Anda di halaman 1dari 70

http://www.cakrawijaya.com/2008/12/1-persiapan-penerapan-5r_1715.html#.

VZOHtUb_HVI

1. PERSIAPAN 5R
Sasaran : Menyiapkan penerapan 5R di tempat kerja

Kunci : Komitmen Manajemen


Rencana Induk Penerapan
Aktivitas Kelompok Kecil

S ebelum meluncurkan Penerapan 5R di tempat kerja, Anda harus melengkapi dua langkah vital berikut ini :

Langkah-1, Persiapan 5R : (Kegiatan administrasi persiapan Penerapan 5R) dimana memungkinkan Anda untuk
mengkondisikan tempat kerja yang siap dalam menerapkan 5R.
Langkah-2, Pengenalan 5R : (Kegiatan lapangan mengenalkan 5R kepada seluruh Karyawan) dimana
memungkinkan Anda menilai keadaan tempat kerja Anda saat ini seperti apa adanya dan sudah mulai
berinteraksi dengan lebih banyak orang-orang di tempat kerja.

Walau bagaimanapun juga sebelum memulai 5R, ada satu kondisi yang sangat mendasar yang harus disiapkan yaitu :

Suatu lingkungan kerja bebas dari saling menyalahkan.

Suatu kondisi lingkungan yang memungkinkan setiap orang di dalam organisasinya dapat menggunakan ketrampilannya
secara efektif. Pada saat terjadi masalah atau kesalahan, seseorang seharusnya tidak disalahkan. Melainkan Anda yang
harus mencari akar permasalahannya dengan mencoba untuk menemukan jawabannya sambil bertanya "Mengapa
kesalahan itu bisa tejadi?" atau "Bagaimana hal itu bisa terjadi?" bukan bertanya "Siapa yang melakukannya?" atau
"Dimana itu terjadi?" Untuk pertanyaan yang terakhir ini jika ingin dilakukan, maka sebaiknya dibarengi dengan tindakan
bersama-sama mengunjungi tempat kejadiannya.

"Don't blame others"

Lingkungan kerja yang bebas dari menyalahkan akan membangun partisipasi dari para anggotanya, namun sebaliknya
lingkungan yang menghakimi akan menciptakan penghalang diantara para anggotanya.

When you blame others, you give up your power to change.

~ Dr. Robert Anthony ~

Apabila pemberian instruksi tidak jelas bagi para penerimanya, maka para Manajer atau Supervisor lah yang harus
belajar bagaimana memberikan pengarahan yang sederhana, jelas, dan mudah dipahami. Apabila Operator atau
seseorang belum mempelajari atau tidak memahami standar-standar baru, ini kemungkinan disebabkan oleh instruksi
yang tidak tepat dan tidak dapat dijalankan, bukan dengan menyalahkan orang yang seharusnya menerima instruksi
tersebut.

Perlu diingat, kita seharusnya menyadari pada saat menunjuk kesalahan kepada orang lain dan melakukannya di depan
umum, ada tiga jari yang lainnya yang menunjuk ke diri kita!

Dengan memahami bagaimana menciptakan lingkungan yang masing-masing individu berani untuk mencobanya sendiri,
Anda menjadi lebih siap untuk mengerjakan tugas-tugas di depan Anda. Berikut ini adalah usulan-usulan tindakan yang
patut dipertimbangkan sebelum Anda melanjutkan ke langkah-2 (Pengenalan 5R) :

1.1 Komitmen Manajemen


1.2 Kebijakan Manajemen
1.3 Sasaran Perusahaan
1.4 Organisasi Penerapan
1.5 Peran Karyawan
1.6 Zona Tanggung Jawab
1.7 Aktifitas Kelompok Kecil
1.8 Rencana Induk Penerapan

Rencana Penerapan 5R : Persiapan

Briefing kepada para Pimpinan


Petunjuk Kunjungan ke Perusahaan penerap 5R (Studi Visit)
Menyiapkan Media Promosi
LANGKAH-LANGKAH PENERAPAN 5R

1. PERSIAPAN 5R
1.1 Komitmen Manajemen
1.2 Kebijakan Manajemen
1.3 Sasaran Perusahaan
1.4 Organisasi Penerapan
1.5 Peran Karyawan
1.6 Zona Tanggung Jawab
1.7 Aktifitas Kelompok Kecil
1.8 Rencana Induk Penerapan

2. PENGENALAN 5R
2.1 Promosi & Kick-Off
2.2 Program Pelatihan
2.3 Diagnosa 5R
2.4 Foto Identifikasi Masalah
2.5 Daftar Area Kritis
2.6 Visual Fotografi
2.7 Informasi Kegiatan 5R

3. RINGKAS
3.1. Penerapan
3.1.1 Label Merah
3.1.2 TPS: Tempat Penyimpanan Sementara
3.1.3a Inventaris
3.1.3b Persediaan
3.1.3c Arsip
3.1.4 BAP: Berita Acara Pemusnahan

3.2. Perawatan
3.2.1 Audit Penerapan RINGKAS
3.2.2 Standar RINGKAS
3.2.3 Lembar Periksa+

3.3. Pemantapan
3.3.1 Audit Pemantapan RINGKAS
3.3.2 KAIZEN RINGKAS

4. RAPI
4.1 Klasifikasi
4.2 Sarana Penyimpanan
4.3 Tata Letak
4.4 Standar RAPI
4.5 Audit RAPI
4.6 KAIZEN RAPI

5. RESIK
5.1 Sasaran Kebersihan
5.2 Metoda & Sarana Kebersihan
5.3 Jadwal Kebersihkan
5.4 Pembersihan Awal
5.5 Standar RESIK
5.6 Kendali Visual RESIK
5.7 Daftar Sumber Kotor
5.8 Daftar Area Sulit Bersih
5.9 Audit RESIK
5.10 KAIZEN RESIK

6. RAWAT
6.1 Instruksi Kerja Awal dan Akhir Kerja
6.2 Metode Kendali Visual
6.3 Mekanisme Anti Salah - Poka Yoke
6.4 Program Audit Berkala

7. RAJIN
7.1 Kepemimpinan
7.2 Matriks Pengembangan Ketrampilan
7.3 One - Point Lessons

+ Aplikasi pada langkah: Ringkas - Rapi - Resik.

3.1 PENERAPAN RINGKAS

P ENERAPAN RINGKAS adalah kegiatan membedakan antara item-item yang diperlukan dengan yang tidak

diperlukan, dan memusnahkan item-item yang tidak diperlukan. Aktivitas utamanya adalah menyingkirkan semua item-
item yang tidak diperlukan dari tempat kerja serta memformulasikan kebijakan untuk mencegah masalah di
sumbernya.

Sasaran dari PENERAPAN RINGKAS ini adalah :


Mendidik Karyawan agar mampu bertindak tepat dan tegas dalam mengambil keputusan kemudian
menyingkirkan item-item yang tidak diperlukan dari area kerja.
Mengklasifikasikan item-item berdasarkan jenisnya (Inventaris - Persediaan - Arsip).
Melakukan tindakan eliminasi di sumbernya.

Langkah awal di dalam tahapan PENERAPAN RINGKAS ini adalah mengklasifikasikan item-item yang ada berdasarkan
jenisnya :

Inventaris, barang-barang yang digunakan dengan masa pakai/usia lebih dari 6 bulan.
o Mesin, Meja, Kursi, dll.
Persediaan, barang-barang yang disimpan/digunakan dengan masa pakai/usia kurang dari 6 bulan.
o Bahan Baku, Barang dalam proses, Barang jadi, dll.
Arsip, sekumpulan informasi yang tersimpan dalam media perangkat keras (hardware) maupun perangkat
lunak/elektronik (software) yang digunakan untuk pekerjaan.
o Laporan, Rujukan, Sampel/Contoh Produk, Compact Disc (CD), dll.

Diagram 3.1.1 : Diagram Aliran Proses RINGKAS.

Diagram 3.1.2 : Diagram Klasifikasi Penerapan Ringkas.


Pembahasan PENERAPAN RINGKAS lebih lanjut :

3.1.1 Label Merah

Label Merah adalah...

A lat bantu berupa lembaran kertas berwarna merah. Tujuannya untuk menarik perhatian setiap orang

yang melihat dan sebagai pembeda antara item yang diperlukan dengan item yang tidak diperlukan atau
item yang diragukan keberadaanya di tempat kerja. Karena warnanya yang mencolok, dengan segera dapat
diketahui bahwa item yang diberi Label Merah adalah item yang tidak diperlukan atau item yang
"bermasalah" perlu mendapatkan perhatian dari pihak yang berkompeten untuk diputuskan.

Membuat Label Merah.

L abel Merah berbentuk segi empat dengan ukuran A6 (105 mm x 148 mm). Apabila dimensi item yang

diberi Label Merah sangat besar sehingga tidask efektif untuk mendapatkan perhatian, maka Label ini dapat
diperbesar sesuai dengan kebutuhannya. Bila Anda menghadapi masalah pembuatan Label Merah yang terlalu
lama, sulit memutuskan bagaimana disainnya atau biaya yang dikeluarkan terlalu besar, maka Label Merah ini
perlu juga di-"Label Merah". Gambar berikut ini adalah contoh Label Merah yang biasa saya gunakan di Pabrik
atau di Kantor.

Gambar 3.1.1a : Label Merah 3.1.1b : Alternatif Warna Label Merah

Mengenalkan Label Merah.

