bilamana
penyelesaian akan dilakukan dengan :
 Dengan pembayaran terlebih dahulu sebelum pengapalan.
 Atas dasar consignment
 Tergantung pada tender
 Commercial Invoice
Nota perincian tentang keterangan jumlah barang-barang yang dijual dan harga dari barang-barang
tersebut serta perhitungan pembayaran. Faktur ini oleh penjual (eksportir) ditujukan kepada pembeli (importir)
yang nama dan alamatnya sesuai dengan yang tercantum dalam L/C dan ditandatangani oleh yang berhak
menandatangani.
 Consular Invoice
Faktur yang dikeluarkan oleh instansi resmi yaitu kedutaanatau konsulat.Faktur ini terkadang
ditandatangani oleh konsul perdagangan negri pembeli, dibuat oleh eksportir dan ditandatangani oleh konsul
negara pembeli, atau dibuat dan ditandatangani negara sahabatdari negara pembeli.
Peraturan-peraturan antar negara memiliki perbedaan antar satu dengan yang lainnya tetang faktur ini,
tetapi yang jelas kegunaan dari faktu ini antara lain untuk memeriksa harga jual dibandingkan harga pasar yang
sedang berlakudan untuk memastikan bahwa tidak terjadi dumping, selain itu juga diperlukan untuk menghitung
bea masuk di tempat importir.
 Dokumen (Polis) Asuransi
Surat bukti pertanggungan yang dikeluarkan perusahaan asuransi atas permintaan eksportir maupun
importir untuk menjamin keselamatan atas barang yang dikirim.
Dokumen asuransi ini pentingkarena dapat membuktikan bahwa barang-barang yang disebut di dalamny
telah diasuransi. Jenis-jenis resikoyang ditutup juga disebutkan dalam dokumen ini. Dokumen ini menyatakan
pihak mana yang meminta asuransi dan kepada siapa klaim dibayarkan.Setiap asuransi wajib dibayar dengan
valuta yang sama dengan L/C kecuali syarat-syarat L/C menyatakan lain.
Besarnya asuransi tidak perlu sama dengan besarnya L/C, dapat lebih besar atau lebih kecil tergantung
pada jumlah penarikan, syarat-syarat pengapalan, atau syarat-syarat L/C.
Penggantian kerugian apabila terjadi kerusakan atau kehilangan akan dibayarkan senilai yang dinyatakan
dalam dokumen asuransi tersebut kepada eksportir juga kepada importirapabila telah di endorse. Dokumen
asuransi dapat dibuat atas nama pengasuransi, atas order bank, atas nama pembawa.

