Anda di halaman 1dari 4

GOOD CORPORATE GOVERNANCE

LATAR BELAKANG MUNCULNYA GCG


Runtuhnya sistem ekonomi komunis di abad 20 menjadikan Sistem Ekonomi
Kapitalis sebagai satunya-satunya sistem ekonomi paling dominan di dunia.
Dimana ciri dari Sistem Ekonomi Kapitalis :
Kegiatan bisnis dan kepemilikan perusahaan dikuasai oleh individu-individu/
sektor swasta
Adanya perusahaan swasta besar dimana dalam perjalanan bisnisnya semua
aktivitas dan kekuasaannya telah melebihi batas batas suatu negara sehingga
mampu untuk mempengaruhi dan mengarahkan kebijakan yang diambil para
pemimpin politik disuatu negara
Adanya praktik bisnis yang tidak etis yang mengakibatkan adanya krisis
ekonomi di beberapa negara Asia termasuk Indonesia. Dimana sebelum krisis
ditahun 1997 para perusahaan besar yang ada di Indonesia melakukan
pinjaman dalam valuta asing dalam jumlah yang spekatkuler terhadap
lembaga perbankan di Indonesia. Merosotnya nilai mata uang rupiah terhadap
dolar AS menyebabkan utang para konglomerat menggelembung. Sehingga
tidak mampu lagi untuk membayar cicilan utang kepada bank. Timbulnya
kredit macet dilembaga perbankan Indonesia , hal ini
Kemudian menimbulkan efek domino yaitu Hancurnya sistem perbankan di
Indonesia yang pada akhirnya menimbulkan krisis ekonomi,politik dan sosial yang
sangat kompleks. Dikarenakan adanya tata kelola perusahaan (Bad Corporate
Governance) yang buruk serta tata kelola pemerintahan (Bad Goverment
Governance) yang buruk pula. Sehingga memberi peluang timbulnya praktik
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN)
PENGERTIAN GCG
Menurut Cadbury Commitee of United Kingdom (1922) : Seperangkat
peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus
(pengelola)perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan, serta para
pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan
hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain Suatu Sistem yang
mengarahkan dan mengendalikan perusahaan.
Soekrisno Agoes(2006),Tata Kelola Perusahaan yang baik adalah : Sistem
yang mengatur hubungan peran Dewan Komisaris, peran Direksi, pemegang
saham,dan pemangku kepentingan lainnya.Disebut juga sebagai suatu proses
yang transparan atas penentuan tujuan perusahaan, pencapaiannya dan
penilaian kinerjanya
Wahyudi Prakarsa (dalam Sukrisno Agoes,2006)
Mekanisme administratif yang mengatur hubungan-hubungan antara manajemen
perusahaan,komisaris,direksi, pemegang saham, dan kelompok-kelompok
kepentingan yang lain. Dimana hubungan ini dimanifestasikan dalam bentuk
aturan permainan dan sistem insentif sebagai kerangka kerja yang diperlukan untuk
mencapai tujuan perusahaan, cara pencapaian tujuan serta pemantauan kinerja yang
dihasilkan.
KONSEP GCG
1 Wadah Organisasi (perusahaan, sosial, pemerintahan)
Suatu sistem, proses, dan seperangkat peraturan,
termasuk prinsip-prinsip, serta nilai-nilai yang melandasi
2.Model praktik bisnis yang sehat
Meningkatkan kinerja organisasi
Menciptakan nilai tambah bagi semua pemangku
kepentingan
Mencegah dan mengurangi manipulasi serta
kesalahan yang signifikan dalam pengelolaan
organisasi
Meningkatkan upaya agar para pemangku
3.Tujuan kepentingan tidak dirugikan
Mengatur dan mempertegas kembali hubungan ,peran ,
wewenang, dan tanggung jawab:
Dalam arti sempit : antar pemilik/pemegang saham,
dewan komisaris, dan dewan direksi
Dalam arti luas: antar seluruh pemangku
kepentingan