S ebelum meluncurkan Label Merah ini hendaknya telah dipastikan bahwa setiap orang telah paham

betul bagaimana cara penggunaannya dan mengapa Label Merah ini digunakan di dalam penerapan RINGKAS.
Gambar 3.1.1c : Contoh isian Label Merah.

Gambar 3.1.1d : Aplikasi Label Merah Inventaris di Kantor.


Gambar 3.1.1e : Aplikasi Label Merah Arsip di Kantor.

Label Merah ini digunakan orang-orang yang berada di zona tanggung jawab-nya masing-masing. Juga digunakan oleh
Auditor atau siapa pun yang menemukan item yang perlu di-RINGKAS di area kerja tertentu. Digunakan bersamaan
dengan formulir Daftar Area Kritis. Setiap lembar Label Merah yang dilekatkan, juga harus menuliskan satu nomer
temuan di dalam Daftar Area Kritis.

Label Merah tidak boleh dilekatkan pada seseorang namun bila Anda tergoda untuk melakukannya, maka lakukanlah
pada aktivitas yang tidak bernilai tambah bukan kepada orangnya.

Sasaran Label Merah

Menetapkan Kriteria Label Merah


3.1.2 TPS : Tempat Penyimpanan Sementara

TPS (Tempat Penyimpanan Sementara) adalah :

Lokasi yang aman dan mudah diakses


Ada Koordinator sebagai Penanggungjawab atas Administrasi dan Keamanannya
Sementara berarti ada batas waktu terbatas yang ditentukan untuk keberadaan lokasi fisik TPS dan status
item-item di dalamnya
Keputusan Manajemen menetapkan status final atas item-item dan menandai berakhirnya TPS
TPS
Foto 3.1.2 : Contoh TPS

Foto 3.1.3.1 : Contoh Identifikasi TPS

Foto 3.1.3.2 : Contoh Identifikasi TPS

Gambar 3.1.2 : Standar Identifikasi TPS

Gambar 3.1.3 : Formulir Daftar Isi TPS


3.1.3a Inventaris

I nventaris adalah barang-barang diperlukan yang memiliki usia atau masa manfaat lebih dari 6 bulan.

Kegiatan Ringkas Inventaris ini adalah sebagai berikut :

Pemilahan inventaris menjadi 3 kategori : Diperlukan, Tidak Diperlukan dan Ragu-ragu,.


Pengelompokan inventaris diperlukan berdasarkan frekuensi penggunaan : Sering, Kadang-kadang, Jarang.
KAIZEN inventaris yang berkesinambungan meluas ke semua item-item inventaris yang masih digunakan.

Sasaran akhir dari kegiatan Ringkas Inventaris adalah sebagai berikut :

Tidak ada inventaris yang tidak digunakan masih berada di area kerja.
Tidak ada inventaris yang berlebihan jumlahnya.
Hanya inventaris dengan frekuensi penggunaan Sering & Kadang-kadang saja yang berada di area kerja.

Diagram 3.1.3a : Diagram Ringkas Inventaris.

Daftar Status Inventaris


Lembar kerja berupa tabel ini dibuat untuk membantu menuliskan semua inventaris yang berada di sub area di dalam
Zona Tanggung Jawab, kemudian memilahkannya berdasarkan status keperluannya. Selanjutnya mengelompokkan
berdasarkan frekuensi keperluan penggunaannya.

Gambar 3.1.3a : Formulir Daftar Status Inventaris.

Alat bantu ini digunakan oleh masing-masing anggota AKK (Aktivitas Kelompok Kecil) cukup dituliskan dengan tangan.
Leader/Fasilitator memeriksa dan memverifikasi status keperluan inventaris dan jumlah keperluan dari item-item
tersebut. Promotor memastikan "Apakah sudah tidak ada barang-barang inventaris yang tidak diperlukan masih berada
di area ini?"

3.1.3b Persediaan

P ersediaan adalah barang-barang diperlukan yang memiliki usia atau masa manfaat kurang dari 6 bulan

Kegiatan Ringkas Persediaan ini adalah sebagai berikut :

Memeriksa persediaan dalam 3 item periksa : Fungsinya, Periodenya, Jumlahnya.


Menghitung jumlah persediaan : Maksimum, Minimum, Titik Pemesanan Kembali (Re-Order Point - ROP).
Menetapkan Jumlah Pemesanan yang Ekonomis (Economic Order Quantity EOQ).
KAIZEN persediaan yang berkesinambungan sehingga menciptakan persediaan yang mengalir atau tidak adanya
penumpukan persediaan.

Sasaran akhir dari kegiatan Ringkas Persediaan adalah sebagai berikut :


Tidak ada item persediaan yang tidak digunakan masih berada di area kerja.
Item persediaan yang disimpan dalam rentang jumlah yang tepat, tidak berlebihan maupun tidak kekurangan.
Item persediaan dikelompokkan berdasarkan frekuensi penggunaan : Sering, Kadang-kadang, Jarang.

Diagram 3.1.3b : Diagram Ringkas Persediaan.

Titik Pemesanan Kembali (ROP)


Titik Pemesanan Kembali (Re-Order Point - ROP) adalah pada posisi sejumlah persediaan tertentu ketika suatu pesanan
yang baru harus dibuat bersama para pemasok untuk memenuhi persediaan dalam Jumlah Pemesanan yang Ekonomis
(Economic Order Quantity - EOQ).

Daftar Target Eliminasi Persediaan


Lembar kerja berupa tabel ini dibuat untuk membantu menetapkan jumlah persediaan Maksimum, Minimum dan Titik
Pemesanan Kembali (Re-Order Point - ROP) yang berada di sub area di dalam Zona Tanggung Jawab, kemudian
menyingkirkan kelebihan persediaan tersebut dari area kerja.

Gambar 3.1.3b : Formulir Target Eliminasi Persediaan.


Digunakan oleh anggota AKK (Aktivitas Kelompok Kecil) cukup dituliskan dengan tangan dan perhitungan jumlah dengan
cara manual menggunakan alat bantu kalkulator. Leader memeriksa dan memverifikasi jumlah keperluan dari item-item
tersebut dengan file yang telah disediakan (file berupa .xls). Promotor memastikan "Apakah sudah tidak ada persediaan
yang tidak diperlukan masih berada di area ini?"

3.1.3c Arsip

Arsip adalah segala sesuatu yang tertulis, bergambar dan rekaman dengan isi berupa penjelasan mengenai suatu
hal atau informasi dari suatu peristiwa yang digunakan untuk membantu ingatan dan/atau dapat dijadikan
sebagai pedoman.

Diagram 3.1.3c : Diagram Ringkas Arsip.

Gambar 3.1.3c : Formulir Jadwal Retensi Arsip.

3.1.4 BAP : Berita Acara Pemusnahan


T indak lanjut berdasarkan keputusan dari manajemen yang menyatakan bahwa barang-barang tersebut

dimusnahkan atau disingkirkan dari area kerja maupun lingkungan perusahaan, maka pada pelaksanaanya
memerlukan pembuatan catatan berita acara yang sekurang-kurangnya memuat :

keterangan tempat, hari, tanggal, bulan, dan tahun dilakukannya pemusnahan;


keterangan tentang pelaksanaan pemusanahan; dan
tanda tangan dan nama jelas pejabat yang melaksanakan pemusnahan;
tanda tangan dan nama jelas saksi-saksi.
Catatan :
- Setiap pemusnahan barang-barang, dokumen perusahaan wajib berdasarkan atas keputusan pimpinan
perusahaan atau keputusan pejabat yang ditunjuk di lingkungan perusahaan yang bersangkutan.
- Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemusnahan dokumen perusahaan diatur dengan Peraturan
Pemerintah.

3.2. PERAWATAN RINGKAS

Diagram 3.2.1 : Diagram Aliran Proses RINGKAS.

3.2.1 Audit Penerapan RINGKAS


3.2.2 Standar RINGKAS
3.2.3 Lembar Periksa*

3.3. PEMANTAPAN RINGKAS

Diagram 3.3.1 : Diagram Aliran Proses RINGKAS.


Sasaran dari PEMANTAPAN RINGKAS ini adalah :

Mendidik Karyawan agar mampu menjalankan KAIZEN Ringkas (Improvement


berkesinambungan)

Diagram 3.3.2 : Diagram Pemantapan Ringkas.

The important thing in my view is not to pin the blame for a mistake on somebody, but rather to find out what caused
the mistake - Akio Morita

PENERAPAN RAPIH
Sasaran : Menciptakan sistim penyimpanan dan tata letak
sarana kerja untuk menjamin bahwa barang-
barang yang diperlukan menjadi mudah dikenali
dan mudah ditemukan serta mudah dikembalikan
ke kondisi standarnya
Kunci : Standar Perusahaan Penerapan RAPI
Kendali Visual Mesin & Peralatan
Sistim Sarana Penyimpanan

RAPI adalah setiap item yang diperlukan di area kerja memiliki tempat penyimpanannya dan jelas status
keberadaannya.

Gambar 4 : RAPI berhubungan dengan berbagai Standarisasi.

Diagram 4 : Diagram Aliran Proses RAPI.


4.1 Klasifikasi
4.2 Sarana Penyimpanan
4.3 Tata Letak
4.4a Standar Perusahaan

Identifikasi Mesin / Peralatan + Penanggung Jawab

Gambar 4.4a.1 : Formasi Identifikasi Penanggung Jawab.