2.6.2. DOKUMEN PENUNJANG


Dokumen yang dikeluarkan untuk memperkuat atau merinci keterangan yang terdapat dalam dokumen
induk, terutama faktur (invoice). Termasuk dalam dokumen ini antara lain :
 Daftar Pengepakan (Packing List)
Dokumen ini dibuat oleh eksportir yang menerangkan uraian dari barang-barang yang dipak, dibungkus
atau diikat dalam peti dan sebagainya dan biasanya diperlukan oleh bea cukai untuk memudahkan pemeriksaan.
Uraian barang tersebut meliputi jenis bahan pembungkus dan cara mengepaknya. Dengan adanya packing list
maka importir atau pemeriksa barang tidak akan keliru untuk memastikan isinya. Nama dan uraian barang
haruslah sama dengan seperti tercantum dalam commercial invoice.
 Surat Keterangan Asal (Certificate Of Origin )
Surat pernyataan yang ditandatangani untuk membuktikan asal dari suatu barang, digunakan untuk
memperoleh fasilitas bea masuk atau sebagai alat penghitung kuota di negara tujuan dan untuk mencegah
masuknya barang dari negara terlarang.
 Surat Keterangan Pemeriksaan (Certificate Of Inspection)
Keterangan tentang keadaan barang yang dimuat oleh independent surveyor, juru pemeriksa barang atau
badan resmi yang disahkan oleh pemerintah dan dikenal oleh dunia perdagangan internasional, berfungsi
sebagai jaminan atas mutu dan jumlah barang, ukuran dan berat barang, keadaan barang, pengepakan barang,
banyak isi pengepakan. Laporan yang dibuat atas pemeriksaan kualitatif dan analitis didasarkan pada
pemeriksaan sampling 2% dari berat yang sebenarnya, dan merupakan dokumen yang disyaratkan L/C.
 Sertifikat Mutu (Certificate Of Quality )
Keterangan yang dibuat berkaitan dengan hasil analisis barang-barang di laboratorium perusahaan atau
badan penelitian independen yang menyangkut mutu barang yang diperdagangkan. Dalam hubungannya dengan
hal tersebut di Indonesia berlaku peraturan yang mengharuskan adanya standarisasi dan pengendalian mutu
untuk barang-barang ekspor,yaitu dengan menerbitkan sertifikat mutu (certificate of quality). Sertifikat ini wajib
dimiliki oleh setiap eksportir untuk keperluan persagangan apabila diminta oleh pembeli.
 Sertifikat Mutu Dari Produsen (Manufacture’s Quality Certificate)
Dokumen ini lazimnya dibuat oleh produsen atau pabrik pembuat barang yang diekspor atau supplier yang
menguraikan tentang mutu dari barang-barang, termasuk penjelasan tentang baru atau tidaknya barang dan
apakah memenuhi standar barang yang ditetapkan. Dokumen ini juga menunjukkan keterangan mengenai
barang yang diproduksi oleh produsen yang membawa merek dagangnya (trade mark).
 Keterangan Timbangan (Weight Note)
Catatan yang berisi perincian berat dari tiap-tiap kemasan barang seperti yang tercantum dalam
commercial invoice.Keterangan berat dari barang-barang yang dikapalkan atas dasar suatu L/C haruslah sama
dengan yang tercantum pada dokumen-dokumen pengapalan. Dokumen ini disamping untuk mengetahui berat
barang , juga diperlukan untuk mempersiapkan alat-alat pengangku barang pada saat pemeriksaan barang.
 Daftar Ukuran (Measurement List)
Daftar yang berisi ukuran dan takaran dari tiap-tiap kemasan seperti panjang, tebal, garis tengah serta
volume barang. Ukuran dalam dokumen ini haruslah sama dengan syarat-syarat yang tercantum dalam L/C.
Volume pengepakan setiap barang tersebut diperlukan untuk menghitung biaya angkut atau untuk keperluan
persiapan barang.
 Analisa Kimia (Chemical Analysis)
Pernyataan yang dikeluarkan oleh labotaturium kimia yang berisi komposisi kimiawi dari suatu barang.
Dokumen ini juga menjelaskan tentang bhan-bahan dan proporsi serta kandungan bahan yang terdapat dalam
barangyang diharuskan pemeriksaannya.Penelitian tersebut dilakukan oleh badan analisa obat-obatan, dan
bahan-bahan kimia.
 Wesel (Bill Of Exchange)
Sebuah alat pembayaran yang memberikan perintah yang tidak bersyarat dalam bentuk tertulis, yang
ditujukan oleh seseorang kepada orang lain. Pihak-pihak yang terlibat dalam wesel antara lain:
i. Drawer : yang menandatangani wesel (penarik)
ii. Drawee : yang membayar (tertarik)
iii. Payee : yang menerima pembayaran
iv. endorsee : pihak yang menerima perpindahan atau pengalihan wesel
Dalam sebuah wesel juga terdapat jangka waktu pembayaran yang dikenal dengan istilah tenorwesel ,
yaitu jangka waktu pada saat mana sebuah wesel dapat dibayarkan yang tercantum pada setiap wesel. Tenor dala
sebuah wesel dapat dibedakan menjadi :
o Sight draft : wesel yang dibayar pada saat diperlihatkan atau saat diminta pembayarannya.
o Time (term/usance) draft : wesel berjangka yang dibayarkan setelah beberapa waktu kemudian, dibedakan atas :
time sight draft (wesel yang pembayarannya harus dilakukan pada waktu tertentu setelah wesel diajukan atu di
aksep), time date draft (wesel yang harus dibayar pada tanggal tertentu yang telah ditetapkan misalnya 30 hari
setelah pengapalan

2.6.3. DOKUMEN PEMBANTU


 Instruction Manual
Keterangan terinci mengenai cara kerja suatu alat.
 Layout Scheme
Gambar denah tata letak mesin
 Brochure/Leaflet
Buku atau kertas berisi keterangan singkat mengenai suatu produk