4.Mekanisme

PRINSIP-PRINSIP GCG
Prinsip yang dikemukakan oleh NCG (National Committee On
Governance tahun 2006 hampir sama dengan yang diungkapkan
Menteri Negara BUMN sesuai dengan Keputusan nomor Kep-117/M-
MBU/2002 tentang penerapan GCG. Ada 5 prinsip GCG yaitu :
1. Perlakuan yang Setara (Fairness)
2. Prinsip Transparansi
3. Prinsip Akuntabilitas
4. Prinsip responsibilitas
5.Kemandirian
1.Perlakuan yang setara (Fairness)
Prinsip dimana para pengelola memperlakukan semua pemangku kepentingan
secara adil dan merata baik pemangku kepentingan primer (pelanggan,
karyawan, pemodal) maupun pemangku kepentingan sekunder (pemerintah,
masyarakat dan yang lainnya)
2.Prinsip Akuntabilitas
Prinsip dimana para pengelola berkewajiban untuk membina sistem akuntansi
yang efektif untuk menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya.
Diperlukan kejelasan fungsi, pelaksanaan, dan pertanggung jawaban setiap
organisasi sehingga pengelolaan berjalan efektif
3.Prinsip Transparansi (Prinsip Keterbukaan)
Prinsip dimana para pengelola berkewajiban untuk menjalankan prinsip
keterbukaan dalam proses keputusan dan penyampaian informasi. Informasi
yang disampaikan harus lengkap, benar, tepat waktu kepada semua
pemangku kepentingan. Tidak Boleh ada hal yang dirahasiakan,
disembunyikan, ditutup-tutupi dan ditunda pengungkapannya.
4.Prinsip Resposibilitas
Prinsip dimana para pengelola berkewajiban untuk memberikan pertanggung
jawaban atas semua tindakan dalam mengelola perusahaan kepada para
pemangku kepentingan sebagai wujud kepercayaan yang telah diberikan.oleh
para pemangku kepentingan kepada pengelola perusahaan. Tanggung jawab
ini mempunyai 5 diemensi yaitu : ekonomi, hukum, moral, sosial,dan spritual
5. Prinsip Kemandirian
Prinsip dimana para pengelola dalam mengambil keputusan bersifat
profesional, mandiri, bebas,dari konflik kepentingan dan bebas dari
tekanan/pengaruh manapun yang bertentangan dengan perundang-undangan
yang berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan yang sehat.
MANFAAT GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Adapun menurut Indra Surya dan Ivan Yustiavandana (2007). Tujuan dan
Manfaat menerapkan GCG adalah:
1.Memudahkan akses terhadap investasi domestik maupun asing
2.Mendapatkan biaya modal yang lebih murah
3.Memberikan keputusan yang lebih baik dalam meningkatkan kinerja ekonomi
perusahaan
4.Meningkatkan keyakinan dan kepercayaan dari para pemangku kepentingan
terhadap perusahaan.
5.Melindungi direksi dan komisaris dari tuntutan hukum
PENERAPAN GCG DI BUMN
Sebelum penerapan prinsip-prinsip GCG:
Penunjukan anggota komisaris & anggota direksi BUMN lebih
mempertimbangkan aspek politis ( KKN, like & dislike) daripada aspek
kompetisi dan profesionalitas.
Kurang berfungsinya organ Satuan Pengawas Intern (SPI)
Tidak adanya Komite Audit
Kurang memperhatikan penerapan prinsip akuntabilitas, terutama kurangnya
perhatian direksi dalam penyusunan laporan keuangan yang berkualitas
Setelah penerapan prinsip-prinsip GCG :
Penunjukan anggota komisaris & direksi mulai memperhatikan aspek
kompetensi dan profesionalisme, dan betul-betul memperhatikan aspek
independensi dan profesionalitas.
Diberdayakan organ SPI, khususnya yang menyangkut kualitas pejabat yang
menduduki organ SPI ( Satuan Pengawas Intern) tersebut
Dibentuknya Komite Audit
Penegasan pentingnya penyusunan laporan keuangan yang berkualitas dan
bahwa hal itu merupakan salah satu wujud tanggung jawab direksi.

Anda mungkin juga menyukai