Identifikasi Status Mesin / Peralatan

Gambar 4.4a.2 : Formasi Identifikasi Status Beroperasi.

Gambar 4.4a.3 : Formasi Identifikasi Status Rusak.

Gambar 4.4a.4 : Formasi Identifikasi Status Diberhentikan.


Gambar 4.4a.5 : Formasi Identifikasi Status Menunggu.

Identifikasi Persediaan

Gambar 4.4a.6 : Formasi Identifikasi Persediaan.

Gambar 4.4a.7 : Formasi Identifikasi Persediaan Tanpa Nilai Minimum.

Gambar 4.4a.8 : Formasi Identifikasi Produk / Item Cacat.

Identifikasi Lokasi / Alamat Penyimpanan


Gambar 4.4a.9 : Lokasi Spesifik.

Gambar 4.4a.10 : Item Spesifik.

Gambar 4.4a.11 : Jumlah Spesifik.

Identifikasi Sarana Transportasi


Gambar 4.4a.12 : Formasi Identifikasi Sarana Transportasi.

Identifikasi Alat Pemadam Api

Gambar 4.4a.13 : Identifikasi Lokasi Alat Pemadam Api.

Gambar 4.4a.14 : Standar Posisi Alat Pemadam Api.

Garis Demarkasi & Warna Lantai

Tabel 4.4a.15 : Standar Garis Demarkasi & Warna Lantai.

Gambar 4.4a.16 : Rambu Larangan Menginjak Garis.


4.4b Standar RAPI (Denah Rinci)

Gambar 4.4b.1 : Denah Rinci Posisi Vertikal.

Gambar 4.4b.2 : Denah Rinci Posisi Horizontal.

4.5 Audit RAPI


Gambar 4.5 : Kriteria Audit Pemantapan RAPI.

4.6 KAIZEN RAPI

Gambar 4.6 : KAIZEN RAPI.


L embar berukuran A4 berupa tabel ini dibuat untuk membantu Leader/Fasilitator Area 5R dalam mengelola

improvement yang berada di zona tanggung jawabnya. Tujuannya untuk mempermudah di dalam pengelolaannya dan
setiap anggota bisa mengakses informasi perkembangan di AKK-nya (Aktivitas Kelompok Kecil). Lembar Daftar Area Kritis
ini dipampang di Papan Informasi Kegiatan 5R.

Gambar 2.5 : Formulir Daftar Area Kritis.

Keterangan Gambar 2.5 :

Area : Nama atau nomer identifikasi area 5R.


Leader : Nama leader area 5R.
No. : Nomer urutan masalah yang ditemukan di area ini.
Tanggal : Saat masalah ditemukan atau saat pemotretan.
Penemu : Nama orang atau inisial dari orang yang menemukan masalah di area ini.
Sub Area : Identifikasi area tanggung jawab sub area 5R, yang seharusnya adalah wilayah tanggung jawab
perorangan.
Masalahnya Apa? Deskripsi dari masalah yang ditemukan di area ini.
Foto No. : Nomer foto atau nomer urutan masalah yang tertulis di poster "Foto Identifikasi Masalah (Area
Kritis)", biasanya nomer ini bernomer sama dengan nomer urut di "Daftar Area Kritis".
Tindakan : Rencana aktivitas improvement berupa perbaikan atau pencegahan dari masalah yang ditemukan di
area ini.
Rencana : Tanggal improvement yang direncanakan.
Realisasi : Tanggal realisasi dari improvement yang telah direncanakan.
KAIZEN : Apabila telah mendapatkan verifikasi dan persetujuan dari Promotor, maka area 5R ini akan diberikan
sebuah nomer KAIZEN. Sebaliknya apabila improvement ini bukan KAIZEN, maka tuliskan berupa tanda centang
di kolom "Tidak".

Catatan :
* Perbaikan adalah tindakan mengembalikan ke kondisi standarnya.
* Tindakan berupa perbaikan adalah bukan KAIZEN.
* KAIZEN adalah improvement yang berkesinambungan berupa tindakan PENCEGAHAN, MENYEMPURNAKAN
dan IDE atau DISAIN BARU dari yang pernah ada.
RAWAT

Gambar 1 : Formasi Standar Visualisasi Kegiatan 5R.

Gambar 2 : Foto Papan Visualisasi Kegiatan 5R.


APAKAH TEMPAT KERJA KITA MEMILIKI STANDAR RAMBU KESEHATAN & KESELAMATAN KERJA?

Definisi :

Rambu-rambu keselamatan adalah peralatan yang bermanfaat untuk membantu melindungi kesehatan dan
keselamatan para karyawan dan pengunjung yang sedang berada di tempat kerja.

Rambu-rambu keselamatan berguna untuk:

Menarik perhatian terhadap adanya bahaya kesehatan dan keselamatan kerja


Menunjukkan adanya potensi bahaya yang mungkin tidak terlihat
Menyediakan informasi umum dan memberikan pengarahan
Mengingatkan para karyawan dimana harus menggunakan peralatan perlindungan diri
Mengindikasikan dimana peralatan darurat keselamatan berada
Memberikan peringatan waspada terhadap beberapa tindakan yang atau perilaku yang tidak diperbolehkan

Warna yang menarik perhatian dapat juga digunakan untuk keperluan lainnya yang menyangkut keselamatan. Misalnya,
warna untuk mengindikasikan isi aliran pipa dan bahaya yang terkandung di dalamnya.
Pemilihan warna juga menuntut perhatian terhadap kemungkinan keadaan bahaya yang menyebabkan celaka. Misalnya,
potensi akan adanya bahaya dikomunikasikan dengan warna kuning.
Bilamana karyawan menyadari akan adanya bahaya di sekelilingnya, kemudian melakukan tindakan pencegahan dini,
sehingga kemungkinan terjadinya kecelakaan, luka, cacat atau kehilangan yang lainnya dapat diminimalisir.
Bagaimanapun juga, manfaat dari rambu-rambu keselamatan adalah memberikan sikap waspada akan adanya bahaya,
tetapi tidak dapat mengeliminasi atau mengurangi bahaya tersebut pada saatnya terjadi.
Panduan ini akan membantu Anda, sebagai pemberi kerja, supervisor, komite maupun anggota dari penyelenggara
kesehatan & keselamatan kerja di perusahaan, untuk dapat menggunakannya secara efektif dalam menerapkan rambu-
rambu keselamatan di tempat kerja.

WARNA KESELAMATAN

Hingga saat ini belum ada standarisasi warna yang digunakan di area kerja untuk mengindikasikan bahaya atau
menunjukan peralatan keselamatan. Misalnya, warna untuk:

Lampu indikator atau saklar lampu,


Pipa-pipa aliran material,
Wilayah kerja,
Garis pembagi wilayah kerja,
Mesin,
Peralatan Transportasi,
Gang, lantai dan tangga,
5R atau 5S

Mengenai standarisasi warna yang digunakan di area kerja akan dibuatkan secara terpisah dari pembahasan ini.
MENERAPKAN WARNA KESELAMATAN
Usahakan sesedikit mungkin penggunaan rambu yang beraneka warna. Hal ini untuk menekankan penyampaian pesan
pada poin yang paling penting dan juga untuk menghindari kebingungan serta kelelahan mata memandang.
Memastikan bahwa para karyawan yang buta warna dapat memahami rambu-rambu dan makna dari warna
keselamatan. Mengkombinasikan simbol-simbol dengan pesan verbal yang singkat pada sebuah rambu. Menggunakan
lampu yang berkedip, sinyal suara atau menempatkan rambu-rambu disebelah warna keselamatan.

PENGELOMPOKAN RAMBU
Kelompok rambu-rambu dibagi dalam tiga bagian :
1. PERINTAH
2. WASPADA (Bahaya, Peringatan, Perhatian)
3. INFORMASI
Setiap kelompok digambarkan dalam bentuknya masing-masing, kemudian dibagi kedalam sub kelompok,
selanjutnya dapat dikenali melalui warnanya.

BENTUK GEOMETRI dan KELOMPOK RAMBU KESELAMATAN

SUB KELOMPOK RAMBU KESELAMATAN

SIMBOL RAMBU KESELAMATAN


Dalam sebuah rambu biasanya terdapat simbol di dalamnya, bisa berupa sebuah huruf atau gambar dengan
dikelilingi garis membentuk pola geometri yang spesifik dan warna seperti contoh berikut ini:
Gunakanlah simbol yang sederhana, mudah dipelajari dan
dikenali. Termasuk kalimat yang sederhana untuk menegaskan pesan yang disampaikan atau untuk memberikan
informasi tambahan. Berdasarkan penelitian, saat ini rambu yang paling efektif adalah kombinasi antara simbol
dan pesan singkat.

Mengenai simbol-simbol untuk material atau bahan-bahan yang berbahaya akan dibuatkan secara terpisah
dari pembahasan ini.

JENIS RAMBU KESELAMATAN


Satu dari tiga jenis rambu yang seharusnya digunakan untuk menyampaikan pesan :
1. Rambu dengan Simbol
2. Rambu dengan Simbol dan Tulisan
3. Rambu berupa pesan dalam bentuk Tulisan
Rambu Tulisan seharusnya hanya digunakan apabila tidak adanya Simbol yang tersedia.
CONTOH APLIKASI

MENETAPKAN KEBUTUHAN KITA


Jika Anda sedang mengevaluasi sistem rambu keselamatan yang ada atau sedang merencanakan sesuatu yang
baru, sistem rambu akan menjadi lebih efektif dan mudah dilaksanakan dengan meminta umpan balik serta
saran dari para staff Anda. Anda juga dapat menggunakan keahlian dari perwakilan kesehatan dan keselamatan
kerja atau komite di Perusahaan Anda.
Diskusikan permasalahan yang terjadi seperti :

Apakah para Karyawan telah memahami rambu-rambu yang ada?