Perusahaan angkutan luar negeri bertindak sebagai agen bagi eksportir. Perusahaan ini mempersiakan
dokumen-dokumen, memesan tempat pada angkutan, dan berfungsi sebagai departemen lalu lintas barang
ekspor bagi perusahaan. Setelah pengiriman,perusahaan ini akan menyampaikan semua dokumen kepada pihak
importir atau kepada bank yang membayar, sesuai dengan permintaan eksportir. Dokumentasi yang baik dan
benar akan berpengaruh pada suksesnya suatu pengiriman ekspor. Dokumen ekspor dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Dokumen pengiriman
Dokumen ini dipersiapkan oleh para eksportir atau perusahaan angkutan merekasehingga pengiriman
melewati pabean, dimuat ke dalam pengangkut, dan dikirimketujuannya. Dokumen-dokumen ini meliputi:
 Konosemen (bill of lading) ekspor, yang memiliki tiga tujuan yaitu kontrak pengangkutan antara pengirim
dan pembawa (perusahaan angkutan), tanda terima dari perusahaan angkutan atas barang-barang yang dikirim,
dan sertifikasi kepemilikan.
 Daftar kemasan ekspor.
 Lisensi (izin-izin) ekspor. Lisensi ekspor mencakup komoditas ekspor di manalisensi tervalidasi tidak
diperlukan; tidak memerlukan aplikasi formal.
 Surat pernyataan ekspor dari pengirim.
 Sertifikat asuransi, yang merupakan bukti bahwa pengiriman telah diasuransikanterhadap kerugian atau
kerusakan selama masa transit. Asuransi laut atas suatu transaksi internasional dapat diatur oleh pihak eksportir
maupun pihak importir,bergantung pada syarat-syarat penjualannya. Terdapat tiga jenis polis asuransi laut,yaitu:
a) Basic named perils, menanggung bahaya-bahaya di laut, kebakaran, penolakan,kargo, ledakan, dan badai.
b) Broad named perils, mencakup pencurian, gagal serah, kerusakan, dan kebocoran di luar yang ditanggung oleh
basic named perils. Kedua polis inimemuat klausul yang menentukan sejauh mana kerugian yang disebabkan
oleh bahaya yang diasuransikan akan dibayarkan. Pembeli asuransi dapat memilih salah satu, yaitu: bebas dari
rata-rata partikular (tidak termasuk kerugianparsial), atau dengan rata-rata partikular (termasuk kerugian
parsial). Tarif yangdikenakan dari kedua opsi ini tentu berbeda-beda.
c) All risks, menanggung semua kerugian dan kehilangan fisik dari penyebabeksternal, serta lebih mahal daripada
polis-polis di atas. Risiko perang ditanggung dalam kontrak yang terpisah.
2. Dokumen penagihan
Dokumen-dokumen yang diperlukan untuk penagihan berbeda antara negara-negarayang satu dengan
yang lainnya. Namun, dokumen-dokumen yang paling umumdigunakan, yaitu:
 Faktur komersial (commercial invoice)
Faktur komersial untuk pesanan ekspor sama dengan faktur domestik, hanya sajafaktur ini
mencantumkan informasi tambahan seperti asal barang, tanda-tanda pengemasan ekspor, dan klausul yang
menyatakan bahwa barang-barang tersebut tidak akan dialihkan ke negara lain. Beberapa negara pengimpor
mewajibkan faktur komerial ditulis dalam bahasa mereka dan diberikan visanya oleh konsulat mereka setempat.
 Faktur konsuler (consular invoice)
Merupakan formulir khusus. Formulir ini dibeli dari konsulat, dipersiapkan dalambahasa negara tujuan
ekspor, kemudian diberikan visanya oleh konsulat.
 Sertifikat asal barang
Dokumen ini diterbitkan karena sejumlah pemerintah asing mengharusnkan adanyasuatu sertifikat
terpisah mengenai asal barang yang diekspor. Dokumen ini padaumumnya diterbitkan oleh kamar dagang
setempat dan diberikan visanya olehkonsulat.
 Sertifikat pemeriksaan
Sertifikat ini sering kali diminta oleh pembeli barang-barang seperti biji-bijian,bahan makanan, dan
hewan hidup.

Selain hal-hal yang berkaitan dengan prosedur ekspor ini, ekspor tentu tidak terlepas dari masalah
pengirimannya. Karena itu, di bawah ini akan dijelaskan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kemajuan
dalam teknik-teknik penanganan bahan yang tidak hanya dapat menghemat uang tetapi juga dapat menjangkau
pasar-pasar yang sebelumnya tidak dapat mereka layani.

2.7. CARA MENGURANGI PENCURIAN DAN BIAYA PENANGANAN


Cara yang dapat digunakan untuk mengurangi pencurian dan biaya penanganan sekaligus adalah
meliputi pemakaian peti kemas, kapal-kapal LASH, dan RO-RO maupun angkutan udara.

o Peti Kemas
Peti kemas ini diisi oleh penjual dengan barang yang akan dikirim dari dalam gudangnya sendiri. Peti
kemas yang disegel hanya akan dibuka pada saat barang-barang tiba di tempat tujuan akhirnya. Peti kemas ini
akan dijemput oleh trailer atau sebuah kereta di tepi kapal, di mana barang-barang itu akan dimuat ke atas kapal.

o Lighter Aboard Ship (LASH)


Kapal-kapal LASH memberi eksportir dan importir akses langsung ke layanan angkutan lintas samudra
meskipun mereka berlokasi di jalur perairan dangkal. Jenis kapal ini mampu mengangkut muatan berupa
lighters (tongkang = barges).
o RO-RO Kapal RO-RO (roll on-roll)
Memungkinkan trailer-trailer yang sudah dimuati dan segala perangkat yang memiliki roda dibawa
masuk ke kapal yang dirancang secara khusus ini. Jasa RO-RO telah membawa manfaat dari segi pengemasan
bagi pelabuhan-pelabuhan yang selama ini tidak mampu menginvestasikan uangnya untuk peralatan-peralatan
pengangkutan yang diperlukan untuk peti-peti kemas.