Apakah rambu-rambu yang ada telah menyampaikan pesan penting dengan tepat?
Apakah rambu-rambu yang ada dapat dengan mudah dipahami?
Apakah rambu-rambu itu telah memenuhi kebutuhan Karyawan dengan keterbatasan visual yang disebabkan
oleh usia atau buta warna?
Bagaimana dengan kebutuhan dari mereka yang tidak mengerti bahasa Indonesia?
Apakah para Karyawan mentaati rambu-rambu yang ada?
Adakah konsistensi dalam aplikasi rambu-rambu?
Apakah rambu-rambu tersebut terlihat dengan jelas, tidak tertutup atau tersembunyi, dan diberi penerangan
yang cukup?
Apakah rambu-rambu tersebut efektif menarik perhatian pada saat ada bahaya?
Apakah rambu-rambu diletakkan di area yang terbaik dan dalam jangkauan jarak yang tepat dengan bahaya?
Apakah kondisi umum dari rambu-rambu yang ada? (lihat Merawat Rambu)
Apakah rambu-rambu sesuai dengan persyaratan standarisasi yang ada?
Area mana yang akan diuntungkan apabila tingkat keamanan ditingkatkan atau adanya rambu-rambu informasi
umum?

POIN PENTING EFEKTIFITAS RAMBU KESELAMATAN


Setelah menetapkan kebutuhan rambu di tempat kerja, kemudian bekerjasamalah dengan perwakilan kesehatan
dan keselamatan kerja atau komite Perusahaan untuk menetapkan standar rambu-rambu yang akan digunakan
diseluruh area kerja.

Pastikan bahwa rambu-rambu diterapkan secara konsisten di tempat kerja.


Penelitian menunjukkan bahwa Perusahaan yang menerapkan sistem warna dan rambu yang seragam dengan
membuat tanda bahaya yang lebih jelas dan mudah dikenali telah berhasil menurunkan tingkat kecelakaan.
Karyawan mengerti bahwa rambu-rambu memiliki arti yang sama bahkan walaupun mereka bekerja di
Departemen atau lokasi Pabrik yang berbeda. Hal ini juga membuat para Karyawan dapat dengan cepat
mengetahui lokasi semua bahaya dan peralatan keselamatan kerja, mempersiapkan mereka dalam keadaan
darurat.
Dalam menjaga kesehatan dan keselamatan kerja Karyawan, rambu-rambu yang ada di tempat kerja Anda harus
menyediakan informasi yang cukup bagi setiap orang.
Rambu-rambu itu, terutama yang menandakan bahaya, harus:

Menarik perhatian orang


Secara jelas mengidentifikasi jenis bahaya
Menjelaskan tindakan segera yang perlu dilakukan untuk perlindungan keselamatan
Ditempatkan di tempat yang menyediakan waktu cukup bagi setiap orang untuk membaca dan mengambil
tindakan
Dikenali dan dipahami oleh semua Karyawan
Memenuhi kebutuhan orang-orang yang buta warna, penglihatan terbatas karena usia, atau bahasa Indonesia
Memiliki ukuran yang sesuai dengan pentingnya isi pesan

MEMPOSISIKAN RAMBU

Rambu-rambu harus terlihat jelas, ditempatkan pada jarak pandang dan tidak tertutup atau tersembunyi.
Kondisikan rambu-rambu dengan penerangan yang baik. Siapapun yang berada di area kerja harus bisa
membaca rambu dengan mudah dan mengenali warna keselamatannya.
Pencahayaan juga harus cukup membuat bahaya yang akan ditonjolkan menjadi terlihat dengan jelas.
Posisikan rambu dalam jarak pandang yang tepat sehingga bahaya bisa terlihat jelas.
Siapapun yang berada di area kerja harus memiliki waktu yang cukup untuk membaca pesan yang disampaikan
dan melakukan tindakan yang diperlukan untuk menjaga keselamatan.
Posisikan rambu-rambu yang berhubungan bersebelahan, tetapi jangan menempatkan lebih dari empat rambu
dalam area yang sama.
Pisahkan rambu-rambu yang tidak berhubungan.
Pastikan bahwa rambu-rambu pengarah terlihat dari semua arah. Termasuk arah panah pada rambu keluar di
saat arah tidak jelas atau membingungkan. Rambu arah harus ditempatkan secara berurutan sehingga rute yang
dilalui selalu jelas.
Rambu-rambu yang digantung di atap harus berjarak 2.2 meter dari lantai.

RAMBU-RAMBU : MUDAH DIBACA dan MUDAH DIPAHAMI


Membantu para Karyawan dan Tamu supaya segera dapat memahami rambu-rambu dengan menggunakan
bahasa Indonesia baku dan simbol yang dapat dipelajari atau dikenali dengan mudah.
Buatlah simbol sesederhana mungkin, kurangi perincian yang dapat membuat pesan menjadi tidak jelas.
Hindari penggunaan rambu yang berisi pesan-pesan hanya dengan tulisan karena ini paling jarang ditaati.
Dalam situasi dimana ketaatan diperlukan karena adanya bahaya, rambu akan menjadi paling efektif dan ditaati
apabila berisi:

1. Sinyal kata seperti BAHAYA atau PERINGATAN


2. Simbol bahaya
3. Informasi tentang akibatnya apabila bahaya tidak dapat dihindari
4. Instruksi bagaimana menghindari bahaya

Pertimbangkanlah untuk menggunakan rambu dengan multi-bahasa apabila ada Karyawan Anda yang tidak
mengerti bahasa Indonesia.
Gunakanlah huruf besar pada setiap huruf pertama dalam kata pertama, dan selanjutnya huruf kecil. Kata-kata
PERINTAH atau PERHATIAN harus dalam huruf besar.

Pergunakanlah kata-kata perhatian yang tepat. Seperti contoh:

BAHAYA memperingatkan bahaya serius atau kejadian mendadak yang akan secara jelas menyebabkan
kematian atau luka permanen dan serius.

PERINGATAN menarik perhatian akan kemungkinan bahaya yang dapat menyebabkan kematian atau
luka serius.

PERHATIAN memperingatkan kemungkinan akan bahaya yang dapat menyebabkan luka sedang atau
cedera ringan. Ini juga dapat digunakan untuk memperingatkan tindakan-tindakan yang tidak aman.

Batasi satu pesan dalam sebuah rambu. Jika menyampaikan lebih dari satu pesan, pergunakanlah rambu-rambu
secara terpisah. Jangan mengkombinasikan beberapa simbol di dalam sebuah rambu, misalnya seperti contoh
pada ilustrasi dibawah ini :

Jika di area ini mewajibkan penggunaan Pelindung Kepala, Pelindung Mata dan Pelindung Telinga, maka
gunakanlah masing-masing sebuah simbol untuk setiap perintah yang dimaksud.

LAYOUT RAMBU
PELATIHAN RAMBU KESELAMATAN
Informasikan kepada seluruh Karyawan bahwa rambu-rambu yang diterapkan di area kerja adalah untuk
kesehatan dan keselamatan mereka. Maka dibutuhkan kerjasama dan perlunya umpan balik dari mereka agar
sistem rambu berjalan dengan efektif.
Tidak semua orang menyadari bahwa disana ada maksud dari penggunaan bentuk geometri dan warna serta arti
dari rambu-rambu keselamatan atau pewarnaan di peralatan kerja maupun mesin, sekeliling tempat kerja yang
mengindikasikan adanya bahaya.

Melatih seluruh Karyawan sehingga mereka memahami :

Arti dari berbagai bentuk, simbol-simbol, jenis rambu, dan warna-warna yang digunakan
Isi dari pipa berdasarkan warnanya, label identifikasi atau metode pengindikasian yang lainnya
Adanya bahaya atau resiko berbahaya
Tindakan keselamatan untuk menghindari bahaya
Keselamatan dan prosedur darurat sehubungan adanya bahaya
Bagaimana menggunakan peralatan darurat keselamatan kerja

Menjadikan pelatihan ini bagian dari proses orientasi atau induksi kepada Karyawan baru.
Menyediakan Karyawan sebuah buku panduan yang berisikan panduan lengkap dan informasi terkini mengenai rambu-
rambu keselamatan dan warna yang digunakan di tempat kerja.
Lakukanlah evaluasi secara periodik untuk mengupdate dan memantapkan pengetahuan Karyawan terhadap rambu-
rambu keselamatan. Memberikan pelatihan ulang apabila diperlukan.

Pedoman Standar Rambu Keselamatan di Tempat Kerja (15/15)

MERAWAT RAMBU
Menjaga rambu-rambu keselamatan selalu dalam keadaan baik. Lakukanlah inspeksi terhadap rambu-rambu
yang ada pada saat inspeksi rutin ke tempat kerja.

Mengganti rambu-rambu yang rusak, cacat dan tidak sesuai atau yang sudah usang
Mengganti rambu-rambu yang sering membingungkan atau menjadi salah pengertian
Mencat ulang area-area dimana warna keselamatan sudah mulai pudar.
http://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.co.id/2013/10/langkah-langkah-penerapan-budaya-5r.html

Langkah-Langkah Penerapan 5R (5S) di Tempat


Kerja
Hebbie Ilma Adzim Budaya 5R | Senin, Desember 09, 2013

Terdapat 5 (lima) langkah dalam penerapan 5R (5S) di tempat kerja yaitu : Ringkas, Rapi Resik, Rawat dan
Rajin.

Penjelasan umum penerapan 5R (5S) tersebut antara lain :

Ilustasi 5S (5R))

1. Ringkas
o Memilah barang yang diperlukan & yang tidak diperlukan.
o Memilah barang yang sudah rusak dan barang yang masih dapat digunakan.
o Memilah barang yang harus dibuang atau tidak.
o Memilah barang yang sering digunakan atau jarang penggunaannya.
2. Rapi
o Menata/mengurutkan peralatan/barang berdasarkan alur proses kerja.
o Menata/mengurutkan peralatan/barang berdasarkan keseringan penggunaannya, keseragaman, fungsi
dan batas waktu penggunaannya.
o Pengaturan (pengendalian) visual supaya peralatan/barang mudah ditemukan, teratur dan selalu pada
tempatnya.
3. Resik
o Membersihkan tempat kerja dari semua kotoran, debu dan sampah.
o Menyediakan sarana dan prasarana kebersihan di tempat kerja.
o Meminimalisir sumber-sumber kotoran dan sampah.
o Memperbarui/memperbaiki tempat kerja yang sudah usang/rusak.
4. Rawat
o Mempertahankan 3 kondisi di atas dari waktu ke waktu.
5. Rajin
o Mendisiplinkan diri untuk melakukan 4 hal di atas.
Label (Tanda) Fasilitas Tempat Kerja
Hebbie Ilma Adzim Label K3 | Senin, Desember 09, 2013

Label/Tanda pada fasilitas tempat kerja adalah suatu langkah upaya pemberitahuan informasi kepada siapa saja
yang berada di area/tempat kerja terhadap berbagai macam informasi penting terkait area/lokasi di tempat kerja
tersebut.

Informasi yang disampaikan beragam dan untuk memudahkan pengaturan informasi, maka diatur dengan kode
warna pada label/tanda.

Isi informasi dapat berupa teks (tulisan) saja, gambar ataupun kombinasi dari keduanya. Tabel di bawah berikut
merupakan contoh penggunaan label/tanda fasilitas di tempat kerja :

Contoh Label Fasilitas Tempat Kerja

Label Keterangan

Informasi Keselamatan

Informasi Umum/Pengumuman.
Label Keterangan

Informasi Bahaya.

Informasi Larangan.

Pesan Umum.

Informasi Fasilitas Radioaktif.

Arti dari 5R ( Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin )

http://safetyself.blogspot.co.id/2011/07/penerapan-5r-ringkas-rapi-resik-rawat.html

5R merupakan pendekatan secara sistematis untuk menata tempat atau area kerja, menegakkan peraturan, dan
standar serta memelihara kedisiplinan yang dibutuhkan untuk menghasilkan kinerja yang baik (

1. Ringkas : kegiatan memisahkan suatu barang yang masih digunakan dan yang tidak digunakan agar barang yang
masih digunakan tidak tercampur dengan barang yang sudah tidak digunakan dan supaya mudah mencarinya
ketika akan digunakan kembali. Ringkas bisa dikatan juga sebagai kegiatan membereskan kekacauan barang
ditempat kerja dan menciptakan ruang yang lebih lega atau luas, untuk menyiapkan R yang berikutnya.
2. Rapi : kegiatan merapikan atau menyusun barang yang sudah dipilah agar mudah mengambilnya ketika akan
diperlukan dikemudian hari serta tata letak barang yang disimpan dan disusun supaya dekat dengan pekerjaan.
bisa dikatakan juga kegiatan Rapi ini sebagai kegiatan memberi nama ( labeling ) dan mengatur tata letak barang
seperti material, dokumen, peralatan kerja maupun suplay lainya.
3. Resik : kegiatan membersihkan area kerja dari debu, kotoran dan elemen asing lainnya dari tempat kerja
sehingga terlihat bersih setiap jengkalnya. Kegiatan yang termasuk di dalamnya adalah menyapu, mengepel,
mengelap, mengecat, dan kegiatan pembersihan lainnya. Pembersihan merupakan salah satu bentuk dari
pemeriksaan. Pembersihan diutamakan sebagai pemeriksaan terhadap kebersihan dan menciptakan tempat
kerja yang tidak memiliki cacat dan cela.
4. Rawat : kegiatan memelihara barang dengan teratur sesuai standarisasi. Standarisasi dilakukan untuk
menetapkan prosedur yang nantinya diikuti dan diterapkan oleh seluruh tenaga kerja. Langkah ini bisa berupa
peraturan tentang jenis barang yang boleh dibuang dan cara membuangnya, dimana dan bagaimana cara
menyimpan bahan material, bagaimana mengeluarkan dan menggunakan material terutama yang berbahaya
serta bagaimana cara menyimpan kembali setelah digunakan, serta bagaimana dan kapan saat yang baik
melakukan pembersihan tempat kerja dan siapa yang bertanggung jawab atas kegiatan pembersihan tersebut.
5. Rajin : kegiatan menciptakan tempat kerja dengan kebiasaan dan perilaku yang baik. Dengan mengajarkan
setiap orang apa yang harus dilakukan dan memerintahkan setiap orang untuk melaksanakannya, maka
kebiasaan buruk akan terbuang dan kebiasaan baik akan terbentuk. Orang mempraktekkannya dengan
membuat dan mematuhi peraturan.

Maksud dan Tujuan 5R :


Menurut Jahja (1995) maksud dan tujuan 5S/5R di tempat kerja diarahkan pada empat bidang sasaran pokok industri
dalam tumbuh dan berkembang secara wajar. Empat pokok bidang industri tersebut yaitu efisiensi kerja, produktivitas
kerja, kualitas kerja, dan keselamatan kerja.

1. Efisiensi kerja.
2. Produktifitas kerja.
3. Kualitas kerja.
4. Keselamatan kerja

Manfaat 5R :

Manfaat yang diperoleh dengan melaksanakan program 5R di tempat kerja baik jangka pendek maupun jangka panjang
adalah sebagai berikut (BP2TK, 2003) :

1. Zero waste yang berarti mengurangi biaya dan efisiensi meningkat.


2. Zero injury yang berarti keselamatan kerja lebih baik.
3. Zero breakdown yang berate pemeliharaan lebih baik.
4. Zero defect yang berarti kualitas lebih baik.
5. Zero set up time yang berate tidak ada waktu yang terbuang.
6. Zero late delivery yang berarti dapat memenuhi permintaan pelanggan tepat waktu.
7. Zero customer claim yang berarti pelanggan menaruh tingkat kepercayaan yang tinggi.
8. Zero defisit yang berarti perusahaan akan lebih maju.

Menerapkan 5S di tempat kerja tidaklah terlalu sulit selama dapat menjaga kesinambungan jalannya program.
Adapun cara untuk tetap mempertahankan budaya 5S di tempat kerja menurut Industrial Accident Prevention
Association (2008) adalah sebagai berikut:

1. Housekeeping yang baik memerlukan dukungan dan kerjasama dalam menentukan standar yang ingin diraih.
Pastikan standar yang disepakati bersifat jelas, obyektif, dan tidak mustahil dicapai. Standar yang diciptakan
seharusnya justru mempermudah pekerjaan, menjamin keselamatn dan keamanan bekerja. Karenanya dalam
menetapkan standar ada baiknya jika melibatkan tenaga kerja.
2. Ukurlah seberapa jauh pencapain standar yang telah terjadi. Buatlah evaluasi bila kinerja belum mampu
mencapai standar yang disepakati.
3. Gunakan checklist untuk membantu pengukuran atau penilaian.
4. Upayakan umpan balik yang positif. Perkenankan tenaga kerja mengetahui seberapa jauh kemajuan yang telah
mereka capai.
5. Mendukung supaya perilaku 5S menjadi bagian atau kebisaaan sehari-hari dan tidak hanya menjadi aktivitas
aktual bila ada tamu atau pengunjung yang datang ke perusahaan.

Nb : kegiatan ini bisa dilaksanakan dengan dukungan dari pihak management masing-masing perusahaan.
www.quality.dlsu.edu.ph, 2008).

Dalam tahap I:
(1) Ringkas:
- Membuang barang yang tidak diperlukan. Disini barang dikelompokkan menjadi 4 (barang rusak/ dibuang, stok
mati/dibuang,stok tidur/dipindahkan ke tempat penyimpanan lain & bahan sisa)

(2) Rapi:
- Membenahi tempat penyimpanan
- Mengatur tata letak peralatan kerja

(3) Resik:
- Mengatur prosedur kebersihan harian, termasuk penanggung jawabnya.