o Angkutan Udara
Angkutan udara memungkinkan dilakukannya pengiriman yang sebelumnya memakan waktu 30 hari
menjadi satu hari. Dengan menggunakan angkutan udara, para pelangganakan lebih puas ketika mereka
menerima kirimannya lebih cepat. Selain itu, ketidakpuasan akibat kerusakan barang yang terjadi selama masa
pengiriman atau keterlambatan karena kapal pengirimnya yang rusak sedang diperbaiki, kecil kemungkinannya
untuk terjadi.
Setelah mengetahui berbagai macam hal mengenai ekspor, berikut ini akan dijelaskan mengenai hal yang
berkaitan dengan impor. Masalah-masalah yang dimiliki importir juga dimiliki oleh eksportir.

2.8. TEORI IMPOR


Impor adalah proses pembelian barang atau jasa asing dari suatu negara ke negara lain. Impor
barang secara besar umumnya membutuhkan campur tangan dari bea cukai di negara pengirim maupun
penerima. Impor adalah bagian penting dari perdagangan internasional. Jika perusahaan menjual produknya
secara lokal, mereka dapat manfaat karena harga lebih murah dan kualitas lebih tinggi dibandingkan pasokan
dari dalam negeri. Impor juga sangat dipengaruhi 2 faktor yakni, pajak dan kuota. Tingkat impor dipengaruhi
oleh hambatan peraturan perdagangan. Pemerintah mengenakan tarif (pajak) pada produk impor. Pajak itu
biasanya dibayar langsung oleh importir, yang kemudian akan membebankan kepada konsumen berupa harga
lebih tinggi dari produknya.
Demikianlah sebuah produk mungkin berharga terlalu tinggi dibandingkan produk yang berasal
dari dalam negeri. Ketika pemerintah asing menerapkan tarif, kemampuan perusahaan asing untuk bersaing di
Negara-negara itu dibatasi. Pemerintah juga dapat menerapkan kuota pada produk impor, yang membatasi
jumlah produk yang dapat dimpor. Jenis hambatan perdagangan seperti ini bahkan lebih membatasi
dibandingkan tarif, karena secara eskpilit menetapkan batas jumlah yang dapat dimpor.

Dalam kasus ekspor, terdapat perusahaan-perusahaan kecil yang bisnis utamanya hanyalah
mengimpor, dan terdapat perusahaan-perusahaan dunia yang bagi mereka mengimpor komponen dan bahan
mentah senilai jutaan dolar setiap tahunnya hanyalah merupakan salah satu fungsinya. Di bawah ini akan
diuraikan mengenai cara-cara bagaimana prospek importir mengidentifikasikan sumber-sumber impornya:
 Jika produk itu tidak diimpor, maka dapat menghubungi kamar dagang asing.
 Dapat menggunakan electronic bulletin board dari berbagai World Trade Center yang ada melalui jaringan
internet.

2.9.TEKNIS KEGIATAN IMPOR


Sedangkan mengenai teknisnya, teknis kegiatan impor dapat dibantu oleh pialang pabean.
Pialang pabean (customhouse broker) yaitu usaha independen yang menangani pengiriman impor dengan
meminta kompensasi tertentu. Pialang pabean yang bertindak sebagai agen bagi importir membawa barang-
barang yang diimpor melalui pabean, yang mewajibkan mereka mengetahui dengan baik berbagai peraturan
impor dan daftar tarif yang ekstensif. Para pialang pabean juga dapat menyediakan jasa-jasa lain, seperti
mengatur transportasi untuk barang-barang setelah meninggalkan pabean atau bahkan transportasi untuk barang-
barang dari suatu negara asing jika eksportir tidak melakukannya.

Setiap importir, juga harus mengetahui bagaimana menghitung pajak-pajak impor dan klasifikasi
produk. Hal ini berkaitan dengan Harmonized Tariff Schedule of the United States (HTSUSA) yaitu versi
Amerika dari kode tarif global adalah Harmonized System, yang digunakan oleh negara-negara di seluruh dunia
untuk mengklasifikasikan produk-produk impor. Setiap produk memiliki nomor HTSUSA-nya sendiri yang
unik. HTSUSA juga memperlihatkan unit-unit pelaporan, yang digunakan Pabean AS dalam kegiatan
Administrasinya.

-Sumber-
Ball, Donald A dkk. 2005.Bisnis Internasional: Tantangan Persaingan Global Edisi 9 Buku 2. Jakarta: Salemba
Empat.

Anda mungkin juga menyukai