(4) Rawat:
- Mempertahankan dan menindaklanjuti dr ketiga langkah diatas.
- Pemeriksaan ke lapangan
- Disini mulai dibuatkan Standar-standar
(5) Rajin:
- Pengendalian visual tempat kerja
- Menerima kritik & saran atas pelaksanaan 3 hal diatas
- Pemasangan slogan-slogan
- Menuju terciptanya suatu KEBIASAAN yang rajin, yang pada akhirnya akan menjadi BUDAYA

Dalam tahap II:


(1) Ringkas:
- Mengendalikan tingkat persediaan barang

(2) Rapi:
- Memudahkan penggunaan dan pengembalian barang

(3) Resik:
- Membudayakan kebersihan & pemeriksaan minimal 5 menit setiap hari

(4) Rawat:
- Mempertahankan tempat kerja yg resik

(5) Rajin:
- Mempertahankan rawat di perusahaan

Dalam tahap III:


(1) Ringkas pencegahan:
- Menghindari adanya barang yg tidak diperlukan

(2) Rapi pencegahan:


- Menghindari ketidakrapian

(3) Resik pencegahan:


- Membersihkan tanpa mengotori lagi

(4) Rawat pencegahan:


- Mencegah penurunan kondisi lingkungan

(5) Rajin pencegahan:


- Mensistematika pelatihan

Maka tujuan dari masing-masing langkah adalah sebagai berikut :


(1) Ringkas: biaya/cost
(2) Rapi: proses & delivery
(3) Resik: quality & safety
(4) Rawat: sistem & standar
(5) Rajin: budaya & sikap

http://mugi-sdm.blogspot.co.id/2009/09/penerapan-5r-ditempat-kerja.html
1.2. 5R dapat dilihat sebagai kegiatan pertama untuk membiasakan diri bekerja dengan ukuran standard.

5R can be seeing as the first activity for refraction our self work with standard.

II. TUJUAN (The Purpose)

Tujuannya adalah agar seluruh personil perusahaan dapat menjadi personil yang mampu mentaati dengan
benar hal-hal yang sudah ditentukan, dengan cara yang sudah ditentukan pula.
The purpose is order that all the personnel of the company can be the personnel that can obey to the everything that
have been fixed by the company.

III. SASARAN (Target)

Sasaran seluruh karyawan atau personil perusahaan. Dalam 5R tidak ada personil yang mempunyai
keistimewaan tersendiri. Dari Presiden Direktur sampai pegawai baru, semuanya sama.

The target is all the employee or the personnel of the company. In the 5R there is not a personnel that have the special
thing. From the President Director until the new comers all of that is just same.

IV. DEFINISI (Definition)

Definisi 5R adalah :

The definition of 5R is :

1. RINGKAS (SEIRI/Brief)
Adalah membuang barang yang tidak diperlukan.

The meaning is throw away the item the we dont need it again.

Tujuan : (Purpose)
Adalah didalam perusahaan saat ini, hanya meletakkan barang-barang yang diperlukan, dan keluangan
tempat tersebut digunakan untuk hal lainnya seefisiensi mungkin.

The purpose is in the company now days, just put the items that we need so this spare a be using for another thing more
be efficient.

Sasaran : (Target)

Sasarannya adalah seluruh personil perusahaan. Bukan hanya dilaksanakan di bidang lapangan / pabrik saja,
tetapi juga di bidang administrasi atau tata usahanya.

The target is all the personnel of the company. Not just doing in the factory area, but it must be doing in the
administration.

2. RAPI (SEITON/Neatly)

Adalah membenahi tempat penyimpanan.

The meaning is we must tidy up the store place.

Tujuan : (Purpose)

Adalah agar didalam perusahaan, siapapun, segera dapat mengeluarkan barang yang diperlukan dengan
jumlah yang diperlukan, dan pada waktu yang diperlukan.

The purpose is order inside the company, who is it, must be can out the item that we need with total that we need too,
and at the time we need.

Sasaran : (Target)

Sasarannya adalah seluruh personil perusahaan. Bukan hanya dilaksanakan di bidang lapangan / pabrik saja,
tetapi juga di bidang administrasi atau tata usahanya.
The target is all the personnel of the company. Not just doing in the factory area, but it must be doing in the
administration.

3. RESIK (SEISOU / Pure / Clean)

Adalah mengatur prosedur kebersihan harian, untuk menghilangkan debu atau kotoran demi menjaga
tempat kerja tetap bersih.

The meaning of Resik is to manage the procedure of the daily clean lines, for losing dust or rubbish so it will be watch
over our work place remained clean.

Tujuan : (Purpose)

Adalah membentuk kondisi tempat atau situasi agar mudah bekerja sesuai dengan pelaksanaan 5R.

The purpose is to composing the situation of the place work, more be easy for working with the 5R inlaid.

Sasaran : (Target)

Sasarannya adalah seluruh personil perusahaan. Bukan hanya dilaksanakan di bidang lapangan / pabrik saja,
tetapi juga di bidang administrasi atau tata usahanya.

The target is all the personnel of the company. Not just doing in the factory area, but it must be doing in the
administration.

4. RAWAT (SEIKETSU / take care)

Adalah mempertahankan tempat kerja yang bersih.

The meaning is to take care the place of work remained clean.

- Tidak ada barang yang tidak diperlukan


There is no item that we dont need again
- Tidak berserakan
There is not be scattered around us.
- Tidak kotor
There is not dirty.

Tujuan : (Purpose)

Adalah membentuk keadaan tempat atau keadaan agar mudah bekerja sesuai dengan pelaksanaan 5R.

The purpose is not create the situation of place or the situation more be easy for working with t he 5R inlaid

Sasaran : (Target)

Sasarannya adalah seluruh personil perusahaan. Bukan hanya dilaksanakan di bidang lapangan / pabrik saja,
tetapi juga di bidang administrasi atau tata usahanya.

The target is all the personnel of the company. Not just doing in the factory area, but it must be doing in the
administration.

5. RAJIN (SHITSUKE / Diligent)

Adalah selalu rajin melaksanakan 5R.

The meaning is always diligent to do 5R


Tujuan : (Purpose)

Adalah membentuk seluruh personil perusahaan dapat mematuhi hal-hal yang sudah ditentukan dengan
cara yang sudah ditentukan.

The purpose to create all the personnel of the company can be obey to the anything that have been fixed by the
company.

Sasaran : (Target)

Sasarannya adalah seluruh personil perusahaan. Bukan hanya dilaksanakan dibidang lapangan / pabrik saja,
tetapi juga di bidang administrasi atau tata usahanya.

The target is all the personnel of the company. Not just doing in the factory area, but it must be doing in the
administration.

V. PENILAIAN (the judgment)

Segi-segi yang dinilai dari 5R.

If we looking from 5R

ADMINISTRASI : (Administration)

RINGKAS (Brief)
1. Meja (Table)
2. Pengendalian dokumen (Visual Controlling)
3. Standard untuk pembuangan dokumen (Throw away standard)
4. Sistem filling ( Filling system)

RAPI (Neatly)
5. Label penyimpanan (Store label)
6. Penataan tempat kerja (The label for store and items)
7. Alat kerja (Easy for using)
8. Tanaman hias (The good place for store)

RESIK (Pure / Clean)


9. Lantai (Floor)
10. Debu dan kotoran (Dust and Rubbish)
11. Tanggung jawab kebersihan (Responsibility for cleanliness)
12. Tempat sampah & kebiasaan membersihkan (To clean up)

RAWAT (Take care)


13. Ventilasi (Ventilation)
14. Pencahayaan (Lighting)
15. Pakaian kerja (Uniform of work)
16. 3 langkah pertama (3 first steps)

RAJIN (Diligent)
17. Hubungan antar manusia (Relationship)
18. Etika menelpon (Attitude for calling)
19. Peraturan dan tata tertib (Role and attitude)
20. Komitmen (commitment)

PRODUKSI : (Production)
RINGKAS (Brief)
1. Komponen atau bahan (Component or material)
2. Tools dan Jig (Tool and Jig)
3. Alat-alat kebersihan (Items and machine)
4. Standard untuk pembuangan (throw away standard)

RAPI (Neatly)
5. Label rak dan penyimpanan barang / material (Rack label and storing items)
6. Lokasi material (Storing area)
7. Parting line
8. File sistem

RESIK (Pure / Clean)


9. Lantai (Floor)
10. Mesin (Machine)
11. Tanggung jawab kebersihan (Responsibility for the cleanliness)
12. Kebiasaan membersihkan (Always cleans)

RAWAT (Take care)


13. Ventilasi (Ventilation)
14. Pencahayaan (Lighting)
15. Pakaian kerja (Uniform work)
16. 3 langkah pertama (3 first steps)

RAJIN (Diligent)
17. Hubungan antar manusia (Relationship)
18. Etika menelpon (Attitude for calling)
19. Peraturan dan tata tertib (Role and attitude)
20. Komitmen (commitment)

VI. PERIODE PENILAIAN (The judgment period)

Periode penilian 5R dilakukan 2 (DUA) Kali dalam satu tahun.

The judgment period 5R of 5R doing two time in one year.

Periode I: Bulan Januari Juni


Ist Periode: January - June

Periode II : Bulan Juli Desember


IIst Period : July - December

VII.PENILAIAN DAN PEMBERIAN BENDERA SESUAI DENGAN STANDARD

Judgment and giving the flag codes with the componies standard.

JUMLAH (Score)40 KETERANGAN(Statement)Tidak Memuaskan Not/Unsatisfied


WARNA BENDERA(Color of plag) Merah Red

JUMLAH (Score)41 60 KETERANGAN(Statement)Kurang Memuaskan Less Satisfied WARNA BENDERA(Color


of plag)Kuning Yellow

JUMLAH (Score)61 70 KETERANGAN(Statement)Cukup Memuaskan More Satisfied WARNA


BENDERA(Color of plag)Biru Blue

JUMLAH (Score)71 85 KETERANGAN(Statement)Memuaskan Satisfied


WARNA BENDERA(Color of plag)Hijau Green
JUMLAH (Score)86 100 KETERANGAN(Statement)Sangat Mamuaskan Very Satisfied WARNA BENDERA
(Color of plag)Emas Gold

Catatan :
Note :

1. Perusahaan akan memberikan penghargaan sesuai keputusan dari manajemen kepada bagian (section)
yang mendapat Rangking 1,2 dan 3 (3 yang terbaik), dari hasil penilaian 5R tersebut.

http://www.cakrawijaya.com/2008/12/2-inisial-audit-penerapan-
5r.html#.VwS2aHphfIU

Follow on Facebook

Follow on Twitter

Follow on LinkedIn

Follow on Google Follow

Follow on YouTube

Follow on Pinterest

Follow on Instagram

5-E
5-M
5-G
5-S/5-R
Standarisasi
Audit
KAIZEN

2. Pengenalan 5R : 1. Promosi & Kick-Off

inShare

Kick-Off, Promote
A pabila Anda hanya melibatkan beberapa orang atau hanya satu, dua departemen yang bergerak di dalam

rangka menjadikan disiplin 5R sebagai budaya kerja perusahaan, maka penerapan 5R ini tidak akan mencapai sasaran
perusahaan, sia-sia dan hanya akan berjalan di tempat atau bahkan perlahan-lahan disiplin kerjanya menghilang.
Kemudian muncul istilah "5R di tempat kami adalah pelangi" yang menandakan bahwa penerapan 5R disini "perlahan-
lahan menghilang". Keberhasilan dari penerapan ini memerlukan keterlibatan dari seluruh karyawan. Promosi adalah
penting untuk melibatkan seluruh karyawan di perusahaan.

Gambar 2.1.1 : Papan Promosi 5R, Informasi seluruh AKK.


Gambar 2.1.2a : Contoh Spanduk Promosi Kegiatan 5R.

Gambar 2.1.2b : Contoh Spanduk Promosi Kegiatan 5R.


Gambar 2.1.3 : Contoh Papan Promosi Kegiatan 5R - Ukuran Kertas A2.
Gambar 2.1.4 : Contoh Poster Promosi Kegiatan 5R - Ukuran Kertas A2.
Gambar 2.1.5 : Contoh Poster Promosi Kegiatan 5R - Ukuran Kertas A2.

Tujuan dari diselenggarakannya kegiatan Kick-Off adalah untuk mengajak dan memberitahukan kepada semua orang
bahwa kita telah sama-sama berkomitmen dan pencanangan dimulainya penerapan 5R di perusahaan.

Para pucuk pimpinan seharusnya terlibat dalam kegiatan ini dan menyampaikannya secara langsung kepada seluruh
karyawan mengapa kita menerapkan 5R dan sasaran apa yang ingin dicapai oleh perusahaan di masa yang akan datang.

Ini adalah kesempatan terbaik untuk memberikan roh dan energi kepada seluruh karyawan dan menetapkan suatu
tujuan dari penerapan 5R serta masa depan perusahaan.
Tabel 2.1.6 : Contoh Jadwal Kegiatan Kick-Off.

Gambar 2.1.7 : Memperkenalkan para anggota Komite 5R dan simbolis penyematan pin 5R.
Gambar 2.1.8 : Berbagai contoh pin 5R.
Gambar 2.1.9a : Contoh Simbol Komitmen Manajemen Menerapkan 5R.

Gambar 2.1.9b : Contoh Simbol Komitmen Manajemen Menerapkan 5R.


Gambar 2.1.9c : Contoh Simbol Komitmen Manajemen Menerapkan 5R.

Gambar 2.1.10 : Simbolis kegiatan Kick-Off.


Gambar 2.1.11 : Penyematan Simbol Komitmen Menerapkan 5R.

Gambar 2.1.12 : Antusiasme dalam berkompetisi Yel-yel 5R.


Gambar 2.1.13 : Bendera-bendera 'hadiah' 5R.

Gambar 2.1.14 : Poster Promosi 5R - Ukuran Kertas A2.

1
2
3
4
5
6
7

Follow on Facebook

Follow on Twitter

Follow on LinkedIn

Follow on Google Follow

Follow on YouTube

Follow on Pinterest

Follow on Instagram

5-E
5-M
5-G
5-S/5-R
Standarisasi
Audit
KAIZEN

2. Pengenalan 5R : 2. Program Pelatihan

inShare

Training

Program pelatihan In-House diperlukan untuk menjawab pertanyaan pertama yang muncul dari setiap
karyawan, "Apa itu 5R?" Juga diperlukan untuk mengajarkan bahwa 5R adalah penting untuk menjamin
kelangsungan hidup perusahaan di masa yang akan datang.

Salah satu cara yang terpenting untuk menjaga para karyawan termotivasi dan antusias dalam bekerja
adalah dengan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang terus-menerus. Diperlukan pengamatan dengan
cermat untuk memastikan bahwa setiap karyawan mendapatkan informasi terkini dari pelatihan yang diselenggarakan.

Pelatihan 5R ini sebaiknya diselenggarakan di area yang tidak jauh dari area kerja. Di dalamnya adakan sesi kunjungan ke
tempat kerja supaya bisa mendapatkan contoh nyata dan langsung segera mensimulasikan konsep yang telah diberikan
di dalam pelatihan ini.

Disain program pelatihan 5R untuk seluruh karyawan dengan penyelenggaraan yang disesuaikan dengan tingkatan peran
dan tanggung jawab karyawan di dalam organisasinya. Apabila menghadapi kendala dalam menetapkan para
pelatih/pengajar 5R ini, penyelenggaraan pelatihan ini bisa menggunakan jasa penyedia pelatihan 5R atau konsultan 5R
dengan disain program yang telah disesuaikan pada industri dan bisnis yang dijalankan.

Gambar 2.2 : Rencana Program Pelatihan 5R.

Garis Besar Materi Pelatihan 5R :

Sekilas 5R untuk para Eksekutif


Auditor 5R
Penerapan 5R di PABRIK
Penerapan 5R di KANTOR
Penerapan 5R di GUDANG

Follow on Facebook

Follow on Twitter

Follow on LinkedIn

Follow on Google Follow

Follow on YouTube

Follow on Pinterest
Follow on Instagram

5-E
5-M
5-G
5-S/5-R
Standarisasi
Audit
KAIZEN

2. Pengenalan 5R : 3. Diagnosa 5R

inShare

Audit

I stilah diagnosa biasa digunakan di dalam dunia kedokteran yaitu suatu proses untuk mengidentifikasikan atau

menentukan sifat alamiah dari suatu kondisi penyakit atau suatu kesimpulan terhadap sebuah pencapaian. Persamaan
kata lain dalam bahasa Inggrisnya adalah analysis, conclusion, examination, interpretation, investigation, opinion,
pronouncement, scrutiny, summary.

Peralatan yang digunakan dalam melakukan diagnosa 5R di tempat kerja Anda adalah Lembar Diagnosa atau Lembar
Kriteria Audit dan Pena serta Kamera untuk mendokumentasikan kondisi saat ini.

2.3.1 Lembar Kriteria Audit

Lembar kriteria audit 5R digunakan sebagai alat untuk mendiagnosa. Dengan bantuan alat ini Anda dapat segera menilai
seberapa 'sakit' tempat kerja Anda. Lembar audit ini dapat digunakan di kantor atau tempat kerja yang lain, namun di
kemudian hari nanti pada saat Anda sudah menjadi lebih terbiasa dengan alat ini, Anda boleh mulai membuat lembar
audit yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik di tempat kerja Anda.
Matriks 1 : Lembar Diagnosa 5R.

Dalam melaksanakan diagnosa penerapan 5R ini ada dua jenis kegiatan yang direkomendasikan:

Patroli 5R
Audit 5R

2.3.2 Patroli 5R
Patroli 5R adalah kegiatan berkeliling area kerja. Dilaksanakan dalam suatu kelompok pada waktu tertentu untuk tujuan
memelihara tempat kerja, keamanan dan keselamatan kerja. Dengan fokus perhatian pada perbaikan tempat kerja.
Menggunakan teknik berikut:

24 Identifikasi Masalah (Foto Area Kritis)


Pemotretan dengan posisi tetap (Visual Fotografi)
Daftar Area Kritis (Lembar Rencana Imprvovement)

Jenis pekerjaan yang dilaksanakan memerlukan tindakan segera seperti; kabel yang terkelupas akan membahayakan
operator yang bekerja, keadaan pipa bocor yang menggangu kesehatan operator dan pemborosan material, kap lampu
yang kotor mengakibatkan cahaya yang redup sehingga menyulitkan kegiatan inspeksi.

2.3.3 Audit 5R

Audit 5R adalah mengevaluasi kondisi saat ini dengan memperhatikan suatu pekerjaan terhadap standar yang ada.
Menggunakan teknik berikut:

Lembar Diagnosa atau Kriteria Audit 5R


Foto sebelum dan sesudah (Lembar KAIZEN)
Daftar Area Kritis (Lembar Rencana Imprvovement)

Sebuah contoh terhadap pekerjaan yang sedang berlangsung, dengan adanya audit 5R dapat menghilangkan kekacauan
di area penyimpanan barang dan meningkatkan sistem penyimpanan serta menjaga ketersediaan barang.

Diagram berikut ini menjelaskan hubungan antara kedua jenis kegiatan tersebut diatas dan menunjukkan penggunaanya
secara bersamaan:
Diagram 1 : Kegiatan Patroli 5R dan Audit 5R.

Follow on Facebook

Follow on Twitter

Follow on LinkedIn

Follow on Google Follow

Follow on YouTube

Follow on Pinterest

Follow on Instagram

5-E
5-M
5-G
5-S/5-R
Standarisasi
Audit
KAIZEN
2. Pengenalan 5R : 4. Identifikasi Masalah

inShare

Problem Identification, Visual Control

Gambar 2.4a : Poster Foto Identifikasi Masalah.

P oster ini berukuran A1 (594mm x 841mm), mampu menampung sebanyak 24 foto berukuran 3R (3.5" x 5").

Berfungsi seperti cermin yang memperlihatkan hal yang baik dan yang buruk seperti :

Area yang berantakan


Barang-barang yang disembunyikan
Tanda bahaya dan kebakaran
Penyebab penurunan mutu (quality defect)
Penyebab berhentinya jalur produksi
Process yang menghambat (bottlenecks)

Untuk mendapatkan hasil yang efektif, sebelum pengambilan foto berikutnya hendaknya jadwalkan dan komunikasikan
tanggal pengambilan foto berikutnya lebih awal.
Gambar 2.4b : Contoh Foto Identifikasi Masalah.

Keterangan Gambar 2.4b :

Foto : Gambar yang memperlihatkan masalah, usahakan posisi masalah yang ingin ditunjukkan berada di
tengah-tengah foto.
No : Nomer urut foto di dalam poster "Foto Identifikasi Masalah".
Tanggal : Saat pemotretan atau saat masalah ditemukan.
Penemu : Nama orang atau inisial dari orang yang menemukan masalah di area tersebut.
Target : Hasil akhir dari improvement yang ingin dicapai terhadap masalah yang ditemukan.

Follow on Facebook

Follow on Twitter

Follow on LinkedIn

Follow on Google Follow

Follow on YouTube
Follow on Pinterest

Follow on Instagram

5-E
5-M
5-G
5-S/5-R
Standarisasi
Audit
KAIZEN

2. Pengenalan 5R : 5. Daftar Area Kritis

inShare

Area Responsibility Map, Audit, Improvement Plan, KAIZEN, Problem Identification, Small Group Activities

L embar berukuran A4 berupa tabel ini dibuat untuk membantu Leader/Fasilitator Area 5R dalam mengelola

improvement yang berada di zona tanggung jawabnya. Tujuannya untuk mempermudah di dalam pengelolaannya dan
setiap anggota bisa mengakses informasi perkembangan di AKK-nya (Aktivitas Kelompok Kecil). Lembar Daftar Area Kritis
ini dipampang di Papan Informasi Kegiatan 5R.

Gambar 2.5 : Formulir Daftar Area Kritis.


Keterangan Gambar 2.5 :

Area : Nama atau nomer identifikasi area 5R.


Leader : Nama leader area 5R.
No. : Nomer urutan masalah yang ditemukan di area ini.
Tanggal : Saat masalah ditemukan atau saat pemotretan.
Penemu : Nama orang atau inisial dari orang yang menemukan masalah di area ini.
Sub Area : Identifikasi area tanggung jawab sub area 5R, yang seharusnya adalah wilayah tanggung jawab
perorangan.
Masalahnya Apa? Deskripsi dari masalah yang ditemukan di area ini.
Foto No. : Nomer foto atau nomer urutan masalah yang tertulis di poster "Foto Identifikasi Masalah (Area
Kritis)", biasanya nomer ini bernomer sama dengan nomer urut di "Daftar Area Kritis".
Tindakan : Rencana aktivitas improvement berupa perbaikan atau pencegahan dari masalah yang ditemukan di
area ini.
Rencana : Tanggal improvement yang direncanakan.
Realisasi : Tanggal realisasi dari improvement yang telah direncanakan.
KAIZEN : Apabila telah mendapatkan verifikasi dan persetujuan dari Promotor, maka area 5R ini akan diberikan
sebuah nomer KAIZEN. Sebaliknya apabila improvement ini bukan KAIZEN, maka tuliskan berupa tanda centang
di kolom "Tidak".

Catatan :
* Perbaikan adalah tindakan mengembalikan ke kondisi standarnya.
* Tindakan berupa perbaikan adalah bukan KAIZEN.
* KAIZEN adalah improvement yang berkesinambungan berupa tindakan PENCEGAHAN, MENYEMPURNAKAN
dan IDE atau DISAIN BARU dari yang pernah ada.

Follow on Facebook

Follow on Twitter

Follow on LinkedIn

Follow on Google Follow

Follow on YouTube

Follow on Pinterest

Follow on Instagram

5-E
5-M
5-G
5-S/5-R
Standarisasi
Audit
KAIZEN

2. Pengenalan 5R : 6. Visual Fotografi

inShare

Visual Control, Visual Photograph

Gambar 2.6a : Poster Visual Fotografi Proses Penerapan 5R.

P oster ini berukuran A1 (594mm x 841mm), mampu menampung sebanyak 24 foto berukuran 3R (3.5" x 5").

Didalam satu lembar poster ini berguna untuk enam area atau lokasi improvement yang menunjukkan proses perubahan
yang berkesinambungan dari waktu ke waktu (evolusi).

Selalu mengambil foto :

Dengan menggunakan kamera yang sama


Dari posisi yang sama
Sasaran bidik kepada obyek yang sama

Untuk mendapatkan hasil yang efektif, sebelum pengambilan foto berikutnya hendaknya jadwalkan dan komunikasikan
tanggal pengambilan foto berikutnya lebih awal.
Gambar 2.6b : Contoh Visual Fotografi Tunggal.

Gambar 2.6c : Contoh Visual Fotografi Lanjutan.

Keterangan Gambar 2.6b dan 2.6c :

Foto : Gambar berurutan yang memperlihatkan masalah dari masa ke masa dengan posisi pemotretan yang
sama.
Audit Ke : Nomer urut tahapan audit 5R atau patroli 5R.
Foto No. : Nomer foto atau nomer urutan masalah yang tertulis di poster "Foto Identifikasi Masalah (Area
Kritis)".
Tanggal : Saat pemotretan atau saat masalah ditemukan.
Target : Rencana tanggal pemotretan berikutnya yang telah disepakati antara penemu dengan penanggung
jawab area 5R.
Nilai Evaluasi : Nilai apresiasi dari penemu terhadap gambar yang ditampilkan.
Komentar : Uraian kalimat berupa narasi yang diberikan oleh penemu terhadap gambar yang ditampilkan.
Follow on Facebook

Follow on Twitter

Follow on LinkedIn

Follow on Google Follow

Follow on YouTube

Follow on Pinterest

Follow on Instagram

5-E
5-M
5-G
5-S/5-R
Standarisasi
Audit
KAIZEN

2. Pengenalan 5R : 7. Informasi Kegiatan 5R

inShare

Visual Control, Visual Photograph

I nformasi kegiatan 5R ini biasanya menggunakan media papan atau dinding sebagai sarananya. Di beberapa

perusahaan sudah menggunakan monitor layar besar berupa LCD (Liquid Crystal Display) untuk memberikan informasi
secara dinamis dan intertaktif. Berfungsi sebagai pemandu visual misalnya apa yang sedang yang terjadi terhadap
kemajuan tempat kerja. Seperti yang Anda dapat lihat dari contoh berikut ini, informasi dipertunjukkan dengan jelas dan
mudah dipahami. Membantu kelompok fokus pada tujuan dan memantau kemajuan yang sedang mereka lakukan.
Memberikan dorongan yang berisi beberapa informasi atau seluruhnya, dijabarkan sebagai berikut :

Nama kelompok dan nama-nama anggota kelompok, berikut dengan foto dan ketua kelompoknya.
Kebijakan perusahaan dan pernyataan misi atau komitmen dari manajemen.
Hasil yang sedang dicapai oleh aktivitas kelompok.
Kondisi saat ini dan penyebabnya.
Tindakan-tindakan yang merujuk kepada penyebab dan akibatnya terhadap hasil kelompok yang telah
dijalankan.
Contoh dari improvement yang telah diterapkan di kelompok maupun perusahaan (standar).
Catatan berupa target yang telah dicapai, permasalahan yang masih ada dan rencana tindakan untuk
memecahkannya.
Contoh "Carik Ringkas" atau 'Label Merah'.
Lembar kerja 5R dan kriteria audit 5R.
Foto-foto sebelum dan sesudah improvement.

Informasi kegiatan 5R ini dapat digunakan sebagai lokasi pertemuan kelompok untuk mempromosikan semangat,
pemahaman dan kerjasama kelompok karena informasi-informasi yang menjelaskan situasi yang terjadi saat ini. Harus
selamanya dipertunjukkan di area pertemuan kelompok dan dipastikan bahwa informasi-informasi yang ada selalu
diperbaharui secara rutin serta dalam keadaan bersih dan teratur.

Contoh Papan Informasi Kegiatan 5R


Gambar 2.7a : Contoh Formasi Papan Kegiatan 5R.
Gambar 2.7b : Contoh Papan Kegiatan 5R.
Gambar 2.7c : Contoh Aplikasi Papan Kegiatan 5R.
Gambar 2.7d : Contoh Lokasi Penempatan Papan Kegiatan 5R.
Gambar 2.7e : Contoh Informasi Kegiatan 5R dengan Visual Fotografi.

Anda mungkin juga menyukai